41 PENGARUH J HIDROLISIS PROTEIN TINTA CUMI-CUMI (Loligo ...
Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA...
Transcript of Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA...
1
RANCANG BANGUN PERANGKAT PENDINGIN
PADA CUMI-CUMI
Anggi Anggara1, Rozeff Pramana
2, Sapta Nugraha
3
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Mahasiswa1, Pembimbing I
2, pembembing II
3
Email: [email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Intensitas kestabilan suhu pada cumi-cumi yang mengakibatkan kualitas gizi
cumi-cumi menurun. Tujuan penelitian ini adalah merancang perangkat pendingin
pada cumi-cumi dengan sistem sirkulasi air pada water pump yang dipompa di
dalam tangki air untuk pembuangan panas pada sisi panas element peltier. Prinsip
kerja pada perangkat pendingin ini serta penurunan temperatur yang dihasilkan
oleh sisi dingin element peltier dengan diserap dan disebarkan oleh heatsink.
Penelitian ini difokuskan pada sirkulasi air sebagai pembuangan panas pada
peltier agar sisi dingin peltier lebih optimal dan penurunan suhu semakin baik
dengan pengujian pertama menggunakan tangki 1 suhu akhir 28.8 0C dan tangki 2
sebesar 14.0 0 C.
Kata kunci: Perangkat pendingin, sirkulasi air, tangki air dan water pump
PENDAHULUAN
Cumi-cumi merupakan hasi laut yang cukup melimpah di perairan Indonesia dan
sangat diminati masyarakat terutama penggemar seafood. Alviana (2017)
menyebutkan bahwa salah satu komoditas perikanan yang cukup penting dan
menempati urutan ketiga setelah ikan dan udang berdasarkan data Kementrian
Kelautan Perikanan tahun 2015 menunjukkan bahwa produksi cumi-cumi dari
hasil tangkapan pada tahun 2004, yaitu 69.357 ton dan meningkat pada tahun
2014 menjadi 150.623 ton. Setiawan (2016) menyebutkan cumi-cumi menghuni
perairan dengan suhu antara 8-32 0C dan salinitas 8,5 sampai 30 per mil. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2004 hingga tahun 2014 hasil tangkapan
cumi-cumi mengalami peningkatan sebesar 9,40%. Sebaran penangkapan cumi-
cumi banyak terjadi di bagian barat laut jawa hingga selat karimata dengan
sebaran suhu permukaan laut pada tahun 2011 musim barat lebih tinggi (24.8 –
32.1 0C) dibandingkan musim timur (24.2 – 29.4
0C), dan pada tahun 2012 cukup
tinggi dengan suhu (20.3-33.4 0C) dibandingkan musim timur (24.8 -30.1
0C)
(Prasetyo dkk., 2014). Pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi melalui penangkapan
sudah saatnya disertai upaya pengaturan penangkapan, upaya ini dapat
2
memperbaiki kerusakan dan mempertahankan kesegaran cumi-cumi (Nuzapril
dkk., 2013).
Meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan mendapatkan kebutuhan, maka
manusia dituntut untuk lebih produktif dalam berproduksi, baik dari kualitas
maupun kuantitas. Seperti halnya penyimpanan cumi-cumi yang baru ditangkap
dengan menggunakan es batu, dirasakan tidak memadai karena penyimpanan pada
cumi-cumi sebelum di bawa kedarat itu harus berada pada suhu standart 8-32 0C
Jika kualitas dan kuantitas terpenuhi maka keutuhan gizi dan kualiatas cumi-cumi
akan semakin baik. Berdasarkan proses tersebut, maka akan dirancang suatu alat
menjaga kestabilan suhu pada cumi-cumi dengan menggunakan perangkat
pendingin. Alat ini dimensinya lebih kecil dibuat miniatur dari ukuran mesin
pendingin yang sudah ada. Namun perangkat pendingin ini guna agar dapat
menjaga suhu dan gizi pada cumi-cumi tersebut. Permasalahan tersebut dapat di
atasi dengan menepatkan perangkat pendingin yang berupa prototipe untuk sistem
pendingin ditempatkan pada kelong apung, kapal ikan dan lain-lain yang dapat
dioperasikan oleh nelayan itu sendiri. Namun perlu menjadi perhatian, perangkat
pendingin ini hanya dikhususkan pada cumi-cumi.
BAHAN DAN METODE
A. Element Peltier
Element peltier mempunyai 2 sisi yang berbeda yaitu sisi panas dan dingin,
dimana sisi panas pada peltier dibuang dengan air sedangkan sisi dingin
ditempelkan pada perangkat heatsink agar dapat diserap lalu dilepaskan uap
dingin tersebut. Sisi dingin pada element peltier sangat dibutuhkan agar rancangan
pada peneltian dapat bekerja untuk dapat melepaskan uap dingin pada box.
B. Heatsink Fan
Heatsink fan digunakan sebagai perangkat pendukung pada perancangan box
cumi-cumi agar dapat menetralisirkan panas pada tangki, hasil pembuangan panas
pada sisi panas element peltier agar sisi dingin pada peltier dapat bekerja lebih
optimal.
C. Power Supply Unit
Power supply unit komponen yang menyuplai daya langsung ke komponen
perangkat pendingin. Input daya power supply berupa arus bolak-balik
(alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC menjadi arus
searah (Direct Current, DC) seperti yang dibutuhkan. Prinsip kerja pada power
supply akan membagi daya sesuai dengan kapasitas yang dibutukan oleh
perancangan perangkat pendingin dan menyediakan daya dan menjaga agar arus
listrik yang masuk pada komponen-komponen untuk tetap stabil.
3
D. Water Pump
Water pump pada penelitian ini digunakan untuk sirkulasi dari air agar dapat
membuang sisi panas pada peltier, supaya kinerja pada sisi dingin dapat bekerja
secara baik dan lebih optimal dalam memnurunkan suhu dingin dalam box.
E. Water Block
Water block pada penelitian ini digunakan sebagai tempat masuk dan keluar air
yang dipompa pada perangkat water pump, secara fisik perangkat water block
seperti tabung kosong dengan mempunyai 2 lobang udara yang di rakit dalam
perancangan dengan memasang selang pada lobang tersebut untuk tempat masuk
air yang dipompa dan tempat pembungan hasil sirkulasi dari air yang dibuang
dalam tangki air.
F. Heatsink
Heatsink pada perancangan ini digunakan untuk penyerapan hasil kinerja sisi
dingin pada peltier untuk melepaskan dan menyebarkan suhu dingin di dalam box.
G. Coolbox
Perangkat coolbox dirancang dengan 2 bagian utama yaitu bagian luar box dan
dalam box sebagai berikut:
Bagian luar box :
1. Menggunakan box styrofoam.
2. Berbentuk persegi panjang, salah satu sisinya untuk alat.
3. Bagian sisi-sisinya menggunakan tulang aluminium.
4. Di bagian sisi pertama yang atas menggunakan penutup, agar suhu tidak
menyebar dan di sisi kedua menggunakan kipas untuk pembuangan panas
pada alat.
Bagian dalam box :
1. Berbentuk persegi panjang terdapat 2 bagian yaitu pada alat dan ruang
pendinginnya, yang terhubung dengan komponen alatnya.
2. Terdapat pompa untuk mengalirkan air pembuangan panas peltier ke
tangki air.
3. Heatsink dilekatkan pada element peltier (dingin) untuk menyerap dan
menyebarkan suhu dinginnya pada permukaan dalam box pendingin.
