Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

5
1 Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2 Oleh Cahyaning Satyka 1106075540 Hari, tanggal : Rabu, 11 Februari 2015 Tempat : Auditorium FEB UI Sesi Pertama Pada sesi ini diisi oleh bapak Theodorus M. Tuanakotta. Beliau diawal kuliah umum memberikan penyegaran kembali kepada pembahasan mata kuliah Pengauditan 1,yakni beberapa istilah – istilah penting dalam pengauditan, antara lain IAASB, IESBA, ISQC, ISA, ISAE, berikut pula Risk Based Audit. Pak Theo secara garis besar membahas empat topik utama, antara lain membahas structure of pronouncements yang dikeluarkan oleh IAASB, pihak- pihak yang mendukung Laporan Keuangan, persamaan, perbedaan dan penekanan yang ada pada pra-ISA dan ISA, serta mengenai Risk Based Audit. Dalam topik Structure of pronouncements, IAASB mengatur kerangka kerja dan standar umum bagi pengauditan. Struktur tersebut menyebutkan bahwa IESBA mengatur code of ethics dalam auditing, dan menjelaskan mengenai jasa-jasa audit yang tersedia. Kemudian Beliau menjelaskan bahwa terdapat tiga pemain penting dalam Laporan Keuangan, yakni auditor, user (termasuk di dalamnya seperti kreditur, investor, dan pemerintah misalnya dalam hal perpajakan), serta entity (pihak yang membuat laporan keuangan).

Transcript of Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

Page 1: Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

1

Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

Oleh Cahyaning Satyka 1106075540

Hari, tanggal : Rabu, 11 Februari 2015

Tempat : Auditorium FEB UI

Sesi Pertama

Pada sesi ini diisi oleh bapak Theodorus M. Tuanakotta. Beliau diawal kuliah umum

memberikan penyegaran kembali kepada pembahasan mata kuliah Pengauditan 1,yakni beberapa

istilah – istilah penting dalam pengauditan, antara lain IAASB, IESBA, ISQC, ISA, ISAE,

berikut pula Risk Based Audit. Pak Theo secara garis besar membahas empat topik utama, antara

lain membahas structure of pronouncements yang dikeluarkan oleh IAASB, pihak- pihak yang

mendukung Laporan Keuangan, persamaan, perbedaan dan penekanan yang ada pada pra-ISA

dan ISA, serta mengenai Risk Based Audit.

Dalam topik Structure of pronouncements, IAASB mengatur kerangka kerja dan standar

umum bagi pengauditan. Struktur tersebut menyebutkan bahwa IESBA mengatur code of ethics

dalam auditing, dan menjelaskan mengenai jasa-jasa audit yang tersedia. Kemudian Beliau

menjelaskan bahwa terdapat tiga pemain penting dalam Laporan Keuangan, yakni auditor, user

(termasuk di dalamnya seperti kreditur, investor, dan pemerintah misalnya dalam hal

perpajakan), serta entity (pihak yang membuat laporan keuangan). Selanjutnya dalam

pembahasannya ini Beliau bertanya pada mahasiswa dua pertanyaan mengenai peranan auditor

berdasarkan dua sudut pandang yakni ketika kita menjadi user, dan ketika kita diposisikan

menjadi auditor itu sendiri. Sebagai pengguna, belaiau bertanya apakah kami akan

mengharapkan auditor agar dapat menemukan fraud? Kebanyakan dari audiensi mengatakan

“Ya”, dan memang mayoritas dari audiensi seminar yang pernah menjadikan beliau sebagai

pembicara juga memiliki jawaban yang sama. Pertanyaan kedua apakah sebagai Auditor, Anda

bertanggung jawab untuk menemukan fraud? Mayoritas menjawab “Tidak”. Selanjutnya beliau

mengganti profesi yang ditanyakan menjadi dokter, kemudian menanyakan apakah kita merasa

dokter harus dapat mendeteksi penyakit pasiennya dan bertangung jawab atas hidup pasien

tersebut, ironisnya semua audiensi mengatakan “Ya”. Inilah tutur beliau terkadang kita keras

Page 2: Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

2

pada profesi lain namun cenderung “lembek” pada profesi sendiri. Menurut Pak Theo, jawaban

dari kedua pertanyaan tersebut seharusnya adalah “Ya”.

