Proposal Skripsi 2013

download Proposal Skripsi 2013

of 38

description

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

Transcript of Proposal Skripsi 2013

38

A. Judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN PADA SUBTEMA KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU PEMBELAJARAN 2

B. Latar Belakang MasalahPermasalahan yang ada pada dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang di hadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan Formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru,pengadaan buku dan alat pelajaran ,perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah.Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti.Dari berbagai pengamatan dan analisis data ada banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yang bermakna,salahsatunya yaitu pendekatan yang digunakan di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi optimal bagi berlangsungnya pembelajaran. Selama ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan input,output ,dan analisis,yaitu pendekatan yang menganggap bahwa apabila input pendidikan seperti pelatihan guru,pengadaan buku dan alat pelajaran,perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya dipenuhi maka mutu pendidikan secara otomatis akan terjadi peningkatan.. Dalam kenyataan mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini pendekatan terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan proses pendidikan padahal proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegaiatan belajar mengajar sangat di tentukan oleh kerjasama antar guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi belajar dengan optimum. Olehnya itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memiliki metode,pendekatan,dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.Siswa sebagai subjek pendidikan,dituntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengksplorasi atau secara berkelompok.guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembingbing kearah pengomtimalan pencapaian ilmu prngrtahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mau dan mampu menegemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami,berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan.Kurikulum menjadi pondasi utama dalam pendidikan. Kurikulum yang baik akan membuat proses dan hasil yang baik pula Saat ini adalah saat transisi dalam bidang pendidikan. Masa beralihnya dari kurikulum KTSP 2006 ke kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya,di kurikulum 2013 lebih menonjolkan pada aspek afektif lalu psikomotorik kemudian kognitif. Diharapkan agar generasi penerus bangsa memiliki watak pancasila yang mampu memajukan kualitas bangsa dari segala sisi. Tujuan Kurikulum 2013 adalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,produktif,kreatif,inovatif,dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa,bernegara,dan peradaban dunia.(Permendiknas No 67:2013)Dalam draft Pengembangan Kurikulum 2013 diisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak,melihat,membaca,mendengar),asosiasi,bertanya,menyimpulkan,dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula,bahwa proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013,Bahan Uji Publik,Kemendikbud)Pada kenyataannya,situasi pembelajaran di lapangan kurang memenuhi dari yang diharapkan. Khususnya di lokasi yang akan penulis teliti. Hasil pembelajaran bisa ditentukan dari aktivitas yang siswa lakukan selama proses belajar. Tentunya jika siswa berperan aktif belajar,maka hasil yang didapat adalah memuaskan. Pembelajaran tematik di SD masih cenderung bersifat persial. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas masih kurang variatif. Proses pembelajaran memiliki kecenderungan pada metode tertentu,yaitu metode ceramah. Guru masih mendominasi dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar siswa kurang aktif,siswa lebih banyak mendengar dan menulis. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya,hanya menghafalkan suatu konsep. Materi yang sudah dipelajari siswa menjadi kurang bermakna.Dalam pembelajaran khusunya dalam pembelajaran tematik dalam prosesnya maupun hasilnya masih kurang dari harapan,misalnya prestasi belajar siswa kurang memuaskna dan kerja sama siswa masih rendah jika guru membaginya ke dalam seubuah pembelajaran berkelompok masih terjadi ketidak aktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru,atau tidak meratanya pekerjaan yang di kerjakan siswa.Proses pembelajaran menunjukan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru,siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respon siswa tehadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab petanyaan yang dimajukan guru,bahkan tidak jarang siswa bermain sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran,dan siswa tidak tidak latih untuk mencari informasi-informasi yang ada kaitanya dengan pembelajaran yang sedang di ajarkan siswa hanya menerima informasi.Berdasarkan data yang diperoleh dari guru yang mangajar kelas IV SDN Ciranjang 01 Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung terlihat hasil yang menunjukan belum tercapainya ketuntasan belajar,karena dari 31 siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal hanya 16 siswa saja,sehingga prosentasi ketuntasan hanya mencapai 51,61 %. Melihat kenyataan demikian penulis mencoba melakukan refleksi diri,menganalisis kemungkinan kekurangan/masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan sehingga mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah ditelusuri dalam pembelajaran tersebut guru menggunakan metode ceramah,sehingga pada umumnya siswa mengikuti pembelajaran secara pasif sehingga dalam pembelajaran tersebut keaktifan siswa sangatlah kurang,karena siswa hanya duduk terdiam mendengarkan apa yang dibicarakan. Sehingga siswa kurang aktif dan hasil belajar pun kurang maksimal.Oleh karena itu peneliti berusaha untuk melakukan perubahan