PROTOKOL LAPAROTOMI 2

download PROTOKOL LAPAROTOMI 2

of 7

Transcript of PROTOKOL LAPAROTOMI 2

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laparotomi merupakan penyayatan operasi melalui dinding abdominal midline atau flank untuk melakukan visualisasi organ di dalam abdominal (Boden 2005). Laparotomi dilakukan di situs lineas alaba (medianus) , paramedianus dan flank. Pada hewan kecil (anjing dan kucing) teknik insisi di digunakan. Inspeksi organ dalam yang bias dilakuakan meliputi organ penernaan (lambung, usuu), hati, limpa, ginjal dan saluran reproduksi. Melalui eksplorasi laparotomi, penegakan atas pemeriksaan diagnostic klinik bisa dilakukan. Selain itu melalui laparotomi , situs organ di abdominal bisa dipelajari dengan tepat sehingga saat melakukan penyayatan pada organ tertentu sayatan bisa diminimalisir. Beberapa pemanfaatan laparotomi yaitu laparotomi medianus untuk indikasi dilatasi gastric, torsio gastric, torsio limpa, nekrosis fundus, dan gangguan pada traktus urogenitalis (Pearson 1984). Prosedur bedah laparotomi umumnya didukung dengan perawatan postoperative. Pengecekan tersebut di antara lain efek anastesi dan menyakinkan bahwa persembuhan luka berjalan dengan baik (Hoad 2006). Komplikasi sering kali menyertai operasi seperti reaksi alergi jahitan, seroma , hematoma, self trauma dan ketidaknyamanan pasien.Perawatan seperti pemberian antibiotic, terapi cairan, perawatan balutan, anti inflamasi akan membantu penyembuhan setelah operasi. Laparotomi akan berhasil jika didukung dengan persiapan , prosedur dan postoperative yang tepat. I.2 Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui teknik laparotomi, mempelajari perawatan postoperasi dan mengempelajari efek, onset dan durasi anastesi medianus dan paramaedianus umum

II. MATERI DAN METODE

II.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah perlengkapan bedah minor meliputi towel clamp 4 buah, gagng scalpel 1, pinset anatomi 1, pinset chyrogis 1, gunting 2, arteri clamp lurus anatomis 4, arteri clamp bengkok anatomis 1, arteri clamp lurus chyrorgis 2, arteri clamp bengkok chyrorgis 1, dan needle holder, cat gut double strand 3/0 atau 4/0, silk 3/0 atau 4/0, lap tampon, kapas , kain penutup , gurita, stetoskop, thermometer, perban, plester, syiringe, needle, IV cateter, meja dan lampu operasi. Peralatan operator meliputi Bahan yang digunakan selama operasi adalah Xylazine 2% , Ketamine 2.5%, atropineChlorpromazine, Lidocaine, Betadine , Iodium Tincture 3%, Alkohol 70%, Larutan NaCl fisiologis, Oxytetracycline, Penicillin, Adona, vitamin K, Ringer Laktat , Sulfat dan Atropin. II.2 Preparasi II.2.1 Preparasi perlengkapan operasi dan obat-obatan 1. Alat operasi berupa alat bedah minor direndam dalam air sabun, disikat , dibilas dan dikeringkan hingga bersih. 2. Alat bedah minor dimasukan ke dalam wadah dengan urutan needle holder, arteri clamp bengkok chyrorgis 1, arteri clamp lurus chyrorgis 2, arteri clamp bengkok anatomis 1, arteri clamp lurus anatomis 4, gunting 2, pinset chyrogis 1, pinset anatomi 1, gagang scalpel 1, dan towel clamp 4 .3. Wadah alat bedah minor diletakan di tengah kain. Sisi kain dilipat

ke tengah wadah dengan urutan sisi bawah, sisi atas, sisi kanan dan sisi kiri. Selanjutnya wadah dibungkus lagi dengan cara sama. Kain yang dilipat harus disisakan ujungnya agar mudah dibuka.4. Wadah instrument

dimasukan ke dalam autoclave suhu 100oC

selama 1 jam, atau 121oC selama 15 menit. 5. Perlengkapan operator dan asisten disiapkan dan disusun di atas kain pembungkus

dengan urutan (dari atas ke bawah )tutup kepala, masker, sikat 2, handuk, baju operasi dan sarung tangan. Peralatan tersebut dibungkus dengan cara yang sama seperti membungkus wadah instrument dan diberi label tanggal.6.

