Rabies
-
Upload
superclass-michael-sisko -
Category
Documents
-
view
11 -
download
4
description
Transcript of Rabies
RABIES
1. DEFINISI
Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh virus rabies.
Virus ini hidup di jaringan saraf dan kelenjar liur pengidapnya sehingga
virus juga terdapat dalam air liur.
Virus rabies tergolong virus berukuran besar yang dirusak dan mati
oleh sinar matahari dan cahaya ultraviolet, larutan formalin, asam kuat
atau dipanaskan lebih dari 56 C selama satu jam. Virus ini dapat tahan⁰
hidup beberapa minggu dalam suhu lemari es dan mampu hidup lebih dari
satu tahun dalam suhu mendekati titik beku.
Infeksi di dapat dengan masuknya virus melalui perlukaan kulit
atau mukosa, biasanya akibat gigitan anjing, tetapi bisa juga akibat gigitan
kucing atau mamalia lain yang terinfeksi virus ini. Banyak mamalia liar
yang diketahui dapat terinfeksi rabies , misalnya kelelawar, kucing liar,
dan monyet.
2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884,
ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889
Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada
tahun 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh
EV De Haan (orang Belanda).
Beberapa daerah di Indonesia yang saat ini masih tertular rabies
sebanyak 16 propinsi, meliputi Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung), Pulau Sulawesi
(Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Timur) dan Pulau Flores. Kasus terakhir yang
terjadi adalah Propinsi Maluku (Kota Ambon dan Pulau Seram)
3. PATOFISIOLOGI
Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi. Hewan
ini menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan
dan kadang nelalui jilatan. Virus akan berpindah dari tempatnya masuk
melalui medulla spinalis dan otak, dimana mereka berkembang biak.
Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf menuju ke kelenjar
liur dan masuk kedalam air liur.
Banyak hewan yang bisa menularkan rabies pada manusia. Yang
paling sering menjadi sumber dari rabies adalah anjing, hewan lainnya
yang juga menjadi sumber penularan rabies adalah kucing, kelelawar.
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas atau jinak. Pada rabies
buas, hewan yang terkena tampak gelisah dan ganas kemudian menjadi
lumpuh dan mati. Pada rabies jinak, sejak awal telah terjadi kelumpuhan
local atau kelumpuhan total.
4. PATOGENESIS
Cara penularan melalui gigitan dan non gigitan (aerogen,
transplantasi,kontak dengan bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet
atau mukosa).
Cakaran oleh kuku hewan penular rabies adalah berbahaya karena
binatang menjilati kuku-kukunya. Saliva yang ditempatkan pada permukaan
mukosa seperti konjungtiva mungkin infeksius. Ekskreta kelelawar yang
mengandung virus rabies cukup untuk menimbulkan bahaya rabies pada mereka
yang masuk gua yang terinfeksi dan menghirup aerosol yang diciptakan oleh
kelelawar.
Luka gigitan biasanya merupakan tempat masuk virus melalui saliva, virus
tidak bisa masuk melalui kulit utuh. Setelah virus rabies masuk melalui luka
gigitan,
maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya,
kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa
menunjukkan
perubahan-perubahan fungsinya.Bagian otak yang terserang adalah medulla
oblongata.
Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar
luas
dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai predileksi khusus terhadap sel-
sel
sistem limbik, hipotalamus dan batang otak. Setelah memperbanyak diri dalam
neuron-neuron sentral, virus kemudian ke arah perifer dalam serabut saraf eferen
dan
pada saraf volunter maupun saraf otonom. Dengan demikian virus ini menyerang
hampir tiap organ dan jaringan didalam tubuh dan berkembang biak dalam
jaringan-
jaringan seperti kelenjar ludah, ginjal dan sebagainya.
Gambaran yang paling menonjol dalam infeksi rabies adalah terdapatnya
badan negri yang khas yang terdapat dalam sitoplasma sel ganglion besar.
Gambar 2.3. Skema patogenesis infeksi virus rabies. Nomor pada gambar
menunjukkan urutan kejadian.
PROGNOSA
Kematian akibat infeksi virus rabies boleh dibilang 100%
bila virus sudah mencapai system saraf. Dari tahun 1857 sampai
tahun 1972 dari kepustakaan dilaporkan 10 pasien sudah sembuh
dari rabies namun, sejak 1972 hingga sekarang belum ada pasien
rabies yang dilaporkan hidup. Prognosis rabies selalu fatal karena
sekali gejala rabies telah tampak hampir semua selalu berujung
kematian 2-3 hari sesedahnya akibat gagal napas/henti jantung
ataupun paralisis generalisata.