PROSPEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PRODUK ......vii ABSTRAK AYU ASHARI. 105 25 0274 15. Judul Skripsi:...
Transcript of PROSPEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PRODUK ......vii ABSTRAK AYU ASHARI. 105 25 0274 15. Judul Skripsi:...
PROSPEK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PRODUK PERIKANAN BERBASIS SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
PENGUSAHA DIPELABUHAN KASSI KELURAHAN TANAH JAYA KEC.KAJANG KAB.BULUKUMBA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (SH) Pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
AYU ASHARI
105 25 0274 15
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H / 2020 M
vii
ABSTRAK
AYU ASHARI. 105 25 0274 15. Judul Skripsi: Prospek pengembangan pengelolaan produk perikanan berbasis syariah dalam meningkatkan pendapatan pengusaha dipelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh Ahmad Nashir dan Fakhruddin Mansyur.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif yang dilakukan di Lingkungan Pelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prospek dan faktor pengambat perkembangan produk perikanan yang ada dipelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba tidak berkembang.
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prospek perkembangan Produk perikanan di pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Pemerintah untuk memperhatikan pengusaha maupun pedagang kecil karena berdampak dengan pengembangan produk perikanannya dan pengusaha atau pedagang juga dapat mengaplikasikan praktik usaha jual beli dengan berbasis syariah sesuai ajaran Islam. Faktor penghambat perkembangan Produk olahan ikan di pelabuhan Kassi Kajang kurangnya dorongan dari pemerintah setempat untuk memberikan bantuan seperti, Pinjaman atau modal, tehnologi perikanan dan faktor pemasaran tempat atau lahan untuk berjualan produk olahan perikanan yang ada di pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba .
Kata kunci: Prospek perkembangan produk perikanan.
viii
ABSTRACT
Ayu Ashari. 105 25 0274 15.Thesis Title: Prospects for the development sharia based of fishery products increasing the income of enterpreneurs diport Kassi Village Land Kajang Kajang Jaya subdistrict Bulukumba. Supervised by Ahmad Nashir and Fakhruddin Mansyur.
This research is qualitative research conducted in the neighborhood Kassi Harbor Village Land Kajang Kajang Jaya subdistrict Bulukumba. This study aims to determine the factors pengambat Prospects and development of existing fishery products Kassi dipelabuhan Village Land Kajang Kajang Jaya subdistrict Bulukumba not develop.
The total sample in this study amounted to 12 people. The data collection was done by interview and observation.
The results showed that the prospect of the development of the fisheries products at the port of Village Land Kassi Bulukumba Kajang Jaya subdistrict government to pay attention to small businessmen and traders because it affects the fisheries product development and businessmen or merchants can also apply the practice of buying and selling businesses with appropriate sharia-based Islamic teachings. Factors inhibiting the development of products processed fish in the harbor Kassi Kajang lack of encouragement from local authorities to provide such assistance, loans or capital, technology fishery and marketing factors place or land to sell refined products existing fishing in the port of Kassi Village Land Jaya subdistrict Kajang Bulukumba.
Keywords: Prospects for the development of fishery products.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa teriring
dalam setiap hela nafas bingkisan salam dan salawat tercurah kepada
Kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW. Yang telah membawa
ummatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang seperti sekarang ini.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan
untuk terus melangkah, akhirnya sampai di titik akhir pembuatan Skripsi ini
telah selesai. Namun, semua itu tak lepas dari uluran tangan berbagai
pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan moril dan materil.
Terima Kasih Kepada Kedua Orang tua , Ibunda (Saharia) dan Ayahanda
(Karsali) yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan penulis
hingga saat ini, selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi
baik secara moril maupun materil dan semangat setiap waktu. Terima
kasih atas perjuangan ayah dan ibunda tercinta. Maka melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM. Selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Selaku Dekan Fakulats
Agama Islam.
x
3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Selaku Ketua Prodi
Hukum Ekonomi Syariah. Bapak Hasanuddin, SE., Sy., ME Selaku
Sekertaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang senantiasa
memberikan arahan-arahan selama menempuh pendidikan.
4. Bapak Ahmad Nashir, S.Pd.I., M.Pd.I dan Bapak Fakhruddin
Mansyur, S.E.I., M.E.I. Selaku Pembimbing yang telah memberikan
arahan dalam penyusunan Skripsi penulis.
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar yang senantiasa membimbing penulis
selama menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syariah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih terdapat
adanya kekurangan di dalamnya, baik dari sistematika penyusunannya
maupun pembahasannya sehingga terwujudnya masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan Skripsi ini yang
berjudul “Prospek Pengembangan pengelolaan Produk Perikanan
berbasis syariah dalam meningkatkan pendapatan pengusaha di
Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kec. Kajang Kab. Bulukmba”
Penulis dengan penuh rasa rendah dan ketulusan hati menerima segala
bantuan moril dari semua pihak dalam memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan membina, dengan harapan Skripsi ini dapat
lebih bermanfaat bagi para pembacanya terutama pada diri pribadi penulis
demi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
xi
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat
memanjatkan do’a kepada Allah Swt, semoga semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian Skripsi ini senantiasa berada
dalam lindungan-Nya dan seluruh bantuannya bernilai ibadah di sisi-Nya.
Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin….
Makassar, 14 Jumadil-Akhir 1441 H 08 Februari 2020 M
Penulis
AYU ASHARI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ...................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perikanan di Wilayah Pesisir dan Laut ………………………9
B. Pengembangan Produk Perikanan …………………………12
1. Definisi Pengembangan Produk................................... 12
xiii
2. Nilai-Nilai Usaha .............................................................. 16
3. Usaha Dalam Prospek Islam ........................................... 18
4. Nilai-Nilai Islam dalam Produksi....................................... 19
5. Perilaku Konsumen Muslim ............................................. 21
C. Prospek Pengembangan Produk Usaha .............................. 24
D. Kerangka Pikir…………………………………………………...30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 31
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................. 31
C. Fokus Penelitian ................................................................... 32
D. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................... 32
E. Sumber Data ......................................................................... 33
1. Data Primer ..................................................................... 33
2. Data Sekunder ................................................................. 34
F. Instrumen Penelitian ............................................................. 34
1. Wawancara...................................................................... 35
2. Dokumentasi .................................................................... 35
3. Observasi ........................................................................ 36
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 36
H. Tehnik Analisis Data ............................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 38
1. Gambaran umum Pelabuhan Kassi ................................. 38
xiv
2. Keadaan Gografis ............................................................ 40
3. Luas Area Perikanan ....................................................... 44
4. Keadaan social ................................................................ 44
B. Prospek Pengembangan Produk Perikanan .......................... 47
C. Faktor penghambat Pengembangan Produk
Perikanan .............................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 61
B. Saran ...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 63
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Batas Wilayah………………………………………………40
Tabel 4.2 Pertumbuhan Penduduk Di Dusun Tanahjaya
Tahun 2014-Sekarang………………………………….....45
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Kajang…………………………………41
1
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Perkembangan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, merata baik secara
material maupun spiritual yang berdasarkan kepada Pancasila dan
Undang-undang dasar 1945.
Proses pembangunan di bidang ekonomi yang sedang
dilaksanakan pada saat ini memerlukan peningkatan efektifitas dan
efisiensi di dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang
seimbang. Hal ini juga termasuk pembangunan dalam bidang perikanan.
Dalam Garis-garis besar haluan Negara (GBHN) dijelaskan bahwa
sekurang-kurangnya ada empat tujuan pembangunan perikanan dewasa
ini, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pangan gizi, membuka kesempatan
kerja, meningkatkan taraf hidup nelayan/petani ikan dan menambah
devisa negara.
Sektor perikanan merupakan hal yang sangat penting dalam
meningkatkan taraf hidup dan juga sebagai salah satu usaha manusia
untuk mendapatkan sumber daya hayati perairan untuk kepentingan
hidupnya, baik nabati maupun hewani1. Di dalam Islam dijelaskan bahwa
setiap manusia hendaknya melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan
1 Amri Khairul dan Khairuman, Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Komsumsi,
(Jakarta: PT. Agromedia, 2008), Cet. Ket-1, h. 6.
2
hidup akan dirinya. Allah SWT telah melimpahkan kekayaan alam yang
melimpah termasuk dari sektor peternakan dan perikanan untuk dapat
dimanfaatkan hamba-Nya dalam memperoleh rezeki. Hal ini disampaikan
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Nahl Ayat 14:2
وت ننبه حلبية تلببسينىا رجيا تخب ا وتسب ننبه لبها طري كليابر لأ حب ر ٱلب ي سخذ رى ٱلبفلبك ووي ٱلذ
كرون مياخر فيه ول لهۦ ولعلذكمب تشب ١٤ببتغيا نو فضبTerjemahnya:
“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur” (QS. An-Nahl (16) ayat 14). Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk
mengembangkan usaha. Sehingga produksi dan produktivitas perairan
umum dapat ditingkatkan, guna memenuhi kebutuhan komsumsi ikan
perkapita pertahun yang semakin meningkat dari tahun ketahun3. Luas
perairan umum di Indonesia saat ini ±14 juta ha, yang meliputi 11,95 juta
ha sungai dan rawa, 1,78 juta ha danau alam, serta 0,03 juta ha danau
buatan. Perairan tersebut hidup bermacam-macam jenis ikan. Hal ini
merupakan potensi alami yang sangat bagus untuk mengembangkan
usaha perikanan di Indonesia.
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.Sumberdaya
2 QS. An-Nahl (16) ayat 14, Al-quran dan Terjemahnya. 3 Suhaili Asmawi, Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba, (Jakarta: PT.
Gramedia,1984), h. 9.
3
hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup
ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah
yang berdekatan, serta lingkungannnya. Kegiatan yang termasuk dalam
perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan
hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan,
pembibitan, pembesaran ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai
tambah ekonomi bagi pelaku usaha.
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu wilayah pesisir yang
ada di Indonesia. Secara keseluruhan panjang garis pantai Kabupaten
Bulukumba mencapai 128 km, sangat menunjang Kabupaten Bulukumba
sebagai daerah bahari/maritim dengan potensi unggulan perikanan dan
kelautan.4
Salah satu masalah yang paling sulit dalam pengelolaan
sumberdaya di pedesaan adalah terkait faktor-faktor kelembagaan.
Kelompok sebagai sebuah bentuk pengorganisasian masyarakat maupun
tata aturan yang disepakati bersama. Menurut Bunch, penting karena tiga
hal berikut. Pertama, banyak masalah yang hanya dapat dipecahkan oleh
sebuah institusi yang dibentuk bersama. Kedua, kelompok dapat memberi
kelanggengan untuk terus menerus mengembangkan usaha para anggota
kelompok. Ketiga, kelompok dapat mengorganisasi komunitas untuk dapat
4 Propil Daerah Kabupaten Bulukumba, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Kabupaten Bulukumba, 2015, h. 4.
4
bersaing dengan pihak luar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Nugroho yang menyatakan bahwa seringkali individu apabila secara
langsung berhadapan dengan lembaga makro yang berhubungan dengan
kehidupan publik maka dia cenderung merasa tidak berdaya. Oleh karena
itu, peran kelompok sangat penting bagi pengembangan dan
keberlanjutan usaha berbasis masyarakat.5
Menyadari bahwa manusia hidup tidak lepas dari kehidupan
bekelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar, Pembangunan
Pedesaan dalam proses pembangunan dewasa ini, kelompok banyak
digunakan sebagai media untuk mencapai tujuan pembangunan, mulai
dari Bimas/Inmas, Insus, Supra Insus di era Orde Baru; hingga di era
reformasi terdapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM),
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Program
Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Program Usaha Mina Pedesaan
(PUMP), dan lain-lain. Berkembangnya kelompok tani dan nelayan, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas, tidak lepas dari undang-undang,
peraturan pemerintah ataupun peraturan presiden yang berkaitan dengan
penyuluhan dan pembinaan kelompok tani-nelayan.6
Daya tarik ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan serta
permasalahan keterbatasan sumberdaya di darat telah memicu komunitas
pesisir di Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanajaya Kecamatan Kajang
5 Andhika Rakhmanda, Peran Kelompok Nelayan dalam Perkembangan
Perikanan Di Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul, Jurnal Sosiologi Pedesaan | Vol 6 No 2 Agustus 2018, h. 94.
6 Ibid, h. 95.
5
Kabupaten Bulukumba untuk terjun ke laut. Terlebih dengan minimnya
ketersediaan dan akses sumberdaya di darat membuat laut/ pantai,
sebagai sumberdaya kepemilikan bersama, potensial dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan. Usaha perikanan mulai berkembang
di beberapa wilayah Bulukumba, khususnya Kecamatan Kajang yang
ditandai dengan dibangunnya pelabuhan perikanan yang diberi nama TPI
(Tempat Pelelongan Ikan). Namun demikian, dalam perkembangannya
pelabuhan ini dibelit dengan permasalahan aksesibilitas, fasilitas
pendukung, ketidaksepadanan teknologi, dan keterbatasan budaya
masyarakat sehingga menjadikan pelabuhan Kassi pasang surut dalam
pemanfaatan sumberdaya perikanan. Menghadapi perubahan ini,
keberadaan kelompok nelayan terus tumbuh sebagai respon terhadap
perubahan sosial dan teknologi penangkapan ikan yang ada.
Masyarakat nelayan merupakan komunitas yang memanfaatkan
sumber daya bahari, berupa ikan dan biota laut lainnya yang diolah
menjadi bahan makanan dan obat-obatan.
Namun kehidupan Masyarakat nelayan ini sebagian besar masih
tertinggal atau masih terperangkat dalam kemiskinan. Mereka masih
merupakan komunitas miskin yang umumnya mendiammi wilayah pesisir,
terutama dinegara-negara yang sedang berkembang walaupun kini
tehnologi dibidang penangkapan ikan telah cukup maju, namun
kemampuan menangkap terlambat oleh bagian besar masyarakat nelayan
skala kecil atau tradisional sangat terbatas, Sedangkan perkembangan
6
pembangunan seakan-akan berhubungan terbalik dengan kesejahteraan
kehidupan nelayan skala kecil tersebut.
Kabupaten Bulukumba dikenal Masyarakatnya sebagai nelayan
yang berpegang teguh pada akar budaya dan tradisi yang religius dengan
keanekaragaman panorama alam yang indah yang tidak dimiiki belahan
dunia lainnya.
Masyarakat Tanah Jaya Kassi Banyak yang tumbuh dan
berkembang dikawasan pesisir namun yang perlu disadari bahwa tidak
semua yang hidup dikawasan pesisir memiliki mata pencaharian di laut.
Akan tetapi di desa Tanah Jaya Kassi juga banyak memiliki pekerjaan
selain dari melaut ada juga sebagai petambak atau pembudidayaan
perairan.
Masyarakat Tanah Jaya Kajang Kassi mempunyai nilai integrasi
yang cukup kuat selama ini baik dalam bentuk kelompok maupun tidak
berbentuk kelompok atau secara individu. Nelayan Tanah Jaya Kajang
Kassi memiliki tingkat ekonomi yang sangat rendah dilihat dari kehidupan
sehari-hari ada yang tidak bisa menyekolahkan anaknya.Tapi mereka
tetap semangat melaut demi memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
tinggi sesuai dengan perkembangan tehnologi. Jika mereka tidak memiliki
alat untuk melaut nelayan yang lain membantu meminjamkan alat tangkap
ikannya. Para nelayan seling meringankan beban masing-masing.
Kegiatan pekerjaan nelayan sangat berpengaruh pada ekonomi keluarga.
7
Masyarakat nelayan Kajang Kassi banyak tapi mereka kurang
memiliki pengetahuan untuk mengolah hasil laut yang dimiliki masyarakat
nelayan didaerah lain. Nelayan kecematan Kajang lebih banyak memiliki
nilai-nilai yang sifatnya gotong-royong sedangkan kami sebagai peneliti
sangat penting untuk mengetahui mengapa masyarakat Kajang sekarang
banyak yang kurang nilai integrasinya dibandingkan dengan masyarakat
nelayan tahun sebelumnya.
Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan diatas,
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan memberi
judul Prospek Pengembangan produk perikanan di Pelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prospek pengembangan produk perikanan di
pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba?
2. Apakah faktor penghambat pengembangan produk perikanan di
pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana prospek pengembangan produk
perikanan di pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan
Kajang Kabupaten Bulukumba.
8
2. Untuk mengetahui apakah faktor penghambat pengembangan
produk perikanan di pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi
khususnya masalah yang berkaitan dengan masyarakat
diwilayah pesisir.
b. Penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan dan referensi
pada penelitian sejenis yang dilakukan dimasa yang akan
datang.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan informasi yang konstruktif guna
dijadikan bahan masukan bagi seluruh masyarakat yang
terdapat di wilayah pesisir yang dominan bermata pencaharian
sebagai nelayan dan yang berpropesi sebagai pengelolah
Produk perikanan yang berkaitan dengan perekonomian.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perikanan di Wilayah Pesisir dan Laut
Kontribusi pengembangan sektor perikanan dalam upaya
peningkatan perekonomian Indonesia dapat dijadikan isu pokok
mengingat potensi sektor perikanan Indonesia yang besar, akan tetapi
belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan sektor perikanan
sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia sangat
memungkinkan. Hal ini didasarkan pada:
a. Potensi sumberdaya perikanan Indonesia tersedia cukup besar.
b. Sektor perikanan merupakan sumber bahan baku protein hewani
dan bahan baku industri-industri domestik.
c. Beberapa komoditas perikanan Indonesia mempunyai daya
keunggulan komparatif di pasar internasional.
d. Kemampuan sektor perikanan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat.
Wilayah di Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang dapat
dikembangkan, khususnya dibidang budidaya perikanan.7
Laut atau mariakultur adalah suatu kegiatan pemeliharaan
organisme akuatik laut dalam wadah dan perairan terkontrol dalam rangka
mendapatkan keuntungan. Laut merupakan bagian dari kegiatan budidaya
perikanan (akuakultur) yang di definisikan sebagai intervensi yang
7 Wanardi, Ekonomi selayang pandang (Bandung: Rineka Cipta, 2010).h.77.
10
terencana dan sengaja oleh manusia dalam proses produksi organisme
akuantik untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan sosial.
Berdasarkan kepada habitat sumber air yang dimanfaatkan, budidaya
perikanan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu budidaya air tawar (freshwater
culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya laut
(mariculture). Tujuan budidaya laut adalah memproduksi makanan,
meningkatkan stok ikan di laut (stok enhancement), memproduksi umpan
untuk kegiatan penangkapan atau menghasilkan ikan hias. Kegiatan
Budidaya perikanan di wilayah pesisir dan laut sebagian besar adalah
kegiatan usaha perikan tambak, baik tambak udang, ikan bandeng, atau
campuran keduanya. Selain itu, terdapat pula beberapa jenis kegiatan
budidaya yang lain, seperti budidaya rumput laut, tiram dan budidaya ikan
dalam keramba (net impodement). Air merupakan media utama dalam
kegiatan budidaya perikanan, oleh karena itu pengelolaan terhadap
sumber air alami maupun non alami (tambak, kolam, dan lain-lain) harus
menjadi perhatian utama dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut.
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Kabupaten yang sangat
potensial dari aspek kelautan dan perikanan. Daerah ini terletak antara 2
(dua) buah lautan yaitu laut flores dan teluk bone. Posisi strategis ini
memungkinkan Kabupaten Bulukumba untuk menjadi pusat Pelayanan
Maritim untuk kawasan selatan Sulawesi Selatan, bahkan dengan posisi
ini Bulukumba diproyeksikan untuk menjadi pusat pelayan pada bagian
timur Indonesia. Selain dari pada itu dengan letak geografis tersebut
11
nelayan Bulukumba hampir tidak dipengaruhi oleh musim, karena pada
Musim Barat dimana gelombang kencang terjadi pada laut flores nelayan
berpindah ke teluk bone untuk menangkap, begitupula sebaliknya pada
musim timur nelayan berpindah ke laut flores untuk melakukan aktifitas
penangkapan ikan.8
Sistuasi ini berdampak positif terhadap suistainabilitas produksi
perikanan karena para pengusaha mendapankan jaminan supply produksi
yang kontinyu. Sisi positif lain yang dimiliki oleh Kabupaten Bulukumba
dari aspek maritim adalah Budaya Bahari yang kuat, hal ini bisa dilihat
adanya industri pembuatan Kapal Phinisi yang berlangsung secara turun
temurun. Pengetahuan konstruksi perkapalan mereka tidak diperoleh
melalui jalur legal formal melainkan melalui adanya insting kuat yang
ditempa oleh kondisi alam dan sosial kultur bahari yang kuat. Metoda
pembangunan kapal Phinisi mereka juga sangat berbeda dengan daerah
lainnya. Jika di daerah lainnya pembuatan kapal dimulai dari rangka justru
di Kabupaten Bulukumba pembangunan kapal dimulai dengan
pemasangan dinding baru kemudian diikuti dengan pemasangan rangka
namun justru dengan metode pemasangan konstruksi seperti itu kapal
Phinisi Made in Bulukumba sangat stabil dalam menghadapi gelombang.
8 Andi Skripsi:” Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha
dikabupaten Bulukumba”.(Makassar Universitas Alauddin,2012),h 17-23
12
B. Pengembangan Produk Perikanan
1. Definisi Pengembangan Produk Perikanan
Pengembangan Produk adalah upaya perusahaan untuk
senantiasa menciptakan produk-produk baru, serta memperbaiki atau
memodifikasi produk-produk lamanya, agar dapat selalu memenuhi
tuntutan pasar dan selerah konsumen. Kegiatan pengembangan produk
tidak dapat dipisahkan dari konsep daur hidup produk. Setiap produk
mengalami suatu siklus (daur) hidup tertentu, mulai dari saat dirancang,
diproduksi, diterjunkan ke pasar kemudian melewati tahap-tahap
perkenalan, tahap puncak, tahap kematangan atau kejenuhan.
Pengembangan Produk menurut Pearce dan Robinson, yang
menyatakan bahwa pengembangan produk sering kali digunakan untuk
memperpanjang daur hidup produk hidup yang sudah ada, atau untuk
memanfaatkan reputasi ataupun merk favorit. Pemikirannya adalah
menarik pelanggang yang puas untuk membeli produk baru sebagai
akibat pengalaman positif mereka dengan produk sebelumnya.
