referat eritrasma
-
Upload
yusrani-rahmaulidya -
Category
Documents
-
view
230 -
download
14
description
Transcript of referat eritrasma
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Eritrasma adalah salah satu penyakit bakteri yang selama lebih dari 100 tahun
lamanya dianggap sebagai penyakit jamur. BURCHARD melukiskan penyakit ini sebagai
penyakit kulit yang disebabkan oleh Actynomycetes, Nocardia minitussima berdasarkan
gambaran klinis dan pemeriksaan sediaan langsung dengan ditemukan susunan struktur
semacam hifa halus pada tahun 1859. Baru pada tahun 1962 SARKANI dkk. menemukan
Corynebacterium sebagai etiologi berdasarkan penelitian pada biakan. Penyakit ini bersifat
universal, namun lebih banyak terlihat di daerah tropik.1
Penyakit ini bersifat universal, namun lebih banyak terlihat di daerah tropik dan
subtropik.1 Insiden eritrasma lebih tinggi pada orang kulit hitam. Pria dan wanita sama-sama
dipengaruhi oleh erythrasma, namun bentuk crural dari erythrasma lebih sering terjadi pada
pria. Sebuah studi 2008 menemukan bahwa eritrasma interdigital lebih umum pada wanita
(83% dari 24 pasien).4
1.2. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas referat kepaniteraan
klinik, selain itu juga untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai Eritrasma.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Eritrasma ialah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh
Corynebacterium minitussismum, ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama
halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha.1
2.2. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum. Bakteri ini adalah
bakteri batang gram positif, berbentuk non-spora, aerobik, dan katalase-positif diphtheroid.4
Faktor predisposisi eritrasma meliputi4 :
Berkeringat berlebihan / hiperhidrosis
Kegemukan
Diabetes mellitus
Iklim yang panas
Higine yang buruk
Lanjut usia
Gangguan immunocompromised Lainnya
2.3. EPIDEMIOLOGI
Insiden eritrasma lebih sering ditemukan daerah subtropis dan tropis dibandingkan di
bagian lain dunia. Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan di Turki, tingkat erythrasma
ditemukan 46,7% di antara 122 pasien dengan lesi kaki interdigital. Eritrasma biasanya dalam
bentuk jinak. Namun, mungkin menjadi luas dan invasif pada individu dengan
immunocompromised. Pada individu tersebut, organisme ini telah menyebabkan infeksi
selain erythrasma. Ini termasuk pembentukan abses (3 kasus), intravaskular infeksi kateter
terkait (2 kasus), bakteremia (3 kasus), infeksi primer peritoneal kateter terkait (2 kasus),
endokarditis (2 kasus), pielonefritis (2 kasus), selulitis (1 kasus), endophthalmitis (1 kasus),
arteriovenous fistula infeksi (1 kasus), granuloma kulit (1 kasus ), dan meningitis (1 kasus).4
Insiden eritrasma lebih tinggi pada orang kulit hitam. Pria dan wanita sama-sama
dipengaruhi oleh erythrasma, namun bentuk crural dari erythrasma lebih sering terjadi pada
2
pria. Sebuah studi 2008 menemukan bahwa eritrasma interdigital lebih umum pada wanita
(83% dari 24 pasien).4
2.4. PATOFISIOLOGI
Corynebacterium minutissimum berada pada lapisan superficial stratum korneum.
