RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
234 -
download
2
Transcript of RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf
PERBANDINGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT
TERMODIFIKASI DENGAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
ORISINAL TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA
Penelitian Eksperimen
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas MIPA
Oleh:
Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah
NIM: 109016300001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iv
ABSTRAK
RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH
109016300001. Perbandingan Model Teams Games Tournament
Termodifikasi dengan Teams Games Tournament terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning
tipe teams games tournament terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada
konsep dinamika partikel. Penelitian ini dilakukan di kelas X-1 dan X-3 SMA
Dua Mei Tangerang Selatan. Penelitian ini berlangsung pada Februari 2014.
Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain Non
equivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive
sampling. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes berupa uraian dan
instrumen non tes berupa lembar observasi. Analisis data tes, menunjukkan
terdapat pengaruh signifikan model teams games tournament termodifikasi
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel. Hal
tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap
data posttest. Hasilnya adalah nilai thitung sebesar 2,07 dan nilai ttabel sebesar 2,002.
Terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga Ha ditolak. Rata-rata keterampilan berpikir
kreatif siswa yang menggunakan model teams games tournament termodifikasi
lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan model teams games tournament orisinal. Keterampilan berpikir
kreatif siswa kelas eksperimen unggul pada keterampilan mengenali data yang
mendukung hipotesis, mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru
bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi dan melihat
elemen-elemen untuk beberapa item data. Selanjutnya, analisis data nontes
menunjukkan bahwa tahap turnamen TGT termodifikasi berada pada kategori
baik, sedangkan tahap turnamen TGT orisinal berada pada kategori cukup.
Kata kunci : keterampilan berpikir kreatif, teams games tournament, lembar
observasi.
v
ABSTRACT
Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah 109016300001. The
Comparation between Modificated Teams Games Tournament (TGT)Model
with Orisinal Teams Games Tournament (TGT)Model on Creative Thinking
Ability. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
This research aims to determine the comparation between modificated teams
games tournament (tgt)model with orisinal teams games tournament (tgt)model
on creative thinking ability. This research was done in class X-1 and X-3 in SMA
Dua Mei Tangerang Selatan. The research was done in Februari 2014. The
method used in this research is a quasi experimental with Non Equvalent Control
Group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen
were used in this research are test instrument which is essay and nontest
instrument which is observation sheet. Test instrumen and nontest instrument data
will be analized quantitatively. Based on data analysis, the result obtained that
there is an effect of modificated cooperative learning kind of teams games
tournament (tgt)model effect on creative thinking ability on the concept dynamica
particel. The result of hypothesis testing against posttest data showed that value
of is and value of is . This showed that is
higher than , so is rejected. In addition, the average creative thinking
skills of students using cooperative learning model of the type of modified teams
tournament games higher than the average of creative thinking skills of students
using cooperative learning model of the type of the original teams tournament
games. Creative thinking skills class students experiment also superior in skill to
identify the data that support the hypothesis, recognize the tentative conclusions
about the new situation even when there is a close parallel relationship between
the two situations and see the elements for a few items of data. Furthermore,
based on analysis of data nontes can be concluded that the modified TGT stage of
the tournament are in the good category, while tournament stage in the category
TGT original enough.
Key words : creative thinking skills, teams games tournament, observation sheet.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan berbagai
kenikmatan hidup dan selaku hamba-Nya senantiasa mengharapkan keikhlasan,
pengampunan, rahmat serta cinta-Nya. Shalawat teriring salam kepada Baginda
Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul
“Perbandingan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament
Termodifikasi dengan Teams Games Tournament Orisinal Terhadap Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa” dapat diselesaikan oleh penulis.
Penulis sampaikan terimakasih sedalam-dalamnya khususnya kepada
orang tua tercinta dan juga kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa'i, MA, Ph,D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku ketua Prodi Jurusan Fisika
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd selaku penguji I.
5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si selaku penguji II.
6. Ibu Erina Hertanti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu,
bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis
selama ini.
7. Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu,
bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
vii
mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
9. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literature
yang dibutuhkan.
10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan IPA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.
11. Kepala SMA Dua Mei Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
12. Seluruh dewan guru SMA Dua Mei Ciputat khususnya Ibu Arie Endrianti,
S.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika.
13. Siswa dan siswi SMA Dua Mei Ciputat khususnya kelas X-1 dan X-3.
14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, “Mamah” dan alm “Bapa”,
Hermin Siswari dan Dedi Purnama yang tak henti-hentinya mendoakan,
melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis dan yang menjadi salah satu alasan utama skripsi ini dapat
diselesaikan. Kedua kakakku, Teh Herni dan Teh Heris serta adik
kembaranku tersayang Tytta serta seluruh keluarga yang menjadi kekuatan
bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.
15. A Ridwan yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya
kepada penulis.
16. Teman-teman angkatan 2009, yaitu Rina, Elsa, Ryani, Anisah, Nur
Khotimah, Nur Yunani, Iin, Eva, Siti Robiah, Anis serta yang lainnya yang
telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya kepada
penulis.
17. Teman-teman GAMMA (Gabungan Mahasiswa Muslim Fisika) dan
pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan doa
dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.
viii
18. Teman-teman HIMALAYA (Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya) yang telah
memberikan doa dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.
Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang lebih banyak atas
bantuan dari pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna. Oleh
karenanya, tegur sapa, kritik, dan saran dari para pembaca dan rekan-rekan sangat
diharapkan untuk memperbaiki kualitas proposal skripsi ini.
Jakarta, Juni 2014
Penyusun
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH .................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS........................................................................... 6
A. Kajian Teoretis ....................................................................... 6
1. Model Cooperative Learning................................................ 6
2. Model Cooperative Learning Tipe Teams Games
Tournament ........................................................................... 8
3. Media Pembelajaran ............................................................ 12
4. Program Solitaire ................................................................. 15
5. Keterampilan Berpikir Kreatif ............................................. 17
a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif ...................... 17
x
b. Indikator Berpikir Kreatif ............................................... 19
c. Teknik-teknik Berpikir Kreatif ...................................... 22
6. Karakteristik Konsep Dinamika Partikel ............................. 25
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................. 28
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32
B. Metode Penelitian ..................................................................... 32
C. Desain Penelitian ...................................................................... 32
D. Variabel Penelitian ................................................................... 33
E. Populasi dan Sampel ............................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 35
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................. 36
I. Teknik Analisis Data Tes ......................................................... 41
J. Teknik Analisis Data Nontes .................................................... 45
K. Hipotesis Penelitian .................................................................. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 47
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
1. Hasil Pretest ......................................................................... 47
2. Hasil Posttest ....................................................................... 49
3. Rekapitulasi Data Keterampilan Berpikir Kreatif ............... 51
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ................................................. 54
5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 55
6. Hasil Analisis Data Lembar Observasi ................................. 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 57
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 62
A. Kesimpulan ................................................................................ 62
B. Saran .......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Posisi Meja Pada Tahap Turnamen ................................. 11
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................................... 47
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................................... 49
Gambar 4.3 Diagram Nilai Pretest dan Posttest Setiap Indikator Keterampilan
Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 52
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen
dan Kontrol .................................................................................. 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif
dengan Tradisional ............................................................................. 7
Tabel 2.2 Lembar Skor Game ........................................................................... 12
Tabel 2.3 Cara Menentukan Penghargaan ......................................................... 12
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif .......................................... 35
Tabel 3.3 Lembar Observasi Tahap Turnamen ................................................. 36
Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai r .............................................. 37
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ....................................... 38
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 39
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda ................................................................ 40
Tabel 3.8 Lembar Uji Validitas Isi .................................................................... 40
Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ............................................. 46
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest ............................. 48
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest ............................ 50
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data
Pretest dan Posttest ........................................................................... 51
Tabel 4.5 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest ..................... 54
Tabel 4.6 Uji Homogenitas ............................................................................... 55
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................ 55
Tabel 4.8 Lembar Observasi Tahap Turnamen ................................................. 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A: Perangkat Pembelajaran .......................................................... 65
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ..... 66
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas
Eksperimen ............................................................................ 121
Lampiran B: Instrumen Penelitian ................................................................ 154
1. Instrumen Tes ........................................................................ 155
2. Analisis Hasil Uji Instrumen ................................................. 170
3. Instrumen Tes Valid .............................................................. 175
4. Soal Instrumen Penelitian ...................................................... 176
5. Instrumen Nontes ................................................................... 178
6. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes
(Lembar Observasi) ............................................................... 180
7. Lembar Validasi Ahli Media ................................................. 182
Lampiran C: Analisis Data Hasil Penelitian .................................................. 184
1. Hasil Pretest ........................................................................... 185
2. Uji Normalitas Hasil Pretest .................................................. 193
3. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Pretest ........................ 195
4. Hasil Posttest ......................................................................... 197
5. Uji Normalitas Hasil Posttest ................................................ 205
6. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Posttest ....................... 206
7. Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir
Kreatif .................................................................................... 209
8. Hasil Lembar Observasi ........................................................ 210
Lampiran D: Print Screen Media Solitaire Fisika ........................................ 213
xv
Lampiran E: Surat-surat Penelitian ............................................................... 225
1. Surat Observasi .................................................................... 226
2. Surat Keterangan Penelitian ................................................. 227
3. Lembar Uji Referensi ........................................................... 228
4. Biodata Penulis .................................................................... 233
Lampiran F: Dokumentasi Penelitian ............................................................. 234
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang amat pesat.
Berbagai cara atau metode baru telah diperkenalkan serta digunakan agar
pembelajaran menjadi lebih berkesan dan bermakna.1 Salah satu metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kelas adalah metode ekspositori.
Berdasarkan hasil penelitian Purwati (2006), aktivitas selama pembelajaran
dengan metode ekspositori belum memuaskan karena pembelajaran berlangsung
satu arah saja, guru yang mengendalikan siswa, dan siswa memperhatikan guru
menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini justru mengakibatkan guru
kurang memahami pemahaman siswa.2
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode
pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif, bukan sekadar
kerja kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya.3 Namun, tidak semua guru
mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif secara maksimal. Pada model
ini, ada beberapa tahap yang sulit diterapkan oleh guru, seperti halnya pada model
cooperative learning tipe Teams Games Tournaments(TGT).4
TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah
dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins
University, Baltimor, Maryland. Metode TGT merupakan suatu metode
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran koperatif. Dalam metode ini para
siswa dikelompok-kelompokkan menjadi 4-6 orang per kelompok secara
heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku.5 Model ini lebih
menekankan pada evaluasi individual, materi akademik yang sudah dirancang
1Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT
Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, Tesis pada IKIP PGRI, 2008, h. 2 2 Purwati, Ibid
3 Purwati, Ibid
4 Siti Julaiha, dkk, “Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS’, Skripsi pada UNTAN, 2011. h. 2 5Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 144.
2
sebelumnya, dan dalam beberapa hal membuka ruang “kompetisi” secara individual
ataupun kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran.6 Slavin menjelaskan
ada lima komponen utama dalam TGT yaitu tahap pembelajaran awal, kelompok
belajar (team study), permainan (games), turnamen atau kompetisi (tournament) dan
pengakuan kelompok (teams recognition).7
Tahap yang paling sulit pada model cooperative learning tipe TGT adalah
tahap turnamen. Jika guru tidak mampu menerapkan tahap ini secara maksimal,
maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai bahkan membuat
proses pembelajaran menjadi tidak efektif.8 Pada tahap ini, aktivitas siswa
meningkat karena terjadi interaksi antar siswa dalam berdiskusi dan berkompetisi.
Jika guru tidak bisa menguasai kelas, maka kondisi dalam kelas pun menjadi tidak
terkendali. Penyebab lainnya adalah siswa tidak memahami peraturan permainan
secara keseluruhan, sistem perangkingan yang berulang-ulang, situasi ribut dan
keterbatasan waktu yang mengakibatkan tidak semua siswa dapat mengikuti
turnamen dengan maksimal, sehingga mengganggu konsentrasi siswa lainnya.9
Permasalahan pada tahap turnamen dapat diatasi oleh guru dengan
memodifikasi tahap tersebut tanpa menghilangkan esensinya. Modifikasi yang
dilakukan adalah mengganti peraturan dan permainan kartu secara manual dengan
permainan kartu pada komputer. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai
media yang sering diterapkan oleh guru saat mengajar, dapat disimpulkan bahwa
komputer merupakan media pembelajaran yang minim digunakan yaitu sebesar
14%.10
Padahal, penggunaan media yang variatif akan mempengaruhi minat siswa
dalam proses KBM. Salah satunya adalah media game pada komputer yang cukup
populer saat ini.
6 Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PustakaPelajar), 2011. h.292.
7 Zulfiani, op. cit., 145.
8 Siti Julaiha, op. cit., 4.
9 Siti Julaiha, op. cit., 4.
10Ratih Tri Winarto, Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan Kooperatif Tipe Tgt
(Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran Di Mtsn Surabaya II,
Journal of Chemical Education, 2012, h. 183.
3
Tahap turnamen pada penelitian ini dirancang agar siswa menggunakan
program game kartu mirip solitaire pada komputer sebagai media kompetisi.
Penggunaan program game dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga terjadi proses pembelajaran
yang efektif dan lebih menyenangkan. Solitaire adalah permainan dalam menyusun
kartu remi secara berurutan sesuai nomor, warna dan lambangnya. Permainan ini
dapat dikembangkan dalam berbagai versi. Namun, pada penelitian ini permainan
solitaire dikembangkan dengan cara mengganti nomor, lambang dan warna pada
kartu dengan visualisasi konsep fisika yang telah dipelajari siswa, serta adanya
batasan waktu dalam menyelesaikan permainan ini.
Proses penyusunan kartu ini dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif
karena siswa dituntun untuk menghubungkan satu kartu dengan kartu lainnya
berdasarkan aturan tertentu. Berpikir kreatif adalah aktivitas mental untuk
mengembangkan/menemukan ide-ide asli atau orisinil, estetis, konstruktif yang
berhubungan dengan pandangan konsep, dan menekankan pada aspek berpikir
kreatif, intuitif dan rasional.11
Keterampilan berpikir kreatif ini dapat
dikembangkan melalui pendidikan salah satunya dalam pembelajaran IPA
khususnya fisika.
Konsep yang diambil pada penelitian ini adalah konsep dinamika partikel.
Konsep ini mengandung cukup banyak teori dan hitungan yang cukup abstrak.
Namun masih dapat divisualisasikan pada kartu. Selain itu, dalam pembelajaran
pada konsep dinamika partikel selama ini, guru lebih menekankan evaluasi pada
hasil belajar. Masih sedikit guru yang mengembangkan keterampilan berpikir
kreatif pada konsep tersebut. Dengan menerapkan inovasi pada tahap turnamen
tadi, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif mereka pada konsep dinamika partikel.
11
Ida Bagus Putra Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran untuk Peningkatan Kecakapan
Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 3, 2007, h. 672
4
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament
termodifikasi terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep
Dinamika Partikel”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi diantaranya yaitu:
1. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran fisika masih rendah.
2. Penggunaan media pembelajaran di sekolah belum maksimal.
3. Kemampuan guru dalam menerapkan metode Teams Games Tournaments
belum maksimal.
4. Keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran fisika masih jarang
dikembangkan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Agar bahasannya tidak meluas, maka penulis membatasi masalah hanya
pada aspek keterampilan berpikir kreatif siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut
dalam penelitian ini digunakan model cooperative learning tipe Teams Games
Tournament dengan penggunaan program permainan kartu solitaire pada sintaks
terakhir, yakni pada tahap turnamen. Jenjang yang dipilih sesuai dengan konsep
dinamika partikel, yaitu kelas X.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh model cooperative
learning tipe Teams Games Tournament termodifikasi terhadap keterampilan
berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
cooperative learning tipe Teams Games Tournament termodifikasi terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan, yaitu:
1. Untuk memberikan informasi dalam pengembangan inovasi model
cooperative learning tipe teams games tournament (TGT), sehingga dapat
digunakan untuk menilai dan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
siswa pada konsep dinamika partikel.
2. Untuk memberikan pengalaman baru yang menarik dan menyenangkan
dalam pembelajaran.
3. Sebagai alternatif model pembelajaran yang inovatif dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Model Cooperative Learning
Ada beberapa pengertian model cooperative learning menurut para ahli,
yaitu Slavin dan Roger, dkk. Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki
jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar
tertinggi.12
Sedangkan menurut Roger, dkk (1992) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang
di dalamnya setiap pembelajar bertangungjawab atas pembelajarannya sendiri dan
didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.13
Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik,
yaitu:14
a. Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.
b. Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa
membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang
baik ditangani jika melalui kerja kelompok.
c. Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2-5 siswa.
d. Siswa menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial.
e. Setiap siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran
mereka.
12
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 130. 13
Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2011. h. 29. 14
Zulfiani, op. cit., h. 131.
7
Pada pembalajaran kooperatif siwa dikondisikan untuk bekerja dan belajar
dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar kooperatif
berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional adalah
kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok diskusi,
kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Perbedaan kelompok belajar
kooperatif dengan tradisional dapat dilihat pada tabel berikut:15
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Tradisional
No Kelompok Belajar
Kooperatif
Kelompok Belajar
Tradisional
1 Kepemimpinan bersama Satu pemimpin
2 Saling ketergantungan positif Saling bergatung
3 Kelompok heterogen Kelompok homogen
4 Mempelajari keterampilan
kooperatif
Asumsi adanya keterampilan
sosial
5 Sama-sama
bertanggungjawab
Tanggung jawab hanya untuk
diri sendiri
6 Menekankan pada
penyelesaian tugas dan
mempertahankan hubungan
Hanya menekankan pada
penyelesaian tugas
7 Guru memperhatikan proses
kelompok belajar sehingga
efektif
Guru tidak memperhatikan
proses kelompok belajar
8 Satu hasil kelompok Beberapa hasil kelompok
9 Evaluasi kelompok Evaluasi individual
Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil
dikembangkan peneliti pendidikan di John Hopkins University yaitu: STAD
(Student Teams Achievement Division), TGT (Teams Games Tournament), TAI
(Team Accelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading &
Composition) dan jigsaw. Tiga diantaranya yaitu STAD, TGT, dan jigsaw dapat
diterapkan hampir di seluruh subyek mata pelajaran, sedangkan TAI dan CIRC
digunakan pada subyek mata pelajaran dan jenjang tertentu.16
15
Zulfiani, op. cit.., h. 135 16
Zulfiani, op. cit.., h. 137
8
2. Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament
Teams Games Tournaments pada mulanya dikembangkan oleh David
DeVries dan Keith Edwards. Ini merupakan metode pembelajaran pertama dari
John Hopkins.17
Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran koperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan
sebanyak 4-6 orang perkelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin,
agama, etnis atau suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial.18
Pembelajaran kooperatif model TGT (teams games tournament) adalah
salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Terdapat tiga prinsip
pembelajaran kooperatif, yaitu:19
a. Interaksi simultan
Interaksi simultan di antara para siswa terjadi pada saat metode TGT. Pada
saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung sehingga siswa
tidak mengalami kejenuhan.
b. Ketergantungan positif
Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau
kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berdampak
pada keberhasilan siswa lain, maka individu mengalami ketergantungan secara
positif. Jika kesuksesan anggota lain (jika salah satu anggota gagal maka semua
gagal), maka terbentuklah suatu bentuk keergantungan positif yang kuat. Sehingga
anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan
yang terbaik.
c. Pertanggungjawaban individu
Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan
mengerjakan tugas dikerjakan secara berkelompok, namun jenis penilaiannya
tetap individual. Sikap siswa yang dibangun antara lain; siswa termotivasi,
17
Robert E Slavin. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terj. dari
Cooperative.Learning: theory, research and practice.oleh Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa
Media, 2005), Cet. 1, h. 13 18
Zulfiani, op.cit., h. 145. 19
Zulfiani, op.cit,. h. 145
9
terdukung, terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat
mengendalikan rasa kecewa, sedih dan dapat mengembangkan kejujuran, mandiri,
kerjasama, suka memberi, adil dan terbuka.
Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam TGT yaitu:20
a. Pembelajaran awal
Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan
pengajaran biasa atau pengajaran klasikal guru. Tujuan pembelajaran awal adalah
membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan
bekerjasama dalam kelompok dan kecakapan dalam memecahkan masalah.
b. Kelompok belajar (Team Study)
Keanggotaan belajar disusun dengan beranggotaan 4-5 orang yang
mewakili berbagai keragaman dalam kelas, sepeti kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras/etnis. Fungsi utama mereka dikelompokkan adalah anggota-anggota
kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat bekerjasama dalam belajar dan
mengajarkan lembar kerja da lebih khusus lagi menyiapkan semua anggota dalam
kompetensi. Pada kegiatan kelmpok belajar, seluruh siswa mempelajari materi
pelajara dari berbagai sumber belajar (kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang disusun guru. Pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran.
c. Permainan (Games)
Permainan dalam pembelajara kooperatif akan menimbulkan kekreatifan
siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan dalam
games disusun dan dirancang dari materi yang telah disajikan untuk menguji
pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian
besar pertanyaan-pertanyaan pada kuis adalah adalah bentuk sederhana. Setiap
siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yag
sesuai dengan nomor pada kartu tersebut.
20
Zulfiani, op. cit., 145.
