Proposal Penelitian

59
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik Kompetensi Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan Pendekatan PAKEM dan Penggunaan Media Aplikasi Musik Portabel Android di Kelas VII SMP Negeri 3 Tellulimpoe DISUSUN OLEH : NAMA : H. Agus NIM : 1382044045 JURUSAN SENDRATASIK

description

contoh proposal penelitian

Transcript of Proposal Penelitian

Page 1: Proposal Penelitian

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik Kompetensi Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu Dengan

Pendekatan PAKEM dan Penggunaan Media Aplikasi Musik Portabel Android di Kelas VII SMP Negeri 3 Tellulimpoe

DISUSUN OLEH :

NAMA : H. Agus

NIM : 1382044045

JURUSAN SENDRATASIKFAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2013

Page 2: Proposal Penelitian

BAB I  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika teori behaviorism mendominasi system pembelajaran kita, model

pembelajaran teacher centered yang cenderung menganggap siswa bagaikan

kertas putih menjadi ciri utama. Dalam pembelajaran model ini, siswa menjadi

pasif karena proses pembelajaran banyak didominasi guru dengan metode

ekspositorinya yang menjadikan pelajaran seni budaya, seni musik menjadi tidak

menarik dan membosankan  karena disampaikan dengan  cara  verbalistik, hafalan

semata. Guru sangat memonopoli proses pembelajaran sehingga siswa tidak

tumbuh dan berkembang kreatifitasnya. Padahal pengembangan pengajaran secara

seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan harus dilakukan secara terpadu

dan menyeluruh. Hal ini dilakukan agar siswa selain cerdas, memiliki kemampuan

analitis matematis, akan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpikir

imajinatif mencakup lintas ruang dan waktu, kreatif, sintetik, dan holistik.

Fakta di lapangan, dalam proses pembelajaran di kelas ternyata tidak

selamanya berjalan sesuai dengan yang kita kehendaki, tidak berjalan lancar,

bahkan bisa dikatakan menemukan kegagalan. Banyak hal yang menyebabkan

proses aktifitas pembelajaran gagal. Hal ini bisa jadi karena ketidakoptimalan

guru dalam penyampaian pembelajaran. Salah satu indikator ketidakefektifan atau

kegagalan aktifitas pembelajaran seni musik, yakni siswa kurang memahami

dengan materi yang disampaikan oleh guru. Kemungkinan besar hal ini terjadi

oleh karena siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti materi pembelajaran

sehingga mereka tidak bisa menerima dan mencerna materi yang disampaikan

Page 3: Proposal Penelitian

oleh guru. Oleh karena dari kurangnya konsentrasi itu pula yang berakibat prilaku

siswa di kelas menjadi pasif, tidak aktif, bahkan apatis. Seharusnya justru siswa

bersemangat dan mempunyai minat yang besar untuk mengikuti proses

pembelajaran seni musik. Ketidakefektifan atau kegagalan pembelajaran seni

musik ini tidak bisa dilihat dari aspek siswa saja, melainkan ada peran guru yang

mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses pembelajaran seni musik di kelas.

Kemungkinan besar dalam penyampaian materi pembelajaran seni musik guru

kurang optimal, monoton, dan tidak variatif, hal ini oleh karena  guru tidak siap

dalam melaksanakan skenario pembelajaran sehingga siswa menjadi bosan, apatis

dalam mengikuti aktifitas pembelajaran. Dalam konteks ke depan hal tersebut

tentunya sangat berdampak buruk pada kualitas pembelajaran seni musik.

Mengacu pada masalah tersebut di atas, maka penulis akan menggunakan

pendekatan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAKEM) untuk diterapkan dalam proses kegiatan pembelajaran seni music

dengan bantuan penggunaan media aplikasi music portable android. Aplikasi

music seperti piano, gitar, drum, harmonica dan lain – lain ini tersedia dalam

perangkat mobile android. Dengan harapan, penerapan model  PAKEM dapat

meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik, dan siswa

menjadi lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pembelajaran seni musik secara

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis

akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil

judul : “Peningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Seni Musik

Kompetensi Mengembangkan Gagasan Kreatif Membuat Aransemen Lagu

Page 4: Proposal Penelitian

Dengan Pendekatan PAKEM dan Penggunaan Media Aplikasi Musik Portabel

Android di Kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Apakah penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAKEM) dan penggunaan media aplikasi musik Portabel

Android dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran seni

musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen

lagu  di kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur ?

2. Bagaimanakah prosedur penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan ( PAKEM ) dan penggunaan media aplikasi musik

Portabel Android itu,  efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa pada

pelajaran Seni Musik di kelas VII SMP Negeri 3 Tellulimpoe Sinjai ?

C. Pemecahan Masalah

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia   Nomor 19  tahun  2005.  Pendidikan Seni Budaya / Seni Musik di

berikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap

kebutuhan  perkembangan  peserta  didik yang terletak pada pemberian

pengalaman estetik dalam bentuk  kegiatan  berekspresi,  berkreasi dan

berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”

dan “belajar tentang seni”. Dengan demikian Pendidikan Seni Musik memiliki

peran dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan

kebutuhan perkembangan siswa dalam mencapai kecerdasan  musikalitas

Page 5: Proposal Penelitian

emosionalnya.  Dalam arti, pendidikan Seni Musik aktifitasnya  lebih fokus pada

pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui

upaya eksplorasi elemen,  prinsip,  proses, dan teknik berkarya dalam konteks

budaya masyarakat yang beragam. Oleh karena itu guru  yang merupakan

pemegang kunci utama untuk membuka pintu perbaikan pendidikan dan

pengajaran di sekolah diituntut untuk professional. Dalam arti, mempunyai

kemampuan yang cukup untuk mengelola kelas, meningkatkan minat belajar

siswa terhadap pelajaran seni music, inovatif dan peka terhadap perkembangan

zaman.  Artinya  selain inovatif, juga melek akan perkembangan teknologi,

utamanya dalam mengajarkan bidang studi Seni Musik di sekolah. Bagi seorang

guru inovasi dalam proses pembelajaran itu penting dan sangat dibutuhkan.

