RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING …etheses.uin-malang.ac.id/8183/1/10650022.pdf ·...
Transcript of RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING …etheses.uin-malang.ac.id/8183/1/10650022.pdf ·...
RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING BERBASIS
ANDROID MENGGUNAKAN QoS (QUALITY OF SERVICE)
(STUDI KASUS DI RADIO AL-UMM FM)
SKRIPSI
Oleh:
VINDA SEPTA DIYANSYAH
NIM. 10650022
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING BERBASIS
ANDROID MENGGUNAKAN QoS (QUALITY OF SERVICE)
(STUDI KASUS DI RADIO AL UMM FM)
SKRIPSI
Diajukan kepada:
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Guna memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Teknik Informatika (S.Kom)
Oleh:
VINDA SEPTA DIYANSYAH
NIM. 10650022
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING BERBASIS
ANDROID MENGGUNAKAN QoS (QUALITY OF SERVICE)
(STUDI KASUS DI RADIO AL UMM FM)
Oleh:
VINDA SEPTA DIYANSYAH
NIM. 10650022
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Tanggal, 22 Juni 2015
Pembimbing I,
FACHRUL KURNIAWAN, M.MT
NIP. 19771020 200901 1 001
Pembimbing II,
FATCHURROCHMAN, M.Kom
NIP. 19700731 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika,
Dr. CAHYO CRYSDIAN, M.CS
NIP. 19740424 200901 1 008
RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING BERBASIS
ANDROID MENGGUNAKAN QoS (QUALITY OF SERVICE)
(STUDI KASUS DI RADIO AL UMM FM)
SKRIPSI
Oleh:
VINDA SEPTA DIYANSYAH
NIM. 10650022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir dan
Dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
Memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Tanggal, 2 Juli 2015
Susunan Dewan Penguji Tanda tangan
1. Penguji Utama : Yunifa Miftachul Arif, M.T ( )
19830616 201101 1 004
2. Ketua : Fresy Nugroho, M.T ( )
19710722 201101 1 001
3. Sekretaris : Fachrul Kurniawan, M.MT ( )
19771020 200901 1 001
4. Anggota : Fatchurrochman, M.Kom ( )
19700731 200501 1 002
Mengetahui dan Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Informatika
Dr. Cahyo Crysdian, M.CS
NIP. 19740424 200901 1 008
ORISINALITAS PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Vinda Septa Diyansyah
NIM : 10650022
Fakultas/ Jurusan : Sains dan Teknologi/ Teknik Informatika
Judul Penelitian : RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO STREAMING
BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN QoS
(QUALITY OF SERVICE)
(STUDI KASUS DI RADIO AL UMM FM)
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa hasil penelitian saya ini tidak terdapat
unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah dilakukan
atau dibuat oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur-unsur penjiplakan,
maka saya bersedia untuk mempertanggung jawabkan, serta diproses sesuai
peraturan yang berlaku.
Malang, 22 Juni 2015
Yang membuat pernyataan,
Vinda Septa Diyansyah
NIM. 10650022
PERSEMBAHAN
Aku peruntukkan untukmu ya Allah, terimalah sesuatu yang sedikit dari hamba-
Mu ini ya Robb, sebagaimana dalam do’a berikut ini,
Doa Pertama
Sebagaimana yang diajarkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:
رب زدني علما
“Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” [QS. Thaha: 114].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
واضح الداللة في فضل العلم، ألن هللا تعالى لم يأمر نبيه صلى هللا عليه وسلم بطلب االزدياد من شيء إال
من العلم
“Ayat tersebut merupakan dalil yang jelas tentang keutamaan ilmu, karena Allah
ta’ala tidaklah memerintah Nabi-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk
meminta tambahan sesuati kecuali ilmu” [Fathul-Baariy, 1/141].
Doa Kedua
Dari Ummu Salamah, ia berkata: Aku mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam berdoa setelah shalat Shubuh:
اللهم إني أسألك رزقا طيبا، وعلما نافعا، وعمال متقبال "
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadamu rizki yang baik, ilmu yang
bermanfaat, dan amalan yang diterima” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 925,
Al-Ismaa’iliy dalam Mu’jamusy-Syuyuukh hal. 624-625 no. 255, dan yang
lainnya; shahih].
Doa Ketiga
Dari Mak-huul: Bahwasannya ia pernah masuk menemui Anas bin Maalik, lalu ia
mendengarnya menyebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
berdoa:
اللهم نفعني بما علمتني، وعلمني ما ينفعني
“Ya Allah, berikanlah manfaat dari ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku, dan
ajarkan kepadaku apa yang bermanfaat bagiku” [Diriwayatkan An-Nasaa’iy
dalam Al-Kubraa no. 7819, Ath-Thabaraaniy dalam Asy-Syaamiyyiin 4/302-303
no. 3371 dan dalam Al-Ausath no. 1748, Al-Haakim 1/510 – dan ia
menshahihkannya - , dan yang lainnya].
Terima kasih juga untuk ayahku Soepardi (semoga Allah mengampuninya) dan
ibuku Lilik Sih Lumintu.
MOTTO
دلهم ب ٱلحسنة ٱلموعظة و ٱلحكمة إلى سبيل ربك ب ٱدع ن هي أحس ٱلتيوج
١٢٥ ٱلمهتدين وهو أعلم ب ۦإن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhan-mu, Dialah Yang Mahatahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-
Nahl : 125).
أيها ن ٱلذين ي ا أخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ا أنفقوا من طيب ءامنو
موا ٱألرض أن تممضوا منه تنفقون ولستم ب ٱلخبيث وال تيم يه ف اخذيه إال
ا و أن ٱعلمو ٢٦٧حميد ي غن ٱللArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267).
viii
KATA PENGANTAR
سل بقايا من أهل العلم الحمد هلل الذي جعل في كل زمان فترة من الر
يدعون من ضل إلى الهدى ويصبرون منهم على األذى، يـحيون بكتاب
بليس قد أحيوه هللا رون بنور هللا أهل العمى، فكم من قتيل ل الـموتى ويبص
وكم من ضال تائه قد هدوه فما أحسن أثرهم على الناس وأقبح أثر الناس
تـحريف المالين وانتحال الـمبطلين وتأويل عليهم. ينفون عن كتاب هللا
الجاهلين الذين عقدوا ألوية البدعة وأطلقوا عقال الفتنة فهم مختلفون في
ولون على هللا الكتاب مخالفون للكتاب مجمعون على مفارقة الكتاب يق
وفي هللا وفي كتاب هللا بمير علم يتكلمون بالـمتشابه من الكالم ويـخدعون
ا بعد ال الناس بما يشبهون عليهم فنعوذ باهلل من فتن المضلين، أم جه
Segala puji itu hanya menjadi hak Allah. Dialah Dzat yang memunculkan
para ulama yang masih saja tersisa di setiap zaman yang mengalami kekosongan
rasul. Para ulama tersebut mendakwahi orang yang tersesat kepada hidayah, dan
mereka bersabar atas berbagai gangguan. Dengan kitab Allah, mereka hidupkan
orang-orang yang hatinya sudah mati. Mereka perlihatkan cahaya Allah kepada
orang yang buta mata hatinya. Betapa banyak korban iblis yang berhasil mereka
selamatkan. Betapa banyak orang yang tersesat dan bingung berhasil mereka
tunjuki dengan jalan yang benar. Betapa bagus pengaruh mereka di tengah-tengah
manusia dan betapa jelek balasan manusia terhadap mereka. Para ulama’-lah yang
mengingkari penyelewengan makna Al-Qur’an yang dilakukan oleh orang-orang
yang berlebih-lebihan serta pemalsuan yang dibuat oleh para pembela kebathilan.
Yaitu, orang-orang yang memasang tali perkara-perkara yang tidak ada contohnya
dan mengencangkan ikatan fitnah. Mereka memperdebatkan kitabullah,
menyelisihi Al-Qur’an, dan sepakat untuk keluar dari aturan Al-Qur’an. Mereka
berbicara atas nama Allah, tentang Allah, dan tentang kitabullah, tanpa argumen
ix
yang benar. Mereka membicarakan tentang hal yang rancu dan menipu manusia-
manusia yang tidak berilmu dengan kerancuan berpikir yang mereka sebarkan.
Kami berlindung kepada Allah dari ujian yang dikarenakan oleh orang-orang yang
sesat. Amma ba’du.
Atas nikmat Allah subhanahu wata’ala penulisan karya ilmiah dengan judul
“Rancang Bangun Aplikasi Streaming Radio berbasis Android menggunakan QoS
(Quality of Service) Studi Kasus di Radio Al-Umm FM” dapat diselesaikan sebagai
implementasi visi dan misi UIN MALIKI yang dicetuskan oleh guru besar Prof.
DR. Imam Suprayogo, yaitu menjadi ulama’ yang intelektual dan intelektual yang
ulama’. Penelitian ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak yang dalam hal
ini penulis mengucapkan jazakumullahu ahsanal jazaa’ (semoga Allah
membalasnya dengan balasan yang lebih baik) yaitu kepada:
1. Bapak Facrul Kurniawan, M.MT dan Fatchurrochman, M.Kom selaku
dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu dan
memimbing dengan penuh pengertian dan kesabaran.
2. Seluruh dosen jurusan Teknik Informatika UIN MALIKI Malang yang
memberikan jasa tak terhingga dengan mentransfer ilmu yang penuh
manfaat dan semoga senantiasa dalam taufiq dan hidayah-Nya.
3. Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag selaku Mudhir yayasan Bina
Masyarakat juga penasihat radio Al-Umm 102.5 FM, yang selalu
memberikan motivasi kerohanian yang terang benderang.
4. Takmir Masjid Qolbun Salim Malang yang memberikan dukungan dan
memberikan sarana untuk proses penyelesaian penulisan karya ilmiah ini.
x
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis
mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Pada penelitian ini masih memberikan peluang untuk penelitian berikutnya
yaitu tentang Quality of Service yang memberikan peningkatan kualitas layanan
jaringan. Penulis terbuka bagi para pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang konstruktif untuk perbaikan berikutnya dan tambahan khasanah ilmu
pengetahuan.
Malang, 10 Juni 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
ORISINALITAS PENELITIAN .......................................................................... ii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
MOTTO ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
ABSTRAK ......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 13
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 13
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14
1.6. Metode Penelitian ....................................................................................... 14
1.7. Sistematika Penelitian ................................................................................ 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16
2.1. Radio .......................................................................................................... 16
2.2. Streaming Media ........................................................................................ 16
2.3. Radio Streaming ......................................................................................... 17
2.4. Android ....................................................................................................... 20
2.5. Shoutcast .................................................................................................... 24
xii
2.6. Quality of service (Qos) ............................................................................. 25
2.6.1. Parameter pada Quality of Service (QoS) ....................................... 30
2.7. Wireshark ................................................................................................... 34
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ................................... 39
3.1. Lingkungan Perancangan Perangkat Keras ................................................ 39
3.2. Lingkungan Perancangan Perangkat Lunak ............................................... 41
3.3. Deskripsi Sistem ......................................................................................... 41
3.3.1. SHOUTcast System ........................................................................ 42
3.3.2. Implementasi Kualitas Layanan (QoS) ........................................... 42
3.3.3. Hosted Network .............................................................................. 47
3.4. Desain Sistem ............................................................................................. 53
3.4.1. Flowchart......................................................................................... 55
3.4.2. Use Case Diagram ........................................................................... 58
3.5. Desain Aplikasi .......................................................................................... 59
3.6. Pengambilan Data ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 71
4.1. Lingkungan Implementasi .......................................................................... 71
4.2. Penjelasan Program .................................................................................... 72
4.2.1. Proses Tampilan Awal .................................................................... 72
4.2.2. Tampilan Utama .............................................................................. 73
4.2.3. Tampilan Menu ............................................................................... 75
4.2.4. Fitur Tambahan ............................................................................... 81
4.3. Analisa Quality of Service ......................................................................... 82
4.4. Data Hasil Pengukuran ............................................................................... 85
4.5. Pembahasan ................................................................................................ 86
4.5.1. Pengujian Delay .............................................................................. 86
4.5.2. Pengujian Jitter ................................................................................ 91
4.5.3. Pengujian Throughput ..................................................................... 96
xiii
4.5.4. Pengujian Packet loss .................................................................... 100
4.5.5. Pengujian Tambahan ..................................................................... 105
4.6. Integrasi Sains dan Agama ............................................................................ 106
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 109
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 109
6.2. Saran ......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 111
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik peningkatan pendengar radio internet di Amerika ................... 3
Gambar 1.2 Grafik peningkatan jumlah pendengar radio online di Amerika
(www.statista.com) ................................................................................................. 4
Gambar 2.1 Skema Arsitektur Android ................................................................ 22
Gambar 2.2 Grafik peningkatan pendengar radio internet di Amerika ................. 27
Gambar 2.3 Pedoman untuk kelas IP QoS ............................................................ 28
Gambar 2.4 Framework G.1010 pada QoS menyajikan kebutuhan pengguna
(www.itu.int/ITU-T) ............................................................................................. 29
Gambar 2.5 Standarisasi toleransi delay berdasarkan ITU-T ............................... 29
Gambar 2.6 Variasi delay paket IP (ITU-T) ......................................................... 31
Gambar 2.7 Jitter dalam data stream ..................................................................... 32
Gambar 2.8 Throughput dalam stream data .......................................................... 33
Gambar 2.9 Packet Loss dalam stream data.......................................................... 33
Gambar 3.1 Basic QoS model ............................................................................... 43
Gambar 3.2 Sistem Diagram QoS ......................................................................... 53
Gambar 3.3 Desain Sistem radio streaming Al-Umm FM .................................... 54
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Streaming Radio Al-Umm ................................... 56
Gambar 3.5 Flowchart streaming radio pada aplikasi android al Umm FM ......... 57
Gambar 3.6 Use Case Diagram ............................................................................. 58
Gambar 3.7 Desain list menu ................................................................................ 59
Gambar 3.8 Tampilan live streaming radio Al-Umm FM pada android............... 60
Gambar 3.9 Skenario Capturing Komunikasi Data Streaming ............................. 61
Gambar 3.10 login Source DSP ............................................................................ 62
Gambar 3.11 Encoder type .................................................................................... 63
Gambar 3.12 Encoder Setting ............................................................................... 63
Gambar 3.13 Capturing data dengan Wireshark ................................................... 65
Gambar 3.14 Standard ITU-T G.1010 .................................................................. 67
Gambar 3.15 Report Listener per Jam .................................................................. 68
Gambar 3.16 Report Listeners per Hari ................................................................ 68
xv
Gambar 3.17 Report Listeners per bulan .............................................................. 69
Gambar 3.18 Report Bandwith per bulan ............................................................. 69
Gambar 3.19 Report Listener dengan Google Map .............................................. 70
Gambar 4.1 Splash Screen Logo ........................................................................... 72
Gambar 4.2 Splash Screen Nama Aplikasi ........................................................... 73
Gambar 4.3 Tampilan utama live streaming ......................................................... 75
Gambar 4.4 Tampilan slide menu ......................................................................... 76
Gambar 4.5 Tampilan News ................................................................................. 77
Gambar 4.6 Tampilan Maps .................................................................................. 78
Gambar 4.7 Tampilan Fan Page radio al-Umm .................................................... 79
Gambar 4.8 Tampilan Twitter @radioalumm ....................................................... 80
Gambar 4.9 Tampilan deskripsi about .................................................................. 81
Gambar 4.10 Fitur Request yang langsung terhubung SMS Center radio al-Umm
............................................................................................................................... 82
Gambar 4.11 Proses capturing packet data ........................................................... 84
Gambar 4.12 Grafik hasil uji coba Delay.............................................................. 89
Gambar 4.13 Pengaruh frekuensi (Hz) terhadap Delay ........................................ 90
Gambar 4.14 Grafik hasil uji coba Jitter ............................................................... 94
Gambar 4.15 Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Jitter ......................................... 95
Gambar 4.16 Grafik hasil uji coba Throughput .................................................... 99
Gambar 4.17 Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Throughput ............................ 100
Gambar 4.18 Grafik hasil uji coba Packet Loss .................................................. 104
Gambar 4.19 Data Usage aplikasi radio al-Umm ............................................... 105
Gambar 4.20 Rincian penggunaan bandwith aplikasi ......................................... 106
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi perangkat keras yang digunakan ........................................ 40
Tabel 3.2 Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan ........................................ 41
Tabel 4.3 Hasil pengamatan lalulintas data menggunakan Wireshark ................. 85
Tabel 4.4 Standar kualitas Delay berdasarkan ITU-T G.1010 .............................. 86
Tabel 4.5 Standar kualitas Jitter berdasarkan ITU-T G.1010 ............................... 91
Tabel 4.6 Standar kualitas Packet Loss berdasarkan ITU-T G.1010 .................. 101
xvii
ABSTRACT
Septa Diyansyah, Vinda. 2015. Design of Streaming Radio Android application
uses QoS (Quality of Service). Department of Informatics, Faculty of
Science and Technology, State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim
Malang, Advisor: (1) Fachrul Kurniawan, M.MT (2) Fatchurrochman, M
.Kom.
