Radiasi Ionizing Dan Non
-
Upload
zulfalusiana -
Category
Documents
-
view
78 -
download
4
description
Transcript of Radiasi Ionizing Dan Non
RADIASI IONIZING DAN NON-IONIZING
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan)
Oleh :
ZULFA LUSIANA
120210102003
Kelas : B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan dan evolusi sumber energy matahari, mengubah iklim
global bumi serta pancaran energi yang kuat, sejalan dengan hal tersebut pula
terjadi pada kosmis; radiasi kosmis, serta akbat positif dan dampak
negatifnya.Perubahan fenomena alam ini serta akibat negative yang timbul
darinya perlu diantisipasi sehingga akibat negative yang ditimbulkan dapat
diminimumkan.
Berbagai isu muncul akibat pengaruh radiasi di alam, baik kajian
ilmiah oleh para ahli di bidangnya, serta opini masyarakat tentang hal tersebut.
Radiasi pun bermacam, oleh alam, gelombang elektromagnetik atau
sejenisnya.
Perkembangan jaman yang semakin maju membuat orang berupaya
untuk mengembangkan penemuan-penemuan baru terutama dalam teknologi
komunikasi. Untuk mempermudah komunikasi dengan sesama yang terpisah
oleh jarak yang cukup jauh ditemukan telepon. Telepon merupakan alat
telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik.
Telepon mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, mulai dari pesawat
telepon dengan menggunakan kabel (konvensional) sampai telepon nir kabel
atau biasa disebut telepon seluler. Telepon seluler merupakan alat komunikasi
dua arah dengan menggunakan gelombang radio yang juga dikenal dengan
radio frekuensi (RF), suara yang kita keluarkan saat menelpon atau melakukan
panggilan akan direkam dalam sebuah kode tertentu melalui gelombang radio
kemudian gelombang tersebut diteruskan melalui antenna telepon seluler
menuju base station terdekat
Sistem telekomunikasi di Indonesia diramaikan dengan hadirnya
telepon genggam atau telepon selular digital tipe GSM (Global System for
Mobile communications).Sampai saat ini banyak perdebatan mengenai
dampak yang ditimbulkan oleh pancaran atau radiasi gelombang
elektromagnetik dari telepon seluler.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana karakteristik dan jenis radiasi ionizingtik?
1.2.2 Bagaimana sumber radiasi ionizing?
1.2.3 Bagaimana dampak kesehatan dan lingkungan oleh radiasi ionizing?
1.2.4 Bagaimana pemanfaatan radiasi ionizing dalam perkembangan
teknologi?
1.2.5 Bagaimana karakteristik dan jenis radiasi non ionizingtik?
1.2.6 Bagaimana sumber radiasi non ionizing?
1.2.7 Bagaimana dampak kesehatan dan lingkungan oleh radiasi non
ionizing?
1.2.8 Bagaimana pemanfaatan radiasi non ionizing dalam perkembangan
teknologi
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui karakteristik dan jenis radiasi ionizingtik.
1.3.2 Mengetahui sumber radiasi ionizing.
1.3.3 Mengetahui dampak kesehatan dan lingkungan oleh radiasi ionizing.
1.3.4 Mengetahui pemanfaatan radiasi ionizing dalam perkembangan
teknologi.
1.3.5 Mengetahui karakteristik dan jenis radiasi non ionizingtik.
1.3.6 Mengetahui sumber radiasi non ionizing.
1.3.7 Mengetahui dampak kesehatan dan lingkungan oleh radiasi non
ionizing.
1.3.8 Mengetahui pemanfaatan radiasi non ionizing dalam perkembangan
teknologi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik dan Jenis Radiasi Ionizingtik
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan
energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa harus membutuhkan medium,
misalnya perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang
radio. Dikenal dua jenis radiasi, yaitu radiasi pengion (ionizing radiation) dan
radiasi nonpengion (non-ionizing radiation).
Radiasi itu sendiri adalah pemancaran dan perambatan gelombang yang
membawa tenaga melalui ruang atau zat, misalnya pemancaran dan perambatan
gelombang elektromagnetik, gelombang bunyi, penyinaran. Dalam
pembagiannya, radiasi dibedakan atau di kategorikan menjadi 2 yaitu radiasi
ionizing dan non-ionizing.
Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk
menghasilkan sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul – molekul dan
atom. jenis - jenis dari radiasi ionizing adalah radiasi sinar alpha (α), radiasi sinar
beta (β) dan radiasi sinar gamma (γ).
a) Alpha (inti helium)
Karakteristik dan sifat dari radiasi sinar alpha itu sendiri mempunyai inti
atom helium yang bermuatan positif 2 dan mempunyai berat massa 4 sma.
Sinar alpha mempunyai 2 neutron dan 2 proton yang membentuk 4
nukleon, jika sinar alpha dibelokkan melewati medan magnetik akan
bermuatan positif. Sinar alpha akan terjadi perpindahan energy jika
mengenai suatu materi. Sinar alpha mempunyai kecepatan yaitu setengah
dari kecepatan cahaya. Daya penetrasi dari sinar alpha termasuk yang
paling kecil sehingga hanya bisa menembus kulit beberapa milimeter saja.
Energinya 1-10 MeV
Kecepatannya 7.000-20.000 Km/s
Langsung diserap oleh bahan karena merupakan inti helium
Lintasannya lurus
Berbahaya jika ditelan
Bisa dihalangi oleh selembar kertas
Jangkauannya 3 meter di udara
Sumber: bahan radioaktif
b) Betha
Untuk radiasi sinar beta sendiri mempunyai sifat dan karakteristik
mempunyai muatan negatif 1 yang kecepatan perambatannya menyamai
kecepatan cahaya. Jika sinar beta dibelokkan melewati medan magnetik
akan bermuatan negatif. Sinar beta mempunyai daya penetrasi yang cukup
besar sehingga dapat memasuki tubuh cukup dalam tapi hanya beberapa
centimeter saja yang bisa menyebabkan kelainan sistemik.
Merupakan elektron yang energinya lebih kecil dari 0,018-6,2
MeV
Kecepatannya 3x10^8 Km/s
Lintasannya berkelok (bisa ke kanan ataupun ke kiri) karena
mudah dibelokkan oleh medan listrik ataupun medan magnet
Kerusakannya lebih lebar dibandingkan alpha
Jika di kulit, betha dapat menembus lapisan dermis (lapisan
hingga pembuluh darah di bawah kulit)
Dapat dihalangi oleh selembar aluminium
Betha selalu diikuti radiasi sinar-x (Bremstrahlung)
Sumber: sinar dari monitor
c) Gamma
Untuk radiasi sinar gamma mempunyai kekuatan penetrasi yang paling
kuat dibandingkan sinar radiasi alpha dan beta. Sinar gamma tidak
mempunyai massa dan muatan karena panjang gelombangnya sangat
pendek. Dan tidak terpengaruh oleh medan listrik maupun medan magnet.
