Proposal Penelitian
-
Upload
akbar-s-al-khawarizmi -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Proposal Penelitian
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik Kompetensi Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan
Pendekatan PAKEM dan Penggunaan Media Aplikasi Musik Portabel Android di Kelas VII SMP Negeri 3 Tellulimpoe
DISUSUN OLEH :
NAMA : H. Agus
NIM : 1382044045
JURUSAN SENDRATASIKFAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika teori behaviorism mendominasi system pembelajaran kita, model
pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan
kertas putih menjadi ciri utama. Dalam pembelajaran model ini, siswa menjadi
pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode
ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak
menarik dan membosankan karena disampaikan dengan cara verbalistik, hafalan
semata. Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak
tumbuh dan berkembang kreatifitasnya. Padahal pengembangan pengajaran secara
seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu
dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar siswa selain cerdas, memiliki kemampuan
analitis matematis, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir
imajinatif mencakup lintas ruang dan waktu, kreatif, sintetik, dan holistik.
Fakta di lapangan, dalam proses pembelajaran di kelas ternyata tidak
selamanya berjalan sesuai dengan yang kita kehendaki, tidak berjalan lancar,
bahkan bisa dikatakan menemukan kegagalan. Banyak hal yang menyebabkan
proses aktifitas pembelajaran gagal. Hal ini bisa jadi karena ketidakoptimalan
guru dalam penyampaian pembelajaran. Salah satu indikator ketidakefektifan atau
kegagalan aktifitas pembelajaran seni musik, yakni siswa kurang memahami
dengan materi yang disampaikan oleh guru. Kemungkinan besar hal ini terjadi
oleh karena siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti materi pembelajaran
sehingga mereka tidak bisa menerima dan mencerna materi yang disampaikan
oleh guru. Oleh karena dari kurangnya konsentrasi itu pula yang berakibat prilaku
siswa di kelas menjadi pasif, tidak aktif, bahkan apatis. Seharusnya justru siswa
bersemangat dan mempunyai minat yang besar untuk mengikuti proses
pembelajaran seni musik. Ketidakefektifan atau kegagalan pembelajaran seni
musik ini tidak bisa dilihat dari aspek siswa saja, melainkan ada peran guru yang
mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran seni musik di kelas.
Kemungkinan besar dalam penyampaian materi pembelajaran seni musik guru
kurang optimal, monoton, dan tidak variatif, hal ini oleh karena guru tidak siap
dalam melaksanakan skenario pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan, apatis
dalam mengikuti aktifitas pembelajaran. Dalam konteks ke depan hal tersebut
tentunya sangat berdampak buruk pada kualitas pembelajaran seni musik.
Mengacu pada masalah tersebut di atas, maka penulis akan menggunakan
pendekatan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM) untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni music
dengan bantuan penggunaan media aplikasi music portable android. Aplikasi
music seperti piano, gitar, drum, harmonica dan lain – lain ini tersedia dalam
perangkat mobile android. Dengan harapan, penerapan model PAKEM dapat
meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, dan siswa
menjadi lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pembelajaran seni musik secara
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil
judul : “Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik
Kompetensi Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu
Dengan Pendekatan PAKEM dan Penggunaan Media Aplikasi Musik Portabel
Android di Kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAKEM) dan penggunaan media aplikasi musik Portabel
Android dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni
musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen
lagu di kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur ?
2. Bagaimanakah prosedur penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ) dan penggunaan media aplikasi musik
Portabel Android itu, efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada
pelajaran Seni Musik di kelas VII SMP Negeri 3 Tellulimpoe Sinjai ?
C. Pemecahan Masalah
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005. Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di
berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”
dan “belajar tentang seni”. Dengan demikian Pendidikan Seni Musik memiliki
peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan
kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan musikalitas
emosionalnya. Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya lebih fokus pada
pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui
upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks
budaya masyarakat yang beragam. Oleh karena itu guru yang merupakan
pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan
pengajaran di sekolah diituntut untuk professional. Dalam arti, mempunyai
kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, meningkatkan minat belajar
siswa terhadap pelajaran seni music, inovatif dan peka terhadap perkembangan
zaman. Artinya selain inovatif, juga melek akan perkembangan teknologi,
utamanya dalam mengajarkan bidang studi Seni Musik di sekolah. Bagi seorang
guru inovasi dalam proses pembelajaran itu penting dan sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari,
menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses
pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan
minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik sesuai dengan tuntutan zaman,
bersifat kontekstual dan student centured. Dan menggunakan teknologi yang ada.
