Provinsi Banten ISBD
-
Upload
chandra-dwi-putra -
Category
Documents
-
view
272 -
download
6
description
Transcript of Provinsi Banten ISBD
BAB II
PEMBAHASAN
Provinsi Banten
Nama Resmi : Provinsi Banten
Ibukota : Serang
Luas Wilayah : 9.662,92 Km2 *)
Jumlah Penduduk
: 9.978.932 jiwa *)
Suku Bangsa : Sunda, Baduy
Agama : Islam, Protestan, Katolik dan Sunda Wiwitan
Wilayah Administrasi
: Kab.: 4, Kota : 4, Kec.: 155, Kel.: 313, Desa : 1.238 *)
Website : http://www.bantenprov.go.id
3
Banten adalah sebuah provinsi di Tatar Pasundan, serta wilayah paling barat di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun menjadi wilayah pemekaran sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
2.1Sejarah Provinsi BantenBanten atau dahulu dikenal dengan nama Bantam pada
masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka, dan makmur. Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947, dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Bantam menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Bantam adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.
4
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran, ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda. Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan Banten. Hal itu ditandai dengan dirampasnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf mengklaim sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja sementara di sisi lain para Kandaga Lante dari Kerajaan Pajajaran secara resmi menyerahkan seluruh atribut dan perangkat kerajaan beserta abdi kepada Kerajaan Sumedang Larang untuk meneruskan kelanjutan Kerajaan Sunda atau Pajajaran yang merupakan trah Siliwangi.
Dengan dihancurkannya Pajajaran maka Banten mewarisi wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut: "From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his
5
earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region."[2]
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Bantam merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar. Kota Bantam terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu panjangnya 400 depa; masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang dindingnya terbuat dari bata, dan lebarnya tujuh telapak tangan. Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan, dan kesenian rakyat, dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan datar yang ditinggikan, dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat alun-alun didirikan sebuah masjid agung.
6
Litografi berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm dengan pemandangan di Banten (1865-1872)Pada awal abad ke-17 Masehi, Bantam merupakan salah satu pusat perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata administrasi modern pemerintahan, dan kepelabuhan sangat menunjang bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Ketika orang Belanda tiba di Bantam untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk ke Bantam. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Bantam, dan disusul oleh orang Belanda.
Selain itu, orang-orang Perancis, dan Denmark pun pernah datang di Bantam. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Bantam (1601), setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan Bantam. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Bantam (1684) akibat tindakan orang Belanda.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan untuk pembaharuan sistem desentralisasi, dan dekonsentrasi yang lebih luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27 jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu keresidenan yaitu Bantam Regentschappen dalam Provincie West Java di
7
samping Batavia, Buitenzorg (Bogor), Preanger (Priangan), dan Cirebon.
Kesultanan Banten pada masa jayanya meliputi daerah yang sekarang dikenal dengan daerah Serang, Pandeglang, Lebak, dan Tangerang. Sejak abad ke-16 sampai abad ke-19 Banten mempunyai arti dan peranan yang penting dalam penyebaran dan pengembangan Islam di Nusantara, khususnya di daerah Jawa Barat, Jakarta, Lampung, dan Sumatra Selatan. Kota Banten terletak di pesisir Selat Sunda dan merupakan pintu gerbang lintas pulau Sumatra dan Jawa. Posisi Banten yang sangat strategis ini menarik perhatian penguasa di Demak untuk menguasainya. Pada tahun 1525-1526 Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati berhasi menguasai Banten.
Sebelum Banten berwujud sebagai suatu kesultanan, wilayah ini termasuk bagian dari kerajaan Sunda (Pajajaran). Agama resmi kerajaan ketika itu adalah agama Hindu. Pada awal abad ke-16, yang berkuasa di Banten adalah Prabu Pucuk Umum dengan pusat pemerintahan Kadipaten di Banten Girang (Banten Hulu). Surosowan (Banten Lor) hanya berfungsi sebagai pelabuhan. Menurut berita Joade Barros (1516), salah seorang pelaut Portugis, di antara pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di wilayah Pajajaran, Pelabuhan Sunda Kelapa dan Banten merupakan pelabuhan yang besar dan ramai dikunjungi pedagang-pedagang dalam dan luar negri. Dari sanalah sebagian lada dan hasil negri lainnya diekspor.
Oleh karena itu, Banten pada masa lalu adalah potret sebuah kota metropolitan dan menjadi pusat perkembangan pemerintahan Kesultanan Banten yang sempat mengalami masa keemasan selama kurang lebih tiga abad.
8
Menurut Babad Pajajaran, proses awal masuknya Islam di Banten mulai ketika Prabu Siliwangi, salah seorang raja Pajajaran, sering melihat cahaya yang menya-nyala di langit. Untuk mencari keterangan tentang arti cahaya itu, ia mengutus Prabu Kian Santang, penasihat kerajaan Pajajaran, untuk mencari berita mengenai hal ini. Akhirnya Prabu Kian Santang sampai ke Mekah. Di sana ia memperoleh berita bahwa cahaya yang dimaksud adalah nur Islam dan cahaya kenabian. Ia kemudian memluk agama Islam dan kembali ke Pajajaran untuk mengislamkan masyarakat. Upaya yang dilakukan Kian Santang hanya berhasil mengislamkan sebagian masyarakat, sedangkan yang lainnya menyingkirkan diri. Akibatnya, Pajajaran menjadi berantakan. Legenda yang dituturkan dalam Babad Pajajaran ini merupakan sebuah refleksi akan adanya pergeseran kekuasaan dari raja pra-Islam kepada penguasa baru Islam.
Sumber lain menyebutkan bahwa ketika Raden Trenggono dinobatkan sebagai sultan Demak yang ketiga (1524) dengan gelar Sultan Trenggono, ia semakin gigih berupaya menghancurkan Portugis di Nusantara. Di lain pihak, Pajajaran justeru menjalin perjanjian persahabatan dengan Portugis sehingga mendorong hasrat Sultan Trenggono untuk segera menghancurkan Pajajaran. Untuk itu, ia menugaskan Fatahillah, panglima perang Demak, menyerbu Banten (bagian dari wilayah Pajajaran) bersama dua ribu pasukannya. Dalam perjalanan menuju Banten, mereka singgah untuk menemui mertuanya, Syarif Hidayatullah, di Cirebon.
Pasukan Demak dan pasukan Cirebon bergabung menuju Banten di bawah pimpinan Syarif Hidayatullah, Fatahillah,
9
Dipati Keling, dan Dipati Cangkuang. Sementara itu, di Banten sendiri terjadi pemberontakan di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin melawan penguasa Pajajaran.
Gabungan pasukan Demak dengan Cirebon bersama laskar-marinir Maulana Hasanuddin tidak banyak mengalami kesulitan dalam menguasai Banten. Dengan demikian, pada tahun 1526 Maulana Hasanuddin dan Syarif Hidayatullah berhasil merebut Banten dari Pajajaran. Pusat pemerintahan yang semula berkedudukan di Banten Girang dipindahkan ke Surosowan, dekat pantai.
Dilihat dari sudut ekonomi dan politik, pemindahan pusat pemerintahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan antara pesisir Sumatra sebelah barat melalui Selat Sunda dan Selat Malaka. Situasi ini berkaitan pula dengan situasi dan kondisi politik di Asia Tenggara. Pada masa itu, Malaka telah jatuh di bawah kekuasaan Portugis, sehingga pedagang-pedagang yang enggan berhubungan dengan Portugis mengalihkan jalur perdagangannya ke Selat Sunda. Sejak saat itulah semakin ramai kapal-kapal dagang mengunjungi Banten. Kota Surosowan (Banten Lor) didirikan sebagai ibu kota Kesultanan Banten atas petunjuk Syarif Hidayatullah kepada putranya, Maulana Hasanuddin, yang kelak menjadi sultan Banten yang pertama.