proses belajar mengajar untuk berhasilnya tujuan pembelajaran dengan menerapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar,pembelajaran yang semula berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa,yaitu salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Problem based learning adalah pembelajaran yang berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga peseta didik untuk belajar,dalam kelas yang menerapkan pembelajaran bebasis masalah,peserta sisik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata(real world)Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas,maka saya memandang penting dan perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Tematik Tema Indahnya Kebersamaan Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran 2C. Identifikasi Masalah Atas dasar latar belakang di atas,maka permasalahan penelitian ini dapat diindentifikasi sebagai berikut :1. Rendahnya hasil belajar siswa Dalam Pembelajaran Tematik Tema Indahnya Kebersamaan Pada Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran 22. Aktivitas dan perhatian siswa rendah dalam pembelajaran terutama dalam hal berinteraksi di kelas.3. Tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran masih rendah4. Motifasi terhadap siswa sangat kurang sehingga siswa kurang didorong untuk aktif mengeluarkan pendapat5. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional.D. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah1. Perumusan Masalah a. Bagaimana penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 ?b. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ?c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ?2. Pembatasan masalahBerdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah diatas maka pembatasan penelitian ini adalah a. Penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01.b. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).c. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)..E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan pembetasan masalah yang telah dikemukakan di atas,maka secara umum tujuan dari peneliti ini adalah memberikan pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan tujuan pembelajaran secara khusus berdasarkan rumusan masalah dan pembetasan masalah yang telah dikemukakan di atas,yaitu :1. Memperoleh gambaran perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning di kelas IV SDN Ciranjang 01 pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.2. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model problem based learning pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teroritis penelitian ini berguna untuk menemukan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan kerja sama dan prestasi belajar siswa sehingga memperoleh pengetahuannya untuk dapat di terapkan dalam kehidupan dan lingkungannya.2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Siswa1) Agar dapat menemukan dan mengontruksi pengetahuannya sendiri bukan hanya menerima pengetahuan dari guru.2) Agar bisa mengikuti kegiatan pembelajarn secara aktif melalui kerja sama 3) Agar dapat memperoleh hasil belajar yang maksimalb. Bagi guru 1) Agar guru terampil dalam membuat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.2) Agar guru mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.3) Agar guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal dengan mengunakan model problem based learning pada pembelajaran tematik dalam tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.c. Bagi Sekolah1) Sebagai motivasi dalam upaya menyempurnakan pembelajaran di sekolah2) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dengan melaksanakan pelayanan yang optimal terhadap peserta didik3) Membiasakan untuk selalu mengoreksi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di sekolah4) Mendorong sekolah untuk mmencari penemuan baru/ inovasi baru dalam upaya meningkatkan pendidikan di sekolah5) Mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan profesionalitas guru dengan cara memberikan fasilitas untuk pelatihan-pelatihan serta keleluasaan untuk melakukan PTKd. Bagi Peneliti1) Mendapatkan pengetahuan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif melalui kerja sama siswa.2) Menambah wawasan tentang model-model pembelajaran yang tepat untuk di lakukan dalam melaksanakan pembelajaran3) Menemukan metode dan model-model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan pretasi belajarG. Definisi Operasional Untuk mengatasi ketidakjelasan makna dan perbedaan pemahaman mengenai istilah yang di gunakan judul penelitian ini,maka istilah tersebut perlu di jelaskan adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :1. Model problem based learningMenurut Muslimin I dalam Boud dan Felleti (2000:7),Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah,belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa,akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,pemecahan masalah dan keterampilan intelektual,belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran2. Aktivitas Belajaraktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa,sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif,seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31),belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif,afektif dan psikomotor.