Qisthy Hanifati Hazrina-2403011113006
-
Upload
qisthy-hanifati-hazrina -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Qisthy Hanifati Hazrina-2403011113006
Lac Operon
Agar laktosa dapat digunakan oleh bakteri, laktosa harus dihidrolisis terlebih dulu
menjadi galaktosa dan glukosa dengan enzim β-galaktosidase. Gen struktural untuk β-
galaktosidase (lacZ) terletak bersebelahan dengan gen untuk permease yang bertanggung
jawab terhadap pengambilan laktosa ke dalam sel (lacY) dan untuk thiogalaktosida
transasetilase (enzim untuk detoksifikasi senyawa toksik yang juga dapat masuk melalui
permease) (lacA). Ketiga gen struktural tersebut besama dengan promoter lac (daerah tempat
pelekatan RNA polimerase pada saat inisiasi transkripsi) dan operator lac (daerah
pengaturan) sangat berkaitan erat membentuk lac operon (Gambar 1).
Gambar 1. Struktur lac operon.
Rangkaian genetik tersebut memungkinkan koordinasi ekspresi ketiga enzim/protein terkait
dengan metabolisme laktosa. Ketiga gen tersebut ditranskripsikan menjadi satu molekul
mRNA besar yang mengandung kodon start (AUG) dan kodon stop (UAA) untuk setiap
bagian sistron (unit terkecil ekspresi genetik). Dengan demikian protein akan ditranslasikan
secara terpisah.
1. Pengaturan Negatif Lac Operon
Ketika E. coli dikulturkan pada media yang mengandung laktosa (tanpa/sedikit
glukosa) dengan kondisi yang sesuai, sintesis β-galaktosidase, galaktosida permease dan
thiogalaktosida transasetilase meningkat 100-1000 kali. Namun, ketika laktosa (inducer)
dihilangkan, sintesis ketiga enzim tersebut menurun seketika. Mekanisme peningkatan
sintesis enzim yang ditingkatkan oleh adanya inducer disebut induksi, sedangkan enzim yang
disintesis disebut inducible enzyme.
Sedikit molekul β-galaktosidase di dalam sel sebelum induksi akan mengubah laktosa
menjadi allolaktosa yang kemudian memicu transkripsi gen lac operon, sehingga allolaktosa
disebut inducer. Suatu analog laktosa (isopropylthiogalactoside/IPTG) yang bukan
merupakan substrat β-galaktosidase dan mampu menginduksi lac operon disebut gratuitous
inducer. Penambahan laktosa atau IPTG kedalam media bakteri yang mengandung sedikit
sumber karbon menyebabkan induksi enzim lac operon. Sejumlah kecil laktosa atau IPTG
dapat masuk kedalam sel tanpa permease. Molekul LacI repressor baik yang melekat pada
lokus operator maupun yang terdapat bebas dalam sitosol memiliki afinitas tinggi terhadap
inducer. Pengikatan inducer ke molekul repressor yang melekat pada operator menyebabkan
perubahan konformasi molekul repressor sehingga molekul repressor terdisosiasi dari DNA
karena afinitasnya terhadap operator menurun 103 kali (Kd sekitar 10–9 mol/l). Apabila
RNA polimerase telah melekat pada promoter, transkripsi segera dimulai (Gambar 2).
Gambar 2. Mekanisme induksi pada pengaturan negatif lac operon.
2. Pengaturan Positif Lac Operon
Ketika E. coli dikulturkan pada media yang mengandung laktosa dan glukosa sebagai
sumber karbon, bakteri tersebut pertama akan memetabolisme glukosa kemudian berhenti
tumbuh sebentar sampai lac operon terinduksi untuk menyediakan kemampuan
memetabolisme laktosa. Meskipun laktosa tersedia sejak awal pertumbuhan bakteri, sel
tersebut tidak menginduksi enzim yang diperlukan untuk katabolisme laktosa sampai glukosa
habis. Fenomena ini menunjukkan bahwa terjadi represi lac operon oleh beberapa katabolit
glukosa, sehingga mekanisme ini disebut catabolite repression (Gambar 3).
Gambar 3. Mekanisme catabolite repression pada E. coli.
Telah diketahui bahwa catabolite repression diperantarai catabolite activator protein
(CAP) yang berikatan dengan Cyclic Adenosine Monophosphate (cAMP). Protein tersebut
juga disebut cAMP receptor protein (CRP). Agar RNA polimerase dapat melekat pada
promoter secara efisien, diperlukan CAP dimana cAMP terikat. cAMP hanya terakumulasi
ketika bakteri kekurangan sumber karbon. Glukosa dalam konsentrasi yang cukup untuk
pertumbuhan menghambat adenilat siklase, yakni enzim yang mengkatalisis perubahan ATP
menjadi cAMP. Dengan demikian, adanya glukosa menyebabkan jumlah kompleks CAP-
cAMP rendah sehingga RNA polimerase tidak dapat memulai transkripsi lac operon.
Pelekatan kompleks CAP-cAMP pada daerah upstream pomoter menyebabkan transkripsi
berlangsung. Pada saat, tidak terdapat glukosa dan laktosa ada, kompleks CAP-cAMP
menstimulasi transkripsi gen lac operon agar dapat menggunakan laktosa sebagai sumber
karbon. Ketidaktersediaan laktosa menyebabkan lac operon tetap tidak aktif. Kombinasi
tersebut menyebabkan gen lac operon hanya akan ditranskripsi kuat pada saat glukosa tidak
ada dan laktosa ada. Regulator CAP-cAMP adalah regulator positif karena keberadaannya
diperlukan untuk ekspresi genetik (Gambar 4).
Gambar 4. Mekanisme represi dan induksi pada lac operon.
Daftar Pustaka
Berg, J.M., J.L. Tymoczko and L. Stryer. 2000. Biochemistry. 5th edition. W.H. Freeman and Company. www.whfreeman.com/biochem5.
Hames, D. and N. Hooper. 2005. Instant Notes in Biochemistry. 3rd edition. Taylor & Francis Group. Abingdon, UK.
Murray, R.K., D.K. Granner and V.W. Rodwell. 2006. Harper's Illustrated Biochemistry. 27th Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. USA.
Nelson, D.L. and M.M. Cox. 2004. Lehninger Principles of Biochemistry. 4th Editoin. W.H. Freeman. www.whfreeman.com/lehninger4e.
Pelczar, M.J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta.