PROSES MEMAAFKAN PADA KORBAN …digilib.uin-suka.ac.id/18762/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfformal....
Transcript of PROSES MEMAAFKAN PADA KORBAN …digilib.uin-suka.ac.id/18762/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfformal....
PROSES MEMAAFKAN PADA KORBAN BULLYING: STUDI KASUS
PADA REMAJA DI BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Psikologi
Disusun Oleh :
Femi Apriasti
10710026
Dosen Pembimbing: Satih Saidiyah, Dipl. Psy., M.Si.
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
v
MOTTO
Ilmu adalah lebih baik dari pada kekayaan, karena kekayaan
harus dijaga sedangkan ilmu akan menjaga kita
(Ali bin Abi Thalib)
Ketertarikan mu dan senyummu pada orang lain yang
membuatmu terlihat istimewa
(Femi apriasti)
vi
Halaman Persembahan
Dengan mengucap syukur kepada Allah S.W.T. atas berkah rahmat
dan taufiq, hidayah, dan innayah_Nya karya sederhana ini saya
persembahkan kepada:
Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan yang terbaik untuk
anak-anaknya dan memberikan dukungan moril dan meteril
tanpa henti.
Almamaterku tercinta, prodi psikologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vii
INTISARI
PROSES MEMAAFKAN PADA KORBAN BULLYING: STUDI KASUS
PADA REMAJA DI BANTUL YOGYAKARTA
Femi apriasti
10710026
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengetahui proses memaafkan
yang dialami oleh para korban bullying, faktor apa saja yang mempengaruhi korban
untuk memaafkan serta usaha untuk memaafkan. Informan dalam penelitian ini
terdiri dari dua orang yang pernah menjadi korban bullying fisik, verbal dan
psikologis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara dan observasi.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah organisasi data,
pengkodean dan interpretasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan informan sudah
memaafkan pelaku bullying. Awalnya informan I merasa rendah diri, kemudian
sangat benci terhadap pelaku. Setelah beberapa waktu ia mencoba memaklumi
pelaku, dan informan memaafkan pelaku saat sudah tidak pernah bertemu. Informan
II awalnya sangat marah, merasa takut kemudian berusaha mengerti keadaan pelaku,
dan memaafkan pelaku setelah lulus sekolah dasar. Faktor yang penghambat untuk
memaafkan karena tindakan pelaku sangat kasar, dan faktor pendorong karena tidak
ingin membebani pikiran dengan dendam serta ada dukungan dari orang terdekat.
Usaha yang dilakukan kedua informan berupa semangat dalam diri dan doa.
Kata Kunci: memaafkan,bullying, sekolah
viii
ABSTRACT
FORGIVING PROCESS OF BULLYING VICTIMS: CASE STUDY OF
ADOLESCENTS IN BANTUL YOGYAKARTA
Femi Apriasti
10710026
The purpose of this study is to explore and understand what the forgiving process
of bullying victims, what the factors that influence to forgive, and what the
effords to forgive. The informant consisted of two bullying victims, they was
victim of phisycal bullying, verbal bullying dan psychologycal bullying. This
research used qualitative method with a study case approach. In this study the
method of collecting data by interviews and observation. The analysis of data is
using data organization, coding, and data interpretation. The result of this
research showed informant can forgive the bullies. Formerly, Informant I feel
very sad, and then hated the bullies. After a while she can understant the
situation, and she forgive them since primary school graduation. Informant II
was very angry, and then she scared. After a while she understand the bullies’
condition, and she forgive him after primary school graduation. The Factors that
influence to forgive is cognitive factors, characteristic of the attack, personality,
dan trust in God. And the effords to forgive is self motivation, hopes, and pray.
Keywords: bullying, victim, school
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad S.A.W.
yang telah membawa umat manusia ke jalan yang lebih terang.
Selanjutnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
ikut serta membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan,
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Kamsi, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memudahkan dan melapangkan
proses penelitian untuk skripsi ini.
2. Bapak Benny Herlena, S.Psi, M.Si sebagai Ketua Program Studi Psikologi UIN
Sunan Kalijaga yang telah memudahkan proses penelitian untuk skripsi ini.
3. Ibu Satih Saidiyah, Dipl. Psy., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan kemudahan dalam menyusun skripsi ini dengan
sangat sabar serta penuh pengertian.
4. Bapak Johan Nasrul Huda, M.Si. selaku Dewan Penguji I Skripsi yang telah
memberikan kritik, saran, masukan dan membimbing peneliti sehingga
memudahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini
5. Terimakasih kepada ibu Lisnawati, M.Psi selaku Dewan Penguji II Skripsi yang
telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih maksimal.
x
6. Segenap Dosen Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang telah
banyak membagikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti.
7. Segenap karyawan dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang telah
memberikan pelayanan terbaik. Terutama pak Kamto dan mas Harjono yang
telah banyak membantu.
8. Bapak, ibu, serta kakak-kakak peneliti yang tak pernah lelah memberikan
motivasi kepada peneliti dalam mencapai cita-cita.
9. Sahabat-sahabat terbaikku dari semester awal Siti Rahmi Qadriyah, Eka Mulyani,
Umi Zur’ah, Afwan Isnaini, dan mbak Rini Sugesti makasih udah selalu
menghibur dangan candaan dan bullyan. Love you
10. Para sahabat diskusi skripsi Nur Rofingah, Citra Arini Akuba, Wiji Catur
Wulandari, dan Sinta Putri Megawati yang telah banyak memberikan motivasi,
masukan, dan banyak membantu selama skripsi ini.
11. Kepada teman-teman KKN yang sampai saat ini masih saya anggap saudara
Rama, Nadzif, Arina, Farid, Sopi, Nurul, Anis, Maman, Bayu, Melky, dan
Salman, yang telah memberikan dukungan serta hiburan. Sukses buat kalian
semua ya sodara-sodaraku.
12. Mas Fahriza Fawwas Asrory, makasih ya :*
13. Kepada informan Ita dan Ani serta keluarga, terima kasih atas dukungan dan
bantuannya sehingga penelitian ini bisa tersusun dengan baik.
14. Kepada Iska teman Informan Ani yang bersedia meluangkan waktu di sela-sela
kesibukan sekolah untuk membantu penelitian ini.
xi
15. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan kalian.Akhir kata, semoga karya
sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan khazanah psikologi
pada khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya.Peneliti menyadari masih
banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat peneliti harapkan.
Yogyakarta, 18 Juni2015
Peneliti,
Femi apriasti
10710026
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. ii
NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
INTISARI ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12
E. Keaslian Penelitian .................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 17
A. Memaafkan (forgiveness) .......................................................................... 17
1. Definisi Memaafkan (forgiveness) ...................................................... 17
2. Proses Memaafkan .............................................................................. 19
3. Faktor Memaafkan .............................................................................. 21
4. Aspek-Aspek Memaafkan ................................................................... 24
5. Dimensi Memaafkan ........................................................................... 26
6. Memaafkan dalam Islam ..................................................................... 28
xiii
B. Bullying ..................................................................................................... 30
1. Definisi Bullying ................................................................................. 30
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Bullying ....................................................... 32
3. Faktor Penyebab Perilaku Bullying ..................................................... 35
4. Sebab Menjadi Korban Bullying ......................................................... 36
5. Dampak Bullying ................................................................................. 39
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 42
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................ 42
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 43
C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 43
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44
E. Keabsahan Data ........................................................................................ 46
F. Metode Analisis Data ............................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DATA ................................................ 49
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian............................................... 49
1. Orientasi Kancah ................................................................................. 49
2. Persiapan Penelitian ............................................................................ 50
B. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 52
C. Hasil penelitian.......................................................................................... 54
1. Informan Ita ......................................................................................... 54
a. Profil .............................................................................................. 54
b. Proses Memaafkan ...................................................................... 63
xiv
c. Faktor ........................................................................................... 69
d. Usaha untuk Memaafkan............................................................... 72
2. Informan Ani ...................................................................................... 74
a. Profil ............................................................................................. 74
b. Proses Memaafkan ........................................................................ 79
c. Faktor ............................................................................................ 84
d. Usaha untuk Memaafkan ............................................................... 86
D. Pembahasan ............................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 101
A. Kesimpulan ............................................................................................... 101
B. Saran .......................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 106
LAMPIRAN ......................................................................................................... 109
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian proses pelaksanaan pengumpulan data informan Ita...... 52
Tabel 2. Rincian proses pelaksanaan pengumpulan data informan Ani..... 53
xvi
DAFTAR BAGAN
1. Dinamika Gambaran Memaafkan Informan Ita..................................... 99
2. Dinamika Gambaran Memaafkan Informan Ani.................................. 100
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Guide Wawancara Informan ..................................................................... 109
2. Catatan Wawancara Informan Ita (I)......................................................... 112
3. Catatan Wawancara Informan Ita (II) ....................................................... 129
4. Catatan Wawancara Informan Ita (III) ...................................................... 135
5. Catatan Wawancara Informan Ita (IV) ...................................................... 143
6. Catatan Wawancara Significant Other Wanti (I) ...................................... 146
7. Catatan Wawancara Significant Other Wanti (II) ..................................... 153
8. Catatan Wawancara Significant Other Iska (I) ......................................... 155
9. Catatatan Observasi Informan Ita (I)......................................................... 165
10. Catatatan Observasi Informan Ita (II) ....................................................... 167
11. Katagori Hasil Pengambilan Data Informan Ita ........................................ 168
12. Katagori Hasil Pengambilan Data Significant Other Wanti ..................... 173
13. Katagori Hasil Pengambilan Data Significant Other Iska ........................ 174
14. Catatan Wawancara Informan Ani (I) ....................................................... 175
15. Catatan Wawancara Informan Ani (II) ..................................................... 184
16. Catatan Wawancara Informan Ani (III) .................................................... 188
17. Catatan Wawancara Significant OtherTini (I) .......................................... 192
18. Catatan Wawancara Significant OtherRoha (I)......................................... 194
19. Catatatan Observasi Informan Ani (I) ....................................................... 198
20. Catatatan Observasi Informan Ani (II) ..................................................... 199
21. Katagori Hasil Pengambilan Data Informan Ani ...................................... 200
22. Katagori Hasil Pengambilan Data Significant Other Tini ........................ 203
xviii
23. Katagori Hasil Pengambilan Data Significant Other Roha ....................... 204
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan tempat dimana siswa mengenyam pendidikan secara
formal. Sekolah juga sebagai tempat untuk berkumpul bersama teman-teman dan
para guru. Pada masa sekolah individu sudah matang untuk belajar, baik belajar
tentang materi yang diberikan guru maupun belajar berinteraksi dengan orang-
orang di sekitarnya. Individu di masa sekolah ini sudah memiliki keinginan untuk
mencapai sesuatu dan memiliki kesiapan untuk menerima lingkungan barunya
yaitu lingkungan sosial yang lebih luas dibandingkan lingkungan sebelumnya.
Sekolah mengambil peranan penting bagi perkembangan anak. Anak akan
menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat
kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang
menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan, dan sikap mereka (Santrock dalam
Mar’at, 2006)
Lingkungan sekolah akan sangat berbeda dengan lingkungan keluarga,
individu akan bertemu dengan teman-teman baru yang merupakan teman sebaya
dan tidak menutup kemungkinan akan terbentuk menjadi klik. Terbentuknya klik
antara teman-teman sebaya di masa sekolah bisa mengakibatkan kuatnya
prasangka, sikap tidak mengenakkan pada individu di luar kelompok (Papalia,
Olds, & Feldman, 2009). Adanya klik antara teman-teman sebaya ini
mengakibatkan terjadinya berbagai tindakan yang merugikan orang lain, seperti
2
mengejek, mengintimidasi, memalak, memukul, dan lain-lain (Siswati & Costrie
G.W, 2009).
Tindakan-tindakan merugikan tersebut jika dilakukan oleh pihak yang kuat
kepada pihak yang lemah dalam waktu tertentu akan terbentuk perilaku bullying.
Bullying adalah perilaku kekerasan yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap
pihak yang lebih lemah. Perilaku kekerasan yang dilakukan bisa berupa kekerasan
fisik, verbal, ataupun psikis. Bullying pertama kali bisa dialami individu di rumah,
misalnya anak yang dimarahi karena melanggar atau tidak mematuhi perintah
orang tua atau anak melihat ada anggota keluarga lain yang dimarahi, dan
sebagainya (Levianti, 2008).
Bullying merupakan tindakan negatif yang bersifat agresif atau manipulatif
dalam rangkaian tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang
dilakukan terhadap orang lain dalam periode waktu tertentu yang didasarkan pada
ketidakseimbangan kekuatan (Coloroso dalam Novalia & Dayakisni, 2013).
Perilaku bullying bisa terjadi di mana saja, baik itu di lingkungan
masyarakat, sekolah, organisasi, dan di lingkungan kerja. Perilaku bullying yang
banyak disoroti belakangan ini adalah perilaku bullying yang terjadi di lingkungan
sekolah. Siswa yang kelihatan mencolok di antara siswa-siswa yang lain, seperti
memeiliki beberapa ciri cantik, tampan, pintar, kaya namun lemah atau karena
mencolok keterbatasannya akan menjadi sasaran untuk dijadikan objek atau
korban bullying (Siswanti & Widayanti, 2009).
Kasus ini bukan hanya terjadi satu masa saja, namun bisa terjadi
berkelanjutan dan turun temurun. Seperti halnya junior yang sering mendapat
3
perlakuan kasar dari seniornya. Hal itu akan terus menerus diturunkan, karena
korban bullying cenderung terdorong juga untuk melakukan bullying di kemudian
hari (Levianti, 2008).
Data yang diperoleh dari Komisi Nasional Perlindungan Anak
menyebutkan kasus bullying masih banyak terjadi di Indonesia. Terdapat 139
kasus bullying di lingkungan sekolah pada tahun 2011, dan 103 kasus bullying
pada tahun 2012. Menurut Komnas PA bullying terbagi menjadi 2 kelompok,
yaitu bullying di sekolah dan bullying di kampung atau tempat bermain. Namun
data yang diperoleh bullying yang terjadi di sekolah lebih tinggi dari pada bullying
di tempat bermain (http://www.news.detik.com, 29 Juli 2012).
Senada dengan hasil penelitian Universitas Indonesia (UI) di sejumlah SD,
SMP, dan SMA di beberapa kota besar di Indonesia menunjukkan bahwa
Yogyakarta adalah kota yang menempati peringkat pertama dibandingkan kota
Jakarta dan Surabaya. Tingkat bullying di Yogyakarta mencapai 70,65 persen
(http://suarakarya-online.com, 26 Oktober 2011).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siswati dan Widayanti (2009)
dalam jurnal yang berjudul Fenomena Bullying di Sekolah Dasar Negeri di
Semarang, menunjukkan bahwa bullying ada 2 jenis yaitu bullying dalam bentuk
fisik dan non-fisik. Bullying fisik seperti dipukul, didorong, dicubit, dan
sebagainya. Sedangkan bullying dalam bentuk non-fisik seperti dicemooh,
dogosipkan, dan dimintai uang jajan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut juga didapatkan hasil respon siswa
yang mengalami bullying. Respon tersebut ada yang menolak, menuruti, diam,
4
takut, menta tolong ke teman, dan mengadu pada guru. Presentase yang paling
besar adalah respon menolak dan yang kedua adalah menuruti permintaan.
Sedangkan reaksi siswa yang melakukan bullying juga bermacam-macam.
Penelitian tersebut menemukan adanya reaksi terus memaksa sampai diberi,
memaksa sambil mengancam, memukul, mengancam langsung dan meminta pada
orang lain, dengan presentase terbesar adalah terus memaksa sampai diberi dan
yang kedua adalah memaksa disertai ancaman (Siswanti & Widayanti, 2009).
Di daerah Bantul Yogyakarta juga belum lama ini digemparkan dengan
kasus bullying geng hello kitty, yaitu penganiayaan dan penyekapan salah seorang
siswi SMA di Bantul. Kejadian berawal dari korban yang memiliki tato hello kitty
yang menyamai tato geng pelaku. Saat mengetahui korban memiliki tato tersebut
pelaku menyekap korban selama 4 hari serta menganiaya. Karena kasus bullying
tersebut 10 pelaku dikenakan hukuman 7 tahun penjara (http://kompasiana.com
Februari 2015).
Berdasarkan hasil preliminary study yang bertujuan untuk mengetahui
brapa jumlah siswa yang pernah mengalami bullying fisik dan apa yang dirasakan
oleh korban bullying baik perasaan terhadap dirinya sendiri dan terhadap pelaku.
Peneliti menyebarkan 25 angket terbuka kepada 25 siswa kelas 3 di salah satu
SMA swasta di Bantul, dan terdapat 4 anak yang pernah mengalami bullying fisik
di sekolah. Salah satunya Ita (nama samaran) yang juga informan dalam penelitian
ini mengalami bullying fisik yang terjadi di lingkungan sekolah. Ita sejak lahir
memiliki keterbatasan fisik, ia tidak bisa berjalan. Menurut Ita selama di sekolah
penuh dengan kesedihan karena ada sekelompok temannya yang berbuat kasar
5
terhadapnya. Ita merasa sedih, bertanya-tanya mengapa mereka sejahat itu,
padahal Ita ingin bersikap baik. Ita mengatakan:
“Dulu waktu SD saya sering dipojokkan sama temen ku tiga orang,
mereka suka ngata-ngatain aku, pernah dorong aku juga mbak sampek
mau jatuh.dicubitin juga. Rasanya sedih banget,kenapa mereka kayak gitu,
padahal aku pengen baik sama mereka” (Wawancara 24 Oktober 2014).
Berdasarkan data, penelitian terdahulu, dan fenomena yang terjadi di
lapangan terlihat bahwa perilaku bullying ini tentunya membawa masalah bagi
pihak yang dirugikan, dalam hal ini adalah korban bullying (victim). orang-orang
yang pernah menjadi korban bullying di masa lalu kemungkinan besar akan
kurang percaya diri di masa dewasanya. Pembawaan yang kurang percaya diri
tersebut sangat dimungkinkan orang akan terus menjadi korban bullying di
lingkungannya (Alexander dalam Sejiwa, 2008). Dampak jangka panjang bullying
juga dirasakan oleh informan Ita (nama samaran) yang berakibat dia menjadi
kurang memiliki percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya, berikut
petikan wawancara:
“Saya memang merasa sudah nggak punya masalah lagi sama temen-
temen yang dulu kasar sama saya, tapi saya merasa sampek sekarang saya
jadi nggak PD buat main sama temen-temen, atau ngajak ngobrol duluan,
mungkin karena aku takut juga bakalan dapet perlakuan yang sama kayak
dulu” (Preliminary study 24 Oktober 2014)
Menurut Berthold dan Hoover (Ardiyansyah & Gusniarnti, 2009) dampak
bullying bagi korban dapat mengakibatkan ia memiliki tendensi akan ketakutan,
mengisolasi diri dan membenci dirinya sendiri, bahkan berakibat bunuh diri
karena tidak memiliki keterampilan dalam hubungan sosial. Menurut Riauskina
(Trevi, 2010), ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi
negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman,
6
terancam, namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-
emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya
tidak berharga.
Untuk itu perlu adanya kemampuan afektif agar emosi-emosi negatif
tersebut bisa dikurangi atau dihilangkan. Salah satu kemampuan afektif yang
mampu meredakan dampak bullying berupa perasaan perasaan negatif yaitu
dengan memaafkan. Menurut Smedes (1984) memaafkan adalah kemampuan
afektif yang mampu meredakan perasaan-perasaan negatif dalam diri seseorang.
Memaafkan baik dilakukan karena bisa mengganti perasaan negatif menjadi
perasaan positif. Memaafkan idealnya adalah sikap dan perasaan negatif memang
harus berubah menjadi perasaan positif, walaupun pada kenyataanya hal ini tidak
mudah dilakukan. Selalu ada persoalan psikologis di antara dua pihak yang pernah
mengalami keretakan hubungan akibat suatu tindakan yang menyakitkan.
Memaafkan secara dewasa bukan berarti menghapus seluruh perasaan negatif
tetapi menjadi sebuah keseimbangan perasaan. Keinginan untuk berbuat positif
tidak berarti menghapuskan perasaan negatif yang pernah ada. Suatu
keseimbangan akan dicapai jika hal yang positif dan negatif berkonsistensi.
Menurut Toussaint dan Webb (2005) memaafkan adalah pusat untuk
membangun manusia yang sehat dan mungkin salah satu proses yang paling
penting dalam pemulihan hubungan interpersonal setelah konflik.
Ketidaksempurnaan dalam kemampuan manusia untuk berhubungan satu sama
lain menimbulkan pelanggaran dan tanggapan afektif negatif, perilaku, dan
7
kognitif konsekuensi dalam hubungan interpersonal dan tanggapan negatif dapat
menyebabkan gangguan fungsi sosial.
Menurut McCullough, Fincham & Tsang (2003), memaafkan merupakan
perilaku dimana orang yang telah disakiti tidak termotivasi untuk membalas
dendam terhadap pelaku yang telah menyakiti, tidak berkeinginan untuk
menghindar, dan masih ingin berhubungan baik dengan pelaku yang telah
menyakitinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2012) yang
berjudul Perilaku Memaafkan Di Kalangan Remaja Broken Home ditemukan
bahwa ada manfaat yang sangat baik bagi remaja yang telah memaafkan
seseorang yang telah berbuat salah. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan
remaja akan merasa kepuasan hati, merasa lega dan tenang bisa memaafkan orang
lain. Muncul perasaan empati, rasa tidak enak, kesedihan, akibat kondisi
hubungan yang tidak nyaman yang dirasakan subjek dan berharap agar orang
tersebut tidak mengulangi kesalahannya terhadap diri subjek maupun orang lain.
Subjek memberikan maaf dengan alasan subjek ingin memperbaiki hubungan
dengan orang lain, subjek termasuk orang yang mempunyai pemikiran yang
realistis mengenai hal yang menyakiti dengan menganalisa ulang dengan
pemikiran yang terbuka dan logis. Perilaku memafkan dapat meredam dorongan
agresivitas sehingga individu mampu membangun hubungan sosial yang baik
setalah adanya konflik. Oleh karena itu memaafkan adalah jalan yang paling baik
yang diambil subjek untuk memperbaiki hubungan interpersonal dengan pelaku.
8
Islam juga mengajarkan tentang keutamaan memaafkan. Islam
menghimbau umatnya untuk memaafkan orang yang telah berbuat zalim kepada
kita dan tidak membalasnya dengan kezaliman. Salah satu riwayat tentang
kesediaan memberi maaf kepada orang lain ialah riwayat mengenai anjuran tetap
berbuat baik kepada seseorang yang telah menyakiti kita. dikaitkan dengan
turunnya firman Allah dalam surat An-Nur ayat 22. Dalam ayat tersebut Allah
memberi teguran kepada orang-orang yang bersumpah tidak akan memberi nafkah
kepada kerabat atau fakir yang telah menyakiti hatinya dan memerintahkan
mereka untuk memaafkan orang-orang tersebut (Laila, 1995).
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan
hidup di antara kalian bersumpah tidak akan memberi bantuan kepada
kaum kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang jijrah di
jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kalian tidak ingin Allah memberi ampunan kepada kalian? Allah adalah
maha pengampun lagi maha penyayang” (QS An-Nur: 22)
Seperti yang terjadi pada informan Ani (nama samaran) yang memaafkan
pelaku bullying karena tidak ingin membebani pikirannya dengan dendam dan
benci. Informan Ani Menganggap permasalahan bullying saat SD adalah masalah
anak-anak, dan sekarang baik informan Ani maupun pelaku sudah sama-sama
dewasa sehingga tidak baik jika diungkit kembali. Berikut petikan wawancara:
“Ah udah sama-sama dewasa mbak, kalo pengen bales atau dendam
malah aku nanti yang pusing, aku udah biasa aja sama dia”(Wawancara
15 Desember 2014)
Memaafkan membutuhkan kemampuan dan proses untuk melewati
berbagai emosi negatif seperti kebencian, kemarahan, penolakan, dan keinginan
membalas dendam. Hal tersebut dapat dicapai dengan menyuburkan emosi positif
9
seperti tindakan-tindakan yang baik, memunculkan empati, dan bahkan rasa cinta
(Enright, 1998).
Memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada kita juga akan
menemui berbagai hambatan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Mestika
Dewi (2006) yang berjudul Gambaran Proses Memaafkan Pada Remaja yang
Orang tuanya Bercerai menemukan bahwa salah satu komponen penting dalam
proses memaafkan adalah penghayatan rasa sakit. Sedangkan subjek yang saat
mengalami kejadian menyakitkan saat itu masih anak-anak mengalami kesulitan
untuk melakukan penghayatan tersebut, sama halnya dengan penelitian ini
informan mengalami perlakuan menyakitkan saat masih anak-anak.
Penelitian tersebut meneliti informan yang berjumlah 4 remaja masih
dalam proses memaafkan. Dalam penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa
dengan memaafkan maka korban atau pihak yang disakiti bisa mengambil sisi
positif dari kejadian yang tidak mengenakkan. Penelitian tersebut merupakan
salah satu contoh dari tindakan yang tidak mengenakkan di suatu lingkungan
sosial, dan perlu adanya proses memaafkan pada diri sendiri maupun orang lain.
Seperti halnya yang dialami oleh kedua informan. Informan Ita sempat
sulit untuk memaafkan para pelaku bullying. Menurut informan ia awalnya sulit
memaafkan karena tindakan yang dilakukan olehnya sudah keterlaluan yaitu
berupa kekerasan fisik seperti mendorong dan mencubit, serta kata-kata pelaku
yang menyakiti hati informan.
“Wah ya susah mbak, orang dulu dia kayak keterlaluan banget mbak,
kata-katanya itu lo mbak menusuk banget, sama tangannya berani maju
(Wawancara 24 Oktober 2014).
10
Seperti yang dirasakan oleh informan dalam penelitian ini, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seseorang mampu memaafkan
kesalahan orang lain atau tidak. Menurut McCollough, Pargament dan Thoresen
(2000), menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
memaafkan adalah sebagai berikut:
a. Variabel sosial kognitif yaitu penilaian korban terhadap pelaku, penilaian
korban terhadap kejadian, keinginan untuk menjauhi pelaku, dan keparahan
kejadian yang telah dialami. Hal lain yang mempengaruhi seseorang untuk
memaafkan adalah ingatan korban tentang kejadian sehingga bisa
menghambat kemauan korban untuk memaafkan pelaku.
b. Karakteristik serangan yaitu seseorang akan lebih sulit memaafkan kejadian
yang bermakna dan penting di dalam hidupnya.
c. Kualitas hubungan interpersonal yaitu kedekatan interpersonal antara pelaku
dan orang yang disakiti.
d. Faktor kepribadian, salah satunya adalah empati. Empati sangat berperan
dalam proses memaafkan, karena dengan empati orang akan berusaha
melihat sudut pandang orang lain yang berbeda dengan sudut pandang kita
dan mencoba mengerti hal apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan
hal yang bisa menyakitkan hatinya.
Berdasarkan hasil pre-liminary tersebut ditemukan bahwa karakteristik
serangan yang membuat informan selalu mengingat dan awalnya sulit untuk
memaafkan pelaku. Bullying yang berupa serangan fisik membuat informan tetap
mengingat kejadian bullying tersebut sebelum akhirnya bisa memaafkan pelaku.
11
Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk mengeksplorasi tentang
proses memaafkan pada korban bullying beserta faktor-faktor yang mempengaruhi
sehingga korban bullying benar-benar bisa memaafkan pelaku dan usaha yang
telah dilakukan oleh korban untuk memaafkan pelaku sehingga bisa bangkit dari
kejadian masa lalu yang menyakitkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan yang dikaji dapat
dirumuskan : Bagaimana proses memaafkan yang dilakukan oleh korban bullying
kepada pelaku bullying, faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses
memaafkan pada korban bullying serta usaha apa yang dilakukan korban untuk
memaafkan pelaku?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mengeksplorasi proses memaafkan yang terjadi
pada korban bullying dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
proses memaafkan pada korban bullying, mengapa pilihan memaafkan memiliki
dampak positif bagi korban bullying, serta mengetahui usaha yang dilakukan di
dalam diri korban untuk memaafkan pelaku.
12
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan bagi bidang
ilmu psikologi khususnya psikologi klinis, agar bisa menjadi referensi
tambahan untuk mengetahui proses memaafkan yang dialami oleh siswa
yang menjadi korban bullying.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pengetahuan yang lebih mendalam tentang proses memaafkan
dan fenomena bullying di kalangan siswa-siswa kepada guru dan orang tua
agar mereka senantiasa mengajarkan untuk berperilaku baik kepada siapa
saja.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai proses memaafkan sudah banyak dilakukan oleh
peneliti terdahulu namun belum ada yang meneliti tentang proses memaafkan
pada korban bullying. Salah satunya penelitian yang berjudul Gambaran Proses
Memaafkan Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai (Dewi, M, 2006). Subjek
dalam penelitian ini adalah 4 anak yang kedua orang tuanya bercerai. Penelitian
tersebut menggunakan metode kualitatif yaitu menggunakan observasi dan
wawancara dalam pengambilan data. Hasil penelitian tersebut mengenai gambaran
proses memaafkan pada remaja yang orang tuanya bercerai dalam bentuk
beberapa tahap memaafkan yaitu menerima dan mengalami akibat perceraian,
13
mencari makna dan implikasi terhadap pemahaman baru, dan menjalankan
kehidupan berdasarkan keyakinan baru.
Penelitian tentang perilaku memaafkan pada remaja dengan judul Perilaku
Memaafkan Di Kalangan Remaja Broken Home (Putri, AR, 2012) dalam
penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 17-22 tahun yang hidup dalam
keluarga broken home. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan remaja secara kognitif
memaafkan tanpa rasa dendam, secara afektif memaafkan dengan rasa kasihan
dan tidak terpaksa. Hal itu dilakukan karena ingin membina hubungan yang lebih
baik dengan keluarga.
Penelitian yang hampir sama yaitu tentang pemaafan istri terhadap suami
yang melakukan perselingkuhan. Penelitian tersebut berjudul Forgiveness pada
Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan Keutuhan Rumah Tangga akibat
Perselingkuhan Suami (Sari, Kartika, 2012). Subjek penelitian berjumlah 2 orang,
dengan karakteristik wanita yang sudah menikah selama minimal 2 tahun, sudah
memiliki anak dari hasil perkawinan tersebut, dan pernah diselingkuhi oleh
suaminya. Penelitian ini menggunakan motode kualitatif dengan desain penelitian
fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan subjek belum bisa sepenuhnya
memaafkan perselingkuhan suami. Karena subjek masih terus teringat kesalahan
yang dilakukan oleh suami. Mereka mempertahankan rumah tangga karena alasan
anak dan finansial.
