Referat PIS
-
Upload
elena-agustine -
Category
Documents
-
view
180 -
download
8
description
Transcript of Referat PIS
REFERAT TATALAKSANA PERDARAHAN INTRASEREBRAL (PIS)
Pembimbing:dr. H. Eddy Ario Koentjoro, Sp.S
Oleh: Putri Tama Hasandy S.V., S.KedDito Fadilla, S.Ked
PENDAHULUAN
Kedaruratan kegawatan, mendadak, proses.
Kedaruratan Neurologis kasus neurologis cacat, kehilangan organ tubuh, meninggal
DASAR BIOPATOLOGI PIS
FUNGSIONAL
PENUNJANG
PERDARAHAN INTRASEREBRALEDH, SDH, SAH, ICH, IVHEtiologi : - trauma capitis
- hipertensi arterial- aneurisma intrakranial- angiopati cerebral- AVM- tumor otak- antikoagulansia- herediter- trombositopenia- drug simpatomimetik
lokasi ↔ penyebab :a. Kortex AVMb. Subtantia alba hemisfer hipertensi, neoplasma, trombositopeniac. Basal ganglia hipertensid. Thalamus hipertensi dan AVMe. Brainstem secondary TTIK
PERDARAHAN INTRASEREBRAL Perdarahan otak 75-100 ml kematian Bergantung pada awitan, ukuran, dan
lokasi lesi kerusakan jaringan karena desakan ruang akibat masa perdarahan TTIK, edema cerebri, vasospasme, dan hidrosepalus.
Epidemiologi
RESUSITASI (RJPO)
Penting dalam kasus kegawatdaruratan.
RJPO BLS (C-A-B), ALS (stabilisasi kardiopulmoner D-E-F), PLS (cerebral resuscitation)
Riwayat Penyakit anamnesis / heteroanamnesis
Fungsi Vital TD, N, Rr, t TD monitoring TD dapat mengetahui
secara dini TTIK atau kompresi langsung pada brainstem. Perhatikan penurunan SBP > 60 mmHg (autoregulasi masih bisa). SBP < 60 mmHg + lesi kompresi / TTIK iskemik cerebri (CPP↓) defisit neurologik.
N monitoring kardiopulmoner. Sinus takikardia rangsang simpatik / shock perdarahan. Bardikardia + ↑SBP + ↓status mental Cushing reflex (TTIK).
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Rr monitoring pola dan frekuensi nafas
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Pernafasan cheyne stok
Hiperventilasi neurogenik sentral
apneustic
Pernafasan cluster & pernafasan ataxic
Apnoe
t disfungsi neurologik akibat hipotermi dapat mengakibatkan dehidrasi, laktik asidosis, dan aritmia. Perlu pemanasan (selimut / menaikkan suhu kamar).suhu > 42°C koma (delirium, psikiatrik)hipertermia heat stroke, gangguan hipotalamus atau infeksi. Bila tanpa tanda radang (central fever) dapat mencapai 40°C.kerusakan otak fluktuasi suhu prognosa malam kerusakan hipotalamus berat.hipertermia ↑CBF, ↑ICP, ↑CO2, dan ↑PaCO2 hipertensi intrakranialberikan kipas angin dan antipiretik pertahankan < 38,5°Csuhu ↓ menyembuh, kecuali kasus hipertermia > 42°C sequele neurologik permanen (ataksia, dementia, hemiparese).
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Kesan umum inspeksi- gerakan membasahi bibir, mengunyah, menelan brainstem intak- gerakan fokal gangguan metabolisme- asimetri wajah parese n.VII
Kesadaran- ARAS derajat (kuantitas) Kortex cerebri isi (kualitas)- ↓kesadaran juga ↓fungsi otak lain, kecuali reflex. Sehingga goal directed movement terganggu yang berangsur menurun hingga menghilang.- penurunan kesadaran kedaruratan neurologik- koma manifestasi brain failure
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Batang Otakfungsi batang otak mulai dari midbrain – medulla dan pemeriksaan reflek batang otak.
Korneareflek kornea yang berasal dari afferen N.V dan efferen N.VII di pons. Disfungsi pons.
Oculocephalic Reflexmanuver doll’s eye
Gag Reflexevaluasi N.IX dan N.X disfungsi medulla oblongata.
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi Pupil dan posisi bola
mata
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Fungsi motorik- sadar perintah dan tahanan. Asimetris lesi di kortex motorik atau traktus piramidalis.- ↓sadar lateralisasi tungkai ekstremitas lemah akan jatuh lebih cepat.- phenomena Kernohan notch herniasi transtentorial menekan pedunculus cerebri pada sisi tepi insisura duramater hemiparese ipsilateral pada pupil dilatasi dan kontralateral lesi dengan penurunan kesadaran.- posisi abnormal dekortikasi (lesi hemisfer serebri), deserebrasi (lesi masif bilateral, disfungsi branstem, herniasi transtentorial)
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Fungsi motorik- akut, RF (-). Bila RP (+) perdarahan masif- flaksid disfungsi motorik sentral pada medulopontin (denervasi perifer).- flassiditas bilateral massa intrakranial.- mioklonus dan flapping tremor (asteriksis) sesudah hipoksia atau cardiac arrest kelainan metabolisme.