10
d. Turnamen (Tournament)
Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya
dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru
menberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar kerjanya.21
Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen.
Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja
2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari
semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor
tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.22
Pada meja pertandingan
disediakan 1 set lembar pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlahnya
sesuai dengan nomor soal), dan format skor pertandingan.23
Setelah turnamen pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja
tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja
“naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke
meja 5). Sedangkan siswa yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal
pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara
ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditepatkan, untuk seterusnya mereka
akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja
mereka yang sesungguhnya.24
21
Zulfiani, op. cit., h. 147. 22
Slavin, op, cit., h. 166 23
Zulfiani, op. cit., h. 147. 24
Slavin, op. cit., h. 166-167..
11
Skema turnamen dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:25
Team A
Team B Team C
Gambar 2.1 Skema Posisi meja pada tahap turnamen
Dalam turnamen siswa berperan sebagai berikut:
26
1) Pembaca (reader)
Untuk menentukan reader, semua kartu nomor dikocok lalu diletakkan di
atas meja. Semua anggota pertandingan mengambil masing-masing satu kartu.
Anggota yang mendapat kartu nomor tertinggi menjadi reader.
2) Penantang pertama (1st challenger)
Siswa yang duduk di sebelah kiri reader.
3) Penantang kedua (2nd
challenger)
Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang pertama.
4) Pengecek jawaban (checker)
Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang kedua.
25
Slavin, op. cit., h. 168. 26
Zulfiani, op. cit., h. 117-118.
A1 A2 A3 A4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen
1 A1, B1, C1
Meja Turnamen
2 A2, B2, C2
Meja Turnamen
3 A3, B3, C3
Meja Turnamen
4 A4, B4, C4
B1 B2 B3 B4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C1 C2 C3 C4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
12
Tabel 2.2 di bawah ini merupakan contoh lembar skor game dan
perhitungan poin turnamen:27
Tabel 2.2 Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Game 1 Game 2 Game 3 Total Poin Turnamen
e. Penghargaan kelompok (team recognise)
Setelah semua skor dihitung, guru segera memberikan penghargaan
kepada tim. Pemberian penghargaan dapat berupa hadiah atau sertifikat atas usaha
yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kriteria penghargaan sesuai
dengan tabel berikut:28
Tabel 2.3 Cara Menentukan Penghargaan
Kriteria Rata-rata Tim Penghargaan (award)
31-40 Cukup (Good Team)
41-45 Baik (Great Team)
>46 Amat Baik (Super Team)
3. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupkan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.29
Di samping
sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata
mediator yang menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut
27
Zulfiani, op. cit., h. 148. 28
Zulfiani, op. cit., h. 150. 29
Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6.
13
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator,
media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran.30
Media pembelajaran adalah media yang membawa peasn-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung makna-makna
pengajaran.31
Leslie J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku,
film, rekaman video, dan lain sebagainya. Ia juga berpendapat bahwa media
pembelajaran merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya
terjadi proses belajar.32
Sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang lain
atau sekelompok orang, maka media pembelajaran sangat vital fungsinya dalam
pembelajaran.33
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:34
a. Sumber belajar
Media pembelajaran adalah “bahasanya guru”, sehingga untuk beberapa
hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber
belajar.
b. Semantik
Media memiliki fungsi semantik, yaitu menambah perbendaharaan kata
(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami siswa (tidak
verbalistik).
c. Manipulatif
Media pembelajaran memiliki fungsi manipulatif yaitu kemampuan untuk
mengatas batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi
manusia.
30
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Gtafindo Persada, 2007), h. 3. 31
Ibid., h. 4. 32
Soleh Hamid, Metode Edutainment. (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 150. 33
Ibid, h. 151 34
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.37-48.
14
d. Psikologis
Fungsi psikologis ini mengandung makna bahwa media pembelajaran
mampu meningkatkan imajinasi dan perhatian siswa terhadap materi ajar,
menggugah perasaan, emosi serta tingkat penerimaan atau penolakan siswa
terhadap sesuatu.
e. Sosio-kultural
Setiap siswa memiliki berbagai karakteristik yang berbeda. Media
pembelajaran mampu mengatasi hambatan sosio-kultiural antara siswa dengan
cara memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Semakin baik media atau alat bantu pendidikan sebagai penyampai pesan-
pesan atau materi-materi pembelajaran kepada siswa, maka akan semakin baik
dan maksimal kemampuan siswa untuk menerima dan mencerna materi atau pesan
dalam pembelajaran. Agar alat bantu atau media pembelajaran menjadi alat yang
benar-benar memberikan manfaat kepada siswa, maka alat bantu atau media
pembelajaran tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:35
a. Media atau alat bantu pendidikan harus menarik perhatian siswa, agar mereka
mampu memfokuskan diri pada pesan yang akan disampaikan oleh media
pembelajaran atau alat bantu tersebut.
b. Media atau alat bantu harus mampu mengembangkan minat para siswa agar
bisa mengikuti materi yang disampaikan dengan baik.
Namun, tidak semua media atau alat bantu pembelajaran sesuai atau cocok
diterapkan pada kondisi dan materi yang akan diberikan. Oleh karena itu,
pemilihan media yang tepat untuk mata pelajaran tertentu menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dan
tercapainya tujuan pembelajaran.36
35
Hamid, op. cit., h. 151. 36
Hamid, op. cit., h. 151.
15
Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok besar, yaitu:37
a. Media audio
Media audio adalah media yag hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Contoh media audio
adalah radio, kaset, perekam, audio tape dan compact disk.
b. Media visual
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Contoh media visual adalah buku, majalah, sketsa, lukisan, foto dan miniatur.
c. Media sudio visual
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan
pendengaran sekaligus dalam satu proses. Contoh media audio visual adalah video
dan film.
d. Multimedia
Multimedia adalah media yang melibatka berbagai indera dalam satu
proses. Contoh multimedia adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman
secara langsung, bisa melalui komputer dan internet, pengalaman berbuat dan
pengalaman terlibat.
4. Program Solitaire
Solitaire adalah permainan dalam menyusun kartu remi secara berurutan
sesuai nomor, warna dan lambangnya. Permainan ini dapat dikembangkan dalam
berbagai versi. Pada umumnya, aturan permainan solitaire ini sederhana namun
membutuhkan cukup ketelitian. Permainan ini dimulai dengan membuka kocokan
atau kumpulan kartu. Setiap kali membuka kocokan kartu, akan ada 3-4 kartu
yang ditampilkan, namun hanya kartu pada urutan pertama atau kiri yang dapat
diambil oleh pemain untuk ditempatkan di atas kartu pada kotak pengumpul.
Kemudian, kartu urutan kedua tadi dapat diambil oleh pemain. Jika kartu ketiga
tidak dapat ditempatkan di manapun, maka pemain dapat membuka kocokan kartu
untuk kedua kalinya, sehingga sisa kartu yang dibuka pada kocokan pertama atau
37
Munadi, Ibid. h. 55.
16
sebelumnya tertutup oleh kartu-kartu yang baru dibuka. Pemain dapat membuka
kocokan kartu berulang kali sampai tidak ada lagi kartu yang tertutup pada
kumpulan atau kocokan kartu. Kemudian, pemain dapat menutup kembali semua
kartu yang telah dibuka dan belum diambil. Ketika pemain membuka kembali
kocokan pertama, susunan kartu bisa berbeda dari kocokan pertama ketika pemain
baru memulai permainan. Hal ini dapat terjadi jika dalam satu siklus sebelumnya
pemain mengambil mengambil minimal satu kartu.
Kartu-kartu tersebut harus diurutkan berdasarkan nomor kartu terbesar
pada beberapa kotak pengumpul, yaitu dari King sampai As dengan warna yang
berbeda antar urutannya. Misalnya, kartu Queen keriting bisa ditempatkan di atas
kartu King love atau King tempe. Kemudian urutan selanjutnya adalah kartu Jack
sekop atau keriting. Setiap kotak pengumpul memiliki minimal satu kartu yang
masih terutup. Pemain harus membuka semua kartu pada semua kotak
pengumpul. Namun, hanya kartu pada posisi paling atas pada setiap kumpulan
kartu di kotak pengumpul yang dapat dibuka. Pemain dapat meletakkan kartu dari
kocokan atau kotak pengumpul di atas kartu yang terbuka pada suatu kotak
pengumpul lainnya. Kartu yang masih tertutup di kotak pengumpul hanya dapat
dibuka jika tidak ada kartu yang terbuka di atasnya. Perpindahan kartu-kartu pada
kotak pengumpul dapat memungkinkan suatu kotak pengumpul kosong atau tidak
terisi satupun kartu yang terbuka atau tertutup. Kotak tersebut dapat diisi satu
kartu King atau satu baris kartu dari kotak pengumpul atau kocokan kartu. Satu
baris kartu tersebut minimal terdiri dari kartu King dan Queen, maksimal terdiri
dari kartu King sampai kartu nomor 2 dari kotak pengumpul lainnya.
Ketika pemain dapat mengurutkan 4 kelompok kartu berdasarkan nomor,
warna dan lambangnya, maka tahap terakhir adalah memasukkan kartu-kartu
tersebut ke dalam empat kotak utama secara berurutan dari kartu As sampai King
berdasarkan lambangnya. Jika kartu teratas dari kocokan kartu adalah As, maka
kartu As tersebut dapat ditempatkan langsung di kotak utama. Selanjutnya kartu
pada urutan selanjutnya dapat langsung ditempatkan pada kotak utama walaupun
masih ada kartu pada kotak pengumpul yang belum dibuka. Hal yang sama juga
berlaku untuk kotak pengumpul.
17
Pemain dianggap kalah jika kartu-kartu yang tersisa tidak bisa diurutkan.
Hal ini biasanya terjadi jika masih ada kartu yang tertutup pada kotak pengumpul
namun ditindih oleh kartu terbuka lainnya yang tidak bisa diurutkan dengan kartu
terbuka pada kotak pengumpul lain atau kotak utama. Penyebab lainnya adalah
masih ada kartu pada kocokan kartu yang tidak dapat diambil pemain karena tidak
dapat diurutkan pada kotak pengumpul maupun kotak utama. Sebaliknya pemain
dianggap menang ketika mampu menyusun semua kartu berdasarkan nomor,
warna dan lambangnya secara benar pada kotak utama.
Pada umumnya, game solitaire memiliki perhitungan waktu permainan
namun tidak dibatasi. Game ini juga memiliki perhitungan pergerakan kartu, yaitu
setiap kartu dibuka, dikocok, maupun dipindahkan. Jumlah waktu dan pergerakan
kartu sampai pemain menang akan menghasilkan persentase kemenangan pemain
tersebut. Hal ini menyebabkan pemain harus mempertimbangkan setiap
langkahnya dalam permainan.
5. Keterampilan Berpikir Kreatif
a. Pengertian keterampilan berpikir kreatif
Menurut Lawson keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan baik. Kinerja terampil termasuk mengetahui apa yang harus dilakukan,
kapan melakukannya, dan bagaimana melakukannya. Dengan kata lain, menjadi
terampil dalam sesuatu dengan mengetahui serangkaian prosedur, mengetahui
kapan untuk menerapkan prosedur tersebut, dan menjadi ahli dalam melaksanakan
prosedur tersebut.38
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Biasanya, orang
mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk
menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-
hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal
sudah ada sebelumnya. Yang dimaksudkan dengan data, informasi atau unsur-
unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, adalah semua pengalaman yang
38
Anton E Lawson, Science Teaching and The Development of ThinKing, (Wadsworth,
1995), h.50.
18
telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Di sini termasuk segala pengetahuan
yang pernah diperolehnya baik selama di bangku sekolah maupun dalam keluarga
dan masyarakat.39
Berpikir kreatif juga merupakan kemampuan berdasarkan data atau
informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan
keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan
terhadap suatu masalah, makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban
itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban
yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas
atau mutu dari jawabannya.40
Tatag Yuli Eko Siswono, menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan
suatu proses yang digunakan pada saat seseorang memunculkan suatu ide
baru dengan menggabungkan ide-ide yang sebelumnya yang belum dilakukan.41
Beberapa definisi berpikir kreatif (kreativitas) menurut para pakar berdasarkan
empat P (Munandar, 2009:20-22) adalah sebagai berikut:42
1) Definisi pribadi; Hulbeck (1945) menyatakan bahwa tindakan kreatif muncul
dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Sternberg (1988) yaitu “kreativitas merupakan titik
pertemuan yang khas dari tiga atribut psikologi inteligensi, gaya kognitif, dan
kepribadian/motivasi. Bersama-sama ketiga-segi dari alam pikiran ini
membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif”.
2) Definisi proses; Torrance (1988) mengemukakan bahwa kreativitas adalah “
(1) proses ketika mengalami kesulitan penginderaan, masalah, kesenjangan
informasi, unsur-unsur yang hilang, sesuatu yang diminta, (2) proses membuat
tebakan dan merumuskan hipotesis tentang kekurangan-kekurangan, (3)
39
S. C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,. (Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999), h. 47. 40
Ibid., h. 48. 41
Tatag Yuli Eko Siswono, Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Matematika, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, h. 1. 42
S. C Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2009), h. 20-22.
19
mengevaluasi dan menguji dugaan dan hipotesis, (4) merevisi dan pengujian
ulang mereka, dan akhirnya, mengkomunikasikan hasil.” Definisi tersebut
pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah.
3) Definisi produk; Baron (1969) menyatakan bahwa “kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru”.
Selanjutnya Haefele (1962) menyatakan “kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.”
4) Definisi press; Simpson mendifinisikan kreativitas lebih merujuk pada aspek
dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai inisiatif yang
dimanifestasikan dengan kekuatan-Nya untuk melepaskan diri dari pemikiran
biasa”.
b. Indikator berpikir kreatif
Keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari beberapa indikator.
Indikator keterampilan berpikir kreatif menurut Burnester dalam Lawson, yaitu:43
1) Keterampilan menggambarkan alam secara akurat, terdiri dari;
a) Keterampilan dalam menggambarkan objek dalam hal karakteristik yang dapat
diamati.
b) Keterampilan dalam seriating objek dalam hal karakteristik yang dapat
diamati.
c) Keterampilan dalam mengklasifikasikan obyek dalam hal karakteristik yang
dapat diamati
d) Keterampilan dalam menggambarkan, seriating, mengelompokkan dan
mengukur benda-benda dalam hal variabel seperti jumlah, panjang, luas, berat,
volume dan kepadatan.
e) Keterampilan dalam mengidentifikasi karakteristik variabel dan konstan
kelompok obyek: keterampilan dalam mengidentifikasi karakteristik variabel
kontinyu yang terputus-putus dan penamaan nilai-nilai spesifik dari
karakteristik; keterampilan dalam mengukur, merekam dan grafik frekuensi
kejadian nilai-nilai tertentu dari karakteristik dalam sampel benda;
43
Lawson, op. cit., h. 51
20
keterampilan dalam menentukan rata-rata, median dan modal nilai-nilai dari
distribusi frekuensi masuk
2) Keterampilan dalam mengenali perbedaan antara populasi sampel iklan dan
mengidentifikasi cara-cara untuk memperoleh random berisi sampel;
keterampilan dalam membuat prediksi tentang kemungkinan kejadian
karakteristik populasi spesifik berdasarkan frekuensi kejadian dari
karakteristik tersebut dalam sampel acak.
3) Keterampilan dalam mengenali, menciptakan, dan menyatakan hipotesis
alternatif penjelasan kausal dan teori-teori, yang terdiri dari:
a) Keterampilan dalam membedakan sebuah hipotesis dari sebuah pertanyaan;
b) Keterampilan dalam membedakan antara pernyataan yang menjelaskan
pengamatan atau generalisasi dari pengamatan dan pernyataan yang
merupakan hipotesis untuk pengamatan;
c) Keterampilan dalam mengenali hipotesis sementara atau teori;
d) Keterampilan dalam membedakan antara penjelasan sementara untuk
fenomena (hipotesis) dan istilah yang digunakan hanya untuk label fenomena
tersebut;
e) Keterampilan dalam membuat semua kemungkinan kombinasi hipotesis
dengan sistematis.
4) Keterampilan dalam menggeneralisasi dan menyatakan prediksi logis
berdasarkan asumsi hipotesis yang benar dan membayangkan kondisi
eksperimen, yang terdiri dari
a) Keterampilan dalam membedakan antara hipotesis dan prediksi.
5) Keterampilan dalam merencanakan dan melakukan eksperimen terkendali
untuk menguji hipotesis alternatif, yang terdiri dari:
a) Keterampilan dalam memilih hipotesis alternatif yang sesuai untuk menguji;
b) Keterampilan dalam membedakan antara pengamatan tak terkendali dan
percobaan yang melibatkan kontrol;
c) Keterampilan dalam mengenali bahwa hanya satu faktor yang dimasukkan
menjadi variabel dalam sebuah eksperimen: keterampilan dalam mengenali
faktor variabel yang dimasukkan dan faktor variabel yang dihasilkan dan
21
keterampilan dalam mengenali faktor-faktor yang tetap konstan di kontrol
parsial;
d) Keterampilan dalam mengenali eksperimen dan masalah-masalah teknis
dalam rancangan eksperimen;
e) Keterampilan dalam mengkritisi kesalahan percobaan ketika: rancangan
eksperimen yang tidak menghasilkan jawaban dari suatu pertanyaan,
eksperimen tidak dirancang untuk menguji hipotesis yang dinyatakan
spesifik, metode pengumpulan data yang tidak reliabel, data yang tidak akurat,
data yang tidak mencukupi jumlah, dan kontrol yang tidak tepat dimasukkan.
6) Keterampilan dalam mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis
eksperimen yang relevan dengan data yang berhubungan, terdiri dari:
a) Keterampilan dalam mengenali adanya kesalahan dalam pengukuran;
b) Keterampilan dalam mengenali keakuratan dalam pengukuran yang diberikan
oleh sifat dari pertanyaan;
c) Keterampilan dalam mengorganisir dan menganalisis data: keterampilan
dalam membuat tabel dan grafik frekuensi, keterampilan dalam mengukur,
merekam, dan menggambarkan nilai dari dua variabel pada sebuah grafik
tunggal, keterampilan dalam membangun sebuah tabel kontingensi variabel
diskontinyu;
d) Keterampilan dalam melihat elemen-elemen dalam umum untuk beberapa
item data;
e) Keterampilan dalam mengenali kecenderungan yang berlaku dalam data
ekstrapolasi dan interpolasi;
f) Keterampilan dalam menerapkan pengertian probabilitas kuantitatif, proporsi,
persentase, dan korelasi dengan fenomena alam dan mengenali ketika variabel
terkait dengan penambahan atau penggandaan, menyiapkan persamaan
kuantitatif sederhana untuk menjelaskan hubungan ini, meliputi: keterampilan
dalam mengenali hubungan langsung, bertentangan, atau tidak ada hubungan
antara variabel, keterampilan dalam mengenali bahwa ketika dua hal berbeda
secara bersamaan, hubungan itu mungkin kebetulan, tidak kausal,
22
keterampilan dalam mengenali bukti tambahan yang diperlukan untuk
menetapkan sebab dan akibat.
7) Keterampilan dalam menggambarkan dan menerapkan kesimpulan yang
masuk akal, yang terdiri dari:
a) Keterampilan dalam mengevaluasi data yang relevan dan menggambarkan
kesimpulan melalui sebuah perbandingan dari hasil yang nyata dengan hasil
prediksi;
b) Keterampilan dalam membedakan antara bukti langsung dan tidak langsung;
c) Keterampilan dalam mengenali data yang tidak berhubungan dengan
hipotesis;
d) Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis;
e) Keterampilan dalam mengenali data yang tidak mendukung hipotesis;
f) Keterampilan dalam menggabungkan bukti-bukti baik yang mendukung dan
bertentangan dari berbagai sumber untuk mempertimbangkan kemungkinan
kebenaran atau kesalahan hipotesis;
g) Keterampilan dalam menunda hukuman jika tidak ada bukti bukti atau bukti-
bukti yang ada tidak memenuhi;
h) Keterampilan dalam mengenali kesementaraan dalam kesimpulan ilmiah;
i) Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru
bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi;
j) Keterampilan dalam mengenali asumsi-asumsi yang harus dilakukan dalam
menerapkan kesimpulan untuk situasi baru.
c. Teknik-teknik
Siswa mampu berpikir dan mengungkapkan diri secara kreatif dapat
dibantu dengan metode dan teknik-teknik kreatif, yaitu mampu memberikan
bermacam-macam gagasan dan jawaban dalam pemecahan masalah.
23
Teknik-teknik kreatif itu dapat dilihat diantaranya, sebagai berikut:44
1) Pemikiran dan perasaan terbuka
Cara yang paling mudah untuk merangsang pemikiran kreatif ialah
dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya
berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan, serta
dengan membantu siswa mengajukan pertanyaan.
2) Sumbang saran
Teknik untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar
8-10 orang) dengan “menggali” gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota
kelompok. Dalam kelompok kecil ini seorang anak dipilih untuk berperan sebagai
ketua dan siswa lain bertugas mencatat semua gagasan yang muncul. Ketua
kelompok menjelaskan masalahnya dan kemudian anggota kelompok
mengungkapkan gagasan secara terbuka dan spontan (tidak perlu menunggu
giliran)
3) Daftar pertanyaan yang memacu gagasan
Teknik ini bertujuan melancarkan keluarnya gagasan dalam pemecahan
masalah seperti mengembangkan, meningkatkan, memperbaiki suatu objek atau
situasi, dengan meninjau daftar pertanyaan yang membantu melihat hubungan-
hubungan baru. Dasar pertimbangannya ialah bahwa gagasan-gagasan kreatif
merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang sebelumnya belum berhubungan.
