Puskesmas Muara Lembu

download Puskesmas Muara Lembu

of 10

Transcript of Puskesmas Muara Lembu

A. Pekerjaan Persiapan1. Pekerjaan Pembersihan LokasiPembersihan lokasi pekerjaan ini sebagai pekerjaan persiapan guna mempersiapkan lokasi agar pekerjaan lanjutan nantinya berjalan lancar sesuai rencana, pembersihan lokasi meliputi pembersihan semak dan tanaman oleh beberapa orang pekerja secara manual. Pembersihan Lokasi diperuntukkan agar pelaksanaan pemasangan bouwplank dan pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak terganggu.

Proses pelaksanaan pembersihan lokasi harus selalu dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas maupun Owner termasuk pembuangan sampah-sampahnya yang ada. Apalagi menyangkut tanaman produktif masyarakat yang pasti perlu pembahasan khusus.

Pembersihan lokasi juga harus dilakukan setelah dilaksanakannya seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan selesai sehingga lokasi pekerjaan tampak bersih, sehingga hasil pekerjaan yang sudah di hasilkan akan tampak sempurna.

2. Pengurusan IMBPerijinan yang dimaksud adalah mengurus semua perijinan dimulainya pekerjaan dari pihak yang berwenang/terkait yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) merupakan salah satu syarat utama yang harus diselesaikan sebelum dilaksanakan proyek. Selain itu juga mengurus ijin kepada penghuni/lingkungan serta pengelola bangunan di sekitar proyek yang mungkin akan mengalami gangguan selama proyek berlangsung.

3. Plang Nama ProyekPapan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum mengetahui informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Papan Nama proyek berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan lain-lainnya disesuaikan dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum dalam RKS, Aanvulling serta gambar.

Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta owner. Penempatan pemasangan biasa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh khalayak ramai.

4. Pek. Pengukuran dan Pemasangan BouplankPekerjaan pengukuran dilakukan untuk mengetahui batas-batas lokasi, ketinggian, penetapan dan penentuan ukuran yang tepat dari rencana pembangunan sesuai dengan gambar rencana kerja. Pekerjaan ini memegang peranan penting dalam penentuan letak as as bangunan, letak lantai dan penetuan vertikal bangunan serta level setiap bangunan yang akan dikerjakan.

As-as bangunan diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan yang didasarkan dari gambar rencana proyek. Penentuan titik-titik as diawali dengan mendapatkan informasi mengenai Bench Mark (BM) atau titik-titik yang telah diketahui elevasi koordinatnya. BM (Bench Mark) harus mendapatkan persetujuan konsultan pengawas dan owner.

Setelah didapat peil bangunan dipasang bouwplank yang terbuat dari kayu usuk serta papan, untuk menentukan tinggi acuan bangunan serta as-as bangunan, bouwplank terbuat dari patok patok dan papan yang diberi tanda/notasi dengan cat yang juga sebagai patokan/referensi untuk mengukur kedalaman/ketinggian dan bentuk dari pasangan yang akan dilaksanakan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan selanjutnya sudah mendapatkan pedoman yang pasti sesuai dengan gambar, RKS dan Aanvulling.

B. Pekerjaan Struktur-Pada prinsipnya pekerjaan struktur terdiri dari galian dan urugan tanah, pengecoran lantai kerja, pemasangan bekisting, pemasangan baja tulangan, pengecoran beton 1 : 2 : 3, pasangan bata/pondasi lajur dan plesteran.a) Pemasangan Bekisting.Dalam pekerjaan bekisting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni : Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan pada gambar kerja. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bagi struktur beton sesuai yang direncanakan. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal. a.Bekisting KolomDalam pengecoran kolom terlebih dahulu harus memperhatikan : Vertikalisasi- Axisnya terhadap kolom dibawahnya dan diatasnya Vertikalitas kolom dijamin dengan struktur penopang ( support ) yang diberikan empat arah dan dijamin kuat menahan goyangan. Untuk kolom menggunakan form work dari kayu-kayu dan multypleks feno film 18 mm yang dengan mudah dapat dibongkar dan dipasang kembali yang sebelumnya di lapisi oleh mould oil agar mudah dalam pembongkaran dan tidak lengket yang dapat merusak beton.

