Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
-
Upload
dian-asriny -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
1/25
BAB I
A. PENDAHULUAN
Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA) masih terus menjadi masalah
kesehatan yang utama meskipun kemajuan dalam identifikasi baik agen penyebab
baru ataupun lama sangat pesat, dan kemampuan obat antimikroba telah banyak
ditingkatkan. Namun masih banyak terdapat kontroersi berkenaan dengan
pendekatan diagnostik dan pilihan pengobatan.!
"neumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang men#akup bronkiolus respiratorius, dan
aleoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat. "neumonia menimbulkan angka kesakitan yang tinggi, dengan
gejala$ batuk, demam, dan sesak nafas.!
Se#ara klinis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai suatu peradangan
paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, irus, jamur, parasit, dan
lain%lain). Se#ara anatomis pneumonia dapat diklasifikasikan sebagai pneumonia
lobaris, pneumonia segmentalis, dan pneumonia lobularis yang dikenal sebagai
bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru bagian bawah. Selain itu
pneumonia dapat juga dibedakan berdasarkan klinis dan epidemiologisnya
pneumonia dibagi menjadi empat yaitu$ &ommunity a#'uired pneumonia (&A")
adalah pnumonia yang didapat dari masyarakat, ospital a#'uired pneumonia
(A") adalah pneumonia yang didapat di rumah sakit, "neumonia aspirasi adalah
pneumonia yang terjadi karena masuknya benda asing dalam saluran pernapasan,
1
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
2/25
dan pneumonia pada penderita imunokompromis yaitu pneumonia yang terjadi
pada penderita dengan pertahanan tubuh yang menurun.!,
*i negara maju seperti Amerika, insiden &A" adalah ! kasus per !+++
orang. Sedangkan di S-* *r. Soetomo Surabaya, &A" menduduki peringkat
keenam dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat pertahun. Angka kematian
&A" yang dirawat inap berkisar antara +%/0.
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU
"aru merupakan organ yang elastis, berbentuk keru#ut, dan terletak dalam
rongga dada atau toraks. Mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar memisahkan paru tersebut. Setiap paru mempunyai apeks
(bagian atas paru) dan dasar paru. "embuluh darah paru dan bronkial, bronkus,
saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada bagian hilus dan membentuk
2
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
3/25
akar paru. "aru kanan lebih besar daripada paru kiri dan dibagi menjadi tiga
lobus oleh fissura interlobaris. "aru kiri dibagi menjadi dua lobus.
Gambar 1. Sistem espirasi1
Saluran penghantar udara yang membawa udara ke dalam paru adalah
hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Saluran pernapasan dari
hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia. 2etika masuk
rongga hidung, udara disaring, dihangatkan, dan dilembabkan.
3
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
4/25
Gambar 2. Segmen bro#hopulmonum.1
3ujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
dan membuang karbon dioksida. -ntuk men#apai tujuan ini, pernapasan dapat
dibagi menjadi empat golongan utama$ (!) entilasi paru, yang berarti masuk dan
keluarnya udara antara atmosfir dan aleoli paru, () difusi oksigen dan karbon
dioksida antara aleoli dan darah, () pengangkutan oksigen dan karbon dioksida
dalam darah dan #airan tubuh ke dan dari sel jaringan tubuh, dan (1) pengaturan
entilasi dan hal%hal lain dari pernapasan./
"aru dapat dikembangkan dan dikempiskan melalui dua #ara$ (!) gerakan
naik%turunnya diafragma untuk memperbesar atau memperke#il rongga dada, dan
() dengan depresi dan eleasi tulang iga untuk memperbesar atau memperke#il
diameter anteroposterior rongga dada.4
4
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
5/25
BAB III
A. DEFINISI
"neumonia adalah peradangan parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang men#akup bronkiolus respiratorius dan aleoli, yang disebabkan
oleh mikroorganisme (bakteri.irus,jamur,proto5oa)!,
&ommunity a#'uired pneumonia adalah infeksi paru yang diperoleh dari
masyarakat atau pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit. "asien
tidak dirawat di rumah sakit atau berada di fasilitas perawatan jangka panjang 6!1
hari sebelum timbulnya gejala.!,,4
B. EPIDEMIOLOGI
Insidensi
5
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
6/25
"enyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan ke#a#atan
yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 7+0 dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat ("2) atau
didalam S8pusat perawatan (pneumonia nosokimal8"N atau pneumonia di pusat
perawatan8"""). "neumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah
akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar !/%+0.!
