referat kelainan degeneratif
Transcript of referat kelainan degeneratif
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
1/49
PENDAHULUAN
Kelainan degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang
muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih
buruk.
Kelainan degeneratif terjadi karena adanya proses penuaan, biasanya terjadi saat usia
bertambah tua. Proses menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa
sehat menjadi seorang yang rentan dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem
fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit. Tetapi saat ini penyakit
degeneratif dapat terjadi pada orang yang umurnya lebih muda. Terutama di Indonesia, penyakit
degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan muda dan di perkotaan. Penyebab utamanya
adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi.
Proses penuaan (degeneratif) juga terjadi pada sistem muskuloskeletal. Kelainan
degeneratif tulang adalah kelainan yang timbul akibat dari proses degenerasi sel tulang.
Kelainan degeneratif pada sendi dan tulang meliputi osteoporosis, osteoarthritis, plantar
fasciitis, trigger finger, dan tendoaginitis de !uerain.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
2/49
TINJAUAN PUSTAKA
1. OSTEOARTHRITIS
1.1 Definisi
"steoarthritis ("#) merupakan suatu penyakit sendi degeneratif dengan progresif lambat
yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor resiko yang berperan,
ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia, struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya,
sehingga menyebabkan gangguan fungsi sendi.
Kelainan utama pada "# adalah kerusakan rawan sendi yang dapat diikuti dengan
penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan ligamen dan peradangan ringan
pada sinoium, sehingga sendi yang bersangkutan membentuk efusi.
Keadaan ini berkaitan dengan usia lanjut, terutama pada sendi$sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban dan secara klinis ditandai oleh nyeri, deformitas, pembesaran
sendi, dan hambatan gerak.
1.2 Epidemiologi
"# merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada
orang$orang diatas %& tahun. 'i atas % orang berusia *% tahun menggambarkan "# pada
gambaran +$ray, meskipun hanya %$%& hanya mengalami gejala. -mur di bawah % tahun
prealensi terjadinya osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur %% tahun
lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
3/49
Progresifitas dari "# biasanya berjalan perlahan$lahan, terjadi dalam beberapa tahun
atau bahkan dekade. /yeri yang timbul biasanya menjadi sumber morbiditas awal dan utama
pada pasien dengan "#. Prealensi "# berbeda$beda pada berbagai ras. Terdapat
kecenderungan bahwa kemungkinan terkena "# akan meningkat seiring dengan pertambahan
usia.
'i Indonesia, prealensi osteoartritis mencapai % pada usia 0& tahun, & pada usia
&$*& tahun, dan *% pada usia 1*2 tahun. -ntuk osteoartritis lutut prealensinya cukup tinggi
yaitu 2%,% pada pria dan 23,4 pada wanita. Pasien "# biasanya mengeluh nyeri waktu
melakukan aktiitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena.
1.3 Eiologi d!n "!#o$ Resi#o
5tiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. -ntuk penyakit dengan penyebab
yang tidak jelas, istilah faktor resiko (faktor yang meningkatkan resiko penyakit) adalah lebih
tepat.
6eberapa faktor resiko akan dibahas lebih di bawah ini, antara lain 7
-mur
'ari semua faktor resiko untuk timbulnya "#, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Prealensi dan beratnya "# semakin meningkat dengan bertambahnya umur. "#
hampir tidak pernah ada pada anak$anak, jarang pada umur di bawah & tahun dan
sering pada umur di atas *& tahun. Karena pada orang lanjut usia pembentukan
kondroitin sulfat yang merupakan substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat
terjadi fibrosis tulang rawan.
8enis kelamin
9rekuensi "# lebih banyak pada wanita daripada laki. :al ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis "#.
;elain itu, predominasi wanita pada "# dipengaruhi oleh kebiasaan wanita dalam
menggunakan sepatu ber$hak tinggi. 6erdasarkan penelitian, pemakaian sepatu ber$
hak tinggi menunjukkan peningkatan tekanan terhadap sendi pallatofemoral dan
kompartemen medial lutut. :al ini merupakan predisposisi perubahan degeneratif
pada sendi, dalam hal ini "#.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
4/49
;uku bangsa
Prealensi dan pola terkenanya sendi pada "# nampaknya terdapat perbedaan di
antara masing$masing suku bangsa. dan >II, protein pengikat atau
proteoglikan dikatakan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada "#
tertentu (terutama "# banyak sendi).
Kegemukan dan penyakit metabolik
6erat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya "# baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tidak hanya
berkaitan dengan "# pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga dengan "#
sendi lain (tangan atau sternoklaikula). "leh karena itu di samping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut. Peran faktor metabolik danhormonal pada kaitan antara "# dan kegemukan juga disokong oleh adanya kaitan
antara "# dengan penyakit jantung koroner, diabetes melitus, dan hipertensi. Pasien$
pasien "# ternyata mempunyai resiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang
lebih tinggi daripada orang$orang tanpa "#.
?edera sendi, pekerjaan, dan olah raga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus (misalnya
tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan dengan peningkatan resiko "# tertentu.
'emikian juga cedera sendi dan olah raga yang sering menimbulkan cedera sendi
berkaitan dengan "# yang lebih tinggi.
Peran beban benturan yang berulang pada timbulnya "# masih menjadi pertentangan.
#ktiitas$aktiitas tertentu dapat menjadi predisposisi "# cedera traumatik (misalnya,
robek meniskus, ketidakstabilan ligamen) yang dapat mengenai sendi. #kan tetapi
selain cedera sendi yang nyata, hasil$hasil penelitian tidak menyokong pemakaian
yang berlebihan sebagai suatu faktor untuk timbulnya "#.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
5/49
Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Perthes dan dislokasi
kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya "# paha pada usia muda.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
6/49
Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan
untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan pengaruh$pengaruh yang lain yang
merupakan efek dari tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai perubahan yang
tidak sesuai dari kolagen. Pada leel teratas dari tempat degradasi kolagen memberikan
tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik.
Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. ;elanjutnya akan terjadi perubahan
komposisi molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks
rawan sendi.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
7/49
Oseo!$'$iis p$ime$
"steoarthritis primer atau dapat disebut osteoarthritis idiopatik, tidak memiliki
penyebab yang pasti (tidak diketahui) dan tidak disebabkan oleh penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.
Oseo!$'$iis Se#(nde$
"steoarthritis sekunder disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya. Kondisi$
kondisi yang dapat menjurus pada osteoarthritis sekunder termasuk kegemukan,
trauma atau operasi yang berulangkali pada struktur$struktur sendi, sendi$sendi
abnormal waktu dilahirkan (kelainan$kelainan kongenital), gout, diabetes, dan
penyakit$penyakit hormonlain.
