PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN … · Catatan atas laporan keuangan terlampir...

115

Transcript of PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN … · Catatan atas laporan keuangan terlampir...

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN

DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2017 DAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan................................................................................................... 1 - 2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ...............................................… 3 Laporan Perubahan Ekuitas......................................................................……………........ 4 Laporan Arus Kas...............................……...……………………………............................... 5 Catatan atas Laporan Keuangan…..................................................................................... 6 - 53

**************************

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2017

2016

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2r,4,32 37.579.943.948 73.781.192.748

Piutang usaha - pihak ketiga 2r,5,32 137.601.719.759 98.875.236.460

Persediaan 2f,6 168.469.096.531 140.601.539.006

Biaya dibayar di muka 2g 1.989.846.074 1.677.217.315

Pajak dibayar di muka 16a 2.539.903.166 7.999.483.883

Aset lancar lainnya 7 3.075.127.129 2.559.493.031

JUMLAH ASET LANCAR 351.255.636.607 325.494.162.443

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain 2r,8,29,32 1.085.575.050 1.262.352.850

Uang muka perolehan aset tetap 9 4.080.800.000 2.280.877.500

Aset pajak tangguhan 2o,16c 6.076.117.595 4.806.770.851

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 151.406.074.076 pada tanggal 31 Desember 2017 dan Rp 136.394.002.984 pada tanggal 31 Desember 2016 2h,2i,10 557.421.928.580 546.284.875.130

Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.734.495.669 pada tanggal 31 Desember 2017 dan Rp 3.518.186.125 pada tanggal 31 Desember 2016 2i,2k,11 1.009.444.538 1.225.754.082

Aset takberwujud - neto 2i,2l,12 37.086.147 43.829.103

Aset tidak lancar lainnya 274.400.000 274.400.000

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 569.985.351.910 556.178.859.516

JUMLAH ASET 921.240.988.517 881.673.021.959

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2017 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

2017

2016

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank 2r,30,32 20.000.000.000 20.000.000.000 Utang usaha 2r,13,32

Pihak berelasi 2e,29 5.932.485.674 4.856.563.996 Pihak ketiga 96.342.554.287 75.969.283.141

Utang lain-lain - pihak ketiga 2r,14,32 326.881.169 344.281.642

Beban akrual 2r,15,32 2.308.091.174 2.949.728.194

Utang pajak 2o,16b 2.763.257.357 2.367.967.136

Utang perolehan aset tetap 2r,17,32 - 4.872.476.760

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 127.673.269.661 111.360.300.869

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas imbalan pasca kerja 2m,18 27.402.887.073 18.417.236.260

JUMLAH LIABILITAS 155.076.156.734 129.777.537.129

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -

1.353.435.000 saham 19 135.343.500.000 135.343.500.000

Surplus revaluasi aset tetap - neto 2h,10 376.493.621.476 376.493.621.476

Saldo laba Ditentukan penggunaannya 20 2.500.000.000 2.400.000.000 Tidak ditentukan penggunaannya 251.827.710.307 237.658.363.354

JUMLAH EKUITAS 766.164.831.783 751.895.484.830

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 921.240.988.517 881.673.021.959

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2017 2016

PENJUALAN NETO 2n,21,29 646.087.885.410 569.419.992.907 BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,22,29 (576.604.310.384) (494.725.404.379)

LABA BRUTO 69.483.575.026 74.694.588.528

Beban penjualan 2n,23,29 (12.899.611.305) (11.921.057.780) Beban umum dan administrasi 2n,24 (25.907.212.952) (24.915.696.823) Pendapatan operasi lain 2j,2n,25,29 2.387.108.272 2.989.771.187 Beban operasi lain 2c,2n,26 (886.727.947) (4.782.522.016 )

LABA USAHA 32.177.131.094 36.065.083.096

Pendapatan keuangan 2n,4 2.379.402.101 5.209.132.307 Biaya keuangan 2n (2.602.381.961) (228.472.221)

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 31.954.151.234 41.045.743.182 PAJAK PENGHASILAN 2o,16c (10.488.314.450) (10.908.035.858)

LABA TAHUN BERJALAN 21.465.836.784 30.137.707.324

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali program imbalan pasti 2m,18 (4.181.579.775) (1.170.082.883) Surplus revaluasi aset tetap 2h,10 - 376.919.711.476 Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 2o,10,16c 1.045.394.944 (133.569.279)

Penghasilan komprehensif lain - neto setelah pajak (3.136.184.831) 375.616.059.314

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 18.329.651.953 405.753.766.638

LABA PER SAHAM 2p,27 16 22

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Saldo Laba

Ditempatkan dan Surplus Revaluasi Ditentukan Tidak Ditentukan Jumlah

Catatan Disetor Penuh Aset Tetap - Neto Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas

Saldo 1 Januari 2016 135.343.500.000 - 2.300.000.000 212.558.523.192 350.202.023.192

Dividen kas 20 - - - (4.060.305.000 ) (4.060.305.000 )

Pembentukan dana

cadangan 20 - - 100.000.000 (100.000.000 ) - Jumlah laba komprehensif

tahun 2016 - 376.493.621.476 - 29.260.145.162 405.753.766.638

Saldo 31 Desember 2016 135.343.500.000 376.493.621.476 2.400.000.000 237.658.363.354 751.895.484.830 Dividen kas 20 - - - (4.060.305.000 ) (4.060.305.000 ) Pembentukan dana

cadangan 20 - - 100.000.000 (100.000.000 ) -

Jumlah laba komprehensif tahun 2017 - - - 18.329.651.953 18.329.651.953

Saldo 31 Desember 2017 135.343.500.000 376.493.621.476 2.500.000.000 251.827.710.307 766.164.831.783

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2017

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2017 2016

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 607.108.279.630 551.692.735.186 Pembayaran kepada pemasok (447.433.382.305) (391.582.643.754) Pembayaran untuk gaji, tunjangan dan imbalan pasca kerja (74.399.139.889 ) (60.185.571.381) Pembayaran untuk beban operasional (79.738.926.822) (78.051.960.506)

Kas dihasilkan dari operasi 5.536.830.614 21.872.559.545 Penerimaan dari pendapatan keuangan 2.505.689.746 5.036.298.520 Penerimaan lebih bayar pajak penghasilan badan 16c 2.550.789.128 - Penerimaan dari kegiatan operasi lainnya 1.987.553.828 1.962.267.490 Pembayaran pajak penghasilan badan (9.365.983.573) (9.809.110.259) Pembayaran biaya keuangan (2.410.686.235) (228.472.221) Pembayaran pajak atas revaluasi aset tetap 10 - (359.122.469)

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 804.193.508 18.474.420.606

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pengurangan piutang lain-lain 335.962.600 439.998.000 Perolehan aset tetap 10, 34 (18.561.964.442 ) (59.989.666.978) Uang muka perolehan aset tetap (9.387.082.600 ) (1.825.127.500) Penambahan piutang lain-lain (150.750.000) (176.350.000) Hasil penjualan aset tetap 10 - 987.727.273

Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (27.763.834.442) (60.563.419.205)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran utang perolehan aset tetap (5.236.624.782 ) (5.332.104.928) Pembayaran dividen kas 20 (4.060.305.000) (4.060.305.000) Penerimaan utang bank 30 - 20.000.000.000

Kas Neto Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (9.296.929.782) 10.607.590.072

PENURUNAN NETO KAS DAN SETARA KAS (36.256.570.716) (31.481.408.527) DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS 55.321.916 (177.326.499) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 73.781.192.748 105.439.927.774

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 37.579.943.948 73.781.192.748

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Tunas Alfin Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Edison Sianipar, S.H. No. 5 tanggal 6 Mei 1977. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/412/13 tanggal 18 Oktober 1977 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 174 tanggal 30 Juni 2015 mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0950312 tanggal 10 Juli 2015.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri kemasan dan percetakan. Pada saat ini, kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan adalah di bidang industri kemasan halus (fine packaging). Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1977.

Kantor pusat dan pabrik Perusahaan berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang. Kantor penghubung Perusahaan berlokasi di Menara Imperium Lantai 28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta.

PT Proinvestindo adalah entitas induk akhir Perusahaan.

b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik

Pernyataan Pendaftaran Perusahaan sebagai Perusahaan Publik Tanpa Penawaran Umum di Bursa Efek Surabaya (BES) dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat No. S-151/PM/2001 tanggal 30 Januari 2001.

Pada tanggal 12 Februari 2001, BES menyetujui pencatatan 90.229.000 saham Perusahaan berdasarkan Surat BES No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001 tanggal 6 Februari 2001. Pada tanggal 15 Juni 2001, BES menyetujui tambahan pencatatan 1.263.206.000 saham Perusahaan sehubungan dengan pembagian dividen saham berdasarkan Surat BES No. JKT-009/MKT/LIST/BES/VI/2001 tanggal 31 Mei 2001.

Pada tanggal 30 Nopember 2007, BES bergabung ke dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selanjutnya BEJ berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai menjalankan fungsi bursa efek pada tanggal 1 Desember 2007.

Pada tahun 2007, aktivitas saham Perusahaan ditangguhkan karena Perusahaan belum dapat memenuhi ketentuan bursa, khususnya yang terkait dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali.

Untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, PT Proinvestindo sebagai pemegang saham mayoritas Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dalam Surat No. 001/PRO/XI/2013 tanggal 11 Nopember 2013 dan No. 001/PRO/XII/2013 tanggal 9 Desember 2013. Selanjutnya Pernyataan Pendaftaran tersebut telah memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK dalam Surat OJK No. S-485/D.04/2013 tanggal 31 Desember 2013 dan pelaksanaan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan telah dilakukan dari tanggal 3 Januari 2014 sampai dengan tanggal 9 Januari 2014.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

1. UMUM (lanjutan)

b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik (lanjutan)

Sehubungan dengan telah dipenuhinya ketentuan bursa khususnya terkait persyaratan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, selanjutnya berdasarkan Surat dari BEI No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 tanggal 13 Januari 2014, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan kembali (relisting) efek Perusahaan dari BEI, efektif sejak tanggal 17 Januari 2014.

c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 23 Juni 2015, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 174 tanggal 30 Juni 2015, dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0950313 tanggal 10 Juli 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Fredy Mantelagheng Liando Komisaris : Pieter Tika Komisaris Independen : Gunawan

Direksi Presiden Direktur : John Tika Direktur : Bernardus Budiman Direktur : Samuel Sofyan Tika Direktur : Gil Directo Talay Direktur Tidak Terafiliasi : Muljono Sunaryo Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai

berikut:

Ketua : Gunawan Anggota : Stevan Djaya Saputra Anggota : Rika Prasojo Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah Ellen Golose. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing adalah sejumlah 835 karyawan dan 820 karyawan (tidak diaudit).

d. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan atas Laporan Keuangan

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit pada tanggal 16 Maret 2018.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan Perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Bapepam-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Laporan keuangan telah disusun berdasarkan biaya historis kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - penerapan kebijakan akuntansi; - jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas

kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; - jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

Standar serta interpretasi standar akuntansi keuangan revisi berikut yang relevan pada Perusahaan, yang telah diterbitkan dan efektif sejak tanggal 1 Januari 2017, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan Perusahan: - Amandemen PSAK 1 (2015), “Penyajian Laporan Keuangan” tentang Prakarsa

Pengungkapan; - PSAK 3 (Penyesuaian 2016), “Laporan Keuangan Interim”; - PSAK 24 (Penyesuaian 2016), “Imbalan Kerja”; - PSAK 58 (Penyesuaian 2016), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan”; - PSAK 60 (Penyesuaian 2016), “Instrumen Keuangan - Pengungkapan”; - ISAK 31, “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi”; - ISAK 32, “Definisi dan Hirarki Standar Akuntansi Keuangan”.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah tanggal transaksi perbankan terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi atas selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

2017 2016

1 Euro Eropa (EUR) 16.173,62 - 1 Franc Swiss (CHF) 13.842,15 13.177,76 1 Dolar Amerika Serikat (US$) 13.548,00 13.436,00 1 Dolar Singapura (SIN$) 10.133,53 9.298,92

d. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi sesuai dengan definisi yang diuraikan pada PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Perusahaan menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

h. Aset Tetap

Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.

Setelah pengakuan awal, aset tetap disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Pada tanggal 31 Desember 2016, Perusahaan melakukan perubahan kebijakan akuntansi hak atas tanah dan bangunan dari model biaya menjadi model revaluasi. Untuk aset tetap selain hak atas tanah dan bangunan menggunakan model biaya. Hak atas tanah dan bangunan disajikan sebesar nilai wajar, dikurangi akumulasi penyusutan untuk bangunan. Penilaian terhadap hak atas tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen eksternal yang telah memiliki sertifikasi. Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai wajar aset yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan nilai tercatatnya. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aset, dan nilai netonya disajikan kembali sebesar nilai revaluasian aset tetap.

Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi dicatat pada penghasilan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas sebagai “Surplus Revaluasi Aset Tetap”. Namun, kenaikan tersebut diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah dilakukan sebelumnya dalam laba rugi. Penurunan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi dicatat sebagai beban pada tahun berjalan. Apabila aset tersebut memilki saldo surplus revaluasi aset tetap yang berasal dari revaluasi sebelumnya, maka selisih penurunan nilai tercatat tersebut dibebankan pada surplus revaluasi aset tetap dan sisanya diakui sebagai beban tahun berjalan. Surplus revaluasi aset tetap yang telah disajikan dalam ekuitas dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria untuk dikapitalisasi diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan ditelaah kembali dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Aset Tetap (lanjutan)

Penyusutan aset tetap, kecuali hak atas tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Masa Manfaat (Tahun)

Bangunan 20 Mesin dan peralatan 8 - 16 Perlengkapan kantor 4 - 8 Kendaraan bermotor 8

Semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, diakui sebagai biaya perolehan hak atas tanah. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Hak atas tanah tidak disusutkan kecuali terdapat bukti sebaliknya yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. Aset dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.

i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir tahun pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Penilaian dilakukan pada akhir setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

j. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessee Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui sebagai beban pada operasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessor Sewa yang didalamnya Perusahaan tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

k. Properti Investasi

Properti investasi merupakan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perusahaan telah memilih model biaya untuk mencatat properti investasinya. Penyusutan bangunan yang merupakan properti investasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 (dua puluh) tahun. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam periode penghentian atau pelepasan tersebut terjadi.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Properti Investasi (lanjutan) Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik, dimulainya pengembangan untuk dijual, atau berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain. Untuk transfer dari properti investasi ke aset tetap yang digunakan dalam operasi, Perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan Perusahaan menjadi properti investasi, Perusahaan mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

l. Aset Takberwujud

Aset takberwujud diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Umur manfaat aset takberwujud dinilai apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset takberwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi aset dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai untuk aset takberwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset takberwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat: i. dijual; atau ii. ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan

atau penjualan aset tersebut.

m. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui sebagai liabilitas pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual. Imbalan pasca kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Sejak 20 Oktober 2011, Perusahaan mengikuti Manulife Program Pesangon dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Polis asuransi ini memenuhi syarat sebagai aset program imbalan pasca kerja Perusahaan. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan beberapa faktor seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

m. Imbalan Kerja (lanjutan) Imbalan pasca kerja (lanjutan)

Liabilitas imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan Perusahaan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti dikurangi nilai wajar aset program pada tanggal laporan posisi keuangan. Kewajiban imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga Obligasi Pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo pensiun yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi aktuarial segera diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain dalam periode terjadinya. Akumulasi saldo pengukuran kembali dilaporkan di saldo laba. Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi. Biaya jasa lalu yang timbul dari amandemen atau kurtailmen program diakui sebagai beban dalam laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang

ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material

dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua liabilitas hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pengakuan Pendapatan Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: - Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat

kepemilikan barang kepada pembeli; - Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang

dijual; - Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; - Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir

kepada Perusahaan tersebut; dan - Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur

dengan andal.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Pengakuan Pendapatan (lanjutan)

Penghasilan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai. Penghasilan sewa diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Pengakuan Beban Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).

o. Perpajakan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di penghasilan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas.

Pajak Kini Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan dan penyesuaian terkait dengan utang atau restitusi pajak tahun-tahun sebelumnya. Pajak penghasilan badan dibayar di muka dan utang pajak penghasilan badan untuk tahun berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan. Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan.

Pajak Tangguhan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Perpajakan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan)

Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan meninjau kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui dan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara pajak aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau entitas bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah PPN kecuali: i. PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor

pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari beban yang terjadi; dan

ii. Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. Jumlah PPN neto yang terpulihkan dari, atau terutang kepada, kantor pajak termasuk sebagai bagian dari pajak dibayar di muka atau utang pajak pada laporan posisi keuangan.

p. Laba per Saham

Laba per saham dihitung berdasarkan laba tahun berjalan dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

q. Informasi Segmen

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang sejalan dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan diidentifikasi sebagai pengambil keputusan operasional, yang bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat kebijakan strategis.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan

beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan i. Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan awal dan pengukuran

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menetapkan bahwa semua aset keuangan tersebut dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan) i. Aset keuangan (lanjutan)

Penghentian pengakuan Aset keuangan dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian yang memenuhi kriteria “pass-through” dan (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset keuangan tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan cadangan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal dan pengukuran Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai pada saat pengakuan awal. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Pengakuan awal liabilitas keuangan dalam bentuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi dicatat pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang perolehan aset tetap yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

iii. Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

iv. Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran, Perusahaan memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika transaksi atas aset dan liabilitas terjadi dengan frekuensi dan volume yang memadai untuk menyediakan informasi penentuan harga secara berkelanjutan. Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Perusahaan menggunakan teknik penilaian dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Teknik penilaian yang dipilih menggabungkan semua faktor yang diperhitungkan oleh pelaku pasar dalam penentuan harga transaksi. Perusahaan menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

Tingkat 1: Harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;

Tingkat 2: Teknik penilaian yang menggunakan input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, turunan dari harga); dan

Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input untuk aset dan liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

s. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan serta pengungkapan liabilitas kontinjensi. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Pertimbangan Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: Usaha yang Berkelanjutan Manajemen Perusahaan telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. Penentuan Mata Uang Fungsional Mata uang fungsional Perusahaan merupakan mata uang dalam lingkungan ekonomi utama di mana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya Perusahaan. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah. Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2r.

Sewa Perusahaan memiliki perjanjian sewa dimana Perusahaan sebagai lessee sehubungan dengan sewa kendaraan dan Perusahaan sebagai lessor sehubungan dengan sewa gedung. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset sewa. Berdasarkan penelaahan yang dilakukan Perusahaan atas perjanjian sewa kendaraan dan gedung, transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode pelaporan keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang usaha, Perusahaan mengestimasi cadangan untuk kerugian penurunan nilai atas piutang usaha yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, lama hubungan Perusahaan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Perusahaan ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini ditelaah dan disesuaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan. Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Perusahaan juga meneliti cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko kredit pelanggan mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama, dimana meskipun tidak diidentifikasi secara spesifik memerlukan cadangan tertentu, memiliki risiko yang lebih besar tidak tertagih dibandingkan dengan piutang yang diberikan kepada pelanggan. Cadangan secara kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari pelanggan dalam kelompok kolektif, penurunan kinerja pasar dimana pelanggan beroperasi, dan kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja arus kas dari pelanggan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan keadaan yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan persediaan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6. Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap Perusahaan mengestimasi masa manfaat dari aset tetap berdasarkan utilisasi dari aset yang diharapkan dapat didukung dengan rencana dan strategi usaha yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi di masa depan dan perilaku pasar. Penentuan estimasi masa manfaat dilakukan berdasarkan penelaahan Perusahaan secara kolektif terhadap praktek industri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang sejenis. Estimasi masa manfaat ditelaah paling sedikit setiap akhir periode pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersial dan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset. Tetapi, adalah mungkin, hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material oleh perubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan waktu dari beban yang dicatat untuk setiap periode akan terpengaruh oleh perubahan atas faktor-faktor dan situasi tersebut. Pengurangan dalam estimasi masa manfaat dari aset tetap Perusahaan akan meningkatkan beban operasi dan menurunkan aset tidak lancar yang dicatat. Nilai buku neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 557.421.928.580 dan Rp 546.284.875.130. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 10.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Revaluasi Aset Tetap Revaluasi aset tetap Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh penilai independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain: tingkat diskonto, nilai tukar, tingkat inflasi dan tingkat kenaikan pendapatan dan biaya. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material nilai aset tetap yang direvaluasi.

