Proposal TA(Pengaruh Aktifitas Samping Jalan Terhadap Panjang Antrian Kendaraan)
-
Upload
dany-victory -
Category
Documents
-
view
272 -
download
2
Transcript of Proposal TA(Pengaruh Aktifitas Samping Jalan Terhadap Panjang Antrian Kendaraan)
1
A. Latar Belakang
Di Indonesia khususnya di kota-kota besar sering mengalami berbagai
permasalahan sistem transportasi. Permasalahan transportasi banyak
menimbulkan dampak dan kerugian di berbagai bidang khususnya di bidang
ekonomi. Permasalahan ini akan semakin meningkat seiring perkembangan yang
terjadi pada suatu daerah.
Permasalahan sistem transportasi yang terjadi di kota-kota besar
merupakan permasalahan komponen-komponen yang ada dan juga aktivitas yang
berlangsung pada sistem tersebut. Komponen-komponen tersebut yaitu
infrastruktur jalan dan pengguna jalan serta aktivitas yang terjadi berasal dari
dalam jalan maupun di luar jalan atau samping jalan.
Di daerah perkotaan, aktifitas samping jalan sering menimbulkan konflik,
dimana dampak yang ditimbulkan berpengaruh terhadap arus lalu-lintas. Pengaruh
aktivitas samping jalan yang sering dijumpai di daerah perkotaan, antara lain:
pejalan kaki, angkutan umum dan kendaraaan pribadi yang berhenti, kendaraan
bermotor dan kendaraan tak bermotor yang
masuk-keluar dari daerah perparkiran di samping jalan.
Pada daerah perkotaan, seringkali ditemukan daerah bahu jalan dan
trotoar, dijadikan daerah perparkiran. Aktifitas yang terjadi di daerah perparkiran
ini dapat menimbulkan kemacetan lalu-lintas (Ashley, 1994). Kemacetan lalu-
lintas tersebut terjadi, sebagian besar diakibatkan oleh keluar-masuknya
kendaraan dari daerah perparkiran tersebut. Kemacetan lalu-lintas di ruas jalan
tersebut akan menciptakan panjang antrian kendaraan. Panjang antrian yang
terjadi pada suatu ruas jalan yang mengalami kemacetan lalu-lintas berhubungan
erat dengan waktu kemacetan yang terjadi.
Kemacetan lalu-lintas yang ditimbulkan oleh aktifitas samping jalan, akan
menurunkan arus kendaraan dan kecepatan kendaraan, yang melalui ruas jalan
tersebut. Penurunan ini berdampak terhadap penurunan kapasitas ruas jalan
tersebut. Dimana kapasitas ruas jalan adalah arus kendaraan maksimum yang
2
melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi
tertentu.
Seiring dengan meningkatnya dampak yang di timbulkan oleh aktivitas
samping jalan maka perlu adanya penelitian mengenai aktivitas samping jalan di
kota Pekanbaru khususnya pada persimpangan Jl.Ahmad Yani, Pekanbaru
sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasinya.
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian perumusan masalah sangat diperlukan, agar suatu
penelitian dapat terarah dengan baik. Adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana hubungan antara aktivitas samping jalan dengan
antrian di Jl. Ahmad Yani, Pekabaru?
b. Bagaimanakah sistem transportasi yang akan di rencanakan untuk
mengatasi antrian?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang di capai dari penelitian ini adalah :
1. untuk menggambarkan dampak dari aktifitas samping dari suatu ruas
jalan
2. untuk mengetahui sistem transportasi yang digunakan untuk mengatasi
antrian di Jl. Ahmad Yani, Pekanbaru
Manfaat akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
Penelitian ini begitu penting karena dapat menghasilkan informasi yang
dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan sistem transportasi yang ada di
Jl. Ahmad Yani, Pekanbaru. Dari hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya
dapat memberikan informasi dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya
3
dan khususnya perencanaan jalan dalam pusat kota, sehingga dapat diterapkan
dalam usaha memaksimalkan jalan yang ada.
