Proposal Terbaru
-
Upload
ika-ramadhani -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of Proposal Terbaru
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN
(Studi Kasus Pada “Warung Sego Penyetan”Khas Banyuwangi jl.Babarsari
Raya Yogyakarta)
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan manusia
setiap kali akan mengalami perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial
dan budaya, dan juga pengaruh pada pola perilaku pesaing di dalam menjalankan
bisnisnya. Hal ini membuat persaingan semakin ketat dalam dunia bisnis. Setiap
perusahaan pada umumnya ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya. Usaha
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan salah
satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu proses dimana perusahaan menciptakan
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan
dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler
dan Amstrong, 2008: 156).
Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti
sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif,
inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi
perusahaannya dibandingkan dengan para pesaingnya. Perusahaan dituntut tidak
hanya sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga
yang menarik, dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan yang
membutuhkan. Perusahaan juga perlu mengembangkan promosi (komunikasi)
pemasaran yang efektif terutama kepada para konsumen. Fungsi pemasaran
memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan
semua aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa sejak dari
produsen sampai konsumen akhir.
Saat ini bidang usaha yang paling banyak diminati sebagian besar kalangan
pebisnis adalah dibidang kuliner. Banyaknya inovasi baru dibidang kuliner
menjadikan bisnis kuliner menjadi suatu bisnis yang menjanjikan. Selain itu,
kuliner saat ini banyak dicari dan dinikmati dari berbagai kalangan baik orang tua,
muda, sampai dengan anak-anak. Usaha dibidang kuliner telah merambah di
berbagai wilayah Indonesia, khususnya di wilayah kota besar. Hampir setiap kota
memiliki ciri khas makanan yang berbeda yang menjadikan sebagai daya tarik
dari kota tersebut. Khusunya di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, dll.
Khususnya di kota Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar karena
banyak berbagai sekolah dan perguruan tinggi disini, sehingga usaha dibidang
kuliner sudah tidak dapat di hitung lagi banyaknya.Yogyakarta sebagai kota
kuliner sudah terkenal diberbagai wilayah sampai kancah internasional, dengan
beragam menu makanan khas dan berbagai macam wisata kuliner yang
menyajikan banyak pilihan makanan. Biasanya warung makan di Yogyakarta
tersebut akan buka dan ramai dikunjungi mulai pagi sampai malam hari, bahkan
ada juga warung makan yang buka sampai dini hari.
Warung makan yang identik dengan anggaran mahasiswa yang paling
banyak dicari oleh mahasiswa, kalangan pekerja, dan keluarga adalah warung
penyetan dengan berbagai jenis menu yang disajikan. Terdapat lebih dari 30
warung penyetan yang tersebar diwilayah Yogyakarta dari warung yang sudah
memiliki nama dan warung penyetan kaki lima. Oleh karena itu penjual warung
penyetan bersaing untuk mendapatkan banyak pelanggan untuk menjadi
pelanggan tetap. Banyaknya cara penjual untuk menarik perhatian pelanggan
dengan cara memberikan promosi harga, pemasang spanduk yang besar, jenis
makanan yang bervariasi, dll.
Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang
berasal dari bidang sejenis, membuat pengelola semakin dituntut agar bergerak
lebih cepat dalam hal menarik konsumen. Sehingga pengelola yang menerapkan
konsep pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembeliannya dalam usaha-usaha pemasaran sebuah
produk yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan dalam konsep mengetahui apa
kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing (Kotler dan Amstrong, 2008: 161). Pengambilan keputusan pembeli
dipengaruhi kemampuan perusahaan menarik pembeli, dan selain itu juga
dipengaruhi faktor-faktor di luar perusahaan.
Salah satu warung penyetan yang ada di jogjakarta adalah “warung sego
penyetan”khas Banyuwangi yang menjual berbagai menu penyetan seperti jenis
makanan ikan (bakar atau goreng), ayam, telur, pepes, sayur-sayuran, dll. Sejauh
ini pelanggan di “warung sego penyetan” banyak dikunjungi dari berbagai
kalangan baik pekerja, mahasiswa, pelajar dan berkeluarga. Peningkatan
pengunjung dapat dilihat sehari-harinya, biasanya jumlah pengunjung yang ramai
pada hari-hari biasa yaitu pada pukul 12.00 sampai pukul 20.00, dan juga pada
hari Sabtu dan Minggu. Akan tetapi hal tersebut tidak lepas dari pesaing-pesaing
lain yang menjualkan jenis makanan yang sama yang berlomba-lomba menarik
pembeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli konsumen akan
suatu produk, dapat berasal dari dalam diri konsumen maupun berasal dari luar
diri konsumen (Kusumastuti, 2011: 2). Salah satunya adalah faktor internal dan
fakktor eksternal. Adapun faktor internal adalah atribut dalam bauran pemasaran
yaitu dari harga, produk, promosi dan lokasi. Faktor yang sangat penting yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor harga.
Penentuan harga produk maupun jasa yang dilakukan perusahaan sangat
berpengaruh pada keputusan konsumen. Menurut Mowen dan Minor dalam Bekti
Setiawati (2006: 13) menyatakan bahwa harga adalah atribut paling penting yang
dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar
menyadari peran tersebut dalam menentukan sikap konsumen. Harga sebagai
atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang
memiliki arti berbeda bagi konsumen tergantung karakteristik konsumen, situasi
dan produk.
Setelah mempertimbangkan harga, konsumen juga mempertimbangkan
kualitas produk (makanan) yang akan mereka beli. Konsumen mengharapkan
adanya kesesuaian antara harga dengan kualitas produk yang mereka terima.