b) Baja TulanganFungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tarik, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban-beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja, RKS dan Aanvulling yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal : Ukuran diameter baja tulangan Kualitas baja tulangan Kuantitas baja tulangan Penempatan/pemasangan baja tulanganProses fabrikasi besi terdiri dari pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.Sebelum mengerjakan proses fabrikasi besi bagian pembesian harus menyusun daftar pembengkokan dan pemotongan besi tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop drawing ). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pembengkokan dan pemotongan adalah sebagai berikut : Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dari batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang sambungan lewatan diambil 40D ( D = diameter penampang baja tulangan ). Panjang dan bentuk baja tulangan harus direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisa atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin. Sedemikian rupa sehingga teknik pemasangan tulangan tidak menyulitkan dalam pelaksanaan lapangan. Penganyaman besi tulangan harus diikat kuat dengan memakai kawat beton agar waktu pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Penopang, ganjalan, jepit dan kawat beton harus berkualitas sama dengan bahan besi tulangan.Pekerjaan Pemasangan TulanganBaja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain : Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja tulangan tersebut terpasang. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser. Sengkang dipasang secara manual. Pemasangan sengkang dilakukan dengan kawat beton. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai tebal tebal selimut beton yang akan di cor.Penulangan KolomPada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan pondasi sedangkan bagian atas dihubungkan dengan balok yang menekan pelat lantai sehingga merupakan satu kesatuan struktur portal yang kaku. Penulangan kolom dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan diikatkan pada tulangan bawah tulangan pile cap. Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar. Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada.Penulangan BalokPemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut :Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 3,0 cm. ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau kali tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai dengan perencanaan.c) Beton StrukturSemenSemen yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah jenis semen Portland.Kecuali diperkenankan lain oleh direksi, hanya 1 merek semen Portland yang digunakan

AirAir yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan atau pemakaian lainnya adalah air yang bersih, bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula, atau organic. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.AggregatAggregat kasar yang digunakan adalah kerikil sungai yang telah disetujui direksi pekerjaan. Dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan denagn acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton akan dicor.Aggregat halus adalah pasir cor sungai yang telah disetujui direksi pekerjaan.Aggregat untuk pekerjaan beton terdiri dari partikel yang bersih, keras dan kuat, bebas dari bahan organic.Pencampuran dan penakaranPenakaran Proporsi bahan dan berat penakaran ditentukan dengan metode yang disyarat dalam PBI. Kontraktor menentukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan dengan membuat campuran percobaan, dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan dalam zak kuantitas penakaran harus sedemikian rupa sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Aggregat diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak melebihi kapasitas alat pencampur, sebelum penakaran aggregate akan dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi lembab pada kadar yang mendekati keadaan jenuh/kering dengan menyemprotkan air secara berkala..

Pencampuran Beton dicampur didalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis ukuran yang disetujui direksi pekerjaan sehingga menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan. Pencampuran dilakukan dengan tanki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran. Pertama-tama alat pencampur diisi aggregate dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan. Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dinmasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung bagian. Waktu pencampuran adalah 1,5 menit.

PELAKSANAAN PENGECORAN Kontraktor membersihkan dan menggaru tempat disekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga diediakan untuk menjamin seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah. Seluruh galian tapak pondasi/kuku dan badan jalan dijaga agar senantiasa kering. Sebelum pengecoran dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang akan dimasukkan kedalam beton (pipa dll) sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan dari tanah jika diizinkan direksi pekerjaan dibentuk dari galian, dan sisi samping serta dasarnya dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran yang lepas akan dibuang sebelum pengecoran.. Kayu yang tidak diserut permukaanya digunakan untuk permukaan akhir beton yang tidak terekspos, kayu yang diserut/triplek dengan ketebalan yang merata digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam acuan akan dibulatkan. Acuan dibuat dengan kokoh dan rapi dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar dengan mudah dan tidak merusak beton. Kontraktor akan memberitahukan secara tertulis kepada direksi pekerjaan paling lambat 24 jam sebelum pengecoran. Pemberitahuan meliputi loksi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu saat pencampuran.