Dalam hal ini guru yang inovatif adalah guru yang terus berupaya mencari,

menemukan dan menciptakan hal-hal baru dalam cara mengajarnya agar proses

pembelajaran di kelas dapat berjalan lebih baik sehingga mampu meningkatkan

minat belajar siswa terhadap pelajaran seni musik  sesuai dengan tuntutan zaman,

bersifat kontekstual dan student centured. Dan menggunakan teknologi yang ada.

Proses pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang inovatif

tentunya akan mampu memberikan pengalaman yang berguna bagi siswa. Adapun

pendekatan pembelajaran inovatif yang mendukung untuk mengembangkan

keterampilan psikomotorik adalah apa yang dikenal dengan  Active Learning,

atau pembelajaran aktif, yaitu suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan pada

prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi siswa adalah aktif melakukan sesuatu

dengan menggunakan semua indera yang dimilikinya. Aktif di kelas maupun di

Page 6: Proposal Penelitian

luar kelas dengan mengeksplorasi pengalaman belajarnya dan mengekspresikan

imaginasi kreatifnya baik secara lisan maupun tulisan. Keterlibatan aktifitas guru

dan siswa dengan aktif, kreatif dan inovatif tentunya akan mendorong siswa untuk

berpikir lebih keras lagi dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang

lebih menyenangkan baik bagi guru maupun siswa. Memang, pembelajaran seni

musik, adalah  aktifitas pembelajaran yang dirancang untuk menciptakan suasana

yang  menyenangkan melalui kegiatan apreasi,ekspresi,kreasi,dan rekreasi.

Artinya, belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Jelasnya, dalam konteks ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator bukan sebagai

pusat informasi pembelajaran yang mendominasi kelas.

D. Tujuan  Penelitian

Tujuan  yang ingin penulis capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran seni musik melalui

penggunaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

(PAKEM) dan penggunaan media music portable andoid kompetensi dasar

mengembangkan gagasan kreatif membuat aransemen lagu.

2. Untuk mengetahui ketepatan dan keefektifan penggunaan model pembelajaran

aktif, kreatif,efektif,dan menyenangkan (PAKEM) dan penggunaan media

music portable andoid dalam meningkatkan minat belajar siswa pada

pembelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif

membuat aransemen lagu.

3. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

seni  musik.

Page 7: Proposal Penelitian

4. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran

seni musik.

5. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni

musik.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penggunaan model

pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) dan

penggunaan media music portable andoid dalam meningkatkan minat belajar

siswa pada materi   pembelajaran seni musik  pokok bahasan mengembangkan

gagasan kreatif membuat aransemen lagu.

b. Sebagai dasar pengetahuan dalam mengembangkan penelitian- penelitian  pada

masalah selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan pada materi pembelajaran   seni

musik tentang bagai mana mengembangkan gagasan kreatif membuat

aransemen lagu,

2) Mendidik siswa untuk berpikir kritis, kreatif, tertib, dan memiliki sikap disiplin

dan bertanggung jawab.

3) Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model

pembelajaran PAKEM dan penggunaan media music portable andoid,  siswa

Page 8: Proposal Penelitian

lebih dapat tertarik, termotivasi dan dapat memahami materi membuat

aransemen lagu.

b. Manfaat Bagi Guru

Menambah wawasan ilmiah dalam meningkatkan kompetensi diri menuju

profesionalisme,

1) Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan membuat aransemen

lagu pada pembelajaran seni musik tentang mengungkapkan gagasan kreatif

membuat aransemen lagu.

2) Mengetahui betapa besar pengaruh model pembelajaran  aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan (PAKEM) dalam meningkatkan minat belajar siswa pada

pelajaran seni musik kompetensi dasar mengembangkan gagasan kreatif

membuat aransemen lagu.

3) Dengan memberi materi pembelajaran seni musik menggunakan model

pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran, dapat menambah wawasan

baru dan meringankan tugas guru  dalam mengajar.

c. Manfaat Bagi Sekolah 

1) Sebagai bahan kajian dan masukan untuk peningkatan mutu sekolah.

2) Mewujudkan misi dan visi sekolah sebagai Institusi yang selalu berupaya

untuk meningkatkan prestasi akademik.

3) Memperbanyak media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sebagai sarana

yang aktif, efisien, dan menyenangkan.

4) Dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM   dalam proses

pembelajaran seni musik, sekolah dapat mengembangkan metode pembelajaran

Page 9: Proposal Penelitian

dan dapat dijadikan pusat sumber belajar bagi sekolah lain dalam mencari

solusi dari kesulitan-kesulitanatau masalah- masalah pembelajaran di kelas.

Page 10: Proposal Penelitian

BAB II  

LANDASAN TEORI

A. Minat Belajar

Beberapa para ahli memberi batasan  definisi tentang belajar yang penulis

kutip dari buku sebagai berikut:

1. James O. Wittaker :  “Learning may be defined as the process by which

behavior originates or is altered through training or experience” (Wittaker,

1970: 15). Artinya, belajar dapat didefinisikan sebagai proses

dimana perilaku diubah melalui pelatihan atau pengalaman.

