Rasio Profit

60
rasio profit margin bagi perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture kabupaten Jepara. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi. Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut : A. Bagian Awal Skripsi Bagian ini berisi tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta daftar lampiran. 7 B. Bagian Pokok Skripsi I. Pendahuluan Bab pertama merupakan gambaran umum keseluruhan isi skripsi, yaitu memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi. II. Kerangka Teoritis Bab kedua merupakan kajian pustaka yang membahas teori-teori yang merupakan kajian kerangka teoritis. Dalam hal ini berisi tentang rasio profit margin, efisiensi biaya, biaya, harga pokok produksi, analisis varians, kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian. III. Metode Penelitian Bab ketiga merupakan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode yang digunakan dalam pengumpulan data, serta metode analisis data. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Transcript of Rasio Profit

Page 1: Rasio Profit

rasio profitmargin bagi perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture kabupatenJepara.1.5 Sistematika Penulisan SkripsiSistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsiuntuk memudahkan jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.Sistematika penulisan skripsi ini disusun sebagai berikut :A. Bagian Awal SkripsiBagian ini berisi tentang sampul, lembar berlogo, halaman judul,persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto danpersembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar serta daftarlampiran.7B. Bagian Pokok SkripsiI. PendahuluanBab pertama merupakan gambaran umum keseluruhan isi skripsi, yaitumemuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.II. Kerangka TeoritisBab kedua merupakan kajian pustaka yang membahas teori-teori yangmerupakan kajian kerangka teoritis. Dalam hal ini berisi tentang rasio profitmargin, efisiensi biaya, biaya, harga pokok produksi, analisis varians,kerangka pemikiran, serta hipotesis penelitian.III. Metode PenelitianBab ketiga merupakan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian,populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode yang digunakandalam pengumpulan data, serta metode analisis data.IV. Hasil Penelitian dan PembahasanBab keempat berisi hasil penelitian penulis selama melakukan penelitianserta pembahasan hasil penelitian tersebut.V. PenutupBab kelima adalah penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.C. Bagian Akhir SkripsiPada bagian akhir skripsi memuat tentang daftar pustaka dan lampiranlampiranyang mendukung isi skripsi.7BAB IIKERANGKA TEORITIS2.1 Rasio Profit Margin2.1.1 Pengertian Rasio Profit MarginRasio Profit margin menurut Riyanto (1999:37) adalahperbandingan antara net operating income dengan net sales. Dengan katalain dapatlah dikatakan bahwa rasio profit margin adalah selisih antara netsales dengan operating expenses ( harga pokok penjualan + biayaadminitrasi ditambah biaya umum), selisih mana dinyatakan dalampersentase dari net sales. Gross margin ratio adalah merupakan ratio atauperimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaandengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama (Munawir,

Page 2: Rasio Profit

2001:99).Rasio profit margin menurut pendapat Hariyadi (2002:297)merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk mengendalikan biayaoperasional dalam hubungannya dengan penjualan. Makin rendah biayaoperasi per rupiah penjualan, makin tinggi margin yang diperoleh. RasioProfit margin dapat pula menggambarkan kemampuan perusahaan dalammenetapkan harga jual suatu produk, relatif terhadap biaya-biaya yangdikeluarkan untuk meghasilkan produk tersebut.Simamora (1999: 161) mengemukakan bahwa margin kontribusi(contribution margin) adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya8variabel per unit. Margin kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatupersentase dari pendapatan penjualan. Rasio margin kontribusi (contributionmargin ratio) adalah persentase margin kontribusi dibandingkan jumlahpenjualan.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulanbahwa rasio profit margin merupakan kemampuan perusahaan dalammemperoleh laba per rupiah penjualan yang dinyatakan dalam persentase.2.1.2 Tolok Ukur Rasio Profit MarginRasio profit margin dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagaiberikut :1. Gross Profit Margin RatioGross profit margin ratio menurut Munawir (2001:99) dapatdihitung dengan rumus:x ataupenjualanpenjualan − harg a pokok penjualan 100%x100%penjualanlaba kotorRatio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkanlaba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio inidikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yangtersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profitmargin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasitentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila9dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperolehperusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.2. Net Profit Margin RatioNet profit margin ratio menurut Riyanto (1999:37) dapat dihitungdengan rumus sebagai berikut :x atauNetSalesNet Operating Income 100%( . . min x100%Net SalesNet Sales − HPP + By penjualan + By ad istrasi

Page 3: Rasio Profit

Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi salesditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usaha atau netoperating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnyabiaya usaha (operating expenses). Dengan jumlah operating expensestertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales,atau dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin dapat diperbesardengan menekan atau memperkecil operating expensesnya.3. Operating Profit Margin RatioSelisih antara net margin ratio (ratio laba bersih denganpenjualan) dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untukmenutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yangtersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (hargapokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir,2001:100). Sehingga operating margin dapat dihitung dengan rumus:10. . min x100%Penjualan bersihHPP + By Penjualan + By Ad istrasiOperating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan,sehingga ratio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karenaberarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya jugatinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi ratio yang tinggimungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapatdikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktorharga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.Pengukuran rasio profit margin yang digunakan dalam penelitian iniadalah gross profit margin ratio karena ratio ini digunakan untukmengetahui laba kotor yang diperoleh per rupiah penjualan setiap pesanan.Jadi besar kecilnya gross profit margin ratio ditentukan oleh dua faktor,yaitu laba kotor dan penjualan. Maka untuk memperbesar gross profitmargin ratio dengan memperbesar penjualan pada jumlah biaya pokokpenjualan tertentu atau dengan menekan atau mengurangi atau dapatdikatakan mengendalikan biaya pokok penjualan pada jumlah penjualantertentu.2.2 Efisiensi Biaya2.2.1 Pengertian Efisiensi BiayaEfisiensi menurut Handoko (1995: 7) adalah kemampuan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Manajer yang dapatmeminimumkan biaya penggunaan sumber-sumber daya untuk mencapaikeluaran yang telah ditentukan atau dapat memaksimumkan keluaran11dengan jumlah masukan yang terbatas disebut manajer yang efisien.Menurut Usry (1990: 12), efisiensi dapat diukur dengan caramembandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan yangselanjutnya disebut biaya standar.Pengendalian biaya (cost control) adalah perbandingan kinerja aktualdengan kinerja standar, penganalisisan selisih-selisih yang timbul gunamengidentifikasi penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan, danpengambilan tindakan untuk membenahi atau menyesuaikan perencanaan

Page 4: Rasio Profit

dan pengendalian pada masa yang akan datang (Simamora, 1999: 301).Menurut Supriyono (2000: 97) pengendalian biaya merupakan control yangdilakukan untuk menilai prestasi dengan cara membandingkan biayasesungguhnya dengan biaya standar yang ditetapkan sehingga akan dapatditentukan efisiensi pada setiap departemen dimana produk diolah.Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka yang dimaksud denganefisiensi biaya dalam penelitian ini adalah mengendalikan biaya agarbertindak efisien yaitu hasil akhir tidak jauh menyimpang dari standar yangtelah ditentukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya denganbiaya standar sehingga dapat dicapai suatu efisiensi. Bila penyimpangannyadi atas maupun di bawah standar dapat diabaikan karena hal ini berlakuharga mutlak.2.2.2 Alat Pengendalian BiayaMenurut Samryn (2001: 211) di dalam pengendalian biaya dapatmenggunakan anggaran fleksibel dan biaya standar.121. Anggaran FleksibelPengertian anggaran menurut Munandar (2000: 1) yang dimaksuddengan Business Budget atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yangdisusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yangdinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu(periode) tertentu yang akan datang.Samryn (2001: 226) berpendapat bahwa anggaran fleksibelmerupakan suatu bentuk anggaran yang dirancang untuk mengcover suaturangeaktivitas dan yang dapat digunakan untuk membuat anggaran beberapalevel biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya yangsesungguhnya terjadi.a. Anggaran ProduksiAnggaran produksi menurut Halim dan Supomo (1990: 153)memuat tentang rencana unit yang diproduksi selama periode anggaran.Taksiran produksi ditentukan berdasarkan rencana penjualan danpersediaan yang diharapkan. Anggara produksi merupakan dasarpenyusunan anggaran biaya produksi, yaitu anggaran biaya bahan baku,anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overheadpabrik.b. Anggaran Biaya Bahan BakuAnggaran biaya bahan baku menurut Munandar (2000: 134)merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentangbiaya bahan baku untuk produksi selama periode yang akan datang,13yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) bahan bakuyang diolah, jumlah (kuantitas) bahan baku yang diolah, dan waktu(kapan) bahn baku tersebut diolah dalam proses produksi.c. Anggaran Biaya Tenaga Kerja LangsungAnggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yangmerencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akandibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akandatang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu yang