Proses pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang inovatif
tentunya akan mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa. Adapun
pendekatan pembelajaran inovatif yang mendukung untuk mengembangkan
keterampilan psikomotorik adalah apa yang dikenal dengan Active Learning,
atau pembelajaran aktif, yaitu suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan pada
prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi siswa adalah aktif melakukan sesuatu
dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya. Aktif di kelas maupun di
luar kelas dengan mengeksplorasi pengalaman belajarnya dan mengekspresikan
imaginasi kreatifnya baik secara lisan maupun tulisan. Keterlibatan aktifitas guru
dan siswa dengan aktif, kreatif dan inovatif tentunya akan mendorong siswa untuk
berpikir lebih keras lagi dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang
lebih menyenangkan baik bagi guru maupun siswa. Memang, pembelajaran seni
musik, adalah aktifitas pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana
yang menyenangkan melalui kegiatan apreasi,ekspresi,kreasi,dan rekreasi.
Artinya, belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.
Jelasnya, dalam konteks ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator bukan sebagai
pusat informasi pembelajaran yang mendominasi kelas.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik melalui
penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM) dan penggunaan media music portable andoid kompetensi dasar
mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
2. Untuk mengetahui ketepatan dan keefektifan penggunaan model pembelajaran
aktif, kreatif,efektif,dan menyenangkan (PAKEM) dan penggunaan media
music portable andoid dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif
membuat aransemen lagu.
3. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
seni musik.
4. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
seni musik.
5. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni
musik.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan model
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dan
penggunaan media music portable andoid dalam meningkatkan minat belajar
siswa pada materi pembelajaran seni musik pokok bahasan mengembangkan
gagasan kreatif membuat aransemen lagu.
b. Sebagai dasar pengetahuan dalam mengembangkan penelitian- penelitian pada
masalah selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada materi pembelajaran seni
musik tentang bagai mana mengembangkan gagasan kreatif membuat
aransemen lagu,
2) Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin
dan bertanggung jawab.
3) Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model
pembelajaran PAKEM dan penggunaan media music portable andoid, siswa
lebih dapat tertarik, termotivasi dan dapat memahami materi membuat
aransemen lagu.
b. Manfaat Bagi Guru
Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri menuju
profesionalisme,
1) Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan membuat aransemen
lagu pada pembelajaran seni musik tentang mengungkapkan gagasan kreatif
membuat aransemen lagu.
2) Mengetahui betapa besar pengaruh model pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif
membuat aransemen lagu.
3) Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model
pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran, dapat menambah wawasan
baru dan meringankan tugas guru dalam mengajar.
c. Manfaat Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan mutu sekolah.
2) Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya
untuk meningkatkan prestasi akademik.
3) Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana
yang aktif, efisien, dan menyenangkan.
4) Dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM dalam proses
pembelajaran seni musik, sekolah dapat mengembangkan metode pembelajaran
dan dapat dijadikan pusat sumber belajar bagi sekolah lain dalam mencari
solusi dari kesulitan-kesulitanatau masalah- masalah pembelajaran di kelas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat Belajar
Beberapa para ahli memberi batasan definisi tentang belajar yang penulis
kutip dari buku sebagai berikut:
1. James O. Wittaker : “Learning may be defined as the process by which
behavior originates or is altered through training or experience” (Wittaker,
1970: 15). Artinya, belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana perilaku diubah melalui pelatihan atau pengalaman.
2. Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul Educational
Psychologyseperti berikut, “Learning is shown by change in behavior as result
of experience” (Cronbach, 1954: p.47). Artinya, belajar ditunjukkan
oleh perubahan perilaku sebagai hasil daripengalaman". (Cronbach, 1954:
p.47)
3. Howard L. Kingsley: “Learning is the process by which behavior (in the
broader sense) is originated or changed through practice or training”.
(Kingsley, 1957: 12 ). Artinya, belajar adalah proses dimana perilaku (dalam
arti luas) diubah melalui latihan atau pelatihan". (Kingsley, 1957: 12 )
Dari ketiga batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, dan
pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang
mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan
lingkungannya”. Abdul Hadis ( 2008: 60 ) Apabila kita simak definisi belajar dari
para ahli tersebut di atas, nampaknya semua mempunyai pandangan yang tidak
jauh berbeda, bahkan nyaris sama bahwa pengertian belajar adalah perubahan
prilaku sebagai hasil dari aktifitas belajar yang diperoleh siswa melalui proses
pembelajaran di kelas. Indikasi perubahan prilaku tersebut nampak dari siswa
yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, dari
tidak berminat menjadi berminat dan sebagainya. Dengan demikian peran guru
dalam perubahan prilaku siswa terhadap mata pelajaran yang diampu juga sangat
besar. Oleh karena itu guru dituntut mampu mengajar secara profesional dengan
mata pelajaran yang diampunya itu. Jelasnya, yaitu guru yang mampu
menciptakankondisi belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan dalam
suasana yang menyenangkan.