D. Pembatasan Masalah
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu pada Jl. Ahmad
Yani, Pekanbaru. Pada lokasi tersebut terdapat beberapa permasalahan yang
muncul dalam penelitian ini, agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun permasalahan yang akan diteliti
adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas samping jalan yang menyebabkan antrian
b. Model antrian yang terjadi sepanjang ruas jalan
c. Sistem perparkiran yang di gunakan untuk mengatasi antrian
E. Tinjauan Pustaka
1. Aktifitas Samping Jalan
Di daerah perkotaan, aktifitas samping jalan sering menimbulkan konflik,
dimana dampak yang ditimbulkan berpengaruh terhadap arus lalu-lintas. Pengaruh
hambatan samping yang sering dijumpai di daerah perkotaan, antara lain: pejalan
kaki, angkutan umum dan kendaraaan pribadi yang berhenti, kendaraan bermotor
dan kendaraan tak bermotor yang masuk-keluar dari daerah perparkiran di
samping jalan. Pada daerah perkotaan, seringkali ditemukan daerah bahu jalan dan
trotoar, dijadikan daerah perparkiran. Aktifitas yang terjadi di daerah perparkiran
ini dapat menimbulkan kemacetan lalu-lintas (Ashley, 1994). Kemacetan lalu-
lintas tersebut terjadi, sebagian besar diakibatkan oleh keluar-masuknya
kendaraan dari daerah perparkiran tersebut. Kemacetan lalu-lintas di ruas jalan
tersebut akan menciptakan panjang antrian kendaraan. Panjang antrian yang
terjadi pada suatu ruas jalan yang mengalami kemacetan lalu-lintas berhubungan
erat dengan waktu kemacetan yang terjadi (Mannering, 1998). Kemacetan lalu-
lintas yang ditimbulkan oleh aktifitas samping jalan, akan menurunkan arus
kendaraan dan kecepatan kendaraan, yang melalui ruas jalan tersebut. Penurunan
ini berdampak terhadap penurunan kapasitas ruas jalan tersebut. Dimana, Sweroad
4
(1997) menyatakan bahwa kapasitas ruas jalan adalah arus kendaraan maksimum
yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada
kondisi tertentu.
2. Jalan Perkotaan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel Jalan Perkotaan adalah ruas jalan yang berada di
perkotaan yang mengalami perkembangan secara permanen dan menerus
sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan
(Sweroad, 1997). Jalan perkotaan termasuk ke dalam sistem jaringan jalan
sekunder (Hartom, 2005). Jalan perkotaan dapat diklasifikasi secara umum
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Jalan Bebas Hambatan, dan
2. Jalan Non Bebas Hambatan.
Masing-masing klasifikasi jalan perkotaan, memiliki spesifikasi atau
ukuran pelayanan yang berbeda-beda. Spesifikasi dari masing-masing jalan
perkotaan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 1. Spesifikasi Jalan Bebas Hambatan di Perkotaan
Fungsi Jalan Kecepatan Rencana ( Km /
Jam )
Jalan Arteri 60 , 80
5
Tabel 2. Spesifikasi Jalan Non Bebas Hambatan di Perkotaan
Fungsi Jalan Aliran Lalu-lintas (smp/jam) Kecepatan Rencana
(Km/Jam)
Jalan Arteri >20.000 60
<20.000 40,60
Jalan Kolektor >6000 40,60
<6000 20,40
Jalan Lokal >500 20,40
<500 20
3. Antrian Kendaraan
Di dalam suatu antrian dikenal istilah Disiplin Antrian. Yang dimaksud
dengan Disiplin Antrian adalah aturan pelayanan yang mengacu kepada
pemberian pelayanan (Kakiay, 2004). Aturan pelayanan tersebut dapat berupa:
1. Pertama Masuk Pertama Keluar ( FIFO).
FIFO (First In First Out) merupakan suatu peraturan dimana yang dilayani
terlebih dahulu adalah yang pertama kali datang.
