Rancang Bangun Alat Pemantau Tetes Infus dan Suhu...
Transcript of Rancang Bangun Alat Pemantau Tetes Infus dan Suhu...
i
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU BADAN
DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO
Oleh,
Mozes Lawa
NIM: 192009035
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih karunia dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Keluarga tercinta ibu, bapak, kakak dan adik saya, serta kekasih tercinta Dina Sonya N.M yang
selama ini terus mendoakan, memberikan dukungan baik materil, semangat dan perhatian
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Bapak Dr. Suryasatriya Trihandaru, S.Si., M.Sc.nat. selaku dosen pembimbing utama atas waktu,
tenaga, kritik dan saran serta wejangan-wejangannya dari awal hingga akhir sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Made Rai Suci Shanti, N.A., S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran, motivasi, dan berbagi pengalaman.
Membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penelitian hingga tugas akhir ini selesai.
4. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika: Bapak Suryasatriya
T., Bapak Andreas Setiawan, Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Ibu Marmi
Sudarmi, Bapak Ferdi S. Rondonuwu, Bapak Wahyu H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora
Natalia S., dan Bapak Alva atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama
kuliah.
5. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW
atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan.
6. Sahabat-sahabat tercinta saya yaitu teman-teman ASKARSEBA asrama mahasiswa UKSW buce,
winfrid, nelis, nexon, markus, k salo, k elfri, ardi, dll. Terimakasih atas segala bantuan dan
semangat yang kalian berikan.
7. Terikasih untuk kampus UKSW yang telah memberikan saya kesempatan untuk menimbah ilmu
dan merasakan banyak pengalaman.
8. Segenap pihak yang turut membantu dan terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan
tugas akhir ini.
vii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi
perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata yang kurang berkenan di
hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Salatiga, September 2015
Penulis
viii
MOTTO
“Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal" (Yeremia 10:10a)
“Kesempatan selalu datang pada kita namun jangan berharap pada
keberuntungan semata, berusahalah senantiasa untuk kesuksesan
yang sesunguhnya ”
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ............................................................................................. iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ......................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU BADAN
DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO
Abstrak……………………………………………………………………….. .................................. 1
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Landasa Teori .................................................................................................... 2
Bahan dan Metode Penelitian…………………………………………………………….. ......... 3
Hasil Dan pembahasan ...................................................................................... 5
Kesimpulan ........................................................................................................ 6
Saran…………………………………………………………………………. 6
Daftar Pustaka .................................................................................................. 7
1
RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU TETES INFUS DAN SUHU
BADAN DENGAN TAMPILAN DIGITAL BERBASIS ARDUINO UNO
Mozes Lawa2, Made Rai Suci Shanti
1,2, Suryasatriya Trihandaru
1
1Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
2 Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga (50711)
Abstrak
Dalam dunia medis, pemberian infus adalah tindakan medis yang sering di
lakukan. Fungsi dari infus sendiri adalah memberikan cairan berupa nutrisi serta
obat pada pasien secara konstan dalam waktu dan dosis yang ditentukan dokter.
Cairan infus biasanya dimasukan melalui pembuluh darah vena pada tangan, kaki
dan kepala pasien. Jumlah tetesan infus yang dimasukan ke tubuh pasien,
biasanya tergantung kondisi dan penyakit pasien sesuai dengan anjuran dokter.
Pengaturan jumlah tetes infus per menit ini dilakukan oleh perawat secara manual.
Perawat bertuga juga harus senantiasa memantau tetesan infus apakah masih
stabil atau tidak. Terkadang kondisi infustidak sesuai dengan resob doker padahal
pemberian dosis infus yang tidak sesuai bisa menimbulkan efek negatif pada
pasien. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam
tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme.
Untuk penyakit tertentu seperti demam berdarah, suhu badan pasien harus
senantiasa dipantau oleh perawat.
Pada penelitian, dibuat sebuah alat yang memiliki 2 fungsi yaitu memantau tetes
infus pasien dan dibandingkan dengan dosis alat standar serta memantau suhu
badan pasien secara berkala. Alat ini juga dilengkapi dengan alarm pengingat.
Hal ini bertujuan agar, apabila tetes infus atau suhu badan pasien melewati
toleransi yang telah ditetapkan, maka alarm yang dipasang akan berbunyi. Sistem
yang secara realtime dimonitoring oleh perawat ini dapat mengurangi
permasalahan yang timbul karena kelalaian, sehingga perawat tidak secara
manual dalam mengatur kecepatan tetesan infus dan meningkatkan pelayanan
kepada pasien.