Suatu kondisi belajar dimana siswa terlibat sepenuhnya dalam proses
pembelajaran baik secara fisik maupun intelektualnya. Dapat dikatakan kondisi
proses pembelajaran di kelas yang efektif, adalah adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab
dengan minat yang besar itulah memotivasi siswa untuk belajar lebih keras lagi.
Sebaliknya, tanpa minat yang besar siswa tidak akan bergairah untuk mengikuti
aktifitas pembelajaran di kelas yang sudah barang tentu ini akan berakibat pada
kualitas hasil belajarnya.
Mengingat begitu pentingnya minat siswa dalam belajar, penulis berupaya
untuk mencoba menganalisa beberapa referensi tentang minat belajar. Wiliam
James (1890) dalam Uzer Usman (1992 : 24) melihat bahwa minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.
Dengan demikian minat merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar dalam
keterlibatan siswa belajar secara aktif dan kreatif. Jika aktivitas siswa dalam
belajar menentukan hasil belajar, maka minat belajar yang tinggi pun akan
berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar merupakan ketercapaian
kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu minat belajar yang
tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang memenuhi
ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), setidaknya minat belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan
ketercapaian kompetensi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut.
Mursell dalam bukunya “Successful Teaching”. Pada hakikatnya setiap anak
berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membengkitkan
minat anak terhadap belajar (Moh. Uzer Usman, 1992 : 25). Dengan demikian
dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang
berupaya keras untuk membangkitkan minat belajar siswa pada mata pelajaran
yang diampunya.
B. Kompetensi Dasar: ”Mengembangkan Gagasan Kreatif Mengaransir
Lagu Dengan Beragam Teknik, Media, Dan Materi Musik
Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa
yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam
mencapai kecerdasan musikalitas emosionalnya. Dalam arti, pendidikan Seni
Musik aktifitasnya lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan
kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan
teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Adapun ruang
lingkup materi pembelajaran dalam kompetensi dasar mengembangkan
gagasan kreatif mengaransir lagu dengan beragam teknik, media dan materi
musik dan lagu, mencakup tangga nada musik, notasi angka, notasi balok, dan
membuat aransemen lagu non tradisional. Dalam konteks tersebut, penulis
mengambil obyek penelitian tindakan kelas dengan materi pembelajaran
membuat aransemen lagu non tradisional karya mandiri.
1. Pengertian aransemen musik / lagu
Dalam referensi musik, aransemen atau transkrip merupakan salah satu
bentuk ciptaan yang berkait dengan penulisan musik. Aransemen berarti susunan,
sedangkan transkrip berarti alih tulis. Sebagai contoh, sebuah komposisi musik
yang dipersiapkan untuk pertunjukan konser besar dialihtuliskan menjadi
komposisi musik untuk permainan piano saja, atau bisa juga untuk pertunjukan
konser kecil. Selain itu aransemen atau transkripsi bukan hanya permasalahan
teknis semata, melainkan juga permasalahan musikalitas yang berkait dengan
kejiwaan seseorang. Aransemen atau transkripsi biasanya dipergunakan dalam
bidang penelitian musik, dari musik yang didengar kemudian dibuat dalam
bentuk tulisan musik.
Dengan aransemen yang disusun sedemikian rupa dalam karya musik atau
lagu maka musik atau lagu tersebut akan menjadi variatif, harmonis, dan indah
serta enak untuk nikmati. Ada dua macam cara untuk membuat aransemen
musik/lagu: a.Secara tertulis. Aransemen tertulis bisa berupa penulisan
tambahan secara lengkap dengan detail-detailnya, atau bisa juga hanya berupa
penambahan yang terbatas pada pemakaian lambang akord. Materi yang
dipersiapkan dalam membuat aransemen musik / lagu antara lain berupa notasi
lagu asli, imaginasi, kreasi, pengetahuan musik, pengetahuan sifat suara manusia,
dan pengetahuan instrument music, dan b. Secara tidak tertulis yaitu aransemen
music berupa penambahan-penambahan notasi hiasan pada aransemen yang
bersifat bebas, pribadi, spontan, temporer, dan sesaat.
2. Langkah-langkah membuat aransemen
a. Langkah persiapan
Sebagaimana ditulis Ario Kartono dkk dalam buku Kreasi Seni Budaya
halaman 63, langkah-langkah sebelum membuat aransemen adalah
mengidentifikasi unsur-unsur yang berkait dengan karya musik, antara lain:
1) Jenis musik apa yang akan kita buat? Jenis musik, pop, klasik, dangdut, jazz,
march, rock, dan lain-lain.
2) Jenis tempo dan dinamik
Jenis birama dan irama, 2/4, 3/4, 4/4, 6/8 dan lain, irama waltz, keroncong,
langgam, seriosa, barat, dan rock.
3) Jenis tangga nada yang dipergunakan, jenis mayor, minor, atau pentatonic.
4) Isi dan jiwa lagu, kesan dan pesan yang ingin disampaikan dari lagu atau
komposisi yang diperdengarkan.