Banyak pelaku dalam bidang industri perikanan melalui proses
praktis untuk mendapatkan keuntungan yaitu menjual produk tangkap
dengan pengolahan minimal dan tidak melalui proses pengolahan lebih
lanjut dimana dengan proses sederhana ini keuntungan juga masih dapat
diperhitungkan serta tidak direpotkan dalam memastikan pengendalian
internal dalam perusahaan. Pentingnya bagi perusaahan
untumempertimbangkan konsep value added dalam proses pengolahan
13
produk perikanan, bukan hanya nilai jual yang tinggi dari sisi kompetisi
juga dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan kompetitor bisnis
lainnya.
Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl: 14
يٱو لذ ر رٱسخذ حب لب وثرى ا ثنببسن حنبية ب و ا رج جخب وتسب ا طري لبىا ب و ا كنبمبفنبكٱلأ
ن اويفضب اخرفيولببجغ كرونۦم تشب ١٤ومعنذكهب
Terjemahan:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (Q.S An-Nahl: 14)
Beberapa keuntungan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi
pelaku industri perikanan untuk mengembangkan produk baru:
1. Faktor kelangkaan bahan baku
Proses pengembangan produk baru memungkinkan penurunan
nilai komposisi bahan baku utama dengan meningkatkan harga
jual. Sehingga bisnis perikanan dapat lebih menjadi sustainable
dibandingkan dengan pengelolaan murni hasil tangkap yang
dibekukan.
2. Peningkatan kemampuan bisnis
Perkembangan produk memungkinkan bisnis perikanan
menggunakan teknologi baru dalam proses pengembangan
prosesnya. Hal ini mengakibatkan konsep pengelolaan dan
14
manajemen menjadi meningkat, semakin tingginya teknologi yang
dimungkinkan menyebabkan perusahaan untuk terus belajar dan
dapat bertahan dalam kondisi kompetisi yang ada.
3. Peningkatan kualitas produk
Pengembangan produk dapat meningkatkan aspek kualitas produk,
mengingat nilai komponen bahan baku yang berubah. Sehingga
produk dengan aspek kualitas rendahnya apabila dijual sebagai
hasil tangkap beku dapat diolah menjadi nilai kualitas pada produk.
4. Peningkatan Variasi Konsumen
Kondisi produk yang lebih mudah untuk dikonsumsi dan mudah
untuk dimengerti menyebabkan nilai penyerapan produk menjadi
lebih tinggi. Perkembangan konsumen yang tadinya berasal dari
kalangan industri menjadi enduser menyebabkan perusahaan
menerima dampak positif secara keuntungan dengan cara
langsung.
Peluang usaha yang semakin terbuka untuk pasar produk olahan
ikan memungkinkan setiap keluarga pembudidaya ikan atau nelayan
terjun langsung menjadi pengolah dan pemasar produk perikanan.
Walaupun terkadang dijumpai kendala dalam pengurusan izin produksi
seperti Halal dan permasalahan paling klasik adalah pemasaran.
Produk olahan Ikan dengan varian banyak dan sentral terbesar
dipelosok sampai ke kota besar untuk menjadi raja dinegeri sendiri. Kalau
berbicara hal yang sederhana saja misalnya Snack (makanan ringan)
15
yang mendominasi tetap saja dihasilkan oleh perusahaan besar
multinasional yang memiliki kapasitas modal besar untuk promosi /iklan
bahkan banyak yang diproduksi diluar negeri (sampai indonesia) baru
dipacking. Beberapa cara untuk mengembangkan produk perikanan yaitu:
a. Penguatan kelembagaan pengolah
Pemerintah secara bertahap telah banyak membantu kelembagaan
pengolah dan pemasar hasil perikanan, namun masih terbatas
kelembagaan tersebut yang berkembang dengan baik.
Penguatan Kelembagaan pengolah merupakan bagian dari
roadmap awal apabila kita mau mengembangakan bisnis
pengolahan hasil perikanan di kawasan. 9
b. Menciptakan Brand dan Mutu olahan
Produk perikanan dengan “cita” nilai yang sangat positif, karena
ikan (white meat) sangat baik untuk kesehatan dan termasuk
golongan makanan terbaik. Sebagai Sumber daya manusia yang
bergerak disektor kelautan dan perikanan sebaiknya dapat
memberi masukan mengenai kualitas dan brand produk, karena
sebagai konsumen kita juga harus memiliki kepedulian terhadap
produk perikanan.
c. Pemasaran yang masif
Rendahnya volume penjualan yang secara pelan namun pasti turut
andil gulung tikarnya kelompok pengolah produk perikanan dengan
9 Asfira , Skripsi: Peran Masyarakat dalam meningkatkan pengembangan usaha di Desa Kanje kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar”(makassar
UIN,2016), h 24
16
banyak keunggulan dan memenuhi kualifikasi produk sehat
sebenarnya harus memiliki presentase penjualan yang paling tinggi.
d. Pengembangan skala usaha
Banyak produk hasil olahan ikan yang menembus pasar lokal dan
bertahan dalam waktu yang panjang namun untuk
mengembangkan skala usaha yang lebih besar menjadi kendala
yang berat.10
2. Nilai-nilai usaha
Penerapan masing-masing nilai sangat bergantung pada fokus dan
tujuan masing-masing Wirausahawan. Beberapa nilai penting seorang
Wirausahawan yaitu:
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap
dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang di hadapi.
Oleh sebab itu, orang yang memiliki kepercayaan diri selalu memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualistis, dan ketidakberuntungan terhadap
sesuatu. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuan untuk keberhasilan.
10 Munzilir Rohma dkk, “Analisi pengembangan produk usaha perikanan Bagan
studi di Desa sarang Tiung kalimantan Selatan”, Dikutip dari jurnal Nasional, Universitas
Indonesia, ISSN :2477-6475 Tahun 2015.
17
2. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi
pada keberhasilan, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif. Berinisiatif artinya
selalu ingin mencari dan memulai.
3. Keberanian Mengambil Resiko
Keberanian yang tinggi dalam menghadapi risiko dengan
perhitungan matang dan optimisme yang dimiliki harus disesuaikan
dengan kepercayaan diri. Oleh karena itu, optimisme dan keberanian
menghadapi resiko dalam mengahadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh
kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan
kemampuan diri sendiri.
4. Berorientasi Ke Masa Depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki
pandangan yang jauh ke masa depan, ia selalu berusaha, berkarsa dan
berkarya.
5. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil beda,
menjadi yang pertama dan lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan kreatif dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-
18
jasa yang di hasilkanya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada
di pasar.
6. Keorisinalitasan : Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir yang baru dan
berbeda, sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk bertindak baru dan
berbeda. Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsure-unsur
keorisinalitasan seseorang.11
3. Usaha dalam Perspektif Islam
Islam memandang tinggi kegiatan Usaha. Hal ini disebabkan
karena setiap muslim yang melakukan kegiatan usaha berarti melakukan
berbagai aktivitas dalam rangka mentaati perintah Allah SWT untuk
meraih kesuksesan di dunia dan bekal di akhirat kelak. Bekerja dilandasi
dengan nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadis, agar
mampu mengembangkan potensi diri, memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya serta dapat menghasilkan materi.12
Ajaran-ajaran Al- Qur’an dalam berwirausaha: Al-Qur’an berkali-kali
mendesak manusia untuk bekerja/berwirausaha. Semua pahala yang ada
diperuntukkan untuk manusia agar dia terlibat dalam semua aktivitas yang
produktif. Hal ini misalnya mereka yang mau berusaha akan diberikan janji
pahala. Al-Qur’an menganjurkan pada manusia untuk memiliki
11 Dr. H.Ali Musa Pasaribu, M.S. Kewirausahaan Bebasis Agribisnis, (Yogyakarta:
C.V Andi Offset, 2012), h.53. 12 Ramadhany Imanda dan Siti Inayatul Faizah,“Motivasi Pengusaha Dalam
Pengembangan Inovasi Produk (Penelitian Deskriptip Terhadap Pengusaha Garmen Muslim Di Gresik)”, jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.II No.5, 2015, h.418.
19
keterampilan dan menguasai teknologi dengan menyebutnya sebagai
fadhl (keutamaan, karunia) Allah SWT. (QS. Saba’:34 : 10-11)13
داو ا ءاثيب دۥ۞ومقدب وع وبأ جبال ي ل فضب ذا ٱوۥو يب مطذ ل لذا
ديدٱوأ ١٠لب
ٱأ ىلب سبغتعب
ف رب د ٱوقد ب ٱولسذ ا ىن ىننبصيعب بىاتعب ١١صنحاإن
Terjemahnya:
10. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya. 11. (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. Disamping itu Al-Qur’an juga menyerukan pada semua orang yang
memiliki kemampuan fisik untuk bekerja dalam usaha mencari sarana
hidup untuk dirinya sendiri. Tak seorangpun dalam situasi normal,
dibolehkan untuk meminta-minta atau menjadi beban kerabat dan Negara
sekalipun. Al-Qur’an sangat menghargai mereka yang berjuang untuk
mencapai dan memperoleh karunia Allah. Etika Islam dengan jelas
menentang segala bentuk minta-minta, menentang tindakan cara hidup
parasit yang memakan kita bahwa bekerja/berwirausaha sangatlah
dihargai, sedangkan pengangguran sangatlah dikutuk.
4. Nilai - nilai Islam dalam Produksi
Upaya produsen untuk memperoleh mashlahah yang maksimum
dapat terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai Islam.
Seluruh kegiatan produksi terikat pada tatanan nilai moral dan teknikal
13 QS. Saba (30) ayat 10-11, Al-quran dan Terjemahnya.
20
yang Islami, sebagaimana dalam kegiatan konsumsi. Sejak dari kegiatan
mengorganisasi faktor produksi, proses produksi, hingga pemasaran dan
pelayanan kepada konsumen semuanya harus mengikuti moralitas dan
aturan teknis yang dibenarkan oleh Islam. Perbedaan dari perusahaan-
perusahaan non Islami tidak hanya pada tujuannya, tetapi juga pada
kebijakan-kebijakan ekonomi dan strategi pasarnya.14
Adapun nilai-nilai Islam yang relevan dengan produksi
dikembangkan dari tiga nilai utama dalam ekonomi Islam, yaitu: khilafah,
adil dan takaful. Secara lebih rinci nilai-nilai Islam dalam produksi
meliputi:15
a. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan
akhirat;
b. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau
eksternal;
c. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran.
d. Berpegang teguh pada kedisiplinan dan dinamis;
e. Memuliakan prestasi atau produktivitas;
f. Mendorong ukhuwah antar sesamapelaku ekonomi;
g. Menghormati hak milik individu;
h. Mengikuti syarat sah dan rukun akad/transaksi;
i. Adil dalam bertransaksi;
14 M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: GIP dan
Tazkiyah Institute, 2000), h. 45 15 M. Nur Rianto Al Arif & Euis Amalia, Teori Mikroekonomi Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, h. 152
21
j. Memiliki wawasan sosial;
k. Pembayaran upah tepat waktu dan layak;
l. Menghindari jenis dan proses produksi yang diharamkan dalam
Islam.
Penerapan nilai-nilai diatas dalam produksi tidak saja akan
mendatangkan keuntungan bagi produsen, tetapi sekaligus
mendatangkan berkah. Kombinasi keuntungan dan berkah yang diperoleh
oleh produsen merupakan satu maslahah yang akan member kontribusi
bagi tercapainya falah.
