PROSES PELIPUTAN BERITA RADIO “IN FM” KEBUMENdigilib.uin-suka.ac.id/3125/1/BAB I,V.pdf ·...
Transcript of PROSES PELIPUTAN BERITA RADIO “IN FM” KEBUMENdigilib.uin-suka.ac.id/3125/1/BAB I,V.pdf ·...
PROSES PELIPUTAN BERITA RADIO “IN FM” KEBUMEN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun Oleh:
RIZKA SAUMI NIM. 04210002
Dosen Pembimbing: Khoiro Ummatin, M. Si
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2009
MOTTO
Percayalah, bahwa jika anda telah melakukan
sesuatu yang kecil dengan baik,
anda dapat melakukan hal yang lebih besar
dengan baik pula.
By. Storey
Seseorang haruslah cukup besar
untuk mengakui kesalahan-kesalahannya,
cukup cerdas untuk memetik pelajaran darinya,
dan cukup kuat untuk mengoreksinya.
By. Eizlan Jusuf
Yakin dapat yang terbaik dengan ikhtiar dan tawakkal
By. Rizka…..
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku, bapak dan mama tercinta, yang selalu mendo’akanku
dan mendukung setiap langkahku, secuil karya ini takkan pernah mampu
membandingi pengorbanan yang telah kau berikan selama hidupku
Adik-adikku yang kusayangi, yang selalu memberikan keceriaan di
hatiku, senyum dan canda kalian selalu berikan inspirasi baru buatku
untuk maju dan berkarya
Untuk orang yang slalu ada dihatiku, terima kasih atas dorongan dan
semangat yang kau berikan, kau yang selalu sabar menghadapiku dan
mendampingiku setiap aku membutuhkan seseorang disampingku. terima
kasih atas kasih sayang yang kau berikan.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Alloh SWT, Rabb seluruh alam Yang Maha
Pengasih lagi Maha Pemurah. Atas segala rahmat, hidayah, serta innayah-Nya,
sehingga upaya keras penulis untuk menyelesaikan skripsi dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga dilimpahkan atas Rosululloh, sang inovator ulung,
keluarga serta sahabat dan mereka yang menyeru dengan seruanya berpedoman
dengan petunjuknya.
Sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi dengan
judul “Proses Peliputan Berita Radio “IN FM” Kebumen” ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis banyak mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Bahri Ghazali, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah, UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
2. Dr. H. Akhmad Rifa’I, M. Phil., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI)
3. Dra. Endang Sulistyasari, MS., selaku Penasihat Akademik Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI-A)
4. Khoiro Ummatin, M. Si., selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis
5. Sukamto S. Sos. MT., selaku Direktur Utama Radio “IN FM” Kebumen yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
vi
6. Mas Yuni Wibowo, selaku program manager merangkap reporter di radio
“IN FM” yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan informasi
yang dibutuhkan penulis.
7. Saudara-saudaraku (Mba Ulfah, Mas Fikra, Esha, Tina), pemberi semangat
agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku (Putri, Bella, Pepi, Fajri, Umi, Estri, Bintang, Awi, Isti,
Ninik). Semoga kita akan tetap bisa melangkah bersama dan akan selalu
menjadi sahabat sejati.
9. Teman-temanku di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Rhetor (Agus, Ike, mas
Funky, Mba Yesi, Galih), kalianlah awal dimana penulis menemukan ide
dalam pembuatan skripsi ini. Dan semua pihak yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu
10. Teman-temanku di kos Bidadari dan Ker ‘N Kos (Roni, Rulloh, Beng, Andi,
Deden, Wati, Ida, Yeyen, Intan, Ima, Ratih) dan temen-teman perkumpulan
anak Lombok (Danie, Juli, Qi-un, Rendra) “Aku akan selalu merindukan
saat-saat indah bersama kalian.”
11. Teman-teman IMAKTA, tetaplah berkrasi untuk Kebumen
12. Teman-temanku KKN (Yetty, Aix, Bunda, Abang Salman, Ozin, Toni,
Hasan), dan temen-teman angkatan 2004 yang membuat suasana belajar
semakin berwarna dengan canda tawa.
13. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis baik moril maupun spiritual
vii
Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan dengan berbagai
persoalan yang kadang membuat penulis kehilangan semangat, akhirnya skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun demikian, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik konstruktif demi hasil
karya yang lebih baik lagi.
Akhir kata semoga Alloh SWT senantiasa meridhoi segala amal perbuatan
kita semua, amien.
Yogyakarta, 12 Januari 2009
Penulis
Rizka Saumi
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul …………………………………………… 1
B. Latar belakang masalah …………………………………… 3
C. Rumusan Masalah …………………………………………. 6
D. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 6
E. Kegunaan Penelitian ………………………………………. 6
F. Kajian Pustaka …………………………………………….. 7
G. Kerangka teoritik ………………………………………….. 9
1. Berita Radio …………………………………………… 9
2. Proses Peliputan Berita ………………………………... 12
a. Tahap Pra Peliputan ………………………………... 13
b. Tahap Peliputan …………………………………… 14
c. Tahap Pasca Peliputan ……………………………... 21
ix
H. Metode Penelitian …………………………………………. 25
1. Sumber Data dan Fokus Penelitian …………………. 25
2. Metode Pengumpulan Data ………………………… 25
a. Metode Observasi ……………………………... 25
b. Metode Interview ……………………………... 25
c. Metode Dokumentasi …………………………. 26
3. Metode Analisis Data Sistematika Pembahasan ……. 27
I. Sistematika Pembahasan …………………………………... 27
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG REPORTER DAN BERITA
“IN FM” KEBUMEN
A. Sejarah dan Latar Belakang Radio “IN FM” ………………... 29
B. Visi dan Misi Berita “IN FM” ……………………………….. 32
C. Profil Reporter “IN FM” Kebumen ………………………….. 33
D. Sumber Berita dan Bentuk-bentuk berita “IN FM” Kebumen . 35
E. Struktur Organisasi Radio “IN FM” …………………………. 38
F. Profil Pendengar Radio “IN FM” ……………………………. 39
BAB III PROSES PELIPUTAN BERITA “IN FM” DI KEBUMEN
A. Tahap Pra Peliputan ……………………………………......... 45
B. Tahap Peliputan ……………………………………………... 49
1. Observasi ke Lapangan ……………………………......... 50
2. Wawancara ……………………………………………... 56
3. Berlangganan Kantor berita …………………………….. 63
4. Riset Dokumen atau Informasi Tertulis ……………….... 63
x
C. Tahap Pasca Peliputan …………………………………....... 70
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 73
B. Saran-Saran ……………………………………………………. 74
C. Penutup ………………………………………………………… 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENEGASAN JUDUL
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari salah
pengertian dari maksud judul Strategi Peliputan Berita Radio “IN FM”
Kebumen, maka perlu penegasan istilah yang terdapat di dalam judul
tersebut yaitu:
1. Proses
Proses merupakan rentetan, rangkaian peristiwa atau perubahan
dalam perkembangan suatu tindakan. Atau tahap-tahap yang harus
dilalui dalam menghasilkan sesuatu.1
Bertolak dari definisi di atas, maka yang dimaksud proses di
sini adalah suatu rentetan yang digunakan oleh para reporter “IN FM”
Kebumen dalam mencari suatu bahan berita atau informasi di
lapangan. Dalam mendapatkan suatu berita tentu dilakukan dengan
tidak mudah karena perlunya kreatifitas yang dimiliki oleh reporter
dalam peliputan berita dan tentunya reporter tersebut akan melakukan
survei langsung di lapangan demi mendapatkan sebuah berita.