Faktor kualitas produk juga tidak kalah pentingnya karena kualitas produk juga
sebagai faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah
melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Dengan kualitas
produk yang baik konsumen akan terpenuhi keinginan dan kebutuhannya akan
suatu produk (Windoyo, 2009:3). Faktor lokasi juga berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil konsumen untuk membeli suatu produk. Lokasi yang
mudah dijangkau oleh konsumen dan dekat dengan pusat keramaian merupakan
lokasi yang tepat untuk suatu usaha, termasuk usaha warung makan. Sebelum
seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk makan di suatu restoran atau
warung makan, selain itu juga akan mempertimbangkan lokasi tempat makan
tersebut. Sebagian besar orang lebih memilih lokasi tempat makan yang dekat dari
rumah atau kantor.
Faktor yang paling menunjang berpengaruh terhadap keputusan pembeli
dari bauran pemasaran adalah media promosi. Salah satu bentuk promosi yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mengenalkan suatu produk kepada khalayak
adalah melalui iklan. Iklan merupakan salah satu alat bauran promosi yang
digunakan sebagai alat pengantar pesan untuk membentuk sikap konsumen. Agar
penyampaian pesan iklan dapat diterima oleh konsumen dengan baik maka
dibutuhkan media yang tepat. Iklan menjadi fungsi strategis bagi perusahaan
dalam menembus pasar yang semakin kompetitif.
Selain faktor internal yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli produk (makanan) terdapat faktor ekternal. Faktor eksternal yang
mempengaruhi berkaitan dengan perilaku konsumen seperti faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologi. Faktor budaya merupakan sekelompok nilai-nilai sosial
yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada anggota-
anggotanya melalui bahasa dan simbol-simbol (Anoraga, 2007: 227). Faktor
budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan dalam untuk mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen. Faktor budaya sendiri terdiri dari kebudayaan,
sub–budaya dan kelas sosial. Keinginan dan perilaku seseorang banyak
dipengaruhi oleh kebudayaannya sehingga mempengaruhi keputusan
pembeliannya.
Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan
komunitas yang secara terus menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri, baik
secara formal dan informal (Lamb,2001: 210). Tingkah laku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta
peran dan status sosial konsumen. Kelompok referensi memiliki
pengaruhlangsung (tatap muka) atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan
perilaku seseorang. Keluarga terdiri dari dua jenis dalam kehidupan pembeli,
yakni keluarga orientasi yang merupakan orang tua seseorang dan keluarga
prokreasi yaitu pasangan hidup anak – anak seseorang. Peran dan status
merupakan posisi seseorang di dalam suatu kelompok dimana dia berpartisipasi
selama hidupnya. Seseorang yang mempunyai faktor sosial yang lebih luas tentu
akan mendapat banyak pengaruh dalam pengambilan keputusan dalam pembelian.
Selain faktor sosial terdapat faktor pribadi yang merupakancara
mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan reaksi seorang individu
terhadap situasi yang sedang terjadi (Lamb,2001: 221).Perilaku seseorang dalam
membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian dari konsumen
yang bersangkutan. Faktor pribadi menggabungkan antara tatanan psikologis dan
pengaruh lingkungan.Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk
mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi,
merumuskan pikiran dan pendapat dalam mengambil tindakan (Lamb,2001:
224).Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap. Motivasi
seseorang memiliki beberapa kebutuhan pada suatu waktu, bisa biogenik, yaitu
muncul dari ketegangan fisiologis, seperti lapar, dahaga, kenyamanan, kebutuhan
psikogenik,yaitu muncul dari ketegangan psikologis, seperti kebutuhan untuk
diakui, harga diri dan merasa terhina di lingkungan masyarakat.
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) adalah
pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya
bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif
pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses
dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Banyak faktor yang menjadi
pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Di
antaranya adalah faktor Internal (produk, harga, promosi, lokasi) dan faktor
eksternal (budaya, sosial, psikologis dan pribadi).
Berdasarkan uraian-uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada
“Warung Sego Penyetan”Khas Banyuwangi di Jl. Babarsari Raya Yogyakarta).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah penelitian yang akan diteliti adalah:
Apakah faktor internal (produk, harga, promosi dan lokasi) dan faktor
eksternal (budaya, sosial, psikologis dan pribadi) berpengaruh nyata (signifikan)
terhadap keputusan pembelian di “warung sego penyetan”?
C. Tujuan Peneletian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menganalisa pengaruh faktor internal (produk, harga, promosi dan lokasi)
dan faktor eksternal (budaya, sosial, psikologis dan pribadi) berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap keputusan pembelian di “warung sego
penyetan”.
2. Mengetahui menu penyetan yang paling disukai konsumen di “warung
sego penyetan”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi “warung sego penyetan”
Hasil penelitian ini akan bermanfaat dalam pengembangan teori
khususnya tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
konsumen atau pelanggan serta upaya identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli.
2. Bagi Peneliti
Sebagai upaya lebih mendalami masalah-masalah perilaku konsumen
khususnya keputusan saat membeli serta mendekatkan antara teori-teori
dan praktek dilapangan.
E. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Menurut Hawkins dkk (2007: 6) perilaku konsumen merupakan studi
tentang bagaimana individu, kelompok, organisasi dan proses yang dilakukan
untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan prosuk, jasa,
pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampaknya terhadap
konsumen dan masyarakat. Studi perilaku konsumen pada dasarnya mencakup
bidang yang lebih luas, karena didalamnya memperlajari dampak dari proses dan
aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masayarakat.
Pendapat lain menurut Sumarwan (2011: 4) mengemukakan beberapa defisini
perilaku konsumen diantaranya:
a) Proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa.
b) Perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli
dan menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.
c) Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-
hari. selain itu perilaku dikaitkan dengan “preference” dan “possibilities”.
Menurut Suryani (2008: 7) perilaku konsumen mencakup pengambilan
keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam
pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Oleh
karena itu dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut
faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembeli,
akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyerttai
pembelian.