Penelitian tentang perilaku bullying juga sudah dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu. Namun masih jarang yang menggunakan metode penelitian
14
kualitatif seperti yang dilakukan peneliti ini. Salah satunya penelitian yang
berjudul Fenomena Bullying Di Sekolah Dasar Negeri Di Semarang: Sebuah
Studi Deskriptif (Siswati & Widayanti C G, 2009) dilakukan di sekolah dasar
negeri di Semarang, penelitian tersebut difokuskan kepada bentuk bentuk perilaku
bullying, pelaku bullying, lokasi terjadinya perilaku bullying, reaksi korban dan
pelaku bullying. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 78 siswa kelas 3 sampai 4
dan berusia 9 sampai 12 tahun. Sampel dikumpulkan secara proportional cluster
sampling. Penelitian tersebut menggunakan metode survey research yang
dilakukan pada siswa sekolah dasar, dengan alat kuesionar yang dikonstruk
berdasar hasil telaah teori. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa ada
beberapa bentuk perilaku bullying yaitu bullying fisik dan non-fisik, 37,55% siswa
menjadi korban bullying, lokasi terjadinya perilaku bullying yang masih di area
sekolah, dan reaksi korban.
Penelitian senada tentang bullying pada anak yang memiliki keterbatasan
fisik dengan judul The Fear Factor: Bullying And Students With Disabilities
Carter B B & Spencer V G, 2006) lebih memfokuskan pada sasaran perilaku
bullying. Sorotan penelitian ini adalah siswa-siswa yang memiliki kebutuhan
khusus. Subjek dalam penelitian tersebut sebanyak 609 siswa yang memiliki
keterbatasan fisik. Penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif komparasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah anak pada kelas remidial
menerima perlakuan bullying sebanyak 17,5%, sedangkan kelas spesial 14,3%,
sehingga siswa yang memiliki keterbatasan mengalami kecenderungan untuk
menjadi korban bullying.
15
Penelitian tentang bullying yang dikaitkan dengan perilaku asertif berjudul
Perilaku Asertif dan Kecenderungan Menjadi Korba Bullying (Novalia &
Dayakisni T, 2013). Penelitian tersebut meneliti tentang hubungan perilaku asertif
dengan kemungkinan menjadi korban bullying. Metode yang digunakan yaitu
dengan metode kuantitatif, skala yang digunakan yaitu skala asertifitas yang
mengacu pada aspek-aspek dan indikator perilaku; mampu mengatakan “tidak”
dengan sopan dan tegas dan mudah berkomunikasi secara langsung dengan orang
lain. Kemudian skala kecenderungan menjadi korban bullying mengacu pada
aspek fisik dan non-fisik. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang signifikan
bahwa ada hubungan negatif antara perilaku asertif dan kecenderungan menjadi
korban bullying.
Penelitian tentang bullying yang dikaitkan dengan self esteem pada siswa
dengan judul Hubungan Tindakan Bullying di Sekolah Dengan Self Esteem Siswa
(Septrina, M.A., Liow, C.J., Sulistiyawati, F.N., & Andriani, I, 2009). Penelitian
tersebut menggunakan metode kuantitatif untuk mencari hubungan antara
tindakan bullying dengan self esteem yang dimiliki siswa. Diperoleh hasil yang
sangat signifikan, ada hubungan negatif antara self esteem dengan perilaku
bullying. Semakin tinggi self esteem yang dimiliki siswa maka semakin rendah
kecenderungan siswa untuk melakukan tindakan bullying, sebaliknya semakin
rendah self esteem maka semakin tinggi kecenderungan melakukan tindakan
bullying.
Penelitian tentang hubungan bullying dengan depresi pada remaja dengan
judul Bullying and Its’ Relationship with Depression among Teenagers (Uba,
16
I.,Yacob, S.N., & Juhari, R., 2010). Penelitian tersebut meneliti tentang adakah
hubungan perilaku bullying dengan tingkat depresi pada remaja. Subjek dalam
penelitian ini sebanyak 242 remaja usia 13 sampai 17 tahun di Selangor Malaysia.
Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner
yang dibagiakan kepada remaja di Selangor Malaysia. Hasil penelitian tersebut
yaitu adanya hubungan positif antara bullying dengan depresi pada remaja.
Semakin tinggi tindakan bullying yang dilakukan di kalangan remaja maka
semakin tinggi pula tingkat depresi remaja, dan sebaliknya.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah diselenggarakan di atas,
penelitian yang berjudul “Proses Memaafkan pada Korban Bullying: Studi Kasus
Masa Sekolah Pada Remaja Di Bantul Yogyakarta” yang menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini, sepengetahuan peneliti
belum pernah diselenggarakan oleh peneliti terdahulu atau belum ada judul yang
sama persis dengan judul penelitian tersebut. Kebanyakan dari penelitian-
penelitian sebelumnya hanya membahas salah satu variabel dengan metode yang
berbeda-beda. Di sini lah orisinalitas penelitian yang menjadi pembeda penelitian
ini dengan penelitian yang telah diselenggarakan sebelumnya.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan
bahwa, kedua informan telah memaafkan para pelaku bullying semasa sekolah.
Kedua informan sama-sama memaafkan namun masih sangat mengingat jelas
kejadian-kejadian menyakitkan yang dilakukan oleh para pelaku bullying.
Proses memaafkan yang dialami oleh informan pertama yaitu, merasa
tersakiti, informan merasa sedih dengan tindakan bullying yang dilakukan oleh
para pelaku. Kedua, merasa benci dengan para pelaku sehingga informan marah,
dan mendoakan supaya Allah memberikan azab. Ketiga, penyebuhan dengan
berempati dan memahami sudut pandang para pelaku. Keempat, berdamai dan
memaafkan walaupun sudah tidak bertemu dengan pelaku informan tidak
menyimpan kebencian dan dendam. Sedangkan pada informan kedua awalnya ia
merasa marah, sempat mengancam akan membalas namun tidak ia lakukan,
kemudian ia merasa takut karena tindakan pelaku yang kasar, setelah beberapa
waktu informan berempati mencoba mengerti keadaan pelaku, dan setelah lulus
SD informan memaafkan pelaku dan bisa berhubungan baik dengan pelaku.
Proses memaafkan pada korban bullying ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, pada informan Ita faktor yang menghambat informan Ita untuk memaafkan
adalah kerena karakteristik serangan. Informan merasa perbuatan pelaku sudah
sangat keterlaluan hingga menyakiti hati dan dilakukan secara berulang-ulang.
102
Sedangkan faktor pendukung yang membuat informan Ita bisa memaafkan para
pelaku yaitu pertama, karena faktor agama. Rasa percaya kepada Allah bahwa
Allah yang maha kuasa yang akan membalas segala perbuatan umatnya dan
merasa tidak pantas apabila menyimpan kebencian serta dendam karena Allah saja
maha pengampun. Ketiga, dukungan dari orang terdekat untuk memaafkan orang
yang berbuat jahat dan fokus pada prestasi.
Faktor penghambat memaafkan yang dialami informan Ani adalah faktor
karakteristik serangan. Informan sangat tertekan dengan tindakan kasar pelaku
berupa tendangan dan pukulan. Sedangkan faktor yang mendorong informan
untuk memaafkan pelaku adalah pertama, faktor kepribadian informan Ani yang
cuek dan faktor empati yang bisa memaklumi tindakan yang telah dilakukan oleh
pelaku karena pelaku adalah anak broken home, serta kedewasaan informan Ani,
menganggap kejadian tersebut adalah masalah anak-anak yang biasa terjadi, akan
membebani pikiran jika tidak dimaafkan.
Usaha informan Ita untuk memaafkan yaitu awalnya informan berusaha
ikhlas, berdo’a, dan memiliki harapan baru. Tidak jauh berbeda, usaha yang
dilakukan oleh informan Ani untuk memaafkan yaitu dengan dengan
menyemangati diri sendiri untuk bertahan dan memaafkan supaya tidak
membebani pikiran serta berusaha berbuat baik pada pelaku supaya kejadian
bullying tidak terulang kembali.
103
B. Saran
Penelitian ini disadari belum sempurna karena masih terdapat banyak
kekurangan. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan pada
penelitian ini diajukan saran sebagai berikut:
1. Informan
Dalam pergaulan sehari-hari dengan teman di sekolah maupun di
rumah setiap anak itu sama, tidak ada yang kuat dan tidak ada yang lemah.
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang saling menghormati satu sama
lain, tidak ada kekerasan secara fisik maupun perkataan. Jika mendapatkan
tindakan kasar secara fisik maupun perkataan jangan takut untuk melindungi
diri sendiri. Kita mempunyai hak untuk melawan, mengatakan “tidak”, dan
melaporkan kepada guru, atau orang tua. Negara kita juga merupakan
negara hukum, setiap warga dilindungi oleh hukum yang berlaku di negara
kita. Untuk informan yang merasa diri nya mempunyai banyak kekurangan
dan tidak memiliki kelebihan, akan lebih baik untuk memaksimalkan bakat
yang dimiliki. Kekurangan yang ada dalam diri bukan menjadi alasan bahwa
dirimu pantas untuk mendapat perlakuan buruk dari orang lain.
Kejadian yang dialami korban bullying pasti berdampak negatif
dan mengakibatkan perasaan tidak mengenakkan ketika mengingat pelaku
maupun kejadian bullying. Namun alangkah baiknya kita memaafkan orang
yang pernah menyakiti kita. Menyimpan dendam dan sakit hati hanya akan
memperburuk suasana hati. Dengan memaafkan kita akan terbebas dari rasa
104
marah dan benci serta menyadari bahwa ada hikmah di balik kejadian
tersebut.
Memaafkan orang yang telah menyekiti kita tentunya memerlukan
proses. Rasa sakit hati tidak bisa begitu saja hilang karena kita memiliki
ingatan yang kuat tentang kejadian yang telah kita alami. Akan lebih baik
jika kita meresapi apa yang kita rasakan dan tidak melawan. Jika kita
memiliki usaha untuk memaafkan maka kita akan terbebas dari perasaan
negatif seperti benci dan dendam serta mendapatkan nilai positif dari
perbuatan memaafkan tersebut.
2. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan
anak. Keluarga seharusnya menjadi ruang yang paling nyaman untuk
menceritakan dan mendiskusi kan permasalahan yang dialami oleh anak.
Perhatian dari keluarga akan sangat membantu meringankan beban anak
ketika diterpa permasalahan.
Berdasarkan penelitian ini peran keluarga sangat penting. Keluarga
hendaknya tau bagaimana hubungan anak dengan teman-temannya.
Setelah mengetahui anaknya memiliki permasalahan dengan beberapa
teman di sekolah hendaknya keluarga menjadi sarana untuk
mengungkapkan keluh kesahnya, serta memberikan dorongan untuk tetap
bertindak positif, berpegang teguh pada agama serta mengajarkan
perbuatan-perbuatan baik salah satunya untuk memaafkan teman yang
telah menyakiti. Karena dengan demikian korban tidak terkekang oleh
105
perasaan-perasaan negatif sehingga mampu fokus pada potensi-potensi
positifnya.
Orang tua juga hendaknya bekerja sama dengan pihak sekolah
untuk mengendalikan tindakan bullying. Dimulai dari melaporkan
tindakan yang telah dialami oleh korban pada sekolah sehingga
pengawasan akan lebih ketat.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti judul atau
tema yang sama. Perlu digali lebih dalam lagi bagaimana pendidikan yang
didapat dari keluarga, pola asuh dari keluarga, dan apa yang menyebabkan
korban bullying biasanya selalu menjadi sasaran bullying di lingkungan
yang berbeda. Peneliti juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk
menggali lebih dalam dari segi pelaku bullying. Bagaimana pola asuhnya,
sikap keluarga terhadap pelaku, dan lain sebagainya untuk mengetahui apa
yang terjadi pada diri pelaku sehingga melakukan bullying kepada
temannya.
Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengeksplorasi faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi seseorang untuk memaafkan orang
lain yang telah menyakiti dan makna yang diperoleh dari memaafkan.
106
Daftar Pustaka
Anderson, C.A & Bushman, B.J. 2002. Human Aggression. Annual Reviews
Psychology, 53, 27-51
Barton, E. A.(2003). Bully Prevention: Tips and Strategies for School
Leaders and Classroom Teacher.. California: Corwin Press.
Carter, B. B. & Spencer, V.G. (2006). The Fear Factor: Bullying And
Students With Disabilities. International Journal Of Special Education.
Vol. 21, No. 1.
Coloroso, B. (2003). Stop bullying memutus rantai kekerasan anak dari
prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi.
Creswell, J. W. (2010). Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Detiknews (29 Juli 2012).Komnas PA: Tahun 2011 Bullying di Sekolah 139
Kasus, Tahun Ini 36 Kasus. Diakses tanggal 20 Agustus 2014, dari
http://news.detik.com/read/komnas-pa-tahun-2011-bullying-di-sekolah-
139-kasus-tahun-ini-36-kasus/
Dewi, M. (2006). Gambaran Proses Memaafkan Pada Remaja Yang Orang
Tua nya Bercerai. Jurnal Psikologi. Vol. 4, No. 1. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Eisenberg, M. E & Aalsma, M. C. (2005). Bullying and Peer Victimization:
Position Paper of the Society For Adolescent Medicine. Journal of
Adolescent Health, 36: 88-91.
Fauqi, M. (2011). Tasawuf Islam dan akhlak. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Kompasiana http://kompasiana.com (18 Februari 2015). Gara-gara Tatto, Siswi
Dianiaya Geng Sekolah. Diakses tanggal 10 Juni 2015, dari
http://www.kompasiana.com/abd.ghofaralamin/gara-gara-tatto-siswi-ini-
dianiaya-geng-sekolah/
Laila, A & Tohir, M. (1995). Akhlak Seorang Muslim. Bandung: PT.
Alma’arif
Levianti (2008). Konformitas dan Bullying pada Siswa. Jurnal Psikologi Vol. 6,
No. 1. Jakarta. Universitas Esa Unggul
Mar’at, S. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: TP. Remaja
Rosdakarya
107
McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsang, J. (2003). Forgiveness,
forbearance, and time: The temporal unfolding of transgression-related
interpersonal motivations. Journal of Personality and Social Psychology.
84(3), 540-557.
McCullough., Pargament I. K., & Thoresen E. C. (2000). Forgiveness: Theory,
research and Practice. Guilford Press Publication, Inc. New York.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja.
Noor, A & Mukhlis, A. F. (2010). Alquran Tematis Akhlak. Jakarka:
Yayasan SIMAQ
Novalia & Dayakisni, T. (2013). Perilaku Asertif Dan Kecenderungan Menjadi
Korban Bullying.Jurnal Psikologi.Vol. 1, No. 1. Malang. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Paramitasari, R & Alfian, I. N. (2012). Hubungan Antara Kematangan Emosi
dengan Kecenderungan Memaafkan pada Remaja Akhir. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol 1, No: 02. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Poerwandari, E Kristi (2011). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: LPSP3 UI
Putri, A. R. S. W. (2012). Perilaku Memaafkan di Kalangan Remaja Broken
Home.Jurnal Psikologi. Vol. 1, No: 1. Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan.
Sari, K. (2012). Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk
Mengembalikan Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami.
Jurnal Psikologi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Seligman, M. E. P. (2005). Authentic Happiness. Bandung: Mizan Pustaka
Septrina, M. A., Liow, C. J., Sulistiyawati, F. N., & Andriani, I. (2009).
Hubungan tindakan Bullying di Sekolah Dengan Self Esteem Siswa.
Jurnal Psikologi Vol 3, No: 1885-2559. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Siswanti & Widayanti, C. G (2009). Fenomena Bullying di Sekolah DasarNegeri
di Semarang: Sebuah Studi Deskriptif. Jurnal Psikologi. Vol. 5, No.
2.
108
Smedes, L. B. (1991), Memaafkan Kekuatan yang membebaskan, Yogyakarta:
Kanisius.
Sri, W. P. A. (2012). Perilaku Memaafkan Di Kalangan Remaja
Broken Home. Jurnal Psikologi. Vol.I, No.1. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta.
Suwandi & Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Toussant, L & Webb, J. (2005). Gender Differences an the Relationship
Between Empathy and Forgiveness. The Journal of Social Psychology.
Washington 145(6), 673-685.. Dalam http;//webb-
sigh.com/professionalbio.htm.
Trevi, W S R. (2012). Sikap Siswa Kelas X Smk Y Tangerang Terhadap Bullying.
Jurnal Psikologi. Vol. 10, No: 1. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Uba, I.,Yaacob, S. N., & Juhari, R. (2010). Hubungan Bullying dengan
Depresi pada Remaja. Jurnal Psikologi. Vol. 1, No: 15- 22. Malaysia:
Putra Malaysia University.
Usman, I (2010). Perilaku Bullying Ditinjau Dari Peran Kelompok Teman
Sebaya Dan Iklim Sekolah Pada Siswa Sma di Kota Gorontalo. Jurnal
Psikologi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA). (2008). Bullying. Mengatasi Kekerasan di
Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Grasindo: Jakarta.
109
GUIDE WAWANCARA KEY INFORMAN
1. Profile
a. Data diri
1) Identitas
2) Riwayat pendidikan
3) Latar belakang keluarga
b. Kehidupan informan dengan keluarga
1) Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga?
2) Berapa jumlah saudara kandung Anda?
3) Bagaimana orang tua Anda memperlakukan anda dan saudara
kandung Anda?
4) Apakah orang tua Anda selalu memberi dukungan kepada Anda?
5) Bagaimana pendapat Anda tentang keluarga Anda?
c. Lingkungan sosial informan
1) Sejak usia berapa Anda mengalami bullying?
2) Bagaimana pendapat Anda tentang teman-teman Anda?
3) Bagaimana sikap teman-teman Anda terhadap Anda di sekolah?
4) Apakah Anda memiliki teman dekat?
5) Bagaimana hubungan Anda dengan guru?
d. Bagaimana gambaran korban bullying terhadap dirinya sendiri?
1) Apa kelebihan yang Anda miliki?
2) Apa kekurangan yang Anda miliki?
3) Menurut Anda mengapa Anda menjadi korban bullying?
110
4) Menurut Anda bagaimana sikap orang lain terhadap Anda?
2. Bagaimana gambaran proses memaafkan yang dialami korban bullying?
a. Merasa tersakiti
1) Bagaimana perasaan Anda saat menjadi korban bullying?
2) Apakah Anda mengalami tekanan psikologis?
3) Bagaimana perasaan Anda saat itu jika bertemu dengan pelaku saat
masih satu sekolah?
4) Apakah Anda pernah mencoba mencari jalan keluar untuk
permasalahan Anda dengan pelaku?
b. Merasa benci
1) Apakah sebelumnya Anda memiliki hubungan yang baik dengan
pelaku?
2) Apakah Anda memiliki keinginan untuk membalas?
3) Apakah Anda tetap berkeinginan untuk bersikap baik dengan pelaku?
4) Apakah Anda berkeinginan menghindari pelaku?
c. Pemuihan
1) Bagaimana cara Anda bertahan dalam situasi bullying tersebut?
2) Apa yang mendorong Anda sehingga Anda bisa memilihkan perasaan?
d. Damai
1) Butuh berapa lama Anda bisa benar-benar berdamai dengan pelaku?
2) Apakah Anda masih bertemu dengan pelaku sesudah lulus SD/SMP?
3) Bagaimana perasaan Anda ketika bertemu atau berkomunikasi secara
tidak langsung dengan pelaku?
111
4) Bagaimana sikap yang Anda tunjukkan ketika bertemu dengan pelaku
lagi?
3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat korban bullying untuk
memaafkan pelaku bullying?
a. Kognitif
1) Apa yang Anda pikirkan sehingga bisa memaafkan mereka?
2) Apakah ada orang lain yang mendorong anda untuk memaafkan
pelaku?
3) Bagaimana pendapat Anda tentang pelaku?
b. Karakteristik serangan
1) Apakah menurut Anda bullying yang pelaku lakukan merupakan
tindakan yang parah?
2) Bullying dalam bentuk apa saja yang pernah Anda alami?
3) Berapa lama Anda perlu waktu untuk benar-benar memaafkan mereka?
c. Kualitas hubungan
1) Apakah Anda pernah memiliki hubungan dekat dengan pelaku?
2) Sejak kapan Anda mengenal pelaku?
d. Empati
1) Apakah Anda pernah mencoba mengerti hal yang dirasakan pelaku?
2) Kapan Anda benar-benar bisa memaafkan pelaku?
3) Bagaimana jika Anda berada di posisi mereka?
4. Usaha apa saja yang Anda lakukan untuk bisa memaafkan pelaku?
112
Verbatim Wawancara
Nama : Ita
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 13 Desember 2014
Waktu Wawancara : 18.40 – 19.46
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang gambaran diri subjek dan
pengalaman-pengalaman subjek selama sekolah.
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W1/Ita
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Oya hubungan adek sama keluarga seperti
apa?
Ya deket banget mbak, ibaratnya keluarga
adalah nafasku mbak. Kalau nggak ada
keluarga berarti aku nggak bisa nafas.
Wah berarti banget ya, selalu memberi
support gitu ya?
Iya
Berarti selama ini keluarga selalu ngasih
dukungan gitu nggak?
Iya.
Kalau dulu waktu adek punya masalah
sama temen, kayak waktu dibully itu
keluarga tau nggak?
Enggak, mereka nggak pernah tau. Aku punya
prinsip kalo masalah sekolah ya di sekolah aja,
nggak dibawa ke keluarga. Aku simpen sendiri.
Jadi ayah ibu nggak tau masalah adek di
sekolah, dan sering nanyain tentang
masalah di sekolah nggak?
Ya enggak mbak.
O.. jadi kamu simpen sendiri ya.
Iya.
Kalau sama keluarga berarti baik-baik aja
ya?Pernah marah-marah nggak ayah ibu
kamu?
Nggak pernah mbak.
Kalau saudara kandung adek cuma satu ya?
Iya mbak, Cuma punya adek doang.
Yang cowok itu ya?
Iya
Siapa namanya?
Nanang
Hubungan informan yang
sangat dekat dengan
keluarga (Ayah, ibu, dan
adik)
Informan tidak pernah
bercerita tentang bullying
yang dia alami
Tidak ada kekerasan
dalam keluarga
Informan punya satu
saudara kandung
113
35
40
45
50
55
60
65
70
75
O Cuma dua bersaudara sama dek Nanang
doang ya. Sering berantem nggak hayo.
Hehehehe.
Kalau ayah ibu sama Ita atau dek Nanang
itu perhatiannya sama, atau lebih perhatian
ke adek atau lebih perhatian ke dek
Nanang?
Sama kok mbak
Kalau dukungan dari keluarga sering adek
dapetin ya, misalnya dalam bentuk apa sih
dukungan itu?
Ya dukungannya langsung dan nggak
langsung.
Contohnya langsung itu apa?
Kalau langsung tu misalnya itu lo mbak, misal
sekolahnya dianterin.
Kalo secara nggak langsung apa?
Ya kalo nggak langsung ya kayak moril ma
do’a itu mbak.
Perhatian juga ya dek?
Nah iya
Kayak fasilitas les juga itu kan ya dek?
Iya mbak, les privat aku
Oke. Oya tadi kan bahas keluarga ya,
sekarang kalo pendapat adek tentang diri
sendiri gimana sih?
Ya saya ya apa adanya kayak gini mbak,
seorang manusia yang tidak luput dari dosa,
terus banyak kekurangan, ya penuh kekurangan
lah mbak kalau aku menilai diri sendiri.
Oh gitu, tapi pasti punya kelebihan dong.
Apa aja sih kelebihan kamu?
Kelebihannya tu apa ya mbak, cengeng mbak
kayaknya. Hehe
Kelebihan kok cengeng?
Ya kalo kelebihan kayaknya secara kasat mata
nggak ada dan secara fisik juga nggak ada ya
mbak, mungkin secara batin mbak
kelebihannya,
Oh gitu
Iya,
Secara batin tu gimana sih?
Ya mudah simpati dan empati.
Oh mudah melihat kelebihan orang lain gitu
ya?
Iya
Perlakuan orang tua adil
Orang tua informan
memfasilitasi kebutuhan
sekolah informan
Orang tua informan
memberikan dukungan
moril
Orang tua informan
memberikan fasilitas
bimbingan belajar kepada
informan
Pandangan informan
tentang diri sendiri yang
banyak kekurangan.
Kelebihan dalam diri
informan: mudah simpati
114
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
Kalau empati gimana tu?
Ya kalo aku lihat orang susah aku juga ikut
susah.
Oh gitu, trus kalo menurut kamu
kekurangan kamu apa?
Banyak mbak nggak usah dijelasin. Hehe
Oh ya deh, setiap orang pasti punya
kekurangan ya.
Iya
Kalo menurut kamu nih, kamu udah puas
belum dengan diri kamu sendiri?
Belum
Apa sih yang bikin kamu merasa belum
puas?
Pengen bahagiain orang tua
Oh, pengennya bahagiain gimana?
Ya bisa kayak yang lain gitu mbak
Gimana sih contohnya? Hehe
Mandiri mbak
Oh gitu, trus?
Ya bisa melakukan sesuatu gitu.
Oh, ya, katanya kamu pinter nulis ya?
Ya itu ya cuma tentang kesedihan aku, kalo
aku lagi ada masalah apa gitu aku tulis
Berarti kayak diary ya?
Iya tapi dalam bentuk cerita.
Cerpen ya?
Iya
Kamu kasih tokoh ya?
Iya tapi itu mengisahkan aku mbak
Oh gitu. Kamu nulis-nulis gitu kamu mulai
sejak kapan?
Lama mbak, pernah aku kemaren mau bikin
kerangka novel gitu tapi nggak jadi.
Kenapa?
Ya karena tokohnya yang ada di situ bikin aku
jengkel mbak.
Lho.. kan yang bikin kamu to?
Iya, kan tokoh utamanya kan aku to mbak,
ibaratnya yang bikin jengkel tu tokoh
keduanya.
Kenapa?
Ah aku malu mbak.
Gapapa, nggak usah malu.
Ya kan remaja tu gimana kan ya mbak, pasti
ada kisah-kisah gitu.
Informan mudah
berempati kepada orang
lain
Informan belum puas
dengan keadaan sekarang
Harapan informan:
membahagiakan orang
tua
Harapan informan:
mandiri
Informan hoby menulis
115
130
135
140
145
150
155
160
165
170
Oh yayaya, mbak ngerti. Trus trus?
Nah tokoh keduanya itu udah pergi mbak, udah
lulus. Hehe
Oh.. jadi ceritanya berhenti gara-gara tokoh
keduanya udah lulus?
He’em, ya aku jadi males mbak, padahal udah
lama gitu mbak nulisnya.
Udah banyak?
Ya lumayan mbak. Tapi kalo cerpennya udah
jadi mbak, cuma novelnya yang belum.
Oh gitu, nggak kontek lewat bbm atau sosial
media po?
Enggak mbak, aku kan orangnya cuma suka
mengagumi dalam hati.
Enggak yang suka ngajak ngobrol gitu?
Enggak mbak, aku sadar aku ini siapa.
Ya gapapa, kamu kan juga kelebihan
banyak.
Enggak mbak, ibaratnya aku tuh kayak
pungguk merindukan bulan mbak.
Ah enggak lah dek, tiap orang pasti ada
jalan yang baik. Trus seneng bikin apa lagi
selain cerpen?
Kan aku seneng nulis puisi kan mbak, trus aku
punya idola, idola ku tuh charly ST12.
Oh iya yang sekarang vokalisnya setia band
ya?
Nah iya, itu kan aku awalnya suka nonton itu
kan mbak, trus aku disamping aku suka nulis
cerpen aku juga nyoba nyiptain lagu, nyoba
pakek piano, trus aku bikin puisi, trus aku coba
bikin musikalisasi puisi gitu mbak.
Oh gitu. Keren ya. Udah jadi sekarang?
Udah mbak.
Nggak kamu kirimin kemana gitu?
Enggak ah mbak cuma buat menghibur.
Cuma buat kamu dengerin sendiri?
Iya.
Kalo cerpen tadi nggak kamu kirim ke
redaksi gitu?
Enggak mbak soalnya kalo lewat email
biasanya nggak ada pemberitahuan gitu mbak.
Jadi aku cuma kumpulin aja deh filenya di
microsoft word.Dulu aku pernah ngirimin juga
kok mbak tapi atas nama sekolah, aku pernah
menang tingkat DIY kalo nggak salah,
Informan senang
mengagumi orang diam-
diam
Pandangan informan
tentang dirinya
Informan mempunyai
idola: Charly ST12
Informan hoby menulis
puisi dan mencipta lagu
Prestasi informan: juara
cerpen tingkat DIY
116
175
180
185
190
195
200
205
210
215
judulnya cahaya yang tak kunjung padam.
Wah hebat. Trus karya mu di muat di mana
gitu nggak?
Nggak tau aku mbak, aku kan sama gurunya
cuma suruh nulis, trus yang ngirimin sekolah,
trus dapet sertifikat sama piala, tapi pialanya di
sekolah mbak.
Wah keren ya. Kalo lagu tadi juga karya
berdasarkan kisah nyata dek? Iya mbak, bikinnya kalo aku lagi galau gitu,
pokoknya karyaku tu galau-galau semua mbak,
kalo aku suruh nulis yang seneng tu malah
bingung mbak, soalnya aku nggak pernah
seneng mbak.
Masa sih? Hehe. Pasti ada senengnya kan,
nulis aja pas seneng. Hehe. Kalo fiksi bisa
nggak?
Bisa, aku tuh suka menghayal mbak, suka
berimajinasi. Hehe.
Wah bagus tu dek. Hehe. Oya kalo di
sekolah tuh ada yang temen-temen deket
yang dukung bakat kamu ini nggak?
Enggak mbak, temen-temenku tuh kalo liat aku
bikin apa gitu malah kayak sewot gimana gitu
mbak. Trus kalo temen-temen deketin tuh
kayak kalo ada perlunya aja mbak. Kayak
deketnya pamrih gitu mbak, nggak tulus, yang
tulus kayaknya nggak ada e mbak.
Oh, kalo Isti itu gimana? Pokoknya yang
duduk deket kamu itu lo.
Banyak e mbak, mereka tu kalo sama aku tu
baik mbak, tapi ya baiknya cuma sekedar
teman biasa, nggak lebih.
