referat peritonsiler abses
-
Upload
twinsharyani -
Category
Documents
-
view
241 -
download
2
Transcript of referat peritonsiler abses
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
1/26
Oleh :
Tommi Faruq Nahdi,
S.Ked
Haryani Dwita, S.KedPembimbing :
dr. Hadjiman YT, Sp.THTKEPANITERAAN KLINIKSMF THT
RSUD JENDERAL AHMAD
YANI KOTA METROFEBRUARI 2013
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
2/26
Mayoritas lesi pada mammae benign (>40%), tapipenting dibedakan antara lesi benign & malign(Moningkey, 2000).
Kanker penyebab kematian kedua penyakit jantung.
Kanker payudara = kanker terbanyak kedua setelahkanker serviks di Indonesia (Tjindarbumi, 2002).
Insidens 20% dari seluruh keganasan dan 600.000 kasuskanker payudara baru didiagnosis setiap tahunnya
(Moningkey, 2000).
Bila kanker payudara ditemukan pd stadium dini, angkaharapan hidupnya 85-95%. Tapi, 70--90% penderitadatang ke rumah sakit setelah masuk dalam stadium
lanjut (Ambarsari, 2002).
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
3/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
4/26
Dibatasi oleh:
Lateral m.konstriktor faringsuperior
Anterior m.palatoglosus
Posterior m.palatofaringeus
Superior palatummole
Inferior tonsillingual
Pendarahan
cabang A. karotiseksterna:
A. Maksilariseksterna (A. fasialis)dengan cabangnya
A. tonsilaris dan A.Palatina asenden.
A. Maksilarisinterna dengancabangnya A.palatina desenden.
A. Lingualis dengancabangnya A.lingualis dorsal.
A. Faringealasenden.
Persarafan
Bagian atasmendapat sensasidari serabut saraf V
melalui ganglionsfenopalatina
Bagian bawah darisaraf IX
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
5/26
Kumpulan / timbunan(accumulation) nanah
(pus) yang terlokalisir /terbatas (localized) padajaringan peritonsillaryang terbentuk sebagai
hasil dari suppurativetonsillitis (Abidin, Taufik2006).
Definisi
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
6/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
7/26
Etiologi
MO aerob:
Streptococcuspyogenes (Group A
Beta-hemolitikstreptoccus),
Staphylococcusaureus, dan
Haemophilusinfluenzae.
MO anaerob:Fusobacterium,
Prevotella,Porphyromonas,
Fusobacterium, danPeptostreptococcusspp (Soepardi,E.A,
2000).
Patogenesis
Teori Parkinson(1970)
Teori Ballenger(1977)
Teori Paparella(1980)
Gejala klinis
Odinofagia
Otalgia
Halitosis
Hipersalivasi
Trismus
Pembengkakankel.submandibula
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
8/26
Diagnosis
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan fisik
Anamnesis
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
9/26
Sulit menelan
Telinga sakit
Mulut berbau Suara sengau
Banyak ludah
Mempunyai R/faringitis akut yang disertai tonsilitis danrasa kurang nyaman pada pharingeal unilateral.
Anamnesis
Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar regional
Inspeksi (kavum oral): eritema, asimetri palatummole, eksudasi tonsil, dan pergeseran uvula
kontralateral, letak abses unilateral dan terletak dikutub superior dari tonsil yang terkena, di fossasupratonsillar. Mukosa di lipatan supratonsillartampak pucat dan bahkan seperti bintilbintil kecil
Palpasi (kavum oral): palatum molle teraba fluktuasi
PemeriksaanFisik
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
10/26
Needleaspiration ofperitonsillar
abscess
goldstandar
diagnosis
DL lengkap menentukan
ke arah sepsis
CT scan
rongga mulutdan leherdengankontras
intravena
gambarankumpulancairan
hipodenspada apeks
tonsilIntraoralUltrasonograp
hy membedakanselulitis dan
abses
throat swab
and culture
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
11/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
12/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
13/26
Komplikasi
1. Abses pecah spontan perdarahanaspirasi paru, atau empiema.
2. Penjalaran infeksi dan abses ke daerahparafaring abses parafaring. Penjalaran ke
mediastinum
mediastinitis.
3. Bila terjadi penjalaran ke daerahintracranial thrombus sinus kavernosus,
meningitis, dan abses otak.
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
14/26
Terapi Medikamentosa
Terapi Bedah
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
15/26
Terapi
medikamentosa
Causatif
Antibiotik
Simtomatik Antipiretik,
Analgesik,Antiinflamasisteroid
Suportifrehidrasi cairan
per intravena
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
16/26
Penicilin
Penicilin IV600.000-
1.200.000 IU
Ampisilin /amoxcicilin 3-4
x 250-500 mg
Cephalosporin
cefuroximeatau
cefpodoxime
Aminoglikosid
Klindamysin
Flouroquinolon
Trofafloxacin
Metronidazol
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
17/26
TerapiBedah
Aspirasijarum
Insisi dandrainase
Tonsilektomiquinsy
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
18/26
Aspirasi jarum
Posisi pasien harus duduk tegak.