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif,dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.3. Hasil Belajar Siswahasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung (Mulyasa :2008)Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,karena siswa bisa mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan atau informasi yang sedang dipelajari sehingga pembelajaran akan semakin aktif,menarik,dan bermakna bagi siswa.H. Kajian Teori1. Model Pembelajaran Problem Based learningBoud dan Feletti dalam Rusman (2010) mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam Rusman (2010) mengatakan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka,reflektif,kritis,dan belajar aktif,serta memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah,komunikasi,kerja kelompok,dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain.Problem Based Learning (PBL) is a method of learning in which learners first encounter a problem followed by a systematic,learned centered inquiry and reflection process Artinya Problem Based Learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran dimana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan poses refleksi (Teacher and Edcucational Development ,2002). Menurut Jodion Siburian,dkk dalam Utami (2011) Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah,yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah,melalui masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar. Selain itu,Muslimin dalam Utami (2011) mengatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu model untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah,belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa,akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,pemecahan masalah dan keterampilan intelektual,belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri. Berdasarkan beberapa pendapat ahli,maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya peserta didik menyeleseikan masalah tersebut untuk menemukan pengetahuan baru. Secara garis besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.a. Unsur-unsur Problem Based Learning (PBL)Pembelajaran Problem Based Learning mempunyai beberapa unsur-unsur yang mendasar pada pendidikan sebagai berikut:1) Integrated Learninga) Pembelajaran mengintegrasikan seluruh bidang pelajaranb) Pembelajaran bersifat menyeluruh melibatkan aspek-aspek perkembangan anakc) Anak membangun pemikiran melalui pengalaman langsung2) Contextual Learninga) Anak belajar sesuatu yang nyata,terjadi,dan dialami dalam kehidupannyab) Anak merasakan langsung manfaat belajar untuk kehidupannya3) Constructivist Learninga) Anak membangun pemikirannya melalui pengalaman langsung (hand on experience)b) Learning by doing4) Active LearningAnak sebagai subyek belajar yang aktif menentukan,melakukan dan mengevaluasi (PLAN-DO-REVIEW)5) Learning InterestingPembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak karena anak terlibat langsung dalam menentukan masalah.b. Fase-fase Problem Based Learning (PBL)PBL berlangsung dalam enam fase,yaitu:1) Fase 1: Pengajuan permasalahan. Soal yang diajukan seperti dinyatakan sebelumnya harus tidak terstrktur dengan baik,dalam arti untuk penyelesaiannya diperlukan infoemasi atau data lebih lanjut,memungkinkan banyak cara atau jawaban,dan cukup luas kandungan materinya.2) Fase2: Apa yang diketahui diketahui dari permasalahan? Dalam fase ini setiap anggota akan melihat permasalahan dari segi pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kelompok akan mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan mengenai permasalahan tersebut,serta memilah-memilah isu-isu dan aspek-aspek yang cukup beralasan untuk diselidiki lebih lanjut. Analisis awal ini harus menghasilkan titik awal untuk penyelidikan dan dapat direvisi apabila suatu asumsi dipertanyakan atau informasi baru muncul kepermukaan.3) Fase 3: Apa yang tidak diketahui dari permasalahan? Disini anggota kelompok akan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pembelajaran yang harus dijawab untuk menjelas permasalahan. Dalam fase ini,anggota kelompok akan mengurai permasalahan menjadi komponen-komponen,mendiskusikan implikasinya,mengajukan berbagai penjelasan atau solusi,dan mengembangkan hipotesis kerja. Kegiatan ini seperti fase brainstorming dengan evaluasi; penjelasan atau solusi dicatat. Kelompok perlu merumuskan tujuan pembelajaran,menentukan informasi yang dibutuhkan,dan bagaimana informasi ini diperoleh.4) Fase 4: Alternatif Pemecahan. Dalam fase ini anggota kelompok akan mendiskusikan,mengevaluasi,dan mengorganisir hipotesis dan mengubah hipotesis. Kelompok akan membuat daftar Apa yang harus dilakukan? yang mengarah kepada sumberdaya yang dibutuhkan,orang yang akan dihubungi,artikel yang akan dibaca,dan tindakan yang perlu dilakukan oleh para anggota. Dalam fase ini anggota kelompok akan menentukan dan mengalokasikan tugas-tugas,mengembangkan rencana untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam kelas,bahan bacaan,buku pelajaran,perpustakaan,perusahaan,video,dan dari seorang pakar tertentu. Bila ada informasi baru,kelompok perlu menganalisa dan mengevaluasi reliabilitas dan kegunaannya untuk penyelesaian permasalahan yang sedang dihadapi.5) Fase 5: Laporan dan Presentasi Hasil. Pada fase ini,setiap kelompok akan menulis laporan hasil kerja kelompoknya. Laporan ini memuat hasil kerja kelompok dalam fase-fase sebelumnya diikuti dengan alasan mengapa suatu alternatif dipilih dan uraian tentang alternatif tersebut. Pada bagian akhir setiap kelompok menjelaskan konsep yang terkandung dalam permasalahan yang diajukan dan penyelesaian yang mereka ajukan. Misalnya,rumus apa yang mereka gunakan. Laporan ini kemudian dipresentasikan dan didiskusikan dihadapan semua siswa.6) Fase 6: Pengembangan Materi. Dalam fase ini guru akan mengembangkan materi yang akan dipelajari lebih lanjut dan mendalam dan memfasilitasi pembelajaran berdasarkan konsep-konsep yang diajukan oleh setiap kelompok dalam laporannya.Dengan memperhatikan kegiatan pada setiap fase,para peserta didik menggunakan banyak waktunya untuk mendiskusikan masalah,merumuskan hipotesis,menentukan fakta yang relevan,mencari informasi,dan mendefinisikan isi pembelajaran itu sendiri. Tidak seperti pembelajaran tradisional,tujuan pembelajaran dalam PBM tidak ditetapkan dimuka. Sebaliknya,setiap anggota kelompok akan bertanggungjawab untuk membangun isi-isu atau tujuan berdasarkan analisa kelompok tentang permasalahan yang diberikan2. Aktivitas BelajarMenurut Dimyati (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam,dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca,mendengarkan,menulis,meragakan,dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya,menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah,menyimpulkan hasil eksperimen,membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain,dan lainnya.Senada dengan pendapat Dimyati tersebut,Paul D. Dierich (dalam Hamalik,2011: 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok,yaitu:a. Kegiatan-kegiatan visual,yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca,melihat gambar-gambar,mengamati eksperimen,demonstrasi,pameran,dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral),yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip,menghubungkan suatu kejadian,mengajukan pertanyaan,memberi saran,mengemukakan pendapat,wawancara,diskusi dan interupsi.c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan,yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan,mendengarkan percakapan atau diskusi,mendengarkan suatu permainan,mendengarkan radio.d. Kegiatan-kegiatan menulis,yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita,menulis laporan,memeriksa karangan,bahan-bahan kopi,membuat rangkuman,mengerjakan tes,dan mengisi angket.e. Kegiatan-kegiatan menggambar,yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar,membuat grafik,chart,diagram peta,dan pola.f. Kegiatan-kegiatan metrik,yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan,memilih alat-alat,melaksanakan pameran,membuat model,menyelenggarakan permainan,menari,dan berkebun.g. Kegiatan-kegiatan mental,yang termasuk di dalamnya antara lain merenungkan,mengingat,memecahkan masalah,menganalisis,melihat,hubungan-hubungan dan membuat keputusan.h. Kegiatan-kegiatan emosional,yang termasuk di dalamnya antara lain minat,membedakan,berani,tenang,dan lain-lain.3. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,afektif,dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono,2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif,sebagai berikut: a. Pengetahuan,mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,peristiwa,pengertian kaidah,teori,prinsip,atau metode. b. Pemahaman,mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan,mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,menggunakan prinsip. d. Analisis,mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. e. Sintesis,mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f. Evaluasi,mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya,kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas,disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif,afektif,dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan,pemahaman,dan penerapan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes. .4. Materi Pentingnya Bekerja sama dalam Tema Indahnya Kebersamaan Sub Tema Keberagaman Budaya Bangsaku Pembelajaran 2Sub tema Keberagaman Budaya Bangsaku adalah sub tema yang terdapat dalam tema indahnya kebersamaan,yaitu di urutan minggu ke 1 dalam pelaksanaannya,dalam satu tema ada terdapat 3 sub tema,dalam dalam satu sub tema terdapat 6 pembelajaran.I. Hasil Penelitian Terdahulu yang Sesuai dengan PenelitianRiska Apriani,1401409250 (2013) PENINGKATAN PEMBELAJARAN PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL. Under Graduates thesis,Universitas Negeri Se4marang.Pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Randugunting 3 Kota Tegal cenderung memaksimalkan peran guru dan meminimalkan peran siswa. Hal ini mengakibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa belum maksimal. Tindakan yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model Problem Based Learning untuk membelajarkan materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD Negeri Randugunting 3 Kota Tegal. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaborasi yang dilaksanakan dalam dua siklus,meliputi tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan,pengamatan,serta refleksi. Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh berupa hasil tes dan non tes. Data hasil tes merupakan data hasil perolehan pretest,evaluasi akhir pada tiap pertemuan,tes formatif pada tiap akhir siklus,dan posttest,sedangkan data hasil non tes merupakan data lembar pengamatan performansi guru,pengamatan kesesuaian pelaksanaan model Problem Based Learning dan lembar pengamatan aktivitas siswa Perolehan nilai performansi guru melalui APKG 1,2 dan 3 pada siklus I meningkat dari 80,625 pada siklus I menjadi 91,125 pada siklus II. Kesesuaian pelaksanaan model Problem Based Learning meningkat dari 77,5 pada siklus I menjadi 92,5 pada siklus II. Nilai rata-rata kelas saat pelaksanaan pretest 64,12 meningkat menjadi 86,08 pada pelaksanaan posttest,dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari 35,14% menjadi 94,60%. Nilai rata-rata kelas pada hasil evaluasi akhir meningkat dari 73,78 pada siklus I menjadi 84,05 pada siklus II,dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari 75,68% menjadi 91,89%. Pada tes formatif meningkat dari 77,03 pada siklus I menjadi 85,14 pada siklus II,dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari 81,08% menjadi 89,19%. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran meningkat dari 75,47% pada siklus I menjadi 82,88% pada siklus II dan mencapai kriteria aktivitas belajar sangat tinggi. Disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan performansi guru,aktivitas,dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan pada siswa kelas IV SD Negeri Randugunting 3 Kota Tegal. Disarankan guru kelas IV dapat menerapkan model Problem Based Learning untuk meningkatkan performansi guru,aktivitas,dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan.J. Kerangka PemikiranPendidikan menurut Undang-undang NO. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang SISDIKNAS menerangkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,ahlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan Negara