5. Prilaku Konsumen Muslim
Menurut Islam, bahwa anugerah Allah SWT itu milik semua
manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugerah itu
berada diantara orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat
memanfaatkan anugerah untuk diri sendiri. Sedangkan orang lain tidak
memiliki bagiannya sehingga banyak diantara anugerah yang diberikan
Allah kepada umat manusia masih berhak untuk dimiliki, walaupun mereka
tidak memperolehnya.16
Dalam al-Qur’an, Allah SWT mengutuk dan membatalkan
argument yang dikemukakan oleh orang-orang yang kikir karena tidak ada
kesediaan mereka memberikan bagian atau miliknya. Salah satu ciri
penting dalam Islam bahwa tidak hanya mengubah nila-nilai dan
kebiasaan masyarakat tetapi juga menyajikan kerangka legislatif yang
16 Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, h. 69
22
perlu untuk mendukung dan memperkuat tujuan-tujuan ini dan
menghindari penyalah gunaannya. Ciri khas Islam juga memiliki daya
aplikatifnya terhadap orang yang terlibat dalam pemborosan atau tabzir .
Dalam hukum (fiqh) Islam, hal semacam ini seharusnya dikenai
pembatasan-pembatasan dan, bila dianggap perlu, dilepaskan, dan
dibebaskan dari tugas mengurus harta miliknya sendiri. Adapun etika
Islam dalam hal konsumsi sebagai berikut:17
a. Tauhid (Unity/Kesatuan)
Pandangan Islam tentang kegiatan konsumsi dilakukan dalam
rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada
dalam hokum Allah (syariah), karena itu orang mukmin berusaha
mencari kenikmatan dengan menaati perintahnya dan
memuaskan dirinya sendiri dengan barang-barang dan anugerah
yang diciptakan untuk umat manusia. Sedangkan pandangan
kapitalis, konsumsi merupakan fungsi dari keinginan, nafsu, harga
barang, dan pendapatan, tanpa peduli dengan dimensi spiritual,
kepentingan orang lain dan tanggung jawab atas segala
prilakunya, sehingga pada ekonomi konvensional manusia
diartikan sebagai individu yang memiliki sifat homo economicus.
b. Adil ( equilibrium / Keadilan)
Islam memperbolehkan manusia untuk menikmati berbagai
karuniamkehidupan dunia yang disediakan Allah SWT.
17 Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahannya, h. 522
23
Pemanfaatan atas Karunia Allah tersebut harus dilakukan secara
adil sesuai dengan syariah, sehingga disamping mendapatkan
keuntungan materiil, sekaligus merasakan kepuasaan spiritual. Al-
Qur’an secara tegas menekankan norma prilaku untuk menjamin
adanya kehidupan yang berimbang antara kehidupan dunia dan
akhirat.
c. Free will (kehendak bebas)
Manusia diberi kekuasaan untuk mengambil keuntungan dan
manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan atas
barang-barang ciptaan Allah. Atas segala karunia yang diberikan
oleh Allah SWT, manusia dapat berkehendak bebas, namun
kebebasan ini tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha
dan qadar yang merupakan hukum sebab akibat yang didasarkan
pada pengetahuan dan kehendak Allah.
d. Amanah ( Respons ibility / pertanggungjawaban)
Manusia merupakan khalifah atau pengemban amanat Allah.
Manusia diberi kekuasaan untuk melaksanakan tugas
kekhalifahan dan untuk mengambil keuntungan dan manfaat
sebanyak-banyaknya atas ciptaan Allah. Dalam melakukan
konsumsi, manusia dapat berkehendak bebas tetapi akan
mempertanggungjawabkan atas kebebasan baik terhadap
keseimbangan alam, masyarakat, diri sendiri maupun diakhirat
24
kelak. Pertanggungjawaban sebagai seorang muslim bukan
hanya kepada Allah SWT namun juga kepada lingkungan.
e. Halal
Dalam kerangka acuan Islam, barang-barang yang dapat
dikonsumsi yaitu barang-barang yang menunjukan nilai-nilai
kebaikan, kesucian, keindahan, serta akan menimbulkan
kemashlahatan untuk umat baik secaramateriil maupun spiritual.
Sebaliknya barang-barang yang diharamkan dianggap sebagai
barang-barang konsumsi yang dapat menimbulkan kemudharatan.
f. Sederhana
Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas,
termasuk pemborosan dan berlebih-lebihan, yaitu membuang-
buang dan menghambur-hamburkannya tanpa faedah atau
manfaat dan hanya memperturutkan nafsu semata.
C. Prospek Pengembangan Produk Usaha
Prospek adalah gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan
untuk masa yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari
faktor-faktor pengusaha itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar.
Faktor-faktor dari dalam seperti pengelolaan, tenaga kerja, modal, tingkat
tekhnologi dan lain-lain. Sedangkan faktor-faktor dari luar seperti
tersedianya sarana transportasi, komunikasi, fasilitas kredit, penggunaan
tekhnologi baru untuk meningkatkan pendapatan memerlukan biaya dan
25
diharapkan dapat memberikan keuntungan atau manfaat kepada
pengusaha.18
Suatu proyek/usaha diadakan dengan maksud akan mendapatkan
keuntungan sehingga dalam setiap perencanaan proyek harus selalu
dipertimbangkan apakah proyek yang dilaksanakan itu akan
menguntungkan atau tidak.
Secara umum, untuk mengatakan suatu usaha akan berhasil atau
tidak, perlu terlebih dahulu diperhatikan usaha tersebut secara tehnis
(prosedur, teknologi dan manajemen) dapat dikerjakan, secara finansial
atauekonomis menguntungkan, dan dari segi sosial, politis, dan
keamanan dapat dipertanggung jawabkan.19 Sebelum melakukan
pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup
mendalam untuk mengetahui apakah usaha yang akan dikembangkan itu
layak atau tidak layak. Kajian semacam ini di sebut studi kelayakan bisnis
atau studi kelayakan usaha.
Dalam hal ini ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan usaha perikanan dengan sistem keramba diantaranya:20
a. Aspek Pasar
b. Aspek Teknik dan Teknologi
c. Aspek Finansial
18 Hernanto F, Ilmu Usaha Tani, (Bogor : Swadaya,2006), h. 309 19 Ir. Soesarsono Wijandi, Pengantar Wiraswastan, (Bandung : Sinar Baru,2002),
h. 45. 20 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2003), h. 12.
26
d. Aspek Yuridis
e. Aspek Lingkungan Hidup
Pada awal proyek/usaha mungkin hanya sedikit memperoleh
keuntungan, namun keuntungan mungkin akan dinikmati sesudah
beberapa tahun kemudian. Pada umumnya besar keuntungan juga
tergantung pada besar modal yang ditanamkan, maka makin besar pula
kemungkinan keuntungan yang diharapkan. Untuk mengetahui besarnya
keuntungan yang diperoleh harus terlebih dahulu diketahui besar biaya
dan besar penerimaan usaha. Keuntungan yang diterima adalah selisih
penerimaan dikurangi biaya.21
Konsep penerimaan keuntungan yang digunakan adalah
keuntungan usaha yaitu sebagai penerimaan kotor dikurangi biaya
variabel. Pendapatan bersih yaitu keuntungan kotor dikurangi biaya tetap,
dan keuntungan bersih yaitu penerimaan kotor dikurangi total biaya. Yang
dinyatakan biaya tetap adalah sifatnya tidak tergantung pada jumlah
produksi yang dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang
sifatnya berubah sesuai dengan jumlah atau besarnya produksi.
Biaya produksi bisa dibedakan antara biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaanya tidak habis
dalam masa produksi, antara lain biaya pembuatan kolam atau keramba,
saluran air, dan biaya sewa lahan. Sedangkan biaya variabel merupakan
biaya yang habis dalam satu produksi, seperti biaya untuk pakan,
21 Ir. Soesarsono Wijandi, Pengantar Wiraswastan, (Bandung : Sinar Baru,2002),
h. 71.
27
vitamin/pupuk, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen,
dan penjualan.22
Prospek pemasaran Hasil produk olahan perikanan yang cukup
baik didukung oleh adanya peningkatan konsumen ikan per kapita dunia
setiap tahun sering dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia.
Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan Menempati posisi pertama di
Sulawei Selatan untuk produksi perikanan tangkap, dengan hasil produksi
53,612 ton pada tahun 2018 jumlah produksi ini mengalami peningkatan
setiap tahunnya, dengan demikian sektor perikanan seharusnya dapat
memberikan konstribusi yang besar terhadap sektor perekonomian daerah
maupun provinsi.
Pemanfaatan hasil produksi perikanan tangkap Kabupaten
Bulukumba saat ini belum optimal karena sarana dan prasarana perikanan
yang belum memadai serta minimnya pengetahuan nelayan terhadap
hasil tangkapannya, sehingga hasil produksi yang baik terhadap
masyarakat setempat khususnya nelayan di Kabupaten Bulukumba.
Melihat tingkat konsumsi ikan yang ada dikabupaten Bulukumba
pertahunnya meningkat sesuai dengan kondisi cuaca yang ada
dikabupaten Bulukumba , Produk usaha yang selama ini yang diproduksi
disalah satu Kecamatan yang ada di Bulukumba Khusunya yang
bertempat tinggal dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan
Kajang yaitu Ikan Pindang , Pengembangan Ikan pindang yang ada
22 F. Rahardi, Regina Kristiawati, Nazaruddin, Agribisnis Perikanan, (Jakarta :
Peneber Swadaya,2001), h. 55.
28
dipelabuhan Kassi belum optimal karena keterbatasan modal, sarana
produksi, pengetahuan tentang sanitasi dan higienis, tehnik pengemasan,
manajemen dan pemasaran.23
Adapun Tehnik yang perlu dilakukan untuk pengembangan
perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Bulukumba yaitu :
a. Pengembangan tehnologi penangkapan
b. Peningkatan pengawasan Terhadap wilayah penangkapan
c. Membangun Trasportasi dan distribusi Ikan.
Wilayah yang luas dan memiliki pulau-pulau yang tersebar,
mengharuskan dibangunnya sistem transportasi dan distribusi
pengangkutan ikan yang efektif dan menguntungkan sehingga hasil
tangkapan nelayan memiliki nilai jual yang baik dan mampu bersaing.
Potensi perikanan yang berada di Kabupaten Bulukumba yang
besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal dikarenakan
masih rendahnya ketersediaan sarana dan prasarana penanganan hasil
penangkapan Ikan. Teknologi penangkapan nelayan lokal masih belum
mampu bersaing dengan nelayan yang datang dari luar daerah dan
produk usahanya pun masih skala tradisional.
Pengembangan sektor perikanan juga tidak hanya terkait dalam
usaha perikanan tangkap saja .peluang bisnis dan perikanan setidaknya
dapat dilihat dari potensi sumber daya kelautan dan perikanan , potensi
sumberdaya manusia, tehnologi, sarana dan prasarana serta pemasaran,
23 Irwan rahmat,” usaha-usaha untuk meningkatkan produk perikanan (studi di Kabupaten Bulukumba)”,( Universitas Hasanuddin Makassar,2017),h.13
29
dan aspek permintaan produk perikanan dan syarat-syarat yang menyertai
permintaan tersebut dalam rangka persaingan.
Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan
selama ini dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu:
a. Pro-poor (pengentasan kemiskinan)
b. Pro-job (penyerapan tenaga kerja)
c. Pro-growth (pertumbuhan)
Dengan melihat potensi yang ada pembangunan kelautan dan
perikanan harusnya dapat menjadikan bangsa indonesia menjadi bangsa
yang lebih baik dari pada keadaan sekarang.