5) Unsur-unsur kecil yang lain, seperti legato, staccato, dan fermata.
C. Pembelajaran Model Pakem
PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki
paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana
akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM adalah singkatan dari
“Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”.
1. Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni
musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana
siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan
pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Dalam konteks ini, belajar
music harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun
pengetahuannya, dan bukan sekedar proses pasif yang hanya menerima penjelasan
dari guru tentang materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran. Dengan
aktif berbicara, berdiskusi, berkreasi, dan berekspresi untuk mengemukakan ide
serta gagasan pemikirannya, siswa akan lebih dapat mengerti dan memahami
konsep materi yang dipelajari. Pemikiran senada juga
dikemukakan Katz dan Chard bahwa siswa perlu keterlibatan fisik untuk
mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk
diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreatifitasnya.
(Ella Sulhah, 2009: 4). Oleh karena itu, proses pembelajaran seni musik harus
melibatkan segenap aspek kepribadian siswa yang mencakup pikiran, perasaan,
bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Berkait dengan hal tersebut,
menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh
10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang
dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan,
dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden, 2000: 100)
2. Kreatif
Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
berkreasi. (Silberman, 1996: 9)dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa
dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa
menjadi kreatif, artinya siswa yang mampu menghasilkan generasi kreatif, yang
berguna bagi dirinya juga buat orang lain. Kreatif di sini juga dimaksudkan agar
guru mampu menciptakan berbagai aktifitas belajar seni music yang beragam
sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa. Menurut Semiawan daya kreatif
tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling
mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman, 2009: 6). Tentunya untuk
menumbuhkan daya kreatif dalam pembelajaran seni musik dibutuhkan suasana
yang menggambarkan kemungkinan tumbuh dan berkembangnya daya kreatif
tersebut. Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus
memiliki perasaan takut disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana
kondusif dan kreatif seperti itulah yang dimaksud dalam PAKEM.
3. Efektif
Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang
dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa sehingga dapat membekali
siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya siswa dapat mengembangkan
berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan
yang beragam.Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau
tindakan nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran
dari seorang guru, bagaimana Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas
agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana tersebut di atas.
4. Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran
yang didisain sedemikkian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga
siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar.
Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar. (Purnama,M.pd, 2009: 7).
Berdasar uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM,
“Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu
proses pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
melalui berbuat atau mempraktikkan langsung materi pembelajaran. Dalam kata
lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat siswa dalam
belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model
pembelajaran. Jelasnya, guru memberi dorongan semangat dan motivasi agar
siswa menemukan caranya sendiri dalam mengatasi masalahnya, berjiwa mandiri.
D. Pemanfaatan Android Sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini yang
berkembang pesat, membawa pengaruh besar terhadap maju mundurnya dunia
pendidikan. Dimana dalam hal ini bisa kita lihat teknologi membawa segala
informasi yang ada dunia ini. Untuk itu teknologi sangat berperan penting akan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khsusunya di bidang ilmu
pengetahuan. Suatu negara yang memiliki teknologi yang maju, bisa kita lihat
perkembangan ilmu pengetahuan di negara tersebut akan jauh lebih maju
dibandingkan negara yang teknologi informasinya masih tertinggal.
Perubahan yang terjadi dari perkembangan teknologi informasi akan
berpengaruh besar baik itu dari bidang ekonomi, politik,sosial dan budaya, ada
yang berefek positif maupun negatif bahkan Dari cara pandang masyarakat yang
akan berubah dengan adanya teknologi tersebut sampai dengan gaya hidup. Maka
disini sebagai seorang mahasiswa harus dapat memilah mana yang baik dalam
pemanfaatan teknologi informatika dalam dunia pendidikan.
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan
aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti bergerak
seperti aplikasi music portable ( piano, gitar, drum, harmoonika,dll).
Dalam membicarakan teknologi informasi dan komunikasi salah satu
Mahasiswa Teknik Informatika (HMTI) Politeknik TEDC Bandung bernama
Zaiid Abdulloh Moebarok yang mengerti di bidang ini mengatakan “
Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat, dalam
hal pendidikan teknologi informatika sangat dibutuhkan untuk dapat menjadikan
pendidikan di Indonesia berkualitas”.