Berdasarkan pengertian diatas bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang terencana. Selain itu pendidikan memiliki tujuan mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Sehingga memiliki kemampuan,keterampilan serta menjadi manusia yang berahlak mulia. Namun hal ini bertolak belakang dengan yang terjadi dikelas IV SDN Ciranjang 01 kecamatan Pasirjambu kabupaten Bandung yang berjumlah 24 orang siswa terdiri dari 15 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Dimana hanya 7 orang siswa saja yang telah lulus KKM dan 17 orang siswa tidak lulus KKM pada tema indahnya kebersamaan sub tema keberagaman budaya bangsaku pembelajaran 2. Disini peneliti mencoba mengubah arah pandang siswa bahwa pembelajaran ini bukanlah pembelajaran yang membosankan dan menjenuhkan. Yaitu dengan mengubah motode ceramah menjadi model pembelajaran problem based learning.. Hal ini terbukti dengan mengubah metode ceramah menjadi model pembelajaran problem based learning,seperti yang telah terbukti pada penelitian terdahulu yang sudah peneliti uraikan,berhasil mengubah nilai KKM dari para siswa.Timdepdikbud memaparkan bahwa Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.Dalam situasi PBL,peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja,motivasi internal untuk belajar,dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Di sini peneliti untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas IV SDN Ciranjang 01 kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung akan menggunakan model pembelajaran problem based learning dimana pembelajaran ini melibatkan siswa sejak dari pertama pembelajaran yaitu di mana siswa di beri masalah terlebih dahulu dan siswa di tuntun untuk memecahkan masalah tersebut perencanaan. Model pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,pemecahan masalah,dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim,2000 :7) Berdasarkan uraian di atas di harapkan pembelajaran akan lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN Ciranjang 01 Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.