2. Peliputan Berita
Peliputan adalah merekam atau mengambil sebagai bahan
berita hal apa yang berlangsung dalam suatu peristiwa.2 Sedangkan
1 M. Dahlan Al Barry, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press, 2003), hlm.
638
2
berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu
berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan
ceritanya.
Dari penjelasan tersebut maka yang dimaksud dengan peliputan
berita di sini adalah bagaimana seorang reporter “IN FM” mencari
suatu informasi yang nantinya bisa dijadikan bahan berita yang
diambil dari suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya dan nantinya
akan disiarkan di radio “IN FM” Kebumen.
3. “IN FM” Kebumen
“IN FM” Kebumen adalah nama radio siaran milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Kebumen yang pengelolaanya di bawah bagian
Dinas Inforkom dan Telematika Kabupaten Kebumen. “IN FM” yang
berfrekuensi 90,60 FM memposisikan dirinya sebagai radio
penyambung komunikasi antara rakyat dan Pemerintah (Pancen Nggo
Kebumen). Letak studio Radio “IN FM” Kabupaten Kebumen adalah
di wilayah kecamatan Kebumen atau tepatnya di Jalan Kutoarjo No. 6
Kebumen 54312.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa maksud skripsi yang
berjudul “Proses Peliputan Berita di radio “IN FM” Kebumen“ adalah
skripsi yang menjelaskan tentang rentetan atau tahap yang digunakan
reporter “IN FM” Kebumen dalam merekam atau mengambil sebagai
bahan berita hal apa yang berlangsung dalam suatu peristiwa dengan
2 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), hlm.55
3
tahapan pra peliputan, peliputan dan pasca peliputan, yang nantinya akan
dijadikan berita yang akan disiarkan di Radio “IN FM”.
B. LATAR BELAKANG
Abad globalisasi membuat informasi merupakan komoditi yang
paling berharga bagi semua pihak dalam meniti pergaulan hidupnya. Hal
tersebut yang menjadi pemicu bermunculannya berbagai media massa
seperti televisi swasta (RCTI, Indosiar, SCTV, ANTV, dll), radio swasta,
internet, dan pers. Radio merupakan salah satu media massa yang
mempunyai banyak kelebihan antara lain pesan yang disampaikan oleh
radio siaran dapat diterima oleh pendengarnya dengan tidak mengenal
jarak dan rintangan. Tanpa mengeluarkan banyak biaya dan tanpa menyita
banyak waktu untuk menikmati program acara sebuah radio, maka radio
pun menjadi pilihan yang tepat untuk mendapatkan berbagai macam
fungsi antara lain, informasi (fungsi informatif) dimana melalui isinya
seseorang menjadi tahu, pendidikan (fungsi edukatif) yaitu isi dari
program acara radio dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, moral,
dan hiburan dimana seseorang dapat terhibur, isinya dapat menyenangkan
hati, memenuhi hobi dan mengisi waktu luang.
Melalui siaran radio maka pesan-pesan, informasi, penerangan
dapat sampai atau didengar oleh orang, baik yang berada di kota-kota
maupun di pelosok desa. Oleh karena itu, peranan radio siaran, baik
pemerintah maupun non pemerintah sangat diharapkan oleh masyarakat
4
untuk mengisi kekurangan pengetahuan terutama dalam penyampaian
informasi.
Radio diberi julukan “ the fifth sense ” karena daya kekuatannya
dalam mempengaruhi khalayak. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal
antara lain:3: Pertama, daya langsung. Setiap gagasan propaganda dapat
dengan mudah ditulis di atas kertas, kemudian dibacakan di depan corong
radio, sebanyak kali yang diinginkan dan pelaksanaannya berlangsung
mudah. Kedua, daya tembus. Radio siaran tidak mengenal waktu, jarak,
rintangan. Ketiga, daya tarik Daya tarik disebabkan sifatnya yang serba
hidup berkat tiga unsur yaitu musik, kata-kata, dan efek suara.
Selain itu radio mempunyai sifat khas yang dapat dijadikan sebagai
kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi
kepada masyarakat yaitu bersifat auditif, sifat yang terbatas pada
rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indra telinga, oleh karena
itu radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kemampuan
membaca dan melihat, melainkan hanya kemampuan mendengar. Dengan
keterbatasannya itulah radio mempunyai keunggulan, yang tidak dimiliki
oleh media komunikasi lain.
Dalam melakukan komunikasi terdapat langkah-langkah spesifik
yang harus diambil untuk mempersiapkan informasi. Karena dalam
melakukan proses komunikasi dibutuhkan kata-kata sehingga objek yang
dituju bisa diyakini
3 Onong Uchjana Effendi, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: CV Mandar Maju,
1990), hlm. 74
5
Berita ada dimana-mana, walau demikian berita tidak datang
dengan sendirinya artinya harus dicari dan digali. Untuk mencari dan
menggali berita diperlukan kepekaan intuisi dan ketajaman pikiran.
Sedangkan untuk menulis berita, baik berita langsung, berita ringan
maupun berita kisah, perlu diingat lima unsur pokok yang biasa disebut
dengan rumus 5W+ 1H.
Dalam mengungkap suatu peristiwa tentunya harus melalui proses
kejadian yang dimagsudkan kejadian disini adalah segala sesuatu yang
berlangsung di dunia, baik yang diketahui maupun tidak diketahui.
Seseorang melakukan pekerjaan sehari-hari pasti mengalami banyak
kejadian yang semua itu merupakan sebuah pengalaman yang akan
menyimpan banyak cerita.
Mengingat bahwa sifat dari radio hanya bisa didengar, oleh karena
itu penyampaian berita melalaui radio haruslah jelas dan tegas. Dalam
mengungkap proses peliputan berita disini sangatlah membutuhkan
ketelitian dan pengetahuan yang sangat luas sekali. Untuk itulah
dibutuhkan suatu tahap-tahap yang tepat untuk mengumpulkan berita dan
dikemas dalam wadah yang menarik agar pendengar dapat memahami
informasi yang disampaikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti tentang proses apa saja yang digunakan oleh seorang
reporter dalam meliput suatu berita dan mengemas berita tersebut secara
baik dan dapat dimengerti oleh masyarakat luas. Untuk memaksimalkan
6
penelitian tersebut, peneliti memilih media radio yang memiliki visi dan
misi untuk melayani kesejahteraan rakyat dan masyarakat umum.