4) Menyimak sifat benda atau keadaan
Teknik ini digunakan untuk menggugah banyak gagasan guna
meningkatkan atau memperbaiki suatu objek atau situasi. Diawali dengan
mencatat semua atribut (sifat) dari suatu objek atau situasi. Kemudian meninjau
masing-masing ciri untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
mengubah atau memperbaiki objek atau situasi tersebut.
5) Hubungan yang dipaksakan
Teknik lain untuk merangsang gagasan-gagasan kreatif ialah dengan cara
“memaksakan” suatu hubungan antara objek atau situasi yang dimasalahkan
dengan unsur-unsur lain untuk menimbulkan gagasan-gagasan baru. Maksud dari
44
Munandar, op. cit., h. 100-112.
24
“memaksakan hubungan” ialah agar dapat melepaskan diri dari hubungan-
hubungan yang lazim atau yang sudah menjadi tradisi (kebiasaan) untuk
mendapatkan kemungkinan-kemungkinan baru. Contoh: memaksakan hubungan
antara “meja tulis guru”dan “pohon”. Misalnya: Melihat pohon-pohon di halaman
sekolah menimbulkan gagasan-gagasan untuk menambahkan tempat di samping
meja tulis guru yang dibuat dari batang pohon yang dibelah untuk tempat
tanaman.
6) Pendekatan morfologis
Pada teknik pendekatan atau analisis morfologis dengan berusaha
memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru dengan cara mengkaji
dengan cermat bentuk dan struktur masalah.
7) Pemecahan Masalah secara Kreatif (PMK)
Dimulai dari suatu keadaan yang kacau. Ada sesuatu yang mengganggu,
tetapi masalahnya masih samar-samar, dan belum tahu inti masalahnya. Untuk
memecahkan masalah secara kreatif, proses pemecahan berlangsung dalam lima
tahap, yaitu:
a) Mengumpulkan fakta
b) Menemukan masalah
c) Menemukan gagasan
d) Menemukan jawaban
e) Menemukan penerimaan.
Berpikir kreatif dapat dilatih dengan berbagai hal yang telah diuraikan di
atas. Jadi berpikir kreatif bukan turunan atau bakat seseorang tetapi suatu
kebiasaan dalam memecahkan persoalan hidup dengan pemikiran-pemikiran yang
baru.
25
6. Karakterisasi Konsep Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda
disertai dengan penyebabnya. Konsep ini dapat dijelaskan dengan peta konsep
yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:
Gambar 2.2 Peta Konsep Dinamika Partikel
a. Materi Dinamika Partikel
1) Pengertian Dinamika Partikel
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda
dengan meninjau penyebabnya.45
Isaac Newton menemukan bahwa semua
persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang
sederhana.46
2) Hukum I Newton
Gelas yang diletakkan di atas meja datar, terlihat bahwa gelas tetap diam,
karena tidak ada gaya yang bekerja pada gelas. Kelereng yang sedang meluncur di
lantai licin yang datar. Jika keadaan lantai licin sempurna, maka kelereng terus
bergerak, karena tidak ada gaya yang menghentikan kelereng. Hal ini disebut sifat
45
Ahmad Zaelani, dkk, 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA,
(Bandung: Yrama Widya), h. 75. 46
Karyono, dkk, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 51.
Mempelajari
Aplikasi
Berdasarkan
DINAMIKA PARTIKEL
GAYA GERAK
HUKUM NEWTON
TEGANGAN
TALI GESEKAN BERAT BIDANG
DATAR
BIDANG
MIRING
BERAT
26
kelembaman benda. Seorang ahli fisika dari Inggris bernama Newton,
merumuskan Hukum I Newton,yang berbunyi:47
"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah
seluruh gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dituliskan:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)
3) Hukum II Newton
Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan
anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak, jika gaya dorong diperbesar
mobil bergerak atau jika anda naik sepeda meluncur di jalan raya, jika sepeda
direm, sepeda berhenti. Pada keadaan ini ternyata kecepatan benda selalu berubah
atau mengalami percepatan. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II
Newton yang berbunyi:48
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan
berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
4) Hukum III Newton
Seorang wanita menendang tembok dengan sepatunya. Jari kaki wanita
tersebut melakukan tendangan ke tembok sebagai aksi, lalu tembok melakukan hal
yang sama pada jari kaki dengan besar energi yang sama namun arah yang
berlawanan. Hal ini dinyatakan dalam hukum Newton III yang berbunyi:49
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah.
Hukum ini dirumuskan menjadi:
Faksi = -Freaksi
5) Gaya gravitasi atau berat (w)
Berat adalah gaya gravitasi bumi yang dirasakan oleh benda-benda di
sekitar bumi. Sesuai perumusan gaya pada hukum II Newton berat suatu benda
47
Douglas C. Giancoli, Fisika, Terj. dari Physics.oleh Yuhilza Hanum, (Jakarta:
Erlangga, 2001), Cet. 1, h. 93. 48
Zaelani, op. cit., h. 76. 49
Giancoli, op. cit., h. 97.
27
didefinisikan sebagai hasil kali massa m dengan percepatan gravitasi g, seperti
pada persamaan di bawah berikut:50
w = m g w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
6) Gaya Gesek (fs)
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara
dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak. Gaya ini dirumuskan menjadi:51
fs = 𝜇s N fs = gaya gesek (Newton)
𝜇s = koefisien gesekan
N = Gaya normal benda (Newton)
7) Gaya Sentripetal (Fs)
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya
sentripetal dengan menuju ke pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal.52
Fs = m v2
/ r Fs = gaya sentripetal (N)
= m ω2 r m = massa benda (kg)
v = kecepatan (m/s)
r = jari-jari (m)
8) Gaya Normal (N)
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya tekan bidang pada benda yang
arahnya tegak lurus pada bidang sentuh.53
9) Gaya Tegangan Tali (T)
Gaya tegangan tali adalah gaya tarik yang terjadi karena tarikan tali dan
arahnya sesuai dengan tarikan tali.54
50
Sri Handayani dan Ari Damari, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 82. 51
Zaelani, op. cit., h. 84 52
Giancoli, op.cit., h. 136. 53
Ari Damari dan Sri Handayani, Kupas Fisika SMA, (Jakarta: Wahtumedia, 2007), h. 26 54
Damari, Ibid.
28
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode teams games
tournament berbasis animasi adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Zafer Tanel dan Mustafa Erol (2008) yang
berjudul “Effects of Cooperative Learning on Instructing Magnetism:
Analysis of an Experimental Teaching Sequence”. Hasil peneltian ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelas
eksperimen yang mengindikasikan kesuksesan dibandingkan dengan kelas
kontrol.55
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Purwati (2008) yang berjudul
“Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan
Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV”. Sampelnya adalah siswa
kelas IV SDI Al Azhar 14 Semarang tahun pelajaran 2007/ 2008. Upaya yang
dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Team Games
Tournament berbantuan media animasi grafis. Tujuannya untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan animasi grafis
terhadap hasil belajar. Kesimpulannya adalah model pembelajaran kooperatif
TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan sebesar
80,3 %.56
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Julaiha (2011) yang berjudul “Efektifitas
Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas XI IPS”. Bentuk Penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan
rancangan Non Equivalen Control Group Design. Berdasarkan hasil
perhitungan dengan Uji U Mann Whitney diperoleh Ztabel ≤ Zhitung sehingga
55
Zafer Tanel dan Mustafa Erol, Effects of Cooperative Learning on Instructing
Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence Physic Education, 2008, Journal
Physic Eduaction, 2, h. 124. 56
Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT
Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, Tesis pada IKIP PGRI, 2008.
29
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
posttest kelas kontrol dengan post-test kelas eksperimen.57
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih dan Sukarmin (2012) yang berjudul
“Penerapan Zuma Chemistry Game dengan Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTsN
Surabaya II”. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain
penelitian one group pretest posttest design. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa meningkat sebesar 84,38 %. Motivasi intrinsik siswa
sebesar 85,28 % dan motivasi ekstrinsik siswa sebesar 82,02 %.58
5. Penelitian yang dilakukan oleh Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa
(2012) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreatif Siswa”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual menggunakan media
audio-visual memberikan pengaruh lebih baik daripada pembelajaran
dengan model pembelajaran kontekstual menggunakan media lembar kerja
siswa terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.59
C. Kerangka Pikir
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kelas
adalah metode ekspositori, namun metode ini belum memuaskan karena
pembelajaran berlangsung satu arah saja, guru yang mengendalikan siswa, dan
siswa memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini justru
mengakibatkan guru kurang memahami pemahaman siswa.60
57
Siti Julaiha, Sri Buwono dan Bambang Genjik S, Efektifitas Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, 2011, Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 1, h. 1. 58
Ratih Tri Winarto dan Sukarmin, “Penerapan Zuma Chemistry Game dengan Kooperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTsN
Surabaya II”, 2012, UNESA Journal of Chemical Education, 1, h. 180. 59
Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa,
IKIP PGRI, 2012. 60
Purwati, op.cit ., h. 2.
30
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode
pembelajaran kooperatif. Salah satunya adalah menggunakan model
pembelajaran. Namun, tidak semua guru mampu menerapkan model pembelajaran
kooperatif secara maksimal. Pada model pembelajaran ini, ada beberapa tahap
yang sulit diterapkan oleh guru, seperti halnya pada model cooperative learning
tipe Teams Games Tournaments.
TGT (Teams Games Tournaments) suatu metode pembelajaran dengan
pendekatan pembelajaran koperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan
menjadi 4-6 orang per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin,
agama, etnis/suku.61
Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam TGT
yaitu tahap pembelajaran awal, kelompok belajar (team study), permainan (games),
turnamen atau kompetisi (tournament) dan pengakuan kelompok (teams
recognition).62
Pada tahap turnamen, aktivitas siswa meningkat karena terjadi
interaksi antar siswa dalam berdiskusi dan berkompetisi. Jika guru tidak bisa
menguasai kelas, maka kondisi dalam kelas pun menjadi tidak terkendali.
Untuk mengatasi permasalahan pada tahap turnamen, guru dapat
memodifikasi tahap tersebut tanpa menghilangkan esensinya. Modifikasi yang
dilakukan adalah mengganti peraturan dan permainan kartu secara manual dengan
permainan kartu pada komputer. Pada penelitian ini, tahap turnamen dirancang
agar siswa menggunakan program game kartu mirip solitaire pada komputer
sebagai media kompetisi.
Proses penyusunan kartu ini dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif
karena siswa dituntun untuk menghubungkan satu kartu dengan kartu lainnya.
Setiap kartu memiliki gambar visualisasi konsep dinamika partikel yang saling
berhubungan dengan kartu lainnya sehingga membentuk satu konsep yang
sistematis. Kartu yang memiliki konsep yang tidak saling berhubungan tidak akan
bisa diurutkan sehingga permainan tidak bisa diselesaikan dengan benar atau
pemain tersebut kalah. Melalui model cooperative learning tipe teams games
61
Zulfiani, op.cit., h. 144. 62
Zulfiani, op. cit, h. 145.
31
tournament (TGT) termodifikasi diharapkan keterampilan berpikir kreatif siswa
pada konsep dinamika partikel dapat meningkat.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)
termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada
konsep dinamika partikel.
2. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative
learning tipe teams games tournament (TGT) termodifikasi
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika
partikel.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Tangerang Selatan yang
berlokasi di Jl. H. Abdul Gani no 135 Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Februari, semester genap tahun ajaran 2013-
2014.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen
atau eksperimen semu, yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi eksperimen.63
Pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap
satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.64
C. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan non equivalent control group design.
Kedua kelompok akan diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda.
Sebelum pembelajaran, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersagkutan
(dinamika partikel). Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda,
kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan
menggunakan model cooperative learning tipe TGT termodifikasi. Kelompok
kedua sebagai kelas kontrol yang akan diajarkan dengan menggunakan model
cooperative learning tipe TGT orisinal dalam pembelajarannya. Setelah diberi
perlakuan, pada kedua kelompok diberi tes akhir (posttest).
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 114. 64
Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), cet. 6, h. 59.
33
Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
A O1 X1 O2
B O1 X2 O2
Keterangan:
A : Kelas eksperimen
B : Kelas kontrol
X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model
cooperative learning tipe TGT termodifikasi.
Xc : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol menggunakan metode
konvensional (tanpa model cooperative learning tipe TGT termodifikasi)
O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan
O2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuan.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah karekteristik yang akan diobservasi dari satuan
pengamatan.65
Berdasarkan kedudukan dalam sistem paradigma atau desain
penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi beberapa variabel, di antaranya
variabel dependent (terikat) dan variabel independent (bebas).66
Variabel bebas
(X) dari penelitian ini adalah model cooperatif learning tipe teams games
tournament (TGT) termodifikasi. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.67
Variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kreatif.
65
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), Cet. 1,
h. 22. 66
Ibid., h. 24. 67
Sugiyono, op. cit., h. 61.
34
E. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian, peneliti menentukan populasi dan sampel. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.68
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Dua Mei Tangerang Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh siswa kelas X di sekolah tersebut.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian merupkan sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (representative).69
Sampel
dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas X SMA Dua Mei Tangerang
Selatan. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive sampling
(sampel bertujuan). Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel
bukan didasarkan pada random, strata atau daerah melainkan berdasarkan tujuan
tertentu.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa,
sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi.
68
Supardi, op. cit., h. 25. 69
Supardi, op. cit., h. 26.
35
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
nontes.
1. Instrumen tes
Instrumen tes yang digunakan berupa tes uraian untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa. Kisi-kisi instrumen tes keterampilan berpikir
kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Indikator Pembelajaran
Indikator Keterampilan
Berpikir Kreatif Jumlah
Soal K.1 K.2 K.3
1
Mengidentifikasi penerapan
prinsip hukum Newton dalam
kehidupan sehari-hari
2,4,5 1,3 6 6
2 Menjelaskan perbedaan dan kaitan
antara Hukum I, II dan III Newton 8 7, 9, 10 11, 12 6
3
Menganalisis gaya-gaya yang
terjadi pada peristiwa hukum
Newton
14, 16 18 13, 15,
17 6
Jumlah Soal 6 6 6 18
Keterangan:
K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis
K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru
bahkan ketika ada hubungan paralelyang erat antara dua situasi
K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data
36
2. Instrumen nontes
Instrumen nontes yang digunakan berupa lembar observasi untuk
mengamati berlangsungnya proses pembelajaran terutama pada tahap turnamen.
Kisi-kisi instrumen nontes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3 Lembar Observasi Tahap Turnamen
No Indikator Skor
maksimal
1 Memahami peraturan turnamen 3
2 Bekerja sama dalam kelompok 3
3 Berkompetisi secara positif 3
4 Situasi pembelajaran kondusif 3
Jumlah 12
H. Kalibrasi Instrumen
Dalam penelitian ini, karena ada dua instrumen yang digunakan, maka ada
dua kalibrasi instrumen, yaitu kalibrasi instrumen tes dan kalibrasi instrumen
nontes.
1. Kalibrasi instrumen tes
Untuk instrumen tes, kalibrasi dilakukan untuk melihat kualitas soal yang
digunakan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, harus memiliki
empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembedanya. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya
sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian sehingga betul-betul dapat
menilai apa yang seharusnya dinilai.70
Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat.
70
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h.12
37
Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan
kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Product Moment dengan
angka kasar, yaitu:71
√
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X = skor tiap butir soal
Y = skor total tiap butir soal
N = jumlah siswa
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai r tabel pada signifikansi
5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya :
Jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya;
Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
korelasinya (rxy) sebagai berikut:72
Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai rxy
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
71
Suharsmi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. 9, h. 72. 72
Ibid., h. 75.
38
b. Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersen=but
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.73
Untuk mengetahui
reliabilitas instrumen yang berbentuk uraian maka digunakan rumus Alpha,
berikut rumus yang dimaksud:74
(
)(
)
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir soal
∑ = Jumlah varians butir
= varian total
Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel. Jika instrumen itu
reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.5
berikut ini:75
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 ≤ r ≤ 0,20 Kecil
0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah
0,41 ≤ r ≤ 0,70 Sedang
0,71 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi
0,91 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal
dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar.
Jika sebuah instrumen didominasi dengan soal mudah, maka peserta tes
tidak terangsang untuk berpikir lebih tinggi. Sebaliknya, jika instrumen
didominasi soal sukar akan membuat peserta tes malas mengerjakannya. Oleh
karena itu, instrumen yang baik adalah instrumen dengan komposisi soal yang
73
Sudjana, op. cit., h. 16. 74
Arikunto, op. cit., h. 109. 75
39
merata. Taraf kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:76
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel 3.6 berikut ini:77
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah.78
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian
sama dengan soal pilihan ganda yaitu:79
Keterangan:
D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = banyaknya peserta kelas atas
JB = banyakya peserta kelompok bawah
76
Arikunto, op. cit., h. 208. 77
Arikunto, op. cit., h. 210. 78
Arikunto, op. cit., h. 211. 79
Arikunto, op. cit., h. 213.
40
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda pada Tabel 3.7 di bawah ini:80
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang saja
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 – 0, 70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik sekali (excelent)
2. Kalibrasi instrumen nontes
Untuk instrumen nontes, kalibrasi dilakukan dengan uji validitas ahli yang
berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar observasi.
Adapun lembar uji validitas ahli dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.8 Lembar Uji Validitas Isi
No Aspek yang diuji Baik Cukup Kurang
1 Kesesuaian indikator dengan yang
hendak diukur
2 Pemilihan kriteria dari indikator
3 Kesesuaian bobot nilai dengan kriteria
indikator
Saran :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................
80
Arikunto, op. cit., h. 218.
41
I. Teknik Analisis Data Tes
Analisis data tes bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang
telah terkumpul. Teknik analisis data tes terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji
hipotesis.
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data
untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis
data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok
yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji
normalitas dan homogenitas data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi-
Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat dilakukan dengan langkah-langkah:81
Pertama-tama diawali dengan dengan menentukan taraf signifikansi,
misalnya α = 0,05 untuk menguji hipotesis:
H0 : Data berdistribusi normal, melawan
H1 : Data tidak berdistribusi normal
dengan kriteria pengujian:
Jika 𝜒2hitung < 𝜒2tabel terima H0, dan
Jika 𝜒2hitung > 𝜒2tabel tolak H0
Kedua, langkah-langkah uji normalitas dengan Chi-Kuadrat (𝜒2) adalah
sebagai berikut:
1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data yang berserakan ke dalam
distribusi frekuens data kelompok (jika data belum disajikan dalam data
distribusi frekuensi kelompok).
2) Mencari rerata (mean) data kelompok.
3) Mencari simpangan baku data kelompok.
81
Supardi, op. cit., h. 138.
42
4) Tentukan batas nyata (tepi kelas) tiap interval kelas dan jadikan sebagai X1
(X1, X2, X3, ..., Xn).
Kemudian lakukan konversi, setiap nilai tepi kelas Xi menjadi nilai baku Z1,
Z2, ..., Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan dengan rumus
5) Tentukan besar peluang nilai Zberdasarkan tabel Z (luas lengkungan di bawah
Kurva Normal Standar dari 0 ke Z, dan disebut F(Zi), dengan ketentuan:
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 – Ztabel; dan
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + Ztabel
6) Tentukan luas peluang normal (Li) tiap kelas interval dengan cara mengurangi
nilai F(Zi) di atasnya dengan di bawahnya, yaitu:
Li = F(Zi) – F(Zi-1)
7) Tentukan fe dengan cara mengalikan luas peluang normal tiap interval (Li)
dengan number of cases (n/banyaknya sampel), yaitu:
fe = Li x n
8) Masukan frekensi observasi (faktual) sebagai fo.
9) Cari nilai 𝜒2 setiap interval dengan rumus:
𝜒
10) Tentukan nilai 𝜒2hitung dengan rumus:
11) Tentukan nilai 𝜒2tabel pada taraf signifikansi α dan derajat kebebasan (dk) = k-1
dengan k = banyaknya kelas/kelompok interval.
12) Bandingkan jumlah total 𝜒2hitung dengan 𝜒2
tabel.
13) Apabila 𝜒2hitung < 𝜒2
tabel maka data berdistribusi normal dan jika 𝜒2hitung > 𝜒2
tabel
maka data tidak berdistribusi normal.
43
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians
setiap kelompok data.82
Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan adalah Uji Fisher. Uji Fisher (uji F) dapat dilakukan apabila data yang
akan diuji hanya ada dua kelompok data/sampel. Uji F dilakukan dengan cara
membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.
Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai
berikut:83
1) Tentukan taraf signifikasi (α) untuk menguji hipotesis:
H0 : =
(varian 1 sama dengan varian 2 atau homogen)
H1 : ≠
(varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen)
Dengan kriteria pengujian:
- Terima H0 jika Fhitung < Ftabel ; dan
- Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
2) Menghitung varian tiap kelompok data.
