Referat Ani
Transcript of Referat Ani
Referat Referat Manegement Fraktur Manegement Fraktur Pembimbing:dr. M Nasir Zubaidi, Sp OTOleh:Ani krisnawati012065132
Pendahuluan Pendahuluan
Definisi Fraktur merupakan terpisahnya
kontinuitas tulang yang terjadi karena tekanan yang berlebihan pada tulang.
Etiologi Akibat dari cedera seperti
kecelakaan, olahraga/karena jatuh.
Klasifikasi fraktur Klasifikasi fraktur Berdasarkan hubungan dengan
dunia luar dibagi menjadi 2:
Berdasarkan type fraktur
Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade:
klasifikasi fraktur tertutupklasifikasi fraktur tertutup
Gambaran klinikGambaran klinikNyeri Edema/bengkakEkimosis/memarSpasme ototPenurunan sensasiGangguan fungsiMobilitas abnormalKrepitasiDeformitasSyok hipovolemik
Diagnosis Diagnosis Anamnesis
Kapan terjadinya trauma, Dimana terjadinya, Jenisnya, berat ringannya trauma, arah trauma, mekanisme trauma.
Pemeriksaan fisikMencari kemungkinan komplikasi umum seperti syok pd fraktur multipel, fraktur pelvis, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka yg mengalami infeksi.
Pemeriksaan status lokalis
Komplikasi frakturKomplikasi frakturLocal complications
Early complications Visceral injury
contoh: fraktur tulang costa menyebabkan pneumothorax
Vascular injurycontoh: paraesthesia pd jari atau tangan, ekstremitas yang rusak bisa pucat dan pulse bisa lemah atau tidak teraba
Nerve injury biasanya terjadi pd fraktur humerus atau siku dan lutut
Compartement syndrome perdarahan, edema, inflamasi ↑tekanan dlm kompartement osteofasciaterjadi ↓aliran capilari ischemia ototgambaran klinis ischemia:Pain ParaesthesiaPallor Paralysispulselessness
Haemarthrosis extravasasi darah kedalam sendi atau rongga synovial
Gas gangrene Disebabkan oleh infeksi Clostridial (terutama
Clostridium welchii). Merupakan organisme anaerob yang bisa hidup dan bermultiplikasi pada jaringan dengan tekanan oksigen rendah toksin yang dihasilkan oleh organisme ini bisa menghancurkan dinding sel dan sebabkan nekrosis jaringan, sehingga mudah menyebar.
Gambaran klinis : adanya nyeri dan bengkak pada sekitar luka, terlihat discharge kecoklatan, bisa terjadi pyrexia, pulse rate meningkat, dan berbau (muncul pada 24 jam dari injury). Selanjutnya bisa terjadi toxicaemia dan pasien bisa coma dan meninggal.
Gas gangrene harus dibedakan dari anaerobic cellulitis, yang banyak membentuk gas tapi terjadi toxicaemia hanya sedikit.
Pencegahan : eksisi semua jaringan mati,jika ada keraguan maka biarkan jaringan luka terbuka.
Treatment : Beri fluid replacement, antibiotic intravena, beri hyperbaric Oksigen untuk mmbatasi penyebaran, dan buang semua jaringan mati.
Infeksi oTerjadi pada open fraktur atau pada close fraktur yang
telah dibuka. oYang paling sering terjadi adalah chronic osteitisoGambaran klinis : luka mengalami inflamasi dan mulai
mgeluarkan cairan seropurulen
Fraktur Blisterkarena elevasi dari lapisan superficial kulit akibat edema
Plaster soresplaster sore terjadi dimana kulit menekan langsung ke tulang, cegah dengan penggunaan padding
Late complications• Delayed union
Non-union◦Hyperthrophic non-union
bone end membesar, osteogenesis masih aktif tp tidak cukup untuk menjembatani gap/celah
◦Athropic non-unionosteogenesis terlihat berhenti
Treatment:Diinduksi union fungsional bracing, juga dengan pulses electromagnetic field dan low ulsed ultrasound
Operative: Hyperthrophic rigid fixation dan bone graft Athropic bone graft
Mal union ◦fragmen bersatu dengan posisi yg salah◦Gagal mereduksi fraktur, gagal
mempertahankan reduksiAvaskular necrosis
Pada x-ray terlihat peningkatan densitas tulang Grown disturbanceBed soresMyosititis ossificansTendon lesionNerve compressionMuscle contractureJoint instability
Complication of major Complication of major traumatrauma Tetanus
organisme tetanus tumbuh di jaringan mati, yang mmproduksi endotoxin yang bisa ke CNS melalui darah dan perineural lymphatic dari daerah infeksi. Toxin tetap berada di sel anterior horn sehingga sulit dinetralkan oleh antitoxin
Adult respiratory distress syndromePada stage parah shock dan septicemia, rusaknya sel endotel dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah kecil sebabkan hemorrhagic, cairan kaya protein bocor ke jaringan interstitial pulmonary dan alveoli. Muncul emboli lemak di kapiler dan inflamasi perivascular, sehingga pernapasan terganggu
Fat emboli syndromeadanya globule lemak dengan diameter lebih dari 10nm. Asal dari embolism kemungkinan dari bone marrow, dan biasanya terjadi pada pasien multiple fracture
Disseminated intravaskuler coagulationgangguan pada koagulasi dan hemostasis, karena adnya pelepasan thromboplastin ke sirkulasi , kerusakan endotel dan aktivasi platelet. Mengakibatkan koagulasi intravascular, penurunan clotting factor, fibrinolysis dan thrombocytopenia.