2ejadian "N di I&- lebih sering daripada "N di ruangan umum, yaitu
dijumpai pada hampir /0 dari semua infeksi di I&-, dan 9+0 terjadi pada saat
entilasi mekanik. "neumonia yang berhubungan dengan entilator ("B:) didapat
pada 9%;0 dari pasien yang diintubasi. isiko "B: tertinggi pada saat awal
masuk ke I&-.!
"neumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang
jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati
adanya satu atau lebih penyakit dasar yang meganggu daya tahan tubuh.!
"neumonia semakin sering dijumpai pada lanjut usia dan sering terjadi
pada penyakit paru obstruktif kronik (""aktor predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pas#a
infeksi irus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ
dada dan penurunan kesadaran.!
C. ETIOLOGI
6
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
7/25
"neumonia dapat disebabkan karena infeksi berbagai bakteri, irus dan
jamur. Namun, penyakit pneumonia yang disebabkan karena jamur sangat jarang.
asil penelitian menunjukkan bahwa ;+0 penyakit pneumonia disebabkan oleh
bakteri. Sulit untuk membedakan penyebab pneumonia karena irus atau bakteri.
Seringkali terjadi infeksi yang didahului oleh infeksi irus dan selanjutnya terjadi
tambahan infeksi bakteri. 2ematian pada pneumonia berat, terutama disebabkan
karena infeksi bakteri.!
Bakteri penyebab pneumonia tersering adalah Haemophilus influenzae
(+0) dan Streptococcus pneumoniae (/+0). Bakteri penyebab lain adalah
Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae. Sedangkan irus yang sering
menjadi penyebab pneumonia adalah respiratory syncytial virus (S:) dan
influen5a. =amur yang biasanya ditemukan sebagai penyebab pneumonia pada
anak dengan AI*S adalah Pneumocystis jiroveci ("&").!
3abel.!. 2lasifikasi bakteri penyebab berdasarkan lingkungan8tempat mendapat
infeksi!
Tema! in"e#si Pen$ebab
"neumonia yang didapat di
masyarakat
Str.pneumonia,.influen5ae,
?.#atarrhahalis,St.aureus,@NB (gram negatie
enteri# ba#illi), Atypi#al agents
(my#oplasma, #hlamydia, legionella)
"neumonia yang didapat di
panti
Str.pneumoniae, @NB, St.aureus,
.influen5ae, anaerob, atypi#al agents.
"neumonia yang didapat di @NB (seperti klebsiella pneumoniae,
7
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
8/25
rumah sakit. pseudomonas aeruginosa), St.aureus,
polimikrobial.
D. PATOGENESIS
"roses patogenesis pneumonia terkait dengan faktor yaitu keadaan
(imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang
berinteraksi satu dan sama lain. &ara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis
kuman, misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae.4
?ikroorganisme yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam aleoli
menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh aleoli disusul dengan infiltrasi
sel%sel polymorphonu#lear ("?N) dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi
permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel%sel "?N mendesak
mikroorganisme ke permukaan aleoli dan dengan bantuan leukosit yang lain
melalui pseudopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian
difagosit.,/
Terdaa! ema! s!adi%m ana!&mi# dari ne%m&nia !erba'i a!as(2
1. S!adi%m #&n'es!i (1 ! jam pertama)
8
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
9/25
*isebut hiperemia, menga#u pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. al ini ditandai dengan
peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi.
iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator%mediator peradangan dari sel%
sel mast setelah pengaktifan sel imun dan #edera jaringan. ?ediator%mediator
tersebut men#akup histamin dan prostaglandin. *egranulasi sel mast juga
mengaktifkan jalur komplemen. 2omplemen bekerja sama dengan histamin
dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos askuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru. al ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan aleolus. "enimbunan #airan di antara kapiler dan
aleolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan
sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
2. S!adi%m )ea!isasi mera) (17 jam selanjutnya)
3erjadi sewaktu aleolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin
yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan.
obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,
eritrosit dan #airan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan
seperti hepar, pada stadium ini udara aleoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini berlangsung sangat singkat,
yaitu selama 17 jam.