Atas petunjuk Sultan Demak, pada tahun 1526 Maulana Hasanuddin diangkat sebagai bupati Kadipaten Banten. Pada tahun 1552 Kadipaten Banten diubah menjadi negara bagian Demak dengan tetap mempertahankan Maulana Hasanuddin sebagai sultannya. Ketika Kesultanan Demak runtuh dan diganti Pajang (1568), Maulana Hasanuddin
10
memproklamasikan Banten menjadi negara merdeka, lepas dari pengaruh Demak.
Sultan Maulana Hasanuddin memerintah Banten selama 18 tahun (1552-1570). Ia telah memberikan andil terbesarnya dalam meletakkan fondasi Islam di Nusantara sebagai salah seorang pendiri Kesultanan Banten. Hal ini telah dibuktikan dengan kehadiran bangunan peribadatan berupa masjid dan sarana pendidikan islam seperti pesantren. Di samping itu, ia juga mengirim mubaligh ke berbagai daerah yang telah dikuasainya.
Usaha yang telah dirintis oleh Sultan Maulana Hasanuddin dalam menyebarluaskan Islam dan membangun Kesultanan Banten kemudian dilanjutkan oleh sultan-sultan berikutnya. Akan tetapi, pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Banten mengalami kehancuran akibat ulah anak kandungnya sendiri, yaitu Sultan Haji, yang bekerjasama dengan kompeni Belanda. Ketika itu Sultan Haji diserahi amanah oleh ayahnya sebagai Sultan Muda yang berkedudukan di Surosowan. Akibat kerjasama kompeni Belanda dengan Sultan Haji, akhirnya terjadilah perang dahsyat antara Banten dan kompeni Belanda. Perang berakhir dengan hancurnya Keraton Surosowan yang pertama.
Meskipun keraton tersebut dibangun kembali oleh Sultan Haji melalui seorang arsitek Belanda dengan megahnya, namun pemberontakan demi pemberontakan dari rakyat Banten tidak pernah surut. Sultan Ageng Tirtayasa memimpin Perang gerilya bersama anaknya, Pangeran Purbaya, dan Syekh Yusuf, seorang ulama dari Makassar dan sekaligus menantunya. Sejak itu, Kesultanan Banten tidak pernah sepi
11
dari peperangan dan pemberontakan melawan kompeni hingga akhirnya Keraton Surosowan hancur untuk yang kedua kalinya pada masa Sultan Aliuddin II (1803-1808). Ketika itu ia melawan Herman Willem Daendels.
Setelah Kesultanan Banten dihapus oleh Belanda, perjuangan melawan penjajah dilanjutkan oleh rakyat Banten yang dipimpin oleh para ulama dengan menggelorakan semangat perang sabil. Keadaan ini berlangsung sampai Negara Republik Indonesia diproklamasikan kemerdekannya. Hal ini terlihat dari berbagai pemberontakan yang dipimpin oleh para kiai dan didukung oleh rakyat, antara lain peristiwa “Geger Cilegon” pada tahun 1886 di bawah pimpinan KH Wasyid (w. 28 Juli 1888) dan “Pemberontakan Petani Banten” pada tahun 1888.
Keberadaan kesultanan Banten pada masa lalu dapat dilihat dari peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Banten yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Seperti masjid-masjid lainnya, bangunan masjid ini pun berdenah segi empat, namun kelihatan antik dan unik. Bila diamati secara jelas, arsitekturnya merupakan perpaduan antara arsitektur asing dan Jawa.
Hal ini dapat dilihat dari tiang penyangga bangunan yang jumlahnya empat buah di bagian tengah; mimbar kuno yang berukir indah; atap masjid yang terbuat dari genteng tanah liat, melingkar berbetuk bujur sangkar yang disebut kubah berupa atap tumpang bertingkat lima. Di dalam serambi kiri yang terletak di sebelah utara masjid terdapat makam beberapa sultan Banten beserta keluarga dan kerabatnya. Di halaman selatan masjid terdapat bangunan Tiamah, merupakan
12
bangunan tambahan yang didirikan oleh Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang memluk agama Islam dengan gelar Pangeran Wiraguna. Dahulu, gedung Tiamah ini digunakan sebagai majelis taklim serta tempat para ulama dan umara Banten mendiskusikan soal-soal agama. Sekarang gedung tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda purbakala. Selain itu, di Kasunyatan terdapat pula Masjid Kasunyatan yang umurnya lebih tua dari Masjid Agung. Di masjid inilah tinggal dan mengajar Kiai Dukuh yang kemudian bergelar Pangeran Kasunyatan, guru Maulana Yusuf, sultan Banten yang kedua.
Bangunan lain yang membuktikan keberadaan Kesultanan Banten masa lampau adalah bekas Keraton Surosowan atau gedung kedaton Pakuwan. Letaknya berdekatan dengan Masjid Agung Banten. Keraton Surosowan yang hanya tinggal puing-puing dikelilingi oleh tembok tembok yang tebal, luasnya kurang lebih 4 ha, berbentuk empat persegi panjang. Benteng tersebut sekarang masih tegak berdiri, di samping beberapa bagian kecil yang telah runtuh. Dalam situs (lahan) kepurbakalaan Banten masih ada beberapa unsur, antara lain Menara Banten, Masjid Pacinan, Benteng Speelwijk, Meriam Kiamuk, Watu Gilang dan pelabuhan perahu Karangantu.
2.2Letak Geografis Provinsi Banten
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi
13
Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis, dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta, dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.
Secara geografis wilayah Banten dekat dengan Jawa-Barat dan pulau Sumatra. Banten terletak di antara pulau Sumatra, Jawa-barat dan Jakarta, dengan populasi penduduk mencapai 9.308.344 pada tahun 2005. Sedikit di luar kota ke arah barat terdapat gunung berapi terkenal yaitu gunung Krakatau yang terakhir meletus besar pada tahun 1883.
Terletak 8 derajat di selatan garis katulistiwa, Banten beriklim tropis dengan 2 musim yaitu hujan dan kemarau, dengan suhu udara rata-rata 28 derajat celcius. Bagian selatan banten merupakan daerah berbukit yang landai, sementara bagian utara merupakan daerah dataran rendah / pantai. Hasil utama banten diantaranya pertanian, berkebunan dan industri.
14
2.3Batas Wilayah Provinsi Banten
2.4Topografi Provinsi Banten
Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:
Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 hektare Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320
hektare Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50
hektare
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
2.5Pemerinthan Provinsi Banten
Kabupaten dan Kota
Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kotamadya. Berikut adalah daftar kabupaten, dan kotamadya di Banten, beserta ibu kota.
15
Utara Laut Jawa
Selatan Samudera Indonesia
Barat Selat Sunda
TimurDaerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat
No.
Kabupaten/Kota
Pusat pemerintahan
Kecamata
n
Kelurahan/Desa
Bupati/Wali Kota
Logo
1 Kabupaten Lebak
Rangkasbitung
28 5/340
Daftar bupati
Iti Octavia Jayabaya
2Kabupaten Pandeglang
Pandeglang
35 335/-
Daftar bupati
Erwan Kurtubi
3 Kabupaten Serang
Ciruas 28 246/-
Daftar bupati
Hudaya Latuconsina (Pj.)menggantikan Taufik Nuriman
4 Kabupaten Tangerang
Tigaraksa 29 28/320
Daftar bupati
Ahmed Zaki Iskandar
5 Kota Cilegon
- 8 43/-
Daftar wali kota
Tubagus Iman Ariyadi
6 Kota Serang
- 6 66/-
Daftar wali kota
Tubagus Haerul Jaman
16
No.
Kabupaten/Kota
Pusat pemerintahan
Kecamata
n
Kelurahan/Desa
Bupati/Wali Kota
Logo
7Kota Tangerang - 13 104/-
Daftar wali kota
Arief Rachadiono Wismansyah
8Kota Tangerang Selatan
- 7 54/-
Daftar wali kota
Airin Rachmi Diany
Catatan:
Kabupaten Tangerang sebelumnya beribu kota di Kota Tangerang. Badan Pengkajian, dan Penerapan Teknologi (BPPT)
merekomendasikan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Puspemkab Kabupaten Serang.