Kata kunci: arduino, infus, suhu, sensor,buzzer
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia medis, infus adalah tindakan
medis yang sering digunakan. Fungsi dari infus
sendiri adalah memberikan cairan berupa nutrisi
serta obat pada pasien secara konstan dalam
waktu dan dosis yang di sarankan dokter. Cairan
infus biasanya dimasukan melalui pembuluh
darah pada tangan, kaki dan kepala pasien.
Jumlah tetesan infus yang dimasukan ke tubuh
pasien, biasanya tergantung kondisi dan penyakit
pasien sesuai dengan anjuran dokter. Pengaturan
jumlah tetes infus per menit ini dilakukan oleh
perawat secara manual. Perawat juga harus
senantiasa memantau tetesan infus apakah masih
stabil atau tidak. Terkadang kondisi infuse tidak
sesuai dengan dosis yang ditetapkan padahal
pemberian dosis infus yang tidak sesuai bisa
menimbulkan efek negatif pada pasien.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai
kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi
melalui metabolisme. Untuk penyakit tertentu
seperti demam berdarah, suhu badan pasien harus
senantiasa dipantau oleh perawat. Dengan
demilian perawat selalu membawa termometer ke
ruangan pasien untuk memeriksa suhu pasien.
Pemeriksaan suhu dengan termometer
2
digitaladalah dengan dijepit diketiak, dibawah
lida atau dubur pasien, hal ini akan sangat
merepotkan perawat apabila pasien sedang
tertidur, apalagi pada bagian ketiak dan dalam
mulut. Jika terjadi hal seperti ini, bisa saja akan
menunda pemeriksaan.
Atas dasar masalah yang telah diungkapkan
pada paragraf pertama dan kedua, maka
diperlukan sebuah alat yang bisa membantu
perawat untuk memantau kondisi suhu badan
pasien secara berkala, sehingga perawat tidak
perlu membawa termometer serta tidak
mengganggu kenyamanan pasien yang sedang
tidur. Diperlukan juga alat yang bisa memantau
kondisi tetes infus apakah masih sama dengan
dosis yang telah ditetapkan atau sudah berubah.
Pada penelitian kali ini, dihasilkan sebuah
alat yang memiliki 2 fungsi yaitu memantau tetes
infus pasien dan dibandingkan dengan dosis yang
telah ditetapkan serta memantau suhu badan
pasien secara berkala. Alat ini juga dilengkapi
dengan alarm pengingat. Hal ini bertujuan agar,
apabila tetes infus atau suhu badan pasien berada
dalam kondisi kristis atau melewati toleransi yang
telah ditetapkan, maka alarm yang dipasang
sebagai indikator akan mengingatkan perawat
yang bertugas supaya cepat mengambil tindakan.
II. LANDASAN TEORI
PRINSIP KERJA INFUS
Prinsip kerja dari infus sama dengan sifat
dari air yaitu mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah sebab ditarik oleh gaya
grafitasi bumi. Pada sistem alat infus, terdapat
sebuah klem yang dapat mengatur laju tetesan per
menit. Perawat akan mengatur jumlah tetes per
menit sesuai dari dosis yang telah diberikan oleh
dokter.
Gambar 1. Prinsip kerja infus
ARDUINO UNO
Arduino uno adalah sebuah board
microcontroler yang dapat diprogram sesuai
keinginan. Arduino uno memiliki 14 pin I/O,
serta 6 buah pin sebagai input analog. Arduino
adalah sebuah platform dari physical computing
yang bersifat open source.
Gambar 2. Board arduino uno (sumber :
www.convict.lu/htm/rob/ir_us.htm)
Tabel 1 . data seet board Arduino
Mikrokontroler ATmega328
Tegangan
pengoperasian
5V
Tegangan input yang
di sarankan
7V-12V
Batas tegangan input 6V-20V
Jumlahl pin I/O 14 pin (6 di antaranya
adalah keluaran PWM)
Jumlah pin input
analog
6 pin
Arus dc tiap pin I/O 40 mA
Arus dc untuk pin
3,3 V
50 mA
Memori flash 32 KB (ATmega328)
sekitar 0,5 KB di gunakan
sebagai boot loader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock 16 Hz
SENSOR SUHU LM 35DZ
LM35DZ adalah sebuah sensor suhu yang
outputnya sudah dalam celcius yang memiliki
kemampuan penginderaan suhu dari -550C
sampai 1500C. IC LM35DZ akan
mengkonversikan besaran suhu menjadi besaran
tegangan. Dimana IC LM35DZ ini akan
mengeluarkan tegangan pada kaki 2 sebagai
3
output sebesar 10mV untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10C.