2. Terakhir Masuk Pertama Keluar (LIFO)
LIFO (Last In First Out) merupakan suatu peraturan dimana yang paling
terakhir datang adalah yang dilayani paling awal.
3. Pelayanan Acak (SIRO).
SIRO (Service In Random Order) merupakan suatu peraturan dimana
pelayanan dilakukan secara acak
4. Priority Service (PS)
Priority Service (PS) adalah prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan
yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan
sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan
penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek
dokter
6
Menurut Kakiay (2004), bentuk kombinasi proses kedatangan dengan
keberangkatan, pada umumnya dinyatakan secara universal sebagai berikut:
(a / b / c) : ( d / e / f )
dimana:
a : menyatakan Distribusi Kedatangan.
b : menyatakan Distribusi Waktu Keberangkatan.
c : menyakan Jumlah Pintu Pelayanan.
d : menyatakan Disiplin Pelayanan.
e : menyatakan Jumlah Maksimum yang diizinkan dalam sistem.
f : menyatakan Jumlah Kendaraan yang ingin memasuki sistem
Distribusi Kedatangan dan keberangkatan,dikondisikan menjadi:
1. Distribusi kedatangan / keberangkatan yang berubah-ubah terhadap waktu
pengamatan, atau dikenal dengan Distribusi Eksponensial atau Distribusi
Poisson, dan dilambangkan dengan M.
2. Distribusi kedatangan / keberangkatan yang relatif sama terhadap waktu
pengamatan, atau dikenal
dengan Distribusi Konstanta, dan dilambangkandengan D.
Untuk ruas jalan, yang memiliki 2 lajur dan 2 arah perjalanan, maka untuk
setiap lajur atau setiap arah perjalanannya, memiliki beberapa kombinasi
kedatangan dan keberangkatan, antara lain :
1. D / D / 1 : FIFO / ~ / ~.
2. M / M / 1 : FIFO / ~ / ~.
3. M / D / 1 : FIFO / ~ / ~.
Namun demikian, pengasumsian distribusi waktu kedatangan kendaraan sebagai
distribusi eksponensial ( M ) akan memberikan gambaran yang lebih realistis
terhadap aliran lalu-lintas di jalan (Mannering, 1998).
Di dalam kombinasi kedatangan dan keberangkatan: M / M / 1 : FIFO / ~ /
~, panjang antrian rata-rata kendaraan di lajur lalu-lintas dapat diperkirakan
dengan perumusan:
7
𝑄 =𝜌2
1− 𝜌
Dan untuk kombinasi kedatangan dan keberangkatan: M / D / 1 : FIFO / ~
/ ~, panjang antrian rata-rata kendaraan yang kemungkinan terjadi di lajur
lalulintas dapat diformulasikan sebagai berikut :
𝑄 =𝜌2
2(1− 𝜌)
dimana:
𝑄 = panjang antrian rata-rata (dalam satuan kendaraan).
𝜌 = nilai perbandingan antara waktu kedatangan kendaraan ( λ ) dengan waktu
pemberhentian kendaraan di lajur lalu-lintas yang dilalui ( μ ).
Apabila panjang antrian di lajur lalu-lintas dinyatakan dalam smp (satuan
mobil penumpang), maka dimensi kendaraan yang menjadi acuan pengukuran
adalah Dimensi Kendaraan Penumpang Rencana. Hartom (2005), menyatakan
bahwa dimensi kendaraan penumpang rencana dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Dimensi Kendaraan Penumpang Rencana
Panjang
Total (m)
Lebar
Total
(m)
Tinggi
(m)
Tonjolan
Depan
(m)
Tonjolan
Belakan
(m)
Jarak
Gandar
(m)
Radius
Putar (m)
4,70 1,70 2,00 0,80 1,20 2,70 6,00
Panjang Antrian Kendaraan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain:
1. Kondisi Arus Lalu-lintas di Jalur atau Ruas Jalan di sekitar daerah
perparkiran.
2. Waktu yang dibutuhkan oleh setiap kendaraan untuk masuk atau keluar
dari daerah perparkiran.
8
Di dalam Ilmu Statistik, hubungan linier antara dua variabel atau lebih
dikenal dengan Metoda Regresi Berganda (Montgomery, 2003). Perumusan dari
Metoda Regresi Berganda adalah sebagai berikut:
Y = b1 + b2 X2 + b3 X3 + ...... + bn Xn
Sedangkan untuk menyatakan hubungan linier antara dua variabel, dapat diketahui
dengan Metoda Regresi Linier Sederhana (Montgomery, 2003). Metoda Regresi
Linier Sederhana dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini:
Y = a + b X
Korelasi atau kekuatan hubungan antara dua variable di dalam Metoda
Regresi Linier Sederhana dapat diketahui dengan persamaan:
𝑟 =𝑛 𝑋𝑖𝑌𝑖 − 𝑋𝑖 .𝑛
𝑖=1 𝑌𝑖 𝑛𝑖=1 𝑛
𝑖=1
𝑛 𝑋𝑖2 − ( 𝑋𝑖 𝑛𝑖=1 )2𝑛
𝑖=1 𝑛 𝑌𝑖2 ( 𝑌𝑖 𝑛𝑖=1 )2𝑛
𝑖=1
F. Metodologi Penelitian (Bagan Alir)
1. Objek dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek yang di amati yaitu lajur jalan
yang berdampingan dengan bahu jalan,yang dipergunakan sebagai daerah
perparkiran di sepanjang Jl. Ahmad Yani, Pekanbaru.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini di gunakan beberapa metode pendekatan, adalah
sebagai berikut :
9
a). Survei Lalu Lintas
Berkembangnya teknologi pada saat ini berdampak positif bagi kemajuan
teknik lalu lintas. Hal ini meningkatkan tingkat akurasi dalam pengumpulan data-
data lalu lintas yang diperlukan untuk berbagai kebutuhan perencanaan
transportasi. Survei yang ekonomis, efisien dan dapat dipertangungjawabkan,
sangat bergantung dari maksud dan tujuan survei itu sendiri, sehingga metode
survei ditetapkan sesuai dengan tujuan survei, waktu dan peralatan yang tersedia.
1). Survei Jumlah Kendaraan
Survai volume dilakukan dengan mencatat jumlah kendaraan yang
melalui suatu titik tinjau yang telah ditetapkan dalam interval dalam
interval waktu tertentu di jalan untuk masing-masing jenis kendaraan.
a. Cara Manual
Adalah pencatatan jumlah kendaraan dengan tenaga manusia, cara
ini adalah cara yang paling sederhana. Pencatatan biasanya dilakukan
dengan menggunakan formulir standar, pencatatan data juga dilakukan
dengan alat counter.
2). Survai Kecepatan
Dalam teknik lalu lintas dikenal ada 3 (tiga) kecepatan yaitu: “
Spot speed “ atau kita kenal sebagai kecepatan seketika, “ Running speed “
kecepatan rata-rata kendaraan selama bergerak dan “ Journey speed “
kecepatan rata-rata kendaraan yang dihitung dari jarak tempuh dibagi
waktu tempuh total termasuk waktu hamabatan-hambatan selama
perjalanan yang dilakukan.
Di dalam studi penelitian digunakan “ Spot speed “ dimana
pengukurannya dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya;
a. Pemotretan
Dalam metoda ini kamera photo mengambil gambar pada interval
waktu yang telah ditetapkan. Gambar-gambar yang dihasilkan dari survai
di lapangan diproyeksikan dengan bantuan alat proyektor ke suatu layar
yang sudah mempunyai skala, dengan demikian perpindahan masing-
masing kendaraan dapat dihitung.