Sebelum pengecoran acuan dibasahi dengan air atau minyak bekisting disisi dalamnya. Pengecoran beton dilakukan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujiu sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Beton dicor sedemikian rupa kedalam acuan sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton akan dicor sedekat mungkin yang dapat dicapai pada possisi akhir beton. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Pengecoran dilakukan dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton baru. Kontraktor akan menyediakan pekerja dan bahan tambahan apabila diperlukan untuk sambungan konstruksi apabila terpaksa pengecoran dihentikan secara mendadak akibat hujan atau terhentinya pasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh direksi pekerjaan. Beton dipadatkan dengan alat penggetar mekanis dari dalam acuan secara tegak lurus sehingga dapat melakukan panetrasi sampai kedasar beton yang baru dicor.. Bila disetujui direksi pekerjaan pemadatan dapat dilakukan secara manual dengan alat yang sesuai. Penggetaran dilakukan dengan tindakan berhati-hati untuk memastikan semua sudut dan diantara besi tulangan benar benar diisi tanpa merusak kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi. Penggetar akan dibatasi penggunaannya sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada aggregate.

Perawatan dengan pembasahan Setelah pengecoran beton akan dilindungi dari pengeringan dini , temperature yang terlalu panas dan gangguan mekanis. Beton juga dijaga dari kehilangan kadar air yang terjadi semenimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative tetap dalam waktu tertentu untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton. Beton dirawat sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras denag menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran penyerap air akan dibuat jenuh paling sedikit 3 hari, lembaran diikat dan dibebani untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bekisting akan selalu diusahakan basah sampai acuan dibongkar.

d) Pekerjaan Pasangan Batu BataPelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan pengecoran beton ( foot plate, sloof, dan kolom selesai). Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diperoleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertikal, setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada tumpuan bentang lebih dari 1 m diberi balok latei demikian pula halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan batu bata adalah 1pc : 4ps, untuk pasangan rollag adalah 1pc : 2ps. Cara cara pemasangan dinding bata ini, dapat dijelaskan sebagai berikut : Dibuat marking sebagai tanda as dari dinding dan untuk menjamin siku ( sudut ) dari setiap pertemuan dinding. Bata dan dasar lantai yang akan dipasang bata, dibasahi ( disiram ) lebih dulu, agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar/adukan pasangan. Bata dipasang selang seling, dimulai dari kolom perkuatan dinding, agar tidak membentuk siar tegak yang menerus, untuk mencegah keretakan dinding. Setiap tinggi bata 100 cm, pasangan dinding dihentikan untuk diikat dengan kolom penguatan ( kolom praktis ). Selama proses pemasangan bata, vertikalisasi dan kelurusan selalu dikontrol dengan benang. Pasangan harus dihentikan pada elevasi dasar balok perkuatan dinding, untuk memberi kesempatan untuk pengecoran balok perkuatan. Khusus untuk kolom dan balok yang bersifat structural, harus dicor terlebih dahulu kemudian baru pasangan bata. Untuk menjamin hubungan antara kolom dengan dinding disediakan besi stek yang tertanam pada kolom.

e) Pekerjaan PlesteranSebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih dulu sampai merata, agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari mortar plesteran. Pasangan plesteran, dilakukan setelah pasangan bata berumur 1 sampai 3 hari. Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plester, adalah membuat kepalaan, yaitu plesteran selebar kurang lebih 30cm, untuk menjamin agar plesteran merata, vertical, dan horizontal, serta siku pada pojok pojoknya. Bidang bidang yang dibatasi oleh kepalaan, diberi kamprotan tipis, kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan yang berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaannya setelah kepalaan berumur kurang lebih satu hari. Setelah pleteran setengah kering, maka plesteran diratakan dengan menggunakan jidar alumunium, yang dijalankanmenempel pada kepalaan yang ada. Setelah plesteran selesai, dicek kembali kerataanya, vertikalisasinya dengan menggunakan unting unting. Selama menunggu setting plesteran kurang lebih tujuh hari, plesteran disiram dua kali sehari, setelah itu dilakukan acian dengan trowel dan diratakan dengan jidar alumunium. Kemudian permukaan digosok dengan kertas semen. Selama curing, permukaan disiram air sehari sekali.

I. Pekerjaan Galian dan UruganPekerjaan galian tanah pondasi lajur maupun foot plate/pile cap dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat dan pasti dari hasil pengukuran dan pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun tidak terlalu dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak longsor kembali ke lubang galian. Galian tanah pondasi digunakan tenaga manual dan peralatan konvensional seperti cangkul dan sekop.

Setelah didapat kedalaman yang ditentukan dasar galian diratakan dan dipadatkan, lalu dilakukan penghamparan pasir urug dengan ketebalan 5 CM setelah ketebalan pasir urug merata lalu dipadatkan.Pelaksanaan pekerjaan urugan tanah kembali/timbunan diambilkan dari tanah hasil galian yang bersih terhindar dari rumput maupun sampah, penimbunan dilakukan pada bagian-bagian peil yang terlalu rendah dan penimbunan kembali sisi luar dan sisi dalam dari pasangan pondasi batu bata dan penimbunan diatas pondasi foot plate setelah pondasi cukup kuat. Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan per lapisan 20 cm serta setiap lapisan dipadatkan dan diratakan dengan mesin pemadat (stamper) sehingga mencapai kepadatan yang sempurna.

II. Pekerjaan Pondasi dan SloofSetelah pekerjaan galian sempurna,dan dasar galian benar-benar padat dilanjutkan dengan penghamparan pasir urug.Pasir urug dihampar dengan merata sesuai ketebalan yang telah ditentukan lalu dipadatkan dan dilanjutkan dengan penegcoran lantai kerja menggunakan beton tumbuk 1 : 3 :5.Setelah beton lantai kerja cukup kerja cukup keras pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting pondasi setempat.

Setelah bekisting terpasang dan semua titik as dari foot plate sesuai pada tempat yang ditentukan dilanjutkan dengan pemasangan baja tulangan yang telah di fabrikasi lalu diikat kuat dan rapi sesuai setting yang terdapat pada gambar bestek bersamaan dengan tulangan kolom.

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan lebih teliti terhadap kedudukan pondasi dan as telah sesuai gambar bestek maka dengan persetujuan pengawas pekerjaan dilakukan pengecoran dengan beton 1: 2 : 3

Setelah bekisting dibuka lalu dilakukan pemasangan pondasi lajur 1 bata adapun pondasi lajur untuk saluran keliling bata dilaksanakan setelah pekerjaan atap selesai. Lalu dilakukan pekerjaan plesteran pada pondasi lajur.

Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting untuk sloof. Pemasang bekisting akan selalu diperiksa titik as adalah tepat sebagaimana yang dikehendaki dalam gambar bestek, dilanjutkan dengan pemasangan baja tulangan sloof.

Setelah bekisting dan tulang terpasang kokoh dan rapi dilakukan pengecoran dengan beton 1 : 2 : 3.

III. Pekerjaan BetonPekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan bekisting kolom dan penulangan kolom. Setelah itu dilakukan pengecoran Beton 1 : 2 : 3 kolom dengan persetujuan pengawas pekerjaan, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting balok/balok dak atap beserla plat lantai dan penulangan lalu dilakukan pengecoran dengan beton 1 : 2 : 3.

Kolom praktis/balok latay dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan bata dinding.

Pekerjaan pengecoran ring balok dilakukan setelah pekerjaan pasangan dinding selesai.

Adapun semua ukuran balok/kolom ditempatkan sesuai dengan yang terdapat pada dokumen pengadaan.

IV. Pekerjaan AtapSetelah pekerjaan penegecoran ring balok selesai dilanjutkan dengan pemasangan rangka atap baja ringan.

V. Pekerjaan Arsitektur

VI. Pekerjaan Kusen Pintu/Jendela &Partisi lengkap assesories

VII. Pekerjaan Plafond

VIII. Pekerjaan Lantai

IX. Pekerjaan Finishing & Pengecatan

X. Pekerjaan Instalasi Air & Sanitary