Mobile anroid sudah banyak ditemukan dimasyarakat atau hampir semua
pelajar menggunakan perangkat mobile, tetapi penggunaannya yang belum
maksimal. Mereka belum menggunakan untuk kepentingan belajar atau
pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian penulis lakukan di SMP Negeri 3 Tellulimpoe Kabupaten
Sinjai. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap Tahun
Pelajaran 2013 – 2014, yang kemudian penulis mengambil salah satu kelas yaitu
kelas X.2 yang jumlah siswanya sebanyak 30 orang, terdiri siswa laki-laki
sebanyak 16 orang dan siswa wanita sebanyak 14 orang. Alasan penulis memilih
sampel kelas X.2 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada minat belajar
mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil
belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X
lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal( KKM). Adapun nilai KKM
mata pelajaran seni musik adalah 75. Penelitian dilakukan dalam dua siklus,
siklus I tiga kali pertemuan
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pada prinsipnya, penelitian tindakan kelas ini mengikuti model Kemmis
dan McTaggart dalam bentuk yang paling sederhana, sebagaimana dijelaskan Arif
Tiro (2005:13-17) bahwa prosedur penelitian ini terdiri atas (a) Tahap persiapan
tindakan, (b) Tahap implementasi tindakan, (c) Tahap pemantauan dan evaluasi,
dan (d) Tahap analisis dan refleksi.
a 1
2
3
4
0
b7
6
8
5
Keterangan0: Pratindakan1: Rencana siklus 12: Pelaksanaan siklus 13: Observasi siklus 14: Refleksi siklus 15: Rencana siklus 26: Pelaksanaan siklus 27: Observasi siklus 28: Refleksi siklus 2a: Siklus 1b: Siklus 2
Gambar 2 Diagram alur desain penelitian Kemmis & Mc.Taggart (dalam Depdiknas, 2003:19).
Tahapan-tahapan tersebut di atas selanjutnya dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini penulis menentukan skenario pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus seni music
kompetensi dasar“Mengembangkan Gagasan kreatif serta mengaransir lagu
dengan beragam teknik, media, dan materi music non tradisional daerah
setempat”.
a) Menyiapkan seperangkat soal-soal, untuk pretes dan postes pada siklus I
dan siklus II.
b) Menyusun format pengamatan atau observasi berupa lembar angket siswa,
yang berisi pernyataan yang bisa dijawab dengan mencheklis pada kolom S
(setuju), SS (sangat setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak
setuju). Format ini untuk mengetahui sampai sejauh manakah minat siswa,
terhadap mata pelajaran seni musik sebelum pembelajaran disajikan.
c) Menyusun format pengamatan atau observasi kegiatan siswa dalam
pembelajaran atau tindakan yang diisi oleh penulis beserta rekan guru sejenis
selaku observer.
d) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui hal-hal yang
diperlukan dalam proses pembelajaran menyangkut respon siswa, sikap, minat
dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.
e) Daftar hadir siswa, daftar nilai pretes dan postes.
2. Pelaksanaan / Tindakan
Pada tahap pelaksanaan atau tindakan, secara kontinyu dan berurutan
penulis melakukan tindakan sebagai berikut :
a) Melakukan pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).
b) Melaksanakan program pembelajaran tatap muka, sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang diawali dengan ”apersepsi” berupa
pernyataan-pernyataan manfaat, tujuan belajar seni musik, dan memperagakan,
mendemostrasikan senam birama 2/4, 3/4, 4/4 sebagai penyegaran awal. Hal
ini dalam upaya memotivasi siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan
minat belajar siswa dalam belajar seni musik menggunakan pembelajaran
model PAKEM.
c) Pengamat atau observer penelitian adalah penulis dan rekan guru sejenis,
melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah disiapkan
serta mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat
pembelajaran.
d) Memberikan lembar angket ( kuisioner ) kepada setiap siswa.
e) Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga
pada siklus 2.
3. Pengamatan
Pada tahap ini, penulis bersama rekan guru sejenis berperan sebagai
observer melakukan pengamatan atau observasi, dengan memakai format
pengamatan, serta mengumpulkan data-data tindakan. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, perhatian, respon siswa terhadap
pembelajaran seni musik dengan menggunakan pembelajaran model PAKEM
yang diawali dengan upaya penulis untuk memotivasi siswa dalam upaya
menumbuhkembangkan minat belajar seni musik.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, setelah menyimpulkan materi pembelajaran tentang
membuat aransemen lagu, penulis melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan, dengan melaksanakan pertemuan untuk membahas evaluasi tentang
skenario kegiatan proses pembalajaran, test hasil belajar dan evaluasi hasil
tindakan. Berupaya mencari untuk menemukan kelemahan dan kekurangan
proses pelaksanaan pada siklus pertama yang dilanjutkan dengan upaya
memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi tindakan dan hasil
belajar, untuk digunakan sebagai acuan menyusun tahapan siklus berikutnya.
Evaluasi tindakan dalam rangka mencari kelebihan, kelemahan dan kekurangan
pada kegiatan siklus ke I.