Page 5: Rasio Profit

diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unityang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada paratenaga kerja langsung dan waktu (kapan) para tenaga kerja langsungtersebut menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masingdikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, sertatempat (departemen) di mana para tenaga kerja langsung tersebut akanbekerja.d. Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran biaya overhead pabrik merupakan anggaran yangmerencanakan secara lebih terperinci tentang beban biaya pabrik tidaklangsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputirencana jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidaklangsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebutdibebankan, yang masing-masing dikaiykan dengan tempat(departemen) dimana biaya pabrik tidak langsung tersebut terjadi.142. Biaya StandarBiaya standar menurut Kartadinata adalah biaya yang ditentukanlebih dulu (Predetermined Cost) untuk memproduksikan suatu unit atausejumlah unit produk dalam jangka waktu produksi berikutnya (2000: 213).Biaya yang ditentukan lebih dulu itu meliputi biaya bahan baku, biayatenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Oleh sebab itu biaya standarmerupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk berdasarkankondisi usaha saat ini.a. Manfaat Biaya StandarManfaat standar di dalam pengendalian biaya menurut Willsondan Campbell (1991: 244) sebagai berikut:1. Standar memberikan suatu tolok ukur yang lebih baik mengenaiprestasi pelaksanaan.2. Memungkinkan dipergunakannya “prinsip perkecualian (principle ofexception)” dengan akibat penghematan waktu. Menurut Supriyono(2000: 98) “prinsip perkecualian” menitikberatkan pada hal-halpenyimpangan dibanding dengan standar yang sudah ditetapkan.3. Memungkinkan biaya akuntansi yang ekonomis.4. Memungkinkan pelaporan yang segera atas informasi pengendalianbiaya.5. Standar berlaku sebagai insentif bagi karyawan.15b. Komponen Biaya Standar1.Standar Biaya Bahan BakuBiaya bahan baku standar adalah biaya bahan baku persatuan yangseharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk. Dalammenentukan biaya bahan baku standar ada dua faktor yaitu: kuantitasstandar bahan baku dan harga standar bahan baku.a. Harga standar bahan baku adalah harga bahan baku persatuanyang seharusnya terjadi di dalam pembelian bahan baku. Di dalammenentukan harga standar bahan baku meliputi harga faktur bahanbaku dikurangi potongan pembelian bahan baku apabila ada,

Page 6: Rasio Profit

ditambah biaya-biaya lainnya dalam rangka pengadaan bahan bakusampai siap dipakai dengan mempertimbangkan faktor kepraktisandan perlakuannya.b. Kuantitas standar bahan baku adalah jumlah kuantitas bahan bakuyang seharusnya dipakai di dalam pengolahan satu satuan produktertentu. Dalam menentukan standar kuantitas harusdiperhitungkan kemungkinan produk rusak (spoiled), produk cacat(defective), maupun sisa bahan di dalam pengolahan yang sifatnyanormal.2.Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung.Biaya tenaga kerja langsung standar adalah biaya tenaga kerjalangsung yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan satu satuan16produk. Di dalam menetapkan biaya tenaga kerja langsung standar adadua faktor yaitu tarif standar upah langsung dan jam standar kerja.a. Tarif standar upah langsung adalah tarif upah yang seharusnyaterjadi untuk setiap satuan pengupahan (misalnya: upah per jam,upah per potong) di dalam pengolahan produk tertentu (Supriyono,2000: 107).b. Jam standar kerja adalah jam atau waktu kerja yang seharusnyadipakai di dalam pengolahan satu satuan produk. Di dalampenentuan jam atau waktu kerja standar harus menuju kepadatingkat efisiensi maksimum, tetapi masih memungkinkan atausecara wajar dapat dicapai oleh karyawan langsung (Supriyono,2000: 108).3.Standar Biaya Overhead PabrikBiaya overhead pabrik standar adalah biaya overhead pabrik yangseharusnya terjadi di dalam mengolah satu satuan produk. MenurutSupriyono di dalam pabrik yang menggunakan tarif tunggal, biayaoverhead standar ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:a. Penentuan anggaran biaya overhead pabrik. Pada awal periodedisusun anggaran untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yangdigolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, dan lebihbaik dalam anggaran fleksibel.17b. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas. Setelahanggaran biaya overhead pabrik disusun, maka untuk menghitungtarif standar ditentukan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas.c. Perhitungan tarif standar biaya overhead pabrik. Tarif standarbiaya overhead pabrik dihitung sebesar anggaran biaya overheadpabrik dibagi tingkat kapasitas yang dipakai. Untuk tujuan analisaselisih biaya overhead pabrik maka tarif standar biaya overheadpabrik dihitung untuk tarif total, tarif tetap dan tarif variabel(2000: 96).Anggaran dan biaya standar merupakan dua penentuan biaya yangditentukan di muka yang mempunyai perbedaan pada cara penentuannya.Anggaran digunakan untuk menentukan seluruh biaya yang akan terjadiselama periode tertentu. Sedangkan biaya standar digunakan untuk

Page 7: Rasio Profit

menentukan biaya dalam satu unit atau sejumlah unit tertentu.Penentuan biaya di muka dalam penelitian ini menggunakan biayastandar sebagai alat pengendalian biaya karena secara teknis biaya standarlebih tepat digunakan untuk mengendalikan biaya produksi. Komponenbiaya standar yang digunakan adalah standar biaya bahan baku dan standarbiaya tenaga kerja langsung.2.3 Biaya2.3.1 Pengertian BiayaBiaya menurut para akuntan dapat didefinisikan sebagai suatu nilaitukar, prasyarat, guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan,18prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakandengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masamendatang (Matz dan Usry, 1990: 19).Mulyadi (1999: 8) mengatakan biaya adalah pengorbanan sumberekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yangkemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dari pengertian biayatersebut terdapat empat unsur pokok sebagai berikut:1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.2. Diukur dalam satuan uang.3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut jugadengan istilah harga pokok.Committee on Cost Concepts and Standards of AmericanAccounting Association menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan, yangdiukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untukmencapai suatu tujuan tertentu. Dalam Tentative set of Broad AccountingPrinciples for Bisiness Enterprises, biaya dinyatakan sebagai hargapenukaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatumanfaat (Kartadinata, 2000: 24).Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka biaya dapatdisimpulkan sebagai pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan dalam satuanuang untuk tujuan tertentu.192.3.2 Penggolongan BiayaBerdasarkan dengan tujuan dalam perusahaan, biaya dapatdigolongkan sebagai berikut:1. Biaya atas dasar obyek pengeluaran, yaitu berupa penjelasan singkatobyek suatu pengeluaran. Misalnya nama obyek pengeluaran adalahbahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahanbakar disebut “biaya bahan bakar”.2. Biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan. Adapun fungsipokok tersebut, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsiadministrasi dan umum. Oleh karena itu biaya tersebut dapatdigolongkan menjadi tiga kelompok.a. Biaya produksi, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk mengolahbahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Page 8: Rasio Profit

b. Biaya pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakankegiatan pemasaran produk.c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untukmengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.3. Biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, dibagimenjadi dua golongan.a. Biaya langsung, yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunyaadalah sesuatu yang dibiayai.b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang terjadinya tidak hanyadisebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.204. Biaya sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya denganperubahan volume kegiatan, dibagi menjadi tiga.a. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya konstan, tidakterpengaruh adanya perubahan volume kegiatan dalam batas-batastertentu.b. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebandingdengan perubahan volume kegiatan.c. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah tidaksebanding dengan perubahan volume kegiatan.5. Biaya atas dasar waktu, digolongkan menjadi dua.a. Pengeluaran modal, yaitu biaya yang dinikmati lebih dari satuperiode akuntansi.b. Pengeluaran penghasilan, yaitu biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi (1999: 14).Dalam penelitian ini penggolongan biaya yang digunakan berdasarfungsi pokoknya dalam perusahaan yaitu biaya produksi. Karena darikeseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur, biayaproduksi cenderung menjadi pos biaya yang paling besar jumlahnya.Biaya produksi yang dikeluarkan dapat digolongkan menjadi tigaunsur sebagai berikut:1. Biaya Bahan Baku.Semua produk pabrikan (manufacturing products) terbuat daribahan baku langsung dasar. Bahan baku langsung (direct material)21adalah bahan baku yang menjadi bagian integral dari produk jadiperusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku langsung inimenjadi bagian fisik produk, dan terdapat hubungan langsung antaramasukan bahan baku dan keluaran dalam bentuk produk jadi.Jadi biaya bahan baku langsung adalah biaya dari komponenkomponenfisik produk. Biaya bahan baku dapat dibebankan secaralangsung kepada produk karena observasi fisik dapat dilakukan untukmengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk (Simamora,1999: 36). Bahan baku yang tidak dapat diidentifikasi secara langsungdengan suatu unit produk jadi disebut bahan baku penolong (indirectmaterial). Biaya bahan baku penolong dimasukkan ke dalam biayaoverhead pabrikasi.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Page 9: Rasio Profit

Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yangdiberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan (Supriyono, 1999:20). Sesuai dengan fungsi di mana karyawan bekerja, biaya tenaga kerjadapat digolongkan ke dalam biaya tenaga kerja pabrik/produksi, biayatenaga kerja pemasaran, biaya tenaga kerja administrasi dan umum.Biaya tenaga kerja untuk fungsi produksi dibagi menjadi duabagian yaitu:a. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu semua balas jasa yang diberikankepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan ataudiikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.22b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu semua balas jasa yangdiberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapatdiidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yangdihasilkan perusahaan.3. Biaya overhead pabrikBiaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahanbaku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Menurut Mulyadi biayaoverhead pabrik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis biaya sebagaiberikut:a. Biaya bahan penolong.b. Biaya tenaga kerja tidak langsung.c. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.d. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, misal biayaasuransi dan biaya sewa.e. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap, misal biayapenyusutan gedung pabrik dan mesin.f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukanpengeluaran uang tunai(1999: 208).Unsur biaya produksi dalam penelitian ini hanya mengkaji biaya bahanbaku dan biaya tenaga kerja langsung.232.4 Harga Pokok Produksi2.4.1 Pengertian Harga Pokok ProduksiHarga pokok produksi adalah jumlah dari pengorbanan-pengorbananyang dinyatakan berupa uang (satuan jumlah) biaya-biaya yang perlu gunamencapai, mempertahankan atau menjual benda-benda ekonomi (Winardi,1990: 82). Sedangkan Samryn mengatakan bahwa harga pokok produkmerupakan nilai investasi yang dikorbankan untuk mengubah bahan bakumenjadi barang jadi yang komponennya terdiri dari: biaya bahan baku,biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (2002: 85).Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwaharga pokok produksi merupakan semua biaya-biaya yang seharusnyadikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang dinyatakandalam satuan uang.2.4.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok ProduksiPengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi

Page 10: Rasio Profit

dua metode sebagai berikut:1. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan hargapokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan ataukontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapatdipisahkan identitasnya (Supriyono, 1999: 36). Pengolahan produk akandimulai setelah datangnya pesanan dari langganan atau pembeli melaluidokumen pesanan penjualan (sales order), yang memuat jenis dan jumlah24produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima danharus diserahkan.Tujuan produksi untuk melayani pesanan dan sifat produksinyaakan terputus-putus, selesai diolah pesanan yang satu dilanjutkanpengolahan pesanan yang lain. Harga pokok dikumpulkan untuk setiappesanan sesuai dengan biaya yang dinikmati oleh setiap pesanan, jumlahbiaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai.2. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan hargapokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktutertentu, misalnya bulanan, triwulan, semester, tahun (Supriyono, 1999:37). Perusahaan menghasilkan produk yang homogin, bentuk produkbersifat standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta olehpembeli. Kegiatan produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksiatau skedul produksi untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakaidasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi.Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya akandijual kepada pembeli, oleh karena itu sifat produk homogin danbentuknya standar maka kegiatan produksi dapat dilaksanakan secarakontinyu atau terus-menerus. Jumlah total biaya pada harga pokok prosesdihitung setiap akhir periode dengan menjumlah semua elemen biayayang dinikmati produk dalam satuan waktu yang bersangkutan.25Pengumpulan harga pokok produksi dalam penelitian inimenggunakan metode harga pokok pesanan karena perusahaan yangdijadikan tempat penelitian melakukan kegiatan produksi setelah menerimapesanan dari pelanggan/konsumen.2.4.3 Sistem Harga Pokok ProduksiSistem harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi duasistem harga pokok yaitu1. Sistem Harga Pokok SesungguhnyaSistem harga pokok sesungguhnya adalah sistem pembebananharga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sesuaidengan harga pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati. Padasistem ini harga pokok produk, pesanan atau jasa baru dapat dihitungpada akhir periode setelah biaya yang sesungguhnya dikumpulkan(Supriyono, 1999: 40).Sistem harga pokok sesungguhnya hanya dapat dipakai untuktujuan penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan.

Page 11: Rasio Profit

Sedangkan untuk tujuan yang lainnya yaitu perencanaan danpengendalian biaya serta pengambilan keputusan oleh manajemen, sistemharga pokok yang sesungguhnya tidak dapat memuaskan ataumenyajikan informasi untuk tujuan tersebut.2. Sistem Harga Pokok Ditentukan di MukaSistem harga pokok yang ditentukan di muka adalah sistempembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang26dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan di muka sebelum suatuproduk atau pesanan atau jasa mulai dikerjakan (Supriyono, 1999: 40).Biaya yang sesungguhnya dicatat atau dikumpulkan, sehinggapada akhir periode dapat diperbandingkan atau dikomparasikan antaraharga pokok yang dibebankan berdasarkan predetermined cost denganbiaya yang sesungguhnya, dari perbedaan yang timbul dapat dianalisapenyebab adanya penyimpangan sesuai dengan tujuan pengendalianbiaya. Sehingga untuk mengetahui efisiensi maupun efisiensi biaya dapatmelalui analisis selisih (varians).2.5 Analisis VariansPenyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut denganselisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standardianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untukkemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yangmerugikan.(Mulyadi, 1999: 424).2.5.1 Analisis Selisih Biaya Bahan Baku.a. Selisih Harga Bahan BakuSelisih harga bahan baku dapat dihitung dengan membandingkanantara harga bahan baku yang sesungguhnya dengan harga bahan bakumenurut standar. Selisih ini timbul karena perusahaan telah membelibahan baku lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan harga standar.Jumlah selisih harga bahan baku dihitung dengan cara mengalikan selisihharga bahan baku persatuan dengan kuantitas sesungguhnya yang dibeli.27Selisih harga bahan baku menurut Supriyono (2000: 104)dapatdisebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:1. Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan.2. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidakmenguntungkan.3. Pembelian dari suplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidakmenguntungkan.4. Kegagalan di dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelianatau ketepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.5. Tambahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khususyang harus dilakukan.6. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.7. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelianbahan yang mendadak.Analisis selisih harga bahan baku memberi manfaat sebagaiberikut:

Page 12: Rasio Profit

1. Selisih harga bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawab daribagian pembelian karena barang tersebut telah membeli bahan bakudengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan standar. Olehkarena itu perhitungan selisih harga bahan baku dapat dipakai menilaiprestasi bagian pembelian.282. Perhitungan selisih harga bahan baku bermanfaat untuk mengukurakibat kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba yangdiperoleh perusahaan.b. Selisih Kuantitas Bahan BakuSelisih kuantitas bahan baku adalah selisih yang timbul karenatelah dipakai kuantitas bahan baku yang lebih besar atau lebih kecildibandingkan dengan kuantitas standar di dalam pengolahan produk.Jumlah rupiah selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung sebesar selisihkuantitas bahan baku dikalikan harga standar per buah atau per unit.Penyebab selisih kuantitas bahan baku menurut Supriyono (2000:106) sebagai berikut:1. Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metodepengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.2. Pemakaian bahan baku substitusi yang menguntungkan atau merugikan.3. Selisih hasil dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yangdipakai lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.4. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkabkaryawan tidak terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidakmemuaskan baik di pabrik maupun di gudang bahan.5. Pengawasan yang terlalu kaku.6. Kurangnya peralatan atau mesin.7. Kegagalan dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi baik.29Analisis selisih kuantitas bahan baku memberi manfaat sebagaiberikut:1. Selisih kuantitas bahan baku pada dasarnya adalah tanggung jawabkepala departemen produksi di pabrik dimana terjadi selisih tersebut,hal itu disebabkan bagian atau departemen tersebut telah memakaibahan dalam kuantitas yang besar atau lebih kecil dibandingkandengan kuantitas standar. Oleh karena itu perhitungan selisih kuantitasbahan baku dapat dipakai menilai prestasi departemen produksi ataupabrik.2. Perhitungan selisih kuantitas bahan baku berguna untuk mengukurpengaruh akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yangdiperoleh perusahaan.2.5.2 Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsunga. Selisih Tarif Upah LangsungSelisih tarif upah langsung timbul karena perusahaan telahmembayar upah langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendahdibandingkan dengan tarif upah langsung standar. Jumlah total rupiahselisih tarif upah langsung dapat dihitung sebesar selisih tarif upahlangsung perjam dikalikan jam kerja sesungguhnya. Apabila sistem tarif

Page 13: Rasio Profit

upah dengan menggunakan dasar lain, maka selisih tarif upah langsungdapat dihitung sebesar selisih tarif upah langsung per dasar pengupahandikalikan kapasitas sesungguhnya dipakai dasar pengupahan.30Selisih tarif upah langsung menurut Supriyono (2000: 107)disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:1. Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif upahyang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu.2. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil dibandingtarif standar selama kegiatan musiman, atau kegiatan darurat.3. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarifstandar.4. Adanya kenaikan pangkat, atau penurunan pangkat karyawan yangmengakibatkan perubahan tarif upah.5. Pembayaran tambahan atas upah karena peraturan upah minimumyang dikeluarkan pemerintah.b. Selisih Jam Upah LangsungSelisih jam atau waktu upah langsung adalah selisih yang timbulkarena telah digunakan waktu kerja yang lebih besar atau lebih kecildibandingkan waktu standar. Jumlah selisih efisiensi upah langsungdalam rupiah dihitung dari selisih jam kerja langsung sesungguhnyadengan jam kerja langsung standar dikalikan tarif upah langsung standar.Selisih jam upah langsung menurut Supriyono (2000: 108)disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:1. Pengawasan terhadap tenaga kerja secara baik atau kurang baik.312. Telah digunakan bahan yang kualitasnya lebih baik atau lebih jelekdibanding standar, sehingga memerlukan waktu atau jam pengerjaanyang lebih pendek atau lebih panjang.3. Kurangnya koordinasi dengan departemen produksi lain ataudepartemen pembantu (Supriyono, 2000: 108).2.5.3 Analisis Selisih Biaya Overhead PabrikSelisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara biayaoverhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrikstandar atau yang seharusnya terjadi di dalam mengolah produk ataupesanan (Supriyono, 2000: 111).Dalam analisis selisih biaya overhead pabrik digunakan beberapametode sebagai berikut:a. Metode analisis satu selisih yaitu selisih antara biaya overhead pabrikstandar dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya..b. Metode analisis dua selisih, yang meliputi: selisih terkendali dan selisihvolume.c. Metode analisis tiga selisih, yang meliputi: selisih anggaran, selisihkapasitas, dan selisih efisiensi.d. Metode analisis empat selisih, yang meliputi: selisih anggaran, selisihkapasitas, selisih efisiensi tetap, dan selisih efisiensi variabel.Analisis varians yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisisselisih biaya bahan baku dan analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.

Page 14: Rasio Profit

322.5.4 Perlakuan SelisihDari beberapa selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan carasebagai berikut:a. Ditutup ke rekening rugi laba.b. Dipakai untuk menyesuaikan rekening-rekening harga pokok penjualandan persediaan produk jadi dan persediaan barang dalam proses.Perlakuan terhadap selisih yang terjadi tergantung pada:1. Jenis selisih: selisih biaya bahan baku, selisih biaya tenaga kerjalangsung, selisih biaya overhead pabrik.2. Besarnya selisih. Jika jumlah selisih relatif kecil, disajikan langsungdalam laporan rugi laba, sedangkan jika jumlahnya relatif besar,diperlakukan sebagai adjustment terhadap persediaan dan harga pokokpenjualan.3. Pengalaman penggunaan biaya standar.4. Sebab-sebab terjadinya (misalnya: apakah selisih terjadi karenakesalahan dalam penentuan standar).5. Waktu terjadinya selisih (misalnya: apakah selisih yang terjadimerupakan selisih yang tidak biasa, yang disebabkan karena fluktuasimusim) (Mulyadi, 1999: 471).2.6 Kerangka PemikiranPerusahaan yang bergerak di bidang manufaktur melakukan aktivitasusahanya dengan memproduksi barang atau jasa. Proses pengolahan produkdimulai dari dimasukannya bahan baku ke dalam proses produksi sampaidengan dihasilkannya produk jadi dari proses produksi tersebut. Biaya yang33digunakan untuk proses produksi dicatat dalam harga pokok produksimeliputi tiga unsur yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, danbiaya overhead pabrik.Sistem pengumpulan harga pokok produksi pada dasarnya dapatdibagi menjadi dua yaitu metode harga pokok pesanan dan metode hargapokok proses. Harga pokok pesanan merupakan cara penentuan harga pokokdimana biaya-biaya produksi yang dikumpulkan untuk sejumlah produktertentu, atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan perluditentukan harga pokoknya secara individual. Sedangkan metode harga pokokproses merupakan cara penentuan harga pokok yang membebankan biayaproduksi dan membagikanya sama rata kepada produk yang dihasilkan dalamperiode tersebut.Sistem harga pokok produk pesanan terdapat sistem harga pokokproduk sesungguhnya dan sistem harga pokok standar. Sistem harga pokokproduk sesungguhnya bertujuan untuk menentukan harga pokok produk yangterdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overheadpabrik dicatat sebesar biaya yang benar-benar terjadi dan dihitung setelahproduk selesai diproses. Menurut Supriyono (2000: 98) harga pokok standardapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya dan menilai prestasipelaksanaan dengan baik. Pada setiap periode akuntansi biaya sesungguhnyadibandingkan dengan biaya standar, sehingga dapatdilakukan pengendalianbiaya dan penilaian prestasi dengan jalan menentukan efisiensi setiap elemen

Page 15: Rasio Profit

biaya pada setiap departemen dimana produk diolah. Penentuan besarnyaselisih biaya yang timbul akan menunjukkan elemen biaya apa, padadepartemen mana, dan tanggung jawab siapa selisih biaya tersebut. Dalam hal34ini pengendalian adalah kegiatan untuk melakukan investigasi terhadapselisih biaya yang timbul.Tingkat efisiensi biaya produksi menggunakan biaya standar dapatdiketahui dari perhitungan dan analisis selisih dalam harga pokok standarmenggunakan “prinsip pengecualian” yaitu selisih biaya atau penyimpanganyang terjadi dibandingkan dengan standar yang sudah ditetapkan. Sehinggasemakin kecil selisih biaya atau penyimpangan antara biaya standar denganrealitanya memiliki kesalahan nol maka pengendalian tersebut semakin baikatau efisien. Apabila didapat nilai positif atau negatif pada varians yangterjadi maka dapat diabaikan karena hal ini berlaku harga mutlak.Rasio gross profit margin menurut Munawir (2001: 99)mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiaprupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% makaakan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan lababersih. Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi salesditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usaha atau net operatingincome tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha(operating expenses). Dengan jumlah operating expenses tertentu rasio profitmargin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlahsales tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan menekan ataumemperkecil operating expensesnya (Riyanto, 1999: 37).Jadi besar kecilnya gross profit margin ratio ditentukan oleh duafaktor, yaitu laba kotor dan penjualan. Maka untuk memperbesar gross profitmargin ratio dengan memperbesar penjualan pada jumlah biaya pokokpenjualan tertentu atau dengan menekan atau mengurangi atau dapatdikatakan mengendalikan biaya pokok penjualan pada jumlah penjualan35tertentu. Sesuai dengan salah satu manfaat standar dalam pengendalian biaya(Willson, 1991: 244) yaitu memungkinkan biaya akuntansi yang ekonomis,dengan demikian diharapkan pengendalian biaya produksi menggunakanbiaya standar yang efisien dapat memperbesar rasio gross profit marginperusahaanBerdasarkan uraian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwapengendalian biaya produksi menggunakan biaya standar yang efisien akanberpengaruh terhadap peningkatan rasio profit margin seperti pada gambar 1.Gambar 2.1Kerangka PemikiranPerusahaan ManufakturProduksiProduksiMassaProduksiPesananHarga Pokok

Page 16: Rasio Profit

sesungguhnyaHarga PokokStandarPengendalianBBB dan BTKLVarians BiayaStandarEfisiensiBBB dan BTKLRasio Profit Margin362.7 Hipotesis PenelitianBerdasarkan kerangka teoritis dan kerangka pemikiran di atas,diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:Ha. 1: Efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsungberpengaruh signifikan terhadap rasio profit margin pada perusahaanmeubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara.Ha. 2: Efisiensi biaya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap rasio profitmargin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture KabupatenJepara.Ha. 3: Efisiensi biaya tenaga kerja langsung berpengaruh signifikan terhadaprasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah FurnitureKabupaten Jepara.37BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Jenis PenelitianJenis penelitian ini termasuk studi kasus dimana obyek penelitian darikasus ini adalah efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerjalangsung dan rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurniture Kabupaten Jepara.3.2 Subyek Penelitian pada PT. Jaya Indah Furniture Kabupataen Jepara3.2.1 Sejarah Perkembangan PerusahaanPerusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara berdiripada tanggal 8 Februari 1990 dengan nama PT. Kayu Pratama Jepara. Pendiriperusahaan ini adalah bapak Jojok Setiawan. Alasan pendirian perusahaan inikarena bahan baku mudah didapat dengan harga murah, banyak tersediatenaga kerja dan untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatsekitar serta mengoptimalkan pemanfaatan kayu sengon menjadi produkekspor yang pada saat itu hanya digunakan sebagai bahan bakar. Produk yangdihasilkan saat itu adalah laminating (albazia falcata) yang hanya diekspor keJepang (pasar Asia).Pada tanggal 25 Februari 1992 nama perusahaan PT. Kayu PratamaJepara diganti dengan nama PT. Jepara Kayu Prana. Alasan penggantian namaini karena nama PT. Kayu Pratama Jepara menyerupai nama salah satuperusahaan di Jakarta yaitu PT. Kayu Pratama Indonesia.Pada tahun 1993 perusahaan mencoba memproduksi meubel.Perusahaan memproduksi laminating dan meubel sampai tahun 1996. Pada

Page 17: Rasio Profit

38tahun 1997 terjadi krisis di Indonesia dan ini berpengaruh terhadap permintaanproduk laminating. Sehingga pada tahun itu juga perusahaan hanyamemproduksi meubel saja. Alasan perusahaan tidak memproduksi produklaminating karena:a. Permintaan produk laminating berkurang/menurun.b. Peminat terhadap produk laminating tidak banyak karena hanya dieksporke Jepang saja.c. Harga produk laminating menurun/murah.Pada tanggal 27 Juli 2000 nama perusahaan PT. Jepara Kayu Pranadiganti lagi dengan nama PT. Jaya Indah Furniture karena pemegangsahamnya yang semula empat orang hanya tinggal dua orang hingga sekarang.3.2.2 Proses ProduksiPembuatan produk meubel ini dapat dilakukan dengan dua cara sesuaidengan pesanan konsumen/pelanggan, yaitu:1. Hand MadeProduksi meubel dengan cara hand made ini diserahkan padapengrajin sampai menjadi produk setengah jadi. Kemudian perusahaanmembeli produk tersebut dan melakukan pengamplasan (finishing) danpacking yaitu memasukkan produk jadi ke dalam box.Pembuatan produk dengan cara ini dilakukan apabila konsumenmenghendakinya (permintaan konsumen). Keuntungan pembuatan dengancara ini adalah harga lebih murah karena perusahaan tinggal melakukanfinishing dan packing saja.392. Machine MadeProduksi meubel dengan cara machine made yaitu perusahaanmelakukan proses produksi sendiri. Pembuatan produk dengan dengan caraini menyebabkan harga barang/produk menjadi mahal karena konstruksiproduk lebih kuat dan bagus.Proses produksi melalui machine made yaitu dimulai dari bahanbaku yang digunakan adalah kayu sengon dalam bentuk balok. Balok kayuini kemudian digergaji hingga membentuk papan. Setelah menjadi papanlalu dioven (kiln dry) kemudian di diserut atau dihaluskan. Dari papan yangtelah dihaluskan kemudian dipotong sesuai ukuran yang diperlukan barudibentuk (konstruksi) menurut pola yang diinginkan dengan menggunakanmesin pembentuk. Setelah terbentuk sesuai dengan kebutuhan dirakit(assembling), kemudian diamplas (finishing) dan terakhir dimasukkan kedalam box (packing) (wawancara, Yudi Suhartoyo: 2005).Adapun tahapan proses produksi produk meubel dapat dibuat bagansebagai berikut:Gambar 3.1 Bagan Proses ProduksiBalok Kayu Penggergajian Kiln Dry ProsesKonstruksiPacking Finishing Assembling:Produk JadiSiap Dikirimke Pemesan40

