Referat Sintia Eka- Editt
-
Upload
wenny-oktalisa-asra -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Referat Sintia Eka- Editt
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
1/31
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu panca indra yang memiliki fungsi yang sangat besar adalah
mata. Mata merupakan organ dengan banyak mikrosirkulasi yang dapat terlihat.
Sehingga penyakit vaskular yang mengenai mata dapat dilihat langsung. Selain itu
mata memberikan petunjuk penting mengenai perubahan vaskular patologis di
seluruh tubuh.1
Retina merupakan bagian yang cenderung terkena banyak penyakit, baik
yang diturunkan maupun yang didapat. Secara umum penyakit vaskular retina
berasal dari dua perubahan sirkulasi kapiler retina yaitu kebocoran mikrosirkulasi
dan oklusi mikrosirkulasi. Kedua proses tersebut akan memberikan gambaran
penyakit yang berbeda. Kebocoran mikrosirkulasi misalnya, akan menyebabkan
perdarahan, edema retina dan pembentukan eksudat. Sedangkan oklusi vaskular
dapat memicu proses pembentukan pembuluh baru, pertumbuhan vena iregular,
atau penurunan penglihatan bila berlangsung secara akut. 2
klusi pembuluh darah retina adalah penyumbatan di pembuluh darah
retina baik di pembuluh darah arteri maupun vena retina, yang juga dapat
ditemukan di sentral atau cabang dari vena atau arteri. !ada umumnya oklusi
pembuluh darah retina terjadi pada salah satu mata dan dapat menyebabkan
berbagai gangguan penglihatan termasuk penglihatan kabur secara mendadak
kabur atau distorsi. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi opthalmologi yang
dapat menyebabkan kebutaan. "amun penyakit ini bukan suatu penyakit yang
berdiri sendiri. #erdapat banyak faktor yang mencetuskan terjadinya oklusi
tersebut, misalnya penyakit sistemik ataupun penyakit pembuluh darah. 2,$,%
klusi pembuluh darah retina merupakan penyakit vaskular yang sering
ditemukan pada pasien dengan penurunan visus. Kelainan tersebut menduduki
tempat kedua setelah retinopati diabetika. klusi kapiler retina dapat terjadi pada
pembuluh sentral ataupun pembuluh cabang yang secara umumnya disebabkan
oleh emboli.1 Keadaan ini merupakan keadaan emergensi opthamologi yang dapat
menyebabkan kebutaan. "amun penyakit ini bukan suatu penyakit yang berdiri
1
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
2/31
2
sendiri.2 leh karena itu referat ini akan membahas mengenai oklusi pembuluh
darah arteri dan vena pada mata.&
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
3/31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Anatomi dan Fisiologi Retina
Retina merupakan suatu srtuktur yang kompleks dimana terdiri dari 1'
lapisan yang terpisah yang terdairi dari bagian fotoresertor, neuron, sel ganglion
maupun serabut saraf optik. Retina bertanggung ja(ab dalam proses pengubahan
cahaya menjadi sinyal listrik dan pengintegrasian a(al dari sinyal)sinya tersebut. 1
*apisan)lapisan retina tersebut secara berurutan adalah+ dan terdiri atas
lapisan+1,%
a. Membran limitan interna, merupakan membrane hialin antara retina dan
badan kaca.
b. *apis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju kearah
saraf optik. i dalam lapisan)lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh
darah retina.
c. *apis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.
d. *apis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.
e. *apis nucleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel hori-ontal dan sel
Muller. *apis ini mendapatkan metabolism dari arteri retina sentral.
f. *apis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat
sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel hori-ontal.
g. *apis nucleus luar, merupakan susunan lapis nucleus sel kerucut dan
batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapatkan metabolism dan
kapiler koroid.
h. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.i. *apisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
Sel kerucut bertanggugn ja(ab untuk penglihatan siang dan sensitif
terhadap panjang gelombang pendek, menengah dan tinggi, yang
membuatnya dapat membedakan (arna. Sel ini terkonsentrasi di fovea.
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam dan sensitif terhadap
cahaya namun tidak terhadap panjang gelombang cahaya tidak
3
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
4/31
4
membedakan (arna/. Sel batang menyususn sebagian besar fotoreseptor di
retina bagian lainnya.
j. 0pitel !igmen Retina 0!R/, merupakan bagian perbatasan anatara retina
dengan koroid.
ambar 1. !enampang Retina
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
5/31
5
ambar 2. !enampang retina secara histopatologi
Fisiologi Retina5!
Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Sel)sel batang dan
kerucut di lapisan fotoreseptor mampu mengubah rangsangan cahaya menjadi
impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus
dan akhirnya ke korteks penglihatan.
Makula bertanggung ja(ab untuk ketajaman penglihatan yang terbaik dan
untuk penglihatan (arna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. i fovea
sentralis, terdapat hubungan hampir 1+1 antara fotoreseptor kerucut, sel
ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan yang
paling panjang.
i retina perifer, banyak fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang
sama, dan diperlukan system pemancar yang lebih kompleks. kibat dari susunan
seperti itu adalah makula digunakan terutama untuk penglihatan sentral dan (arna
penglihatan fotopik/ sedangkan bagian retina lainnya, yang sebagian besar terdiri
dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam
skotopik/.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
6/31
6
3otoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar yang avaskuler
pada retina sensorik dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
mencetuskan proses penglihatan. Setiap sel fotoreseptor kerucut mengandung
rhodopsin, yang merupakan suatu pigmen penglihatan fotosensitif. Rhodopsin
merupakan suatu glikolipid membran yang separuh terbenam di lempeng
membran lapis ganda pada segmen paling luar fotoreseptor.
!englihatan skotopik diperantarai oleh fotoreseptor sel batang. !ada bentuk
penglihatan adaptasi gelap ini, terlihat bermacam)macam nuansa abu)abu, tetapi
(arna ini tidak dapat dibedakan. !englihatan siang hari terutama diperantarai oleh
fotoreseptor kerucut, senja oleh kombinasi sel kerucut dan batang, dan
penglihatan malam oleh fotoreseptor batang.
4enda mamantulkan cahaya à cahaya masuk ke mata melalui pupil
à pangaturan jumlah cahaya oleh pupil melalui m.sphincter pupil yang
mengkonstriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang/ dan m.dilator pupil yang
melebarkan pupil dalam keadaan kekurangan cahaya/ à difokuskan oleh lensa
bikonveks/àkonvergensi cahayaà bayangan jatuh di retina bayangan terbalik/
à ditangkap oleh fotoreseptor, sel batang berfungsi untuk penglihatan hitam
putih/ dan sel kerucut berfungsi untuk penglihatan (arna/ à penjalaran impuls
melalui serabut saraf n.optikusàdihantarkan ke korteks optik di otak à persepsi
melihat.
1." Ine#$asi dan $as%&la#isasi Retina
".pticus meninggalkan retina kira)kira $ mm mendial dari makula lutea
melalui diskus nervi optici. iscus nervus optici agak cekung pada bagian
tengahnya, yaitu merupakan tempat n.opticus ditembus oleh a.centralis retina.
!ada discus nervi optoci tidak terdapat sel)sel batang dan kerucut, sehingga tidak
peka terhadap cahaya dan disebut sebagai 5bintik buta6. !ada pemeriksaan
oftalmoskop, discus nervi optici tampak ber(arna merah muda pucat, jauh lebih
pucat dari area retina di sekitarnya.%.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
7/31
7
'as%&la#isasi Retina
Retina menerima nutrisi dari dua sistem sirkulasi, yakni pembuluh darah
retina dan uvea atau pembuluh darah koroid. Keduanya berasal dari arteri
ophthalmica yang merupakan cabang pertama dari arteri carotis interna. 7abang
utama dari arteri ophthalmica merupakan arteri retina sentral, arteri siliaris
posterior, dan cabang muskular. Secara khas, dua arteri siliaris posterior ada pada
bagian ini, yakni medial dan lateral, namun kadang)kadang sepertiga arteri siliaris
posterior superior juga dapat terlihat. rteri siliaris posterior kemudian terbagi
menjadi dua arteri siliaris posterior yang panjang dan menjadi beberapa cabang
arteri siliaris posterior yang pendek.12
Koroid didrainase melalui sistem vena vorte8, yang biasanya memiliki
empat hingga tujuh pembuluh darah besar, satu atau dua pada setiap kuadran,
yang terletak pada ekuator. !ada kondisi patologis seperti miopia tinggi, vena
vorte8 posterior perlu diobservasi. liran dari vena vorte8 masuk ke vena orbita
superior dan inferior, yang mengalir lagi ke sinus cavernosa dan ple8us pterygoid,
secara berurutan. Kolateralisasi di antara vena orbita superior dan inferior orbital
juga biasa ditemukan. 9ena retina sentral mengalirkan darah dari retina dan
bagian prelamina dari saraf optik ke sinus cavernosa. emikianlah, kedua sistem
sirkulasi retina dan koroid bergabung dengan sinus cavernosa.12
Suplai darah bernutrisi untuk lapisan dalam retina berasal dari arteri retina
sentralis, yang memasuki bola mata melalui pusat saraf optic dan selanjutnya
mempercabangkan diri untuk menyuplai seluruh permukaan dalam retina. :adi,
lapisan dalam retina mempunyai suplai darah sendiri yang terlepas dari struktur
lain pada mata. "amun, lapisan terluar retina melekat pada koroid, yang juga
merupakan jaringan yang kaya pembuluh darah di antara retina dan sclera. :uga,
lapisan luar retina, terutama segmen luar sel batang dan kerucut, sangat
bergantung terutama pada difusi pembuluh darah koroid untuk nutrisinya,
terutama untuk oksigen.
