Rabies

16

Click here to load reader

description

tinjauan pustaka rabiescara penanganancara penularan

Transcript of Rabies

Page 1: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 1/16

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit rabies atau yang sering disebut dengan ‘anjing gila’ di Indonesia

merupakan menyakit menular yang bersifat zoonosis dan menyerang sistem saraf 

 pusat manusia. Rabies disebabkan oleh virus Rabies, dari genus Lyssavirus, famili

Rhabdoviridae.  Penyakit ini dapat ditularkan oleh anjing, kelela!ar, musang,

rubah, ku"ing, monyet, dan he!an yang mengigit lainnya melalui gigitan,

"akaran, ataupun luka yang terbuka.#

Penyakit rabies merupakan penyakit yang fatal. $asa inkubasinya berkisar 

dari beberapa hari hingga tahun, biasanya %&' minggu. # (etika virus masuk ke

dalam tubuh, ia akan menyerang sistem saraf pusat dan bereplikasi. )ejala a!al

yang mun"ul berupa demam, sakit kepala, dan dan rasa tidak enak badan atau

kelemahan. Lalu, gejala spesifik lainnya mulai mun"ul seperti insomnia, ansietas,

delirium, eksitasi, halusinasi, paralisis, agitasi, hipersalivasi, kesulitan menelan,

dan hidrofobia.% 

Penyakit rabies dilaporkan di seluruh dunia dan banyak ditemukan

terutama di negara&negara berkembang. *i +sia, beberapa negara yang telah

dinyatakan bebas rabies, yaitu ong (ong, -epang, $alaysia, dan ingapura.#

$enurut /0, lebih dari %1.111 orang meninggal akibat Rabies di +sia. *i

Indonesia, angka kejadian penyakit Rabies menurun dari tahun ke tahun. Pada

tahun #1% dilaporkan terdapat 23.%2 kasus gigitan he!an penular rabies dan

3 orang yang menderita Rabies. Pada tahun #14 kasus gigitan he!an penular 

rabies turun menjadi '.#2 kasus dan #2 orang yang terjangkit Rabies.4

ampai saat ini rabies belum dapat disembuhkan. 5paya yang dapatdilakukan adalah dengan pemberian vaksin dan immunoglobulin untuk 

memperlambat replikasi virus. $aka, upaya pen"egahan penularan penyakit ini

sangat penting dilakukan karena rabies mampu di"egah 116 oleh vaksin. # /alau

demikian, penyakit rabies tetap merupakan masalah kesehatan di Indonesia

!alaupun angkanya terus menurun tiap tahunnya. 7erbagai bentuk pen"egahan

dan penanganan penyakit ini harus terus dilaksanakan untuk menjadikan

Indonesia daerah bebas rabies.

Page 2: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 2/16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit rabies adalah penyakit menular yang bersifat zoonosis dan

menyerang sistem saraf pusat manusia. e"ara klinis, definisi dari kasus

rabies adalah seseorang yang menunjukkan sindrom neurologis akut

8ensefalitis9 yang didominasi oleh bentuk hiperaktivitas 8 furious rabies9

atau sindrom paralitik 8dumb rabies9 yang berujung pada koma dan

kematian akibat gagal nafas, :&1 hari setelah mun"ulnya gejala pertama

apabila penanganan intensif tidak dilakukan.# Penyakit ini dapat ditularkan

oleh anjing, kelela!ar, musang, rubah, ku"ing, monyet, dan he!an yang

mengigit lainnya melalui gigitan, "akaran, ataupun luka yang terbuka.,#

2.2 Etiologi

Rabies disebabkan oleh virus Rabies, dari genus Lyssavirus, famili

Rhabdoviridae. ;irus rabies termasuk virus yang memiliki genom R<+

untai tunggal berpolaritas negatif 8ss&R<+ virus9, memiliki ukuran

diameter := nm dan panjang '1 nm 8)ambar #.9. ;irus rabies memiliki

lima jenis partikel protein yang berbeda yakni glikoprotein 8)9, matrik 

 protein 8$9, R<+ polymerase 8L9, nukleoprotein 8<9, dan phosphoprotein

8P9.,%

)ambar #. ;irus rabies%

2.3 Epidemiologi

Penyakit rabies dilaporkan hampir di seluruh dunia, ke"uali +ntartika.

