Ptk Ra k a b Anik
-
Upload
mi-al-ikhlas -
Category
Documents
-
view
64 -
download
5
Transcript of Ptk Ra k a b Anik
1
PENGGUNAAN METODE BERCERITAUNTUK MENINGKARAAN MINAT BELAJAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok A RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasana, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan.dirinya masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan maupun
penyempurnaan akan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam
komponen dalam rangka mencapai tujuan yanmg diharapkan. Pendidikan
dilakukan sumur hidup sejak usia dini sampai akhir hayat, pentingnya akhir
hayat, pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam
Undang-undang KeMendiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah
tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan RA merupakan salah satu bentuk pendidikan formal,
pendidikan anak usia dini di dalam Undang-undang SiMIiknas Nomor 20
2
Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1
ayat 7 dijelaskan :
“Taman kanak-kanak yang selanjutnya disingkat RA adalah salah atau bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun”.
Pada masa RA, selain bermain sebagai bentuk kehidupan dalam
kecakapan memperolah keterampilannnya, anak-anak juga sudah dapat
menerima berbagai pengetahuan dalam pembelajaran secara akademis untuk
persiapan mereka memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Pada masa ini,
anak-anak mengalami masa peka merupakan masa terjadinya pematangan
funhsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan
oleh lingkungan. Hal ini dinyatakan pula oleh Piere Duquet (JASNI, 20007)
bahwa “ a children who does not drwa is an anomally, and particulary so in
the years between 6 an 0, which is outstandingy the golden age of creative
expression”/ Pada rentang usia lahir sampai enam tahun, anak mulai peka
untuk menerima berbagai upaya perkembangan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran pendidikan di RA bertujuan membantu meletakkan dasar
ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan, daya cipta dan
menyiapkan anak memasuki pendidikan dasar dengan mengembangkan nilai-
nilai agama (moral), fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosi, dan seni.
Anak mulai dapat mendengarkan cerita biasanya terjadi pada akhur usia
tiga thaun. Pada usia ini anak mampu mendengarkan dengan baik dan cermat
cerita pendek yang sesuai untuknya. Sebagian cerita itu ada yang
mengandung unsur-unsur negatif. Sekolah diharapkan bisa menyaring cerita-
3
cerita tradisional itu sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi perkembangan
anak.
Tingkat RA atau MI menjadi tempat pertama anak-anak memperoleh
pendidikan dan menjadi dasar bagi pendidikan yang lain, Di tempat ini anak
lebih cepat mendapat pengaruh dan lebih mudah dibentuk pribadinya. Dalam
cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa dan gaya bahasa. Unsur-unsur
terebut berpengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Penetapan pelajaran
bercerita pada masa awal sekolah dasar adalah bagian terpenting dari
pendidikan.
Ketika anak berada pada tahun pertama RA dan MI, ia belum mampu
membaca cerita sendiri dengan baik dan benar. Sebagai gantinya maka tugas
gurulah untuk menceritakannya. Usaha siswa untuk menyampaikan kembali
cerita yang telah didenganrnya dari guru atau menjawab soal yang diajukan
kepadanya adalah latihan untuk mengungkapkan ide-idenya dengan
bahasanya sendiri.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian yang dituangkan dalam sebuah judul : Penerapan Metode
Bercerita dalam MeningkaRAan Minat Belajar (Penelitian Tindakan
Kelas di RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto .
B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah
1. Metode bercerita yang digunakan dalam pembelajaran tidak sesuai
4
2. Masih rendahnya minat belajar anak.
Adapun pertanyaan penelitian yang diakjukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran di RA Al
Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto
2. Bagaimana minat belajar anak di RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo
Mojokerto ?
3. Bagaimana pengaruh pertanyaan metode bercerita dalam meningkatkan
minat belajar anak di RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
1. Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi variabel lain. Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan metode bercerita
(variabel X).
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Adapun variabel terikat dalam peneltian ini adalah minat belajar (variabel
Y)
D. Tujuan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran RA
Al Ikhlas
5
2. Untuk mengetahui minat belajar anak RA Al Ikhlas Karangdiyeng
Kutorejo Mojokerto.