2. Cronbach menulis batasan belajar dalam bukunya yang berjudul  Educational

Psychologyseperti berikut, “Learning is shown by change in behavior as result

of experience” (Cronbach, 1954: p.47). Artinya, belajar  ditunjukkan

oleh perubahan perilaku sebagai hasil daripengalaman". (Cronbach, 1954:

p.47)

3. Howard L. Kingsley: “Learning is the process by which behavior (in the

broader sense) is originated or changed through practice or training”.

(Kingsley, 1957: 12 ). Artinya,  belajar adalah proses dimana perilaku (dalam

arti luas)   diubah melalui latihan atau pelatihan". (Kingsley, 1957: 12 )

Dari ketiga batasan belajar tersebut dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, dan

pelatihan. Hal ini sejalan dengan definisi belajar dari Slameto ( 1988: 2 ) yang

mengemukakan bahwa: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah prilaku yang baru secara

Page 11: Proposal Penelitian

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dengan

lingkungannya”. Abdul Hadis ( 2008: 60 ) Apabila kita simak definisi belajar dari

para ahli tersebut di atas, nampaknya semua mempunyai pandangan yang tidak

jauh berbeda, bahkan nyaris sama bahwa pengertian belajar adalah perubahan

prilaku sebagai hasil dari aktifitas belajar yang diperoleh siswa melalui proses

pembelajaran di kelas. Indikasi perubahan prilaku tersebut nampak dari siswa

yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil, dari

tidak berminat menjadi berminat dan sebagainya. Dengan demikian peran guru

dalam perubahan prilaku siswa terhadap mata  pelajaran  yang diampu juga sangat

besar.  Oleh karena itu guru dituntut mampu mengajar secara profesional dengan

mata pelajaran yang diampunya itu.  Jelasnya, yaitu guru yang mampu

menciptakankondisi belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan dalam

suasana yang menyenangkan.

Suatu  kondisi belajar dimana siswa terlibat sepenuhnya dalam proses

pembelajaran baik secara fisik maupun  intelektualnya. Dapat dikatakan kondisi

proses pembelajaran di kelas yang efektif, adalah adanya minat dan perhatian

siswa dalam belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab

dengan minat yang besar itulah  memotivasi siswa untuk belajar lebih keras lagi.

Sebaliknya,  tanpa minat yang besar siswa tidak  akan bergairah untuk  mengikuti

aktifitas pembelajaran di kelas  yang sudah barang tentu ini akan berakibat pada

kualitas hasil belajarnya. 

Mengingat begitu pentingnya minat siswa dalam belajar,  penulis berupaya

untuk mencoba menganalisa beberapa referensi tentang minat belajar. Wiliam

Page 12: Proposal Penelitian

James (1890) dalam Uzer Usman (1992 : 24) melihat bahwa minat siswa

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. 

Dengan demikian minat merupakan faktor yang pengaruhnya begitu besar  dalam

keterlibatan siswa belajar secara aktif dan kreatif. Jika  aktivitas siswa dalam

belajar menentukan hasil belajar, maka minat belajar yang tinggi pun akan

berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar merupakan ketercapaian

kompetensi belajar yang dinyatakan dengan nilai, karena itu minat belajar yang

tinggi akan diperlihatkan juga dengan nilai mata pelajaran yang memenuhi

ketuntasan, bahkan melebihi standar yang ditetapkan atau Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), setidaknya minat belajar yang tinggi akan dinyatakan dengan

ketercapaian kompetensi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran tersebut.

Mursell dalam bukunya “Successful Teaching”. Pada hakikatnya setiap anak

berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membengkitkan

minat anak terhadap belajar (Moh. Uzer Usman, 1992 : 25). Dengan demikian 

dasar untuk belajar pada setiap siswa sudah ada, tinggal gurunyalah yang

berupaya keras untuk membangkitkan minat belajar siswa pada mata pelajaran

yang diampunya.

B. Kompetensi Dasar: ”Mengembangkan Gagasan Kreatif Mengaransir

Lagu Dengan Beragam Teknik, Media, Dan Materi Musik

Pendidikan Seni Musik memiliki peran dalam pembentukan pribadi siswa

yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan siswa dalam

mencapai kecerdasan  musikalitas emosionalnya.  Dalam arti, pendidikan Seni

Musik aktifitasnya  lebih fokus pada pengembangkan konsepsi, apresiasi, dan

Page 13: Proposal Penelitian

kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan

teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam. Adapun  ruang 

lingkup  materi  pembelajaran  dalam  kompetensi  dasar mengembangkan

gagasan kreatif mengaransir lagu dengan beragam teknik, media dan  materi 

musik  dan  lagu,  mencakup tangga  nada musik, notasi angka, notasi balok,  dan 

membuat  aransemen  lagu  non tradisional.  Dalam konteks  tersebut, penulis 

mengambil  obyek penelitian tindakan kelas dengan materi pembelajaran

membuat aransemen lagu non tradisional karya mandiri.