2. Keputusan pembelian
a. Pengertian keputusan pembelian
Menurut Sumarwan (2011: 360) suatu keputusan merupakan pemilihan
suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang
hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Ada tiga tipe
pengambilan keputusan konsumen:
1) Pemecahan masalah yang diperluas (extensive problem solving)
Pemecahan masalah yang diperluas biasanya dilakukan pada pembelian
barang-barang tahan lama dan barang mewah seperti mobil, rumah, pakaian
mahal dan peralatan eletronik. Termasuk didalamnya adalah keputusan yang
dianggap penting seperti berlibur, yang mengharuskan membuat pilihan yang
tepat. Dalam kondisi seperti ini konsumen akan melakukan pencarian informasi
yang intensif serta melakukan evaluasi terhadap beberapa atau banyak
alternatif.
2) Pemecahan masalah terbatas (limited problem solving)
pada keputusan ini, konsumen telah memiliki kreteria dasar untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.
Akan tetapi konsumen belum memiliki preferensi tetang merek tertentu.
Kosumen hanya membutuhkan tanbahan informasi untuk bisa membedakan
antara berbagai merk tersebut. Kosumen menyederhanakan proses
pengambilan keputusan.
3) Pemecahan masalah rutin (routinized response behavior)
Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan
dibelinya. Konsumen sering kali hanya me review apa yang telah diketahuinya,
dimana konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit. Pada
kebanyakan pembeli makanan seperti mie instant, konsumen biasanya hanya
melewati dua tahapan yaitu pengenalan kebutuhan dan pembelian dan
melakukan pembelian.
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya memerlukan ketelitian dan
ketepatan dalam memutuskan akan membeli produk atau jasa yang telah diseleksi
dari berbagai alternatif yang ada. Menurut Sulistiono (2010: 112) ketika
melakukan pengambilan keputusan, kita harus memperhatikan langkah-langkah
dalam pengambilan keputusan yaitu mengenal dan merumuskan masalah yang
memerlukan tindakan, menentukan alternatif pemecahan yang mungkin,
mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah
dan memutuskan suatu pemecahan.
b. Teori Keputusan Pembelian
Menurut Sumarwan (2011: 361), ada lima tahap yang dilalui konsumen
dalam mengambil suatu keputusan pembelian, yaitu:
1) Pengenalan Masalah (Problem Recognition), Proses membeli dimulai dengan
pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antar
keadaaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat
digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar.
2) Pencarian Informasi. Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya
mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi.
Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan
kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak,
kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya.
3) Penilaian Alternatif. Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen adalah
orientasi kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan
mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan yang sadar dan
rasional. Kebanyakan pembeli akan mempertimbangkan beberapa ciri namun
mereka memberikan pembobotan yang berbeda-beda bagi setiap ciri.
4) Keputusan Membeli. Keputusan seorang konsumen untuk mengubah,
menangguhkan, atau membatalkan keputusan-membeli, banyak dipengaruhi
oleh pandangan risiko seseorang. Besar kecilnya risiko yang ditanggapi
seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan,
banyak ciri yang tidak pasti, dan tingkat kepercayaan diri konsumen. Seorang
konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi risiko,
seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman, dan
memilih sebuah merek nasional dan memiliki jaminan.
5) Perilaku Pasca pembelian. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau
ketidakpuasan pembeli dengan suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku
berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya dia akan
memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan
berikutnya. Sedangkan konsumen yang tidak puas, akan mencoba mengurangi
ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk.
Sumber: Kotler dan Armstrong (2008: 179)Gambar 1. Tahapan Keputusan Pembeli
Dari tahap-tahap proses pembelian tersebut, maka dapat diketahui bahwa
dalam mengambil suatu keputusan pembelian, pembeli melalui beberapa proses.
Awalnya dilakukan pengenalan masalah yaitu kebutuhan atau keinginan, dimana
pembeli sendirilah yang dapat mengenali masalah mereka. Tahap berikutnya
mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan masalah atau kebutuhan
tersebut, seperti mencari alternatif-aternatif pilihan untuk pemecahan masalah atau
pemenuhan kebutuhan. Setelah mendapatkan alternatif pilihan yang cukup,
pembeli akan menilai alternatif mana yang paling baik dan tepat. Tahap
berikutnya, pembeli melakukan keputusan pembelian dan menunjukkan reaksi
berupa perilaku setelah pembelian. Perilaku setelah pembelian dapat bermacam-
macam, dipengaruhi oleh kepuasan konsumen setelah membeli suatu produk atau
jasa.
c. Jenis-jenis perilaku keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 177) terdapat beberapa tipe perilaku
keputusan membeli. Semakin kompleks keputusan biasanya akan melibatkan
semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan.
1) Perilaku pembelian kompleks. Konsumen menjalankan perilaku membeli
yang kompleks (complex buying behavior) ketika mereka benar-benar terlibat
dalampembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antar merek
yangsatu dengan yang lain.
2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi. Perilaku membeli yang
mengurangi ketidakcocokan (dissonancereducing buying behavior) terjadi
ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian yang mahal, jarang, atau
beresiko tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merek-merek yang
ada.
3) Perilaku pembelian kebiasaan. Perilaku membeli karena kebiasaan (habitual
buying behavior) terjadi dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah
dan kecilnya perbedaan antar merek. Konsumen tidak mencari informasi
secara ekstensif mengenai suatu merek, mengevaluasi sifat-sifat merek
tersebut, dan mengambil keputusan yang berarti merek apa yang akan dibeli.
4) Perilaku pembelian mencari keragaman. Pelanggan menjalankan perilaku
membeli yang mencari variasi (variety-seeking buying behaviour) dalam
situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan
merek dianggap cukup berarti. Konsumen mungkin mengambil merek lain
agar tidak bosan atau sekedar untuk mencoba sesuatu yang berbeda.
Penggantian merek terjadi demi variasi dan bukan untuk kepuasan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada bebeapa jenis perilaku dalam
keputusan pembelian, yang masing-masing perilaku tersebut dipengeruhi oleh
situasi, kebiasaan, merek, dan juga banyaknya pilihan alternatif atau variasi yang
ada. Perilaku pembelian untuk produk makanan yang dikonsumsi sehari-hari
cenderung masuk ke dalam tipe perilaku yang ketiga yaitu membeli karena
kebiasaan, namun bisa juga masuk tipe perilaku membeli yang mencari variasi.