P$im!$) Se*ond!$)+ ,ommon *!(ses
Lo#!l
Tangan7 /odus :eberden dan
6ouchard
(nodal), karpal metacarpal I
Trauma
#kut
Kronik (pekerjaan, "B)
Kaki 7 halluks algus, halluks rigids,
jempol terkontraksi (jempol paluCcock
up),
talonaikularis
Kongenital atau perkembangan
Penyakit lokal7 Aegg$?ale$Perthes,
dislokasi panggul kongenital, epifisis
selip
Faktor mekanis7 panjang ektremitas
bawah tidak sama, deformitas
algusCarus, hipermobilitas
Displasia tulang 7 displasia
epifisis,displasia spondiloapofisis,
osteonikondistrofi
Lutut7
Kompartemen medial
Kompartemen lateral
Kompartemen patelofemoralis
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
8/49
Tempat tunggal lainnya, misalnya
glenohumeralis, akromioklaikularis,
tibiotalar, sakroiliaka,
temporomandibularis
Penyakit tulang dan sendi lain
Lokal7 fraktur, necrosis aaskular,
infeksi,
Difus7 arthritis rheumatoid
(peradangan), penyakit Paget,
osteopetrosis, osteokondritis
-ene$!lis!!("#=)
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
9/49
=angguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan
pertambahan rasa nyeri.
c) Kaku pagi
Basa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan
banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama,
bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.
d) Pembesaran sendi ( deformitas )
;endi yang terkena secara perlahan dapat membesar.
e) Pembengkakan sendi yang asimetris
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak ( 0 2&& cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
permukaan sendi berubah.
f) Tanda E tanda peradangan
Tanda E tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat dijumpai pada "# karena adanya
synoitis. 6iasanya tanda E tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan
penyakit yang lebih jauh. =ejala ini sering dijumpai pada "# lutut.
g) Perubahan gaya berjalan
=ejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman
yang besar untuk kemandirian pasien "#, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan
ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama
pada "# lutut.
h) Krepitasi
Basa gemertak (kadang$kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
10/49
. krepitus
. nyeri tekan tepi tulang
%. pembesaran tulang sendi
*. tidak teraba hangat pada sendi
?atatan7 ;ensitiitas F% dan spesifisitas *F.
Klinis d!n $!diologis+
/yeri sendi dan paling sedikit 2 dari kriteria di bawah ini7
2. umur 1 %& tahun
3. kaku sendi 0& menit
. krepitus disertai osteofit
?atatan7 ;ensitiitas F2 dan spesifisitas *.
Klinis d!n l!o$!o$is+
/yeri sendi ditambah adanya % dari kriteria di bawah ini7
2. usia 1%& tahun
3. kaku sendi 0& menit
. Krepitus
. nyeri tekan tepi tulang
%. pembesaran tulang
*. tidak teraba hangat pada sendi terkena
4. A5'0& mmCjam
. B9 027&
F. analisis cairan sinoium sesuai osteoarthritis
?atatan7 ;ensitiitas F3 dan spesifisitas 4%.
Peme$i#s!!n R!diologi
'iagnosis "# selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan gambaran
radiologis. =ambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis "#, ialah7
Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah yang
menanggung beban)
Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
Kista tulang
"steofit pada pinggir sendi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
11/49
Perubahan struktur anatomi sendi
-!m!$ ! -!m!$
-!m!$ * -!m!$ d
-!m!$ e -!m!$ f
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
12/49
-!m!$ g
-!m!$ '
Keterangan gambar7
=ambar E a 7 =ambaran sendi tungkai normal
=ambar E b 7 #danya pembentukan osteofit dan penyempitan celah sendi pada sendi
tungkai
=ambar E c 7 =ambaran sendi panggul normal
=ambar E d 7 #danya pembentukan osteofit pada sendi panggul
=ambar E e 7 "steofit pada sendi jari tangan ('IP 2)
=ambar E f 7 Pembentukan sklerosis subkondral
=ambar E g 7 "steoartritis erosif (pada tahap lanjut)
=ambar E h 7 'eformitas tungkai
Peme$i#s!!n l!o$!o$i(m
:asil pemeriksaan laboratorium pada "# biasanya tidak banyak berguna. 'arah tepi
(hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas$batas normal, kecuali "# generalisata
yang harus dibedakan dengan artritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (#/#, faktor
reumatoid, dan komplemen) juga normal. ?airan sendi seringkali juga normal. Pada "# yang
disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan iskositas, pleiositosis ringan sampai
sedang, peningkatan ringan sel peradangan (0 &&&Cm) dan peningkatan protein. Pada
pemeriksaan urin, akan ditmukan tanda yang khas bila penyebab "# adalah alkaptonuria
(homogentisic acid).
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
13/49
1. Di!gnosis 4!nding
6eberapa kelainan yang menyerupai osteoartritis, antara lain 7
2. Penyakit$penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran radiografi
"# (misalnya hiperparatirodisme, oochronosis, alkaptonuria, dll).
3. Penyakit sendi lain yang cukup berat (tetapi jarang) 7 osteonekrosis, neuropati ?harcot,
sinoitis ilonodular, dan kondromatosis sinoial.
. Penyakit sendi peradangan atau kristal 7 gout, pseudogout, atritis bakterial atau B#. :al
ini terutama pada pasien$pasien dengan tanda$tanda peradangan yang nyata, meskipun
terdapat gambaran radiografi untuk "#.
. Penyakit reumatik jaringan ikat (misalnya bursitis anserin, periartritis bahu,sindrom
carpal tunnel, dan tenosinoitis). Penyakit$penyakit ini perlu dipertimbangkan meskipun
gambaran klinis dan radiografi menyokong "#. :arus selalu dipertanyakan apakah nyeri
sendi pada pasien timbul karena "# atau ada penyakit$penyakit tersebut.
1.5 Pen!!l!#s!n!!n
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah7
2.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
14/49
6eban pada lutut berlebihan karena kaki yang tertekuk (pronatio).
b. Diet
'iet untuk menurunkan berat badan pasien "# yang gemuk harus menjadi program
utama pengobatan "#. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi
timbulnya keluhan dan peradangan.
6eberapa hal yang berkaitan dengan diet pada "#, antara lain 7
"besitas meningkatkan faktor resiko perkembangan osteoartritis.
Gitamin ? penting dalam perkembangan normal kartilago. 'efisiensi
itamin ? akan memicu perkembangan kartilago menjadi lemah. Gitamin ?
dapat diperoleh dari buah$buahan, atau suplemen.
;eseorang dengan densitas tulang yang rendah, missal pada osteoporosis,
kemungkinan memiliki resiko yang tinggi terkena "#. "lah raga dan asupan
calcium yang adekuat dapat mengontrol densitas tulang.
'efisiensi Gitamin ' meningkatkan resiko terjadinya penyempitan celah
sendi dan perkembangan "#. ;uplementasi itamin ' yang
direkomendasikan adalah && I- per hari.
Pada tahun$tahun ini, suplemen glucosamine dan kondroitin dapat
mengurangi gejala, termasuk nyeri dan kekakuan.
c. Dukungan psiko-sosial
'ukungan (pengertian) psiko$sosial diperlukan oleh pasien "# oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuan yang ditimbulkannya. 'i satu pihak, pasien
ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, di pihak lain ia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien "# seringkali keberatan untuk memakai alat$alat
pembantu karena faktor$faktor psikologis.
d. Fisioterapi
9isioterapi berperan penting pada penatalaksanaan "#, yang meliputi pemakaian
panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang ssedang
diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin, dan obat$obat gosok jangan dipakai
sebelum pemanasan. 6erbagai sumber panas dapat dipakai, seperti hidrokolator,
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
15/49
bantalan elektrik, ultrasonik, inframerah, diatermi, mandi parafin, dan mandi dari
pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot
yang biasanya atropik pada sekitar sendi "#. Aatihan isometrik lebih baik daripada
isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi. #tropi rawan sendi dan tulang
yang timbul pada tungkai yang lumpuh, timbul karena berkurangnya beban ke sendi
oleh karena otot$otot periartikular memegang peranan penting terhadap
perlindungan rawan sendi dari beban, maka penguatan otot$otot tersebut adalah
penting.