Merupakan gelombang elektromagnetik
Mempunyai daya tembus yang sangat besar sehingga dapat menembus
ke semua bahan
Dapat dihindari dengan timbal (Pb), dan beton dengan rapat massa di
atas 10 gr/cm^3
Merusak di ujung jalannya
Termasuk dalam kelompok ini adalah partikel radiasi Alpha dan radiasi
Beta, karena radiasi Alpha yang tak lain adalah inti helium, yaitu 2H4 yang
bermuatan positif, dan radiasi Beta yang merupakan elektron dan positron yang
bermuatan negatif dan positif. Oleh karena radiasi Alpha dan radiasi Beta
termasuk dalam kelompok radiasi bermuatan maka interaksinya dengan materi
akan menimbulkan efek :
1. Ionisasi
2. eksitasi
3. absorbsi
a) Ionisasi
Ionisasi adalah proses fisik yang mengubah suatu atom atau molekul
menjadi ion melalui penambahan atau pelepasan elektron dari atom atau molekul
tersebut. Pada peristiwa ionisasi molekul ataupun atom yang semula tidak
bermuatan listrik dipaksa menjadi bermuatan listrik. Peristiwa ionisasai dapat
digambarkan melalui salah satu mekanisme berikut,
Partikel berupa elektron dapat bergerak bebas dari suatu senyawa, molekul
atau atom. Geraknya yang bebas ini dapat menumbuk senyawa, molekul atau
atom lain, seperti yang terlihat pada gambar tersebut dimana partikel menumbuk
suatu atom. Dalam gambar tersebut tersebut partikel menumbuk atom dan
mengenai elektron pada kulit terluar sehingga terpental keluar. Elektron yang
terpental keluar ini disebut ion negatif, sedangkan atom yang kehilangan
elektronnya menjadi ion positif.
Setiap partikel bermuatan bila berinteraksi dengan materi dapat
menimbulkan ionisasi, karena dalam setiap lintasannya pada materi yang dikenai
akan meninggalkan sejumlah pasangan ion positif dan ion negatif. Radiasi Alpha
yang bermuatan positif akan menghasilkan 10.000-70.000 pasangan ion per cm
panjang lintasannya. Akan tetapi jejak lintasannya tidak terlalau jauh, karena
massanya yang besar (bermassa 4) dan juga karena muatannya yang positif mudah
ditarik oleh elektron bebas (yang bermuatan negatif) yang banyak sekali tersebar
di alam ini. Di udara radiasi alpha hanya mampu melintas sejauh 2-3 cm
Ionisasi yang dihasilkan oleh radiasi Beta yang bermuatan negatif lebih
sedikit bila dibandingkan dengan radiasi Alpha yang bermuatan positif. Radiasi
beta yang berinteraksi dengan materi akan menghasilkan 60-7000 pasangan ion
per cm panjang lintasannya, jauh lebih sedikit bila dibandingakan dengan lintasan
radiasi alpha (Wardana, 2007). Hal ini disebabkan karena massanya relatif amat
sangat kecil (massanya bisa dianggap sama dengan nol) dan muatannya yang
negatif membantu dalam perjalanannya melintasi materi, karena didorong oleh
gaya coulumb elektron yang bermuatan negatif yang banyak terdapat di alam ini.
Untuk radiasi beta yang bermuatan positif (positron) yang kebolehjadiannya di
alam sangat kecil, jelas jauh lebih sedikit kemampuannya untuk mengionisasikan
materi yang dilaluinya. Hal ini disebabkan karena sebelum mengionisasikan
materi, terlebih dahulu positron ini akan ditangkap oleh elektron yang banyak
tersebar di alam.
b)Eksitasi
Salah satu postulat Bohr menyatakan bahwa elektron dapat berpindah dari
satu tingkat energi ke tingkat energi yang lain. Berpindahnya elektron ini karena
mendapatkan tambahan energi dari luar, salah satunya dapat berasal dari radiasi
alpha dan radiasi betha. Apabila elektron berpindah dari tingkat energi rendah
menuju tingkat energi tinggi maka energi akan diserap untuk melakukan proses
tersebut. Elektron yang berpindah dari tingkat energi rendah menuju tingkat
energi yang lebih tinggi menyebabkan elektron tereksitasi. Akan tetapi keadaan
elektron tereksitasi ini tidak stabil sehingga elektron kembali dari tingkat energi
tinggi menuju tingkat energi rendah yang disertai pelepasan energi dalam bentuk
radiasi (deeksitasi).
Pada tingkat yang lebih rendah, energi yang dimiliki elektron lebih rendah
daripada di tingkat sebelumnya. Perbedaan energi ini muncul sebagai sebuah
kuantum radiasi berenergi hv yang sama besar dengan beda energi antara kedua
tingkat tersebut. Artinya, jika elektron melompat dari n = n2 ke n=n1, seperti
gambar tersebut, maka terpancar sebuah foton dengan energi
hυ = En2 – En1
Proses eksitasi dapat terjadi karena partikel radiasi bermuatan yang
berinteraksi dengan materi yang menyebabkan struktur atom bahan terganggu atau
dalam keadaan tereksitasi.Pada radiasi alpha, peristiwa eksitasi yang terjadi
disebabkan karena energi radiasi alpha yang ditransfer ke elektron orbital dari
struktur atomnya. Keadaan ini yang menyebabkan atom suatu bahan terganggu.
Pada radiasi beta, peristiwa eksitasi bisa terjadi karena pengaruh adanya
peristiwa stopping power yang menyebabkan energi radiasi beta hilang di
sepanjang lintasannya. Energi radiasi beta yang hilang ini menyebabkan atom-
atom yang ada di sepanjang lintasan radiasi beta juga terganggu.
c) Absorbsi
Peristiwa absorbsi adalah peristiwa terserapnya partikel radiasi oleh suatu
bahan yang terkena radiasi. Pada peristiwa absorbsi ini ada radiasi yang terserap
seluruhnya oleh materi, ada yang hanya sebagian terserap oleh materi dan sisanya
ada yang diteruskan keluar dari materi. Akibat peristiwa absorbsi radiasi oleh
suatu bahan (materi), bahan akan menjadi panas sesuai dengan energi radiasi yang
ditransfer ke atom-atom bahan
Partikel radiasi yang bermassa besar akan lebih mudah terabsorbsi
daripada prtikel yang bermassa kecil. Hal ini mudah dipahami karena massa yang
besar relatif gerak kinetisnya lebih lamban daripada massa yang kecil. Selain
daripada itu, muatan yang dibawa partikel radiasi juga berpengaruh pada peristiwa
absorbsi. Partikel radiasi yang bermuatan positif akan lebih mudah tertangkap
oleh elektron-elektron bahan. Dengan kata lain partikel radiasi yang bermuatan
positif akan lebih mudah diabsorbsi oleh materi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada interaksi radiasi dengan materi, radiasi alpha lebih mudah diabsorbsi
daripada radiasi beta. Dengan dasar pengertian ini maka radiasi alpha dapat
ditahan oleh kertas sedangkan radiasi beta baru bisa ditahan oleh papan kayu yang
tebal. Kenyataan ini sesuai dengan harga koefisien absorbsi linear kayu yang
memang lebih tinggi daripada koefisien absorbsi linear kertas. Bila dikaitkan
dengan koefisien absorbsi linear materi, maka proses penyerapan akan mengikuti
perasamaan de’alembert berikut ini :
I = Ioe-μt
Dimana dalam hal ini :
I = intensitas radiasi setelah menembus bahan
I0= intensitas radiasi mula-mula (sebelum terabsorbsi)
μ = koefisien absorbsi linier bahan
t = tebal bahan
Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu bahan
digunakan satuan dosis serap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad.