4
Gambar 1. Rancangan coolbox / tampak atas dan depan
Tabel 1. Speksifikasi coolbox
Dimensi Tempat
Penyimpanan Centi Meter
Panjang keseluruhan 48 cm
Tinggi 20 cm
Lebar 23 cm
Panjang skat alat 20 cm
Panjang skat pendingin 28 cm
Perancangan Sistem
Gambar 2. Blok diagram pendingin
Gambar diatas merupakan cara kerja perangkat pendingin pada cumi-cumi. Sistem
kerja perangkat akan dijelaskan pada gambar dibawah ini:
5
Gambar 3. Instalasi hardware
Gambar diatas merupakan instalasi hardware bagian input terdiri dari water pump
(1) bagian pemroses terdiri dari tangki air (2) water block (3), element peltier (4)
dan yang akan mengatur fungsi kerja dari water pump untuk mensirkulasi sisi
panas pada peltier untuk kebutuhan output. Bagian output terdapat heatsink (5)
sebagai tempat penyebaran suhu di dalam box pendingin. Cara kerja perangkat
secara keseluruhan akan dijelaskan oleh flowchart dibawah ini:
Gambar 4. Diagram alir kerja sistem
Gambar diatas menunjukkan flowchart pada sistem. Seperti sistem pada
umumnya, sistem tersebut seperti tangki air, water pump, water block, element
peltier dan heatsink. Sistem penunjang ini akan membantu kinerja sistem menjadi
lengkap karena perangkat tersebut memiliki fungsi khusus untuk mengoptimalkan
hasil kerja sistem yang dirancang.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian tangki air
Pengujian tangki air dilakukan dengan menggunakan 2 jenis tangki air yang
berbeda. Tangki air berfungsi sebagai tempat penampung air yang disirkulasi oleh
pompa, dimana air berguna untuk menyerap panas yang dihasilkan dari peltier,
agar sisi dingin pada peltier lebih cepat menurunkan suhunya. Pengujian pertama,
tangki 1 yang telah dirakit di dalam box pendingin yang berdiameter 11 cm
dengan tinggi 10 cm tangki ini diuji selama 30 menit. Selama pengujian tangki 1
dengan suhu awal di dalam box 30.2 0C dan suhu ruang 31.6
0C selama proses
pengujian didapati suhu akhir 28.8 0C, dikarenakan tangki kecil sehingga sirkulasi
dari air yang dipompa dan dibuang tidak dapat menahan lebih lama panas yang
dihasilkan. Pengujian kedua, tangki 2 eksternal sebagai pengganti tangki air
pertama dengan diameter 20 cm dengan tinggi 30 cm, tangki 2 diuji selama 12
jam dari hasil pengujian tersebut pada tangki 2 eksternal dapat menurunkan suhu
dengan baik, itupun dengan pergantian air dalam selang waktu 1 jam 30 menit
untuk pergantian air pada penampung pembuangan panas dari panas element
peltier dapat menurunkan suhu kurang dari 14.0 0C.
Gambar 5. Pengujian tangki air
B. Pengujian Water Pump
Pengujian water pump dilakukan dengan mengukur debit aliran maksimum pada
air yang dipompa. Water pump berfungsi sebagai sirkulasi dari air yang dipompa
untuk pembuangan panas pada peltier dengan tujuan agar sisi dingin pada peltier
lebih optimal dalam bekerja. Pengukuran dilakukan pada saat perangkat
pendukung heatsink fan bekerja dan water pump bekerja memompa air dari dalam
tangki dan diteruskan pada selang kemudian dialirkan ke dalam waterblock yang
menempel pada sisi panas element peltier lalu dibuang kembali ke dalam tangki
air. Output water pump diukur menggunakan alat ukur multimeter digital. Adapun
tipe water pump yang digunakan pada penelitian ini adalah water pump jenis ultra
quiet DC 12V dengan daya 4,2 watt. Berikut gambar 24 menunjukkan pengujian
pada water pump.
Tangki 1
berdiameter 11 cm
dengan tinggi 10 cm
Tangki 2
berdiameter
20 cm dengan
tinggi 30 cm
7
Gambar 6. Pengujian water pump
Pengujian water pump dilakukan selama 30 menit, dan diperoleh debit aliran
maksimum 120 liter dengan menggunakan tangki 1 yang berdiameter 10 cm dan
tinggi 11 cm. Berikut tabel 2 menunjukkan pengujian water pump menggunakan
tangki 1.