30
D. Kerangka Pikir
AL –QUR’AN
Q.S An-Nahl: 14
QS. Saba’:34: 10-11
STUDI TEORITIK
Pengembangan sektor perikanan dalam upaya peningkatan perekonomian Indonesia dapat dijadikan isu pokok mengingat potensi sektor perikanan Indonesia yang besar, akan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.Pengembangan Produk adalah upaya perusahaan untuk senantiasa menciptakan produk-produk baru agar dapat selalu memenuhi tuntutan pasar dan selerah konsumen.
Studi
STUDI EMPIRIK
1. Andi (2012), Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha dikabupaten Bulukumba.
2. Irwan rahmat (2017), Usaha - usaha untuk meningkatkan produk perikanan (studi di Kabupaten Bulukumba).
Rumusan Masalah
Analisis Kualitatif
1. Pengembangan Ilmu 2. Manfaat Karya Ilmiah 3. Motivasi penelitian lanjutan 4. Kesimpulan dan Rekomendasi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penulisan ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif
Kualitatif, yaitu serangkaian informasi yang digali dari hasil penelitian
masih merupakan fakta-fakta verbal, atau berupa keterangan-keterangan
saja.24
Laporan berdasarkan metode kualitatif mencakup masalah
deskripsi murni tentang program dan/atau pengalaman orang di
lingkungan penelitian. Deskripsi ini ditulis dalam bentuk narasi untuk
melengkapi gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam
aktifitas atau peristiwa yang dilaporkan.25
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada
penelitian dalam bentuk studi kasus.Format deskriptif kualitatif studi kasus
tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di permukaan), tetapi memusatkan
diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian sangat penting dalam rangka
mempertanggung jawabkan data yang diambil. Dalam penelitian ini
bertempat di Masyarakat Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya
24 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2005), h. 118
25 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 174.
32
Kecematan Kajang Kabupaten Bulukumba, Penetapan lokasi penelitian ini
dimaksudkan untuk mempermudah atau memperlancar objek yang
menjadi sasaran dalam penelitian, sehingga penelitian tersebut akan
terfokus pada pokok permasalahannya dan yang menjadi objek
penelitiannya adalah pengusaha produk olahan ikan di Pelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.26
C. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menganlisis hasil penelitian,
Adapun yang menjadi fokus penelitian ini yaitu Pengusaha Produk olahan
ikan dalam meningkatkan pendapatan pengusaha yang ada di Pelabuhan
Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Prospek pengembangan pengolaan produk perikanan pada
pengusaha produk olahan ikan dalam meningkatkan pendapatan. Dalam
hal ini Masyarakat maupun pengusaha harus mempertimbangkan prospek
yang bagus yang dapat menjanjikan keuntungan dalam usaha perikanan
26Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
RosdaKarya. 2010), h. 6.
33
dengan mengembangkan produk diolah secara baik. Dengan demikian
dalam hal pengembangan sendiri terdapat syarat yang akan dijalani oleh
pengusaha maupun masyarakat dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah
Jaya Kacamatan Kajang Kabupaten Bulukumba tersebut baik
perkembangan dalam perubahan maupun konsep yang telah
berlangsung. Untuk itu prospek pengembangan sangat penting untuk
sebuah produk apalagi mengenai tentang kesejahteraan pengusaha
produk olahan ikan maupun masyarakat yang ada di pelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
E. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subjek dari mana dapat diperoleh
Sumber data dalam penelitian ini mencakupi sumber primer dan
sekunder.27
1. Data primer
Data primer adalah data dalam bentuk veriabal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subyek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek
penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Pengusaha
produk olahan Ikan di Pelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
27Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2012), h. 127.
34
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan
untuk mendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan content
analysis melalui berbagai buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, dan
artikel-artikel yang berkaitan sebagai bahan referensi.
Untuk menjelaskan dan menganalisa data primer tersebut, data
sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lembaga
atau institusi tertentu.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen yaitu satu-
satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk
mengumpulkan data pada peneliti itu sendiri.
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping
memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan.
Kelebihannya antara lain, pertama, peneliti dapat langsung melihat,
merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya.
Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna
apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini
adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
Adapun Instrumen penelitian yang dilakukan yaitu:
35
1. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara
(Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang
diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terstruktur dengan menggunakan alat bantu berupa
pedoman wawancara. Model yang digunakan peneliti dalam
wawancara untuk mengungkapkan data yakni dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada narasumber-narasumber
yang jauh dari pembahasan.28
2. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari dan
mengumpulkan data serta informasi yang tertulis dengan
permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, metode
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan aspek kajian yang telah dirumuskan.Dalam penelitian ini,
metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang
28Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2012),, h. 186
36
berkaitan dengan aspek kajian yang telah dirumuskan yakni
berupa dokumen yang diwawancarai itu sendiri.
3. Pedoman Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan
dan gagasan yang sudah di ketahui sebelumnya, untuk
mendapatkan informasi-informasi yang di butuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh oleh
penulis dalam rangka mendapatkan data dan informasi yang diperlukan
agar sesuai dengan ciri-ciri penelitian kualitatif. Adapun cara-cara yang
ditempuh dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode.
Teknik Pengumpulan data terdiri dari 3 (tiga) alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu:
1. Observasi, yaitu mengamati menggunakan komunikasi langsung
dengan sumber informasi tentang objek peneliti.
2. Interview, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap orang tua
adalah objek yang akan diteliti dalam peningkatan mendidik anak.
3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari
referensi yang membahas tentang objek penelitian.
37
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu berupa wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan serta dokumen resmi dan
sebagainya.29
Dalam menanalisis data-data yang ada, peneliti menggunakan
metode deskriptf analisis, yaitu “suatu metode analisis data yang
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya.
Jadi, dalam menganalisis data, peneliti hanya akan mendeskripsikan
atau menggambarkan tentang bagaimana Prospek pengembangkan
pengelolaan produk perikanan berbasis syariah dalam meningkatkan
pendapatan pengusaha dipelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba dengan sebenar-benarnya
dengan fakta-fakta yang ada.
29Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1991), h. 190.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran umum Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi,
yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng –
Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten
Bulukumba terletak diujung bagian selatan ibu kota Provinsi
Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang
banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan
pemerintah daerah. Bulukumba dikenal masyarakatnya sebagai
nelayan yang berpegang teguh pada akar budaya dan tradisi yang
relegius dengan keanekaragaman panorama alam yang indah .
Kecamatan Kajang merupakan salah satu wilayah kecamtan
yang di Kabupaten Bulukumba, di tinjau dari segi letaknya dalam
wilayah Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang terletak dibagian
timur wilayah Kabupaten Bulukumba, dengan luas wilayah
keseluruhan adalah 129,06 km2 dan dengan jumlah penduduk pada
tahun 2016 sebanyak 48.411 jiwa. Kecamatan Kajang terbagi atas
19 desa dan kelurahan yaitu Desa Bonto Biraeng, Bontorannu,
Lembang, Lembang Lohe, Pantama, Possi Tanah, Lembanna,
39
Tambangan, Sangkala, Bonto Baji, Pattiroang, Sapanang,
Batunilamung, Tanah Towa, Malleleng, Mattoanging dan Losisog,
Kelurahan Tanah Jaya dan Laikang ditinjau dari segi aspek luas.
Dusun Tanah Jaya Kassi terletak di Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba mitologi penamaan Dusus Tanah jaya Kassi
Karena sebelum dibentuknya desa tersebut hanya ada gunung dan
lautan hingga akhirnya berubah menjadi Kelurahan Tanah Jaya
diambil dari 2 kata yaitu Tanah dan Jaya. Penamaan ini bersumber
dari bahasa “konjo” yang dimana Kassi artinya pasir, butta artinya
tanah dan jaya artinya subur .
Pada zaman penjajahan Belanda daerah ini merupakan
tempat untuk berburu rusa dan masyarakat menggiringnya ke
daerah ini karena dikelilingi oleh bukit.
Dusun Tanah Jaya Kassi yang sebelum pemekaran adalah
bagian dari Kajang yang merupakan salah satu dusun dari desa
tersebut. Dusun Tanah Jaya berjarak ke ibu kota kecamatan 50 km,
jarak ke ibu kota kabupaten 40 km, jarak ke ibukota provinsi 560 km.
Dengan luas wilayah desa 12,10M, yang terdiri dari 6 Dusun yaitu,
Dusun Bontomanai, Dusun Bulosanni, Dusun Elle’e, Dusun
Batulapisi, Dusun Ompoa, dan Dusun Bukit Madu. Dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
40
Tabel 4.1
Batas Wilayah
Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Jojjolo
Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Balihuko, Kec.
Kajang
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Swatani Kec.Rilau
Ale’
Sebelah Barat Berbatasan dengan desa salassae
Sumber :Data Kantor Lurah Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Tahun 2014- sekarang.
2. Keadaan Geografis
a. Luas wilayah dan penggunaan lahan
Dusun Tanahjaya memiliki luas 75,5 ha yang dipergunakan
untuk berbagai peruntukan. Melihat wilayah Dusun Tanahjaya
terdiri dari daerah bergelombang dan daerah perbukitan. Daerah
bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari
permukaan laut. Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 s/d di
atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Dusun
Bukit Madu, Dusun Batulapisi, dan Dusun Bontomanai. Jenis tanah
di Dusun Tanahjaya termasuk dalam tanah regosol dan mediteran.
Tanah dengan jenis ini sangat cocok untuk sector pertanian.
41
Gambar 4.1.Peta Kecamatan Kajang
b. Iklim
Iklim disuatu wilayah berbeda-beda, dengan kondisi iklim
tersebut dapat mempengaruhi berbagai hal, seperti Musim Suhu
Udara Curah Hujan 75 Seperti halnya dengan daerah lain di
Indonesia, di Kabupaten Bulukumba hanya dikenal dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Biasanya musim kemarau
dimulai pada Bulan Juni hingga September, sedangkan musim
hujan dimulai pada Bulan Desember hingga Maret. Keadaan seperti
ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa
peralihan, yaitu Bulan April-Mei dan Oktober-November. Jumlah
rata-rata curah hujan di Kecamatan Kajang pertahunnya yakni 2000
- 3000 mm dengan jumlah 149 hari hujan di tahun 2012. Dimana
jumlah hari hujan yang paling banyak terjadi pada bulan Desember
yaitu sebanyak 29 hari dalam sebulan dengan rata-rata curah hujan
78 mm. Dan jumlah hari hujan yang paling sedikit terjadi pada bulan
42
September yaitu sebanyak 1 hari dalam sebulan dengan rata-rata
curah hujan. Iklim di Desa Tanahjaya cocok untuk pertanian juga
melaut, didesa ini dikenal dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan di mulai pada bulan Oktober sampai dengan
bulan Maret, sedangkan musim kemarau dimulai pada bulan April
hingga September. Dengan curah hujan di atas 2000 mm/tahun.
Bulan februari sampai bulan Mei masyarakat yang kerjanya melaut
lebih banyak pergi ke Sinjai untuk mendapatkan ikan untuk di bawa
ke desa Tanah Jaya. Desa Tanah Jaya mempunyai suhu rata-rata
berkisar antara 23,82°C – 27,68°C. Suhu pada kisaran ini sangat
cocok untuk pertanian, melaut dan tanaman perkebunan (kelapa).