Page 18: Rasio Profit

3.3 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah jenis biaya yang dikeluarkan padamasing-masing kelompok biaya yang melekat pada seluruh pesanan yangdibuat melalui machine made pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurniture Kabupaten Jepara selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan catatandalam kartu harga pokok pesanan dari tahun 2002 sampai tahun 2004,perusahaan menerima pesanan yang diproduksi melalui machine made dalamberbagai macam bentuk produk sesuai dengan permintaankonsumen/pemesan. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, berikut inidisajikan tabel mengenai jumlah pesanan produk yang diterima olehperusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara pada tahun2002-2004.Tabel 3.1 Jumlah Pesanan yang Diterima PT. Jaya Indah Furniture Tahun2002-2004No Keterangan 2002 2003 200412Jumlah produk pesanan meubel yangditerima PT. Jaya Indah Furniture.Jumlah produk pesanan meubel PT. JayaIndah Furniture yang melalui machinemade.125291643812633% pesanan produk machine made 23,3% 23,1% 26,1%Sumber: Wawancara Yudi Suhartoyo, 2005.Dari tabel 3.1 di atas, terlihat bahwa pada tahun 2002 perusahaanmenerima 125 pesanan produk meubel, sementara pesanan yang dibuatmelalui machine made berjumlah 29 pesanan atau sebesar 23,17 % dariseluruh pesanan produk meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara.Sedangkan pada tahun 2003 perusahaan menerima 146 pesanan produkmeubel, sementara pesanan produk yang dibuat melalui machine madeberjumlah 38 pesanan atau sebesar 23,17 % dari seluruh pesanan produkmeubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Dan pada tahun 200441perusahaan menerima 126 pesanan produk meubel, sementara pesanan produkyang dibuat melalui machine made berjumlah 33 pesanan atau sebesar 26,19%dari seluruh pesanan produk meubel yang diterima PT. Jaya Indah FurnitureKabupaten Jepara.3.4 SampelUntuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini digunakanrumus slovin sebagai berikut:n = 1 Ne2

N

Page 19: Rasio Profit

+di mana:n : ukuran sampelN : ukuran populasie : kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yangdapat ditolerir, dalam penelitian ini diambil sebesar 10% (Umar, 2003: 120).Maka perhitungan sampel sebagai berikut :N = 100e = 10 %n = 1 100(0,10)2

100+n = 50 pesananSampel sebanyak 50 pesanan dibagi selama tiga tahun atau untuk menentukanjumlah pesanan setiap tahun dihitung sama rata yaitu:16,67 17350 = dibulatkan menjadi42Jadi besarnya sampel pesanan yang telah diterima oleh perusahaanmeubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara selama tiga tahun terakhirdidapat 51 pesanan produk yang masing-masing tahun diambil 17 pesananproduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut ini:Tabel 3.2 Jumlah Pesanan yang Termasuk Sampel PenelitianTahun Populasi Sampel200220032004293833171717Jumlah 100 51Dan untuk mengetahui daftar jenis pesanan produk yang diterima PT.Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara tahun 2002-2004 dapat dilihat padalampiran 1.3.5 Operasional Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu :1. Variabel bebas (independent variabel)Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah efisiensi biayabahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung pada perusahaanmeubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara tahun 2002 - 2004,yang dihitung dengan membandingkan antara realisasi biaya dengan biayastandar (Matz dan usry, 1990: 19). Selisih positif maupun negatif dapatdiabaikan karena hal ini berlaku harga mutlak atau absolut. Dengandemikian pengendalian biaya dinyatakan efisien apabila hasil yang dicapai

Page 20: Rasio Profit

oleh suatu kegiatan itu sesuai dengan biaya standar yang telah ditetapkansebelumnya.43a. Efisiensi biaya bahan baku.Efisiensi biaya bahan baku dalam penelitian ini sebagai (X1)yang dihitung dengan analisis varians yaitu membandingkan antararealisasi biaya bahan baku dengan standar biaya bahan baku dandinyatakan dalam bentuk persen.Efisiensi biaya bahan baku dapat diperoleh dengan rumusanalisis varians sebagai berikut:ST = (HSt x KSt) – (HS x KS)dimana:ST = Selisih total bahan bakuHS = Harga bahan baku sesungguhnyaKS = Kuantitas bahan baku sesungguhnyaKSt = Kuantitas bahan baku standarHSt = Harga bahan baku standar(Mulyadi, 1999: 423)Adapun sub variabel dari efisiensi biaya bahan baku adalah:standar biaya bahan baku dan biaya bahan baku sesungguhnya tiappesanan yang meliputi harga dan kuantitas bahan baku.Selisih positif maupun negatif dapat diabaikan karena hal iniberlaku harga mutlak atau absolut. Dengan demikian pengendalianbiaya bahan baku dinyatakan efisien apabila hasil yang dicapai olehsuatu kegiatan itu sesuai dengan biaya standar yang telah ditetapkansebelumnya.44Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biayabahan baku sebagai berikut:1. Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesardikurangi persentase varians absolut terkecil), misalnya:100%⏐ ⏐ - 00%⏐ ⏐ = 100%⏐ ⏐2. Penilaian efisiensi biaya bahan baku dibedakan menjadi 4 kriteriayaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien.3. Menetapkan interval kelas varians, yaitu:100%⏐ ⏐ : 4 = 25%⏐ ⏐4. Penilaian efisiensi biaya bahan baku menggunakan biaya standartiap pesanan, dapat dibuat seperti pada tabel 3.3 berikut ini:Tabel 3.3 Kriteria Efisiensi Biaya Bahan BakuNo Rentang Varians Kriteria Nilai123400%⏐ ⏐ - 25%⏐ ⏐26%⏐ ⏐ - 50%⏐ ⏐51%⏐ ⏐ - 75%⏐ ⏐76%⏐ ⏐ - 100%⏐ ⏐

Page 21: Rasio Profit

EfisienCukup EfisienKurang EfisienTidak Efisien4321Sumber: Lampiran 8b. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung.Efisiensi biaya tenaga kerja langsung dalam penelitian inisebagai (X2) yang dihitung dengan membandingkan antara realisasibiaya tenaga kerja langsung dengan standar biaya tenaga kerja langsungdan dinyatakan dalam bentuk persen.Efisiensi biaya tanaga kerja langsung dapat diperoleh denganrumus analisis varians sebagai berikut:45ST = (TUSt x KpSt) – (TUS x KpSt)dimana :ST = Selisih total biaya tenaga kerja langsungTUS = Tarif upah sesungguhnyaTUSt = Tarif upah standarKpS = Kapasitas sesungguhnyaKpSt = Kapasitas standar BOPS(Mulyadi, 1999: 423).Adapun sub variabel dari efisiensi biaya tenaga kerja langsungadalah: standar biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerjalangsung sesungguhnya tiap pesanan yang meliputi tarif upah dan jamkerja. Komponen biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya tenagakerja bagian konstruksi, bagian assembling, bagian finishing danbagian packing.Selisih positif maupun negatif dapat diabaikan karena hal iniberlaku harga mutlak atau absolut. Dengan demikian pengendalianbiaya tenaga kerja langsung dinyatakan efisien apabila hasil yangdicapai oleh suatu kegiatan itu sesuai dengan biaya standar yang telahditetapkan sebelumnya.Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biayatenaga kerja langsung sebagai berikut:1. Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesardikurangi persentase varians absolut terkecil), misalnya:80%⏐ ⏐ - 00%⏐ ⏐ = 80%⏐ ⏐462. Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dibedakan menjadi 4kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidakefisien.3. Menetapkan interval kelas varians, yaitu:80%⏐ ⏐ : 4 = 20%⏐ ⏐4. Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung menggunakan biaya

Page 22: Rasio Profit

standar tiap pesanan, dapat dibuat seperti pada tabel 3.4 berikut ini:Tabel 3.4 Kriteria Efisiensi Biaya Tenaga Kerja LangsungNo Rentang Varians Kriteria Nilai123400%⏐ ⏐ - 20%⏐ ⏐21%⏐ ⏐ - 40%⏐ ⏐41%⏐ ⏐ - 60%⏐ ⏐61%⏐ ⏐ - 80%⏐ ⏐EfisienCukup EfisienKurang EfisienTidak Efisien4321Sumber: Lampiran 92. Variabel terikat (dependent variabel)Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan rasio profit marginadalah gross profit margin ratio pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurnitere Kabupaten Jepara tahun 2002 – 2004. Gross profit margin ratiodalam penelitian ini sebagai (Y) dapat dihitung dengan membandingkanlaba kotor dengan penjualan/harga jual tiap pesanan produk yangdinyatakan dalam bentuk %. Gross profit margin ratio dapat diperolehdengan rumus sebagai berikut:x100%penjualanLaba Kotor(Munawir, 2001:99)47Untuk penilaian rasio gross profit margin setiap pesanan produkdengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Menentukan rentang rasio (rasio terbesar dikurangi rasio terkecil),misalnya:100% - 10% = 90%2. Penilaian rasio gross profit margin dibedakan menjadi 3 kriteria yaitu:tinggi, sedang dan rendah.3. Menetapkan interval kelas rasio, yaitu:90% : 3 = 30%4. Penilaian rasio gross profit margin tiap pesanan, dapat dibuat sepertipada tabel 3.5 berikut ini:Tabel 3.5 Kriteria rasio gross profit marginNo Interval Rasio Kriteria12