*ari seluruh kematian yang terjadi akibat rabies setiap tahunnya, 3=6

kasus berasal dari +sia dan +frika.#

  $enurut /0, lebih dari %1.111

#

Page 3: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 3/16

orang meninggal akibat Rabies di +sia. 7eberapa <egara yang dinyatakan

 bebas rabies, yaitu ong (ong, -epang, $alaysia, dan ingapura. *i

Indonesia, angka kejadian penyakit Rabies menurun dari tahun ke tahun.

Pada tahun #1% dilaporkan terdapat 23.%2 kasus gigitan he!an penular 

rabies dan 3 orang yang menderita Rabies. Pada tahun #14 kasus

gigitan he!an penular rabies turun menjadi '.#2 kasus dan #2 orang

yang terjangkit Rabies.4 +njing 83369 merupakan he!an penular rabies

yang paling banyak ditemukan dari kasus kematian akibat rabies.#

2. !"#" Pen$l"#"n

Infeksi terjadi biasanya melalui kontak dengan binatang seperti anjing,

ku"ing, kera, serigala, kelela!an dan ditularkan pada manusia melalui

gigitan binatang atau kontak virus 8saliva binatang9 dengan luka pada host

ataupun melalui membran mukosa. (ulit yang utuh pada dasarnya

merupakan barier pertahanan terhadap infeksi. Infeksi dari manusia ke

manusia belum pernah dilaporkan. Infeksi rabies pada manusia terjadi

dengan masuknya virus le!at luka pada kulit 8garukan, le"et, luka robek9

atau mukosa.

Paling sering infeksi terjadi melalui gigitan anjing, tetapi bisa juga

melalui gigitan ku"ing, kera atau binatang lainnya yang terinfeksi. >ara

infeksi yang lain adalah melalui inhalasi dimana dilaporkan terjadinya

infeksi rabies pada orang yang mengunjungi gua kelela!ar tanpa ada

gigitan. *apat pula kontak virus rabies pada ke"elakaan kerja di

laboratorium atau akibat vaksinasi dari virus rabies yang masih hidup.

?erjangkitnya infeksi rabies juga dilaporkan pada tindakan transplantasikornea dari donor yang mungkin terinfeksi rabies.

2.% P"tofisiologi

>ara penularan melalui gigitan dan non gigitan 8aerogen,

transplantasi, kontak dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit

le"et atau mukosa9. >akaran oleh kuku he!an penular rabies adalah

 berbahaya karena binatang menjilati kuku&kukunya. Saliva yang

%

Page 4: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 4/16

ditempatkan pada permukaan mukosa seperti konjungtiva mungkin

infeksius. Ekskreta kelela!ar yang mengandung virus rabies "ukup untuk 

menimbulkan bahaya rabies pada mereka yang masuk gua yang terinfeksi

dan menghirup aerosol yang di"iptakan oleh kelela!ar. Penularan rabies

melalui transplan kornea dari penderita dengan ensefalitis rabies yang

tidak didiagnosis pada resipen@penerima sehat telah direkam dengan "ukup

sering. Penularan dari orang ke orang se"ara teoritis mungkin tetapi kurang

terdokumentasi dan jarang terjadi.

Luka gigitan biasanya merupakan tempat masuk virus melalui saliva,

virus tidak bisa masuk melalui kulit utuh. etelah virus rabies masuk 

melalui luka gigitan,maka selama # minggu virus tetap tinggal pada tempat

masuk dan didekatnya, kemudian bergerak men"apai ujung&ujung serabut

saraf  posterior tanpa menunjukkan perubahan&perubahan fungsinya.

7agian otak yang terserang adalah medulla oblongata dan annon’s hoorn.

esampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan

menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai

4

Page 5: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 5/16

 predileksi khusus terhadap sel&sel sistem limbik, hipotalamus dan batang

otak. etelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus

kemudian ke arah  perifer dalam serabut  saraf eferen dan pada  saraf 

volunter maupun  saraf otonom. *engan demikian virus ini menyerang

hampir tiap organ dan jaringan didalam tubuh dan berkembang biak dalam

 jaringan&jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan sebagainya. )ambaran

yang paling menonjol dalam infeksi rabies adalah terdapatnya badan negri

yang khas yang terdapat dalam sitoplasma sel ganglion besar.

2.& 'e("l" Klinis

2.&.1 P"d" He)"n

)ejala klinis pada he!an dibagi menjadi tiga stadium A

. Stadium Prodromal 

(eadaan ini merupakan tahapan a!al gejala klinis yang dapat

 berlangsung antara #&% hari. Pada tahap ini akan terlihat adanya

 perubahan temperamen yang masih ringan. e!an mulai men"ari

tempat&tempat yang dingin@gelap, menyendiri, reflek kornea berkurang,

 pupil melebar dan he!an terlihat a"uh terhadap tuannya. e!an

menjadi sangat perasa, mudah terkejut dan "epat berontak bila ada

 provokasi.  *alam keadaan ini perubahan perilaku mulai diikuti oleh

kenaikan suhu badan.

#. Stadium Eksitasi

?ahap eksitasi  berlangsung lebih lama daripada tahap  prodromal ,

 bahkan dapat berlangsung selama %&: hari. e!an mulai garang,menyerang he!an lain ataupun manusia yang dijumpai dan

hipersalivasi. *alam keadaan tidak ada  provokasi he!an menjadi

murung terkesan lelah dan selalu tampak seperti ketakutan. e!an

mengalami  fotopobi atau takut melihat sinar sehingga bila ada "ahaya

akan bereaksi se"ara berlebihan dan tampak ketakutan.

%. Stadium Paralisis.

=

Page 6: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 6/16

?ahap  paralisis ini dapat berlangsung se"ara singkat, sehingga sulit

untuk dikenali atau bahkan tidak terjadi dan langsung berlanjut pada

kematian. e!an mengalami kesulitan menelan, suara parau,

sempoyongan, akhirnya lumpuh dan mati.

2.&.2. P"d" *"n$si"

)ejala klinis pada manusia dibagi menjadi empat stadium.

. Stadium Prodromal 

)ejala a!al yang terjadi se!aktu virus menyerang susunan saraf pusat

adalah perasaan gelisah, demam, malaise, mual, sakit kepala, gatal,

merasa seperti terbakar, kedinginan, kondisi tubuh lemah dan rasa nyeri

di tenggorokan selama beberapa hari.

#. Stadium Sensoris

Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat

 bekas luka kemudian disusul dengan gejala "emas dan reaksi yang

 berlebihan terhadap ransangan sensoris.

%. Stadium Eksitasi

?onus otot&otot akan aktivitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala

 berupa eksitasi atau ketakutan berlebihan, rasa haus, ketakutan terhadap

rangsangan "ahaya, tiupan angin atau suara keras. 5mumnya selalu

merintih sebelum kesadaran hilang. Penderita menjadi bingung, gelisah,

rasa tidak nyaman dan ketidak beraturan. (ebingungan menjadi

semakin hebat dan berkembang menjadi argresif, halusinasi, dan selaluketakutan. ?ubuh gemetar atau kaku kejang.

4. Stadium Paralis

ebagian besar penderita rabies meninggal dalam  stadium eksitasi.

(adang&kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala&gejala eksitasi,

melainkan  paresis otot&otot yang bersifat  progresif . al ini karena

2

Page 7: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 7/16

gangguan sumsum tulang belakang yang memperlihatkan gejala paresis

otot&otot pernafasan.

2.+ Tipe ,"-ies P"d" An(ing

a. Rabies )anas

• ?idak menuruti lagi perintah pemilik 

• +ir liur keluar berlebihan

• e!an menjadi ganas, menyerang, atau menggit apa saja yang

ditemui dan ekor dilekungkan keba!ah perut diantara dua paha.

• (ejang&kejang kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4&: hari

sejak timbul atau paling lama # hari setelah penggigitan.

 b. Rabies ?enang

• 7ersembunyi di tempat gelap dan sejuk 

• (ejang&kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat.

• (elumpuhan tidak mampu menelan, mulut terbuka dan air liur 

keluar berlebihan.

• (ematian terjadi dalam !aktu singkat.

2. Pen"t"l"/s"n""n

?ata Laksana dari Penanganan pada Rabies langsung dilakukan pada

 penderita gigitan +njing, (u"ing, atau (era dengan segera A

. >u"i luka gigitan dengan sabun, detergent lain di air mengalir selama

1 B = menit dan beri anti septik 8betadine, alkohol :1 6, obat merah

dll9#. egera ke Puskesmas@ Rabies >enter@ Rumah akit untuk men"ari

 pertolongan selanjutnya.%. *i Puskesmas@ Rabies >enter@ Rumah akit di lakukan A

a. Penanganan luka gigitan A5langi "u"i luka gigitan dengan sabun,

detergent lain di air mengalir selama 1 B = menit dan beri anti

 septik 8betadine, alkohol :1 6, obat merah dll9

 b. +mamnesis apakah didahului tindakan  provokatif , he!an yang

menggigit menunjukkan gejala rabies, penderita gigitan he!an

 pernah divaksinasi dan kapan, he!an penggigit pernah

divaksinasi dan kapan

:

Page 8: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 8/16

4. Identifikasi Luka )igitan

Identifikasi luka gigitan A luka resiko tinggi jika luka pada

mukosa,luka diatas daerah bahu 8mukosa, leher, kepala9, luka pada jari

tangan, kaki, genetalia, luka lebar@dalam dan luka yang banyak

multiple wound 9=. ;+R 8;aksin +nti Rabies9

a.  Purified Vero Rabies Vaine 8P;R;9#

;aksin P;R; 8 Purified Vero Rabies Vaine9 terdiri dari vaksin

kering dalam vial dan pelarut sebanyak 1,= ml dalam syringe.

9 *osis dan "ara pemberiannya sesudah digigitC "ara

 pemberiannya adalah disuntikkan se"ara intramuskular 8im9

di daerah deltoideus@ lengan atas kanan dan kiri. *osis untuk 

anak dan de!asa sama yaitu 1,= ml dengan 4 kali pemberian

yaitu hari ke 1 8dua kali pemberian sekaligus9, hari ke : satu

kali pemberian dan hari ke # satu kali pemberian.#

#9 *osis dan "ara pemberian ;+R bersamaan dengan +R 

sesudah digigitC "ara pemberiannya sama di atas. *osis untuk 

anak dan de!asa sama yaitu *asar 1,= ml dengan 4 kali

 pemberian yaitu hari ke 1 8dua kali pemberian sekaligus9,

hari ke : satu kali pemberian dan hari ke # satu kali

 pemberian. 5langan 1,= ml sama pada anak dan de!asa pada

hari ke 31.#

*epkes menganjurkan pemberian  Purified Vero Rabies Vaine

8P;R;9 dengan regimen #&&. ;aksin  disuntikkan se"ara

intramuskular di deltoid atau di  anterolateral paha 8pada anak 

yang lebih ke"il9. >ara  pemberiannya adalah diberikan # dosissekaligus pada hari ke 1 dan satu dosis diberikan masing&masing

 pada hari ke&: dan #. ;aksin tidak boleh diberikan di area gluteal

karena buruknya respons antibodi yang didapat.  -ika ;+R 

diberikan bersama dengan +R, ;+R diberikan dengan "ara yang

sama dan diulang pada hari ke&31. Pada  daerah dengan

keterbatasan vaksin dan biaya, vaksin  dapat diberikan se"ara

'