Jenis67enis L!i'!n (n(# OA
e. Akupunktur
#kupunktur merupakan pengobatan tradisional dari ?ina berupa penusukan jarum
pada tempat$tempat tertentu yang merupakan jalur saraf, bertujuan untuk
memperbaiki kesehatan.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
16/49
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
17/49
gagal jantung kongestif pada pasien usia lanjut). =agal ginjal mungkin dipicu
oleh #I/; khususnya pada pasien yang sebelumnya sudah mengidap gagal
ginjal.
c. ?hondroprotectie
Hang dimaksud dengan chondoprotectie agent adalah obat$obatan yang dapat
menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien "#,
sebagian peneliti menggolongkan obat$obatan tersebut dalam Slow Acting Anti
Osteoarthritis Drugs (;##"'s) atauDisease odifying Anti Osteoarthritis Drugs
('
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
18/49
merusak kondroitin secara langsung. 'alam percobaan klinis dilaporkan
bahwa pemberian supero+ide dismutase dapat mengurangi keluhan$keluhan
pada pasien "#.
d. Tranu@emad (medikamentosa terbaru, masih dalam penelitian)
'idalam salah satu studi dan penelitian didapatkan bukti konsep pengobatan
trane@umad dikaitkan sengan penurunan nyeri sendi dan peningkatan fungsi dengan
efek samping ringan diantara pasien dengan "# lutut dari sedang sampai parah.
Trane@umad adalah suatu humanis Ig=3 monoklonal antibodi yang bekerja
menghambat nere growth factor yang memblik interaksi antara nere factor
dengan receptor. Trk# dan p4%.
4. O! opi#!l
2. Krim rubefacients dan capsaicin.
6eberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada umumnya
bersifat counter irritant!
3. Krim /;#I's
;elain @at berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan campuran
yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. ;alah satu yang dapat digunakan adalah
gel piro+icam, dan sodium diclofenac.
,. In7e#si in$!!$i#(l!$8in$! lesi
Injeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama
dalam penanganan osteoartritis. 'iperlukan kehati$hatian dan selektifitas dalam
penggunaan modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal
maupun sistemik. Pada dasarnya ada 3 indikasi suntikan intra artikular yakni penanganan
simtomatik dengan steroid, dan iskosuplementasi ('
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
19/49
Penelitian selanjutnya tidak menunjukan keuntungan yang nyata pada pasien "#,
sehingga hal ini masih kontroersial.
:anya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan
inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian /;#I's, tak dapat mentolerir
/;#I's atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian
/;#I's. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari
penyulit yang timbul. ;ebagian besar literatur tidak menganjurkan dilakukan
penyuntikan lebih dari sekali dalam kurun bulan atau setahun kali terutama untuk
sendi besar penyangga tubuh.
'osis untuk sendi besar seperti lutut &$%& mgCinjeksi, sedangkan untuk
sendi$sendi kecil biasanya digunakan dosis 2& mg.
3. #sam hialuronat
'isebut juga "icosupplementoleh karena salah satu manfaat obat ini adalah
memperbaiki iskositas cairan synoial. "bat ini diberikan intra$artikuler. "bat ini
memegang peranan penting dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui
agregasi dengan proteoglikan.
'i Indonesia terdapat sediaan injeksi :yaluronan. Penyuntikan intra
artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. 'iberikan
berturut$turut % sampai * kali dengan interal satu minggu masing$masing 3 sampai
3,% ml :yaluronan. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. Kalau tidak
dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses
steril. Perlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsurCbahan dasar hyaluronan
misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. (ada sediaan di Indonesia
diantaranya adalah#yalgan, dan Osfle$!
. ;tem sells
#khir$akhir ini banyak penelitian baru mengenai penggunaan stem sel untuk
terapi "# terutama "# pada lutut, salah satunya di Iran. 'ilakukan penelitian selama
periode satu tahun, dengan menyuntikan stem sel intraartikular kepada pasien dengan
"# lutut yang berat. 'idapatkan hasil yang memuaskan dan tidak ditemukan efek
samping lokal atau sistemik. /yeri, status fungsional lutut, dan berjalan kaki
cenderung ditingkatkan hingga enam bulan pasca injeksi, setelah itu rasa sakit
tampaknya sedikit meningkat dan kemampuan pasien berjalan sedikit menurun.
Perbandingan gambar resonansi magnetik (
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
20/49
perbaikan atas tulang subchondral dan penurunan yang cukup besar dalam ukuran
patch pembengkakan subchondral dalam tiga dari enam pasien.
;elanjutnya, terapi ini memiliki potensi regenerasi kartilago artikular yang
hancur dalam lutut osteoarthritic.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
21/49
A$'$opl!s)
1.19 Pen*eg!'!n
Pencegahan primer dan sekunder sebaiknya dipikirkan dalam pengobatan "#.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
22/49
Trigger fingeradalag gangguan umum yang sering terjadi dan ditandai dimana jari yang
dibengkokkan tiba$tiba tidak dapat diluruskan kembali serta berhubungan dengan disfungsi dan
nyeri yang disebabkan penebalan setempat pada suatu tendon fleksor, dalam kombinasi dengan
adanya penebalan selubung tendon pada tempat yang sama.
2.2 Epidemiologi
Pada -mumnya penebalan selubung tendon fleksor synoial dapat mengganggu
pergerakan tendon. :al ini biasanya terkait dengan rheumatoid arthritis, diabetes, pekerjaan
berat.Kemungkinan untuk terjadi pada wanita adalah lebih besar daripada pada laki$laki yaitu
sebesar 4%.
8ari macet dapat menjadi sumber rasa sakit yang signifikan. ;elain itu, ruang gerak
yang terbatas pada jari dapat mengganggu. #tiitas fungsional (seperti menggenggam dan
mengetik). /amun tidak ada kematian yang terkait dengan kondisi ini. Tidak ada
kecenderungan rasial diketahui terkait dengan trigger finger. 8ari macet paling sering terjadi
pada orang dewasa, dengan kisaran usia rata$rata adalah %3$*3 tahun.
2.3 Eiologi
Penyebab potensial trigger fingertelah dapat dijelaskan, tetapi etiologi tetap idiopatik,
artinya penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan disebabkan oleh trauma lokal dengan stresdan degeneratif. #da yang menghubungkan penyebab trigger fingerkarena penggunaan fleksi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
23/49
tangan yang terus$menerus dan pada tiap indiidu sering dengan penyebab multifaktor. "leh
karena itu sering disebut dengan tenosinoitis stenosing (stenosans tenoaginitis khusus pada
jari). ;tenosing berarti penyempitan terowongan atau tabung$seperti struktur (selubung tendon).
Tenosynoitis berarti radang tendon.
Pasien dengan riwayat penyakit collagen ascullar seperti rheumatoid artritis, diabetes
mellitus, arthitis psoriatis, amyloidosis, hipotiroid, sarkoidosis, dan pigmented ilonodular
synoitis memiliki faktor resiko lebih besar terkena trigger finger dibandingkan orang yang
tidak memiliki riwayat tersebut.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
24/49
2.% /!nifes!si Klinis
'iagnosa dibuat secara eksklusif dengan anamnesa yang menyeluruh dan pemeriksaan
fisik. Trigger finger dapat mengenai lebih dari satu jari pada satu waktu, meskipun biasanya
lebih sering terjadi pada ibu jari, tengah, atau jari manis. Trigeer finger biasanya lebih menonjol
di pagi hari, atau saat memegang obyek dengan kuat.
=ejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. =ejala$gejala ini termasuk
adanya benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak nyaman di jari dan
sendi. Kekakuan akan bertambah jika pasien tidak melakukan aktifitas, misalnya saat anda
bangun pagi. 'an kadang kekakuan akan berkurang saat melakukan aktifitas. Kadang kadang
jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak akan dirasakan sendi seperti terjadi LdislokasiL Cpergeseran sendi. Pada kasus$kasus yang berat jari tidak dapat diluruskan bahkan dengan
bantuan. Pasien dengan diabetes biasanya akan terkena lebih parah.
Pada tingkat sendi palmaris distal, nodul bisa teraba lembut, biasanya di atas sendi
metakarpofalangealis (
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
25/49
2.& Di!gnosis
;ecara umum, tidak ada tes laboratorium yang diperlukan dalam diagnosis jari macet.
8ika ada kecurigaan tentang kondisi, adanya diagnosis yang terkait, seperti diabetes, rheumatoid
arthritis, atau penyakit lain pada jaringan ikat, antara lain, hemoglobin glikosilasi (:gb#2c),
gula darah puasa, atau faktor rheumatoid harus diperiksa.
;ecara umum, tidak ada pencitraan yang diperlukan dalam kasus jari macet. Tidak ada
tes lebih lanjut yang biasanya diperlukan.
2. Pen!!l!#s!n!!n
!. Te$!pi "!$m!#ologi
Pengobatan /;#I'
6erikan pengobatan non steroid seperti aspirin, ibuprofen, naprosyn, atau ketoprofen.
Injeksi Korstikosteroid
Injeksi kortikosteroid untuk pengobatan trigger finger telah dilakukan sejak 2F%.
Tindakan ini harus dicoba sebelum interensi bedah karena sangat efektif (hingga F),
terutama pada pasien non$diabetes dengan onset baru$baru ini terkena gejala dan satu
digit dengan nodul teraba. :al ini diyakini bahwa injeksi kortikosteroid kurang berhasil
pada pasien dengan penyakit lama (durasi 1 * bulan), diabetes mellitus, dan keterlibatan
beberapa digit karena tidak mampu untuk membalikkan perubahan metaplasia chondroid
yang terjadi pada katrol #2. Injeksi diberikan secara langsung ke dalam selubung tendon,
/amun, laporan menunjukkan bahwa injeksi e+trasynoial mungkin efektif, sambil
mengurangi risiko tendon rupture(pecah). Pecah Tendon adalah komplikasi yang sangat
jarang, hanya satu kasus yang dilaporkan. Komplikasi lain termasuk atrofi kulit, nekrosis
lemak, hipopigmentasi kulit sementara eleasi glukosa serum pada penderita diabetes,
dan infeksi. 8ika gejala tidak hilang setelah injeksi pertama, atau muncul kembali setelah
itu, suntikan kedua biasanya lebih mungkin untuk berhasil sebagai tindakan awal.
. Te$!pi nonf!$m!#ologi
Kompreskan es selama lima sampai lima belas menit pada daerah yang bengkak dan
nyeri.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
26/49
:indari aktifitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi, seperti latihan jari yang
berulang$ulang.
;plinting
Tujuan splinting adalah untuk mencegah gesekan yang disebabkan oleh pergerakantendon fleksor melalui katrol #2 yang sakit sampai hilangnya peradangan. ;ecara umum
splinting merupakan pilihan pengobatan yang tepat pada pasien yang menolak atau ingin
menghindari injeksi kortikosteroid. ;ebuah studi pekerja manual dengan interfalangealis
distal ('IP) di splint dalam ekstensi penuh selama * minggu menunjukkan pengurangan
gejala pada lebih dari %& pasien.
'alam studi lain, splint sendi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
27/49
dan pergeseran struktur neuroaskular bagian punggung. ;etelah klorida dan etil
disemprotkan lidokain disuntikkan untuk manajemen nyeri, jarum dimasukkan
melalui kulit dan ke katrol #2. Tingkat keberhasilan telah dilaporkan lebih dari F&
dengan prosedur ini, namun penggunaan teknik ini berisiko cedera saraf atau arteri.
9isioterapi
9isioterapi membantu menghilangkan masalah$masalah bengkak, nyeri, dan
kekakuan gerak pada bagian$bagian tangan yang lain, dimana tidak bisa dihilangkan
dengan tindakan operasi.
2. P$ognosis
Prognosis pada trigger finger sangat baik, kebanyakan pasien merespon terhadap injeksi
kortikosteroid dengan atau tanpa bebat terkait. 6eberapa kasus jari macet mungkin dapat
sembuh secara spontan dan kemudian terulang kembali tanpa korelasi yang jelas dengan
pengobatan atau faktor memperburuk.
Pasien yang membutuhkan tindakan bedah umumnya memiliki hasil yang sangat baik.
Prognosis juga sangat baik untuk ibu jari macet kongenital yang dapat diperbaiki dengan reseksidari nodul tendon.
3. "RO:EN SHOULDER
3.1 Definisi
9ro@en shoulder merupakan istilah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang
menimbulkan nyeri bahu dan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu yang dapat mengganggu
aktiitas sehari$ hari, baik secara aktif maupun pasif akibat capsulitis adhesia yang disebabkan
adanya perlengketan kapsul sendi.
http://4.bp.blogspot.com/-hd63htkPpys/Tn1670VinVI/AAAAAAAAAC4/Klio5-GPKl4/s1600/trigger_surgery2+copy.jpg -
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
28/49
3.2 Epidemiologi
'ari penelitian, fro@en shoulder biasanya terjadi pada usia &$ *% tahun dari 3$%populasi. *& banyak mengenai wanita.
3.3 Eiologi
:ingga saat ini penyebab fro@en shoulder belum diketahui secara pasti, namun
kemungkinan merupakan akibat dari proses immobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan
fibrous yang memicu terjadinya perlengketan pada daerah bahu. Kemungkinan faktor lain
adalah reaksi radang dan trauma yang terjadi di sekitar sendi bahu seperti tendonitis.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
29/49
Teori genetic
6eberapa studi mempunyai komponen genetik dari fro@en shoulder, contohnya ada
beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang sama.
Teori auto immune
'iduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil$hasil rusaknya
jaringan lokal.
Teori postur
6anyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
3.% P!ofisiologi
Pada fro@en shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis glenohumeral
yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior mengalami synoitis, kontraktur
ligamen coracohumeral, dan penebalan pada ligamen superior glenohumeral, pada kapsul sendi
bagian anterior inferior mengalami penebalan pada ligamen inferior glenohumeral dan
perlengketan pada ressesus a+ilaris, sedangkan pada kapsul sendi bagian posterior terjadi
kontraktur, sehingga khas pada kasus ini rotasi internal paling bebas, abduksi terbatas dan rotasi
eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola kapsuler.Perubahan patologi tersebut merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal berupa
inflamasi pada membran synoial.dan kapsul sendi glenohumeral yang membuat formasi
adhesie (2) sehingga menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan terjadi peningkatan
iskositas cairan sinoial sendi glenohumeral dengan kapasitas olume hanya sebesar %$2& ml,
yang pada sendi normal bisa mencapai 3&$& ml (3), dan selanjutnya kapsul sendi glenohumeral
menjadi mengkerut, pada pemeriksaan gerak pasif ditemukan keterbatasan gerak pola kapsular
dan firm end feel dan inilah yang disebut fro@en shoulder.