Page 23: Rasio Profit

310% - 40%41% - 70%71% - 100%RendahSedangTinggiSumber: Lampiran 10Adapun sub variabel dari gross profit margin ratio dalam penelitianini adalah:1. Laba kotor tiap pesanan2. Penjualan/harga jual tiap pesanan3.6 Metode Pengumpulan DataPengumpulan data guna mendapatkan data-data yang obyektif danlengkap sesuai dengan permasalahan yang diambil. Adapun metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah:481. Metode KepustakaanMetode kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku pustaka,referensi, koran dan sebagainya agar diperoleh pengetahuan tentang yangditeliti sehingga dapat memecahkan masalah penelitian.2. Metode dokumentasiMetode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari dokumenperusahaan meubel PT Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Data-datayang bersumber dari catatan kartu harga pokok pesanan mulai tahun 2002sampai tahun 2004 adalah: standar biaya bahan baku dan biaya tenagakerja, realisasi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, laba kotor, hargajual pesanan produk, serta data tentang sejarah perkembangan perusahaan.3. Metode wawancaraMetode ini sebagai pendukung untuk menyempurnakan data yang berasaldari metode dokumentasi sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.3.7 Metode Analisis DataAnalisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpulkemudian dapat memberikan interpretasi. Pengolahan data yang dilakukandalam penelitian ini menggunakan aplikasi komputer program StatisticalProduct and Service Solutions (SPSS) sehingga lebih cepat dan efisien. Hasilpengolahan data ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telahdirumuskan.493.7.1 Uji Asumsi KlasikMaksud dan tujuan dilakukannya pengujian terhadap penyimpanganasumsi klasik yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang diperolehmengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Apabila model regresiyang diperoleh mengalami penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasikyang diujikan, maka persamaan regresi yang diperoleh tersebut tidak efisienuntuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang berupa sampel ke populasikarena akan terjadi bias yang artinya hasil penelitian bukan semata pengaruhdari variabel-variabel yang diteliti tetapi ada faktor pengganggu lainnya yang

Page 24: Rasio Profit

ikut mempengaruhinya.Adapun uji asumsi klasik yang digunakan sebagai berikut:a. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuahmodel regresi, variabel terikat dan variabel bebasnya mempunyai distribusinormal atau mendekati normal (Santoso, 2002:212).Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihatpenyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika datamenyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal makamodel regresi memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2002:214).Gambar 3.2 Uji NormalitasNormal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variable: RPMObserved Cum Prob0.00 .25 .50 .75 1.00Expected Cum Prob1.00.75.50.250.00

50Berdasarkan grafik normal plot (Gambar 3.2) dapat diketahui bahwasebaran titik-titik di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikutiarah garis diagonal yang berarti data tersebut berdistribusi normal sehinggamodel regresi layak dipakai untuk prediksi rasio profit margin berdasarmasukan variabel independennya.b. Uji MultikolinieritasModel regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel bebas, dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. Salah satucara untuk mendeteksi kolinieritas dapat diketahui dari angka VarianceInflation Factor (VIF) atau nilai Tolerance pada bagian Coefficient.Apabila angka VIF di sekitar angka 1 (satu), demikian juga nilai tolerancemendekati 1 (satu) untuk ketiga variabel independent maka dapatdisimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas(Santoso, 2002:206).Berdasarkan hasil analisis SPSS pada lampiran 12 diperoleh nilaiVIF sebesar 1,057. Nilai tersebut di sekitar nilai 1, demikian juga nilaitolerance sebesar 0,946. Nilai tersebut mendekati angka 1 (satu) yangberarti bahwa antara variabel bebas tidak mengandung multikolinieritas.c. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalammodel regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbedadisebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yanghomokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:69).51Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukandengan melihat grafik scattplot yaitu dengan melihat ada tidaknya polatertentu pada grafik tersebut, dimana sumbu X adalah residual (SRESID)dan sumbu Y adalah nilai Y yang diprediksi (ZPRED). Jika tidak ada polayang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 (nol)pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi

Page 25: Rasio Profit

tersebut.Gambar 3.3 Uji HeteroskedastisitasBerdasarkan dari grafik scatterplots (Gambar 3.3) dapat diketahuibahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu polatertentu yang jelas, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol)pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandungheteroskedastisitas pada model regresi.d. Uji AutokorelasiUji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode tdengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan adaScatterplotDependent Variable: RPMRegression Standardized Predicted Value-4 -3 -2 -1 0 1Regression Studentized Residual210-1-2

52problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebasdari autokorelasi (Santoso, 2002:216).Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatumodel regresi dilakukan dengan melihat nilai dari statistik Durbin Watson(D-W) Test (Algifari,2000:89). Cara pengujiannya dengan membandingkannilai Durbin Watson (Dw) dengan dl dan du tertentu atau dengan melihattabel Durbin Watson yang telah ada klasifikasinya untuk menilaiperhitungan Dw yang diperoleh.Dalam penelitian ini besarnya subjek yang diteliti N = 51 denganjumlah variabel bebas k = 2 dan menggunakan taraf signifikansi 5%, daritabel kritik Durbin Watson (lihat lampiran 14) diperoleh dL = 1.46 dan dU= 1.63, sehingga 4-dU = 4 – 1.63 = 2.37 dan 4-dL = 2.54. Dari nilai-nilaitersebut dapat dibuat kriteria uji autokorelasi pada tabel 3.6 sebagai berikut:Tabel 3.6 Kriteria Uji AutokorelasiInterval dW Interval KriteriadW < dL DW < 1.46 Ada autokorelasidL < dW < dU 1.46 <dW < 1.63 Tanpa KesimpulandU< dW < 4-dU 1.63 <dW < 2.37 Tidak ada autokorelasi4-dU< dW < 4-dL 2.37 <dW < 2.54 Tanpa kesimpulandW > 4-dL 2.54 <dW Ada autokorelasiBerdasarkan hasil analisis data menggunakan program SPSS(lampiran 12) diperoleh nilai DW = 1,739 yang berada pada interval 1.63– 2.37, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi dalampenelitian ini tidak mengandung autokorelasi.533.7.2 Analisis Verifikatif (Pengujian Hipotesis)Analisis verifikatif merupakan analisis model dan pembuktian yangberguna untuk mencari kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Dalampenelitian ini analisis verifikatif bermaksud untuk mengetahui hasil penelitianyang berkaitan dengan pengaruh efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biayatenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubelPT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara. Adapun analisis yang digunakan

Page 26: Rasio Profit

dalam penelitian ini sebagai berikut:Untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X) dan variabelterikat (Y), digunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut:Y = a + b1X1 + b2X2 + edimana:Y : Rasio profit marginX1 : Efisiensi biaya bahan bakuX2 : Efisiensi biaya tenaga kerja langsungb1, b2, : Koefisien variabel X1, X2,a : Konstantae : Kesalahan pengganggu(Algifari, 2000: 85).Setelah persamaan regresi ditemukan maka dilakukan pengujianterhadap hipotesis penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian iniadalah:Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya bahan baku danefisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit marginpada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara.54Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan carasebagai berikut:a. Uji F-statistikUji F-statistik pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebasyang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secarabersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005: 44).Setelah F garis regresi ditemukan hasilnya, kemudian dibandingkandengan F tabel. Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yangdigunakan sebesar α = 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom)df = (n-k) dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel yangtermasuk intersep. Jika tingkat signifikansi (tingkat probabilitas) kurangdari 5% maka Ho ditolak, hal ini berarti variabel bebas mampumenjelaskan variabel terikat secara simultan/bersama. Sebaliknya jikatingkat signifikansi lebih dari 5% maka Ho diterima, hal ini berarti bahwavariabel bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabelterikatnya.b. Uji t-statistikUji t-statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruhsatu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabelindependen (Ghozali, 2005: 44).Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan tingkatsignifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalahjumlah sampel, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Apabila tingkatsignifikansi kurang dari 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti55bahwa variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. Sebaliknyaapabila tingkat signifikansi lebih dari 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak,berarti bahwa variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikatnyasecara individual.