Peneliti memilih “IN FM” Kebumen sebagai tempat penelitian
karena radio “IN FM” adalah satu-satunya radio tertua yang berada di
kabupaten Kebumen yang kepemilikannya di bawah instansi pemerintah
Kebumen. Selain itu program berita yang disajikan paling banyak
dibandingkan dengan radio-radio lain yang ada di daerah Kebumen. Hal
ini yang sangat menarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam tentang
pencarian berita yang ada di “IN FM”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
dapat merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam proses
penelitian ini sebagai batasan masalah guna mempermudah penelitian ini.
Pokok permasalahannya yaitu: Bagaimana tahap-tahap peliputan berita
yang dilakukan oleh reporter radio “IN FM” Kebumen?
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana proses peliputan berita
yang dilakukan oleh reporter "IN FM” Kebumen.
7
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk:
1. Pengembangan penelitian di bidang media komunikasi khususnya pada
media radio.
2. Pengembangan ilmu jurnalistik dalam pengembangan dalam peliputan
berita.
3. Untuk menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan bagi peneliti
tentang strategi peliputan berita.
4. Dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan
kualitas berita yang ada di radio “IN FM” Kebumen.
F. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian radio telah banyak dilakukan. Demikian juga penelitian
tentang penulisan berita di radio. Untuk lebih memaksimalkan proses
penelitian tentang strategi peliputan berita maka penulis melihat beberapa
hasil penelitian yang berupa skripsi dan buku yang mendukung terhadap
penelitian ini. Berikut ini beberapa penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Ada penelitian yang telah ada sebelumnya yang mencoba
melakukan kajian yang memfokuskan pada aspek peliputan, sebagai
contoh skripsi yang ditulis oleh Galih Setiawan dengan judul “ Teknik
Reportase Rubrik Geliat Dakwah Dalam Majalah Swara Quran”. Dalam
8
skripsi ini penulis mengemukakan cara reportase yang digunakan
pengelola rubrik Geliat Dakwah dalam Majalah Swara Quran yang teknik
tersebut mencakup beberapa aspek, mulai dari teknik pencarian berita di
lapangan hingga pengelolaan data hasil reportase tersebut di ruang redaksi
sebelum berita diterbitkan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif analitik dengan menggunakan analisa kualitatif yaitu
dengan cara mengumpulkan dan menyusun data tentang obyek yang akan
dikaji untuk dilakukan analisis terhadap data tersebut.4
Adapun mengenai “IN FM”, beberapa penelitian juga pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti, sebagai contoh skripsi yang ditulis oleh
Bakti wahyu Projowati dengan judul “Teknik Siaran Berita Radio “IN
FM” Kebumen”. Dalam skripsi ini penulis mengemukakan tentang cara
yang digunakan oleh penyiar dalam menyiarkan berita “sekilas warta” di
radio “IN FM” dari proses pencarian berita, rekaman di studio sampai bisa
disiarkan di radio tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik.5
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmad Musafa dangan judul
“Aktifitas Siaran Dakwah Islam Radio RSPD Kabupaten Kebumen”.
Dalam skripsi ini penulis mengemukakan bahwa aktifitas siaran yang ada
di radio “IN FM” yang mencakup materi dakwah meliputi aqidah, akhlak,
4 Galih Setiawan, “Teknik Reportase Rubrik Geliat Dakwah Dalam Majalah Swara
Quran”, Skripsi, tanpa diterbitkan , 2007, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 5 Bakti Wahyu Projowati, “Teknik Siaran Berita Radio IN FM Kebumen”, Skripsi, tanpa
diterbitkan, 2008, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
9
syariah sudah memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjawab berbagai
persoalan di masyarakat.6
Adapun penelitian di atas adalah sebagai pendukung dari uraian
tentang penelitian-penelitian yang pernah diteliti dalam menyusun skripsi
sekaligus menjelaskan bahwa penelitian yang penulis lakukan belum
pernah dilakukan sebelumnya. juga untuk mengetahui proses peliputan
berita “IN FM” di Kebumen.
G. KERANGKA TEORITIK
1. Berita Radio
Berita dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dilaporkan.7
Sedangkan Radio adalah salah satu media komunikasi yang berperan
sebagai penyalur berbagai informasi.
Jadi yang dimaksud berita radio adalah uraian fakta atau
pendapat, serta penyajian pendapat nara sumber yang relevan, yang
dikombinasikan secara dinamis dan variatif, sesuai dengan arah
bahasan yang disusun oleh reporter dan sudah disajikan kepada
khalayak melalui media radio.8
Banyak peristiwa terjadi setiap harinya dalam suatu
masyarakat, tapi tidak semua peristiwa atau kejadian dapat diangkat
6 Ahmad Musafa, “Aktifitas Siaran Dakwah Islam Radio RSPD Kabupaten Kebumen”,
Skripsi, tanpa diterbitkan, 2005, Fakultas dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 7 Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, (Yogyakarta: ANDI, 2005),
hlm. 18 8 J.B Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta: Grafiti, 1996), hlm.
36
10
menjadi sebuah berita. Seorang reporter harus jeli dalam menyaring
suatu peristiwa agar nantinya dapat menjadi berita yang menarik.
Suatu peristiwa atau kejadian akan menjadi menarik apabila berita
tersebut mempunyai news value (nilai berita). Hal ini disebabkan
karena nesw value mampu memberikan daya tarik terhadap berita
sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti pesan yang
disampaikan.
News value (nilai berita) yang dimaksud di atas antara lain9:
Pertama, Timesliness yaitu tepat waktu. Artinya peristiwa atau
kejadian itu baru saja terjadi. Kedua, Prominence yaitu suatu kejadian
yang dilakuakn atau menimpa seseorang yang terkenal atau
mengandung nilai keagungan. Misalnya suatu kejadian yang menimpa
presiden atau pejabatnya. Ketiga, Proximity yaitu kedekatan. Artinya
peristiwa itu layak diberitakan yang jaraknya relatif dekat dengan
pembaca, bisa secara geografis maupun emosional. Keempat, Conflict
yaitu kejadian yang berhubungan dengan kehidupan. Konflik disini
dapat terjadi antara orang perorang, ataupun kelompok. Misalnya
terjadinya perang, ataupun bentrok antara demonstran dengan polisi.