Imbalan Pasca Kerja Penentuan beban dan liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut dengan menggunakan metode projected unit credit. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Seperti dijelaskan pada Catatan 2m, hasil aktual yang berbeda dari asumsi Perusahaan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. Dikarenakan kompleksitas dari penilaian, asumsi dan periode jangka panjang, kewajiban imbalan pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi. Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi yang ditetapkan adalah memadai dan tepat, perbedaan signifikan dalam pengalaman aktual Perusahaan atau perubahan signifikan dalam asumsi dapat mempengaruhi secara material beban dan liabilitas imbalan pasca kerja. Semua asumsi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 27.402.887.073 dan Rp 18.417.236.260. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 18. Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi dengan otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah serta waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan. Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama untuk digunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan membuat analisa untuk semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat pajak yang belum diakui harus diakui. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tercatat utang pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 1.641.533.124 dan Rp 395.641.385. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 16.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Realisasi dari Aset Pajak Tangguhan Perusahaan melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir periode pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan aset tersebut tidak dapat direalisasikan, dimana penghasilan kena pajak yang tersedia memungkinkan untuk penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut. Penelaahan Perusahaan atas pengakuan aset pajak tangguhan untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan didasarkan atas tingkat dan waktu dari penghasilan kena pajak yang ditaksirkan untuk periode pelaporan berikutnya. Taksiran ini berdasarkan hasil pencapaian Perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa depan terhadap pendapatan dan beban, sebagaimana juga dengan strategi perencanaan perpajakan di masa depan.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 6.076.117.595 dan Rp 4.806.770.851. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 16c.

4. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2017 2016

Kas Rupiah 78.000.000 78.000.000 Dolar Amerika Serikat 33.422.916 162.938.372

Jumlah kas 111.422.916 240.938.372

Kas di bank Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 16.053.750.552 13.393.740.476 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.118.381.548 8.465.729.715 Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.209.675.130 6.248.547.504 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.086.713.802 225.168.281

Jumlah kas di bank 24.468.521.032 28.333.185.976

Setara kas - deposito berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 13.000.000.000 35.000.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 10.207.068.400

Jumlah setara kas - deposito berjangka 13.000.000.000 45.207.068.400

Jumlah kas dan setara kas 37.579.943.948 73.781.192.748

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) Tingkat suku bunga tahunan untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut: 2017 2016

Rupiah 3,80%- 7,00% 4,25% - 9,50% Dolar Amerika Serikat 0,25% 0,25% - 1,00% Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak ada penempatan saldo di bank dan deposito

berjangka pada pihak berelasi. Pendapatan bunga yang berasal dari kas di bank dan deposito berjangka disajikan sebagai bagian

dari “Pendapatan Keuangan” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. 5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Berdasarkan Jenis Produk Barang konsumsi 76.564.824.189 56.701.775.379 Rokok 48.154.083.731 37.016.432.657 Lain-lain 12.882.811.839 5.157.028.424

Jumlah 137.601.719.759 98.875.236.460

Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo 65.488.802.201 49.651.953.089

Sudah jatuh tempo Kurang dari 30 hari 51.195.194.311 36.032.563.177 31 - 60 hari 12.492.848.425 6.212.443.702 Lebih dari 60 hari 8.424.874.822 6.978.276.492

Jumlah 137.601.719.759 98.875.236.460

Berdasarkan Mata Uang Rupiah 137.299.957.026 98.079.361.718 Dolar Amerika Serikat 301.762.733 795.874.742

Jumlah 137.601.719.759 98.875.236.460

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, piutang usaha sebesar Rp 25.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode pelaporan dan dengan mempertimbangkan sejarah kredit, manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha kepada pihak ketiga.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

6. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Bahan baku 117.248.279.407 100.837.515.696 Barang dalam proses 23.283.654.472 13.756.472.182 Barang jadi 25.978.189.202 21.845.605.275 Barang dalam perjalanan 1.958.973.450 4.161.945.853

Jumlah 168.469.096.531 140.601.539.006

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, persediaan sebesar Rp 25.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan pada akhir periode pelaporan, manajemen berpendapat bahwa nilai neto persediaan tersebut di atas dapat direalisasi sepenuhnya, sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya kepada perusahaan asuransi pihak ketiga dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 8.800.000 dan US$ 10.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.

7. ASET LANCAR LAINNYA

Akun ini terdiri dari: 2017 2016

Setoran jaminan 1.674.514.136 1.807.861.179 Uang muka kepada pemasok 1.354.066.851 578.798.065 Lain-lain 46.546.142 172.833.787

Jumlah 3.075.127.129 2.559.493.031

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

8. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari: 2017 2016

Pihak ketiga Karyawan 1.067.027.400 1.252.240.000

Pihak berelasi (Catatan 29) PT Proinvestindo 12.830.400 - PT Tuban Supply Base 5.717.250 5.717.250 PT Kutai Bara Abadi - 4.395.600

Jumlah pihak berelasi 18.547.650 10.112.850

Jumlah 1.085.575.050 1.262.352.850

Piutang karyawan merupakan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang bukan personil manajemen kunci Perusahaan. Pinjaman ini akan dilunasi secara periodik melalui pemotongan gaji bulanan.

Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain akan dapat ditagih sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

9. UANG MUKA PEROLEHAN ASET TETAP

Akun ini merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok sehubungan dengan perolehan mesin dan akan direklasifikasikan ke aset dalam penyelesaian pada saat mesin tersebut diterima oleh Perusahaan.

10. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

2017

Saldo Awal Penambahan Pengurangan

Reklasifikasi

Saldo Akhir

Biaya Perolehan/ Nilai Revaluasi

Pemilikan langsung Tanah 344.615.000.000 14.888.625.000 -

- 359.503.625.000

Bangunan 55.621.179.385 - - 552.000.000 56.173.179.385 Mesin dan peralatan 266.722.283.409 856.940.050 - 6.074.848.564 273.654.072.023 Perlengkapan kantor 2.627.479.564 272.687.604 - - 2.900.167.168 Kendaraan bermotor 7.680.278.590 455.100.000 - - 8.135.378.590 Aset dalam penyelesaian 5.412.657.166 9.675.771.888 - (6.626.848.564 ) 8.461.580.490

Jumlah Biaya Perolehan/ Nilai Revaluasi 682.678.878.114 26.149.124.542 - - 708.828.002.656

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung Bangunan - 2.784.650.637 - - 2.784.650.637 Mesin dan peralatan 130.817.629.665 11.152.076.800 - - 141.969.706.465 Perlengkapan kantor 1.896.439.020 279.318.206 - - 2.175.757.226 Kendaraan bermotor 3.679.934.299 796.025.449 - - 4.475.959.748

Jumlah Akumulasi Penyusutan

136.394.002.984 15.012.071.092 -

-

151.406.074.076

Nilai Buku Neto 546.284.875.130 557.421.928.580

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

10. ASET TETAP (lanjutan)

2016

Saldo Awal Penambahan Pengurangan

Reklasifikasi Revaluasi

Saldo Akhir

Biaya Perolehan/ Nilai Revaluasi

Pemilikan langsung Tanah 435.622.943 11.760.000.000 -

-

332.419.377.057 344.615.000.000

Bangunan 10.853.522.672 8.325.769.210 - (8.058.446.916 )* 44.500.334.419 55.621.179.385 Mesin dan peralatan 226.489.958.746 39.363.329.767 20.731.091 889.725.987 - 266.722.283.409 Perlengkapan kantor 2.326.275.928 301.203.636 - - - 2.627.479.564 Kendaraan bermotor 9.183.817.590 1.051.450.000 2.554.989.000 - - 7.680.278.590 Aset dalam penyelesaian 5.944.745.268 357.637.885 - (889.725.987 ) - 5.412.657.166

Jumlah Biaya Perolehan/ Nilai Revaluasi 255.233.943.147 61.159.390.498 2.575.720.091 (8.058.446.916 )* 376.919.711.476 682.678.878.114

Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Bangunan 7.671.990.899 386.456.017 - (8.058.446.916 )* - - Mesin dan peralatan 122.321.102.343 8.517.258.413 20.731.091 - - 130.817.629.665 Perlengkapan kantor 1.646.570.469 249.868.551 - - - 1.896.439.020 Kendaraan bermotor 5.114.888.475 816.519.199 2.251.473.375 - - 3.679.934.299

Jumlah Akumulasi Penyusutan

136.754.552.186 9.970.102.180 2.272.204.466

(8.058.446.916 )*

-

136.394.002.984

Nilai Buku Neto 118.479.390.961 546.284.875.130

*) Eliminasi saldo.

Rincian laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

2017 2016

Harga jual aset tetap - 987.727.273 Nilai tercatat aset tetap - 303.515.625

Laba penjualan aset tetap - 684.211.648

Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Operasi Lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 25). Penyusutan aset tetap dibebankan pada operasi sebagai berikut:

2017 2016

Beban pokok penjualan (Catatan 22) 13.865.305.807 9.195.159.776 Beban umum dan administrasi (Catatan 24) 1.146.765.285 774.942.404

Jumlah 15.012.071.092 9.970.102.180

Pada tanggal 31 Desember 2017, aset dalam penyelesaian merupakan mesin dalam proses instalasi dengan persentase penyelesaian berkisar antara 50% sampai dengan 95% dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2018. Jumlah biaya perolehan aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 54.716.465.339 dan Rp 53.803.922.246.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

10. ASET TETAP (lanjutan)

Pada tanggal 29 Desember 2017, Perusahaan memperoleh hak atas tanah seluas 9.455 meter persegi yang berlokasi di Cikupa, Tangerang dari pihak ketiga dengan harga perolehan sebesar Rp 14.888.625.000. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, pendaftaran hak atas tanah atas nama Perusahaan masih dalam proses. Pada tanggal 19 Desember 2016, Perusahaan memperoleh hak atas tanah dan bangunan yang berlokasi di Cikupa, Tangerang dari pihak ketiga dengan harga perolehan sebesar Rp 20.085.769.210. Hak atas tanah telah didaftarkan atas nama Perusahaan dengan Hak Guna Bangunan (HGB) yang akan jatuh tempo pada tahun 2029 dan 2030. Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan jumlah luas 43.130 meter persegi di Cipondoh, Tangerang dengan Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) sampai 30 (tiga puluh) tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2019 dan 2023. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 31 Desember 2017, tidak ada aset tetap yang tidak dipakai sementara atau dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tanah pabrik dan bangunan kantor digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Seluruh aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada perusahaan asuransi pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 29.270.000 dan Rp 6.655.100.000 pada tanggal 31 Desember 2017 dan US$ 25.220.000 dan Rp 6.691.500.000 pada tanggal 31 Desember 2016. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan. Pada tanggal 31 Desember 2016, Perusahaan melakukan perubahan kebijakan akuntansi hak atas tanah dan bangunan dari model biaya menjadi model revaluasi.

Penilaian atas nilai wajar hak atas tanah dan bangunan dilakukan oleh penilai independen yang telah teregistrasi di OJK yaitu KJPP Rengganis, Hamid dan Rekan (“KJPP”) pada tanggal penilaian 21 September 2016. Berdasarkan laporan KJPP No. RHROOR1I12160222 tanggal 27 Desember 2016, nilai wajar hak atas tanah dan bangunan masing-masing adalah sebesar Rp 332.855.000.000 dan Rp 47.295.410.175.

Penilaian dilakukan berdasarkan Standar Penilaian Indonesia, ditentukan berdasarkan transaksi pasar terkini dan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang lazim. Metode penilaian yang dipakai adalah metode data pasar dan metode biaya. Selisih antara nilai wajar hak atas tanah dan bangunan dengan nilai buku sebelum revaluasi adalah sebagai berikut:

Nilai buku sebelum revaluasi

Nilai wajar

Aset tetap

Surplus revaluasi

Hak atas tanah

435.622.943

332.855.000.000 332.419.377.057

Bangunan

2.795.075.756

47.295.410.175 44.500.334.419

Jumlah

3.230.698.699

380.150.410.175 376.919.711.476

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

10. ASET TETAP (lanjutan)

Kenaikan nilai tercatat yang timbul dari revaluasi dicatat sebagai “Surplus Revaluasi Aset Tetap”, dan disajikan dalam penghasilan komprehensif lain sebesar Rp 376.493.621.476, yang merupakan hasil surplus revaluasi sebesar Rp 376.919.711.476 dikurangi pajak final sebesar Rp 426.090.000.

Nilai wajar hak atas tanah dan bangunan berdasarkan hirarki nilai wajar adalah sebagai berikut:

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Jumlah

Pengukuran Nilai Wajar Reguler

Hak atas tanah -

332.855.000.000

-

332.855.000.000

Bangunan -

47.295.410.175

-

47.295.410.175

Jumlah -

380.150.410.175

-

380.150.410.175

Nilai wajar tingkat 2 dari hak atas tanah dan bangunan dihitung dengan menggunakan pendekatan perbandingan harga pasar dan estimasi biaya reproduksi baru atau biaya pengganti baru. Harga pasar dari hak atas tanah dan bangunan yang paling mendekati disesuaikan dengan perbedaan atribut utama seperti ukuran aset, lokasi dan penggunaan aset. Input yang paling signifikan dalam pendekatan penilaian ini adalah asumsi harga per meter.

Jika hak atas tanah dan bangunan dicatat sebesar biaya perolehan, nilai buku neto hak atas tanah dan bangunan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 (setelah memperhitungkan penambahan hak atas tanah dan bangunan pada bulan Desember 2016) adalah sebagai berikut:

2017 2016

Hak atas tanah 27.084.247.943 12.195.622.943 Bangunan 10.866.617.727 11.120.844.966

Jumlah 37.950.865.670 23.316.467.909

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 191/PMK.010/2015 tanggal 15 Oktober 2015 sebagaimana telah diubah dengan PMK No. 233/PMK.03/2015 tanggal 21 Desember 2015, Perusahaan melakukan penilaian kembali atas mesin dan bangunan tertentu untuk tujuan perpajakan dan menyetor pajak penghasilan atas selisih perkiraan penilaian kembali bangunan dan mesin tertentu dengan jumlah sebesar Rp 2.302.266.919.

Penilaian kembali mesin dan bangunan tertentu untuk tujuan perpajakan telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak dengan Surat Keputusan No. KEP-774/WPJ.07/2016 tanggal 25 Agustus 2016. Penilaian kembali dilakukan atas mesin dan bangunan tertentu dengan nilai buku pajak sebelum penilaian kembali sebesar Rp 35.589.707.647 dan menghasilkan selisih penilaian kembali sebesar Rp 85.720.292.353 serta pajak final atas selisih lebih penilaian kembali sebesar Rp 2.661.389.388. Perusahaan telah menyetor kekurangan pajak final sebesar Rp 359.122.469 pada bulan Juni 2016. Selanjutnya, Perusahaan mencatat pajak final atas penilaian kembali bangunan sebesar Rp 426.090.000 sebagai pengurang “Surplus Revaluasi Aset Tetap”, sedangkan sisanya sebesar Rp 2.235.299.388 dibebankan pada “Beban Operasi Lain” (Catatan 26).

Penetapan penyusutan fiskal aset tetap setelah penilaian kembali dimulai sejak tanggal 1 Januari 2016.

Pada tanggal 31 Desember 2017, Perusahaan melakukan peninjauan kembali atas masa manfaat, metode penyusutan, dan nilai residu aset tetap dan menyimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan atas metode dan asumsi tersebut.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

10. ASET TETAP (lanjutan) Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

11. PROPERTI INVESTASI

Rincian properti investasi adalah sebagai berikut:

2017

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Bangunan 4.743.940.207 - - 4.743.940.207

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 3.518.186.125 216.309.544 - 3.734.495.669

Nilai Buku 1.225.754.082 1.009.444.538

2016

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Bangunan 4.743.940.207 - - 4.743.940.207

Akumulasi Penyusutan

Bangunan 3.301.876.581 216.309.544 - 3.518.186.125

Nilai Buku 1.442.063.626 1.225.754.082

Perusahaan menggunakan model biaya untuk mencatat properti investasinya. Penghasilan sewa yang diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 861.384.193 dan Rp 762.304.196 (Catatan 25). Penyusutan properti investasi dibebankan pada beban umum dan administrasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 216.309.544 (Catatan 24). Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, properti investasi digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30). Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

12. ASET TAKBERWUJUD Rincian dari aset takberwujud adalah sebagai berikut:

2017

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 134.859.120 - - 134.859.120

Akumulasi Amortisasi

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 91.030.017 6.742.956 - 97.772.973

Nilai Buku 43.829.103 37.086.147

2016

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 134.859.120 - - 134.859.120

Akumulasi Amortisasi

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 84.287.061 6.742.956 - 91.030.017

Nilai Buku 50.572.059 43.829.103

Amortisasi aset takberwujud yang dibebankan sebagai beban pabrikasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar Rp 6.742.956. Pada tanggal 31 Desember 2017, tidak ada aset tak berwujud Perusahaan yang kepemilikannya dibatasi atau digunakan sebagai jaminan. Pada tanggal yang sama, Perusahaan tidak mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian aset takberwujud yang belum diselesaikan.

13. UTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Berdasarkan Pemasok Pihak berelasi (Catatan 29) 5.932.485.674 4.856.563.996

Pihak ketiga 96.342.554.287 75.969.283.141

Jumlah 102.275.039.961 80.825.847.137

Berdasarkan Jenis Pembelian Bahan baku 95.587.825.607 76.390.236.013 Bahan penunjang 404.012.547 101.800.261 Lain-lain 6.283.201.807 4.333.810.863

Jumlah 102.275.039.961 80.825.847.137

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

13. UTANG USAHA (lanjutan)

Akun ini terdiri dari: (lanjutan) 2017 2016

Berdasarkan Tanggal Faktur 1 - 30 hari 39.617.923.301 45.844.889.026 31 - 60 hari 37.614.555.627 21.219.686.636 61 - 90 hari 21.201.507.103 11.874.180.716

Lebih dari 90 hari 3.841.053.930 1.887.090.759

Jumlah 102.275.039.961 80.825.847.137

Berdasarkan Mata Uang Rupiah 92.794.366.201 77.463.963.368 Dolar Amerika Serikat 8.859.009.291 3.361.883.769 Dolar Singapura 400.882.447 - Franc Swiss 176.496.548 - Euro Eropa 44.285.474 -

Jumlah 102.275.039.961 80.825.847.137

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain kepada pihak ketiga dan pihak berelasi berkisar antara 30 (tiga puluh) sampai dengan 60 (enam puluh) hari. Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Perusahaan sehubungan dengan pembelian bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain kepada pihak ketiga dan pihak berelasi.

14. UTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Uang muka pelanggan 167.895.389 186.610.182 Setoran jaminan 158.985.780 157.671.460

Jumlah 326.881.169 344.281.642

15. BEBAN AKRUAL

Beban akrual terdiri dari: 2017 2016

Listrik, air dan gas 1.954.085.270 2.308.065.133 Gaji dan tunjangan - 429.958.061 Lain-lain 354.005.904 211.705.000

Jumlah 2.308.091.174 2.949.728.194

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

16. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Di Muka

Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Pajak pertambahan nilai 2.539.903.166 4.502.589.255 Pajak penghasilan badan (Catatan 16c) - 3.496.894.628

Jumlah 2.539.903.166 7.999.483.883

b. Utang Pajak

Akun ini terdiri dari:

2017 2016

Pajak penghasilan badan (Catatan 16c) 1.641.533.124 395.641.385

Pajak penghasilan lainnya: Pasal 21 1.071.444.209 1.040.296.124 Pasal 23 16.278.175 52.313.216 Pasal 25 34.001.849 879.716.411

Jumlah pajak penghasilan lainnya 1.121.724.233 1.972.325.751

Jumlah 2.763.257.357 2.367.967.136

c. Pajak Penghasilan

Beban (manfaat) pajak penghasilan terdiri dari:

2017 2016

Pajak kini Tahun berjalan 9.766.160.750 10.861.932.250 Tahun 2015 946.105.500 -

Jumlah pajak kini 10.712.266.250 10.861.932.250 Pajak tangguhan (223.951.800) 46.103.608

Jumlah - Neto 10.488.314.450 10.908.035.858

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

16. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017 2016

Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain 31.954.151.234 41.045.743.182

Beda waktu: Imbalan pasca kerja 4.804.071.038 3.219.526.637 Penyusutan aset tetap (3.908.263.834) (3.395.269.191) Laba penjualan aset tetap - (8.671.875)

Jumlah beda waktu 895.807.204 (184.414.429)

Beda tetap: Pemasaran 2.846.477.548 4.873.924.848 Biaya keuangan 2.602.381.961 228.472.221 Kesejahteraan karyawan 2.412.079.204 2.148.383.371 Penyusutan aset tetap 781.747.117 (1.694.750.345) Sumbangan 251.306.268 191.517.830 Penyusutan dan asuransi properti investasi 219.732.878 219.479.764 Pajak dan perijinan 189.715.895 166.545.774 Pemeliharaan kendaraan 151.930.574 184.719.828 Bunga dan denda pajak 99.529 4.244.774 Pendapatan keuangan (2.379.402.101) (5.209.132.307) Penghasilan sewa (861.384.193) (762.304.196) Pajak atas revaluasi aset tetap - 2.235.299.388

Jumlah beda tetap 6.214.684.680 2.586.400.950

Taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan 39.064.643.118 43.447.729.703

Taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan (dibulatkan) 39.064.643.000 43.447.729.000

Beban pajak penghasilan kini 9.766.160.750 10.861.932.250

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka: Pasal 22 3.449.451.559 2.964.556.338 Pasal 23 3.277.507 36.975 Pasal 25 4.671.898.560 7.501.697.552

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 8.124.627.626 10.466.290.865

Utang pajak penghasilan badan 1.641.533.124 395.641.385

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

16. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak kini (lanjutan) Taksiran penghasilan kena pajak hasil rekonsiliasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 akan digunakan sebagai dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan Badan Perusahaan. Perhitungan taksiran penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 telah sesuai dengan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang dilaporkan oleh Perusahaan pada tanggal 21 April 2017. Pada berbagai tanggal di tahun 2017 dan 2016, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas denda Pajak Pertambahan Nilai masing-masing sejumlah Rp 99.529 dan Rp 4.244.774. STP tersebut telah dibayar oleh Perusahaan dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (Catatan 26). Pada tanggal 17 April 2017, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) atas pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2015 serta menyesuaikan jumlah lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2015 sebesar Rp 3.496.894.628 (Catatan 16a) menjadi sebesar Rp 2.550.789.128. Selanjutnya, Perusahaan telah menerima pengembalian lebih bayar pajak tersebut pada tanggal 19 Mei 2017. Sehubungan dengan SKPLB tersebut, Perusahaan membukukan selisih restitusi pajak sebesar Rp 946.105.500 sebagai bagian dari beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Perusahaan tidak menerima surat ketetapan pajak selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 25% atas laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

2017 2016

Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain 31.954.151.234 41.045.743.182

Beban pajak kini dengan tarif pajak yang berlaku 7.988.537.780 10.261.435.620 Pengaruh pajak atas beda tetap 1.553.671.170 646.600.238 Penyesuaian beban pajak kini tahun 2015 946.105.500 -

Jumlah beban pajak penghasilan 10.488.314.450 10.908.035.858

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

16. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak tangguhan

Rincian aset pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.

Administrasi

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terhutangnya pajak.

17. UTANG PEROLEHAN ASET TETAP

Akun ini merupakan utang kepada Bobst Mex SA, Switzerland, sehubungan dengan pembaharuan 2 (dua) unit mesin Lemanic yang dibayar secara angsuran setengah tahunan dimulai sejak bulan Juli 2014 sampai dengan Juli 2016 dan dikenakan bunga per tahun sebesar 3,5%. Pada bulan Oktober 2016, Bobst Mex SA, Switzerland menyetujui perpanjangan masa pembayaran angsuran pokok yang jatuh tempo di bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Juli 2017. Saldo utang perolehan aset tetap pada tanggal 31 Desember 2106 adalah sebesar Rp 4.872.476.760. Selanjutnya, utang perolehan aset tetap telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 31 Juli 2017.

Dikreditkan

(dibebankan) Dikreditkan

ke laporan ke penghasilan

1 Januari 2017 laba rugi komprehensif lain 31 Desember 2017

Imbalan pasca kerja 4.604.309.066 1.201.017.760 1.045.394.944 6.850.721.770 Penyusutan aset tetap 202.461.785 (977.065.960 ) - (774.604.175 )

Jumlah aset pajak tangguhan

4.806.770.851

223.951.800

1.045.394.944

6.076.117.595

Dikreditkan

(dibebankan) Dikreditkan

ke laporan ke penghasilan

1 Januari 2016 laba rugi komprehensif lain 31 Desember 2016

Imbalan pasca kerja 3.506.906.686 804.881.659 292.520.721 4.604.309.066 Penyusutan aset tetap 1.053.447.052 (850.985.267 ) - 202.461.785

Jumlah aset pajak tangguhan

4.560.353.738

(46.103.608 )

292.520.721

4.806.770.851

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan membukukan liabilitas imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”). Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut masing-masing adalah 473 karyawan dan 470 karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.

Sejak 20 Oktober 2011, Perusahaan mengikuti Manulife Program Pesangon dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Hak penggantian polis asuransi adalah aset program Perusahaan karena hasil penerimaan polis (a) digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja dalam program imbalan pasti; dan (b) tidak dapat digunakan untuk membayar utang Perusahaan (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dikembalikan kepada Perusahaan, kecuali dalam keadaan hasil polis mencerminkan surplus aset yang tidak digunakan untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja; atau hasil polis dikembalikan ke Perusahaan untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayarkan oleh Perusahaan.

Program ini disediakan untuk semua karyawan tetap. Kontribusi untuk program ini adalah 100% berasal dari Perusahaan, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dan liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris independen, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 22 Februari 2018 untuk tahun 2017 dan 24 Januari 2017 untuk tahun 2016. a. Beban Imbalan Pasca Kerja

2017 2016

Biaya jasa kini 3.317.023.192 2.003.012.604 Biaya bunga 2.020.509.142 2.059.431.691 Imbal hasil ekspektasian aset program (473.461.296) (782.917.658)

Jumlah 4.864.071.038 3.279.526.637

b. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

2017 2016

Nilai kini kewajiban 32.342.780.396 25.061.218.460 Nilai wajar aset program (4.939.893.323 ) (6.643.982.200)

Liabilitas - Neto 27.402.887.073 18.417.236.260

Perubahan liabilitas imbalan pasca kerja selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017 2016

Saldo awal tahun 18.417.236.260 14.027.626.740 Beban tahun berjalan 4.864.071.038 3.279.526.637 Pengukuran kembali program imbalan pasti 4.181.579.775 1.170.082.883 Iuran Perusahaan (60.000.000 ) (60.000.000)

Saldo akhir tahun 27.402.887.073 18.417.236.260

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan)

Perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017 2016

Saldo awal tahun 25.061.218.460 24.979.969.229 Biaya jasa kini 3.317.023.192 2.003.012.604 Biaya bunga 2.020.509.142 2.059.431.691 Pembayaran manfaat (2.075.076.406 ) (4.757.703.487) Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti neto: Keuntungan aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi keuangan 3.532.471.541 1.309.924.859 Keuntungan aktuarial yang timbul dari penyesuaian 486.634.467 (533.416.436)

Saldo akhir tahun 32.342.780.396 25.061.218.460

Perubahan nilai wajar aset program selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017 2016

Saldo awal tahun 6.643.982.200 10.952.342.489 Iuran Perusahaan 60.000.000 60.000.000 Hasil yang diharapkan dari aset program 473.461.296 782.917.658 Pembayaran manfaat (2.075.076.406) (4.757.703.487) Pengukuran kembali aset program (162.473.767 ) (393.574.460)

Saldo akhir tahun 4.939.893.323 6.643.982.200

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, aset program terdiri dari dana syariah sebesar 25% dan dana pasar uang sebesar 75%.

Perusahaan merencanakan pembayaran iuran untuk tahun selanjutnya tidak berbeda secara material dibandingkan dengan pembayaran aktual tahun sebelumnya.

Beban imbalan pasca kerja dialokasikan sebagai berikut:

2017 2016

Beban pokok penjualan (Catatan 22) 4.252.997.359 2.776.102.437 Beban umum dan administrasi (Catatan 24) 362.545.927 320.064.668 Beban penjualan (Catatan 23) 248.527.752 183.359.532

Jumlah 4.864.071.038 3.279.526.637

Kerugian aktuarial kumulatif yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut:

2017 2016

Saldo awal tahun 8.275.809.554 7.105.726.671 Kerugian aktuarial tahun berjalan 4.181.579.775 1.170.082.883

Saldo akhir tahun 12.457.389.329 8.275.809.554

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Rata-rata durasi kewajiban imbalan pasti adalah 16,47 tahun.

Analisis jatuh tempo yang diharapkan dari nilai kini kewajiban imbalan pasti adalah sebagai berikut: 2017 2016

Kurang dari satu tahun 1.970.275.876 1.633.467.426 Antara satu dan dua tahun 1.850.856.793 1.579.321.019 Antara dua dan lima tahun 6.905.759.571 5.668.739.822 Lebih dari lima tahun 21.615.888.156 16.179.690.193

Jumlah 32.342.780.396 25.061.218.460

Rincian dari nilai kini kewajiban imbalan pasti, nilai wajar aset program, defisit program dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program dan aset program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan empat tahun sebelumnya (dalam ribuan Rupiah) adalah sebagai berikut:

2017 2016 2015 2014 2013

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 32.342.780 25.061.218 24.979.969 34.181.312 33.123.589 Nilai wajar aset program (4.939.893 ) (6.643.982 ) (10.952.342 ) (11.035.686 ) (7.132.915 )

Defisit program 27.402.887 18.417.236 14.027.627 23.145.626 25.990.674

Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program

(486.634)

(533.416 ) (11.958.821 )

(5.193.963 ) (6.735.520 )

Penyesuaian pengalaman pada aset program

162.474

393.574 9.997.734

6.846.437 8.578.910

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017 2016

Tingkat diskonto 7,10% 8,40% Tingkat imbal hasil ekspektasian 8,40% 9,10% Tingkat kenaikan gaji 8,00% 8,00% Usia pensiun normal 55 Tahun 55 Tahun Tingkat mortalita TMI 2011 TMI 2011 Tingkat cacat 1% dari tingkat mortalita

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016:

2017 2016

Kenaikan 1%: Nilai kini kewajiban (2.652.605.691) (1.875.060.306) Biaya jasa kini (440.025.406) (243.300.183) Penurunan 1%: Nilai kini kewajiban 3.083.552.749 2.149.788.650 Biaya jasa kini 535.909.626 294.661.232

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

19. MODAL SAHAM Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Edi Indonesia), susunan pemegang saham dan komposisi kepemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

2017

Persentase Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

PT Proinvestindo 1.193.000.000 88,15 119.300.000.000 UOB Kay Hian Pte. Ltd., Singapura 152.716.700 11,28 15.271.670.000 Masyarakat 7.718.300 0,57 771.830.000

Jumlah 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

2016

Persentase Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

PT Proinvestindo 1.193.000.000 88,15 119.300.000.000 UOB Kay Hian Pte. Ltd., Singapura 152.097.700 11,24 15.209.770.000 Masyarakat 8.337.300 0,62 833.730.000

Jumlah 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

20. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Juni 2017 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Charles Hermawan, S.H. No. 32 pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pencadangan saldo laba sebesar Rp 100.000.000 sebagai dana cadangan dan pembagian dividen kas untuk tahun buku 2016 sebesar Rp 4.060.305.000 atau Rp 3 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 6 Juli 2017.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 15 Juni 2016 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn. No. 63 pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pencadangan saldo laba sebesar Rp 100.000.000 sebagai dana cadangan dan pembagian dividen kas untuk tahun buku 2015 sebesar Rp 4.060.305.000 atau Rp 3 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 12 Juli 2016.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

21. PENJUALAN NETO Rincian penjualan neto adalah sebagai berikut:

2017 2016

Berdasarkan Proses Produksi Cetakan 372.195.536.739 269.055.128.106 Laminasi dan pemotongan 108.216.547.060 140.006.029.478 Pelapisan lilin, silikon dan bijih plastik 103.245.028.804 92.331.719.136 Pelapisan logam 62.430.772.807 68.027.116.187

Jumlah 646.087.885.410 569.419.992.907

Berdasarkan Hasil Produksi Barang konsumsi 361.901.892.226 282.094.361.313 Rokok 254.641.687.500 271.983.336.397 Lain-lain 29.544.305.684 15.342.295.197

Jumlah 646.087.885.410 569.419.992.907

Penjualan neto sebesar 0,08% dan 0,18% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dilakukan kepada pihak berelasi (Catatan 29).

Rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Persentase dari jumlah Penjualan neto penjualan neto

Pelanggan 2017 2016 2017 2016

PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk 70.163.730.826 95.651.873.964 11 17 PT Harum Alam Segar 68.131.734.505 51.422.986.855 11 9

Jumlah 138.295.465.331 147.074.860.819 21 26

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

22. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

2017 2016

Pemakaian bahan baku Persediaan awal tahun 100.837.515.696 72.914.066.356 Pembelian (Catatan 29) 468.107.306.343 416.993.484.852 Persediaan akhir tahun (117.248.279.407 ) (100.837.515.696)

Jumlah pemakaian bahan baku 451.696.542.632 389.070.035.512

Upah buruh langsung 27.608.384.414 24.128.577.715

Beban pabrikasi Upah buruh tidak langsung 23.469.619.771 14.266.919.465

Listrik, air dan gas 23.430.951.251 19.331.356.558 Perbaikan dan pemeliharaan 17.627.306.272 12.159.608.982 Penyusutan aset tetap (Catatan 10) 13.865.305.807 9.195.159.776 Perlengkapan cetakan (Catatan 29) 8.712.022.781 6.007.857.569 Kemasan 7.644.708.412 5.862.478.915 Kesejahteraan karyawan 4.708.959.072 4.376.005.370 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 4.252.997.359 2.776.102.437 Beban cetakan (Catatan 29) 3.488.553.389 10.980.833.216 Asuransi 1.263.837.725 1.318.709.087 Perlengkapan kantor dan komunikasi 850.385.672 807.400.596 Keamanan dan kebersihan 693.229.000 517.182.741 Pengangkutan 278.961.369 362.263.420 Lain-lain 672.311.675 485.515.346

Jumlah beban pabrikasi 110.959.149.555 88.447.393.478

Jumlah beban produksi 590.264.076.601 501.646.006.705

Persediaan barang dalam proses Awal tahun 13.756.472.182 9.740.615.249 Akhir tahun (23.283.654.472) (13.756.472.182)

Beban pokok produksi 580.736.894.311 497.630.149.772

Persediaan barang jadi Awal tahun 21.845.605.275 18.940.859.882 Akhir tahun (25.978.189.202) (21.845.605.275)

Beban Pokok Penjualan 576.604.310.384 494.725.404.379

Pembelian sebesar 4,09% dan 3,14% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dilakukan dari pihak berelasi (Catatan 29).

Beban pabrikasi sebesar 5,85% dan 5,24% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 29).

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, terdapat pembelian bahan baku dari satu pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif melebihi 10% dari jumlah pembelian yaitu pembelian dari PT Kertas Persada Jaya sebesar Rp 47.041.849.922.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016, tidak terdapat pembelian bahan baku kepada pemasok dengan jumlah kumulatif melebihi 10% dari jumlah pembelian.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

23. BEBAN PENJUALAN

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:

2017 2016

Pengangkutan 4.823.222.451 3.322.744.369 Pemasaran 3.148.070.778 5.081.396.790 Gaji dan tunjangan 2.762.443.700 1.938.674.405 Sewa mobil (Catatan 29) 1.043.814.000 870.129.000 Kesejahteraan karyawan 399.351.144 144.767.915 Perjalanan 283.979.171 200.572.195 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 248.527.752 183.359.532 Perlengkapan kantor dan komunikasi 146.966.201 133.824.140 Lain-lain 43.236.108 45.589.434

Jumlah 12.899.611.305 11.921.057.780

Beban penjualan sebesar 8,09% dan 7,30% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 29).