Page 9: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 9/16

intradermal. *engan "ara ini,  volume dan biaya vaksin dapat

dikurangi 21&'16.

 b. Sukling !ie "rain Veine 8$7;9

Sukling !ie "rain Vaine 8$7;9 mempunyai kemasan yang

terdiri dari dos berisi : vial D dosis dan : ampul pelarut D# ml

dan *os berisi = ampul D dosis intra kutan dan = ampul pelarut

D1,4 ml.%

9 *osis dan "ara pemberian sesudah digigit adalah A "ara

 pemberian untuk vaksinasi dasar disuntikkan se"ara sub"utan

8s"9 disekitar pusar. edangkan untuk vaksinasi ulang

disuntikkan se"ara intra"utan 8i"9 dibagikan fleksor lengan

 ba!ah. *osis untuk vaksinasi dasar pada anak adalah ml,

de!asa # ml diberikan : kali pemberian setiap hari, untuk 

ulangan dosis pada anak 1, ml dan de!asa 1,#= ml diberikan

 pada hari ke ,=,%1 dan hari ke 31.%

#9 *osis dan "ara pemberian bersamaan dengan +R sesudah

digigit C "ara pemberian sama dengan diatas. *osis dasar untuk 

anak ml, de!asa # ml diberikan : kali pemberian setiap hari,

untuk ulangan dosis pada anak 1, ml dan de!asa 1,#= ml

diberikan pada hari ke ,=,#=,%= dan hari ke 31.%

2. +R 8erum +nti Rabies9a. erum heterolog 8(uda9,mempunyai kemasan bentuk vial #1 ml

8 ml E 11 I59. >ara pemberianA disuntikkan se"ara infiltrasi

disekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan

intramuskular. *osis 41 Iu@(g77 diberikan bersamaan dengan

 pemberian ;+R hari ke 1, dengan melakukan skin test terlebih

dahulu.4

 b. erum homolog, mempunyai kemasan bentuk vial # ml 8 ml E

=1 I59. >ara pemberian A disuntikkan se"ara infiltrasi disekitar 

luka sebanyak mungkin,sisanya disuntikkan intramuskular. *osis

#1 Iu@ kg77 diberikan bersamaan dengan pemberian ;+R hari ke

1, dengan sebelumnya dilakukan skin test.4

3

Page 10: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 10/16

7agan . Penatalaksanaan (asus )igitan e!an ?ersangka@Rabies

*alam penatalaksanaan kasus gigitan he!an 8rabies9 vaksin adalah hal

yang sangat penting untuk dilakukan. *i Indonesia vaksin rabies dibuat

dari virus yang telah diinaktifkan. 7eberapa ma"am tipe dari vaksin rabies,

adalah sebagai berikutA

1. 0"/sin sel diploid m"n$si" HD!0

5ntuk mendapkatkan suatu suspensi virus rabies yang bebas dari

 protein asing dan protein sistem saraf, virus rabies diadaptasi untuk 

tumbuh dalam lini sel fibroblast normal manusia /I&%'. Preparasi virus

rabies dipekatkan oleh ultrafiltrasi dan diinaktivasi dengan  #-

 propiolakton. ?idak ada reaksi ensefalitik   ataupun anafilaktik serius

yang pernah dilaporkan.=

1

Page 11: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 11/16

2. 0"/sin #"-ies te#"-so#-si ,0A

uatu vaksin yang dibuat dalam lini sel diploid yang berasal dari sel&sel

 paru janin kera rhesus diijinkan di + tahun 3''. ;irus vaksin ini

diinaktivasi oleh #-  propiolakton dan dipekatkan oleh adsorbsi dengan

aluminium fosfat.$

3. 0"/sin sel em-#io "4"m 4"ng dim$#ni/"n P!E!

