Pterygium

21
“Pterygium” Pembimbing : Dr. Yulia Fitriani, Sp. M Disusun oleh : Gohlena Raja Naguna Chekmat G4A013081 SMF ILMU MATA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

description

peterigium

Transcript of Pterygium

PterygiumPembimbing :Dr. Yulia Fitriani, Sp. MDisusun oleh :Gohlena Raja aguna !he"mat G#$%&'%(&SMF )*M+ M$,$RS+D PR-F. DR. M$RG-- S-./$RD0-F$/+*,$S /.D-/,.R$+)1.RS),$S 0.D.R$* S-.D)RM$P+R2-/.R,-3%&4). D.F.)S)Pterigium merupakan kelainan yang paling sering terjadi pada mata yangpatogenesisnya masih belum jelas.1 Pterigium (L. Pterygion = sayap)adalah suatu prosesdegeneratif dan hiperplastik dengan fibrovaskular berbentuk segitiga (sayap) yang munculpada konjungtiva, tumbuh terarah dan menginfiltrasi permukaan kornea antara lain lapisanstromadanmembranao!man."#$Pterigiumpertamakali ditemukanoleh%usruta(&ndia)dokter ahli bedahmatapertamadi dunia1'''tahunsebelummasehi.$Pterigiumdapatbervariasi bentuknya dari yang kecil, lesi atrofi sampai lesi fibrovaskularbesar yang tumbuhagresif dan cepat yang dapat merusak topografi kornea, dan yang selanjutnya, mengaburkanbagian tengah optik kornea.()ulu penyakit ini dianggap sebagai suatu kondisi degeneratif, pterigiumjugamenampilkan ciri#ciri seperti tumor, seperti kecenderungan untuk menginvasi jaringannormal dantingkat rekurensi yangtinggi setelahreseksi, dandapat hidupberdampingandengan lesi premalignan sekunder.* anyak literatur melaporkan faktor#faktor etiologi berikutyang mungkin menjadi penyebab terjadinya pterigium+ radiasi ultraviolet (,-), radang matakronis, efektoksik.at kimia. aru#baruini, beberapavirus jugamemiliki kemungkinansebagai salah satu faktor etiologi.1#/,0 )). .P)D.M)-*-G) D$ )S)D.S Pterigium merupakan kelainan mata yang umum di banyak bagiandunia, denganprevalensi yangdilaporkanberkisarantara',/1#"21. %tudi epidemiologismenemukan adanya asosiasi terhadap paparan sinar matahari yang kronis, denganmeningkatnya prevalensi geografis dalamperi#khatulisti!a garis lintang /0'utara danselatankhatulisti!a 3sabuk pterigium3.4 %ebuah studi epidemiologis oleh 5a..ard dkk melaporkan orang berkulit hitam (usia$'#4$ tahun) di arbados, yang terletak di daerah tropis 1/ 6 utara khatulisti!a,memiliki tingkat prevalensi yang sangat tinggi ("/,$1) sedangkan tingkat prevalensi orangkulit putihdi perkotaan(usia$'#1'1tahun) 7elbourne, 8ustraliakurangdari (1,"1).Prevalensi pterigiumorang kulit putih lebih dari $' tahun di pedesaan 8ustralia (*,01), dandi perkotaan orang 9ina %ingapura yang lebih dari $' memiliki tingkat prevalensi (*.21).Penelitian ini juga melaporkan orang &ndonesia lebih dari $' tahun, tingkat prevalensinya di%umatera (1*,41) yakni lebih tinggi daripada semua ras lainnya yang telah dipelajarisebelumnya, kecuali dengan penduduk kulit hitam dari arbados. 2%ecara umum studi lain pterigium, prevalensi pterigium di %umatera meningkat seiringbertambahnya usia.2:al yang jarang terjadi untuk seseorang menderita pterigium sebelumusia "' tahun. Pasien lebih dari dari $' tahun memiliki prevalensi tertinggi untuk terjadinyapterigium, sementara pasien berusia "'#$' tahun dilaporkan memiliki insiden tertinggiterjadinya pterigium.1' :al yang berbeda dengan beberapa studi dimana pterigium ditemukanlebih banyak pada laki#laki.2 ;ingkat rekurensi pada pasca ekstirpasi di &ndonesia berkisar /( 1 # (" 1. )ata die! )elhi+ >e! 8ge &nternational. "''0. p. (1 # 4"./. %!astika 87, &naka!ati %.Perbedaan =ekambuhan Paska Akstirpasi Pterigium7etodeare%clera)engan;ranspalantasi Limbal %tem%el.*edical (acult-of,iponegoro %niversit-. "''4I 1#14.$.