Perlengkapan operator dan asisten I autoclave suhu 60oC selama 30 menit.

dimasukan ke dalam

7. Obat-obatan yang akan digunakan sebelum, saat dan sesudah

operasi disiapkan berdasarkan jenis obat tersebut. Jenis dan obat batan tersebut meliputi disenfektan ( alcohol 70%, Iodine tincture 5%); preanastesi (atropine); sedative (Xylazine 2%), anastetik ( Ketamine 2%); antipendarahan (Vitamin K, adona); cairan infuse (NaCl fisiologis, Ringer laktat); antibiotic (Oxytetracycline, peniciline). II.2.2 Preparasi ruangan operasi 1. Lantai operasi disapu dan dipel menggunakan cairan disenfektan (carbol). Meja operasi dilap dengan cairan disenfektan. 2. Ruangan yang telah bersih difumigasi dengan menggunakan formalin 10% dan KMnO4 5% dengan perbandingan 1:2 selama 15-24 jam. II.2.3. Preparasi Hewan Percobaan Signalement Jenis kelamin Jenis hewan Ras Warna rambut dan kulit Umur Berat badan Nama pemilik Alamat pemilik Anamnesis Status present Perawatan

Habitus Gizi Pertumbuhan badan Sikap berdiri Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi nafas Cara berjalan Adaptasi linhkungan Turgor kulit Selaput lendir Kelenjar pentahanan Reflex palpebrae Kulit dan keadaan rambut II.2.4. Pembiusan Pembiusan yang digunakan pada hewan percobaan menggunakan anestetikun umum dengan menyuntikkan obat bius secara intramuscular yaitu pada musculus semimembranosus. Obat bius yang digunakan : Pre anestetikum Xylazine 2% = = kg x mg mg/kgBB

= 2 gr/100 ml x 1000 mg/gr = 20 mg/ml Xylazine 2% Ketamine 10% Ketamine 10% = mg = 20 mg/ml = 10 gr/100ml x 1000 mg/gr = 100 mg/ml = mg = 100 mg/ml ml ml

II.2.5. Preparasi operator dan asisten 1. Kuku dipotong, jam tangan, cincin, da aksesoris dilepas 2. Memakai tutup kepala dan masker 3. tangan disuse dengan sabun dan dibilas dengan dengan air mengalir sebanyak 10 15 kali 4. tangan dikeringkan, didesinfeksi, memakai baju operasi, dan sarung tangan. III. Operasi 1. sayatan dilakukan tepatpada linea alba yan gmerupakan jaringan ikat berpa garis putih yang menghubungkan tulang rawan xyphoid dan tendon pubis. 2. linea alba yang merupakan persatuan dari aponeurose m. obliquus abdominis dan m. transverses abdominis disayat sedikit dengan mengunakan scalpel lalu dilanjutkan dengan menggunakan gunting yang tumpul dibagian bawah ke arah cranial. 3. ruang abdomen dan organ organ yang berada di dalamnya terlihat. 4. setelah dilakukan eksplorasi terhadap organ organ, ruang abdomen ditutup kembali. 5. antibiotic penicillin 50000 IU/l diberikan pada ruang abdomen sebelum dijahit. 6. jahitan dilakukan mulai dari peritoneum, aponeurose, lalu kulit. . 7. bekas jahitan diolesi dengan iodine tincture 3% dan ditaburi sulfas talk, setelah itu. Tabel pengamatan status present selama oparasi Parameter Waktu 0 15 30 45 60 75 90 105 Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi nafas Diameter pupil Reflex palebrae IV. post operasi 120

Setelah operasi, dilakukan perawatan terhadap hewan. Perawatan tersebut meliputi: 1. pemberian antibiotic topical dan general selama 5 hari secara peroral dengan dosis 20 mg/kgBB 2x sehari 2. pemberian pakan dan minum yang cukup dan layak 3. perlindungan terhadap luka bekas operasi 4. jika perlu, dilakukan infuse 5. jika perlu, pemberian vitamin tambahan 6. diberikan sulfas talk dan iodine tincture 3% pada bekas luka jahitan dan ditutup kassa 7. kassa diganti setiap hari, sedangkan jahitan dibuka setelah 7 hari 8. pengamatan yang perlu dilakukan post operasi (selama 7 hari) Frekuensi nafas Frekuensi nadi Suhu tubuh Makan dan minum Feses dan urine Luka jahitan

DAFTAR PUSTAKA

Boden E. 2005. Blacks Veterinary Dictionary 21st Edition. London: Black Publisher. Hoad. J. 2006. Minor Veterinary Surgery a Handbook for Veterinary Nurses. British : Elsevier. Pearson H. 1984. Surgery of the Abdominal alimentary Tract in Atlas of Canine Techniques Ed.Bedford. P. G. C. London : Blackwell Publishing.