Gambar 3. Sistem minimum LM35DZ
SENSOR PHOTODIODA
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang
nilai resistansinya berubah-ubah apabila
intensitas cahaya yang mengenai photodioda
berubah-ubah. Dalam gelap nilai tahanannya
sangat besar, sehingga tidak ada arus yang
mengalir. Semakin besar intensitas cahaya yang
mengenai photodioda, maka nilai resistansinya
semakin kecil sehingga arus yang mengalir
semakin besar. Photodioda lebih peka terhadap
cahaya infrared dari pada cahaya tampak.
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang semua kegiatan
yang telah dilakukan pada penelitian, baik alat,
bahan, pengujian maupun pengukuran.
Bahan
Dalam penelitian digunakan bahan-bahan
untuk merangcang alat pemantau tetes infus dan
suhu badan dengan tampilan digital serta alarm
pengingat. Bahan utama yang digunakan adalah,
board Arduino uno, LCD 16 x 2, keypad 4 x 4,
sensor suhu LM35, sensor cahaya photodioda,
buzzer, serta rangkaian komperator-histerisis.
Alat ukur yang dipakai adalah multimeter,
berfungsi sebagai pengukur nilai tegangan
keluaran untuk masing-masing sensor. Dipakai
pula sebuah termometer digital yang telah
beredar di pasaran bertujuan untuk
membandingkan alat yang dibuat dengan suhu
yang terukur pada termometer digital.
Tabel 2 . Alat dan bahan yang digunakan dalam penilitian
No Bahan Jumlah keterangan
1 Leptop 1 Pengkodingan program
2 Arduino Uno 1 Board programing
3 LCD 16x2 1 Sebagai output
4 Keypad 4x4 1 Input nilai tetes seharusnya
5 LM35 1 IC untu sensor suhu
6 Photodiopda 1 Sensor pendeteksi tetes
7 LED Infrared 1 Sumber photodiode
8 Komperator-
histerisis
1 Penghindar nois untuk
photodioda
9 Penguat lm35 1 Kalibrasi lm35 untuk
deteksi suhu badan
Metode Penelitian
Secara umum metodologi rancangan
penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Langkah
pengerjaan penelitian tersebut dapat dilihat
melalui diagram blok.
Gambar 4. Skema rancangan penelitian
Rangkaian pengkondisi sinyal
Dua buah resistor 150K yang diparalel
membentuk resistor 75K yang diseri dengan
kapasitor 1uF. Rangkaian RC-Seri ini merupakan
rekomendasi dari pabrik pembuat LM35.
Sedangkan resistor 1K5 dan kapasitor 1nF
membentuk rangkaian passive low-pass filter
4
dengan frekuensi 1 kHz. Tegangan keluaran filter
kemudian diumpankan ke penguat tegangan tak-
membalik dengan faktor penguatan yang dapat
diatur menggunakan resistor variabel. Dengan
rangkaian ini, terbukti tegangan keluaran
rangkaian ini jauh lebih stabil dibandingkan
tegangan keluaran rangkaian dasar. Dengan
demikian akurasi pengukuran telah dapat
ditingkatkan. Tegangan keluaran dari pengkondisi
sinyal dapat langsung diumpankan ke ADC pada
arduino.
Gambar 5. Rangkaian pengkondisi sinyal LM35
Sensor photodioda
Untuk rangkaian led-infrared dan photodioda
rangkai terpisah, dengan kabel yang panjang agar
dapat dipasang pada botol infus yang telah
digantung.
Gambar 6. Rangkaian sensor photodioda
Komperator-histerisis
Membuat rangkaian komperator dengan
histerisis untuk photodioda. Pada gambar Vinput
merupakan V dari photodioda yang masuk ke
komperator. Vcc adalah 5v yang merupakan
tegangan dari arduino, dan Vout masuk ke board
arduino.
Gambar 7. Kooperator - histerisis menggunakan IC
LM339
LCD (Liquid Crystal Display)
Untuk dapat menampilkan data karakter ke
LCD maka koneksi mikrokontroller dan LCD
dapat dijelaskan sebagai berikut. Data masukan
untuk penampil LCD diberikan melalui pin
output 3-8 pada arduino. Sedangkan untuk
mengontrol LCD Pada rangkaian display
dipasang komponen potensio meter 5K Ohm
yang berfungsi sebagai pengatur kecerahan dari
LCD. Sumber tegangan yang diberikan sebesar 5
V.