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode bercerita dalam
meningkatkan minat belajar anak di RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo
Mojokerto.
E. Manfafat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara
lain :
1. Bagi anak, dapat meningkatkan minat belajar dengan adanya penerapan
metode bercerita.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru khusunya tentang pentingnya metode
bercerita dalam pembelajaran guna meningkatkan minat belajar anak.
3. Sebagai bahan masukan dalam pembanding bagi peneliti lainnya yang
akan meneliti ulang kajian yang sama.
F. Batasan Istilah
Agar permasalahan yang ada dalam penelitian ini tidak menyimpang
dari tujuan karena adanya salah penafsiran atas isitilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran di
RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto.
6
2. Untuk mengetahui minat belajar anak di RA Al Ikhlas Karangdiyeng
Kutorejo Mojokerto
3. Untuk mnegetahui pengaruh penggunaan metode bercerita dalam
meningkatkan minat belajar anak RA Al Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo
Mojokerto.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara
lain :
1. Bagi anak, dapat meningkatkan minat belajar dengan adanya penerapan
metode bercerita.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya tentang pentingnya metode
bercerita dalam pembelajaran guna meningkatkann minat belajar anak.
3. Sebagai bahan masukan dan pembanding bagi peneliti lainnya yang akan
meneliti ulang kajian yang sama.
H. Batasan Istilah
Agar permasalahan yang ada dalam peneltian ini tidak menyimpang dari
tujuan karena adanya salah penafsiran atas istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut :
1. Penggunaan
Penggunaan adalah tindakan pelaksanaan atau pemanfaatan suatu
pengetahuan baru untuk suatu kegunaan atau tujuan khusus.
7
2. Metode bercerita
Pengertian metode bercerita dikutif dari Moeslichatoen (2004 : 157)
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan
suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang biasa dilakukan
secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga.
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam beberapa gejala, seperti gairah, keinginan, perasaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat
belajara itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa)
terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisifasi dan
keaktifan dalam belajar (Arianto Syam, 2008 : 25)
I. Asumsi (anggapan dasar) dan Hpotesis
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kegiatan bercerita memberikan nilai pembelajaran yang banyak bagi proses
belajar dan perkembangan anak serta dapat menumbuhkan minat dan
kegemaran membaca. Jensen (Sholehudin, 2009 : 91) “membacakan cerita
dengan nyaring kepada anak secara substansial dapat berkontribusi terhadap
pengetahuan cerita anak dan kesadarannya tentang membaca”.
8
2. Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun
psikomotorik maisng-masing anak.
3. Menumbuhkan minat belajar anak sebetulnya tidak terlalu sulit. Kenali apa
yang disukai dan ajak dia melakukan hal tersebut. Niscaya minat belajarpun
meningkat. Kuncinya adalah mengetahui apa yang dapat membuat anak
tertarik dan ingin belajar. Bagi anak usia delapan tahun kebawah, belajar harus
berangkat dari minat si anak itu sendiri.
Adapun rumusan hipotesisnya adalah “penerapan metode bercerita dapat
meningkaRAan minat belajar anak
J. Tinjauan Teoritis
Minat ialah suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir
dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan
(Sujanto Agus : 1981). Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian
agar apa yang dipelajari dapat dipahami, sehingga siswa dapat melakukan
sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan
kelakuan.
Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik Oemar : 2001).
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu propses yakni suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar
bukan penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena
9
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku. maka diperlukan
pembelajaran yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah pemusatan perhatian
yang tidak disengaja yang terlahir dari kemauannya sehingga terjadi
perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan.
Perubahan kelakukan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip,
psikomotor maupun afektif, Untuk meningkatkan minat, maka proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami apa yang ada dilingkungan secara berkelompok.
Ditinjau dari aspek psikologi, minat belajar ditunjukkan dalam beberapa
cirri seperti : gairah, keinginan , perasaan suka untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari
pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah
perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang
ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar
(Arianto Sam, 2008 : 10).