Kota Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.
Kota Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota administratif.
Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera
Daerah-daerah penting lain
Terdapat beberapa daerah penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:
Anyer, Kabupaten Serang
17
Balaraja, Kabupaten Tangerang Bojonegara, Kabupaten Serang Karawaci Kota Tangerang Labuan, Kabupaten Pandeglang Merak, Kota Cilegon Pamulang Kota Tangerang Selatan Serpong, Kota Tangerang Selatan
PerwakilanDPRD Provinsi Banten
DPRD Banten hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari 10 partai, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi %
PDI-P 15 -
Partai Golkar 15 -
Partai Gerindra 10 -
Partai Demokrat
8 -
PPP 8 -
PKS 8 -
PKB 7 -
18
Partai Hanura 6 -
Partai NasDem 5 -
PAN 3 -
Total 85 100,0
b. Perwakilan di Jakarta
Anggota DPR[
Provinsi Banten memiliki 22 wakil di DPR, enam orang
masing-masing dari Daerah Pemilihan Banten I (barat daya)
dan II (barat laut), dan sepuluh orang dari Daerah Pemilihan
Banten III (timur).
Anggota DPD
Berdasarkan hasil Pemilihan umum legislatif 2014,
anggota DPD asal Banten untuk periode 2014-2019 adalah
Andiara Aprilia Hikmat; H. Ahmad Subadri; K.H. Ahmad
Sadeli Karim, L.C.; dan Drs. Habib Ali Alwi.
c. Daftar gubernur dan wakil gubernur
19
Pada saat terbentuknya Provinsi Banten,
Gubernur Hakamuddin Djamal dipilih oleh Pemerintah
Pusat. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Djoko
Munandar dan Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur, dan
Wakil Gubernur Banten pertama. Pada awal 2006, Atut
Chosiyah sebagai Pelaksana Tugas Gubernur. Akhirnya,
tanggal 6 Desember 2006 dilaksanakan Pemilihan Kepala
Daerah langsung, yang dimenangi oleh pasangan Ratu Atut
Choisiyah, dan Mohammad Masduki, kedua-duanya
menjabat pada periode 2007-2011.
Gubernur
No.
Nama Foto Dari Sampai Keterangan
*Hakamuddin Djamal
17 November 2000
11 Januari 2002
Sebagai Penjabat Gubernur (Pj.)
1.Djoko Munandar
11 Januari 2002
10 Oktober 2005
Dinonaktifkan karena terkait kasus korupsi
20
*Ratu Atut Chosiyah
20 Oktober 2005
10 Januari 2007
Sebagai Pelaksana Tugas Gubernur (Plt.)
2.Ratu Atut Chosiyah
11 Januari 2007
13 Mei 2014
Dinonaktifkan karena terkait kasus suap, dan korupsi
* Rano Karno 13 Mei 201412 Agustus 2015
Sebagai Pelaksana Tugas Gubernur (Plt.)
3. Rano Karno12 Agustus 2015
Petahana
21
Wakil gubernur
No.
Nama Foto Dari SampaiKeterangan
1.Ratu Atut Chosiyah
11 Januari 2002
11 Oktober 2005
2Mohammad Masduki
11 Januari 2007
11 Januari 2012
3 Rano Karno11 Januari 2012
13 ei 2014
2.6 Pendidikan di Provinsi Banten
Perguruan Tinggi di Banten:
a. Perguruan Tinggi Negeri
IAIN Sultan Maulana Hasanuddin
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
22
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas Terbuka Pondok Cabe
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang
b. Perguruan Tinggi Kedinasan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Akademi Meteorologi dan Geofisika
c. Perguruan Tinggi Swasta
Universitas Serang Raya, Serang, Banten
Institut Teknologi Indonesia, Serpong, Tangerang Selatan
Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
Universitas Gunadarma, Kampus K, Karawaci, Tangerang
Universitas Pamulang, Pamulang,Tangerang Selatan
Universitas Multimedia Nusantara, Summarecon Serpong,
Tangerang
Surya University, Summarecon Serpong, Tangerang
Universitas Bina Nusantara Kampus Alam Sutera
Universitas Pembangunan Jaya
Universitas Teknologi Nusantara Cilegon
Universitas Swiss German Serpong
Universitas Pamulang
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang
Universitas Muhammadiyah Jakarta,Jl KH Ahmad Dahlan
Cirendeu Ciputat Banten
23
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Universitas Pramita Indonesia
Universitas Mathla'ul Anwar Banten
Universitas Banten Jaya Serang, Banten
Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Bumi Serpong
Damai
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten (STIE Bina
Bangsa Banten)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yuppentek
Tangerang
STIA Maulana Yusuf Banten
STAKAD
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Bina Sarana Informatika
Perguruan Tinggi Raharja Tangerang
Politeknik Piksi Input Serang
Politeknik Krakatau
Institut Ilmu Al Qur`an
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Qalam
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Surya, Gading
Serpong
Sekolah Tinggi Agama Cahaya Madani Boarding School
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten (Pandeglang)
2.6Potensi Wisata
24
Provinsi Banten merupakan Provinsi yang letaknya di ujung
sebelah barat Pulau Jawa. Karena lokasinya yang cukup
strategis, Provinsi Banten mempunyai potensi tempat wisata
yang luar biasa sehingga banyak pula yang menjadikan banten
sebagai pilihan tempat wisata warga Jakarta dan sekitarnya.
Apa saja tempat wisata di Banten dan sekitarnya yang patut
dikunjungi? Berikut ulasan tempat wisatanya.
1. Pantai Anyer
Pantai Anyer
Pantai Anyer adalah salah satu objek wisata di Banten yang
populer dan paling ramai dikunjungi, terutama mereka
penduduk Jakarta dan sekitarnya karena lokasinya yang dekat
dan terjangkau. Pantai Anyer terletak di Kabupatan Serang,
Banten. Pantai ini memiliki pasir putih yang indah dan sangat
menarik. Karena pantai ini berada di sepanjang Kecamatan
25
Anyer Banten, maka dinamakan Pantai Anyer. Banyak aktifitas
yang bisa anda lakukan di Pantai Anyer ini seperti berenang,
bermain pasir, olahraga air, menyelam, berselancar, menikmati
indahnya pemandangan pantai, hingga menyantap hidangan
makanan laut yang nikmat di pinggir pantai. Anda tidak perlu
khawatir jika ingin menginap di daerah pantai Anyer ini, karena
tersedia banyak sekali hotel di sekitarnya.
2. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon sesuai berada di ujung barat
Pulau Jawa. Di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon tak hanya
mencakup kawasan daratan di Pulau Jawa saja, namun juga
termasuk beberapa pulau yang ada di sekitar ujung barat Pulau
Jawa. Beberapa kegiatan utama yang bisa anda lakukan di
26
Taman Nasional Ujung Kulon yakni berkemah, trekking, dan
anda juga bisa melihat alam liar di kawasan Taman Nasional
Ujung Kulon. Fungsi utama daripada Taman Nasional Ujung
Kulon adalah selain sebagai tempat wisata juga sebagai tempat
perlindungan badak. Anda bisa belajar disini, dari hal yang
disampaikan yaitu paham akan pentingnya menjaga kelestarian
alam di sekitar kita.
3. Pantai Tanjung Lesung
Pantai Tanjung Lesung
Tanjung Lesung merupakan nama kawasan pantai yang
eksklusif dan terawat yang terletak di ujung barat Pulau Jawa,
tepatnya berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan
luas sekitar 1500 hektar. Lama waktu perjalanan menuju
Tanjung Lesung lebih kurang sekitar 180 Km dari kota Jakarta.
Pantai Tanjung Lesung merupakan pantai yang masih asri,
bersih dengan pasir putihnya yang bersih pula. Banyak
kegiatan yang bisa anda lakukan di antai Tanjung Lesung antara
27
lain, menyelam, memancing, bermain olah raga air, dan
tersedia villa apabila anda ingin menginap disini.