Tabel 2. Hasil pengujian water pump menggunakan tangki 1
No Waktu (menit) Air (liter)
1 5 20
2 10 40
3 15 60
4 20 80
5 25 100
6 30 120
Pada pengujian menggunakan tangki 2 eksternal pengujian selama 12 jam
diperoleh debit air 2.880 liter. Berikut tabel 2 menunjukkan pengujian water pump
menggunakan tangki 2 eksternal.
Tabel 3. Hasil pengujian water pump menggunakan tangki 2 eksternal
No Waktu (jam) Air (liter)
1 11:00 240
2 12:00 480
3 13:00 720
4 14:00 960
5 15:00 1.200
6 16:00 1.440
7 17:00 1.680
8 18:00 1.920
9 19:00 2.160
10 20:00 2.400
11 21:00 2.640
12 22.00 2.880
8
Hasil pengujian tangki 1 didapati hasil selama 30 menit pengujian debit aliran air
sebanyak 120 liter sedangkan pengujian tangki 2 eksternal selama 12 jam
pengujian didapati hasil debit aliran air sebanyak 2.880 liter.
C. Pengujian element peltier
Pengujian element peltier dilakukan dengan cara menempelkan water block pada
sisi panas peltier agar air dapat bersirkulasi di dalamnya. Fungsi perangkat pada
element peltier sebagai perangkat utama pada rancangan ini agar dapat
mengoptimalkan sisi dingin peltier bekerja dengan tujuan dapat menyebarkan
suhu dalam box. Output element peltier diukur menggunakan multimemeter
digital. Pada tegangan keluaran 12.01 VDC dan 11.05 VDC setelah terhubung.
Pengujian menggunakan tangki 1 selama 30 menit dengan arus 7.06 A dan
temperatur akhir 28.8 0C, pada pengujian menggunakan tangki 2 eksternal yang di
uji selama 12 jam mendapatkan hasil 5.28 A dengan temperature14.0 0C.
Gambar 7. Pengujian element peltier
Hasil pengujian pada element peltier dengan hasil waktu yang didapati saat
pengujian menunjukkan adanya penurunan pada arus dan sebaliknya pada sisi
dingin pada peltier, saat terjadinya penurunan arus maka semakin cepat pula
penurunan temperatur pada sisi dingin pada peltier yang didapati hasil akhir
temperatur 22.7 0C. Berikut tabel 3 menunjukkan hasil pengujian element peltier.
Tabel 4. Hasil pengujian element peltier
No
Waktu (menit)
Temperature (0C)
1 1 30.2
2 3 29.8
3 5 27.5
4 9 26.0
5 16 24.3
6 21 24.0
7 25 23.8
9 30 22.7
9
D. Pengujian heatsink fan
Heatsink fan berfungsi sebagai pembuang panas pada tangki air. Heatsink fan
pada penelitian ini berjenis intel LGA775 dan sebagai komponen pendukung yang
bekerja dengan tegangan 12 VDC. Pengujian heatsink fan menggunakan alat ukur
multimeter digital, pengujian dilakukan pada bagian output. Berikut gambar 8
menunjukkan pengujian heatsink fan.
Gambar 8. Pengujian heatsink fan
E. Pengujian heatsink
Pengujian heatsink dilakukan pada saat element peltier sisi dingin bekerja,
heatsink sendiri berfungsi sebagai menyerap dan menyebarkan suhu dingin dari
peltier. Heatsink yang menempel pada sisi dingin peltier diserap dan disebarkan
uap dinginnya keseluruh permukaan box. Proses pengujian ini diukur dengan
menggunakan termometer suhu yang ditempatkan di dalam box pendingin.
Berikut gambar 9 menunjukkan pengujian pada heatsink.