24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

2017 2016

Gaji dan tunjangan 20.282.596.880 19.737.162.920 Kesejahteraan karyawan 2.036.919.821 1.828.983.033 Penyusutan aset tetap (Catatan 10) 1.146.765.285 774.942.404 Pajak dan perijinan 735.708.006 686.069.480 Jasa profesional 498.242.656 589.665.909 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 362.545.927 320.064.668 Penyusutan properti investasi (Catatan 11) 216.309.544 216.309.544 Perbaikan dan pemeliharaan 193.697.872 268.230.530 Perlengkapan kantor dan komunikasi 167.382.931 151.473.011 Perjalanan 98.598.890 166.935.245 Lain-lain 168.445.140 175.860.079

Jumlah 25.907.212.952 24.915.696.823

25. PENDAPATAN OPERASI LAIN

Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut:

2017 2016

Pendapatan afalan 1.306.367.705 1.180.743.823 Penghasilan sewa (Catatan 11 dan 29) 861.384.193 762.304.196 Laba penjualan aset tetap (Catatan 10) - 684.211.648 Pendapatan hadiah - 313.866.000 Lain-lain 219.356.374 48.645.520

Jumlah 2.387.108.272 2.989.771.187

Pendapatan hadiah Pendapatan hadiah merupakan insentif yang diberikan oleh pemasok sehubungan dengan pencapaian kuantitas pembelian dalam jangka waktu tertentu.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

26. BEBAN OPERASI LAIN Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut:

2017 2016

Biaya administrasi bank 380.447.472 319.095.920 Rugi selisih kurs - neto 261.200.615 1.901.505.314 Klaim pelanggan 234.407.688 312.538.115 Bunga dan denda pajak (Catatan 16c) 99.529 4.244.774 Pajak atas revaluasi aset tetap (Catatan 10) - 2.235.299.388 Lain-lain 10.572.643 9.838.505

Jumlah 886.727.947 4.782.522.016

27. LABA PER SAHAM

Perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:

2017 2016

Laba Laba tahun berjalan 21.465.836.784 30.137.707.324

Jumlah Saham Jumlah saham yang beredar (penyebut) untuk tujuan perhitungan laba per saham 1.353.435.000 1.353.435.000

Laba per Saham 16 22

Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

28. INFORMASI SEGMEN Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang sejalan dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan diidentifikasi sebagai pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Perusahaan untuk menilai kinerja, mengalokasikan sumber daya dan membuat kebijakan strategis. Direksi Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan memiliki satu segmen operasi yaitu memproduksi berbagai macam kemasan halus (fine packaging) yang memiliki risiko dan imbalan yang tidak berbeda secara signifikan. Perusahaan menjual produknya terutama pada pelanggan di Pulau Jawa masing-masing sebesar 98,56% dan 97,92% dari jumlah penjualan neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016. Tidak tersedia informasi keuangan berdasarkan jenis produk atau wilayah karena Direksi Perusahaan menilai hasil operasi dengan mengalokasikan pendapatan secara menyeluruh dan seluruh aset dikelola secara tersentralisasi serta tidak dialokasikan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi

a. PT Proinvestindo (PRO) adalah entitas induk akhir Perusahaan.

b. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan dewan komisaris serta direksinya sama dengan dewan komisaris dan direksi Perusahaan: - PT Dharma Anugerah Indah (DAI) - PT Wahana Matra Sejati (WMS) - PT Adi Indah Andalan (AIA) - PT Kutai Bara Abadi (KBA) - PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (KGI) - PT Tuban Supply Base (TSB)

c. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan manajemen kunci Perusahaan.

Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi

2017 2016

Kompensasi kepada manajemen kunci Imbalan kerja jangka pendek 10.928.083.280 9.886.572.339 Imbalan pasca kerja - 912.000.000

Jumlah 10.928.083.280 10.798.572.339

Persentase dari beban gaji dan tunjangan 14,74 17,98

Penjualan neto (Catatan 21) DAI 512.871.081 1.020.568.410

Persentase dari penjualan neto 0,08 0,18

Pembelian (Catatan 22) DAI 19.144.481.491 13.104.311.479

Persentase dari pembelian 4,09 3,14

Beban pabrikasi (Catatan 22) Perlengkapan cetakan KGI 3.095.567.395 2.461.573.183 Beban cetakan DAI 3.397.596.324 2.171.708.916

Jumlah 6.493.163.719 4.633.282.099

Persentase dari beban pabrikasi 5,85 5,24

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

2017 2016

Beban penjualan (Catatan 23) Sewa mobil AIA 1.043.814.000 870.129.000

Persentase dari beban penjualan 8,09 7,30

Penghasilan sewa (Catatan 25) WMS 77.922.000 16.233.750

TSB 62.370.000 25.987.500 KBA 47.952.000 47.952.000 PRO 46.656.000 46.656.000

Jumlah 234.900.000 136.829.250

Persentase dari penghasilan sewa 27,27 17,95

Piutang lain-lain (Catatan 8) PRO 12.830.400 -

TSB 5.717.250 5.717.250 KBA - 4.395.600

Jumlah 18.547.650 10.112.850

Persentase dari piutang lain-lain 1,71 0,80

Utang usaha (Catatan 13) DAI 5.277.557.216 3.972.233.057 KGI 654.928.458 884.330.939

Jumlah 5.932.485.674 4.856.563.996

Persentase dari utang usaha 5,80 6,01

Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Perusahaan menyewakan bangunan di Jalan Majapahit, Jakarta kepada pihak-pihak berelasi selama jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

30. IKATAN

Fasilitas Kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CM2.JSD/SPPK/4354/T.4/2017 tanggal 20 Juli 2017, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui pemberian fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a. Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000.000.000

yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun. b. Fasilitas Non Cash Loan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000 meliputi fasilitas letter

of credit (LC) impor, standby LC dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dengan sub limit Trust Receipt sebesar US$ 4.000.000 yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan mesin produksi.

c. Fasilitas Treasury Line dengan jumlah maksimum sebesar US$ 1.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan transaksi valuta asing dan sebagai alat hedging.

Fasilitas kredit tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan tanggal 23 Juli 2018 dan dijamin dengan piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 6), tanah pabrik dan bangunan kantor (Catatan 10 dan 11).

Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. R05.RWH/CMB.JSD/SPPK/3854/T.4/2016 tanggal 21 Juli 2016, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui pemberian fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a. Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000.000.000

yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun. b. Fasilitas Non Cash Loan dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000 meliputi fasilitas letter

of credit (LC) impor, standby LC dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dengan sub limit Trust Receipt sebesar US$ 4.000.000 yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan mesin produksi.

c. Fasilitas Treasury Line dengan jumlah maksimum US$ 1.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan transaksi valuta asing dan sebagai alat hedging.

Fasilitas kredit tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan tanggal 23 Juli 2017 dan dijamin dengan piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 6), tanah pabrik dan bangunan kantor (Catatan 10 dan 11).

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, fasilitas kredit modal kerja revolving yang digunakan oleh Perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp 20.000.000.000.

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, jumlah fasilitas non cash loan yang belum digunakan Perusahaan masing-masing adalah sebesar US$ 4.687.391 dan US$ 4.842.999.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

2017 2016

Ekuivalen Ekuivalen

Mata Uang Jumlah Rupiah Jumlah Rupiah

Aset

Kas dan setara kas US$ 541.025,38 7.329.811.848 493.945,68 6.636.654.157

Piutang usaha US$ 22.273,60 301.762.733 59.234,50 795.874.742

Aset lancar lainnya US$ 86.665,54 1.174.144.736 112.359,54 1.509.662.779

Jumlah Aset 8.805.719.317 8.942.191.678

Liabilitas

Utang usaha US$ 653.897,94 (8.859.009.291) 250.214,63 (3.361.883.769)

SIN$ 39.560,00 (400.882.447) - -

CHF 12.750,66 (176.496.548) - -

EUR 2.738,13 (44.285.474) - -

Utang lain-lain US$ 11.735,00 (158.985.780) - -

Utang perolehan aset tetap CHF - - 369.750,00 (4.872.476.760)

Jumlah Liabilitas (9.639.659.540) (8.234.360.529)

Aset (Liabilitas) - Neto (833.940.223) 707.831.149

Pada tanggal 16 Maret 2018, kurs tengah masing-masing adalah sebesar Rp 13.765,00 untuk setiap 1 US$, Rp 16.941,28 untuk setiap 1 EUR, Rp 10.465,70 untuk setiap 1 SIN$, dan Rp 14.475,02 untuk setiap 1 CHF, yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2017 dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 16 Maret 2018 tersebut, maka proforma laba selisih kurs dan jumlah laba komprehensif tahun berjalan akan menurun sebesar Rp 26.712.156.

32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Instrumen keuangan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal.

Nilai wajar kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang perolehan aset tetap mendekati nilai tercatat karena akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan.

Semua instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016:

2017 2016

Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang: Kas dan setara kas 37.579.943.948 73.781.192.748 Piutang usaha 137.601.719.759 98.875.236.460 Piutang lain-lain 1.085.575.050 1.262.352.850

Jumlah 176.267.238.757 173.918.782.058

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016: (lanjutan)

2017 2016

Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya amortisasi: Utang bank 20.000.000.000 20.000.000.000 Utang usaha 102.275.039.961 80.825.847.137 Utang lain-lain 326.881.169 344.281.642 Beban akrual 2.308.091.174 2.949.728.194 Utang perolehan aset tetap - 4.872.476.760

Jumlah 124.910.012.304 108.992.333.733

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Manajemen Risiko Liabilitas keuangan utama Perusahaan meliputi utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang perolehan aset tetap. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk membiayai kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi, pengembangan bisnis serta untuk mengelola risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan yaitu risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko likuiditas. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

a. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak terhadap suatu instrumen keuangan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya ditujukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perusahaan menetapkan kebijakan bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat piutang sebagaimana diungkapkan pada Catatan 5. Tidak ada risiko kredit yang terpusat.

Perusahaan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar dan deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik dan memiliki peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko ini adalah sebesar nilai tercatat dari aset keuangan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) a. Risiko kredit (lanjutan)

Manajemen yakin terhadap kemampuan untuk mengendalikan dan menjaga eksposur risiko kredit pada tingkat yang minimal. Tabel berikut menunjukkan eksposur maksimum risiko kredit yang disajikan sejumlah nilai buku aset keuangan.

2017 2016

Kas dan setara kas 37.468.521.032 73.540.254.376 Piutang usaha 137.601.719.759 98.875.236.460 Piutang lain-lain 1.085.575.050 1.262.352.850

Jumlah 176.155.815.841 173.677.843.686

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016: 2017

Lancar dan Tidak Mengalami Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Penurunan Nilai

Jumlah Nilai 1 - 30 hari 31 - 60 hari > 60 hari

Kas dan setara kas 37.579.943.948 37.579.943.948 - - - Piutang usaha 137.601.719.759 65.488.802.201 51.195.194.311 12.492.848.425 8.424.874.822 Piutang lain-lain 1.085.575.050 1.085.575.050 - - -

Jumlah 176.267.238.757 104.154.321.199 51.195.194.311 12.492.848.425 8.424.874.822

2016

Lancar dan Tidak Mengalami Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Penurunan Nilai

Jumlah Nilai 1 - 30 hari 31 - 60 hari > 60 hari

Kas dan setara kas 73.781.192.748 73.781.192.748 - - - Piutang usaha 98.875.236.460 49.651.953.089 36.032.563.177 6.212.443.702 6.978.276.492 Piutang lain-lain 1.262.352.850 1.262.352.850 - - -

Jumlah 173.918.782.058 124.695.498.687 36.032.563.177 6.212.443.702 6.978.276.492

b. Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Pengaruh dari risiko perubahan nilai tukar mata uang asing terutama berhubungan dengan aktivitas Perusahaan ketika pendapatan dan beban terjadi dalam mata uang yang berbeda dari mata uang fungsional Perusahaan.

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan) b. Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan)

Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian bahan baku, perolehan aset tetap dan penjualan kepada pihak ketiga. Perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Di samping itu, Perusahaan juga mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.

Jumlah aset dan liabilitas moneter Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 disajikan pada Catatan 31.

Berikut ini adalah analisis sensitivitas efek 5% perubahan kurs mata uang asing terhadap laba tahun berjalan dengan semua variabel lain dianggap tetap:

2017 2016

Kenaikan 5% (41.697.011) 35.391.558 Penurunan 5% 41.697.011 (35.391.558)

c. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Perusahaan mengelola profil likuiditasnya untuk dapat membiayai pengeluaran modalnya dan membayar kewajiban yang jatuh tempo dengan menjaga kecukupan kas dan ketersediaan pendanaan.

Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

Tabel di bawah ini merupakan profil masa jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017: ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 - 6 bulan > 6 - 12 bulan > 12 bulan Jumlah

Utang bank 20.000.000.000 - - - - 20.000.000.000 Utang usaha 62.657.116.660 39.617.923.301 - - - 102.275.039.961 Utang lain-lain 326.881.169 - - - - 326.881.169 Beban akrual 2.308.091.174 - - - - 2.308.091.174

Jumlah 85.292.089.003 39.617.923.301 - - - 124.910.012.304

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2017 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

53

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha, memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur pengembalian modal yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, serta mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi utang. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode penyajian.

Untuk tujuan pengelolaan modal, manajemen menganggap jumlah ekuitas sebagai modal. Jumlah modal pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 766.164.831.783 yang dianggap optimal oleh manajemen setelah memperhatikan pengeluaran modal yang diproyeksikan dan proyeksi peluang investasi strategis.

34. TRANSAKSI NONKAS

Rincian aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:

2017 2016

Reklasifikasi uang muka perolehan aset tetap ke aset tetap 7.587.160.100 1.169.723.520 Penambahan aset tetap dari surplus revaluasi - 376.919.711.476

35. STANDAR AKUNTANSI BARU

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan standar akuntansi keuangan baru dan revisi, namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dengan rincian sebagai berikut: - Amandemen PSAK 2 (2016), “Laporan Arus Kas” tentang Prakarsa Pengungkapan; - Amandemen PSAK 46 (2016), “Pajak Penghasilan” tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan

untuk Rugi yang Belum Direalisasi; - PSAK 69, “Agrikultur”; - Amandemen PSAK 16 (2016), “Aset Tetap” tentang Agrikultur: Tanaman Produktif. - Amandemen PSAK 62 (2017), “Kontrak Asuransi”. - PSAK 71, “Instrumen Keuangan”. - PSAK 72, “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”. - PSAK 73, “Sewa”. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan standar akuntansi keuangan yang baru dan revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.

PT TUNAS ALFIN Tbk

Financial Statements With Independent Auditors’ Report

As of December 31, 2017 and For The Year Then Ended

(Indonesian Currency)

PT TUNAS ALFIN Tbk FINANCIAL STATEMENTS

WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT AS OF DECEMBER 31, 2017 AND

FOR THE YEAR THEN ENDED

Table Of Contents

Page Directors’ Statement Letter Independent Auditors’ Report Statement of Financial Position.................................................................................................... 1 - 2 Statement of Profit or Loss and Other Comprehensive Income…………..................................… 3 Statement of Changes in Equity.........................................................................……………........ 4 Statement of Cash Flows.............................……...……………………………............................... 5 Notes to the Financial Statements................................................................................................ 6 - 52

**************************

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

1

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2017

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes

2017

2016

ASSETS

CURRENT ASSETS

Cash and cash equivalents 2d,2r,4,32 37,579,943,948 73,781,192,748

Trade receivables - third parties 2r,5,32 137,601,719,759 98,875,236,460

Inventories 2f,6 168,469,096,531 140,601,539,006

Prepaid expenses 2g 1,989,846,074 1,677,217,315

Prepaid taxes 16a 2,539,903,166 7,999,483,883

Other current assets 7 3,075,127,129 2,559,493,031

TOTAL CURRENT ASSETS 351,255,636,607 325,494,162,443

NON-CURRENT ASSETS

Other receivables 2r,8,29,32 1,085,575,050 1,262,352,850

Advances for acquisition of fixed assets 9 4,080,800,000 2,280,877,500

Deferred tax assets 2o,16c 6,076,117,595 4,806,770,851

Fixed assets - net of accumulated

depreciation of Rp 151,406,074,076 as of

December 31, 2017 and Rp 136,394,002,984

as of December 31, 2016 2h,2i,10 557,421,928,580 546,284,875,130

Investment properties - net of

accumulated depreciation of

Rp 3,734,495,669 as of

December 31, 2017 and

Rp 3,518,186,125 as of

December 31, 2016 2i,2k,11 1,009,444,538 1,225,754,082

Intangible asset - net 2i,2l,12 37,086,147 43,829,103

Other non-current asset 274,400,000 274,400,000

TOTAL NON-CURRENT ASSETS 569,985,351,910 556,178,859,516

TOTAL ASSETS 921,240,988,517 881,673,021,959

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

2

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2017

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes

2017

2016

LIABILITIES AND EQUITY

CURRENT LIABILITIES

Bank loan 2r,30,32 20,000,000,000 20,000,000,000

Trade payables 2r,13,32

Related parties 2e,29 5,932,485,674 4,856,563,996

Third parties 96,342,554,287 75,969,283,141

Other payables - third parties 2r,14,32 326,881,169 344,281,642

Accrued expenses 2r,15,32 2,308,091,174 2,949,728,194

Taxes payable 2o,16b 2,763,257,357 2,367,967,136

Payable for acquisition of fixed assets 2r,17,32 - 4,872,476,760

TOTAL CURRENT LIABILITIES 127,673,269,661 111,360,300,869

NON-CURRENT LIABILITY

Post-employment benefits liability 2m,18 27,402,887,073 18,417,236,260

TOTAL LIABILITIES 155,076,156,734 129,777,537,129

EQUITY

Share capital - Rp 100 par value per share

Authorized - 2,500,000,000 shares

Issued and fully paid - 1,353,435,000 shares 19 135,343,500,000 135,343,500,000

Revaluation surplus of fixed assets - net 2h,10 376,493,621,476 376,493,621,476

Retained earnings

Appropriated 20 2,500,000,000 2,400,000,000

Unappropriated 251,827,710,307 237,658,363,354

TOTAL EQUITY 766,164,831,783 751,895,484,830

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 921,240,988,517 881,673,021,959

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

3

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME

For The Year Ended December 31, 2017 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2017 2016

NET SALES 2n,21,29 646,087,885,410 569,419,992,907 COST OF GOODS SOLD 2n,22,29 (576,604,310,384 ) (494,725,404,379)

GROSS PROFIT 69,483,575,026 74,694,588,528

Selling expenses 2n,23,29 (12,899,611,305 ) (11,921,057,780 ) General and administrative expenses 2n,24 (25,907,212,952) (24,915,696,823) Other operating income 2j,2n,25,29 2,387,108,272 2,989,771,187 Other operating expenses 2c,2n,26 (886,727,947) (4,782,522,016)

INCOME FROM OPERATIONS 32,177,131,094 36,065,083,096

Finance income 2n,4 2,379,402,101 5,209,132,307 Finance cost 2n (2,602,381,961 ) (228,472,221)

INCOME BEFORE INCOME TAX 31,954,151,234 41,045,743,182 INCOME TAX 2o,16c (10,488,314,450 ) (10,908,035,858)

INCOME FOR THE YEAR 21,465,836,784 30,137,707,324

OTHER COMPREHENSIVE INCOME

Items that will not be reclassified to profit or loss: Remeasurement of defined benefits program 2m,18 (4,181,579,775) (1,170,082,883) Revaluation surplus of fixed assets 2h,10 - 376,919,711,476 Income tax relating to items that will not be reclassified to profit or loss 2o,10,16c 1,045,394,944 (133,569,279)

Other comprehensive income - net of tax (3,136,184,831) 375,616,059,314

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR 18,329,651,953 405,753,766,638

EARNINGS PER SHARE 2p,27 16 22

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

4

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY For The Year Ended December 31, 2017

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Share Capital

Issued and Revaluation Surplus of Retained Earnings

Notes Fully Paid Fixed Assets - Net Appropriated Unappropriated Total Equity

Balance, January 1, 2016 135,343,500,000 - 2,300,000,000 212,558,523,192 350,202,023,192

Cash dividends 20 - - - (4,060,305,000 ) (4,060,305,000 )

Appropriation for reserve fund 20 - - 100,000,000 (100,000,000 ) -

Total comprehensive income for 2016 - 376,493,621,476 - 29,260,145,162 405,753,766,638

Balance, December 31, 2016 135,343,500,000 376,493,621,476 2,400,000,000 237,658,363,354 751,895,484,830

Cash dividends 20 - - - (4,060,305,000) (4,060,305,000)

Appropriation for reserve fund 20 - - 100,000,000 (100,000,000) -

Total comprehensive income

for 2017 - - - 18,329,651,953 18,329,651,953

Balance, December 31, 2017 135,343,500,000 376.493.621.476 2,500,000,000 251,827,710,307 766,164,831,783

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

5

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF CASH FLOWS For The Year Ended December 31, 2017

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2017 2016

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES

Cash receipts from customers 607,108,279,630 551,692,735,186 Payments to suppliers (447,433,382,305) (391,582,643,754) Payments for salaries, allowances and post-employment benefits (74,399,139,889) (60,185,571,381) Payments for operational expenses (79,738,926,822) (78,051,960,506)

Cash generated from operations 5,536,830,614 21,872,559,545 Receipts from finance income 2,505,689,746 5,036,298,520 Receipt from corporate income tax claim 16c 2,550,789,128 - Receipts from other operating activities 1,987,553,828 1,962,267,490 Payments of corporate income tax (9,365,983,573) (9,809,110,259) Payments of finance cost (2,410,686,235) (228,472,221) Payment of tax on revaluation of fixed assets 10 - (359,122,469)

Net Cash Provided by Operating Activities 804,193,508 18,474,420,606

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

Decrease in other receivables 335,962,600 439,998,000 Acquisitions of fixed assets 10, 34 (18,561,964,442) (59,989,666,978) Advances for acquisition of fixed assets (9,387,082,600) (1,825,127,500) Increase in other receivables (150,750,000) (176,350,000) Proceeds from sale of fixed assets 10 - 987,727,273

Net Cash Used in Investing Activities (27,763,834,442) (60,563,419,205)

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES

Payments of payable for acquisition of fixed assets (5,236,624,782 ) (5,332,104,928) Payments of cash dividends 20 (4,060,305,000) (4,060,305,000) Receipts of bank loan 30 - 20,000,000,000

Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities (9,296,929,782) 10,607,590,072

NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS (36,256,570,716) (31,481,408,527) EFFECT OF EXCHANGE RATE CHANGES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS 55,321,916 (177,326,499) CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR 73,781,192,748 105,439,927,774

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 4 37,579,943,948 73,781,192,748

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

6

1. GENERAL

a. Establishment of the Company

PT Tunas Alfin Tbk (“the Company”) was established based on Notarial Deed No. 5 of Edison Sianipar, S.H. dated May 6, 1977. The deed of establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. Y.A.5/412/13 dated October 18, 1977 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 87 dated October 30, 1979. The Company’s articles of association has been amended several times, the latest of which was covered by Notarial Deed No. 174 of Sakti Lo, S.H., M.Kn. dated June 30, 2015, regarding the change of the articles of association to conform with regulations of the Financial Services Authority. The amendment has been accepted and recorded by the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia under the Articles of Association Amendment Notification Acceptance Letter No. AHU-AH.01.03-0950312 dated July 10, 2015.

In accordance with Article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to engage in trading, agent, transportation, development and packaging and printing industries. The Company started its commercial operations in 1977.

The Company’s head office and factory are located at Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang. Its liaison office is located at Menara Imperium 28

th Floor, Jalan H.R. Rasuna Said

Kav. 1, Jakarta.

PT Proinvestindo is the ultimate parent company of the Company.

b. Company’s Listing as a Public Company

The Company’s Registration Statement as a Public Company without public offering on the Surabaya Stock Exchange (SSE) has been approved by the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) through its Letter No. S-151/PM/2001 dated January 30, 2001. On February 12, 2001, the SSE approved the listing of the Company’s 90,229,000 shares based on its Letter No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001 dated February 6, 2001. On June 15, 2001, the SSE approved the listing of additional 1,263,206,000 shares of the Company in connection with the declaration of stock dividend based on SSE’s Letter No. JKT-009/MKT/LIST/BES/VI/2001 dated May 31, 2001. On November 30, 2007, the SSE is effectively merged with Jakarta Stock Exchange (JSE). Subsequently, JSE changed its name to Indonesia Stock Exchange (IDX) and started to conduct stock exchange functions on December 1, 2007. In 2007, the activity of Company’s shares was suspended because the Company failed to comply with the JSE’s requirement particularly the number of shares owned by noncontrolling shareholders. To increase the number of shares owned by noncontrolling shareholders, PT Proinvestindo as the Company’s majority shareholder submitted a Registration Statement in the framework of Public Offering by the Company’s Shareholder to the Financial Services Authority (“OJK”) through its Letter No. 001/PRO/XI/2013 dated November 11, 2013 and No. 001/PRO/XII/2013 dated December 9, 2013. Subsequently, the Registration Statement obtained the Effective Declaration from OJK based on its Letter No. S-485/D.04/2013 dated December 31, 2013 and the implementation of Public Offering by the Company’s Shareholder was carried out from January 3, 2014 until January 9, 2014.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

7

1. GENERAL (continued)

b. Company’s Listing as a Public Company (continued) Upon fulfillment of the IDX’s requirements particularly regarding the number of shares owned by noncontrolling shareholders, based on IDX’s Letter No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 dated January 13, 2014, the Company obtained an approval to relist its shares of stocks with IDX effective from January 17, 2014.

c. Boards of Commissioners and Directors, Audit Committee, Corporate Secretary and

Employees

Based on the Resolution of Extraordinary General Meeting of the Company’s Shareholders dated June 23, 2015, as covered by Notarial Deed No. 174 of Sakti Lo, S.H., M.Kn. dated June 30, 2015, and has been reported to the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia under Company Data Amendment Notification Acceptance Letter No. AHU-AH.01.03-0950313 dated July 10, 2015, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2017 and 2016 are as follows:

Board of Commissioners President Commissioner : Fredy Mantelagheng Liando Commissioner : Pieter Tika Independent Commissioner : Gunawan Board of Directors President Director : John Tika Director : Bernardus Budiman Director : Samuel Sofyan Tika Director : Gil Directo Talay Non Affiliated Director : Muljono Sunaryo

The composition of the Company’s audit committee as of December 31, 2017 and 2016 is as follows: Chairman : Gunawan Member : Stevan Djaya Saputra Member : Rika Prasojo The Corporate Secretary as of December 31, 2017 and 2016 is Ellen Golose. The Company’s Boards of Commissioners and Directors represent the Company’s key management personnel. As of December 31, 2017 and 2016, the Company has 835 and 820 employees (unaudited), respectively.

d. Management Responsibility and Approval of the Financial Statements

The Company’s management is responsible for the preparation and the fair presentation of the financial statements which were completed and authorized for issuance on March 16, 2018.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

8

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The significant accounting policies applied by the Company in the preparation of the financial statements for the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Financial Statements

Statement of Compliance The financial statements have been prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise of the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and Bapepam and LK Regulations, which function has been transferred to the Financial Services Authority (“OJK”) starting on January 1, 2013, No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation and Disclosure of Issuer or Public Companies” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam and LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012. Basis of Preparation of the Financial Statements

The financial statements are prepared and presented in accordance with PSAK 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements”. The financial statements have been prepared under the historical cost except for certain accounts which have been valued on another measurement basis as explained in the accounting policy for such account. The financial statements are prepared under the accrual basis of accounting, except for the statement of cash flows. The statement of cash flows presents receipts and payments of cash and cash equivalents classified into operating, investing and financing activities. Cash flows from operating activities is prepared using the direct method. The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of judgments, estimates and assumptions that affects: - the application of accounting policies; - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities

at the date of the financial statements; - the reported amounts of income and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates. Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected by such revisions. The significant accounting estimates and judgments applied in the preparation of the Company’s financial statements are disclosed in Note 3. The financial statements are presented in Rupiah which is the Company’s functional and reporting currency.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

9

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Changes to Statements of Financial Accounting Standards and Interpretations of Statements of Financial Accounting Standards

The following revised accounting standards and interpretations of the financial accounting standards, which are relevant to the Company, had been issued and are effective from January 1, 2017, but did not result in significant impact to the Company’s financial statements: - Amendments to PSAK 1 (2015), “Presentation of Financial Statements” regarding Disclosure

Initiatives; - PSAK 3 (2016 Improvement), “Interim Financial Reporting”; - PSAK 24 (2016 Improvement), “Employee Benefits”; - PSAK 58 (2016 Improvement), “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued

Operation”; - PSAK 60 (2016 Improvement), “Financial Instruments - Disclosure”; - ISAK 31, “Interpretation of the Scope of PSAK 13: Investment Property”; - ISAK 32, “Definition and Hierarchy of Financial Accounting Standard”.

c. Foreign Currency Transactions and Balances

Transactions involving foreign currencies are recorded at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At the date of each statement of financial position, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated to Rupiah using the middle exchange rates at the last bank transaction date as published by Bank Indonesia. Exchange rate gains or losses arising from the foreign currency transactions and from the translation of foreign currency denominated monetary assets and liabilities are recognized in the current year operations.

As of December 31, 2017 and 2016, the exchange rates used were as follows:

2017 2016

1 Euro (EUR) 16,173.62 - 1 Swiss Franc (CHF) 13,842.15 13,177.76 1 United States Dollar (US$) 13,548.00 13,436.00 1 Singapore Dollar (SIN$) 10,133.53 9,298.92

d. Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in banks and time deposits with maturities of 3 (three) months or less at the time of placement and are not pledged as collateral of loan and without restrictions in the usage.

e. Transactions with Related Parties The Company has transactions with related parties as defined in PSAK 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosure”. The transactions with related parties are made based on terms agreed upon by the parties. All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Inventories

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined using the moving average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale. The Company provides allowance for obsolescence and/or decline in values of inventories based on periodic reviews of the physical conditions and net realizable values of the inventories.

g. Prepaid Expenses

Prepaid expenses are amortized and charged to operations over the periods benefited using the straight-line method.

h. Fixed Assets

All fixed assets are initially recognized at cost, which comprises of its purchase price and any costs directly attributable in bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management. Subsequent to initial recognition, fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses, if any. On December 31, 2016, the Company changed its accounting policies of landrights and building from cost model to revaluation model. For fixed assets other than landrights and building, it applies cost model. Landrights and building are shown at fair value, less subsequent depreciation for building. Valuation of landrights and building are performed by external independent valuer with certain qualification. Valuations are performed with sufficient regularity to ensure that the fair value of a revalued asset does not differ materially from its carrying amount. Any accumulated depreciation at the date of revaluation is eliminated against the gross carrying amount of the asset, and the net amount is restated to the revalued amount of the asset.

Increase in the carrying amount arising from revaluation are recorded in other comprehensive income and accumulated in equity as “Revaluation Surplus of Fixed Assets”. However, the increase is recognized in profit or loss up to the amount of impairment of the similar assets due to revaluation that was done before in profit or loss. The decrease in the carrying amount arising from the revaluation is recognized in profit or loss. If the asset does have balance on revaluation surplus of fixed assets arising from revaluation that has ever done before, the difference on impairment value is charged to revaluation surplus of fixed assets and the rest of the amount is charged to current year’s expenses. The revaluation surplus of fixed assets which is presented in equity is directly transferred to retained earnings when the asset is derecognized. All maintenance and repair cost which do not fulfill the capitalization criteria, are recognized in profit or loss upon occurrence. At each financial year end, the assets’ residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively as appropriate.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

11

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

h. Fixed Assets (continued)

Depreciation of fixed assets, except for landrights, starts when it is available for its intended use and is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:

Useful Life (Years)

Building 20 Machinery and equipment 8 - 16 Office equipment 4 - 8 Vehicle 8

All costs incurred in connection with the acquisition of landrights are recognized as the acquisition cost of landrights. The legal cost incurred when the land was first acquired is recognized as part of the acquisition cost of landrights. Extension or renewal of the maintenance cost of legal rights over land is recognized as an intangible asset and amortized over the life of legal rights or economic life of the land, whichever is shorter. Landrights is not depreciated unless there is contrary evidence indicating that the extension or renewal of landrights is likely or definitely not obtainable. When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down to its recoverable amount, which is determined as the higher of the net selling price or value in use.

When fixed assets are retired or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are derecognized from the accounts. Any resulting gain or loss is recognized in profit or loss.

Construction in progress is presented as part of fixed assets and is stated at cost, including capitalized costs directly associated with the construction and acquisition of fixed assets. The accumulated cost is reclassified to the appropriate fixed assets account when the construction of fixed assets is completed and ready for its intended use. Construction in progress are not depreciated as these are not yet available for use.

i. Impairment of Non-financial Assets

At the end of reporting year, the Company assesses whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount. An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or cash-generating unit’s (CGU) fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

i. Impairment of Non-financial Assets (continued)

An assessment is made at the end of reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses for an asset may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset is reversed only if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. The reversal is limited so that the carrying amount of the asset does not exceed its recoverable amount, nor exceeds the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior periods. Reversal of an impairment loss is recognized in profit or loss. After such a reversal is recognized in profit or loss, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life. Management believes that there is no indication of potential impairment in values of non-financial assets as of December 31, 2017 and 2016.

j. Leases

The determination of whether an arrangement is, or contains, a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset.

Operating Lease - Company as a Lessee A lease is classified as an operating lease if it does not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased asset. Accordingly, the related lease payments are recognized in profit or loss on a straight-line basis over the lease term. Operating Lease - Company as a Lessor Leases where the Company does not transfer substantially all the risks and rewards of ownership of the asset are classified as operating leases.

k. Investment Properties

Investment properties represent building which are held by the Company to earn rentals or for capital appreciation or both, rather than for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. The Company has chosen the cost model to account for its investment properties. Depreciation of building categorized as investment properties is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of 20 (twenty) years. Investment properties are derecognized when either they have been disposed of or when they are permanently withdrawn from use and no future benefits are expected from their disposal. Any gains or losses on the retirement or disposal of an property are recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income in the period the retirement or disposal occurred.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

13

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Investment Properties (continued)

Transfers are made to investment property when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation, commencement of development with a view to sell, the end of owner occupation, or commencement of an operating lease to another party. For a transfer from investment property to fixed assets used in operations, the Company uses the cost method at the date of change in use. If the property used by the Company becomes an investment property, it accounts for such property in accordance with the policy stated under fixed assets up to the date of change in use.

l. Intangible Asset

Intangible asset is measured on initial recognition at cost. Following initial recognition, the intangible asset is carried at cost less any accumulated amortization and any accumulated impairment loss. The useful life of the intangible asset is assessed to be either finite or indefinite. An intangible asset with finite life is amortized over the asset’s useful economic life and assessed for impairment whenever there is an indication that the intangible asset may be impaired. The amortization period and the amortization method for an intangible asset with a finite useful life are reviewed at least at each financial year end. The legal costs incurred to extend or renew the landrights are recorded as “Intangible Asset” and amortized over the shorter of the rights’ legal life or land’s economic life.

An intangible asset shall be derecognized: i. on disposal; or ii. when no future economic benefits are expected from its use or disposal.

m. Employee Benefits

Short-term employee benefits Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.

Post-employment benefits The Company provides defined post-employment benefits for its employees based on Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. Starting October 20, 2011, the Company has participated in Manulife Program Pesangon of PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. This insurance policy fulfills the requirements as an asset program of post-employment benefits of the Company.

A defined benefits plan is a pension plan program where the pension amount to be received by employees at the time of retirement will depend on some factors such as age, years of service or compensation.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

m. Employee Benefits (continued)

Post-employment benefits (continued) The liability recognized in the Company’s statement of financial position in respect of defined pension benefits plan is the present value of the defined benefits obligation less fair value of plan assets at the date of statement of financial position. The present value of defined benefits obligation is calculated by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefits obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of Government Bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have the terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are immediately recognized in other comprehensive income in the period in which they arise. Accumulated remeasurements balance is reported in retained earnings.

Past service costs are recognized immediately in the profit or loss.

Past service costs arising from amendment or curtailment programs are recognized as expense in profit or loss when incurred.

Gains or losses on the curtailment or settlement of a defined benefits plan are recognized when the curtailment or settlement occurs.

A curtailment occurs when an entity either: i. Demonstrably committed to make a significant reduction in the number of employees covered

by a plan; or ii. Amends the terms of a defined benefits plan so that a significant element of future service by

current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits.

A settlement occurs when an entity enters into a transaction that eliminates all further legal or constructive obligation in part or all of the benefits provided under a defined benefits plan.

n. Revenue and Expense Recognition

Revenue Recognition Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Company and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates and Value Added Taxes (“VAT”).

Revenue from sale of goods is recognized when all of the following conditions are satisfied: - The Company has transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of

the goods; - The Company retains neither continuing managerial involvement to the degree usually

associated with ownership nor effective control over the goods sold; - The amount of revenue can be measured reliably; - It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the

Company; and - The cost incurred or to be incurred in respect of the transaction can be measured reliably.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Revenue and Expense Recognition (continued)

Revenue Recognition (continued)

Interest income is accrued on a timely basis by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate. Rent income is recognized on a straight-line basis over the lease term.

Expense Recognition Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

o. Taxation

The tax expense comprises of current and deferred tax. Tax are recognized in the profit or loss, except to the extent that it relates to items recognized in other comprehensive income or directly in equity. In this case, the tax is also recognized in other comprehensive income or directly in equity, respectively.

Current Tax Current tax is determined based on the taxable income for the current year and computed based on the tax rates and tax laws that are enacted or substantively enacted as at the reporting dates and adjusted relating to payable or tax refund of previous years. Current income tax assets and liabilities for the current year are measured at the amount expected to be recovered from or paid to the taxation authority. Management periodically evaluates positions taken in the tax returns with respect to situations in which applicable tax regulations are subject to interpretation and establishes provisions when appropriate. Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed by the Company, when the result of the appeal is determined.

Deferred Tax Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences on assets and liabilities between commercial and tax reporting at each reporting date. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences to the extent that it is probable for temporary differences to be utilized in deducting future taxable profit. Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on tax rates and tax laws that have been enacted or substantively enacted as at the reporting date.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

o. Taxation (continued) Deferred Tax (continued)

The carrying amount of a deferred tax asset is reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the benefit of that deferred tax asset to be utilized. At each reporting date, the Company reassesses unrecognized deferred tax assets and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable profit will allow the deferred tax assets to be recovered. Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset when a legally enforceable right exists to offset current tax assets against current tax liabilities, or the deferred tax liabilities relate to the same taxable entity, or the entity intends to settle its current assets and liabilities on a net basis.

Value Added Tax (VAT) Revenue, expenses and assets are recognized net of the amount of VAT except: i. where the VAT incurred on a purchase of asset or service is not recoverable from the taxation

authority, in which case the VAT is recognized as part of the expense item as applicable; and ii. receivables and payables that are stated including the amount of VAT. The net amount of VAT recoverable from or payable to, the taxation authorities is included as prepaid taxes or taxes payable in the statement of financial position.

p. Earnings per Share

Earnings per share are computed by dividing the income for the year over the weighted average number of shares during the year. The Company has no outstanding potential dilutive ordinary shares as of December 31, 2017 and 2016.

q. Segment Information Operating segments are reported in a manner consistent with internal reporting provided to the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors is identified as the chief operational decision maker, who is responsible for allocating resources, assessing performance of the operating segments and making strategic decision.

An operating segment is a component of an entity: a. that engages in business activities from which it may earn revenues and incur expenses

(including revenues and expenses relating to transactions with other components of the same entity);

b. whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operational decision maker to make decision about resources to be allocated to the segment and assess its performance; and

c. for which discrete financial information is available.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Financial Instruments

i. Financial Assets

Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, held-to-maturity financial assets, loans and receivables, available-for-sale financial assets, or as derivatives designated as effective hedging instruments, if appropriate. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Recognition and measurement

Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.

Purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within a time frame established by a regulation or convention in the marketplace (regular way trades) are recognized on the trade date, i.e., the date that the Company commits to purchase or sell the assets.

The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables. The Company has determined that all of these financial assets are categorized as loans and receivables.

As of December 31, 2017 and 2016, the Company did not have any financial assets measured at fair value through profit or loss, held-to-maturity investments and available-for-sale financial asset.

Subsequent measurement

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. After initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method.

The related gains or losses are recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Derecognition

A financial asset is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or have assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a “pass through” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Impairment of financial assets

At the end of each reporting period, the Company assesses whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

18

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Financial Instruments (continued)

i. Financial Assets (continued)

Impairment of financial assets (continued)

For loans and receivables carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, they include the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assess them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the carrying value of assets and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a loan or receivable has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.

The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the asset. Loans and receivables, together with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company. If, in a subsequent period, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income.

ii. Financial liabilities

Recognition and measurement

Financial liabilities are classified as financial liabilities measured at fair value through profit or loss, financial liabilities measured at amortized cost, or derivatives that are designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition.

Financial liabilities in the form of financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at their fair values plus directly attributable transaction costs.

The Company’s financial liabilities include bank loan, trade payables, other payables, accrued expenses, and payable for acquisition of fixed assets which are classified as financial liabilities measured at amortized cost.

Subsequent measurement

After initial recognition, interest-bearing loans and borrowings are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

19

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Financial Instruments (continued)

ii. Financial liabilities (continued)

Derecognition A financial liability is derecognized, when and only when, it is extinguished, i.e. when the obligation specified in contract is discharged or cancelled or expired. When an existing financial liability is replaced by another financial liability from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income.

iii. Offsetting of financial instruments Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, the entity currently has enforceable legal right to offset the recognized amount and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.

iv. Fair value of financial instruments

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date, regardless of whether that price is directly observable or estimated using another valuation technique. In estimating the fair value of an asset or a liability at measurement date, the Company takes into account the characteristics the asset or a liability if market participants would take those characteristics into account when pricing the asset or liability at the measurement date. When available, the Company measures the fair value of a financial instrument using the quoted price in an active market for that instrument. A market is regarded as active if transactions for the asset or liability take place with sufficient frequency and volume to provide pricing information on an ongoing basis.

If there is no quoted price in an active market, then the Company uses valuation techniques that maximise the use of relevant observable inputs and minimise the use of unobservable inputs. The chosen valuation technique incorporates all of the factors that market participants would take into account in pricing a transaction.

The Company presents the fair value of financial instruments based on hierarchy as follows: - Level 1: Quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities; - Level 2: Valuation techniques using inputs other than quoted prices included within level 1

that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices); and

- Level 3: Valuation techniques using inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs).

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

20

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Provisions Provisions are recognised when the Company has a present legal or constructive obligation as a result of past events and it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation. Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. The provision is reversed if it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation.

3. MANAGEMENT’S USE OF SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. However, uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

Judgments In the process of applying the Company’s accounting policies, management has made the following judgments, apart from those including estimations and assumptions, which have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements: Going Concern The Company’s management has made an assessment of its ability to continue as a going concern and is satisfied that the Company has the resources to continue its business for the foreseeable future. Furthermore, management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Company’s ability to continue as a going concern entity. Therefore, the financial statements continue to be prepared on a going concern basis.

Determination of Functional Currency The functional currency of the entity is the currency from the primary economic environment where the entity operates. It is the currency that mainly influences the revenue and cost of the entity. Based on the assessment of the Company’s management, the functional currency of the Company is the Indonesian Rupiah. Classification of Financial Assets and Liabilities The Company determines the classification of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK 55 (Revised 2014). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2r.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

21

3. MANAGEMENT’S USE OF SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Judgments (continued) Lease The Company has leases whereas the Company acts as a lessee in respect of vehicle rental and the Company acts as a lessor in respect of office rental. The Company evaluates whether significant risks and rewards of the leased assets are transferred based on PSAK 30 (Revised 2011), “Leases”, which require the Company to make judgments and estimates on the transfer of risks and rewards relating to the ownership of leased assets. Based on the review performed by the Company for the vehicle and office rental agreements, the rent transactions are both classified as operating leases. Estimates and Assumptions The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements are prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions when they occur. Allowance for Impairment Losses on Receivables If there is objective evidence that impairment has been incurred on receivables, the Company estimates the allowance for impairment related to the receivables that are specifically identified as doubtful for collection. The level of allowance is evaluated by management on the basis of factors that affect the collectibility of the receivables. In these cases, the Company uses judgment based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of the Company’s relationship with the customers and the customers’ credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific reserves for customers against amounts due in order to reduce the Company’s receivables to amounts that it expects to collect. These specific reserves are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated.

In addition to specific allowance against individual significant receivables, the Company also assesses a collective impairment allowance against credit exposure of its debtors which are grouped based on common credit characteristic, which group, although not specifically identified as requiring a specific allowance, has a greater risk of default than when the receivables were originally granted to the debtors. This collective allowance is based on historical loss experience using various factors, such as historical performance of the debtors within the collective group, deterioration in the markets in which the debtors operate, and identified structural weaknesses or deterioration in the cash flows of the debtors. Further details are disclosed in Note 5. Allowance for Impairment Losses on Inventories Allowance for impairment losses on inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to sell. The provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated. Further details are disclosed in Note 6.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22

3. MANAGEMENT’S USE OF SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimates and Assumptions (continued)

Estimation of Useful Lives of Fixed Assets

The Company estimates the useful lives of its fixed assets based on expected asset utilization as anchored on business plans and strategies that also consider expected future technological developments and market behavior. The estimation of the useful lives is based on the Company’s collective assessment of industry practice, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful lives are reviewed at least at end of each financial reporting and are updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limitations on the use of the assets. It is possible, however, that future results of operations can be materially affected by changes in the estimates brought about by changes in the factors mentioned above. The amounts and timing of recorded expenses for any year are affected by changes in these factors and circumstances. A reduction in the estimated useful lives of the Company’s fixed assets will increase the recorded operating expenses and decrease the amount of non-current assets. The net book value of the Company’s fixed assets as of December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 557,421,928,580 and Rp 546,284,875,130, respectively. Further details are disclosed in Note 10.

Revaluation of Fixed Assets

The Company’s fixed assets revaluation depends on its selection of certain assumptions used by the independent valuer in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rate, exchange rate, inflation rate and revenue and cost increase rate. The Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s assumptions may materially affect the valuation of its fixed assets.

Post-employment Benefits

The determination of the Company’s post-employment benefits expense and liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. As disclosed in Note 2m, actual results that differ from the Company’s assumptions are recognized as other comprehensive income. Due to the complexity of the valuation, the underlying assumptions and their long-term nature, a defined benefits obligation is highly sensitive to changes in assumptions. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual experiences or significant changes in its assumptions may materially affect its post-employment benefits expense and liability. All assumptions are reviewed at each reporting date. The carrying amount of the Company’s post-employment benefits liability as of December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 27,402,887,073 and Rp 18,417,236,260, respectively. Further details are disclosed in Note 18.

Uncertain Tax Exposure

In certain circumstances, the Company may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to ongoing investigations by, or negotiations with, the taxation authority. Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income. In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Company applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”. The Company makes an analysis of all tax positions relating to income taxes to determine if a tax liability for unrecognized tax benefit should be recognized.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

23

3. MANAGEMENT’S USE OF SIGNIFICANT JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Estimates and Assumptions (continued) Uncertain Tax Exposure (continued) The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. The carrying amount of the Company’s corporate income tax payable as of December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 1,641,533,124 and Rp 395,641,385, respectively. Further details are disclosed in Note 16. Realization of Deferred Tax Assets The Company reviews the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each reporting period and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized. The Company’s assessment on the recognition of deferred tax assets on deductible temporary differences is based on the level and timing of forecasted taxable income of the subsequent reporting periods. This forecast is based on the Company’s past results and future expectations on revenues and expenses as well as future tax planning strategies. The carrying amount of the Company’s deferred tax assets as of December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 6,076,117,595 and Rp 4,806,770,851, respectively. Further details are disclosed in Note 16c.

4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Cash and cash equivalents consist of:

2017 2016

Cash on hand Rupiah 78,000,000 78,000,000 United States Dollar 33,422,916 162,938,372

Total cash on hand 111,422,916 240,938,372

Cash in banks Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 16,053,750,552 13,393,740,476 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,118,381,548 8,465,729,715 United States Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6,209,675,130 6,248,547,504 PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,086,713,802 225,168,281

Total cash in banks 24,468,521,032 28,333,185,976

Cash equivalents - time deposits Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 13,000,000,000 35,000,000,000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 10,207,068,400

Total cash equivalents - time deposits 13,000,000,000 45,207,068,400

Total cash and cash equivalents 37,579,943,948 73,781,192,748

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

24

4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) The annual interest rates of time deposits are as follows:

2017 2016

Rupiah 3.80%- 7.00% 4.25% - 9.50% United States Dollar 0.25% 0.25% - 1.00% As of December 31, 2017 and 2016, there are no placement of cash and cash equivalents to related

parties. Interest income from cash in banks and time deposits is presented as part of “Finance Income” in the

statement of profit or loss and other comprehensive income. 5. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES

This account consists of: 2017 2016

By Type of Product Consumer goods 76,564,824,189 56,701,775,379 Cigarette 48,154,083,731 37,016,432,657 Others 12,882,811,839 5,157,028,424

Total 137,601,719,759 98,875,236,460

By Age Category Current 65,488,802,201 49,651,953,089

Overdue Less than 30 days 51,195,194,311 36,032,563,177 31 - 60 days 12,492,848,425 6,212,443,702 More than 60 days 8,424,874,822 6,978,276,492

Total 137,601,719,759 98,875,236,460

By Currency Rupiah 137,299,957,026 98,079,361,718 United States Dollar 301,762,733 795,874,742

Total 137,601,719,759 98,875,236,460

As of December 31, 2017 and 2016, trade receivables amounting to Rp 25,000,000,000 are pledged as collateral for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30). Based on a review of the status of the individual trade receivables accounts at the end of the reporting period and considering their credit history, management believes that all trade receivables are fully collectible hence, no allowance for impairment losses on trade receivables is necessary as of December 31, 2017 and 2016. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in the trade receivables from third parties.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

25

6. INVENTORIES This account consists of:

2017 2016

Raw materials 117,248,279,407 100,837,515,696 Work in process 23,283,654,472 13,756,472,182 Finished goods 25,978,189,202 21,845,605,275 Goods in transit 1,958,973,450 4,161,945,853

Total 168,469,096,531 140,601,539,006

As of December 31, 2017 and 2016, inventories amounting to Rp 25,000,000,000 are pledged as collateral for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30). Based on the results of the review of the physical condition and net realizable values of inventories at the end of the reporting period, management believes that the carrying values of the above inventories are fully realizable hence, no allowance for impairment losses on inventories is necessary as of December 31, 2017 and 2016. As of December 31, 2017 and 2016, inventories are insured against fire and other possible risks to a third party insurance company with a total coverage of US$ 8,800,000 and US$ 10,000,000, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses that may arise from the insured risks.

7. OTHER CURRENT ASSETS

This account consists of:

2017 2016

Security deposits 1,674,514,136 1,807,861,179 Advances to suppliers 1,354,066,851 578,798,065 Others 46,546,142 172,833,787

Total 3,075,127,129 2,559,493,031

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

26

8. OTHER RECEIVABLES

This account consists of: 2017 2016

Third parties Employees 1,067,027,400 1,252,240,000

Related parties (Note 29) PT Proinvestindo 12,830,400 - PT Tuban Supply Base 5,717,250 5,717,250 PT Kutai Bara Abadi - 4,395,600

Total related parties 18,547,650 10,112,850

Total 1,085,575,050 1,262,352,850

Employee receivables represent non-interest bearing loans to employees who are not the Company’s key management personnel. The loans will be repaid periodically through monthly salary deductions. Management believes that all other receivables are collectible thus, no allowance for impairment losses is provided as of December 31, 2017 and 2016.

9. ADVANCES FOR ACQUISITION OF FIXED ASSETS

This account represents advances paid to suppliers in connection with the acquisition of machineries and will be reclassified into construction in progress when the machineries are received by the Company.

10. FIXED ASSETS

The details of fixed assets are as follows:

2017

Beginning Balance Additions Deductions Reclassifications Ending Balance

Cost/ Revaluation Value

Direct Ownership Landrights 344,615,000,000 14,888,625,000 -

-

359,503,625,000

Building 55,621,179,385 - - 552,000,000 56,173,179,385 Machinery and equipment 266,722,283,409 856,940,050 - 6,074,848,564 273,654,072,023 Office equipment 2,627,479,564 272,687,604 - - 2,900,167,168 Vehicle 7,680,278,590 455,100,000 - - 8,135,378,590 Construction in progress 5,412,657,166 9,675,771,888 - (6,626,848,564 ) 8,461,580,490

Total Cost/ Revaluation Value

682,678,878,114 26,149,124,542 -

- 708,828,002,656

Accumulated Depreciation Direct Ownership Building - 2,784,650,637 - - 2,784,650,637 Machinery and equipment 130,817,629,665 11,152,076,800 - - 141,969,706,465 Office equipment 1,896,439,020 279,318,206 - - 2,175,757,226 Vehicle 3,679,934,299 796,025,449 - - 4,475,959,748

Total Accumulated Depreciation

136,394,002,984 15,012,071,092 -

-

151,406,074,076

Net Book Value 546,284,875,130 557,421,928,580

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

27

10. FIXED ASSETS (continued)

The details of fixed assets are as follows: (continued)

2016

Beginning

Balance Additions Deductions

Reclassifications Revaluation Ending Balance

Cost/ Revaluation Value

Direct Ownership Landrights 435,622,943 11,760,000,000 -

-

332,419,377,057 344,615,000,000

Building 10,853,522,672 8,325,769,210 - (8,058,446,916 )* 44,500,334,419 55,621,179,385 Machinery and equipment 226,489,958,746 39,363,329,767 20,731,091 889,725,987 - 266,722,283,409

Office equipment 2,326,275,928 301,203,636 - - - 2,627,479,564 Vehicle 9,183,817,590 1,051,450,000 2,554,989,000 - - 7,680,278,590 Construction in progress 5,944,745,268 357,637,885 - (889,725,987 ) - 5,412,657,166

Total Cost/ Revaluation Value

255,233,943,147 61,159,390,498 2,575,720,091

(8,058,446,916 )*

376,919,711,476

682,678,878,114

Accumulated Depreciation Direct Ownership Building 7,671,990,899 386,456,017 - (8,058,446,916 )* - - Machinery and equipment 122,321,102,343 8,517,258,413 20,731,091 - - 130,817,629,665 Office equipment 1,646,570,469 249,868,551 - - - 1,896,439,020 Vehicle 5,114,888,475 816,519,199 2,251,473,375 - - 3,679,934,299

Total Accumulated Depreciation

136,754,552,186 9,970,102,180 2,272,204,466

(8,058,446,916 )*

-

136,394,002,984

Net Book Value 118,479,390,961 546,284,875,130

*) Balances elimination.

The details of gain on sale of fixed assets are as follows: 2017 2016

Proceeds from sale of fixed assets - 987,727,273 Carrying amount of fixed assets - 303,515,625

Gain on sale of fixed assets - 684,211,648

Gain on sale of fixed assets is presented as part of “Other Operating Income” in the statement of profit or loss and other comprehensive income (Note 25).

Depreciation of fixed assets is charged to operations as follows:

2017 2016

Cost of goods sold (Note 22) 13,865,305,807 9,195,159,776 General and administrative expenses (Note 24) 1,146,765,285 774,942,404

Total 15,012,071,092 9,970,102,180

As of December 31, 2017, construction in progress is machinery under installation with percentage of completion ranging from 50% to 95% and are estimated to be completed in 2018.

Total cost of fixed assets that have been fully depreciated but are still being utilized as of December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 54,716,465,339 and Rp 53,803,922,246, respectively.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28

10. FIXED ASSETS (continued)

On December 29, 2017, the Company acquired landrights with a total area of 9,455 square meters located in Cikupa, Tangerang from a third party with acquisition cost amounting to Rp 14,888,625,000. As of the completion date of the financial statements, the registration of landrights under the Company’s name is still under process. On December 19, 2016, the Company acquired landrights and building located in Cikupa, Tangerang from a third party amounting to Rp 20,085,769,210. The landrights has been registered under the Company’s name with Building Use Rights (HGB) which will expire in 2029 and 2030. The Company owns parcels of land with a total area of 43,130 square meters in Cipondoh, Tangerang with Building Use Rights (HGB) for a period of 20 to 30 years and will expire in 2019 and 2023. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all of the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership. As of December 31, 2017, there are no fixed assets that are temporarily out of use or retired from use and not classified as held for sale. As of December 31, 2017 and 2016, factory land and office building are pledged as collaterals for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30). All of fixed assets and investment properties, except land, are insured against fire, theft and other possible risks to third party insurance companies with a total coverage of US$ 29,270,000 and Rp 6,655,100,000 as of December 31, 2017 and US$ 25,220,000 and Rp 6,691,500,000 as of December 31, 2016. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the insured fixed assets. On December 31, 2016, the Company changed its accounting policies of landrights and building from cost model to revaluation model. The valuation of fair value of landrights and building is performed by independent valuer who is registered in OJK, KJPP Rengganis, Harnis dan Rekan (“KJPP”) on September 21, 2016. Based on KJPP’s report No. RHROOR1I12160222 dated December 27, 2016, the fair value of landrights and building amounted to Rp 332,855,000,000 and Rp 47,295,410,175, respectively.

The valuation is performed based on Indonesian Valuation Standards, determined based on reference to recent market transactions and carried out with the usual provisions. The valuation methods used are market value method and cost method. The difference between fair value of landrights and building before revaluation are as follows:

Book value

before revaluation

Fair value

Fixed assets

Revaluation surplus

Landrights

435,622,943

332,855,000,000 332,419,377,057

Building

2,795,075,756

47,295,410,175 44,500,334,419

Total

3,230,698,699

380,150,410,175 376,919,711,476

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29

10. FIXED ASSETS (continued)

The increase in the carrying amount arising from the revaluation is recorded as “Revaluation Surplus of Fixed Assets”, and presented in other comprehensive income amounting to Rp 376,493,621,476, which is the result of the revaluation surplus amounting to Rp 376,919,711,476 reduced by final tax amounting to Rp 426,090,000.

The fair value of landrights and building based on fair value hierarchy are as follows:

Level 1

Level 2

Level 3

Total

Regular Fair Value Measurement

Landrights -

332,855,000,000

-

332,855,000,000

Building -

47,295,410,175

-

47,295,410,175

Total -

380,150,410,175

-

380,150,410,175

The fair value level 2 of landrights and building are calculated using the market price comparison approach and the estimated cost of the new reproduction or new replacement cost. The market price of landrights and building that most closely are adjusted for differences in the primary attributes such as asset size, location and use of assets. The most significant input in this valuation approach is the assumption of the price per meter.

If the landrights and building are recorded at cost, the net book value of landrights and building as of December 31, 2017 and 2016 (after accounting for addition of landrights and building in December 2016) are as follows:

2017 x 2016

Landrights 27.084.247.943

12,195,622,943

Building 10.866.617.727

11.120.844.966

Total 37.950.865.670

23.316.467.909

In accordance with the Finance Minister Regulation No. 191/PMK.010/2015 dated October 15, 2015 as amended with PMK No. 233/PMK.03/2015 dated December 21, 2015, the Company performed revaluation of certain machineries and building for tax purposes and paid income tax for the difference in estimated revaluation value of certain machineries and building amounting to Rp 2,302,266,919. The revaluation of certain machineries and building for tax purposes was approved by the Directorate General of Tax through its Decision Letter No. KEP-774/WPJ.07/2016 dated August 25, 2016. The revaluation of certain machineries and building with fiscal book value before revaluation amounting to Rp 35,589,707,647, resulted in difference on revaluation amounting to Rp 85,720,292,353 and final tax for the difference on revaluation amounting to Rp 2,661,389,388. The Company has paid the underpayment of final tax amounting to Rp 359,122,469 in June 2016. Furthermore, the Company recorded the final tax on building revaluation amounting Rp 426,090,000 as deduction of “Revaluation Surplus of Fixed Assets”, while the remaining balance of Rp 2,235,299,388 was charged to “Other Operating Expenses” (Note 26). The provision on the fiscal depreciation of fixed assets after revaluation is valid from January 1, 2016. As of December 31, 2017, the Company performed a review on useful life, depreciation method, and residual value of fixed assets and concluded that there are no changes in those methodologies and assumptions.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30

10. FIXED ASSETS (continued)

Based on the assessment of the Company's management, there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in the value of fixed assets as of December 31, 2017 and 2016.

11. INVESTMENT PROPERTIES

The details of investment properties are as follows:

2017

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Building 4,743,940,207 - - 4,743,940,207

Accumulated Depreciation

Building 3,518,186,125 216,309,544 - 3,734,495,669

Book Value 1,225,754,082 1,009,444,538

2016

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Building 4,743,940,207 - - 4,743,940,207

Accumulated Depreciation

Building 3,301,876,581 216,309,544 - 3,518,186,125

Book Value 1,442,063,626 1,225,754,082

The Company uses the cost model to account for its investment properties. The rent income recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income for the years ended December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 861,384,193 and Rp 762,304,196, respectively (Note 25). Depreciation of investment properties charged to general and administrative expenses for the years ended December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 216,309,544, respectively (Note 24). As of December 31, 2017 and 2016, investment properties are pledged as collaterals for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30). Based on the assessment of the Company's management, there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in the value of investment properties as of December 31, 2017 and 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31

12. INTANGIBLE ASSET The details of intangible asset are as follows:

2017

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Renewal cost of

landrights 134,859,120 - - 134,859,120

Accumulated Amortization

Renewal cost of

landrights 91,030,017 6,742,956 - 97,772,973

Book Value 43,829,103 37,086,147

2016

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Renewal cost of

landrights 134,859,120 - - 134,859,120

Accumulated Amortization

Renewal cost of

landrights 84,287,061 6,742,956 - 91,030,017

Book Value 50,572,059 43,829,103

Amortization of intangible asset charged to manufacturing overhead for the years ended December 31, 2017 and 2016 amounted to Rp 6,742,956, respectively. As of December 31, 2017, none of the Company’s intangible asset is restricted or being used as collateral. At the same date, the Company does not have any outstanding contractual commitment for the acquisition of intangible asset.

13. TRADE PAYABLES

This account consists of: 2017 2016

By Creditor Related parties (Note 29) 5,932,485,674 4,856,563,996 Third parties 96,342,554,287 75,969,283,141

Total 102,275,039,961 80,825,847,137

By Nature of Purchase Raw materials 95,587,825,607 76,390,236,013 Supplementary materials 404,012,547 101,800,261 Others 6,283,201,807 4,333,810,863

Total 102,275,039,961 80,825,847,137

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32

13. TRADE PAYABLES (continued)

This account consists of: (continued) 2017 2016

By Invoice Date 1 - 30 days 39,617,923,301 45,844,889,026 31 - 60 days 37,614,555,627 21,219,686,636 61 - 90 days 21,201,507,103 11,874,180,716

More than 90 days 3,841,053,930 1,887,090,759

Total 102,275,039,961 80,825,847,137

By Currency Rupiah 92,794,366,201 77,463,963,368 United States Dollar 8,859,009,291 3,361,883,769 Singapore Dollar 400,882,447 - Swiss Franc 176,496,548 - Euro 44,285,474 -

Total 102,275,039,961 80,825,847,137

The credit term of purchase of raw materials, supplementary materials and others from third parties and related parties ranges from 30 (thirty) to 60 (sixty) days. As of December 31, 2017 and 2016, there are no guarantees provided by the Company in connection with the purchase of raw materials, supplementary materials and others from third parties and related parties.

14. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES

This account consists of:

2017 2016

Customer advances 167,895,389 186,610,182 Security deposit 158,985,780 157,671,460

Total 326,881,169 344,281,642

15. ACCRUED EXPENSES

Accrued expenses consist of:

2017 2016

Electricity, water and gas 1,954,085,270 2,308,065,133 Salaries and allowances - 429,958,061 Others 354,005,904 211,705,000

Total 2,308,091,174 2,949,728,194

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

33

16. TAXATION

a. Prepaid Taxes

This account consists of: 2017 2016

Value added tax 2,539,903,166 4,502,589,255 Corporate income tax (Note 16c) - 3,496,894,628 Total 2,539,903,166 7,999,483,883

b. Taxes Payable

This account consists of :

2017 2016

Corporate income tax payable (Note 16c) 1,641,533,124 395,641,385

Other income tax payable Article 21 1,071,444,209 1,040,296,124 Article 23 16,278,175 52,313,216 Article 25 34,001,849 879,716,411

Total other income tax payable 1,121,724,233 1,972,325,751

Total 2,763,257,357 2,367,967,136

c. Income Tax

Income tax expense (benefit) consists of: 2017 2016

Current tax Current year 9,766,160,750 10,861,932,250

Year 2015 946,105,500 -

Total current tax 10,712,266,250 10,861,932,250 Deferred tax (223,951,800) 46,103,608

Total - Net 10,488,314,450 10,908,035,858

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34

16. TAXATION (continued)

c. Income Tax (continued)

Current tax

The reconciliation between income before income tax, as presented in the statement of profit or loss and other comprehensive income, and estimated taxable income for the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017 2016

Income before income tax per statement of profit or loss and other comprehensive income 31,954,151,234 41,045,743,182

Timing differences: Post-employment benefits 4,804,071,038 3,219,526,637 Depreciation of fixed assets (3,908,263,834) (3,395,269,191) Gain on sale of fixed assets - (8,671,875)

Total timing differences 895,807,204 (184,414,429)

Permanent differences: Marketing 2,846,477,548 4,873,924,848 Finance cost 2,602,381,961 228,472,221 Employee benefits 2,412,079,204 2,148,383,371 Depreciation of fixed assets 781,747,117 (1,694,750,345) Donation 251,306,268 191,517,830 Depreciation and insurance of investment properties 219,732,878 219,479,764

Taxes and licenses 189,715,895 166,545,774 Vehicle maintenance 151,930,574 184,719,828 Interest and tax penalties 99,529 4,244,774 Finance income (2,379,402,101) (5,209,132,307) Rent income (861,384,193) (762,304,196) Tax on revaluation of fixed assets - 2,235,299,388

Total permanent differences 6,214,684,680 2,586,400,950

Estimated taxable income for the year 39,064,643,118 43,447,729,703

Estimated taxable income for the year (rounded off) 39,064,643,000 43,447,729,000

Current income tax expense 9,766,160,750 10,861,932,250

Less prepaid income taxes: Article 22 3,449,451,559 2,964,556,338 Article 23 3,277,507 36,975 Article 25 4,671,898,560 7,501,697,552

Total prepaid income taxes 8,124,627,626 10,466,290,865

Corporate income tax payable 1,641,533,124 395,641,385

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35

16. TAXATION (continued)

c. Income Tax (continued)

Current tax (continued) The estimated taxable income resulting from the reconciliation for the year ended December 31, 2017 will be used as basis in the preparation of the Company’s Annual Corporate Income Tax Return (CITR).

The calculation of estimated taxable income and income tax expense for the year ended December 31, 2016 conforms with the Company’s Annual CITR which has been reported on April 21, 2017.

On various dates in 2017 and 2016, the Company received Tax Collection Letters (STP) for penalties on Value Added Tax totaling Rp 99,529 and Rp 4,244,774, respectively. These STP have been paid by the Company and charged as part of “Other Operating Expenses” in the statement of profit or loss and other comprehensive income (Note 26). On April 17, 2017, the Directorate General of Taxation issued an Overpayment Tax Assessment Letter (“SKPLB”) on the Company’s 2015 corporate income tax and adjusted the amount of overpayment of 2015 corporate income tax amounting to Rp 3,496,894,628 (Note 16a) to become Rp 2,550,789,128. Subsequently, the Company has received the tax refund on May 19, 2017. In relation to the SKPLB, the Company recorded the difference of tax refund amounting to Rp 946,105,500 as part of income tax expense in the statement of profit or loss and other comprehensive income. The Company did not receive any tax assessment letter during the year ended December 31, 2016.

The reconciliation between income tax expense calculated by applying the applicable tax rate of 25% to the income before income tax as shown in the statement of profit or loss and other comprehensive income is as follows:

2017 2016

Income before income tax per statement of profit or loss and other comprehensive income 31,954,151,234 41,045,743,182

Income tax expense at the applicable tax rate 7,988,537,780 10,261,435,620 Tax effect of permanent differences 1,553,671,170 646,600,238 Adjustment of 2015 current tax expense 946,105,500 -

Total income tax expense 10,488,314,450 10,908,035,858

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

36

16. TAXATION (continued) c. Income Tax (continued)

Deferred tax

The details of deferred tax assets as of December 31, 2017 and 2016 are as follows:

Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable income will be available against which the temporary differences can be utilized. Management believes that the deferred tax assets can be utilized in the future.

Administration

Based on prevailing Taxation Laws in Indonesia, the Company submits its tax returns on the basis of self assessment. The Directorate General of Tax may assess or amend the tax liabilities within 5 (five) years since the tax becomes due.

17. PAYABLE FOR ACQUISITION OF FIXED ASSETS This account represents payable to Bobst Mex SA, Switzerland, in connection with the upgrade of 2 (two) units of Lemanic machines which will be paid on semi-annual installments starting from July 2014 to July 2016 and bears an annual interest rate of 3.5%. In October 2016, Bobst Mex SA, Switzerland agreed to extend the payment of principal due in July 2016 until July 2017. The balance of payable for acquisition of fixed assets as of Desember 31, 2016 amounted to Rp 4,872,476,760. The payable for acquisition of fixed assets has been fully paid on July 31, 2017.

Credited Credited to other

(charged) comprehensive

January 1, 2017 to profit or loss income December 31, 2017

Post-employment benefits

4,604,309,066

1,201,017,760

1,045,394,944

6,850,721,770

Depreciation of fixed assets

202,461,785

(977,065,960)

-

(774,604,175)

Total deferred tax assets

4,806,770,851

223,951,800

1,045,394,944

6,076,117,595

Credited Credited to other

(charged) comprehensive

January 1, 2016 to profit or loss income December 31, 2016

Post-employment benefits

3,506,906,686

804,881,659

292,520,721

4,604,309,066

Depreciation of fixed assets

1,053,447,052

(850,985,267 )

-

202,461,785

Total deferred tax assets

4,560,353,738

(46,103,608 )

292,520,721

4,806,770,851

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

37

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY

The Company records post-employment benefits liability to its employees based on Labor Law No. 13/2003. The number of employees entitled to post-employment benefits are 473 and 470 employees for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively.

Starting October 20, 2011, the Company has participated in Manulife Program Pesangon of PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. The reimbursement right of the insurance policy is a plan asset of the Company since the proceeds of the policy (a) can be used only to pay or to fund employment benefits under a defined benefits plan; and (b) are not available to pay the Company’s liabilities (even in bankruptcy), and cannot be returned to the Company except when the proceeds of the policy represent an asset surplus which are not needed to meet all the related employment benefits obligation; or the proceeds of the policy are returned to the Company for reimbursement of employment benefits it has paid.

This program is provided to all permanent employees. The contribution for this program is 100% funded by the Company and the Company is obliged to cover the shortage of pension payments if the current program is not adequate to cover the pension obligations in accordance with Labor Law No. 13/2003.

The following tables summarize the components of post-employment benefits expense recognized in the statement of profit or loss and other comprehensive income and post-employment benefits liability recognized in the statement of financial position, as determined by an independent actuary, PT Sienco Aktuarindo Utama, with the use of Projected Unit Credit method, based on its report dated February 22, 2018 for year 2017 and January 24, 2017 for year 2016, respectively.

a. Post-employment Benefits Expense

2017 2016

Current service cost 3,317,023,192 2,003,012,604 Interest cost 2,020,509,142 2,059,431,691 Expected return on plan assets (473,461,296) (782,917,658)

Total 4,864,071,038 3,279,526,637

b. Post-employment Benefits Liability

2017 2016

Present value of obligation 32,342,780,396 25,061,218,460 Fair value of plan asset s (4,939,893,323) (6,643,982,200)

Liability - Net 27,402,887,073 18,417,236,260

The movements of post-employment benefits liability during the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017 2016

Balance at beginning of year 18,417,236,260 14,027,626,740 Current year expense 4,864,071,038 3,279,526,637 Remeasurement of defined benefits program 4,181,579,775 1,170,082,883 Company’s contribution (60,000,000) (60,000,000)

Balance at end of year 27,402,887,073 18,417,236,260

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

38

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (continued)

The movements of the present value of obligation during the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017 2016

Balance at beginning of year 25,061,218,460 24,979,969,229 Current service cost 3,317,023,192 2,003,012,604 Interest cost 2,020,509,142 2,059,431,691 Past service cost (2,075,076,406) (4,757,703,487) Remeasurement of net defined benefits obligation Actuarial gain arising from change in financial assumption 3,532,471,541 1,309,924,859 Actuarial gain arising from adjustment 486,634,467 (533,416,436)

Balance at end of year 32,342,780,396 25,061,218,460

The movements of the fair value of plan assets during the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017 2016

Balance at beginning of year 6,643,982,200 10,952,342,489 Company’s contribution 60,000,000 60,000,000 Expected return on plan assets 473,461,296 782,917,658 Payment of benefit (2,075,076,406) (4,757,703,487)

Remeasurement of plan assets (162,473,767) (393,574,460)

Balance at end of year 4,939,893,323 6,643,982,200

As of December 31, 2017, the assets’ program consists of syariah funds of 25% and money market funds of 75%. The Company expects that the payment of the contribution for the subsequent year shall not materially differ from the payment of actual contribution in the prior year.

Post-employment benefits expense was allocated as follows:

2017 2016

Cost of goods sold (Note 22) 4,252,997,359 2,776,102,437 General and administrative expenses (Note 24) 362,545,927 320,064,668 Selling expenses (Note 23) 248,527,752 183,359,532

Total 4,864,071,038 3,279,526,637

The accumulated actuarial loss which are recognized in other comprehensive income are as follows:

2017 2016

Balance at beginning of year 8,275,809,554 7,105,726,671 Actuarial loss current year 4,181,579,775 1,170,082,883

Balance at end of year 12,457,389,329 8,275,809,554

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

39

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (continued) The weighted average duration of the defined benefits obligation is 16.47 years. The expected maturity analysis of the present value of defined benefits obligation is as follows:

2017 2016

Less than one year 1,970,275,876 1,633,467,426 Between one and two years 1,850,856,793 1,579,321,019 Between two and five years 6,905,759,571 5,668,739,822 More than five years 21,615,888,156 16,179,690,193

Total 32,342,780,396 25,061,218,460

The details of the present value of defined benefits obligation, fair value of plan assets, deficit in the plan assets and experience adjustment on plan liabilities and plan assets for the year ended December 31, 2017 and four previous years (in thousands of Rupiah) are as follows:

2017 2016 2015 2014 2013

Present value of defined benefits obligation 32,342,780 25,061,218 24,979,969 34,181,312 33,123,589

Fair value of plan assets (4,939,893 ) (6,643,982 ) (10,952,342 ) (11,035,686 ) (7,132,915 )

Deficit in the plan assets 27,402,887 18,417,236 14,027,627 23,145,626 25,990,674

Experience adjustment on plan liabilities (486,634) (533,416 ) (11,958,821 ) (5,193,963 ) (6,735,520 )

Experience adjustment on plan assets 162,474 393,574 9,997,734 6,846,437 8,578,910

The principal assumptions used in determining post-employment benefits liability as of December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017 2016

Discount rate 7.10% 8.40% Rate of expected return 8.40% 9.10% Rate of salary increase 8.00% 8.00% Normal pension age 55 Years 55 Years Mortality rate TMI 2011 TMI 2011 Disability rate 1% from mortality rate

The following table illustrates the sensitivity of a possible change in market interest rate, with other variables considered as constant, of present value of obligation and current service cost as of December 31, 2017 and 2016:

2017 2016

Increase of 1%: Present value of obligation (2,652,605,691) (1,875,060,306) Current service cost (440,025,406) (243,300,183) Decrease of 1%: Present value of obligation 3,083,552,749 2,149,788,650 Current service cost 535,909,626 294,661,232

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

40

19. SHARE CAPITAL In accordance with the list of shareholders issued by the Share Administrator Bureau of the Company (PT EDI Indonesia), the Company’s shareholders and ownership composition as of December 31, 2017 and 2016 are as follows:

2017

Percentage Total Shareholders Number of Shares of Ownership Paid-up Capital

PT Proinvestindo 1,193,000,000 88.15 119,300,000,000 UOB Kay Hian Pte. Ltd., Singapore 152,716,700 11.28 15,271,670,000 Public 7,718,300 0.57 771,830,000

Total 1,353,435,000 100.00 135,343,500,000

2016

Percentage Total Shareholders Number of Shares of Ownership Paid-up Capital

PT Proinvestindo 1,193,000,000 88.15 119,300,000,000 UOB Kay Hian Pte. Ltd., Singapore 152,097,700 11.24 15,209,770,000 Public 8,337,300 0.62 833,730,000

Total 1,353,435,000 100.00 135,343,500,000

20. CASH DIVIDENDS AND APPROPRIATED RETAINED EARNINGS Based on the Resolution of Annual General Meeting of the Company’s Shareholders dated June 6, 2017 as covered by Notarial Deed No. 32 of Charles Hermawan, S.H. on the same date, the Company’s shareholders approved the appropriation of retained earnings amounting to Rp 100,000,000 as reserve fund and the distribution of cash dividends for financial year 2016 amounting to Rp 4,060,305,000 or Rp 3 per share. This dividend has been fully paid on July 6, 2017. Based on the Resolution of Annual General Meeting of the Company’s Shareholders dated June 15, 2016 as covered by Notarial Deed No. 63 of Sakti Lo, S.H., M.Kn. on the same date, the Company’s shareholders approved the appropriation of retained earnings amounting to Rp 100,000,000 as reserve fund and the distribution of cash dividends for financial year 2015 amounting to Rp 4,060,305,000 or Rp 3 per share. This dividend has been fully paid on July 12, 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

41

21. NET SALES The details of net sales are as follows:

2017 2016

By Production Process Printing 372,195,536,739 269,055,128,106 Laminating and slitting 108,216,547,060 140,006,029,478 Gummed tape 103,245,028,804 92,331,719,136 Metallizing 62,430,772,807 68,027,116,187

Total 646,087,885,410 569,419,992,907

By Product Consumer goods 361,901,892,226 282,094,361,313 Cigarette 254,641,687,500 271,983,336,397 Others 29,544,305,684 15,342,295,197

Total 646,087,885,410 569,419,992,907

0.08% and 0.18% of net sales for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively, were conducted with a related party (Note 29).

The details of sales exceeding 10% of net sales for the years ended December 31, 2017 and 2016 are as follows:

Percentage from total Net sales net sales

2017 2016 2017 2016

Customer

PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk 70,163,730,826 95,651,873,964 11 17 PT Harum Alam Segar 68,131,734,505 51.422.986.855 11 9

Total 138,295,465,331 147,074,860,819 21 26

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

42

22. COST OF GOODS SOLD

The details of cost of goods sold are as follows:

2017 2016

Raw materials used Inventory at beginning of year 100,837,515,696 72,914,066,356 Purchases (Note 29) 468,107,306,343 416,993,484,852 Inventory at end of year (117,248,279,407) (100,837,515,696)

Total raw materials used 451,696,542,632 389,070,035,512

Direct labor 27,608,384,414 24,128,577,715

Manufacturing overhead

Indirect labor 23,469,619,771 14,266,919,465 Electricity, water and gas 23,430,951,251 19,331,356,558 Repairs and maintenance 17,627,306,272 12,159,608,982 Depreciation of fixed assets (Note 10) 13,865,305,807 9,195,159,776 Printing supplies (Note 29) 8,712,022,781 6,007,857,569 Packaging 7,644,708,412 5,862,478,915 Employee benefits 4,708,959,072 4,376,005,370 Post-employment benefits (Note 18) 4,252,997,359 2,776,102,437 Printing expense (Note 29) 3,488,553,389 10,980,833,216 Insurance 1,263,837,725 1,318,709,087 Office supplies and communication 850,385,672 807,400,596 Security and cleaning 693,229,000 517,182,741 Freight 278,961,369 362,263,420 Others 672,311,675 485,515,346

Total manufacturing overhead 110,959,149,555 88,447,393,478

Total production cost 590,264,076,601 501,646,006,705

Work in process inventory At beginning of year 13,756,472,182 9,740,615,249 At end of year (23,283,654,472) (13,756,472,182)

Cost of goods manufactured 580,736,894,311 497,630,149,772

Finished goods inventory At beginning of year 21,845,605,275 18,940,859,882 At end of year (25,978,189,202) (21,845,605,275)

Cost of Goods Sold 576,604,310,384 494,725,404,379

4.09% and 3.14% of purchases for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively, were conducted with a related party (Note 29).

5.85% and 5.24% of manufacturing overhead for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively, were conducted with a related party (Note 29).

For the year ended December 31, 2017, there were purchases of raw materials from one supplier with cumulative amount exceeding 10% of total purchases i.e. purchases from PT Kertas Persada Jaya amounting to Rp 47,041,849,922.

For the year ended December 31, 2016, there were no purchases of raw materials from supplier with cumulative amount exceeding 10% of total purchases.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

43

23. SELLING EXPENSES

The details of selling expenses are as follows:

2017 2016

Freight 4,823,222,451 3,322,744,369 Marketing 3,148,070,778 5,081,396,790 Salaries and allowances 2,762,443,700 1,938,674,405 Car rental (Note 29) 1,043,814,000 870,129,000 Employee benefits 399,351,144 144,767,915 Traveling 283,979,171 200,572,195 Post-employment benefits (Note 18) 248,527,752 183,359,532 Office supplies and communication 146,966,201 133,824,140 Others 43,236,108 45,589,434

Total 12,899,611,305 11,921,057,780

Selling expenses amounting to 8.09% and 7.30% for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively, were conducted with a related party (Note 29).

24. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

The details of general and administrative expenses are as follows:

2017 2016

Salaries and allowances 20,282,596,880 19,737,162,920 Employee benefits 2,036,919,821 1,828,983,033 Depreciation of fixed assets (Note 10) 1,146,765,285 774,942,404 Taxes and licenses 735,708,006 686,069,480 Professional fees 498,242,656 589,665,909 Post-employment benefits (Note 18) 362,545,927 320,064,668 Depreciation of investment properties (Note 11) 216,309,544 216,309,544 Repairs and maintenance 193,697,872 268,230,530 Office supplies and communication 167,382,931 151,473,011 Traveling 98,598,890 166,935,245 Others 168,445,140 175,860,079

Total 25,907,212,952 24,915,696,823

25. OTHER OPERATING INCOME

The details of other operating income are as follows:

2017 2016

Income from scrap items 1,306,367,705 1,180,743,823 Rent income (Notes 11 and 29) 861,384,193 762,304,196 Gain on sale of fixed assets (Note 10) - 684,211,648 Gift income - 313,866,000 Others 219,356,374 48,645,520

Total 2,387,108,272 2,989,771,187

Gift income Gift income represents an incentive given by a supplier relating to achieving the purchase quantity within a certain period of time.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

44

26. OTHER OPERATING EXPENSES The details of other operating expenses are as follows:

2017 2016

Bank charges 380,447,472 319,095,920 Loss on foreign exchange - net 261,200,615 1,901,505,314 Claim from customer 234,407,688 312,538,115 Interests and tax penalties (Note 16c) 99,529 4,244,774 Tax on revaluation of fixed assets (Note 10) - 2,235,299,388 Others 10,572,643 9,838,505

Total 886,727,947 4,782,522,016

27. EARNINGS PER SHARE

The calculation of earnings per share is as follows:

2017 2016

Income Income for the year 21,465,836,784 30,137,707,324

Number of Shares Number of shares outstanding (denominator) for the computation of earnings per share 1,353,435,000 1,353,435,000

Earnings per Share 16 22

The Company did not calculate diluted earnings per share since there are no dilutive potential ordinary shares.

28. SEGMENT INFORMATION Operating segments are reported in a manner consistent with internal reporting provided to the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors are identified as the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors review the Company’s internal reporting in order to assess performance, allocate resources and make strategic decision. The Company’s Board of Directors are of the opinion that the Company has one operating segment i.e. it produces different types of fine packaging that have insignificant differences among them in terms of risks and returns. The Company sells its product mainly to customers in Java Island amounting to 98.56% and 97.92% from total net sales for the years ended December 31, 2017 and 2016, respectively. No available financial information by product type or territory is prepared since the Company’s Board of Directors evaluate the operating results by allocating revenues on an entity wide basis.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

45

29. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

In the normal course of business, the Company entered into transactions with related parties in view of their common ownership and management. All transactions with related parties are conducted based on policies and terms agreed upon by both parties. Nature of relationship with related parties

a. PT Proinvestindo (PRO) is the ultimate parent company of the Company.

b. Related parties whose certain shareholders and management are the same as the Company’s:

- PT Dharma Anugerah Indah (DAI) - PT Wahana Matra Sejati (WMS) - PT Adi Indah Andalan (AIA) - PT Kutai Bara Abadi (KBA) - PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (KGI) - PT Tuban Supply Base (TSB)

c. The Boards of Commissioners and Directors are the key management personnel of the Company.

Transactions and balances with related parties

2017 2016

Compensation to key management personnel Short-term employee benefits 10,928,083,280 9,886,572,339 Post-employment benefits - 912,000,000

Total 10,928,083,280 10,798,572,339

Percentage from salaries and allowances 14.74 17.98

Net sales (Note 21) DAI 512,871,081 1,020,568,410

Percentage from net sales 0.08 0.18

Purchases (Note 22) DAI 19,144,481,491 13,104,311,479

Percentage from purchases 4.09 3.14

Manufacturing overhead (Note 22) Printing supplies KGI 3,095,567,395 2,461,573,183 Printing expense DAI 3,397,596,324 2,171,708,916

Total 6,493,163,719 4,633,282,099

Percentage from manufacturing overhead 5.85 5.24

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

46

29. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Transactions and balances with related parties (continued)

2017 2016

Selling expenses (Note 23) Car rental AIA 1,043,814,000 870,129,000

Percentage from selling expenses 8.09 7.30

Rent income (Note 25) WMS 77,922,000 16,233,750 TSB 62,370,000 25,987,500 KBA 47,952,000 47,952,000 PRO 46,656,000 46,656,000

Total 234,900,000 136,829,250

Percentage from rent income 27.27 17.95

Other receivables (Note 8) PRO 12,830,400 -

TSB 5,717,250 5,717,250 KBA - 4,395,600

Total 18,547,650 10,112,850

Percentage from other receivables 1.71 0.80

Trade payables (Note 13) DAI 5,277,557,216 3,972,233,057 KGI 654,928,458 884,330,939

Total 5,932,485,674 4,856,563,996

Percentage from trade payables 5.80 6.01

For the years ended December 31, 2017 and 2016, the Company leases its building in Jalan Majapahit, Jakarta to related parties for a period of 1 (one) year and could be extended upon mutual agreement.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

47

30. COMMITMENTS

Credit Facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Based on Letter of Credit Offering No. CM2.JSD/SPPK/4354/T.4/2017 dated July 20, 2017, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to provide credit facilities to the Company with details as follows: a. Revolving Working Capital Credit Facility with maximum amount of Rp 50,000,000,000 which will

be used for the Company’s working capital and bears an annual interest rate of 11.75%. b. Non Cash Loan Facility with maximum amount of US$ 5,000,000 which consists of import letter of

credit facility (LC), standby LC and Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) with sub limit Trust Receipt amounting to US$ 4,000,000 which will be used for the purchase of raw materials and production machineries.

c. Treasury Line Facility with maximum amount of US$ 1,000,000 which will be used for foreign exchange transactions and as a hedging instrument.

The above credit facilities are valid for a period of 1 (one) year until July 23, 2018 and are secured by trade receivables (Note 5), inventories (Note 6), factory land and office building (Notes 10 and 11).

Based on Letter of Credit Offering No. R05.RWH/CMB.JSD/SPPK/3854/T.4/2016 dated July 21, 2016, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to provide credit facilities to the Company with details as follows: a. Revolving Working Capital Credit Facility with maximum amount of Rp 50,000,000,000 which will

be used for the Company’s working capital and bears an annual interest rate of 11.75%. b. Non Cash Loan Facility with maximum amount of US$ 5,000,000 which consists of import letter of

credit facility (LC), standby LC and Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) with sub limit Trust Receipt amounting to US$ 4,000,000 which will be used for the purchase of raw materials and production machineries.

c. Treasury Line Facility with maximum amount of US$ 1,000,000 which will be used for foreign exchange transactions and as a hedging instrument.

The above credit facilities are valid for a period of 1 (one) year until July 23, 2017 and are secured by trade receivables (Note 5), inventories (Note 6), factory land and office building (Notes 10 and 11).

As of December 31, 2017 and 2016, the revolving working capital credit facility used by the Company amounted to Rp 20,000,000,000, respectively. As of December 31, 2017 and 2016, the unused non cash loan facility of the Company amounted to US$ 4,687,391 and US$ 4,842,999, respectively.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

48

31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

At December 31, 2017 and 2016, the Company has assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:

2017 2016

Equivalent Equivalent

Currency Amount in Rupiah Amount in Rupiah

Assets

Cash and cash equivalents US$ 541,025.38 7,329,811,848 493,945.68 6,636,654,157

Trade receivables US$ 22,273.60 301,762,733 59,234.50 795,874,742

Other current asset US$ 86,665.54 1,174,144,736 112,359.54 1,509,662,779

Total assets 8,805,719,317 8,942,191,678

Liabilities

Trade payables US$ 653,897.94 (8,859,009,291) 250,214.63 (3,361,883,769)

SIN$ 39,560.00 (400,882,447) - -

CHF 12,750.66 (176,496,548) - -

EUR 2,738.13 (44,285,474) - -

Other payables US$ 11,735.00 (158,985,780) - -

Payable for acquisition of

fixed assets CHF - - 369,750.00 (4,872,476,760)

Total liabilities (9,639,659,540) (8,234,360,529)

Assets (Liabilities) - Net (833,940,223) 707,831,149

On March 16, 2018, the respective middle rates of exchange were Rp 13,765.00 to US$ 1, Rp 16,941.28 to EUR 1, Rp 10,465.70 to SIN$ 1 and Rp 14,475.02 to CHF 1 which were calculated based on the average selling and buying bank notes and/or transaction exchange rate published by Bank Indonesia. If the monetary assets and liabilities as of December 31, 2017 are translated using the middle rates of exchange as of March 16, 2018, the proforma gain on foreign exchange and the total comprehensive income for the year would decrease by Rp 26,712,156.

32. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Financial instruments presented in the statement of financial position are carried at fair values, otherwise, they are presented at carrying amounts as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured.

The fair value of cash and cash equivalents, trade receivables, other receivables, bank loan, trade payables, other payables, accrued expenses and payable for acquisition of fixed assets approximate their carrying amounts due to mature within 12 (twelve) months.

All financial instruments presented in the statement of financial position as of December 31, 2017 and 2016 are carried at amortized cost.

The following table sets forth the fair values, which approximate their carrying amounts, of the Company’s financial assets and financial liabilities as of December 31, 2017 and 2016:

2017 2016

Financial Assets Loans and receivables: Cash and cash equivalents 37,579,943,948 73,781,192,748 Trade receivables 137,601,719,759 98,875,236,460 Other receivables 1,085,575,050 1,262,352,850

Total 176,267,238,757 173,918,782,058

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

49

32. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)

The following table sets forth the fair values, which approximate their carrying amounts, of the Company’s financial assets and financial liabilities as of December 31, 2017 and 2016: (continued)

2017 2016

Financial Liabilities Financial liabilities measured at amortized cost: Bank loan 20,000,000,000 20,000,000,000 Trade payables 102,275,039,961 80,825,847,137 Other payables 326,881,169 344,281,642 Accrued expenses 2,308,091,174 2,949,728,194 Payable for acquisition of fixed assets - 4,872,476,760

Total 124,910,012,304 108,992,333,733

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Risk Management The principal financial liabilities of the Company consist of bank loan, trade payables, other payables, accrued expenses and payable for acquisition of fixed assets. The main purpose of these financial liabilities is to raise funds for the operations of the Company. The Company also has various financial assets such as cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables which arise directly from its operations. The Company’s financial risk management objectives and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of its business, while managing the Company’s financial instruments exposure to credit risk, foreign currency exchange rate risk and liquidity risk. The Company’s Board of Directors reviews and approves the policies for managing these risks which are summarized below:

a. Credit risk

Credit risk is the risk when a party to a financial instrument will fail to discharge its obligation and will result in a financial loss to the other party.

The Company is exposed to credit risk mainly from the credit granted to its customers. To mitigate

this risk, it has policies in place to ensure that sales of products are made only to credit worthy customers with proven track record or good credit history. It is the Company’s policy that all customers who wish to trade on credit are subject to credit policy verification procedures. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. The maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of receivables as shown in Note 5. There is no concentration of credit risk.

The Company is also exposed to credit risk arising from the funds placed by the Company in banks

in the form of current accounts and time deposits. To mitigate this risk, the Company has a policy to place its funds only in banks with good reputation and high credit ratings. The maximum exposure to this risk is equal to the carrying amounts of the above mentioned financial assets disclosed in Note 4.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

50

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued) Risk Management (continued) a. Credit risk (continued)

Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure of credit

risk. The following table sets out the maximum exposure of credit risk as presented by the carrying amounts of the financial assets.

2017 2016

Cash and cash equivalents 37,468,521,032 73,540,254,376 Trade receivables 137,601,719,759 98,875,236,460 Other receivables 1,085,575,050 1,262,352,850

Total 176,155,815,841 173,677,843,686

The tables below show the aging analysis of financial assets of the Company as of December 31, 2017 and 2016:

2017

Neither Past Due but Not Past Due Impaired

Total Nor Impaired 1 - 30 days 31 - 60 days > 60 days

Cash and cash equivalents

37,579,943,948 37,579,943,948

-

-

-

Trade receivables 137,601,719,759 65,488,802,201 51,195,194,311 12,492,848,425 8,424,874,822 Other receivables 1,085,575,050 1,085,575,050 - - -

Total 176,267,238,757 104,154,321,199 51,195,194,311 12,492,848,425 8,424,874,822

2016

Neither Past Due but Not Past Due Impaired

Total Nor Impaired 1 - 30 days 31 - 60 days > 60 days

Cash and cash equivalents

73,781,192,748 73,781,192,748

-

-

-

Trade receivables 98,875,236,460 49,651,953,089 36,032,563,177 6,212,443,702 6,978,276,492 Other receivables 1,262,352,850 1,262,352,850 - - -

Total 173,918,782,058 124,695,498,687 36,032,563,177 6,212,443,702 6,978,276,492

b. Foreign currency exchange rate risk

Foreign currency exchange rate risk is the risk when the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates primarily to its operating activities when revenues and expenses are denominated in a currency different from its functional currency.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

51

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued) Risk Management (continued)

b. Foreign currency exchange rate risk (continued)

The Company is exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions, such as purchase of materials and sales to third parties. The Company manages the foreign currency exposure by matching, as much as possible, receipts and payments in each individual currency. Futhermore, the Company manages the risk of foreign exchange rates by monitoring the fluctuations in foreign exchange rate continuously so as to perform appropriate actions to reduce the risk of foreign currency exchange rates.

The Company’s monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2017 and 2016 are presented in Note 31.

The sensitivity analysis of a 5% fluctuation in the foreign exchange rate to income for the year, with all other variables considered as constant, is as follows:

2017 2016

Increase of 5% (41,697,011) 35,391,558 Decrease of 5% 41,697,011 (35,391,558)

c. Liquidity risk

Liquidity risk is the risk when the Company is unable to meet its obligations when they fall due. The Company manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and the availability of funding. The management evaluates and monitors cash in flow and cash out flow to ensure the availability of funds to settle the maturing obligation. In general, funds needed to settle the current liabilities are obtained from sales activities to customers.

The table below summarizes the maturity profile of the Company’s financial liabilities as of December 31, 2017:

≤ 1 month > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months > 12 months Total

Bank loan 20,000,000,000 - - - - 20,000,000,000 Trade payables 62,657,116,660 39,617,923,301 - - - 102,275,039,961 Other payables 326,881,169 - - - - 326,881,169 Accrued expenses 2,308,091,174 - - - - 2,308,091,174

Total 85,292,089,003 39,617,923,301 - - - 124,910,012,304

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2017 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

52

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued) Capital Management

The primary objectives of the Company’s capital management are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern and to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. The Company actively and regularly reviews and manages its capital to ensure the optimal capital structure and return to the shareholders, taking into consideration the efficiency of capital use based on operating cash flows and capital expenditures and also consideration of future capital needs. In order to maintain or adjust their capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, issue new shares or sell assets to reduce debt. No changes were made in the objectives, policies or processes during the period presented.

Management regards total equity as capital, for capital management purpose. The amount of capital as of December 31, 2017 amounted to Rp 766,164,831,783 which the management regards as optimal having considered the projected capital expenditures and the projected strategic investment opportunities.

34. NON-CASH TRANSACTIONS

The details of activities not affecting cash flows are as follows:

2017 2016

Reclassification of advances for acquisition of fixed assets to fixed assets 7,587,160,100 1,169,723,520 Additions of fixed assets from revaluation surplus - 376,919,711,476 35. NEW ACCOUNTING STANDARDS

The Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants has issued the new and revised accounting standards, which are not yet effective for the financial statements for the year ended December 31, 2017 as follows: - Amendments to PSAK 2 (2016), “Statement of Cash Flows” regarding Disclosure Initiatives; - Amendments to PSAK 46 (2016), “Income Taxes” regarding Recognition of Deferred Tax Assets

for Unrealised Losses; - PSAK 69, “Agriculture”; - Amendments to PSAK 16 (2016), “Fixed Assets” regarding Agriculture: Bearer Plants”; - Amendments to PSAK 62 (2017), “Insurance Contract”; - PSAK 71, “Financial Instrument”; - PSAK 72, “Revenue from Contract with Customers”; - PSAK 73, “Leases”.

The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these new and revised accounting standards on the financial statements.