1. Pengertian aransemen musik / lagu

Dalam   referensi musik, aransemen  atau transkrip merupakan  salah  satu

bentuk ciptaan yang berkait dengan penulisan musik. Aransemen berarti susunan,

sedangkan transkrip berarti alih tulis. Sebagai contoh, sebuah komposisi musik

yang dipersiapkan untuk pertunjukan konser besar dialihtuliskan menjadi

komposisi musik  untuk permainan piano saja, atau bisa juga untuk pertunjukan

konser kecil.  Selain itu aransemen atau transkripsi bukan hanya permasalahan

teknis semata, melainkan juga permasalahan musikalitas yang berkait dengan

kejiwaan seseorang. Aransemen atau transkripsi biasanya dipergunakan dalam

bidang penelitian musik, dari musik yang didengar kemudian dibuat dalam

bentuk  tulisan musik.

Dengan aransemen yang disusun sedemikian rupa dalam karya musik atau

lagu maka musik  atau lagu tersebut akan menjadi variatif, harmonis,  dan indah

serta enak untuk nikmati. Ada dua macam cara untuk membuat aransemen

musik/lagu: a.Secara tertulis.  Aransemen tertulis bisa berupa penulisan

Page 14: Proposal Penelitian

tambahan secara lengkap dengan detail-detailnya, atau bisa juga hanya berupa

penambahan yang terbatas pada pemakaian lambang akord. Materi yang

dipersiapkan dalam membuat aransemen musik / lagu antara lain berupa notasi

lagu asli, imaginasi, kreasi, pengetahuan musik, pengetahuan sifat suara manusia,

dan pengetahuan instrument music, dan b. Secara tidak tertulis yaitu aransemen

music berupa penambahan-penambahan notasi hiasan pada aransemen yang

bersifat bebas, pribadi, spontan, temporer, dan sesaat.

2. Langkah-langkah membuat aransemen

a. Langkah persiapan

Sebagaimana ditulis Ario Kartono dkk dalam buku Kreasi Seni Budaya

halaman 63, langkah-langkah sebelum membuat aransemen adalah

mengidentifikasi unsur-unsur yang berkait dengan karya musik, antara lain:

1) Jenis musik apa yang akan kita buat? Jenis musik, pop, klasik, dangdut, jazz,

march, rock, dan lain-lain.

2) Jenis tempo dan dinamik

Jenis birama dan irama, 2/4, 3/4, 4/4, 6/8 dan lain, irama waltz, keroncong,

langgam, seriosa, barat,    dan rock.

3) Jenis tangga nada yang dipergunakan, jenis mayor, minor, atau pentatonic.

4) Isi dan jiwa lagu, kesan dan pesan yang ingin disampaikan dari lagu atau

komposisi yang  diperdengarkan.

5) Unsur-unsur kecil yang lain, seperti legato, staccato, dan fermata.

Page 15: Proposal Penelitian

C. Pembelajaran Model Pakem 

PAKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki

paradikma baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia karena sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, dan pengguna lulusan serta memiliki suasana

akademik yang besar dalam penyelenggaraannya. PAKEM  adalah  singkatan dari

“Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”.

1. Aktif

Aktif yang dimaksudkan di sini adalah bahwa proses pembelajaran seni

musik yang dilakukan guru di kelas harus dapat menciptakan suasana dimana

siswa aktif bertanya, aktif bereksplorasi, dan berani mengemukakan gagasan dan

pendapatnya melalui kreatifitas musiknya secara bebas. Dalam konteks ini, belajar

music harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun

pengetahuannya, dan bukan sekedar proses pasif yang hanya menerima penjelasan

dari guru tentang materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

pemikiran Vigotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran.  Dengan

aktif berbicara, berdiskusi, berkreasi, dan berekspresi untuk  mengemukakan ide

serta gagasan pemikirannya, siswa akan lebih dapat mengerti dan memahami

konsep materi yang dipelajari. Pemikiran senada juga

dikemukakan Katz dan Chard bahwa siswa perlu keterlibatan fisik untuk

mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang lebih banyak duduk

diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik, dan kreatifitasnya.

(Ella Sulhah, 2009: 4). Oleh karena itu, proses pembelajaran seni musik harus

melibatkan segenap aspek kepribadian siswa yang mencakup pikiran, perasaan,

Page 16: Proposal Penelitian

bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Berkait dengan hal tersebut,

menurut Magnesen dalam Dryden bahwa dalam belajar siswa akan memperoleh

10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang

dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan,

dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan. (Dryden, 2000: 100)

2. Kreatif

Kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk

berkreasi. (Silberman, 1996: 9)dalam (Sri Gianti, 2009: 6). Peran aktif siswa

dalam proses pembelajaran seni musik sudah barang tentu akan membentuk siswa

menjadi kreatif, artinya siswa yang mampu menghasilkan generasi kreatif, yang

berguna bagi dirinya juga buat orang lain.  Kreatif di sini juga dimaksudkan agar

guru mampu menciptakan berbagai aktifitas belajar seni music yang beragam

sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa.  Menurut Semiawan daya kreatif

tumbuh dalam diri setiap individu dan merupakan pengalaman yang paling

mendalam dan unik bagi seseorang (Syaifurrahman, 2009: 6). Tentunya untuk

menumbuhkan daya kreatif dalam pembelajaran seni musik  dibutuhkan suasana

yang menggambarkan kemungkinan tumbuh dan berkembangnya daya kreatif

tersebut. Suasana belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam mengemukakan gagasan dan ide-idenya tanpa harus

memiliki perasaan takut disalahkan oleh guru yang bersangkutan. Suasana

kondusif dan kreatif seperti itulah yang dimaksud dalam PAKEM.