4. Gunung Krakatau
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau merupakan tempat wisata Banten yang
paling disukai para pendaki gunung, dan kegiatan utama yang
paling digemari disini adalah mendaki Gunung Krakatau.
Banyak agen tour menawarkan paket mendaki Gunung
Krakatau mulai dari paket 1hari sampai paket 4hari. Gunung
Krakatau pernah meletus hebat hingga dampaknya tidak hanya
berpengaruh di Indonesia saja, namun juga mancanegara.
5. Kampung Baduy
28
Kampung Baduy
Kampung Baduy adalah kampung para suku Baduy. Suku Baduy
merupakan salah satu suku asli yang ada di Banten berada di
Kabupaten Lebak. Suku Baduy masih kental akan adat
sundanya, memiliki jumlah penduduk sekitar 8.000 jiwa yang
terbagi menjadi 2, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Perbedaan dari masing - masing suku yaitu Suku Baduy Dalam
adalah Suku Baduy yang menolak pada dunia luar, dan Suku
Baduy Luar adalah suku yang lebih terbuka pada dunia luar.
6. Pantai Sawarna
29
Pantai Sawarna
Pantai Sawarna merupakan kawasan dari wisata pantai di
Banten yang masih tergolong baru. Pantai Sawarna sa'at itu
mulai ramai dikunjungi para wisatawan sekitar tahun 2000
karena promosi dari internet. Pantai Sawarna terletak di Ds.
Sawarna, dengan jerjarak lebih kurang sekitar 150 Km dari
Rangkasbitung. Pantai Sawarna dikunjungi oleh ratusan
wisatawan pada setiap harinya, baik dari sekitar Jawa Barat,
hingga dari luar negeri. Biasanya para wisatawan asing datang
ke Pantai Sawarna untuk berselancar karena Pantai Sawarna
ombak di Pantai Sawarna cukup besar sehingga cocok untuk
berselancar. Perlu anda ketahui sekarang sudah banyak
disediakan penginapan di sekitar Pantai Sawarna.
7. Pulau Umang
30
Pulau Umang
Pulau Umang berlokasi cukup dekat dengan Tanjung Lesung,
Banten, lebih kurang sekitar 180 Km dari Jakarta. Pulau Umang
memiliki luas sekitar 5 hektar dan di khususkan untuk tempat
wisata yang dikelola pihak swasta. Pulau Umang memiliki
fasilitas sangat lengkap, mulai dari kolam renang, sarana
olahraga, karaoke, ruang pertemuan,dan permainan air.
sekedar info, Apabila anda berminat berwisata di Pulau
Umang, jangan lupa membawa tabir surya.
8. Arung Jeram Sungai Ciberang
31
Arung Jeram Sungai Ciberang
Sungai Ciberang, Banten merupakan salah satu lokasi untuk
arung jeram di sekitar Jakarta, karena kondisi pegunungan
yang dilalui Sungai Ciberang masih asri dan hijau, sehingga
perjalanan menuju lokasi arung jeram sangat menyenangkan.
Begitu pula dengan sungainya, pemandangan indah bisa anda
lihat ketika melakukan pengarungan. Apabila anda ingin
memesan paket arung jeram Sungai Ciberang, alangkah
baiknya jika anda bertanya terlebih dahulu tentang kondisi air
Sungai Ciberang, karena terkadang sungai ini kering.
9. Masjid Agung Banten
32
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten adalah peninggalan sejarah yang sangat
penting, berdiri tahun 1569, Masjid Agung Banten mempunyai
arsitektur bangunan yang kental akan arsitektur zaman dahulu
dan merupakan perpaduan berbagai budaya yang berbeda,
antara lain budaya Hindu, China, Jawa, dan juga Eropa. Selain
Masjid yang bisa anda temui, disini anda bisa melihat
peninggalan dari kerajaan Islam yang ada di Banten. Banyak
para peziara dan umat Islam yang berkunjung ke Masjid Agung
Banten.
10. Pulau Dua atau Pulau Burung
33
Pulau Dua atau Pulau Burung
Pulau Dua atau Pulau Burung adalah cagar alam dengan luas
sekitar 30 hektar dan berlokasi di lepas pantai Banten. Pulau ini
dihuni berbagai jenis burung dalam jumlah yang cukup besar.
Bulan April - Agustus banyak burung dari berbagai benua
datang ke Pulau Burung. Tetap setelah musim berlalu, sebagian
besar burung kembali ke tempat asalnya.
11. Rawa Dano
34
Rawa Dano
Rawa Dano terletak di Kabupaten Serang berjarak sekitar 100
Km dari Jakarta, dengan luas sekitar 2.500 hektar, Rawa Dano
merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan
keindahan alam. Rawa Dano adalah kawasan yang memiliki
danau, hutan, dan rawa-rawa sehingga banyak jenis reptil
yamng hidup disini, seperti kadal dan ular. Menurut cerita,
Rawa Dano dulu adalah sebuah gunung berapi yang sudah
tidak aktif lagi, dan berubah menjadi danau yang di atasnya
terdapat rawa- rawa.
12. Pantai Bagedur
35
Pantai Bagedur
Pantai Bagedur adalah tempat wisata Banten yang berjarak
kurang lebih sekitar 115 Km dari Rangkasbitung kecamatan
Malingping. Mungkin bagi anda yang bukan merupakan
penduduk Banten baru pertama kali mendengar nama Pantai
Bagedur ini, tapi wajar saja karena Pantai Bagedur tidak begitu
populer. Tetapi bagi warga Banten, tempat ini pastinya sudah
tidak asing lagi karena pantai ini masih terkaga keasriannya.
Panjang pantai Bagedur sekitar 10 km dengan lebar sekitar 50
meter dan warna pasirnya coklat. Setiap harinya pantai ini
mendapatkan banyak pengunjung. Anda dapat melewati pasir
pantai Bagedur dengan kendaraan bermotor karena pasirnya
berkarakter padat
13. Danau Tasikardi
36
Danau Tasikardi
Nama Danau ini berasal dari bahasa Sunda yang berarti danau
buatan. Letak danau Tasikardi di Kecamatan Kramatwatu yaitu
salah satu peninggalan Sultan Banten dengan luas kurang lebih
5 hektar. Danau Tasikardi dahulunya dijadikan sebagai sebuah
tempat rekreasi bagi keluarga Sultan saja, namun sekarang ini
sudah menjadi tempat wisata di Banten yang bebas untuk
kalangan umum. Dengan lokasi sektiar 6 KM di sebelah barat
kota Serang, Danau Tasikardi ini juga berfungsi untuk
menampung air Sungai Cibanten dan sekaligus untuk
pengairan sawah. Aktifitas yang dapat anda lakukan di Danau
Tasikardi adalah memancing, bermain perahu air, berkemah,
menikmati suasana sejuk di sekitar danau, dan menyeberang
ke tengah danau untuk mengunjungi pulau yang mempunyai
peninggalan Sultan banten
37
14. Pulau Sangiang
Pulau Sangiang
Pulau Sangiang merupakan sebuah pulau yang terletak di Selat
Sunda, Banten. Anda bisa mencapai ke Pulau Sangiang ini
dengan menggunakan perahu dari Pantai Anyer selama sekitar
45 menit. Pulau Sangiang adalah milik swasta dan sepenuhnya
dikembangkan menjadi kawasan wisata oleh pihak swasta
tersebut. Anda bisa menikmati berbagai jenis wisata di pulau
Sangiang yang memiliki luas sekitar 700 hektar ini seperti jenis
wisata bahari, wisata ilmiah, wisata budaya dan wisata alam.
Selain itu, masih ada juga kegiatan yang bisa anda lakukan di
Pulau ini yaitu bersepeda, mendaki gunung, menyelam,
memancing, berkemah, berjemur di pantai, hingga menikmati
pemandangan sisa perang dunia berupa sebuah benteng
38
Jepang.
15. Pantai Carita
Pantai Carita
Pantai yang terletak di pesisir barat Provinsi Banten, Kab.