Kelima, Human Interest yaitu berita-berita yang menyentuh rasa
kemanusiaan seperti masalah pengungsi dan kelaparan. berita seperti
ini sangat bernilai untuk semua orang. selain menarik simpati, juga
menggugah empati seseorang. Keenam, Magnitude yaitu dengan
9 Ermanto, Menjadi Wartawan handal dan profesional, (Yogyakarta: Cinta Pena, 2005),
hlm. 105
11
jumlah besar. Jumlah korban jiwa atau kerugian yang besar dalam
sebuah peristiwa selalu menjadi perhatian masyarakat. Apalagi jika
peristiwa tersebut berhubungan dengan masalah ekonomi. Ketujuh,
Unique yaitu keanehan, keganjilan atau hal-hal yang spektakuler
dalam kehidupan manusia, selain memiliki unsur hiburan juga dapat
memberikan dorongan prestasi sekaligus penyadaran terhadap
dinamika kehidupan pendengar.
Radio pada dasarnya bersifat memberikan informasi dan
mendidik namun karena radio berfungsi pula sebagai media penghibur,
maka dalam hal-hal tertentu berita radio diolah sedemikian rupa
sehingga mengandung unsur-unsur hiburan. Berita radio dibagi
menjadi tiga jenis berita yaitu:10 Pertama, Berita harian (news
bulletin) yaitu berita yang penyajiannya sangat terikat oleh waktu atau
timeconcern dan harus secepatnya disajikan kepada khalayak.
Sedangkan berita-berita yang dapat dikategorikan sebagai berita harian
antara lain hardnews, yakni berita tentang peristiwa yang dianggap
penting bagi masyarakat baik secara individu, kelompok maupun
organisasi11, softnews, yakni berita yang menyenangkan atau
menggembirakan dan straightnews, yakni berita yang berisi inti-inti
5W+1H.
Kedua, Berita berkala (news magazine) yaitu berita yang
penyajiannya tidak terikat dengan waktu atau timeless, sehingga tidak
10 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran…, hlm. 150 11 Ashadi Siregar, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa,
(Yogyakarta: Kanisius,1998), hlm. 154
12
perlu secepat mungkin disajikan kepada khalayak. Berita-berita yang
dapat dikategorikan sebagai berita berkala antara lain: news topical
reporting, yakni uraian berita yang hanya meliputi satu topik dan
merupakan pendalaman dari topik tersebut dengan menambah segi-
segi perkembangan berita, newsreel, yakni gabungan berita yang
secara tematis memiliki kepekaan jurnalistik dalam ruang lingkup yang
sejenis, dan tidak perlu terikat oleh kehangatan beritanya, news
compilatery, yakni gabungan uraian berita yang secara tematis
memiliki kepekaan jurnalistik dan materialnya tidak perlu sejenis,
news spot interview, yakni wawancara dengan orang penting atau
terkenal dan disiarkan pada acara warta berita walaupun penyajiannya
tidak perlu terikat waktu, dan news analysis, yakni uraian berita yang
disusun atas dasar faktual dan analisis berimbang, tanpa dibumbui
opino pribadi penganalisis.
Ketiga, Informational News yaitu penjelasan lebih lanjut dari
suatu item atau butir berita, atau penerangan yang bertitik tolak dari
berita. Adapun berita yang dapat dikategorikan sebagai Informational
news antara lain: editorial news, yakni uraian opini lembaga media
massa terhadap suatu peristiwa atau pendapat, komentar, informasi,
dokumenter, reportase dan lain-lain.
13
2. Proses Peliputan Berita
Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa.12
Sedangkan peliputan adalah merekam atau mengambil sebagai bahan
berita hal apa yang berlangsung dalam suatu peristiwa.13 Jadi yang
dimaksud dengan proses peliputan berita yaitu dimana seorang reporter
menjalankan suatu peliputan berita di lapangan. Sebelum para reporter
turun ke lapangan untuk melakukan peliputan, tahap-tahap yang
semestinya dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pra Peliputan
Tahap awal yang dilakukan sebelum reporter terjun ke
lapangan untuk melakukan peliputan adalah mengadakan rapat
redaksi. Rapat redaksi tidak hanya mengolah data, tetapi juga
mempersiapkan rencana liputan ke depan. Menurut Achmad
Munif, ada beberapa kegiatan dalam mekanisme rapat redaksi
antara lain:
1. Menugaskan reporter atau koresponsden untuk mencari berita.
2. Menampung tulisan dari luar tugas sekretaris redaksi.
3. Menugaskan redaktur untuk menyunting berita
4. Evaluasi, yaitu menerima kritik dan saran yang berkaitan
dengan redaksi.14
12 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer,(Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm. 390 13 Sudirman Tebba, Jurnalistik…, hlm. 55 14 Dikutip dari materi mata kuliah Manajemen Pers, yang diampu oleh Achmad Munif,
dosen luar biasa pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
14
Sedangkan Sasaran pelaksanaan rapat redaksi antara lain:
untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan, menjaga
kelancaran komunikasi antara staf redaksi, dan memecahkan
masalah yang timbul sedini mungkin.15
Rapat redaksi merupakan tonggak dalam perencanaan
maupun evaluasi hasil reportase. Masukan-masukan, baik dari staf
redaksi sendiri maupun dari masyarakat melalui telepon ataupun
kotak saran tentu akan sangat berguna bagi kemajuan media.
b. Tahap Peliputan
Setelah pra peliputan dilaksanakan, tahap yang dilakukan
selanjutnya adalah pelaksanaan peliputan berita di lapangan Dalam
melakukan peliputan ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
oleh reporter dalam memperoleh data-data di lapangan. Hal
tersebut yaitu: terlebih dahulu mengamati peristiwa dan orang-
orang yang terkait dalam peristiwa tersebut, selanjutnya
mengidentifikasi pendapat-pendapat yang berhubungan dengan
peristiwa tersebut dan ditindaklanjuti dengan melakukan
wawancara dengan orang-orang tertentu dan ditindaklanjuti dengan
melakukan wawancara dengan orang-orang tertentu untuk
mendapatkan keterangan atau penjelasan tentang latar belakang
peristiwa, serta pandangan-pandangan yang menyangkut peristiwa
15 Satrio Aris Munandar, Makalah Proses Pembuatan Berita di Stasiun Televisi: Studi
Kasus Trans TV, dipresentasikan di acara Communikation Undercover, Bandung, 12 Oktober 2004
15
tersebut. Tahap-tahap dalam peliputan yang dilakukan oleh
reporter dalam memperoleh data-data adalah sebagai berikut:
1) Observasi ke lapangan
Dalam peliputan berita, seorang reporter mendapatkan
informasi dari berbagai sumber. Namun, semua itu tidaklah
cukup untuk dijadikan sebagai berita. Reporter harus terjun
langsung ke lokasi terjadinya suatu peristiwa atau yang lebih
dikenal dengan observasi. Hal ini bertujuan agar informasi
yang diperoleh benar-benar valid sesuai dengan peristiwa
yang sedang berlangsung atau terjadi.16
Observasi dilakukan oleh reporter di lapangan untuk
mengumpulkan fakta. Fakta disini dapat diartikan sebagai
kejadian yang sesungguhnya, benar-benar terjadi dalam realita
hidup masyarakat, yang merupakan bahan utama dalam
bidang jurnalistik. Observasi semacam ini dapat dilakukan
jika reporter berada ditempat terjadinya peristiwa. Dengan
kemampuan yang dimiliki dan dengan tangkapan
inderawinya, reporter harus mencatat berbagai peristiwa yang
dilihat, didengar, serta dirasakannya, dan benar-benar dialami
sendiri oleh reporter.