Nggak yang suka curhat bareng gitu?
Enggak mbak, ya Isti itu pernah curhat sama
aku, ya aku cuma jawab ya yang sabar gitu.
Kalo adek suka curhat sama Isti nggak?
Ya iya tapi nggak semua aku curhatin sama
dia, soalnya dia ember e mbak, ceplas ceplos e
mbak.
Oh gitu, jadi cerita apa sampek mana gitu
ya.
Iya.
Jadi kalo kamu mau cerita ke siapa?
Ya aku cerita ke hatiku sendiri, trus Allah yang
dengerin.
Perasaan informan: tidak
pernah bahagia
Pendapat informan
tentang teman-temannya:
teman yang pamrih
Informan sering bercerita
kepada teman satu
bangku
Informan senang
merenung dan berdoa jika
117
220
225
230
235
240
245
250
255
260
Asik, gitu ya, keren keren. Jadi kalo ke
temen enggak ya?
Enggak.
Kalo lagi galau gitu nggak cerita ke siapa-
siapa?
Iya
Lha kalau di rumah kamu lagi galau gitu
gimana?
Ya aku nangis, bikin puisi, denger lagu galau
gitu, wah jan mbak enak banget mbak kalo
udah kayak gitu.
Oh kayak gitu malah bikin enak?
He’em bisa lega.
Bisa plong ya, mungkin berdoa, solat gitu
nggak?
Ya he’eh solat gitu bisa lega.
Sip sip, keren. Kalo pendapat kamu tentang
temen-temen kamu gimana? Misal temen
pas kamu di SD, atau SMP, atau SMA
sekarang?
Ya kalo SD itu ya kayak gitu mbak. Paling kalo
SD tuh masih suka pilih-pilih gitu kan mbak.
Aku tu yang paling terpojok dan nggak punya
temen ya mbak kalo SD. Trus SMP sejak awal
SMP aku kan kalo nggak diajak bicara nggak
mau bicara duluan, ntar ndak dikira sok kenal
kan mbak. Kan aku kira temen-temen yang
deketin aku. Eh ternyata enggak. Mereka
diemin aku jadi kan aku nggak mungkin bicara
duluan. Jadi aku tu dari kelas satu, dua, tiga,
aku tu kayak terasing gitu mbak pas SMP
kayak bukan apa-apa.
Oh gitu, kalo SMA?
Kalo SMA ini malah aneh e mbak. Temen-
temen tu sukanya deketin aku terus mbak.
Ya malah enak kan dek. Hehe
Ya malah aku jadi kebiasa sendiri tuh malah
jadi nggak nyaman gitu lo mbak, kayak pas
ulangan gitu kan sejak SD SMP gitu kan kayak
nggak pernah ada yang nanya kan mbak, lha
sekarang malah ditanya-tanya, dipanggil-
panggil gitu.
Oh berarti SD ada yang suka gerombol,
SMP terasing dan SMA malah sukanya
deket-deket ya?
Iya
mempunyai masalah
Informan jarang bercerita
ke orang tentang
masalahnya
Informan meredakan
masalahnya dengan solat
dan doa
Pendapat informan
tentang teman SD: selalu
memojokkan
Informan tidak PD
mengajak bicara orang
terlebih dulu karena takut
disangka sok kenal
Informan merasa terasing
saat SMP
Informan merasa lebih
senang dengan temen di
SMA
Informan merasa terbiasa
sendiri saat SD dan SMA
118
265
270
275
280
285
290
295
300
305
Berarti SMA malah banyak temen ya?
Iya mbak. Hehe.
Trus ngomongin pergaulan pas sekolah ya
dek. Adek kapan ngrasa mengalami
bullying? Aku kok diginiin sama temen-
temen aku gitu sejak kapan ngrasain?
Ya sejak SD itu mbak. Ya kan dulu aku
awalnya di SD W1 itu kan karena di sana aku
cuma 2 tahun mbak, kelas satu sama kelas dua
trus karena kelas tiga kelasnya pindah ke atas
trus aku pindah sekolah ke SD W2. Nah dari
kelas 5 temen-temen ku tuh kayak nggak bisa
nerima aku gitu lho mbak
Gimana itu nggak bisa nerimanya?
Ya kayak gitu lah mbak, ya kayak
menggerombol gitu lho mbak, bikin kelompok
yang memprofokasi biar nggak ada yang mau
deket sama aku. Misal ada satu orang yang
mau deket sama aku, trus sama si geng itu
mereka jelek-jelekin biar dia nggak jadi deket
sama aku.
Itu kejadiannya di mana?
Dikelas mbak pas intirahat
Dipengaruhin ya?
Iya, tapi aku di SD ada kejadian bagus lho
mbak.
Apa?
Itu kan kejadiannya waktu jumatan, aku dapet
temen. Waktu itu pas kelas enam ya mbak. Aku
kan kalo nunggu jemputan dii deket masjid
depan sekolah ya mbak. Lha aku ketemu anak
cowok, dia deketin aku, pernah bilang sini aku
boncengin aja.
Jadi dia seumuran sama adek?
Iya tapi nggak satu sekolah sama aku,
ketemunya ya pas jumatan itu, kan sekolahku
deket masjid itu.
Oh yang masuk gang ke kampung itu ya?
Iya
Emang dia udah bisa naik motor?
Nggak, sepeda.
Oh, ya
Tapi aku ketemu dia cuma 5 hari. Setelah dia
tau aku kayak gini dia jadi nggak mau temenan
sama aku lagi mbak.
Oh gitu, trus kamu brapa hari ketemu sama
Awal informan menjadi
korban bullying: saat SD
Bullying yang dialami
informan: Informan
mengalami bullying
psikologis (dikucilkan)
Tempat terjadinya
bullying di kelas dan saat
istirahat
Hal berkesan saat
informan SD bertemu
dengan anak yang baik
119
310
315
320
325
330
335
340
345
350
355
dia?
Bentar, satu, dua, tiga, mungkin cuma lima
kali. Hari pertama ya cuma biasa ya, hari ke
dua kenalan, hari ketiga dia tau aku, hari
keempat itu dia cuma langsung masuk masjid
gitu aja.
Oh gitu.
Iya mbak. Kirain tu aku bakalan punya temen
yang bener-bener temen gitu lo mbak, aku kan
nggak pernah punya temen. Aku kira dia
jawaban dari semua doa doa ku ternyata
enggak.
Berarti di SD nggak pernah ada sahabat ya?
Enggak.
Brarti kalo SD Cuma yang itu tadi ya yang
nawarin boncengin. Kalo di SMP gimana?
Apanya dulu mbak?
Temen-temennya, lingkungannya?
Temen yang jahat, baik, apa yang gimana?
Semuanya, hehe.
Kalo yang masalah cinta ya.
Oh ya boleh boleh
Kalo pas SMP naksir-naksir biasa gitu mbak.
Oh pernah naksir temen waktu SMP?
Aku tu sebenernya orangnya mudah jatuh cinta
lho mbak sama orang.
Oh gampang simpati ya?
Iya, asal orangnya baik aku lagsung bisa care
sama dia mbak. Aku tu sering berdoa sama
Allah pengen banget punya sahabat deket gitu.
Kalo aku deket sama cowok tu aku kira tu dia
mau jadi sahabat. Aku kira tu dia jawaban dari
semua doa doa ku ternyata enggak.
Oh, waktu SMP ya itu.
Iya SMP, waktu SMA banyak mbak. Hehehe.
Kalo SMP tadi kira-kira berapa tahun
kamu deket?
Ya tapi kan aku cuma mengagumi, cuma dari
paras aja to mbak.
Tapi nggak pernah ngobrol?
Enggak, aku kan cuma seneng mengagumi
dalam hati.
Berarti nggak pernah ngobrol ya?
Enggak.
Emm..lha tadi waktu SMA banyak itu
gimana?
Informan tidak punya
teman semasa SD
Informan mudah simpati
pada orang
Informan sering berdoa
agar mendapatkan teman
Informan senang
mengagumi seseorang
diam-diam
120
360
365
370
375
380
385
390
395
400
Ah malu aku mbak. Hehe. Ya dari kelas satu
dulu deh ya mbak. Kalo di SMA ini kelas satu
kelas dua sama kelas tiga tu malah beda beda
terus lho mbak temenku.
Kelas satu dua tiga itu kelasnya pindah-
pindah nggak?
Ya kalo itu lho, kakak kelas kok.
Lho kok malah kakak kelas?
Enggak, kalo yang dari temen sekelas tu nggak
ada e mbak, malah kakak kelas terus yang
deket.
Oh gitu. Kalo kelas satu kan ada dua kelas
ya, nah itu temennya sama apa enggak? Apa
diacak gitu?
Ya itu, ada mbak, tapi dia udah keluar malah
aku sering bbm an sama dia.
Oh, lha dia pindah dimana temenmu?
Nggak tau mbak.
Trus habis itu kamu masih punya temen
deket nggak?
Ya ada sih mbak, itu awalnya dia suka pinjem
pensil ke aku mbak, kebetulan dia temennya
pacarnya temen sekelas ku.
Oh iya.
Dia kan sering pinjem pensil to mbak, lha dia
tu gitu lho mbak ngomongnya itu tu manis
banget itu mbak. Kan aku sering minjemin,
waktu itu aku dikasih tau sama si Anggi kata
nya dia tu suka sama aku.
Oh, terus?
Aku nggak tau mbak, kan aku cuma dikasih tau
sama Anggi, trus temen-temenku yang lain
juga bilang kalo dia pinjem pensil ke aku Cuma
buat strategi deketin aku.
Emm, itu kata temen-temen ya. Trus?
Ya kan,
Eh tapi kamu sering ngobrol-ngobrol juga
nggak sih sama dia?
Ya cuma pas minjemin pensil itu doang.
Oh yaya, itu sampek kelas berapa kamu
deket sama dia?
Ya kan cuma setaun mbak, habis itu dia lulus.
Oh iya ya. Trus yang bbm an tadi juga
udah?
Ya Allah mbak, aku tu kesel lho sama dia ya
sebut saja dia A.
121
405
410
415
420
425
430
435
440
445
Hahaha..iya deh.
Sek sebelumnya yang suka pinjem pensil itu
aku sempet nulis cerpen juga mbak tak terbitin
di blog ku, eh temenku baca, aku malu mbak.
Pada tau ya?
Ada yang tau mbak.
Oh gitu.
Trus yang kelas dia dah punya pacar waktu itu,
tapi aku nggak tau, dia tu sukanya godain
mbak, tapi dia tu dari awal ternyata dia suka
tebar pesona nya ke semua orang mbak.
Oh ya. Trus?
Aku inget waktu itu pertama ketemu dia nyasar
di kelasku, trus duduk di sampingku, trus dia
nanya nama.
Oh, ya, trus?
Tanya rumahnya mana juga. Aku tu malah
takut e mbak kalo dideketin cowok kayak gitu.
Oh gitu, takut apa malu?
Dua-dua nya.
Kenapa?
Aku kan nggak biasa mbak.
Oh ya,
Lha kan aku kira dia juga bakalan mau jadi
sahabat aku kan mbak, pertemuan sampek
ketiga kan dia baik ya, masih pinjem bolpen,
trus selanjutnya dia tanya namaku lagi, eh
kemaren siapa namamu? Gitu sambil mainan
kursi ku. Trus aku jawab sambil takut gitu.
Trus dia muji aku kok kamu rajin banget sih.
Oh ya, dia muji kamu ya.
Iya trus pertemuan ketiga aku dapet dari temen
sekelas ku, tapi jangan cerita sama temenku ya.
Enggak-enggak.
Ya itu aku ketemu temenku namanya Mila, eh
katanya si A tadi emang suka deketin semua
cewek, punya tujuan buat nyakitin hati semua
cewek. Trus aku mak deg gitu mbak.
Trus prasaan mu gimana kalo kayak gitu?
Jengkel mbak, ya Allah. Aku kira dia tu tulus,
ternyata kayak gitu.
Padahal kamu berharap kalo dia tulus mau
temenan sama kamu?
Ya iya.
Oh ya, jadi kamu bisa nyimpulin temen
SMA mu deketin kamu nggak tulus
Informan hoby menulis di
blog
Penguat anggapan
informan bahwa teman-
teman nya tidak tulus
122
450
455
460
465
470
475
480
485
490
mungkin dari pengalaman yang itu juga?
Iya.
Trus apa lagi yang bikin kamu yakin kalo
temen SMA mu deketin kamu nggak tulus?
Ya dia tu cuma mau, ya kalo deket sama aku
cuma kalo suruh ngajarin, ya mau deket, kalo
nggak suruh ngajarin ya dia nggak mau deket.
Ya mungkin kalo yang nggak ada angin nggak
ada hujan suka deketin aku tu ya si Isti itu
mbak. Kalo yang laennya tu agak gitu.
Oh, ya. Yang ada maunya itu ya. Tapi
waktu jam istirahat itu kamu di kelas nggak
sendirian kan itu, pasti ada temennya.
Ya kan mereka jajannya di luar trus dimakan di
sekolah mbak, di kelas.
Oalah, makanya ga pernah sendiri ya.
Emm..kalo balik ke yang SMP tadi gimana
temen-temenmu yang diem?
Ya aku juga nggak tau e mbak temen-temenku
itu lho. Kalo dibilang nakal ya nggak ada yang
nakal ya mbak. Aku nggak bisa menilai mereka
kayak apa, buruk atau apa, karena nggak
pernah ada komunikasi mbak.
Oh, kalo misal ada kayak kelompokan gitu?
Ya dulu tu mereka kayak kasihan sama aku
mbak, trus mereka tu kayak nggak ngijinin aku
ikut ngerjain. Kebalikan SMA ini yang
biasanya suruh aktif yang lainnya tu malah
diem tok, kelompokan aku yang ngerjain yang
presentasi, yang bikin ppt, malah dah pernah
suruh bikin makalah seratus halaman aku lo
mbak yang ngerjain, nggak nyapek seminggu
jadi langsung.
Oh, nggak ada yang bantuin?
Lha kalo temen-temenku bantuin tu malah
nggak jadi e mbak.
Oh gitu, kalo di SMP tadi gimana? Malah
nggak suruh ngerjain?
Iya, kan kalo aku mau bilang duluan ikut gitu
kan takut dikira sok. Aku tu nggak bisa e mbak
kalo sama orang kalo aku nggak diajak
ngomong duluan mbak.
Oh, mau ngomong duluan malu, nggak
berani gitu?
He’em.
Trus mereka bilangnya ke adek gimana,
Anggapan informan
tentang teman-teman
yang tidak tulus
Saat SMP informan tidak
kenal dengan teman-
teman sekelasnya karena
tidak pernah berbincang
Teman SMP seperti iba
pada informan
Informan menjadi siswa
yang paling aktif di SMA
Kepribadian informan
yang pendiam: tidak mau
bicara lebih dulu
123
495
500
505
510
515
520
525
530
535
kamu nggak usah ngerjain gitu?
Ya enggak, ya cuma misalnya ya gimana ya
mbak, ya langsung aja dia tu ngambil bukunya
gitu mbak, langsung dikasihin ke anak yang
lain, misal kelompokan lima orang ya bukunya
dibawa sama anak ke empat atau ketiga gitu.
Oh, tapi kan itu yang bentuk kan guru ya,
trus nggak dapet sangsi? Tapi itu namamu
dimasukin nggak sih?
Tetep,
Oh tetep dimasukin di kelompok ya
walaupun kamu nggak ikut ngerjain?
He’em malah aku tu malah pernah lho mbak
pas dapet tugas apa gitu aku malah dapet hasil
jadinya.
Oh, jadi tetep dapet nilai ya?
Iya.
Inget nggak nama temen-temenmu yang
kayak gitu?
Emm. Isti,
Oh namanya Isti juga?
Isti beda, Isti yang itu juga dari SMP tapi beda
kelas, dia kan B aku A. Temenku ada sri, risa,
sefi, yuli, tri, banyak e mbak, limabelas.
Oh, tapi itu sama sekali nggak ada
komunikasi?
Komunikasi cuma kalo ada perlu.
Contohnya perlu apa?
Misalnya, ya itu tadi ada tugas.
Kalo misal jam istirahat gitu pada sibuk
sendiri-sendiri? Nggak diajak ngobrol?
Enggak. Ya mungkin mereka mau ngobrol kalo
aku ngajak ngobrol dulu, kan kalo aku kan juga
nggak mau ngobrol, hehehe.
Hehehe, podo wae, brarti kamu juga nunggu
mereka ngajak ngobrol duluan. Emm balik
lagi lha kalo di SD?
Kalo SD malah ya itu tadi lho mbak malah aku
ada komunikasi, tapi pas aku diejek itu lho
mbak aku jadi diem, itu kelas 3, mungkin
masih tahap penyesuaian ya mbak ya.
Yang di wirobrajan 2 ya?
Iya, kelas tiga itu masih tahap penyesuaian,
kelas empat itu ya biasa, trus kelas lima aku
milai dipojokin gitu lho mbak.
Emm.. sama temenmu yang siapa namanya?
Komunikasi informan
dengan temen-temennya
sebatas membicarakan
tugas sekolah
Informan mulai
dipojokkan oleh teman-
temannya sejak kelas 5
SD
124
540
545
550
555
560
565
570
575
580
585
Nanda, trus Dini, levi.
Oh iya, bertiga ya?
Iya yang provokator.
Emm, trus katanya pernah didorong? Oh iya waktu itu aku pernah didorong itu lho
mbak ya tapi aku bisa nahan.
Tapi nggak papa ya, itu kenapa sih mereka
kok kayak gitu?
Aku juga nggak tau e mbak.
Kira-kira deh. Hehe.
Ya mungkin sirik, trus nggak suka sama aku,
trus itu kan kelas tiga itu kelasnya masih di
bawah semua kan mbak, trus kan gempa itu
kelas tiga to aku, ruangannya rubuh semua,
pindah ke UMY, itu selama kelas 4 ma kelas 5
itu aku di UMY terus, dua tahun aku di sana
trus kelas lima semester dua tu aku udah
pindah ke sekolah lagi, sekolahnya udah bagus
mbak, udah tingkat trus aku pindah situ to,
temen-temen pengennya pindah atas to mbak,
trus pada nyalah nyalahin aku, katanya
kelasnya nggak pindah ke atas gara-gara aku
nggak bisa jalan.
Emm.. gitu, yang nyalah nyalahin bertiga
itu apa ada yang lain?
Ya yang nyalahin ya yang tiga itu.
Mereka kenapa sih kayak gitu?
Ya sirik juga, katanya kalo aku dapet nilai
bagus tu katanya nyontek, padahal aku nggak
pernah nyontek.
Ngomomh langsung?
Iya.
Oh kalo yang didorong itu tadi kenapa sih?
Ya si Nanda itu tu centil banget mbak, suka
salah tingkah, kalo dia ngejek tu suka pakek
kata-kata kasar, trus kalo aku dikatain tu aku
cuma diem kan, ya aku cuma diem tapi dia
tetep sering mengumpat, kasar banget, aku
cuma diem tu aku berdoa gitu lho, mudah-
mudahan tu kalo dulu lho, semoga dia dapet
azab gara-gara suka ngejek aku.
Oh pernah berdoa kayak gitu?
Sering kali mbak, aku tu waktu SD tu isi nya
tangisan semua mbak.
Oh gitu, selalu bikin ulah ya, trus kalo
didorong itu cuma sekali?
Bentuk bullying yang
dialami informan:
bullying fisik yaitu
didorong
Penyebab informan
dibully: teman-teman
sirik dan tidak suka
Penyebab informan
dibully: informan
penyebab tidak pindah ke
kelas yang baru
Penyebab informan
dibully: sirik karena nilai
bagus
Respon informan
terhadap tindakan
bullying: diam
Informan sering sedih
dan menangis saat SD
125
590
595
600
605
610
615
620
625
630
Kayaknya iya mbak.
Trus perasaan kamu gimana waktu itu?
Sedih, takut.
Oh, belum bisa langsung memaklumi ya?
Kalo itu mungkin pertama kali iya, maklum,
tapi karena berkali kali gitu ya sakit.
Oh, kalo yang kena fisik itu cuma sekali ya?
Ee..kayaknya iya, oh pernah dicubit deng.
Trus apa lagi, ditabok mungkin?
Kalo ditabok nggak pernah mbak.
Ditendang?
Nggak pernah.
Brarti cubit ya, itu kenapa sih? Oh ya centil
itu ya, hehe.
Iya mbak, centil dengki mbak.
Kamu sakit hati ya digituin?
Banget mbak, aku nggak bakal ngelupain yang
sedih sedih itu mbak.
Emm.. kalo misalnya habis kejadian itu
ketemu mereka perasaan kamu gimana?
Habis kejadian kamu disakitin.
Ya mungkin aku cuma nundukin kepala aja.
Aku nggak pengen ada komunikasi, walaupun
aku dah maafin.
Emm..tapi nggak ada yang tau ya orang tua
sama guru?
Enggak kan kejadiannya pulang sekolah mbak.
Kalo pas istirahat pernah nggak?
Enggak ya paling cuma ngumpat ngumpat gitu
mbak dia.
Oh gitu.Lha kalo pas kamu mengalami hal-
hal yang nggak enak gitu kamu punya
teman dekat nggak sih?
SD nggak ada
Brarti nggak ada yang belain kamu ya?
Ah belain, nggak ada, SD yang bikin aku
seneng ya cuma hari jumat itu tadi, dikit
banget. cuma beberapa hari.
Oh gitu, yayaya..Trus kalo misalnya kamu
ketemu sama mereka bertiga lagi, perasaan
kamu gimana?
Ragu mbak kalo mau ketemu mereka lagi, ya
biasa aja lah.
Tapi kamu punya harapan nggak sih buat
bersikap baik sama mereka?
Ya kalo kayak gitu aku dari dulu tetep bersikap
Informan merasa sedih
dan takut saat dibully
Bentuk bullying yang
dialami informan:
bullying fisik (dicubit)
Informan merasa tidak
bisa melupakan kejadian
bullying semasa SD
Tingkah laku informan
terhadap pelaku bullying:
selalu diam, walau sudah
memaafkan
Waktu terjadi bullying:
pulang sekolah.
Bentuk bullying yang
dialami informan:
bullying verbal
Tidak ada teman lain
yang membela informan
Informan merasa ragu
jika ada kesempatan
bertemu pelaku bullying
lagi.
Informan tetap bersikap
126
635
640
645
650
655
660
665
670
675
baik lho mbak walaupun mereka jahatin aku.
Misal mereka mau tanya tentang apa, atau
mereka mau nyontek juga aku kasih mbak. Kan
aku punya harapan dengan aku kayak gitu
mereka juga baik, tapi enggak.
Tapi kamu punya tekanan psikologis nggak
sih karena kejadian itu?
Iya mbak.
Kalo karena kejadian itu nilai akademiknya
jadi berkurang nggak?
Enggak sih, tetep nilaiku
Emm.. ya, tapi kamu ada keinginan buat
bales nggak sih dek?
Kalo dulu sih iya, dulu waktu masih terjadi,
tapi kalo sekarang enggak lah mbak.
Tapi kalo kamu ada kesempatan buat
ketemu sama mereka gimana?
Enggak ah mbak, pasti mereka ntar ngejelek
jelekin aku, aku takutnya kalo mereka masuk
ke sekolah ku yang sekarang ini takutnya
mereka malah nyebar kejelekan.
Oh gitu, tapi kamu masih mau berhubungan
baik nggak, misal ada kontek?
Iyaa.. tetep mau.
Emm..ya, tadi kamu awalnya pengen bales
perlakuan mereka juga ya, nggak langsung
bisa memaklumi?
Ya, balesnya sih nggak secara langsung mbak,
cuma berdoa aja, biar mereka dapet azab, aku
kalo nangis aku suka berdoa kok mbak dari
dulu, makanya aku, tu cengeng mbak, gampang
nangis mbak,
Oh gitu, tapi di dalem hati kamu terus bisa
maafin mereka nggak habis itu?
Iya aku maafin.
Oh, ya.. kamu tetep memperlihatkan itikat
baik nggak sama mereka walaupun mereka
udah jahat?
Iya mbak, kan selalu aku tadi dah bilang.
Oh, ya..Tapi mereka tu pernah minta maaf
nggak sih sama kamu?
Astaghfirullah nggak pernah mbak, malah
mereka tu kayak nggak pernah punya salah.
Emm nggak pernah nyadar ya, emm trus
cara kamu memulihkan perasaan kamu
yang disakitin gituu gimana?
baik saat masih bertemu
dengan pelaku
Harapan informan
dengan bersikap baik:
agar pelaku juga bersikap
baik
Kejadian bullying tidak
mempengaruhi nilai
akademiknya
Sempat ada keinginan
untuk membalas, namun
sekarang hilang
Informan tidak ingin
bertemu dengan pelaku
bullying
Informan tetap mau
berhubungan baik dengan
pelaku apabila ada kontak
Informan sering berdoa
agar pelaku mendapat
balasan dari Allah
Informan bisa
memaafkan pelaku
Informan tetap mau
bersikap baik dengan
pelaku
Pelaku tidak pernah
meminta maaf kepada
informan
127
680
685
690
695
700
705
710
715
720
Nangis, berdoa, dengerin lagu, kalo di rumah
sendiri aku sering nyanyi sama bikin puisi, kalo
nggak ada orang mbak. Hehe.
Emm jadi selalu berdoa ya,
Iya mbak, menurut aku Allah selalu dengerin
doa doa ku. Buat aku penting banget mbak,
cuma Allah yang bisa bikin aku lega
Jadi banyak ya manfaat dari berdoa, solat,
merenung gitu banyak ya.
Iya
Emm tapi kamu tu pernah nggak sih
berhubungan dekat sama mereka?
Enggak mbak.
Emm jadi bukannya pernah deket terus
breng gitu ya.
Iya.
Kalo sama temen-temen yang lain kamu
takut dijauhin nggak?
SD malah aku dijauhin semua mbak, udah
biasa.
Kalo di SMP?
Di SMP apa yang mau ditakutin mbak, misal
aku duduk, mereka lewat depan ku, senyum aja
enggak, aku sering mikir aku ki setan po yo.
Hehe..
Tiga tahun kayak gitu dek?
Iya mbak.
Tapi kamu merasa gimana waktu itu? Sakit
hati atau gimana?
Ya aku cuma suka mbatin ya Allah kenapa
mereka nggak mau deket sama aku, nggak mau
akrab sama aku, aku kan bisa akrab kalo
mereka akrab.
Emm.. jadi kamu juga diem aja ya.
He’em.
Tapi kamu dah pernah berempati nggak?
Kayak mencoba melihat dari sudut pandang
mereka kenapa mereka berbuat kayak gitu?
Pernah, kayak temen SD ku tadi mungkin
mereka juga pengen nempatin kelas baru, aku
juga sadar mungkin ni gara-gara aku,
keadaanku yang kayak gini.
Kalo menurut kamu yang mereka lakuin itu
kelewatan nggak sih?
Ya kelewatan, karena aku yang ngalamin ya
mbak ya, padahal kan aku nggak berbuat salah
Informan memulihkan
perasaannya dengan
menangis, dan berdoa
Informan memiliki
keyakinan yang kuat
terhadap Allah yang
selalu mendengar doa nya
Informan merasa berdoa
membawa banyak
manfaat bagi dirinya
Informan tidak pernah
ada hubungan dekat
dengan pelaku
Informan merasa biasa
dijauhi oleh teman-
temannya
Informan merasa seperti
makhluk halus yang tidak
terlihat saat SMP
Informan berempati:
memahami para pelaku
yang ingin menempati
kelas baru
Anggapan informan
tentang kejadian yang
128
725
730
735
740
kan mbak, waktu SD itu nggak pindah kelas
juga bukan aku yang minta, bukan orang tuaku
yang minta.
Emm..ya..kalo kamu inget yang sakit sakit
gini kamu ada motivasi nggak biar bisa
gantiin perasaan itu ada nggak?
Ya motivasiku cuma orang tua ku mbak, aku
ke sekolah niat nya cuma mencari ilmu sama
ibadah aku, nggak lebih dari itu.
Trus kamu nangkep sisi positif nggak di
balik semua ini dan tindakan mu maafin
mereka?
Ya mungkin kalo dari SD digituin aku jadi
terbiasa sakit hati udah biasa, nahan air mata,
kuat. Kalo yang SMP itu kan aku didiemin
terus kan, sisi potifnya aku jadi mandiri,
sampek lulus aku nggak bergantung sama
apalah, contekan atau apa. SMA aku jg jadi
seneng punya temen. hehe
Emm.. jadi kuat ya, hehe..
dialaminya: kelewatan
Motivasi untuk kuat:
orang tua dan ibadah
Hikmah yang informan
dapatkan dari kejadian
bullying dan
memaafkannya: lebih
kuat dan bisa mandiri
129
Verbatim Wawancara
Nama : Ita
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 20 Desember 2014
Waktu Wawancara : 18.00 – 18.28
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang gambaran diri subjek dan
pengalaman-pengalaman subjek selama sekolah.
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W2/Ita
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Kalo akademik adek waktu adek mengalami
bullying itu gimana dek, nilainya bagus
nggak?
Fluktuaktasi mbak naik turun naik turun.
Fluktuasi dek.
Nah iya mbak fluktuasi. Hehe.
Hehe. Inget nggak waktu turun itu kapan?
Pas kelas enam mbak.
Oh malah kelas enam ya.
Iya mbak, pas awal pindah kelas tiga itu malah
bagus mbak, soalnya kan aku pindahan dari SD
wirobrajan satu kan, itu kan pendidikannya
cepet mbak nggak kayak wirobrajan 2. Jadi aku
pindah ke situ malah diajarin apa yang aku
udah terima di wirobrajan satu. Jadi kan aku
pinter mbak awal-awal. Hehehe.
Oh gitu. Malah bagus ya nilainya. Kalo
kelas selanjutnya?
Kelas empat ya biasa, ranking brapa ya, dua
kayaknya. Kalo kelas lima udah pindah kelas,
udah mulai dipojok pojokin. Kelasnya nggak
bisa di atas itu.
Oh gitu, berarti menurunnya habis dipojok
pojokin ya?
Iya.
Nah waktu itu kamu gimana dek
menghadapi mereka, ada usaha buat tanya
nggak, kamu kenapa sih sama aku kok
kayak gini?
Enggak, kan tak pendem mbak, aku nggak
berani tanya mereka.
Emm. Kalo temen-temen lain tau nggak sih
kamu dipojokin kayak gitu?