Keadaan SekarangPembelajaran masih bersifat konvensional / tradisionalBelum mengetahui model pembelajaran tipe problem based leraning Hasil1. Guru mampu menerapkan pembelajaran tipe problem based leraning2. Kualitas pembelajaran meningkat3. Aktifitas dan hasil belajar siswa menjadi meningkatEvaluasi awalPenerapan model problem based learningEvaluasi akhirDiskusi pemecahan masalahPerlakuan1. Penjelasan pembelajaran2. Pelatihan pembelajaran tipe problem based learning3. Simulasi pembelajaran tipe Problem based Leraning

Gambar kerangka berfikir penelitian tindakan kelas

K. Asumsi dan Hipotesis Penelitian atau Pertanyaan PenelitianPeneliti mengambil judul Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan pada subtema keberagaman budaya bangsaku pembelajaran 2 karena peneliti menemukan beberapa siswa yang kurang aktif di kelas dan belum memenuhi KKM. maka peneliti menerapkan model pembelajaran problem based learning,agar para siswa dapat aktif dalam belajar,siswa lebih mandiri dalam belajar,siswa dapat menerapkan rasa tanggung jawab,dan siswa dapat mengembangkan kreativitasnya.Berdasarkan asumsi sebagaimana telah di uraikan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah1. Dengan melaksanakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 pembelajaran akan menarik,berkesan,dan menyenangkan2. Dengan melaksanakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 siswa akan aktif dikelas. 3. Dengan melaksanakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran tematik tema indahnya kebersamaan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku pada siswa kelas IV SDN Ciranjang 01 hasil belajar siswa akan meningkatL. Metode dan Desain Penelitian1. MetodeDalam penelitian tindakan kelas ini metode yang dipakai adalah metode diskusi dengan penggunaan model pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran problem based learning adalah pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar.Agar model pembelajaran problem based learning ini dapat berjalan dengan baik,penulis menyusun rencana pelaksanaan tindakan dalam bentuk siklus,yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari satu tindakan.2. Desain Penelitian Adapun desain penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan model PTK dari kemmis & MC taggart adapun gambarannya sebagai berikut.

Siklus pembelajaran yang dilakukan peneliti

Penyususna Rencana Tindakan(adaptasi dari kemmis & MC.taggart,2007 : 128)

RefleksiObservasiPelaksanaan

Penyusunan Rencana Tindakan

RefleksiObservasiPelaksanaan

Penyusunan Rencana Tindakan

RefleksiObservasiPelaksanaanM. Subjek dan Objek Penelitian1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Ciranjang 01Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung. Jumlah siswa sebanyak 24 orang siswa,nyang terdiri dari 17 orang siswa perempuan dan 7 orang siswa laki-laki.1. Objek penelitiana. Karakteristik sekolahLetak SDN Ciranjang 01 berada di Desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu kabupaten Bandung,yang beralamat di jalan Kacakaca no 29 Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung. Keadaan sekolah tersebut sangat baik mulai dari bangunan sekolah,dan juga fasilitas sekolah. Peneliti memilih SDN Ciranjang 01 Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung sebagai tempat penelitian karena di sekolah tersebut dalam penggunakan model pembelajaran masih kurang bervariatif. b. Karakteristik siswaHampir rata-rata siswa yang bersekolah di SDN Ciranjang 01 merupakan anak-anak dari kampung Kacakaca dan sekitarnya. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani.. c. Tempat penelitianPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ciranjang 01 Jalan Kacakaca No 29 desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung.d. Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan pada semester I (Ganjil) pada bulan juli sampai dengan selesai.N. Operasional VariabelVariable bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran problem based learning,sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa.Variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus kajian penelitian ini,terdiri dari tiga jenis variable,antara lain:a. Variabel input,yaitu variabel yang berkaitan dengan siswa,guru,bahan pelajaran,sumber belajar,dan lingkungan belajar.b. Variabel proses,variabel yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dirancang yaitu penerapan model problem based leraning dalam pembelajaran,aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model problem based leraningc. Variabel output,yaitu variabel yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan setelah penelitian dilakukan,yakni meningkatkan belajar siswa pada pembelajaran 2 tema indahnya kebersamaan sub tema keberagaman budaya bangsaku. Variabel output dapat diukur melalui pencapain kopmpetensi dasar kognitif,afektif,dan psikomotor siswa salama pembelajaran berlangsung.O. Rancangan Pengumpulan Data dan Instrumen penelitianPengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah observasi,lembar tes,dan kamera. Berikut penjelasannya:1. ObservasiTeknik observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan pelajaran 4 tema indahnya kebersamaa sub tema bersyukur atas keberagaman dengan menggunakan pembelajaran model problem based learning. Pengamatan dilakukan secara terbuka oleh observer dan diketahui siswa serta dilakukan pada waktu proses pembelajaran secara langsung dengan tujuan untuk mengetahui proses belajara mengajar berlangsung. Teknik observasi ini dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.