Klasifikasi iklim di Desa Tanah Jaya termasuk iklim lembab atau
agak basah. Sebagai sumber daya pengembangan, subsektor
perikanan dan kelautan memiliki peran yang sangat besar dalam
berbagai aspek: ekonomi, ekologi, dan sosial. Pada aspek
ekonomi, sektor perikanan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat dan daerah, yang berimplikasi pada aspek sosial
(social security). Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan
besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga
berdampak pada aspek sosial pembangunan (social change).
Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal
strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perikanan.
Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas
43
dan tepat. Sampai saat ini, hasil laut seperti ikan, rumput laut, dan
masih sebagai komoditas unggulan di Kelurahan Tanah Jaya.
c. Topografi
Wilayah Bulukumba memiliki topografi yang bervariasi dari 0
meter hingga diatas 1000 meter dari permukaan lautI (dpl) yang
dapat dibagi ke dalam 3 bagian yaitu:
a. Morfologi daratan
Daerah Dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s.d 25
meter diatas permukaan laut meliputi tujuh, kecamaatan
pesisir yakni kecamatan: Gantarang, Ujung bulu, Ujung loe,
Bontobahari ,Bontotiro, Kajang, dan Herlang.
b. Morfologi bergelombang
Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s.d 100
meter dari permukaan laut meliputi bagian dari kecamatan :
Gantarang, Kindang, Bontobahari, Bontotiro, Kajang,
Herlang, Bulukumpa, dan Rilau Ale.
c. Morfologi perbukitan
Daerah Perbukitan dikabupaten Bulukumba terbentang mulai
dari barat ke utara dengan ketinggian 100 s.d diatas 500
meter dari permukaan laut meliputi bagian dari kecamatan:
Kindang, Bulukumpa, Rilau ale.
44
3. Luas Area Perikanan
Berdasarkan Kriteria umum area perikanan jarak area
tangkapan ikan untuk perikanan tangkap berada pada batasan 2-4
mil sedangkan luas minimal area perikanan budi daya yaitu 200
Ha. dilihat dari luas kawasan area perikanan budidaya di
Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang memiliki luas area
potensi 600 Ha, Hal ini menunjukkan bahwa luas area yang berada
di Kecamatan Kajang sangat luas
4. Keadaan Sosial
a. Keadaan penduduk
Di Desa Tanah Jaya, tahun 2014 penduduk berjumlah 2650
jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 1.324 jiwa dan perempuan
1.326 jiwa. Pada tahun 2016 jumlah penduduk di Desa Tanah Jaya
yaitu 2.700 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 1.330 jiwa dan
perempuan sebesar 1.370 jiwa. Apabila dirata-ratakan maka laju
pertumbuhan penduduk rata-rata 1,03% per tahun. Jumlah penduduk
tersebut terbagi dalam 987 kepala keluarga. Perkembangan
penduduk di Desa Tanah Jaya tahun 2014-2016 dapat dilihat pada
tabel berikut:
45
Tabel 4.2
Pertumbuhan Penduduk
Di Dusun Tanah Jaya Tahun 2014-2016
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
Jumlah penduduk
tahun 2014 1,345 1,305 2.650
Jumlah penduduk
tahun 2016 1,370 1,330 2.700
Sumber : Data Profil Dusun Tanah Jaya 2014-Sekarang
Data mengenai jumlah penduduk menurut kepala keluarga
dan jenis kelamin, dirinci perdusun di Desa Tanah Jaya tahun 2014-
Sekarang.
b. Keadaan penduduk menurut Umur
Jumlah penduduk di Desa Tanah Jaya dapat dikelompokkan
menurut kelompok umur. Jumlah pendududuk Tanah Jaya pada
tahun 2014 sampai sekarang hanya bertambah sedikit saja di desa
ini banyak penduduk laki-laki usia lanjut masih kuat bekerja untuk
memenuhi hidupnya sehari-hari. Di desa ini laki-laki dan perempuan,
baik yang sudah berumah tangga maupun yang belum
berumahtangga dan baik tua maupun muda, mereka tetap bekerja di
laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tingginya anggaran
46
belanja tahunan merupakan faktor penghambat pembangunan
ekonomi, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh
golongan produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang belum produktif atau sudah tidak produktif.
c. Mata Pencaharian Masyarakat
Karena dipelabuhan kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan
Kajang Kabupaten Bulukumba Sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai Nelayan maka pembagian pekerjaan
dalam setiap nelayan lebih banyak dikerjakan oleh laki-laki karena
dianggap memiliki tenaga lebih besar. Bukan hanya laki-laki
perempuan juga berperan penting karena Mereka bekerja untuk
memperbaiki alat-alat untuk menangkap ikan dan menjadi wirausaha
dalam pengolahan ikan yang dikerjakan oleh sebagian besar ibu-ibu
rumah tangga yang berada disekitar pelabuhan Kassi Kajang.
Pekerjaan ini dilakukan oleh perempuan karena perempuan identik
dengan ketelitian yang lebih baik dibanding laki-laki. Apabila angka
sex ratio jauh di bawah 100, dapat menimbulkan berbagai masalah,
karena ini berarti di wilayah tersebut kekurangan penduduk laki-laki
akibatnya antara lain kekurangan tenaga kerja laki-laki untuk
melaksanakan pembangunan, atau masalah lain yang berhubungan
dengan rumah tangga. Hal ini dapat terjadi apabila suatu daerah
banyak penduduk laki-laki meninggalkan daerah atau kematian
banyak terjadi pada penduduk laki-laki .
47
B. Prospek Pengembangan Produk Perikanan di Pelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
masyarakat yang berada di Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Penulis Melihat Langsung
tentang realita didalam masyarakat pada umunya tentang bagaimana
prospek pengembangan produk perikanan yang ada dipelabuhan
Kassi Kelurahan Tanah jaya Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba. Kondisi Perikanan yang ada di Pelabuhan Kassi Kajang
berpengaruh Penting terhadap pengusaha produk pengolahan ikan,
dimana Masyarakat yang ada disekitar palabuhan Kassi Kajang
Kelurahan Tanah Jaya sebagian besar Membuat usaha Pengolah
produk ikan Pindang dan ikan asin (kering).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Bahwa kondisi
Perikanan yang ada di Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah jaya
Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba sangat Penting Bagi
Perkembangan Produk Perikanan yang memiliki usaha Produk
pengolahan ikan yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga
yang berada disekitar Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah jaya
kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode
wawancara dan observasi terhadap warga yang menjadi informan
dalam penelitian ini, maka diperoleh penelitian sebagai berikut :
48
Berdasarkan hasil wawancara Bapak Abdi selaku (nelayan)
mengatakan bahwa:
“Masyarakat disekitar pelabuhan Kassi Kajang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan karena tempatnya pesisir, tetapi untuk kondisi perikanan yang terjadi di pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba bergantung pada kondisi cuaca salah satunya angin yang ada pada daerah ini, jika cuaca angin berhembus sangat kencang maka kami yang berprofesi sebagai nelayan mencari ikan sampai kewilayah-wilayah yang jauh dari laut Bulukumba. Maka dari itu kami selaku nelayan akan menaikkan harga ikan tersebut alasannya karena proses untuk mendapatkan ikan yang banyak bisa memakan waktu berminggu-minggu dilaut dan butuh perjuangan yang keras untuk bisa mendapatkan ikan yang bagus untuk dijual.”30
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa prospek
pengembangan produk perikanan dipelabuhan Kassi Kajang
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
yaitu naikknya harga ikan yang terjadi karena kondisi perikanan yang
ada dipelabuhan Kassi tidak stabil dikarenakan cuaca saat proses
penangkapan ikan pun susah untuk mendapatkan hasil yang banyak
ini dikarenakan upaya pemerintah setempat yang tidak memberikan
fasilitas atau alat untuk mendapatkan ikan untuk diolah menjadi
produk perikanan tidak tersendat dan menjual produk tersebut ketika
saat naiknya ikan saja.
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Bapak Hasan
selaku (pengusaha ikan) mengatakan bahwa:
“Usaha ikan di daerah pesisir merupakan hal yang sangat wajar terlebih lagi karena berdekatan dengan pelabuhan Kassi
30 Wawancara dengan Bapak Abdi (Nelayan) , 01 Agustus 2019
49
Kajang dalam kondisi perikanannya pun hanya bergantung pada kondisi cuaca yaitu angin. Ketika kondisi angin sangat kencang maka ikan yang akan diolah sebagai produk akan mahal begitupun sebaliknya.”31
Dari pernyataan di atas mengenai kondisi perikanan yang
terjadi di Pelabuhan Kassi Kajang bahwa yang berprofesi sebagai
nelayan sangat bergantung pada kondisi cuaca angin yang
berhembus. Ketika cuaca angin yang sangat kencang maka ikan akan
susah didapatkan. Secara otomatis menurunkan perolehan tangkapan
ikan yang biasa didapatkan namun begitu ada saja beberapa nelayan
yang nekad berlayar demi mendapatkan penghasilan.
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Ibu Hj. Nursiah
selaku (Pengusaha produk ikan pindang ) mengatakan bahwa:
“Sebagai pengusaha ikan disini melihat kondisi nelayan yang berpenghasilan mencari ikan jika sangat mahal maka ikan yang akan diolah menjadi suatu produk yang memiliki bahan pokok ikan. Saya pribadi selaku pengusaha ikan pindang akan menaikkan harga jual produk ikan yang akan saya jual karena jika tidak dinaikkan akan rugi disaya. Tetapi biasanya jika saya menaikkan harga dari harga biasanya konsumen juga berpikir untuk membelinya dan cara lain agar harga tetap stabil yaitu cara mendapatkan ikan sedikit tetapi mereka tetap memancingnya sendiri.”32
Dari pernyataan di atas, produk perikanan dalam
pengembangan usaha tersebut tergantung pada kondisi yang
dirasakan oleh nelayan. Setiap pengusaha pasti akan memberikan
kualitas yang bagus untuk konsumennya tetapi jika cuaca yang sangat
31 Wawancara dengan Bapak Hasan (Pengusaha ikan) , 02 Agustus 2019
32 Wawancara dengan Hj. Nursiah (Pengusaha produk ikan pindang) , 04 Agustus 2019
50
buruk termasuk angin kencang maka pengusaha ikan akan rugi
karena produk yang paling utama yaitu ikan harganya yang begitu
mahal. Cara lain untuk mendapatkan ikan dengan cara dipancing ,
bantuan anak dan pekerja (laki-laki) meskipun hasilnya jika dipancing
membutuhkan waktu berjam-jam tidak menutut kemungkinan bisa
dapat ikan dan juga tidak dapat berbeda jika nelayan mendapatkan
hasil yang banyak dengan cara menjaringnya maka harga ikan
menurun dan kembali lagi tergantung cuaca dan jumlah ikannya pun
lumayan banyak untuk diolah menjadi ikan pindang Adapun solusi
yang diberikan dalam upaya pengembangan produk perikanan pada
wawancara tersebut yaitu pemerintah daerah harus mendorong para
pengusaha kecil yang mengolah produk perikanan yang ada
dipelabuhan Kassi Kajang dengan cara memberikan bantuan modal
kepada para pengusaha kecil yang masih bergantung pada harga beli
ikan yang didapatkan nelayan agar para pengelola ikan yang ada di
sekitar pelabuhan Kassi Kajang ini tidak hanya berpatokan pada
produk Ikan Pindangnya saja. Dan Pemerintah setempat juga
memberikan bantuan berupa kelompok nelayan, bantuan tersebut
diantaranya kapal bagi nelayan agar pendapatan nelayan bisa lebih
meningkat. Untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut harus
mengajukan permohonan bantuan pada dinas yang bersangkutan.