Page 27: Rasio Profit

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:Ho.2: Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya bahan baku terhadaprasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurniture Kabupaten Jepara.Ho.3: Tidak terdapat pengaruh antara efisiensi biaya tenaga kerja langsungterhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. JayaIndah Furniture Kabupaten Jepara.c. Koefisien Determinasi (R2)Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisienregresi (R2). Koefisien regresi (R2) pada intinya mengukur seberapa besarkemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependenatau variabel terikat (Ghozali, 2001:45).R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik darianalisis regresi berganda. Apabila R2 mendekati angka satu maka dapatdikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresitersebut dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R2

mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasivariabel terikat.56BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya TenagaKerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin4.1.1 Pengujian Hipotesis 1Hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapatpengaruh antara efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerjalangsung terhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. JayaIndah Furniture Kabupaten Jepara. Untuk menguji hipotesis ini dilakukanuji F statistik atau uji secara simultan. Uji F statistik pada dasarnyamenunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam modelregresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabelterikat.Untuk mengetahui pola pengaruh variabel efisiensi biaya bahanbaku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profit marginmaka disusun suatu persamaan dasar regresi yang menempatkan rasioprofit margin sebagai variabel dependen sedangkan variabel efisiensi biayabahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung sebagai variabelindependen.Dengan demikian maka persamaan regresi dalam penelitian inidirumuskan sebagai berikut:Y = a + b1X1 + b2X2 + e57dimana:Y : Rasio profit marginX1 : Efisiensi biaya bahan bakuX2 : Efisiensi biaya tenaga kerja langsungb1, b2 : Koefisien variabel X1, X2

a : Konstanta

Page 28: Rasio Profit

e : Kesalahan pengganggu4.1.2 Hasil Uji F StatistikHasil analisis data dengan menggunakan SPSS diperoleh F hitungsebesar 8.967 dengan tingkat sinifikansi 0.000. Dengan demikian efisiensibiaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung berpengaruhterhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurniture Kabupaten Jepara.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh efisiensibiaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasioprofit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah FurnitureKabupaten Jepara. Pengaruhnya bersifat positif artinya semakin tingginilai efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsungakan diikuti kenaikan rasio profit margin. Dengan kata lain untukmemperoleh rasio profit margin yang besar maka perusahaan harusmampu mengendalikan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsungagar dapat bertindak se-efisien mungkin atau dapat memaksimalkan nilaiefisiensi biaya bahan baku dan efisiensi tenaga kerja langsung.58Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh BambangRiyanto (1999: 37) bahwa besar kecilnya rasio profit margin pada setiaptransaksi sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usahaatau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales danbesarnya biaya usaha (operating expenses). Dengan jumlah operatingexpenses tertentu rasio profit margin dapat diperbesar denganmemperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu rasio profit margindapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operatingexpensesnya.Berdasarkan hasil pengolahan data (lampiran 12) maka diperolehout put seperti pada tabel 4.1 berikut ini:Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Dua prediktorConstant Efisiensi Biaya BahanBakuEfisiensi Biaya TenagaKerja LangsungBeta 6.583 1.450 2.040T 2.298 2.567 2.679Sig 0.026 0.013 0.010(Sumber: Lampiran 12)Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.1 diperolehpersamaan regresi sebagai berikut:Y = 6.583 + 1.450(EBBB) + 2.040(EBTKL) + eModel persamaan regresi linier berganda dengan tiga prediktor tersebutmenunjukkan bahwa:1. Konstanta (a) sebesar 6.583 dan bertanda positif, berarti bahwa setiaptidak ada perubahan satu satuan pada semua variabel independent59(EBBB dan EBTKL), maka rasio profit margin akan mengalamiperubahan dengan arah yang sama sebesar 6.583.

Page 29: Rasio Profit

2. Koefisien regresi (b1) untuk efisiensi biaya bahan baku (EBBB)sebesar 1.450 dan bertanda positif, berarti bahwa setiap terjadiperubahan satu satuan pada efisiensi biaya bahan baku (EBBB) dimanavariabel lainnya tetap, maka rasio profit margin akan mengalamiperubahan dengan arah yang sama sebesar 1.450.3. Koefisien regresi (b2) untuk efisiensi biaya tenaga kerja langsung(EBTKL) sebesar 2.040 dan bertanda positif, berarti bahwa setiapterjadi perubahan satu satuan pada efisiensi biaya tenaga kerjalangsung (EBTKL) dimana variabel lainnya tetap, maka rasio profitmargin akan mengalami perubahan dengan arah yang sama sebesar2.040.4.1.3 Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa besarkemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependenatau variabel terikat.Hasil pengujian secara simultan atau uji F statistik (lampiran 12)menunjukkan R2 sebesar 27.2% sehingga dapat dikatakan bahwa 27.2%rasio profit margin selama tiga tahun disebabkan oleh efisiensi biayabahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung sedangkan 72.8%sisanya disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar kedua variabeltersebut.604.1.4 Deskripsi Rasio Profit MarginRasio profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan dalammemperoleh laba dari setiap rupiah penjualan tertentu yang dilakukanRasio profit margin dalam penelitian ini adalah Rasio gross profit margindimana perhitungannya dengan membandingkan antara laba kotor denganpenjualan setiap pesanan. Berikut ini disajikan deskripsi rasio profitmargin selama tiga tahun.Tabel 4.2 Deskripsi Rasio Profit Margin Perusahaan Tahun 2002-2004Tahun Terendah (%) Tertinggi (%) Jumlah (%) Rata-rata (%)2002 9.18 24.81 319.80 17.712003 11.52 22.37 287.51 16.912004 11.51 25.93 345.33 20.31Sumber: Lampiran 10Berdasarkan tabel 4.2 di atas tampak bahwa pada tahun 2002, rataratarasio profit marginnya sebesar 17,71% dalam kategori sedang. Dalamtahun tersebut, rasio profit margin tertinggi sebesar 24,81% dan terendahsebesar 9,11%. Pada tahun 2003, rata-rata rasio profit marginnya sebesar16,92% dalam kategori sedang. Dalam tahun tersebut, rasio profit margintertinggi sebesar 22,37% dan terendah sebesar 13,05%. Pada tahun 2004,rata-rata rasio profit marginnya sebesar 20,31% dalam kategori sedang.Dalam tahun tersebut, rasio profit margin tertinggi sebesar 25,93% danterendah sebesar 11,51%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwarata-rata rasio profit margin dari tahun 2002 sampai 2004 sebesar 18,31%atau dalam kategori sedang. Dari tahun 2002 sampai 2004, rasio profitmargin tertinggi sebesar 25,93% dan terendah sebesar 9,11%.61

Page 30: Rasio Profit

4.2 Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku Terhadap Rasio Profit Margin4.2.1 Pengujian Hipotesis 2Hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapatpengaruh antara efisiensi biaya bahan baku terhadap rasio profit marginpada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara.Untuk mengetahui model pengaruh variabel efisiensi biaya bahanbaku terhadap rasio profit margin maka disusun suatu persamaan dasarregresi yang menempatkan rasio profit margin sebagai variabel dependensedangkan variabel efisiensi biaya bahan baku sebagai variabelindependen.Dengan demikian model persamaan regresi dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut:Y = a + b1X1 + edimana:Y : Rasio profit marginX1 : Efisiensi biaya bahan bakub1 : Koefisien variabel X1

a : Konstantae : Kesalahan pengganggu4.2.2 Hasil Uji t StatistikHasil analisis data untuk uji t statistik diperoleh thitung sebesar 3.091> ttabel sebesar 2.01 (lihat lampiran 13), berarti hipotesis II yangmenyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan efisiensi biaya62bahan baku terhadap rasio profit margin diterima. Dari nilai probabilitasjuga dapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0.003 < 0.05 berarti dapatdisimpulkan sama yaitu terdapat pengaruh yang signifikan efisiensi biayabahan baku terhadap rasio profit margin.Data hasil pengolahan dalam program SPSS ditunjukkan oleh tabel4.3 berikut ini:Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Regresi Sederhana untuk Efisiensi Biaya BahanBakuConstant Efisiensi Biaya BahanBakuB 12.238 1.801T 5.955 3.091Sig 0.000 0.003R2 : 0.163Sumber: lampiran 12Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 di atas diperolehpersamaan regresi sebagai berikut:Y = 12.238 + 1.801(EBBB)Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa jika efisiensibiaya bahan baku konstan atau tidak mengalami perubahan maka rasioprofit margin meningkat sebesar 12.238 dan jika efisiensi biaya bahanbaku (EBBB) naik sebesar 1 satuan maka rasio profit margin (Y) akanmeningkat sebesar 1.801.4.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Page 31: Rasio Profit

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa besarkemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependenatau variabel terikat. Nilai R2 sebesar 16.3%, ini berarti rasio profit margin63disebabkan oleh efisiensi biaya bahan baku sedangkan sisanya sebesar83.7% rasio profit margin disebabkan oleh variabel-variabel lain.Pengaruh efisiensi biaya bahan baku terhadap rasio profit marginsebesar 16.3%. Hal ini disebabkan kondisi pasar tentang harga bahan bakuyang selalu naik (wawancara Yudi Suhartoyo: 2005), sehingga perusahaanberusaha menekan penyimpangan antara realisasi biaya bahan bakudengan standar biaya bahan baku, dengan mencari supplier yangmemberikan harga yang lebih murah dan menetapkan standar harga bahanbaku dibuat lebih besar untuk menghindari kenaikan harga bahan bakusampai proses produksi yang dipesan selesai.4.2.4 Deskripsi Efisiensi Biaya Bahan BakuEfisiensi biaya bahan baku dalam penelitian ini merupakanperbandingan antara realisasi biaya bahan baku dengan standar biayabahan baku. Varians positif maupun negatif dapat diabaikan karena hal iniberlaku harga mutlak. Semakin kecil varians atau mendekati angka nolmaka dapat dikatakan bahwa pengendalian biaya bahan baku semakinefisien. Berikut ini disajikan deskripsi efisiensi biaya bahan bakuperusahaan tahun 2002 – 2004.Tabel 4.4 Deskripsi Efisiensi Biaya Bahan Baku Perusahaan Tahun 2002-2004Tahun Terendah%⏐ ⏐Tertinggi%⏐ ⏐Jumlah%⏐ ⏐Rata-rata%⏐ ⏐2002 0.018 0.219 1.718 0.1012003 0.019 0.110 0.738 0.0432004 0.026 0.093 0.908 0.053Sumber: Lampiran 864Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa rata-rata efisiensi biayabahan baku pada tahun 2002 sebesar ⏐0,101%⏐ dalam kategori cukupefisien. Dalam tahun tersebut efisiensi biaya bahan baku yang palingefisien sebesar ⏐0.018%⏐, dan yang paling tidak efisien sebesar ⏐0.219%⏐.Pada tahun 2003, rata-rata efisiensi biaya bahan baku sebesar ⏐0.043%⏐dalam kategori efisien. Dalam tahun tersebut pengendalian biaya bahanbaku yang paling efisien sebesar ⏐0.019%⏐, dan yang cukup efisienterendah sebesar ⏐0.110%⏐. Pada tahun 2004, rata-rata efisiensi biayabahan baku sebesar ⏐0,053%⏐ dalam kategori efisien. Dalam tahuntersebut pengendalian biaya bahan baku yang paling efisien sebesar⏐0.026%⏐, dan yang cukup efisien terendah sebesar ⏐0.093%⏐.