Lha temenku yang lain cuma dikit e mbak, dua
Kondisi akademik
informan
Riwayat pendidikan
sekolah dasar informan
Informan sudah banyak
memperoleh materi
belajar di SD yang lama
Awal mula informan
mengalami bullying:
kelas 5 SD
Informan tidak berusaha
menyelesaikan masalah
dengan pelaku
130
35
40
41
50
55
60
65
70
75
80
belas siswa, enam cewek, enam cowok. Ya
enam cewek ini kan yang tiga yang mojokin
aku, yang dua itu netral. Yang lainnya cowok.
Oh ya, kalo yang cowok cuek ya.
Iya.
Mereka nggak bantuin adek ya?
Enggak, tapi mereka tetep biasa, tetep baik ma
aku kok kadang kadang.
Oh gitu. Nah adek pernah nggak sih bener-
bener merasa dongkol sama mereka?
Ya iya lah mbak.
Trus brapa lama adek bisa bener-bener ah
udah lah biarin aja, gitu.
Ya kalo SMP itu kan udah nggak pernah
ketemu mbak.
Kalo masih dalam satu sekolah gitu gimana?
Ya sama aku tetep biasa, ya mungkin sakit hati
ya iya, baik ya tetep, bener-bener ya pas lulus
SD mbak
Emm.. gitu.. trus katanya kan adek pernah
bilang ah udah lah pasti besok ada yang
bales, gitu adek bisa langsung berpikiran
kayak gitu atau perlu proses yang lama?
Kelas enam itu bisa langsung bener bener
rela maafin atau perlu waktu lama?
Ya aku biasanya itu kalo habis kejadian tu ya
langsung maafin, tapi ya kalo berulang ulang
ya gimana gitu mbak. Hehe.
Emm iya ya.. nakalin dimaafin nakalin
dimaafin ya. Hehe. Emm kalo guru tau
nggak sih apa yang dialami adek di sekolah?
Kan guru sebagai pelindung tu di sekolah.
Enggak mbak, perlakuan guru sama aja mbak.
Dari SD sampai SMP sama aja.
Temen-temen juga nggak mau jadi
pendukung adek ya?
Enggak mbak.
Kalo yang di SMP?
Biasa je mbak di SMP nggak ada cerita di
SMP, diem terus.
Emm iya ya. Pernah ngobrol nggak sih
tanya tanya apa gitu?
Ya pernah kalo cuma tanya tugas, kayak waktu
bikin tugas SBK kan aku dibuatin kan mau tak
tuker uang.
Emm.. jadi komunikasinya dikit ya Cuma
Tidak ada yang membela
informan
Teman yang lain netral
namun tetap bersikap
baik
Informan pernah merasa
sangat marah dengan
pelaku
Informan merasa benar
benar bisa memaafkan
saat sudah SMP
Informan benar-benar
memaafkan pelaku saat
sudah lulus SD
Informan bisa
memaafkan tiap kejadian,
namun selalu berulang
ulang
Guru tidak ada yang
mengetahui kejadian
bullying
Tidak ada teman yang
membantu informan
Tidak ada kesan saat
SMP
131
85
90
95
100
105
110
115
120
125
sebatas tanya-tanya tugas doang.
He’em.
Yang banyak malah yang SMA ini ya, yang
pada deket-deket ya.. hehehe. Kalo yang di
SMP itu juga guru-guru juga nggak begitu
memperhatikan yang dialami adek?
Enggak mbak, biasa aja.
Kalo di rumah ayah ibu tau nggak?
Enggak, kan masalahnya di sekolah, jadi di
rumah ya di rumah, di sekolah ya di sekolah.
Emm.. jadi ayah ibu nggak boleh tau? Yaya.
Oke.Emm menurut kamu tu apa sih yang
bikin susah maafin mereka apa sih? Yang
bikin dongkol banget?
Ya karena berulang ulang-ulang, trus karena
tangan maju, trus kata-kata mereka yang
langsung masuk ke hati mbak.
Tangan maju tu ngapain aja dek?
Ndorong, nyubit mbak.
Emm.. kalo nggosipin kamu di belakang
pernah nggak mereka?
Emm pernah pernah mbak, aku tu pernah
dikatain kalo aku tu harusnya tu nggak sekolah
di situ.
Emm. Ngatainnya di depan adek apa di
belakang?
Di depanku sih mbak. Yang paling jahat itu
yang ngatain.
Emm..trus adek nanggepinnya gimana?
Ya aku kan nggak bisa membalas kata-katanya.
Aku cuma diem.
Perasaan mu gimana dek?
Ya kaget.
Emm.. pengen bales nggak sih sebenernya?
Enggak ah mbak, biar Allah lah yang bales.
Emm..oke oke, kamu bisa langsung
berpikiran kayak gitu ya?
Iya mbak, aku kan kalo ada masalah cuma bisa
nangis dan berdoa lah mbak, bisa meringankan
beban hati.
Cerita sama orang juga enggak ya.
Enggak.
Emm.. itu bikin tekanan psikologis nggak
sih?
Ya tekanan nya cuma kalo ingat kejadian itu
aku cuma nangis mbak. Nangis aja.
Guru tidak mengetahui
jika informan dibully
Orang tua tidak
mengetahui masalah
informan
Faktor penghambat
informan untuk
memaafkan pelaku:
tindakan yang berulang,
bullying fisik, dan kata-
kata yang menyakitkan
Informan mengalami
bullying verbal berupa
kata-kata yang
menyakitkan
Informan tidak membalas
pelaku
Jika ada masalah
informan menangis dan
berdoa
132
130
135
140
145
150
155
160
165
170
Dulu ngerasa takut nggak sih kalo mau
berangkat sekolah?
Enggak mbak biasa aja, aku baik dan selalu ada
harapan mereka juga bakalan baik.
Emm gitu, selalu ada harapan ya.
Iya.
Kalo pas SMP gimana?
Kalo SMP tu nggak ada yang perlu diceritain
mbak, cuma diemin semua.
Emm hehehe. Iya. Tapi diem nya mereka
diem netral ya. Diem cuek.
Iya.
Kalo di SMA gimana?
Apanya mbak?
Tekanan psikologis.
Emm apa ya, banyak mbak. Di SMA tu malem
aku jadiin siang buat belajar terus, tapi malah
di sekolah temen-temenku pada buka HP. Itu tu
batin mbak. Nggak adil. Kayak nggak
menghargai usaha. Masih tanya aku juga. Hah
nyebelin mbak.
Emm gitu, cowok cewek pada kayak gitu
semua? Yang paling sering siapa? Hehe
Nila, siapa ya, rata rata semua mbak.
Emm..yang tekun nggaka ada ya selain
adek?
Mereka tu belajar kalo mau ulangan mbak. Pas
ulangan mereka buka buku. Nah itu saat saat
mereka belajar tu di situ.
Hhehehe.. belajar di kelas.
Iya, trus tanya sama simbahnya.
Hah?
Tanya sama simbahnya.
Oh google. Hehehehe. Kalo kamu nggak
pernah ya?
Enggak
Nah kalo sama temen-temen biasa gitu
kamu takut nggak dek kalo ada yang jauhin
kamu lagi, atau berbuat kayak pas di SD
lagi?
Ya takut lah mbak, bahkan aku takut kalo
ketiga temenku td satu sekolah lagi sama aku
takutnya mereka bakalan menyebarkan berita
buruk ke aku ke temen-temen biar temen-
temen jauhin aku. Takut lah kalo terjadi.
Emm.. tapi nggak pernah kontek lagi ya
Informan selalu berharap
pelaku akan berbuat baik
Informan sering merasa
kesal dengan teman-
temannya yang
menyontek, sedangkan
dia rajin belajar
Informan merasa takut
jika pelaku bullying
semasa SD satu sekolah
dengan dia: takut mereka
menyebar fitnah
133
175
180
185
190
195
200
205
210
215
sama mereka? Kan sekarang gampang ya.
Enggak mbak, enggak ah. Ga ada akses ketemu
Dari group gitu juga nggak ketemu?
Enggak.
Berarti bener-bener los kontek ya.
Iya.
Kalo yang SMP ada nggak yang masih
kontek?
Ya ada, satu sekolah sekarang beberapa.
Masih diem-diem juga sama mereka?
Iya lah mbak, kalo nggak ada perlu ya mau
ngapain mbak.
Emm gitu. Kamu juga nggak ngomong
duluan?
Enggak. Nanti dikira sok kenal mbak.
Ya enggak lah. Hehehe.
Beda kelas juga kok mbak, yang kontek sering
cuma sama Isti.
Emm..kalo yang di SD itu kamu ada nggak
solusi biar kamu nggak digangguin lagi?
Ya cuma diem sama berdoa mbak.
Emm gitu. Menurut kamu kenapa mereka
kayak gitu?
Ya itu gara-gara aku nggak bisa jalan trus
nggak bisa pindah kelas. Trus mereka sebel
sama aku. Katanya harusnya aku nggak pindah
ke situ.
Emm gitu, ada anggapan lain nggak
menurut kamu?
Ya kan cuma itu tadi mbak.
Kalo yang di SMP menurut kamu kenapa
kok mereka diem aja sama kamu?
Aku juga nggak tau e mbak, padahal di SMP
nggak pernah ada masalah. Ya komunikasi tu
ya pernah, tapi ya jarang banget.
Tapi kamu pernah dongkol nggak sih sama
temen SMP kok mereka diem?
Ya aku cuma bertanya tanya kenapa kok aku
didiemin, padahal kan aku pengen deketin,
gitu. Aku cuma berharap mbak, kalo aku
pindah sekolah aku pengen punya temen. Ya
alhamdulillah SMA dapet.
Emm iya. Jadi kamu tetep nggak tau ya
sebabnya.
Iya mbak. Paling ya sama, pilih pilih juga
mbak.
Informan sudah tidak
kontak dengan pelaku
bullying semasa SD
Masih diam ketika
bertemu teman SMP
karena bicara cuma
seperlunya
Informan tidak mau
mengajak bicara orang:
dikira sok kenal
Jika ada masalah
informan berdoa dan
diam
Penyebab informan
dibully karena informan
tidak bisa berjalan dan
gagal pindah kelas baru
Saat SMP informan tidak
mengetahui mengapa
didiamkan
Informan bertanya-tanya
mengapa teman SMP nya
tidak mau berbicara,
informan ingin
mempuyai teman
134
220
225
Emm. Yayaya. Kamu pernah merenung
nggak sih tentang masalah itu?
Sering mbak. Misal malem-malem gitu aku
inget-inget mbak. Tau tau aku nangis mbak.
Kamu sengaja inget-inget?
Iya mbak, dari pada nggak ada yang diinget-
inget. Hehehe. Kan aku juga jadi punya
inspirasi buat nulis juga mbak kalo sedih.
Hehehehe.
Informan sering
merenung tentang
masalahnya
Kejadian sedih menjadi
inspirasi informan untuk
menulis
135
Verbatim Wawancara
Nama : Ita
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 3 Januari 2015
Waktu Wawancara : 18.50 – 19.27
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang gambaran memaafkan terhadap
pelaku bullying
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W4/Ita
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Oh ya tanggal lahirmu tanggal berapa dek?
Anu mbak, delapan belas maret sembilan
enam.
Asli mana dek kamu? Bantul sini juga?
Enggak mbak, dulu sih lahirnya aku di Jogja
mbak, itu lho mbak utara pasar Klithikan apa
ya namanya aku lupa, di situ kan rumah
simbahku mbak.
Oh gitu, berarti tinggal di sini udah lama
belum dek?
Ya sekitar aku SD lah mbak, soalnya kan dulu
rumah ini nggak sekali jadi kayak gini mbak,
nyicil dulu, misal temboknya dulu, lantai, gitu
lah mbak.
Oh gitu. Oya kalo kejadian kejadian yang
bullying dulu itu sebenernya berdampak
nggak sih sama sekarang?
Ya..biasa aja mbak, kan udah nggak pernah
ketemu lagi sama mereka.
Emm.. tapi kalo nemuin situasi yang kayak
gitu lagi takut nggak?
Ya iya lah mbak.
Hehe, tapi untungnya teman teman yang
sekarang malah baik baik ya dek.
Iya mbak.
Kalo SMP kemaren cuma diem ya? Diem
karena takut atau karena malu?
Yaa.. dua dua nya lah mbak, takut, malu, aku
merasa di hadapan mereka tu kayak nggak
pantes gitu lho mbak. Aku tu kalo aku punya
pendapat itu aku selalu merasa kalo aku tu
kecil gitu lho mbak, aku tu sadar aku kayak
apa, aku tu siapa gitu lho mbak.
Tanggal lahir informan:
tanggal 18 Maret 1996
Tempat lahir informan:
Yogyakarta
Saat SD informan pindah
ke Bantul
Dampak kejadian
menyakitkan: tidak
berdampak (biasa saja)
karena sudah tidak
bertemu pelaku
Informan merasa malu
dan takut karena merasa
kecil dan tidak pantas
136
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Emm contoh nya dalam apa tuh, forum atau
apa?
Ya misalnya kalo di kelas gitu ya mbak,
misalnya aku mau jawab apa gitu misalnya aku
bisa tapi tu kadang kadang nggak mau jawab
mbak padahal kan gurunya udah tanya
jawabnya apa aku tu merasa takut, aku tu
pernah ya mbak sering di SMP misalnya aku tu
bisa jawab to, gurunya juga tanyanya langsung
ke aku, nanti aku malah dikatain kayak gini,
wah anis ki sok pinter.
Emm ada yang kayak gitu?
Ada, sering.
Kamu denger tu ada yang ngomong gitu?
Denger mbak, ada yang bilang juga wah koe ki
ngopo to ndadak pinter barang.
Ah paling mung keguyon.
Enggak mbak serius itu.
Padahal gurunya juga udah nanya langsung
ke kamu ya.
Iya.
Kadang kan ada ya yang gurunya nanya ke
semua kadang kan malu kalo mau tunjuk
tangan, lha itu bener bener ke kamu.
Iya gurunya langsung ke aku.
Emm.. tapi katanya temen SMP mu diem
diem aja, kok bisa ngatain kayak gitu?
Ini SMA mbak yang ini tadi.
Lho tadi kamu bilang SMP.
SMA mbak.
Oh yayaya,
Kalo SMP ya bisa nggak bisa cuma aku yang
tau.
Kalo bisa nggak ngomong gitu?
Pernah kalo gurunya tanya tanya ya tak jawab
kalo enggak ya diem.
Emm.. malah SMA ini ya ada yang ngatain.
Eh tapi aku ragu deh kalo mereka serius,
bercanda kalik.
Enggak mbak, mbak kenal febri nggak?
Nggak, yang mana? Cowok apa cewek?
Cewek,
Yang mana ya? Gendut?
Enggak, eh tapi yang gendut itu juga pernah itu
juga, sinis sama aku, febri, nila, agak sinis gitu
kalo sama aku, ya walaupun kalo dia tanya ya
Sikap teman-teman
informan saat ini: masih
ada yang berkata ketus
137
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
aku jawab, aku ajarin trus kalo remidi itu kan
aku nggak remidi to mbak, ya mesti kalo aku
nggak remidi aku tetep ngerjain mbak, satu
untuk semua gitu mbak.
Emm.. oalah, sopo sek sek gendut kae?
Niza mbak dia.
Oh..niza, iya sih kayaknya aku pernah liat
rada rada gimana gitu. Kalo yang laen
gimana?
Ya biasa biasa aja mbak.
Emm.. kalo presentasi gimana kamu?
Perentasi, ya itu mbak, aku nggak PD, tapi kan
kalo mau presentasi tu buat bahan dulu to
mbak, ya yang buat tu aku.
Trus yang presentasi siapa?
Ya kadang kadang yang presentasi juga aku,
trus kadang kadang aku pernah ada tugas
kelompok aku diem aja biar yang laen yang
sekali kali ngerjain, aku tunggau sampek
seminggu nggak ada yang ngerjain mbak,
yaudah aku aja akhirnya yang ambil.
Oalah, lha deadline nya sampek kapan itu?
Sebulan kok mbak.
Oh lama, tapi pernah nggak dek kamu yang
udah ngerjain tugas tugasnya tapi yang laen
yang presentasi?
Ya enggak lah mbak, kan kalo mau presentasi
kan harus tau dulu materinya, sedangkan kan
yang bikin materinya aku, ya kalo mereka yang
presentasi kalo ditanya mereka nggak tau dong
mbak. Pernah ya mbak pas pelajaran ppkn aku
dapet nilai sembilan setengah, trus yang laen
daper tujuh lah, kan cuma modal baca doang
kan mbak.
Kamu sering presentasi ya berarti kalo gitu.
Wah tapi malu e mbak, pas bahasa indonesia
itu pernah ya, aku kan kalo ada sesuatu yang
mengharukan gitu kayak langsung deg gitu,
kayak hatinya teriris gitu, jadi malu aku. Kayak
pas puisi gitu.
Lho padahal kamu pinter bikin puisi kan?
Kalo bacanya kamu musikalisasi nggak?
Ya enggak mbak, nanti dikira sok pinter lagi
mbak.
Oalah.. hehehe.
Aku pernah pernah mbak kalo di sekolah ku
Informan anak yang rajin
Informan tidak percaya
diri tampil di depan
umum
Informan anak yang rajin
dari pada teman-
temannya
Informan tidak percaya
diri tampil di depan
umum
138
130
135
140
145
150
155
160
165
170
kan kadang ada lomba ceramah ya mbak,
ceramah keputrian.
Apah?
Ceramah keputrian, aku tu malu juga, aku
nangis mbak ceramahnya, tapi ya alhamdulillah
menang.
Oh, seapa itu?
Sesekolah mbak.
Satu dua tiga?
Iya..
Hehehe..itu ceramahnya di depan kelas?
Enggak, didepan juri jurinya.
Oh kirain.
Kan yang laen kan pada dadakan kan mbak,
kalo aku udah dari jauh jauh hari, aku hafalin,
yang laen pada pakek teks.
Wah keren, yang penting PD kan. Hehehe.
Trus apa lagi tuh yang bikin kamu nggak
berani?
Dilihatin gitu, misal kalo ada orang ya mbak,
ngeliatin gitu, aku nggak berani liat matanya
mbak.
Kenapa dek?
Malu.
Oalah..emm kalo di sekolah yang paling
deket cuma Isti doang?
Iya.
Sebangku ya?
Dulu iya, tapi kan mbak awalnya dari kelas
satu sampai kelas tiga awal itu aku sama Isti,
trus sama niza, nila, lia, nggak suka kalo Isti
jejer sama aku.
Kenapa?
Lha kan kalo Isti jejer sama aku kan kalo Isti
tanya pasti aku jawab, aku ajarin gitu lho
mbak, lha kan mereka nggak seneng, trus
mereka misahin aku ma Isti gitu lho mbak,
ndak stu tu nialinya bagus gitu.
Caranya gimana tu misahinnya? To the
point gitu?
Iya mbak, lia tu kata katanya kasar lho mbak,
dia bilang sama Isti, is koe ki mbak ra jejer Ita.
Pokoknya sambil digetak getak mbak. Istinya
juga sampek nangis mbak. Tapi habis itu nggak
sebangku, tapi tetep sebelahan sama aku, cuma
beda bangku.
Informan memiliki
prestasi yang bagus
Informan tidak percaya
diri
Informan pernah
dijauhkan dengan teman
dekatnya di SMA
139
175
180
185
190
195
200
205
210
215
Oh gitu. Jadi tetep ada yang sinis ya dek.
Iya mbak.
Setelah itu ada nggak yang laen jutek?
Nggak ada mbak kayaknya. Kalo kelas kelas tu
gimana ya mbak, ya cowok cowok mungkin
jutek.
Iya po? Bukannya malah asik ya?
Enggak mbak, kayak senja itu kalo ulangan
sukanya tanya. Dia tu misal bagi kelompok dia
selalu pengen masuk kelompok ku. Soalnya
kalo sama aku pasti kerjaannya jadi, kalo
enggak pasti nggak jadi mbak.
Oh dia bilang pengen sama Ita gitu?
He.em.
Dia sering jutek nggak sama kamu? Sinis
juga gitu nggak?
Ya kadang kadang iya, tp nggak sejutek Ria.
Tapi ya biasanya ngomongnya kalo ada urusan
tugas aja sih mbak.
Pas istirahat juga nggak ngomong?
Enggak kalo nggak ada perlu ya apa yang
diomongin mbak.
Apa kek, gitu..
Ngerumpi?
He.eh gitu. Kamu kan suka ngerumpi juga
kan sama temen temen cewekmu?
Eh itu kan kalo pas pada ngerumpi tu sini kan
mejaku, trus isti, nila, kalo misalnya lagi
ngerumpi mesti pada di dieket aku padahal aku
nggak pernah urun pendapat.
Emm, nimbrung tapi cuma dengerin.
Iya.
Brarti intinya baik ya kalo temen temen
SMA ya, kalo istirahat misal ayo jajan gitu
pernah nggak temen temen mu ngajak?
Oh itu, tapi kan aku dari dulu kan kalo di
sekolah jarang makan to mbak, jadi kadang ya
cuma minta tolong beliin apa gitu. Mereka juga
dah tau kok mbak.
Oh gitu, emm yayaya berarti selama SMP
sama SMA itu nggak nemuin hal-hal kayak
yg di SD?
Enggak mbak.
Paling SMA dikit tadi ya.
Iya mbak cuma kayak gitu doang. Oya yang
temen ku yg jutek itu sebenrnya juga punya
Informan jarang
berbicara dengan
temannya
140
220
225
230
235
240
245
250
255
260
kebusukan mbak.
Hah? Masa?
Iya mbak, semua nya juga udah tau mbak, dia
kan udah punya anak mbak.
Oh tapi nikah nggak?
Enggak, dia di kampungnya terkenal nakal
mbak, di Sleman sana rumahnya. Anaknya
cowok, umurnya mungkin 2 tahun.
Oh berarti udah dari kelas satu?
Dia pindahan mbak.
Jadi dia lebih tua dari kamu?
Enggak, sama, gini lho dia pindahan kelas dua,
dia pindah di sini katanya kan kakak kelasku
ada yang tetanggaan sama dia trus dia cerita
kalo itu pindah ke SMA ku soalnya punya
anak, tutupin aib, eh malah ada yang tau.
Oh berarti seumuran ya sama kamu, jadi
pindah sekolah kelasnya tetep ya.
Iya.
Jadi nggak nikah?
Enggak, nggak diakuin juga mbak.
Oalah.
Nggak mau ngasih nafkah juga.
Emm.. nggak mau tanggung jawab ya
intinya. Hehe.
Makanya dia tu, ya cewek nakal ya
omongannya kasar ya biasa kan mbak.
Oh gitu to.
Iya mbak dia juga kayak gitu, mbak
wawancarain aja mbak.
Hehehe.. tapi kan dia orang nya berani
banget dek, jadi paling jarang kena
serangan dari teman temannya kan
Iya sih mbak.
Guru guru nggak ada yang tau?
Ada mbak, ada yang tau kok.
Oh tau tapi tetep diterima. Hehehe
Iya mbak, kurang murid kok.kelasku tu nggak
ada dua lima, kalo kelas satu sekarang nggak
ada sepuluh orang lho mbak ipa ips. Brapa ya,
lima sama empat kalo nggak salah.
Oh kok dikit bgt ya.
Nggak tau mbak, mau tutup paling.
Enggak lah hehe.
Iya e mbak aku ni sekolah di pelosok terus e
mbak.
141
265
270
275
280
285
290
295
300
305
Lhoh, SD mu kan nggak plosok dek.
Iya tp kota plosok, hehehe.
Ya masuknya kota lah itu dek. Hehehe.Eh
aku mbok bikinin puisi mu.
Wah malu e mbak, nanti, eh mbak mau liat
blog ku po mbak?
Mau..
Aah malu mbak.
Gapapa aku juga punya blog kok.
Tapi kalo yang di blog tu beberapa soalnya kan
kalo aku kasih ke blog tu loadingnya lama
mbak, jadi cuma beberapa kalo lainnya masih
berupa file ada yang udah jadi ada yang belom
jadi.
Tapi ada puisi juga?
Ada.
Apa namanya, nanti aku add.
Ya deh mbak aku tulisin.
Nih tulis di sini.
Oke mbak. Terakhir aku update tu kelas dua
kayaknya mbak.
Emm belom lama kok dek. Nggak wes kalo
gosong. Hehehe. Ada apa aja dek yang
kamu tulis di situ?
Di situ ada cerpen, puisi, aku tu ada dua blog
tapi kalo yang satu nya masih jaman aku
ngefans sama ST 12, jadi kalo aku bikin cerpen
tu aku kait kaitin sama idolaku. Kayak lagu
yang saat terakhir itu aku bikin cerpennya
kayak lagunya itu, maksudnya alurnya. Trus
nanti ada dialognya tentang lagunya itu, jadi
nanti ada lagunya juga tu lho mbak. Tapi itu
yang lama mbak, udah ganti email. Lupa.
Yaudah nanti aku buka ah.
Wah malu.
Gapapa, aku juga punya kok. Sering nulis
juga aku.
Emm. Tapi aku tu sukanya kalo nulis Cuma
nulis doang habis itu aku buang gitu lho mbak
kertasnya, jadi Cuma buat melampiaskan
perasaan doang.
Emm.. yayaya.. oya mbak pengen tanya,
adek tau nggak tentang kondisi fisiknya
adek?
Ya tau mbak.
Sejak kecil?
Hoby dan bakat
informan: menulis puisi
dan cerita
142
310
315
320
325
330
335
340
345
350
Ya dari sejak kecil mbak, aku tu kan
pertumbuhannya lambat mbak kayak ada
kelainan saraf di kaki. Kayaknya tu nggak ada
apa apa mbak.
Ada terapi juga nggak dek?
Ada, dulu terapi sampai TK mbak, sampai aku
6 tahun baru TK lho mbak gara-gara terapi. Di
Sarjito dulu aku terapinya mbak, habis itu
berhenti, trus pijet, kan katanya saraf, Cuma
pijet doang sampai aku kelas dua SD. Trus
habis itu terapi lagi aku kelas tiga sama kelas
empat. Habis itu udah.
Emm..itu sering terapinya?
Waktu kecil?
He.eh.
Nggak Cuma sering, tiap hari mbak, ya Allah
dari sini tu ngebis mbak ke sarjito, sama ibuk.
Subuh berangkat trus nanti di tempatnya
simbah di deket klithikan itu.
Trus berangkat dari sana?
Iya, trus pulang terapi ke tempatnya simbah.
Emm..brarti ibu gendong ya?
Iya, tapi kalo yang kelas tiga sama kelas empat
itu orangnya datang ke rumah.
Tapi itu medis juga kan dek?
Iya mbak, jadi disetrum terus tu lho mbak,
kayak dikejutkan sarapnya.
Emm.. habis itu nggak lagi dek?
Enggak, pokoknya sampai kurang dari umur ku
10 tahun.
Emm sempet berhenti itu ya?
Iya pas aku masuk sekolah itu mbak, kelas lima
enggak.
Tapi tu ini nggak, apa namanya, ada
diagnosa dari rumah sakit nggak?
Nggak tau.
Emm..brarti kamu inget ya disetrumin gitu?
Wah inget mbak. Halah..
Emm.. yayaya,,udah udah, eh puisi mu
genre nya apa sih dek?
Sedih mbak, hahaha.
Oalah hahaha..bahasanya realis apa kiasan?
Kiasan mbak, kalo realis Cuma kayak
ngomong biasa mbak.
Oalah..
Informan sudah tau
keterbatasan fisiknya
sejak lahir
Informan sempat
menjalani terapi agar bisa
berjalan
143
Verbatim Wawancara
Nama : Ita
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 1 Juni 2015
Waktu Wawancara : 15.00 – 15.10
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang faktor yang
mempengaruhi untuk memaafkan pelaku bullying
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W7/Ita
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Dek lagi sibuk apa sekarang?
Ya cuma di rumah mbak hehe
Gimana kemaren ujian kelulusannya?
Alhamdulillah lulus mbak.
Alhamdulillah. Nem nya gimana dek?
Wah dikit mbak.
Masa dek? Berapa emang?
Nggak ada 50 mbak cuma 40 koma berapa
gitu.
Oalah, ya gapapa dek, yang penting lulus,
hehe
Iya mbak
Sekarang kelulusannya bukan dari unas kan
dek?
Bukan mbak, kayak dari nilai rapot gitu.
Yayaya, eh dek aku mau nanyain soal yang
bullying dulu itu dek.
Iya mbak
Menurut adek ada nggak sih pengaruh
agama dalam kehidupan sehari-hari adek?
Maksudnya mbak?
Ya agama tuh berpengaruh penting nggak
buat kehidupan adek?
Wah iya lah mbak, aku tuh sayang banget
mbak sama Allah. Allah tu udah baik banget
sama aku. Kalo bukan karena Allah karena
siapa lagi mbak aku punya keluarga yang baik
banget kayak gini. Keluarga yang luar biasa.
Allah segala nya lah buat aku, keluarga ku
juga.
Emm yaya, trus yang biasa kamu lakuin
buat Allah apa dek?
Ya aku berusaha selalu solat terus mbak
Informan merasa agama
sangat berpengaruh
dalam kehidupannya,
karena Allah memberikan
keluarga yang baik
Informan solat rutin
144
35
40
45
50
55
60
65
70
75
walaupun nggak biasa berdiri.
Kalo ngaji-ngaji gitu iya nggak?
Ya cuma baca qur’an aja mbak.
Emm berarti berperan banget ya agama
buat adek
Iya mbak.
Oya kalo dulu waktu masih jadi korban
bully apa sih dek yang bikin kamu selalu
bertahan pada situasi kayak gitu?
Ya itu tadi mbak, biar Allah yang mengambil
tindakan.
Kalo yang adek lakukan ada nggak?
Aku cuma berusaha bersikap biasa aja mbak,
aku tetap baik sama mereka. Aku selalu punya
harapan tiap hari kalo mereka akan akhirnya
berbuat baik.
Emm gitu, kalo inget kejadian itu rasanya
gimana dek?
Ya jujur aja masih sedih mbak, masih sering
nangis kalo aku inget. Sampek sekarang, iya,
tapi ya nggak separah dulu sih mbak, habis
lulus SD itu aku udah agak mendingan, aku
maklumin deh mbak.
Emm tapi kamu udah maafin mereka
belum?
Udah mbak
Kenapa kamu milih memaafkan mereka?
Ya aku nggak berhak mbak membenci mereka
terus, Allah aja maha pemaaf masa aku enggak.
Emm tapi kalo inget masih sering nangis
ya?