Pandeglang ini adalah salah satu tempat wisata di Banten yang
paling terkenal di Indonesia. Hal menarik dari Pantai Carita adalah
bisa melihat Gunung Krakatau dari tepi pantai. Seperti halnya
yang ada pad kawasan wisata populer lainnya, tentunya Di daerah
Pantai Carita juga menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap,
jadi anda tidak perlu khawatir dengan fasilitas Pantai Carita ini.
Lokasinya yang berada sekitar 160 km dari Jakarta, akan sangat
cocok bila Pantai Carita ini dijadikan tempat wisata alternatif di
sekitar Jakarta pada saat Anda bosan dengan tempat wisata yang
itu-itusaja.
16. Pantai Karang Bolong
39
Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong berada sekitar 40 km dari kota Serang,
Banten bisa dikatakan dekat dengan Pantai Anyer. Pantai yang
satu ini adalah pantai yang sangat unik. Sesuai dengan nama
panggilannya Pantai Karang Bolong adalah pantai yang ada di
dalam sebuah karang yang bolong akibat hempasan ombak.
Tentunya Anda tidak bisa berenang di Pantai Karang Bolong ini
karena akan banyak karang sehingga dapat berbahaya untuk
anda. Kalau menurut saya Pantai Karang Bolong adalah salah
satu wisata pantai yang paling unik di Banten.
40
2.7 Kesenian
Provinsi Banten
1. Angklung Buhun
Angklung buhun adalah alat musik tradisional khas
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dinamakan buhun karena
kesenian ini lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat
Baduy. Buhun berarti tua, kuno (baheula ). Angklung buhun
adalah angklung tua yang menjadi kesenian pusaka masyarakat
Baduy. Kesenian ini dianggap memiliki nilai magis (kekuaan
gaib) dan sakral. Selain itu kesenian ini juga punya arti penting
sebagai penyambung amanat untuk mempertahankan generasi
masyarakat Baduy.
41
2. Angklung Gubrag
Angklung
Gubrag
Merupakan
salah satu kesenian
tradisional
yang sudah langka,
namun masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek –
Kabupaten Tangerang masih melestarikan kesenian Angklung
Gubrag pada acara khitanan, perkimpoian dan selamatan
kehamilan. Pada masa lalu kesenian Angklung Gubrag
dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud
agar hasil panen berlimpah.
Instrumen yang digunakan 6 buah angklung menggunakan
bambu hitam, masing-masing memiliki nama: bibit, anak bibit,
engklok 1, engklok 2, gonjing dan panembal, dilengkapi dengan
terompet kendang pencak dan seruling. Di atas angklung
dikaitkan pita yang berasal dari kembang wiru, menurut
kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung
dipercaya dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua
pemain berdiri tidak menari kecuali penabuh dogdog lojor
menabuh sambil ngibing diiringi beberapa penari perempuan
dengan kostum kebaya dan kain.
42
3. Bendrong Lesung
Bendrong
Lesung merupakan
salah satu
kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh
dan berkembang secara turun temurun di masyarakat hingga
saat ini. Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat
setempat dalammenyambut Panen Raya. Tujuannya untuk
mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan,
dan yang telah membuahkan hasil.
Dalam perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya
ditampulkan pada penyambutan Panen Raya, tetapi
ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkimpoian atau
upacara peresmian. Bendrong Lesung memadukan musik
Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi) dengan musik
lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang.
4. Debus
43
Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan
permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan
tebasan benda tajam. Dalam pertunjukanya, debus banyak
menampilkan aktraksi kekebalan tubuh sesuai dengan
keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan sultan ageng
tirtayasa sekitar abad ke-17 ( 1651-1652), debus difokuskan
sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang
dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya,
debus menjadi salah satu bagian ragam seni budaya
masyarakat banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh
masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik di
banten, permainan debus berkembang di kabupaten lebak,
pandeglang, kota cilegon dan kota serang.
5. Dogdog Lojor
44
Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang
kayu bulat, tengahnya diberi rongga, namun kedua ujung
ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (± 12 – 15
cm) dengan panjang ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling
besar ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan
diikat dengan bambu melingkar yang dipaseuk/baji untuk
menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan
berbunyi dog dog dog (dalam telinga orang Sunda). Oleh
karena itu alat ini diberi nama Dog Dog. Sedangkan kata lojor
berarti lonjong atau lodor yang sepadan dengan kata panjang.
Jadi Dogdog Lojor sama artinya dengan DogdogPanjang.
Kesenian ini berkembang di Banten bagian Selatan Kabupaten
Lebak, dengan pemain berjumlah 12 orang. Pada awalnya
pertunjukan seni Dogdog Lojor ini, dilakukan sebagai
pelengkap dalam rangka pelaksanaan upacara adat seperti
Seren Taun, sedekah bumi ataupun ruwatan. Oleh karena itu,
pertunjukan Dogdog Lojor dilaksanakan secara khidmat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pertunjukan Dogdog
Lojor dilakukan dengan penuh kegembiraan sehingga
45
berkembang menjadi seni pertunjukan hiburan dan permainan
rakyat.
6. Dzikir Saman
Seni Saman
atau disebut juga
Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten
khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media
gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang dilantunkan
mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi
Muhammad SAW. berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman
karena berkaitan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan
pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh.
Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para
ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk
memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan
Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula
dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau
selametan rumah.
pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan
46
46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan
syair-syair Kitab
7. Kesenian Buaya Putih
Kesenian
tradisional yang
berkembang di kampung curugdahu desa kadubeureum
kecamatan padarincang kabupatne serang, iringan ngarak
buaya putih biasanya dilakukan dalam kegiatan mengirimkan
bahan-bahan keperluan hajatan yang menjadi ciri khas daerah
setempat, dimana keperluan hajatan ditata sedemikian rupa
pada sebatang pohon bambu yang dibentuk rangka mirip
seekor buaya, dengan panjang mencapai 8 sampai 10 meter,
dengan dihiasi janur kelapa. Buaya putih dimainkan secara
keseluruhan oleh 40 orang, dimana 4 orang pemain laki-laki
yang bertugas memegang umbul-umbul sebagai pembatas
barisan, 2 orang bagian paling depan dan 2 orang lagi sebagai
pemegang spanduk, 1 orang sebagai penarik penonton, di
belakang 10 orang sebagai penari mojang desa, berdiri
47
sepasang pengantin yang diapit kedua orang tua yang di
lengkapi dengan seorang pembawa payung kebesaran.
Dibagian tengah terdapat 4 orang sebagai pemikul buaya putih
yang harus mampu memainkan buaya putih dengan baik,
dibawah kendali seoranag pawang buaya yang bernama ma
ijah, tarian buaya putih ini diiringi oleh 14 orang pemain musik
rudat, dengan alat yang terdiri dari : Gending paria ria,
kemplongan, dan gembrung.
8. Pantun Bambu
48
Pantun Bambu adalah alat musik tradisional khas
masyarakat cilegon yang terbuat dari bambu berdiameter rata-
rata 10cm, panjang 80cm, beruas dua dengan lubang di tengah
dan berlidah disayat dengan tiga buah senar bernada empat
tangga nada. Dalam satu grup pantun bambu dibutuhkan
paling sedikit tiga pantun yang terdiri dari pantun melodi
gendang tapak, pantun bas gendang dan pantun ritme
patingtung. Pada awalnya musik pantun di mainkan disaat-saat
melepas lelah setelah para petani berkerja disawah, dengan
peralatan bambu sederhana dapat menimbulkan irama yang
menghibur. Dalam perkembangannya saat alat musik “Pantun”
telah di kolaborasi dengan alat musik lainnya seperti musik
patingtung, rudat, terbang gede dan sebagainya. Pantun
sekarang ini juga digunakan untuk mengiringi lagu dan tarian.
9. Terbang Gede
Terbang
gede merupakan
salah satu
kesenian
tradisional
Banten yang tumbuh
dan berkembang
49
pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan
ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede
berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-
mesjid.
Kesenian ini disebut terbang gede karena salah satu instrumen
musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya
kesenian terbang gede berfungsi sebagai sarana penyebaran
agama islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara
ritual seperti : ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran
bayi, hajat bumi, dan juga hiburan.
Terbang gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-
laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh terbang gede
(besar) , penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul,
penabuh koneng, yang diiringi dengan sholawatan nabi dengan
bahasa Arab ataupun jawa.
10. Rampak Bedug
50
Rampak Beduk merupakan sajian instrumen berupa
perkusi, yang ditingkahi suara bedug berbagai ukuran. Ada
empat bedug diikat kain merah biru, yang dipukul oleh pemain
yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok musik
menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara
terdengar dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup.
Namun, tak ada sajian instrumen tiup. Yang terdengar, suara
harmonis antara bedug dan para vokalis tradisi saling
menyahut. Seni Rampak Bedug berawal dari kebiasaan
penduduk berkeliling kampung sambil memukul bedug kala
sahur di bulan puasa. Yang kemudian dijadikan ajang untuk
beradu keras memukul bedug. Alhasil terjadilah pertemuan
antar mereka, saling beradu kekuatan bedug. Tari Rampak
Beduk Banten dimainkan oleh secara masal. Sekilas,
gerakannya mirip tarian dari daerah Aceh.
2.8Ekonomi & Kependudukan Provinsi Banten
Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah
9.351.470 jiwa, dengan perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%)
anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut usia, sisanya 5.740.546
jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun.
51
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005
mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan (49,75%),
diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran (17,13%),
pengangkutan, dan komunikasi (8,58%), serta pertanian yang
hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga
kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh
pertanian (21,14%), perdagangan (20,84%) dan
transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.
2.9Transportasi Provinsi Banten
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat
Pulau Jawa memiliki posisi yang sangat strategis, dan memiliki
potensi ekonomi yang sangat besar baik skala lokal, regional,
nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap
pergerakan barang, dan penumpang yang dari, dan ke pusat-
pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di
Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya
mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi
Banten.
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja
Pembangunan yang mempunyai ikon atau ciri khas prasarana
perhubungan di Provinsi Banten karena aktivitasnya yang lebih
52
menonjol dibandingkan dengan prasarana perhubungan
lainnya.
Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang, dan Kabupaten
Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang
masuknya barang, dan penumpang melalui transportasi
udara ke Indonesia.
Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang.
Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak
yang menjadi gerbang masuknya barang, dan penumpang
dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang, dan
Kabupaten Lebak. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api
yang merupakan gerbang masuk barang, dan penumpang
terutama dari, dan ke Jakarta.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan
ke dalam tiga bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan
laut, dan perhubungan udara. Ketiga bagian tersebut
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun
perekonomian di Provinsi Banten.
a. Perhubungan darat Jalan
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang
249,246 km berada dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi
sedang, dan sepanjang 26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan
53
provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total panjang jalan
sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670 km,
kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak sebesar 305,320
km.
Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini
mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti
kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas
perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di
sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar
badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten
Utara (Merak-Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI.
Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan provinsi pada
umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per
kapasitas rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada
umumnya bersifat lokal yang terjadi pada pusat-pusat kegiatan
masyarakat.
Terminal
Sebagai simpul transportasi, terminal berfungsi sebagai
tempat untuk menaikkan, dan menurunkan penumpang serta
perpindahan antarmoda transportasi merupakan unsur penting
dalam pelayanan pergerakan penumpang, dan barang. Terdapat 4
(empat) terminal di Provinsi Banten, yaitu Terminal Pakupatan,
Terminal Porisplawad, Terminal Labuan, dan Terminal Merak.
54
Angkutan umum
Untuk melayani pergerakan penumpang, dan barang dalam
wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi pada saat ini masih dilayani dengan
kendaraan ukuran kecil, dan dalam penyelenggaraannya masih
dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat 63 trayek
dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani Antar
Kota Dalam Provinsi lintas Kab./Kota Tangerang. Sedangkan untuk
AKDP lintas Serang, Cilegon,Pandeglang, dan Lebak dilayani
dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.
Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum
tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan perintis
yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp. Bayah-
Cikotok-Pasir Kurai-Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km.
Angkutan perintis ini dilayani oleh 2 buah bis DAMRI ukuran
sedang.
Kereta api
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api
sepanjang 305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang
masih beroperasi dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta
penumpang sekitar 22 kereta/hari, dan kereta barang sebanyak 16
kereta/hari. Semakin menurunnya pelayanan sarana tersebut
berimplikasi terhadap kecenderungan semakin menurunnya pula
pada jumlah angkutan penumpang, dan barang.
55
Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang
305,90 km merupakan ‘single track’ yang terdiri dari lintas
operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-
Cigading sepanjang 141,6 km, dan lintas tidak operasi (jalur
mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah, dan Cigading-Anyer
Kidul sepanjang 164,3 km. Dan saat ini jalur kereta mulai dari
Stasiun Maja - Citeras - Rangkasbitung akan menjadi bagian
dari Kereta Rel Listrik.
b. Perhubungan laut
Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri
dari 2 pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan, dan
Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak
diusahakan yang terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan
Labuan, dan Pelabuhan Bojonegara.
c. Perhubungan udara
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional
merupakan bandar udara utama di Indonesia sebagai pintu
gerbang masuknya barang, dan penumpang dari dalam maupun
luar negeri. Di samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti
Bandar Udara Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Bandara
Budiarto di Tangerang, dan Bandara Gorda yang ada di Kabupaten
Serang.
56
Bandar Udara Pondok Cabe merupakan bandara untuk
kegiatan general aviation, Bandara Budiarto merupakan bandara
yang digunakan untuk pelatihan kegiatan penerbangan. Sementara
Bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.
2.10 Pahlawan dari Provinsi Banten
Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk gelar pahlawan Nasional :
Lahir : Banten,1631Wafat : 1683
Makam beliau berada di sebelah utara Masjid Agung Banten.. Anak dari :Sultan
Sultan Ageng Tirtayasa
Hidup : 1631-1683
Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan kesultanan Banten dan rakyat Banten, akhirnya Belanda di usir dari tanah Banten. Lalu Tirtayasa menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka, kondisi ini tidak disukai VOC. Mereka lantas memblokade Banten.
Didalam Pemerintahan, Langkah yang beliau tempuh :Bidang sektor ekonomi.
Meningkatkan Kesejahteraan rakyat melalui pencetakan sawah-sawah baru serta irigasi yang sekaligus berfungsi sebagai sarana perhubungan.
2. Bidang keagamaan mengangkat Syekh Yusuf, seorang ulama
57
Abdul Ma'ali Ahmad dan Ratu Martakusuma Bergelar :
Pangeran Surya,Pangeran Ratu dan Pangeran Adipati
Berkuasa : priode 1651 -1683. Beliau menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam. Perkembangan pendidikan agama Islam maju dengan
pesat. Saat itu Nama beliau juga dijadikannama universitas didaerah
Serang-Banten
.SK Pres: 45/TK/1970 bertanggal 1-8-1970
asal Makassar, menjadi mufti kerajaan yang bertugas menyelesaikan urusan keagamaan dan penasehat sultan dalam bidang pemerintahan.
menggalakkan pendidikan agama, baik di lingkungan kesultanan maupun di masyarakat melalui pondok pesantren.
Peran kepemimpinannya : Beliau adalah pemimpin yang sangat amanah dan memiliki visi ke depan membangun bangsanya. Seorang pemimpin yang sangat visioner, tegas dalam memerangi kemiskinan, berkarakter kepemimpinan dan intelektual, Kepentingan rakyat adalah segalanya. Ahli perencanaan wilayah dan tata kelola air, egaliter dan terbuka serta berwawasan internasional. Aktif membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak di sekitarnya atau di tempat yang jauh sekalipun.
Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram. Dalam pada itu, dengan Makasar, Bangka, Cirebon, dan Indrapura dijalin hubungan baik.