;aksin ini dipreparasi dari  strain virus rabies  fi%ed flur& LFP yang

tumbuh dalam  fibroblast ayam. *iinaktivasi oleh  #-propiolakton dan

dimurnikan lebih lanjut oleh sentrifugasi 'onal .=

. 0"/sin ("#ing"n s"#"f 

*ibuat dari otak domba, kambing atau tikus yang terinfeksi dan

digunakan di banyak bagian dunia termasuk +sia, +frika dan +merika

elatan. $enimbulkan sensitisasi pada jaringan saraf dan menghasilkan

ensefalitis pasa vaksinasi 8suatu penyakit alergi9 dengan frekuensi

 subsansial 81,1=69. Perkiraan efektivitasnya pada orang yang digigit

oleh he!an buas@gila bervariasi dari = sampai =16.2

%. 0"/sin em-#io -e-e/ 

;aksin ini dikembangkan untuk meminimalkan masalah ensefalitis

 pasa vaksinasi. ;irus rabies ditanam dalam telur bebek berembrio.

-arang terdapat reaksi anafilaktik, tetapi antigenisitas vaksinnya rendah,

sehingga beberapa dosis harus  diuji untuk mendapatkan respon

antibodi yang memuaskan.2

&. 0i#$s 5id$p 4"ng dilem"5/"n

;irus hidup yang dilemahkan yang diadaptasi untuk tumbuh pada

embrio ayam 8misalnya, strai flury9 digunakan untuk he!an tetapi tidak untuk manusia. (adang&kadang vaksin demikian bisa menyebabkan

kematian oleh rabies pada ku"ing atau anjing yang disuntik. ;irus

rabies yang tumbuh pada biakan sel he!an yang berlainan telah dipakai

sebagai vaksin untuk he!an piaraan.2

2.6 Pen7eg"5"n d"n Pengend"li"n Pen4"/it ,"-ies

. Pen"egahan Penyakit Rabies

a. Pen"egahan Primer 

Page 12: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 12/16

9 ?idak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan

anjing, ku"ing, kera dan he!an sebangsanya di daerah bebas

rabies.

#9 $emusnahkan anjing, ku"ing, kera atau he!an sebangsanya

yang masuk tanpa izin ke daerah bebas rabies.

%9 *ilarang melakukan vaksinasi atau memasukkan vaksin rabies

kedaerahdaerah bebas rabies.

49 $elaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, ku"ing dan

kera, :16 populasi yang ada dalam jarak minimum 1 km

disekitar lokasi kasus.

=9 Pemberian tanda bukti atau pening terhadap setiap kera, anjing,

ku"ing yang telah divaksinasi.29 $engurangi jumlah populasi anjing liar atan anjing tak bertuan

dengan jalan pembunuhan dan pen"egahan perkembangbiakan.

:9 +njing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran,

harus didaftarkan ke (antor (epala *esa@(elurahan atau

Petugas *inas Peternakan setempat.

'9 +njing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh

lebih dari # meter. +njing yang hendak diba!a keluar halaman

harus diikat dengan rantai tidak lebih dari # meter dan

mon"ongnya harus menggunakan berangus 8beronsong9.

39 $enangkap dan melaksanakan observasi he!an tersangka

menderita rabies, selama 1 sampai 4 hari, terhadap he!an

yang mati selama observasi atau yang dibunuh, maka harus

diambil spesimen untuk dikirimkan ke laboratorium terdekat

untuk diagnosa.

19 $enga!asi dengan ketat lalu lintas anjing, ku"ing, kera dan

he!an sebangsanya yang bertempat sehalaman dengan he!antersangka rabies.