:istologis fro@en shoulder yang terjadi pada sendi glenohumeral seperti telah dijelaskan
di atas adalah kehilangan ekstensibilitas dan termasuk abnormal cross$bridging diantara serabut
collagen yang baru disintesa dengan serabut collagen yang telah ada dan menurunkan jarak antar
serabut yang akhirnya mengakubatkan penurunan kandungan air dan asam hyaluronik secara
nyata. Pada pasca immobilisasi perlekatan jaringan fibrous menyebabkan perlekatan atau adhesi
intra artikular dalam sendi sinoial dan mengakibatkan nyeri serta penurunan mobilitas.
Besere scapulohumeral rhytm yang terjadi pada penderita fro@en shoulder
menyebabkan kompensasi skapulothorakal, kompensasi tersebut menyebabkan oerstretch
karena penurunan lingkup gerak sendi skapulothoracik hal tersebut juga membuat sendi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
30/49
acromioclaicular menjadi hipermobile. Keterbatasan gerak yang ditimbulkan oleh fro@en
shoulder dapat mengakibatkan hipomobile pada facet sendi interertebral lower cerical dan
upper thoracal.
Pada tahap kronis fro@en shoulder dapat menyebabkan antero position head posture
karena hipomobile dari struktur cerico thoracal. :ipomobile facet lower cerical dan upper
thoracal juga dapat menyebabkan kontraktur pada ligamen supraspinosus, ligamentum nuchae
dan spasme pada ototEotot cericothoracal, spasme tersebut bila berkelanjutan dapat
menyebabkan nyeri pada ototEotot cericothoracal.
/yeri yang ditimbulkan oleh fro@en shoulder dan spasme cerico thoracal akibat fro@en
shoulder dapat menyebabkan terbentuknya Jicious circle of refle+es yang mengakibatkan
medulla spinalis membangkitkan aktifitas efferent sistem simpatis sehingga dapat menyebabkan
spasme pada pembuluh darah kapiler akan kekurangan cairan sehingga jaringan otot dan kulit
menjadi kurang nutrisi. Pengaruh refleks sistem simpatik pada otot pada tahap awal
menunjukkan adanya peningkatan suhu, aliran darah, gangguan metabolisme energi phospat
tinggi dan pengurangan konsumsi oksigen pada tahap akhir penyakit nonspesifik dan
abnormalitas histology dapat terjadi.
:al tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan membuat otot$otot bahu menjadi
lemah dan dystrophy. Karena stabilitas glenohumeral sebagian besar oleh sistem
muskulotendinogen , maka gangguan pada otot$otot bahu tersebut akan menyebabkan nyeri,
menurunnya mobilitas, sehingga mengakibatkan keterbatasan A=; bahu.
3.& /!nifes!si Klinis
Tanda dan gejala klinis yang sering timbul pada penderita fro@en shoulder akibat
capsulitis adhesia adalah 7
i. /yeri
Pasien berumur antara &$*& tahun, dapat memiliki riwayat trauma, sering kali
ringan, diikuti rasa sakit pada bahu dan lengan. /yeri berangsur$angsur bertambah
berat dan pasien sering tidak bisa tidur pada posisi yang terkena, setelah beberapa
bulan nyeri mulai berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin menjadi,
berlanjut terus selama *$23 bulan. ;etelah itu beberapa bulan kemudian nyeri mulai
berkurang, tetapi kekakuan semakin menjadi. ;etelah berapa bulan kemudian pasien
dapat bergerak, tetapi tidak normal.
/yeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. 6ila terjadi pada malam hari sering
dijumpai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kesulitan
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
31/49
penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan
melakukan gerakan kompensasi dengan mengangkat bahu pada saa!t gerakan
mengangkat lengan yang sakit, yaitu saat fle+i dan abduksi sendi bahu diatas F&M
atau di sebut dengan shrugging mechanism. 8uga dapay dijumpai adanya atrofi otot
gelang bahu.
ii. Keterbatasan A=;
9ro@en sholder karena capsulitis adhesia ditandai dengan adanya keterbatasan
lingkup gerak sendi glenohumeral pada semua gerakanyang nyata, baik gerakan
yang aktif maupun pasif. ;ifat nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu terjadi pada
semua gerakan sendi bahu, tetapi sering menunjukkan pola yang spesifik, yaitu pola
kapsuler. Pola gerak sendi bahu ini adalah gerak eksorotasi lebih terbatas dari gerak
abduksi dan lebih terbatas dari gerak adduksi.
iii. Penurunan kekuatan otot dan arofi otot
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat
lengannya, sehingga penderita akan melakukan gerakan kompensasi dengan
shrugging mechanism.
i. =angguan #ktifitas fungsional
'engan beberapa adanya tanda dan gejala klinis yanmg ditemukan pada penderita
fro@en shoulder akibat capsulitis adhesia seperti adanya nyeri, keterbatasan A=;,
penurunan kekuatan otot, dan atrofi maka secara langsung akan mempengaruhi
aktifitas fungsional yang dijalani.
3. Pen!!l!#s!n!!n
1. /edi#!menos!
#nalgetik
/;#I's
Injeksi Kortikosteroid
2. Di!e$mi gelom!ng pende# ;Short Wave Diathermy/ SWD)
Short wa"e diathermy merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan stressor
berupa energi elektromagnetikyang dihasilkan oleh arus listrik bolak$ balik frekuensi 34,
23
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
32/49
kecilnya intensitas bersifat subjektif tergantung sensasi panas yang diterima pasien oleh
karena itu antara orang satu dengan lainnya mungkin bisa berbeda intensitas ;D' yang
diberikan .
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
33/49
ligamen, tulang rawan, kapsul sendi), meningkatkan peradangan dan jaringan parut di sendi
bahu, dislokasi atau patah tulang lengan, cedera neuroaskular pleksus brakialis atau saraf
lainnya, dan osteopenia berat (penurunan massa tulang atau kepadatan tulang).
%. Te$!pi L!i'!n.
Prinsip dasar dalam melakukan terapi latihan adalah dengan dilakukan dengan
tehnik yang benar, teratur, berulang$ulang dan berkesinambungan.Aatihan ini dilakukan
sebatas toleransi nyeri dengan penambahan intensitas latihan secara bertahap. Tujuan
pemberian terapi latihan pada studi kasus ini adalah untuk mengulur jaringan lunak sekitar
sendi yang mengalami pemendekan serta meningkatkan lingkup gerak sendi dan kekuatan
otot serta mengurangi nyeri, modalitas yang digunakan penulis antara lain 7
a. #ctie e+ercise
Posisi pasien berdiri, posisi terapis berdiri di samping pasien. Pelaksanaan pasien
diminta menggerakkan sendi bahu perlahan ke segala arah sampai batas toleransi
nyeri yang dirasakan pasien. =erakan ini bisa di sesuaikan dengan dimodifikasi
sesuai #K; yang sering dilakukan pasien. ;etiap satu arah gerakan dilakukan +
pengulangan.
b. "erhead pulley
Tujuan dari pemberian o"erhead pulleyadalah untuk menambah lingkup gerak
sendi dan meningkatkan nilai kekuatan otot dengan bantuan alat ini. 'engan
adanya gerakan yang berulang$ulang maka akan terjadi penambahan lingkup
gerak sendi serta menjaga dan menambah kekuatan otot jika diberi beban
(Kisner, 2FF*).