Jadi dosis serap merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi
pengion kepada medium. Dosis serap sebesar 1 Rad sama dengan energi yang
diberikan kepada bahan sebesar 1 Joule/kg
Radiasi pengion (Radiasi Ionizingtik) adalah radiasi yang apabila
menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang
disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan
menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Radiasi
pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi
pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan
neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara
langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar
gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat
menimbulkan ionisasi secara tidak langsung.
Jenis radiasi ion : proton, neutron, elektron, sinar α (alpha), sinar β (betha), sinar
γ (gamma), sinar x.
Karakteristik radiasi ion :
a)sinar α bermuatan positif 2, terdiri atas 2 proton & 2 neutron dan berinti
helium kecepatannya ½ kecepatan cahayaefektif memproduksi pasangan
ion (di udara memproduksi 30.000-100.000 pasangan ion)radiasi dari luar
tubuh tidak bisa menembus kulit, tapi bila emisinya masuk dalam tubuh &
memproduksi banyak pasangan ion dapat menyebabkan kerusakan lokal di
kulit
b) sinar β bermuatan negatif 1 kecepatannya mencapai kecepatan cahaya di
udara memproduksi 200 ion radiasi yang diakibatkan dapat menembus
beberapa cm dari jaringan otot.
c) sinar X dan sinar γ merupakan energi murni, tdk mempunyai massa
maupun muatan energi emisinya diukur dengan frekuensi atau panjang
gelombang, energi terbesar terkumpul dengan frekuensi tertinggi(panjang
gelombang terpendek) mempunyai daya penetrasi sinar γ energinya lebih
tinggi daripada sinar X sinar x terbentuk dari energi listrik yang sangat
tinggi yang dipancarkan diantara katoda dan anoda dalam sebuah tabung
hampa, berkas elektron yang dipancarkan dari katoda ke anoda disebut
sinar x.
d) Neutron diemisi dari beberapa energi mempunyai daya penetrasi tidak
dapat memproduksi pasangan ion di udara atau di jaringan karena tidak
bermuatan efek ionisasinya disebut secondary emmisions.
2.2 Sumber Radiasi Ionizing
Pada umumnya, sumber radiasi ionizing dikategorikan menjadi dua yaitu
yang pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam
bisa didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar
kosmos/kosmik dan hasil pencampuran thorium dan radon di udara bebas.
a. Radiasi Kosmik
Sinar kosmos/kosmik banyak ditemukan berasal dari luar angkasa, sebagian
berasal dari ruang matahari dan antar bintang. Radiasi ini terdiri dari sinar
berenergi tinggi dengan partikel yang berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil
di atmosfir dan akhirnya Kemudian untuk thorium dan radon berbentuk gas dan
merembes dari dalam bumi yang secara natural dipancarkan oleh radionuklida di
dalam kerak bumi dengan waktu jarak waktu antara milyaran tahun dan kemudian
bercampur dengan udara bebas. Radiasi letaknya berbeda-beda tergantung pada
konsentrasi sumber radiasi yang ada di dalam kerak bumi.
Radiasi kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar
angkasa yang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder
dan gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik
primer dengan inti atom yang ada di atmosfir.
Sinar kosmis yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi
menghasilkan tritium, berilium dan carbon yang radioaktif. Tak seorangpun luput
dari guyuran radiasi ini meskipun jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan
ketinggian. Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di
kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang
yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar
karena semakin sedikit lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan
radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang
lebih banyak daripada yang di permukaan laut. Orang yang bepergian dengan
pesawat terbang juga menerima lebih banyak radiasi.
Di bawah ini adalah data yang diperoleh oleh satu badan internasional di
bawah PBB yang meneliti masalah efek radiasi (UNSCEAR). Laju dosis
diberikan dalam mikrosievert per jam, di mana 1 mikro sama dengan sepersejuta.
1. Radiasi Kosmik Primer
Radiasi kosmis primer selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
radiasi kosmis galaksi, radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi dan
radiasi kosmis dari matahari. Sinar kosmis kelompok pertama berasal dari luar
sistim tata surya dan sebagian besar berupa partikel bermuatan positif. Radiasi
kosmis galaksi ini berasal dari energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang yang
ada di alam raya. Radiasi kosmis galaksi dapat juga berasal dari ledakan
supernova yang terjadi di angkasa luar yang jaraknya puluhan tahun cahaya dari
bumi. Hasil studi menunjukkan bahwa di luar atmosfer bumi sinar kosmis terdiri
atas radiasi dalam bentuk proton (87 %), partikel-a(12 %) dan lain-lainnya (1 %).
Partikel itu mempunyai energi dari beberapa MeV hingga lebih besar dari 1017
eV.
Tidak semua radiasi kosmis primer dapat mencapai bumi. Pada saat partikel
bermuatan listrik itu mendekati bumi, sebagian dari sinar itu ada yang
terperangkap oleh medan magnet bumi. Kira-kira 30 % dari sinar kosmis primer
terperangkap oleh medan magnet bumi dan membentuk sabuk radiasi yang
disebut sabuk radiasi Van Allen. Peristiwa ini akan meningkatkan radiasi kosmis
primer tipe kedua, yaitu radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi.
Radiasi yang terperangkap oleh medan magnet bumi ini membentuk dua
sabuk radiasi, yaitu elektron dan proton yang dapat diamati pada tempat yang
sangat tinggi. Sabuk pertama terjadi kira-kira pada ketinggian 1000 km dan
membentang dari 30°Lintang Utara hingga 30°Lintang Selatan. Intensitas radiasi
pada sabuk meningkat dengan bertambahnya ketinggian hingga mencapai
ketinggian kira-kira 3000 km. Sabuk kedua terbentuk mulai ketinggian 12000 km
dan mencapai maksimum pada 15000 km. Sabuk kedua ini membentang dari
60°Lintang Utara hingga 60°Lintang Selatan. Diperkirakan bahwa intensitas
radiasi pada sabuk sebelah luar ini lebih tinggi dibandingkan dengan sabuk di
sebelah dalam.
Radiasi kosmis primer tipe ketiga adalah radiasi kosmis yang dipancarkan
oleh matahari. Ledakan supernova dalam skala yang lebih kecil dapat juga terjadi
pada matahari dalam sistim tata surya kita. Matahari sebenarnya adalah suatu
bintang yang besarnya termasuk rata-rata dibandingkan dengan ukuran bintang-
bintang lainnya. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di matahari seringkali diikuti
dengan semburan partikel sub-atomik yang dapat mencapai atmosfer bumi.