Bercerita atau yang biasa disebut mendongeng merupakan seni atau
teknik budaya kuno untuk menyampaikan suatu peristiwa yang dianggap
penting, melalui kata-kata, imaji dan suara-suara (Ismoerdijahwati K, 2007)
Dongeng atau cerita telah ada dalam banyak kebudayaan dan daerah sebagai
hiburan, pendidikan, pelestarian kebuadayaan dan mneyimpan pengetahuan
serta nilai-nilai moral. Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat peraga atau tanpa alat
10
peraga tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi
atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa
menyenangkan. Oleh karena itu orang yang menyajikan cerita tersebut harus
menyampaikannya dengan menarik (Dhiel et al, 2005 : 6.3).
Berdasarkan pengertian di atas, maka cerita anak dapat didefiniskan
“tuturan lisan, karya bentuk tulis atau pementasan tentang suatu kejadian,
peristiwa, dan sebagainya yang terjadi di seputar dunia anak (Musfiroh et al,
2005 ; 59). Sedangkan Depdiknas (2004 : 12) mendefinisikan bahwa “metode
bercerita adalah cara bertutur kata dalam penyampaian cerita atau memberikan
penjelasan kepada anak secara lisan”, dalam upaya memperkenalkan ataupun
memberikan keterangan hal baru pada anak.
Sebagai suatu metode, bercerita tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan (Rosetiyah NK, 2008 : 145). Kelebihan dari metode bercerita di
antaranya :
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Guru dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam waktu yang relatif
lama
3. Mudah menyiapkannya
4. Mudah melaksanakannya
5. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah banyak
Adapun kekurangan dari metode-metode bercerita, di antaranya adalah :
11
1. Siswa terkadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat
mengambil intisarinya.
2. Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat
3. Menyebabkan siswa pasif karena guru aktif
4. Siswa lebih cenderung hafal isi cerita daipada sari cerita yang dituturkan
K. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitaif
dan kualitatif, dengan analisisnya menggunakan metode studi deskriptif,
yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara
memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Ketetapan
penentuan metode ini juga didasarkan pada pendapat Winarno Surachmad
(1982 : 139), bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan
yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
Pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini juga karena masalah
yang sedang diteliti merupakan masalah yang sedang berlangsung di
masyarakat.
2. Teknik Pengumpulan Data
12
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
a. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpuli informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara
tertulis pula olah responden (S. Margono, 2003 : 167)
Angket digunakan untuk mengungkap data tentang penerapan metode
bercerita dalam meningkatkan minat belajar. Angket digunakan
karena bersifat praktis, ekonomis, dan responden dapat memilih
dengan pilihan yang jelas.
b. Observasi
Obesrvasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
fenomena yang diteliti (Suharsimi, 1998 : 128). Metode ini penulis
gunakan untuk mengamati, mendengarkan dan mencatat langsung
terhadap penerapan metode bercerita, letak geografis, sarana dan
prasarana, fak,or pendukung dan penghambat dalam penerapan metode
bercerita.
c. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan (Moloeng, 2007 : 186). Metode
13
ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang penerapan metode
bercerita untuk meningkatkan minat belajar.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, leeger, agenda (Suharsimi, 198\98 : 159). Metode ini penulis
gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya RA Al
Ikhlas Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto, struktur organisasi,
keadaan guru dan keadaan peserta didik.
e. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pengkajian sumber-sumber buku atau sejenis
buku, yang digunakan untuk mendapaRAan teori-teori, konsep-
konsep sebagai bahan pembanding, penguat, atau penolak terhadap
temuan hasil penelitian untuk menarik kesimpulan. Kajian buku-buku
dalam penelitian ini tentu yang menjujung terhadap kajian penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RA Al Ikhlas tepatnya di Perum
Tamansari Indah Kec. Kawalu Karangdiyeng Kutorejo Mojokerto dipilih
untuk dijadikan lokasi penelitian karena lokasinya dekat dengan tempat
tinggal peneliti, tempat peneliti mengajar, dan masalah ditemukan disana.
4. Populasi dan Sampel
14
Populasi dan keseluruhan subyek penelitian . Sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
1998 : 102 – 104).
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa RA Al Ikhlas Kelompok
B yang berjumlah 34 orang. Dikarenakan jumlah populasi kurang dari 100,
maka tidak diperlukan sampel. Jadi, penelitian ini termasuk penelitian
populasi.
5. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian
tindakan kelas (PRA), yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam penelitian
tindakan kelas ini peneliti mngadopsi model yang dikembangkan oleh
Kurt Lewis, Kemmis dan Mac Taggart.
Adapun komponen-komponen pokok yang dijadikan sebagai langkah
dalam penelitian ini adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflection).
Siklus prosedur penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut :
a. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah dan menganalisis akar permasalahan, kemudian
Planning Acting Observing Reflecting
15
menetapkan tindakan pemecahannya. Kegiatan, yakni dengan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan
silabus, mempersiapkan media yang digunakan, dan membuat alat
pengumpul data, termasuk menyiapkan pertanyaan untuk
wawancara dengan guru pengamat (observer)
2) Tahap Tindakan
Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat. Melaksanakan proses pembelajaran. Dengan menggunakan
langkah-langkah yang telah ditetapkan.
3) Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan oleh guru observer
terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dan terhadap
kelangsungan proses pembelajaran melalui lembar pengamatan
terhadap guru.
4) Tahap Refleksi
Dalam tahapan ini dilakukan evaluasi terhadap tahapan-tahapan
yang telah dilalui. Menganalisis dan merefleksi perencanaan serta
proses pembelajaran dan hasil belajar.
Dalam refleksi ini dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT,
yakni analisis strengthen (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang), dan treathen (ancaman). Hasil analisis
16
tersebut digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan siklus II,
yakni untuk mengetahui hal mana yang perlu mendapat perbaikan.
b. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah dan menganalisis akar permasalahan berdasarkan hasil refleksi
siklus I, kemudian menentukan langkah konkrit untuk memecahkan
permasalahan tersebut. Kegiatan selanjutnya peneliti membuat skenario
pembelajaran, yakni dengan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, mempersiapkan silabus, dan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan pada tahapan tindakan.
2. Tahap Tindakan
Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan dari rencana yang telah
dibuat. Melaksanakan proses pembelajaran. Dengan menggunakan
langkah-langkah yang telah ditetapkan
3. Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan dan terhadap kelangsungan
proses pembelajaran melalui lembar pengamatan terhadap guru.
4. Tahap Refleksi
Dalam tahapan ini dilakukan evaluasi terhadap tahapan-tahapan yang
telah dilalui. Menganalisis dan merefleksi perencanaan serta proses
pembelajaran dan hasil belajar. Dalam refleksi ini dianalisis SWOT,
yakni analisis. Dalam refleksi ini dianalisis dengan menggunakan
17
analisis SWOT, yakni analisis strengthen (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang), dan treathen (ancaman). Hasil
analisis tersebut digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan siklus III
jika memang itu diperlukan, yakni untuk mengetahui hal mana yang
perlu mendapat perbaikan. Apabila siklus II dirasa cukup dan
menunjukkan hasil yang baik, maka siklus II tidak diperlukan.
L. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisanini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Batasan Istilah
G. Asumsi dan Hipotesis
H. Ringkasan Tinjauan Teoritis
I. Metode Penelitian
18
J. Sistematika Penulisan
K. Agenda Kegiatan Penelitian
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian tentang Metode Bercerita
B. Kajian tentang Minat Belajar
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Teknik Pengumpulan Data
C. Instrumen Penelitian
D. Lokasi, populasi dan Sampel
E. Teknik Pengolahan Data
F. Dsain Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
19
L. Agenda Kegiatan penelitian
Agenda kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Disajikan sebagai berikut :
No KegiatanMinggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1PerencanaanMenyusun konsep pelaksanaan Menyusun instrument
2Pelaksanaan Melakukan tindakan siklus IMelakukan tindakan siklus II
3Menyusun konsep laporan Menyempurnakan draft laporan
M. Biaya Penelitian
Dana anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan rencana kegiatan
penelitian ini menjadi tanggungjawab peneliti. Adapun rencana kegiatan dan
anggaran yang diperlukan adalah sebagai berikut :
No Kegiatan VolumeBesar
AnggaranJumlah
1 Photo copy 100 lbr 150,00 15.000,00
2 Kertas folio 1 pak 20.000,00 20.000,00
3 HVS A4 80 gram 1 rim 35.000,00 35.000,00
4 Penjilidan A buah 10.000,00 10.000,00
5 Lain-lain 20.000,00
Jumlah 100.000,00
20
1. Honorarium Pelaksana
PelaksanaWaktu
JamMinggu
TarifMinggu
(Rp)
Total(Rp)Bulan Minggu
5 orang guru 2 8 4 5.000,00 160.000.00
2. Biaya operasional
Kegiatan JumlahPembuatyan dan penggandaan instrumen 100.000,00Sewa komputer 200.000,00PTK 120.000,00Pengolahan data 150.000,00
3. Biaya habis pakai
Pembuatan media pembelajaran Rp. 200.000,00
4. Biaya Manajemen
1. Tes Rp. 100.000,00
2. Pemberkasan Rp. 100.000,00
3. Pengiriman usulan Rp. 150.000,00
REKAPITULASI BIAYA
Nama KegiatanTotal Biaya
(Rp)
Honorarium Pelaksana 160.000,00
Biaya Operasional 570.000,00
21
Biaya Habis Pakai 200.000,00
Biaya Manajemen 350.000,00
Pembuatan Laporan 350.000,00
Jumlah 1.630.000,00
DAFTAR PUSTAKA
Arianto Sam. 2008. Tinjauan Tentang Minat Belajar Siswa (online). Tersedia: http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/tinjauan-tentang-minat-belajarsiswa.html.
Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
……………..2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Dhieni N et al. 2005. Metode Pegembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Ismoerdijahwati. 2007. Pergelaran Bayangan Wayang Kulit Purwa dalam Kajian Metode Bercerita dengan Gambar ‘Gerak’. Disertasi Magister, Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung.
Jasni Herlani, 2008. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Seni Lukis Anak di RA Bumi Limas. Skripsi PGRA UPI Bandung.
Miles, M.B. dan M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Penerbit UI Press.
Moleong, Lexi J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja RoMIa.
Musfiroh T. 2005, Cerita untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta : Navila
Roestiyah N.K. 2008, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Solehuddin M. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Penndidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, 1996. Metoda Statiska. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sutrisno Hadi, 1998. Metodologi Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM
22
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
PENELITIAN TINDAKAMN KELAS
PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKARAAN MINAT BELAJAR DI KELOMPOK A
RA AL IKHLAS KARANGDIYENG KECAMATAN KUTOREJO MOJOKERTO
Disusun oleh .
UMI HANIKGuru Kelas RA AL IKHLAS
KARANGDIYENG KUTOREJO MOJOKERTO
23
DI LAKSANAKAN DI RA AL IKHLASKARANGDIYENG KUTOREJO MOJOKERTO
JAWA TIMUR2013
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat kepada semua makhluk-Nya yang telah menunjukkan ilmu kepada penulis
dan dengan kuasa-Nya pun penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas
ini dengan judul “Penggunaan Teknik Objek Langsung dalam Meningkatkan
Keterampilan Membaca pada Anak Kelompok A RA Al Ikhlas
Karangdiyeng Kecamatan Kutorejo MojokertoTahun Pelajaran 2013-2014.”
Selama penulisan PTK ini, penulis banyak mendapat kesulitan dan
hambatan, namun karena niat dan tekad yang kuat serta motivasi dari berbagai
pihak, Alhamdulilah PTK ini dapat penulis selesaikan. Karena itu, sudah
selayaknya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong penulis sampai
terwujudnya ini., yaitu :
1. Ibu Siti Mufidah,S.Pd.I.
2. Semua guru-guru RA yang telah ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan
penulisan PTK ini.
3. Bapak dan Ibu Pengawas Satuan Pendidikan MI dan RA Kec.Kutorejo
4. Semua guru RA Kecamatan Kutorejo,
5. dan keluarga yangvtelah mendukung dan memberikan do’a kepada penulis.
Penulis menyadari ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, penulis mohon
kritik dan saran dari berbagai pihak untuk lebih menyempurnakan PTK ini.
Semoga PRA ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi semua
pembaca yang memerlukannya. Amin.
Mojokerto, Oktober 2013
Penulis
24
i