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Gas Darah Arterial kegagalan nafas (PaO2 < 60 mmHg dan PaCO2 > 50 mmHg).
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
Deteriorasi neurologik
Gagal nafas
↑PaCO2,
↑ICP, ↓CPP
tanda neurologik kebingungan, kegelisahan, dan sakit kepala.ventilasi memburuk miosis pupil, asteriksis / tremor, papil edema, dan koma.cegah terjadinya hiperkapnia dan hipoksia sistemik.
ECGAkut aritmia (VT dan SVT) dan iskemik miokard. Gambaran ECG : pemanjangan interval QT
ST depresiSVT dan AFsinus bradikardiaAV blockventricular flutter - fibrilation
Monitoring ICP tiap 24 jam
Pemeriksaan & Monitoring Neurologi
1. Tatalaksana etiologis hipertensi (70-90%).2. Tatalaksana umum (5B) :
a. Breathing free airway cegah hipoksia (iskemia dan kerusakan vaskuler), hiperkarbia (edema otak)
b. Blood. PIS hipertensi akut (Cushing Reflex) sbg kompensasi CPP. Jadi hindari penurunan TD !sadar SBP 160 mmHgkoma SBP 180 mmHgSBP ≥ 200 mmHg turunkan 10-20%. Bila turun >40% hipoperfusi otakOAH efek cepat, dapat dikontrol, toksisitas rendah, tidak menyebabkan depresi SSP.
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
c. Bowel. Makanan tidak boleh berlebihan asidosis laktat. Infus glukosa tidak dianjurkan edema otak dan asidosis laktat. Cairan dibatasi 1,5 L/hari
d. Bladder cegah infeksi, retensio urine, dan ukur produksi urine dengan pasang DC.
e. Brain monitoring TIK.f. Suhu tubuh. Hipertermia edema otak, cegah
dengan alkohol bath, selimut dingin, antipiretik.g. Kulit. Mobilisasi cegah dekubitus.h. Mata. Air mata buatan cegah laserasi kornea.i. Lain-lain keseimbangan asam-basa, support
psikologik, fungsi paru (obstruksi lendir, aspirasi, pneumonia).
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
3. Medikamentosa, tujuan :a. Cegah TTIK kontrol edema.b. Cegah perdarahan ulangc. Cegah vasospasmed. Cegah kejange. Cegah peptic ulcer
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
A. Cegah TTIK Head up 20-30° Hiperventilasi PaCO2 25-30 mmHg. Cairan Hiperosmolal manitol bolus 1,5g/kgBB
kemudian 0,5 g/kgBB dan pertahankan osmolalitas serum 295-310 mOsm/L.
Diuretik loop (furosemid) ↓LCS, ↓edema vasogenik, dan memperkuat efek manitol
Kortikosteroid edema vasogenik Balance cairan dibatasi 67-75% kebutuhan
normal. Pembedahan ventriculostomi dan drainage
LCS pertahankan TIK < 20 mmHg
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
B. Cegah perdarahan ulang tranexamic acid, phytomenadione, tranfusi TC.
C. Cegah vasospasme Nimodipine. KI : perdarahan masif (volume darah > 60 cm3)
D. Cegah kejang phenytoin 1gr iv (50 mg/menit) kemudian 300-400 mg iv atau oral monitoring kadar obat (10-20 mikrogram/mL).kejang TTIK, edema cerebri, dan gangguan kardiovaskular.
E. Cegah Peptic Ulcer (stress ulcer) antasida dan ARH2 (cimetidine).
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
3. Rehabilitasi Medik fisioterapi sedini mungkin.
4. Dorongan psikologik penderita dan keluarga penderita supaya semangat hidup tetap ada.
5. Pembedahan, indikasi :- letak lesi tak dalam kapsula eksterna, lobar atau cerebelum.- kesadaran tidak menurun- penampang 3 cm, volume hematom 50-60 ml, dan terdapat penekanan brainstem.- waktu sebelum 6 jam atau sesudah H5.
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
Kontraindikasi pembedahan :1. Gagal kardiorespiratorius2. Koma3. Penekanan brainstem yang hebat4. KU jelek5. Usia lanjut6. Lokasi hematom dalam dan sukar
dijangkau7. Kesadaran dan defisit neurologis cepat
pulih8. Penyerta hiperazotemia, DM,
hipertermia, hipertensi.
Tatalaksana PIS (non-traumatik)
TERIMA KASIH