Keywords: Quality of Service (QoS), Delay, Jitter, Throughput, Packet loss
Rapid technological developments make the information needs to be larger.
By utilizing streaming radio technology with smartphones based on Android would
be to maximize the wide range is not limited to a radius as the terrestrial radio. So
that the spread of information more quickly and widely. But the data
communication in the network must comply with standards that have been agreed.
Parameter covering is Delay, Jitter, and Packet Loss throughput.
This research was conducted to develop Android-based radio streaming
applications using QoS (Quality of Service) to improve network quality. So the
parameter value in accordance with international standards ITU-T
(Telecommunication Standardization Sector of the International
Telecommunications Union).
The test results show that the application is Excellent the category Delay,
with value below 150 ms, Category Jitter is Good with a value below 20 ms, and
Category Packet loss is Excellent with no more than 1%. This indicates that the
quality of streaming radio application meets the ITU-T standards.
xviii
ABSTRAK
Septa Diyansyah, Vinda. 2015. Rancang Bangun Aplikasi Streaming Radio
berbasis Android menggunakan QoS (Quality of Service). Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, Pembimbing: (1) Fachrul Kurniawan,
M.MT (II) Fatchurrochman, M.Kom.
Kata Kunci: Quality of Service (QoS), Delay, Jitter, Throughput, Packet loss
Perkembangan teknologi yang cepat membuat kebutuhan informasi menjadi
lebih besar. Dengan memanfaatkan teknologi radio streaming dengan berbasis
smartphone Android tentu lebih memaksimalkan dengan jangkauan luas tidak
terbatas dengan radius sebagaimana radio terestrial. Sehingga penyebaran informasi
menjadi lebih cepat dan luas. Namun komunikasi data dalam jaringan harus sesuai
dengan standarisasi yang telah disepakati. Parameter yang meliputi adalah Delay,
Jitter, throughput dan Packet Loss.
Penelitian ini dilakukan untuk membangun aplikasi streaming radio berbasis
Android menggunakan QoS (Quality of Service) untuk meningkatkan kualitas
jaringan. Sehingga nilai parameter sesuai dengan standar internasional ITU-T
(Telecommunication Standardization Sector of the International
Telecommunications Union).
Hasil pengujian aplikasi menunjukkan bahwa kategori Delay yaitu Excellent
dengan nilai Delay dibawah 150 ms, Kategori Jitter yaitu Good dengan nilai Jitter
dibawah 20 ms, dan Kategori Packet loss yaitu Excellent dengan Packet Loss tidak
lebih dari 1%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas aplikasi streaming radio
memenuhi standar ITU-T.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara tradisional, program audio telah tersedia melalui jaringan terestrial
yang didedikasikan dalam penyiaran untuk penerima radio. Biasanya, beroperasi
pada frekuensi AM dan platform terestrial FM, tetapi dengan peralihan penyiaran
ke digital, program audio sekarang juga tersedia via DAB (Digital Audio
Broadcasting), DRM (Digital Radio Mondiale) dan IBOC (In-Band On-Channel)
(misalnya HD Radio di USA). Namun, paradigma ini akan berubah seiring dengan
kemajuan teknologi.
Program radio tersedia tidak hanya dari jaringan terestrial tetapi juga banyak
tersedia di berbagai macam satelit dan jaringan telekomunikasi (misalnya saluran
telepon, koneksi broadband nirkabel dan ponsel). Kita juga banyak menjumpai
radio ditambahkan ke platform televisi digital, misalnya DVB-S (Digital Video
Broadcast-Satellite) dan DVB-T (Digital Video Broadcast-Terrestrial). Penerima
radio tidak lagi hanya didedikasikan pada hi-fi tuners atau portable radio dengan
antena, tetapi sekarang dengan asumsi bentuk berbagai multimedia yang
memungkinkan untuk perangkat komputer (misalnya desktop, notebook, PDA,
"Internet" radio, dan lain-lain).
Internet Radio (IR) adalah fenomena yang relatif baru. Namun demikian,
selama sepuluh tahun terakhir, Internet telah menjadi mekanisme distribusi yang
sangat penting untuk audio, video stream dan file. Statistik menunjukkan bahwa
2
penikmat IR semakin populer, terutama di kalangan anak muda dan kalangan
perkantoran.
Pertumbuhan internet di seluruh dunia hampir mendekati satu miliar
pengguna. Hampir 70% dari penduduk Amerika memiliki akses ke Internet dari
rumah, dan satu dari tiga orang dapat mengakses Internet di tempat kerjanya.
Kanada, Korea Selatan, Jepang dan Jerman mengikuti jumlah penggunanya
sekitar 60%. Penggunaan internet tumbuh pada tingkat yang luar biasa. Statistik
baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa rata-rata, 31 sambungan dibuat per
bulan, dan lebih dari 26 jam yang dihabiskan untuk browsing internet setiap bulan
untuk mengunjungi 66 situs dan melihat 1.268 halaman. Delapan puluh tujuh persen
dari pengguna mengirim pesan e-mail, 60% menggunakan layanan pesan instan dan
55% mengunduh file. Dua puluh dua persen dari pengguna di seluruh dunia sudah
mencoba video di Internet. (Franc Kozamernik dan Michael Mullane: 2005).
Pada tahun 2005, perusahaan riset media Amerika, Arbitron / Edison
(www.arbitron.com), merilis hasil studi besar pada Internet dan Multimedia di
Amerika Serikat. Studi ini menunjukkan bahwa sekitar 55 juta konsumen
menggunakan Internet Radio dan layanan video setiap bulan. Sementara Emarketer
(www.emarketer.com) menyatakan pada tahun 2013, jumlah pendengar radio
internet di Amerika akan tumbuh sebesar 11.1% menjadi 147.300.000. Ekspansi
terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan, meskipun peningkatan akan
melambat untuk persentase satu digit.
3
Gambar 1.1 Grafik peningkatan pendengar radio internet di Amerika
Statista (www.statista.com) melaporkan hingga akhir musim semi 2014
jumlah pendengar radio online di Amerika yang terus meningkat pesat,
4
Gambar 1.2 Grafik peningkatan jumlah pendengar radio online di Amerika
(www.statista.com)
Statistik pada gambar 1.2 menunjukkan jumlah pengguna internet yang
mendengarkan radio online di Amerika Serikat (AS) dari musim semi 2008 sampai
musim semi 2014. Pada musim semi 2008, jumlah pengguna internet yang
mendengarkan radio online sebanyak kurang lebih 19.980.000 dalam waktu 30 hari.
Meningkatnya pendengar radio online di Amerika serta meningkatnya
pertumbuhan pengguna internet tidak menutup kemungkinan juga akan
meningkatkan jumlah pendengar radio online di negara-negara lain termasuk di
Indonesia.
Penelitian terkait streaming radio atau internet radio sebelumnya sudah
pernah dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Ayu Isni Nurwulan dan Irving Vitra
Paputungan (2009), yang menerapkan streaming radio sebagai media edukasi.
Dalam penelitian tersebut streaming radio diterapkan dengan berbasis website. Dari
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa radio streaming layak diterapkan dan
5
dikembangkan. Kemudian juga dilakukan penelitian streaming radio pada radio
dengan konten umum (Hasanul Fahmi: 2011). Yaitu streaming radio pada simfoni
FM. Pada penelitian tersebut telah dibuat sebuah perangkat lunak berbasiskan
streaming, dengan menggunakan interface website dengan bahasa pemrograman
PHP. Penelitian berikutnya (Tagus Sapto Pamungkas: 2013), streaming radio juga
diterapkan dengan berbasis website.
Dari penelitian yang telah dilakukan tersebut memiliki kekurangan dari segi
fleksibilitas, yaitu untuk menikmati dan mendengarkan radio, pengguna tentu tidak
bisa terus menerus didepan PC Desktop, laptop ataupun netbook dengan terlebih
dahulu membuka aplikasi browser. Selain itu dari hasil survey yang dilakukan oleh
PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) Jawa Barat tentang
aktifitas lain yang dilakukan sambil mendengar radio (radioclinic.com), Bekerja
45.1%, Mengerjakan tugas sekolah / kampus 32.4%, Memasak 18.4%, Istirahat
14.4%, Mengendarai mobil 4.1%, Tiduran 4.0%, Membaca 3.7%, Menjelang tidur
2.8%, Beres-beres rumah 2.4%, Makan 1.6%, Dalam perjalanan 1.5%. Maka
diperlukan media bagi pengguna yang fleksibel dan bersifat mobile, dalam hal ini
yang sangat mendukung yaitu smartphone dengan berbasis Android.
Pasar smartphone di seluruh dunia terus meningkat 25,3% dari tahun ke tahun
hingga kuartal kedua tahun 2014 (2014, Q2), hal ini merupakan rekor kuartal baru
yaitu sebanyak 301.300.000 pengiriman, menurut data dari International Data
Corporation (IDC), Android terus mendominasi pasar smartphone global, dengan
lebih dari 255 juta unit dikirimkan dan hampir 85% dari pangsa pasar pada kuartal
kedua tahun 2014. (International Data Corporation: 2014, Q2).
6
Sementara di Indonesia (IDC: September 2013), Android sudah menjadi
sistem operasi favorit di Indonesia dengan market share 60%. Jauh meninggalkan
BlackBerry (30%), Windows Phone (9%), serta iOS (3%).
Meningkatnya pengguna internet terutama penikmat Internet Radio
merupakan peluang besar dan sangat berpotensi sebagai media (washilah) dalam
menyebarkan ajaran yang sempurna untuk umat manusia ke segala penjuru dunia
yaitu agama Islam. Sehingga orang yang belum pernah mendengar pun bisa
mengetahui kebaikan-kebaikan Islam, mengetahui hakikatnya dalam gambaran
yang menarik sehingga memeluk Islam dengan suka rela, sebagaimana pengamalan
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
دلهم ب ٱلحسنة ٱلموعظة و حكمة ٱل إلى سبيل ربك ب ٱدع ن هي أحس ٱلتيوج
١٢٥ ٱلمهتدين وهو أعلم ب ۦإن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya
Tuhan-mu, Dialah Yang Mahatahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-
Nahl : 125).
Surat An-Nahl ayat 125 ini merupakan salah satu ayat yang termasuk ke
dalam ayat pendidikan, dan juga ayat-ayat mengenai metode dakwah. Dalam
rangkaian sejarah turunnya ayat ini, Al-Qurthubi mengatakan bahwa ayat ini turun
di Makkah ketika adanya perintah kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
untuk melakukan muhadanah dengan pihak Quraisy. Akan tetapi, Ibn Katsir tidak
7
menjelaskan adanya riwayat yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut (Ibn
Katsir, 1420 H).
Walaupun demikian, ayat ini tetap berlaku umum untuk sasaran dakwah dan
atau untuk mendidik siapa saja, muslim ataupun kafir, dan tidak hanya berlaku
khusus sesuai dengan asbabun nuzul. Sebab, ungkapan yang ada memberikan
pengertian umum. Ini berdasarkan kaidah ushul:
بخصوص السبب أن العبرة لعموم اللفظ ال
Artinya: “Yang menjadi patokan adalah keumuman ungkapan, bukan kekhususan
sebab.
Setelah kata ud‘u (serulah) tidak disebutkan siapa obyek (maf‘ûl bih)-nya. Ini
adalah uslub (gaya pengungkapan) bahasa Arab yang memberikan pengertian
umum (li at-ta’mîm). Dari segi siapa yang berdakwah, ayat ini juga berlaku umum.
Meskipun ayat ini adalah perintah Allah Subhanahu wata’ala kepada Rasulallah
Shalallahu ‘alaihi wasallam, perintah ini juga berlaku untuk umat Islam.
Sebagaimana kaidah dalam ushul fikih :
خطاب الرسول خظاب المته مالم يرد دليل التحصيص
Artinya: “Perintah Allah kepada Rasulullah, perintah ini juga berlaku untuk umat
Islam, selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya.” (An-Nabhani, 1997).
Dalam sudut pandang ilmu dakwah, Kalimat yang digunakan adalah fi’il ‘amr
“ud’u” (asal kata dari da’a-yad’u-da’watan) yang artinya mengajak, menyeru,
memanggil. Dalam kajian ilmu dakwah maka ada prinsip-prinsip dalam
menggunakan metode dakwah yang meliputi hikmah, mauizhah hasanah,
mujadalah. Metode ini menyebar menjadi prinsip dari berbagai sistem, berbagai
8
metode termasuk komunikasi juga pendidikan. Seluruh dakwah, komunikasi dan
pendidikan biasanya merujuk dan bersumber pada ayat ini sebagai prinsip dasar
sehingga terkenal menjadi sebuah “metode” (Shaleh, 1992).
Dalam Tafsir Al-Jalaalayn ketika menafsirkan surat An-Nahl ayat 125 ini
dikatakan,
} ادع { الناس يا محمد صلى هللا عليه وسلم } إلى سبيل ربك { دينه } بالحكمة { بالقرآن }
عظة أو القول الرقيق } وجادلهم بالتى { أي المجادلة التي } هى والموعظة الحسنة { موا
بك هو أعلم { أي عالم } بمن ضل أحسن { كالدعاء إلى هللا بآياته والدعاء إلى حججه } إن ر
قتل حمزةوهذا قبل األمر بالقتال . ونزل لما ،أعلم بالمهتدين { فيجازيهم عن سبيله وهو
Artinya: “(Serulah) manusia, wahai Muhammad (ke jalan Tuhanmu) yaitu, agama-
Nya (dengan hikmah) dengan al-Quran dan (nasihat yang baik) yakni nasihat-
nasihat atau perkataan yang halus (dan debatlah mereka dengan) debat (yang
terbaik) seperti menyeru manusia kepada Allah dengan ayat-ayat-Nya dan menyeru
manusia kepada hujah. Sesungguhnya Rabb-mu, Dialah Yang Mahatahu, yakni
Mahatahu tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dia Mahatahu atas orang-
orang yang mendapatkan petunjuk. Maka Allah membalas mereka. Hal ini terjadi
sebelum ada perintah berperang. Ketika Hamzah dibunuh (dicincang dan
meninggal dunia pada Perang Uhud)” (Al-Mahalli, 1414 H).
Sementara Al-Qurthubi menafsirkannya:
يدعو إلى دين هللا وشرعه هذه اآلية نزلت بمكة في وقت االمر بمهادنة قريش، وأمره أن
بتلطف ولين دون مخاشنة وتعنيف، وهكذا ينبمى أن يوعظ المسلمون إلى يوم القيامة. فهى
محكمة في جهة العصاة من الموحدين، ومنسوخة بالقتال في حق الكافرين. وقد قيل: إن من
.وهللا أعلمأمكنت معه هذه االحوال من الكفار ورجى إيمانه بها دون قتال فهى فيه محكمة.
9
Artinya: “(Ayat ini diturunkan di Makkah saat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam
diperintahkan untuk bersikap damai kepada kaum Quraisy. Beliau diperintahkan
untuk menyeru pada agama Allah dengan lembut (talathuf), layyin, tidak bersikap
kasar (mukhasanah), dan tidak menggunakan kekerasan (ta’nif). Demikian pula
kaum Muslim, hingga hari Kiamat dinasihatkan dengan hal tersebut. Ayat ini
bersifat muhkam dalam kaitannya dengan orang-orang durhaka dan telah di-
mansûkh oleh ayat perang berkaitan dengan kaum kafir. Ada pula yang mengatakan
bahwa bila terhadap orang kafir dapat dilakukan cara tersebut, serta terdapat
harapan mereka untuk beriman tanpa peperangan, maka ayat tersebut dalam
keadaan demikian bersifat muhkam. Wallâhu a’lam.)”. (Al-Qurthubi, 1373 H).