3) Tentukan nilai Fhitung, yaitu
4) Tentukan nilai Ftabel unttk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembbilang = na – 1, dan
dk2 = dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok varian
terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok varian terkecil
(penyebut).
5) Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi
beberapa kondisi, di antaranya adalah data yang terdistribusi normal dan
homogen, serta data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. Data yang
terdistribusi normal dan homogen menggunakan perhitungan statistik yang
berbeda dengan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen.
82
Supardi, op. cit., h. 142. 83
Supardi, op. cit., h. 142.
44
a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen
Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji
hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Dalam
penelitian ini, analisis data juga dilakukan dengan cara membandingkan data dua
kelompok sampel, atau membandingkan data antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol dan varian populasi tidak diketahui, maka rumus uji-t yang
digunakan adalah:84
t =
√
Jika varian populasi diketahui, maka rumus uji-t nya adalah:
t =
√
Keterangan:
= rata-rata data kelompok eksperimen
= rata-rata data kelompok B
Sgab = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B
nA = jumlah data kelompok A
nB = jumlah data kelompok B
Nilai t pada uji hipotesis kemudian disesuaikan pada tabel distribusi t pada
taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini
dengan derajat keyakinan 95% , α = 5% dan dk = (n1 + n2 – 2) dengan kriteria
penerimaan sebagai berikut:
1) Jika maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh model cooperative learning tipe
teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif
siswa.
2) Jika maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti dapat dikatakan
bahwa terdapat pengaruh metode teams games tournament termodifikasi
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.
84
Supardi, op. cit., h. 328.
45
b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen
Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis
yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Uji statistik nonparametrik
yang digunakan adalah uji U, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
1
11211
2
1R
nnnnU
dan
2
22
2122
1R
nnnnU
Keterangan:
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
R1 = jumlah rangking pada sampel n1
R2 = jumlah rangking pada sampel n2
Kriteria penentuan keputusan uji U adalah:
i) Jika nilai Uhitung ≤ nilai Ucr, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
ii) Jika nilai Uhitung ≥ nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
J. Teknik Analisis Data Nontes
Analisis deskripsi lembar observasi diperoleh dari sikap nyata yang
dilakukan siswa pada tahap turnamen. Pengolahan data hasil observasi sangat
bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi.
Pada penelitian ini, hasil pengamatan observasi diberi skala nilai berupa angka 3,
2, 1 dan 0 untuk setiap indikatornya.85
Hasil observasi dianalisis secara deskriptif
dengan penghitungan persentase menggunakan rumus :
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Number of Cases
85
Sudjana, op. cit., h. 132.
46
Kemudian data kuantitatif dari analisis lembar observasi dikonversikan ke
data kualitatif dengan klasifikasi baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat
kurang pada Tabel 3.9 di bawah ini:
Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No Persentase Kriteria
1 81% - 100% Baik sekali
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup
4 21% - 40% Kurang
5 0% - 20% Sangat kurang
K. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)
termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada
konsep dinamika partikel.
2. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative
learning tipe teams games tournament (TGT) termodifikasi
terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika
partikel.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab hasil penelitian ini akan menjelaskan mengenai Gambaran
umum dari data yang diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data
hasil pretest, posttest, dan lembar observasi.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest keterampilan berpikir kreatif siswa yang diujikan memiliki 3
indikator, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis,
keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan
ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi, dan keterampilan dalam
melihat elemen-elemen untuk beberapa item data. Hasil pretest yang diperoleh
siswa kelas X-1 sebagai kelas kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen
disajikan pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
48
Perhitungan untuk menentukan Gambar diagram distribusi frekuensi tersebut
terdapat pada lampiran C.1.
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa 9 siswa (30%) di kelas
eksperimen maupun kontrol mendapatkan nilai antara 0-4. Selanjutnya terdapat 12
siswa (40%) dari kelas eksperimen dan 10 siswa (33,33%) dari kelas kontrol yang
mendapat nilai pada interval 5-9. Pada interval 10-14 terdapat 4 siswa (13,33%)
dari kelas eksperimen dan 5 siswa (16,67%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang
memperoleh nilai dengan interval 15-19 di kelas eksperimen sebanyak 2 siswa
(6,67%) sedangkan di kelas kontrol sebanyak 3 siswa (10%). Nilai pada interval
20-24 diperoleh 2 siswa (6,67%) masing-masing dari kelas eksperimen dan
kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai dengan interval 25-29 hanya didapatkan
oleh 1 siswa (3,33%) dari kelas eksperimen maupun kontrol.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest
Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 25 25
Nilai Terendah 0 0
Rata-rata 8,5 9
Median 7,0 7,5
Modus 5,86 5,33
Standar Deviasi 6,71 6,9
Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 tersebut terdapat pada lampiran C.1.
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah
yang diperoleh kelas eksperimen dan kontrol sama besar, masing-masing yaitu 25
dan 0. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas
kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai
rata-rata 9 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 8,5. Median
atau nilai tengah yang diperoleh kelas eksperimen adalah 7,0 sedangkan kelas
49
kontrol memperoleh nilai 7,5. Nilai modus kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol, yakni 5,86. Sedangkan kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 5,33.
2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diujikan juga memiliki indikator-indikator yang sama
dengan pretest. Hasil posttest yang diperoleh siswa kelas X-1 sebagai kelas
kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen disajikan pada Gambar 4.2 di
bawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Perhitungan untuk menentukan diagram distribusi frekuensi tersebut terdapat pada
lampiran C.4.
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa 4 siswa (13,33%) yang
mendapatkan nilai antara 25-34 di kelas eksperimen dan 7 siswa (26,67%) di
kelas kontrol. Selajutnya terdapat 2 siswa (6,67%) dari kelas eksperimen dan 5
siswa (16,67%) dari kelas kontrol yang memperoleh nilai pada interval 35-44.
Nilai dengan interval 45-54 diperoleh 5 siswa (20%) dari kelas eksperimen dan 7
siswa (23,33%) dari kelas kontrol. Pada interval 55-64 diperoleh 9 siswa (30%)
dari kelas eksperimen dan 4 siswa (13,3%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang
50
memperoleh nilai pada interval 65-74 diperoleh 5 siswa (16,67%) di kelas
eksperimen dan 3 siswa (10%) di kelas kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai
dengan interval 75-84 hanya diperoleh 5 siswa (16,67%) dari kelas eksperimen
dan 4 siswa (10%) dari kelas kontrol.
Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan
dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah
ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Eksperimen Kontrol
Nilai Tertinggi 80 80
Nilai Terendah 25 25
Rata-rata 57,5 48,83
Median 58,94 47,36
Modus 59,5 31,77
Standar Deviasi 15,84 16,59
Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 tersebut terdapat pada lampiran C.4.
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
tertinggi dan terendah antara kelas eksperimen dan kontrol, masing-masing yaitu
80 dan 25. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas
kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai
rata-rata 48,83 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai 57,5. Nilai tengah
yang diperoleh kelas eksperimen adalah 58,94 sedangkan kelas kontrol
memperoleh nilai 47,36. Nilai modus kelas eksperimen pun lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 31,77 sedangkan kelas
eksperimen mendapatkan nilai 59,5.
51
3. Rekapitulasi Data Keterampilan Berpikir Kreatif
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kontrol, diperoleh rekapitulasi data yag disajikan pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas Kontrol
(X-1)
Kelas Eksperimen
(X-3)
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Tertinggi 25 80 25 80
Nilai Terendah 0 25 0 25
Rata-rata 9 48,83 8,5 57,5
Median 7,5 47,36 7,0 58,94
Modus 5,33 31,77 5,86 59,5
Standar Deviasi 6,9 16,59 6,71 15,85
Perhitungan untuk menentukan Tabel ukuran pemusatan tersebut terdapat pada
lampiran C.1 dan C.4.
Pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah kelas
eksperimen dan kontrol sama besar, yaitu 80 dan 25. Namun, kelas eskperimen
memiliki jumlah siswa yang mendapatkan nilai tinggi lebih banyak daripada kelas
kontrol, sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas
kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 57,5 sedangkan kelas
kontrol mendapatkan nilai 48,83.
b. Kemampuan Berpikir Kreatif
Data tiap indikator keterampilan berpikir kreatif diperoleh dari hasil
pretest, dan posttest. Indikator 1 mencakup 3 soal, indikator 2 mencakup 4 soal
dan indikator 3 mencakup 3 soal. Setiap soal memiliki penilaian 0-2 yang masing-
masing dikalikan 5. Indikator 1 dan 3 memiliki nilai maksmum 30, sedangkan
indikator 2 memiliki nilai maksimum 40. Jumlah nilai minimum akhir adalah 0
dan nilai maksimumnya adalah 100. Nilai setiap indikator meningkat dari nilai
pretest sampai posttest pada kelas eksperimen dan kontrol.
52
Perbandingan nilai rata-rata indikator preteset dan posttest pada kelas
eksperimen dan konrol dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Diagram Nilai Pretest dan Posttest Setiap Indikator
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Keterangan:
Indikator 1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis
Indikator 2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang
situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara
dua situasi
Indikator 3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item
data
Perhitungan untuk Gambar 4.3 di atas terdapat pada lampiran C.7
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa pada pretest keterampilan
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen untuk indikator 1 nilai rata-ratanya adalah
3,17 dan 15,17 pada hasil posttest. Siswa kelas kontrol mendapat nilai 3,0 pada
saat pretest dan 11,33 pada saat posttest. Pada indikator 2, hasil pretest kelas
eksperimen adalah 2,83, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 3,33. Pada
saat posttest, kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 20,3 dan kelas kontrol
mendapat nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-
rata 0,33 pada pretest dan 20,17 pada saat posttest. Siswa kelas kontrol
memperoleh nilai 0,67 pada pretest dan 15,17 pada saat posttest.
53
Pada pretest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada
indikator 1 untuk kelas eksperimen dan indikator 2 untuk kelas kontrol, dengan
nilai rata-rata masing-masing 3,17 dan 3,33. Setelah dilakukan posttest, terlihat
bahwa pada keterampilan berpikir kreatif siswa untuk indikator 1 nilai rata-
ratanya adalah 15,17 untuk kelas eksperimen dan 11,33 untuk kelas kontrol. Pada
indikator 2, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 20,30 sedangkan kelas
kontrol memperoleh nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh
nilai rata-rata 20,17 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 15,17. Pada
posttest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada indikator 2 untuk
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peningkatan nilai rata-rata siswa tiap
indikator dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa tiap indikator di kelas
ekperimen maupun kontrol mengalami peningkatan. Pada indikator 1, kelas
eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata 12,0, sedangkan kelas
eksperimen hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata 8,33. Pada indikator 2,
peningkatan nilai rata-rata untuk kelas ekperimen adalah 17,47 dan kelas kontrol
16,34. Pada indikator terakhir, kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai
rata-rata 19,84 sedangkan kelas kontrol sebesar 14,5.
54
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji normalitas dari keempat data
digunakan rumus Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas yang diperoleh dari
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
X2
hitung 9,30 8,86 6.64 7,75
X2
Tabel 11,07
Keputusan
Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Perhitungan untuk Tabel 4.5 di atas terdapat pada lampiran C.2 dan C.6.
Nilai X2
Tabel didapat dari tabel nilai Chi-Kuadrat pada taraf signifikansi
5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu
jika X2hitung < X
2Tabel maka data terdistribusi normal. Pada Tabel 4.5 di atas terlihat
bahwa nilai X2
hitung semua data lebih kecil daripada X2
Tabel. Jadi dapat disimpulkan
bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen serta kelas kontrol terdistribusi
normal.
55
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas yang diperoleh dari
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Uji Homogenitas
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Varians 45,08 47,58 251,03 275,4
Fhitung 1,05 1,09
FTabel 1,84
Keputusan Kemampuan siswa
homogen
Kemampuan siswa
homogen
Perhitungan untuk menentukan Tabel ukuran pemusatan tersebut terdapat pada
lampiran C.1 sampai C.5.
Nilai FTabel didapat dari tabel nilai distribusi F pada taraf signifikansi 5 %.
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian homogenitas, yaitu
Fhitung < FTabel, maka data homogen. Pada Tabel di atas terlihat bahwa nilai Fhitung
semua data lebih kecil daripada FTabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut homogen.
5. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, data terdistribusi normal dan
homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik parametrik. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Statistik Pretest Posttest
thitung 0,284 2,07
tTabel 2,002
Keputusan H0 diterima H0 ditolak
56
Nilai tTabel didapat dari tabel nilai distribusi t pada taraf signifikansi 5 %.
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu thitung >
tTabel, maka H0 ditolak. Pada Tabel 4.7 di atas terlihat bahwa nilai thitung pretest
lebih kecil daripada tTabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh model cooperative learning tipe TGT termodifikasi sebelum diberikan
perlakuan. Setelah dilakukan perlakuan dan posttest, maka didapat nilai thitung
posttest lebih besar daripada tTabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative learning tipe teams
games tournament (TGT) termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif
siswa pada konsep dinamika partikel.
6. Hasil Analisis Data Lembar Observasi
Observasi dilakukan ketika tahap turnamen sedang berlangsung. Hasil data
observasi yang diperoleh kemudian diolah dengan perhitungan persentase.
Rngkasan data hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8 Lembar Observasi Tahap Turnamen
No
Indikator
Lembar
Observasi
Kelas
Eksperimen Kategori
Kelas
Kontrol Kategori
1
Siswa memahami
peraturan
turnamen
67 % Baik
67 % Baik
2
Siswa dapat
bekerja sama
dalam
kelompoknya
67 % Baik
67 % Baik
3
Siswa
berkompetisi
secara positif
67 % Baik
33 % Cukup
4
Situasi
pembelajaran
kondusif
67 % Baik
33 % Cukup
Rata-rata 67 % 50 %
Kategori Baik Cukup
Perhitungan data lembar observasi secara rinci dapat diliihat pada lampiran C.8.
57
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa pada indikator pertama, kelas
eksperimen memperoleh nilai persentase 67 % dan kelas kontrol memperoleh nilai
persentase yang sama besar. Pada indikator kedua, kelas eksperimen maupun
kontrol sama-sama memperoleh nilai 67%. Pada indikator ketiga, kelas
eksperimen mendapat nilai 67 % sedangkan kelas kontrol 33 %. Pada indikator
terakhir, kelas eksperimen mendapat nilai 67 % dan kelas kontrol mendapat nilai
33 %. Nilai persentase rata-rata kelas eksperimen adalah 67 % dengan kategori
baik. Pada kelas kontrol, nilai persentase rata-rata yang diperoleh adalah 50 %
dengan kategori cukup.
B. Pembahasan hasil penelitian
Berdasarkan hasil pretest, diketahui bahwa keterampilan berpikir kreatif
siswa sangat rendah. Kemampuan kedua kelas ketika pretest tidak berbeda.
Setelah dilakukan treatment, terdapat perbedaan di antara kedua kelas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan uji-t pada taraf
signifikansi α = 0,05 terhadap data posttest, diperoleh nilai thitung = 2,07,
sedangkan nilai tTabel = 2,002, terlihat bahwa nilai thitung > tTabel. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif
siswa. Berdasarkan nilai rata-ratanya, kelas eksperimen yang menggunakan model
cooperative learning tipe teams games tournament termodifikasi memperoleh
peningkatan keterampilan berpikir kreatif yang lebih signifikan daripada kelas
kontrol yang menggunakan model cooperative learning tipe teams games
tournament orisinal.
Hasil penelitian ini juga senada dengan Heni Purwati (2008) dan Joko
Siswanto (2012). Penelitian Heni Purwati berjudul “Keefektifan Pembelajaran
Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi
Pecahan Kelas IV”, menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT berbantuan
animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.86
Pada penelitian Joko Siswanto
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan
86
Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT
Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, 2008, IKIP PGRI, h. 1.
58
Media Audio Visual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa”,
menunjukkan bahwa media audio visual dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif siswa.87
Dalam berpikir kreatif, siswa diajak memecahkan masalah secara kreatif.
Proses pemecahan masalah berlangsung dalam lima tahap, yaitu mengumpulkan
fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan jawaban dan
menemukan penerimaan.88
Proses tersebut terjadi ketika siswa memainkan game
solitaire. Pada permainan ini, siswa melihat visualisasi konsep berupa gambar dan
tulisan pada kartu. Pada saat inilah siswa dianggap sedang mengumpulkan fakta.
Siswa dianggap menemukan masalah ketika harus mengumpulkan konsep-konsep
yang saling terkait dalam satu kotak. Dengan memperhatikan peraturan permainan
dan keterkaitan antar konsep pada kartu membuat siswa menemukan gagasan dan
jawaban. Tahap penerimaan terjadi ketika siswa harus berpikir ulang saat salah
mengaitkan konsep.
Keterampilan berpikir kreatif meningkat karena situasi pembelajaran yang
kondusif dan kompetitif. Situasi pembelajaran yang kondusif dan kompetitif
menunjang ketercapaian karakteristik pembelajaran kooperatif. Karakteristik yang
pertama adalah siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk
menyelesaikan tugas/aktivitas pembelajaran. Karakteristik kedua adalah siswa
saling bergantung secara positif, aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan
siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Karakteristik ketiga adalah
pembelajaran yang baik ditangani jika melalui kerja kelompok dan setiap siswa
secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.89
Berdasarkan hasil observasi, model pembelajaran teams games tournament
termodifikasi lebih unggul dalam situasi belajar dan kompetisi antar kelompok
dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran teams games
87
Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa,
2012, IKIP PGRI, h. 1. 88
S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta:
PT. Gramedia, 1987), h. 100. 89
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 131.
59
tournament orisinal. Kondisi bermain membuat siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian beberapa peneliti dan
psikolog yang mengatakan bahwa pembelajaran akan difasilitasi terbaik jika
peserta didik terlibat dalam kegiatan yang menantang; dan permainan yang baik,
memiliki kualitas tantangan, fantasi dan rasa ingin tahu yang akan mendorong
keterlibatan dan mengandung prinsip-prinsip belajar yang baik, digunakan untuk
meningkatkan pembelajaran.90
Perhitungan waktu mundur pada game solitaire
membuat siswa lebih fokus pada kelompok masing-masing, berusaha
berkompetisi sebaik mungkin. Hal ini tidak terjadi pada kelas kontrol, sehingga
situasi pada tahap turnamen kurang kondusif, kurang kompetitif, tidak tertib dan
tidak tepat waktu. Kondisi ini senada dengan penelitian yang dilakukan Siti
Julaiha yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS”, menunjukkan bahwa situasi
ribut pada kelas yang menggunakan metode TGT, mengakibatkan tidak semua
siswa dapat mengikuti turnamen dengan maksimal, sehingga mengganggu
konsentrasi siswa lainnya.91
Berdasarkan nilai rata-rata tiap indikator keterampilan berpikir kreatif,
kelas eksperimen dan kontrol sama-sama mengalami peningkatan dari pretest ke
posttest. Dalam penelitian ini, ada tiga indikator keterampilan berpikir kreatif
yang diambil. Indikator pertama, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang
mendukung hipotesis. Indikator kedua adalah keterampilan dalam mengenali
kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel
yang erat antara dua situasi. Indikator ketiga, yaitu keterampilan dalam melihat
elemen-elemen untuk beberapa item data. Peningkatan nilai rata-rata kelas
eksperimen pada indikator pertama dan ketiga lebih besar daripada kelas kontrol.
Namun untuk indikator kedua, nilai rata-rata kedua kelas tidak jauh berbeda.
90
Suciati, Implementing Computer Games in Formal Learning, artikel Universitas Negeri
Yogyakarta, h. 260. 91
Siti Julaiha, dkk, Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2011, h. 5.
60
Pada indikator 1, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang
mendukung hipotesis, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen
harus mengamati dengan seksama data pada kartu yang mendukung sebuah
hipotesis. Ketika siswa membuka kartu-kartu pada game solitaire, siswa melihat
konsep dinamika partikel berupa Gambar dan tulisan pada kartu-kartu tersebut.
Kemudian siswa harus berusaha mengingat materi yang telah diajarkan dan
dipahami, baik itu melalui pengajaran guru maupun diskusi kelompok.
Game solitaire pada komputer, memiliki animasi yang membuat siswa
pada kelas eksperimen lebih memahami materi yang diajarkan guru. Hal ini
senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet Anwar yang berjudul
“Pengaruh Media Animasi Pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin
terhadap Pemahaman Siswa”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan animasi membuat siswa lebih memahami materi yang diberikan.
Pada indikator 2, yaitu keterampilan dalam mengenali kesimpulan
sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat
antara dua situasi, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sedikit lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas
eksperimen dirangsang untuk mengamati situasi soal pada setiap kartu. Setiap soal
pada kartu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda sesuai situasinya. Namun
pada penelitian ini, hanya sedikit soal yang memiliki situasi yang langsung
berhubungan dengan situasi lainnya. Pada game solitaire juga, siswa diminta
merunutkan hubungan tiap kartu dengan cara melihat hubungan antar
tingkatannya. Siswa pada kelas eksperimen dapat melihat beberapa kartu yang
terbuka secara bersamaan. Sementara pada kelas kontrol, terjadi beberapa proses
dalam pembukaan kartu dan melibatkan seluruh anggota kelompok, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu, siswa juga tidak diminta untuk
merunutkan hubungan tiap kartu, akibatnya siswa sulit melihat hubungan antara
tingkatannya. Peningkatan indikator 2 pada kelas eksperimen juga disebabkan
oleh peraturan pada game. Pada permainan ini, susunan tiap kartu akan berubah
61
secara otomatis ketika salah satu kartu diambil. Perubahan susunan ini merupakan
perubahan situasi yang akan mempengaruhi kondisi permainan.
Indikator terakhir, yaitu keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk
beberapa item data. Peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen
harus memasukkan kartu-kartu ke dalam beberapa kotak secara sistematis. Setiap
kotak memiliki unsur materi yang berbeda dan kartu secara otomatis menolak
ketika ditempatkan pada kotak yang tidak sesuai, artinya siswa harus berhati-hati
dalam menempatkan kartu pada kotak. Namun, pada kelas kontrol siswa
diperbolehkan menjawab soal pada setiap kartu, walaupun jawaban mereka salah
pada soal sebelumnya.
Terdapat kelemahan dalam penelitian ini, yaitu ketika siswa memainkan
game solitaire. Siswa terkadang berupaya memasukkan kartu ke tiap kotak,
karena ingin memenangkan permainan tanpa mengetahui keterkaitan antar
konsep. Karena itu, guru harus memperhatikan dan sering menanyakan alasan
siswa memasukkan kartu pada kotak tertentu. Dalam hal ini, peneliti juga baru
pertama kali memberikan perlakuan sehingga masih ada kekakuan dalam
memberikan arahan kepada siswa. Karena berhasil atau tidaknya suatu
pembelajaran salah satunya tergantung pada guru dan cara mengajarnya.
Secara keseluruhan, model cooperative learning tipe teams games
tournament termodifikasi lebih unggul meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif siswa daripada model cooperative learning tipe teams games tournament
orisinal. Penggunaan game solitaire pada tahapan turnamen membuat situasi lebih
kondusif dan kompetitif.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan model cooperative learning tipe teams games
tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada
konsep dinamika partikel. Hal ini terlihat dari data posttest yang memiliki nilai
thitung > ttabel. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT termodifikasi lebih mampu
meningkatkan keterampilan mengenali data yang mendukung hipotesis,
mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan
paralel yang erat antara dua situasi dan melihat elemen-elemen untuk beberapa
item data. Dari proses pembelajaran, tahap turnamen TGT termodifikasi berada
pada kategori baik, sedangkan tahap turnamen TGT orisinal berada pada kategori
cukup.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain:
1. Guru harus memastikan bahwa siswa memahami peraturan game solitaire agar
pelaksanaan tahap turnamen lebih efektif.
2. Soal pada kartu harus memiliki beberapa tingkat kesulitan dalam situasi yang
sama.
3. Kartu harus diperbesar/zoom ketika disorot agar siswa dapat melihat gambar
dan tulisan lebih jelas.
4. Game harus memiliki sistem penilaian berdasarkan penempatan kartu,
sehingga siswa yang salah menempatkan kartu akan mendapatkan
pengurangan nilai dan waktu permainan.
5. Animasi game dibuat lebih menarik dan skor ditampilkan pada akhir
permainan agar siswa menjadi lebih termotivasi.
6. Subindikator yang diambil mewakili seluruh indikator keterampilan berpikir
kreatif.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Cet. IX, 2001.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, Cet. XV,
2011.
Arnyana, Ida Bagus Putra. Pengembangan Peta Pikiran untuk Peningkatan
Kecakapan Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
UNDIKSHA, 3, 2007.
Damari, Ari dan Sri Handayani. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Adi Perkasa, 2009.
Hamid, Sholeh. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press, 2011.
Huda, Miftahul, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.
IV, 2011.
Julaiha, Siti dkk, Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, UNTAN, 2011.
Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2011.
Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Sahabat, 2009.
Lawson, Anton. E. Science Teaching and The Development of Thinking.
California:Wadsworth Publishing Company, 1995.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press,
2010.
Munandar, S.C. Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia, 1987.
-----. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2009.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Purwati, Heni, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan
TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV. UNNES, 2008.
64
Sadiman, Arif S, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Saodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. VI, 2010.
Siswanto, Joko dan Abdul Wakhid Mustofa. Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa. Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI, 2012.
Siswono, Tatag Yuli Eko. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. Jurnal Universitas
Negeri Surabaya,
Slavin, E. Robert. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media, 2009
Suciati, “Implementing Computer Games in Formal Learning”, artikel
Universitas Negeri Yogyakarta,
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiyono, Statistika Untuk Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta, 2008.
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Change Publication,
Cet. 1, 2013.
Tanel, Zafer dan Mustafa Erol. Effects of Cooperative Learning on
Instructing Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence. Physic
Education. Journal Physic Eduaction, 2, 2008.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, Cet I, 2009.
Winarto, Ratih Tri. Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan Kooperatif
Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran Di
Mtsn Surabaya II. Journal of Chemical Education, 2012.
65
Lampiran A
Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Kontrol
2. RPP Kelas Eksperimen
66
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan : Pertama
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.
2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
67
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian dari dinamika partikel.
2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
4. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Esensial
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac Newton menemukan bahwa semua
persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.
1) Hukum I Newton
Terdorongnya ke belakang pada saat mobil dijalankan agak cepat pada saat awal menunjukkan bahwa kita berusaha
untuk tetap mempertahankan posisi kita semula. Sifat suatu benda untuk mempertahankan keadaan semula itu disebut sifat
kelembaman yang oleh Newton disebut sebagai Hukum I Newton, yang berbunyi:
"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol".
Hukum di atas dirumuskan menjadi:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)
2) Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton
a. Gaya Berat
Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan menggunakan hukum II Newton
pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara berat dan massa, yaitu:
68
w = m g w = berat benda (N) g = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Gaya Normal (N)
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan
yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
c. Gaya Tegangan Tali (T)
Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
3) Penerapan Hukum I Newton
Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah meja yang tetap diam di atas lantai,
balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini
terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:
ΣF = 0
N – w = 0
N = w
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami gaya berat dan gaya normal,
dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.
F. Media Belajar
1. Power Point
2. Kartu nomor urut
69
3. Kartu nomor soal
4. Kartu soal
5. Kartu jawaban
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).
H. Sumber Belajar
1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
A.
Pendahuluan Apersepsi
- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam, melakukan absensi, dan menanyakan
kabar siswa.
- Menanyakan pada siswa pengertian dinamika
partikel, “Apa pengertian dari dinamika partikel?”
- Menjawab salam, absensi dan
kabar.
- Menjawab pertanyaan guru
sesuai kemampuan.
5’
70
Motivasi
- Menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan
dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa
- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pembelajaran
- Menyimak penjelasan dari
guru mengenai indikator dan
tujuan pembelajaran
- Menyimak penjelasan guru
mengenai penilaian dalam
KBM
- Menyimak dan memotivasi
diri
5’
B. Kegiatan
Inti
Eksplorasi
- Menjelaskan pengertian dinamika partikel.
- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum I Newton.
- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum I
Newton
- Menjelaskan aplikasi dari hukum I Newton dalam
kehidupan sehari-hari.
- Menyimak dan mencatat
penjelasan guru
20’
Elaborasi
- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa
mengenai pengertian dinamika partikel dan
hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari
tadi, apa pengertian dari dinamika partikel? Apa
bunyi hukum I Newton?
- Menjawab pertanyaan guru
- Membentuk 5-6 siswa tiap
kelompok
- Mengerjakan LKS secara
berkelompok
25’
71
- Menanyakan contoh aplikasi hukum I Newton
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa
saja contoh aplikasi dari hukum I Newton pada
kehidupan sehari-hari?
- Membagi-bagi siswa menjadi 5-6 siswa tiap
kelompok
- Memberikan LKS kepada setiap kelompok
- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS
- Membahas jawaban LKS
- Mengumpulkan jawaban LKS
- Menyimak penjelasan guru
Konfirmasi
- Membimbing siswa untuk melakukan game secara
berkelompok.
- Menempatkan kelompok pada meja yang telah
disediakan.
- Menjelaskan peraturan turnamen (terlampir)
- Membimbung siswa untuk memulai turnamen
- Mengawasi berjalannya turnamen
- Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki nilai paling tinggi.
- Melakukan game secara
berkelompok.
- Duduk di meja turnamen
sesuai kelompoknya
- Menyimak peraturan
turnamen
- Memulai turnamen
- Menjalankan turnamen
dengan tertib
- Mendapatkan penghargaan
30’
72
C. Penutup
- Bersama-sama dengan siswa mengambil
kesimpulan pelajaran
- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi hari
ini dan meminta siswa untuk membaca materi
selanjutnya.
- Membuat kesimpulan
pelajaran dengan bimbingan
guru.
- Mencatat dan merencanakan
pengerjaan PR tersebut.
5’
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
K. Pedoman Penilaian
1. Ranah Kognitif
Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa
2. Ranah Afektif
Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Ciputat, Februari 2014
Guru Mata Pelajaran
R Tetty Muldyanti
73
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.
2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
Materi
1. Pengertian dinamika partikel
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac
Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan
dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.
2. Hukum I Newton
"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh
gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dirumuskan menjadi:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)
3. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton
a. Gaya Berat
Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan
menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara
berat dan massa, yaitu:
w = m g w = berat benda (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Gaya Normal (N)
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
c. Gaya Tegangan Tali (T)
Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena
tali tersebut tegang.
74
Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah
meja yang tetap diam di atas lantai, balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu
yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh
penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:
ΣF = 0
N – w = 0
N = w
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami
gaya berat dan gaya normal, dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini
menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.
75
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
1. Sebutkan bunyi hukum I Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
..........……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Berikan 3 contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum I Newton
disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
..............…………………………………………………………………………………...
………….....………………………………………………………………………………
………….....………………………………………………………………………………
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
76
Lampiran 2
Kartu Nomor Urut
1
2
3
4
77
Lampiran 3
Kartu Nomor Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
10
78
Lampiran 4
Kartu Soal
1. Sebutkan bunyi Hukum I
Newton!
2. Sebutkan rumus dari
hukum I Newton! 3. Pada sebuah benda yang
diam terjadi gaya berat
dan gaya normal.
Bagaimana
perumusannya?
4. Pada sebuah benda
yangdigantungkan di
atap dan mengalami
kesetimbangan, terjadi
gaya berat dan gaya
tegangan tali. Bagaimana
perumusannya?
5. Apa simbol dan pengertian
dari gaya tegangan tali? 6. Apa simbol dan
pengertian dari gaya
berat?
7. Apa simbol dan
pengertian dari gaya
normal?
8. Peristiwa di bawah
termasuk aplikasi dari
hukum I Newton,
mengapa?
79
9. Sebutkan contoh aplikasi
hokum I Newton pada
mobil!
10. Sebutkan contoh aplikasi
hukum I Newton pada
sulap!
11. Sebutkan contoh aplikasi
hokum I Newton pada
benda yang digantung!
12. Sebutkan contoh aplikasi
hokum I Newton pada
motor!
80
Lampiran 5
Kartu Jawaban
1. Jika jumlah gaya yang
bekerja pada sebuah benda
sama dengan nol, maka
benda yang diam tetap
diam atau benda yang
bergerak dengan kecepatan
konstan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan.
2. ∑F = 0 3. N – w = 0 4. T – w = 0
5. Gaya tegangan tali (T)
adalah gaya tarik yang
terjadi karena tarikan tali
dan arahnya sesuai dengan
tarikan tali.
6. Berat (w) adalah gaya
gravitasi bumi yang
dirasakan oleh benda-
benda disekitar bumi.
7. Gaya normal (N) adalah
gaya tekan bidang pada
benda ynag arahnya
tegak lurus bidang
sentuh.
8. Kotak mengalami gaya
berat dan normal yang
resultan gayanya sama
dengan nol.
81
9.
10.
11.
12.
82
Lampiran 6
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
83
Lampiran 7
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
84
Lampiran 8
Peraturan Turnamen TGT
Skema turnamen
Team A
Team B Team C
Setiap kelompok terdiri dari:
1) Pembaca (reader)
Untuk menentukan reader, semua kartu nomor
dikocok lalu diletakkan di atas meja. Semua
anggota pertandingan mengambil masing-
masing satu kartu. Anggota yang mendapat
kartu nomor tertinggi menjadi reader.
2) Penantang pertama (1st challenger)
Siswa yang duduk di sebelah kiri reader.
3) Penantang kedua (2nd
challenger)
Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang
pertama.
4) Pengecek jawaban (checker)
A1 A2 A3 A4
Meja Turnamen
1 A1, B1, C1
Meja Turnamen
2 A2, B2, C2
Meja Turnamen
3 A3, B3, C3
Meja Turnamen
4 A4, B4, C4
B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4
85
Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang
kedua.
86
Aturan pertandingan sebagai berikut:
1. Pertama, pembaca mengambil kartu nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor yang tertera di kartu nomor
dengan jelas.
2. Penantang pertama mengatakan “pass” jika setuju dengan jawaban reader atau menjawab pertanyaan tersebut jika tidak setuju.
3. Penantang kedua memiliki hak yang sama seperti penantang pertama namun melakukannya setelah penantang pertama.
4. Terakhir, pengecek jawaban menyebutkan dengan jelas jawaban yang benar dan mengumumkan pemenangnya.
Jika jawaban penantang salah, maka penantang dihukum dengan mengembalikan kartu nomor yang telah diperoleh. Jika
jawaban pembaca soal salah, mengembalikan kartu soal tersebut, tetapi jika benar kartu nomor tersebut disimpan olehnya. Setelah
turnamen/ronde pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir.
Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5). Sedangkan siswa
yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”.
87
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament
Pertemuan : Kedua
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
88
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
2. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
3. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Essensial
1. Hukum II Newton
Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum
II Newton yang berbunyi:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton
a. Gaya Gesek
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini
dirumuskan dengan persamaan:
N = gaya normal (N)
89
b. Gaya Sentripetal (Fsp)
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan arah menuju ke pusat lingkaran.
Fsp = v2
/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)
c. Gaya Berat (w)
d. Gaya Normal (N)
e. Gaya Tegangan Tali (T)
3. Penerapan Hukum II Newton
Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang
jatuh, terjun bebas, balok didorong di atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang
terjadi pada hukum II Newton:
ΣF = m a
F = m a
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y
yang resultan gayanya adalah nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan balok bergerak
dengan percepatan tertentu.
90
F. Media Belajar
1. Power Point
2. Kartu nomor urut
3. Kartu nomor soal
4. Kartu soal
5. Kartu jawaban
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).
H. Sumber Belajar
1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008
91
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
A.
Pendahuluan
Apersepsi
- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam, melakukan absensi, dan menanyakan
kabar siswa.
- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II
Newton, “Apa bunyi dari Hukum II Newton?”
- Menjawab salam, absensi dan
kabar.
- Menjawab pertanyaan guru
sesuai kemampuan.
5’
Motivasi
- Menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan
dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa
- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pembelajaran
- Menyimak penjelasan dari guru
mengenai indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menyimak penjelasan guru
mengenai penilaian dalam KBM
- Menyimak dan memotivasi diri
5’
B. Kegiatan
Inti Eksplorasi
- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II
Newton.
- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada
hukum II Newton
- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton
- Menyimak dan mencatat
penjelasan guru
20’
92
dalam kehidupan sehari-hari.
Elaborasi
- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa
mengenai pengertian dinamika partikel dan
hukum Newton. “Dari yang telah kalian
pelajari tadi, apa bunyi hukum II Newton?
- Menanyakan contoh aplikasi hukum II Newton
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa
saja contoh aplikasi dari hukum II Newton
pada kehidupan sehari-hari?
- Menempatkan siswa pada kelompok awal
- Memberikan LKS kepada setiap kelompok
- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS
- Membahas jawaban LKS
- Menjawab pertanyaan guru
- Berkumpul dengan
kelompoknya
- Mengerjakan LKS secara
berkelompok
- Mengumpulkan jawaban LKS
- Menyimak penjelasan guru 20’
Konfirmasi
- Membimbing siswa untuk melakukan game
secara berkelompok.
- Menempatkan kelompok pada meja yang telah
disediakan.
- Membimbung siswa untuk memulai turnamen
- Melakukan game secara
berkelompok.
- Duduk di meja turnamen sesuai
kelompoknya
- Memulai turnamen
35’
93
- Mengawasi berjalannya turnamen
- Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki nilai paling tinggi.
- Menjalankan turnamen dengan
tertib
- Mendapatkan penghargaan
C. Penutup
- Bersama-sama dengan siswa mengambil
kesimpulan pelajaran
- Meminta siswa mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari
- Memberitahu siswa bahwa akan ada turnamen
pada pertemuan selanjutnya
- Membuat kesimpulan pelajaran
dengan bimbingan guru.
- Mencatat dan merencanakan
pengerjaan PR tersebut. 5’
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
94
K. Pedoman Penilaian
1. Ranah Kognitif
Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa
2. Ranah Afektif
Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Ciputat, Februari 2014
Guru Mata Pelajaran
R Tetty Muldyanti
95
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
Materi
1. Hukum II Newton
Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak.
Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II Newton yang berbunyi:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton
a. Gaya Gesek (
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini dirumuskan dengan persamaan:
N = gaya normal (N)
b. Gaya Sentripetal (Fsp)
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan
arah menuju ke pusat lingkaran.
Fsp = v2
/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)
c. Gaya Berat (w)
d. Gaya Normal (N)
e. Gaya Tegangan Tali (T)
96
3. Penerapan Hukum II Newton
Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang jatuh, terjun bebas, balok didorong di
atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya
yang terjadi pada hukum II Newton:
ΣF = m a
F = m a
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok
mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y yang resultan gayanya adalah
nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan
balok bergerak dengan percepatan tertentu.
97
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
1. Sebutkan bunyi hukum II Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
..........……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
2. Berikan 3 contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum II Newton
disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
..............…………………………………………………………………………………...
………….....………………………………………………………………………………
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
98
Lampiran 2
Kartu Nomor Urut
1
2
3
4
99
Lampiran 3
Kartu Nomor Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
10
100
Lampiran 4
Kartu Soal
1. Sebutkan bunyi Hukum II
Newton!
2. Sebutkan rumus dari
hukum II Newton! 3. Gambar di bawah
termasuk aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa?
4. Buah apel yang jatuh
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
5. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke berapa?
Jelaskan alasanmu!
6. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
7. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
8. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
101
9. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
10. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
11. Peristiwa di bawah
merupakan aplikasi dari
hukum Newton ke
berapa? Jelaskan
alasanmu!
12. Kecepatan sepeda
bertambah ketika
melewati jalan yang
menurun. Peristiwa ini
termasuk aplikasi hukum
Newton ke berapa?
13. Tina hendak mengambil boks
mainannya dari atas lemari.
Lalu dia melihat papan kayu
dan meletakkannya secara
miring agar ia lebih mudah
mengambil boks. Peristiwa ini
termasuk aplikasi hukum
Newton ke berapa?
102
Lampiran 5
Kartu Jawaban
1. Percepatan yang
ditimbulkan oleh suatu
gaya besarnya berbanding
lurus dan searah dengan
gaya tersebut dan
berbanding terbalik dengan
massa benda. Pernyataan
diatas adalah bunyi hukum
Newton ke berapa?
2. ∑F = m a 3. Hukum II Newton 4. Hukum II Newton.
5. Hukum II Newton.
6. Hukum I Newton Mobil mengerem dengan
tiba-tiba. Mobil dan
penumpangnya
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
bergerak sehingga
penumpang di dalamnya
bergerak maju ke depan
7. Hukum I Newton Motor yang direm tiba-
tiba mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
bergerak, sehingga ban
belakang pun terangkat
8. Hukum I Newton Pria ini memberhentikan
gerobaknya dengan tiba-
tiba sehingga barang
yang diangkutnya ada
yang terjatuh karena
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
bergerak.
103
9. Hukum I Newton Mobil menabrak tembok
sehingga berhenti dengan
tiba-tiba. Barang yang
diangkutnya terjatuh
karena mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
bergerak.
10. Hukum I Newton Resultan gaya tegangan
total tali dan gaya berat
benda sama dengan nol
sehingga sistem dalam
kesetimbangan
11. Hukum I Newton Orang tersebut
mengalami gaya berat
dan gaya tegangan tali
yang resultan gayanya
sama dengan nol
(setimbang)
12. Hukum I Newton Orang dalam lift
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
diam ketika lift bergerak
turun, sehingga jantung
terasa naik.
13. Hukum I Newton
Taplak bergerak dengan
tiba-tiba sehingga botol,
gelas dan vas bunga di
atasnya dapat tetap
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
diam
104
Lampiran 6
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
105
Lampiran 7
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
106
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan : Ketiga
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.
107
5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
4. Siswa dapat menjelaskan kaitan antara Hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Esensial
1. Hukum III Newton
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum ini dirumuskan menjadi:
Faksi = - Freaksi
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi
dan rekasi terjadi pada dua benda.
2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton
a. Gaya dorong/tekan
b. Gaya Berat (w)
c. Gaya Normal (N)
108
3. Penerapan Hukum III Newton
Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok,
menarik pegas, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton:
Freaksi
Faksi
Gambar di atas adalah peristiwa telapak kaki menginjak lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai dan lantai
melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki dapat menginjak lantai
dengan tegak.
4. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.
Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran
inersia suatu benda. Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau memperlambatnya.
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana
asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.