10
b. Kamera Video
Dalam metode ini kamera video ditempatkan pada tempat yang
telah ditetapkan sesuai dengan sudut kamera yang diinginkan sehingga
dalam penayangan ulang di laboratorium dapat mendeteksi beberapa
kecepatan yang melewati segmen jalan yang telah ditetapkan.
b). Survei Wawancara Pengguna Jalan (state preference)
Survei ini digunakan untuk mengetahui pandangan atau persepsi
masyarakat pengguna jalan tentang aktivitas samping jalan terhadap antrian yang
terjadi di sepanjang Jl. Ahmad Yani.
3. Metode Pengolahan Data
a. Geometrik jalan
Data kondisi geometrik jalan yang telah diperoleh akan menunjukkan
fasilitas-fasilitas yang telah ditingkatkan, diantaranya jumlah dan besarnya
penambahan lajur, lebar median, lebar bahu jalan dan sebagainya. Data ini akan
digunakan untuk menganalisa keadaan ideal jalan dan menghitung kapasitas teori.
b. Volume lalu lintas
Data volume lalu lintas yang telah dicatat dengan interval waktu 15 menit
di lapangan kemudian dijumlahkan ke dalam interval waktu 1 jam. Selanjutnya
data ini dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang per satuan waktu
(smp/jam) yang disebut dengan nilai ekivalensi, dan kemudian dirata-ratakan.
Berdasarkan data pengamatan dalam selang waktu 1 jam diplot ke dalam grafik
fluktuasi. Dari grafik fluktuasi dapat ditentukan volume puncak yang
menunjukkan jam-jam sibuk dan sepi dalam satu hari.
c. Kecepatan
Data kecepatan setempat yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan
dirubah dalam satuan km/jam, dan kemudian ditabulasikan kedalam suatu
tabel. Cara pengolahan data dengan menggunakan metode statistik, sehingga
akan didapat kecepatan pada jam sibuk.
11
d. Kapasitas
Ruas jalan yang ada adalah tipe empat lajur dua arah dipisahkan
(4/2D), sehingga kapasitas jalannya dihitung terpisah untuk setiap arah.
1. Tingkat pelayanan
Untuk mendapatkan tingkat pelayanan jalan, didasarkan pada hasil
perhitungan kecepatan jalan rata-rata dengan angka ratio volume dan
kapasitas (v/c). Angka kapasitas yang dipakai adalah kapasitas teori dan
volume diambil dari volume rata-rata tiap jam sibuk.
2. Komposisi Lalu Lintas
Pada kenyataan di lapangan, arus lalu lintas yang terjadi tidaklah
homogen, sejumlah kendaraan dengan berbagai jenis, ukuran, dan sifatnya
membentuk suatu arus lalu lintas. Keragaman ini membentuk karakteristik
lalu lintas yang berbeda untuk setiap komposisi dan berpengaruh pula
terhadap arus lalu lintas secara keseluruhan.
Satuan mobil penumpang (smp) merupakan sebuah besaran,
besaran ini menyatakan ekivalensi pengaruh setiap jenis kendaraan, yang
dibandingkan terhadap jenis kendaraan penumpang. Dengan besaran ini
diharapkan dapat dinilai setiap komposisi lalu lintas. Untuk pemakaian
praktis harga-harga satuan mobil penumpang dari setiap jenis kendaraan
dipergunakan harga standar yang dikeluarkan oleh Indonesian Highway
Capacity Manual Tahun 1997, direktorat Jenderal Bina Marga.
4. Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Jam tangan atau petunjuk waktu;
2. Clift board;
3. Formulir survei dan alat tulis;
4. Pengukur panjang atau roll meter;
5. Stop watch dan Kamera video.
12
5. Analisis Hasil Penelitian
Setelah mendapatkan data-data dan literatur yang cukup, selanjutnya
dilakukan analisis. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan metode-
metode dan tahapan seperti yang dijelaskan pada poin Bahan dan Materi
Penelitian di atas. Dalam proses ini, penulis juga menggunakan soft ware untuk
membantu dalam perhitungan-perhitungan, soft ware tersebut adalah Program
SPSS for Windows versi 11.0 dan Program Microsoft Excel 2010.
13
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Observasi lapangan
Tujuan penelitian
Studi pustaka
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
Output data