Berbeda dengan bagi pengusaha produk perikanan sendiri diberikan
modal usaha sebagai upaya pengusaha lebih bersemangat
51
mengembangkan produknya tetapi berstatus sebagai anggota
kelompok nelayan tersebut.
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Ibu Asse’ selaku
(pengolah Produk ikan pindang ) mengatakan bahwa:
“Saya selaku pengolah atau pembuat produk ikan pindang yang pendapatannya tergantung naik turunnya hasil tangkapan ikan upaya pemerintah semestinya harus memberikan pinjaman modal agar kami selaku yang bermata pencaharian dilaut. Bisa membuat usaha yang produk yang lain diluar produk olahan ikan pindang saja . atau paling tidak alat yang memadai untuk mendapat ikan dan mengelolah produk tersebut bisa dipasarkan dan itu semua berpengaruh pada kesejahteraan keluarga karena rata-rata hanya bermata pencaharian sebagai nelayan dan pengolah produk perikanan”.33
Dari pernyataan di atas, produk perikanan dalam
pengembangan usaha tersebut Upaya yang harus dilakukan yaitu
pemerintah setempat harus memperhatikan masyarakat yang ada di
sekitar pesisir apalagi masyarakat yang sebagaian besar bermata
pencahariannya di laut , contohnya saja masyarakat yang berpropesi
sebagai pengusaha pengelolah produk perikanan dan yang
berdagang produk olahan tersebut tidak bisa berkembang karena
mereka kekurangan modal untuk mengembangkan usahannya paling
tidak mereka diberikan alat untuk mencari ikan tanpa harus
mengandalkan kondisi cuaca buruknya dipelabuhan Kassi Kajang, ini
mengakibatkan pengusaha maupun pedagang kecil yang ada
disekitar pelabuhan Kassi Kajang hanya berpatokan pada hasil
33 Wawancara Dengan Ibu Asse’ (Pengelolah produk ikan pindang), 15 Agustus
2019
52
tangkapan nelayan saja dipelabuhan Kassi Kajang ini pun sangat
mengandalkan hasil tangkapan nelayan karena masyarakat yang
bertempat tinggal disekitar pelabuhan Kassi rata-rata bermata
pencaharian sebagai nelayan dan pengusaha olahan produk
perikanan yang dimana sangat berdampak kepada kesejahteraan
keluarga mereka.
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Ibu Sarifa selaku
(pengusaha olahan Produk ikan pindang ) mengatakan bahwa:
“ Saya selaku pengusaha olahan produk ikan pindang yang ada dipelabuhan Kassi Kajang Menurut saya langkah yang harus diambil dalam memasarkan produk yaitu memberikan kualitas yang baik untuk konsumen, memberikan lahan dari pasar-kepasar , dan menjalin hubungan yang baik dengan konsumen agar produk olahan perikanan yang ada dipelabuhan Kassi Kajang bisa dikenal bukan hanya disekitar pelabuhan Kassi maupun hanya daerah Kelurahan Tanah jaya saja.”34
Dari pernyataan di atas, produk perikanan dalam
pengembangan usaha tersebut Upaya yang harus dilakukan untuk
memasarkan produk olahan ikan ini pengusaha harus memberikan
kualitas yang baik kepada konsumen meskipun mereka hanya
bergantung dengan alat yang ada saja dan bergantung pada kondisi
cuaca yang kurang stabil mereka juga harus memelakukan
pendekatan kepada konsumen agar konsumen tidak bosan membeli
produk olahan perikanan tersebut dan disini pemerintah juga harus
sedkit melihat pengusaha olahan produk perikanan yang ada disekitar
34 Wawancara Dengan Ibu Sarifa (pengusaha olahan Produk ikan pindang) 10
Agustus 2019
53
wilayah pelabuhan Kassi Kajang agar memberikan lahan tempat
jualan dari pasar-kepasar agar produk olahan ikan tersebut bisa
berkembang didaerah dan wilayah-wilayah manapun bukan hanya
yang bertempat tinggal di Kelurahan Tanah Jaya saja .
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Ibu Suheda selaku
(pengusaha olahan Produk ikan pindang ) mengatakan bahwa:
“Sebagai pengusaha produk olahan ikan pindang antara pembeli dan penjual produk olahan ikan pindang yang ada di sekitar pelabuhan Kassi Kajang beberapa telah menerapkan etika bisnis syariah, kemungkinan masih ada yang belum melakukan dan mungkin juga tidak tahu mengenai etika-etika jual beli secara islami”35
Dari pernyataan di atas, Pada hakekatnya prilaku merupakan
bagian integral dalam bisnis yang dijalankan secara profesional dalam
jangka panjang, suatu bisnis akan tetap berkesinambungan dan
secara kontinyu benar-benar menghasilkan keuntungan, jika dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis Islam, inilah sebagian dari ajaran
Islam, yaitu agar semua orang yang terlibat dalam bisnis mempunyai
kesadaran tentang adanya dimensi etis dalam bisnis itu sendiri dan
agar belajar bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik secara
etis maupun ekonomis. Bisnis perdagangan, terutama pada pasar,
penerapan perilaku dalam bisnis dihadapkan pada masalah yang
meliputi hubungan antara produsen/penyedia jasa/barang atau
penjual dan konsumen atau pembeli.
35 Wawancara dengan Ibu Suheda selaku (pengusaha olahan Produk ikan
pindang), 10 Agustus 2019
54
C. Faktor penghambat Pengembangan Produk Perikanan Di
Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba.
Banyak pelaku dalam bidang industri perikanan melakukan
proses praktis untuk mendapatkan keuntungan yaitu menjual produk
tangkap dengan pengolahan minimal dan tidak melalui proses
pengelohan lebih lanjut. Dimana dengan proses sederhana ini
keuntungan juga masih dapat diperhitungkan serta tidak repot dalam
memastikan pengendalian perusahaan tersebut. Pentingnya bagi
perusahaan untuk mempertimbangkan proses pengolahan produk
perikanan, bukan hanya nilai jual yang tinggi dari sistem kompetisi
juga dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan bisnis lainnya.
Dalam kompetisi perusahaan sendiri pasti mempunyai faktor-
faktor pendorong pengembangan usaha terfokus lagi pada produk
perikanan.
Adapun hasil wawancara menurut Bapak Takbir selaku
(nelayan) mengatakan bahwa:
“Bagi nelayan sendiri sebagai profesi yang berbahaya terlebih jika cuaca tidak mendukung namun harus tetap melaut merupakan faktor utama dalam pengembangan produk usaha perikanan dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba karena nelayan sebagai aspek yang menjadi penentu bagi pelaku usaha.”36
36 wawancara menurut Bapak Takbir selaku (nelayan),05 Agustus 2019
55
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa nelayan berperan
penting dalam pengembangan produk perikanan di Pelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba,
ikan merupakan aspek utama sebagai bahan usaha dalam
pengembangan produknya. Selain itu juga Kondisi perikanan yang
ada dipelabuhan Kassi Kalurahan Tanah Jaya yang tidak stabil yang
jadi pengambat perkembangan Usaha produk perikanan ikan pindang
dan ikan asin yang ada disekitar pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah
Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
Adapula pendapat yang dikemukakan oleh Ibu Masniati selaku
pengusaha ikan (Produk ikan pindang ) mengatakan bahwa:
”Saya pribadi selaku pengusaha pengolah produk ikan pindang sangat bergantung dengan hasil dari penangkapan ikan dari nelayan khusunya yang terpenting pada harga beli ikan yang dimana bahan pokok dari produk ini . Jika Harga ikan mahal maka usaha saya juga ikutan tidak jalan karena jika tetap membeli dengan harga yang mahal kami juga bisa dapat utung dari mana . Pemerintah setempat juga kurang melirik pedagang kecil makanya produk usaha kami tidak bisa berkembang ditambah lagi alat yang digunakan dalam pengolahan produk ikan pindang ini juga masih menggunakan alat seadanya saja.”37
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa salah satu faktor
yang pengambat perkembangan produk Pengolahan ikan di
Pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba, dorongan pemerintah sangatlah penting dilihat
dari segi ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar pelabuhan Kassi
37 wawancara dengan Ibu Masniati ( Pengusaha produk olahan ikan pindang ),
05 Agustus 2019
56
Kajang sangat berpatokan dengan hasil tangkapan nelayan untuk
menjadikan bahan pokok dalam pembuatan produk perikanan. Karena
rata-rata pengusaha kecil pengolah ikan yang ada disini pun
bergantung dengan kondisi hasil dan harga tangkap ikan dari nelayan
dan mata pencaharian sampingan masyaralat yang ada disekitar
pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba mengolah Perikanan sebagai produk ikan
Pindang dan ada juga mengolah ikan dengan cara dikeringkan yang
dimana berbahan pokok ikan dan alat yang digunakan dalam
Mendapatkan Ikan yang baik untuk dibuat olahan ikan pun masih
menggunakan alat seadanya saja dan ini untuk mendapatkan ikan
pun juga harus melihat kondisi cuaca yang buruk yang tidak
mengharuskan untuk turun kelaut menangkap ikan.
Adapun hasil wawancara menurut Ibu Haerati selaku
(Pedagang ikan pindang) mengatakan bahwa :
”Sebagai penjual ikan pindang yang paling utama yang dilihat untuk menjual hasil produk ikan yang sudah diolah, ikan yang itu baik atau tidak dijual kepada konsumen , karena saya juga membeli ikan yang sudah diolah kepada pengusaha yang mengolah sendiri produk ikan ini. Kurangnya modal dan alat untuk membuat olahan ikan sendiri terpaksa saya harus membeli ikan yang sudah diolah oleh pengusaha ikan pindang. Dengan harga yang kadang naik kadang juga turun ini semua tergantung dengan cuaca dan hasil tangkap nelayan yang ada dipelabuhan Kassi Kajang. Pemerintah setempat juga kurang melihat bagaimana perkembangan penjual kecil yang ada dipelabuhan kassi contohnya cara untuk memasarkan Produk ikan tersebut pun tidak berkembang dari pasar ke pasar yang lain kami hanya
57
menjual ikan hasil olahan tersebut itu disekitar pelabuhan kassi bahkan hanya di rumah saja”38
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa Faktor pengambat
perkembangan produk perikanan dipelabuhan Kassi Kajang
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
yaitu kurangnya kesadaran pemerintah terkait pengusaha dan
pedagang kecil yang mengolah produk perikanan dipelabuhan Kassi
Kajang Kelurahan Tanah Jaya kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba dimana pengusaha olahan ikan pindang tersebut hanya
bergantung pada usaha itu saja dan cara untuk memasarkannya pun
susah karena pemerintah tidak memberikan tempat atau lahan untuk
menjual produk olahan ikan ini dari pasar-kepasar untuk memasarkan
produk olahan ikan ini menjadi faktor utama mengapa produk
perikanan yang ada dipelabuhan Kassi Tidak bisa berkembang
apalagi harus bersaing dengan produk olahan ikan yang berada
dibeberapa daerah-daerah yang khususnya didaerah sekitar
Bulukumba saja apalagi harus sampai keluar daerah.