Iya mbak tapi nggak parah kok mbak, hehe.
Kalo usaha kamu buat maafin dia gimana
dek?
Ya walaupun sedih sih mbak benci juga, tapi
mau gimana lagi aku kan memang manusia
yang tidak sempurna, aku berusaha ikhlas aja,
menerima apa yang mereka lakukan sama aku.
O gitu..
Usahaku waktu itu ya cuma berdoa mbak,
setiap hari habis sekolah sampai rumah
langsung di kamar, berdo’a sambil nangis. Aku
percaya kalo Allah sayang sama aku, kalo aku
maafin mereka Allah bakalan gantiin dengan
hal yang baik-baik
Selain itu?
Informan sering mengaji
Agama sangat penting
untuk informan
Informan percaya Allah
yang akan membalas
pelaku bullying
Usaha yang dilakukan
untuk bertahan: selalu
bersikap baik, selalu
punya harapan pelaku
juga akan baik
Jika mengingat kejadian
bullying masih sering
nangis
Perasaannya membaik
saat lulus SD
Infroman merasa sudah
memaafkan pelaku
Alasan memaafkan
karena tidak baik jika
membenci, karena Allah
maha pemaaf
Usaha dalam diri untuk
memaafkan
Usaha dalam diri untuk
memaafkan
145
80
85
90
95
Akhirnya ya aku mikir aja mbak kalo tiap hari
pasti ada harapan baru, semoga mereka baik,
sudah begitu saja
Oh yayaya, yaudah dek cuma itu kok yang
aku tanyain.
Iya mbak
Oya kamu mau nerusin kuliah nggak nih?
Rencana sih iya tapi belum daftar mbak
Di mana dek?
Kata ibu ku di UT bisa mbak
Oh UT, ambil apa dek?
Pengennya sih bahasa indonesia aja lah mbak
hehe.
O yayaya, gapapa dek terusin aja bagus kalo
mau kuliah, hehe
Iya mbak.
Usaha dalam diri untuk
memaafkan
146
Verbatim Wawancara
Nama : Significant other Wanti (ibu informan Ita)
Pekerjaan : PNS
Tanggal Wawancara : 20 Desember 2014
Waktu Wawancara : 19.50 – 20.20
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang hubungan informan dengan
keluarga
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W3/Wanti
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Emm dari awal ya buk saya ngobrolnya.
Yaa..
Hubungan keluarga seperti Ibu, bapak sama
anak-anak terutama dek Ita gimana buk?
Yaa.. baik-baik saja, deket banget mbak, ndak
ada masalah.
Mungkin pernah ada konflik gitu buk?
Ndak, mungkin kalau yang kecil-kecil aja biasa
mbak. Paling kalo saya marah tu pas bapak e
marahin anak-anak gitu malah saya marah
mbak.
Kalo pola asuh Ibu sama bapak dalam
mengasuh anak-anak seperti apa buk? Apa
bebas, mengawasi banget, atau gimana buk?
Kalo selama ini saya kan sudah pola kehidupan
saya kan seperti ini ya, dari pagi tu ya sudah
bangun, jadi kan saya kan yang mengatur
semuanya, kalo anak-anak masih pada tidur
kan saya yang bangunin gitu, saya kan juga
yang nyiapin anak-anak mau sekolah itu jadi
kan memang saya yang mengurusi semuanya.
Kalau ini buk misalnya dek Ita sekolah di
sini, atau dek Ita ingin bercita cita menjadi
apa gitu Ibu yang mengatur atau ibu
membebaskan?
Kalo dari pendidikannya ya mbak dari SD tu
pokoknya anak-anak sekolah tapi kan dengan
kondisi yang seperti ini kan saya juga anu
sekolah tapi yang gedungnya yang nggak
tingkat gitu aja, jadi kan anak-anak mau saja
yang penting kakak sekolah biar bisa baca tulis,
jadi kan ikut saja aja, mereka nggak milih-
milih, yang penting bisa tulis gitu dan
Hubungan Wanti dengan
informan: sangat dekat
Hubungan Wanti dengan
informan: jarang ada
konflik
Wanti yang mengatur
segala keperluan
informan
Pola asuh: demokratis
tapi mengarahkan demi
kebaikan informan
147
35
40
45
50
55
60
65
70
75
sekolahnya nggak tingkat gitu.
Oh ya sebelumnya maaf buk, adek Ita ini
kenapa buk? Kondisinya sejak lahir seperti
ini atau ada sebab tertentu?
Ya kondisinya anak-anak ini mungkin ya dari
Allah ya, ini titipan Allah juga, anak-anak saya
ini kan ada gangguan tidak bisa jalan belum
bisa jalan, dari lahirnya, ini dari saraf kakinya
mbak, saya juga berharap bisa jalan juga, tapi
ya gimana Allah memberikan amanah seperti
ini. Makanya saya nyariin sekolah yang nggak
tingkat kan biar mereka bisa tetap sekolah.
Kalo adek Ita beraktifitas di rumah sama di
sekolah gimana buk?
Lha ini kan ada kursi roda juga mbak di dalam,
kadang sok dipakek tapi kalo mau mandi ya
nanti saya yang melayani, saya yang mengurusi
anak-anak, dari mandi samapai pakek baju gitu.
Kalau waktu Ibu nggak ada, seperti pas jam
bekerja gitu gimana buk?
Ya itu tadi mbak saya juga diberi kemudahan
sama Allah ya mbak, ini sekolah, dan sekolah
pagi ya, dari pagi saya anter sekolah ya, kan
dari pagi mereka sudah saya mandiin, udah
sampai sekolah ya udah, nanti trus pulang saya
jemput, kalau sudah saya jemput saya
dudukkan juga seperti ini to mbak udah nanti
saya kerja lagi, nanti saya sore baru pulang
gitu, pulang kerja kan saya jam setengan
empat. Alhamdulillah juga ITA juga bisa
mengatur dirinya sendiri seperti kapan dia
harus ke toilet gitu, nanti samapi di rumah baru
ke kamar mandi.
Oh gitu, kalo tadi udah dijemput Ibu sampai
rumah dek ITA di rumah ya buk.
Ya itu sama adeknya di rumah.
Segala keperluan juga dek ITA sendiri bisa?
Saya yang siapkan mbak maeman juga, minum,
pokoknya saya siapin trus saya tinggal kerja,
kan saya apel jam setengah empat seperti itu.
Emm.. jadi kalau dari pola asuh emang Ibu
banyak mengambil peranan ya, tapi apa
namanya emang demi kebaikannya dek ITA
juga ya bu, dan dek ITA juga mau.
He’em. Iya.
Kalau masalah dek ITA pengen bercita cita
Kondisi fisik informan:
mengalami gangguan
saraf pada kaki sejak
lahir sehingga tidak bisa
berjalan
Wanti mengantar dan
menjemput informan
sekolah
148
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
menjadi apa gitu Ibuk ada gambaran atau
saran atau terserah dek Ita?
Emm.. mungkin kalau saat ini ya sekolah dulu
kak, kalo sama yang kecil aja kan masih lama
ya, kalo sama kakaknya ya yang penting
sekolah dulu kak, mikirin ujian dulu, saya juga
pengen makanya saya tanya-tanya sama mbak
apakan ada program perkuliahan yang nanti
bisa milih dosen, ruangannya juga bisa
disesuaikan gitu, atau kalo nggak gitu ya kan
Ita kan pintar komputer ya mbak, dan dia juga
bisa nilis-nulis juga, harapan saya ya paling
enggak Ita bisa wirausaha, simbahnya Ita kan
juga itu buka usaha cucian juga kan, mungkin
ntar Ita yang pembukuan nyatet-nyatet apa
gitu. Kan saya mungkin kalau, saya juga nggak
tau ya mbak mungkin Allah mau memberikan
yang bagaimana gitu kan Cuma cita-cita sih
seperti itu. Saya sering bertanya sama mbak e
kan apa ada kuliah yang itu, ya kalo Allah
mengijinkan, saya kan kalo kuliah tadi itu, kalo
enggak ya usaha itu tadi.
Mungkin kalo kuliah klasikal banyak buk,
mungkin ntar kalo buat perpindahan kelas
nya pakek kursi roda gitu buk.
Iya..itu kan kadang-kadang kan saya masih
punya pikiran seperti itu kan, nanti gimana,
biar untuk sementara ini saya jalani dulu. Ita
juga baru mikir ujian, ya itu tadi biar usaha
juga kan mbak, mungkin nanti bisa
pembukuan, jualan, atu apa gitu, selain dia juga
nulis-nulis juga itu suka ngirim-ngirim tulisan
gitu.
Emm gitu. Bagus ya buk adek pinter nulis
juga soalnya. Hehe.. emm kalo menurut ibu
dek Ita seperti apa buk anaknya?
Dia solehah mbak, dia rajin, meskipun dia
nggak sempurnya tubuhnya tapi dia rajin solat
juga, bawaannya Al-qur’an, saya sekolahkan di
muhammadiyah soalnya juga saya nggak bisa
kalo ngajarin tentang agama. Kan agamanya
banyak kalau di muhammadiyah. Biar dia
baca-baca Al-qur’an.
Emm.. anak baik ya buk ya,
Iya patuh sama orang tua.
Emm. Iya buk. Emm pernah nggak buk dek
Informan hoby menulis
Informan anak yang
solehah
Informan patuh pada
orang tua
149
130
135
140
145
150
155
160
165
170
Ita cerita-cerita tentang masalahnya?
Pernah mbak, tapi dia agak tertutup gitu. Kalo
ada masalah di sekolah gitu jarang cerita.
Mungkin ya karena dulu saya sibuk ya mbak
mungkin nggak seperti sekarang ini kan saya
juga dulu masih kuliah juga kan saya nganu
sibuk gitu ya, tapi kalau sekarang dia SMA ini
juga sering cerita apa kalau misalnya di
sekolah gimana sering cerita dia sama ibu.
Misalnya temen-temennya pada ngumpul, pada
liat pekerjaannya Ita, aku bilang nggak apa apa
kak diajarin aja, itu kan ilmunya dibagi-bagi,
dia kan alhamdulillah rajin kalau di rumah,
belajar jam dua pagi. Saya kan nganu ya keset
gitu kalau nyuci juga sok beberapa hari sekali,
punya mesin cuci tapi belom mantep jadi
sering tak sikat sendiri. Jadi sering bangun jam
setengah tiga itu dah nyuci biar nanti saya bisa
ikut apel, aplenya kan jam setengah delapan.
Lha dia bangun, baca buku, belajar gitu mbak,
makanya kan dia bisa, temen-temennya sering
tanya. Aku bilang yo rapopo kak diajari temen-
temene.
Emm jadi sering banget ya cerita buk.
Iya kan sekarang saya nganu mbak juga udah
nggak terlalu sibuk kan. Kalo dulu kan sering
wira wiri ke rumah mbah e juga, jadi pulang
malem gitu kan sering nggaka ada waktu buat
cerita-cerita. Sekarang bisa.
Nah kalo semasa SD dulu kan dek Ita
pernah punya problem sama temen-
temennya, kalo SMP Cuma diem terus gitu
sering cerita nggak buk?
Iya pernah cerita juga, tapi kan saya yowes
rapopo kak maafin aja saya bilang bilangin
gitu, yang pentingkan kakak sekolah. Saya
bilang gitu. Wes ben wae. Makanya dia sok
bilang juga kalo cuma dirasani wes biasa buk,
ora dikancani yo wes biasa gitu. Kan sering
bilang gitu. Tapi kalo temennya di SMA itu
malah temennya banyak, paling juga karena Ita
berdoa juga minta banyak temen, mungkin
sekarang di kelas dia juga alhamdulliah lebih
bisa. Saya juga ngasih fasilitas kalau dia lagi
ujian gitu, saya privatkan
Oh ya, tetep semangat ya buk ya anaknya.
Informan kadang
bercerita kepada Wanti
tentang permasalahannya
Informan jarang cerita
tentang permasalahan di
sekolah
Informan rajin belajar
Informan sering
membantu temannya
dalam hal pelajaran
Wanti mengetahui
bullying saat informan
SD
Faktor pendukung
informan memaafkan
pelaku: nasehat Wanti
PN memberikan fasilitas
pendidikan pada
informan
150
175
180
185
190
195
200
205
210
215
Iya. Makanya saya sering bilang pokoknya
kakak yang penting sekolah. Dia juga sering
bilang kalo dirasani udah biasa, kalo nggak
dikancani kan udah dari dulu udah nggak
dikancani jadi kan dia mandiri, apa apa sendiri.
Iya buk, kemaren juga cerita kalo SMA ini
temennya banyak malah kadang risih.
Hehehe.
Iya kadang-kadang seperti itu, udah biasa
nggak dikancani, yang penting dia belajar.
Emm.. hehehe. Kalo ibuk pernah liat dek Ita
murung nggak buk?
Oh itu pernah, waktu sakit juga pernah mbak.
Sakit pas SMP mau ujian itu makanya nilainya
agak rendah ya mbak. SMP mau ujian itu sakit
lho mbak. Dia kan ngefans banget sama ST12,
itu fotonya banyak banget. Itu ST 12 bubar itu
lho. Ita mikirnya sampek banget mbak sampek
njeglek, saking ngefans nya atau gimana.
Sampek saya ini sampek mimpi berusaha
mempertemukan Ita sama Charlinya. Hehe.
cuma harapan gitu. Lha dia mungkin saking
ngefans nya gitu foto-fotonya banyak banget.
Hehehe. Kalo sekarang ada nggak buk?
Enggak kayaknya. Dulu juga karena saya kan
masa-masa saya hamil, jadi agak nggak
perhatian. Saya hamil juga masih kuliah, jadi
kan perhatian saya juga kan kurang. Kalo
sekarang kan saya sudah menyadari. Gimana
lagi ya. Yang penting sekarang kakak fokus
belajar.
Tapi pernah nggak buk, ibuk liat Ita nangis,
sendirian?
Saya nggak tau mbak malah kalo kayak gitu.
Nggak pernah liat.
Oh gitu mungkin dia lagi pengen sendiri ya
buk. Mencari inspirasi mungkin. Hehehe.
Iya mbak, cerpennya dia dibaca sama gurunya
dia sampai menangis mbak. Sampai suami
gurunya bilang uwes uwes buk gitu mbak.
Nanti minta aja sama Ita mbak. Yang dapet
juara itu mbak. Dapet hadiah SPP enam bulan
dari sekolah.
Oalah, katanya emang inspirasi nya dateng
kalau lagi sedih buk, kalo lagi seneng malah
nggak dapet. Hehehe.
Wanti memberi motivasi
kepada informan agar
fokus sekolah dan tidak
menghiraukan teman-
temannya yang nakal
Informan mengidolakan
ST12
Wanti tidak mengetahui
kebiasaan informan
merenung dan menangis
151
220
225
230
235
240
245
250
255
260
Iya.
Kelebihan dek Ita ya buk. Hehehe
Iya. Hehe.
Ada prestasi lain nggak buk?
Ya cuma nulis-nulis gitu mbak. Pernah dari
universitas mana gitu dapet sertifikat gitu. Dari
sekolah disuruh ikut gitu.
Emm.. lumayan ya buk ya.
Iya sejak SMP mbak dia. Kalo yang formal
Cuma satu itu. Kalo yang nonformal banyak
mbak. Sering dapet pulsa seratus ribu dibagi
bagi sama adeknya. Hehehe nggak dinilai dari
harganya ya mbak, tapi prestasinya. Hehe.
Kalau dari pergaulannya dek Ita gimana sih
buk sama temen-temennya?
Kalo di rumah dia nggak pernah bergaul sama
siapa-siapa mbak. cuma di rumah terus. Kalo di
sekolah saya nggak tau. cuma Ita aja mbak
yang cerita. Taunya kalo temen-temennya pada
maen di sini. Kalo di rumah ya di rumah terus
mbak. cuma sama keluarga. Saya nikmati
mbak. Kebahagiaan saya ya waktu di rumah ini
mbak. Kebahagiaan kan cuma saya dan
keluarga yang tau ya mbak. Orang lain mau
ngomong gimana ya biar saja. Jadi saya santai
ya mbak. Sampek temen-temen saya juga heran
kok saya ceria aja. Emang saya kalo cerita gini
nangis tapi kan saya nggak pernah mengeluh.
Serahkan sama Allah saya. Mungkin Allah
punya rencana yang indah. Yang bikin saya
senang ya kami masih bisa jalan-jalan
sekeluarga, kayak ke rumah simbahnya yang
wonosari. Nanti ke sana lewat goa pindul. Itu
mbak salah satu kebahagiaan saya. Orang-
orang mau bilang apa ya biarkan. Hehe.
Emm gitu.. senang ya buk.
Kalo dipikir-pikir kan tetangga liatnya juga
heran, saya kan dari pagi ya mbak saya nganter
adeknya, dia dianter bapaknya, iya kan mbak.
Iya buk.
Dia kalo waktu ujian gini kan dia pulang jam
setengah duabelas, adeknya pulang jam dua
belas. Saya kan ada jam istirahat juga ya mbak
saya jemput dia dulu tak pulangkan nanti habis
itu saya jemput adeknya.
Jeda nya lama nggak buk?
Prestasi informan: juara
menulis cerpen
152
265
270
275
280
285
290
295
Enggak, yang penting dia dah samapi di rumah
to kan langsung saya jemput adeknya.
Wah jauh ya buk.
Ya bissmillah aja mbak saya.
Naik motor buk?
Iya, ya orang yang liat juga kan pasti heran
mbak. Tapi saya ya cuma
bissmillahirohmanirrohim semoga diberi
kekuatan, selalu gitu mbak. Kalo mereka sudah
di rumah, sudah tak sediakan makan dah
belajar, dah mainan, saya tentram, nanti kalo
ada apa-apa tak suruh telepon. Misal mau
dibeliin apa gitu. Tapi kalo itu pas ulangan kalo
pas enggak kan adeknya pulang pas dhuhur,
saya jemput, udah di rumah sendiri udah
berani, udah mengerti kerepotannya orang tua.
Yang kakaknya kan jam empat, kalo ada les
juga. Jadi jeda jemputnya agak lama. Ya
seperti itu mbak. Tapi saya enjoy aja mbak.
Saya cuma pengen anak saya berguna nantinya
walaupun ada keterbatasan. Kalo saya nggak
pengen kan udah saya diemin aja. Saya
berusaha tanggung jawab sama titipan Allah.
Kalo orang liat pasti heran kok ra kesel, ya
kesel juga makanya kemaren pijet hehehe.
Hehehe..kalo liat liat heran, tapi juga salut
buk orang-orang. Hehehe.
Emm..iya hehehe.ya ini ibu nya Ita mbak. Saya
cuma yakin Allah ngasih yang lebih mungkin
nggak di sini tapi ntar di sana mbak. Hehehe
Kalo bapak gimana buk?
Bapaknya kan pulangnya malem terus mbak.
Kerjanya di daerah monjali sana mbak, gudang
garam, jadi saya yang ngurusin anak-anak.
Wah jauh ya buk.. hehehe..
Informan kurang dekat
dengan ayah
153
Verbatim Wawancara
Nama : Significant other Wanti (ibu informan Ita)
Pekerjaan : PNS
Tanggal Wawancara : 3 Januari 2015
Waktu Wawancara : 19.45-20.00
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang kondisi fisik dan riwayat kesehatan
informan Ita
Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur
Kode : W5/Wanti
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Ini bu mau tanya soal dek Ita kalo misalnya
dalam situasi yang tidak menyenangkan gitu
reaksinya gimana buk?
Reaksinya...
Emm pernah kayak ngambek gitu nggak
buk?
Ya ngambek sih misal kalo cuma sama
adeknya gitu, misal kalo dia lagi belajar tapi
adeknya ganggu gitu.
Emm ngambeknya gimana sih buk, hehe,
pengen tau.
Ya gimana ya, ya diem ya kadang cuma bilang
apa gitu,
Emm tapi lebih banyak diemnya atau
ngomelnya buk?
Lebih banyak diemnya mbak.
Emm.. tadi kian sempat tanya tanya sama
dek Ita ya buk soal kondisi fisiknya. Dulu
pernah menjalani terapi juga ya buk?
Iya mbak.
Tradisional atau medis buk?
Dua dua nya mbak.
Kalo tradisional dimana buk?
Kalo dulu tu ada orang pinter gitu lah mbak,
namanya juga usaha.
Kalo yang medis buk?
Medisnya di sarjito sama di bethesda mbak.
Yaudah lah mbak, waktu masih kecil dulu itu.
Emm kira kira umur berapa buk?
Ya kira-kira satu sampai sebelum TK mbak.
Emm sebelum TK.
Dulu sebelum TK itu gemuk mbak.
Oh gitu.
Reaksi informan jika
kesal: diam
154
35
40
45
50
Iya mbak, ini mbak ada foto fotonya waktu
ITA waktu kecil mbak.
Oh ya buk.
Ni mbak kelas tiga SD masih gemuk mbak.
Wah iya ya gemuk banget buk.
Ini waktu foto ulang tahunnya Ita empat tahun.
Masih gendut banget, ini pas masih bayi nya.
Ini siapa buk?
Ya Ita mbak.
Wah beda banget ya buk.
Iya mbak saya juga nggak tau semakin besar
malah ga doyan makan jadi kurus.
Emm..tapi ini bisa berdiri buk?
Iya mbak kalo cuma berdiri bisa mbak, tapi kan
ini diberdirikan mbak, bisa digerakkan juga.
Tapi kendalanya apa buk kalo buat jalan?
Nggak kuat mbak, takut jatuh juga anaknya.
Emm gitu buk.
155
Verbatim Wawancara
Nama : Significant other Iska (teman informan Ita)
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 4 Januari 2015
Waktu Wawancara : 16.40 – 17.24
Lokasi Wawancara : Di rumah significant other Iska
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang hubungan informan Ita dengan
teman-teman di sekolah
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W6/Iska
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Kamu kalo sama Ita deket nggak sih dek?
Deket mbak.
Katanya waktu SMP juga satu sekolah ya?
Iya mbak, tapi nggak sekelas, dulu dia A aku
B, dan ga pernah komunikasi juga.
Oh gitu, tapi sempet ngeti kan?
Ya kan dari kelas satu sampai kelas tiga satu
sekolah tapi nggak pernah kontekan gitu lho.
Deket ya pas SMA ini
Soalnya?
Pendiem dia.
Oh iya pendiem ya.
He.eh. dia nya kalo di kelas juga diem,
temennya cuma ngandalin dia, sama kayak di
SMA ini. Hehe.
Oh temen temennya gitu juga ya.
Iya mbak, dia kan punya kelainan kan, tapi
punya kelebuhan juga, dia kan cacat fisik, tapi
kelebihannya dia pinter mbak,
Emm..gitu.
Iya dia sering nulis cerita, novel.
Oh kamu tau karya karyanya dia?
Iya kalo puisi tau, kalo novel sering cerita
cerpen.
Emm.. udah pernah baca blm?
Pernah, buka blognya.
Pernah baca juga?
Iya ada yang karangan ada yang khayalan.
Emm..fiksi. kalo kamu deketnya sama Ita tu
gimana sih?
Ya.. deketnya gimana ya.
Udah lama kan kenalnya? Sebangku nggak
sih?
Hubungan Iska dengan
informan: dekat
Satu sekolah saat SMP
namun hanya sebatas tau
Akrab sejak SMA
Informan pendiam
Kekurangan informan:
cacat fisik. Dan
kelebihannya pintar dan
rajin
156
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Iya, sebangku dari kelas satu, tapi kelas tiga
awal ini dipisah sama teman-temannya, iri kalo
aku sama dia satu bangku, pokonya tu Isti
jangan ngandalin Ita terus, pindah aja, ya aku
manut aja lah. Tapi ya aku ga berani sama
mereka.
Emm. Itu kejadiannya baru kelas tiga ini?
Iya, kelas tiga baru dapet setengah udah dipisah
sama mereka.
Kelas satu sama kelas dua?
Masih tetep.
Satu bangku?
He.em.
Oh gitu, dipisah gara-gara temen-temen itu
tadi?
Iya, mereka pada iri.
Siapa aja dek?
Nila, lia, tau nggak mbak?
Wah nggak tau aku dek. Oh gitu..Tapi
selama satu bangku sama Ita pernah nggak
curhat curhat gitu?
Ya pernah, masalah pribadi, keluarga, awalnya
aku yang curhat, trus ntar dia gantian curhat.
Oh gitu, biasanya dia kalo curhat masalah
apa sih? Garis besarnya aja, kayak tentang
sekolah, keluarga, atau percintaan..
Emm ya percintaan ada lah, dia kan pernah
punya idola, tapi kan kalo sekrang dia fokus
sekolah, berusaha melupakan idolanya itu, dia
kan mengidolakan Charly mbak.
Emm ST12 itu ya?
He.em. dari SMP kelas tiga katanya.
Tapi kamu taunya juga SMA ini ya, soalnya
katamu kan SMP nggak kontekan.
Iya mbak.
Lha kalo misalnya di lingkungan sekolah dia
gimana dek, misal sama temen temennya,
sama kamu sama yang lain sama guru gitu
gimana?
Dia tu orang nya mau an mbak, ikhlas gitu,
misalnya ada temennya yang mau nyontek ya
dicontekin sama dia, misal yang laen remidi ya
dia yang ngerjain buat semuanya, dia nggak
pernah ngeluh orangnya.
Emm..
Dia tu pengen, dia pernah cerita ke aku, wah
Kedekatan Iska dengan
informan: sebangku sejak
kelas X
Hubungan Iska dengan
informan: sering cerita
masalah pribadi
Informan mengidolakan
Charly SR 12
Kepribadian informan:
ikhlas, mau membantu
teman
157
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
aku ni pengen kayak anak normal kayak gitu
lho ti, bisa kemana mana, coba kalo aku kayak
gitu, dia kan pernah pengen ambil jurusan IPA
tapi kan fisiknya nggak memungkinkan kan
mbak, anak IPA kan harus pindah pindah, ke
lab lah, mana lah.
Emm..tapi pernah mau ambil IPA to
anaknya?
Iya.
Tapi pernah sempat masuk IPA nggak? Apa
masuk IPA trus dipindah IPS apa udah dari
dulu emang di IPS.
Emang dari dulu IPS kok mbak, tapi pilihannya
kan IPA, tapi liat kondisi fisiknya yang kayak
gitu kan nggak memungkinkan.
Emm.. itu saran guru atau orang tua?
Ya ada saran dari orang tua, ada dari diri nya
sendiri lah, dia sadar sendiri mbak, aku
kayaknya nggak mampu.
Emm gitu, kalo di kelas interaksinya sama
temen temen lainnya baik apa pendiem sih?
Ya pendiem, tapi kalo sama anak anak cewek
dia interaksinya lumayan bagus lah.
Lumayan, lha kalo interaksi teman
temannya ke Ita gimana, termasuk kamu
juga, hehe,
Kalo aku sama Ita biasa, tapi kalo yang laen..
Gimana dek?
Ya ada yang nyebelin deh, ada yang deketin.
Yang deket sapa aja dek selain kamu?
Ya cuma aku mbak, kalo temen lainnya ya
cuma ngandalin dia doang. Hehehe.
Oh ngandalin apa dek?
Ya pelajaran mbak.
Oh gitu, kamu sering main nggak di rumah
dia?
Iya kalo ada perlu.
Kalo ke sana pas kapan?
Pas sabtu mbak.
Emm, kalo perlu nya apa?
Emm biasanya kalo misal aku nggak berangkat
sekolah tanya tanya sesuatu gitu ke rumah Ita.
Emm gitu, kalo nilai nilainya Ita pas di kelas
gimana?
Kemaren pas terima rapot dia alhamdulillah
lumayan, cuma olah raga sama apa gitu dapet
Interaksi informan
dengan teman: pendiam
Interaksi teman dengan
informan: ada yang
menyebalkan
Iska sering datang ke
rumah informan
158
130
135
140
145
150
155
160
165
170
tujuh, kalo sembilannya banyak.
Emm. Rangking brapa?
Menduduki peringkat satu.
Emm..kalo kamu berapa? Hehe
Hehehe.. kemaren yang dirangking cuma satu
sampai lima doang. Aku nggak masuk.
Emm gitu, lha kalo misalnya di kelas di
sekolah situasinya lagi nggak enak gitu Ita
tu reaksinya gimana?
Dia tu kalo ada keluhan cuma diem aja mbak,
pengen menyendiri gitu, misal mau aku deketin
ya ntar aja lah nunggu reda dulu.
Emm.. tapi kamu sering peka nggak sih dia
lagi kenapa kenapanya? Misal ada masalah
gitu kamu sering tau nggak?
Dia tu cuma diem mbak, atau ntar kalo ada
kertas ya nulis, nulis puisi lah, apa lah.
Emm hoby nulis ya, karya karyanya pernah
ada yang menang nggak?
Pernah sih tapi dari redaksi gitu tapi ngggak
ada respon.
Emm gitu, pernah dapet hadiah dari karya
nya itu nggak?
Hadiah tu dari media sosialnya.
Emm online ya?
Iya, ceritanya sedih, hehehe, dia kan seneng
kalo bikin yang sedih sedih.
Hehehe. Genre nya Ita apa sih dek?
Ya kurang tau aku mbak, aku kan cuma liat di
FB tulisan anda juara tiga gitu, yang juara satu
temanya satu kan temanya senang, trus aku
tanya sama dia, eh kamu juara to?iyo juara
cerpen gitu katanya. Kemaren tu sempet dapet
dua novel, dipos lewat sekolah, sampek
gurunya bangga.
Iya po, jadi Ita ngirimin karya trus dapet
hadia dari penyelenggara gitu?
Iya, tapi kan nunggu proses dulu.
Tapi atas nama sekolah?
Iya, eh atas nama dia tapi alamat nya sekolah.
Oh gitu jadi ya udah bagus ya karyanya.
Iya mbak, lumayan kok.
Kalo misal hubungan dia sama keluarganya
gimana, kenal juga kan kamu?
Kenal sih mbak, tapi kalo nama enggak, ibu
kalo bapaknya kalo, emm ibuk sama bapak ku
Prestasi informan:
menduduki peringkat satu
Reaksi emosi informan:
diam dan senang
merenung
Reaksi emosi informan
saat ada masalah: diam
Iska kenal dengan
keluarga informan
159
175
180
185
190
195
200
205
210
215
juga bilang jangan pulang dulu kalo Ita belum
dijemput.
Oh gitu, bapak ibu mu juga kenal sama Ita?
Iya,
Tapi pernah ketemu belm bapak ibu mu
sama Ita?
Ketemu ya cuma liat aja kalo pas bapaknya
jemput Ita, digendong.
Emm.. mungkin kasian ya. Kalo dijemput
tepat nggak?
Ya kadang molor kadang tepat.
Kadang kamu tungguin?
Iya. Kadang ibunya juga ngasih makanan,
bilang makasih mbak udah ditemenin, kan aku
juga nggak enak.
He.em.
Kadang kan Ita juga minta tolong beliin
titipannya adeknya gitu, ya tak beliin.
Emm sering minta tolong juga? Minta
tolong apa contohnya?
Makanan ringan.
Emm adeknya juga sekolah di Mrisi ya,
adeknya juga sama ya nggak bisa jalan?
Nggak tau juga sih mbak aku, cuma kadang
ditaroh di meja dulu baru digendong sama
ibunya kalo jemput.
Emm..kalo Ita gimana digendong juga?
Kalo Ita ditetah mbak. Itu kalo sama ibu nya
tapi kalo yang jemput bapaknya ya digendong.
Oh gitu, kalo jemput pakek motor pakek
motor apa pakek mobil?
Pakek motor.
Oh soalnya kan ada mobil juga kan di
rumah dia, kok nggak pakek mobil ya?
Mungkin mobil kantor kali mbak.
Oh kan enak pakek mobil ya dek. Kasian
juga kan jemput dua anak.
Iya mbak.
Emm kamu sama dia pernah ada masalah
nggak dek?
Masalah?
Misalnya masalah masalah kecil lah, biasa
kan.
Oh, kadang ada, tapi paginya udah baikan lagi.
Emm baik sendiri.
He.em.
Informan sering meminta
bantuan Iska di sekolah
Iska pernah ada masalah
kecil dengan informan
160
220
225
230
235
240
245
250
255
260
Kalo Ita pernah punya masalah sama yang
lain nggak?
Kayaknya nggak ada mbak.
Nggak ada? Baik baik semua?
Iya.
Kalo masalah nyonto itu dek?
Ya cuma kayak gitu doang. Hehe.
Hehehe, soalnya pinter ya anaknya.
Iya. Hehe.
Lha kalo sama guru gimana interaksinya
dia?
Ya baik baik aja mbak.
Guru merhatiin Ita nggak sih, maksudnya
perhatian khusus gitu?
Ya ada satu dua mbak yang merhatiin banget.
Emm menurutmu diperhatiinnya karena
apa dek? Pintar atau kekurangannya?
Prestasi juga bisa mbak, sama rajinnya itu lho.
Emm rajin ya anaknya?
Iya mbak.
Rajin apa dek dia?
Rajin ngerjain tugas mbak.
Oh gitu.
Kadang tu kalo guru ngasih tugas yang
ngumpulin cuma lima anak lah, nggak semua
anak di kelas, yang ngerjain cuma lima.
Oh gitu, Ita rajin ya.
Iya.
Kalo kamu termasuk yang mana. Hehehe.
Yang ngerjain mbak. Hehehe.
Bagus.. hehehe. Eh tapi kamu deket sama
Ita tadi ada yang sirik?
Iya, tapi kalo temen yang lain enggak.
Cuma beberapa itu tadi ya?
Iya lia tadi.
Emm tapi anak anak itu tadi suka bikin
onar nggak sih dek sama yang lain?
Nek onar di kelas iya, kemaren tu komplen
pengurus kelas, trus dirubah yang dulu. Misal
kalo nggak piket denda lima ribu gitu.
Emm lha dia jabatannya apa dek di kelas?
Awalnya sekretaris mbak.
Oalah, trus yang protes itu profokatornya
juga mereka?
Iya.
Trus ketua nya gimana?
Interaksi informan
dengan guru baik
Informan diperhatikan
oleh guru karena prestasi
dan sikap rajinnya
161
265
270
275
280
285
290
295
300
305
Ketuanya ganti mbak, nggak tau juga aku cerita
nya aku pas nggak berangkat waktu itu
diceritain sama Ita doang.
Emm.. kalo ada yang ngejek ngejek nggak
di kelas?
Ada mbak, ya tapi biasa aja lah mbak kayak
becanda gitu, paling pol mojokin lah.
Kalo yang ngejek Ita ada nggak dek?
Enggak mbak, baik semua kok.
Emm.. kalo dulu gimana, kamu tau masa
lalu nya Ita nggak?
Masa lalu, emm dia kan fisiknya nggak anu to,
dulu pernah cerita pas SD, dia bilang Sdku
dulu kan is di wirobrajan dua, trus kan karena
dia kelas satu sama kelas dua di situ trus kelas
tiga kelas nya di atas, karena nggak
memungkinkan dia pindah ke wirobrajan tiga.
Terus?
Kalo dulu tu aku minta maaf dulu kalo
nyinggung, dia bilang tentang fisiknya itu
mbak. Aku tanya itu kenapa, trus pernah terapi
apa enggak, dia jawabnya nggak tau ibu nya
juga baik baik aja, trus pernah terapi juga
katanya teratur.
Emm..
Sampek dibikinin alat tapi nggak diambil.
Alat apa dek? Buat bisa jalan?
Nggak tau, pokoknya alat gitu tapi nggak
diambil sama dia. Trus pas SMP ya di situ, lagi
lulus SMP dia bingung mau di mana, kalo
sekolah di Bantul kan mayoritas tingkat, di
SMA Mrisi aja yang nggak tingkat.
Itu yang nyaranin di Mrisi siapa?
Dari sekolahan.
Emm.. kalo kehidupannya Ita pas SD kamu
tau nggak?
Dia tu pernah diejek ejek sama temen SD nya,
dia cuma sekilas pernah cerita gitu mbak. Trus
dia pernah juga suka sama cowok, tapi ya
berlalu begitu saja, kan dia Cuma diem doang
nggak berani ngobrol.
Emm gitu. Cuma cerita itu doang?
Kalo adek ku sering bilang gini mbak sama aku
kalo dia habis aku ajak ke rumah Ita, kok
nggak pakek tongkat gitu, kan adek ku juga
sering aku ceritain tentang Ita.
Interaksi teman informan
sekarang: baik
Riwayat pendidikan
informan saat terkena
bullying
Riwayat kesehatan fisik
informan
Perlakuan bullying:
terjadi saat informan SD
162
310
315
320
325
330
335
340
345
350
355
Emm..
Aku juga pernah tanya ke Ita kamu kok nggak
pakek tongkat aja, nggak kuat nyangga
katanya, tubuhnya lemah, takut jatuh.
Trus yang di belakang itu kayak agak gedhe
itu apa dek? Kamu tau nggak?
Tulang mbak kayaknya.
Tulang?
Pernah aku tanyain nyoba dironsen ato gimana,
katanya ibu nya takut gitu.
Emm tapi emang janggal ya? Rada aneh
gitu?
Iya.
Belom pernah dironsen juga.
Belom, dulu ki maaf maaf ya, dia bilang gini,
dulu ibuku mau masukin aku ke SLB.
Emm gitu.Tapi kakinya itu bisa digerakin
nggak sih dek?
Bisa mbak, cuma nggak kuat aja kalo jalan.
Emm..
Aku pernah liat foto foto jaman kecilnya dulu
dia kayak normal kok mbak.
Emm foto foto masa kecil ya.
Iya, dia bisa berdiri tapi ya pegangan.
Emm..kalo dia pernah cerita nggak kenapa
dia nggak berani nyoba buat jalan?
Pernah sih, dia tu terapi kemana mana, sampek
alternatif juga, habis biaya banyak lah, katanya
aku sama ibukku udah pasrah lah dengan
kondisi ku yang kayak gini.
Emm.. gitu.
Kalo di rumah ada kursi roda, tapi jarang
dipakek sama dia.
Emm jarang, lha terus kalo pipis juga
gimana dek? Kalo di sekolah udah pernah
pipis belom dia?
Kalo pipis nggak pernah mbak, dia tu puasa
mbak.
Nggak minum juga?
Minum tu cuma satu gelas air hangat, di rumah.
Emm..
Kalo makan tu kadang tempe satu dah
kenyang, punya magh juga tu.
Oh punya magh.
Iya, sampek dia sebenernya juga dikasih bekal
juga sama ibu nya, dibawain roti lah.
Informan puasa saat di
sekolah untuk
mengandalikan buang air
163
360
365
370
375
380
385
390
395
400
Tapi dimakan nggak?
Ya dimakan, biasanya kalo magh nya kumat
langsung dimakan habis, tapi kalo cuma biskuit
sering dibagiin sama temen temen, dia cuma
makan satu biskuit aja udah kenyang.
Emm jadi sering dibawain bekal juga ya
sama ibunya kalo pulang jam empat ya?
Iya mbak.
Oh gitu..
Dia pengen kurusin berat badan mbak, kasihan
sama ibu nya kalo gendong dia.
Oh gitu.
Dia tu jarang banget makan mbak, kalo
bekalnya dia nggak kemakan kadang dibuang
sama dia, jadi ibu nya datang udah habis,
padahal dibuang sama dia.
Oalah gitu to. Trus kalo temen deket yang
dicurhatin dia kayak gitu cuma kamu ya
dek?
Iya.
Yang laen nggak ada?
Emm. Nggak mbak kayaknya, paling Cuma
sama Anggi, tapi anak IPA.
Emm gitu..
Iya kadang kalo nggak aku yang nemenin dia
nunggu jemputan ya Anggi itu yang nemenin.
Emm, baik ya kalian. Hehe.
Hehe.
Kalo SMP gimana?
Nggak tau aku mbak kan dia diem terus. cuma
dia pernah cerita waktu SMP pernah digodain
sama cowok cowok di kelas.
Lhoh, godain gimana dek?
Ya dibecandain gitu mbak. Hehe.
Oalah kirain apa. Hehe.
Terus dia juga pernah cerita mbak sama aku,
kalo besok dia lulus dia pengen ngambil
jurusan sastra.
Emm, gitu, cerita juga ya soal cita cita nya.
Iya. Dia kayaknya cocoknya kerja apa kuliah
tapi yang duduk di tempat doang mbak, paling
nunggu toko nya yang di keloran itu.
Emm..gitu, yang rama itu ya.
Iya.
Tapi sebenernya dia mau nggak sih di
sekolah pakek kursi roda?
Informan ingin kurus
agar tidak membebani
orang tua nya
Informan tidak makan
dan minum saat di
sekolah
Iska menemani informan
jika informan belum
dijemput
Iska tidak mengetahui
bagaimana Ita di SMP
Informan ingin kuliah di
jurusan sastra
164
405
410
415
420
Kayaknya enggak mbak.
Emm lha kalo bonceng motor itu miring apa
mlangkah dek?
Mlangkah mbak.
Emm.. dia kalo di ruma les juga nggak dek?
Iya mbak dia les di rumah satu jam seratus
ribu.
Wah seratus ribu, mahal juga ya. Hehehe.
Tapi untungnya orang tua nya Ita termasuk
orang mampu ya.
Iya mbak.diperhatikan banget kok masalah
pendidikannya.
Emm kamu tau nggak dek misal ada orang
yang nyakitin perasaannya, dia tu biasanya
nggonduk dendam gitu apa ah sudah lah
gitu sih?
Dia tu kalo hati nya sakit cuma diem mbak,
pemaaf lah dia tu, enak lah. Njuk biasa aja lah
mbak sama orang yang nyakitin dia kayaknya.
Nggak lama lama diem nya.
Orang tua informan
perhatian masalah
pendidikan informan
Informan pendiam dan
mudah memaafkan
165
CATATAN OBSERVASI INFORMAN ITA
Subjek observasi : Ita
Tanggal observasi : 13 Desember 2014
Waktu observasi : 1 jam 6 menit
Jam : 18.40 – 19.46
Lokasi observasi : Rumah subjek
Observasi ke- : 1
Jenis observasi : Tidak terstruktur
Kode : OB1/Ita
No Catatan observasi Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Peneliti ke rumah informan untuk melakukan
wawancara pertama. Saat peneliti datang
informan sedang duduk di ruang tengah dengan
adeknya. Tapi informan sedang membawa
buku di pangkuannya, sedangkan adeknya
mainan gadget.
Informan Ita memiliki tinggi badan sekitar 150
cm, badan kurus, punggung agak bungkuk,
kulit sawo matang, dan rambut lurus. Saat
berada di rumah informan mengenakan kaos
lengan pendek dan celana pendek. Informan
selalu duduk dalam menjalani aktifitasnya
karena mengalami kelainan pada saraf kakinya
sehingga sulit untuk berdiri dan berjalan.
Peneliti langsung menyakan kabar informan,
“Hay apa kabar, lagi ngapain?” informan
menjawab dengan senyum “Lagi baca-baca aja
mbak buat persiapan di sekolah besok”.
Kemudian peneliti menanyakan apa yang
sedang dipelajari informan, dan informan
sedikit menjelaskan buku apa saja yang sedang
dia baca.
Setelah itu informan memulai wawancara yang
pertama. Topik wawancara yang pertama ini
tentang profil atau gambaran diri informan.
Informan menjawab pertanyaan peneliti secara
langsung, sambil sesekali senyum.
Informan kelihatan meneteskan air mata nya
ketika menjawab pertanyaan peneliti tentang
kedekatannya dengan keluarga dan harapan apa
yang ingin dia capai untuk keluarganya
terutama ibu.
Pertanyaan pertanyaan yang lain selalu
informan jawab dengan sesekali senyum dan
Kondisi fisik informan
Penampilan informan
saat di rumah
Informan memiliki
harapan besar untuk
membahagiakan orang
tua
166
menutup wajahnya. Kadang memajukan
bibirnya dan berkata “ah” kalo menjawab
pertanyaan tentang teman-teman SD nya yang
berbuat nakal terhadapnya.
167
CATATAN OBSERVASI INFORMAN ITA
Subjek observasi : Ita
Tanggal observasi : 20 Desember 2014
Waktu observasi : 1 jam 6 menit
Jam : 18.40 – 19.46
Lokasi observasi : Rumah subjek
Observasi ke- : 2
Jenis observasi : Tidak terstruktur
Kode : OB2/Ita
No Catatan observasi Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Ketika peneliti datang ke rumah informan
peneliti disambut oleh ibu informan.
Kemuadian peneliti masuk ke ruang tengah.
Informan terlihat sedang duduk di ruamng
tengah dengan kaki selonjor dan memangku
buku.
Kemudian peneliti duduk di samping informan
dan berbincang dengan informan tentang apa
yang sedang dia lakukan, “Hei lagi apa kamu
dek?” “ini lagi baca baca buku ekonomi
mbak”, informan menjawab pertanyaan peneliti
dengan senyum.
Saat memulai wawancara informan selalu
menjawab pertanyaan peneliti. Sesekali
informan menjawab pertanyaan sambil
tersenyum seperti saat bercerita tentang teman
SMA nya yang suka cari perhatian. Dan
sesekali juga informan menutup wajahnya
dengan buku.
Informan sering mengatakan “ah” atau “wah”
saat bercerita tentang teman teman SD nya.
Dan sesekali lagi informan menutup wajah nya
dengan buku ketika bercerita tentang dirinya
yang suka berdoa, merenung, dan menangis
sendiri.
Selesai wawancara informan mempersilahkan
peneliti untuk minum dan makanan sajian yang
disediakan oleh ibunya. Kemudian informan
memanggil ibu nya yang sedang berada di
kamar.
Informan merasa senang
saat di SMA
Informan merasa malu
saat bercerita bahwa ia
sering merenung dan
menangis
168
KATEGORISASI HASIL PENGAMBILAN DATA INFORMAN ITA
No Kategorisasi Kode
1. Profil informan
Informan lahir di Yogyakarya tanggal 18 Maret 1996 (W4/Ita/B2-3,5)
Informan mengalami cacat fisik berupa kelainan saraf
kaki sejak lahir, sehingga tidak mampu untuk berjalan
(W4/Ita/B310-
312)
SD kelas satu dan dua informan sekolah di SD
Wirobrajan 1, karena kelas 3 menempati kelas di atas
informan pindah ke SD Muhammadiyah Wirobrajan 2
kerena informan kesulitan menaiki tangga
(W1/Ita/B270-
274)
Saat informan SD pindah rumah di Bantul (W4/Ita/B11)
Informan memiliki satu saudara kandung laki-laki
yang masih kelas 4 SD
(W1/Ita/B29)
Hubungan informan dengan orang tua dan saudara
sangat dekat
(W1/Ita/B3-5)
Keluarga selalu memberikan dukungan moril pada
informan
(W1/Ita/B51-52)
Informan menganggap dirinya masih penuh dengan
kekurangan
(W1/Ita/B3-5)
Dalam hal pergaulan dengan temannya informan
termasuk pendiam
(W1/Ita/B486-
489)
Informan tidak pernah mempunyai teman yang tulus (W1/Ita/B196-
199)
Teman dekat informan temukan saat SMA (W1/Ita/B251-
252)
(W2/Ita/B212-
214)
Informan memiliki hoby menulis puisi, lagu, dan
cerita pendek
(W1/Ita/B103-
104, 155-157)
Informan pernah memenangkan lomba menulis cerita
pendek tingkat propinsi saat ia kelas 2 SMA
(W1/Ita/B169-
171)
Informan mengidolakan Charly mantan personil ST
12 sejak SMP
(W1/Ita/B149-
150)
2. Bullying
a. Awal mengalami bullying
Informan menjadi korban bullying sejak SD kelas 5 (W1/Ita/B274-
276, 536-538)
(W2/Ita/B20-23)
Saat awal masuk SMP
b. Sebab menjadi korban bullying
Pelaku merasa informan penyebab anak-anak kelas 5
tidak jadi menempati kelas baru karena informan
tidak bisa berjalan
(W1/Ita/B560-
562)
Pelaku merasa iri dengan informan karena informan
pintar
(W1/Ita/B567-
569)
169
Pelaku sirik kepada informan (W1/Ita/B550)
c. Bentuk bullying
Informan mengalami bullying fisik berupa dorongan
dan cubitan
(W1/Ita/B544-
545, 593)
Informan mengalami bullying verbal berupa kata-kata
kasar yang ditujukan pada informan
(W1/Ita/B614-
615)
(W2/Ita/B102-
104)
Informan mengalami bullying psikologis berupa
provokasi agar tidak ada yang menjadi teman
informan dan didiamkan oleh teman-teman satu
kelasnya
(W1/Ita/B247-
249)
Saat SMP mengalami bullying psikologis berupa
pengucilan dan tidak mempunyai teman
(W1/Ita/B241-
249)
(W2/Ita/B73-74)”
Informan menganggap teman-temannya di SMP tidak
berbuat jahat karena hanya mendiamkan dan bicara
seperlunya
(W1/Ita/B465-
470)
d. Prestasi akademik saat mengalami bullying
Awal pindah sekolah nilai akademik informan bagus
karena banyak materi yang sudah didapat di sekolah
lama
(W2/Ita/B14-16)
Nilai akademik informan saat mengalami bullying
fluktuatif
(W2/Ita/B4)
Dari kejadian menyedihkan informan memiliki
inspirasi untuk menulis puisi dan cerita pendek
(W2/Ita/B255-
256)
Kejadian bullying tidak mempengaruhi nilai
akademik informan
(W1/Ita/B642)
e. Tempat dan waktu terjadi bullying
Di kelas saat jam istirahat dan pulang sekolah (W1/Ita/B286)
(W1/Ita/B614-
615)
(W1/Ita/B612)
Di kelas
f. Perasaan informan sebagai korban bullying
Informan merasa sedih (W1/Ita/B588)
Informan selalu mempunyai harapan para pelaku akan
berbuat baik
(W1/Ita/129-130)
Teman-teman informan yang lain hanya melihat tidak
berani bertindak saat informan dibully, namun
hubungan dengan teman-teman lain tetap baik
(W2/Ita/B34-37) (W2/Ita/B41-42)
Informan merasa takut terhadap pelaku (W1/Ita/B582-
583, 588)
Informan merasa tidak punya teman dekat (W1/Ita/B318-
320)
170
Informan tidak percaya diri untuk bergaul dengan
teman-teman yang lain
(W1/Ita/B242-
244)
Informan merasa tidak pernah bahagia (W1/Ita/B184-
185)
Informan hanya diam saat pelaku mengumpat (W1/Ita/B576-
580)
Merasa dirinya seperti makhluk halus yang tak terlihat
karena teman-temannya saat SMP tidak pernah
menyapanya
(W1/Ita/B699-
702)
3. Proses memaafkan
a. Merasa tersakiti
Informan sering merenung, menangis dan berdoa (W1/Ita/B678-
679)
Merasa sangat sedih (W1/Ita/B582-
583)
(W1/Ita/B588)”
Informan berharap pelaku akan berbuat baik padanya (W2/Ita/B129-
130)
Sekarang informan masih ingat dengan apa saja yang
dilakukan pelaku semasa membully nya dan akan
merasa sedih
(W1/Ita/B602-
603)
b. Merasa benci terhadap pelaku
Saat masih bertemu dengan para pelaku informan
tetap bersikap baik dengan pelaku
(W1/Ita/B631-
632)
(W2/Ita/B51-53)
Sempat ada keinginan untuk membalas namun niat itu
menghilang
(W1/Ita/B645-
646)
Informan tidak suka dengan tingkah centil pelaku (W1/Ita/B573-
575)
Setelah mendapatkan perlakuan buruk dari pelaku
informan merasa sebal
(W2/Ita/B41)
Awalnya informan merasa marah dalam hati saat
pelaku menyakiti informan
(W2/Ita/B41)
Setiap informan mendapatkan perlakuan buruk dari
pelaku informan berdoa agar kelak pelaku
mendapatkan azab dari Allah dan sedikit benci
(W1/Ita/B659-
660)
Informan tidak berusaha bertanya ataupun
menyelesaikan masalah dengan berbicara pada pelaku
karena takut
(W2/Ita/B30-31)
c. Pemulihan
Para pelaku tidak pernah meminta maaf kepada
informan sampai sekarang
(W1/Ita/B673-
674)
Informan bisa memaklumi tindakan bullying yang
dilakukan pelaku pada informan
(W1/Ita/B715-
718)
Informan memaafkan perlakuan pelaku walaupun (W1/Ita/B607-
171
awalnya sakit 609, 666)
Informan tidak berusaha membicarakan masalah
dengan pelaku
(W2/Ita/B30-31)
Informan tetap fokus pada tujuannya untuk menuntut
ilmu dan membahagiakan kedua orang tua nya
(W1/Ita/B729-
731)
d. Damai
Sekarang informan sudah tidak pernah bertemu dan
berkomunikasi dengan pelaku
(W2/Ita/B174)
Informan benar-benar memaafkan pelaku saat lulus
SD
(W2/Ita/B53-54)
Informan akan bisa bersikap baik apabila bertemu
dengan pelaku
(W1/Ita/B655)
Informan merasa ragu apabila bertemu dengan pelaku
lagi
(W1/Ita/B627-
628)
Informan takut apabila satu sekolah lagi dengan
pelaku mereka akan menyebar provokasi sama seperti
saat SD
(W1/Ita/B649-
652)
4. Faktor yang mendorong untuk memaafkan
a. Kognitif
Informan masih ingat dengan jelas kejadian bullying
yang dia alami semasa SD
(W1/Ita/B602-
603)
Informan sangat percaya akan kekuasaan Allah yang
adil
(W1/Ita/B682-
683)
Informan merasa sangat sayang kepada Allah, dan
merasa tidak pantas apabila menyimpan rasa benci
dan dendam kepada pelaku, karena Allah saja maha
pengampun
Informan hanya fokus pada niatnya untuk menuntut
ilmu dan membahagiakan kedua orang tua nya
sehingga tidak memikirkan untuk balas dendam dan
sakit hati berlama-lama
(W1/Ita/B729-
731)
b. Karakteristik serangan
Informan merasa tindakan bullying yang dilakukan
pelaku pada nya sangat parah
(W1/Ita/B721-
723)
c. Kualitas hubungan
Informan tidak pernah memiliki hubungan yang dekat
dengan para pelaku sebelumnya
(W1/Ita/B689)
d. Empati
Informan mudah berempati kepada orang lain (W1/Ita/B81-82)
Informan memaklumi tindakan yang dilakukan para
pelaku karena pelaku ingin menempati kelas yang
baru
(W2/Ita/B715-
718)
5. Faktor penghambat untuk memaafkan
Kata-kata kasar yang diucapkan pelaku di depannya
sangat membuat informan sakit hati
(W2/Ita/B96-97)
172
Tindakan bullying yang dilakukan berkali kali selama
kelas 5 dan 6
(W/Ita/B95)
6 Usaha Untuk Memaafkan
Informan tidak memiliki pilihan, ia hanya berusaha
ikhlas dan menerima segala kekurangan dalam dirinya
(W7/Ita/B68-71)
Informan berdoa agar kuat dan bisa berdamai dengan
pelaku
(W7/Ita/B73-78)
Informan berusaha mempunyai harapan baru (W7/Ita/B80-82)
173
KATEGORISASI HASIL WAWANCARA SIGNIFICANT OTHER WANTI
(Ibu kandung informan Ita)
No Kategorisasi Kode
1. Kedekatan hubungan dengan informan
Hubungan Wanti sangat dekat dengan informan (W3/Wanti/B5-6)
Informan kadang bercerita tentang masalah yang sedang
dihadapi
(W3/Wanti/B127)
Wanti tidak pernah memarahi informan (W3/Wanti/B8-
11)
Wanti yang selalu mengurusi segala keperluan informan (W3/Wanti/B17-
21)
Wanti selalu mengantar jemput informan sekolah (W3/Wanti/B56-
63)
2. Kepribadian informan
Informan selalu taat pada Allah dan rajin ibadah serta
membaca Al-qur’an
(W3/Wanti/B116-
122)
Informan selalu berbakti pada orang tua nya (W3/Wanti/B124)
Informan adalah anak yang rajin belajar (W3/Wanti/B138-
139)
Setiap teman-temannya mengalami kesulitan belajar
informan selalu membantu
(W3/Wani/B146-
148)
Hoby informan adalah menulis cerita pendek (W3/Wanti/B110-
112)
Informan pernah meraih prestasi tingkat propinsi dalam hal
menulis cerita pendek
(W3/Wanti/B223-
225)
Jika marah informan cenderung diam atau hanya mengomel
sebentar
(W5/Wanti/B12-
13)
Informan mengalami kelainan saraf pada kaki sehingga tidak
bisa berjalan
(W3/Wanti/B38-
45)
3. Bullying yang dialami informan
Informan jarang bercerita tentang bullying yang dialami
semasa SD
(W3/Wanti/B127-
132)
Informan sering dijauhi teman-teman sekelasnya (W3/Wanti/B159)
4. Cara informan menanggapi kejadian bullying
Informan bisa fokus terhadap tujuannya untuk mencari ilmu
dan mengabaikan masalahnya dengan teman-temannya
(W3/Wanti/B172-
173)
Informan merasa sudah biasa apabila dijauhi dan tidak
disukai oleh orang lain
(W3/Wanti/B174-
176)
Wanti tidak mengetahui jika informan sering merenung dan
menangis
(W3/Wanti/B206-
207)
174
KATEGORISASI HASIL WAWANCARA SIGNIFICANT OTHER ISKA
(Teman Ita)
No Kategorisasi Kode
1. Kedekatan hubungan dengan informan
Hubungan Iska dengan informan sangat dekat (W6/Iska/B2)
Saat SMP hanya sebatas tau karena satu sekolah namun
beda kelas
(W6/Iska/B4-5)
Informan sekolah di SMA di kecamatannya karena
mendaparkan rekomendasi dari SMP
(W6/Iska/291-295)
Saat SMP Iska tidak mengenal informan karena
informan hanya diam di kelas
(W6/Iska/B386)
Mulai akrab sejak SMA kelas 1 (W6/Iska/B9)
Informan adalah teman sebangku Iska sejak kelas 1 (W6/Iska/B34)
IS sering cerita tentang masalahnya terhadap informan (W6/Iska/B55-56)
Informan sering cerita masalah nya terhadap Iska (W6/Iska/B56)
IS sering berkunjung ke rumah informan (W6/Iska/B116)
IS juga mengenal baik keluarga informan (W6/Iska/B171)
IS sering menemani informan saat ayah atau ibunya
belum menjemput di sekolah
(W6/Iska/B383-
384)
Informan sering meminta bantuan Iska (W6/Iska/ B190-
191)
2. Kepribadian informan
Informan mempunyai sifat pendiam (W6/Iska/B13-15)
Informan anak yang ikhlas (W6/Iska/B73)
Informan senang membantu Iska dan teman-teman
yang lain saat kesulitan dalam pelajaran di sekolah
(W6/Iska/B74-75)
Informan jarang makan karena tidak ingin berat
badannya bertambah dan membuat orang tua nya
keberatan saat menggendong nya
(W6/Iska/B368-
369)
(W6/Iska/B371-
374)
Informan sering menjadi juara kelas, dan sering
mengajari teman-temannya tentang pelajaran
(W6/Iska/B128)
(W6/Iska/B73-75)
3. Bullying yang dialami informan
Saat SD informan bersekolah di SD W1 kemudian
pindah ke SD W2
(W6/Iska/B277-
282)
Saat berada di SD W2 informan menjumpai teman-
temannya yang sirik terhadapnya
(W6/Iska/B302-
303)
4. Cara informan menanggapi kejadian bullying
Informan hanya diam saat menghadapi masalah dengan
teman-temannya
(W6/Iska/B142-
143)
Informan mudah memaafkan orang yang menyakitinya (W6/Iska/B421-
424)
175
Verbatim Wawancara
Nama : Ani
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Wawancara : 19 Desember 2014
Waktu Wawancara : 17.00-17.33
Lokasi Wawancara : Di rumah informan
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang gambaran diri subjek dan
pengalaman-pengalaman subjek selama sekolah.
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W1/Ani
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Oya hubunganmu sama keluarga kayak
gimana sih? Deket atau enggak?
Deket.
Deket banget? Kalo ada masalah gitu cerita
nggak?
Ho.oh.
Jadi apa namanya, masalahmu di sekolah
pas kamu masih kecil kayak gitu cerita?
Enggak, nanti ndak malah jadi rame, aku nggak
suka.
Lha kalo cerita-cerita ki cerita masalah
apa?
Ya kalo pas temenku itu nyakitin aku itu ya tak
bilangin kalo enggak ya enggak.
Berarti temenmu yang nyakitin kamu di SD
itu? Kalo yang kebangetan juga kamu
bilangin?
Iya aku bilangin ke orang tuaku.
Itu tanggepannya gimana orang tua mu?
Ya dateng ke sekolah.
Sampai dateng ke sekolah juga?