Setelah semua rangkaian sudah siap, maka
berikut yang dilakukan adalah memasang semua
sensor, LCD, buzzer, dan keypad pada board
arduino. Pekerjaan selanjutnya adalah proses
pengkodingan program.
Gambar 8. Rancangan alat yang telah siap menuju ke
tahap pengkodingan program
Proses pengkodingan menggunakan Software
yang telah disediakan oleh perusahaan arduino,
yang dapat kita download secara gratis pada situs
arduino. Bahasa yang digunakan untuk proses
pengkodingan program adalah bahasa C, namun
pada arduino lebih memudahkan penguna, kerena
telah tersedia berbagai library sehingga
memudahkan dalam proses pengkodingan.
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran suhu
Pengukuran dilakukan dengan memberikan
panas dengan suhu tertentu pada sensor LM35
dan diukur dengan tegangan output yang
dihasilkan. Kemudian dibandingkan dengan
tegangan output sensor LM 35 dari data book.
Pada saat suhu 0
C, output sensor LM35
mengeluarkan tegangan 0 volt. Setiap kenaikan
10
C, output sensor LM35 akan naik sebesar 10
mVolt. Sensor LM35 membutuhkan power
supply sebesar 5 volt. Pada penilitian ini
menggunakan tegangan 5 volt yang merupakan
keluaran dari Arduino.
Untuk mengetahui nilai error dari sensor
LM35 di gunakan persamaan
( ) ( )
( ) )
Tabel 3 . Pengukuran Sensor LM35 (merupakan kisaran
suhu orang dalam kondisi stabil dan sakit)
SUHU
(0C)
OUTPUT
LM35 (mV)
OUTPUT
LM35 Dari
databook
(mV)
Error
32 316 320 1,25
33 322,6 330 2,24
34 345 340 1,45
35 354 340 1,45
36 362 360 0,55
37 375 370 1,35
38 384 380 1,05
39 389 390 2,56
40 403 400 0,75
41 409 410 0,25
42 416 420 1,25
Dari data pada tabel 3, di dapat rata-rata nilai
error sensor LM35 sebesar 1,29 %.
Tabel 4 merupakan data hasil pengukuran suhu
badan dengan alat yang di buat, serta data
pengukuran dengan Termometer digital yang
beredar di pasara. Pada tabel terlihat bahwa rata
pengukuran tiap sampel adalah P1=36,74
,P2=36,64 dan P3=36,73. Hasil tersebut akan di
bandingkan dengan pengukuran oleh TS
Terlihat bahwa selisih nilai antara dua alat ini
yang merupakan pengukuran sampel P1, P2, P3
adalah :
)
Tabel 4 . Data pengukuran Suhu pasien dengan alat
penantau suhu badan yang telah di buat.
P1 P2 P3
TS T Alat TS T Alat TS T Alat
Ke-1 36,6 36,64 36,6 36,86 36,6 36,86
Ke-2 36,54 36,54 36,54
Ke-3 37 37,24 36,86
Ke-4 36,54 36,54 37
Ke-5 36,86 36,86 36,54
Ke-6 36,76 35,86 36,76
Ke-7 36,86 36,86 36,54
Rata-rata
36,74 36,68 36,73
Keterangan :
P1 : Pengukurang pasien 1
P2 : Pengukurang pasien 2
P3 : Pengukurang pasien 3
TS : Termometer digital yang telah beredar di pasaran
T Alat : Termometer yang di rancang dari LM 35
Pendeteksi tetes infus
Untuk pengujian perhitungan kebenaran tetes per
menit pada alat yang dirancang maka dilakukan
pengambilan data pada setingan tetes per menit
antara 20 tetes, 30 tetes, 60 tetes dan 120 tetes
permenit. Terlebih dahulu infus diseting tetes
permenit secara manual dengan bantuan alat
berupa jam tangan. Pada data ini bertujuan untuk
mencari tahu apakah ada selisih jumlah tetes real
time dengan jumlah tetes yang sudah ditetapkan.
6
Pada tabel 5.a dan 5.b terlihat bahwa tidak ada
selisih antara perhitungan alat dengan jumlah
tetes yang telah diatur karena itu buzzer berada
dalam keadaan off.
Tabel 5.a. Pendeteksi untuk 20 tetes
pengukuran hitungan Sensor Arduino
Selisih perhitungan
buzzer
Ke-1 20 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-2 20 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-3 20 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-4 20 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Tabel 5.b. Pendeteksi untuk 30 tetes
Pengukuran Hitungan Sensor Arduino
Selisih perhitungan
buzzer
Ke-1 30 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-2 30 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-3 30 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-4 30 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Proses pengambilan data pemantauan tetes infus
tidak langsung ditancapkan jarum infus kepada
pasien, maka pada pengambilan data untuk 60
tetes dan 120 tetes permenit, jarum infus diganti
dengan jarum yang berdiameter lebih kecil. Hal
ini bertujuan sebagai perlakukan seolah-olah
infus berada dalam keadaan tersumbat.
Pada program alat telah ditetapkan toleransi tetes
untuk menyalakan alarm (buzzer) yang berada
pada rentang -3 tetes permenit dan +3 tetes
permenit. Jika infus berada dalam keadaan
tersebut maka buzzer akan menyala.
Pada tabel 5.c dan 5.d, terlihat bahwa apabila
terjadi penyumbatan pada infus maka alarm akan
berbunyi yang bertujuan untuk memperingatkan
perawat yang bertugas untuk sesegera mungkin
mengambil tindakan.
Tabel 5.c. Pendeteksi untuk 60 tetes pada keadaan infuse
mengalami penyumbatan
Pengukuran Hitungan Sensor Arduino
Selisih perhitungan
buzzer
Ke-1 58 tetes/menit
2 tetes/menit Off
Ke-2 57 tetes/menit
3 tetes/menit On
Ke-3 57 tetes/menit
3 tetes/menit On
Ke-4 57 tetes/menit
3 tetes/menit On
Tabel 5.d. Pendeteksi untuk 120 tetes pada saat infuse
mengalami penyumbatan
Pengukuran Hitungan Sensor Arduino
Selisih perhitungan
buzzer
Ke-1 120 tetes/menit
0 tetes/menit Off
Ke-2 116 tetes/menit
4 tetes/menit On
Ke-3 116 tetes/menit
4 tetes/menit On
Ke-4 116 tetes/menit
4 tetes/menit On
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan analisa yang telah
dilakukan pada perancangan alat pemantau tetes
infus dan suhu badan dengan tampilan digital
berbasis arduino uno dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tugas akhir ini telah berhasil
merealisasikan perangkat pemantau
tetesan infus sekaligus suhu badan pasien
dengan tampilan digital.
2. Sistem yang direalisasikan sudah bersifat
realtime.
3. Buzzer akan bunyi disaat kecepatan tetes
lebih lambat 3 tetes/menit atau lebih cepat
3 tetes/menit dari kecepatan yang sudah
ditentukan.
Saran
Pengembangan selanjutnya untuk
memaksimumkan kerja dari alat pemantauan tetes
infuse dan suhu badan :
1. Rangkayan komperator histerisis harus
lebih baik lagi karena pada alat ini, di
tempat yang sangat terang sensor
photodiode mengalami kesulitan dalam
membaca tetes infus.
2. Penggunaan sensor tambahan pada botol
infus akan lebih baik karena dapat
mengetahui kapan infus akan habis
3. Memanfaatkan teknologi untuk memantau
suhu badan dan tetes infus menggunakan
handphone
7
VI. REFERENSI
Artikel jurnal
1. Fikri. 2013. Rancang Bangun Prototipe
Monitoring Suhu Tubuh Manusia
Berbasis O.S Android Menggunakan
Koneksi Bluetooth. TEKNIK POMITS
2. D.F. Anggraini. 2012. Pengembangan
Sistem Monitoring Tetesan Infus Pada
Ruang Perawatan Rumah Sakit, Tersedia
di, http:www.Distrodoc.com/287211,
diakses 2 Mei 2015.
3. Rahmawati. 2012. Rancang bangun alat
pengukur suhu tubuhdengan tampilan
digital dan keluaran suara berbasis
mikrokontroller avr ATmega 8535.
Monitor, Vol , No. 1
4. Kokoh S A. 2011. Rancang bangun alat
pengaturan jumlah tetes pada pasien dan
monitoring jarak jauh dengan PC. ITS.
5. Djuandi. 2011. Pengenalan arduino. Dari
www.tokobuku.com
6. Texas Instruments. 2015. LM35 Pecision
Centigrade Temperature Sensors.
7. Yusmaninita. 2009. Rasionalitas
penggunaan obat. RSUP. H. Adam Malik
Buku
1. Michael Margolts. 2012. Arduino
CookBook. ISBN: 978-1-449-31387-6
2. Kimmo Karvinen & Tero Karvinen. 2014.
Measure the World with Electronics,
Arduino, and Raspberry Pi. ISBN: 978-1-
449-36708-4