Dalam Tafsir At-Thabary menafsirkan ayat ini dengan,
) إلى سبيل ربك ( يقول: إلى شريعة ) ادع ( يا محمد من أرسلك إليه ربك بالدعاء إلى طاعته
ربك التي شرعها لخلقه، وهو السالم) بالحكمة ( يقول بوحي هللا الذي يوحيه إليك وكتابه الذي
) والموعظة الحسنة ( يقول: وبالعبرة الجميلة التي جعلها هللا حجة عليهم في كتابه له عليكينز
، وذكرهم بها في تنزيله، كالتي عدد عليهم في هذه السورة من حججه ، وذكرهم فيها ما ذكرهم
ومة التي هي أحسن من غيرها ) وجادلهم بالتي هي أحسن ( يقول: وخاصمهم بالخص من آالئه
أن تصفح عما نالوا به عرضك من األذى، وال تعصه في القيام بالواجب عليك من تبليمهم
.رسالة ربك
Artinya: “Serulah (Wahai Muhammad, orang yang engkau diutus Rabb-mu kepada
nya dengan seruan untuk taat ke jalan Rabb-mu, yakni ke jalan Tuhanmu yang telah
Dia syariatkan bagi makhluk-Nya yakni Islam, dengan hikmah (yakni dengan
wahyu Allah yang telah diwahyukan kepadamu dan kitab-Nya yang telah Dia
turunkan kepadamu) dan dengan nasihat yang baik (al-mau’izhah al-hasanah,
yakni dengan peringatan/pelajaran yang indah, yang Allah jadikan hujah atas
10
mereka di dalam kitab-Nya dan Allah telah mengingatkan mereka dengan hujah
tersebut tentang apa yang diturunkan-Nya. Sebagaimana yang banyak tersebar
dalam surat ini, dan Allah mengingatkan mereka (dalam ayat dan surat tersebut)
tentang berbagai kenikmatan-Nya). Serta debatlah mereka dengan cara baik (yakni
bantahlah mereka dengan bantahan yang terbaik), dari selain bantahan itu engkau
berpaling dari siksaan yang mereka berikan kepadamu sebagai respon mereka
terhadap apa yang engkau sampaikan. Janganlah engkau mendurhakai-Nya dengan
tidak menyampaikan risalah Rabb-mu yang diwajibkan kepadamu.)” (Ath-Thabari,
1420 H).
Dari penafsiran terlihat bahwa sebagian para ulama memahami sebagai
penjelasan tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah. Terhadap cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi diperintahkan
menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam diperintahkan
untuk menerapkan mauidzhah, yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana.
Sedangkan terhadap Ahli al-Kitab dan penganut agama-agama lain, yang
diperintahkan adalah jidaal/ perdebatan dengan cara yang terbaik, yaitu dengan
logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan. (Al-Alusi, 1993).
Sebagai seorang muslim yang bergerak pada bidang Teknik Informatika, hal
ini merupakan tantangan tersendiri juga sekaligus sebagai bentuk pengabdian
sebagai hamba Allah untuk berkontribusi menyebarkan dakwah Islam kepada
seluruh lapisan masyarakat ke penjuru dunia. Dengan penjelasan sebelumnya
11
bahwa internet sudah merambah ke seluruh lapisan masyarakat di dunia terutama
yang menunjukkan perkembangan pesat adalah melalui smartphone Android. Kita
ketahui bersama bahwa pengguna Android tidak hanya dari kaum muslim, akan
tetapi juga kaum non muslim, bahkan mayoritas pengguna Android dari kaum
muslim adalah orang yang awam dalam pemahaman beragama yang lurus dan
benar, maka penerapan metode dakwah dalam surat An-Nahl ayat 125 bisa
diimplementasikan secara halus dan lembut penuh hikmah dengan membangun
dalam smartphone Android berupa aplikasi radio streaming, tentunya dengan radio
berkonten Islami yang bermanhaj (metode) Ahlussunnah wal Jama’ah dalam
berdakwah.
Salah satu radio yang mengimplementasikan ayat di atas adalah Radio Al-
Umm 102.5 FM yang diresmikan oleh staff khusus Menteri Agama Republik
Indonesia, Drs. KH. Husnan Bey Fananie, M.A. pada tanggal 20 Juni 2012. Hal ini
terlihat dari visi yang dimiliki yaitu untuk menyajikan program acara yang
bermuatan ilmu syar’i, yang bermanfaat bagi kehidupan beragama masyarakat.
Syaikh Abdullah ibn Abdurrahman Al-Jibrin hafidzhahullah juga mendukung
dengan memberikan nasehat dalam berdakwah di jaman modern ini dengan
mengatakan: “Adapun zaman sekarang, kita perlu menempuh setiap sarana yang
bisa digunakan untuk mengajak kepada Islam, seperti ; radio, televisi, bulletin
(selebaran ilmiah), penerbitan makalah-makalah Islami di Koran-koran dan
majalah-majalah yang baik, termasuk juga sarana internet yang muncul di zaman
ini dan telah merambah ke seluruh dunia.” (Majmu’ah Minal Ulama: 2000).
12
Kualitas dari pengiriman data audio dalam radio streaming tentu harus
diperhatikan. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kinerja jaringan komputer dalam
mengkomunikasikan data, sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 267 yang
menjelaskan bahwa sebagai orang mukmin kita harus memperhatikan kualitas
dalam beramal dijalan Allah. Perhatikan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
أيها ا أنفقوا من ٱلذين ي ت ما كسبتم ءامنو ن طيب ا أخرجنا لكم م رض ٱأل ومم
موا أن تممضوا فيه و منه تنفقون ولستم ب ٱلخبيث وال تيم ا ٱاخذيه إال علمو
أن ٢٦٧حميد ي غن ٱلل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267). Inilah yang menjadi latar
belakang untuk dilakukan penelitian RANCANG BANGUN APLIKASI RADIO
STREAMING BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN QoS (QUALITY OF
SERVICE) dengan studi kasus di radio Al-Umm FM.
13
13
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat didentifikasi beberapa masalah sebagai
berikut,
1. Bagaimana membangun aplikasi radio streaming berbasis android pada
radio Al Umm FM?
2. Bagaimana menganalisis jaringan radio streaming Al Umm FM dengan
mengukur parameter Delay, Jitter, Throughput, dan Packet Loss
menggunakan metode Quality of Service (QoS) ?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelititan ini yaitu,
1. Radio yang diteliti yaitu pada Radio Al-Umm FM
2. Perancangan radio streaming dengan menghubungkan audio mixer
pada komputer yang terkoneksi pada server SHOUTcast v.1
3. Format audio streaming menggunakan encoder MP3
4. Versi Android yang digunakan yaitu 4.0 ke atas
5. Analisis performansi (Qos) dilakukan untuk pengukuran parameter
Delay, Jitter, Throughput dan Packetloss.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Membangun aplikasi radio streaming berbasis android pada radio Al
Umm FM
2. Mengetahui kinerja layanan jaringan dari server radio streaming Al
Umm FM ke aplikasi android radio al-Umm dengan menggunakan
metode Quality of Service (QoS)
14
1.5. Manfaat Penelitian
1. Dari sudut pandang agama, hal ini merupakan media syiar Islam yang
sangat membantu dalam penyebaran informasi dengan cepat dan
jangkauan lebih luas
2. Dari segi pendidikan merupakan Implementasi dari tujuan pendidikan
UIN MALIKI Malang yaitu Mengembangkan dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya yang
bernafaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional
3. Dari segi sosial yaitu memudahkan masyarakat dari berbagai penjuru
dunia untuk mengakses dan mendapatkan informasi
4. Dari segi ekonomi yaitu mengurangi biaya operasional. Karena dengan
jangkauan yang luas cukup memanfaatkan teknologi streaming radio
1.6. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Quality of Service (QOS)
untuk membangun aplikasi radio streaming berbasis Android.
1.7. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, metode dari penelitian mengenai rancang bangun aplikasi
15
radio streaming berbasis Android menggunakan Quality of Service (QOS), serta
sistematika penulisan laporan penelitian tugas akhir.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan mengenai radio, streaming media, streaming radio,
Android, Quality of Service (QOS), Wireshark.
BAB III Analisis dan Perancangan Sistem
Bab ini menjelaskan mengenai analisis dan perancangan aplikasi radio
streaming berbasis Android menggunakan Quality of Service (QOS) dengan studi
kasus di radio al-Umm 102.5 FM.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas implementasi metode, penjelasan program, hasil
pengamatan dari parameter Quality of Service yaitu delay, jitter, packetloss dan
throughput.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang telah dicapai,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan serta kemungkinan pengembangannya.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Radio
Menurut Dodi Mawardi (2008), radio memiliki sembilan karakteristik, yaitu
(Dunia Radio, 2008):
1. Theater of Mind, media radio memiliki kemampuan untuk
mengembangkan imajinasi pendengar.
2. Personal, media radio mampu menyentuh pribadi pendengar.
3. Sound only, media radio hanya menggunakan media suara dalam
menyajikan informasinya.
4. At once, media radio dapat diakses cepat dan seketika.
5. Heard once, media radio didengar secara sepintas.
6. Secondary medium half ears media, media radio bisa menjadi teman
dalam beraktifitas.
7. Mobile/portable, media fisik radio mudah dibawa kemana saja.
8. Local, media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang terjangkau
frekuensinya.
9. Linear, media radio tersusun secara sistematis.
2.2. Streaming Media
Streaming media adalah video atau audio yang dikirimkan melalui jaringan
yang dapat diputar segera, tanpa perlu men-download seluruh file sebelum
pemutaran. Audio dan / atau konten video dikirim ke pengguna sebagai aliran data.
17
Sejumlah kecil data yang dikirim ke depan untuk komputer pengguna dan buffer
sementara pada hard drive, dan pemutaran hasil, lebih banyak data terus dialirkan
ke mesin pengguna. File yang dibuat oleh buffer bersifat sementara, dan hilang
ketika pemutaran selesai. Teknologi streaming memungkinkan pengguna untuk
mengakses konten audiovisual di Internet (atau jaringan komputer) tanpa
menunggu seluruh file untuk men-download. Ini meminimalkan baik jumlah waktu
yang diperlukan untuk melihat konten audiovisual online, dan jumlah penyimpanan
ruang yang diperlukan untuk melakukannya. Teknologi streaming juga
memungkinkan pengguna jarak jauh untuk mengakses acara live, seperti kuliah atau
siaran radio, secara real-time. (Jay Weitz: 2009)
2.3. Radio Streaming
Radio internet yang juga dikenal sebagai web radio, net radio, streaming
radio atau e-radio adalah layanan penyiaran audio yang ditransmisikan melalui
internet. Penyiaran yang dilakukan melalui internet disebut sebagai webcasting
karena tidak menular secara luas melalui sarana nirkabel. Radio internet memiliki
sebuah media streaming yang dapat menyediakan saluran audio terus menerus dan
tidak ada kontrol operasional penyiaran seperti media penyiaran tradisional pada
umumnya. Banyak stasiun radio Internet yang berasosiasi dengan stasiun radio
tradisional (bukan stasiun radio internet), namun bagi radio internet yang
jaringannya hanya menggunakan internet dan tidak berasosiasi dengan radio
tradisional, maka stasiun radionya bersifat independen dan tidak tergabung dalam
perusahaan penyiaran manapun.
18
Layanan radio internet dapat diakses dari belahan dunia manapun, misalnya,
orang dapat mendengarkan stasiun radio Australia dari Eropa atau Amerika.
Namun, ada juga beberapa jaringan seperti Clear Channel di AS dan Chrysalis di
UK yang membatasi penyiaran dalam negerinya sendiri karena masalah perizinan
jenis musik tertentu dan iklan. Radio internet cukup populer bagi kalangan
ekspatriat maupun pendengar lain karena banyaknya kepentingan serta kebutuhan
yang sering kali tidak cukup baik disediakan oleh stasiun radio lokal. Seperti pada
umumnya radio, radio internet juga tetap memiliki layanan-layanan program yang
terdapat dalam radio tradisional. (Franc Kozamernik dan Michael Mullane: 2005).
Adapun kelebihan Radio Streaming atau Internet Radio yaitu (wikipedia):
Radio streaming memanfaatkan internet sebagai media penyiarannya
sehingga terbebas dari ketergantungan sumberdaya radio yang terbatas.
Hal ini membuka peluang baru bagi berbagai pihak untuk mendirikan
stasiun radio.
Radio streaming tidak menggunakan media gelombang radio, sehingga
dapat terbebas dari gangguan (noise) transmisi radio. Dengan
bandwidth koneksi yang mencukupi maka konten radio yang
dikirimkan dapat diterima oleh pendengarnya secara utuh.
Radio streaming memiliki jangkauan global sehingga acara-acara radio
dapat dinikmati oleh pendengarnya dari manapun. Luasnya jangkauan
siar ini juga membantu masyarakat untuk tetap dapat menikmati konten
lokalnya manakala dirinya tinggal di luar daerah.
19
Radio streaming juga membutuhkan biaya operasi yang lebih murah
karena tidak membutuhkan perangkat pemancar radio yang harganya
jauh lebih mahal dari pada penyiaran melalui internet.
Konten radio streaming dapat dinikmati oleh pendengarnya melalui
berbagai perangkat terminal yang banyak digunakan dalam aktivitasnya
sehari-hari, seperti komputer, smartphone, tablet, smartTV, set-top-
box, dan lain-lain.
Penyediaan konten radio streaming membuka peluang untuk
pengkayaan dan pemutahiran konten sehingga siaran radio dapat
dinikmati dalam berbagai bentuk dan berbagai cara. Lebih jauh lagi
stasiun radio dapat lebih fokus pada penyediaan konten yang menarik
dan bermutu bagi para pendengarnya.
Pada Radio streaming kita juga dapat mengetahui berapa banyak orang
yang mendengarkan siaran Radio streaming tersebut, sehingga
membantu mempermudah pengambilan keputusan pengiklanan.
Sementara kekurangan dari Radio Streaming yaitu:
Akses radio streaming membutuhkan koneksi internet yang stabil
dengan bandwidth yang mencukupi. Koneksi internet yang kurang
stabil dapat mengakibatkan suara radio menjadi terputus-putus.
Semakin banyaknya provider yang menyediakan akses internet kabel,
WiFi, dan mobile broadband di Indonesia memungkinkan radio
streaming dapat dinikmati lebih nyaman.
20
Radio streaming membutuhkan perangkat penerima dengan kualifikasi
tertentu, sehingga pendengar umumnya terbatas pada kalangan
menengah ke atas. Semakin murahnya perangkat smartphone dan
perangkat penerima lainnya memungkinkan radio streaming dapat
diakses oleh semua orang di masa mendatang.
Khusus bagi pendengar radio yang menggunakan terminal mobile, akan
ada ketergantungan dari ketersediaan daya pada perangkat tersebut,
sehingga mendengarkan radio menjadi cukup terbatasi waktunya.
2.4. Android
Android Merupakan sistem operasi yang berbasis linux, yang pastinya
android bersifat terbuka oleh karena itu banyak pengembang yang ingin
mengembangkan, sehingga dari versi pertama dan hingga terakhir 4.0 dengan cepat
di rilis, dan juga android lebih cepat berkembang karena android di akusisi oleh
google.
Sejak April 2009, versi Android dikembangkan dengan nama kode yang
dinamai berdasarkan makanan pencuci mulut dan penganan manis. Masing-masing
versi dirilis sesuai urutan alfabet, yakni Cupcake (1.5), Donut (1.6), Eclair (2.0–
2.1), Froyo (2.2–2.2.3), Gingerbread (2.3–2.3.7), Honeycomb (3.0–3.2.6), Ice
Cream Sandwich (4.0–4.0.4), Jelly Bean (4.1–4.3), dan KitKat (4.4+). Pada tanggal
3 September 2013, Google mengumumkan bahwa sekitar 1 miliar perangkat seluler
aktif di seluruh dunia menggunakan OS Android. Pembaruan utama terbaru versi
Android adalah Lollipop 5.0, yang dirilis pada 3 November 2014.
21
Fitur – fitur yang terdapat pada platform Android saat ini antara lain (Wahyu
Prasetyo: 2011):
Framework Aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan
reusable
Mesin virtual Dalvik berjalan diatas Linux kernel dan dioptimalkan
untuk perangkat mobile
Integrated browser berdasarkan open source engine WebKit
Grafis yang dioptimalkn dan didukung oleh library grafis 2D yang
terkustomisasi, grafis 3D berdasarkan spesifikasi openGL ES 1,0
(Opsional akselerasi hardware)
SQLite untuk tempat penyimpanan data
Media support yang mendukung audio, video, dan gambar (MPEG4,
H.264, MP3, AAC, ARM, JPG, PNG, GIF)
GSM Telephony (tergantung hardware)
Bluetooth, EDGE, 3G, dan Wifi (tergantung hardware)
Dukungan perangkat tambahan : Android dapat memanfaatkan kamera,
Layar sentuh, accelerometer, Magnetometers, GPS, Akselerasi 2D
(dengan perangkat Orientasi, Scalling, konversi format piksel) dan
akselerasi grafis 3D.
Multi-touch : kemampuan layaknya handset modern yang dapat
menggunakan dua jari atau lebih untuk berinteraksi dengan perangkat.