Ada beberapa jenis teknik observasi di lapangan, antara lain:17
a) Pengamatan Langsung
16 Ermanto, Menjadi Wartawan…, hlm. 94 17 Sedia Willing Barus, Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita, (Jakarta: CV Mini
Jaya Abadi, 1996), hlm. 90
16
Artinya pengamatan dilakukan langsung ke objek-objek
yang diharapkan dapat memberikan informasi selengkap
mungkin. misalnya reporter hidup dan tinggal bersama
dengan pengungsi korban banjir, melihat dan merasakan
sendiri bagaimana kehidupan dan penderitaan mereka.
b) Pengamatan Tidak Langsung
Artinya pengamatan bisa dilakukan dengan perantara.
Misalnya melalui wawancara dengan pihak yang terkait.
Atau bisa juga dilakukan melalui koresponden atau yang
lebih dikenal dengan nama reporter pembantu, yaitu
seseorang yang berdomisili di suatu daerah, diangkat dan
diberi tugas untuk menjalankan tugas selayaknya reporter,
yaitu memberikan laporan secara continue tentang
kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya.
2) Wawancara (Interview)
Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara
dengan orang-orang tertentu untuk mendapatkan keterangan
atau penjelasan tentang latar belakang peristiwa, serta
pandangan-pandangan yang menyangkut peristiwa tersebut.
Wawancara (Interview) merupakan kegiatan
komunikasi melalui proses pertukaran informasi antara
reporter dengan narasumber.18 Menurut widodo, wawancara
18 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik: Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999), hlm. 212
17
didefinisikan sebagai operasi mencari berita dengan cara
menghubungi nara sumber, baik langsung maupun tidak
langsung seperti via telepon atau tertulis.19 Wawancara
sendiri bisa dikatakan sebagai tulang punggung pekerjaan
seorang reporter, karena hampir tidak ada satu jenis pun
pekerjaan reporter yang dilakukan tanpa mewawancarai
seseorang untuk dimintai keterangan atau informasi tentang
suatu peristiwa.
Tujuan reporter melakukan wawancara sangat beragam.
Namun demikian, tujuan utamanya adalah mendapatkan
informasi dari narasumber tentang kebenaran suatu peristiwa.
Agar informasi yang didapatkan valid, benar, dan dapat
dipertanggung jawabkan, hal yang harus dilakukan untuk
wawancara adalah sebagai berikut:20
a. Rencanakan topik dengan matang, pelajari kontroversi
yang sedang berkembang
b. Mencari tahu tentang narasumber seperti identitas,
pemikiran, hobi
c. Membuat janji
d. Datang setengah jam sebelum waktunya, kuasai diri dan
situasi
19 Widodo, Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah, (Surabaya:
Indah), hlm. 54 20 Onong Uchana Effendy, Ilmu Komuniasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 10
18
e. Bersalaman dan sampaikan terima kasih untuk memupus
jarak
f. Berbasi-basi dan membuat suasana rilek, sampaiakan
pujian tentang narasumber sesuai dengan yang disukai
karena narasumber akan merasa tersanjung kalau merasa
dikenal dan diperhatikan
g. Sampaikan maksud wawancara dengan terbuka
h. Jangan mengadu domba pendapat orang yang
berseberangan dengan narasumber, pakai pihak ketiga
sebagai tokohnya
i. Berikan pertanyaan terbuka “bagaiman”, “bisa
dijelaskan”, “menurut anda”, bukan tertutup seperti
“apakah setuju”, “seperti ini ya” supaya banyak
informasi yang diperoleh
j. Konfirmasikan kebenaran catatan, “jadi”, “tadi anda
mengatakan”, “menurut penangkapan saya” supaya
narasumber segera mengoreksi jika pencernaan kita tidak
pas. Termasuk konfirmasikan kebenaran pengejaan
nama, jabatan, karya tulis dll
k. Akhiri dengan terima kasih dan sampaikan bahwa
informasi yang diperoleh sangat bermanfaat
19
l. Minta nomor kontak, dan sampaikan bahwa jika dalam
penulisan menjumpai ketidakjelasan segera
menghubungi kembali
Hal lain yang tidak boleh dilupakan oleh reporter dalam
memperoleh keterangan mengenai suatu peristiwa yaitu
bahwa dalam keterangan tersebut harus mengandung unsur
5W + 1H yaitu Apa (what) yang terjadi, Siapa (who) yang
terlibat, Bagaimana peristiwa itu terjadi (how), Kapan (when)
terjadi, Di mana (where) peristiwa itu terjadi, dan Mengapa
(why) sampai terjadi. Keenam hal tersebut merupakan unsur
berita.21 Untuk melengkapi keterangan yang telah diperoleh,
adakalanya reporter mencari data atau informasi yang
menunjang di luar pihak-pihak yang ada di tempat peristiwa
liputan, namun data tersebut masih relevan dengan peristiwa
yang terjadi.
Dalam melakukan wawancara, pertanyaan dari reporter
yang ditujukan kepada nara sumber berfungsi untuk
memancing pendapat dari nara sumber tersebut. pertanyaan
ini diarahkan sesuai dengan fakta yang akan disusun, sehingga
uraian fakta atau data baik yang terekam ataupun yang tidak
terekam tetap saling berkaitan, entah itu sifatnya
memperlemah maupun memperkuat.
21 Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru…, hlm. 18
20
Pendapat yang diperoleh dari nara sumber kadangkala
bertentangan dengan fakta yang ada. Untuk itu diperlukan
ketrampilan dari reporter dalam merangkaikan uraian fakta
atau data, uraian pendapat yang tidak terekam dan penyajian
pendapat yang terekam secara selectif, dinamis dan variatif.
3) Berlangganan kantor berita
Reporter memperoleh informasi dengan cara
mengambil (membeli secara berlangganan) dari kantor berita
seperti CNN, Asianews, dan lainnya. Laporan yang dikirimkan
melalui kantor berita ini biasanya berupa berita lengkap yang
nantinya diedit agar menjadi berita yang singkat dan jelas .22
Ada juga yang tidak diedit dan langsung dikirimkan melalui
faks. Dari kantor berita inilah berbagai macam berita dari
berbagai penjuru dunia dapat diperoleh oleh reporter. Dengan
sedikit proses editing, berita tersebut sudah dapat disiarkan
kepada pemirsa dirumah.