Adapun hasil wawancara menurut Ibu Titin selaku (Pedagang
ikan pindang) mengatakan bahwa :
“Saya selaku pedagang ikan pindang yang ada disekitar pelabuhan Kassi Kelurahan Tanah jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba banyak memiliki kendala untuk menjual produk olahan ikan pindang salah satu kendala yaitu bahan pokok olahan ikan pindang yang tidak menentu tingkat harga dan pendapatan yang bisa didapatkan setiap bulannya yang harus membuat saya tidak bertahan lama karena kondisi
38 Wawancara Dengan Ibu Haerati ( Penjual Ikan), 10 Agustus 2019
58
perikanan yang ada dipelabuhan kassi ini tidak menentu yang membuat saya hanya bisa berjualan tergantung cuaca dan baik kondisi harga perikanan yang ada dipelabuhan Kassi Kajang ini”39
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa Faktor pengambat
perkembangan produk perikanan dipelabuhan Kassi Kajang
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
yaitu Banyaknya Kendala yang harus di dapat dalam membuka usaha
produk olahan ikan kurangnya perhatian pemerintah setempat dalam
hal usaha-usaha kecil bagi para ibu-ibu rumah tangga yang
bertempat tinggal di sekitar pelabuhan Kassi Kajang terutama yang
berpropesi sebagai pengusaha ataupun sebagai pedagang produk
olahan perikanan untuk memberi sedikit bantuan modal atau pinjaman
agar masyarakat yang hanya bergantung pada kondisi harga ikan itu
sendiri bisa tetap berjualan meskipun harga ikan yang dibeli dari
nelayan untuk pembuatan produk olahan ikan tersebut bisa lancar dan
berkembang.
Adapun hasil wawancara menurut Ibu Bia selaku (Pedagang
ikan pindang) mengatakan bahwa :
“Saya selaku pedagang ikan pindang yang berjualan disekitar pelabuhan Kassi Kajang Jika melihat kondisi perikanan yang ada dipelabuahn Kassi kajang ini untuk menjual suatu produk olahan ikan pindang kepada konsumen saya juga melihat-lihat sebelum mengolah atau membeli produk olahan ikan ini apakah ikan ini baik untuk dipasarkan atau tidak .karena kami juga selaku pedagang sangat berhati-hati dalam memilih produk olahan yang akan
39 wawancara menurut Ibu Titin selaku (Pedagang ikan pindang), 10 Agustus 2019
59
kami pasarkan karena akan berdampak juga kepada kami yang hanya mengandalkan hasil tangkapan nelayan”40
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa produk perikanan
dipelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba Memiliki Kualitas yang baik karena pedagang
maupun pengusaha yang membuat produk olahan ikan tersebut selalu
menjaga kualitas produknya demi kenyamanan konsumennya .
Meskipun Kondisi perikanan dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya
ini kurang stabilnya pendapatan ikan tergantung cuaca tetapi
pengusaha dan pedagang ikan pun tetap berhati-hati dan menjaga
kepercayaan konsumennya kalau produk olahan ikan tersebut
kualitasnya baik. Faktor –Faktor inilah yang menjadi pengambat
perkembangan Produk olahan perikanan yang ada dipelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang kabupaten Bulukumba.
Adapun hasil wawancara menurut Ibu Tia selaku (Pedagang
ikan pindang) mengatakan bahwa :
”Saya selaku pedagang produk olahan ikan pindang yang ada di sekitar pelabuhan Kassi Kajang ini, proses jual beli yang dilakukan antara penjual dan pembeli susah merealisasikan jual beli secara islam, bila diterapkan di dunia bisnis, khususnya kejujuran, sebab kapan kita berterus terang akan menambah kerugian”41
Dari pernyataan di atas menyatakan bahwa produk perikanan
dipelabuhan Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
40 Wawancara dengan Ibu Bia (Pedagang Ikan Pindang ), 12 Agustus 2019 41 Wawancara menurut Ibu Tia selaku (Pedagang ikan pindang), 12 Agustus
2019
60
Kabupaten Bulukumba perilaku-perilaku yang mereka tunjukkan
dalam interaksi bisnisnya masih jauh dari norma-norma etika. Islam
adalah aturan hidup yang paling lengkap, dalam meletakkan dasar-
dasar ekonomi Islam diperlukan praktik dasar secara bersamaan
untuk menunjukkan eksistensinya sebagai keadaan yang tidak dapat
dihindari. Sistem ekonomi Islam tidak bisa dilakukan secara terpisah.
Untuk itu masyarakat harus siap menerapkan praktik yang sesuai
dengan sistem islam dalam aktivitas bisnisnya
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat
dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba khusunya para pelaku usaha produk perikanan yaitu produk
Ikan Pindan dan ikan asin, tentang prospek pengembangan produk
perikanan dipelabuhan Kassi Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba, Penyusun dapat mengambil Kesimpulan sebagai
berikut :
1. Prospek pengembangan Produk perikanan di pelabuhan Kassi
Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba Adapun solusi yang diberikan dalam upaya
pengembangan produk perikanan pemerintah daerah harus
mendorong para pengusaha kecil yang mengolah produk perikanan
yang ada dipelabuhan Kassi Kajang dengan cara memberikan
bantuan modal kepada para pengusaha kecil yang masih
bergantung pada harga beli ikan yang didapatkan nelayan agar
para pengelola ikan yang ada disekitar pelabuhan Kassi Kajang ini
tidak hanya berpatokan pada produk ikan pindangnya saja.
2. Faktor Penghambat Perkembangan Produk perikanan di pelabuhan
Kassi Kajang Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten
Bulukumba, Faktor modal bantuan pemerintah dimana Pelaku
62
usaha atau pedangang yang menjual Produk olahan perikanan
ekonominya bergantung dengan naik turunnya hasil tangkapan
ikan, Faktor Tehnologi Perikanan masih menggunakan alat tangkap
sedanya saja yang mengakibatkan seorang nelayan susah
mendapatkan ikan dan Faktor pemasaran produk perikanan tidak
adanya tempat atau lahan dari pasar-kepasar untuk memasarkan
produk olahan ikan.
B. Saran
Dari pernyataan diatas, penyusun ingin sedikit memberikan saran
kepada pihak-pihak yang paham betul tentang pentingnya
mengembangkan suatu produk olahan perikanan. Dimana disini produk
perikanan tersebut tidak bisa berkembang karena kurangnya dorongan
dari pemerintah setempat untuk memberikan fasilitas dan modal agar
memberi kesempatan bagi pengusaha dan pedangan yang mengolah
produk perikanannya bisa berkembang tanpa harus menunggu kondisi
cuaca atau turunnya harga jual beli ikan. Ini semua bertujuan untuk
mengurangi sedikit pengangguran bagi sebagian besar ibu-ibu yang ada
dipelabuhan Kassi kelurahan Tanah Jaya kecamatan Kajang kabupaten
Bulukumba.
63
DAFTAR PUSTAKA
Amri Khairul dan Khairuman, Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Komsumsi,
(Jakarta: PT. Agromedia, 2008), Cet. Ket-1, h. 6. Andhika Rakhmanda, Peran Kelompok Nelayan dalam Perkembangan
Perikanan Di Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul, Jurnal Sosiologi Pedesaan | Vol 6 No 2 Agustus 2018, h. 94.
Andhika Rakhmanda, Peran Kelompok Nelayan dalam Perkembangan
Perikanan Di Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul, Jurnal Sosiologi Pedesaan | Vol 6 No 2 Agustus 2018, h. 96.
Andi Skripsi:” Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
usaha dikabupaten Bulukumba”.(Makassar Universitas Alauddin,2012),h 17-23
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 127. Asfira, Skripsi: Peran Masyarakat dalam meningkatkan pengembangan
usaha di Desa Kanje kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar”(makassar UIN,2016), h 24
David Z, “Usaha-usaha Untuk Meningkatkan Pendapatan Nelayan (Studi
Desa Pasar Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat)”, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2017), h. 13.
Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahannya , h. 522
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 174.
F. Rahardi, Regina Kristiawati, Nazaruddin, Agribisnis Perikanan, (Jakarta:
Peneber Swadaya,2001), h. 55 H.Ali Musa Pasaribu, M.S. Kewirausahaan Bebasis Agribisnis,
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2012), h.53. Hernanto F, Ilmu Usaha Tani, (Bogor : Swadaya,2006), h. 309 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2003), h. 12.
64
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h. 190
M. Nur Rianto Al Arif & Euis Amalia, Teori Mikroekonomi Suatu Institute, 2000), h. 45
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
RosdaKarya. 2010), h. 6. Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 118. Munzilir Rohma dkk, “Analisis Pendapatan Nelayan Bagan Studi Di Desa
Sarang Tiung Kalimantan Selatan”, Dikutip dari Jurnal Nasional, Universitas Indonesia, ISSN :2477-6475 Tahun 2015.
M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: GIP dan
Tazkiyah Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, h. 152 Propil Daerah Kabupaten Bulukumba, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Kabupaten Bulukumba, 2015, h. 4. Ramadhany Imanda dan Siti Inayatul Faizah,“Motivasi Pengusaha Dalam
Pengembangan Inovasi Produk (Penelitian Deskriptip Terhadap Pengusaha Garmen Muslim Di Gresik)”, jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.II No.5, 2015, h.418.
Soesarsono Wijandi, Pengantar Wiraswastan, (Bandung: Sinar
Baru,2002), h. 45. Sofyan S. Harahap, Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam, h. 69 Suhaili Asmawi, Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba, (Jakarta: PT.
Gramedia,1984), h. 9. Suryana, Kewirausahaan: kiat dan proses menuju proses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2016), h.22. Wanardi, Ekonomi selayang pandang (Bandung: Rineka Cipta,
2010).h.77.
RIWAYAT HIDUP
Ayu Ashari, lahir di Makassar pada tanggal 09
September 1996 dari pasangan suami istri bernama
Karsali dan Saharia. Penulis adalah anak Pertama dari
tiga bersaudara.
Penulis memulai Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun (2002) di
SD Negeri Maccini IV Makassar dari Kelas 1 sampai Kelas 5 , dan Kelas 6
pindah di SD Negeri 267 Daulele Kecamatan Kajang dan Tamat pada
tahun (2008). Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Kajang
Tamat (2011), dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Bulukumba
dan Tamat (2014), dan mulai tahun (2015) mengikuti program S1 Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Dengan ketekunan, semangat dan usaha yang tinggi penulis telah
berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik. Semoga
dengan penulisan akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan.
LAMPIRAN
WAWANCARA PENELITIAN
Prospek pengembangan produk Perikanan di Pelabuhan Kassi Kelurahan
Tanajaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Agama :
4. Pekerjaan :
5. Umur :
6. Alamat :
Pertanyaan :
1. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana Kondisi Perikanan yang ada dipelabuhan Kassi
Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba ?
2. Menurut Bapak/Ibu, Apakah ada kendala dalam usaha ikan anda?
3. Jika Ada? Apa Kendalanya ?
4. Menurut Bapak/Ibu Ketika membahas tentang faktor dalam suatu produk , Apakah
didalamnya terdapat pengaruh sehingga konsumen berpikir bahwa produk
tersebut memiliki kualitas yang baik ?
5. Menurut Bapak/Ibu Apa yang harus dilakukan dalam upaya pengembangan
produk perikanan?
6. Menurut Bapak/Ibu Apakah Upaya tersebut mampu mensejahterakan
Pengusaha Ikan?
7. Menurut Bapak/Ibu Bagaimana Langkah yang dilakukan para pengusaha untuk
memasarkan produknya ?
8. Menurut Bapak/Ibu Apakah dalam upaya pengembangan produk perikanan anda
telah melakukan sesuai aturan agama (syariat islam)?
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN