Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

9
Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia A. Identitas Pasien 1. Nama Penderita Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya, di samping mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara lain berhubungan dengan penyusunan gigi depan. Contohnya, orang Eropa (ras Kaukasus) mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang Asia (ras Mongoloid) cembung. 2. Pekerjaan Modifikasi jenis perawatan mungkin perlu dilakukan karena faktor jenis pekerjaan, seperti seorang pembuat kue/roti, yang secara rutin harus mencicipi makanan yang sudah terbakar, pada hal insidensi kariesnya tinggi. Pada kenyataannya, gula pada kue tadi akan diuraikan menjadi asam di bawah pengaruh enzim yang terdapat pada air liur. Di lain pihak, seorang atlit mungkin perlu alat pelindung bagi geligi tiruannya. Restorasi yang dibuat untuk seorang atlit nasional yang terkenal mungkin perlu pertimbangan khusus dalam segi estetiknya. Begitu pula orang-orang yang dalam pelaksanaan tugasnya sering berhubungan dengan public, seperti guru, pegawai kantor, artis, politikus dan lain-lain membutuhkan pemenuhan faktor estetik yang baik. Sebagai tambahan, factor estetik dan fonetik dengan sendirinya amat penting dan dituntut begi seorang penyanyi, misalnya. Dengan memahami

Transcript of Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

Page 1: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia

A. Identitas Pasien

1. Nama Penderita

Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya, di

samping mengetahui asal suku atau rasnya. Hal terakhir ini penting, karena ras antara

lain berhubungan dengan penyusunan gigi depan. Contohnya, orang Eropa (ras

Kaukasus) mempunyai profil yang lurus, sedangkan orang Asia (ras Mongoloid)

cembung.

2. Pekerjaan

Modifikasi jenis perawatan mungkin perlu dilakukan karena faktor jenis pekerjaan,

seperti seorang pembuat kue/roti, yang secara rutin harus mencicipi makanan yang

sudah terbakar, pada hal insidensi kariesnya tinggi. Pada kenyataannya, gula pada kue

tadi akan diuraikan menjadi asam di bawah pengaruh enzim yang terdapat pada air

liur. Di lain pihak, seorang atlit mungkin perlu alat pelindung bagi geligi tiruannya.

Restorasi yang dibuat untuk seorang atlit nasional yang terkenal mungkin perlu

pertimbangan khusus dalam segi estetiknya. Begitu pula orang-orang yang dalam

pelaksanaan tugasnya sering berhubungan dengan public, seperti guru, pegawai

kantor, artis, politikus dan lain-lain membutuhkan pemenuhan faktor estetik yang

baik. Sebagai tambahan, factor estetik dan fonetik dengan sendirinya amat penting

dan dituntut begi seorang penyanyi, misalnya. Dengan memahami pekerjaan pasien,

keadaan social ekonominya juga dapat diketahui. Pada umumnya lebih tinggi

kedudukan social seseorang, lebih besar tuntutannya terhadap faktor estetik.

3. Alamat

Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu

yang tidak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali

penderita juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga dapat membantu kita

mengetahui latar belakang lingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula

diketahui status sosialnya.

4. Usia

Pengaruh lanjutnya usia selalu menjadi bahan pertimbangan. Proses menua

mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya

Page 2: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

saliva, ukuran pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia yang menentukan bentuk,

warna serta ukuran gigi seseorang. Pada orang lanjut usia, lebih sering pula dijumpai

pelbagai penyakit seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus. Bila pada orang

usia muda lebih sering dijumpai karies dentis, maka pada kelompok usia lanjut

penyakit periodontallah yang lebih sering dijumpai. Kemampuan adaptasi penderita

pada usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding penderita usia

lanjut. Pada usia di atas empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai berkurang dan

akan menjadi lebih sukar setelah usia empat puluhan.

5. Jenis Kelamin

Secara jelas sebetulnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk pria

dan wanita. Namun demikian hal-hal berikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada

umumnya cenderung memperhatikan faktor estetik disbanding pria. Sebaliknya pria

membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan

mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman,

disamping faktor fungsional geligi tiruan yang dipakai. Selanjutnya, bentuk gigi

wanita relative lebih banyak lingkungan/bulatannya, dibanding gigi pria yang

memberi kesan lebih kasar dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita

dalam masa menopause membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada peroide ini,

mulut biasanya terasa lebih kering dan ada rasa seperti terbakar.