&. Ed(#!si
5dukasi yang diberikan pada pasien dengan kondisi fro@en shoulder akibat capsulitis
adhesia antara lain 7 (2) pasien diminta melakukan kompres panas (jika pasien tahan) N 2%
menit pada bahu yang sakit untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul, (3) pasien dianjurkan
agar tetap meggunakan lengannya dalam batas toleransi pasien untuk menghindari posisi
immobilisasi yang lama yang dapat memperburuk kondisi fro@en shoulder, () latihan
sesuai metode ?odman pendular e+ercise di rumah dengan beban minimal dan dapat
ditambah secara bertahap, () latihan merambatkan jari lengan yang sakit ke dinding
(walking finger), (%) menghindari posisi menetap yang lama yang dapat memicu rasa nyeri,
(*) latihan dengan handuk, posisi lengan seperti huruf J; terbalik kedua lengan
memegang handuk kemudian bahu yang sehat menarik ke atas sampai lengan yang sakit
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
34/49
tertarik, (4) latihan penguatan dengan prinsip ?odman pendular e+ercise yang dilakukan di
dalam kolam atau bak mandi dengan melawan tahanan air.
3. Kompli#!si
Pada kondisi fro@en shoulder akibat capsulitis adhesia yang berat dan tidak dapat
mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama maka akan timbul
problematik yang lebih berat antara lain 7 (2) Kekakuan saendi bahu, (3) Kecenderungan
terjadinya penurunan kekuatan otot$otot bahu, () Potensial terjadinya deformitas pada sendi
bahu, () #trofi otot$otot sekitar sendi bahu, (%) adanya gangguan aktifitas sehari$hari.
3. P$ognosis
#pabila dilakukan tindakan secara tepat maka prognosis gerak dan fungsi dari kasus
fro@en sholder adalah baik. Penderita sebaiknya diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan
bahu kembali tanpa rasa nyeri tetapi memerlukan waktu beberapa bulan.
%. PLANTAR "AS,ITIS
%.1 Definisi
Plantar 9ascitis adalah nyeri tumit disebabkan oleh peradangan dari Plantar 9ascia E
suatu jaringan disepanjang bagian bawah kaki yang menghubungkan tulang tumit dengan ibu
jari kaki dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, berat badan, dan aktiitas.
%.2 Epidemiologi
Plantar 9ascitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia pertengahan dan usia
lanjut. Pada usia$usia ini lebih beresiko untuk terjadinya Plantar 9ascitis oleh karena fakto$fakto
seperti pekerjaan atau aktiitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan,
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
35/49
diabetes militus, aktiitas fisik yang berlebihan seperti pada atlit, penggunaan sepatu yang
kurang tepat.
Plantar 9ascitis juga bisa tejadi pada pria maupun wanita, namun frekwensi yang besar
terjadi adalah pada wanita umur &$*& tahun. :al ini disebabkan karena fakto$faktor seperti
obesitas, hormon, dan kehamilan.
%.3 Eiologi d!n "!#o$ Resi#o
Pada waktu kita berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit yang kemudian
tekanan ini akan disebarkan ke plantar fascia. ;ehingga ligamen plantar fascia tertarikketika kaki
melangkah. #pabila kaki berada dalam posisi baik maka tegangan yang ada tidak menyebabkan
masalah, tetapi apabila kaki berada pada posisi yang salah atau adanya tekanan yang berlebih
maka plantar fascia akan tertarik secara berlebihan, menjadi tegang dan terasa sakit ringan yang
akhirnya inflamasi (plantar fascitis). Peregangan yang berulang juga dapat menyebabkan nyeri
ringan dan inflamasi dalam ligamen.
Kondisi atau aktiitas yang dapat menyebabkan plantar fascitis7
a. 9aktor biomekanik seperti pronasi atau memutar telapak kaki sehingga tidak normal,
telapak kaki yang sangat melengkung, telapak kaki yang datar. Pada kaki yang pronasi
secara berlebihan akan menarik plantar fascia. Telapak kaki yang sangat melengkung
mempunyai plantar fascia yang pendek dibanding normal. 8ika ada suatu tarikan atau
tekanan yang berlebihan maka juga akan menyebabkan plantar fascitis.
b. #ktiitas atau tekanan pada kaki dapat menegangkan ligamen, seperti aktiitas yang
menuntut untuk berjalan, berdiri atau melompat diatas permukaan yang keras dan
dalam waktu yang cukup lama.
c. "besitas atau kelebihan berat badan dapat membuat tumit menahan tekanan yang lebih
besar dari berat badan ketika kita berjalan. :al ini menyebabkan plantar fascitis karena
tumit mudah rusak.
d. Kehamilan dapat menambah berat badan dan merubah hormon yang dapat
menyebabkan jaringan ikat untuk relaksasi menjadi lemas sehingga dapat memicu
terjadinya plantar fascitis.
e. Proses penuaan (usia lanjut) menyebabkan kelenturan plantar fascia semakin
berkurang. 'iabetes
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
36/49
f. Penggunaan sepatu yang sempit atau kurang tepat. ;epatu yang solnya tipis, longgar
atau tidak ada dukungan untuk lengkung kaki atau tidak ada kemampuan untuk
menyerap hentakan akan menyebabkan resiko terkena Plantar 9asciitis semakin tinggi.
8ika anda sering memakai sepatu dengan tumit tinggi (high heels) maka tendon
#chilles yakni tendon yang melekat pada tumit kita dapat berkontraksiCtegang dan
memendek, menyebabkan strain pada jaringan di sekitar tumit yang juga akan
menyebabkan resiko terkena Plantar 9asciitis semakin tinggi.
g. Trauma kecelakaan pada kaki kadang menyebabkan plantar fascitis.
%.% /!nifes!si Klinis
Keluhan utama pada kasus ini adalah nyeri pada tumit. Plantar 9asciitis menyebabkan
nyeri seperti ditusuk atau rasa terbakar yang terutama dirasakan waktu berdiri pada pagi hari,
sewaktu penderita mulai menapakkan kaki beberapa langkah pertama, hal ini disebabkan karena
fascia mengencang (berkontraksi) sepanjang malam. ;egera setelah kita berjalan$jalan beberapa
saat, nyeri yang disebabkan oleh Plantar 9asciitis ini biasanya berkurang, tetapi mungkin akan
terasa nyeri kembali setelah berdiri beberapa lama atau setelah bangun dari posisi duduk.
6iasanya nyeri dirasakan pada pagi hari saat menapakkan kaki terbangun dari tempat
tidur, setelah berdiri atau duduk cukup lama, saat naik tangga, dan setelah melakukan aktiitas
yang berat.
%.& Di!gnosis
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan pada pagi hari sering merasakan nyeri dibagian tumit
setelah melangkah beberapa kali. Tetapi pada siang hari keluhan ini dirasakan agak berkurang
bahkan pada waktu malam hari keluhan ini tidak dirasakan lagi. Tetapi keluhan ini terkadang
kembali dirasakan apabila terlalu banyak melakukan aktiitas berjalan atau berdiri.