2. Lembar TesLembar tes atau soal dibuat berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan materi yang diajarkan. Lembara tes ini digunakan untuk memperoleh data / mengetahui sejauh mana siswa memehami materi yang diajarkan.4. Kamera Pengumpulan data dilakukan juga oleh peneliti dengan menggunakan kamera. Hal ini dilakukan karena sebagai salah satu dokumentasi berupa gambar yang dapat dilihat para pembaca. Penggunaan kamera dilakukan ketika kegiatan penelitian berlangsung mulai dari tahap pelaksanaan hingga refleksi.

P. Rancangan Analisis Data1. Analisis tesTes dianalisis dengan menggunakan nilai individu,nilai rata-rata siswa,dan kriteria ketuntasan belajar berdasarkan penilaian pada acuan dan patokan. Secara klasikal,proses belajar mengajar dikatakan apabila kelas memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 60 sebanyak 60%a. Nilai SiswaUntuk mengetahui nilai siswa dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:X= niali siswaB= jumlah jawaban benarN= jumlah soal

b. Nilai Rata-rata SiswaUntuk menghitung rata-rata nilai siswa dikelas,rumus yang digunakan adalah:

( Sudjana,1998)Ketarangan:X= Nilai rata-rata SiswaX = Jumlah NilaiN= jumlah Nilaic. Ketuntasan Belajar KlasikalUntuk menentukan ketuntasan belajar siswa dapat menggunakan rumus:

Keterangan:KB = Ketuntasan BelajarN = Jumlah Siswa yang mendapat nilai 60N = Jumlah Siswa2. Lembar ObservasiData mengenai aktivitas pembelajaran diolah secara kualitatif menggunakan pedoman observasi,kemudian dicarikan rata-rata. Langkah-langkah dalam menganalisis lembar observasi adalah:a. Pemberian skor pada tiap item yang diamati

Tabel Skor dan Kategori Lembar ObservasiSKORKRITERIA

4SANGAT BAIK

3BAIK

2SEDANG

1KETANG

a. Menghitung rata-rata hasil observasi keterlaksaan pembelajaran dengan menggunakan rumus: Skor Rata-rata=b. Penetapan kategori berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh seperti pada tabel bawah ini:Tabel Nilai Rata-rata dan Kategori Lembar ObservasiNilai rata-rataKategori

4,00- 3,50Sangat Baik

3,49-3,00Baik

2,99-2,50Sedang

< 2,50Kurang

Q. Langkah-Langkah Penelitian1. Siklus Ia. Perencanaan1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan di ajarkan. Materi yang akan diberikan pada siklus ini adalah Pembelajran 4 tema indahnya kebersamaan sub tema bersyukur atas keberagaman.2) Merancang pembuatan RPP3) Merancang pembelajaran problem based learning.4) Merancang membentuk kelompok-kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS)5) Merancang pelatihan soal secara individualb. Pelaksanaan1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dengan mengajukan apersepsi berupa pertanyaan untuk merumuskan permasalahan yang digali dari pengalaman siswa2) Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari untuk memudahkan siswa memberikan pendapatnya3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kelompok belajar.4) Setiap kelompok mencari informasi atau bahasan-bahasan.5) Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas.6) Guru memberikan penghargaan berupa tanggapan dan penelitian terhadap persentasi kelompok7) Guru memberikan test secara individual.c. Pengamatan dan RefleksiPada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti (observer) mencatat hal-hal yang terjadi selama pembelajaran. Setelah tindakan berakhir selanjutnya diadakan refleksi yang tujuannya untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan menjadi gambaran atau acuan untuk merancang dan mempersiapkan tindakan selanjutnya.