109
F. Media Belajar
1. Power point
2. Kartu nomor urut
3. Kartu nomor soal
4. Kartu soal
5. Kartu jawaban
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).
H. Sumber Belajar
1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008
4. Giancoli, Douglas C. Fisika. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001
110
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
A.
Pendahuluan
Apersepsi
- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam, melakukan absensi, dan menanyakan
kabar siswa.
- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II Newton,
“Apa bunyi dari Hukum II Newton?”
- Menjawab salam, absensi dan
kabar.
- Menjawab pertanyaan guru
sesuai kemampuan.
5’
Motivasi
- Menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan
dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa.
- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pembelajaran
- Menyimak penjelasan dari
guru mengenai indikator dan
tujuan pembelajaran
- Menyimak penjelasan guru
mengenai penilaian dalam
KBM
- Menyimak dan memotivasi
diri
5’
B. Kegiatan
Inti Eksplorasi
- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II Newton.
- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum
II Newton
- Menyimak dan mencatat
penjelasan dari guru
- Membentuk kelompok.
20’
111
- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton
dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjelaskan kaitan dan perbedaan antara hukum
I, II dan III Newton.
Elaborasi
- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa
mengenai pengertian dinamika partikel dan
hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari
tadi, apa bunyi hukum III Newton?
- Menanyakan contoh aplikasi hukum III Newton
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa
saja contoh aplikasi dari hukum III Newton pada
kehidupan sehari-hari?
- Menempatkan siswa pada kelompok awal
- Memberikan LKS kepada setiap kelompok
- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS
- Membahas jawaban LKS
- Menjawab pertanyaan guru
- Berkumpul dengan
kelompoknya
- Mengerjakan LKS secara
berkelompok
- Mengumpulkan jawaban LKS
- Menyimak penjelasan guru 30’
Konfirmasi
- Membimbing siswa untuk melakukan game secara
berkelompok.
- Menempatkan kelompok pada meja yang telah
- Melakukan game secara
berkelompok.
- Duduk di meja turnamen
35’
112
disediakan.
- Membimbung siswa untuk memulai turnamen
- Mengawasi berjalannya turnamen
- Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki nilai paling tinggi.
sesuai kelompoknya
- Memulai turnamen
- Menjalankan turnamen
dengan tertib
- Mendapatkan penghargaan
C. Penutup
- Bersama-sama dengan siswa mengambil
kesimpulan pelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi hari
ini dan meminta siswa untuk membaca materi
selanjutnya
- Membuat kesimpulan
pelajaran dengan bimbingan
guru.
- Mencatat dan merencanakan
pengerjaan PR tersebut.
5’
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulisan
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
113
K. Pedoman Penilaian
1. Ranah Kognitif
Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa secara individu dan kelompok
2. Ranah Afektif
Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Ciputat, Februari 2014
Guru Mata Pelajaran
R Tetty Muldyanti
114
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak
lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.
5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.
Materi
1. Hukum III Newton
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah.
Hukum ini dirumuskan menjadi:
Faksi = - Freaksi
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi dan rekasi terjadi pada dua
benda.
2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton
a. Gaya dorong/tekan
b. Gaya Berat (w)
c. Gaya Normal (N)
d. Penerapan Hukum III Newton
Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di
antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok, menarik pegas, dll.
Freaksi
Faksi
Gambar di samping adalah peristiwa telapak kaki menginjak
lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai
dan lantai melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang
nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki
dapat menginjak lantai dengan tegak.
115
3. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.
Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua
menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran inersia suatu benda.
Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk
mempercepat atau memperlambatnya. Hukum II Newton menjelaskan secara
kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III
menjelaskan darimana asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa
mengalami lebih dari satu hukum Newton.
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
4. Sebutkan bunyi hukum III Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
..........……………………………………………………………………………………
5. Berikan 3 contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. Buatlah 2 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum III Newton
disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
116
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
7. Termasuk aplikasi dari hukum Newton manakah peristiwa di bawah? Gaya apa saja yang
terjadi?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………................
……………………………………………
8. Dari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apa perbedaan dan kaitan antara hukum I, II
dan III Newton?
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………………...………………………………………….………………………
……………...........……………………………………………………….……………………....
……...……………………………………………….................................………………………
...........……………………………………………………………………….....................……....
\
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
117
Lampiran 2
Kartu Nomor Urut
1
2
3
4
118
Lampiran 3
Kartu Nomor Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
10
119
Lampiran 4
Kartu Soal
2. Sebutkan rumus dari
hukum III Newton!
1. Sebutkan bunyi Hukum
III Newton!
3. Pada peristiwa orang
sedang menarik tali
busur terjadi gaya pegas
dan pemulih. Bagaimana
perumusannya?
4. Orang yang menginjak
tanah mengalami gaya
tertentu. Bagaimana
perumusannya?
6. Apa simbol dan
pengertian dari gaya
berat?
7. Apa simbol dan
pengertian dari gaya
normal?
8. Apakah peristiwa di
bawah merupakan
aplikasi dari hukum
Newton ke III? Jelaskan
alasanmu!
5. Apa simbol dan
pengertian dari gaya
tegangan tali?
120
9. Sebutkan contoh aplikasi
hukum III Newton pada
orang dan tembok!
10. Sebutkan contoh aplikasi
hukum III Newton pada
orang dengan orang!
11. Sebutkan contoh aplikasi
hukum III Newton pada
alat transportasi luar
angkasa!
12. Sebutkan contoh aplikasi
hukum III Newton pada
bandul!
121
Lampiran 5
Kartu Jawaban
2. Faksi = Freaksi
1. Apabila sebuah benda
pertama mengerjakan gaya
pada benda kedua, maka
benda kedua mengerjakan
gaya pada benda pertama
sama besar dan arahnya
berlawanan dengan arah
gaya pada benda pertama
tersebut.
3. Faksi = Freaksi 4. Hukum III Newton
122
6. Berat (w) adalah gaya
gravitasi bumi yang
dirasakan oleh benda-
benda di sekitar bumi.
7. Gaya normal (N)
didefinisikan sebagai
gaya tekan bidang pada
benda yang arahnya
tegak lurus pada bidang
sentuh.
8. Benda pertama
melakukan aksi dengan
menarik benda kedua
(gaya tegangan tali).
Benda kedua melakukan
reaksi dengan gaya yang
nilainya sama namun
berlawanan arah.
9.
10.
5. Gaya tegangan tali (T)
adalah gaya tarik yang
terjadi karena tarikan
tali dan arahnya sesuai
dengan tarikan tali.
11.
12.
123
Lampiran 6
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
124
Lampiran 7
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
125
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan : Pertama
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.
2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
126
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian dari dinamika partikel.
2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
4. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Esensial
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac Newton menemukan bahwa semua
persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.
1. Hukum I Newton
Terdorongnya ke belakang pada saat mobil dijalankan agak cepat pada saat awal menunjukkan bahwa kita berusaha
untuk tetap mempertahankan posisi kita semula. Sifat suatu benda untuk mempertahankan keadaan semula itu disebut sifat
kelembaman yang oleh Newton disebut sebagai Hukum I Newton, yang berbunyi:
"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol".
Hukum di atas dirumuskan menjadi:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)
2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton
a. Gaya Berat
Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan menggunakan hukum II Newton
pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara berat dan massa, yaitu:
127
w = m g w = berat benda (N) g = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Gaya Normal (N)
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan
yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
c. Gaya Tegangan Tali (T)
Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
1. Penerapan Hukum I Newton
Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah meja yang tetap diam di atas lantai,
balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini
terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:
ΣF = 0
N – w = 0
N = w
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami gaya berat dan gaya normal,
dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.
F. Media Belajar
6. Power Point
7. Laptop
128
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).
H. Sumber Belajar
3. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
4. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
A.
Pendahuluan Apersepsi
- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam, melakukan absensi, dan menanyakan
kabar siswa.
- Menanyakan pada siswa pengertian dinamika
partikel, “Apa pengertian dari dinamika
partikel?”
- Menjawab salam, absensi dan
kabar.
- Menjawab pertanyaan guru
sesuai kemampuan. 5’
129
Motivasi
- Menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan
dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa
- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pembelajaran
- Menyimak penjelasan dari
guru mengenai indikator dan
tujuan pembelajaran
- Menyimak penjelasan guru
mengenai penilaian dalam
KBM
- Menyimak dan memotivasi diri
5’
B. Kegiatan
Inti
Eksplorasi
- Menjelaskan pengertian dinamika partikel.
- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum I Newton.
- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum
I Newton
- Menjelaskan aplikasi dari hukum I Newton
dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyimak dan mencatat
penjelasan guru
20’
Elaborasi
- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa
mengenai pengertian dinamika partikel dan
hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari
tadi, apa pengertian dari dinamika partikel? Apa
bunyi hukum I Newton?
- Menanyakan contoh aplikasi hukum I Newton
- Menjawab pertanyaan guru
- Membentuk 5-6 siswa tiap
kelompok
- Mengerjakan LKS secara
berkelompok
- Mengumpulkan jawaban LKS
25’
130
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa
saja contoh aplikasi dari hukum I Newton pada
kehidupan sehari-hari?
- Membagi-bagi siswa menjadi 5-6 siswa tiap
kelompok
- Memberikan LKS kepada setiap kelompok
- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS
- Membahas jawaban LKS
- Menyimak penjelasan guru
Konfirmasi
- Membimbing siswa untuk melakukan game
secara berkelompok.
- Menempatkan kelompok pada meja yang telah
disediakan.
- Menjelaskan peraturan turnamen (terlampir)
- Membimbung siswa untuk memulai turnamen
- Mengawasi berjalannya turnamen
- Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki nilai paling tinggi.
- Melakukan game secara
berkelompok.
- Duduk di meja turnamen sesuai
kelompoknya
- Menyimak peraturan turnamen
- Memulai turnamen
- Menjalankan turnamen dengan
tertib
- Mendapatkan penghargaan
30’
C. Penutup - Bersama-sama dengan siswa mengambil
kesimpulan pelajaran
- Membuat kesimpulan
pelajaran dengan bimbingan 5’
131
- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi
hari ini dan meminta siswa untuk membaca
materi selanjutnya.
guru.
- Mencatat dan merencanakan
pengerjaan PR tersebut.
J. Penilaian Hasil Belajar
3. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan
4. Bentuk Instrumen : Tes uraian
K. Pedoman Penilaian
3. Ranah Kognitif
Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa
4. Ranah Afektif
Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Ciputat, Februari 2014
Guru Mata Pelajaran
R Tetty Muldyanti
132
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
5. Memahami pengertian dari dinamika partikel.
6. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.
7. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.
8. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.
Materi
4. Pengertian dinamika partikel
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac
Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan
dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.
5. Hukum I Newton
"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh
gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dirumuskan menjadi:
ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)
6. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton
d. Gaya Berat
Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan
menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara
berat dan massa, yaitu:
w = m g w = berat benda (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
e. Gaya Normal (N)
Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara
dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
f. Gaya Tegangan Tali (T)
Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena
tali tersebut tegang.
133
Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah
meja yang tetap diam di atas lantai, balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu
yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh
penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:
ΣF = 0
N – w = 0
N = w
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami
gaya berat dan gaya normal, dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini
menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.
134
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
4. Sebutkan bunyi hukum I Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
..........……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Berikan 3 contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
6. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum I Newton
disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
..............…………………………………………………………………………………...
………….....………………………………………………………………………………
………….....………………………………………………………………………………
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
135
Lampiran 2
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
136
Lampiran 3
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
137
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament
Pertemuan : Kedua
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
138
D. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
6. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
7. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Essensial
4. Hukum II Newton
Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum
II Newton yang berbunyi:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
5. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton
d. Gaya Gesek
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini
dirumuskan dengan persamaan:
N = gaya normal (N)
139
e. Gaya Sentripetal (Fsp)
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan arah menuju ke pusat lingkaran.
Fsp = v2
/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)
f. Gaya Berat (w)
g. Gaya Normal (N)
h. Gaya Tegangan Tali (T)
6. Penerapan Hukum II Newton
Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang
jatuh, terjun bebas, balok didorong di atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang
terjadi pada hukum II Newton:
ΣF = m a
F = m a
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y
yang resultan gayanya adalah nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan balok bergerak
dengan percepatan tertentu.
140
F. Media Belajar
1. Power Point
2. Laptop
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).
H. Sumber Belajar
5. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
6. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
7. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008
I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
A.
Pendahuluan Apersepsi
- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
salam, melakukan absensi, dan menanyakan
kabar siswa.
- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II
- Menjawab salam, absensi dan
kabar.
- Menjawab pertanyaan guru
sesuai kemampuan.
5’
141
Newton, “Apa bunyi dari Hukum II Newton?”
Motivasi
- Menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan
dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa
- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas
pembelajaran
- Menyimak penjelasan dari guru
mengenai indikator dan tujuan
pembelajaran
- Menyimak penjelasan guru
mengenai penilaian dalam KBM
- Menyimak dan memotivasi diri
5’
B. Kegiatan
Inti
Eksplorasi
- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II
Newton.
- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada
hukum II Newton
- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton
dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyimak dan mencatat
penjelasan guru
20’
Elaborasi
- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa
mengenai pengertian dinamika partikel dan
hukum Newton. “Dari yang telah kalian
pelajari tadi, apa bunyi hukum II Newton?
- Menanyakan contoh aplikasi hukum II Newton
dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa
- Menjawab pertanyaan guru
- Berkumpul dengan
kelompoknya
- Mengerjakan LKS secara
berkelompok
20’
142
saja contoh aplikasi dari hukum II Newton
pada kehidupan sehari-hari?
- Menempatkan siswa pada kelompok awal
- Memberikan LKS kepada setiap kelompok
- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS
- Membahas jawaban LKS
- Mengumpulkan jawaban LKS
- Menyimak penjelasan guru
Konfirmasi
- Membimbing siswa untuk melakukan game
secara berkelompok.
- Menempatkan kelompok pada meja yang telah
disediakan.
- Membimbung siswa untuk memulai turnamen
- Mengawasi berjalannya turnamen
- Memberikan penghargaan pada kelompok yang
memiliki nilai paling tinggi.
- Melakukan game secara
berkelompok.
- Duduk di meja turnamen sesuai
kelompoknya
- Memulai turnamen
- Menjalankan turnamen dengan
tertib
- Mendapatkan penghargaan
35’
C. Penutup
- Bersama-sama dengan siswa mengambil
kesimpulan pelajaran
- Meminta siswa mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari
- Memberitahu siswa bahwa akan ada turnamen
- Membuat kesimpulan pelajaran
dengan bimbingan guru.
- Mencatat dan merencanakan
pengerjaan PR tersebut.
5’
143
pada pertemuan selanjutnya
J. Penilaian Hasil Belajar
5. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan
6. Bentuk Instrumen : Tes uraian
K. Pedoman Penilaian
5. Ranah Kognitif
Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa
6. Ranah Afektif
Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Ciputat, Februari 2014
Guru Mata Pelajaran
R Tetty Muldyanti
144
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
9. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.
10. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.
11. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.
Materi
7. Hukum II Newton
Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak.
Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II Newton yang berbunyi:
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:
a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)
a = percepatan (m/s2)
8. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton
f. Gaya Gesek (
Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda
bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini dirumuskan dengan persamaan:
N = gaya normal (N)
g. Gaya Sentripetal (Fsp)
Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan
arah menuju ke pusat lingkaran.
Fsp = v2
/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)
h. Gaya Berat (w)
i. Gaya Normal (N)
j. Gaya Tegangan Tali (T)
145
9. Penerapan Hukum II Newton
Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang jatuh, terjun bebas, balok didorong di
atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya
yang terjadi pada hukum II Newton:
ΣF = m a
F = m a
Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok
mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y yang resultan gayanya adalah
nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan
balok bergerak dengan percepatan tertentu.
146
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. …………………………………….
2. …………………………………….
3. …………………………………….
4. …………………………………….
5. …………………………………….
6. …………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
7. Sebutkan bunyi hukum II Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
..........……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
8. Berikan 3 contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum II Newton
disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
………………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………….............
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
..............…………………………………………………………………………………...
………….....………………………………………………………………………………
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
147
Lampiran 2
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
148
Lampiran 3
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
149
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata Pelajaran : FISIKA
Materi Pokok : Dinamika Partikel
Metode : Teams Games Tournament (TGT)
Pertemuan : Ketiga
Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.
B. Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar
beraturan.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.
150
5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.
D. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
7. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
8. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
9. Siswa dapat menjelaskan kaitan antara Hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
10. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Esensial
5. Hukum III Newton
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum ini dirumuskan menjadi:
Faksi = - Freaksi
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi
dan rekasi terjadi pada dua benda.
6. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton
i. Gaya dorong/tekan
j. Gaya Berat (w)
k. Gaya Normal (N)
151
7. Penerapan Hukum III Newton
Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok,
menarik pegas, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton:
Freaksi
Faksi
Gambar di atas adalah peristiwa telapak kaki menginjak lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai dan lantai
melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki dapat menginjak lantai
dengan tegak.
8. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.
Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran
inersia suatu benda. Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau memperlambatnya.
Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana
asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.
152
F. Media Belajar
8. Power Point
9. Laptop
G. Model Pembelajaran
Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) termodifikasi.
H. Sumber Belajar
1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009
2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2009
3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008
4. Giancoli, Douglas C. Fisika. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001
153
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kompetensi Dasar
2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,
gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
Indikator
12. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.
13. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.
14. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.
15. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.
16. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.
Materi
10. Hukum III Newton
“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum
ini dirumuskan menjadi:
Faksi = - Freaksi
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi
yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi dan rekasi terjadi pada dua benda.
11. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton
e. Gaya dorong/tekan
f. Gaya Berat (w)
g. Gaya Normal (N)
h. Penerapan Hukum III Newton
Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
adalah menginjak tanah, meendorong tembok, menarik pegas, dll.
Freaksi
Faksi
Gambar di samping adalah peristiwa telapak kaki menginjak
lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai
dan lantai melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang
nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki
dapat menginjak lantai dengan tegak.
154
i. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.
Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua
menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran inersia suatu benda. Sebuah
benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau
memperlambatnya. Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-
gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana asal gaya-gaya
tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.
Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….
Anggota:
1. ………………………………….
2. ………………………………….
3. ………………………………….
4. ………………………………….
5. ………………………………….
6. ………………………………….
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!
10. Sebutkan bunyi hukum III Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……...........…………………………………………………………………………....
11. Berikan 3 contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari!?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
12. Buatlah 2 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum III
Newton disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………...
155
…………………………………………………………………………………………
….……………………………………………………………………………………...
13. Termasuk aplikasi dari hukum Newton manakah peristiwa di bawah? Gaya apa saja
yang terjadi?
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………....
............……………………………………………................................
...............
14. Dari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apa perbedaan dan kaitan antara hukum I, II
dan III Newton?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………...………………………………………….…………
…………………………...........……………………………………………………….………
……...……………………………………………….................................…………………….
..........……………………………………………………………………….....................……..
\
Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.
SELAMAT MENGERJAKAN
156
Lampiran 2
Lembar Skor Game
Meja :.................................
Ronde :.................................
Pemain Kelompok Poin Game Turnamen
157
Lampiran 3
Lembar Rangkuman Kelompok
Nama Kelompok :
No Anggota
Kelompok
Nilai
Turnamen
1
2
3
4
Totar Skor Kelompok
Turnamen + game
Rata-rata Kelompok
Penghargaan
Kelompok
158
Lampiran B
Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
a. Kisi-Kisi Instrumen Tes
b. Instrumen Tes
2. Analisis Hasil Uji Instrumen
a. Uji Validitas Butir Soal
b. Uji Reliabilitas Instrumen
c. Uji Taraf Kesukaran
d. Uji Daya Pembeda
e. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
3. Instrumen Tes Valid
4. Soal Instrumen Penelitian
5. Instrumen Nontes
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (lembar observasi)
b. Instrumen Nontes (lembar observasi)
6. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes (lembar observasi)
7. Lembar Validasi Ahli Media
159
Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif
No Indikator Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kreatif
Jumlah
Soal
K.1 K.2 K.3
1
Mengidentifikasi penerapan
prinsip hukum Newton
dalam kehidupan sehari-hari
2,4,5 1,3 6 6
2
Menjelaskan perbedaan dan
kaitan antara Hukum I, II
dan III Newton
8 7,
9,10 11, 12 6
3
Menganalisis gaya-gaya
yang terjadi pada peristiwa
hukum Newton
14,
16 18
13,
15, 17 6
Jumlah Soal 6 6 6 18
Keterangan:
K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis
K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru
bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi
K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data
160
Instrumen Tes Berpikir Kreatif
Indikator
Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kreatif
Soal Jawaban Skor Kriteria Nomor
Soal
1. Mengidentifikasi
penerapan
prinsip hukum
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari.
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
Ketika kita berada di
dalam mobil yang diam
lalu tiba-tiba bergerak
maju, tubuh kita terasa
terlempar ke belakang
untuk beberapa saat.
Apakah hal yang sama
akan terjadi ketika kita
berada di dalam mobil
yang sedang bergerak
lalu tiba-tiba berhenti?
Mengapa?
Tidak.* Ketika mobil
tiba-tiba melaju
dengan kencang ke
depan, maka tubuh
akan mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
diam sehingga tubuh
terlempar ke belakang.