22
Lingkungan Development yang lengkap dan kaya termasuk
perangkat emulator, tools untuk debugging, profile dan kinerja
memori, dan plugin untuk Eclipse IDE
Market : seperti kebanyakan Handphone yang memiliki tempat
penjualan aplikasi, Market pada Android merupakan katalog aplikasi
yang dapat diundah dan di install pada handphone melalui internet.
Secara garis besar arsitektur android terdiri dari empat layer komponen, yaitu:
Gambar 2.1 Skema Arsitektur Android
a. Layer Applications dan Widget
Inilah layer pertama pada OS Android, biasa dinamakan layer Applications
dan Widget. Layer ini merupakan layer yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi
inti yang berjalan pada Android OS. Seperti klien email, program SMS, kalender,
23
browser, peta, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ini dibuat dengan
menggunakan bahasa Java. Dan aplikasi dibuat pada layer ini.
b. Layer Applications Framework
Applications Framework merupakan layer dimana para pembuat aplikasi
menggunakan komponen-komponen yang ada di sini untuk membuat aplikasi
mereka. Beberapa contoh komponen yang termasuk di dalam Applications
Framework adalah sebagai berikut:
1. Views
2. Content Provider
3. Resource Manager
4. Notification Manager
5. Activity Manager
c. Layer Libraries
Libraries merupakan layer tempat fitur-fitur android berada. Pada umumnya
libraries diakses untuk menjalankan aplikasi. Beberapa library yang terdapat pada
android diantaranya adalah libraries Media untuk memutar media video atau audio,
libraries untuk menjalankan tampilan, libraries Graphic, libraries SQLite untuk
dukungan database, dan masih banyak library lainnya.
d. Android RunTime
Android RunTime merupakan layer yang membuat aplikasi android bisa
dijalankan. Android RunTime dibagi menjadi dua bagian yaitu:
24
a. Core Libraries : berfungsi untuk menerjemahkan bahasa Java/C
b. Dalvik Virtual Machine : sebuah mesin virtual berbasis register yang
dioptimalkan untuk menjalankan fungsi-fungsi pada Android secara
efisien.
e. Linux Kernel
Linux Kernel merupakan layer tempat keberadaan inti dari operating system
android. Layer ini berisi file-file sistem yang mengatur system processing, memory,
resource, drivers, dan sistem android lainnya. Inilah yang membuat file sistem pada
Android mirip dengan file sistem pada sistem operasi berbasis Linux. Kernel yang
digunakan adalah kernel Linux versi 2.6, dan versi 3.x pada Android versi 4.0 ke
atas. Kernel ini berbasis monolithic.
2.5. Shoutcast
SHOUTcast adalah suatu freeware yang biasa digunakan pada teknologi radio
streaming. SHOUTcast membantu user menyediakan suatu Internet Radio Server
pribadi dengan menggunakan software yang telah tersedia. SHOUTcast terdiri dari
dua komponen, yaitu: Aplikasi server SHOUTcast yang dapat dihubungi oleh user
yang ingin mendengarkan file audio streaming. Parameter-parameter server
SHOUTcast dapat diedit dengan memilih menu Edit Config pada jendela
SHOUTcast Server Monitor. File konfigurasi ini berbentuk teks yang dilengkapi
dengan keterangan pembantu. Plugin untuk mengirimkan stream MP3 ke server
SHOUTcast. Plugin ini disebut SHOUTcast Source for Winamp. Pada plugin ini
juga terdapat parameter-parameter yang dapat dikonfigurasi antara lain: lokasi
25
server yang dituju, port dan password. Format dari output audio dapat dijalankan
menggunakan berbagai software yang telah banyak digunakan saat ini, antara lain
Winamp, Real Player, Windows Media Player, QuickTime dan lain-lain. (Bambang
Sugiantoro, Desti Maulida SNATI 2007).
2.6. Quality of service (Qos)
QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang
baik dengan menyediakan kapasitas jaringan, mengatasi jitter dan delay (waktu
tunda) (Iversen, 2010). QoS dirancang untuk membantu pengguna menjadi lebih
produktif dengan memastikan bahwa pengguna mendapatkan kinerja yang handal
dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan
untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui
teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam
jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan (Yuksel dkk, 2007).
Teknologi QoS adalah teknologi yang memungkinkan administrator jaringan
untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya konjesti pada lalu lintas
aliran paket dari berbagai layanan. Penanganan QoS dilakukan dengan
memanfaatkan sumber daya jaringan secara optimal, dibandingkan dengan
menambah kapasitas fisik jaringan tersebut.
QoS bertujuan untuk menyediakan kualitas layanan yang berbeda-beda untuk
beragam kebutuhan akan layanan di dalam jaringan IP, sebagai contoh untuk
menyediakan bandwidth yang khusus, menurunkan hilangnya paket-paket,
menurunkan waktu tunda dan variasi waktu tunda di dalam proses transmisinya.
QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang
26
disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. QoS memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut (Revathi dan Balasubramanian, 2009):
1. Pengkelasan paket untuk menyediakan pelayanan yang berbeda-beda
untuk kelas paket yang berbeda-beda,
2. Penanganan congestion (kongesti) untuk memenuhi dan menangani
kebutuhan layanan yang berbeda-beda,
3. Pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan mengendalikan
pengiriman paket-paket data,
4. Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi-fungsi perangkat yang
mendukung komunikasi di dalam jaringan IP.
Transfer paket IP ditunjukkan sebagaimana oleh Telecommunication
Standardization Sector of the International Telecommunications Union (ITU-T)
pada gambar berikut,
27
Gambar 2.2 Grafik peningkatan pendengar radio internet di Amerika
Berdasarkan standard ITU-T untuk masing-masing class IP QoS adalah QoS
kelas 0, kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4 dan kelas 5.
28
Gambar 2.3 Pedoman untuk kelas IP QoS
Berdasarkan standard ITU-T dengan framework G.1010 pada QoS
menyajikan kebutuhan pengguna aplikasi sebagai fungsi dari toleransi kesalahan
dan kepekaan terhadap delay keseluruhan (termasuk penundaan dari server,
jaringan dan aplikasi):
29
Gambar 2.4 Framework G.1010 pada QoS menyajikan kebutuhan pengguna
(www.itu.int/ITU-T)
Gambar 2.5 Standarisasi toleransi delay berdasarkan ITU-T
Pada jaringan berbasis packet switched, kualitas layanan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yang dapat dibagi menjadi faktor manusia dan faktor teknis.
Faktor-faktor manusia meliputi: stabilitas layanan, ketersediaan layanan, waktu
30
tunda, dan informasi pengguna. Faktor-faktor teknis meliputi: realibility,
scalability, effectiveness, maintainability, Grade of Service (GOS), dll. Terdapat
banyak hal bisa terjadi pada paket ketika mereka melakukan perjalanan dari asal ke
tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah berikut dilihat dari sudut pandang
pengirim dan penerima,atau yang sering disebut sebagai parameter-parameter QoS
(Yuksel dkk, 2007).
2.6.1. Parameter pada Quality of Service (QoS)
Dalam Quality of Service memeliki parameter penting untuk mengetahui
kualitas layanan yang diterima oleh pelanggan, pada implementasinya yaitu,
1. Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan data
sampai ke penerima. Apabila data video menghabiskan terlalu banyak
waktu pada saat berada di jaringan, maka hal tersebut akan menjadi tidak
berguna, meskipun data video tersebut pada akhirnya berhasil diterima oleh
client. Hal ini disebabkan di sisi client sistem masih melakukan proses
decoding dan menampilkan video tersebut, sehingga total waktu yang
dihabiskan akan terlalu lama untuk dapat disebut sebagai real-time.
31
Gambar 2.6 Variasi delay paket IP (ITU-T)
2. Jitter
Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu
atau interval antar kedatangan paket di penerima. Untuk mengatasi jitter
maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama
waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima
dengan urutan yang benar. Parameter jitter merupakan ukuran QoS dalam
aplikasi suara dan video. Jitter dapat menyebabkan data loss terutama pada
kecepatan transmisi yang tinggi.
32
Gambar 2.7 Jitter dalam data stream
3. Throughtput
Di dalam jaringan telekomunikasi throughput adalah jumlah data
persatuan waktu yang dikirim untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah
jaringan, dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik jaringan yang lain.
System throughput atau jumlah throughput adalah jumlah rata-rata data
yang dikirimkan untuk semua terminal pada sebuah jaringan.
33
Gambar 2.8 Throughput dalam stream data
4. Probabilitas Dropping / Packet Loss
Packet loss terjadi ketika ada peak load dan congestion (kemacetan
transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas
waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang
ditransmisikan) akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data
lainnya pada jarinngan berbasis IP. Packet loss untuk aplikasi voice dan
multimedia tidak dapat di toleransi,sehingga harus dibuat seminimal
mungkin agar streaming berjalan dengan baik.
Gambar 2.9 Packet Loss dalam stream data
34
2.7. Wireshark
Wireshark merupakan salah satu perangkat lunak terbaik untuk melakukan
capturing komunikasi data dalam jaringan komputer, dapat digunakan untuk
mengcapture dengan lengkap semua data yang terjadi pada jaringan, meliputi;
bandwidth, delay, dan protocol yang digunakan. Beberapa paket data yang ada di
dalam wireshark (teknologi.kompasiana.com) adalah sebagai berikut:
1. ARP (Address Resolution Protocol)
ARP merupakan sebuah protokol pada TCP/IP yang bertugas untuk
melakukan resolusi pada suatu alamat IP ke dalam MAC Address (Media
Access Control). Alamat IP adalah alamat logis yang ditentukan oleh pemakai
device sebagai pelengkap untuk memudahkan pemakai device. Sedangkan
MAC Address adalah alamat fisik yang unik dan setiap device yang
tersambung ke jaringan akan mendapatkan satu alamat fisik yang berbeda
beda atau tidak akan sama.
2. DHCP (Dynamic Configuration Protocol)
DHCP merupakan sebuah protokol yang berfungsi untuk memudahkan
pengalokasian sebuah alamat IP (client maupun server) dalam satu jaringan.
Kerja DHCP ini adalah apabila saat tersambung sebuah jaringan, device
(komputer/laptop) akan secara langsung mendapatkan alamat IP dari server
DHCP, dan tidak perlu memberikan alamat IP secara manual pada device
tersebut. Tidak hanya alamat IP, DHCP juga memberikan parameter lainnya
seperti default gateway dan DNS server.
35
3. DNS (Domain Name Server)
DNS merupakan sebuah sistem dimana sistem tersebut bertugas menyimpan
informasi seputar nama host maupun nama domain dalam bentuk database di dalam
suatu jaringan komputer. DNS juga berfungsi sebagai layanan jaringan yang dapat
menerjemahkan sebuah situs web menjadi alamat internet. DNS tersebut
menyediakan alamat IP untuk setiap host dan menyimpan data setiap server
transmisi yang menerima surat (email) pada setiap domain-domain.
4. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)
HTTP merupakan salah satu protokol jaringan pada lapisan aplikasi
(application layer) yang digunakan untuk meminta dan menjawab antara
client dan server menggunakan hipermedia. HTTP berkomunikasi melalui
TCP / IP. Client HTTP terhubung ke server HTTP menggunakan TCP ke port
tertentu (biasanya port 80). Setelah membuat sambungan, client dapat
mengirim pesan permintaan HTTP ke server yang akan meminta halaman
yang sudah ditentukan, diikuti dengan pesan MIME yang memiliki beberapa
informasi kode kepala yang menjelaskan aspek dari permintaan tersebut,
diikut dengan badan dari data tertentu.
5. ICMP (Internet Control Message Protocol)
ICMP merupakan salah satu protocol inti dalam sebuah jaringan
internet. ICMP digunakan oleh sistem operasi jaringan komputer untuk
mengirim pesan apabila terjadi kesalahan (Network Unreachable). Hal ini
dapat dilihat dengan proses PING yang mengirim pesan ICMP Echo Request
36
dan menerima Echo Reply untuk menentukan apakah komputer yang dituju
dapat terhubung atau tidak dan berapa lama paket yang dikirim akan dibalas
oleh komputer tujuan.
6. SSL (Secure Socket Layer)
SSL meruapakan sebuah protokol yang dikembangkan oleh Netscape
Communication Corporation untuk komunikasi data yang membutuhkan
privasi melalui Internet. SSL menggunakan suatu sistem enkripsi yang
menggunakan dua kunci untuk melakukan enkripsi data. Dalam tiap
lapisannya, sebuah data terdiri dari panjang, deskripsi dan isi. SSL
mengambil data untuk dikirimkan, kemudian dipecahkan kedalam blok-blok
secara berurutan, kemudian dikompres(jika perlu) yang diisikan MAC
Address. Selanjutnya data di enkripsi, dan hasilnya dikirimkan. Di tempat
tujuan, data dideskripsi, diverifikasi, dikompres, dan disusun kembali sesuai
dengan urutannya. Hasil dari data tersebut dikirimkan ke client di atasnya.
7. TCP (Transmission Control Protocol)
TCP merupakan sebuah protocol yang berada di lapisan transport yang
berfungsi untuk mengatur komunikasi data pada komputer di
internet. Komputer-komputer yang terhubung ke internet berkomunikasi
menggunakan protokol ini. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu
protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer ataupun perbedaan Sistem
Operasi tidak menjadikan masalah.
37
8. TLS (Transport Layer Security)
TLS merupakan sebuah protocol yang menyediakan keamanan koneksi
antara client dan server di internet. TLS mempunyai kapabilitas untuk
melayani servis autentikasi antara client dan server dengan membuat
encrypted connection antara keduanya sehingga memberikan keamanan
jaringan dan kerahasiaan pengiriman data. Dalam penggunaan umumnya,
hanya server yang di authentikasi (dalam hal ini, memiliki identitas yang
jelas) selama dari sisi client yang tidak terauthentikasi.
9. UDP (User Datagram Protocol)
UDP merupakan salah satu protocol pada lapisan transport TCP/IP
yang mendukung komunikasi tanpa koneksi antara host dengan host dalam
jaringan. Dengan menggunakan UDP, setiap aplikasi socket dapat
mengirimkan paket – paket yang berupa datagram. Istilah datagram
diperuntukkan terhadap paket dengan koneksi yang tidak handal (unreliable
service). Koneksi yang handal selalu memberikan keterangan apabila
pengiriman data gagal, sedangkan koneksi yang tidak andal tidak akan
mengirimkan keterangan meski pengiriman data gagal.
UDP tidak menjamin kevalidan data saat data sampai ke si penerima,
jadi jika terjadi pengiriman data maka tidak dijamin sampai tidaknya.
Datagram yang sampai kemungkinan bisa dalam keadaan rusak, terduplikasi
atau hilang tanpa diketahui penyebabnya. Hal ini berarti bahwa suatu paket
yang dikirim melalui jaringan dan mencapai komputer lain tanpa membuat
suatu koneksi. Sehingga dalam perjalanan ke tujuan paket dapat hilang karena
38
tidak ada koneksi langsung antara kedua host, jadi UDP sifatnya tidak
realibel, tetapi UDP lebih cepat dari pada TCP karena tidak membutuhkan
koneksi langsung. Pada UDP juga tidak ada pemecahan data, oleh karena itu
tidak dapat dilakukan pengiriman data dengan ukuran yang besar.
39
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian untuk membangun
aplikasi radio streaming berbasis android dengan studi kasus di radio al-Umm 102.5
FM. Dalam metode penelitian ini memahas lingkungan perancangan perangkat
keras, lingkungan perancangan perangkat lunak, deskripsi sistem, desain sistem,
desain proses sistem, perancangan antarmuka, dan proses pengambilan data.
Penjabaran dan penjelasannya diuraikan sebagai berikut ini:
3.1. Lingkungan Perancangan Perangkat Keras
Untuk merancang dan membuat program aplikasi radio streaming berbasis
Android menggunakan Quality of Service (QoS), spesifikasi perangkat keras yang
digunakan adalah sebagai berikut,
40
Tabel 3.1 Spesifikasi perangkat keras yang digunakan
No Perangkat Spesifikasi Jumlah
1. Komputer • Processor: AMD Athlon X2 270 Paket
Motherboard Biostar A780L3C,
3.4GHZ.