*. S!adi%m )ea!isasi #e+ab% (konsolidasi)
9
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
10/25
3erjadi sewaktu sel%sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
terinfeksi. "ada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang
#edera dan terjadi fagositosis sisa%sisa sel. "ada stadium ini eritrosit di aleoli
mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,
warna merah menjadi pu#at kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami
kongesti.
,. S!adi%m a#)ir (resolusi)
Cksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga aleoli di#erna
se#ara en5imatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk.
"arenkim paru kembali menjadi penuh dengan #airan dan basah sampai pulih
men#apai keadaan normal.
E. DIAGNOSIS
!. Anamnesis
Anamnesis ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman
penyebab yang berhubungan dengan faktor infeksi, meliputi ealuasi faktor
pasien8predisposisi, membedakan lokasi infeksi, usia pasien dan awitan.!
2riteria diagnosis pneumonia dengan trias pneumonia, yaituD !). Batuk, ).
*emam, ). Sesak.;
@ejala pneumonia berariasi tergantung pada umur penderita dan
penyebab infeksi. "neumonia karena infeksi bakteri biasanya menyebabkan
sakit berat. Suhu tubuh 67+& (aksila)8riwayat demam dan napas #epat serta
menggigil. Infeksi karena irus umumnya lebih gradual dan bisa memburuk
setiap saat. @ejala%gejala yang sering ditemui dengan pneumonia adalah batuk
yang awal nya kering kemudian menjadi produktif dengan dahak yang purulen
bahkan bisa berdarah, napas #epat dan sulit bernapas, demam, menggigil, sakit
10
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
11/25
kepala, anoreksia, malaise serta nyeri pleuritik ringan hingga berat. adapun
gejala non spesifik berupa mialgia, pusing, diare, mual, muntah.!,;,7
faktor risikoD;
-sia rentan 64/tahun,
Infeksi saluran napas atas yang tidak ditangani,
?erokok,
"enyakit penyerta$ *iabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronik,
gangguan neurologis, gangguan kardioaskuler.
3erpajan polutan yang berbahaya,
3irah baring lama,
Imunodefisiensi, dapat disebabkan oleh penggunaan steroid jangka
panjang, malnutrisi, Human immunodeficiency virus (I:).
. "emeriksaan >isik
"asien tampak sakit sedang hingga berat, Suhu tubuh meningkat dan
nadi #epat, temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru.
"ada inspeksi dapat terlihat penggunaan otot bantu pernafasan, pasa palpasi
fremitus dapat meningkat, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara
napas bronkoesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah
halus yang kemudian menjadi ronki kasar pada stadium resolusi.,;
. "emeriksaan "enunjang
a. "emeriksaan aboratorium
eukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteriD leukosit normal
atau rendah dapat disebabkan oleh infeksi irus8mikoplasma atau pada infeksi
yang berat sehingga tidak terjadi respon leukosit, orang tua atau lemah.
eu#openia meninjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi
kuman gram negatie atau S. aureus pada pasien dengan keganasan dan
gangguan kekebalan.!,;,7
11
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
12/25
"ada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,
biasanya lebih dari !+.+++8ul kadang men#apai +.+++8ul, dan pada hitungan
jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan C*. -ntuk
menentukan diagnosis berdasarkan etiologi diperlukan pemeriksaan dahak,
kultur darah dan serologi. 2ultur darah dapat positif pada +%/0 penderita
yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. 7
Cara en'ambi+an - en'iriman da)a# $an' benar
"engambilan dahak dilakukan pagi hari. "asien mula%mula berkumur
dengan akuades biasa, setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian
membatukkan dahaknya. *ahak ditampung dalam botol steril dan ditutup
rapat. *ahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 1 jam).