2. Siklus IIa. Perencanaan1) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan berdasarkan siklus I yaitu pembelajaran 4 tema indahnya kebersamaan sub tema bersyukure atas keberagaman.2) Merencang kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)3) Merancang media gambar dengan materi4) Merancang pembelajaran problem based learning5) Merancang serta membentuk kelompok kelompok kecil untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS)6) Merancang pelatihan soal secara individual b. Pelaksanaan1) Guru menyusun kembali rencana pembelajaran2) Melaksanakan kembali pembelajaran problem based learning3) Guru membagikan gambar4) Peserta didik mempersentasikan ke depan kelas5) Siswa mengerjakan tes uji kompetensi secara individual.

3. Siklus IIIa. Perencanaan1) Guru menentukan pokok bahan yang akan diajarkan berdasarkan siklus II yaitu pembelajaran 2 tema indahnya kebersamaan sub tema keberagaman budaya bangsaku.2) Merencanakan kembali Rencana elaksanaan Pembelajaran (RPP)3) Merancang media gambar sesuai materi4) Merancang pembelajaran problem based learning5) Merancang dan membentuk kelompok kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa6) Merancang pelatihan soal secara individualb. Pelaksanaan1) Guru menyusun kembali rencana pembelajaran2) Guru membagi kelompok berdasarkan nomor yang sama berdasarkan nomor yang telah dirancang di siklus II3) Melaksanakan kembali pembelajaran problem based learning4) Guru membagikan gambar5) Peserta didik mempersentasikan di depan kelas6) Peserta didik mengerjakan tes uji kompetensi secara individualc. Pengamatan dan RefleksiPada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti (observer) mencatat halhal yang terjadi selama pembelajaran. Setelah tindakan berakhir selanjutnya diadakan refleksi yang tujuannya untuk mengevaluasi tindakan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi siklus III ini dilakukan sebagai kesimpulan akhir dari kegiatan yang telah dilakukan.

R. JADWAL PENELITIANNo Rencana kegiatan Waktu Pelaksanaan

MeiJuniJuliAgustusSeptember

A. Persiapan12342323232312341234

1.Persiapan Konsep Pelaksanaan

2.Menyusun Proposal

3.Menyepakati Jadwal dan Tugas

4.Menyusun Instrumen

B.Pelaksanaan

1.Menyiapkan Kelas dan Alat

2.Pelaksanaan Siklus I

3.Pelaksanaan Siklus II

4.Pelaksanaan Siklus III

C. Laporan

1.Penyusunan Laporan

2.Menyusun Konsep Laporan

3.Seminar Hasil Penelitian

4.Revisi Laporan

5.Pengadaan Hasil

Daftar Pustaka

Arends,ricard.1997.Classroom Intruction and Management.NewYork:MegrowhillLie,Anita. (2002). Cooperative Learning. Yogyakarta: PT. Pustaka Belajar.Permendiknas. (2006). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan. Rusman.(2010).model-model pembelajaran.jakarta:Charisma Putra Utama.Muslish masnur,(2012),melaksanakan PTK itu mudah:Bumi aksaraNurasma.2008.Model Pembelajaran Kooperatif.Padang : UNPSagala,S.2003.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : AlfabetaSapriya,(2009).pendidikan ips,Bandung:Remaja rosdakarya.Salvin,Robert.cooperative leraning.Theory Research and practice.Boston: allyn and Bason publisher.New YorkSumantri,Mulyani dan Syaodih,Nana.2005.perkembangan peserta didik.jakarta:Pusat Penerbit Universitas Terbuka(Kamdi,2007: 77).Sumber:http://www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-based.html#ixzz32XAknAoFDimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html