• RAM: 2 GB DDR3
• Hard Disk: 1 Tera Byte
• Monitor: LED 20” Wide screen
1
2. Modem ADSL WIFI ex Speedy - ZTE ZXV10
W300S Speed Up To 150 Mbps
1
3. Audio
Mixer
Behringer X1222USB
Premium 16-Input 2/2-Bus Mixer with
XENYX Mic Preamps & Compressors,
British EQs, 24-Bit Multi-FX Processor and
USB/Audio Interface
1
4. Microphone Sennheiser e 835-S 2
5. Ponsel Android 4.2 ke atas 1
6. Speaker Speaker Portable 1
41
3.2. Lingkungan Perancangan Perangkat Lunak
Untuk merancang dan membuat program aplikasi radio streaming berbasis
Android menggunakan Quality of Service (QoS), spesifikasi perangkat lunak yang
digunakan adalah sebagai berikut,
Tabel 3.2 Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan
No Software Spesifikasi
1. Sistem Operasi Windows 8.1
2. Penyandi (encoder) Winamp 5.65 + SHOUTcast Source DSP
Plug-in (dsp_sc) v.2.3.3
3. Broadcasting ZaraRadio 1.6.2 Free Edition
4. Android Studio Android Studio Beta v0.8.14
5. Java Java Development Kit (JDK) 7
6. Wireshark Wireshark-win32-1.12.2
7. Emulator YouWave 3.19
3.3. Deskripsi Sistem
Pada subbab ini dibahas mengenai deskripsi sistem yang dibangun dalam
aplikasi radio streaming berbasis android dengan studi kasus di radio al-Umm 102.5
FM.
42
3.3.1. SHOUTcast System
Sistem SHOUTcast didasarkan pada suatu “client + server” yang
terkonfigurasi sehingga memungkinkan untuk menjalankan server (baik secara
langsung atau melalui layanan host) yang menyediakan streaming yang multi-
streaming (jika menggunakan server v2) dari “source” yang terhubung pada setiap
klien yang kemudian terhubung ke server.
Klien terhubung melalui koneksi langsung yaitu “server <- >> klien” di
mana aliran utama data (data stream) akan berjalan dari server ke klien.
Server tersebut akan mengambil sendiri source untuk streaming yang
didapatkan dari Transcoder (sc_trans) atau Winamp + Source DSP (dsp_sc) atau
program lain yang mampu memberikan data aliran ke server dalam format yang
diperlukan (tergantung pada modus server yang sedang berjalan). Selain itu Source
bisa menjadi server lain yang kemudian membuat server SHOUTcast menjadi
server relay. Setelah source terhubung ke server, server kemudian akan
memungkinkan klien untuk tersambung dan sistem SHOUTcast mulai berjalan.
3.3.2. Implementasi Kualitas Layanan (QoS)
Untuk mengimplementasikan QoS, harus dibedakan paket yang mengalir
dari satu sama lain (mengklasifikasikan), menetapkan label untuk menunjukkan
kualitas yang diberikan pelayanan sebagai paket bergerak melalui switch, membuat
paket sesuai dengan sumber daya batas penggunaan yang terkonfigurasi (police and
mark), dan memberikan perlakuan yang berbeda (queue and schedule) dalam segala
situasi di mana terjadi perebutan sumber daya. Juga perlu memastikan lalu lintas
yang dikirim dari profil lalu lintas tertentu yang sudah memenuhi (kondisi).
43
Gambar 3.1 Basic QoS model
Gambar 3.1 menunjukkan model QoS dasar. Tindakan pada ingress port
termasuk mengelompokkan lalu lintas, policing, marking, antrian, dan
penjadwalan:
a. Klasifikasi jalan yang berbeda untuk sebuah paket dengan
mengaitkannya dengan label QoS. Switch memetakan Class of Service
(CoS) atau DSCP dalam paket ke label QoS untuk membedakan satu
jenis lalu lintas dari yang lain. Label QoS yang dihasilkan
mengidentifikasi semua tindakan QoS berikutnya yang dilakukan pada
paket ini.
b. Policing menentukan apakah sebuah paket dalam atau keluar dari profil
dengan membandingkan tingkat lalu lintas yang masuk ke policer yang
terkonfigurasi. Policer bertugas membatasi bandwidth yang dikonsumsi
oleh arus lalu lintas. Hasilnya diteruskan ke marker.
44
c. Marking mengevaluasi policer dan konfigurasi informasi untuk
tindakan yang diambil ketika sebuah paket dari profil dan menentukan
tidakan yang harus dilakukan dengan paket (melewati paket tanpa
modifikasi, mark down label QoS dalam paket, atau menolak paket
tersebut).
d. Antrian mengevaluasi label QoS dan DSCP yang sesuai atau nilai CoS
untuk memilih mana dari dua antrian ingress untuk menempatkan
sebuah paket. Antrian ditingkatkan dengan weighted tail-drop (WTD),
yaitu mekanisme untuk menghindari kemacetan. Jika ambang batas
terlampaui, maka paket dibuang.
e. Layanan Penjadwalan antrian berdasarkan konfigurasi beban shaped
round robin (SRR). Salah satu antrian masuknya adalah antrian
prioritas, dan SRR layanan untuk pangsa dikonfigurasi sebelum
melayani antrian lainnya.
Tindakan pada port jalan keluar termasuk antrian dan penjadwalan:
a. Antrian mengevaluasi label paket QoS dan DSCP yang sesuai atau nilai
CoS sebelum memilih mana dari empat antrian jalan keluar untuk
digunakan. Karena kemacetan dapat terjadi ketika beberapa port
masuknya secara bersamaan mengirim data ke port egress, WTD
membedakan kelas lalu lintas dan subjek paket ke ambang yang
berbeda berdasarkan pada label QoS. Jika ambang batas terlampaui,
paket akan dibuang.
45
b. Layanan Penjadwalan empat antrian jalan keluar berdasarkan SRR
dikonfigurasi bersama mereka atau bobot berbentuk. Salah satu antrian
(queue 1) dapat antrian dipercepat, yang dilayani sampai kosong
sebelum antrian lain yang dilayani.
Untuk penerapan pada server, pertama dilakukan pengaturan source
(Winamp+DSP) yang nantinya dihubungkan dengan server sc_serv atau DNAS.
Dengan DSP Plugin SHOUTcast, host radio atau Dj mampu untuk "On Air"
(me-broadcast-kan) source audio yang sedang berlangsung. Kemudian
dihubungkan pada alamat server dengan port, yang harus diinstal sebelumnya.
Sc_serv merupakan platform yang dibutuhkan radio untuk On Air. Sebagai
aturan umum digunakan server 100 Mb untuk host radio. Dengan bitrate 128 kbps
host dapat menampung sekitar 700 listener tanpa harus buffering. Disini
diimplementasikan kualitas layanan QoS dengan uji coba berbagai ukuran atau
bitrate untuk didapatkan hasil Quality of Service yang paling optimal untuk radio
streaming Al-Umm FM yaitu dengan device Android sebagai receiver yang
terhubung via internet dengan server DNAS yang telah dibuat.
Dan ini adalah beberapa skenario yang bisa digunakan untuk pengaturan
source (Winamp + DSP) dengan sc_serv atau DNAS.
46
Contoh 1: Sumber terhubung ke Server dan listing di YP (Yellow Page) untuk
koneksi klien
Contoh 2: Sumber terhubung ke Server dengan client menggunakan url langsung
misalnya melalui website
Contoh 3: Sumber terhubung ke Server dengan client menggunakan url langsung
Catatan: Ini menunjukkan bagaimana sumber bisa berbeda tetapi klien tidak
mengetahui.
Contoh 4: Me-relay Server melalui Server dan listing di YP untuk koneksi klien
47
3.3.3. Hosted Network
Pada Windows 7 maupun Windows 8, Hostednetwork adalah fitur WLAN
baru dengan layanan jaringan nirkabel. Fitur ini mengimplementasikan dua fungsi
utama (msdn.microsoft.com):
1. Untuk membuat Virtualisasi perangkat fisik nirkabel menjadi lebih dari
satu perangkat, atau yang biasa disebut Virtual Wi-Fi.
2. Sebagai Perangkat Lunak Akses Poin (Access Point) biasa disebut
sebagai SoftAP yang menggunakan Perangkat Virtual Wireless.
Kedua fungsi diatas jalan bersama-sama pada Windows. Jika kita
Mengaktifkan atau menonaktifkan Jaringan Wireless, berarti juga akan
mengaktifkan atau menonaktifkan virtual Wi – Fi dan SoftAP. Sehingga tidak
mungkin untuk mengaktifkan atau menonaktifkan kedua fungsi ini secara terpisah
pada Windows.
Dengan fitur ini, komputer Windows dapat menggunakan adaptor wireless
fisik saja untuk menghubungkan sebagai klien sebagai jalur akses perangkat keras
(Access Point), sementara pada saat yang bersamaan bertindak sebagai AP
perangkat lunak yang memungkinkan perangkat nirkabel lainnya untuk terhubung
ke sana juga. Fitur ini mensyaratkan bahwa adaptor wireless Hostednetwork mampu
diinstal di komputer lokal. Driver untuk adaptor wireless harus
mengimplementasikan model driver perangkat LAN wireless agar didefinisikan
oleh Microsoft untuk digunakan pada Windows 7. Driver wireless harus
menjalankan fitur wireless Hostednetwork.
48
Paling banyak satu wireless Hostednetwork diaktifkan pada komputer lokal
dan hanya satu adaptor nirkabel yang akan digunakan oleh wireless Hostednetwork.
Jika ada lebih dari satu Adaptor wireless Hostednetwork, Windows akan memilih
satu adaptor untuk digunakan sebagai wireless Hostednetwork (virtual Wifi).
Hostednetwork mampu membuat virtual Wifi untuk paling banyak 3 adapter logis:
1. A station adapter (STA) digunakan sebagai klien atau ad hoc aplikasi
wireless. Adaptor STA mewakili semua pengaturan dari adaptor
wireless asli (fisik) dan menunjukkan perilaku yang sama dengan
adaptor fisik tersebut. Secara konseptual, kita dapat melihat adaptor
STA sebagai identik dengan adaptor fisik setelah virtualisasi. Adaptor
STA selalu dalam sistem selama adaptor wireless fisik yang sesuai ada.
2. Sebuah AP (titik akses point) adaptor digunakan oleh Hostednetwork
untuk menjadi Host SoftAP. Adaptor AP jalan pada sistem Windows
hanya setelah Hostednetwork dijalankan untuk pertama kali (ketika
WlanHostednetworkStartUsing, WlanHostednetworkForceStart, atau
fungsi WlanHostednetworkInitSettings pertama kali dijalankan).
Setelah dibuat, adaptor AP akan tetap dalam sistem sampai Jaringan
Hosted nirkabel dinonaktifkan. Jika Jaringan Hosted nirkabel
diaktifkan tidak lama kemudian, adaptor AP akan muncul dalam sistem
lagi.
3. Sebuah adaptor stasiun virtual (VSTA) untuk digunakan oleh vendor
perangkat keras untuk memperluas kemampuan jaringan nirkabel
Hosted pada Windows. Adaptor VSTA adalah opsional dan hanya
49
dapat dibuat dalam sistem oleh layanan IHV yang sesuai. Berbeda
dengan adaptor AP, adaptor VSTA ada dalam sistem Windows saja dari
saat ketika layanan IHV menginisialisasi adaptor sampai ketika layanan
IHV dihentikan adaptor.
Virtual Wi-Fi memetakan adapter logik untuk NDIS port. Menghubungkan
STA, AP, dan adaptor VSTA ke port NDIS tertentu yang ditentukan oleh Windows.
Adaptor STA selalu terhubung ke Port 0. Adaptor AP terhubung ke port NDIS
berikutnya yang tersedia bila virtualisasi dimulai, dan tetap terhubung sampai
virtualisasi berakhir ketika Hosted Jaringan nirkabel dinonaktifkan. Adaptor VSTA
terhubung ke port NDIS berikutnya yang tersedia ketika diinisialisasi oleh layanan
IHV yang sesuai dan tetap terhubung sampai dihentikan oleh layanan IHV.
Hal ini dimungkinkan untuk adapter VSTA yang akan dibuat untuk
digunakan oleh IHV tanpa membuat adaptor SoftAP.
Kombinasi berikut ini berlaku untuk adaptor fisik dengan virtualisasi:
STA adaptor.
STA dan AP adapter.
STA dan adapter VSTA.
STA, AP, dan VSTA adapter.
Kecuali untuk adaptor STA, semua kombinasi lainnya hanya berlaku ketika
Hosted Jaringan nirkabel diaktifkan. Adapun kasus STA adaptor tunggal, adalah
adaptor fisik jika Jaringan Hosted nirkabel dinonaktifkan. Layer 2 menjembatani
50
pembatasan antara adaptor AP dan adapter lain dalam sistem. Pembatasan yang
sama berlaku untuk adaptor VSTA ketika ada dalam sistem.
Fitur Hostednetwork wireless di Windows mengimplementasikan sebuah
SoftAP. Namun, SoftAP ini tidak dirancang untuk menggantikan perangkat keras
wireless berbasis perangkat AP. Secara khusus, jika Jaringan Hosted nirkabel
berjalan saat komputer standby (siaga), hibernate, atau sebelum komputer restart,
Jaringan Hosted nirkabel akan dihentikan. Jaringan Hosted nirkabel tidak akan
secara otomatis restart setelah komputer kembali standby, hibernasi, atau restart.
Selain itu, SoftAP tidak menyediakan pemecahan DNS. Dalam kasus di mana DNS
server eksternal tidak disediakan untuk menggunakan Internet Connection Sharing
(lihat diskusi ICS di bawah), yang memenuhi syarat nama domain (FQDN) resolusi
antara dua komputer atau perangkat yang terhubung dengan SoftAP, termasuk
komputer hosting SoftAP yang , hanya akan bekerja jika kedua entitas menandai
jenis jaringan SoftAP sebagai PRIVATE (HOME atau WORK dalam kategori
jaringan pop-up). Sejak mesin hosting SoftAP menandai jenis jaringan SoftAP
sebagai PRIVATE, hanya komputer atau perangkat terhubung ke SoftAP yang
perlu menandai jenis jaringan SoftAP sebagai PRIVATE agar FQDN berfungsi.
Jaringan SoftAP dan ad hoc saling eksklusif pada adaptor fisik yang sama.
Ketika SoftAP aktif pada adaptor AP dan pengguna atau aplikasi mulai
menjalankan jaringan hoc pada adaptor STA, SoftAP akan ditutup. Jika jaringan
ad hoc berjalan pada adaptor STA, upaya untuk menjalankan SoftAP pada adaptor
AP akan gagal.
51
Untuk memberikan perlindungan pada komunikasi nirkabel antara
komputer hosting SoftAP dan perangkat terhubung ke SoftAP itu, Jaringan Hosted
nirkabel mensyaratkan bahwa semua perangkat yang terhubung menggunakan
WPA2-PSK/AES cipher. Key sharing memiliki nilai 63-karakter yang dihasilkan
oleh Windows ketika Jaringan Hosted nirkabel dipanggil untuk pertama kalinya
(ketika WlanHostednetworkStartUsing, WlanHostednetworkForceStart, atau
fungsi WlanHostednetworkInitSettings pertama kali dijalankan). Seorang
pengguna atau aplikasi tidak dapat mengubah nilai kunci ini bersama, namun
aplikasi dapat meminta sistem operasi mengganti kunci baru dengan memanggil
fungsi WlanHostednetworkRefreshSecuritySettings atau pengguna dapat
meminta sistem operasi menganti key baru menggunakan perintah netsh wlan.
Tombol shared ini disebut primary key atau sistem untuk Hosted Network wireless
dan persisten pada menjalankan serta menghentikan Hosted network wireless. Key
utama disebut "system security key" dalam perintah netsh wlan.
Untuk memungkinkan penggunaan, Hosted Network wireless juga
mendukung konsep kunci keamanan sekunder atau penggunaan yang lebih user-
friendly, tapi bisa saja menjadi kurang aman. Key sekunder disebut "user security
key" dalam perintah netsh wlan. Kunci sekunder tidak dibuat oleh Windows.
Pengguna harus memberikan nilai untuk key ini. Seorang pengguna atau aplikasi
dapat mengatur atau mengubah nilai key tersebut dengan memanggil fungsi
WlanHostednetworkSetSecondaryKey atau dengan menggunakan perintah netsh
wlan. Key sekunder dapat ditetapkan menjadi persisten atau sementara. Untuk key
52
sementara, jika Hosted Network wireless sudah berjalan, key sekunder akan berlaku
sampai Hosted Network wireless dihentikan.
Ada satu key utama dan paling banyak satu key sekunder untuk Hosted
Network nirkabel pada komputer manapun. Setiap perangkat ditetapkan melalui
Wi-Fi Protected Setup (WPS) akan menerima primary key. Perangkat lain secara
manual dikonfigurasi sehingga dapat menggunakan salah satu key. Setiap kali
sebuah key berubah, perangkat dengan nilai key lama tidak akan dapat terhubung
lagi ke Hosted Network. Namun, perangkat dengan key lainnya yang tidak berubah
akan tetap dapat terhubung ke Hosted Network wireless.