Sebaliknya, jika
keadaan awal tubuh
ketika berada di dalam
mobil adalah bergerak,
lalu mobil tiba-tiba
direm (berhenti), maka
tubuh akan
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
bergeraksehingga
tubuh terlempar ke
depan.**
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
1
1 Pernyataan
kesimpulan saja
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
hubungan antara dua
situasi
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
Kertas lipat yang
dibentuk menjadi burung
kemudia digantung di
Tidak.* Bentuk
burung tidak
berpengaruh. Kertas
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
2
161
mendukung
hipotesis
langit-langit. Kertas lipat
ini tidak akan jatuh
karena bentuknya yang
menyerupai burung.
Setujukah kamu dengan
pernyataan di atas?
Berikan alasanmu
berdasarkan teori hukum
Newton!
lipat mempunyai
massa sehingga terjadi
gaya berat. Gaya berat
ini membuat tali
penggantung memiliki
gaya tegangan tali
yang arahnya
berlawanan dengan
gaya berat sehingga
resultan gayanya
bernilai nol.**
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
1 Hanya mengandung
1 item di atas
0 Tidak mengandung
satu pun item di atas
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
a
a
Perbedaan apakah yang
akan terjadi pada kedua
gambar di atas?Jelaskan
*
F1 = F2 = F
Sehingga kedua
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
3
1 Pernyataan
kesimpulan saja
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
hubungan antara dua
situasi
F1 = 200
N
F = 200 N
F = 200 N
F2 = 200
N
162
alasanmu berdasarkan
teori hukum Newton!
Permukaan lantainya
bersifat kasar.
kondisi berlaku
persamaan:
F – 𝜇s N = m a
F - 𝜇s m g = m a
Perbedaan dari kedua
gambar di atas adalah
nilai percepatannya.
Percepatan pada
gambar pertama akan
lebih besar daripada
gambar ke dua.**
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
mendukung
hipotesis
Sebuah botol kaca
dialasi dengan kertas.
Kemudian kertas
tersebut ditarik dengan
sangat cepat dan botol
tidak ikut bergerak.
Namun ketika kertas
ditarik dengan lambat,
botol ikut bergerak.
Apakah peristiwa
tersebut merupakan
aplikasi dari hukum
Newton? Hukum
Newton ke berapa?
Jelaskan alasanmu!
Ya, sesuai dengan
hukum I
Newton/hukum
inersia.* Botol
mempertahankan
keadaan awalnya yaitu
diam karena kertas
bergerak dengan
sangat cepat. Namun
ketika kertas ditarik
dengan lambat, botol
ikut bergerak dengan
lambat.**
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
4
1 Hanya mengandung
1 item di atas
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
163
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
mendukung
hipotesis
Sebuah mobil yang
membelok di jalanan
miring dan kasar harus
memperhatikan gaya-
gaya tertentu agar tidak
terpeleset/slip. Gambar
sketsa peristiwa disertai
gaya-gaya tersebut!
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
5
1 Hanya mengandung
1 item di atas
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
Keterampilan
dalam melihat
elemen-elemen
untuk beberapa
item data
Gambarkan gaya apa
saja yang sama-sama
terjadi pada dua kondisi
di atas?
2 Menyebutkan semua
data dengan lengkap
6
1 Hanya menyebutkan
sebagian data
0 Tidak menyebukan
satu data pun
F sp
164
*
Kedua peristiwa di
atas sama-sama
menggunakan dua
gaya, yaitu gaya berat
dan gaya tegangan
tali.**
2. Menjelaskan
perbedaan dan
kaitan antara
Hukum I, II dan
III Newton
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
Terdapat dua gambar
pipa dengan keadaan
yang berbeda satu sama
lain seperti pada gambar
di atas. Termasuk
aplikasi dari hukum
Newton mana saja kah
pipa yang diam tidak
mengalami percepatan.
(Hukum I Newton)
∑F = 0
N - w = 0
N = W *
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
7
1 Pernyataan
kesimpulan saja
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
165
peristiwa-peristiwa di
atas? Jelaskan alasanmu
disertai arah gaya-gaya
yang terjadi pada setiap
peristiwa!
pipa yang bergerak
memiliki percepatan
(hukum II Newton)
∑F = m a **
hubungan antara dua
situasi
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
mendukung
hipotesis
Berat orang yang berada
di dalam lift akan
berubah-ubah ketika lift
tersebut diam, bergerak
naik maupun bergerak
turun. Buat gambar
mengenai peristiwa di
atas berdasarkan teori
hukum Newton disertai
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
8
1 Hanya mengandung
1 item di atas
166
gambar!
0 Tidak mengandung
satupun item di
atas∑F = 0
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
Kondisi di atas
merupakan aplikasi dari
suatu hukum Newton.
Ketika buku tersebut
ditekan dari atas, apakah
masih berlaku hukum
Newton yang sama?
Jelaskan alasanmu
disertai gambar!
Hukum I Newton
∑F = 0
sehingga benda tetap
diam.
N
w
ketika buku tersebut
ditekan dari atas, maka
berlaku hukum II I
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
9
1 Pernyataan
kesimpulan saja
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
hubungan antara dua
situasi
167
Newton
Faksi = Freaksi
F aksi (gaya normal)
F reaksi (gaya tekan)
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
Gambarkan hukum
Newton apa saja yang
ada pada peristiwa di
atas!
Hukum II Newton*
Hukum III Newton
Kedua peristiwa sama-
sama memiliki gaya
dorong.**
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
10
1 Pernyataan
kesimpulan saja
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
hubungan antara dua
situasi
168
Keterampilan
dalam melihat
elemen-elemen
untuk beberapa
item data
Apakah kedua peristiwa
di atas termasuk hukum I
Newton? Jelaskan
alasanmu dan gambarkan
peristiwa-peristiwa di
atas berdasarkan hukum
Newton!
Bukan,
Termasuk hukum III
Newton*
∑F = 0
∑F = T - w
Termasuk hukum I
2 Menyebutkan semua
elemen dengan
lengkap untuk
beberapa item data
11
1 Hanya menyebutkan
sebagian elemen
untuk beberapa item
data atau semua
elemen untuk satu
item data
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
T
w
169
Newton**
1. Memukul meja
2. Telapak tangan
menekan tembok
3. Apel jatuh
4. Bola menggelinding
5. Rem mendadak
Klasifikasikan peristiwa-
peristiwa di atas
berdasarkan hukum
Newton!
1. Hukum I Newton :
rem mendadak
2. Hukum II Newton
: apel jatuh dan
bola
menggelinding*
3. Hukum IIII
Newton : memukul
meja dan telapak
tangan menekan
tembok**
2 Menyebutkan semua
elemen dengan
lengkap untuk
beberapa item data
12
1 Hanya menyebutkan
sebagian elemen
untuk beberapa item
data atau semua
elemen untuk satu
item data
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
3. Menganalisis
gaya-gaya yang
terjadi pada
peristiwa hukum
Newton
Keterampilan
dalam melihat
elemen-elemen
untuk beberapa
item data
Hukum I Newton
2 Menyebutkan semua
elemen dengan
lengkap untuk
beberapa item data
13
1 Hanya menyebutkan
sebagian elemen
untuk beberapa item
170
Gambarkan gaya-gaya
dan penjelasan hukum
Newton yang terjadi
pada peristiwa tersebut!
∑F = 0
N – w = 0
N = w*
Hukum I Newton
∑F = m a
F – fs = m a**
data atau semua
elemen untuk satu
item data
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
mendukung
hipotesis
Pada umumnya orang-
orang memindahkan
peti dari permukaan
tanah ke dalam truk
dengan menggunakan
papan yang dimiringkan
untuk memudahkan
pekerjaannya. Jelaskan
alasanmu disertai
gambar peristiwanya!
N
*
Untuk mendorong
peti, maka nilai F
minimal sama dengan
w sin θ. Semakin kecil
sudut kemiringan
papan, semakin kecil
pula nilai F.**
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
14
1 Hanya mengandung
1 item di atas
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
F
W cos θ Gaya gesek
W sin θ
171
Keterampilan
dalam melihat
elemen-elemen
untuk beberapa
item data
1. Gaya berat
2. Gaya normal
3. Gaya sentripetal
Berdasarkan gaya-gaya
di atas, gambarkan 2
contoh aplikasi hukum
Newton yang
menggunakan minimal
gabungan dari dua gaya
di atas!
(Gaya berat dan
normal)*
gaya berat, normal dan
sentripetal**
2 Menyebutkan semua
elemen dengan
lengkap untuk
beberapa item data
15
1 Hanya menyebutkan
sebagian elemen
untuk beberapa item
data atau semua
elemen untuk satu
item data
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
Keterampilan
dalam mengenali
data yang
mendukung
hipotesis
Walaupun massa kedua
orang di atas berbeda,
namun terjadi gaya-gaya
yang sama pada
keduanya. Setujukah
kamu dengan pernyataan
di atas? Jelaskan
alasanmu disertai
penggambaran gaya-
gayanya!
Ya setuju.
N N
w w *
Pada keduanya terjadi
gaya normal dan berat
walaupun nilainya
berbeda.**
2 a. Kelengkapan
data ysng
mendukung
hipotesis
b. Data yang
disebutkan jelas
dan tepat
16
1 Hanya mengandung
1 item di atas
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
172
Keterampilan
dalam melihat
elemen-elemen
untuk beberapa
item data
Gaya apa yang sama-
sama terjadi pada dua
gambar di atas?
N
2 Menyebutkan semua
elemen dengan
lengkap untuk
beberapa item data
17
1 Hanya menyebutkan
sebagian elemen
untuk beberapa item
data atau semua
elemen untuk satu
item data
0 Tidak mengandung
satupun item di atas
Keterampilan
dalam mengenali
kesimpulan
sementara tentang
situasi baru
bahkan ketika ada
Apakah ada perbedaan
ketika kita menarik
balok di atas permukaan
yang kasar dengan di
atas permukaan yang
licin?
Ya * Ketika kita
menarik balok di atas
permukaan yang kasar
maupun licin, sama-
sama terjadi gaya
tegangan tali, gaya
2 Pernyataan
kesimpulan disertai
hubungan antara dua
situasi
18
1 Pernyataan
kesimpulan saja
173
hubungan paralel
yang erat antara
dua situasi
berat, gaya normal dan
gaya gesek. Namun
gaya gesek di atas
permukaan yang kasar
lebih besar daripada
gaya gesek di atas
permukaan yang licin,
sehingga gaya
tegangan talinya juga
akan berbeda **
0 Tidak menyatakan
kesimpulan maupun
hubungan antara dua
situasi
Keterangan :
* = jika siswa menjawab sampai jawaban ini, nilai yang didapat adalah 1
** = jika siswa menjawab sampai jawaban ini, nilai yang didapat adalah 2
174
Validitas Instrumen Tes
No Responden Soal Nomor Skor
(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total (y)
1 Hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121
2 Atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225
3 Dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81
4 Eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121
5 Feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225
6 Virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49
7 Wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441
8 Siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144
9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144
10 Apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81
11 Ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324
12 Tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225
13 Rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441
14 Vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169
15 Desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121
16 Yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196
17 Nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289
18 Dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289
19 Dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400
20 Wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144
21 Banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100
22 Lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144
23 Fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324
24 Bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196
25 Jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81
26 Eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529
27 Nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289
28 Khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196
29 Nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361
30 Sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169
31 Arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100
32 Nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256
33 Faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121
34 Sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121
35 Suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169
Jumlah 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15 490 7386
r h
itu
ng
0,4
45
0,6
05
0,5
89
0,3
44
0,2
09
0,5
02
0,4
25
0,5
98
0,0
24
0,2
25
0,5
77
0,3
61
0,1
23
0,4
87
0,3
28
0,2
45
0,4
92
0,2
38
r table 0,344
175
Kri
teri
a
val
id
val
id
Val
id
val
id
inv
ali
d
val
id
val
id
val
id
inv
ali
d
inv
ali
d
val
id
inv
ali
d
inv
ali
d
val
id
inv
ali
d
inv
ali
d
val
id
inv
ali
d
Reliabilitas Instrumen
No Responden
Soal Nomor Skor
(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Total
(y)
1 hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121
2 atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225
3 dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81
4 eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121
5 feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225
6 virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49
7 wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441
8 siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144
9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144
10 apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81
11 ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324
12 tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225
13 rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441
14 vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169
15 desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121
16 yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196
17 nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289
18 dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289
19 dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400
20 wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144
21 banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100
22 lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144
23 fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324
24 bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196
25 jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81
26 eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529
27 nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289
28 khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196
29 nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361
30 sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169
31 arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100
32 nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256
33 faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121
34 sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121
35 suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169
Jumlah 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15 490 7386
176
0,0
5
5
0,2
5
7
0,4
8
7
0,5
4
6
0,2
5
2
0,3
7
3
0,3
5
8
0,5
2
6
0,3
8
7
0,4
4
0
0,2
5
5
0,4
1
2
0,2
9
9
0,3
2
3
0,2
9
9
0,3
7
3
0,3
1
6
0,2
5
2
x 6,212
15,47
Reliabiitas
0,634
Kategori Sedang
Tingkat Kesukaran Soal
No Responden
Soal Nomor Skor
(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Total
(y)
1 hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121
2 atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225
3 dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81
4 eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121
5 feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225
6 virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49
7 wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441
8 siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144
9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144
10 apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81
11 ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324
12 tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225
13 rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441
14 vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169
15 desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121
16 yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196
17 nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289
18 dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289
19 dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400
20 wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144
21 banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100
22 lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144
23 fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324
24 bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196
25 jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81
26 eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529
27 nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289
28 khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196
29 nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361
30 sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169
177
31 arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100
32 nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256
33 faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121
34 sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121
35 suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169
Jumlah skor
tiap nomor soal 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15
Skor maksimum
soal 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Skor rata-rata
1,0
6
1,0
9
1,5
7
0,5
7
0,4
3
0,5
4
0,7
7
1,0
6
0,7
1
1,0
3
0,4
6
1,0
0
0,7
7
0,8
3
0,6
3
0,5
4
0,5
1
0,4
3
14,0
0
211,0
3
Tingkat
kesukaran 0,5
3
0,5
4
0,7
9
0,2
9
0,2
1
0,2
7
0,3
9
0,5
3
0,3
6
0,5
1
0,2
3
0,5
0
0,3
9
0,4
1
0,3
1
0,2
7
0,2
6
0,2
1
Kriteria
Sed
ang
sedan
g
mudah
sukar
sukar
sukar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sukar
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sedan
g
sukar
sukar
sukar
Daya Pembeda Instrumen
Kelompok Soal Nomor
y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kelompok
Atas
2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23
1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21
1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21
1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20
2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19
1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18
1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18
1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17
1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17
1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17
1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16
1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15
1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15
1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15
1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14
1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14
1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14
1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13
Jumlah 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 266
Rata-rata 1,11 1,33 1,94 0,72 0,56 0,83 1,00 1,39 0,67 1,17 0,72 1,11 0,83 1,06 0,72 0,67 0,67 0,56 17,06
Kelompok 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13
178
Bawah 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13
1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12
1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12
1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11
1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11
1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11
1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11
1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10
1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9
1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7
Jumlah 17 14 20 7 5 4 9 12 13 15 3 15 12 10 9 7 6 5 183
Rata-rata 1,00 0,82 1,18 0,41 0,29 0,24 0,53 0,71 0,76 0,88 0,18 0,88 0,71 0,59 0,53 0,41 0,35 0,29 10,76
Skor
Maksimum
Soal
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Daya
Pembeda 0,06 0,25 0,38 0,16 0,13 0,30 0,24 0,34
-
0,05 0,14 0,27 0,11 0,06 0,23 0,10 0,13 0,16 0,13
Kriteria
jele
k
cukup
Cukup
jele
k
jele
k
cukup
cukup
cukup
sangat
buru
k
jele
k
cukup
jele
k
jele
k
cukup
jele
k
jele
k
jele
k
jele
k
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
Reliabilitas 0,634 (sedang)
No Soal Validitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda
1 valid sedang Jelek
2 valid sedang Cukup
3 valid mudah Cukup
4 valid sukar Jelek
5 invalid sukar Jelek
6 valid sukar Cukup
7 valid sedang Cukup
8 valid sedang Cukup
9 invalid sedang sangat buruk
10 invalid sedang Jelek
179
11 valid sukar Cukup
12 valid sedang Jelek
13 invalid sedang Jelek
14 valid sedang Cukup
15 invalid sedang Jelek
16 invalid sedang Jelek
17 valid sukar Jelek
18 invalid sukar Jelek
Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif
No Indikator Pembelajaran
Indikator
Keterampilan
Berpikir Kreatif
Jumlah
Soal
K.1 K.2 K.3
1
Mengidentifikasi penerapan
prinsip hukum Newton
dalam kehidupan sehari-hari
2*,4
*,5 1*,3* 6* 6
2
Menjelaskan perbedaan dan
kaitan antara Hukum I, II
dan III Newton
8* 7*,
9,10
11*,
12* 6
3
Menganalisis gaya-gaya
yang terjadi pada peristiwa
hukum Newton
14*,
16 18
13,
15,
17*
6
Jumlah Soal 6 6 6 18
Keterangan:
* = Butir soal yang valid
K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis
K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru
bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi
K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data
180
Soal Instrumen Penelitian
1. Ketika kita berada di dalam mobil yang diam lalu tiba-tiba bergerak maju,
tubuh kita terasa terlempar ke belakang untuk beberapa saat. Apakah hal yang
sama akan terjadi ketika kita berada di dalam mobil yang sedang bergerak lalu
tiba-tiba berhenti? Mengapa?
2. Kertas lipat yang dibentuk menjadi burung kemudian digantung di langit-
langit. Kertas lipat ini tidak akan jatuh karena bentuknya yang menyerupai
burung. Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? Berikan alasanmu
berdasarkan teori hukum Newton!
3. Perbedaan apakah yang akan terjadi pada kedua gambar di bawah? Jelaskan
alasanmu berdasarkan teori hukum Newton! Permukaan lantainya bersifat
kasar.
a a
4. Gambarkan gaya apa saja yang sama-sama terjadi pada dua kondisi di bawah
ini?
5. Terdapat dua gambar pipa dengan keadaan yang berbeda satu sama lain seperti
pada gambar di bawah. Termasuk aplikasi dari hukum Newton mana saja kah
peristiwa-peristiwa di atas? Jelaskan alasanmu disertai arah gaya-gaya yang
terjadi pada setiap peristiwa!
F1 = 200
N
F2 = 200
N
181
6. Berat orang yang berada di dalam lift akan berubah-ubah ketika lift tersebut
diam, bergerak naik maupun bergerak turun. Buat gambar mengenai peristiwa
di atas berdasarkan teori hukum Newton disertai gambar!
7. Apakah kedua peristiwa di bawah termasuk hukum I Newton? Jelaskan
alasanmu dan gambarkan peristiwa-peristiwa di atas berdasarkan hukum
Newton!
8. Klasifikasikan peristiwa-peristiwa di bawah berdasarkan hukum Newton!
6. Memukul meja
7. Telapak tangan menekan tembok
8. Apel jatuh
9. Bola menggelinding
10. Rem mendadak
9. Pada umumnya orang-orang memindahkan peti dari permukaan tanah ke
dalam truk dengan menggunakan papan yang dimiringkan untuk memudahkan
pekerjaannya. Jelaskan alasanmu disertai gambar peristiwanya!
10. Gaya apa yang sama-sama terjadi pada dua gambar di bawah?
182
Kisi-Kisi Instrumen Nontes
Lembar Observasi Tahap Turnamen
No Indikator Skor
maksimal
1 Memahami peraturan turnamen 3
2 Bekerja sama dalam kelompok 3
3 Berkompetisi secara positif 3
4 Situasi pembelajaran kondusif 3
Jumlah 12
183
Lembar Observasi Tahap Turnamen
No Indikator Kriteria Skor Checklist
(√)
1 Siswa memahami
peraturan turnamen
Semua siswa menjalankan turnamen
sesuai peraturan 3
Sebagian besar siswa menjalankan
turnamen sesuai dengan peraturan 2
Sebagian kecil siswa menjalankan
turnamen sesuai dengan peraturan 1
Siswa tidak menjalankan turnamen
sesuai dengan peraturan 0
2
Siswa dapat
bekerja sama dalam
kelompoknya
Siswa sangat kompak dalam
menjalankan turnamen 3
Siswa cukup kompak dalam
menjalankan turnamen 2
Siswa kurang kompak dalam
menjalankan turnamen 1
Siswa tidak kompak dalam
menjalankan turnamen 0
3 Siswa berkompetisi
secara positif
Tidak ada siswa yang mengganggu
konsentrasi kelompok lain 3
Sebagian kecil siswa mengganggu
konsentrasi kelompok lain. 2
Sebagian besar siswa yang
mengganggu konsentrasi kelompok
lain
1
Tiap siswa saling mengganggu
konsentrasi kelompok lain 0
4
Situasi
pembelajaran
kondusif
Siswa menjalankan turnamen dengan
antusias, tertib dan tepat waktu 3
Siswa menjalankan turnamen dengan
antusias dan tertib namun tidak tepat
waktu
2
Siswa menjalankan turnamen dengan
antusias namun tidak tertib dan tidak
tepat waktu
1
Siswa menjalankan turnamen dengan
tidak antusias, tidak tertib dan tidak
tepat waktu
0
Jumlah
184
185
186
LEMBAR VALIDASI AHLI DESAIN
SOLITAIRE FISIKAPADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL
SMA KELAS X
Petunjuk:
1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh ahli desain
2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek desain
3. Penilaian diberikan dengan rentangan sebagai berikut:
1 = Tidak baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
4. Mohon diberikan tanda (√) pada kolom 1, 2, 3, 4 atau 5 sesuai dengan pendapat
penilai secara objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada
kolom yang disediakan.