Karena konsumen akan mengalami kebosanan atau ingin mencoba produk yang
berbeda dari yang biasa mereka konsumsi.
3. Pemasaran
Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi
merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan
keberadaan sosial ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan
konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut
didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada
agresifnya tenaga penjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk
membeli suatu produk.
Menurut Lupiyoadi (2001: 31), mengemukakan pemasaran adalah semua
kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen
ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan
efektif.Konsep inti pemasaran menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus
dipenuhi dalam terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran terdapat produk
sebagai kebutuhan dan keinginan orang lain yang memiliki nilai sehingga diminta
dan terjadinya proses permintaan karena ada yang melakukan pemasaran.Adapun
definisi pemasaran menurut Kotler (2005: 10) yaitu proses sosial yang dengan
mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas menjelaskan bahwa pemasaran
adalah suatu proses sosial yang dilakukan melalui fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan
nilai oleh individu atau kelompok. Proses ini bertujuan untuk memnuhi kebutuhan
dan keinginan dengan membuat, menawarkan dan secara bebas menukarkan
produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang menggunakan prinsip
pemberian harga, promosi hingga mendistribusikan barang atau jasa.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian
Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah karena pelanggan
memutuskan pembelian tertentu yang berbeda dan sangat bervariasi dalam usia,
pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera. Hal ini merupakan tugas dari pemasar
untuk meneliti faktor-faktor yang mendasari pelanggan dalam memilih salah satu
atau beberapa diantara jajaran produk yang ditawarkan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian diantaranya adalah faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian melalui
strategi dan bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat
pemasaran yang dilakukan dengan mencampur kegiatan-kegiatan marketing,
supaya dapat dipadukan secara maksimal untuk dapat mencapai tujuan pemasaran
di pasar sehingga dapat mendatangkan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor
bauran pemasaran pada jenis produk mencakup 4P yaitu produk (product), harga
(price), tempat (place) dan promosi (promotion) (Lumpiyoadi, 2001: 58).
1) Produk
Produk adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai manfaat pada konsumen. Secara konseptual produk
adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Atribut dalam produk
sebagai pelengkap karaktersitik penilaian adalah:
a) Rasa, merupakan sesuatu produk yang dapat dirasakan atau dinikmati
oleh pelanggan sehingga menimbulkan efek pada rasa suka ataupun tidak
suka terhadap suatu produk tersebut.
b) Kualitas Produk (Product Quality), Kualitas Produk (Product Quality)
adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya
meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan
perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality
Management (TQM)". Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan
pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
c) Merek (branding) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,
atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan
masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada
produk.
d) Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu produk.
2) Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk
mendapatkan suatu produk. Strategi dalam penentuan harga sangat signifikan
dalam pemberian value kepada pelanggan dan mempengaruhi image produk,
serta keputusan pelanggan untuk membeli. Faktor harga dipengaruhi oleh
pertimbangan subyektif pelanggan terhadap mahal atau murahnya suatu
produk, sehingga pelanggan mempertimbangkan berdasarkan keterjangkauan
harga dan adanya diskon harga oleh produk yang diperjualkan.
3) Tempat
Tempat dapat disebut sebagai saluran distribusi yang merupakan gabungan
antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan
dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada pelanggan dan dimana
lokasi yang strategis. Faktor distribusi atau tempat adalah pertimbangan
subyektif pelanggan terhadap sarana yang dipakai untuk menyalurkan produk
dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen dipengaruhi oleh jarak lokasi
pembelian, kemudahan mencari dan tempat pembelian di pasar tradisional,
modern atau khusus.
4) Promosi
Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan
mempengaruhi target pelanggan untuk membeli. Faktor promosi adalah
pertimbangan pelangga terhadap adanya kebaikan, persepsi terhadap citra
produk dan berbagai keuntungan adanya promosi penjualan yang dilakukan
penjual. Kegiatan promosi meliputi pemasangan iklan melalui kartu nama,
melalui iklan melalui radio, melalui iklan melalui selebaran, dan memalui iklan
penyampain dari orang lain.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pembeli diantaranya faktor budaya,
faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor eksternal biasanya tidak
dapat dikendalikan akan tetapi tetap harus diperhitungkan untuk mengetahu
keputusan pembeli (Kotler dan Amstrong, 2008: 159).
1) Faktor budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku
konsumen. Faktor budaya terdiri dari tiga sub meliputi budaya, sub kultur
budaya dan kelas sosial budaya. Pertama, Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku yang mendasar yang terdiri dari kumpulan nilai,
preferensi dan perilaku. Kedua, Sub Budaya banyak sub-budaya yang
membentuk segmen pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ketiga,
Kelas Sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam
banyak hal.Indikator variabel budaya meliputi relasi dan sahabat, dan
masyarakat sekelas.
2) Faktor sosial
Faktor sosial merupakan perilaku konsumen yang dipengaruhi kelompok
kecil, keluarga, peran dan status sosial. Pertama, Kelompok Acuan yaitu
seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempengaruhi langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kedua,
Keluarga yang merupakan organisasi pembelian yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang sangat berpengaruh. Kelurga orientasi
tersendiri dari orangtua dan saudara kandung seseorang. Ketiga, Peran dan
status kedudukan seseorang dapat ditentukan melalui peran dan status. Peran
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing
peran tersebut menghasilkan status. Indikator variabel sosial meliputi saran
orang yangdihormati, dan meniru anggota keluarga.
3) Faktor pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli
oleh karakteristik seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaa, sistuasi
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian konsep diri. Pertama, Usia dan Tahap
Siklus hidup konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar
sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar
sasaran mereka. Kedua, Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pemasar berusaha
mengidentifikasikan kelompok profesi yang memiliki mina di atas rata-rata
atas produk. Ketiga, gaya hidup yang berasal dari sub budaya, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Keempat,
Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologis
seorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Indikator faktor
pribadi dalam penilaian meliputi tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, usia, jenis
kelamin, dan tingkat pendidikan.