=ika terjadi kesulitan mengeluarkan dahak, dapat dibantu nebulisasi dengan
Na&l 0. 2riteria dahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan
langsung dan biarkan yaitu bila ditemukan sel polymorphonuclear ("?N)
6/8lpk dan sel epitel E !+8lpk ;,7
Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi, atau biopsi. @ram, Burri@in,
Fuellung test dan G.Nielsen. kuman yang predominan pada sputum yang
disertai sel "?N yang kemungkinan merupakan penyebab infeksi. 2ultur
kuman merupakan pemeriksaan utama pra terapi dan bermanfaat untuk
ealuasi terapi selanjutnya.!,;
b. "emeriksaan adiologi
12
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
13/25
"ada foto thoraH, bagian paru yang terkena menunjukkan adanya
peningkatan densitas dengan eksudat dan #airan inflamasi yang menempati
ruang aleolus. Cksudat aleolar menggambakan gambaran perselubungan.
-dara yang tetap mengisi bronkus yang terlibat tampak sebagai lusensi
berbentuk garis (konsolidasi dengan bronkogram udara). 2onsolidasi dapat
menetap, seringkali setelah gejala pasien membaik.;,!+,!!
@ambar . @ambaran radiologi pneumonia!!
#. "emeriksaan 2husus
3iter antibodi terhadap irus, legionella, dan mikoplasma. Nilai
diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 1 kali. Analisis gas darah
dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.!
"ada pasien pneumonia komunitas yang di rawat inap perlu
pemeriksaan analisa gas darah, dan kultur darah.!,7
Peni+aian deraa! #eara)an en$a#i!
S#&r Pne%m&nia Pa!ien! O%!/&me Resear/) Team 0PORT
"enilaian derajat keparahan penyakit pneumonia komuniti dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian
"neumonia "atient
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
14/25
3abel . Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan "aktor demografi
• -sia $ laki%laki
"erempuan
• "erawatan dirumah
• "enyakit penyerta
2eganasan
"enyakit ati
@agal =antung 2ongestif
"enyakit &erebroaskular
"enyakit @injal
"emeriksaan >isis• "erubahan status mental
• "ernapasan 6+H8menit
• 3ekanan darah sistolik E 9+mmg
• Suhu tubuh E/+& atau 61++&
• Nadi 6!/H8menit
asil laboratorium8adiologi
• Analisis gas darah arteri $ p ;,/
• B-N 6+mg8dl
• Natrium E!+mC'8liter
• @lukosa 6/+mg8dl• ematokrit E+0
• "i
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
15/25
• >oto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• >oto toraks paru melibatkan 6 lobus
• 3ekanan sistolik E9+ mmg
• 3ekanan diastolik E4+ mmg
). "neumonia pada pengguna NA"GA
2riteria American Thoracic Society (A3S) untuk severe community acquired
pneumonia (S&A").
?enurut A3S kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satu atau lebih
kriteria di bawah iniD7
2riteria minor$
• >rekuensi napas 6+H8menit
• "a+8>ioto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
• >oto toraks paru melibatkan 6 lobus
• 3ekanan sistolik E9+ mmg
• 3ekanan diastolik E4+ mmg
2riteria mayor adalah sebagai berikut$• ?embutuhkan entilasi mekanik
• Infiltrat bertambah 6/+0
• ?embutuhkan asopresor 61 jam (septik syok)
• 2reatinin serum 6 mg8dI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal yang membutuhkan dialisis "enilaian derajat keparahan pneumonia untuk rekomendasi perawatan dengan
skor &-B%4/ adalah sistem skoring yang direkomendasikan oleh The ritish
Thoracic Society. 3erdiri atas enam skor (+%/).7
3abel . Sistem skor pada pneumonia berdasarkan &-B%4/7
ara#!eris!i# S#&r
15
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
16/25
Confusion 0GCS 7 6 a!a% adan$a dis&rien!asi
Urea nitrogen 0BUN819m':d+ 0;41, mm&+:L
Respiratory rate8* !a)%n
!