Ho.oh.
Jadi orang tua mu dateng ke guru ngasih
tau kalo itu itu nyakitin kamu?
Iya, yang temen-temen cowok ku itu.
Berarti perhatian banget ya bapak mu, eh
bapak apa ibu itu yang dateng?
Ya bapak ibu ku.
Yang dateng ke sekolah bapak sama ibu
mu?
Woh ibu.
Sampek dilabrak sama ibu mu nggak itu si
temen mu?
Hubungan informan
dengan keluarga: dekat
dan harmonis
Informan bercerita pada
orang tua tentang
masalah bullying di
sekolah
Orang tua informan
datang ke sekolah untuk
membela informan
176
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Enggak lha Ibu itu malah sok baik kalo sama
guru sama yang laen.
Oh jadi belom sempet ketemu ibnu ya ibu
mu?
Belom.
Oya kalo dari kalangan keluarga hubungan
kamu baik-baik aja ya?
Baik.
Pernah nggak mengalami kekerasan dalam
keluargamu?
Enggak.
Kadang sering ngasih dukungan nggak
keluargamu?
Ho’oh.
Dukungan dalam bentuk apa?
Ya moral.
Kalo ada masalah gitu kamu dapet
dukungan ya dari kelurga?
Ho’oh.
Kalo sodaramu berapa sih?
Empat.
Siapa aja sih? Mbak murtim mbak mona,
adekmu, trus siapa lagi?
Udah cuma itu.
Berarti sodaramu ada tiga dek. Empat
bersaudara. Hehehe.
Nah ho’oh mbak. Hehehe.
Oalah, lha dalam empat bersaudara itu
dibeda bedain nggak sama orang tua mu?
Enggak. Sama rata.
Kalo pendapat mu tentang keluargamu
kayak gimana sih?
Biasa-biasa aja mbak.
Kok biasa-biasa aja gimana?
Lha keluargaku dari dulu kayak nggak
mementingkan pendidikan mbak.
Oh gitu, kok bisa nggak mementingkan
pendidikan kenapa?
Yo nggak tau.
Eh, adek bisa ngomong kayak gitu kira-kira
kenapa? Alesan adek deh.
Yo biaya lah mbak. Kan cuma buruh tani
Kalo mbak murti sama mbak mona itu
sekolah sampai apa?
Sampai SD doang mbak.
Wah berarti kamu bagus bisa sampai SMK.
Informan tidak
mengalami bullying
dalam keluarga
Informan 4 bersaudara
Informan memiliki 3
saudara kandung
Informan dan saudara
kandung mendapatkan
perlakuan sama rata
Pendapat informan
tentang keluarga: tidak
mementingkan
pendidikan
Kondisi keluarga:
Keluarga informan tidak
mampu, profesi orang tua
buruh tani
177
80
85
90
95
100
105
110
115
120
125
Ho’oh.
Oh gitu jadi orang tuamu nggak
mementingkan pendidikam karena tidak
ada biaya ya. Tapi sekarang udah
mendingan ya?
Mendingan banget mbak.
Apa tuh dek yang bisa mendongkrak?
Kan ada suaminya mbakku mbak. Kalo nggak
sekolah dimarahin sama dia, mau jadi apa kalo
nggak sekolah katanya.
Oh bagus ya suaminya kakakmu.
Ho’oh kan suaminya mbakku ki lulusan S1
mbak.
Oh gitu, kuliah di mana dulu?
Di UNY.
Wah keren, trus kerjanya apa?
Dulu mau ke Australia, tapi kayaknya nggak
jadi. Sekarang di bagian apa aku nggak begitu
paham.
Oh gitu, jadi kakakmu pendidikannya SD
suaminya S1 ya?
Ho’oh.
Berarti suami mbakmu itu ngasih dukungan
buat keluarga mu juga ya?
Iyo.
Biaya sekolahmu sama adekmu juga dia
yang bantu?
Iyo mbak.
Berarti yang sempat mengenyam
pendidikan tinggi kamu sama adek mu ya?
Iyo mbak.
Keren keren. Emm lanjut ae ah, eh lha kalo
menurut kamu nih kamu tu orangnya kayak
gimana sih?
Aku sih biasa-biasa ae mbak.
Biasa-biasa ae gimana dek?
Ya cuma mensyukuri apa yang aku punya ae
mbak. Kalo dulu ada yang menghinaku nggak
usah tak bales.
Emm gitu, kamu gampang nggak sih
melupakan kejadian kejadian yang
menyakitkan?
Gampang mbak, nek dieling-eling ndak malah
lara ati.
Oh gitu. Kalo menurutmu kelebihanmu apa
sih dek?
Pendidikan informan
sampai SMK
Perekonomian keluarga
informan dibantu oleh
kakak ipar
Pendapat informan
tentang diri sendiri: biasa
biasa saja, banyak
kekurangan
Informan mudah
melupakan kejadian tidak
menyenangkan
178
130
135
140
145
150
155
160
165
170
Emm.. apa ya, ya paling yang nggak keliatan
ya mbak. Kelebihanku ya cuma bisa nerima
keadaan sama kalo diomelin sama orang bisa
diem aja.
Oh, diem tu maksudnya kenapa tuh,
dengerin meresapi apa cuek?
Yo cuek-cuek ae. Besok pasti ada balesannya
dia yang udah ngata-ngatain aku.
Tapi kamu masukin ke hati nggak tu?
Ah cuek aku mbak. Ora lah mbak.
Emm jadi kalo ada orang ngomong baik,
Ya kalo orang ngomong baik ya diterima, kalo
jelek ya lupain ae. Kan biasa to mbak orang
ngomong jelek sama kita. Kadang-kadang
orang kaya jelek-jelekin orang nggak punya,
sering seringnya.
Emm, kamu sudah pernah mengalami?
Kalo orang nggak punya tu dijauhin, kalo
orang kaya dideketin, kayak gitu kan mbak.
Tapi sudah pernah mengalami belom kamu,
kok bisa bilang kayak gitu kenapa?
Ya aku ngrasa selama punya rumah tangga
sendiri ini mbak. Ya kayak gitu keadaannya.
Kalo orang nggak punya dihina-hina, kalo
orang kaya dideketin.
Emm brarti kamu liatnya sekarang ya?
Emm kalo menurutmu kamu udah puas
belom sama diri kamu sekarang?
Ya orang tu nggak ada puas-puasnya mbak.
Harapan yang masih ingin kamu capai apa
sih?
Emm ya aku pengen punya rumah sendiri
nggak ikut orang tua suami, nggak mbebani
Dafa, nyekolahin Dafa, biar bisa sekolah
tinggi, nggak ngalamin kayak ibu nya.
Emm.. gitu. Pasti masih banyak ya
harapanmu di umur kamu yang ke dua
puluh ini.
Iyo mbak.
Kesibukan mu sekarang apa?
Ya ini ngurus rumah, sama udah punya anak
gini.
Emm Lha kalo suamimu sekolah sampai
apa?
SMP mbak.
Oalah, kok nggak nerusin kenapa?
Pandangan informan
tentang diri sendiri: cuek
Pandangan informan
tentang diri sendiri: cuek
Anggapan informan
tentang orang tidak
mempu selalu dijelek-
jelekkan orang
Informan sudah menikah
Informan pernah dihina
karena keadaan ekonomi
yang tidak mampu
Harapan informan:
mempunyai rumah
sendiri dan bisa
menyekolahkan anaknya
kelak
Informan sudah
mempunyai seorang anak
dan menjadi ibu rumah
tangga
179
175
180
185
190
195
200
205
210
215
Ya nggak punya biaya mbak. Kalo orang dulu
kan kayak gitu kan mbak, nggak mentingin
pendidikan.
Emm gitu. Lha kalo temen-temenmu
gimana? Dari SD dulu deh.
Kalo SD tu pada pilih kasih tu lho mbak, geng
gengan, trus kalo orangnya biasa biasa aja gitu
nggak ditemenin. Kalo yang baik-baik gitu
ditemenin.
Emm masih inget nggak siapa siapa yang
kayak gitu?
Ya dulu ada nisa, windi, itu geng gengan tapi
kadang pisah, ada denis sama geng nya juga
pernah pisah. Biasa kan mbak kalo SD kayak
gitu. Ada masalah kecil pisah.
Emm he’em he’em. Trus ada temen yang
baik banget nggak dulu sama kamu?
Emm, sek SD ki dulu tu mainnya cuma sama
Merisa, yang pendiem itu lho mbak. Ya cuma
sama dia aku mainnya.
Cuma berdua?
Iyo mbak, tapi kalo sekarang dia udah pindah
rumah.
Emm. Gitu. Trus pengalamanmu waktu SD
gimana lagi?
Ya pilih pilih lah mbak, aku sama Merisa itu
nggak ditemenin.
Misalnya diapain aja tuh?
Wah mbiyen ki dijegal juga mbak, sampai
jatuh, tangannya juga sering maju, plak plak
mbak.
Kamu sering disakitin ya?
Ya iya mbak.
Trus kamu diem aja atau ngelawan?
Ya aku pernah ngomong sama gurunya mbak,
tapi yo tetep wae nakali.
Oalah, walaupun udah dilaporin guru tetep
nyakitin kamu? Selama berapa lama tuh?
Kelas 1 sampe 6 mbak, awal nendang d kelas
Emm.. enam tahun ya. Trus ada nggak sih
kejadian yang paling nggak bisa kamu
lupain, yang bikin kamu jengkel banget?
Aku ki sering ditendangi mbak, padahal aku
nggak ngapa-ngapain, tangannya juga maju
terus, kaki nya maju. Jadi kan kalo sekolah kan
jadi nggak konsen kan mbak, kayak punya
Suami informan orang
tidak mampu
Pendapat informan
tentang teman-teman SD:
pilih kasih
Saat SD informan punya
satu teman baik
Bentuk bullying
psikologis: dikucilkan
Bentuk bullying yang
dialami informan:
bullying fisik
Informan pernah
berusaha lapor kepada
guru
Informan mengalami
bullying selama 6 tahun
dari kelas 1 SD
Bentuk bullying yang
dialami informan:
bullying fisik
Dampak bullying: tidak
180
220
225
230
235
240
245
250
255
260
pikiran terus, nggak tenang, adanya cuma
takut, pelajarang nggak bisa masuk ke otak.
cuma pengen menghindar. Kadang aku nggak
berangkat sekolah juga gara-gara takut.
Emm.. tapi kamu ada usaha buat melawan
nggak?
Ya kalo dilawan sih kadang ada mbak, tapi
kadang males juga aku mbak. Dilawan juga
tetep nggak ngaruh mbak saking nakalnya. Dia
tetep nyakitin terus malah makin menjadi jadi
kalo dilawan.
Emm.. lha yang dinakalin kayak gitu cuma
kamu doang apa ada yang lain?
Ya aku sama Merisa itu mbak.
Emm.. gitu.. kalo SMP mu di mana?
Daerah senggotan. Kalo temen SMP ki sih
lumayan, aku punya temen kalo SMP. Tapi
temen-temenku malah banyakan cowok mbak.
Lha yang cewek kok enggak?
Kalo yang cewek tu ya baik gitu juga sih mbak.
Kalo cowok malah lebih asik.
Lha yang cewek gimana itu hubungannya
sama kamu?
ya biasa aja sih mbak cuma kadang jauh.
Lha dijauhinnya pas apa itu dek?
Ya sebenernya mereka tu kalo pas kayak ada
tugas dari sekolah gitu, kan aku sering bisa ya
mbak soal pelajaran, kalo aku pas nilainya
bagus gitu aku dideketin. Kalo enggak ya
dicuekin mbak. Pokok kalo aku bisa ngerjain
ya pada mendekat, pada nyontek.
Emm.. nilaimu pas SMP bagus-bagus ya?
Ya lumayan, kan temenku pada sering males
mikir ya mbak. Jadi cuma nyontek.
Emm. Gitu, jadi ada maunya ya?
Iya, jadi kalo nggak ada maunya ya nggak
mendekat. Temen baik cewek nggak punya aku
mbak. Paling gur Wida kae mbak. Tapi yo
biasa biasa wae ra cerak.
Oh gitu, kalo temen-temenmu pas SMK
gimana?
Ya biasa-biasa aja, tetep geng gengan. Tapi
baik-baik semua.
Emm.. gitu, perasaan mu gimana sih, tadi
kan kamu cerita kadang kalo ada perlu
pada mendekat, kalo enggak cuma pada
konsentrasi, takut, bolos
sekolah
Informan pernah
berusaha melawan pelaku
Setelah lulus SD
informan bersekolah di
SMP swasta di
kecamatannya
Menurut informan teman
laki-laki lebih
menyenangkan
Prestasi informan saat
SMP bagus
Teman SMK baik semua
walaupun berkelompok
181
265
270
275
280
285
290
295
300
305
menjauh. Gitu gimana?
Ya kadang kroso mbak, ngopo kok ndeketin,
padahal biasanya enggak kan krasa to mbak.
Trus kalo pas kamu dijauhin gitu krasa
nggak?
Krasa mbak, ngapain to aku kok dijauhin, ya
wes yoben.
Emm.. gitu. Kalo temen SMK mu tadi
gimana?
Ya kalo SMA baik lah, geng gengan yo biasa
ae mbak. Tapi ora popo.
Baik-baik aja ya SMK nya. Emm kalo
menurutmu sendiri kenapa sih kamu
dijauhin ato disakitin sama temen-temenmu
tadi?
Ya menurutku karena aku orang nggak punya
mbak, jadiuhin mulu, disakitin sama temen SD
ku dulu itu. Kalo pas SMP dijauhin sama
temen-temen cewek aku sering mikir muka ku
jelek apa ya. Gitu mbak aku mikirnya.
Emm.. gitu.Kalo temen deket brarti Cuma
dikit itu tadi ya, melisa, kalo cuma main
sama cowok itu ya?
Iyo mbak.
Tapi menurut kamu perlu nggak sih guru-
guru tau masalah kamu ini?
Ah nggak mbak. Tau juga nggak ngaruh. Ya
yang parah cuma pas SD itu mbak. Didorong
sampai jatuh, ditendang hahduh..
Emm... sampai luka nggak sih?
Ya kayaknya sih enggak mbak.
Emm.. rasanya gimana dek digituin?
Ya rasanya cuma bertanya-tanya mbak, aku ni
punya salah apa kok diperlakuin kayak gitu.
Kalo punya salah ki apa salahku? Tertekan aku
mbak pas SD, kadang mangkat ora mangkat
ora.
Emm.. gitu. Motivasi mu apa dek kok tetep
sekolah?
Lha kalo nggak sekolah aku mau jadi apa
besok mbak. Kerja dimana gitu mikirnya. Aku
pengen masuk SMP juga. Mikirnya gitu mbak.
Emm.. dari kejadian yang kayak gitu
sebenernya kamu pengen bales nggak sih?
Ah enggak mbak, aku mikirnya selalu biarin
besok pasti ada yang bales, dari orang lain atau
Teman SMK informan
baik walaupun
berkelompok
Sebab informan dibully:
Informan orang tidak
punya
Informan merasa
tindakan pelaku sudah
sangat parah
Respon informan saat
dibully: bertanya-tanya
dan tertekan
Malas berangkat sekolah
Motivasi informan: tetap
sekolah
Informan tidak ingin
membalas perlakuan
182
310
315
320
325
330
335
340
345
350
355
dari gusti Allah. Trus moga aja aku bisa lebih
baik dari orangnya ya alhamdulillah.
Emm.. tapi kalo kamu ketemu sama
orangnya gimana?
Ya kalo sekarang sih biasa-biasa aja mbak.
Yang dulu ya dulu. Kalo dia nyapa ya tak
bales, kalo enggak ya enggak.
Kalo jaman SD dulu waktu kamu masih
satu sekolah sama dia?
Ya cuma pengen menghindar aja mbak. Biar
nggak ketemu. Takut. Lha di kelas, dihadang
pas pulang juga. Haduh
Tapi kamu udah bisa maafin belum sih?
Ya dulu pas mau SMP gitu aku mikir nya ah
yaudah deh aku maafin aja. Biar aku nya juga
lega.
Lha gimana kamu bisa memulihkan
perasaanmu dari kejadian nggak enak itu?
Ya berdoa terus aja mbak, biar besok-besok
nggak nemuin temen yang kayak gitu lagi.
Emm.. setelah kejadian kejadian yang
nggak enak itu, temen-temen kamu yang
pernah nyakitin kamu, diemin kamu itu
pernah minta maaf ke kamu nggak?
Nggak pernah sama sekali mbak, nggak peduli,
nggak ada permintaan maaf dari mereka.
Tapi kamu pernah belum kayak mencari
jalan keluar atas permasalahan kamu
dengan teman-temanmu? Kayak misal
kamu kenapa sih kok diemin aku, kok
nyakitin aku?
Ya pernah mbak, tapi anaknya juga tetep sama
aku mbak baik yang nyakitin aku, diemin aku.
Emm.. kamu pernah nggak sih mencoba
mikir mingkin dia memperlakukan aku
kayak gini karena apa, dari sudut pandang
nya temenmu itu?
Ya kalo yang ibnu temen SD ku itu aku
mikirnya mungkin dia karena orang tua nya
bercerai, jadi dia butuh pelampiasan marahnya.
Jadi ke aku temennya dia di SD itu. Kalo yang
temen yang diemin aku ya paling mereka
nggak mau punya temen kayak aku. Gitu doang
sih mbak..
Emm.. tapi emang aslinya kamu dari awal
belum pernah deket sama mereka trus
temannya
Respon informan apabila
bertemu dengan pelaku:
biasa saja
Informan sering
menghindar karena takut
Dikelas dan saat pulang
Informan sudah
memaafkan pelaku
Informan berdoa dan
berharap agar tidak ada
orang seperti pelaku
Pelaku tidak pernah
meminta maaf kepada
informan
Informan pernah
mencoba menyelasaikan
masalah dengan pelaku
Informan berusaha
berempati kepada pelaku
183
breng gitu ya?
Belom pernah deket sama sekali mbak.
Informan tidak pernah
mempunyai hubungan
dekat dengan pelaku
184
Verbatim Wawancara
Nama : Ani
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Wawancara : 2 Januari 2015
Waktu Wawancara : 17.10-17.30
Lokasi Wawancara : Di rumah informan Ani
Tujuan Wawancara : Wawancara untuk menggali gambaran memaafkan
informan terhadap pelaku bullying
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W2/Ani
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Oya kamu umur berapa dek?
Dua pulus satu mbak. Kalo kamu dua dua ya
mbak?
Iya dek. Hehe. Kamu dua satu nya kapan?
Oktober kemaren mbak.
Oalah, tau gitu aku gebyuri. Hehehe.
Hehehe. Jangan mbak. Lha kalo mbak
spupumu itu lahiran sembilan dua juga mbak?
Iya, cuma beda setahun kok sama adeknya.
Oh gitu.
Oya aku mau tanya-tanya dikit lagi ni sama
kamu, kamu kan katanya udah bisa
memaafkan apa yang dilakuin si Ibnu dan
kawan-kawan ya, nah itu kamu bisa
langsung maafin atau butuh waktu lama
sih?
Kalo sekarang ya biasa lah mbak.
Lha kalo yang selama enam tahun itu? Bisa
langsung maafin ya kamu?
Ya enggak, ya udah nggak pernah ketemu kok
mbak, udah biarin aja.
Lha kalo dulu pas masih sering ketemu?
Ya marah mau bales sih mbak, pengen bales,
tapi tak pikir-pikir mau bales ya buat apa.
Oh pengen bales? Tapi jadi kamu bales
nggak?
Enggak.
Kenapa kok gitu?
Ya sendiri-sendiri lah mbak, cuek aku.
Emm.. cuek ya.
Iya mbak, malah denger denger dia sekarang
menghamili orang mbak.
Oya? Oh berarti sampai sekarang masih
nakal ya dia?
Usia informan: 21 tahun
Informan lahir pada bulan
Oktober
Informan sudah
memaafkan pelaku
Awalnya informan ingin
membalas pelaku, tapi
mengurungkan niat
Informan cuek
185
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
Iya. Kalo sama Febri kamu sering ketemu
nggak mbak?
Febri adeknya mbak dwi itu?
Iya, dia kan dulu juga sering nakalin aku mbak.
Tapi yang parah ya Cuma Ibnu itu.
Kalo sama Febri sih sering ketemu, tapi kalo
sama Ibnu nya nggak pernah.
Dia kan sekarang doyan mabok juga mbak.
Oh gitu, aku malah nggak tau dek.
Hehe.Emm.. berarti kamu awalnya pengen
bales gitu ya, tapi enggak kamu bales.
Enggak aku bales nggak biarin aja.
Tapi kejadian itu jadi berpengaruh nggak
sama kehidupan kamu? Misal trauma gitu?
Kalo keinget ya cuma sebel sebel gimana gitu
mbak. Tapi ya kalo trauma kayaknya enggak.
Tapi yang kamu rasain di hati gimana?
Yang aku rasain ya udah lah, orang nya juga
sering dateng ke tempat adek ku mbak. Maen
sama adek ku, dia sering main ke tempat mbak
Ning tau nggak mbak?
Siapa ya?
Yang sodara nya mbak Yuli itu lho.
Oh ya aku tau.oh sering main ke situ juga
to?Berarti sering ketemu kamu ya?
Ya kalo liat sih cuma dari dari jauh mbak.
Oh gitu to. Lha kamu habis kejadian itu tu
yang bikin kamu ah udah ah aku maafin
gitu apa?
Ya kalo nggak maafin ndak nggak baik, kalo
dendam gitu mbalah nggak baik mbak.
Nggak baik gimana ni maksudnya?
Ya kalo aku nggak suka banget sama orang kan
malah bikin sakit sendiri mbak. Yaudah aku
anggap aja hal biasa. Kalo sekarang kan malah
jadi temennya adek ku mbak, malah aneh kalo
inget, dulu musuhan kok malah temenan sama
adek ku sekarang.
Hehehe. Trus kamu kalo liat orang nya
sama inget kejadian waktu SD itu gimana?
Ya kalo liat cuma dari jauh itu tadi mbak. Dia
mainnya nggak di rumahku kok mbak, di
masjid selatan itu.
Emm.. lha kalo misal ketemu gimana?
Ya biasa aja mbak.
Kalo menurutmu perlakuan Ibnu dan
Jika teringat masih
sedikit marah
Informan masih sering
bertemu dengan pelaku
Pelaku menjadi teman
adiknya
Faktor pendukung
memaafkan
Faktor pendukung
memaafkan
Informan masih sering
melihat pelaku
Saat bertemu sudah biasa
saja
186
85
90
95
100
105
110
115
120
125
kawan-kawan tuh parah nggak sih menurut
kamu?
Parah buanget.
Soalnya kenapa?
Soalnya plak plek tangannya maju terus, kalo
nggak tangan ya kaki nya yang maju. Sering
ngambil sebatu temen, dibuang sama dia.
Nggak ada yang berani sama dia?
Enggak mbak, dah kebangetan, ya yang paling
dinakalin sama dia tu aku sama merisa itu
mbak.
Kamu belum pernah bales sama sekali ya?
Enggak lah mbak
Tapi kamu memaklumi nggak sih?
Ya lumayan lah, tak maklumin, dia nggak
seberuntung aku yang orang tua nya masih
bareng. Orang tua Ibnu kan cerai, ya paling
caper aja mbak anaknya.
Tapi kamu ada keinginan buat mencoba
deketin orangnya nggak sih?
Enggak lah mbak, buat apa.
Hehehe. Jadi yang yang bikin kamu maafin
apa yang mereka lakuin itu nanti ndak
malah nggak baik itu ya?
Iya mbak. Nggak baik buat diriku sendiri.
Makin dewasa juga kan.
Tapi kamu pernah nggak sih waktu gedhe
ini mengalami hal yang hampir mirip kayak
waktu SD dulu itu, nemuin orang kasar
gitu?
Enggak mbak, baik semua kok, ya paling cuma
diem dieman aja. Biasa mbak.
Nah kalo kamu bener-bener memaafkan
temen-temen kamu tadi itu keuntungannya
apa sih?
Ya malah enggak dendam mbak. Perasaannya
enak, nggak mangkel, kalo dulu kan pas
kejadian ya rada mengkel.
Emm gitu, waktu dia akhir-akhir nakal kan
kelas enam kan.
Iya mbak, bikin nilai ku turun semua.
Emm.. akibatnya itu ya.
Iya.
Emm..pas kamu SMP masih sering keinget
kejadian itu nggak?
Ya cuma berharap aja nggak akan ketemu
Pendapat informan
tentang tindakan pelaku
Pendapat informan
tentang tindakan pelaku
Informan tidak pernah
membalas tindakan
pelaku
Informan berempati pada
pelaku
Informan tidak berusaha
mendekati pelaku
Dorongan untuk
memaafkan agar tidak
menjadi beban pribadi
Hikmah yang informan
dapatkan dari
memaafkan: tidak
terbebani
Bullying berdampak pada
nilai informan yang
menurun
Informan berharap tidak
187
130
135
140
145
150
155
orang itu lagi, nggak satu sekolah.
Tapi bikin kamu trauma nggak sih di SMP
itu?
Enggk mbak, ada temen yang lebih baik.
Emm. Berarti harapannya nggak ketemu
ya,soalnya dia nggak di SMP Senggotan
juga kan.
Enggak, di Senggotannya waktu akui dah mau
lulus.
Iya po? Sempet di sana? Ketemu lagi dong
berarti.
Dia kan jadi adek kelasku mbak pas SMP.
Oh gitu.
Dia masuk sana kelas dua, pas aku kelas tiga.
Berarti ketemu lagi tu?
Iya. Tapi jarang jarang.
Trus kamu gimana inget kejadian yang
dulu-dulu nggak?
Ya cuma mbatin aja ngapain anak itu masih
sini.
Hehehe. Berarti pernah ketemu to.
Iya mbak, tapi ya baik-baik aja, karena aku dah
mau lulus sih, dia kelas dua. Hehe.
Emm.. berarti nggak ada trauma juga ya.
Enggak.
Pernah nggak kamu ngrasa susah maafin
dia?
Ya pernah lah mbak, kan dia dah tega banget
tangan kaki maju semua. Hah
satu sekolah di SMP
Saat SMP informan satu
sekolah lagi namun beda
kelas
Faktor penghambat
memaafkan: kekerasan
fisik
188
Verbatim Wawancara
Nama : Ani
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Wawancara : 2 Juni 2015
Waktu Wawancara : 18.00 – 18.36
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Menggali data tentang faktor yang
mempengaruhi untuk memaafkan pelaku bullying
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W5/Ani
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Oya An, aku mau tanya tentang yang
bullying itu.
O.. iyo mbak
Oya kamu dulu memilih memaafkan kenapa
soalnya?
Ya kan kalo nggak dimaafkan ndak nggak baik
buat aku nya. Ntar ndak aku ki malah punya
pikiran kan. Aku mah udah lah mbak biarin aja.
Lagian kalo sekarang ketemu baik-baik aja,
sekarang malah nyapa kalo ketemu. Dulu ya
dulu deh.
Oh.. terus kamu bisa merasa memaafkan
dia karena udah sama-sama dewasa itu dari
kapan?
Yaa.. gimana ya mbak, bener-bener paling ya
SMP.
Kalo SMP gimana dek?
Kalo SMP kan ya sering ketemu gitu. Ketemu
di sekolahan, satu sekolahan, ya sebenernya
biasa juga sih mbak, tapi masih kayak agak
gimana gitu, heran aja kenapa dulu aku
digituin.
Berarti waktu masih SMP ketemu di
sekolahan itu masih agak sebel?
Iya cuma dikit sih mbak, ya kalo udah SMA itu
sama-sama udah dewasa mbak, pas kapan itu
aku liat orang nya, pas di deket mu ada acara
jathilan itu lho mbak, aku ke sana eh ketemu
dia, biasa aja, nyapa malahan.
Kalo keinget kejadian dulu gimana?
Ya biasa aja mbak, ga kenapa kenapa.
Sekarang udah pada lupa ya?
Iya..
Kalo dulu pas kamu masih di bully di SD
Alasan memaafkan:
sudah sama-sama
dewasa, jika tidak
memaafkan akan
membawa pikiran
Benar-benar memaafkan
sejak SMP
Saat SMP bertemu masih
sedikit sakit hati
Saat SMA merasa sudah
dewasa sepantas nya
memaafkan
Akhir-akhir ini masih
bertemu pelaku, dan
meyapa
Saat mengingat kejadian
merasa biasa saja, tidak
sakit hati
189
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
apa sih yang bikin kamu bisa bertahan di
situasi kayak gitu?
Ya kan aku cuma pengen nerusin sekolah
mbak, mau pindah juga nanggung.
Ada yang kamu lakukan nggak?
Apa ya, ya paling cuma sempet melawan, tapi
lama-lama aku bosan mbak, biarin aja
Sempet pengen pindah?
Pengen tapi tanggung nggak boleh
Brarti pengen nya pas SD akhir?
Iya kayaknya mbak
Oya ada kejadian yang sampai sekarang
nggak bisa kamu lupain nggak?
Nggak ada mbak biasa aja
Ada yang kamu inget bener nggak sih?
Diapain gitu.
Ya cuma kejadian kejadian nendang gitu mbak,
kalo pas nggak ada gurunya.
Nggak ada kejadian yang paling kamu inget
banget gitu?
Nggak ada mbak.
Lupa ya?
Iya, soalnya udah biasa aja, inget pun yaudah
lah gitu.
Pokoknya intinya nakalin gitu ya.
Iya.
Trus motivasi mu juga cuma pengen sekolah
itu ya?
Iya
Tapi sempat mau bales kan kamu?
Iya mau bales tapi lama-lama yaudah aku
diemin aja, biarin aku anggep biar lama-lama
bosen sendiri.
Oh gitu.
Trus dia tu sebenernya juga sering ngatain
anak-anak lain juga mbak, kayak ngatain lambe
nya ndobleh lah, apalah.
Emm.. lha kalo menurut mu dia tu kayak
gitu kenapa dek?
Ya gara-gara dia butuh perhatian itu mbak, kan
dia anak broken home, orang tua nya cerai.
Emm.. kalo kenapa dia nglakuin itu ke
kamu?
Ya nggak tau mbak, paling gara-gara dulu aku
orang nya kayak gini.