C. Prosedur Penelitian
SIKLUS I
Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi
Pada tahap
perencanaan ini,
peneliti
mempersiapkan
segala sesuatu
berkait dengan
administrasi
yang diperlukan
dalam penelitian
tindakan kelas
diantaranya :
a. Menetapkan
skenario
pembelajaran
sesuai dengan
Rencana
Pada tahap
pelaksanaan
atau tindakan
ini, secara
kontinyu dan
berurutan
penulis
melakukan
tindakan
sebagai
berikut:
a.Melakukan
pretes
dengan
menyertakan
soal-soal seni
Pada tahap ini,
penulis bersama
rekan guru sejenis
sebagai observer
melakukan
pengamatan atau
observasi, dengan
memakai format
pengamatan, serta
mengumpulkan
data-data tindakan.
Pengamatan
dilakukan untuk
mengetahui sampai
sejauh mana minat,
perhatian, respon
Pada tahap refleksi,
setelah menyimpulkan
materi pembelajaran
tentang membuat
aransemen lagu,
penulis melakukan
evaluasi tindakan
yang telah dilakukan,
dengan:
a. Melakukan evaluasi
materi sajian
pembelajaran seni
musik, jumlah dan
waktu dari setiap
macam pertemuan.
b. Melakukan
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), disertai
beberapa
pernyataan
atau
pertanyaan
lisan dan
tulisan, serta
peragaan
bernyanyi
senam birama
2/4, 3/4, 4/4
sebagai
penyegaran
awal dalam
proses
pembelajaran
seni musik
untuk
memotivasi
siswa dalam
meningkatkan
dan
menumbuhkan
minat belajar
seni musik.
b. Menyusun
format
pengamatan
atau observasi
musik sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
b.Melaksanaka
n program
pembelajaran
tatap muka,
sesuai dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) yang
diawali dengan
”apersepsi”
berupa
pernyataan-
pernyataan
manfaat,
tujuan belajar
seni musik,
dan
memperagakan
,mendemostras
ikan senam
birama 2/4,
3/4, 4/4
sebagai
siswa terhadap
pembelajaran seni
musik dengan
menggunakan
pembelajaran
model PAKEM
yang diawali
dengan ”apersepsi”
yaitu
memperagakan
secara bersama-
sama antara guru
dan siswa senam
birama 2/4, 3/4,
dan 4/4 sebagai
upaya penulis
untuk memotivasi
siswa dalam upaya
menumbuhkemban
gkan minat belajar
seni musik.
Jelasnya, pada
tahap ini penulis
melakukan :
a.Melakukan
observasi dengan
memakai format
obervasi
b. Mencatat semua
perubahan yang
terjadi akibat
pertemuan untuk
membahas hasil
evaluasi tentang
scenario kegitan
proses pembelajaran
seni musik.
Jelasnya,Melakukan
pertemuan tatap
muka untuk
membahas evaluasi
tentang skenario
kegiatan proses
pembalajaran seni
musik, test hasil
belajar dan evaluasi
hasil tindakan.
c. Evaluasi tindakan
untuk mencari
keunggulan,
kekurangan dan
kelemahan pada
kegiatan siklus
pertama (Siklus ke I)
d. Menemukan
kekurangan dan
kelemahan proses
pelaksanaan pada
siklus pertama
e. Memperbaiki
pelaksaan tindakan
sesuai hasil evaluasi
berupa lembar
angket siswa,
yang berisi
pertanyaan
yang bisa
dijawab
dengan
mencheklis
pada kolom
“S”, “SS”,
“TS” “STS”.
c. Format ini
untuk
mengetahui
sampai sejauh
manakah
minat siswa,
terhadap mata
pelajaran seni
musik sebelum
pembelajaran
disajikan.
Adapun
instrumen
yang
dipersiapkan
adalah:
1.Menyusun
format
pengamatan atau
observasi
penyegaran
awal. Hal ini
dalam upaya
memotivasi
siswa untuk
menumbuhkan
dan
meningkatkan
minat belajar
siswa dalam
belajar seni
musik
menggunakan
pembelajaran
model
PAKEM.
a) Pengamat
atau observer
adalah
penulis dan
rekan guru
sejenis
melakukan
pengamatan
sesuai
dengan
format
pengamatan
yang telah
disiapkan,da
n mencatat
tindakan yang
dilakukan guru
c.Menilai hasil
tindakan dengan
menggunakan
format LKS
tindakan dan hasil
belajar, untuk
digunakan
menyusun tahapan
siklus berikutnya
f. Evaluasi tindakan
untuk mencari
keunggulan,
kekurangan dan
kelemahan pada
kegiatan siklus ke I
kegiatan siswa
dalam
pembelajaran
atau tindakan
yang diisi oleh
penulis yang
juga selaku
observer.
2.Membuat
jurnal harian
atau catatan di
lapangan untuk
mengetahui hal-
hal yang
diperlukan
dalam proses
pembelajaran
menyangkut
respon siswa,
sikap, minat dan
prilaku di kelas,
dan dicatat
dalam jurnal
tersebut.
3.Daftar hadir
siswa, daftar
nilai pretes dan
postes.