Gambar 9. Pengujian heatsink
F. Pengujian suhu box menggunakan tangki 1 selama 30 menit
Pengujian ini menggunakan thermometer untuk mengetahui themperature pada
tempat penyimpanan dengan menggunakan tangki 1 yang berdiameter 11 cm
dengan tinggi 10 cm yang berada di dalam box pendingin. Pengujian dilakukan
dengan mengukur suhu tempat penyimpanan dan mengamati perubahan
themperature pada box, temperature awal dalam box 30.2 0C dengan suhu ruang
31.60. Proses pengujian dilakukan dengan mengukur suhu yang berada pada suhu
standart dari mulai 8-32 0C dan lama waktu pada pengujian selama 30 menit
dikarenakan tangki 1 tidak mampu menahan sirkulasi pembuangan panas pada
10
peltier dengan suhu akhir 28.8 0C. berikut gambar 10 menunjukkan pengujian
suhu box selama 30 menit.
Gambar 10. Pengujian suhu box selama 30 menit
Tabel 5. Hasil Pengujian Temperatur suhu box dengan tangki 1
No Waktu (menit) Themperature ( ºC )
1 1 30.2
2 3 29.8
3 5 29.3
4 9 29.2
5 16 29.1
6 21 29.0
7 25 28.9
8 30 28.8
Data diatas merupakan data yang diambil selama 30 menit pengujian pada tangki
1. Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:
Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:
Gambar 11. Grafik suhu pada 30 menit pengujian
Hasil pengujian pada tangki 1 menggunakan cumi-cumi selama 30 menit
pengujian. Penurunan temperature ruangan tempat cumi-cumi, membutuhkan
waktu sekitar 3 menit untuk mencapai 29.0 0C, dan membutuhkan waktu sekitar
30 menit untuk mencapai temperature 28.8 0C dengan arus 7.06 A dan tegangan
11.05 V.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Themperature
( ºC )0 0 0 0 0 0 0 0
Waktu (menit) 1 3 5 9 16 21 25 30
010203040
11
G. Pengujian suhu box menggunakan tangki 2 selama 12 jam
Pengujian pada box yang berisi cumi-cumi dilakukan dengan waktu selama 12
jam dengan menggunakan tangki 2 eksternal, dengan diameter 20 cm dengan
tinggi 30 cm. Pengujian ini dimulai dengan memberikan sejumlah beban ke dalam
box pendingin untuk diukur menggunakan termometer suhu. Adapun beban yang
digunakan adalah beban 1 kg cumi-cumi. Berikut gambar 12 menunjukkan suhu
pengujian selama 12 jam. Berikut gambar 12 pengujian suhu selama 12 jam.
Gambar 12. Pengujian suhu box selama 12 jam
Pengujian dilakukan selama 12 jam mulai pukul 10.00 WIB s/d pukul 22.00 WIB.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan tangki 2 eksternal sebagai pengganti
tangki 1. Pada pengujian 1 jam ada perbedaan masa penurunan suhu dingin
tersebut dan seterusnya dengan terjadinya pergantian air setiap 1 jam 30 menit
sekali, disebakan suhu panas yang terdapat pada element peltier sangat kuat
menyebarkan panasnya yang dihasilkan pada sisi panas element peltier, sehingga
air yang terdapat pada tangki 2 eksternal tidak mampu meredam panas yang
disebarkan oleh sisi panas peltier tersebut. Berikut tabel 5 pengujian selama 12
jam.
Tabel 6. Hasil Pengujian Temperatur pada tangki 2 eksternal
No
Waktu
(Jam) Themperature °C
1 10.00 30.2
2 11:00 27.5
3 12:00 23.8
4 13:00 19.9
5 14:00 19.1
6 15:00 18.7
7 16:00 17.4
8 17:00 16.7
9 18:00 15.5
10 19:00 14.9
11 20:00 14.4
12 21:00 14.2
13 22.00 14.0
12
Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:
Gambar 13. Pengujian selama 12 jam
Hasil pengujian cumi-cumi selama 12 jam, ketika terjadi pergantian air maka suhu
yang terdapat pada box pendingin terjadi penaikan suhu dengan buka tutupnya
ruang pada box pendingin. Hasil akhir terdapat pada suhu ruang box pendingin
14.0 0C dengan arus 5.29 A dan tegangan 11.1 V.