6ila pada pemeriksaan tidak ditemukan gejala$gejala seperti diatas, pasien harus dicek
lebih cermat lagi. /yeri ini biasanya bisa timbul didepan atau dibawah tumit. Tetapi bisa juga
terdapat dibawah kaki dimana letak fascia tersebut berada.
Basa nyeri ini bisa berlangsung beberapa bulan atau bisa menjadi permanen. Terkadang
gejala ini bisa timbul dan hilang setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
37/49
#pabila plantar fascitis ini telah lanjut maka cara berjalan penderita akan berubah karena
telapak kaki terasa nyeri hebat, sehingga beban tubuh hanya ditumpu pada ujung telapak
kaki (jinjit). Pada umumnya pasien mulai berjalan jinjit karena nyeri tumit namun dengan
berjalan (jinjit) atau dengan kaki bagian depan menyebabkan ketegangan pada plantar
fascia yang lebih menarik tumit dan bisa membuat kondisi ini semakin memburuk.
Palpasi
Penderita biasanya dapat menunjukkan letak rasa nyeri tersebut dirasakan. Pasien dengan
posisi tidur dan rileks dengan kaki terlentang kemudian tangan kiri kita menyanggah kaki
penderita dan tangan kanan melakukan palpasi dengan ibu jari menekan pada plantar
fascianya. 8ika penderita mengalami sakit maka kemungkinan pasien ini menderita plantar
fascitis.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
38/49
Foto ontgen
9oto rotgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya J?alcaneous spur. Pada
penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari
normal.
%. Pen!!l!#s!n!!n
!. /edi#!menos!
#pabila terapi kurang dapat memberikan hasil, untuk mengurangi rasa nyeri, maka
diberikan7
2. /;#I' ( /on ;teroid #nti Inflamation 'rugs )
-ntuk menghambat reaksi peradangan dan nyeri dengan menurunkan sintesa
prostaglandin digunakan sebagai anti inflamasi dan analgesik, diberikan per oral.
Pengobatan ini cara yang paling baik dan aman.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
39/49
. "isioe$!pi
Terapi dalam hal ini sangat dianjurkan karena biasanya dengan terapi rasa nyeri serta
peradangan perlahan$lahan berkurang. Terapi yang dapat dilakukan adalah 7
Terapi Panas'apat mengurangi kekakuan plantar fascia dan mengurangi nyeri tumit dengan
sangat sederhana
Kompres 5s
Tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan robekan dan mengurangi peradangan
sekaligus mencegah kambuh kembali. Kompres dengan es dapat menyebabkan
asodilatasi pembuluh darah sehingga bisa mempercepat penyembuhan dan
memperbaiki aliran darah. Aakukan 3& menit kali sehari setelah melakukan
kegiatan.
Peregangan dan Pemanasan
6ertujuan untuk merenggangkan tendon achilles dengan plantar fascia serta
mengoreksi factor$faktor fungsional yang beresiko dengan kekencangan dari
kompleks gastrosoleus dan kelemahan dari otot$otot intrinsik kaki.
5+tracorporeal ;hock Dae Therapy (5;DT)
5;DT adalah gelombang suara yang dikirim kepada jaringan yang meradang untuk
memisahkan jaringan dari radang sehingga merangsang jaringan ini untuk
memperbaiki daerah yang luka dan mengurangi rasa sakit. Terapi ini tidak boleh
untuk anak$anak dan wanita hamil.
Istirahat
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
40/49
*. L!i'!n
2. Aatihan %all Stretches
Posisi tubuh menghadap dinding, berdiri sekitar dua tiga kaki dari tembok, lakukan
dorongan dengan tangan anda pada tembok. 'engan kaki yang sakit di belakang dan
kaki lainnya dibelakang. 'orong tembok, jadikan kaki yang depan sebagai tumpuan,
sementara meregangkan kaki yang belakang, biarkan tumit kaki yang belakang
menempel di lantai. Posisi ini akan meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama 2& detik.
-langi setidaknya 2& kali dan lakukan selama kali sehari.
3. Aatihan Towel Stretchingdan 'ross(friction assage.
Aatihan ini dilakukan sebelum turun dari tempat tidur, jadi saat bangun tidur atau setelah
istirahat lama. :al ini dilakukan karena saat kita tidur plantar fascia semakin
mengencang.
. Aatihan$latihan tambahan
Aatihan$latihan ini dapat dilakukan saat pasien sedang beraktiitas dengan berdiri dalam
jangka waktu lama (contohnya tempat kerja, dapur, dll).
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
41/49
'atatan)
Peregangan dengan latihan$latihan diatas ternyata berhasil untuk penderita plantar fascia
pada suatu studi.
d. Al! 4!n(
2. /ight splints (6idai malam)
*ight splints dirancang untuk menjaga mata kaki seseorang dalam posisi netral
sepanjang malam. Kebanyakan indiidu biasanya tidur dengan telapak kaki dalam posisi
fle+i, sebuah posisi yang menyebabkan plantar fascia dalam posisi yang memendek.A
*ight dorsifle$ion splint(bidai dorsofli+i malam) memungkinkan peregangan pasif dari
betis dan plantar fascia selama tidur. Peregangan yang terjadi dapat memungkinkan
untuk penyembuhan karena saat itu plantar fascia dalam posisi dipanjangkan, sehingga
terjadi pengurangan tegangan saat melangkah pertama di pagi hari.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
42/49
3. ;ilicon heel cushions
#lat bantu berupa bantalan untuk tumit sepatu yang bentuknya mirip donat dengan
lubang ditengahnya. 9ungsinya untuk mengurangi tekanan pada tumit kaki.
. Pro;tretch dan 9oot 9le+
#lat ini berfungsi untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada plantar fascia dan
tendon achilles ketika berjalan atau berlari.
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
43/49
%. Pen*eg!'!n
Penggunaan sepatu yang tepat misalnya sepatu dengan sol tipis yang kurang bisa
mendukung bagian tengah telapak dan terlalu besar di bagian tumit
8angan memakai sepatu bertumit tinggi (lebih dari %cm) secara rutin
8angan melakukan aktiitas yang berlebihan pada orang$orang yang sudah berusia lanjut.
8angan terlalu banyak melakukan aktiitas atau olah raga yang terlalu besar memberikan
beban pada tumit contohnya seperti berjalan, jogging, berlari atau melompat.
A-INITIS DE ?UER>AIN
&.1 Definisi
'e Ouerains syndrome dinamakan sesuai dengan nama orang yang pertama kali
mendeskripsikan penyakit ini yaitu 9rit@ de Ouerain (2*$2F&), seorang ahli bedah ;wiss
yang lahir pada tanggal
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
44/49
&.2 Epidemiologi
Kajian epidemiologi menyebutkan sindroma de Ouerain sering terjadi padadewasa usia
pertengahan &$%& tahun. Pada perempuan terjadi $2& kali lebih banyak dibandingkan laki$laki.
Terutama pada wanita$wanita yang sering mencuci sehinggasindQQQiiroma ini juga dikenal
dengan nama Dasherwomens ;prain.
&.3 Eiologi
;ampai saat ini penyebab terjadinya sindroma de Ouerain masih belum diketahui.
6eberapa ahli berpendapat, walaupun tenosynoitis dikenal sebagai kondisi peradangan, yang
terjadi pada de Ouerain sebenarnya adalah proses degeneratif pada tenosynoium yang
disebabkan oleh penggunaan berlebihan dan gerakan repetitif dari ibu jari pada orang$orang
yang melakukan pekerjaan yang memerlukan aktiitas aktiitas dengan genggaman kuat dan
berulang, seperti tukang cuci, tukang kayu, dan musisi.