Cara seperti ini sangat membantu tugas reporter dalam
mendapatkan informasi. Namun ketelitian dan kejelian
reporter sangat dibutuhkan, mengingat adanya kemungkinan
terdapat data yang suda basi. Inilah tugas reporter untuk
memperbaharui berita tersebut dengan data terbaru yang
belum dimasukan kedalam penulisan naskah.
22 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik televisi: Menjadi Reporter Profesional, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 22
21
4) Riset dokumen atau informasi tertulis
Riset dokumen atau informasi tertulis adalah sumber
bahan berita yang akan melengkapi data dan fakta suatu
kejadian. Riset dokumen ini bisa berupa surat keputusan, surat
tugas, data-data tertulis, siaran pers, surat penghargaan, dan
sebagainya yang berkaitan dengan peristiwa.23 Informasi
seperti ini dapat diperoleh dari orang-orang yang berwenang
pada kejadian atau peristiwa tersebut. Selain informasi tertulis
seperti diatas, dapat juga menggunakan informasi tertulis
lainnya seperti buku, peta, kamus, ensiklopedi, dokumen-
dokumen tertulis dan sebagainya.
c. Tahap Pasca Peliputan
Setelah melakukan tahap peliputan, bukan berarti pekerjaan
reporter sudah selesai. Reporter masih harus mengolah data yang
mereka peroleh untuk kemudian dijadikan berita. Pengolahan data
ini tentu tidak bisa dilakukan sembarangan, sebab berita yang
disiarkan nantinya pasti akan didengarkan oleh masyarakat luas.
Setelah selesai melakukan wawancara, reporter langsung
melaporkan data-data atau informasi yang didapatkannya. Setelah
data-data terkumpul, reporter memasukkan data tersebut ke dalam
skrip berita. Data-data tersebut lalu diedit atau dikoreksi. Ada pula
yang menyebut penyuntingan. Banyak istilah yang digunakan
23 Septiawan Santana H, Jurnalistik Investigasi, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004),
hlm. 109
22
untuk menyebut orang yang melakukan editing, seperti editor,
redaktur ataupun korektor. Meski menggunakan berbagai istilah,
namun pengertian inti editor, redaktur ataupun korektor adalah
sama, yaitu orang yang mengoreksi dan menyeleksi bahan berita
sebelum disiarkan.
Editing adalah suatu pekerjaan yang dilakukan untuk
memperbaiki berita agar dapat disajikan kepada pendengar
sehingga berita tersebut enak didengar, tidak mengandung
kesalahan fakta dan kemungkinan adanya kalimat-kalimat yang
tidak jelas.24 Editing suatu berita biasanya dilakukan oleh redaktur,
yaitu petugas yang bertanggung jawab terhadap isi berita baik
dimedia massa maupun media elektronik. Tugas redaktur adalah
menerima bahan berita baik dari kantor berita, reporter,
koresponden dan sebagainya. Bahan berita tersebut lalu diseleksi
dan dipilih, mana yang layak untuk segera disiarkan dan mana
yang bisa ditunda untuk disiarkan.
Tahap editing yang baik mencakup unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Pencegahan terjadinya kesalahan, seperti salah ejaan,
struktur kalimat, dan struktur berita
b. Pencegahan dari masuknya hal-hal yang tidak dikehendaki.
24 Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan,
(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983). hlm. 70
23
c. Menjaga adanya kalimatyang bisa menmbulkan
pencemaran nama baik.
Media elektronik seperti radio dalam kehidupan masyarakat
berposisi sebagai pihak yang menyampaikan berita atau informasi.
Oleh karena itu, redaktur atau editor juga harus memperhatikan
beberapa hal, antara lain:
1) Obyektifitas
Hubungan yang akrab antara reporter dengan
narasumber kadang menipiskan objektifitas reporter
terhadap suatu hal. Sikap netral reporter pun luntur yang
berakibat berita yang ia tulis terlalu memihak narasumber.
Tugas redaktur atau editor tidak lagi menyempurnakan
bahasanya agar menjadi menarik, tetapi harus mengolahnya
kembali. Bahkan mungkin ia harus melakukan pergeseran
tempat agar reporter tersebut tidak mapan di suatu tempat.
Pergeseran ini bukan untuk memutuskan hubungan dengan
narasumber, melainkan untuk mengasah kepekaan reporter
agar ia tetap objektif dalam memburu berita.
2) Penggunaan bahasa
Pengeditan bahasa bukanlah pekerjaan sederhana
dalam jurnalistik. Layak tidaknya suatu berita tergantung
dari penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahasa radio
adalah bahasa lisan, bukan bahasa tulis. Seperti sifat dari
24
berita radio yaitu bersifat auditif. Oleh sebab itu dalam
menyiarkan berita, redaktur harus mengerti bahwa
pendengar berasal dari berbagai tingkat pendidikan dan usia
yang berbeda-beda. Agar informasi yang disajikan dapat
dicerna oleh semua pendengar, redaktur harus menyajikan
berita dengan bahasa yang lugas, jelas dan singkat serta
semua kalimat yang disajikan dapat mewakili semua
informasi yang akan disampaikan. Hal ini dilakukan agar
informasi yang disajikan dapat dimengerti dan diterima
oleh semua kalangan masyarakat.
3) Keterbatasan skrip berita
Tugas redaktur yang menyangkut keterbatasan skrip
berita menjadi suatu tuntutan bahwa seorang redaktur harus
mempunyai kekreatifitas yang tinggi. Berita radio berbeda
dengan berita media massa yang dapat memaparkan suatu
informasi secara detail dan terperinci. Dalam
menyampaikan suatu informasi, berita radio lebih singkat
namun jelas dan lugas. Oleh karena itu, kecermatan seorang
redaktur mutlak diperlukan dalam mengedit suatu berita
agar inti berita yang akan disampaikan dapat didengar
secara jelas dan enak ditelinga pendengar.
25
H. METODE PENELITIAN
1. Sumber Data dan Fokus Penelitian
Adapun Sumber data penelitian ini adalah reporter “IN
FM” yaitu seorang peliput berita yang laporannya bisa dipertanggung
jawabkan untuk disiarkan di radio “IN FM” Kebumen.
Sedangkan Fokus penelitian ini adalah proses peliputan
berita dengan beberapa tahapan antara lain rapat redaksi, penentuan
uot line dan angel, serta hunting berita. Tahapan tersebut yang
nantinya akan digunakan dalam peliputan berita untuk dijadikan
bahan siaran di radio “IN FM”
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan dan pencatatan tentang fenomena-fenomena dan
gejala-gejala alam.25
Observasi ini dilakukan unuk memperoleh data tentang
Proses Peliputan Berita di Radio “IN FM” Kebumen yang nantinya
akan dipergunakan penulis untuk mempermudah penelitian.
b. Metode Interview (wawancara)
Interview (wawancara) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
25 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996),
hlm. 157
26
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai.26 Wawancara ini dilakukan agar
penulis mengetahui bagaimana proses para Reporter dan teamnya
dalam proses peliputan berita di Radio “IN FM” Kebumen.
Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang
diperoleh dari Direktur radio, Program manager dan reporter di
Radio “IN FM” Kabupaten Kebumen. Aspek yang diwawancarai
meliputi data tentang gambaran umum tentang proses peliputan
berita, serta hambatan dan kelebihan-kelebihan yang dialami oleh
reporter “IN FM” saat melakukan peliputan berita.
c. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah: Penyelidikan ditujukan
kepada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui
sumber-sumber dokumenter.27
Dengan demikian, maka metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data atau bahan-bahan yang diperlukan, yang
diperoleh dari beberapa keterangan yang dikutip, disadur dari
perpustakaan, arsip kemudian hal-hal yang relevan dicatat dan
akhirnya disusun menurut kerangka yang telah dibuat.
Metode ini peneliti pergunakan untuk melengkapi data-data
yang tidak dapat diperoleh dengan metode interview maupun
26 H. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (jakarta: Kencana, 2007), hlm.108 27 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1982 ), hlm. 132.
27
observasi. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari dokumen
yang berada di kantor Radio “IN FM” Kabupaten Kebumen.
Adapun bahan dokumen yang peneliti perlukan antara lain:
1) Dokumen- dokumen “IN FM”
2) Berkas-berkas peliputan
3) File-file yang ada di radio “IN FM”
3. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul maka untuk selanjutnya diolah
dengan mengklasifikasikan kedalam kerangka laporan. Dalam
menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan metode
deskriptif-kualitatif yaitu menganalisa data dengan cara
menggambarkan keadaan sesuatu.28 Artinya peneliti akan
memberikan gambaran dan melaporkan apa adanya yang telah
diperoleh dari hasil penelitian.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memberikan kejelasan dalam pembahasan skripsi ini maka
penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, yaitu berupa pendahuluan, yang meliputi penegasan
judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
28 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 209
28
keguaan penelitian, kajian pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, yaitu Gambaran umum radio “IN FM” yang meliputi
sejarah radio “IN FM”, visi, misi berita, profil reporter “IN FM”, serta
bentuk-bentuk berita “IN FM” Kebumen.
Bab ketiga, yaitu akan menguraikan hasil penelitian yang meliputi
persiapan penelitian, penyajian dan analisis data yang berisi tentang
tahap-tahap peliputan berita, hambatan-hambatan serta kelebihan yang
ada di Radio “IN FM” Kabupaten Kebumen.
Bab keempat, yaitu penutup yang berisi tentang Kesimpulan, saran,
kata penutup, lampiran yang menurut penulis dianggap penting.
72
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan tentang proses peliputan berita di radio “IN FM”
pada bab III sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Di radio “IN FM”, proses peliputan berita yang dilakukan oleh para
reporter “IN FM” meliputi tahap- tahap sebagai berikut:
a. Tahap pra peliputan yang meliputi rapat redaksi. Para team dan
reporter mengadakan rapat redaksi setiap hari kerja pada pukul
08.00 pagi, dalam rapat redaksi menbahas tentang berita yang
akan diambil sebagai bahan berita, penentuan out line dan angel,
serta penugasan reporter. Terkadang para staff dan reporter juga
sering mengadakan rapat mendadak jika diperlukan.
b. Tahap peliputan yang meliputi observasi ke lapangan,
wawancara, berlangganan kantor berita, dan riset dokumen atau
informasi tertulis.
c. Tahap pasca peliputan yang meliputi proses pengumpulan data
atau informasi oleh reporter. Pengumpulan data atau informasi
tersebut dikumpulkan paling lambat pada pukul 13.00 ke studio
“IN FM. Setelah itu data tersebut ditulis dalam bentuk berita
oleh reporter. Untuk selanjutnya tulisan tersebut diserahkan ke
73
redaktur pelaksana untuk proses editing dan menuangkannya ke
dalam skrip berita.
2. Ada beberapa hambatan dan kelebihan yang dialami oleh para
reporter “IN FM” dalam tahap peliputan berita.
a. Hambatan yang dialami oleh reporter “IN FM” dalam meliput
berita antara lain: kendala teknis, terbenturnya jadwal siaran, dan
lokasi yang sulit dijangkau.
b. Sedangkan kelebihan atau kemudahan yang dialami oleh reporter
“IN FM” dalam meliput berita, antara lain: sudah tersedianya
narasumber sehingga memudahkan reporter untuk melakukan
peliputan berita, cepatnya informasi masuk atau didapat, radio
“IN FM” adalah corong pemerintah.
B. SARAN-SARAN
Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisa data
tentang peliputan berita di radio “IN FM” Kebumen, maka penulis merasa
perlu memberikan saran demi kemajuan program berita yang ada di radio
“IN FM”. Adapun saran-saran yang ingin penulis berikan antara lain:
1. Menambah staff atau karyawan agar tidak terjadi rangkap
jabatan, terutama menambah jumlah reporter, hal ini
diharapkan agar karyawan atau staff dapat bekerja lebih
maksimal dan fokus pada satu jabatan.
74
2. Memaksimalkan proses peliputan berita, hal ini diharapkan
agar siaran berita “IN FM” lebih menarik dan beragam.
3. Perlunya meningkatkan kualitas para reporter “IN FM” dengan
mengadakan pelatihan jurnalistik agar para reporter lebih
mendalami lagi tentang peliputan berita sekaligus menambah
wawasan.
4. Melakukan rekuitmen dengan mempertimbangkan
kemampuan, keahlian dan latar belakang pendidikan sesuai
yang dibutuhkan
5. Menempatkan staff dan karyawan sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya, hal ini agar kinerjanya berjalan lebih lancar
6. Melengkapi segala fasilitas yang dibutuhkan seperti ruangan
siaran yang nyaman serta ruangan staff, karyawan terutama
reporter agar mereka lebih fokus dalam mengejakan tugasnya.
Dan juga melengkapi segala peralatan dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk proses peliputan berita.
C. PENUTUP
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam
semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan nabi agung Muhammad
SAW. Syukur alhamdulilah karena atas bimbingan petunjuknya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dari kampus kami
yang tercinta, UIN Sunan Kalijaga. Semoga sedikit goresan kalimat-
75
kalimat yang ada dalam lembaran demi lembaran ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian, dan kepada almamaterku.