Partikel sub-atomik yang dipancarkan dari permukaan matahari bertambah banyak
pada saat matahari bersinar terang. Partikel sub-atomik ini terdiri atas sejumlah
proton, elektron dan inti atom. Energi yang dibawa oleh radiasi kosmis dari
matahari itu berorde antara 1010 - 1017 eV.
2. Radiasi Kosmik Sekunder
Setelah memasuki atmosfir, radiasi kosmik primer akan mengalami berbagai
reaksi dengan inti atom yang ada di atmosfir dan menghasilkan partikel dan inti
atom yang baru. Partikel radiasi kosmik berenergi tinggi mengalami reaksi inti
yang disebut reaksi tumbukan dengan inti atom udara dan menghasilkan materi
hasil reaksi partikel sekunder seperti neutron, proton, p meson, K meson dan lain-
lain, serta inti He-3 (helium), Be-7 (berilium), Na-22 (natrium). Selanjutnya
partikel proton, neutron, p meson berenergi tinggi bereaksi dengan inti atom yang
ada di udara, dan menghasilkan partikel sekunder lebih banyak (cascade).
Kemudian p meson meluruh dan berubah menjadi muon atau foton dan
menghasilkan penggandaan jenis yang lain. Partikel yang terjadi disebut radiasi
kosmik sekunder.
Selain itu, H-3, Be-7, Na-22 adalah materi yang memancarkan radiasi.
Materi ini disebut radionuklida kosmogenik dan dianggap berbeda dengan radiasi
kosmik sekunder. Radiasi kosmik dapat sampai ke permukaan bumi dan
mengionisasi udara. Besarnya ionisasi udara di sekitar permukaan laut sekitar
75% disebabkan oleh elektron yang lepas karena tumbukan muon, dan 15%
disebabkan oleh electron yang terjadi akibat peluruhan muon. Selain itu, neutron
yang merupakan bagian dari radiasi kosmik memberikan dosis efektif tahunan
sekitar 8% dari partikel yang dihasilkan karena ionisasi.
Intensitas radiasi kosmik juga bervariasi bergantung pada ketinggian. Pada
ketinggian 2.000 m jumlah ionisai yang terjadi sekitar 2 kali jumlah ionisasi di
permukaan laut, pada ketinggian 5.000 m sekitar 10 kali, dan pada ketinggian
10.000 m sekitar 100 kali.
3. Radiasi Dari Radionuklida Alam
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari
bahan-bahan radioaktif alam yang disebut radionuklida primordial. Bahan
radioaktif ini dapat ditemukan dalam lapisan tanah atau batuan, air serta udara.
Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida primordial ini disebut radiasi
teresterial. Radiasi teresterial yang berasal dari mineral-mineral yang ada dalam
batu-batuan dan juga di dalam tanah seringkali juga dinamakan radiogeologi.
Unsur-unsur yang termasuk kelompok radioaktif alam ini jumlahnya sangat
banyak. Dari sekian banyak unsur radioaktif alam tersebut, ada beberapa
kelompok unsur radioaktif alam yang tergolong sangat tua karena waktu paroh
induknya di atas 100 juta tahun.
Dari seluruh radionuklida yang ada di bumi, sebagian besar merupakan inti
atom yang ada di kerak bumi sejak bumi terbentuk (radiasi primordial). Selain itu
terdapat inti yang terjadi dari interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom
yang ada di udara, bahan radioaktif akibat peluruhan spontan atau akibat interaksi
dengan neutron dari radiasi kosmik, dan radionuklida yang pernah ada tetapi saat
ini sudah musnah karena umur paronya pendek. Jumlah inti yang musnah ini tidak
begitu banyak. Di bawah ini akan dijelaskan radiasi yang dipancarkan oleh
radionuklida terestrial yang ada sejak terbentuknya.
b. Radiasi Buatan
Yang kedua ada radiasi buatan dimana radiasi ini diciptakan dari kegiatan
manusia seperti penyinaran di bidang medis, radiasi yang didapat di fasilitas
nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di industri. Contohnya reaktor nuklir
yang mekanisme kerjanya sebagai pembelahan inti. Dari mekanisme proses
tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan menghasilkan lebih dari
satu neutron baru atau akan terjadi multiplikasi neutron yang bisa melakukan
pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya ada inti yang dapat membelah yang
lain. Mekanisme ini akan berlangsung terus menerus yang disebut proses reaksi
berantai. Di dalam reaktor nuklir proses pembelahan ini tidak akan dibiarkan
berlangsung secara bebas tetapi harus tetap dikendalikan karena berbahaya. Yang
termasuk radiasi buatan yaitu radionuklida buatan, pesawat sinar – X, reaktor
nuklir, dan akselerator.
1. Radionuklida buatan
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi
fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan
nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat-alat
pemercepat partikel, misalnya akselerator atau siklotron). Radionuklida buatan ini
bisa memancarkan jenis radiasi alpha, beta, gamma dan neutron. Pada saat ini
radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai
bidang kehidupan manusia, misalnya di bidang pertanian, peternakan, kesehatan,
industri, dan sebagainya.
b. Pesawat Sinar-X
Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895, dewasa
ini pemakaian pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri maupun di
bidang kedokteran semakin meningkat. Secara sederhana dapat diterangkan
bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas hampa udara
yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu anoda (target) dan katoda.
Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari katoda ke
target dihasilkan sinar-X dari permukaan target.
c. Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan inti. Dari
mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru (terjadi multiplikasi neutron) yang akan
menyebabkan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya terdapat inti dapat belah
yang lain. Proses demikian ini berlangsung terus dan disebut proses Reaksi
Berantai. Dalam reaktor nuklir, proses pembelahan ini tidak dibiarkan
berlangsung secara bebas seperti pada bom atau senjata nuklir, tetapi
dikendalikan.
d. Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel bermuatan
(ion) melalui penumbukan atau hamburan partikel dengan target. Partikel yang
dipercepat biasanya proton dan elektron. Beberapa contoh akselerator dengan
partikel yang dipercepat yang banyak dipakai adalah akselerator linear (linear
accelerator = linac) dan siklotron. Akselerator digunakan untuk menghasilkan
radionuklida buatan, untuk penelitian partikel dengan kecepatan tinggi, uji bahan,
terapi, dsb.
2.3 Dampak Kesehatan Dan Lingkungan Oleh Radiasi Ionizing
Radiasi menyebabkan terionisasinya molekul sel di dalam jaringan tubuh..
Ionisasi adalah terlepasnya elektron dari atom, yang menyebabkan suatu atom
menjadi atom bermuatan atau ion bebas. Ion yang terbentuk menjadi lebih reaktif
dan dengan mudah dapat bereaksi atau mengoksidasi atom lain dalam suatu sel
jaringan yang menyebabkan sel menjadi rusak.