Sebuah aplikasi dapat didaftarkan untuk Hostednetwork wireless, sehingga
notification untuk WLAN akan dikirim ke aplikasi callback ketika propertisnya
berubah di Hostednetwork wireless. Sebuah aplikasi didaftarkan pada notification
wireless Hosted Network dengan memanggil WlanRegisterNotification dengan
parameter dwNotifSource untuk menyertakan
WLAN_NOTIFICATION_SOURCE_HNWK.
Windows menyediakan dua cara bagi IT administrator untuk mengelola
fitur wireless Hostednetwork. Untuk komputer yang menjadi anggota sebuah
domain, administrator dapat menggunakan group policy untuk tidak menjalankan
wireless Hosted Network. Dengan menggunakan perintah netsh wlan,
administrator dapat mengaktifkan atau menonaktifkan wireless Hosted Network
secara lokal pada komputer.
53
3.4. Desain Sistem
Perancangan sistem yang akan dirancang dimulai dengan pemilihan
kebutuhan perangkat keras (hardware) serta kebutuhan perangkat lunak
(software) yang sudah tersedia di radio Al-Umm FM hingga skenario yang akan
dilakukan dalam perancangan layanan live radio streaming, dan berikut adalah
gambaran arsitektur yang akan dirancang dalam penelitian ini, dan dapat dilihat
pada gambar 3.2 dan 3.3 adalah Sistem diagram QoS dan arsitektur sistem radio
streaming radio Al Umm FM,
Gambar 3.2 Sistem Diagram QoS
54
Gambar 3.3 Desain Sistem radio streaming Al-Umm FM
Audio Mixer dihubungkan pada Line-In atau Microphone-In pada PC,
kemudian PC terhubung dengan server Shoutcast dengan di enkripsi terlebih
dahulu. Dari server DNAS Shoutcast di sambungkan dengan IP Protokol yang
merupakan alamat dari akses dari server Shoutcast dengan port yang diberikan dari
server. Dan output dari IP dan port tersebut di akses dari aplikasi Android.
55
3.4.1. Flowchart
Flowchart berikut menampilkan berbagai langkah yang diperlukan dalam
menetapkan kebijakan QoS. Dalam hal ini perlu untuk membuat Classifier dengan
masing-masing terdiri dari satu IP Classifier Element, atau satu L2 Classifier
Element atau satu IP dan satu L2 Classifier Element. Kemudian menambahkan
Classifier untuk kebijakan yang terpisah pada basis per port. Atau
mengelompokkan sejumlah Classifiers menjadi Blok Classifier kemudian
menambahkan Classifier Blok pada kebijakan di sebuah basis per port.
Dalam rancangan alur sistem broadcast streaming radio yang akan dibuat
yaitu, pertama sumber suara yang masuk akan disalurkan pada mixer audio untuk
melakukan proses mixing audio. Kemudian output dari mixer audio akan menjadi
input dari soundcard yang ada pada komputer, dan sumber suara ini menjadi source
yang akan melalui proses encoder, kemudian data yang telah disandikan dalam
bentuk digital dikirimkan ke server Shoutcast secara terus menerus sehingga dapat
di akses melalui server streaming. Berikut ini adalah rancangan alur sistem
broadcast radio streaming yang akan diterapkan di Radio Al-Umm,
56
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Streaming Radio Al-Umm
Start
Sound sources
Mixing Audio
Sumber audio dari
inputan soundcard
Server
Sc_serv (DNAS)
Broadcast, Streaming
Radio
End
Nullsoft SHOUTcast Source DSP v2.3.2
Authenticated?
False
Authentication
Server Address (s3.vinhostmedia.com)
Port (9764)
Password
Setting 44100 Hz, 22050 Hz, Stereo
Encoder type: MP3 encoder
True
57
Start
Splash screen
Streaming radio al-Umm 102.5 FM
End
Menu False
True
News Maps Facebook Twitter About
News News Facebook Twitter About
True True True True True
False False False False False
Gambar 3.5 Flowchart streaming radio pada aplikasi android al Umm FM
58
3.4.2. Use Case Diagram
Melalui aplikasi radio Al-Umm berbasis Android yang dibangun,
diharapkan user dapat mendengarkan secara langsung streaming radio dan
ditambahkan beberapa fitur seperti: berita, Fan Page, twitter, lokasi dan About info.
Berikut adalah use case diagram dari aplikasi radio streaming android,
Gambar 3.6 Use Case Diagram
59
3.5. Desain Aplikasi
Desain menu aplikasi yang akan dibuat adalah sebagai berikut,
Gambar 3.7 Desain list menu
News
Maps
HEADER
Menu Back Reuest Exit
About
60
Gambar 3.8 Tampilan live streaming radio Al-Umm FM pada android
Logo
HEADER
Deskripsi singkat.
10:25
Menu Back Reuest Exit
61
3.6. Pengambilan Data
Pada penelitian ini Capturing terhadap komunikasi data streaming
menggunakan laptop dengan menginstal aplikasi wireshark, kemudian terhubung
jaringan LAN yang sudah terkoneksi ke internet. Dengan menggunakan modem
ADSL WIFI ex Speedy - ZTE ZXV10 W300S dan menggunakan laptop Asus
X43U, processor AMD C-50, RAM 3GB DDR3 dengan sistem operasi windows
8.1 Pro 32-bit.
Gambar 3.9 Skenario Capturing Komunikasi Data Streaming
Laptop yang terhubung internet melalui jaringan LAN di share connection
via wifi. Dan menghubungkan device dengan sistem operasi android dengan laptop.
Pemberian IP dilakukan secara otomastis dengan Hostednetwork dari windows 8.1.
Kemudian di akses melalui ponsel Android streaming radio dari server DNAS
62
Radio Al-Umm yang telah dibuat. Kemudian di amati trafic komunikasi data yang
melalui jaringan dengan Wireshark.
Terlebih dahulu dilakukan login pada source DSP (dsp_sc) untuk proses
Autentifikasi,
Gambar 3.10 login Source DSP
Kemudian setting encoder type dan ujicoba dilakukan pada variasi Encoder
setting,
63
Gambar 3.11 Encoder type
Gambar 3.12 Encoder Setting
64
Pengambilan data dilakukan dengan pengiriman data oleh server secara
streaming melalui HTTP. Parameter yang dicatat adalah waktu pengiriman, jumlah
dan besar paket yang diterima, dan transfer rate dari proses pengiriman
(throughput). Pada penelitian ini akan melakukan pengamatan dan analisa terhadap
QoS dari radio streaming al-Umm 102.5 FM dengan menggunakan pengaturan
encoder audio dengan bitrate, misal 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps.
Pengamatan dilakukan dalam beberapa sekenario yaitu:
1. Pengamatan dan analisa throughput dari streaming audio dengan
pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps.
2. Pengamatan dan analisa round trip delay dari streaming radio dangan
pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps.
3. Pengamatan dan analisa packet loss dari steaming audio dengan
pengaturan encoder bitrate 24 Kbps, 48 Kbps, 96 Kbps, 128 Kbps.
Kemudian dilakukan pengukuran terhadap parameter QoS yaitu Delay,
Jitter, Packet loss, Throughput.
a. Delay
Pengukuran Delay dilakukan dengan capturing lalulintas data saat
menerima data dari server pada receiver aplikasi radio Al Umm berbasis android
yang terkoneksi melalui hostednetwork,
65
Gambar 3.13 Capturing data dengan Wireshark
Delay dapat di cari dengan membagi antara panjang paket (L, packet
length(bit/s)) di bagi dengan link bandwith (R, link bandwith(bit/s)).
b. Jitter
Perbedaan waktu kedatangan dari suatu paket ke penerima dengan waktu
yang diharapkan. Jitter dapat menyebabkan sampling di sisi penerima menjadi tidak
tepat sasaran, sehingga informasi menjadi rusak. Jitter dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan seperti berikut,
J (i) = J (i-1) + ( | D (i-1,i )| - J(i-1) )/16.
c. Packet loss
Paket loss dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan
signal dalam media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt
66
yang menolak untuk transit, kesalahan hadware jaringan. Pengukuran Packet loss
dengan,
Packet Loss = ∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
∑ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚× 100 %
d. Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam
melakukan pengiriman data. Biasanya Throughput selalu dikaitkan dengan
bandwidth. Karena Throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam
kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput
sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi. Pengukuran
Throughput dengan rumus,
Throughput =Paket data yang diterima
Lama pengamatan =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒𝐵𝑦𝑡𝑒𝑠
𝑆𝑒𝑐𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑓𝑖𝑟𝑠𝑡 & 𝑙𝑎𝑠𝑡 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 (Sec)
Setelah dilakukan pengukuran, data dalam jaringan yang tertangkap
dilakukan analisa untuk dibandingkan dengan standard International
Telecommunication Union - Telecommunication (ITU-T) G.1010 terhadap kualitas
layanan atau Qos (Quality of Service) dari radio streaming Al Umm fm.
67
Gambar 3.14 Standard ITU-T G.1010
Pengamatan penggunaan bandwith ketika data mengalir dari source menuju
ke server dan listener berdasarkan alamat IP yang terhubung pada server, capturing
bandwith dilakukan per bulan dan untuk capturing listener dilakukan per hari, per
minggu dan per bulan,
68
Gambar 3.15 Report Listener per Jam
Gambar 3.16 Report Listeners per Hari
69
Gambar 3.17 Report Listeners per bulan
Gambar 3.18 Report Bandwith per bulan
70
Capturing dengan Geographic Information System (GIS) menggunakan
Google maps berdasarkan alamat IP ketika mengakses server radio streaming radio
Al Umm,
Gambar 3.19 Report Listener dengan Google Map
71
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai rangkaian uji coba dan evaluasi terhadap
penelitian yang telah dilakukan. Implementasi berupa fungsi-fungsi atau source
code aplikasi radio streaming berbasis Android. Uji coba untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari parameter QoS terhadap standarisasi International
Telecommunication Union - Telecommunication (ITU-T) G.1010, evaluasi
dilakukan untuk menganalisis hasil uji coba dan untuk mendapatkan kesimpulan
dari sistem.
4.1. Lingkungan Implementasi
Implementasi merupakan proses penerapan desain sistem menjadi suatu
aplikasi. Implementasi terdiri dari lingkungan perangkat keras dan lingkungan
perangkat lunak yang mendukung kinerja sistem. Spesifikasi dari perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan dalam uji coba ini antara lain adalah:
Tabel 4.1 Lingkungan Uji Coba
No Jenis Perangkat Spesifikasi
1. Komputer Asus K43U
2. Processor AMD C-50 Processor (2 CPUs), ~1.0GHz
3. Memori 3072MB RAM
4. Smartphone Cysrus Glory G1000, Android Jelly Bean
(4.2.2)
5. Perangkat Lunak Wireshark Version 1.12.3
72
4.2. Penjelasan Program
Subbab ini menjelaskan mengenai alur pembuatan dan kegunaan aplikasi
serta tampilan desain dari program. Berikut ini tampilan-tampilan halaman dalam
program yang dibuat.
4.2.1. Proses Tampilan Awal
Splash screen ditampilkan ketika membuka aplikasi, yang terdiri dari
dua screen. Screen pertama adalah logo dan screen kedua adalah nama
aplikasi. Berikut tampilan splash screen.
Gambar 4.1 Splash Screen Logo
73
Gambar 4.2 Splash Screen Nama Aplikasi
4.2.2. Tampilan Utama
Setelah tampilan Splash screen, aplikasi menampilkan streaming radio
al-Umm pada tampilan utama. Terdapat tombol play dan pause untuk
memainkan dan menghentikan streaming radio. Sumber audio stream
mengambil pada alamat IP dan port server http://208.84.135.168:9764
dengan memasukkan pada frame html,
<iframe
src="http://player.radioforge.com/v2/shoutcast.
html?radiolink=http://208.84.135.168:9764/&radi
otype=shoutcast1&bcolor=&image=http://ximg.co.u
k/images/bnn68n6l2fl7o2pffwzi.png&facebook=http
s://www.facebook.com/pages/Radio-Al-
Umm/193393237461554&twitter=https://twitter.com
74
/radioalumm&title=al-Umm 102.5 FM&artist=Radio
Ahlussunnah wal Jama'ah" frameborder="0"
marginheight="0" marginwidth="0" scrolling="no"
width="300" height="250"></iframe>
<b>Tekan 'tombol play' - tunggu buffering -
selamat mendengarkan !</b>
<br>
<p>Dipancarkan dari kompleks masjid Jami' al-
Umm, Jalan Joyoagung no.1, Merjosari,
Lowokwaru, Malang - Indonesia</p>
Kemudian dimasukkan dalam Linear Layout utama aplikasi. Berikut
adalah source code main.xml dengan Linear Layout,
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?>
<LinearLayout android:gravity="center"
android:layout_gravity="center"
android:orientation="vertical"
android:id="@id/welcomebg"
android:background="#ff000000"
android:layout_width="fill_parent"
android:layout_height="fill_parent"
xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/r
es/android">
<ImageView android:layout_gravity="center"
android:id="@id/welcomepicture"
android:layout_width="fill_parent"
android:layout_height="fill_parent"
android:scaleType="centerInside"
android:layout_weight="1.0" />
</LinearLayout>
Berikut adalah tampilan utama aplikasi radio al-Umm,
75
Gambar 4.3 Tampilan utama live streaming
4.2.3. Tampilan Menu
Pilihan Menu terdapat pada icon bagian bawah, yang menampilkan
pilihan menu News (Berita), Maps (Peta), Fan page Facebook, Twitter, dan
about. Ketika icon menu dipilih maka akan keluar slide pada tampilan sebelah
kiri. Dan untuk kembali cukup dengan menyentuh tampilan screen
sebelumnya. Berikut adalah tampilan menu,
76
Gambar 4.4 Tampilan slide menu
News
Berisi berita yang diambil dari website resmi radio al-Umm yaitu
www.radioalumm.com melalui RSS stream addres
http://radioalumm.com/feed/. Pengambilan berita juga berisi gambar,
tanggal dan waktu posting.
77
Gambar 4.5 Tampilan News
Maps
Memudahkan bagi para user untuk mengetahui lokasi radio al-Umm
secara online dari manapun. Menggunakan Google Maps API’s
sehingga peta langsung terintegrasi dan dilengkapi dengan petunjuk
arah. Kode dari peta yang dibuat dimasukkan dalam html,
<iframe
src="https://www.google.com/maps/d/embed?mid=
zbEK9R3Xfxd4.kFRi9tNC44hM" width="640"
height="480"></iframe>
Berikut adalah tampilan map pada aplikasi,
78
Gambar 4.6 Tampilan Maps
Menampilkan halaman Facebook radio, sehingga pengguna mudah
untuk mengetahui update program acara terkini. Aplikasi menggunakan
Facebook API’s sehingga dapat terintegrasi secara realtime
menggunakan alamat sekaligus ID Fanpage:
http://m.facebook.com/pages/Radio-Al-Umm/193393237461554
Dan ini adalah tampilan dari menu Facebook,
79
Gambar 4.7 Tampilan Fan Page radio al-Umm
Menampilkan halaman Twitter kepada pengguna untuk
memudahkan mengakses secara update informasi dan sajian program
acara yang sedang berlangsung. Integrasi aplikasi dengan Twitter
dilakukan menggunakan API’s dengan mengakses IP dan ID akun
@radioalumm : https://mobile.twitter.com/radioalumm. Berikut adalah
tampilan dari menu Twitter pada aplikasi,
80
Gambar 4.8 Tampilan Twitter @radioalumm
About
Berisi sekilas informasi tentang aplikasi dan developer. Berikut
adalah tampilan menu About,
81
Gambar 4.9 Tampilan deskripsi about
4.2.4. Fitur Tambahan
Pada fitur tambahan yaitu menu Request yang terletak di layout bawah
pada tampilan aplikasi. Menu ini memungkinkan user untuk mengirimkan
pesan kepada sms center radio al-Umm, sehingga memudahkan pendengar
untuk langsung mengirimkan pesan ataupun mengajukan pertanyaan dengan
memilih menu request.
82
Gambar 4.10 Fitur Request yang langsung terhubung SMS Center radio al-Umm
4.3. Analisa Quality of Service
Pengambilan data dilakukan dengan me-capture paket-paket data yang
dikirim oleh server sebagai source dan komputer sebagai destination dengan
menggunakan software Wireshark. Jenis protokol yang tertangkap adalah TCP.
Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis
komputer ataupun perbedaan Sistem Operasi tidak menjadikan masalah. Waktu
pengambilan data selama kurang lebih 60 detik untuk 16 variasi encoder stereo
sebagaimana dalam tabel berikut,
83
Tabel 4.2 Variasi Setting Encoder
No Kbps Hz
1 40 22050
2 48 22050
3 56 22050
4 64 22050
5 80 22050
6 56 44100
7 64 44100
8 80 44100
9 96 44100
10 112 44100
11 128 44100
12 160 44100
13 192 44100
14 224 44100
15 256 44100
16 320 44100
84
Gambar 4.11 Proses capturing packet data
85
4.4. Data Hasil Pengukuran
Tabel 4.3 Hasil pengamatan lalulintas data menggunakan Wireshark
No Transfer Rate 208.84.135.168 - 192.168.1.4
Kbps Hz Mode packets between first & last Avg. packet/sec Avg. packet size (bytes) Avg. bytes/sec Avg. Mbit/sec
1 40 22050 stereo 199 54.81 3.631 1375 4992.235 0.04
2 48 22050 stereo 248 57.207 4.335 1379 5978.192 0.048
3 56 22050 stereo 301 59.042 5.098 1369 6981.803 0.056
4 64 22050 stereo 346 58.852 5.879 1384 8134.189 0.065
5 80 22050 stereo 435 59 7.373 1414 10421.927 0.083
6 56 44100 stereo 340 58.646 5.797 1407 8155.315 0.065
7 64 44100 stereo 364 59.758 6.091 1408 8578.638 0.069
8 80 44100 stereo 435 59.115 7.359 1414 10401.844 0.083
9 96 44100 stereo 502 59.09 8.496 1422 12077.517 0.097
10 112 44100 stereo 607 59.667 10.173 1446 14712.833 0.118
11 128 44100 stereo 705 59.477 11.853 1444 17120.323 0.137
12 160 44100 stereo 813 59.37 13.694 1446 19806 0.158
13 192 44100 stereo 1066 58.568 18.201 1453 26451.079 0.212
14 224 44100 stereo 1206 59.461 20.282 1454 29487.51 0.236
15 256 44100 stereo 1390 58.828 23.628 1464 34592.633 0.277
16 320 44100 stereo 1674 59.314 28.223 1463 41288.655 0.33
86
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengujian Delay
Delay adalah waktu tunda saat paket yang diakibatkan oleh proses
transmisi dari satu titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari
selisih waktu kirim antara satu paket TCP dengan paket lainnya. Untuk
menghitung rata-rata delay digunakan rumus:
Rata − rata Delay =Total Delay
Total paket yang diterima
Tabel 4.4 adalah tabel yang menunjukkan standar kualitas delay atau
latensi berdasarkan ITU-T,
Tabel 4.4 Standar kualitas Delay berdasarkan ITU-T G.1010
Delay
(Latency)
Standard
Category Delay
Excellent < 150 ms
Good 150 – 300 ms
Poor 300 – 450 ms
Unnaceptable > 450 ms
Berikut adalah pengujian Delay dengan 16 variasi transfer rate:
a. Pengujian pada transfer rate 40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (54.81/199) * 1000 = 275.4271357 ms
87
b. Pengujian pada transfer rate 48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (57.207/248) * 1000 = 230.6733871 ms
c. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.042/301) * 1000 = 196.1528239 ms
d. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (58.852/346) * 1000 = 170.0924855 ms
e. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59/435) * 1000 = 135.6321839 ms
f. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (58.646/340) * 1000 = 172.4882353 ms
g. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.758/364) * 1000 = 164.1703297 ms
h. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.115/435) * 1000 = 135.8965517 ms
i. Pengujian pada transfer rate 96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
88
= (59.09/502) * 1000 = 117.7091633 ms
j. Pengujian pada transfer rate 112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.667/607) * 1000 = 98.29818781 ms
k. Pengujian pada transfer rate 128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.477/705) * 1000 = 84.36453901 ms
l. Pengujian pada transfer rate 160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.37/813) * 1000 = 73.02583026 ms
m. Pengujian pada transfer rate 192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (58.568/1066) * 1000 = 54.94183865 ms
n. Pengujian pada transfer rate 224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.461/1206) * 1000 = 49.30431177 ms
o. Pengujian pada transfer rate 256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (58.828/1390) * 1000 = 42.32230216 ms
p. Pengujian pada transfer rate 320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Rata-rata delay = (Total delay/ Total paket yang diterima) *1000 (ms)
= (59.314/1674) * 1000 = 35.43249701 ms
89
Dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut,
Tabel 5 Tabel hasil uji coba Delay
Transfer rate Delay
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo 275.4271357
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo 230.6733871
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo 196.1528239
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo 170.0924855
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo 135.6321839
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo 172.4882353
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo 164.1703297
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo 135.8965517
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo 117.7091633
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo 98.29818781
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo 84.36453901
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo 73.02583026
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo 54.94183865
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo 49.30431177
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo 42.32230216
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo 35.43249701
Dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut,
Gambar 4.12 Grafik hasil uji coba Delay
275.4271357
230.6733871
196.1528239
170.0924855
135.6321839
172.4882353
164.1703297
135.8965517
117.7091633
98.29818781
84.36453901
73.02583026
54.94183865
49.30431177
42.32230216
35.43249701
0 50 100 150 200 250 300
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Delay (ms)
Tran
sfer
Rat
e
90
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Delay terkecil ketika transfer rate
320 Kbps, yaitu sebesar 35,43249701 milliseconds. Dan Delay terbesar pada
transfer rate 40 Kbps, yaitu sebesar 275,4271357 milliseconds. Berdasarkan
standar ITU-T G.1010 pada tabel 4.5, untuk transfer rate 80 Kbps, 96 Kbps,
112 Kbps, 128 Kbps, 160 Kbps, 192 Kbps, 224 Kbps, 256 Kbps dan 320 Kbps
masuk dalam kategori Excellent atau Sangat Bagus, dengan besarnya Delay
tidak melebihi 150 milliseconds. Sementara transfer rate 40 Kbps, 48 Kbps,
56 Kbps dan 64 Kbps masuk dalam kategori Good atau Baik, karena dalam
range 150 – 300 milliseconds (ITU-T G.1010).
Pada transfer rate 56 Kbps, 64 Kbps dan 80 Kbps, nilai delay juga
berubah ketika frekuensi naik dari 22050 Hz menjadi 44100 Hz. Sebagaimana
diperlihatkan dalam grafik berikut,
Gambar 4.13 Pengaruh frekuensi (Hz) terhadap Delay
Hal ini membuktikan bahwa frekuensi (Hz) juga mempengaruhi Delay
dalam transfer data streaming.
196.1528239
170.0924855
135.6321839
172.4882353 164.1703297
135.8965517
0
50
100
150
200
250
56 Kbps 64 Kbps 80 Kbps
Del
ay (
ms)
Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Delay
22050 Hz 44100 Hz
91
4.5.2. Pengujian Jitter
Jitter didefinisikan sebagai variasi Delay yang diakibatkan oleh panjang
queue dalam suatu pengolahan data dan reassemble paket-paket data di akhir
pengiriman akibat kegagallan sebelumnya.
Untuk menghitung jitter digunakan rumus:
Jitter =Total variasi Delay
Total paket yang diterima − 1
Total variasi Delay diperoleh dari penjumlahan:
(Delay 2 – Delay 1) + (Delay 3 – Delay 2) + … + (Delay n – Delay (n – 1))
Tabel 4.5 adalah tabel yang menunjukkan standar kualitas Jitter
berdasarkan ITU-T,
Tabel 4.6 Standar kualitas Jitter berdasarkan ITU-T G.1010
Jitter
Standard
Category Jitter
Good 0 – 20 ms
Medium 21 – 50 ms
Poor > 50 ms
Berikut adalah pengujian Jitter dengan 16 variasi transfer rate:
a. Pengujian pada transfer rate 40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (305.0566414 / 198) = 1.540690108 ms
92
b. Pengujian pada transfer rate 48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (255.9714984 / 247) = 1.036321856 ms
c. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (215.4476622 / 300) = 0.718158874 ms
d. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (186.9989949 / 345) = 0.542026072 ms
e. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (149.9268125 / 434) = 0.345453485 ms
f. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (195.1430224 / 339) = 0.575643134 ms
g. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (181.4753016 / 363) = 0.49993196 ms
h. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (152.142964 / 434) = 0.350559825 ms
i. Pengujian pada transfer rate 96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
93
= (133.2680399 / 501) = 0.266004072 ms
j. Pengujian pada transfer rate 112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (110.2641757 / 606) = 0.181954085 ms
k. Pengujian pada transfer rate 128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (97.82362266 / 704) = 0.138954009 ms
l. Pengujian pada transfer rate 160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (85.55200631 / 812) = 0.105359614 ms
m. Pengujian pada transfer rate 192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (65.20155881 / 1065) = 0.061222121 ms
n. Pengujian pada transfer rate 224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (58.78377853 / 1205) = 0.048783219 ms
o. Pengujian pada transfer rate 256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (51.35864402 / 1389) = 0.036975266 ms
p. Pengujian pada transfer rate 320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Jitter = Total variasi delay / (Total paket yang diterima – 1)
= (43.15215485 / 1673) = 0.025793278 ms
94
Dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut,
Tabel 7 Hasil uji coba Jitter
Transfer rate Jitter
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo 1.540690108
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo 1.036321856
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.718158874
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.542026072
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.345453485
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.575643134
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.49993196
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.350559825
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.266004072
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.181954085
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.138954009
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.105359614
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.061222121
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.048783219
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.036975266
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.025793278
Dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut,
Gambar 4.14 Grafik hasil uji coba Jitter
1.5406901081.036321856
0.7181588740.542026072
0.3454534850.575643134
0.499931960.350559825
0.2660040720.181954085
0.1389540090.105359614
0.0612221210.048783219
0.0369752660.025793278
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo48 Kbps, 22050 Hz, Stereo56 Kbps, 22050 Hz, Stereo64 Kbps, 22050 Hz, Stereo80 Kbps, 22050 Hz, Stereo56 Kbps, 44100 Hz, Stereo64 Kbps, 44100 Hz, Stereo80 Kbps, 44100 Hz, Stereo96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo128 Kbps, 44100 Hz, Stereo160 Kbps, 44100 Hz, Stereo192 Kbps, 44100 Hz, Stereo224 Kbps, 44100 Hz, Stereo256 Kbps, 44100 Hz, Stereo320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
jitter (ms)
Tran
sfer
rat
e
95
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Jitter terkecil ketika transfer rate
320 Kbps, yaitu sebesar 0,025793278 milliseconds. Dan Jitter terbesar pada
transfer rate 40 Kbps, yaitu sebesar 1,540690108 milliseconds. Berdasarkan
standar ITU-T G.1010 pada tabel 4.5 semua transfer rate masuk dalam
kategori Good dengan besarnya Jitter tidak melebihi 20 milliseconds.
Jitter sangat berhubungan dengan Delay, sehingga pada transfer rate 56
Kbps, 64 Kbps dan 80 Kbps, nilai Jitter juga berubah ketika frekuensi naik
dari 22050 Hz menjadi 44100 Hz. Sebagaimana diperlihatkan dalam grafik
berikut,
Gambar 4.15 Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Jitter
Hal ini membuktikan bahwa frekuensi (Hz) juga mempengaruhi Jitter
dalam transfer data streaming.
0.718158874
0.542026072
0.345453485
0.575643134
0.49993196
0.350559825
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
56 Kbps 64 Kbps 80 Kbps
Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Jitter
22050 Hz 44100 Hz
96
4.5.3. Pengujian Throughput
Throughput adalah kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang
sukses diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh
durasi interval waktu tersebut.
Throughput dapat dihitung dengan rumus:
Throughput =Paket data yang diterima
Lama pengamatan
= 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
𝐵𝑦𝑡𝑒𝑠𝑆𝑒𝑐
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑓𝑖𝑟𝑠𝑡 & 𝑙𝑎𝑠𝑡 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 (Sec)
Berikut adalah pengujian Throughput dengan 16 variasi transfer rate:
a. Pengujian pada transfer rate 40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (4992.235/54.81) = 91.08255793 bps = 0.728660463 Kbps
b. Pengujian pada transfer rate 48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (5978.192/57.207)=104.5010576 bps = 0.836008461 Kbps
c. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (6981.803/59.042) = 118.2514651 bps = 0.94601172 Kbps
d. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
97
= (8134.189/58.852) = 138.2143173 bps = 1.105714538 Kbps
e. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (10421.927/59) = 176.6428305 bps = 1.413142644 Kbps
f. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (8155.315/58.646) = 139.0600382 bps = 1.112480306 Kbps
g. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (8578.638/59.758) = 143.5563105 bps = 1.148450484 Kbps
h. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (10401.844/59.115) = 175.9594688 bps = 1.407675751 Kbps
i. Pengujian pada transfer rate 96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (12077.517/59.09) = 204.3918937 bps = 1.63513515 Kbps
j. Pengujian pada transfer rate 112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (14712.833/59.667) = 246.5824157 bps = 1.972659326 Kbps
k. Pengujian pada transfer rate 128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (17120.323/59.477) = 287.8477899 bps = 2.302782319 Kbps
l. Pengujian pada transfer rate 160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
98
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (19806/59.37) = 333.6028297 bps = 2.668822638 Kbps
m. Pengujian pada transfer rate 192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (26451.079/58.568) = 451.6302247 bps = 3.613041798 Kbps
n. Pengujian pada transfer rate 224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (29487.51/59.461) = 495.9134559 bps = 3.967307647 Kbps
o. Pengujian pada transfer rate 256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (34592.633/58.828) = 588.0300707 bps = 4.704240566 Kbps
p. Pengujian pada transfer rate 320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput = Paket data yang diterima / Lama pengamatan
= (41288.655/59.314) = 696.103028 bps = 5.568824224 Kbps
99
Dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut,
Tabel 8 Hasil uji coba Throughput
Transfer rate Throughput
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.728660463
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.836008461
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.94601172
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo 1.105714538
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo 1.413142644
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo 1.112480306
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo 1.148450484
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo 1.407675751
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo 1.63513515
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo 1.972659326
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo 2.302782319
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo 2.668822638
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo 3.613041798
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo 3.967307647
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo 4.704240566
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo 5.568824224
Dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut,
Gambar 4.16 Grafik hasil uji coba Throughput
0.728660463
0.836008461
0.94601172
1.105714538
1.413142644
1.112480306
1.148450484
1.407675751
1.63513515
1.972659326
2.302782319
2.668822638
3.613041798
3.967307647
4.704240566
5.568824224
0 1 2 3 4 5 6
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Throughput (Kbps)
Tran
sfer
rat
e
100
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Throughput terbesar adalah pada
transfer rate 320 Kbps, yaitu sebesar 5.568824224 Kbps. Dan Throughput
terkecil pada transfer rate 40 Kbps, yaitu sebesar 0.728660463 Kbps.
Pada transfer rate 56 Kbps, 64 Kbps dan 80 Kbps, nilai Throughput juga
berubah ketika frekuensi naik dari 22050 Hz menjadi 44100 Hz. Sebagaimana
diperlihatkan dalam grafik berikut,
Gambar 4.17 Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Throughput
Hal ini membuktikan bahwa frekuensi (Hz) juga mempengaruhi
Throughput dalam transfer data streaming.
4.5.4. Pengujian Packet loss
Packet loss adalah jumlah paket data yang hilang per detik. Packet loss
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mencakup penurunan signal dalam
media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang
menolak untuk transit, dan kesalahan perangkat keras jaringan.