!
!
!
!
3abel 1. Interpretasi skor &-B%4/7
isk #lass=umlah
poin?ortality ekomendasi perawatan
endah +%! !,/0 awan jalan
Intermediet 9,0 awat inap
3inggi 6 0awat perawatan
intensif.
F. DIAGNOSIS BANDING
*iagnosis banding "neumonia yaitu$;
!. Bron#hitis Akut
. Asma Bronkial
. 3uberkulosis
G. OMPLIASI
2omplikasi "neumonia komuniti dapat berupa$;
!. Cfusi pleura
. Cmpiema. Abses paru
1. "neumotoraks
/. @agal napas
4. Sepsis
H. PENATALASANAAN
16
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
17/25
"engobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. "emberian
antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme
dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu$7
!. "enyakit yang berat dapat mengan#am jiwa
. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
. asil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi se#ara empiris se#ara
umum pemilihan antibiotik.
"enatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi menjadi$7,!
a. "enderita rawat jalan
% "engobatan suportif8simptomatik
• Istirahat di tempat tidur
• ?inum se#ukupnya untuk mengatasi dehidrasi
• Bila demam tinggi diberikan obat antipiretik
• Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
"emberian antibiotik harus diberikan kurang dari 7 jam
3anpa faktor modifikasi, tidak ada riwayat penggunaan antibiotik
dalam bulan terakhir.
?akrolid, atau doksisiklin, atau
@olongan J laktam atau J laktam anti J laktamase
*engan faktor modifikasi$
@olongan J laktam (amoHi#illin dosis tinggi8#launalate, atau
#efpodoHime) makrolide atau >lurokuinolon respirasi (leofloksasin,
moksifloksasin, gatifloksasin)
Bila di#urigai pneumonia atipik$ makrolid baru (roksitromisin,
klaritromisin, a5itromisin)
b. "enderita rawat inap di ruang rawat biasa
% "engobatan suportif8simptomatik
17
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
18/25
• "emberian terapi oksigen
• "emasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
• "emberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
"engobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 7 jam
3anpa faktor modifikasi$
@olongan J laktam anti laktamase i, atau
Sefalosporin @, @ i, atau
>lurokuinolon respirasi i
*engan faktor modifikasi$
Sefalosporin @, @ i, atau
>lurokuinolon respirasi i, atauAntibiotik J laktam makrolid
Bila #uriga disertai infeksi atipik ditambah makrolid baru
#. "enderita rawat inap di ruang rawat intensif
% "engobatan suportif8simptomatik
• "emberian terapi oksigen
• "emasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
"emberian obatsimptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
"engobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 7 jam
3idak ada faktor risiko infeksi pseudomonas$
Sefalosporin @ i non pseudomonas makrolid baru8>lurokuinolon
respirasii i, atau
Antibiotik J laktam (#efriaHone, #efotaHime8ampi#ilin)
a5ithromy#in8flurokuinolon respirasi.
Ada faktor risiko infeksi pseudomonas$Sefalosporin anti pseudomonas i 8karbapenem i >lurokuinolon anti
pseudomonas (siprofloksasin) i8aminoglikosida i.
Bila #uriga disertai infeksi bakteri atipik$
Sefalosporin anti pseudomonas i8#arbapenem i aminoglikosida i
makrolid baru8flurokuinolon respirasi i.
% Bila ada indikasi penderita dipasang entilator mekanik.
18
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
19/25
"enderita pneumonia berat yang datang ke -@* diobserasi tingkat
kegawatannya, bila dapat distabilkan maka penderita dirawat inap di ruang
rawat biasaD bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di ruang
rawat intensif.