4) Faktor psikologis
Keputusan pembelian diperngaruhi oleh empat faktor psikologis yaitu
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Pertama,
Motivasi, seseorang memiliki kebutuhan yang banyak dalam waktu tertentu.
Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus dan tidak nyaman. Kedua, Pengetahuan/Pembelajaran
meliputi proses perubahan tingkah laku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Indikator faktor psikologis meliputi anggapan lebih sehat,
pengalaman masa lalu, keyakinan diri, dan sikap dan perilaku.
5. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang terkait dalam penelitian ini yang sejenis dan
dijadikan sebagai sumber acuan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Penelitian TerdahuluPeneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis
Penelitian TerdahuluMutiara Gina Kristina
2012 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Beras Organik
Usia, Pendapatan, Pendidikan, grup referensi, Persepsi beras Organik dibanding beras non organik, Persepsi kemurnian beras organik, Gaya hidup
Analisis Independent sample t-test dan analisis regresi logistik
Alif Nurjannah
2012 Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap keputusan Pembelian Pelanggan Steak (studi kasus di restoran Feskul)
Produk, Harga, Promosi, Tempat, Proses, Lingkungan fisik, Orang (SDM), Frekuensi pembelian
Regresi linear berganda dan analisis deskriptif
Penelitian Sekarang
Ika Ramadhani
2014 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada “warung sego penyetan”jl. Kaliurang Km 11.5)
Faktor internal (Produk, Harga, Promosi, Lokasi), faktor eksternal (budaya, sosial, psikologis dan pribadi) dan keputusan Pembelian
Regresi linear berganda dan analisis deskriptif
6. Kerangka Pemikiran
Dalam mempelajari, menganalisis dan memahami konsumen diperlukan
suatu kerangka pemikiran yang diharapkan dapat membantu dalam penyusunan
suatu strategi pemasaran yang aplikatif terhadap kondisi faktual di lapangan.
Kerangka pemikiran ini didasarkan pada perpaduan model-model perilaku
konsumen yang diajukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, serta berbagai teori-
teori pendukung lain yang berkaitan dengan keputusan pembelian pelanggan.
Adapun deskripsi kerangka pemikiran selengkapnya disajikan pada Gambar 2
berikut ini.
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Teoritis
Keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian suatu produk
diasumsikan karena adanya kebutuhan yang mendasar, dimana kebutuhan setiap
pelanggan berbeda satu dengan yang lain. Hal ini didasari atas penilaian
pelanggan berkenaan dengan produk seperti, rasa suka dan tidak suka, alasan
dilakukan pembelian, kapan waktunya dilakukan pembelian. Jika pelanggan
merasa cocok atas produk yang dibelinya kemungkinan terbesar pelanggan akan
menjadi produk tersebut sebagai kebutuhan dalam sehari-harinya. Gambar di atas
menerangkan kerangka pemikiran mengenai warung sego penyet terhadap
keputusan pembeli untuk pelanggan. Warung sego penyetan menyediakan
berbagai macam menu misal menu WSP, aneka penyetan, aneka ikan goreng atau
bakar, dan aneka pepes yang dapat dipilih sesuai keinginan pelanggan.
Oleh karena itu beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggan melakukan
pembelian diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian pelanggan berdasarkan
dari produk dalam hal ini menu-menu makanan, harga makanan, media promosi
dan tempat atau lokasi penjualan. Produk “warung sego penyetan” dipilih
pelanggan berdasarkan selera dan kesukaan yang dipengaruhi oleh indikator rasa
masakan, kualitas produk dari bahan baku masakan, penyajian makanan, dan
merek atau nama dari jenis-jenis makanan yang menarik. Selain itu adanya
pembelian dipengaruhi oleh harga, dimana harga dipilih pelanggan disesuaikan
dengan keterjangkauan harga dan adanya promosi atau diskon dari menu-menu
makanan di “warung sego penyetan”. Hal yang sangat diperhitungkan agar
pelanggan dapat kembali lagi untuk membeli adalah tempat atau lokasi dimana
perlu diperhitungkan keterjangkauan pelanggan untuk mencapai dan kemudahan
akses untuk sampai ke “warung sego penyetan”. Faktor internal lainnya adalah
promosi tentang informasi adanya “warung sego penyetan”, adapun atributnya
dari promosi seperti iklan melalui media bisa dengan menggunakan famplet
dijalan-jalan, adanya kartu nama, selebaran brosur dan yang paling efektif adalah
promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).
Selain itu, faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan pembelian
pelanggan diantaranya adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan
faktor psikologis. Faktor budaya seperti relasi atau teman dan lingkungan
masyarakat mempengaruhi adanya keputusan dalam pembelian, dimana ajakan
dari teman, relasi kerja sangat mempengaruhi pelanggan untuk melakukan
pembelian karena sudah direferensikan. Begitu juga dengan lingkungan
masyarakat yang sekelas budaya keterbiasan membeli di “warung sego penyetan”
memberikan dampak pada pelanggan lain untuk mengikuti sehingga melakukan
pembelian. Kemudian faktor eksternal lain adalah faktor sosial karena adanya
atribut saran dan meniru anggota keluarga. Adanya saran dari orang yang merasa
dituakan dalam merekomendasikan “warung sego penyetan” menyebabkan
adanya pembelian oleh pelanggan yang sifatnya ajakan. Begitu juga dengan hal
meniru anggota keluarga, adanya cerita dari anggota keluarga yang menceritakan
menu di “warung sego penyetan” memberikan dampak terjadinya pembelian.
Pada dasarnya faktor sosial memberikan pengaruh yang besar terjadinya
keputusan pembelian oleh pelanggan, dimana adanya rekomendasi dari pihak lain
akan lebih banyak mendatangkan pelanggan-pelanggan baru.