Bakteri ini menginvasi bagian superficial stratum korneum pada kondisi yang cenderung
panas dan kelembaban, organism ini berkembang biak akibat gangguan pada flora normal
yang diikuti oleh kerusakan pada barrier kulit, sehingga menyebakan stratum korneum
menjadi tebal. Bakteri ini dapat dilihat di rongga antar sel, seperti juga di sel-sel,
menghancurkan fibril-fibril keratin. Corynebacterium minutissimum merupakan basil
diphtheroid yang menghasilkan porfirin. Substansia fluoresensi adalah senyawa porfirin yang
larut air sehingga tidak bisa dilihat pada daerah yang baru saja dicuci.3,4,5
2.5. GEJALA KLINIS
Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi eritoskuamosa,
berskuama halus kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklat-coklatan. Variasi ini rupanya
bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita.1
Tempat predileksi di daerah ketiak dan lipat paha. Kadang-kadang berlokasi di daerah
intertriginosa lain terutama pada penderita gemuk.1
Perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi tidak
menimbulkan dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada
perabaan terasa berlemak.1
Beberapa penulis beranggapan ada hubungan erat antara eritrasma dan diabetes
melitus. Penyakit ini terutama menyerang pria dewasa dan dianggap tidak begitu menular,
berdasarkan observasi pada pasangan suami-isteri yang biasanya tidak terserang penyakit
tersebut secara bersama-sama. Eritrasma tidak menimbulkan keluhan subyektif, kecuali bila
terjadi ekzematisasi oleh karena penderita berkeringat banyak atau terjadi maserasi pada
kulit.1
3
Gambaran eritrasma pada daerah inguinal
2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan pembantu terdiri atas pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan
langsung. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah membara
(coral-red).1 Fluoresensi ini terlihat karena adanya porfirin. Pencucian atau pembersihan
daerah lesi sebelum diperiksa akan mengakibatkan hilangnya fluoresensi dan memberikan
hasil negatif.2,5
Bahan untuk sediaan langsung dengan cara mengerok. Lesi dikerok dengan skalpel
tumpul atau pinggir gelas obyek. Bahan kerokan kulit ditambah satu tetes eter, dibiarkan
menguap. Bahan tersebut yang lemaknya sudah dilarutkan dan kering ditambah biru metilen
atau biru laktofenol, ditutup dnegan gelas penutup dan dilihat di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10x100. Bila sudah ditambah biru laktofenol, susunan benang halus belum
terlihat nyata, sediaan dapat dipanaskan sebentar di atas api kecil dan gelas penutup ditekan,
sehingga preparat menjadi tipis.1
Gambaran histology menunjukkan organisme terlihat pada stratum korneum sebagai
batang pendek halus, bercabang, berdiameter 1u atau kurang, yang muda putus sebagai
bentuk basil kecil atau difteroid. Pemeriksaan harus teliti untuk melihat bentuk terakhir ini.1,5
Gambaran eritrasma dengan pemeriksaan Lampu Wood
4
2.7. DIAGNOSIS BANDING
Kelainan kulit kronik, non-inflamasi pada daerah intertriginosa, yang berwarna merah
kecoklatan, dilapisi skuama halus merupakan tanda eritrasma.1
Pada kandidiasis intertriginosa lesi umumnya terdapat di lipatan kulit ketiak, lipatan
paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, gland penis, dan umbilicus,
berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oeh
satelit berupa vesikel-vesikel dan pustule kecil atau bula yang bila pecah menimbulkan
daerah yang erosif.1
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan sekitar anus.
Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas tegas. Peradangan pada
tepi lebih nyata (lebih aktif) daripada daerah tengahnya.1
5
Tinea Kruris
Kandidiasis Intertriginosa
Pitiriasis Versikolor
Pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung KOH dapat menentukan
diagnosis. Pitiriasis versikolor biasanya tidak terbatas pada daerah intertriginosa.
Pemeriksaan dengan lampu Wood dan sediaan langsung dapat membedakan kedua penyakit
tersebut. Tinea kruris dan dermatitis seboroik, maupun dermatitis kontak lebih nyata tanda
radangnya, apalagi bila terlihat vesikulasi.1
2.8. PENATALAKSANAAN
Tujuan dari farmakoterapi untuk eritrasma adalah untuk mengurangi morbiditas,
membasmi infeksi, dan mencegah komplikasi.4 Obat topikal, misalnya salap tetrasiklin 3%
juga bermanfaat. Demikian pula obat antijamur yang baru yang berspektrum luas. Hanya
pengobatan topikal memerlukan lebih ketekunan dan kepatuhan penderita.1
Terdapat penelitian pada 151 pasien berusia lebih dari 18 tahun secara acak menjadi 5
kelompok dan diberi eritromisin, klaritromisin dosis tunggal, asam fusidic topikal, krim
plasebo, atau tablet plasebo. Krim asam fusidic secara signifikan lebih efektif daripada terapi
6
lain. Selain itu, kelompok yang menerima klaritromisin melakukan yang lebih baik pada 48
jam daripada kelompok yang menerima eritromisin.4
Eritromisin merupakan obat pilihan.
Eritromisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan
menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan sintesa protein
yang tergantung RNA untuk menangkap. Pada anak-anak, usia, berat badan, dan
beratnya infeksi menentukan dosis yang tepat.4 Dosis yang diberikan yaitu satu gram
sehari (4x250mg) untuk 2-3minggu.1
Klaritromisin (Biaxin)
Menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat disosiasi
peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan sintesa protein yang tergantung RNA
untuk menangkap.4
Asam fusidic (Zeta)
Topikal antibakteri yang menghambat sintesis protein bakteri, menyebabkan kematian
bakteri. Gunakan 2% krim.4
Miconazole topikal (Femazole, Lotrimin, Monistat)
Kerusakan membran sel jamur dinding dengan menghambat biosintesis ergosterol.
Permeabilitas membran meningkat, menyebabkan nutrisi bocor keluar dan
mengakibatkan kematian sel jamur. Lotion lebih disukai di daerah intertriginosa. Jika
krim digunakan, berlaku hemat untuk menghindari efek maserasi. Gunakan 2% krim.4
Asam benzoat 6%, asam salisilat 3% (salep Whitfield)
Digunakan untuk infeksi dan peradangan yang terkait dengan erythrasma.4
Klindamisin (Cleocin)
Memiliki efek bakteriostatik, mengganggu sintesis protein bakteri mirip dengan
eritromisin dan kloramfenikol dengan mengikat subunit 50S ribosom bakteri.4
Tetrasiklin (Achromycin)
Menghambat pertumbuhan sel oleh translasi penghambat mRNA. Mengikat 16S
bagian dari subunit ribosom 30S dan mencegah amino-asil tRNA dari mengikat ke
situs A dari ribosom.4
2.9. PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila semua lesi diobati dengan tekun, menyeluruh, menjaga
daerah yang terkena tetap kering dan mengeliminasi faktor predisposisi.1,5
7
2.10. PENCEGAHAN
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya
eritrasma6:
Menjaga kebersihan badan
Menjaga agar kulit tetap kering
Menggunakan pakaian yang bersih dengan bahan yang menyerap keringat
Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Eritrasma ialah penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh
Corynebacterium minitussismum. Bakteri ini adalah bakteri batang gram positif, berbentuk
non-spora. Gejala klinis ditandai dengan adanya lesi berupa eritema dan skuama halus
terutama di daerah ketiak dan lipat paha. Pemeriksaan pembantu terdiri atas pemeriksaan
dengan lampu Wood pada lesi terlihat berfluoresensi merah membara (coral-red) dan sediaan
langsung. Pada penatalaksanaan diberikan eritromisin satu gram sehari (4x250mg) untuk 2-3
minggu.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed. Ke-5.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008. Hal 334-335.
2. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of The Skin. Clinical
Dermatology, 10th ed. Philadelphia: W.B. Saunders, Elsevier, 2006. p 267
3. Grant MJ. Color Atlas Of Dermatophatology. Ed. New York: Informa health Care;
2007. p 11
4. Erythrasma. Diambil dari http://emedicine.medscape.com/article/1052532-
overview#showall. Diakses 7 Mei 2012.
5. Erythrasma. Diambil dari http://medicaldb.blogspot.com/2011/01/eritrasma.html.
Diakses 8 Januari 2011.
6. Eritrasma. Diambil dari http://sehat-enak.blogspot.com/2010/02/eritrasma.html.
Diakses 2 Februari 2010.
10