Semakin besar tangki air ataupun pembuangan dan pemompa dibedakan maka
semakin baik pula themperature dan waktu penurunan temperatur lebih cepat.
Perangkat pendingin pada cumi-cumi yang melalui beberapa tahap uji coba, dan
terlihat perangkat box pendingin dapat mencapai suhu standart yang dibutuhkan
untuk cumi-cumi berada pada suhu standart 8-320 C. Pada 30 menit awal
pengujian dengan menggunakan tangki 1 yang dirakit pada box didapati
penurunan temperature dari 30.2 0C menjadi 28.8
0C, pada saat terjadi panas
dalam tangki sisi dingin peltier tidak dapat bekerja dikarenakan panas peltier
lebih kuat dari sisi dingin element peltier tersebut, sehingga terjadi kenaikan
temperature panas, suhu dingin dalam box naik dari yang didapati 28.8 0C
berubah menjadi 29.7 0C sampai berada pada suhu 29.0
0C dan seterusnya. Pada
pengujian perangkat pendingin yang menggunakan tangki 2 eksternal didapati
hasil selama 12 jam pengujian yang melalui tahap uji coba dan terlihat perangkat
pendingin dapat mencapai suhu standart yang dibutuhkan pada cumi-cumi pada
suhu standart 8-32 0C, selama 12 jam pengujian penurunan themperature dari 30.2
0C menjadi 14.0
0C, hal ini dikarenakan adanya sirkulasi air di dalam tangki 2
eksternal untuk pembuangan kalor panas pada peltier. Jika, pembuangan panas
pada elemen peltier menggunakan tangki yang lebih besar ataupun menggunakan
dua tempat berbeda pada pemompa dan pembuangan air maka penurunan suhu
akan lebih baik dan waktu penurunan suhu akan semakin cepat.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian sistem, perangkat pengujian, dan analisis dapat
disimpulkan bahwa :
1. Perangkat pendingin dapat dirancang menggunakan box styrofoam yang
diproses menggunakan element peltier melalui heatsink sebagai perangkat
menyerap dan menyebarkan uap dinginnya.
30.2
27.5
23.8
19.9
19.1
18.7
17.4
16.7
15.5
14.9
14.4
14.2
14.0
Waktu (jam) 10:11:12:13:14:15:16:17:18:19:20:21: 0
Tem
pe
ratu
r 0 C
Waktu (jam)
13
2. Kestabilan suhu pada perangkat ini dilakukan dengan sirkulasi air
menggunakan tangki air dan water pump cumi-cumi untuk membuang panas
pada peltier.
3. Perangkat pendingin ini sangat baik digunakan di kelong apung, dikarenakan
kegunaan tangki air bisa digantikan dengan air laut. Dengan demikian tempat
memompa dan membuang air dapat terpisah.
4. Sistem kelistrikan dirancang dengan memanfaatkan sumber energi listrik
yang bisa digunakan pada penangkapan cumi-cumi di kapal maupun di
kelong apung, namun proses sumber energi belum maksimal dikarenakan
sumber energi masih menggunakan energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Alviana, D., 2017. Kemuduran mutu daging cumi-cumi selama penyimpanan suhu
dingin berdasarkan aspek enzimatis dan histologis, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Aziz, A., Maini, R.I., Syukrillah, M.F., 2016. Pengujian mesin pendingin
minuman portable menggunakan port usb dan adaptor sebagai daya input,
Jom FTEKNIK, 3 (2).
Berri Prima, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, 2013, “Perancang sistem
keamanan rumah menggunaan sensor PIR (Passive Infra Red) berbasis”,
UMRAH, Tanjungpinang
Dedy Kurniawan, Rozeff Pramana dengan judul penelitian “Perancangan
perangkat prototipe denganpemantauan kabel bawah laut”, Program Study
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Delly, J., Hasbi, M., Alkhoiron, I.F., 2016. Studi penggunaan modul termoelektrik
sebagai sistem portable, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin, 1 (1).