B. Anamnesa Pasien

1. Keluhan Utama

Keluhan utama pada umumnya merupakan informasi pertama yang dapat

diperoleh. Keluhan ini berupa gejala atau masalah yang diutarakan pasien dengan

bahasanya sendiri yang berkaitan dengan kondisi yang membuatnya cepat-cepat

datang mencari perawatan. Keluhan utama hendaknya dicatat dengan bahasa apa

adanya menurut pasien misalnya: “Gigi saya terinfeksi dan gusinya bengkak”.

Untuk menghindari informasi yang menyesatkan , pasien hendaknya diupayakan

menyatakan secara lisan misalnya demikian rupa sehingga keinginan mereka untuk

meredakan sakitnya akan terungkap. “tolonglah saya dan hentikan sakitnya”. Jika

pasien tidak menyadari adanya masalah, atau merupakan pasien yang dirujuk untuk

Page 3: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

diagnosis atau perawatan fakta-fakta ini harus dicatat dengan baik (sebagai tidak ada

keluhan utama) untuk acuan dimasa datang.

2. Riwayat Kasus

Merupakan riwayat kronologis perkembangan keluhan pasien.

Terdiri atas pertanyaan sebagai berikut:

- Kapan pertama kali keluhan tersebut dirasakan?

- Apakah ada perubahan keluhan sejak saat itu? Apakah makin parah, lebih baik,

atau sama saja?

- Apakah ada sesuatu yang menyebabkan kelainan itu timbul atau membuatnya

makin parah (misalnya, panas, dingin, atau saat makan dan memperparah rasa

sakit gigi).

3. Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut

Riwayat dental merupakan ringkasan dari penyakit dental yang pernah dan sedang

diderita. Riwayat ini memberikan informasi yang sangat berharga mengenai sikap

pasien terhadap kesehatan gigi, pemeliharaan, serta perawatannya.

Riwayat dental harus meliputi acuan seperti:

a. Kunjungan ke dokter gigi meliputi frekuensi, tanggal terakhir kunjungan, dan

perawatannya. Profilaksis oral atau “pembersihan” oleh dokter gigi, frekuensi dan

tanggal terakhir dibersihkan.

b. Menyikat gigi – frekuensi, sebelum atau sesudah makan, metode, tipe sikat gigi

dan pasta, serta interval waktu digantinya sikat gigi.

c. Perawatan ortodontik – durasi dan perkiraan waktu selesai.

d. Rasa nyeri di gigi atau di gusi – cara rasa nyeri terpancing, asal dan durasinya,

dan cara menghilangkan rasa nyeri tersebut.

e. Gusi berdarah – kapan pertama kali diketahui; terjadi spontan atau tidak, terjadi

saat sikat gigi atau saat makan, terjadi pada malam hari atau pada periode yang

teratur; apakah gusi berdarah berhubungan dengan periode menstruasi atau factor

spesifik; durasi perdarahan dan cara menghentikannya.

f. Bau mulut dan daerah impaksi makanan

g. Kegohayan gigi – apakah terasa hilang atau tidak nyaman pada gigi? Apakah

terdapat kesulitan pada saat mengunyah?

Page 4: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

h. Riwayat masalah gusi sebelumnya

i. Kebiasaan – grinding teeth atau clenching teeth pada malam hari atau setiap

waktu. Apakah otot gigi terasa sakit pada pagi hari? Kebiasaan lainnya seperti

merokok, menggigit kuku, dan menggigit benda asing.

4. Riwayat Kesehatan Umum

Untuk mendapatkan riwayat medis pada pasien. Beberapa pertanyaan yang harus

ditanyakan :

- Pernahkan mederita penyakit berat atau pernah dirawat dirumah sakit? Bila

pernah masuk rumah sakit menunjukkan pasien punya penyakit yang cukup berat.

- Pernakah menjalani operasi? Bila pernah menunjukkan pasien punya penyakit

yang cukup berat, bisa juga didapat informasi tentang kepekaan anastesi. Bila

pernah apakah ada masalah? Seperti perdarahan berlebihan atau reaksi alergi

terhadap obat.

- Apakah saat ini dalam perawatan seorang dokter? Menunjukkan suatu masalah

yang cukup serius, juga bisa menunjukkan adanya penyakit sistemik, sehingga

perlu menggalinya lagi.

- Pernakah mengalami perdarahan setelah terluka atau setelah pencabutan gigi?