&.% P!ofisiologi
Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk pembungkus tendon
yang menutupi tendon otot abduktor polisis longus dan tendon otot ekstensor polisis breis pada
tepi lateral. Inflamasi pada daerah ini umumnya terlihat pada pasien yang menggunakan tangandan ibu jarinya untuk kegiatan$kegiatan yang repetitif. Karena itu, de Ouerains syndrome
dapat terjadi sebagai hasil dari mikrotrauma kumulatif (repetitif).
Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada jari$jari tangan
(oeruse) menyebabkan malfungsi dari tendon sheath. Tendon sheath yang memproduksi cairan
sinoial mulai menurun produksi dan kualitas cairannya. #kibatnya, pada penggunaan jari$jari
selanjutnya terjadi pergesekan otot dengan tendon sheath karena cairan sinoial yang berkurang
tadi berfungsi sebagai lubrikasi. ;ehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak
sebagai inflamasi dari tendon sheath. Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon menjadi
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
45/49
atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal ini akan mempengaruhi pergerakan dari
kedua otot tadi. Pada kasus$kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath.
Pergesekan otot$otot ini merangsang nerus yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi
perangsangan nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering merupakan keluhan utama pada
penderita penyakit ini.
&.& /!nifes!si Klinis
Tanda dan gejala utama pada sindroma de Ouerain adalah rasa nyeri dan
pembengkakan pada pangkal ibu jari. /yeri dapat timbul tiba$tiba atau diawali dengan rasa
kelelahan yang makin lama makin meningkat menjadi nyeri. #pabila kondisi ini dibiarkan tanpa
diobati, nyeri dapat menjalar lebih jauh sampai ke ibu jari, bagian belakang lengan bawah atau
keduanya.
=ejala$gejala yang terdapat pada de Ouerain antara lain adalah7
a. /yeri pada pangkal ibu jari
b. 6engkak pada pangkal ibu jari yaitu sekitar 2$3 cm dari processus styloideus tulang
radius
c. Kesulitan menggerakkan ibu jari dan pergelangan tangan pada saat melakukan aktiitas
seperti mencubit atau menggenggam
d. Basa baal atau kebas pada bagian dorsal ibu jari dan jari telunjuk, disebabkan oleh
penebalan tendon yang mengiritasi saraf
&. Di!gnosis
Kelainan ini sering ditemukan pada wanita umur pertengahan. =ejala yang timbul berupa
nyeri bila menggunakan tangan dan menggerakkan kedua otot tersebut yaitu bila menggerakkan
ibu jari, khususnya tendon otot abduktor polisis longus dan otot ekstensor polisis breis. Perlu
ditanyakan juga kepada pasien riwayat terjadinya nyeri. ;ebagian pasien akan mengungkapkan
riwayat terjadinya nyeri dengan trauma akut pada ibu jari mereka dan sebagian lainnya tidak
menyadari keluhan ini sampai terjadi nyeri yang lambat laun makin menghebat. -ntuk itu perlu
ditanyakan kepada pasien apa pekerjaan mereka karena hal tersebut akan memberikan kontribusi
sebagai onset dari gejala tersebut khususnya pada pekerjaan yang menggunakan jari$jari tangan.
Biwayat penyakit lain seperti pada rheumatoid arthritis dapat menyebabkan pula deformitas dan
kesulitan menggerakkan ibu jari. Pada kasus$kasus dini, nyeri ini belum disertai edema yang
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
46/49
tampak secara nyata (inspeksi), tapi pada kasus$kasus lanjut tampak edema terutama pada sisi
radial.
Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus stiloideus radius,
kadang$kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat penebalan pembungkus fibrosa pada
sedikit proksimal prosesus stiloideus radius, serta rasa nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan
tangan dan ibu jari. 6ila tangan dan seluruh jari$jari dilakukan deiasi ulnar, penderita merasa
nyeri oleh karena jepitan kedua tendo di atas dan disebut uji 9inkelstein positif.
Tanda$tanda klasik yang ditemukan pada de Ouerains syndrome adalah tes 9inkelstein
positif. ?ara melakukannya adalah dengan menyuruh pasien untuk mengepalkan tanganya di
mana ibu jari diletakkan di bagian dalam dari jari$jari lainnya. ;i pemeriksa kemudian
melakukan deiasi ulnar pasif pada pergelangan tangan si pasien yang dicurigai di mana dapat
menimbulkan keluhan utama berupa nyeri pergelangan tangan daerah dorsolateral.
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang diagnosis penyakit
ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat adanya faktor rheumatoid untuk
mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi hal ini juga tidak spesifik karena beberapa penyakit
lain juga menghasilkan faktor rheumatoid di dalam darahnya.
Pemeriksaan radiologik secara umum juga tidak ada yang secara spesifik menunjang
untuk mendiagnosis penyakit ini. #kan tetapi, penemuan terbaru dalam delapan orang pasien
yang dilakukan ultrasonografi dengan transduser 2
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
47/49
Pengobatan !onservati"
Pada pasien dengan sindroma de Ouerain semua aktiitas yang dapat menyebabkan
timbulnya gejala harus diubah atau dihentikan. =erakan tangan yang berulang, seperti
menggenggam erat atau menekuk$nekukkan pergelangan tangan hars dihindari. Posisi
pergelangan tangan sebisa mungkin dalam garis netral, atau dengan kata lain sejajar dengan
garis lurus lengan, tanpa ditekuk ke arah depan maupun belakang.
'apat dilakukan pemasangan bidai khusus lengan bawah dan ibu jari yang disebut dengan bidai
thumb$spica. 6idai ini menjaga pergelangan tangan dan sendi ibu jari agar tidak bergerak. 6idai
ini berguna untuk mengistirahatkan tendo musculus abductor pollicis longus dan musculus
e+tensor pollicis breis.
"bat anti$inflamasi juga dapat diberikan untuk mengurangi pembengkakan
tenosynoium dan mengurangi gejala. "bat anti$inflamasi yang dapat digunakan antara lain
ibuprofen dan aspirin.
#pabila pengobatan sederhana gagal mengurangi gejala, maka dapat diberikan injeksi cortisone
untuk mengiritasi kompartemen. ?ortisone dapat mengurangi bengkak pada tenosynoium dan
untuk sementara dapat mengurangi gejala.
#perati"
Pada pengobatan konseratif yang berhasil, kesembuhan dapat dicapai dalam $*
minggu. #kan tetapi apabila pengobatan konseratif gagal dilakukan, maka tindakan yang
mungkin dilakukan adalah pembedahan. "perasi ditujukan untuk memberikan ruang yang lebih
luas untuk tendon$tendon agar tidak lagi bergesekan satu sama lain di dalam kompartemen.
-ntuk mencapai hal ini dilakukan operasi pembebasan atap kompartemen.
DA"TAR PUSTAKA
2. #lbert D Pearsall. 3&22. #dhesie ?apsulitis. #ailable from
htt CC di i d C ti l C23*2%F i
http://emedicine.medscape.com/article/1261598-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1261598-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1261598-overview -
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
48/49
3. #pley, ;olomon 6uku #jar "rthopedi dan 9raktur ;istem #pley #lih 6ahasa 5di
/ugraha, 5disi Tujuh, 8akarta, Didya
-
8/12/2019 referat kelainan degeneratif
49/49