Lahir : di Anyar, Banten 28 Februari 1911
Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Pernah sebagai :· pegawai siaran radio swasta (1939-1940)· petugas di Departemen Keuangan Belanda(1940-
1942)· Departemen Keuangan pada zaman penjajahan
Jepang· Kepala Kantor Inspeksi Pajak di Bandung.· Sekertaris Komite Nasional Indonesia (KNI) daerah
Priangan.· Anggota Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat).· Menteri Muda Keuangan (kabinet ke2) dan Menteri
Keuangan (kabinet ke 3).waktu Perdana Menteri Sutan Syahrir.
· Menteri Kemakmuran (Kabinet Hatta yg ke 1)
58
Wafat : di Jakarta 15 Februari 1989
dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan
Ia memiliki darah keturunan Sunda dan Minangkabau, karena buyutnya dari pihak ayah, Sutan Alam Intan, merupakan keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat. Sutan Alam Intan ikut terlibat dalam Perang Padri hingga dibuang ke Banten dan menikah dengan putri bangsawan Banten
pendidikan formaldi ELS (1925), MULO di
Madiun(1928),AMS di Bandung pada 1931.
di Rechtshogeschool (1939) di Jakarta (Sekolah Tinggi
Hukum, sekarang menjadi Fakultas Hukum UI) dan
berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (Mr.) atau
sarjana dalam bidang hukum
Aktif dalam organisasi mahasiswa USI (Unitas Studiosorum Indonesiensis) yang aktivitasnya dalam bidang rekreasi dan kegiatan yang menunjang studi tanpa ikut campur dalam politik. Dalam bidang politik, Sjafruddin bergabung dengan
· Wakil Perdana Menteri (Kabinet Hatta ke 2) tahun 1949.
Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda ke II (Desember 1948) terjadi kekosongan Pimpinan Pemerintahan RI dipusat dikarenakan ditangkapnya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, dan yang lainnya.Dan Ibukota Negara yang sudah diduduki oleh Belanda.Disaat itu beliau sebagai Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara, yang saat itu berada di Bukittinggi, Kemudian beliau bersama Teuku Muhammad Hasan untuk menyelamatkan Negara berinisiatif : Membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi (Sumbar) yang diketuai atau dipimpin oleh beliau (Sjafruddin Prawiranegara) yg jabatan itu sama kedudukannya dengan Presiden selama hampir setahun tepatnya 207 hari sampai 13 Juli 1949 berkat PDRI, yang melaksanakan politik diplomasi melalui radio, maka Belanda tidak bisa meyakinkan dunia bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada. Belanda terpaksa melakukan perundingan dengan pihak Indonesia. Dan setelah Soekarno dibebaskan akhirnya pimpinan diserahkan kembali kepada Soekarno. Setelah pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Soekarno, Beliau diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri, kemudian menjadi Menteri Keuangan. Presiden Direktur De Javasche Bank yang kemudian berubah menjadi Bank Indonesia.(1951) terlibat dalam gerakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) merupakan bentuk protes terhadap pemerintahan Soekarno yang dianggap menyeleweng dari UUDS 1950, bukan bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno dan PRRI kemudian dianggap Soekarno sebagai gerakan pemberontakan atau separatis.
Dan akhirnya beliau dan beberapa tokoh Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) ditangkap dan dianggap kontra revolusi. Kedua partai itu kemudian dibubarkan Soekarno. menandatangani Petisi 50 sebagai protes terhadap pemerintahan Soeharto bersama sama M. Natsir, Ali Sadikin, AH Nasution.
59
partai Islam Masyumi.
Keppres No.113/TK/2011 Tertanggal :
07 November 2011
2.11 Kuliner Khas Provinsi Banten
Provinsi Banten merupakan provinsi yang terletak di
ujung barat pulau Jawa. Provinsi yang berdiri sejak tahun 2000
ini dikenal dengan berbagai wisata yang menarik dan kaya
sejarah. Namun, siapa sangka ternyata Provinsi Banten
menyimpan aneka kuliner khas yang tak kalah enak dengan
kuliner-kuliner khas Provinsi lain. Penasaran? Berikut
ulasannya.
1. Laksa tangerang
60
Laksa khas Tanggerang adalah sejenis mie atau bihun yang
disiram dengan kuah. Laksa terbuat dari beras dengan
tekstur kenyal dan gepeng mirip spaghetti. Sedangkan
kuahnya merupakan perpaduan dari santan yang dimasak
dengan kacang hijau, kentang dan kaldu ayam. Sebagai
penikmat, Laksa Tangereng juga disajikan dengan daging
ayam yang di rajang kecil-kecil atau telur. Rasanya yang
gurih dan lezat sangat menggoda selera dan cocok dinikmati
saat kapanpun.
2. Sate Bandeng
61
Sesuai dengan namanya, sate ini dibuat dengan bahan
dasar Bandeng. Ikan Bandeng sendiri merupakan ikan
dengan rasa yang sangat lezat namun mempunyai banyak
duri/tulang. Akan tetapi, tak perlu khawatir karena daging
ikan bandeng pada sate ini sudah bersih dari durinya.
Dengan bumbu yang nikmat dan daging ikan yang lezat
sehingga menciptakan perpaduan rasa yang manis dan
gurih, maka sudah selayaknya kuliner khas Serang ini
banyak digemari para penduduk dan wisatawan dan kerap
kali dijadikan oleh-oleh.
3. Nasi Sum-sum
62
Nasi Sum-sum merupakan nasi yang dicampur dengan
sum-sum tulang kerbau yang dimasak dengan cara dibakar.
Nasi dan bumbu sum-sum tulang kerbau dimasak secara
terpisah, lalu dicampurkan dengan cara menggorengnya.
Setelah digoreng, campuran nasi dan sum-sum lalu dibungkus
daun pisang untuk kemudian dibakar. Kuliner khas Banten ini
mempunyai citarasa yang lezat, gurih dan nikmat. Makanan
andalan daerah Serang ini sudah terbilang langka, meski begitu
masih ada beberapa rumah makan di daerah Serang yang
menjualnya.
3. Sate Bebek dari Cibeber
Sate
Bebek
merupakan salah satu makanan khas Banten yang ada di
Cibeber. Sate ini pada umumnya sama dengan sate biasa,
namun pada sate ini menggunakan daging bebek dan kuahnya
bukan kuah kacang atau kuah tepung melainkan kuah yang
63
terbuat dai gula merah dicampur berbagai bumbu penyedap
seperti merica hitam, daun serai, kunyit, kemiri, ketumbar dan
bahan lainnya. Daging bebek yang lezat serta kuah satenya
yang manis, gurih dan nikmat membuat kuliner satu ini laris
manis.
5. Nasi Uduk Empal
Nasi Uduk
merupakan makanan khas Serang, Banten yang banyak
dijumpai di pagi hari di sepanjang jalan Kota Serang. Nasi Uduk
merupakan beras yang dicampur dengan santan kelapa lalu
dimasak beserta daun salam dan serai, kemudian disajikan
dengan potongan telur, tempe goreng dan lainnya. Nasi Uduk
ini juga diberi tambahan daging Empal yang dikenal dengan
Nasi Uduk Empal Daging dan banyak dijumpai pada malam hari
di jalan-jalan Kota Serang.
6. Rabeg Banten
64
Makanan
khas Banten satu
ini hampir
dapat ditemui di
berbagai
daerah dan tempat di Banten. Ya, Rabeg memang terkenal
karena kelezatan rasanya. Rabeg adalah daging dan jeroan
kambing yang diolah dengan bumbu-bumbu penyedap yang
terdiri dari lengkuas, lada, kayu manis, jahe dan penyedap
alami lainnya sehingga mencipatakan rasa manis dan gurih
sekaligus pedas. Karena berbahan dasar daging kambing,
Rabeg tidak disarankan bagi penderita diabetes karena daging
kambing sendiri mempunyai kadar kolesterol yang tinggi.