Anastesi dengan Lidokain dengan epinefrin
Jarum ukuran 16 18 gauge dengan spuit 10-mL menyedot dari daerah abses yang paling
berfluktuasi.Needle guard dapat digunakan untukmencegah tusukan pada arteri karotis jika
ujung jarum terlalu mengarah ke posterior.Aspirasi terlebih dahulu dilakukan pada kutubsuperior
Keuntungan: kemudahan prosedur, penurunan
gejala nyeri dan efektivitas biaya.
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
19/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
20/26
Insisi dan drainase Bila telah terbentuk abses pungsi pada
daerah abses insisi mengeluarkan nanah.
Tempat insisi ialah di daerah yang palingmenonjol dan lunak, atau pada pertengahangaris yang menghubungkan dasar uvuladengan geraham atas terakhir.
Intraoral incision dan drainase dilakukandengan mengiris mukosa overlyingabses,biasanya diletakkan di lipatan supratonsillar.
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
21/26
Prosedur insisi dan drainase
Pasien harus duduk tegak dengan pan yang
tersedia untuk membuang setiap darah atau nanah.
Digunakan spatula lidah untuk meretraksi lidah
Infiltrasi lokal dengan lidokain dengan epinefrinDibuat syatan kecil dengan scalpel berukuran 11;
panjang sekitar 0,5 cm, kedalaman tidak lebih dari 1cm.
Pastikan bahwa sayatan tidak diperpanjang lateral
karena terdapat arteri karotis di daerah itu.Gunakan hemostat kecil untuk melihat abses dan
mengeluarkan nanah.
Untuk mencegah risiko aspirasi, gunakan kateter
Yankauer untuk menghisap pus.
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
22/26
Tonsilektomi
Indikasi absolut penderita absesperitonsilaris berulang / abses yang meluaspada ruang jaringan sekitarnya.
Belum ada kesepakatan kapan tonsilektomidilakukan pada abses peritonsil.
Sebagian 68 minggu setelah pengobatankemudian mengingat kemungkinan terjadiperdarahan atau sepsis, sedangkansebagian lagi menganjurkan segeratonsilektomi
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
23/26
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
24/26
Abses peritonsiler hampir selalu berulang
bila tidak diikuti dengan tonsilektomi.,
maka ditunda sampai 6 minggu
berikutnya. Pada saat tersebut
peradangan telah mereda, biasanya
terdapat jaringan fibrosa dan granulasi
pada saat operasi.
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
25/26
Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M et all, ed. The Washington Manual of Surgery. Third edition.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 40.
De jong, Syamsuhadi. Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2005.
Kumpulan Naskah Ilmiah Muktamar Nasional VI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia. Semarang.2003 Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari 2000. Jakarta.
Profil Kesehatan Indonesia. Pusat Data Kesehatan. Jakarta, 1997
Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Vaidya, M.P, and Shukla, H.S.A textbook of Breast Cancer. Vikas Publishing House PVT LTD.
Cohen S.M, Aft R.L, and Eberlein T.J. 2002. Breast Surgery. In: Doherty G.M et all, ed. The Washington Manual of Surgery. Third edition.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 40.
Evans A, Ellis I. 2002. Breast Benign Calcification. In: Evans A, Pinder S, Wilson R, Ellis I, ed. 2002. Breast Calcification a Diagnostic Manual.
London: Greenwich Medical Media. p 4, 5-6, 12, 20
Greenall M.J, Wood W.C. 2000. Cancer of the Breast. In: Morris J.P, Wood W.C, ed. Oxford Textbook of Surgery. Second edition. Oxford
University Press. p 107
Henry M.M, Thompson J.N. 2007. Breast Disease. Clinical Surgery. Second edition. Elsevier. p 453
Jatoi I, Kaufmann M, Petit J.Y. 2006. Diagnostic Procedures. In: Schroder G, ed. Atlas of Breast Surgery. Berlin: Springer-Verlag Berlin
Heidelberg. p 19-21
Jatoi I, Kaufmann M, Petit J.Y. 2006. Surgery for Breast Carcinoma. In: Schroder G, ed. Atlas of Breast Surgery. Berlin: Springer-Verlag
Berlin Heidelberg. 67, 81-82 Kirby I.B. 2006. The Breast. In: Brunicardi F.C et all, ed. Schwartzs Principles of Surgery. Eight edition. New York: McGraw-Hill Books
Company.
Schnitt S.J, Connolly J.L. 2000. Pathology of Benign Breast Disorders. In: Harris J.R, Lippman M.E, Morrow M, Osborne K, ed. Disease of the
Breast. Second edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 15
Schnitt S.J, Connolly J.L. 2000. Staging of Breast Cancer. In: Harris J.R, Lippman M.E, Morrow M, Osborne K, ed. Disease of the Breast.
Second edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. p 34
Skandalakis et all. 2000. Breast. Skandalakis Surgical Anatomy. Second edition. NewYork: Springer Science and Business Media Inc.
Zollinger R.M. 2003. Additional Procedures. In: Zollinger Sr, ed.Zollinger Atlas of Surgical Operation. Eight edition. New York: McGraw-Hill
Books Company
-
8/23/2019 referat peritonsiler abses
26/26