Emm..ada nggak sih kaitan kamu bersikap
Alasan tetap bertahan;
ingin tetap sekolah,
sempat ingin pindah
Upaya: sempat membalas
agar pelaku tidak
semakin berani, namun
hanya sebentar
Tidak ada kejadian
bullying yang detail dia
ingat
Hanya kejadian pada
umumnya seperti
menendang
Sudah banyak kejadian
yang lupa
Sempat membalas namun
bosan karena tidak ada
pengaruhnya
Pelaku juga menjelek-
jelekkan anak lain
Menurut informan pelaku
seperti itu karena kurang
perhatian
190
85
90
95
100
105
110
115
120
125
kayak gitu sama agama?
Ya gimana ya mbak, kayak lama-lama bosen
aja mbak ngapain dia bersikap kayak gitu.
Maklum gitu.
Emm ada kaitannya nggak kamu bersikap
memaafkan dia karena takut sama gusti
Allah, takut ndak dosa gitu?
Yaa ada sih mbak kayaknya. Yaa cuma
maklum aja mbak, dulu waktu kecil berantem
kan udah menjadi hal yang biasa.
Emm maklum.
Iya mbak, dewasa aja bisa berantem apalagi
anak kecil
Emm gitu ya, tapi ada nggak sih keyakinan
biar nanti Allah yang bales gitu?
Enggak.
Kalo dari keluarga gimana, ada dukungan
nggak? Misal nggak papa diginiin gitu.
Enggak sih mbak.
Kalo dari ibukmu gitu?
Enggak mbak cuma didiemin aja.
Kalo dari mbak mu?
Enggak mbak dia nggak tau.
Jadi dari keluarga nggak ada ya?
Ya kayak aku pernah minta pindah itu mbak
nggak diijinin sama orang tua ku, nanggung
katanya.
Emm oya aku mau tanya kamu biasa nya
solat nggak sih dek?
Ya tak akoni aja mbak, aku cuma kadang-
kadang mbak solatnya, nggak rutin.
Emm.. itu kenapa kok belum bisa rutin?
Ya gimana ya mbak, aku kan tugas nya
sekarang momong anakku, kayak sering
diompolin gitu kan jadi males mbak.
Kalo dulu gimana sebelum punya anak?
Ya sama mbak, bolong-bolong juga, ya males
itu paling. Hehe
Emm..kalo sekarang sering ngaji juga
nggak?
Enggak mbak. Tapi jane aku juga pengen mbak
bisa rutin solat.
Ada nggak sih peran agama buat kehidupan
kamu?
Ya, udah pusing mikirin makan mbak, paling
cuma bisa nerimo aja mbak
Pemulihan informan
dengan memaklumi
pelaku
Tidak ada keyakinan
Allah akan mengambil
andil
Tidak ada dukungan dari
keluarga
Informan tidak rutin solat
Tidak rutin solat karena
sering terkena ompol,
malas
Sejak belum punya anak
tidak rutin solat karena
masih malas
Informan ingin bisa rutin
solat dan mengaji
Agama tidak begitu
berperan dalam
191
130
135
140
145
150
155
Emm kenapa kok pengen?
Ya pengen bener aja mbak, lebih bener gitu
dari sekarang, tapi kok belum mulai-mulai.
Hehe.
Emm gitu.. yaya.. eh usaha kamu buat
maafin dia apa sih?
ya kan awalnya aku sempat minta pindah kan
mbak, tapi nggak diijinin sama orang tua. Aku
sendiri juga punya keinginan buat sekolah biar
nggak katak kakak-kakakku. Ya sudah aku
semangatin diriku aja biar kuat trus bisa
ngilangin rasa benci itu.
Trus apa lagi?
Kan pas SMP ketemu lagi mbak, tapi dia jadi
adek kelasku, aku sih udah nggak mikirin
kejadian itu sih mbak, ya cuma berusaha
bersikap baik aja biar kejadian waktu SD
nggak terulang lagi
Aku tu pengen cerita ke kamu mbak.
Apa?
Misal ada perempuan, banting tulang, tapi yang
laki-laki cuma santai-santai itu bener nggak
mbak?
Wah ya kewajiban kerja tu yang laki dek.
Emang kenapa dek?
Itu lho sodaraku samping rumah kayak gitu,
aku sering kasian, itu lho mbak mertua nya
galak banget, kasian ya.
Iya ya..
Wah untung aku nggak kayak gitu.
Kalo kamu cukup kan dek?
Ya cukup lah kalo cuma buat makan.
Sekarang suami mu kerja di mana sih?
Di pabrik BH itu lho mbak Bantul
Oalah di situ to, lha kalo dulu di mana?
Di gemilang
Mana itu?
Aku juga nggak tau, hehe.
Kalo kamu dulu di mana?
Di mesindo mbak, aku di deket UMY itu Cuma
bentar mbak.
Kalo mesindo tu mana?
Karang itu mbak.
Pabrik apa itu?
Masker mbak.
Emm banyak ya pabrik kayak gitu.
kehidupan
Informan ingin berada di
jalan yang benar, namun
belum mampu
mewujudkannya
Usaha untuk memaafkan
Usaha untuk memaafkan
Suaminya sekarang
bekerja di pabrik BH
192
Verbatim Wawancara
Nama : Significant other Tini (ibu kandung informan Ani)
Pekerjaan : Buruh
Tanggal Wawancara : 2 Januari 2015
Waktu Wawancara : 17.45-18.00
Lokasi Wawancara : Di rumah Subjek
Tujuan Wawancara : Cross check tentang wawancara terhadap informan Ani
Jenis Wawancara : Semi Terstruktur
Kode : W3/Tini
No Verbatim Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Dulu waktu mbak Ani SD sering ke sekolah
mbak Ani nggak buk?
Oh saya kalo ke sekolah Ani jarang, kan kalo
ambil rapot Cuma bapaknya doang.
Emm kalo yang masalah mbak Ani yang
sering dinakalin sama temen-temennya itu
buk?
Oh iya dulu mah banyak mbak yang sering
nakalin anak saya. Dari anak saya yang
pertama itu, yang kedua juga pernah, yang Ani
itu juga termasuk sering dinakalin sama temen-
temennya yang SD. Tapi yang paling parah ya
anak saya yang kedua itu, dia pernah pulang
sekolah bajunya disilet silet sama temennya.
Pulang sekolah cuma nangis doang, bajunya itu
dibuang sama dia, nggak diliatin sama saya, itu
lho anaknya mamik, tau nggak?
Wah nggak tau saya buk. Hehe.
Ya itu juga yang sering nakalin anak saya, tapi
anaknya agak nggak waras.
Oh jadi emang agak keterbelakangan
mental ya buk?
Iya.
Kalo mbak Ani gimana buk dulu?
Kalo Ani dia juga sering dinakalin sama
temen-temennya.
Trus ibu gimana dulu menanggapinya?
Ya kalo masalahnya Ani saya agak nggak
begitu fokus, soalnya saya tau dia orangnya
bisa mengatasi masalahnya sendiri. Misal dia
dinakalin ya paling dia cuek aja, dia bisa
mengatasi masalahnya sendiri. Saya waktu itu
Awal Ani menjadi korban
bullying: saat SD
Informan dibully
tetangganya
Ani adalah anak yang
cuek
193
35
40
45
50
55
60
65
70
75
ke sekolah cuma ngawasin anak saya yang ke
dua, yang nggak berani melawan teman-
temannya.
Oh gitu, kalo buhungan ibu sama bapak ke
mbak Ani deket nggak buk?
Ya biasa aja dek, kan saya sibuk nyari duit,
saya orang nggak punya cuma buruh gini, buat
makan aja susah dek, jadi mungkin kalau
masalah perhatian agak kurang.
Oh gitu, trus yang ibuk ketahui tentang
mbak M dan pergaulannya seperti apa buk?
Ya Ani tu anaknya kuat dipandingkan kakak
kakaknya. Dia dulu waktu SD sering dinakalin
sama teman-temannya apalagi yang anak Mrisi
Lor itu, saya lupa namanya. Trus waktu SMP
dia malah banyak teman laki-lakinya dek.
Oh lha teman perempuannya kenapa buk?
Saya nggak begitu tau dek. Dulu dia pernah
pulang sekolah waktu SMP dihadang sama
orang dek, diikutin terus sampek daerah tengah
sawah sana, dia terus ngayuh sepedanya
kenceng sampek rumah.
Oh, siapa itu buk?
Saya juga nggak begitu paham dek, itu
kejadiannya beberpa hari dek, setelah hari
pertama diikutin itu besoknya diikutin lagi
sampek tiga hari, sampek dia minta tolong
dianterin tetangga saya, gara-gara takut pulang
dihadang sama orang itu.
Oh gitu,
Iya, trus pernah juga minta tolong teman laki-
laki buat ngenterin dia pulang ke rumah.
Oh gitu, trus responnya mbak Ani sama
pelaku kayak gimana buk?
Ani tuh orangnya gampang melupakan dek,
cuek anaknya.
Misal terus sebel, pengen bales gitu nggak
buk?
Wah enggak mbak, Ani tu cuek, kalo dinakalin
sama teman temannya ya wes rapopo, meneng
wae, cuek mbak anaknya. Sampek sekarang
kayak gitu mbak anaknya, cuek pokoknya.
Masalahnya bisa mengatasi sendiri. Nggak
kayak kakak kakaknya dulu, saya sempat turun
tangan kalo sama kakak kakaknya
Kedektan orang tua: tidak
dekat
Perhatian orang tua
kurang
Ani adalah anak yang
kuat
Orang tua informan
mengetahui pelaku
Informan mudah
melupakan kejadian
menyakitkan
Informan adalah anak
yang cuek
Informan bisa mengatasi
masalahnya sendiri
194
Verbatim Wawancara
Nama : Roha (Adik kandung informan Ani)
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Wawancara : 17 Februari 2015
Waktu Wawancara : 19.00-19.21
Lokasi Wawancara : Di rumah significant other
Tujuan Wawancara : Cross cek wawancara dengan informan Ani.
Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur
Kode : W4/Roha
No Keterangan Analisis
1
5
10
15
20
25
30
35
Oya kamu kalo sama kak Ani hubungannya
gimana dek?
Deketnya ya biasa aja mbak.
Biasa aja gimana dek?
Ya kayak kakak sama adek biasa.
Emm akrab banget juga nggak?
Kadang akrab kadang enggak mbak.
Kalo pas enggak tuh pas gimana dek?
Ya paling masalah pas bikin marah, pokoknya
pas orang nya nggak enak gitu mbak.
Emm.. sering nggak enak juga to?
Iya mbak.
Emm.. kalo sama keluarga gimana sih, sama
ayah ibu gitu kak Ani gimana?
Ya deket mbak.
Bagus hubungannya?
Bagus mbak.
Sering ada masalah kayak kekerasan gitu
nggak?
Enggak mbak.
Baik-baik aja ya.
Iya.
Trus bener nggak sih dek dulu kondisi
ekonomi keluarga kurang?
Ya dulu mbak, bener kalo dulu, tapi sekarang
udah kemajuan.
Emm bagus ya sekarang.
Iya mbak.
Emm mbak-mbak mu yang pertama sama
kedua itu SD ya dek pendidikannya?
Iya mbak.
Kalo kamu?
Aku masih SMK mbak sekarang.
Emm kelas berapa?
Kalas 1 mbak.
Hubungan dengan
informan biasa saja,
layaknya kakak dan adik
Hunungan Ani dengan
keluarga baik
Tidak ada kekerasan
dalam keluarga
Dahulu mengalami
kesulitan ekonomi
Adik M kelas 1 SMK
195
40
45
50
55
60
65
70
75
80
Oalah baru kelas 1 to, SMK mana dek?
SMK Pandak itu lho mbak. Jurusan mesin
mbak.
Oh itu, oya kalo kak Ani tuh orang nya
gimana dek yang kamu tau?
Dia tuh sikapnya mbak.
Gimana dek?
Dia tuh, wah nggak menghargai gitu lho mbak.
Kayak nggak pengertian, misal kalo udah
dibantu tuh nggak gimana-gimana gitu.
Contohnya gimana dek?
Apa ya, misal sekolah sampai tinggi sama
orang tua, tapi nggak gantian bantu orang tua.
Emm gitu.
Iya mbak disekolahin sampek tinggi tapi nggak
balas budi gitu lho.
Oh lha apa namanya, katanya dibantu sama
suami nya kakak pertama mu juga?
Iya mbak, wah itu orangnya cocok banget
mbak sama saya, baik banget lah suka ngasih
uang kalo lagi butuh.
Oh. Gitu hehehe. Tapi kalo keseharian kak
M gimana?
Biasa aja mbak, baik Cuma kadang-kadang
mbak. Tapi banyak nggak enaknya.
Emm gitu. Kamu tau nggak dek dia kalo
sama temen-temen gimana?
Wah dia kalo sama temen-temennya tobat dia
mbak.
Lho kenapa?
Kadang nggak pengertian sama temennya,
misal dateng ke rumah nggak suruh masuk,
pokoknya nggak pengertian kalo ada temennya
harus gimana.
Emm.. trus dulu katanya dia pas SD udah
pernah diejek-ejek temennya.
Wah agak nggak paham aku mbak, Cuma dikit
tau.
Kamu waktu itu kelas berapa dek?
Paling 3 mbak. Kalo sekarang kayaknya nggak
ada mbak yang ngejek.
Iya dulu kok dek.
Iya kalo dulu emang mbak.
Kamu tau sama temen SD nya yang nakalin
dia dek?
Kenal mbak temenku dia.
Kepribadian Ani: kurang
pengertian dan kurang
peka jika sudah dibantu
Menurut Roha informan
tidak balas budi terhadap
orang tua
Roha dekat dengan kakak
iparnya
Roha merasa Ani sering
tidak menyenangkan
Ani kadang tidak
pengertian kepada teman
Roha mengetahui
informan pernah menjadi
korban bullying saat SD
Sekarang tidak ada yang
membully M
Pelaku yang membully
196
85
90
95
100
105
110
115
120
125
Katanya dulu sekelas kan sama mbak mu.
Iya kayaknya mbak.
Nah katanya dulu kan dia yang ngejek-ejek
dek.
Iya mbak. Tapi aku nggak ngerti banget mbak.
Emm.. tapi kamu tau nggak kalo dia habis
diejek-ejek gitu responnya gimana?
Dia paling cuek mbak, nggak dipedulikan
mbak sama dia. Paling awal nya aja ngancem
mbak.
Emm.. nek hubungannya sama orang
gimana dek dia?
Wah dia tu betah omong mbak.
Oalah. Hehehe.
Paling dulu tuh cuma masalah ekonomi mbak
dia diejek-ejek sama dijauhin.
Emm masalah ekonomi tadi ya.
Iya, nggak dihargai to.
Iya dek.
Iya aku juga tau mbak itu.
Kamu juga paham dek kalo dulu ekonomi
kurang?
Wah ya ngerti mbak, kayak kalo semakin
pangkatnya tinggi kan semakin dihargain sama
orang to mbak. Ya nggak mbak.
Hehehe iya ya dek. Udah nikah ya dek dia?
Iya mbak, udah setaunan lebih lah.
Emm.. oya kalo kejadian mbak mu diejek-
ejek sama temennya biasanya dimana dek?
Yo di sekolah to mbak, di kelas. Trus pendiem
orang nya, menyendiri, nggak PD.
Emm..katanya dulu temen deketnya Cuma
merisa ya.
Iya mbak cuma dia, dulu juga pernah kok aku
diajak main sama dia, ke rumah nya dulu.
Tapi kamu kamu nggak dek misal mbak mu
ketemu sama ibnu bakalan gimana?
Wah ya udah lupa paling mbak, udah biasa aja.
Emm.. tapi dendaman nggak sih mbak mu?
Ya gimana ya mbak, awalnya paling suka
bilang “delok o kowe sesuk” tapi habis itu terus
lupa.
Emm, berarti cuma awal doang ya?
Iya.
Jadi emang cuek ya dek orang nya?
Iya mbak.
Ani sekarang menjadi
teman Roha
Ani adalah orang yang
cuek
Ani dibully karena
masalah ekonomi yang
buruk
Ani tidak dihargai oleh
teman-temannya
Informan Ani sudah
menikah selama setahun
lebih
Informan Ani dibully di
kelas, Ani menjadi
pendiam dan tidak PD
Informan Ani hanya
punya 1 teman dekat saat
SD
Jika sekarang informan
Ani bertemu dengan
pelaku kemungkinan
akan biasa saja tanpa
masalah
197
130
135
140
145
150
155
Tapi kalo bapak ibu mu perhatian nggak sih
dek sama mbakmu?
Wah jelas mbak.
Jelas gimana dek?
Wah apa-apa mbak ku mbak.
Iya po dek, malah mbak mu?
Iya mbak, dikit dikit ngasih uang ke mbak ku,
aku malah jarang dikasih.
Oalah, padahal udah berkeluarga ya.
Iya mbak. Lha sekarang malah tinggal di sini
mbak.
Weh iya po dek?
Iya mbak.
Sejak kapan?
Ya paling 3 minggu mbak, masalah ekonomi
juga mbak mungkin.
Emm..menerut mu mbak mu itu asik nggak
dek?
Wah enggak mbak, asik mbak ku yang satunya.
Emm..
Dia tu males juga mbak kalo bangun siang
terus, ibuku udah masak dia masih tidur.
Oh gitu to.Kalo sama tetangga dia gimana
dek?
Ya akrab mbak, sama rumah itu, itu itu, ya
akrab mbak.
Emm baik-baik aja ya dek.
Baik mbak.
Orang tua Ani masih
perhatian terhadap Ani
Informan Ani malas
Informan Ani akrab
dengan tetangga
198
CATATAN OBSERVASI INFORMAN ANI
Subjek observasi : Ani
Tanggal observasi : 19 Desember 2014
Waktu observasi : 30 menit
Jam : 17.00-17.30
Lokasi observasi : Rumah mertua informan
Observasi ke- : 1
Jenis observasi : Tidak terstruktur
Kode : OB1/Ani
No Catatan observasi Analisis
1
5
10
15
20
25
30
Saat peneliti datang ke rumah informan sedang
melipat baju di teras rumah. Informan memiliki
tinggi badan sekitar 145 cm, kulit coklat, dan
rambut selalu diikat. Informan terlihat
mengenakan kaos orange dan celana pendek
dan agak lusuh. Kondisi rumah informan relatif
kecil, dan dinding masih batu bata. Di dekat
terasnya ada ruang TV, di situ informan
meletakkan anaknya yang masih bayi usia 4
bulan ditemani oleh ibu mertuanya.
Awalnya peneliti berbincang terlebih dahulu
dengan informan, “sedang apa kamu dek?” “ini
habis lipat baju mbak, sebentar ya mbak”,
jawab informan kepada peneliti. Peneliti
menunggu beberapa saat agar informan
menyelesaikan pekerjaannya.
Saat memulai wawancara informan duduk di
samping peneliti sambil menggendong
anaknya. Informan selalu menjawab
pertanyaan peneliti. Sesekali informan
menggoyangkan kakinya, sesekali mengganti
arah gendongan anaknya. Informan sering
mengatakan “ah” ketika bercerita tentang
teman SD nya yang dulu membully nya, dan
jarang tersenyum ketika bercerita tentang
pengalaman saat SD tersebut.
Sekitar sepuluh menit wawancara anaknya
menangis kemudian digendong oleh ibu mertua
nya. Selanjutnya informan duduk kembali di
samping peneliti dengan menghadap ke depan.
Hanya sesekali informan menoleh ke peneliti.
Kondisi fisik informan
Penampilan informan
saat di rumah
Kondisi rumah mertua
informan
199
CATATAN OBSERVASI INFORMAN ANI
Subjek observasi : Ani
Tanggal observasi : 2 Januari 2015
Waktu observasi : 35 menit
Jam : 16.30-17.05
Lokasi observasi : Rumah mertua informan
Observasi ke- : 1
Jenis observasi : Tidak terstruktur
Kode : OB2/Ani
No Catatan observasi Analisis
1
5
10
15
20
25
Saat peneliti datang ke rumah informan,
informan sedang menggendong anaknya di
teras rumah. Kemudian beberapa saat
kemudian informan pamit sebentar untuk
mandi. Sebelum informan mandi ibu mertua
informan menghampirinya untuk
membantunya menggendong anaknya.
Kemudian informan menyerahkan anaknya
untuk digendong ibu mertua.
Sehabis mandi informan datang ke teras rumah
menemui informan sambil membawakan
seplastik es teh. Kemudian informan duduk di
samping peneliti.
Informan selalu melihat ke arah depan, dan
tidak melihat pada peneliti saat peneliti mulai
wawancara. Hanya sesekali pandangannya
kepada peneliti saat bahasan agak santai dan
membuat sedikit tertawa.
Namun jika membahas kembali tentang
pengalaman bullying semasa sekolah nya dia
kembali menatap lurus ke depan. Sambil
menggoyangkan kedua kakinya.
Setelah wawancara ibu mertua informan
menghampiri peneliti dan informan. Ibu mertua
informan menyerahkan anaknya kepada
informan karena menangis
Ibu mertua informan
membantu tugas
informan dalam
mengurus anak
200
KATEGORISASI HASIL PENGAMBILAN DATA INFORMAN ANI
No Kategorisasi Kode
1. Profil informan
Informan lahir pada bulan Oktober 1994 (W2/Ani/B5)
Informan memiliki 3 saudara kandung (W1/Ani/B54, 60)
Informan berasal dari keluarga yang tidak mampu (W1/Ani/B75)
Kedua orang tua informan buruh tani (W1/Ani/B75)
Kedua orang tua informan tidak mementingkan
pendidikan
(W1/Ani/B68-69)
Informan mengenyam pendidikan hingga tingkat
SMK
(W1/Ani/B85)
Informan sudah menikah (W1/Ani/B147-148)
Informan sudah memiliki seorang anak (W1/Ani/B166-167)
Informan menjadi ibu rumah tangga (W1/Ani/B166)
Kondisi keuangan keluarga suami kurang baik (W1/Ani/B172-174)
Saat SMP informan banyak teman laki-laki (W1/Ani/B233-235)
(W1/Ani/B237-238)
Saat SMK informan memiliki teman yang baik-baik (W1/Ani/B273-274) (W1/Ani/B259-260)
2. Bullying
a. Awal mengalami bullying
Mengalami bullying sejak kelas 1 SD (W1/Ani/B210)
b. Sebab menjadi korban bullying
Informan adalah orang yang tidak mampu (W1/Ani/B279-281)
c. Bentuk bullying
Bentuk bullying yang dialami informan berupa
bullying fisik seperti ditentang dan didorong
(W/Ani/B200-202,
214-216)
Informan mengalami bullying psikologis yaitu
dikucilkan oleh teman-temannya
(W1/Ani/B197-198,
241)
d. Prestasi akademik saat mengalami bullying
Nilai-nilai pelajaran informan menurun (W2/Ani/B121)
Saat di jelas informan merasa tidak konsentrasi saat
berada di kelas
(W1/Ani/B217)
Informan selalu merasa takut pada pelaku saat berada
di sekolah
(W1/Ani/B219)
Setiap pagi informan merasa malas berangkat sekolah
karena takut
(W1/Ani/B299)
Kadang informan tidak berangkat sekolah karena
takut pada pelaku bullying
(W1/Ani/B220-221)
e. Tempat dan waktu terjadi bullying
Informan mengalami bullying di sekolah yaitu di
kelas dan di sekitar sekolah
(W1/Ani/B320)
Kadang saat pulang sekolah informan dihadang oleh
pelaku
(W1/Ani/B320-321)
201
f. Perasaan informan sebagai korban bullying
Informan merasa takut saat berada di sekolah (W1/Ani/B219)
Informan merasa sangat kesal kepada pelaku (W/Ani/B23)
Informan juga bertanya-tanya mengapa pelaku tidak
bosan menyakiti informan
(W/Ani/B196-198)
Informan merasa teman-teman yang lain menjauhinya (W1/Ani/B177-180)
Informan hanya memiliki satu teman yang juga sering
menjadi korban bullying
(W1/Ani/B189-191)
Informan pernah berusaha melapor kepada guru
namun pelaku tetap menganiaya
(W1/Ani/B206-207)
Informan bertahan hanya karena ingin sekolah, pernah
terbesit inhin pidah sekolah namun orang tua tidak
mengizinkan
(W5/Ani/B37-38)
(W5/Ani/105-107)
3. Proses memaafkan
a. Marah dan ingin membalas
Informan pernah mencoba menanyakan mengapa
pelaku sangat jahat terhadap informan
(W1/Ani/B341-342)
Informan sempat ingin membalas pelaku (W2/Ani/B23-24)
Informan pernah berusaha melawan perlakuan pelaku (W1/Ani/B224-225)
Setelah mendapatkan perlakukan menyakitkan dari
pelaku informan mudah bersikap cuek
(W2/Ani/B29)
Informan merasa akan menjadi beban apabila
memikirkan hal tersebut atau berusaha membalasnya
(W2/Ani/B105)
Informan merasa takut dengan pelaku (W1/Ani/B219)
b. Merasa takut
Saat mengalami bullying informan sangat kesal
dengan tindakan pelaku
(W2/Ani/B23)
Informan tidak ingin satu sekolah lagi saat SMP (W2/Ani/B126-127)
Saat masih satu sekolah informan sering menghindar
dari pelaku karena takut
(W1/Ani/B319-320)
c. Pemulihan
Memaklumi tingkah laku pelaku bullying karena
pelaku adalah anak broken home yang meluapkan
emosinya kepada orang lain
(W5/Ani/B74-75)
d. Damai
Jika saat ini bertemu pelaku saat ini informan tetap
bersikap baik, dan melupakan kejadian yang dahulu
(W2/Ani/B79)
Informan merasa sekarang sudah dewasa dan sudah
bisa berpikir mana yang baik mana yang buruk baik
itu diri informan sendiri atau pelaku
(W2/Ani/B106)
Informan benar-benar memaafkan pelaku saat akan
lulus SD
(W1/Ani/323-324)
Pelaku menjadi teman main adik informan (W2/Ani/B54-55)
Informan sampai sekarang kadang-kadang melihat
pelaku
(W2/Ani/B52-53,
75-77)
202
Jika mengingat kejadian bullying sudah biasa saja (W5/Ani/B6-11)
(W5/Ani/B57-58)
4. Faktor yang mendorong untuk memaafkan
a. Kognitif
Informan masih ingat kejadian bullying namun
berusaha melupakannya
(W1/Ani/B122-123)
Informan bersikap acuh tak acuh (W2/Ani/B29)
Informan memaafkan pelaku agar baik untuk diri
sendiri
(W2/Ani/B64-65,
67-72)
Informan percaya Allah akan memberikan balasan
atas perlakuan pelaku bullying terhadapnya
(W1/Ani/B308-311)
b. Karakteristik serangan
Informan merasa tindakan bullying yang dilakukan
oleh pelaku sangat parah
(W2/Ani/B83)
Parah karena menyakiti fisik informan berkali-kali (W1/Ani/B290-292)
(W2/Ani/85-87)
c. Kualitas hubungan
Informan tidak pernah mempunyai hubungan yang
baik dengan pelaku
(W1/Ani/B357)
d. Empati
Informan bisa memaklumi mengapa pelaku
melakukan tindakan bullying terhadap informan
(W1/Ani/B347-353)
Informan memaklumi pelaku yang butuh pelampiasan
karena kedua orang tua nya bercerai
(W2/Ani/B95-98)
5. Faktor penghambat untuk memaafkan
Karena tangan dan kakinya selalu maju untuk
menyakiti fisik informan
(W2/Ani/B154-155)
6. Usaha Untuk Memaafkan
Menyemangati diri sendiri (W5/Ani/B133-138)
Berusaha berpikir dewasa dan berbuat baik serta tidak
mengungkit masalah
(W5/Ani/B140-144)
203
KATEGORISASI HASIL WAWANCARA SIGNIFICANT OTHER TINI
(Ibu kandung informan Ani)
No Kategorisasi Kode
1. Kedekatan hubungan dengan informan
Tidak begitu dekat karena Tini sibuk mencari uang sebagai
buruh tani
(W3/Tini/B3
8-39)
2. Kepribadian informan
Informan adalah anak yang kuat (W3/Tini/B4
4)
Informan bisa mengatasi masalahnya sendiri (W3/Tini/B7
5)
Informan anak yang cuek (W3/Tini/B7
1-73)
Informan mudah melupakan kejadian meyakitkan yang
dialaminya
(W3/Tini/B6
7-68)
3. Bullying
Saat SD informan sering dianiaya oleh teman sekelasnya (W3/Tini/B8-
12)
Saat masih kecil informan sering dianiaya oleh tetangganya (W3/Tini/B1
9-20)
Tini mengenal teman informan yang sering menyakiti informan (W3/Tini/B4
6-47)
4. Cara informan menanggapi kejadian bullying
Informan cuek dengan orang-orang yang menyakitinya (W3/Tini/B2
9-32)
Informan mudah melupakan kejadian dengan palaku bullying
dan bersikap biasa saja
(W3/Tini/B6
2-63
204
KATEGORISASI HASIL WAWANCARA SIGNIFICANT OTHER ROHA
(Adik kandung informan Ani)
No Kategorisasi Kode
1. Kedekatan hubungan dengan informan
Biasa saja, kakak dan adik (W4/Roha/B5-7)
Akur namun kadang tidak akur dan membuar Roha
marah
(W4/Roha/B59-
60)
Hubungan dengan keluarga baik (W4/Roha/B15)
Tidak ada kekerasan dalam keluarga (W4/Roha/B20)
2. Kepribadian informan
Tidak pengertian terhadap orang tua (W4/Roha/B42-
43)
Tidak pengertian terhadap teman (W4/Roha/B66-
69)
Cuek (W4/Roha/B89-
90)
3. Bullying
Informan Ani dibully sejak SD (W4/Roha/B72-
73)
Informan Ani dibully di lingkungan sekolah (W4/Roha/B111)
Setelah dibully kadang Ani menyendiri dan tidak punya
teman
(W4/Roha/B112)
Informan dibully karena kurang mampu (W4/Roha/B96-
97)
Ani hanya memiliki satu teman yang juga menjadi
korban bullying
(W4/Roha/B115-
116)
4. Cara informan menanggapi kejadian bullying
Setelah mengancam informan melupakan dan cuek (W4/Roha/B121-
123)
Jika bertemu dengan pelaku informan bersikap baik (W4/Roha/119)
CURRICULUM VITAE
Nama : Femi Apriasti
Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 16 April 1992
Tempat Tinggal : Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakrta
No. Telp : 085729741271
Email : [email protected]
Tanggal Lulus : 2 Juli 2015
Asal Sekolah
UIN Sunan Kalijaga 2010-2015
SMA N 1 Kasihan 2007-2010
SMP N 2 Bantul 2004-2007
SD Muhammadiyah Mrisi 1998-2004