Page 17: Proposal Penelitian

3. Efektif

Terciptanya pembelajaran yang efektif muncul karena pembelajaran yang

dilaksanakan dapat menumbuhkan daya kreatif siswa sehingga dapat membekali

siswa dengan berbagai kemampuan. Artinya siswa dapat mengembangkan

berbagai potensi yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan kemampuan

yang beragam.Pembelajaran yang efektif hanya bisa didapat dengan prilaku atau

tindakan  nyata (learning by doing) baik dari guru maupun siswa. Di sinilah peran

dari seorang guru, bagaimana Ia mampu membuat scenario pembelajaran di kelas

agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana tersebut di atas.

4. Menyenangkan

Pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kondisi pembelajaran

yang didisain sedemikkian rupa oleh guru sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran di kelas, di mana siswa dan guru berinteraksi secara akrab, sehingga

siswa bisa berkonsentrasi penuh dan pusat perhatiannya terfokus pada belajar. 

Berdasar hasil penelitian, tingginya perhatian siswa terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar. (Purnama,M.pd, 2009: 7).

Berdasar uraian tersebut, dapat dideskripsikan bahwa PAKEM,

“Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan” adalah suatu

proses pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan

pembelajaran yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka

melalui berbuat atau mempraktikkan langsung materi pembelajaran. Dalam kata

lain, guru turut serta berperan aktif untuk membangkitkan semangat siswa dalam

belajar dengan menggunakan berbagai strategi, metode, media, dan model

Page 18: Proposal Penelitian

pembelajaran. Jelasnya, guru memberi dorongan semangat dan  motivasi agar

siswa menemukan caranya sendiri dalam mengatasi masalahnya, berjiwa mandiri.

D. Pemanfaatan Android Sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini yang

berkembang pesat, membawa pengaruh besar terhadap maju mundurnya dunia

pendidikan. Dimana dalam hal ini bisa kita lihat teknologi membawa segala

informasi yang ada dunia ini. Untuk itu teknologi sangat berperan penting akan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khsusunya di bidang ilmu

pengetahuan. Suatu negara yang memiliki teknologi yang maju, bisa kita lihat

perkembangan ilmu pengetahuan di negara tersebut akan jauh lebih maju

dibandingkan negara yang teknologi informasinya masih tertinggal.

Perubahan yang terjadi dari perkembangan teknologi informasi akan

berpengaruh besar baik itu dari bidang ekonomi, politik,sosial dan budaya, ada

yang berefek positif maupun negatif bahkan Dari cara pandang masyarakat yang

akan berubah dengan adanya teknologi tersebut sampai dengan gaya hidup. Maka

disini sebagai seorang mahasiswa harus dapat memilah mana yang baik dalam

pemanfaatan teknologi informatika dalam dunia pendidikan.

Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.

Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan

aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan untuk bermacam peranti bergerak

seperti aplikasi music portable ( piano, gitar, drum, harmoonika,dll).

Dalam membicarakan teknologi informasi dan komunikasi salah satu

Mahasiswa Teknik Informatika (HMTI) Politeknik TEDC Bandung bernama

Page 19: Proposal Penelitian

Zaiid Abdulloh Moebarok yang mengerti di bidang ini mengatakan “

Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat, dalam

hal pendidikan teknologi informatika sangat dibutuhkan untuk dapat menjadikan

pendidikan di Indonesia berkualitas”.

Mobile anroid sudah banyak ditemukan dimasyarakat atau hampir semua

pelajar menggunakan perangkat mobile, tetapi penggunaannya yang belum

maksimal. Mereka belum menggunakan untuk kepentingan belajar atau

pendidikan.

Page 20: Proposal Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN 

A. Setting Penelitian

Penelitian penulis lakukan di SMP Negeri 3 Tellulimpoe Kabupaten

Sinjai. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas X  semester genap Tahun

Pelajaran 2013 – 2014, yang kemudian penulis mengambil salah satu  kelas  yaitu

kelas X.2 yang jumlah siswanya sebanyak 30 orang, terdiri siswa laki-laki

sebanyak 16 orang dan siswa wanita sebanyak 14 orang.  Alasan penulis memilih

sampel kelas X.2 sebagai subyek penelitian didasarkan kepada minat belajar 

mereka terhadap mata pelajaran seni musik relatif rendah, selain itu rata-rata hasil

belajar mata pelajaran seni musik juga rendah dibandingkan dengan kelas X

lainnya, berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal( KKM). Adapun nilai KKM

mata pelajaran seni musik adalah 75. Penelitian dilakukan dalam dua siklus,

siklus I tiga kali pertemuan

B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pada prinsipnya, penelitian tindakan kelas ini mengikuti model Kemmis

dan McTaggart dalam bentuk yang paling sederhana, sebagaimana dijelaskan Arif

Tiro (2005:13-17) bahwa prosedur penelitian ini terdiri atas (a) Tahap persiapan

tindakan, (b) Tahap implementasi tindakan, (c) Tahap pemantauan dan evaluasi,

dan (d) Tahap analisis dan refleksi.

Page 21: Proposal Penelitian

a 1

2

3

4

0

b7

6

8

5

Keterangan0: Pratindakan1: Rencana siklus 12: Pelaksanaan siklus 13: Observasi siklus 14: Refleksi siklus 15: Rencana siklus 26: Pelaksanaan siklus 27: Observasi siklus 28: Refleksi siklus 2a: Siklus 1b: Siklus 2

Gambar 2 Diagram alur desain penelitian Kemmis & Mc.Taggart (dalam Depdiknas, 2003:19).