0.946011721.105714538
1.413142644
1.1124803061.148450484
1.407675751
0
0.5
1
1.5
56 Kbps 64 Kbps 80 Kbps
Pengaruh Frekuensi (Hz) terhadap Throughput
22050 Hz 44100 Hz
101
Packet loss dapat dihitung dengan rumus:
Packet loss =Paket data dikirim − paket data diterima
Paket data dikirim X 100 %
Tabel 4.6 adalah tabel yang menunjukkan standar kualitas Packet Loss
berdasarkan ITU-T,
Tabel 4.9 Standar kualitas Packet Loss berdasarkan ITU-T G.1010
Packet loss
Standard
Category Packet loss
Excellent 0 %
Good 1 – 3 %
Poor 4 – 15 %
Unnaceptable > 16 %
Berikut adalah pengujian Packet Loss dengan 16 variasi transfer rate:
a. Pengujian pada transfer rate 40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (199 - 198) / 199 = 0.502512563 %
b. Pengujian pada transfer rate 48 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (248 - 247) / 248 = 0.403225806 %
c. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
102
= (301 - 300) / 301 = 0 %
d. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (346 - 345) / 346 = 0.289017341 %
e. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (435 - 434) / 435 = 0.229885057 %
f. Pengujian pada transfer rate 56 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (340 - 339) / 340 = 0.294117647 %
g. Pengujian pada transfer rate 64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (364 - 363) / 364 = 0 %
h. Pengujian pada transfer rate 80 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (435 - 434) / 435 = 0.229885057 %
i. Pengujian pada transfer rate 96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (502 - 501) / 502 = 0.199203187 %
j. Pengujian pada transfer rate 112 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (607 - 606) / 607 = 0 %
k. Pengujian pada transfer rate 128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
103
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (705 - 704) / 705 = 0.141843972 %
l. Pengujian pada transfer rate 160 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (813 - 812) / 813 = 0 %
m. Pengujian pada transfer rate 192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (1066 - 1065) / 1066 = 0 %
n. Pengujian pada transfer rate 224 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (1206 - 1205 ) / 1206 = 0 %
o. Pengujian pada transfer rate 256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (1390 - 1389) / 1390 = 0 %
p. Pengujian pada transfer rate 320 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss = ((Packet sent – Packet received) / Packet sent) * 100%
= (1674 - 1673 ) / 1674 = 0 %
104
Dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut,
Tabel 10 Hasil uji coba Packet Loss
Transfer rate Packet Loss
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.502512563
48 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.403225806
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0
64 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.289017341
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo 0.229885057
56 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.294117647
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
80 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.229885057
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.199203187
112 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0.141843972
160 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
224 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
320 Kbps, 44100 Hz, Stereo 0
Dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut,
Gambar 4.18 Grafik hasil uji coba Packet Loss
0.5025125630.403225806
00.289017341
0.2298850570.294117647
00.229885057
0.1992031870
0.14184397200000
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
40 Kbps, 22050 Hz, Stereo
56 Kbps, 22050 Hz, Stereo
80 Kbps, 22050 Hz, Stereo
64 Kbps, 44100 Hz, Stereo
96 Kbps, 44100 Hz, Stereo
128 Kbps, 44100 Hz, Stereo
192 Kbps, 44100 Hz, Stereo
256 Kbps, 44100 Hz, Stereo
Packet loss (%)
Tran
sfer
rat
e
105
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Packet Loss terbesar adalah 1 paket
dari semua paket yang terkirim. Sehingga berdasarkan standar ITU-T G.1010
pada tabel 4.6, semua transfer rate masuk dalam kategori Excellent dengan
prosentase paket gagal tidak lebih dari 1%.
4.5.5. Pengujian Tambahan
Pengujian tambahan dilakukan untuk mengetahui penggunaan
bandwith dan memory oleh aplikasi streaming radio al-Umm pada perangkat
Android. Uji coba dengan capturing hasil perhitungn pada perangkat
smartphone Cyrus model GloryG1000 dengan Android version 4.2.2 dengan
lama pengamatan 60 menit. Hasilnya adalah sebagai berikut,
Gambar 4.19 Data Usage aplikasi radio al-Umm
106
Aplikasi radio al-Umm membutuhkan bandwith 20.27MB dengan
penggunaan Foreground 3.10MB dan Background 17.18MB ketika aplikasi
berjalan.
Gambar 4.20 Rincian penggunaan bandwith aplikasi
4.6. Integrasi Sains dan Agama
Dari hasil pembahasan yang telah dikaji dapat diketahui bahwa kualitas
layanan dari aplikasi streaming radio al-Umm berbasis Android sesuai dengan
standar internasional ITU-T (Telecommunication Standardization Sector of the
International Telecommunications Union). Dengan demikian bisa menjadi hujah
yang kuat terhadap orang-orang non-Muslim bahwa Islam membuktikan eksistensi
dapat memenuhi semua tantangan jaman, sekaligus sebagai bukti bahwa Al-Qur’an
terjaga hingga hari kiamat.
Aplikasi yang telah dibangun memenuhi kualitas jaringan dengan parameter
QoS (Delay, Jitter, Throughput dan Packet Loss) sesuai dengan standar ITU-T
G.1010, hal ini merupakan implementasi amal yang berkualitas sebagaimana dalam
107
surat Al-Baqarah ayat 267 ( أيها ت ما كسبتم ٱلذين ي ا أنفقوا من طيب ءامنو ) yang artinya, “Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik”. Diriwayatkan oleh Hakim, Tirmizi, Ibnu Majah dan lain-
lainnya, dari Barra’, katanya, “Ayat ini turun mengenai kita, golongan Ansar yang
memiliki buah kurma. Masing-masing menyumbangkan kurmanya, sedikit atau
banyak sesuai kemampuannya. Maka datanglah seseorang membawa satu hingga
dua tandan kurma kemudian ia gantungkan di masjid, sedangkan di masjid ada
ahlus suhfah (orang yang tinggal di masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, di
karenakan tidak memiliki tempat tinggal) yang mana mereka tidak mempunyai
makanan, di kala salah seorang dari mereka lapar, maka iapun mendatangi tandan
kurma itu, dan memukulnya dengan tongkatnya, maka jatuhlah kurma yang segar
(agak matang) dan kurma yang telah matang, kemudian iapun memakannya.
Namun orang-orang yang tidak ingin berbuat kebaikan, membawa rangkaian
kurmanya yang telah usam dan layu, ada yang telah putus dan lepas dari
tangkaiannya, lalu dia gantungkan, maka Allah pun menurunkan, ‘Hai orang-orang
yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…’” (Q.S.
Al-Baqarah 267) maknanya adalah seandainya salah seorang dari kalian
dihadiahkan seperti apa yang ia berikan tersebut (sesuatu yang jelek) maka ia tidak
akan menagambilnya kecuali dengan menutup mata dengan rasa malu. (Setelah
turun ayat itu) kami mengira (harus menginfakan ) sesuatu yang terbaik yang ia
miliki. (Al-Sofwa: 2012).
Dari penjelasan Asbabun Nuzul tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang
mukmin harus memperhatikan kualitas amal yang diberikan. Dalam hal ini aplikasi
108
yang dibangun telah memenuhi kualitas jaringan dengan meningkatkan kualitas
jaringan sesuai standar ITU-T, sehingga dakwah Islam juga semakin berkualitas
terutama bagi jutaan pengguna Android, sekaligus sebagai bentuk amal yang Insya
Allah mendatangkan ridha dan rahmat-Nya.
Aplikasi ini juga sebagai washilah dalam mendakwahkan Islam sebagaimana
tersebut dalam surat An-Nahl ayat 125 ( ٱلحسنة موعظة ٱل و ٱلحكمة إلى سبيل ربك ب ٱدع ), yang
artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”.
109
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan pada 16 variasi transfer rate dapat
disimpulkan:
1. Aplikasi radio al-Umm dapat dijalankan pada perangkat smartphone dengan
sistem operasi android
2. Aplikasi radio al-Umm dalam android hanya membutuhkan bandwith rata-
rata sebesar 20.27 MB selama satu jam.
3. Delay, Jitter dan Throughput juga dipengaruhi oleh besarnya frekuensi (Hz).
Hal terlihat dalam uji coba pada transfer rate 56 Kbps, 64 Kbps dan 80 Kbps,
semakin tinggi frekuensi (Hz) maka akan semakin meningkatkan kualitas
jaringan.
4. Delay dengan kategori Excellent atau Sangat Bagus berdasarkan ITU-T
G.1010 yaitu pada transfer rate 80 Kbps, 96 Kbps, 112 Kbps, 128 Kbps, 160
Kbps, 192 Kbps, 224 Kbps, 256 Kbps dan 320 Kbps, dengan nilai Delay
dibawah 150 ms. Sedangkan Delay dengan kategori Good atau Bagus yaitu
pada transfer rate 40 Kbps, 48 Kbps, 56 Kbps dan 64 Kbps, dengan rentan
nilai antara 150 ms – 300 ms.
5. Jitter dengan kategori Good atau Bagus yaitu pada semua transfer rate yang
diujikan, karena nilai hasil uji coba Jitter dibawah 20 ms.
110
6. Packet loss dengan kategori Excellent atau Sangat Bagus yaitu pada semua
transfer rate yang diujikan, karena kegagalan paket yang terkirim tidak
melebih 1 %.
7. Aplikasi radio al-Umm streaming berbasis Android memenuhi standard
ITU-T (Telecommunication Standardization Sector of the International
Telecommunications Union).
7.2. Saran
Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut yaitu dengan menambahkan
data uji coba untuk pengaruh frekuensi (Hz) terhadap QoS (Quality of Service)
pada jaringan dengan variasi transfer rate.
111
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alusi, Shihab al-Din, 1993. Rûh al-Ma’ânî, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Al-Mahalli, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad, Jalaluddin Abdurrahman bin Abi
Bakar As-Suyuti. 1414 H. Tafsir Al-Jalâlain, hal. 226. Surabaya: Maktabah
Dâr Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah Indonesia.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 1997. Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah. hal. 241/III.
Beirut: Darul Ummah.
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2005. “Al-Qur’anulkarim”. Bandung: PT. Syaamil
Cipta Media.
Al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farah. 1373 H. Tafsir Al-
Qurthubi. hal. 200/10. Kairo: Dâr Sya’b.
Al-Sofwa. 2012. Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 267-268. Jakarta: Yayasan Al-
Sofwa. http://www.alsofwa.com/20078/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-267-
268.html
(diunduh pada tanggal 15 Juni 2015).
Ath Thabari, Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid. 1420 H. Jami’ul Bayan Fi
Ta’wil Al-Qur’an. Hal.321/17. Mesir: Muassatur Risalah.
Emarketer. 2013. Internet Radio's Audience Turns Marketer Heads. eMarketer:
New York. http://www.emarketer.com/Article/Internet-Radios-Audience-
Turns-Marketer-Heads/1009652
(diunduh pada tanggal 12 Maret 2015).
Fahmi, H. 2011. Rancang Bangun Radio Streaming Request Berbasis Online pada
Radio Simfoni FM. Malang: Teknik Informatika Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Ibn Katsir, Abu Al-Fida Ibn Umar. 1420 H. Tafsir Al-Qur’an Al–Adzim, Tahqiq
oleh Samy bin Muhammad Salamah. hal. 613/IV. Madinah: Dar at-Thoyyibah
Linasyri Wa Tawji’.
International Data Corporation (IDC). 2014. Smartphone OS Market Share, Q2
2014. USA: IDC Corporate.
http://www.idc.com/prodserv/smartphone-os-market-share.jsp
(diunduh pada tanggal 28 November 2014).
Kozamernik, F., Mullane, M. 2005. An introduction to Internet Radio. Internet
Radio: EBU.
112
Majmu’ah Minal Ulama. 2000. Fatwa – fatwa Terkini Penerbit Darul Haq: Bekasi.
Microsoft. 2015. About the Wireless Hosted Network. Microsoft: Windows.
https://msdn.microsoft.com/en-
us/library/windows/desktop/dd815243%28v=vs.85%29.aspx
(diunduh pada tanggal 23 Januari 2015).
Muttaqin, L. 2010. Analisa Quality of Service pada Implementasi Web Conference
di Local Community Network dengan Wireless 802.11n. Depok: Program
Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Nurwulan, A.I., Paputungan,I.V. 2009. Perancangan Radio Streaming Edukasi
(Studi Kasus Balai Pengembangan Media Radio Yogyakarta). Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009).
Pamungkas, T.S. 2013. Perancangan Radio Streaming Berbasis Web (Studi Kasus
: Radio Streaming Lembaga Pendidikan Islam Ma’arif Walisongo).
Yogyakarta: Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer, Amikom.
Prasetyo, W. 2011. Aplikasi Radio Streaming Online pada Android Os
Menggunakan Phonegap & Jquery Mobile. Depok: Fakultas Ilmu Komputer
& Teknologi Informasi Universitas Gunadarma.
Puspitasari, F.Y., Virgono, A., Ir, MT. 2009. Internet Radio Streaming. Bandung:
Prodi Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Institut Teknologi
Telkom.
Revathi, P., Balasubramanian, R. 2009. Efficiency Analysis on QoS Multicast
routing protocols under Cross-layer Approach with Bandwidth estimated
Admission Control. International Journal of Algorithms: Computing and
Mathematics, vol 2, no 3, August 2009.
Safitri, R. 2010. Implementasi dan Analisa Perbandingan QoS pada Jaringan VPN
berbasis MPLS Menggunakan Routing Protokol RIPV2, EIGRP dan OSPF
terhadap Tunneling IPSEC untuk Layan IP-Based Video Conference. Depok:
Program Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Santosa, A. 2008. Hasil survey pendengar radio Bandung.
http://radioclinic.com/2008/04/29/hasil-survey-pendengar-radio-bandung/
(Diunduh pada tanggal 1 Desember 2014).
Shaleh, Qamaruddin, dkk. 1992. Asbabun Nuzul; Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an. hal.189. Bandung: Diponegoro.
113
Statista. 2015. Online activities: Number of internet users who listen to online radio
within the last month in the United States (USA) from spring 2008 to spring
2014 (in millions). Statista, Inc: New York.
http://www.statista.com/statistics/228722/internet-users-who-listen-to-
online-radio-within-the-last-month-usa/
(diunduh pada tanggal 12 Maret 2015).
Suryadhi, A. 2014. Android yang Menggigit!. Detik: inet.
http://inet.detik.com/read/2014/05/23/113001/2590524/317/1/android-yang-
menggigit
(diunduh pada tanggal 28 November 2014).
Sugiantoro, B., Maulida D. 2007. Aplikasi penyadap telepon dengan memanfaatkan
teknologi radio stream berbasis web. Psosiding SNATI 2007 : Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz, dkk, 2007. Fatwa-Fatwa Terkini.
Jakarta: Penerbit Darul Haq.
Thiotrisno, A. 2011. Implementasi Quality of Service pada Jaringan IMS dengan
Prioritas Paket. Depok: Program Studi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Weitz, J. 2009. Best Practices for Cataloging Streaming Media. OLAC: Cataloging
Policy Committee Streaming Media Best Practices Task Force.
Yonathan, B., Yoanes, B., Armein Z.R., Langi. 2011. Analisis Layanan (Qos)
Audio-Video Layanan Kelas Virtual di Jaringan Digital Learning Pedesaan.
Bandung: DSP Research and Technology Group KK Teknologi Informasi,
Sekolah Teknik Elektro danInformatika Institut Teknologi Bandung.
Yuksel, M.; Ramakrishnan, K. K.; Kalyanaraman, S.; Houle, J. D.; Sadhvani, R.
(2007). IEEE International Workshop on Quality of Service. Evanston, IL,
USA. pp. 109–112.
LAMPIRAN
Hasil pengamatan lalulintas data menggunakan Wireshark
No Transfer Rate 208.84.135.168 - 192.168.1.4
Kbps Hz Mode packets between first & last Avg. packet/sec Avg. packet size (bytes) Avg. bytes/sec Avg. Mbit/sec
1 40 22050 stereo 199 54.81 3.631 1375 4992.235 0.04
2 48 22050 stereo 248 57.207 4.335 1379 5978.192 0.048
3 56 22050 stereo 301 59.042 5.098 1369 6981.803 0.056
4 64 22050 stereo 346 58.852 5.879 1384 8134.189 0.065
5 80 22050 stereo 435 59 7.373 1414 10421.927 0.083
6 56 44100 stereo 340 58.646 5.797 1407 8155.315 0.065
7 64 44100 stereo 364 59.758 6.091 1408 8578.638 0.069
8 80 44100 stereo 435 59.115 7.359 1414 10401.844 0.083
9 96 44100 stereo 502 59.09 8.496 1422 12077.517 0.097
10 112 44100 stereo 607 59.667 10.173 1446 14712.833 0.118
11 128 44100 stereo 705 59.477 11.853 1444 17120.323 0.137
12 160 44100 stereo 813 59.37 13.694 1446 19806 0.158
13 192 44100 stereo 1066 58.568 18.201 1453 26451.079 0.212
14 224 44100 stereo 1206 59.461 20.282 1454 29487.51 0.236
15 256 44100 stereo 1390 58.828 23.628 1464 34592.633 0.277
16 320 44100 stereo 1674 59.314 28.223 1463 41288.655 0.33
Standar kualitas Delay berdasarkan ITU-T G.1010
Delay
(Latency)
Standard
Category Delay
Excellent < 150 ms
Good 150 – 300 ms
Poor 300 – 450 ms
Unnaceptable > 450 ms
Standar kualitas Jitter berdasarkan ITU-T G.1010
Jitter
Standard
Category Jitter
Good 0 – 20 ms
Medium 21 – 50 ms
Poor > 50 ms
Standar kualitas Packet Loss berdasarkan ITU-T G.1010
Packet loss
Standard
Category Packet loss
Excellent 0 %
Good 1 – 3 %
Poor 4 – 15 %
Unnaceptable > 16 %