187
188
Lampiran C
Analisis Data Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest
a. Hasil Pretest Kelas Kontrol
b. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Kontrol
c. Hasil Pretest Kelas Eksperimen
d. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Eksperimen
2. Uji Normalitas Hasil Pretest
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
c. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Pretest
3. Hasil Posttest
a. Hasil Posttest Kelas Kontrol
b. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol
c. Hasil Posttest Kelas Eksperimen
d. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Eksperimen
4. Uji Normalitas Hasil Posttest
a. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
5. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Posttest
6. Tabel Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
7. Hasil Lembar Observasi
a. Hasil Lembar Observasi Kelas Kontrol
b. Hasil Lembar Observasi Kelas Eksperimen
c. Persentase Nilai Observasi
189
Tabel Nilai Pretest Kelas Kontrol (X-1)
No Nama Indikator
Skor 1 2 3
1 Abdul Azis 5 5 0 10
2 Ahmad Fadilah 0 5 0 5
3 Ajeng Setio Mardiani 5 0 0 5
4 Aldo Fikri Kurniawan 0 0 0 0
5 Alwi Hamzah 0 0 0 0
6 Alysha Sandra 0 0 0 0
7 Anggun Fadhillah 5 10 0 15
8 Arjuna Hansuci Geraldi 0 0 0 0
9 Astrid Setia Indarwati 5 0 0 5
10 Atika Andriyanti 0 0 0 0
11 Aulia Farhan 0 10 0 10
12 Danu Tri Julian 0 0 0 0
13 Dita Abri Oktaviani 0 0 0 0
14 Eko Hadi Santoso 0 0 0 0
15 Fahmi Abdul Azis 5 5 0 10
16 Fega Nuraisyah Fitriani 5 10 5 20
17 Feni Adellia 5 5 5 15
18 Halisa K Felsni 0 0 0 0
19 Kurniansyah Juli Dwi 5 0 0 5
20 Nila Ricna Riviana 5 0 0 5
21 Reta Destia 5 0 0 5
22 Salsabila 5 0 0 5
23 Sela Anggie Savietri 5 5 0 10
24 Sela Melinda 5 0 0 5
25 Syabilla Ratih R 5 10 5 20
26 Tegar Dofani Hia 0 5 0 5
27 Tiara Agustin Nur F 5 5 0 10
28 Tiwi Wulandari 5 10 0 15
29 Tri Andika Jaya Putra 5 0 0 5
30 Vica Annisa 5 15 5 25
190
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
1. Sebaran Data Nilai Pretest
0 0 0 0 0
0 0 0 0 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 10
10 10 10 10 15
15 15 20 20 25
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat
diterapkan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan jangkauan data/range (R)
Nilai maksimum = 25
Nilai Minimum = 0
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 25 - 0
= 25
b. Menentukan banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 5,81 ≈ 6
Jadi banyaknya kelas adalah 6
c. Menentukan panjang kelas/interval (i)
i =
d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.
Sehingga diperoleh:
191
Distribusi Frekuensi
Nilai fi Xi Xi2 fi.Xi (Xi- )
2 fi (Xi- )
2
0-4 9 2 4 18 49,00 441
5-9 10 7 49 70 4,00 40
10-14 5 12 144 60 9,00 45
15-29 3 17 289 51 64,00 192
20-24 2 22 484 44 169,00 338
25-39 1 27 729 27 324,00 324
Jumlah 30
270 619 1.380,00
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest
kelompok kontrol ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai
tersebut.
3. Perhitungan rata-rata/Mean (X)
3. Perhitungan Median (Me)
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f = frekuensi kelas median
4. Perhitungan Modus (Mo)
192
Mo = 5,33
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi berikutnya
5. Perhitungan Varians (s)
s = 6,90
193
Tabel Nilai Pretest Kelas Eksperimen (X-3)
No Nama Indikator
Skor 1 2 3
1 Ade Yolanda Agisna 5 5 0 10
2 Aditya Kurnawan 5 5 0 10
3 Ardiansyah 0 0 0 0
4 Ary Nugroho 5 0 0 5
5 Avicenna Rakhmatullah 0 0 0 0
6 Bagus Bayu Hermawan 0 0 0 0
7 Cristine Merlina Permata 0 10 0 10
8 Diah Ayu Lestari 5 5 5 15
9 Dwi Aswanto 0 0 0 0
10 Dwi Awal Ramadhan 0 0 0 0
11 Elis Nurhajijah 5 0 0 5
12 Gianina Anastasia 5 0 0 5
13 Hani Ramadhanti 0 0 0 0
14 Himawan Soesilo 5 10 5 20
15 Ilham Dhava Ramadhan 5 0 0 5
16 Ima Dawar Dani 5 10 0 15
17 Kunthi Indah Pratiwi 5 0 0 5
18 Maulida Juliani 5 0 0 5
19 Mebby Mutiara L 5 15 0 20
20 Mochammad Renaldo 5 0 0 5
21 Muhammad Syarif 5 0 0 5
22 Peggy Dwi Putri 5 0 0 5
23 Rahyul Tri Atmadja 0 0 0 0
24 Rico Adam Nuralim 0 0 0 0
25 Siti Bashirah 0 5 0 5
26 Siti Hanifah 10 15 0 25
27 Tanty Indrayanty 5 0 0 5
28 Trio Mahardika 0 0 0 0
29 Najla Nur Salsabila 5 5 0 10
30 Damar Adistyo 0 0 0 0
194
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
3. Sebaran Data Nilai Pretest
0 0 0 0 0
0 0 0 0 5
5 5 5 5 5
5 5 5 5 5
5 10 10 10 10
15 15 20 20 25
4. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan sebaran data di atas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat
diterapkan langkah-langkah berikut:
e. Menentukan jangkauan data/range (R)
Nilai maksimum = 25
Nilai Minimum = 0
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 25 - 0
= 25
f. Menentukan banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 5,81 ≈ 6
Jadi banyaknya kelas adalah 6
g. Menentukan panjang kelas/interval (i)
i =
h. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.
Sehingga diperoleh:
195
Tabel 7 Distribusi Frekuensi
Nilai F xi xi2 fi.xi (Xi- )
2 fi (Xi- )
2
0-4 9 2 4 18 42,25 380,25
5-9 12 7 49 84 2,25 27,00
10-14 4 12 144 48 12,25 49,00
15-19 2 17 289 34 72,25 144,50
20-24 2 22 484 44 182,25 364,50
25-29 1 27 729 27 342,25 342,25
Jumlah 30
255 1307,50
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest
kelompok kontrol ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai
tersebut.
4. Perhitungan rata-rata/Mean (X)
5. Perhitungan Median (Me)
Me = 7,0
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f = frekuensi kelas median
196
6. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = 5,86
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
7. Perhitungan Standar Deviasi (s)
s = 6,71
197
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol
Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang
digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.
Tabel Hitung Chi Kuadrat
Interval fo
Tepi
Kelas
(Xi)
Zi Ztabel F(Zi) Li fe
-0,5 -1,38 0,4162 0,0838
0-4 9
0,174 5,22 2,74
4,5 -0,65 0,2422 0,2578
5-9 10
0,2143 6,43 1,98
9,5 0,07 0,0279 0,4721
10-14 5
0,316 9,48 2,12
14,5 0,80 0,2881 0,7881
15-19 3
0,1476 4,43 0,46
19,5 1,52 0,4357 0,9357
20-24 2
0,0521 1,56 0,12
24,5 2,25 0,4878 0,9878
25-29 1
0,0107 0,32 1,44
29,5 2,97 0,4985 0,9985
Jumlah 30
0,9147 8,86
(rata-rata) = 9,0
s = 6,9
Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 8,86;
sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2
tabel =
11,07. Karena nilai X2
hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
198
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang
digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.
Tabel Hitung Chi Kuadrat
Interval fo
Tepi
Kelas
(Xi)
Zi Ztabel F(Zi) Li fe
-0,5 -1,34 0,4099 0,0901
0-4 9
0,1841 5,52 2,19
4,5 -0,60 0,2258 0,2742
5-9 12
0,2854 8,56 1,38
9,5 0,15 0,0596 0,5596
10-14 4
0,2537 7,61 1,71
14,5 0,89 0,3133 0,8133
15-19 2
0,1362 4,09 1,06
19,5 1,64 0,4495 0,9495
20-24 2
0,0418 1,25 0,44
24,5 2,38 0,4913 0,9913
25-29 1
0,0078 0,23 2,51
29,5 3,13 0,4991 0,9991
Jumlah 30
0,909 9,30
(rata-rata) =
s = 6,71
Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 9,30;
sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2
tabel =
11,07. Karena nilai X2
hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
199
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Keterangan:
F: nilai uji F
S12 : Varian terbesar
S22 : Varian terkecil
Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:
Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho
ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.
8
Dengan: : Varian kelompok kontrol
: Varian kelompok eksperimen
Perhitungan Ftabel
df pembilang = 30-1 = 29
df penyebut = 30-1 = 29
Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1 = 29
didapat Ftabel = 1,84 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel (1,05 <
1,84). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.
200
Perhitungan Uji Hipotesis Pretest
thitung = dimana Sgab =
Sgab =
thitung = = 0,284
Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan
didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =
60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.
Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus
interpolasi sebagai berikut:
C =
=
= 2,021 – 0,0189
= 2,002
2,002 > 0,284 atau ttabel > thitung
201
Tabel Nilai Postest Kelas Kontrol (X-1)
No Nama Indikator
Skor 1 2 3
1 Abdul Azis 10 10 5 25
2 Ahmad Fadilah 15 25 20 60
3 Ajeng Setio Mardiani 20 30 25 75
4 Aldo Fikri Kurniawan 10 30 15 55
5 Alwi Hamzah 5 15 5 25
6 Alysha Sandra 10 20 15 45
7 Anggun Fadhillah 20 20 25 65
8 Arjuna Hansuci Geraldi 5 20 20 45
9 Astrid Setia Indarwati 10 20 15 45
10 Atika Andriyanti 10 15 15 40
11 Aulia Farhan 10 20 20 50
12 Danu Tri Julian 5 15 5 25
13 Dita Abri Oktaviani 5 15 5 25
14 Eko Hadi Santoso 0 15 10 25
15 Fahmi Abdul Azis 5 20 10 35
16 Fega Nuraisyah Fitriani 15 30 25 70
17 Feni Adellia 20 30 25 75
18 Halisa K Felsni 5 10 10 25
19 Kurniansyah Juli Dwi 15 15 5 35
20 Nila Ricna Riviana 10 10 10 30
21 Reta Destia 5 20 5 30
22 Salsabila 10 20 15 45
23 Sela Anggie Savietri 10 15 15 40
24 Sela Melinda 15 15 15 45
25 Syabilla Ratih R 20 20 20 60
26 Tegar Dofani Hia 15 20 25 60
27 Tiara Agustin Nur F 15 25 25 65
28 Tiwi Wulandari 10 20 20 50
29 Tri Andika Jaya Putra 10 20 5 35
30 Vica Annisa 25 30 25 80
202
Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Kontrol
1. Sebaran Data Nilai Posttest
25 25 25 25 25
25 30 30 35 35
35 40 40 45 45
45 45 45 50 50
55 60 60 60 65
65 70 75 75 80
2. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi
dapat diterapkan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan jangkauan data/range (R)
Nilai maksimum = 80
Nilai Minimum = 25
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 80 - 25
= 55
b. Menentukan banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 5,81 ≈ 6
Jadi banyaknya kelas adalah 6
c. Menentukan panjang kelas/interval (i)
i =
d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.
Sehingga diperoleh:
203
Tabel 10 Distribusi Frekuensi
Nilai F Xi Xi2 fi.Xi (Xi- )
2 fi (Xi- )
2
25-34 8 29,5 870,25 236 373,649 2989,19
35-44 5 39,5 1560,25 197,5 87,0489 435,245
45-54 7 49,5 2450,25 346,5 0,4489 3,1423
55-64 4 59,5 3540,25 238 113,849 455,396
65-74 3 69,5 4830,25 208,5 427,249 1281,75
75-84 3 79,5 6320,25 238,5 940,649 2821,95
Jumlah 30
1465 7986,67
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
3. Perhitungan rata-rata/Mean (X)
4. Perhitungan Median (Me)
Me = 47,36
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f = frekuensi kelas median
204
5. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = 31,77
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
6. Perhitungan Standar Deviasi (s)
s = 16,59
205
Tabel Nilai Posttest Kelas Eksperimen (X-3)
No Nama Indikator
Skor 1 2 3
1 Ade Yolanda Agisna 15 25 25 65
2 Aditya Kurnawan 20 20 20 65
3 Ardiansyah 5 15 5 25
4 Ary Nugroho 20 15 15 50
5 Avicenna Rakhmatullah 5 15 5 25
6 Bagus Bayu Hermawan 5 10 10 30
7 Cristine Merlina Permata 20 30 20 70
8 Diah Ayu Lestari 20 30 25 75
9 Dwi Aswanto 5 15 10 30
10 Dwi Awal Ramadhan 10 15 10 35
11 Elis Nurhajijah 10 25 20 55
12 Gianina Anastasia 15 20 20 55
13 Hani Ramadhanti 10 20 10 40
14 Himawan Soesilo 20 30 25 75
15 Ilham Dhava Ramadhan 15 20 25 60
16 Ima Dawar Dani 15 29 30 70
17 Kunthi Indah Pratiwi 20 20 20 60
18 Maulida Juliani 15 20 25 60
19 Mebby Mutiara L 25 20 30 75
20 Mochammad Renaldo 20 20 20 60
21 Muhammad Syarif 20 20 20 60
22 Peggy Dwi Putri 15 20 25 60
23 Rahyul Tri Atmadja 10 15 20 45
24 Rico Adam Nuralim 10 15 20 45
25 Siti Bashirah 20 20 20 60
26 Siti Hanifah 25 25 35 80
27 Tanty Indrayanty 15 20 25 65
28 Trio Mahardika 15 15 15 45
29 Najla Nur Salsabila 25 25 35 80
30 Damar Adistyo 10 20 20 50
206
Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Eksperimen
3. Sebaran Data Nilai Posttest
25 25 30 30 35
40 45 45 45 50
50 55 55 60 60
60 60 60 60 60
65 65 65 70 70
75 75 75 80 80
4. Tabel Distribusi Frekuensi
Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi
dapat diterapkan langkah-langkah berikut:
e. Menentukan jangkauan data/range (R)
Nilai maksimum = 80
Nilai Minimum = 25
R = nilai maksimum – nilai minimum
= 80 - 25
= 55
f. Menentukan banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,47)
= 5,81 ≈ 6
Jadi banyaknya kelas adalah 6
g. Menentukan panjang kelas/interval (i)
i =
h. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.
Sehingga diperoleh:
207
Tabel 10 Distribusi Frekuensi
Nilai F xi xi2 fi.xi (Xi- )
2 fi (Xi- )
2
25-34 4 29,5 870,25 118 784 3136
35-44 2 39,5 1560,25 79 324 648
45-54 5 49,5 2450,25 247,5 64 320
55-64 9 59,5 3540,25 535,5 4 36
65-74 5 69,5 4830,25 347,5 144 720
75-84 5 79,5 6320,25 397,5 484 2420
Jumlah 30
1725 7280
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
7. Perhitungan rata-rata/Mean (X)
8. Perhitungan Median (Me)
Me = 58,94
Keterangan:
b = batas bawah median
p = panjang batas median
n = banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f = frekuensi kelas median
208
9. Perhitungan Modus (Mo)
Mo = 59,5
Keterangan:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya
10. Perhitungan Varians (s)
s = 15,84
209
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol
Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data
yang digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.
Tabel Hitung Chi Kuadrat
Interval fo
Tepi
Kelas
(Xi)
Zi Ztabel F(Zi) Li fe
24,5 -1,47 0,4292 0,0708
25-34 8
0,1241 3,72 4,91
34,5 -0,86 0,3051 0,1949
35-44 5
0,2025 6,08 0,19
44,5 -0,26 0,1026 0,3974
45-54 7
0,2357 7,07 0,00
54,5 0,34 0,1331 0,6331
55-64 4
0,1933 5,80 0,56
64,5 0,94 0,3264 0,8264
65-74 3
0,113 3,39 0,04
74,5 1,55 0,4394 0,9394
75-84 3
0,0448 1,34 2,04
84,5 2,15 0,4842 0,9842
Jumlah 30
0,9134 7,75
(rata-rata) = 48,83
s = 16,59
Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 8,93;
sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2
tabel =
11,07. Karena nilai X2
hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
210
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen
Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang
digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.
Tabel Hitung Chi Kuadrat
Interval fo
Tepi
Kelas
(Xi)
Zi Ztabel F(Zi) Li fe
24,5 -2,08 0,4812 0,0188
25-34 4
0,0547 1,64 3,39
34,5 -1,45 0,4265 0,0735
35-44 2
0,1326 3,98 0,98
44,5 -0,82 0,2939 0,2061
45-54 5
0,2186 6,56 0,37
54,5 -0,19 0,0753 0,4247
55-64 9
0,2453 7,36 0,37
64,5 0,44 0,17 0,67
65-74 5
0,1877 5,63 0,07
74,5 1,07 0,3577 0,8577
75-84 5
0,0977 2,93 1,46
84,5 1,70 0,4554 0,9554
Jumlah 30
0,9366 6,64
(rata-rata) =
s = 15,84
Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 4,46;
sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2
tabel =
11,07. Karena nilai X2
hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
211
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest
Keterangan:
F: nilai uji F
S12 : Varian terbesar
S22 : Varian terkecil
Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:
Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho
ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.
Dengan: : Varian kelompok kontrol
: Varian kelompok eksperimen
Perhitungan Ftabel
df pembilang = 30-1 = 29
df penyebut = 30-1 = 29
Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1=29,
didapat Ftabel = 1,84 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel (1,09 <
1,84). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.
212
Perhitungan Uji Hipotesis Posttest
thitung = dimana Sgab =
Sgab =
thitung = = 2,070
Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan
didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =
60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.
Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus
interpolasi sebagai berikut:
C =
=
= 2,021 – 0,0189
= 2,002
Karena 2,070 > 2,002 atau thitung > ttabel maka Ho ditolak yang artinya pada tingkat
kepercayaan 95% terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative learning
tipe teams gamesn tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir
kreatif siswa kelas X pada konsep Dinamika Partikel.
213
Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
Indikator
1 2 3
Eksperimen
Pretest
Nilai Tertinggi 10 15 5
Nilai Terendah 0 0 0
Nilai Rata-rata 3,17 2,83 0,33
Posttest
Nilai Tertinggi 25 30 35
Nilai Terendah 5 5 0
Nilai Rata-rata 15,17 20,30 20,17
Kontrol
Pretest
Nilai Tertinggi 5 15 5
Nilai Terendah 0 0 0
Nilai Rata-rata 3 3,33 0,67
Posttest
Nilai Tertinggi 25 30 35
Nilai Terendah 5 10 5
Nilai Rata-rata 11,33 19,67 15,17
Keterangan:
Indikator 1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung
hipotesis
(nilai maksimum 30)
Indikator 2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang
situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara
dua situasi
(nilai maksimum 30) Indikator 3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa
item data
(nilai maksimum 40)
214
215
216
Persentase Nilai Observasi
Observasi siswa dapat dianalisis secara deskriptif dengan penghitungan
persentase menggunakan rumus :
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Number of Cases
A. Kelas Kontrol
1. Indikator 1 :
2. Indikator 2 :
3. Indikator 3 :
4. Indikator 4 :
Rata-rata = (67% + 67% + 33% + 33%) : 4
= 50 % (kategori cukup)
B. Kelas Eksperimen
1. Indikator 1 :
2. Indikator 2 :
3. Indikator 3 :
4. Indikator 4 :
Rata-rata = (67% + 67% + 67% + 67%) : 4
= 67 % (kategori cukup)
217
Lampiran D
Print Screen Media Solitaire Fisika
218
219
Lampiran E
Surat-Surat Penelitian
1. Surat Observasi
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Lembar Uji Referensi
4. Biodata Penulis
220
221
222
223
224
225
226
227
228
BIODATA PENULIS
R TETTY MULDYANTI P P K. Anak ketiga dari empat
bersaudara pasangan (alm) Dedi Purnama dan Hermin
Siswari. Lahir di Tasikmalaya pada tanggal 1 Oktober
1990, bertempat tinggal di jalan PGRI Utara, Gn Pongpok
III No. 20 RT 06/10 Kelurahan Lengkongsari Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya TK Perwari I Tasikmalaya lulus tahun 1997, SDN Sukasari 1
Tasikmalaya lulus tahun 2003, SMP Negeri 1 Tasikmalaya lulus tahun 2006, dan
SMA Negeri 2 Tasikmalaya lulus tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun
2009 melalui jalur PMDK.
229
Lampiran F
Dokumentasi Penelitian