9 $embakar dan menanam bangkai he!an yang mati karena

rabies sekurang&kurangnya meter.

 b. Pen"egahan ekunder 

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk 

meminimalkan resiko tertularnya rabies adalah men"u"i luka

gigitan dengan sabun atau dengan deterjen selama =&1 menit

diba!ah air mengalir@diguyur. (emudian luka diberi alkohol :16

#

Page 13: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 13/16

atau (odium tinture. etelah itu pergi se"epatnya ke Puskesmas

atau *okter yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan

sementara sambil menunggu hasil dari rumah observasi he!an. 

Resiko yang dihadapi oleh orang yang mengidap rabies sangat

 besar. 0leh karena itu, setiap orang digigit oleh he!an tersangka

rabies atau digigit oleh anjing di daerah endemi" rabies harus sedini

mungkin mendapat pertolongan setelah terjadinya gigitan sampai

dapat dibuktikan bah!a tidak benar adanya infeksi rabies.:

". Pen"egahan ?ersier 

?ujuan dari tiga tahapan pen"egahan adalah membatasi atau

menghalangi perkembangan ketidakmampuan, kondisi, atau

gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang

membutuhkan pera!atan intensif yang men"akup pembatasan

terhadap ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi.

+pabila he!an yang dimaksud ternyata menderita rabies

 berdasarkan pemeriksaan klinis atau laboratorium dari *inas

Perternakan, maka orang yang digigit atau dijilat tersebut harus

segera mendapatkan pengobatan khusus 8 Pasteur )reatment 9 di

5nit (esehatan yang mempunyai fasilitas pengobatan +nti Rabies

dengan lengkap.

#. Pengendalian Penyakit Rabies

a. +turan Perundangan

5paya pen"egaan dan pengendalian rabies telah dilakukan

sejak lama, di Indonesia dilaksanakan melalui kegiatan terpadu

se"ara lintas sektoral antara lain dengan adanya urat (eputusan

7ersama % $enteri yaitu $enteri (esehatan, $enteri Pertanian,

dan $enteri *alam <egeri <oA

#:3+@$en(es@(@;III@3:'C<oA=##@(pts@5m@'@:'C dan <oA

4%@tahun3:'.: Penerapan aturan perundangan ini perlu

ditegakkan, agar pelaksanaan di lapangan lebih efektif dan se"ara

tegas memberikan otoritas kepada pelaksana untuk melakukan

ke!ajibannya sesuai dengan aturan perundangan yang ada, baik 

tingkat nasional, tingkat ka!asaan, maupun tingkat lokal.

%

Page 14: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 14/16

 b. urveilans

Pelaksanaan  surveilans untuk rabies merupakan dasar dari

semua program dalam rangka pengendalian penyakit ini. *ata

epidemiologi harus dikumpulkan sebaik mungkin, dianalisis,

dipetakan, dan bila mungkin segera didistribusikan se"epat

mungkin. Informasi ini juga penting untuk dasar peren"anaan,

 pengorganisasian, dan pelaksanaan program pengendalian.,:

". ;aksinasi Rabies

5ntuk men"egah terjadinya penularan rabies, maka anjing,

ku"ing, atau kera dapat diberi vaksin inaktif atau yang dilemahkan

8attenuated 9. 5ntuk memperoleh kualitas vaksin yang efektif dan

efisien, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, baik vaksin

yang digunakan bagi he!an maupun bagi manusia, yakni A

• ;aksin harus dijamin aman dalam pemakaian.

• ;aksin harus memiliki potensi daya lindung yang tinggi.

• ;aksin harus mampu memberikan perlindungan kekebalan yang

lama.

• ;aksin arus mudah dalam "ara aplikasinya.

;aksin harus stabil dan menghasilkan !aktu kadalu!arsa yanglama.

• ;aksin harus selalu tersedia dan mudah didapat se!aktu&!aktu

dibutuhkan.

2.18 Peme#i/s""n Pen$n("ng

. Flektroensefalogram 8FF)9 A *ipakai untuk membantu menetapkan

 jenis dan fokus dari kejang.