4.Menyiapkan
soal-soal, untuk
pretes dan
hal-hal yang
penting
dalam jurnal
harian pada
saat
pembelajar
b) Memberika
n kuisioner,
lembar
angket
kepada setiap
siswa.
c) Melaksanak
an postes
pada
pertemuan ke
tiga siklus I,
dan
pertemuan ke
tiga pada
siklus II
postes pada
siklus I dan
siklus II.
5.Daftar hadir
siswa, daftar
nilai pretes dan
postes.
Indikator
keberhasilan
Indikator Keberhasilan:
1. Instrumen yang ditentukan telah dilakukan pada siklus I dan
telah terlaksana.
2. Dalam diskusi kelompok melalui presentasi power point,
siswa nampak bersemangat.
3. Siswa cukup antusias dalam mengerjakan tugas praktik
membuat aransemen dengan berdiskusi di antara mereka.
4. Hampir lebih atau sama dengan 75% siswa mendapatkan
nilai lebih atau sama dengan 75 pada test hasil belajar
- 75 % siswa termotivasi, dan berminat mengikuti
pembelajaran seni musik.
Prosentasae Ketuntasan :
• Tuntas 31 siswa = 79, 05 %
• Tidak Tuntas 8 siswa = 20, 40 %
• Score rata-rata = 73,23
SIKLUS II
Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi
1. Identifikasi masalah
atas kelemahan dan
kekurangan pada
siklus ke I. Dari
refleksi hasil
kegiatan pada siklus
I, sebagai dasar
untuk menyusun
rencana siklus II.
Kelemahan :
• Penjelasan materi
pelajaran terlalu cepat
• Kurangnya alat
bantu pelajaran
seperti keyboard,
gitar, dll.
2. Merencanakan dan
penetapan
alternative
pemecahan
masalah.
1. Pelaksanaan
program
tindakan
siklus II.
2. Peningkatan,
penyempurn
aan model /
metode
pembelajara
n seni musik
pada siklus
II.
Penyempurnaan:
Penjelasan
materi
pelajaran
lebih
dipertegas,
lebih terurai,
lebih nyata
dengan cara
1.Pengumpulan
data tindakan
siklus II.
Menetapkan
jenis data
yang akan
direkam pada
pelaksanaan
siklus ke II.
3. Merekam
semua
peristiwa atau
kejadian yang
memperlihatk
an adanya
perubahan /
perbaikan
dalam
pelaksanaan di
siklus II.
1. Evaluasi
tindakan
siklus II.
2. Melakukan
analisis /
evaluasi
secara cermat
apa
kekurangan
dan
kelemahan
dari
pelaksanaan
siklus ke II
berdasar dari
data yang
dikumpulkan.
3. Menetapkan materi
pelajaran dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Seni
Musik (RPP) siklus
II
4. Pengembangan dan
perbaikan
kekurangan atau
kelemahan pada
siklus I
5. Menyusun kegiatan
program tindakan
siklus II akibat
kelemahan pada
siklus I.
6. Menentukan
skenario
pembelajaran seni
musik.
7. Menyusun bahan
ajar seni musik
memberikan
contoh-
contoh yang
lebih
kongkrit
dibantu
dengan alat
musik
• Memperlambat
ucapan,
mempertegas
kata-kata
(artikulasi)
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran.
3.Langkah-
langkah
penyajian
tindakan
mengacu pada
2.Observasi atau
pengamatan
serta mencatat
kegiatan harian
melalui jurnal
harian
yang dirangkum
dalam RPP.
8. Menyiapkan format
evaluasi observasi
pembelajaran
kajian landasan
teori yang
telah
disampaikan
pada siklus I
4.Menetapkan
tindakan yang
mengacu pada
skenario yang
telah
disiapkan.
5. Melakukan
evaluasi test
hasil pelajaran
seni musik
(postes )
Indikator
keberhasilan
siklus II
1.Instrumen yang disiapkan pada siklus II telah
dilaksanakan semua.
2.Aktifitas pembelajaran seni musik meningkat.
3.Peningkatan dalam minat belajar siswa, nampak dari
aktivitas siswa yang begitu antusias dalam
mengikuti pembelajaran seni musik terutama saat
membuat aransemen lagu ciptaan sendiri yang
kemudian dipraktikkan langsung oleh siswa.
4.Sebanyak 34 siswa = 86,70% sudah mampu
membuat aransemen, menulis, membaca,
menyanyikan notasi lagu hasil dari aransir sendiri
dengan benar sesuai dengan teori yang diberikan
dalam proses pembelajaran di kelas.
5.Lebih dari 80 % pada hasil test belajar, siswa
mendapat nilai di atas 75.
Prosentase ketuntasan :
• Siswa tuntas sebanyak 34 orang = 86,70 %
Siswa tidak tuntas sebanyak 5 orang = 12,75 %
Score rata-rata = 85,25
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebagai
berikut :
1. Observasi
Dilakukan sebelum (pra penelitian) dan selama melaksanakan penelitian.