Penulis sangat memberikan apresiasi dan penghargaan yang
setulus- tulusnya kepada seluruh pihak yang telah sudi membantu dan
membimbing kami, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Amalan baik kalian semua sangat bermanfaat bagi kami, dan semoga
Allah memberikan limpahan kasih sayang dan balasannya kepada kalian
semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, M. Dahlan, Kamus Induk Istilah Ilmiah, Surabaya: Target Press, 2003
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana, 2007
Dja’far. H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan,
Jakarta: Ghalia Indo, 1983
Ermanto, Menjadi Wartawan Handal dan Profesional, Yogyakarta: Penerbit Citra Pers, 2005
Iskandar Muda, Deddy, Jurnalistik televisi: Menjadi Reporter Profesional,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,
1996 Koesworo, F. X, dkk, Di Balik Tugas Kuli Tinta, Surakarta: Sebelas Maret
University Press, 1999 Mohammad, Goenawan, Seandainya Saya Wartawan Tempo, Jakarta:IPAI, 1996 Prima Pena, Tim, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gitamedia Press, 2006 Saeful Muhtadi, Asep, Jurnalistik: Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999 Santana Kurnia, Septiawan Jurnalistik Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2004 Setiati, Eni Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan, Yogyakarta: ANDI,
2005 Siregar, Ashadi, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita Untuk Media Massa,
Yogyakarta: Kanisius, 1998 Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 1982
Tebba, Sudirman, Jurnalistik baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005
Uchjana Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
Uchjana Effendi, Onong, Radio Siaran Teori dan Praktek, Bandung: CV Mandar
Maju, 1990 Wahyudi, J.B, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Jakarta: Grafiti, 1996
Widodo, Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah, Surabaya: Indah
Widhartono, Agoes, Gerundelan Para Redaktur, Bagaimana Reporter
Menghindari Kendala, Yogyakarta: LP3Y, 2005 Willing Barus, Sedia, Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita, Jakarta: CV
Mini Jaya Abadi, 1996
INTERVIEW GUIDE
Untuk Direktur dan Program Manager Radio “IN FM” Kebumen
1. Bagaiman latar belakang berdirinya radio “IN FM” Kebumen?
2. Mulai kapan radio “IN FM” Kebumen berdiri?
3. Siapa pendiri “IN FM” Kebumen?
4. Apa visi dan misi radio “IN FM” Kebumen?
5. Bagaimana struktur organisasi radio “IN FM” Kebumen?
6. Berapa jumlah program berita yang disiarkan di radio “IN FM” Kebumen?
7. Siapa pengelola dari program berita di “IN FM” Kebumen?
8. Apa sejarah, visi dan misi berita “IN FM” Kebumen?
9. Apa tujuan dari program berita “IN FM” Kebumen?
10. Berapa jumlah reporter yang ada di radio “IN FM” Kebumen?
11. Siapa yang bertanggung jawab terhadap semua program berita “IN FM”
Kebumen?
Untuk Reporter Radio “IN FM” kebumen
1. Menurut anda,apakah tugas pokok reporter?
2. Persiapan apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan proses
peliputan berita?
3. Apakah ada rapat tertentu sebelum para reporter terjun ke lapangan (dalam
penentuan suatu berita)
4. Biasanya anda mendapat atau mengambil sumber berita dari mana saja?
5. Bagaimana ukuran dalam menentukan kelayakan suatu peristiwa sehingga
biasa dijadikan suatu berita?
6. Dalam peliputan berita, apakah ada kerjasama dengan pihak luar atau
dengan orang lain?
7. Bagaimana teknik pengamatan langsung dan tidak langsung yang
dilakukan reporter “IN FM”?
8. Bagaimana proses peliputan saat wartawan hunting ke lapangan?
9. Bagaimana cara melakukan wawancara yang baik?
10. Bagaimana teknik riset dokumen yang diterapkan?
11. Situs mana saja yang menjadi acuan bila ingin mencari berita melalui
internet?
12. Bagaimana kriteria di internet yang digunakan sebagai bahan berita di
radio “IN FM” Kebumen?
13. Dalam penyusunan angle apakah bertumpu pada 5 W + 1 H
14. Peralatan apa saja yang digunakan dalam peliputan berita?
15. Kendala apa saja yang sering dihadapi dalam melakukan peliputan?
CURRICULUM VITAE
Nama : Rizka Saumi
TT.L : Kebumen, 10 Mei 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Asal : Wonoyoso Bumirejo Kebumen
Propinsi Jawa Tengah
Nama Orang Tua
Ayah : Djoko Wardojo
Ibu : Siti Zubaidah
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : PNS
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Wonoyoso Bumirejo Kebumen
Propinsi Jawa Tengah.
Pendidikan:
1. SDN Bumirejo I, Kebumen. Lulus tahun 1998.
2. MTs Salafiyah Wonoyoso, Kebumen. Lulus tahun 2001.
3. MA Salafiyah Wonoyoso, Kebumen. Lulus tahun 2004.
4. Fakultas Dakwah, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Angkatan tahun 2004.
PROSES PELIPUTAN BERITA RADIO “IN FM” KEBUMEN
Abstraksi
Dalam pewnulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pencarian datanya menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Metode observasi bertujuan untuk mengetahui secara langsung penerapan dari teori tentang proses peliputan berita di radio “IN FM” Kebumen. Metode interview (wawancara) digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum dari direktur radio, program manager, dan reporter radio “IN FM” mengenai proses peliputan berita yang ada di radio “IN FM”. Selain itu metode ini juga bertujuan untuk bahan evaluasi untuk menghindari perbedaan informasi terhadap data yang diperoleh dari hasil interview dengan reporter radio “IN FM”. Sedangkan metode dokumentasi bertujuan untuk menggali informasi dari dokumen milik radio “IN FM” mengenai proses peliputan berita yang dijalankan.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang cukup signifikan untuk para pembaca sebagai wawasan juga pengetahuan. Proses peliputan berita yang digunakan oleh reporter memiliki kesamaan dengan teori yang ada. Proses yang digunakan oleh reporter “IN FM” meliputi beberapa tahap yaitu tahap pra peliputan, tahap peliputan, dan tahap pasca peliputan. Tahap pra peliputan meliputi rapat redaksi yang membahas tentang berita yang akan diambil sebagai bahan berita, penentuan out line dan angel, serta penugasan reporter. Tahap peliputan yang meliputi observasi ke lapangan, wawancara, berlangganan kantor berita, danm riset dokumen atau informasi tertulis. Sedangkan tahap pasca peliputan meliputi proses pengumpulan data dan informasi oleh reporter.
Dalam proses peliputan berita ada beberapa hambatan dan kelebihan yang dialami oleh reporter radio “IN FM” dalam melaksanakan tugasnya meliput berita. Hambatan yang dialami meliputi kendala teknis, terbenturnya jadwal siaran, dan lokasi yang sulit dijangkau. Sedangkan kelebihan atau kemudahan meliput suatu berita meliputi sudah tersedianya narasumber sehingga memudahkan reporter untuk melakukan peliputan berita, cepatnya informasi masuk atau didapat, radio “IN FM” adalah corong pemerintah. Dengan adanya proses peliputan ini pendengar akan memperoleh informasi yang jelas dari berita yang disajikan dalam berita di radio “IN FM”.