2.12 Peninggalan Sejarah banten
Kota Kuno Banten
Gapura di Istana Kaibon di Banten Lama
65
Kota Kuno Banten atau Banten Lama adalah situs yang
merupakan sisa kejayaan Kerajaan Banten. Letaknya relatif tidak jauh
dari kota Jakarta, dapat ditempuh sekitar 2 jam dari Jakarta.
Di tempat ini terdapat banyak Situs peninggalan dari Kerajaan
Banten, diantaranya, Istana Surosoan, Masjid Agung Banten, Situs
Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki
Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara.
Sejak tahun 1995, Kota Kuno Banten telah diusulkan
ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia.
Tempat-Tempat di Kota Kuno Banten
a. Istana Keraton Kaibon
Istana Kaibon adalah sebuah Istana tempat tinggal Ratu Aisyah,
ibunda dari Sultan Syaifuddin. Bentuknya hanyalah
tinggal Reruntuhan saja. Disampingnya ada sebuah Pohon besar dan
sebuah Kanal. Menurut penduduk sekitar, dulunya ini adalah
sebuah Istana yang sangat megah. Namun, Pada
66
tahun 1832, Belanda menghancurkannya saat terjadi peperangan
melawan Kerajaan Banten.
b. Istana Keraton Surosowan
Situs Keraton Surosoan
Tidak Jauh dari Istana Keraton Kaibon, terdapat sebuah Situs Istana
Surosoan yang merupakan Kediaman para Sultan Banten, dari Sultan
Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada
tahun1672-1687, Istana ini dibangun pada tahun 1552. Dibanding
Istana Kaibon yang terlihat masih berupa bangunan, Istana Surosoan,
hanya tinggal berupa sisa-sisa bangunannya saja. Sisa bangunan
megah ini berupa Benteng yang terbuat dari batu merah dan batu
karang dengan tinggi 0,5 – 2 meter. Ditengahnya terdapat kolam
persegi empat. Konon, kolam tersebut adalah bekas pemandian para
putri termasuk Rara Denok. Dengan luas sekitar 4 hektare. Bangunan
sejarah ini dihancurkan oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan
Ageng Tirtayasa tahun 1680.
c. Masjid Agung Banten
67
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa
Banten Lama, Kecamatan Kasemen, sekitar 10 km sebelah utara
KotaSerang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana
Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak. Ia
adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap
bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda China. Ini
adalah karya arsitektur China yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah
serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan
selatan bangunan utama.
Di serambi kiri masjid ini terdapat kompleks makam Sultan-sultan
Banten dan keluarganya, yaitu Maulana
Hasanuddin dengan Permaisurinya,Sultan Ageng Tirtayasa,
dan Sultan Abu Nashr Abdul Kahhar atau Sultan Haji. Sementara di
serambi kanan, terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan
Zainul Abidin, Sultan Abdul Fattah, Pangeran Aria, Sultan
Mukhyi, Sultan Abdul Mufakhir, Sultan Zainul Arifin, Sultan Zainul
Asikin, Sultan Syarifuddin, Ratu Salamah, Ratu Latifah, dan Ratu
Masmudah.
68
d. Vihara Avalokitesvara
Vihara ini merupakan salah satu Vihara tertua di Indonesia.
Keberadaan Vihara ini diyakini merupakan bukti bahwa pada saat itu
penganut Agama yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan
damai tanpa Konflik yang berarti.
Kondisi di dalam Vihara ini sendiri sejuk karena banyak pepohonan
rindang dan terdapat tempat duduk yang nyaman untuk beristirahat.
Selasar koridor Vihara yang menghubungkan bangunan satu dengan
yang lainnya ini terdapat relief cerita hikayat Ular Putih, yang dilukis
dengan berwarna-warni sebagai elemen estetis.
e. Benteng Spellwijk
Benteng Spellwijk
Lokasi tidak jauh dari Masjid Agung Banten, benteng ini dibangun
sekitar tahun 1585 (menurut informasi lainnya tahun 1682).
Dahulunya Benteng Spellwijk digunakan
sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat
69
Sunda dan sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-
meriam dan alat pertahanan lainnya. Di tempat ini juga terdapat
sebuah Terowongan yang katanya terhubung dengan Keraton
Surosowan.
f. Museum Kepurbakalaan Banten Lama
Museum Kepurbakalaan Banten Lama
Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama mempunyai luas tanah
kurang lebih 10.000 m2 dan bangunan kurang lebih 778 m2.
Dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Jawa Barat seperti yang
terlihat pada bentuk atapnya. Museum yang terletak antara Keraton
Surosowan dan Masjid Agung Banten Lama ini menyimpan banyak
benda-benda purbakala. Dilihat dari bentuk bangunannya Museum
Situs Kepurbakalaan lebih mirip seperti sebuah rumah yang
kemudian dialihfungsikan menjadi museum.
Dari sekian banyak benda-benda purbakala yang menjadi koleksinya,
benda-benda tersebut dibagi menjadi 5 kelompok besar.
Arkeologika, benda-benda yang digolongkan dalam kategori ini
adalah Arca, Gerabah, Atap, Lesung Batu, dll.
70
Numismatika, koleksi bendanya berupa Mata Uang, baik Mata
Uang lokal maupun Mata Uang asing yang dicetak oleh
masyarakat Banten.
Etnografika, benda-benda koleksinya berupa miniatur Rumah
Adat Suku Baduy dan berbagai macam Senjata Tradisional dan
juga senjata
peninggalan Kolonial seperti Tombak, Keris, Golok, Meriam, Pistol,
dll.
Keramologika, yaitu benda-benda koleksi berupa macam-
macam Keramik. Keramik yang tersimpan berasal dari berbagai
tempat seperti Burma, Vietnam, China, Jepang,Timur
Tengah dan Eropa. Tidak ketinggaln pula keramik lokal
asal Banten yang biasanya lebih dikenal dengan
sebutan Gerabah dan biasanya gerabah ini digunakan sebagai
alat-alat rumah tangga.
Seni rupa, yang termasuk didalamnya adalah benda-benda seni
seperti Lukisan atau Sketsa. Museum Situs Kepurbakalaan Banten
Lama ini menyimpan banyak koleksi lukisan tetapi hampir
keseluruhannya adalah lukisan hasil reproduksi.
Selain menyimpan benda-benda koleksi kepurbakalaannya di dalam
ruangan, terdapat dua Artefak yang disimpan di halaman Museum
Situs Kepurbakalaan Banten Lama, yaitu artefak Meriam Ki Amuk dan
juga alat penggilingan Lada. Yang paling terkenal adalah Meriam Ki
71
Amuk, meriam yang terbuat dari tembaga dengan tulisan arab yang
panjangnya sekitar 2,5 meter ini merupakan bantuan dari Ottoman
Turki. Konon Meriam Ki Amuk memiliki kembaran yaitu Meriam Ki
Jagur yang saat ini tersimpan di halaman belakangMuseum
Fatahillah Jakarta. Sedangkan alat penggilingan lada yang terbuat dari
batu padas yang sangat keras telah hancur menjadi beberapa bagian.
Pada zaman dahulu Banten memang dikenal sebagai penghasil lada,
itulah yang menyebabkan Belanda datang ke Banten, salah satunya
ingin menguasai produksi lada.
g. Tasik Kardi
Tasik Kardi
Danau ini terletak tidak jauh dari Istana Kaibon,
Konon, danau tersebut luasnya 5 hektare dan bagian dasarnya
dilapisi oleh batu bata, Pada masa itu danau ini dikenal dengan nama
"Situ Kardi" yang memiliki sistem ganda, selain sebagai penampung
air di Ci Banten yang digunakan sebagai pengairan persawahan,
72
danau ini juga dimanfaatkan sebagai pasokan air bagi keluarga
keraton dan masyarakat sekitarnya. Air dialirkan dari pipa-pipa yang
terbuat dari terakota berdiameter 2-40 cm. Sebelum digunakan air
danau harus disaring dan diendapkan di penyaringan khusus yang
dikenal dengan Pengindelan Abang atau Penyaringan
Merah, Pengindelan Putih atau Penyeringan Putih, danPengeindelan
Emas atau Penyaringan Emas.
73