!emasok arteri utama ke orbita dan bagian)bagiannya berasal dari arteri
oftalmika, cabang besar pertama dari bagian intrakranial arteri karotis interna.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
8/31
8
7abang ini berjalan di ba(ah nervus optikus dan bersamanya mele(ati kanalis
optikus menuju orbita. 7abang intraorbital pertama adalah arteri retina sentralis,
yang memasuki nervus optikus sekitar ;)1& mm di belakang bola mata. !embuluh
darah retina keluar pada papil ".
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
9/31
9
1.( )%l&si A#te#i Retina
klusi rteri Retina adalah infark pada retina karena oklusi pada sebuah
arteri pada bagian lamina cribrosa atau oklusi cabang arteri retina.? klusi arteri
retina, merupakan kasus kega(atdaruratan dan keterlambatan penanganan akan
mengakibatkan kebutaan yang permanen. rteri pada retina memba(a darah yang
kaya oksigen untuk retina. :ika terjadi penyumbatan pada arteri utama atau pada
cabang kecil, sel pada retina akan berangsur)angsur dimulai dengan kekurangan
oksigen.
@mumnya penderita laki)laki lebih tinggi dari pada (anita. Kebanyakan
penderita berusia sekitar >' tahun, namun pada beberapa kasus dijumpai
mengenai penderita yang lebih muda hingga usia $' tahun. @mumnya insiden
pada kelompok usia yang berbeda disebabkan penyebab yang berbeda pula.
klusi arteri retina kejadiannya kurang bila dibandingkan dengan oklusi
vena.? klusi arteri retina berdasarkan anatomi dibagi menjadi + klusi arteri
retina sentral dan oklusi arteri retina cabang.1,$,;
1.(.1 )%l&si A#te#i Retina Sent#al
De*inisi
Suatu keadaan karena penurunan aliran darah ke arteri retina sentral yang
menyebabkan iskemia pada retina.;
Etiologi
!enyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh +
1. 0mboli merupakan penyebab penyumbatan arteri retina sentral yang
paling sering. 0mboli dapat berasal dari perkapuran yang berasal dari
penyaklit emboli jantung, nodus)nodus reuma, carotid plaAue atau emboli
endokarditis.$,? kan tetapi, pada 1')2&B kasus emboli tidak berperan
dalam penyebab terjadinya penyakit ini.;
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
10/31
10
#erdapat tiga tipe emboli+ 1'
• 0mboli fibrin)platelet biasanya berasal dari penyakit arteri karotis
• 0mboli kolesterol biasanya berasal dari penyakit karotis
• 0mboli kalsifikasi berasal dari penyakit katup jantung
ambar >. #ipe emboli
2. Radang arteri misalnya arteritis temporal.? 9askulitis varicella infection/,
optic neuritis dan penyakit orbital mucormycosis/.
$. Spasme pembuluh darah, akibat terlambatnya pengaliran darah. !enyebab
spasme pembuluh darah antara lain pada migren, overdosis obat,
keracunan alkohol, tembakau, kina atau timah hitam.
%. kibat lambatnya pengaliran darah. !erlambatan aliran pembuluh darah
retina terjadi pada peninggian tekanan intraokular, stenosis aorta atau arteri
karotis.
&. iant cell arthritis
>. Kelainan hiperkoagulasi
?. !enyakit kolagen
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
11/31
11
;. Sifilis
C. #rauma$
1'. Kongenital anomali pada arteri retina sentral.;
E+idemiologi
klusi arteri retina terjadi lebih sedikit dibandingkan dengan oklusi vena.
ata pada studi di merika, menunjukkan bah(a oklusi arteri retina sentral
7entral Retinal rtery cclusion D 7R/ ditemukan tiap 1+1'.'''.; 4iasanya
hanya mengenai satu mata, namun pada 1)2B penderita ditemukan ganguan mata
bilateral.; Mata kanan dan kiri memiliki kesempatan terkena yang sama. ; klusi
arteri retina sentral 7R/ terjadi pada &;B pasien dengan obstruksi arteri
retina.
klusi arteri sentral terdapat pada usia tua atau usia pertengahan,$ rata)rata
terjadi pada umur >' tahun.; *aki)laki lebih sering terkena daripada perempuan
2+1.;
Patogenesis dan Pato*isiologi
!ada umumnya, oklusi arteri retina terjadi karena emboli. 0mboli biasanya
berasal dari trombus pembuluh darah dari aliran pusat yang terlepas kemudian
masuk ke dalam sistem sirkulasi dan berhenti pada pembuluh darah dengan lumen
yang lebih kecil. 0tiologi trombosis adalah kompleks dan bersifat multifaktorial.
Konsep trombosis pertama kali diperkenalkan oleh 9ircho( pada tahun
1;&> dengan diajukamya uraian patofisiologi yang terkenal sebagai #riad of
9ircho(, yaitu terdiri+
1. Kondisi dinding pembuluh darah endotel/.
2. liran darah yang melambatD statis.
$. Komponen yang terdapat dalam darah sendiri berupa peningkatan
Koagulabilitas.
rteri dan vena retina sentral berjalan bersama)sama pada jalur keluar dari
nervus optikus dan mele(ati pembukaan lamina kribrosa yang sempit. Karena
tempat yang sempit tersebut mengakibatkan hanya ada keterbatasan tempat bila
terjadi displacement. :adi, anatomi yang seperti ini merupakan predisposisi
terbentuknya trombus pada arteri retina sentral dengan berbagai faktor, di
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
12/31
12
antaranya perlambatan aliran darah, perubahan pada dinding pembuluh darah, dan
perubahan dari darah itu sendiri.
Selain itu, perubahan arterioskelerotik pada arteri retina sentral mengubah
struktur arteri menjadi kaku dan mengenai atau bergeser dengan vena sentral yang
lunak, hal ini menyebabkan terjadinya disturbansi hemodinamik, kerusakan
endotelial, dan pembentukan trombus. Mekanisme ini menjelaskan adanya
hubungan antara penyakit arteri dengan 7R9, tapi hubungan tersebut masih
belum bisa dibuktikan secara konsisten.
klusi pada arteri menyebabkan iskemia dari bagian yang diperdarahinya.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
13/31
13
berjalan.$ 9isus berkisar antara menghitung jari dan persepsi cahaya pada
C'B mata pada saat pemeriksaan a(al.1
$. !enyumbatan arteri retina sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan
mata tiba)tiba gelap tanpa terlihatnya kelainan pada mata luar.$
%. Reaksi pupil menjadi lemah dengan pupil anisokoria.$ efek pupil aferen
dapat muncul dalam beberapa detik setelah sumbatan arteri retina, yang
mendahului timbulnya kelainan fundus selama satu jam.1
&. !ada pemeriksaan fundoskopi akan terlihat seluruh retina ber(arna pucat
akibat edema dan gangguan nutrisi retina.$
>. #erdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian arteri
yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak pucat, keruh
keabu)abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel
ganglion. !ada keadaan ini akan terlihat gambaran merah cheri atau cherry
red spot pada makula lutea, yang dapat dilihat secara oftalmoskopis.1,$ Eal
ini disebabkan karena tidak adanya lapisan ganglion di makula, sehingga
makula mempertahankan (arna aslinya. 7herry adalah pigmen koroid dan
epitel pigmen retina yang dilihat melalui retina foveola yang sangat tipis dan
berkontras dengan retina perifoveola yang lebih tebal dan translusen.$
*ama
kelamaan papil menjadi pucat dan batasnya kabur.
uapuluh lima persen mata dengan sumbatan arteri retina sentralis
memiliki arteri)arteri silioretina yang tidak mengenai makula dan dapat
mempertahankan sebagian ketajaman penglihatan sentral. Secara klinis,
kekeruhan retina menghilang dalam %)> minggu, meninggalkan sebuah
diskus optikus pucat sebagai temuan okular utama. 1
Diagnosis
!ada a(alnya fundus dapat tampak normal. :ika obstruksi terjadi setinggi
retina sentral dan bukan pada cabang arteri retina, defek pupil aferen hampir
semuanya terjadi dalam hitungan detik setelah oklusi. :ika obstruksi a(al tidak
diatasi, retina mengalami pembengkakan berkabut diikuti dengan memutihnya
retina. 4ila terjadi pemutihan Fcherry)red spotG dapat ditemukan pada fovea. 1
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
14/31
14
ambar >. 7herry Red Spot !ada Makula *utea
Peme#i%saan Pen&n-ang
1. 0lectroretinography
!ada pemeriksaan ini oklusi arteri retina sentral akan menampakkan
penurunan hilangnya b-wave dengan a-wave yang lengkap. *apang pandang
menunjukkan sebagian sisa bagian temporal dari penglihatan perifer.;
2. 7ollor doppler
7ollor doppler adalah salah satu bentuk ultrasonografi yang bisa
menolong menentukan karakteristik aliran darah pada sirkulasi retrobulbar.
!ada akut oklusi arteri retina sentral menunjukkan penurunan atau hilangnya
kecepatan aliran darah pada arteri retina sentral, umumnya dengan aliran
normal pada oftalmikus dan cabang koroidal. 7olor oppler
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
15/31
15
%. Mencegah hipoksia retina.
Saat ini tidak terdapat pengobatan yang memuaskan untuk memperbaiki
penglihatan pada pasien dengan sumbatan arteri retina sentralis. Karena kerusakan
retina ireversibel ternyata terjadi setelah C' menit sumbatan total arteri retina
sentralis pada model primata subhuman, hanya tersedia sedikit (aktu untuk
memulai terapi. apat dilakukan parasentesis kamera anterior untuk menurunkan
tekanan intraokular, dan dilaporkan penggunaan inhalasi campuran oksigen)
karbon dioksida1 C&B 2 dan &B 72/; untuk menginduksi vasodilatasi retina
dan meningkatkan !2 di permukaan retina.1 9asodilator pemberian bersama
antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga terdapatnya peradangan maka akan
diberikan steroid.$ ntikoagulan sistemik biasanya tidak diberikan. apat juga
dengan memberikan isosorbid dinitrat sublingual.
!engobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan
mengurut bola mata dan aseta-olamid. Mengontrol faktor risiko yang ada pada
pasien. Konsul ke dokter spesialis mata untuk terapi selanjutnya secepat mungkin.
Kom+li%asi
!enyulit yang dapat timbul adalah glaukoma neovaskular, tergantung pada
letak dan lamanya terjadi oklusi maka kadang)kadang visus dapat kembali normal
tetapi lapang pandangan menjadi kecil.$
P#ognosis
!emulihan penglihatan sempurna terjadi pada amaurosis fuga8, namun
oklusi arteri yang lebih lama menyebabkan kehilangan penglihatan berat yang
tidak dapat pulih.11
!rognosis untuk oklusi vaskular retina bervariasi tergantung pada lokasi dan
keparahan penyumbatan, dan kondisi yang mendasarinya.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
16/31
16
4iasanya hanya sekitar 1'B dari individu yang memiliki oklusi pembuluh
darah retina mendapat manfaat yang signifikan dari pengobatan, bahkan ketika
diberikan segera. !engobatan yang tertunda dianggap tidak efektif, meskipun ada
kasus yang terjadi pemulihan spontan bahkan setelah beberapa hari kehilangan
penglihatan.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
17/31
17
ambar ?. 0mboli inferotemporal 4R
1.0 )%l&si 'ena Retina
9ena retina memba(a darah dari retina. :ika vena terblok, darah kembali
akan menyebabkan perdarahan kecil, area akan membengkak dan tekanan
merusak bagian pada retina yang lokasinya berada didekat blok pembuluh darah.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
18/31
18
!enyumbatan vena retina sentral mudah terjadi pada pasien dengan
galukoma, M, hipertensi kelainan darah, arteriosklerosis, papiledema, retinopati
radiasi dan penyakit pembuluh darah. #rombosit dapat terjadi akibat endoflebitis.
E+idemiologi
Sering terjadi pada umur >' tahun ke atas. an lebih sering terjadi pada
laki)laki dibandingkan (anita.11
,ani*estasi Klinis
Kehilangan penglihatan tiba)tiba tanpa nyeri. !asien juga dapat mengeluh
kekaburan episodik amaurosis fuga8/ sebelum terjadi perubahan visual konstan.
ejala yang timbul pada oklusi vena retina mulai dari penurunan penglihatan
yang memburuk pada pagi hari, tepat setelah bangun pagi hingga penurunan
penglihatan yang nyata yang dijumpai pertama kali saat bangun pagi dan dapat
sampai kepada kebutaan yang menetap. ejala biasanya timbul pada satu mata.
nset timbulnya gejala pada oklusi vena retina dapat kurang akut dari onset oklusi
arteri retina. !enurunan penglihatan tidak disertai rasa nyeri.
"amun ada juga beberapa sumber menyatakan bah(a gejala klinisnya
terbagi 2, yakni+
a/ ejala subyektif+
!enderita biasanya mengeluh adanya penurunan tajam
penglihatan sentral ataupun perifer yang dapat memburuk sampai
hanya tinggal persepsi cahaya. !enurunan tajam penglihatan ini
berlangsung beberapa jam.
b/ ejala obyektif+
#erdapat pembuluh vena yang lebar, ber(arna lebih gelap,
seakan)akan bersarung dan berkelok)kelok mulai dari tempat
penyumbatan ke arah perifer. Eal ini disertai perdarahan superfisial
flame shape /, atau perdarahan berupa titik terutama bila terdapat
penyumbatan vena yang tidak sempurna. Selain itu
terdapat edema retina dan makula dan bercak)bercak eksudat / yang
terdapat diantara bercak)bercak pendarahan. !ada penyumbatan vena
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
19/31
19
sentral maka terdapat papil yang merah dan menonjol edema /
disertai pulsasi vena yang menghilang.11,12
Diagnosis1111"
Anamnesis
Kehilangan penglihatan #iba)tiba tanpa nyeri. !asien juga dapat mengeluh
kekaburan episodik amaurosis fuga8/ sebelum terjadi perubahan visual konstan.
dakah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, pernahkah mengalami
amaurosis fuga8.
Peme#i%saan +en&n-ang
!emeriksaan visus, pemeriksaan funduskopi untuk melihat pembuluh darah,
pemeriksaan lainnya untuk pemeriksaan penyakit sistemik.
1. !ada pemeriksaan funduskopi didapatkan akan terlihat vena yang berkelok)
kelok, edema makula dan retina, pendarahan berupa titik terutama bila
terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
2. ngiografi fluoresein
apat menentukan letak sumbatan, penyumbatan total atau sebagian, dan
ada atau tidaknya neovaskularisasi
$. 3otokoagulasi
@ntuk memastikan terjadi penurunan tajam penglihatan atau tidak.1,$,&,11,12
Pato*isiologi
Eiperkoagubilitas dan kerusakan endotel merupakan predisposisi timbulnya
pembentukan thrombus. !asien dengan glaucoma memiliki resiko lebih besar
karena aliran keluar vena yang lemah akibat peningkatan tekanan intraocular
#
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
20/31
20
7R9 merupakan kasus noniskemik.$ engan cepat campur tangan memperbaiki
kesempatan untuk memperbaiki kesembuhan tapi jika tetap terjadi maka
prognosis akan buruk, hanya 21)$&B dari mata yang dapat bermanfaat. Meskipun
pemulihan dari mata dengan segera. klusi arteri retina merupakan menanda
penyakit sistemik lainnya yang harus dievaluasi dengan cepat.
Klasi*i%asi
1. klusi vena retina cabang
1/ Mayor 4R9
Mengenai cabang temporal pada disc optic
2/ Minor macular 4R9
Eanya pada cabang makula
$/ !eripheral 4R9
#idak mengenai sirkulasi macula
Sumbatan vena retina cabang bermanifestasi sebagai penurunan penglihatan
unilateral mendadak disertai perdarahan intraretina yang terdistribusi secara
segmental, Sumbatan vena selalu terjadi di tempat persilangan arteriovena. an
dapat terjadi neovaskularisasi retina apabila sumbatan menyebabkan daerah
nonperfusi kapiler retinayang luasnya bergaris tengah lebih dari & diskus. !enyulit
penyakit yang mengancam penglihatan adalah edema makula, iskemia makula,
dan perdarahan korpus vitreosus akibat neovaskularisasi retina.1
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
21/31
21
ambar ;. Klasifikasi !ada klusi 9ena Retina 7abang1$
ambar C. klusi cabang vena retina.
2. klusi vena retina sentral
De*inisi )%l&si 'ena Retina Sent#al 2R')3(
7R9 merupakan suatu keadaan di mana terjadi penyumbatan vena retina
pada bagian sentral yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam bola
mata.
E+idemiologi
1(
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
22/31
22
7R9 adalah penyebab penting morbiditas penglihatan pada lansia, terutama
mereka yang mengidap hipertensi dan glaukoma.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
23/31
23
ambar 1'. 7R9 non iskemik
2. #ipe iskemik
4iasanya dihubungkan dengan penglihatan yang buruk, defek pupil aferen,
dan skotoma sentral. #erlihat dilatasi vena, perdarahan pada empat kuadran yang
lebih luas, edema retina, dan ditemukan cotton wool spot. 9isual prognosis pada
tipe ini jelek, dengan rata)rata hanya kurang dari 1'B 7R9 tipe iskemik
memiliki ketajaman penglihatan akhir lebih baik dari 2'D%''.
Etiologi (1(
Sebab)sebab terjadinya penyumbatan vena retina sentral ialah+
1. kibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada
prosesarteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa.
2. kibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau
endoflebitis.
$. kibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah, diksrasia darah, atau spasme arteri
retina yang berhubungan.%. bnormalitas darah itu sendiri sindrom hiperviskositas dan abnormalitas
koagulasi/.
&. bnormalitas dinding vena inflamasi/.
>. !eningkatan tekanan intraokular.
Patogenesis dan Pato*isiologi (1"
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
24/31
24
!atogenesis dari 7R9 masih belum diketahui secara pasti. da banyak
faktor lokal dan sistemik yang berperan dalam penutupan patologis vena retina
sentral. rteri dan vena retina sentral berjalan bersama)sama pada jalur keluar dari
nervus optikus dan mele(ati pembukaan lamina kribrosa yang sempit. Karena
tempat yang sempit tersebut mengakibatkan hanya ada keterbatasan tempat bila
terjadi displacement. :adi, anatomi yang seperti ini merupakan predisposisi
terbentuknya trombus pada vena retina sentral dengan berbagai faktor, di
antaranya perlambatan aliran darah, perubahan pada dinding pembuluh darah, dan
perubahan dari darah itu sendiri.
!erubahan arterioskelerotik pada arteri retina sentral mengubah struktur
arteri menjadi kaku dan mengenai atau bergeser dengan vena sentral yang lunak,
hal ini menyebabkan terjadinya disturbansi hemodinamik, kerusakan endotelial,
dan pembentukan trombus.