Faktor eksternal selanjutnya adalah adanya faktor pribadi yang ada didalam
diri pelanggan seperti tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan, usia dan
jenis kelamin. Pada dasarnya faktor pribadi memiliki pengaruh yang kecil
terhadap keputusan pembelian jika dinilai berdasarkan kualitas dari menu
makanan yang ada dan bergantung kepada diri masing-masing pelanggan. Tingkat
pendapatan dan jenis pekerjaan memberikan dampak pada keputusan pembelian
berkaitan erat dengan adanya harga yang disertakan dalam menu-menu makanan
di “warung sego penyetan” disamping umur, jenis kelamin dan pendidikan. Pada
dasarnya “warung sego penyetan” menu-menu dan harga telah disesuaikan baik
dari kelas rendah sampai kelas atas dapat menjangkaunya. Faktor eksternal
terakhir adalah faktor psikologis yang dicermati berdasarkan anggapan untuk
sehat, pengalaman di masa lalu, keyakinan dalam diri, dan sikap dan perilaku.
Adanya anggapan pada faktor psikologis akan mempengaruhi keputusan
pelanggan untuk membeli di “warung sego penyetan”, misalkan anggapan untuk
sehat adanya menu-menu makanan seperti sayuran, ikan-ikan, tempe dan tahu
memberikan rekomendasi sebagai makanan sehat. Begitu juga dengan
pengalaman di masa lalu untuk pelanggan yang dulu pernah makanan di “warung
sego penyetan” untuk kembali melakukan pembelian, hal ini sama seperti adanya
keyakinan pelanggan.
Oleh karena itu adanya faktor internal dan eksternal mempengaruhi
pelanggan dalam mengambil keputusan untuk pembelian di “warung sego
penyetan”. Selain itu banyaknya pilihan menu-menu makanan di “Warung sego
penyetan” memberikan daya tarik baik para pelanggan untuk mencoba semua
jenis makanan. Adanya jenis makanan yang beragam selain memberikan pengaruh
kepada keputusan untuk melakukan pembelian juga memberikan dampak pada
makanan apa yang paling disukai oleh kebanyaka pelanggan selama makan di
“warung sego penyetan”.
7. Hipotesis
Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
H0 =Terdapat pengaruh secara nyata (signifikan) faktor internal (produk,
harga, promosi dan lokasi) dan faktor eksternal (budaya, sosial, psikologis
dan pribadi) terhadap keputusan pembelian di “warung sego penyetan”.
H1 =Tidak terdapat pengaruh secara nyata (signifikan) faktor internal (produk,
harga, promosi dan lokasi) dan faktor eksternal (budaya, sosial, psikologis
dan pribadi) terhadap keputusan pembelian di “warung sego penyetan”.
8. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini batasan dalam melakukan penelitian adalah dilakukan
pada tahun 2014 sampai 2015.
9. Devinisi Operasional
Definisi oprasional adalah pendefinisian variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Suharsimi, 2002: 96).
a. Variabel independent
Menurut Sugiyono (2009:39), Variabel independen adalah Variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya Variabel
dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel bebas adalah:
1) Faktor internal (X1), adalah segala yang berkaitan dengan bauran pemasaran
seperti produk, harga, tempat dan promosi.
a) Produk (X11), adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai manfaat pada konsumen.
b) Harga (X12), adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
memanfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang
nilainnya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau
ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
pembeli.
c) Tempat (X13), adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atau saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada
konsumen dan dimana lokasi yang strategis.
d) Promosi (X14), adalah aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk
serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
2) Faktor eksternal (X2), adalah faktor yang mempengaruhi pembeli diantaranya
faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis
a. Faktor budaya, adalah faktor yang mempunyai pengaruh yang luas dan
mendalam pada perilaku konsumen. Faktor budaya terdiri dari tiga sub
meliputi budaya, sub kultur budaya dan kelas sosial budaya.
b. Faktor sosial, adalah faktor perilaku konsumen yang dipengaruhi kelompok
kecil, keluarga, peran dan status sosial.
c. Faktor pribadi, adalah faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli oleh
karakteristik seperti usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaa, sistuasi
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian konsep diri.
d. Faktor psikologis, adalah faktor psikologis yang meliputi motivasi, persepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
e) Variabel dependent
Variabel ini sering di sebut sebagai variabel terikat karena variabel ini
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya Variabel bebas (Sugiyono,2009:
39). Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).
Keputusan pembeli adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif.
10. Metode Penelitian
a. Metode dasar penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:
4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dari
individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tapi
perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan
metode studi kasus. Menurut Sayekti Pujosuwarno (1992: 34) yang menyebutkan
bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut dengan case study ataupun
qualitative, yaitu penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan subjek penelitian. Lebih lanjut bahwa studi kasus dapat
diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu secara mendalam
untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang baik.
Menururt Dedy Mulyana, (2004: 201) penggunaan studi kasus sebagai suatu
metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
a) Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
b) Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
c) Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan responden.
d) Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan
bagi penilaian atau transferabilitas.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk
mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini,
peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kepitisan dalam pembelian di “warung sego
penyetan”, dengan memahami dan memaknai pandangan serta kejadian pada
subyek penelitian dalam rangka menggali tentang keputusan konsumen untuk
membeli. Pemelihan metode ini didasari pada fakta bahwa lokasi yang peneliti
lakukan sangat rame dikunjungi oleh orang. Sehingga peneliti tertarik untuk
menggali lebih dalam tentang presepsi konsumen dalam melakukan keputusan
pembeli di “warung sego penyetan”.
b. Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2008: 81). Dalam
penelitian ini populasi penelitian adalah konsumen warung sego penyetan yang
sudah pernah atau sudah beberapa kali makan di warung makan tersebut.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2008: 81). Jenis menentukan sampel yang diambil
menggunakan non probabilitysampling, yaitu teknik penganbilan sampel dimana
tidak semua anggota populasi dalam posisi yang sama-sama memiliki peluang
untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampelnya menggunakan
accidental sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menggunakan siapa saja yang ditemui secara kebetulan sebagai sampel. Sampel
dipilih berdasarkan siapa saya yang ditemui peneliti pada pelanggan “Warung
sego penyetan”. Akan tetapi pemulihan sampel di dasari dengan kriteria sebagai
berikut:
a) Umur responden dipilih diantara umur > 15 tahun
b) Lebih dari dua kali melakukan pembelian di “warung sego
penyetan” dan dimakan ditempat (tidak di bawa pulang)
Kreteria ini ditetapkan untuk lebih meyakini jawaban dari responden mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan “warung sego penyetan”.
c. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara, digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahui
informasi yang mendalam mengenai responden (Sugiyono, 2008: 137). Dalam
penelitian ini wawancara dilakukan kepada pelanggan “warung sego penyetan”
untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti.
b. Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2008:
138). Kuesioner diberikan kepada pelanggan “warung sego penyetan” yang
menjadi sampel untuk menjawab hal yang berkaitan dengan faktor internal,
faktor eksternal dan keputusan pembelian.
d. Teknik Pengukuran Variabel
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala
likert dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa responsi
alternatif mulai dari sangat tidak setuju sampai alternatif sangat setuju.
Pengukuran variabel, dimensi, indikator dan skala dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 1. Pengukuran Variabel, Dimensi, Indikator dan SkalaVaribel Dimensi Indikator Skala
Faktor Internal (X1)
Produk Rasa dan cipta makanan enak LikertBahan baku untuk pembuatan makanan berkualitasNama makanan mudah diingat dan menarikBentuk dan penyajian makan yang menarik
Harga Harga jenis makanan yang terjangkau LikertKesesuaian antara harga dengan kualitas atau rasa makananHarga relatif lebih murah dari pesaing atau persaingan hargaKesesuaian antara harga dengan kuantitas atau porsi makanan
Tempat Lokasi warung dekat dengan tempat tinggal
Likert
Tersedia lahan parkir yang cukupLingkungan sekitar warung makan yang nyaman untuk makan
Promosi Spanduk didepan warung dapat terlihat dari berbagai arah
Likert
Promosi melalui kartu namaPromosi getok tular “word of mouth”Penyebaran brosur di perempatan persimpangan jalan
Faktor Ekternal (X2)
Faktor Budaya Adanya ajakan atau referensi dari relasi dan sahabat
Likert
Adanya pengaruh dari masyarakat sekelas.
Faktor Sosial Adanya rekomendasi dari orang yang dihormati,
Likert
Adanya ajakan dan meniru anggota keluarga
Faktor Pribadi Penilaian meliputi tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan
Likert
Faktor Psikologis Anggapan lebih sehat, LikertPengalaman masa lalu,Keyakinan diri,Sikap dan perilaku
Keputusan Pembelian
Keputusan Warung mudah dijangkau LikertKesesuaian dengan kemampuan finansial
Rasa tidak diragukan lagi keenakannyavariasi makanan banyakWarung makan nyaman untuk tempat bersantai dan beriistirahat
e. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu
jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman, dan karekteristik dari
seseorang atau kelompok orang yang menjadi subjek penelitian atau responden
(Sugiono, 2008: 92) sedangkan berdasarkan sumbernya, sumber data dalam
penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara.Adapun jenis dan sumber
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian dengan menggunakan metode kuisoner, wawancara dan observasi.
yang berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Sugiono,
2008: 92). Dalam penelitian ini data primer ini yang digunakan diperoleh dari
responden melalui kuesioner (daftar pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh
pelanggan “warung sego penyetan” yang disusun berdasarkan variabel yang
telah ditentukan dengan menyediakan jawaban alternatif.
b. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder diperoleh dari hasil mempelajari dan menelaah berbagai
literatur yang sesuai dengan topik penelitian. selain itu, diperoleh dari pihak
yang wewenang pada tempat penelitian sebagai data pendukung
penelitian.Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari pihak “warung
sego penyetan”
f. Metode Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Variasi jenis instrumen penelitian adalah, angket, ceklis (check-list), atau daftar
centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Suharsimi, 2006:160).
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk skala sikap dari Linkert,
berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif.
Angket tertutup untuk mengungkap data.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2006: 168). Korelasi yang
digunakan adalah korelasi Pearson’s ProductMoment dengan rumus sebagai
berikut:
r xy=n (∑ xy )−(∑ x ) (∑ y )
√ {n∑ x2−(∑ x )2}−{n∑ y2−(∑ y )2}Keterangan:n =jumlah sampel/respondenx =skor responden untuk tiap item-iyemy =total skor tiap responden dari seluruh item∑ x =jumlah skor dalam ditribusi x
∑ x =jumlah skor dalam ditribusi y
Dalam uji validitas untuk menentukan Valid tidaknya suatu item
instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product
moment pearson dengan level of significant 5% terhadap nilai korelasinya.
1) Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 atau rhitung > rtabel
maka dinyatakan valid dan,
2) sebaliknya jika hasil korelasinya lebih besar dari 0,05 atau rhitung <
rtabel maka dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menguji konsistensi suatu instrumen dalam mengukur
konsep yang harus diukur atau melakukan fungsi ukurnya. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008: 269).
Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan andal (reliable) bila memiliki
nilai lebih dari 0,7 (Ghozali, 2007: 46). Dalam penelitian ini uji reliabilitas
untuk skala linkert dilakukan dengan menghitung Cronbach’s Alpha dari
masing-masing instrument dalam suatu variabel. Adapun rumus Cronbach’s
Alpha sebagai berikut:
R xx=k
k−1 [1−∑ sx2
sy2 ]
Keterangan: rxx = Nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach s k = Jumlah item pertanyaan
sx2 = Varian masing masing item
sy2 = Varian skor total
g. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menduga faktor internal (produk,
harga, tempat dan promosi) dan faktor eksternal (budaya, sosial, pribadi dan
psikologis) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keputusan pembeli “Warung
sego penyetan” Yogyakarta dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi merupakan suatu alat analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel tak bebas yang dinyatakan dalam koefisien
regresi. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya dapat ditentukan dan bersifat
menerangkan variabel tak bebas yang nilainya tergantung kepada variabel bebas.