Sel jaringan juga bisa rusak karena dosis yang rendah, sebagaimana kita
setiap hari menerima radiasi pengion dari sumber radiasi alam, akan tetapi sel
jaringan dapat memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Setiap hari jutaan
sel di tubuh kita mati, dan tubuh kita dapat menggantinya dengan cepat atau
terjadi regenerasi sel, tidak ada risiko karena matinya sel-sel jaringan tubuh. Yang
perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi kerusaan sel yang menyebabkan
pertumbuhan sel yang abnormal. Pada kondisi sel rusak yang tumbuh secara
abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal inilah yang
menjadi dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapari dengan radiasi
pengion, baik dari radiasi alam maupun buatan.
Apabila radiasi pengion memapari wanita hamil, radiasi akan juga menembus
badannya dan mengenai embrio atau fetus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
embrio bayi sangat sensitif terhadap radiasi daripada orang dewasa, khususnya
pada tiga bulan pertama kehamilan, apalagi wanita yang hamil kebanyakan belum
menyadari bahwa dia sedang hamil.
Pajanan radiasi dosis cukup tinggi pada seluruh tubuh akan menimbulkan
sindromaradiasi akut (Acute Radiation Syndrome) yang dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat. Kematian terjadi sebagai akibat kerusakan dan
kematian sel dalamjumlah yang banyak dari organ dan sistemvital tubuh.
Seseorang yang terpajan radiasi seluruh tubuh akan mengalamisindroma
prodromal atau gejala awal yang umumnya berupa hilang nafsu makan, rasa mual,
muntah, lelah, letih, sakit kepala dan diare. Untuk beberapa lamagejala ini
akanhilang, yang kemudian akan timbul gejala atau sindroma sistemik
sesungguhnya yang bergantung dosis yang diterima.
Sindroma radiasi akut yang terjadi adalah :
a. Sindromasistempembentukan darah (hematopoietic syndrome).
Dosis ambang sindroma ini adalah 1 Gy yang berupa penurunan jumlah
komponen sel darah setelah 2 – 4 minggu. Dosis sekitar 2 Gy sudah dapat
menyebabkan terjadinya kematian dalamwaktu 2 – 8 minggu, bila tidak
ada interfensi medis.Kematian akibat infeksi dan haemorrhage.
b. Sindroma sistempencernaan (gastrointestinal syndrome).
Dosis ambang sindromasekitar 5 Gy dalamwaktu 3 – 5 hari dan dosis
ambang kematian sekitar 10 Gy dalamwaktu 3 hari sampai 2 minggu
akibat dari kerusakan parah pada usus halus.
c. Sindroma sistimsyaraf pusat (central nervous system syndrome).
Dosis ambang sindromaini adalah 20 Gy yang timbul dalamwaktu kurang
dari 3 jam akibat kerusakan parah pada sistem kardiovaskuler dan syaraf
pusat.
2.4 Pemanfaatan Radiasi Ionizing Dalam Perkembangan Teknologi
a. Bidang Pertanian
Efisiensi Pemupukan
Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan secara berlebihan
akan merusak lingkungan, sedangkan apabila kurang dari jumlah seharusnya
hasilnya tidak efektif. Untuk itu perlu diteliti jumlah pupuk yang diserap oleh
tanaman dan berapa yang dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan
cara memberi “label” pupuk yang digunakan dengan suatu isotop, seperti
nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk tersebut kemudian diberikan pada tanaman
dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada tanaman tersebut.
Penelitian Tanaman Varietas Baru
Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai kemampuan untuk merubah
sel keturunan suatu mahluk hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada
prinsip tersebut, maka para peneliti dapat menghasilkan jenis tanaman yang
berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan sampai saat ini telah
dihasilkan 1800 jenis tanaman baru.
Varietas baru tanaman padi, gandum, bawang, pisang, cabe dan biji-bijian
yang dihasilkan melalui teknik radioisotop mempunyai ketahanan yang lebih
tinggi terhadap hama dan lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim
yang ekstrim.
Pengendalian Hama Serangga
Di seluruh dunia, hilangnya hasil panen akibat serangan hama serangga
kurang lebih 25-35%. Untuk memberantas hama serangga sejak lama para petani
menggunakan insektisida kimia. Akhir-akhir ini insektisida kimia dirasakan
menurun keefektifannya, karena munculnya serangga yang kebal terhadap
insekstisida. Selain itu insektisida juga mulai dikurangi penggunaannya karena
insektisida meninggalkan residu yang beracun pada tanaman. Salah satu metode
yang mulai banyak digunakan untuk menggantikan insektisida dalam
mengendalikan hama adalah teknik serangga mandul.
Teknik serangga mandul dilakukan dengan mengiradiasi serangga
menggunakan radiasi gamma untuk memandulkannya. Serangga jantan mandul
tersebut kemudian dilepas dalam jumlah besar pada daerah yang diserang hama.
Apabila mereka kawin dengan serangga betina, maka tidak akan dihasilkan
keturunan. Dengan melepaskan serangga jantan mandul secara berulang, populasi
hama serangga akan turun secara menyolok. Teknik ini telah digunakan secara
intensif di banyak negara penghasil pertanian seperti Amerika Selatan, Mexico,
Jamaika dan Libya.
Pemuliaan Tanaman
Penelitian perakitan varietas tanaman mutan di Indonesia dilakukan oleh
BATAN. Untuk mendukung penelitian tersebut di BATAN tersedia fasilitas
penelitian berupa Gamma chamber, Gamma cell, Gamma room, laboratorium,
laboratorium kultur jaringan, kebun percobaan dan sawah. Gamma chamber
model 4000A memiliki sumber sinar Gamma dari Cobalt-60 dengan aktivitas
awal sebesar 3474.6632 Curies. Gamma cell model GC-220 memiliki sumber
sinar Gamma dari Cobalt-60 dengan aktivitas awal sebesar 10.697 Curies. Pada
umumnya Gamma chamber dan Gamma cell digunakan untuk penelitian yang
memerlukan perlakuan radiasi akut (accute irradiation), yaitu radiasi dengan laju
dosis tinggi seperti pada biji-bijian atau materi reproduktif tanaman lainnya yang
berukuran kecil. Sedangkan untuk penelitian yang memerlukan perlakuan radiasi
kronik (chronic irradiation), yaitu radiasi dengan laju dosis rendah seperti
terhadap tanaman pot atau tanaman dalam media kultur jaringan, dapat digunakan
Gamma room. Gamma room model Panoramic Batch Irradiator yang ada di
BATAN memiliki sumber sinar Gamma dari Cobalt-60 dengan aktivitas awal
sebesar 75.000 Curies.
Setelah perlakuan radiasi dengan sinar Gamma, materi reproduktif
tanaman kemudian ditumbuhkembangkan di ruang tumbuh, rumah kaca, atau
langsung di kebun percobaan. Analisa mutan tanaman dilakukan di laboratorium,
biasanya dengan membandingkan sifat-sifat genetik, biologi dan agronominya
terhadap tanaman kontrol. Analisa mutan dapat juga dilakukan baik secara visual
fenotipa maupun secara biologi molekuler seperti dengan teknik RAPD atau
bioteknologi lainnya. Secara ringkas prosedur kerja pemuliaan tanaman dengan
teknik mutasi khusus untuk tanaman serealia berserbuk sendiri (termasuk gandum.