Faisal, R., Nurulloh, M.I., Harmiansyah, J., 2016. ECOBOX : inovasi penyimpan
Makanan Non CFC Berbasis Peltier Thermoelektrik Yang Murah, Hemat
Energi dan Ramah Lingkungan, Journal of Creativity Student, 1 (1).
Firmansyah, B., 2009. Analisi perpindahan panas pada pendingin CPU dengan
menggunakan metode elemen hingga, Jurnal Tenik Mesin FT-SRIWIJAYA,
9 (2).
Gandi, F., Yusfi, M., 2016. Perancangan sistem pendingin air menggunakan
Elemen Peltier berbasis mikrokontroler ATmega8535, Jurnal Fisika Unand,
5 (1).
Irfan, A. 2007. Analisis pendingin pada mesin isuzu panther, Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
14
Juan Prasetyadi, 2017. Water pump fungsi dan cara kerjanya, http://www.teknik-
otomotif.com, 23.17 wib, (13 Oktober 2017).
Mainil, R.I., Aziz, A., Kurniawan, A., 2015. Modul thermoelectric digunakan
sebagai element pendingin untuk mendinginkan sebuah ruang dingin box
cooler, Seminar Nasional Itenas, Kampus ITENAS, Bandung, (1-2
Desember 2015).
Nuzrafil, M., Widyorini, N., Afiaty, N., 2013. Analisi morfometri dan faktor
kondisi pada cumi-cumi photololigo chinensis photololigo duvaucelii yang
didaratkan di beberapa TPI Pantai Utara Jawa Tengah, Journal of
Maquares, 2 (4), Hal- 18-27.
Nulhakim, L., 2017. Uji unjuk kerja pendingin ruangan berbasis Thermo Electric
Cooler, Jurnal Simetris, 8 (1).
Prasetyo, B.A., Hutabarat, S., Hartoko, A., 2014. Sebaran spasial cumi-cumi
(Loligo spp.) dengan variabel suhu permukaan laut dan klorofil-a data satelit
modis aqua di selat karimata hingga laut jawa, Journal of Maquares, 3 (1),
Hal 51-60.
Poetro, J.E., Handoko, C.R., 2013. Analisi sistem kerja pendingin arus searah
yang menggunakan heatsink jenis extruded dibandingkan dengan heatsink
jenis slot, Jurnal Teknik Mesin, 21 (1).
Rizki Maulana, F.S, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, , 2013, Aplikasi sistem
pengamatan bawah laut menggunakan kamera webcam. UMRAH,
Tanjungpinang.
Rozeff Pramana, Azis Iskandar, Deny nursyirwan, 2014, “ Atmegaand zig bee
pro-based mini boat control sistem”, Prociding, ICMD, ISBN, 987-070-
1222-08-2.
Rozeff Pramana, Henky Irawan, 2016, “sistem kamera bawah laut, “UMRAH,
Tanjungpinang.
Rozeff Pramana, Henky Irawan, 2015, “Sea Border Monitoring Smart Indicator
For Fisherman”, Prociding, ICMD, ISBN, 987-070-1222-08-2.
Setiawan, S., 2016. Ciri khusus yang dimiliki cumi-cumi serta struktur dan
habitatnya, www.gurupendidikan.co.id 21: 00 wib (13 April 2017).
Sutris Astari, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, 2013,”Kran wudhu berbasis
arsuino Atmega328”, UMRAH, Tanjungpinang.
15
Umboh, R., Wuwung, J.O., Kendek, E., Allo, E.K., Narasiang, B.S., 2012.
Perancang alat pendingin portable menggunakan element peltier, Jurnal
Teknik Elektro FT-UNSRAT, 1 ( 3), Hal 1-6.
Widianto, T.N., Hakim, A.R., 2016. Performansi pendingin termoelektrik alat
transportasi ikan segar pada berbagai tegangan, Agritech, 36 (4), Hal. 485-
490.
Zhul Al Gray, 2017. Pengertian fungsi jenis konektor dan cara kerja power
supply, http://www.jejakwaktu.com, 01.00 wib (13 Oktober 2017).