Terai "arma#&+&'i
*alam pemberian antibiotik pasien awalnya diberikan terapi empirik yang
ditujukan pada patogen yang paling mungkin menjadi penyebab. Bila telah ada
hasil kultur dilakukan penyesuaian obat. "ada pasien rawat inap antibiotik harus
diberikan dalam waktu 7 jam pertama di rawat. "ada prinsipnya terapi utama pada
pneumonia adalah pemberian antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu ini di
maksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab. Cfektiitas antibiotik
tergantung kepada kepekaan kuman terhadap antibiotik, penetrasinya ke tempat
lesi infeksi, toksisitas, interaksi dengan obat lain dan reaksi pasien misalnya alergi
atau intoleransi. Adapun faktor%faktor yang dipertimbangkan pada pemilihan
antibiotikD >aktor pasien yaitu #ara pemberian obat berdasarkan tingkat berat sakit
ISNBA dan keadaan umum, mekanisme imunologis, umur, defisiensi genetik,
kehamilan.!,;%9
Bila dengan pengobatan se#ara empiris tidak ada perbaikan8memburuk
maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensitiitas.7
Berdasarkan bakteri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut $7
Penisi+in sensi!i" Streptococcus Pneumonia 0PSSP4 $ai!%(;
% @olongan penisilin :, 1H/+%/++ mg8hari (anak /%/+ mg8kgBB dalam 1
dosis), amoksisilin H/+%/++ mg8hari (anak +%1+ mg8kgBB dalam
19
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
20/25
dosis), atau sefalosporin golongan ! (sefadrosil /++%!+++mg dalam
dosis, pada anak +mg88kgBB8hari dalam dosis)% 3?"%S?G
% ?akrolid
Penisi+in resis!en Streptococcus Pneumonia 0PRSP4 $ai!%(;46
% Beta laktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotakssim,
Seftriakson dosis tinggi.
% ?akrolid$ a5itromisin !H/++ mg selama hari (anak !+ mg8kgBB8 hari
dosis tunggal)% >luorokuinolon respirasi$ siproflosasin H/++ mg8hari.
Pseudomonas aeruginosa8
% Aminoglikosid
% Sefta5idim, Sefoperason, Sefepim
% 3ikarsilin, "iperasilin
% 2arbapenem $ ?eropenem, Imipenem
% Siprofloksasin, eofloksasin
Me!)i/i++in resis!en! S!a)$+&/&//%s a%re%s 0MRSA6
% :ankomisin
% 3eikoplanin
% ine5olid
Hem&)i+%s in"+%en?ae6
% 3?"%S?G
% A5itromisin
% Sefalosporin gen. atau % >luorokuinolon respirasi
Le'i&ne++a6
% ?akrolid
% >luorokuinolon
% ifampisin
M$/&+asma ne%m&niae6
% *oksisiklin
20
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
21/25
% ?akrolid
% >luorokuinolon
I. ONSELING DAN EDUASI
1. Ed%#asi
Cdukasi diberikan kepada indiidu dan keluarga menegenai pen#egahan
dan rekurensi dan pola hidup sehat, termasuk tidak merokok.;,7
2. Pen/e'a)an
"emberian aksinasi Influen5a (iB) dan "neumokokal pada orang
dengan risiko tinggi, dengan gangguan imunologis, penyakit berat termasuk
penyakit paru kronis, hati, ginjal, jantung, penghuni rumah jompo atau rumah
penampungan penyakit kronik dan usia diatas 4/ tahun.!,;
3. PROGNOSIS
"rognosis umumnya bonam, namun tergantung dari faktor penderita,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat dan adekuat.;
Se#ara umum angka kematian "neumonia oleh "neumokokkus adalah
sebesar /0, namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang buruk..
sebagian besar pada lanjut usia yaitu sebesar 790. ?ortalitas pasien &A" yang di
rawat di I&- adalah sebesar +0. ?ortalitas yang tinggi berkaittan dengan
Kfaktor perubahL yang ada pada pasien.!,;
21
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
22/25
LAMPIRAN@LAMPIRAN
ALUR TATA LASANA PNEUMONIA OMUNITI
22
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
23/25
TERAPI EMPIRI C A P
23
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
24/25
TERAPI SULIH PADA PNEUMONIA OMUNITI
24
-
8/18/2019 Refarat CAP INTERNA Dian Asriny
25/25
"ada tabel dibawah ini dapat dilihat pemilihan antibiotik untuk alih terapi pada
pneumonia komuniti