Mekanisme ini menjelaskan adanya hubungan antara penyakit arteri dengan
7R9, tapi hubungan tersebut masih belum bisa dibuktikan secara konsisten.
klusi trombosis vena retina sentral dapat terjadi karena berbagai kerusakan
patologis, termasuk di antaranya kompresi vena , disturbansi hemodinamik dan
perubahan pada darah.
klusi vena retina sentral menyebabkan akumulasi darah di sistem vena
retina dan menyebabkan peningkatan resistensi aliran darah vena. !eningkatan
resistensi ini menyebabkan stagnasi darah dan kerusakan iskemik pada retina. Eal
ini akan menstimulasi peningkatan produksi faktor pertumbuhan dari endotelial
vaskular 903Ivascular endothelial gro(th factor/ pada kavitas vitreous.
!eningkatan 903 menstimulasi neovaskularisasi dari segmen anterior dan
posterior. 903 juga menyebabkan kebocoran
kapiler yang mengakibatkanedema makula.
,ani*estasi Klinis1(
!asien mengeluhkan kehilangan penglihatan parsial atau seluruhnya
mendadak. !enurunan tajam penglihatan sentral ataupun perifer mendadak dapat
memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya. #idak terdapat rasa sakit. an
hanya mengenai satu mata.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
25/31
25
Diagnosis11"
!asien harus menjalani pemeriksaan mata lengkap, termasuk ketajaman
penglihatan, refle8 pupil, pemeriksaan slit lamp segmen anterior dan posterior
mata, dan pemriksaan funduskopi.
1. Ketajaman penglihatan merupakan salah satu indikator penting pada
prognosis penglihatan akhir sehingga usahakan untuk selalu
mendapatkan ketajaman penglihatan terkoreksi yang terbaik.
2. Refle8 pupil bisa normal dan mungkin ada dengan refle8 pupil aferen
relative. :ika iris memiliki pembuluh darah abnormal maka pupil dapat
tidak bereaksi.
$. Konjungtiva+ kongesti pembuluh darah konjungtiva dan siliar terdapat
pada fase lanjut.
%. . Cotton wool spot umumnya ditemukan pada iskemik 7R9. 4iasanya
terkonsentrasi di sekitar kutub posterior. Cotton wool spot dapat
menghilang dalam 2)% bulan.
?. "eovaskularisasi disk "9/+ mengindikasikan iskemia berat dari retina
dan bisa mengarah pada perdarahan preretinalDvitreus.
;. !erdarahan dapat terjadi di tempat lain "90+ "eovasculari-ation of
else(here/C. !erdarahan preretinalDvitreus
1'. 0dema macula dengan tanpa eksudat.
11. Cystoid macular edema.
12. Lamellar or full –thickness macular hole
1$. ptic atrophy.
1%. !erubahan pigmen pada makula.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
26/31
26
#idak ada pemeriksaan laboratorium yang rutin didindikasikan untuk
diagnosis 7R9. !ada pasien tua, pemeriksaan laboratorium diarahkan pada
identifikasi masalah sistemik vascular. !ada pasien muda, pemeriksaan
laboratoriumnya tergantung pada temuan tiap pasien, termasuk di antaranya+
hitung darah lengkap complet blood cell count /, tes toleransi glukosa, profil lipid,
elektroforesis protein serum, tes hematologi, serologis sifilis.
ambar 11. klusi vena sentral retina.
Diagnosis Banding
1. klusi vena retina cabang
2. Sindrom iskemik ocular
Penatala%sanaan 1(1"
1. 0valuation and Management
Manajemen 7R9 disesuaikan dengan kondisi medis terkait, misalnya
hipertensi, diabetes mellitus, hiperhomosisteinemia, dan ri(ayat merokok. :ika
hasil tes negatif pada faktor)faktor resiko 7R9 di atas, maka dipertimbangkan
untuk melakukan tes selektif pada pasien)pasien muda untuk menyingkirkan
kemungkinan trombofilia, khususnya pada pasien)pasien dengan 7R9 bilateral,
ri(ayat trombosis sebelumnya, dan ri(ayat trombosis pada keluarga.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
27/31
27
!engobatan terutama ditujukan kepada mencari penyebab dan
mengobatinya, antikoagulan, dan fotokoagulasi daerah retina yang mengalami
hipoksia. Steroid diberi bila penyumbatan disebabkan flebitis. !asien 7R9 harus
diperingatkan pentingnya melaporkan perburukan penglihatan karena pada
beberapa kasus, dapat terjadi progresifitas penyakit dari noniskemik ke iskemik.
2. Surgical and 3armacotherapy
ekompresi surgikal dari 7R9 via radial optik neurotomi dan kanulasi
vena retina dan pemasukan tissue-plasminogen activator t)!/. Keefektifan dan
resiko dari pengobatan ini tidak terbukti. Kortikosteroid dan terapi untuk
mengurangi perlengketan platelet aspirin/ telah disarankan, tapi kemanjuran dan
resikonya juga masih belum terbukti. ntikoagulasi sistemik tidak dianjurkan.
0dema makula tidak merespon terhadap terapi laser. !enyuntikan intravitreal
triancinolone memberikan sedikit efek. @ji coba dengan menyuntikkan depot
steroid atau agen anti )903 memberi hasil yang menjanjikan.