Beberapa hasil penelitian penggunaan iradiasi sinar gamma menyebutkan
bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis rendah dapat menginduksi perubahan
secara fisiologi dan biokimia, menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang lebih
cepat dan pembungaan lebih awal. Iradiasi sinar gamma pada dosis rendah pada
kultur jaringan meningkatkan bobot kalus tanaman jeruk dan wortel.
b. Bidang Kedokteran
Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat
diagnosis dan alat terapi berbagai macam penyakit.
Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis
suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices),
dapat dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia.
Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang
dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam
tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar
2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang
sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk
mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan
struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk
analisis biokimia yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan
untuk mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam
darah.
Penghambat Sel Kanker
Metode pengobatan dengan sinar dilakukan dengan cara pemberian sinar
luar (radiasi eksterna) dan sinar dalam (brakhiterapi) yang masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk memperoleh hasil yang optimal
seringkali kedua metode diberikan secara kombinasi.
Radiasi eksterna dapat diberikan pada hampir semua jenis kanker tidak
tergantung pada stadium, baik awal maupun lanjut, seperti pada anak sebar sel
kanker di tulang. Cara pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak
tertentu (80 cm sampai 100 cm) dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi
jaringan kanker, biasanya diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang
mungkin sudah mengandung sel-sel kanker.
Kelebihan cara ini adalah diharapkan semua sel kanker beserta penyebaran
ke sekelilingnya akan memperoleh radiasi sehingga akan mengalami kematian.
Sedangkan kerugiannya, selain jaringan kanker jaringan normal yang sehat yang
berada di lapangan radiasi juga akan memperoleh sinar. Sekalipun jaringan
normal mengalami cedera yang lebih ringan daripada jaringan kankernya, seperti
telah diuraikan sebelumnya, namun apabila jaringan normal terlalu banyak yang
terlibat maka dikhawatirkan akan terjadi efek samping radiasi yang terlalu berat.
Karena itulah pemberian sinar luar ini harus dibatasi sampai dosis tertentu.
Akan timbul pertanyaan lagi, kalau begitu ada kemungkinan bahwa jaringan
kanker memperoleh dosis yang tidak mematikan ? Benar, hal itu mungkin dapat
terjadi. Untuk mengatasinya diperlukan dosis kompensasi sedemikian rupa
sehingga akan tercapai dosis yang mematikan sel kanker. Dosis tambahan ini
hanya dapat diperoleh dari cara pemberian sinar dalam.
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam
mulai dari radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan
radiasi sinar-X untuk terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatan yang
menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit
kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-X
(photo Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ
tubuh yang lainnya. Alat terapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit
perkotaan karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara maju,
fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi sinar-X telah sangat umum dan
sering digunakan.
Photo Rontgen
Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup nyata bagi
yang menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan organ tubuh
dapat lebih awal dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi dengan radiasi dapat
lebih memperpanjang usia penderita kanker atau tumor.
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan tergantung pada tiga faktor sebagai
berikut.
a. Panjang gelombang sinar-X
b. Susunan obyek yang terdapat pada alur berkas sinar-X
c. Ketebalan dan kerapatan obyek
Jika kV rendah maka akan dihasilkan sinar-X dengan gelombang yang
panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang sinar-X akan
semakin pendek.
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada susunan obyek
yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor atom unsur,
misalnya nomor atom alumunium lebih rendah dari nomor atom tembaga.
Ternyata penyerapan sinar-X alumunium lebih rendah dari penyerapan sinar-X
oleh tembaga. Timah hitam mempunyai nomor atom yang besar, maka daya serap
terhadap sinar-X juga besar. Ketebalan dan kerapatan suatu unsur bahan juga
berpengaruh terhadap penyerapan sinar-X. Bahan yang tebal akan lebih banyak
menyerap sinar-X dibanding dengan bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang
sama.
Penyerapan sinar-X oleh tubuh manusia pada proses photo Rontgen dapat
dijelaskan sebagai berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat
komplek. Oleh sebab itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses. Rontgen
tidak sama, misalnya tulang akan lebih banyak menyerap sinar-X dibanding
dengan otot atau daging. Bagian tulang yang sakit atau daging akan lebih besar
menyerap sinar-X dibanding kondisi normal. Usia juga akan menjadi penyebab
perbedaan penyerapan sinar-X. Tulang orang tua yang telah kekurangan kalsium,
maka penyerapan sinar-X akan berkurang dibanding tulang anak muda.
c. Bidang Hidrologi
Dalam bidang hidrologi, sumber radiasi yang umum digunakan adalah
sumber radiasi gamma. Teknik hidrologi yang menggunakan radioisotop mampu
secara akurat melacak dan mengukur ketersediaan air dari suatu sumber air di
bawah tanah. Teknik tersebut memungkinkan untuk melakukan analisis,
pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada dan pencarian sumber air baru.
Teknik ini dapat memberikan informasi mengenai asal, usia dan distribusi,
hubungan antara air tanah, air permukaan dan sistem pengisiannya.
Pemanfaatan lainnya adalah sebagai perunut untuk mencari kebocoran
pada bendungan dan saluran irigasi, mempelajari pergerakan air dan lumpur pada
daerah pelabuhan dan bendungan, laju alir, serta laju pengendapan. Selain radiasi
gamma, radiasi neutron banyak juga digunakan untuk mengukur kelembaban
permukaan tanah.
Detektor Asap
Detektor yang menggunakan radioaktif biasanya menggunakan
ameresium-241 yang merupakan pemancar alfa. Pada saat tidak ada asap maka
partikel alfa akan mengionisasi udara dan menyebabkan terjadinya aliran ion
antara 2 elektroda. Jika asap di dalam ruangan masuk ke dalam detektor, maka
asap tersebut dapat menyerap radiasi alfa sehingga akan menghentikan arus yang
selanjutnya akan menghidupkan alarm.
Perunut Lingkungan
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut untuk menganalisis
pencemar, baik pencemar udara maupun air. Teknik ini dapat digunakan untuk
menganalisis kontaminasi sulfur dioksida di atmosfir yang dihasilkan dari gas
buang hasil pembakaran bahan bakar fosil, endapan lumpur laut dari limbah
industri dan tumpahan minyak.
Perunut Industri
Kemampuan untuk mengukur radioaktvitas dalam jumlah yang sangat
kecil telah memungkinkan pemakaian radioisotop sebagai perunut dengan
menambahkan sejumlah kecil radioisotop pada bahan yang digunakan dalam
berbagai proses. Teknik ini memungkinkan untuk mempelajari pencampuran dan
laju alir dari berbagai macam bahan, termasuk cairan, bubuk dan gas. Teknik
perunut juga dapat digunakan untuk mendeteksi tempat terjadinya kebocoran.