Selanjutnya topik yang dibahas oleh Pak Theo mengenai masa Pra ISA VS ISA. Disini

beliau memaparkan persamaan, perbedaan dan penekanan yang ada pada masa tersebut.

Persamaannya antara lain mengenai tanggung jawab auditor, masih sama, yaitu “memberikan

reasonable assurance (not absolute) bahwa Laporan Keuangan tersebut bebas dari salah

saji material (material mistatement) baik yang disebabkan oleh error atau fraud. Beliau

juga mengatakan bahwa Error bagi auditor cenderung dapat dengan mudah ditemukan, namun

fraud akan lebih sulit karena memang dibalik tindakan fraud terhadap intensi kejahatan,

keinginan untuk menipu oleh pelaku tersebut. Tanggung jawab pembuatan LK juga masih sama

yakni berada pada entitas. Sedangkan untuk perbedaan antara masa pra-ISA dan ISA adalah ISA

lebih menyerupai seperti IFRS yang menggunakan principle-based, bukan rule-based. Dalam

principle based setiap standar memiliki objectivenya. ISA mengekspektasikan auditor untuk

melakukan beberapa hal, yaitu yang disebutkan dengan kata-kata “auditor shall” atau “auditor

harus”. Penekanan yang lebih di masa ISA yang sejak masa pra ISA sudah ada sebenarnya

adalah mengenai professional scepticism (kewaspadaan profesional) dan professional judgement.

Topik selanjutnya yang dibahas adalah Risk Based Audit. Kerangka berpikir pada audit

berbasis risiko yang dipaparkan oleh Pak Theo adalah seperti di bawah ini :

Risks di atas adalah Risiko Audit yang juga telah dibahas pada Pengauditan 1 yakni terdiri dari

inherent risk, control risk, dan detection risk. Inherent risk merupakan risiko bawaan yang pasti

ada dalam setiap perusahaan, misalnya business risk. Control risk yaitu risiko yang dapat terjadi

setelah pengendalian internal yang baik dilakukan, sedangkan detection risk adalah risiko yang

masih muncul ketika auditor lalai dalam mengaudit.

Procedure Audit sendiri terdiri dari dua yakni risk assessment dan risk identification. Risk

identification adalah ketika auditor mengindentifikasi risiko perusahaan sebelum masuk

Risks

Audit

Procedures

Further

Audit Procedures

Audit Opinion

Page 3: Rangkuman Kuliah Umum Pengauditan 2

3

perusahaan tersebut, misalnya dengan melihat laporan keuangan tahun lalu, atau melihat berita

yang berhubungan dengan fraud di manajemen perusahaan. Risk assessment adalah ketika

auditor mengidentifikasi risiko pada saat telah memutuskan untuk menerima perusahaan. Further

Audit Procedures (FAP) merupakan prosedur yang dilakukan setelah penerimaan klien, di

dalamnya adalah tanggapan audit yang sepadan dengan risiko yang diidentifikasi dan dinilai.

FAP tersebut akan dilakukan secara normal jika control environment dan internal control yang

ada pada perusahaan baik, kalau risikonya tinggi berarti FAP haruslah “EKSTRA”. Pada bagian

akhir sesi ini Pak Theo menjelaskan bahwa dahulu auditor ditujukan untuk mendeteksi fraud,

namun pada masa sekarang ini auditor juga bertanggung jawab untuk menilai integritas dan

kompetensi manajemen dan menilai sistem pengendalian internal.

Sesi Kedua

Sesi ini diisi oleh Pembicara kedua yang membahas mengenai International Federations

of Accountants (IFAC). IFAC yang didirikan pada tahun 1977 ini merupakan organisasi global

yang ditujukan bagi profesi akuntansi. Saat ini anggota IFAC mencapai 175 anggota dan

asosiasinya berada di 130 negara dan wilayah hukum, yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan

yang bekerja dalam praktek umum, industri dan perdagangan, pemerintah, dan lembaga

pendidikan. Organisasi ini, melalui papan penetapan standar yang independen, menetapkan

standar internasional tentang etika, audit dan jaminan, pendidikan akuntansi, dan akuntansi

sektor publik. IFAC juga mengeluarkan panduan yang bertujuan mendorong agar para akuntan

professional dalam dunia bisnis memiliki kinerja yang berkualitas tinggi.