Dalam analisis regresi linier berganda penelitian ini digunakan program SPSS for
Window 17.0, dengan rumus :
Y = a + ß1X1 + ß 2X2 + ß 3X3 +ß4X4+ ß5X5+ ß6X6+ ß7X7+ ß8X8+
ß
Keterangan: X1 : Produk
X2 : Harga
X3 : Tempat
X4 : Promosi
X5 : Budaya
X6 : Sosial
X7 : Pribadi
X8 : Psikologi
Y : Keputusan pembeliana : Konstanta ß 1- ß 8 : Koefisien regresi
ε : Error
Didalam analisis regresi linier berganda terdapat tiga pengujian yang
mutlak, yaitu analisis uji F (Silmutan), analisis uji t (Parsial) dan analisis koefisien
determinasi. Adapun masing-masing definisi dari ketiga uji tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat atau tidak bebas,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan rumusan hipotesis :
H0 : bi = 0, berarti faktor internal (produk, harga, promosi dan tempat)
dan faktor eksternal (sosial, budaya, pribadi dan psikologi) tidak
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembeli di “warung sego
penyetan”.
H1 : salah satu bi ≠ 0, berarti faktor internal (produk, harga, promosi dan
tempat) dan faktor eksternal (sosial, budaya, pribadi dan psikologi)
berpengaruh nyata terhadap keputusan pembeli di “warung sego
penyetan” atau minimal ada satu faktor yang tidak sama dengan nol.
b. Menentukan tingkat signifikansi (level of significant) 95%. ftabel
ditentukan dengan derajat, V1 = k dan V2 = n – k + 1
c. Menentukan besarnya fobservasi atau fhitung dengan rumus sebagai berikut ;
Keterangan :R2 = Koefisien Determinasi Berganda n = Jumlah Sampel k = Jumlah Variabel Bebas
d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0
Gambar3.1Daerah PenerimaandanPenolakanUji F
Berdasarkan gambar di atas dapat ditentukan daerah penolakan dan
penerimaan untuk menentukan kriteria keputusan hipotesis. Adapun
kriteria keputusan adalah sebagai berikut:
Bila Fobservasi ≤ Ftabel atau signifikansi > 0,05maka H0 diterima berarti
H1 ditolak
Bila Fobservasi> Ftabel atau signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak berarti
H1 diterima
2) Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel
bebas secara parsial (individu), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan rumusan hipotesis :
H0 : βi = 0, berarti Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y.
H1 : βi ≠ 0, berarti Xi secara parsial berpengaruh terhadap Y.
b. Menentukan tingkat signifikansi (level of significant) 95% dan besarnya
ttabel dengan derajat kebebasan: df = n–k–1,n adalah jumlah sampel yang
digunakan
c. Menentukan besarnya tobservasi atau t hitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :βi = Koefisien regresi dari variabel Xi Sb = Standard Error Koefisien Regresi
d. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0
Gambar3.2Daerah PenerimaandanPenolakanUji t
Berdasarkan gambar di atas dapat ditentukan daerah penolakan dan
penerimaan untuk menentukan kriteria keputusan hipotesis. Adapun
kriteria keputusan adalah sebagai berikut:
Bila thitung< ttabel atau signifikansi > 0,05maka H0 diterima dan H1
ditolak.
Bila thitung> ttabelatau signifikansi < 0,05maka H0 ditolak dan H1
diterima.
3) Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui kemampuan variabel bebas menerangkan variabel
terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2).Jadi R2
digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan secara bersama-sama dari
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.R2 semakin besar
(mendekati 1), maka sumbangan variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat semakin besar. Koefisien determinasi (R2) bertujuan
untukmengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabeldependen”, dengan bantuan olahan program SPSS koefisien
determinasi (R2) terletakpada tabel model Summary dan tertulis R Square.
Menurut Nugroho (2005: 36)menyebutkan “untuk regresi linier berganda
sebaiknya menggunakan R Squareyang sudah disesuaikan atau tertulis
Adjusted R Square karena disesuaikan denganjumlah variabel independen yang
digunakan dalam penelitian. Nilai R Squaredikatakan baik jika di atas 0,5
karena nilai R Square berkisar antara 0 sampaidengan 1”.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2007. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era. Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi). Lembaga.Depok-Jawa Barat: Penerbit Fakultas Ekonomi universitas Indonesia.
George H. Bodnar dan William S. Hopwood, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Jusuf A.A, Edisi Keenam, Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hawkins, Del I dkk (2007). Consumer Behavior. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pengendalian, Prentice Hall, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip,. Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lamb. 2001. Pemasaran. Salemba Empat. Jakarta
Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat,
Narimawati, Umi. 2008. Teknik-Teknik Analisis Multivariant Untuk Riset Ekonomi.Yogyakarta: Graha Ilmu
Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistic Penelitian dengan SPSS. Jogyakarta: Andi Offset
Schiffman & Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta : Prentice Hall
Setiawati, Bekti. (2006). Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kerupuk Rambak “Dwijoyo” Di Desa Penanggulangan Kec, Pegandon Kab, Kendal. Jurnal Ekonomi Manajemen, 1(5). 1-12
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung CV.Alfabeta,.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.
Sumarwan, Ujang, dkk. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor. PT. Penerbit IPB Press.
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Impliksi pada startegi pemasaran.Yogyakarta: Graha Ilmu
Soemarso, Jakarta, 2004, Akuntansi sebagai pengantarJakarta: salemba empat
William, J.Stanton, 2004, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga.
Windoyo, Riky F. 2009. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk,Persepsi Harga dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus padaWaroeng Steak & Shake Semarang)”. Skripsi S1, Universitas Diponegoro.