Suatu perunut yang dimasukkan ke oli pelumas dapat digunakan untuk
menentukan laju keausan dari suatu mesin. Teknik perunut juga dapat digunakan
di berbagai fasilitas untuk mengukur kinerja peralatan dan meningkatkan
efisiensinya.
2.5 Karakteristik Dan Jenis Radiasi Non Ionizingtik
Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan cukup untuk
mengeluarkan suatu molekul atau elektron tetapi energy tersebut tidak cukup
untuk membentuk suatu komposisi ion yang baru. Dan sangat berkebalikan
dengan radiasi ionizing yang menghasilkan sejumlah ion.
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan
menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-
pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam
jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa
informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang
digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar
inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak
(yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
Radiasi non-pengion (Radiasi Non Ionizingtik) adalah radiasi yang
tidak dapat menimbulkan ionisasi. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan
energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi
tersebut tidak cukup untuk membentuk /membuat formasi ion baru.
Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah
radiasi sinar ultra ungu ( Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi
sinar laser. Ketiga radiasi tersebut merupakan radiasi gelombang mikro
(microwave). Jadi radiasi non-ionizing sama dengan radiasi gelombang
mikro. Istilah gelombang mikro digunakan untuk spektrum gelombang mikro
dengan interval panjang gelombang antara 0,3 sampai dengan 3000
centimeter. Gelombang mikro dengan panjang gelombang tersebut
biasanyadigunakan dalam peralatan medis, peralatan industri dan juga untuk
kepentingan ilmiah.
Sinar radiasi ultra ungu (ultra violet) merupakan radiasi
elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 180 sampai 400 nm.
Intensitas energi sinar ultra ungu diukur dalam satuan mikroWatt/cm2.
Radiasi ini dapat diukur dengan alat yang bernama radiometer. Biasanya alat
tersebut bentuknya portable dan panjang gelombang yang dapat diukur
kisaran 180 – 400 nm dan mampu mengukur energi radiasi dari 0 sampai
19.990 mikroWatt/cm2.
Radiasi sinar infra merah ini tidak bisa dilihat langsung oleh mata
manusia, sinar ini juga tidak tembus pandang jika menembus materi yang
tidak tembus. Panjang gelomban gsinar infra merah ini berbanding terbalik
dengan suhu. Ketika panjang gelombang mengalami penurunan, maka suhu
akan mengalami kenaikan.
Kemudian untuk sinar radiasi laser sendiri merupakan sinar radiasi
yang mempunyai emisi energi yang cukup tinggi. Menurut zat kimia yang di
gunakan untuk mengasilkan sinar laser adalah terdapat laser gas ( Helium –
Neon, Argon, CO2 dan N2+ ), laser kristal padat ( Nd3, C2
3+), dan laser semi
konduktor.
Pada intinya radiasi tidak bisa dilihat oleh indra manusia sehingga
untuk mendeteksinya memperlukan alat pendeteksi yang disebut dengan
detektor radiasi untuk membantu pendeteksian. Terdapat banyak jenis alat
buat pendeteksi yang spesifik dan kemampuan untuk menemukan keberadaan
jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor betha, dan detektor
gamma. Radiasi bisa berinteraksi dengan berbagai materi yang dilaluinya
melalui proses ionisas dan eksitasi
2.6 Sumber Radiasi Non Ionizing
Pada umumnya, sumber radiasi non-ionizing dikategorikan menjadi
dua yaitu yang pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk
radiasi dari alam bisa didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya
ada sinar kosmos/kosmik dan hasil pencampuran thorium dan radon di udara
bebas.
Untuk radiasi alam diantaranya sinar kosmos/kosmik banyak
ditemukan berasal dari luar angkasa, sebagian berasal dari ruang matahari dan
antar bintang. Radiasi ini terdiri dari sinar berenergi tinggi dengan partikel
yang berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di atmosfir dan akhirnya
Kemudian untuk thorium dan radon berbentuk gas dan merembes dari dalam
bumi yang secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi
dengan waktu jarak waktu antara milyaran tahun dan kemudian bercampur
dengan udara bebas. Radiasi letaknya berbeda-beda tergantung pada
konsentrasi sumber radiasi yang ada di dalam kerak bumi.
Yang kedua ada radiasi buatan dimana radiasi ini diciptakan dari
kegiatan manusia seperti penyinaran di bidang medis, radiasi yang didapat di
fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di industri. Contohnya
reaktor nuklir yang mekanisme kerjanya sebagai pembelahan inti. Dari
mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru atau akan terjadi multiplikasi
neutron yang bisa melakukan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya ada
inti yang dapat membelah yang lain. Mekanisme ini akan berlangsung terus
menerus yang disebut proses reaksi berantai. Di dalam reaktor nuklir proses
pembelahan ini tidak akan dibiarkan berlangsung secara bebas tetapi harus
tetap dikendalikan karena berbahaya.
Radiasi non – iozining ini biasanya merupakan radiasi elektromagnetik
yang berasal dari peralatan yang menggunakan listrik, misalnya peralatan
telekomunikasi dan elektronik lainnya.Pengguna langsung maupun tidak
langsung alat tersebut akan menyerap energy gelombang elektromagnetik
yang bersumber dari alat tersebut. Hal ini bisa menimbulkan penyakit
gangguan saraf pada tubuh terutama system saraf dan otak.
2.7 Dampak Kesehatan Dan Lingkungan Oleh Radiasi Non Ionizing
a. Dampak Bagi Kesehatan
1. Radiasi Gelombang Mikro (Microwave)
Dihasilkan dari perlambatan elektron pada medan listrik, kegunaannya
untuk gelombang radio, televisi, radar dan alat-alat industri. radiasi
microwave sepanjang beberapa mm semua diserap kulit
sepanjang beberapa cm sebagian diserap kulit sebagian menembus ke
dalam tubuh
Efek pada tubuh : stadium permukaan : astenia bersifat reversibel bila
radiasi terhenti stadium menengah & lanjut : neurovaskuler, gangguan
kadar albumin, histamin dalam serum darah, karsinoma
2. Radiasi Sinar Ultra Violet
Sinar UV mempunyai panjang gelombang antara 240 nm - 320 nm.
Sumber : sinar matahari, kegiatan pengelasan, lampu pijar, pekerjaan
laser.
Paparan UV bisa berakibat: iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika),
mata berair/lakrimasi dan penderita menghindari paparan cahaya. Tetapi
gejala ini akan kembali normal dalam beberapa hari. Kulit merah terbakar
(erythema). Pigmen kulit dapat melindungi dari sinar UV. Pada paparan
kronis UV dapat merusak struktur kulit dan menyebabkan kulit
mengalami penuaan dini dan kanker kulit.
Pekerja yg berisiko : pekerja yang selalu terpapar sinar matahari,
menggunakan pakaian lengan pendek & celana pendek terutama bila
bekerja di musim panas. Pekerja dalam ruang dimana lampu UV
digunakan untuk membunuh bakteri : perawat, tukang daging, penjamah
makanan, tukang daging, pekerja pabrik obat & tembakau dan tukang las.