$.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
28/31
28
retina sentral dapat menimbulkan terjadinya pembuluh darah baru yang dapat
ditemukan di sekitar papil, iris, dan retina rubeosis iridis/.
Rubeosis iridis dapat mengakibatkan terjadinya glaukoma sekunder, dan hal
ini dapat terjadi dalam (aktu 1)$ bulan. !enyulit yang dapat terjadi adalah
glaukoma hemoragik atau neovaskular.
P#ognosis(
!englihatan biasanya sangat berkurang pada oklusi vena sentral, dan sering
pada oklusi vena cabang, dan biasanya tidak membaik. Keadaan pasien yang
berusia muda dapat lebih baik, dan mungkin terdapat perbaikan penglihatan.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
29/31
BAB III
KESI,PULAN
klusi pembuluh darah retina adalah penyumbatan di pembuluh darah retina
baik di pembuluh darah arteri maupun vena retina, yang juga dapat ditemukan di
sentral atau cabang dari vena atau arteri. !ada umumnya oklusi pembuluh darah
retina terjadi pada salah satu mata dan dapat menyebabkan berbagai gangguan
penglihatan termasuk penglihatan kabur secara mendadak kabur atau distorsi.
Keadaan ini merupakan keadaan emergensi opthalmologi yang dapat
menyebabkan kebutaan.
klusi arteri retina merupakan infark pada retina karena oklusi pada sebuah
arteri pada bagian lamina cribrosa.. ngka kejadian oklusi arteri retina lebih
sering pada laki) laki daripada perempuan, kebanyakan penderita berusia sekitar
>' tahun. klusi arteri retina terbagi menjadi oklusi arteri central 7R/ dan
oklusi arteri cabang 4R/. klusi arteri sentral merupakan keadaan iskemia
pada retina karena penurunan aliran darah ke retina. klusi terjadi dibelakang
lamina cribrosa. !enurunan aliran darah ke retina paling banyak disebabkan oleh
emboli emboli fibrin)paltelet, emboli kolesterol, dan emboli kalsifikasi/.
Manifestasi klinisnya adalah+ kehilangan penglihatan mendadak tanpa rasa nyeri.
!ada funduskopi ditemukan gambaran cherry red spot. klusi arteri cabang
4R/ oklusinya terjadi di depan lamina cribrosa. Manifestasi klinisnya +
penyempitan lapangan pandang yang mendadak. !ada funduskopi ditemukan
gambaran bercak bercak cotton wool. !rinsip tatalaksana oklusi arteri retina
adalah peningkatan ksigenasi retina, peningkatan aliran darah arteri retina.
memperbaiki oklusi arteri dan mencegah hipoksia retina. klusi vena retina merupakan oklusi vena dimana vena retina memba(a
darah dari retina sehingga terjadi perdarahan dan edema retina. *ebih sering
terjadi pada usia >' tahun ke atas. klusi vena retina dibagi menjadi oklusi vena
retina sentral 7R9/ dan oklusi vena cabang 4R9/. Selain itu, oklusi vena
retina masih dapat dibagi lagi menjadi oklusi iskemik maupun noniskemik. !ada
tipe non iskemik ketajaman penglihatan yang masih baik, defek pupil aferen
ringan, dan perubahan lapangan pandang yang ringan. !ada tipe iskemik
29
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
30/31
30
penglihatan yang buruk, defek pupil aferen, dan skotoma sentral. #erlihat dilatasi
vena, perdarahan pada empat kuadran yang lebih luas, edema retina, dan
ditemukan cotton wool spot !ada pemeriksaan funduskopi ditemukan adanya
dilatasi ringan dan cabang vena retina sentral yang berkelok)kelok, serta dot-
andflame hemorrhages pada seluruh kuadran retina. . klusi vena retina dapat
disebabkan oleh pengaruh lokal yakni trauma, glaukoma dan lesi struktur orbita=
dan juga sistemik, di antaranya yakni hipertensi, atherosklerosis, dan diabetes
mellitus. Manifestasi klinisnya adalah kehilangan penglihatan mendadak
terkadang kekaburan terjadi episodik. !ada funduskopi ditemukan gambaran vena
yang berkelok) kelok, edema makula dan retina, perdarahan. !rinsip tatalaksana
dari oklusi vena retina adalah mengatasi penyakit yang mendasari terjadinya
oklusi, mencegah oklusi berlanjut ke mata sebelah yang masih sehat, dan
mencegah terjadinya komplikasi, yakni glaukoma dan edema makula.
-
8/16/2019 Referat Sintia Eka- Editt
31/31
DAFTAR PUSTAKA
1. 9augan daniel, #aylor asbury, !aul riordan)eva= lih bahasa :an #amboyang,
4raham @ !endit= 0ditor, J. :oko suyono. ftalmologi @mum. 0d 1?. :akarta+Hidya Medika.2'1'.hal 12)1%, 1;&)1;>, 1C$)1C%, $1$)$1%.
2.