Crush syndromeketika otot dikompresi terlalu lama, lalu dilepaskan kompresinya sehingga ada toxic metabolit yang nantinya dilepas ke sirkulasi. Mengakibatkan hiperkalemoa, metabolic acidosis, hypocalcemia
Multisystem organ failureterjadi respon inflamasi yang generalized, yang dimediasi oleh cytokine
Manejemen fraktur Manejemen fraktur tertutuptertutup
4 faktor yang mempengaruhi manajement patah tulang ( Fracture Quartet )
HoldSafetyMoveSpeed
Reduce Reduce Untuk mendapatkan keterangan tambahan yg
cukup dan garis fraktur yg sebenarnya.
Hold reduction Hold reduction 1. Continuous traction Digunakan pada anggota badan bagian
bawah yg patah. Sangat berguna pada fraktur jenis spiral.Jenis traksi: Traksi dengan gravitasi Skin traction Skeletal tractionKomplikasi traksi: Kesulitan bernapas Nerve injury pd orang yg tua Pin-site infection
2. Cast splintage Khususnya pada fraktur bagian bawah
dan kebanyakan fraktur pd anak-anak. Kekurangannya: berdasarkan fraktur
quartet terdapat move krn sendi tertutup oleh plester dan kemungkinan besar akan kaku/ fraktur disease
Komplikasi: Tight cast Pressure sores Skin abrasion or laceration Loose cast
3. Fungtional bracing menggunakan plester of paris atau
bahan yg lebih ringan Merupakan cara untuk mencegah
kekakuan sendi atau setelah pelaksanaan fractur splintage
Bagian yg di balut hanya diatas fraktur shg meleluasakan sendi untuk bergerak
Umunya digunakan untuk fraktur tulang tibia.
4. Internal fixation Patahan tulang dapat dikokohkan dgn
skrup, mamasukkan pin/paku,plat metal yg di topang oleh skrup.
Tidak menyebabkan kekakuan sendi Kekurangan: terdapat safety karena
kemungkinan besar terjadi sepsis yg diakibatkan oleh (luka kotor,higienitas rendah)
Diindikasikan untuk fraktur yang tidak dpt diatasi kecuali dgn operasi, fraktur tidak stabil, fraktur patologis, fraktur multipel.
Interfragmentary screw
Wires ( transfixing, cerclage and tension band ) kedua teknik ini digunakan pada patah tulang patellar
Plates and screw digunakan pada patah tulang metaphyseal tulang panjang dan patah tulang diaphyseal tulang radius dan ulna
Intramedullary nails
Komplikasi internal fixationInfeksiNon-unionKegagalan implantasirefracture
External fixationExternal fixation
Metode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas dan tidak untuk fraktur lama
Post eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips.
Setelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulang
Lubang kecil dibuat dari pen metal melewati tulang dan dikuatkan pennya
ExerciseExercisePencegahan edemaElevasiLatihan aktifGerakan yang dibantuAktivitas fungsional
Manajemen fraktur Manajemen fraktur terbukaterbuka
DebridementUntuk menghilangkan jaringan yg mati.
Prinsip-prinsip yg hrs di observasi: Wound excision
batas dari setiap luka di eksisi dan meninggalkan kulit yg sehat saja
Wound extension Wound cleansing
pembersihan semua material dan debris jaringan lalu luka ditutup dgn balutan saline
Removal of devitalized tissuejaringan yg mati, otot yg mati berwarna keunguan diragukan keaktifannya hrs disingkirkan
Nerve and tendontinggalkan saraf dan tendon yg terpotong walaupun luka sudah dibersihkan krn kemungkinan masih bisa disambungkan lagi
Penutupan lukaluka yg berukuran besar hrs di debridement. Idealnya dilakukan 72 jam pertama atau sesegera mungkinStabilisasi tulang yg patahmereduksi terjadinya infeksi dan akan membantu dlm penyembuhan jaringan lunak, metode fiksasi tergantung dari derajat kontaminasi, jarak waktu yang diperlukan sampai oprasi dilakukan dan jumlah kerusakan jaringan lunak yg terjadi.