Pencegahan : Memakai kaca mata anti UV lotion sunblock
3. Radiasi Sinar Infra Merah
Dihasilkan oleh benda pijar seperti dapur atau tanur atau bahan pijar lain.
Efek pada pekerja: menyebabkan katarak pada lensa mata. Pencegahan :
memakai kaca mata kobalt biru pada waktu menuangkan cairan logam
pemeriksaan kesehatan secara periodik pada pekerja di tempat pengerjaan
benda pijar.
4. Radiasi Sinar Laser
Sinar laser adalah emisi energi tinggi yang dihasilkan dari kegiatan
pengelasan, pemotongan, pelapisan, pembuatan mesin mikro dan operasi
kedokteran. Bahan yang digunakan agar menghasilkan sinar laser: Bahan
laser gas ( helium, Neon, argon, CO2, N2 +), laser kristal padat dan laser
semi konduktor .
Efek pada pekerja : kerusakan retina & menyebabkan kebutaan kelainan
kulit.
b. Dampak Bagi Lingkungan
Lingkungan akan mengalami kerusakan juga sehingga bisa
menyebabkan sering terjadinya bencana. Eksplosi bom yang berasal dari
salah satu fission menghasilkan suatu material-material yang Radioaktif.
Nuclus dari Uranium atau Plutonium kalau menangkap Neutron menjadi
tidak stabil. Jika ledakan dari bom atom ini dekat pada bumi maka tanah
juga terlempar sebagai debu ke atas. Juga karena adanya radiasi dari sinar
Neutron yang kuat, maka debu ini sebagaian besar menjadi Radioaktif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk
menghasilkan sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul – molekul dan
atom. jenis - jenis dari radiasi ionizing adalah radiasi sinar alpha (α), radiasi sinar
beta (β) dan radiasi sinar gamma (γ).
Pada umumnya, sumber radiasi ionizing dikategorikan menjadi dua yaitu
yang pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam
bisa didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar
kosmos/kosmik dan hasil pencampuran thorium dan radon di udara bebas. Yang
kedua ada radiasi buatan dimana radiasi ini diciptakan dari kegiatan manusia
seperti penyinaran di bidang medis, radiasi yang didapat di fasilitas nuklir, radiasi
yang berasal dari kegiatan di industri.
Radiasi menyebabkan terionisasinya molekul sel di dalam jaringan tubuh..
Ionisasi adalah terlepasnya elektron dari atom, yang menyebabkan suatu atom
menjadi atom bermuatan atau ion bebas. Ion yang terbentuk menjadi lebih reaktif
dan dengan mudah dapat bereaksi atau mengoksidasi atom lain dalam suatu sel
jaringan yang menyebabkan sel menjadi rusak.
Pemanfaatan radiasi ini digunakan di berbagai bidang yaitu bidang
pertanian, bidang kedokteran dan bidang hidro logi. Pada bidang pertanian
meliputi efesiensi pemupukan, varietas baru, pengendalian hama serangga dan
pemuliaan tanaman. Pada bidang kedokteran yaitu menghambat sel kanker,
diagnosa, dan photo rotngen. Sedangkan pada bidang hidrologi yaitu detektor
asap, perunut lingkungan, dan perunut industri.
Radiasi non-ionizing merupakan radiasi dengan cukup untuk
mengeluarkan suatu molekul atau elektron tetapi energy tersebut tidak cukup
untuk membentuk suatu komposisi ion yang baru. Dan sangat berkebalikan
dengan radiasi ionizing yang menghasilkan sejumlah ion. Jenis- jenis radiasi yang
termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar ultra ungu ( Ultra violet ),
radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser. Ketiga radiasi tersebut
merupakan radiasi gelombang mikro (microwave).
Sumber radiasi non - ionizing dikategorikan menjadi dua yaitu yang
pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam bisa
didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar kosmos/kosmik
dan hasil pencampuran thorium dan radon di udara bebas. Yang kedua ada radiasi
buatan dimana radiasi ini diciptakan dari kegiatan manusia seperti penyinaran di
bidang medis, radiasi yang didapat di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari
kegiatan di industri.
Dampak kesehatan dan lingkungan untuk non – ionizing stadium
permukaan : astenia bersifat reversibel bila radiasi terhenti stadium menengah &
lanjut : neurovaskuler, gangguan kadar albumin, histamin dalam serum darah,
karsinoma. Paparan UV bisa berakibat: iritasi mata (conjungtivitis fotoelektrika),
mata berair/lakrimasi dan penderita menghindari paparan cahaya. Pada paparan
kronis UV dapat merusak struktur kulit dan menyebabkan kulit mengalami
penuaan dini dan kanker, kerusakan retina dan menyebabkan kebutaan kelainan
kulit. Dampak pada lingkungan akan mengalami kerusakan juga sehingga bisa
menyebabkan sering terjadinya bencana
3.2 Saran
Untuk para pembaca sebaiknya menambah referensi yang dapat
dipertanggung jawabkan dan pemerintah harus selalu memantau atau
mengawasi dunia pendidikan, karena dari dari dunia pendidikan Negara bisa
maju dan karena dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila pendidikan
sudah disalah gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Endah, Ratri. 2013. Sumber Radiasi Ionizing.
http://www.pustakasekolah.com/2013/08/ sumber-radiasi-ionizing .html .
diakses pada tanggal 25 Oktober2014
Fachruddin,Imam.2013. Pemanfaatan Sinar Gamma Pada Pemuliaan
Tanaman.pemanfaatan-sinar-gamma-pada-pemuliaan-tanaman.p df diakses
pada tanggal 25 Oktober 2014.
Hendra, Rahmatullah. 2011. Sinar Gamma Sebagai Penghambat Sel Kanker.
https://minamini.wordpress.com/tag/sinar-gamma-sebagai-penghambat-
sel-kanker/ . diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
Ismail, Supri. 2012. Radiasi pada Manusia. radiasi-pada-manusia .html . diakses
pada tanggal 24 Oktober2014
Iza, Dimas. 2008. Radiasi Non Pengion. http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/2008/04/radiasi-non-pengion.pdf diakses pada tanggal 25
Oktober 2014.
Maranatha. 2012. Pengaruh
Radiasi .http://repository.maranatha.edu/1564/2/0310012_Chapter1.pdf .
diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
Misman. 2010. Macam-Macam Radiasi.http://blogspot.com/2010/07/macam-
macam-radiasi.html . diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
Nahri, Ilham. 2013. Makalah Kesehatan Masyarakat Pengaruh
Radiasi.http://.blogspot.com/2013/04/makalah-kesehatan-masyarakat-
pengaruh.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2014.
Ridho. 2013. Ionisasi dan Jenis
Radiasi.http://ithinkeducation.blogspot.com/2013/11/ionisasi-dan-jenis-
radiasi-di-dalam.html diakses pada tanggal 25Oktober 2014.
Sulton, Anom. 2013. Radiasi Ionisasi dan Non Ionisasi.
http://fisikastudycenter.com/rumus-fisika/2013/01/ radiasi-ionisasi-dan-
non-ionisasi .html . diakses pada tanggal 24 Oktober2014