#. Pemindahan >? A menggunakan kajian sinar G yang lebih sensitive

dari biasanya untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.

%. $agneti" Resonan"e Imaging 8$RI9 A menghasilkan bayangan dengan

menggunakan lapangan magneti" dan gelombang radio, berguna untuk 

memperlihatkan daerah&daerah otak yang tidak jelas terlihat bila

menggunakan pemindaian >?.

4

Page 15: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 15/16

4. Pemindaian positron emission tomography 8PF?9 A untuk 

mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan

loaksi lesi, perubahan metaboli" atau aliran darah dalam otak.

=. 5ji Laboratorium

• Pungsi lumbal A menganalisis "airan serebrovaskuler 

• itung darah lengkap A mengevaluasi trombosit dan hemato"rit

• Panel elektrolit

• krining toksik dari serum dan urin

• )*+

• )lukosa darah A hipoglikemia merupakan predisposisi kejang H#11

m@dl

• 75< A peningkatan 75< mempunyai potensi kejang dan

merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.

• Flektrolit A (. <a, ketidakseimbangan elektrolit merupakan

 predisposisi kejang

2.11 Di"gnosis B"nding

Rabies harus dipikirkan pada semua penderita denga gejala

neurologi", psikiatrik atau laringofaringeal yang tak bisa dijelaskan

khususnya bila terjadi di daerah endemis atau orang yang mengalami

gigitan binatang pada daerah endemis rabies. Penderita rabies harus

dibedakan dengan rabies histerik yaitu suatu reaksi psikologis orang&orang

yang terpapar dengan he!an yang diduga mengidap rabies. Penderita

dengan rabies histerik akan menolak jika diberikan minum

8pseudohidrofobia9 sedangkan pada penderita rabies sering merasa haus

dan pada a!alnya menerima air dan minum, yang akhirnya menyebabkan

spasme faring.

=

Page 16: Rabies

7/18/2019 Rabies

http://slidepdf.com/reader/full/rabies-56979541c59e8 16/16

?etanus dapat dibedakan dengan rabies melalui masa inkubasinya

yang pendek, adanya trismus, kekakuan otot yang persisten diantara

spasme, status mental normal, "airan serebrospinal biasanya normal dan

tidak terdapat hidrofobia. Fnsefalitis dapat dibedakan dengan metode

 pemeriksaan virus dan tidak dijumpai hidrofobia.

Rabies paralitik dapat dikelirikan dengan sinroma )uillian 7arre,

transverse myelitis, -apanese ensefalitis, herpes simpleks ensefalitis,

 poliomyelitis atau ensefalitis post vaksinasi. Pada poliomyelitis saat timbul

gejala neurologi" sudah tidak ada demam, dan tidak ada gangguan

sensorik. Fnsefalitis post vaksinasi rabies terjadi A#11&A211 pada

vaksinasi nerve tissue rabies va""ine, dibedakan dengan mulai timbulnya

gejala "epat, dalam # minggu setelah dosis pertama. Pemeriksaan

neurologi" yang teliti dan pemeriksaan laboratorium berupa isolasi virus

akan membantu diagnosis.

RFJFRF<>F

. Kousaf $, Masim $, ia , (han $R, +shfa 5+, (han . #1#.

Rabies $ole"ular ;irology, *iagnosis, Prevention, and ?reatment.

Virolog& *ournal . 3A=1.

#. >urrent /0 )uide for Rabies Pre and Post&eNposure prophylaNis in

umans, #113. httpA@@!!!.!ho.int@[email protected] .

%. )ompf ). Rabies Oserial online. #14.

httpA@@emedi"ine.meds"ape."om@arti"le@##132:&overvie!4. 7adan Penelitian dan Pengembangan (esehatan.  Pen&akit Rabies di

 +ndonesia. (ementrian (esehatan Republik Indonesia. #14.

2