Sebelum melaksanakan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan
berbagai informasi sehubungan dengan judul penelitian, sedang observasi
selama penelitian dilaksanakan adalah menilai berbagai aspek yang telah
ditentukan dalam sebuah format/lembar observasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dalam hal ini adalah nilai yang telah diperoleh siswa pada
guru mata pelajaran atau dapat berupa gambar-gambar pelaksanaan
kegiatan baik dalam bentuk teori maupun praktek.
Secara ringkas aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran direkam selama
6 kali pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1: Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Tindakan Siklus 1 dan 2
Tahap IndikatorSkor pada pertemuan
1 2 3 4 5 6
Awal
Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaranMemperhatikan informasi/indikator yang disampaikan guru
Inti
Memperhatikan persentasi dan demonstrasi materi oleh guru dan siswaMengajukan pertanyaanMenyelesaikan tugas tepat waktu dengan temanMelakukan diskusi Melaporkan hasil kerjaSiswa yang menolak untuk mengerjakan tugasSiswa yang bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengertiSiswa yang melakukan pekerjaan lain pada saat pembelajaranSiswa yang mengangkat tangan pada saat diberikan pertanyaanSiswa yang berani menjawab pertanyaan guruSiswa yang mengajukan diri untuk mendapatkan bimbingan dalam belajarSiswa yang merasa jenuh belajarSiswa yang meminta bantuan orang lain bila ada tugas yang diberikan oleh guruSiswa yang mengerjakan tugas yang diberikan guru tanpa bantuan orang lainSiswa yang jika gagal akan menerima kegagalan itu dan tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik.Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah jika diberikan tugas oleh guru.
AkhirMerangkum materiMencatat tugas
Jumlah SkorSkor Maksimal
Sedangkan untuk aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada 6 kali
pertemuan di observasi pada tabel berikut:
Tabel 2. Format Observasi Aktivitas Guru Tindakan Siklus 1 dan 2
Tahap IndikatorSkor pada pertemuan
1 2 3 4 5 6Awal Menuliskan konsep
Memotivasi siswaMenyampaikan indikator pembelajaranMenyampaikan tugas-tugas siswa
Inti Menjelaskan konsepMemberikan kesempatan untuk bertanyaMenyajikan materi dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas.Membimbing siswa untuk memahami dan memecahkan suatu masalah.Meminta masing-masing kelompok mempersentasikan pekerjaannya.
Akhir Menyimpulkan materiMenginformasikan materi pertemuan berikutnyaMemberikan tugas rumahKesesuaian RPP dengan proses pembelajaran
Jumlah SkorSkor Maksimal
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk
analisis secara kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif.
Yaitu skor rata-rata dan persentasi nilai tertinggi dan nilai
terendah yang dicapai siswa setiap siklus. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1. Persentasi
P = fN
x 100%
Keterangan :
P = Angka Persentase
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah Frekuensi (Anas Sudijono :43)
2. Menghitung rata-rata
x = ∑ X
N
Keterangan :
x = rata-rata (mean)
∑ X = Jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek (Nana Sudjana : 109)
Data hasil belajar yang diperoleh dikategorisasikan
dengan menggunakan kategorisasi skala lima berdasarkan teknik
kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, yaitu :
Tabel 1. Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan
Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional
No. Interval Nilai Kategori
1. 0 – 34 Sangat Rendah
2. 35 – 54 Rendah
3. 55 – 64 Sedang
4. 65 – 84 Tinggi
5. 85 – 100 Sangat Tinggi
Sumber : Hermawati (Skripsi 2009 : 27)
Untuk analisis secara kualitatif digunakan lembar observasi
dan tes wawancara untuk mengetahui keaktifan siswa, kerajinan
siswa, keterampilan siswa, dan perubahan sikap siswa
( kepercayaan diri siswa ).
DAFTAR PUSTAKA
Supardi Suhardjono, 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Supardi Suhardjono, 2011. Publikasi Ilmiah Non Penelitian, Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dr. Sulipan, M. Pd, 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Penerbit Eksismedia.
Moh.Ujer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Jamaludin, M. Ed, 2003. Pembelajaran Yang Efektif (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswa). Jakarta: CV. Mekar Jaya.
MGMP IPA Jakarta Timur, 2010. Jurnal Pendidikan Edisi I Volume 3 – R 2010. Jakarta: MGMP IPA.
UHAMKA 2009. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM ). Jakarta: Rayon 37 UHAMKA.
Mendiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 2006. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta.
Ario Kartono, dkk 2007. Kreasi Seni Budaya Untuk SMA, Jakarta: Ganeca.
Abubakar Baraja 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Studio Press.
Dr. Abdul Hadis, M. Pd. 2008, Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Slameto 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.