Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

5
Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal sebagai Terapi Alternatif Pengobatan Maraknya kejadian penyakit yang dicurigai sebagai efek samping dari penggunaan jangka panjang obat kimia menjadi momok masyarakat. Para pasien yang menderita suatu penyakit semakin enggan berobat ke dokter hanya karena takut efek samping obat. Miris memang, selain harus membayar mahal obat kimia, pasien harus menanggung efek samping karena obat tersebut. Bahkan parahnya, penyakit tersebut bukannya sembuh, malah makin bertambah dengan penyakit akibat efek samping obat tersebut. Hal ini sangat meresahkan masyarakat. Pada akhirnya, masyarakat mulai kembali ke pengobatan tradisional. Obat herbal menjadi salah satu pilihan. Disamping harganya yang relatif murah, momok penggunaan zat kimia sedikit bisa diredam karena bahannya berasal dari alam. Masyarakat pengguna obat herbal kian meningkat. Namun, belum terdaftar angka kesembuhan karena terapi ini. Beberapa testimoni pasien sering menyebutkan kesembuhan namun secara ilmiah belum dapat dibutikan. Sebenarnya, obat tradisional

description

my links

Transcript of Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

Page 1: Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

Maraknya kejadian penyakit yang dicurigai sebagai efek samping dari penggunaan

jangka panjang obat kimia menjadi momok masyarakat. Para pasien yang menderita suatu

penyakit semakin enggan berobat ke dokter hanya karena takut efek samping obat. Miris

memang, selain harus membayar mahal obat kimia, pasien harus menanggung efek samping

karena obat tersebut. Bahkan parahnya, penyakit tersebut bukannya sembuh, malah makin

bertambah dengan penyakit akibat efek samping obat tersebut.

Hal ini sangat meresahkan masyarakat. Pada akhirnya, masyarakat mulai kembali ke

pengobatan tradisional. Obat herbal menjadi salah satu pilihan. Disamping harganya yang

relatif murah, momok penggunaan zat kimia sedikit bisa diredam karena bahannya berasal

dari alam.

Masyarakat pengguna obat herbal kian meningkat. Namun, belum terdaftar angka

kesembuhan karena terapi ini. Beberapa testimoni pasien sering menyebutkan kesembuhan

namun secara ilmiah belum dapat dibutikan. Sebenarnya, obat tradisional juga dikenal

sebagai terapi penyembuh di bidang kedokteran. Hal inila yang seharusnya diketahui

masyarakat.

Perbedaan obat kimia dan obat herbal berada pada uji yang telah dilakukan. Obat

kimia yang digunakan para dokter memiliki kandungan zat yang telah diuji dosis efektif dan

keamannya ke hewan percobaan dan manusia. Sedangkan obat tradisional kebanyakan

berasal dari pengalaman nenek moyang yang menggunakannya.

Obat tradisional yang masih berupa tanaman obat yang direbus atau dimasak banyak

dipercaya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dilemanya adalah berapa banyak

tanaman yang digunakan dan bagaimana cara menggunakannya. Pada prinsipnya, ada

kandungan zat dalam tanaman tersebut yang dapat menyembuhkan suatu penyakit. Namun,

Page 2: Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

karena perbedaan tekstur tanah, unsur hara dan cuaca pada setiap daerah, bisa jadi kandungan

zat tersebut berbeda untuk setiap tanaman. Hal ini menjadi masalah karena setiap zat obat

hanya akan memberikan respon apabila jumlahnya cukup dan malah akan memberikan efek

samping apabila diberikan dalam jumlah yang berlebihan.

Belum lagi banyaknya kandungan zat dalam satu tanaman yang mungkin

menyebabkan efek lain dari yang diharapkan. Untungnya, kandungan zat dalam tanaman obat

masuk ke dalam tubuh melalui penyerapan dari saluran cerna sehingga efek toksik jarang

muncul karena zat masuk secara perlahan-lahan.

Seiring kebutuhan masyarakat akan obat herbal, berbagai penelitian tentang

kandungan zat, efektifitas dan keamanan dosis serta efek samping yang muncul mulai

dilakukan. Obat herbal pun mulai dikenal di dunia kedokteran. Sampai saat ini, obat

tradisional dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan uji yang telah dilakukan, yaitu : jamu, obat

herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah golongan obat tradisional yang berupa

campuran dari berbagai jenis tanaman yang telah terbukti secara empiris dapat

menyembuhkan penyakit. Jamu dapat berupa serbuk seduhan, pil, atau cairan. Dosisnya pun

dibuat berdasarkan pengalaman pengguna sebelumnya. Tak banyak berbeda dengan jamu,

kelompok obat herbal berstandar pun sebenarnya berasal dari tanaman tradisional warisan

para leluhur. Namun, golongan obat ini telah diuji secara pre klinis. Uji ini memberikan

informasi tentang kandungan zat yang berfungsi menyembuhkan penyakit tertentu, cara

pengambilan ekstrak zat berkhasiat dari tanaman itu, maupun jumlah zat yang dapat

menyebabkan keracunan dari tanaman tersebut. Pembuatan obat herbal berstandar ini juga

menggunakan teknologi yang modern dan didukung dengan higienitas yang tinggi.

Golongan tertinggi secara ilmiah dari obat tradisional adalah fitofarmaka. Obat ini

telah diuji secara ilmiah pada manusia. Artinya penggunaan fitofarmaka hampir bisa

disamakan dengan penggunaan obat kimia, perbedaannya adalah pada bahan bakunya,

Page 3: Rasionalisasi Pemilihan Obat Herbal Sebagai Terapi Alternatif Pengobatan

fitofarnmakan berasala dari tanaman tradisonal sedangkan obat kimia berasal dari bahan

kimia yang telah diolah. Tanaman yang dijadikan bahan baku pada fitofarmaka pun telah

terstandar.

Hal inilah yang harus diketahui oleh masyarakat pengguna tanaman tradisional.

Jangan hanya berfikir bahwa tanaman pasti lebih baik untuk kesehatan. Setiap zat yang

masuk ke dalam tubuh akan berefek baik kalau diberikan dalam dosis yang sesuai, bila

berlebihan dapat menjadi racun. Oleh karena itu dibutuhkan uji pre klinis dan klinis seperti

pada obat tradisional berstandar dan fitofarmaka untuk mendapatkan pembuktian secara

ilmiah manfaat dan dosis yang tepat dari zat dalam tanaman tradisional agar dapat

menyembuhkan penyakit tertentu.