Page 32: Rasio Profit

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi biayabahan baku dari tahun 2002 sampai 2004 sebesar ⏐0.066%⏐ atau dalamkategori cukup efisien. Dimana pengendalian biaya bahan baku yangpaling efisien sebesar ⏐0.019%⏐, dan yang paling tidak efisien sebesar⏐0.219%⏐.4.3 Pengaruh Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio ProfitMargin4.3.1 Pengujian Hipotesis 3Hipotesis 3 yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapatpengaruh antara efisiensi biaya tenaga kerja langsung terhadap rasio profitmargin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furniture KabupatenJepara.65Untuk mengetahui model pengaruh variabel efisiensi biaya tenagakerja langsung terhadap rasio profit margin maka disusun suatu persamaandasar regresi yang menempatkan rasio profit margin sebagai variabeldependen sedangkan variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung sebagaivariabel independen.Dengan demikian model persamaan regresi dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut:Y = a + b2X2 + edimana:Y : Rasio profit marginX2 : Efisiensi biaya tenaga kerja langsungb2 : Koefisien variabel X2

a : Konstantae : Kesalahan pengganggu4.3.2 Hasil Uji t StatistikHasil analisis data untuk uji t statistik diperoleh thitung sebesar 3.191> ttabel sebesar 2.01 (lihat lampiran 13), berarti hipotesis II yang menyatakanbahwa terdapat pengaruh yang signifikan efisiensi biaya tenaga kerjalangsung terhadap rasio profit margin diterima. Dari nilai probabilitas jugadapat dilihat bahwa probabilitas sebesar 0.002 < 0.05 berarti dapatdisimpulkan sama yaitu terdapat pengaruh yang signifikan efisiensi biayatenaga kerja langsung terhadap rasio profit margin.66Data hasil pengolahan dalam program SPSS ditunjukkan oleh tabel4.5 berikut ini:Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Regresi Sederhana untuk Efisiensi Biaya TenagaKerja LangsungConstant Efisiensi Biaya TenagaKerja LangsungB 9.949 2.495T 3.701 3.191Sig 0.001 0.002R2 : 0.172Sumber: lampiran 12Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.5 di atas diperoleh

Page 33: Rasio Profit

persamaan regresi sebagai berikut:Y = 9.949 + 2.495(EBTKL)Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa jika efisiensi biayatenaga kerja langsung konstan atau tidak mengalami perubahan maka rasioprofit margin meningkat sebesar 9.949 dan jika efisiensi biaya tenaga kerjalangsung (EBTKL) naik sebesar 1 satuan maka rasio profit margin (Y) akanmeningkat sebesar 2.495.4.3.3 Koefisien Determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa besarkemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependenatau variabel terikat. Nilai R2 sebesar 17.2%, ini berarti rasio profit margindisebabkan oleh efisiensi biaya tenaga kerja langsung sedangkan sisanyasebesar 82.8% rasio profit margin disebabkan oleh variabel-variabel lain.Efisiensi biaya tenaga kerja langsung juga memberikan pengaruhyang nyata sebesar 17.2% terhadap perolehan rasio profit marginperusahaan. Dengan menekan varians atau penyimpangan antara realisasi67biaya tenaga kerja langsung dengan standar biaya tenaga kerja langsungyang ditetapkan memberikan pengaruh terhadap tingginya rasio profitmargin perusahaan, sebaliknya dengan bertambahnya penyimpanganrealisasi biaya tenaga kerja dari standarnya akan berdampak terhadappenurunan rasio profit margin. Berkaitan dengan hal ini, untuk menekanpenyimpangan yang terjadi, pihak perusahaan menerapkan kedisiplinanterhadap para karyawan bagian produksi khususnya bagian proseskonstruksi produk sehingga tepat waktu dalam menyelesaikan pesanan.4.3.4 Deskripsi Efisiensi Biaya Tenaga Kerja LangsungEfisiensi biaya tenaga kerja langsung dalam penelitian inimerupakan perbandingan antara realisasi biaya tenaga kerja langsungdengan standar biaya tenaga kerja langsung. Varians positif maupun negatifdapat diabaikan karena hal ini berlaku harga mutlak. Semakin kecil variansatau mendekati angka nol maka dapat dikatakan bahwa pengendalian biayatenaga kerja langsung semakin efisien. Berikut ini disajikan deskripsiefisiensi biaya tenaga kerja langsung perusahaan tahun 2002 – 2004.Tabel 4.6 Deskripsi Efisiensi Biaya tenaga Kerja Langsung PerusahaanTahun 2002-2004Tahun Terendah%⏐ ⏐Tertinggi%⏐ ⏐Jumlah%⏐ ⏐Rata-rata%⏐ ⏐2002 0.118 2.265 11.241 0.6612003 0.078 1.708 10.882 0.6402004 0.130 1.288 9.410 0.554Sumber: Lampiran 9Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa rata-rata efisiensi biaya

Page 34: Rasio Profit

tenaga kerja langsung pada tahun 2002 sebesar ⏐0,661%⏐ dalam kategoricukup efisien. Dalam tahun tersebut pengendalian biaya tenaga kerja68langsung yang paling efisien sebesar ⏐0.118%⏐, dan yang paling tidakefisien sebesar ⏐2.265%⏐. Pada tahun 2003, rata-rata efisiensi biaya tenagakerja langsung sebesar ⏐0.640%⏐ dalam kategori cukup efisien. Dalamtahun tersebut pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang paling efisiensebesar ⏐0.078%⏐, dan yang paling tidak efisien sebesar ⏐1.708%⏐. Padatahun 2004, rata-rata efisiensi biaya tenaga kerja langsung sebesar⏐0,554%⏐ dalam kategori cukup efisien. Dalam tahun tersebut pengendalianbiaya tenaga kerja langsung yang paling efisien sebesar ⏐0.130%⏐, dan yangpaling kurang efisien sebesar ⏐1.288%⏐. Berdasarkan data tersebutmenunjukkan bahwa rata-rata efisiensi biaya tenaga kerja langsung daritahun 2002 sampai 2004 sebesar ⏐0.618%⏐ atau dalam kategori cukupefisien. Dimana pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang palingefisien sebesar ⏐0.078%⏐, dan yang paling tidak efisien sebesar ⏐2.265%⏐.69BAB VSIMPULAN DAN SARAN5.1 SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat memberikankesimpulan sebagai berikut.1. Efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi tenaga kerja langsung berpengaruhterhadap rasio profit margin pada perusahaan meubel PT. Jaya IndahFurnitur Kabupaten Jepara selama tahun pengamatan 2002-2004 dengankoefisien determinasi sebesar 27.2%. Dengan demikian semakin efisienbiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung maka semakinmeningkatkan rasio profit margin, akan tetapi apabila biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung tidak efisien maka rasio profit margin semakinmenurun.2. Efisiensi biaya bahan baku berpengaruh terhadap rasio profit margin padaperusahaan meubel PT. Jaya Indah Furnitur Kabupaten Jepara selama tahunpengamatan 2002-2004 dengan koefisien determinasi sebesar 16.3%.Dengan demikian semakin efisien biaya bahan baku maka semakinmeningkatkan rasio profit margin, akan tetapi apabila biaya bahan bakutidak efisien maka rasio profit margin semakin menurun.3. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap rasio profitmargin pada perusahaan meubel PT. Jaya Indah Furnitur Kabupaten Jeparaselama tahun pengamatan 2002-2004 dengan koefisiean determinasi sebesar17.2%. Dengan demikian semakin efisien biaya tenaga kerja langsung makasemakin meningkatkan rasio profit margin, akan tetapi apabila biaya tenagakerja langsung tidak efisien maka rasio profit margin semakin menurun.69705.2 SaranDari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapatdisampaikan diantaranya adalah:1. Untuk penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan faktor-faktor selain

Page 35: Rasio Profit

efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung yangdapat memperbesar rasio profit margin seperti efisiensi biaya overheadpabrik, memperbesar penjualan dengan jumlah harga pokok produksi atauharga pokok penjualan tertentu.2. Agar diperoleh rasio profit margin yang tinggi, maka bagi manajemenperusahaan untuk lebih memperhatikan tingkat efisiensi biaya bahan bakudan tingkat efisiensi biaya tenaga kerja langsung, seperti mencari supplieryang memberikan harga bahan baku yang lebih murah agar pengendalianbiaya bahan baku lebih efisien, di samping itu harus juga meningkatkanefisiensi biaya tenaga kerja langsung dengan meminimalkan terjadinyabatas waktu penyelesaian pesanan atau menghindari pemborosan waktuproduksi khususnya pada bagian konstruksi.