- Pernakah ditolak menjadi donor? Kemungkinan ada virus yang berkembang biak

dalam darah.

- Apakah mempunyai masalah dengan antibiotik? Resiko reaksi alergi.

C. Pemeriksaan Objektif

1. Pemeriksaan Ekstra Oral

- Wajah

Pemeriksaan visual daerah wajah dan leher dilihat dari depan. Perhatikan apakah

ada tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat, asimetri wajah yang berlebihan

ataupun palsi wajah. warna kulit muka (pucat karena anemia, kuing karena sakit

kuning)

- Bentuk Muka

Leon william menyatakan adanya hubungan antara bentuk muka dengan bentuk

gigi insisivus sentral atas. Permukaan labial gigi ini sesuai dengan bentuk muka

dilihat dari depan, dalam arah terbalik. Gambaran geometris, yaitu persegi,

Page 5: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

lonjong, lancip dan kombinasi antara ketiganya dapat digunakan sebagai langkah

awal seleksi bentuk gigi bila dilihat dari aspek frontal. Indikator gigi trubyte dapat

dipakai dengan cara berikut ini. Tempatkan indikator pada wajajh pasien sehingga

hidung berada pada pusat segi tiga. Tempatkan pupil mata pada bagian ”eye slot”

dan peganglah indikator, sehingga garis tengahnya sesuai dengan garis tengah

wajah. Bentuk wajah dapat dengan baik dilihat dengan memperhatikan bagian

khusus wajah dibanding garis-garis vertikal pada indikator. Pada wajah persegi,

tepinya dapat dikatakan sesuai dengan garis vertikal indikator. Pada wajah lancip,

sisi wajah dari dahi sampai ke sudut rahang secara diagonal akan menyudut ke

dalam. Sebaliknya, wajah lonjong dapat dikenali dari adanya garis luar wajah

yang melengkung dibandingkan garis-garis vertikal dari indikator. Muka

penderita juga harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya abnormalitas seperti

asimetri, pembengkakan, hemiatropi, hemihipertropi dsb. Setiap abnormalitas

hendaknya diteliti dengan cermat

- Leher

Untuk memeriksa daerah leher, mintalah pasien mengangkat dagunya keatas

sehingga daerah leher akan terlihat. Dalam posisi kepala seperti ini, setiap

pembengkakan atau keabnormalan lain akan terlihat jelas. Perhatikan saat pasien

menelan, pembengkakan pada kelenjar tiroid akan bergerak saat menelan.

- TMJ

Sendi rahang diperiksa untuk mengetahui adanya pergerakan sendi yang mulus,

kasar, bunyi kliking maupun krepitasi

2. Pemeriksaan Intra Oral

a. Penggunaan indeks CPITN

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komunitas tertentu,

sering kali perlu ditentukan kebutuhan perawatan. CPITN terbukti merupakan

sistem yang paling sering digunakan untuk tujuan ini dan menggunakan metode

berikut ini:

Sistem pemberian skore adalah :

kode 0 tidak ada poket atau perdarahan pada gingiva saat dilakukan BOP dan PD

kode 1 perdarahan gingiva pada saat dilakukan BOP dan PD

Page 6: Prosedur Penegakkan Diagnosa di Bidang Periodonsia.docx

kode 2 kalkulus supra – plus minus subgingiva

kode 3 poket sedalam 3,5-5,5 mm

kode 4 poket lebih dari sama dengan 6 mm

b. CSI (Calculus Stain Index)

Pencatatan indeks ini dimaksudkan untuk menilai status kalkulus dan stain untuk

keperluan penilaian tindakan skaling. Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi,

baik permukaan fasial maupun pada permukaan lingual.

Penilaian CSI

a) nilai 0 tidak ada kalkulus

b) nilai 1 terdapat kalkulus supragingival yang menutupi tidak lebih dari 1/3

permukaan gigi

c) nilai 2 terdapat kalkulus supragingival yang menutupi tidak lebih dari 2/3

permukaan gigi atau terdapat kalkulus subgingival

d) nilai 3 terdapat kalkulus yang menutupi lebih dari 2/3 atau seluruh

permukaan gigi atu terdapat kalkulus subgingival yang melingkari servikal

Sumber:

Fedi, F.J., Vernino, A.R., Gray, J.L. 2004. Silabus Periodonti, Edisi 4. Jakarta: EGC

Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : EGC