Tahapan-tahapan tersebut di atas selanjutnya dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap ini penulis  menentukan skenario pembelajaran sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus seni music

kompetensi dasar“Mengembangkan Gagasan kreatif serta mengaransir lagu

Page 22: Proposal Penelitian

dengan beragam teknik, media, dan materi music non tradisional daerah

setempat”.

a) Menyiapkan  seperangkat  soal-soal,  untuk  pretes  dan  postes  pada  siklus  I 

dan siklus II.

b) Menyusun format pengamatan atau observasi berupa lembar angket siswa,

yang berisi pernyataan yang bisa dijawab dengan mencheklis pada kolom S

(setuju), SS (sangat setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak

setuju). Format ini untuk mengetahui sampai sejauh manakah minat siswa, 

terhadap mata pelajaran seni musik sebelum pembelajaran disajikan.

c) Menyusun format pengamatan atau observasi kegiatan siswa dalam

pembelajaran atau tindakan yang diisi oleh penulis beserta rekan guru sejenis 

selaku  observer.

d) Membuat jurnal harian atau catatan di lapangan untuk mengetahui hal-hal yang

diperlukan dalam proses pembelajaran menyangkut respon siswa, sikap, minat

dan prilaku di kelas, dan dicatat dalam jurnal tersebut.

e) Daftar hadir siswa, daftar nilai  pretes dan postes.

2. Pelaksanaan  /  Tindakan

Pada tahap pelaksanaan atau tindakan, secara kontinyu dan berurutan

penulis melakukan tindakan sebagai berikut :

a) Melakukan pretes dengan menyertakan soal-soal seni musik sesuai dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

b) Melaksanakan program pembelajaran tatap muka, sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang diawali dengan ”apersepsi” berupa

Page 23: Proposal Penelitian

pernyataan-pernyataan manfaat, tujuan belajar seni musik, dan memperagakan,

mendemostrasikan senam birama 2/4, 3/4, 4/4 sebagai penyegaran awal. Hal

ini  dalam upaya memotivasi siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan

minat belajar siswa dalam belajar seni musik menggunakan pembelajaran

model PAKEM.

c) Pengamat atau observer penelitian adalah penulis dan rekan guru sejenis, 

melakukan pengamatan sesuai dengan format pengamatan yang telah disiapkan

serta mencatat hal-hal yang penting dalam jurnal harian pada saat

pembelajaran.

d) Memberikan lembar angket ( kuisioner ) kepada setiap siswa.

e) Melaksanakan postes pada pertemuan ke tiga siklus I, dan pertemuan ke tiga

pada siklus 2.

3. Pengamatan     

Pada tahap ini, penulis bersama rekan guru sejenis  berperan sebagai

observer melakukan pengamatan atau observasi, dengan memakai format

pengamatan, serta mengumpulkan data-data tindakan. Pengamatan dilakukan

untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, perhatian, respon siswa terhadap

pembelajaran seni musik dengan menggunakan  pembelajaran model PAKEM

yang diawali dengan upaya penulis untuk memotivasi siswa dalam upaya

menumbuhkembangkan minat belajar seni musik.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, setelah menyimpulkan materi pembelajaran tentang

membuat aransemen lagu, penulis melakukan evaluasi tindakan yang telah

Page 24: Proposal Penelitian

dilakukan, dengan melaksanakan pertemuan untuk membahas evaluasi tentang

skenario kegiatan proses pembalajaran,  test hasil belajar dan evaluasi hasil

tindakan.  Berupaya mencari untuk menemukan kelemahan dan kekurangan

proses pelaksanaan pada siklus pertama yang dilanjutkan dengan upaya

memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai  hasil evaluasi tindakan dan hasil

belajar, untuk digunakan sebagai acuan menyusun tahapan siklus berikutnya.

Evaluasi tindakan dalam rangka mencari kelebihan, kelemahan dan kekurangan

pada kegiatan siklus ke I. 

C. Prosedur Penelitian

SIKLUS  I

Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi

Pada tahap

perencanaan ini,

peneliti

mempersiapkan

segala sesuatu

berkait dengan

administrasi 

yang diperlukan

dalam penelitian

tindakan kelas

diantaranya :

a. Menetapkan

skenario

pembelajaran

sesuai dengan

Rencana

Pada tahap

pelaksanaan

atau tindakan

ini, secara

kontinyu dan

berurutan

penulis

melakukan

tindakan

sebagai

berikut:

a.Melakukan

pretes

dengan

menyertakan

soal-soal seni

Pada tahap ini,

penulis bersama

rekan guru sejenis 

sebagai observer

melakukan

pengamatan atau

observasi, dengan

memakai format

pengamatan, serta

mengumpulkan

data-data tindakan.

Pengamatan

dilakukan untuk

mengetahui sampai

sejauh mana minat,

perhatian, respon

Pada tahap refleksi,

setelah menyimpulkan

materi pembelajaran

tentang membuat

aransemen lagu,

penulis melakukan

evaluasi tindakan

yang telah dilakukan,

dengan:

a. Melakukan  evaluasi

materi  sajian

pembelajaran seni

musik, jumlah dan 

waktu dari setiap 

macam pertemuan.

b. Melakukan

Page 25: Proposal Penelitian

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP), disertai

beberapa

pernyataan

atau

pertanyaan

lisan dan

tulisan, serta

peragaan

bernyanyi

senam birama

2/4, 3/4, 4/4

sebagai

penyegaran

awal dalam

proses

pembelajaran

seni musik

untuk

memotivasi

siswa dalam

meningkatkan

dan

menumbuhkan

minat belajar

seni musik.

b. Menyusun

format

pengamatan

atau observasi

musik sesuai

dengan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

b.Melaksanaka

n program

pembelajaran

tatap muka,

sesuai dengan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP) yang

diawali dengan

”apersepsi”

berupa

pernyataan-

pernyataan

manfaat,

tujuan belajar

seni musik,

dan

memperagakan

,mendemostras

ikan senam

birama 2/4,

3/4, 4/4

sebagai

siswa terhadap

pembelajaran seni

musik dengan

menggunakan 

pembelajaran

model PAKEM

yang diawali

dengan ”apersepsi”

yaitu

memperagakan

secara bersama-

sama antara guru

dan siswa senam

birama 2/4, 3/4,

dan 4/4 sebagai 

upaya penulis

untuk memotivasi

siswa dalam upaya

menumbuhkemban

gkan minat belajar

seni musik.

Jelasnya, pada

tahap ini penulis

melakukan :

a.Melakukan

observasi dengan

memakai format

obervasi

b. Mencatat semua

perubahan yang

terjadi akibat

pertemuan untuk

membahas hasil

evaluasi tentang

scenario kegitan

proses pembelajaran

seni musik.

Jelasnya,Melakukan

pertemuan tatap

muka untuk

membahas evaluasi

tentang skenario

kegiatan proses

pembalajaran seni

musik, test hasil

belajar dan evaluasi

hasil tindakan.

c. Evaluasi tindakan

untuk mencari

keunggulan,

kekurangan dan

kelemahan pada

kegiatan siklus

pertama (Siklus ke I)

d. Menemukan

kekurangan dan

kelemahan proses

pelaksanaan pada

siklus pertama

e. Memperbaiki

pelaksaan tindakan

sesuai hasil evaluasi

Page 26: Proposal Penelitian

berupa lembar

angket siswa,

yang berisi

pertanyaan

yang bisa

dijawab

dengan

mencheklis

pada kolom

“S”, “SS”,

“TS” “STS”.

c. Format ini

untuk

mengetahui

sampai sejauh

manakah

minat siswa, 

terhadap mata

pelajaran seni

musik sebelum

pembelajaran

disajikan.

Adapun

instrumen

yang

dipersiapkan

adalah:

1.Menyusun

format

pengamatan atau

observasi

penyegaran

awal. Hal ini 

dalam upaya

memotivasi

siswa untuk

menumbuhkan

dan

meningkatkan

minat belajar

siswa dalam

belajar seni

musik

menggunakan

pembelajaran

model

PAKEM.

a) Pengamat

atau observer

adalah 

penulis dan

rekan guru

sejenis 

melakukan

pengamatan

sesuai

dengan

format

pengamatan

yang telah

disiapkan,da

n mencatat

tindakan yang

dilakukan guru

c.Menilai hasil

tindakan dengan

menggunakan

format LKS

tindakan dan hasil

belajar, untuk

digunakan

menyusun tahapan

siklus berikutnya

f. Evaluasi tindakan

untuk mencari

keunggulan,

kekurangan dan

kelemahan pada

kegiatan siklus ke I

Page 27: Proposal Penelitian

kegiatan siswa

dalam

pembelajaran

atau tindakan

yang diisi oleh

penulis yang

juga selaku 

observer.

2.Membuat

jurnal harian

atau catatan di

lapangan untuk

mengetahui hal-

hal yang

diperlukan

dalam proses

pembelajaran

menyangkut

respon siswa,

sikap, minat dan

prilaku di kelas,

dan dicatat

dalam jurnal

tersebut.

3.Daftar hadir

siswa, daftar

nilai  pretes dan

postes.

4.Menyiapkan

soal-soal, untuk

pretes dan

hal-hal yang

penting

dalam jurnal

harian pada

saat

pembelajar

b) Memberika

n kuisioner,

lembar

angket 

kepada setiap

siswa.

c) Melaksanak

an postes

pada

pertemuan ke

tiga siklus I,

dan

pertemuan ke

tiga pada

siklus II

Page 28: Proposal Penelitian

postes pada

siklus I dan

siklus II.

5.Daftar hadir

siswa, daftar

nilai  pretes dan

postes.

Indikator

keberhasilan

 Indikator Keberhasilan:

1. Instrumen yang ditentukan telah dilakukan pada siklus I dan

telah terlaksana.

2. Dalam diskusi kelompok melalui presentasi power point,

siswa nampak bersemangat.

3. Siswa cukup antusias dalam mengerjakan tugas praktik

membuat aransemen  dengan berdiskusi di antara mereka.

4. Hampir lebih atau sama dengan 75% siswa mendapatkan

nilai lebih atau sama dengan 75 pada test hasil belajar

-       75 % siswa termotivasi, dan berminat mengikuti

pembelajaran seni musik.

Prosentasae Ketuntasan :  

•  Tuntas  31 siswa             =  79, 05 %

•  Tidak Tuntas 8 siswa      =  20, 40 %               

•  Score rata-rata          =  73,23

Page 29: Proposal Penelitian

                                                           SIKLUS  II

Perencanaan Tindakan Pengamatan Refleksi

1. Identifikasi masalah

atas kelemahan dan

kekurangan pada

siklus ke I. Dari

refleksi hasil

kegiatan pada siklus

I, sebagai dasar

untuk menyusun

rencana siklus II.

Kelemahan :

• Penjelasan materi

pelajaran terlalu cepat

• Kurangnya alat

bantu pelajaran

seperti keyboard,

gitar, dll.

2. Merencanakan dan

penetapan

alternative

pemecahan

masalah.

1. Pelaksanaan

program

tindakan

siklus II.

2. Peningkatan,

penyempurn

aan model /

metode 

pembelajara

n seni musik

pada siklus

II.

Penyempurnaan:

Penjelasan

materi

pelajaran

lebih

dipertegas,

lebih terurai,

lebih nyata

dengan cara

1.Pengumpulan

data tindakan

siklus II.

Menetapkan

jenis data

yang akan

direkam pada

pelaksanaan

siklus ke II.

3. Merekam

semua

peristiwa atau

kejadian yang

memperlihatk

an adanya

perubahan /

perbaikan

dalam

pelaksanaan di

siklus II.

1. Evaluasi

tindakan

siklus II.

2. Melakukan

analisis /

evaluasi

secara cermat

apa

kekurangan

dan

kelemahan

dari

pelaksanaan

siklus ke II

berdasar dari

data yang

dikumpulkan. 

 

Page 30: Proposal Penelitian

3. Menetapkan materi

pelajaran dan

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran Seni

Musik (RPP) siklus

II

4. Pengembangan dan

perbaikan

kekurangan atau

kelemahan pada

siklus I

5. Menyusun kegiatan

program tindakan

siklus II akibat

kelemahan pada

siklus I. 

6. Menentukan

skenario

pembelajaran seni

musik.

7. Menyusun bahan

ajar seni musik

memberikan

contoh-

contoh yang

lebih

kongkrit

dibantu

dengan alat

musik

• Memperlambat

ucapan,

mempertegas

kata-kata

(artikulasi)

dalam

menyampaikan

materi

pembelajaran.

3.Langkah-

langkah

penyajian

tindakan

mengacu pada

2.Observasi atau

pengamatan

serta mencatat

kegiatan harian

melalui jurnal

harian

Page 31: Proposal Penelitian

yang dirangkum

dalam RPP.

8. Menyiapkan format

evaluasi observasi

pembelajaran

kajian landasan

teori yang

telah

disampaikan

pada siklus I

4.Menetapkan

tindakan yang

mengacu pada

skenario yang

telah

disiapkan.

5. Melakukan

evaluasi test

hasil pelajaran

seni musik

(postes )

                                                            

Indikator

keberhasilan

siklus II

1.Instrumen yang disiapkan pada siklus II telah

dilaksanakan semua.

2.Aktifitas pembelajaran seni musik meningkat.

3.Peningkatan dalam minat belajar siswa, nampak dari

aktivitas  siswa  yang begitu antusias dalam

Page 32: Proposal Penelitian

mengikuti pembelajaran seni musik terutama saat

membuat aransemen lagu ciptaan sendiri yang

kemudian dipraktikkan langsung oleh siswa.

4.Sebanyak 34 siswa = 86,70% sudah mampu

membuat   aransemen, menulis, membaca,

menyanyikan notasi lagu hasil dari aransir sendiri

dengan benar sesuai dengan teori yang diberikan

dalam proses pembelajaran di kelas.

5.Lebih dari 80 % pada hasil test belajar, siswa

mendapat nilai  di atas 75.

Prosentase ketuntasan :

•   Siswa tuntas sebanyak 34 orang   =  86,70 %

Siswa tidak tuntas sebanyak 5 orang = 12,75 %

Score rata-rata   =  85,25   

Page 33: Proposal Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebagai

berikut :

1. Observasi

Dilakukan sebelum (pra penelitian) dan selama melaksanakan penelitian.

Sebelum melaksanakan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan

berbagai informasi sehubungan dengan judul penelitian, sedang observasi

selama penelitian dilaksanakan adalah menilai berbagai aspek yang telah

ditentukan dalam sebuah format/lembar observasi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam hal ini adalah nilai yang telah diperoleh siswa pada

guru mata pelajaran atau dapat berupa gambar-gambar pelaksanaan

kegiatan baik dalam bentuk teori maupun praktek.

Secara ringkas aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran direkam selama

6 kali pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1: Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa Tindakan Siklus 1 dan 2

Tahap IndikatorSkor pada pertemuan

1 2 3 4 5 6

Awal

Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaranMemperhatikan informasi/indikator yang disampaikan guru

Page 34: Proposal Penelitian

Inti

Memperhatikan persentasi dan demonstrasi materi oleh guru dan siswaMengajukan pertanyaanMenyelesaikan tugas tepat waktu dengan temanMelakukan diskusi Melaporkan hasil kerjaSiswa yang menolak untuk mengerjakan tugasSiswa yang bertanya tentang materi pelajaran yang belum dimengertiSiswa yang melakukan pekerjaan lain pada saat pembelajaranSiswa yang mengangkat tangan pada saat diberikan pertanyaanSiswa yang berani menjawab pertanyaan guruSiswa yang mengajukan diri untuk mendapatkan bimbingan dalam belajarSiswa yang merasa jenuh belajarSiswa yang meminta bantuan orang lain bila ada tugas yang diberikan oleh guruSiswa yang mengerjakan tugas yang diberikan guru tanpa bantuan orang lainSiswa yang jika gagal akan menerima kegagalan itu dan tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik.Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah jika diberikan tugas oleh guru.

AkhirMerangkum materiMencatat tugas

Jumlah SkorSkor Maksimal

Sedangkan untuk aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada 6 kali

pertemuan di observasi pada tabel berikut:

Page 35: Proposal Penelitian

Tabel 2. Format Observasi Aktivitas Guru Tindakan Siklus 1 dan 2

Tahap IndikatorSkor pada pertemuan

1 2 3 4 5 6Awal Menuliskan konsep

Memotivasi siswaMenyampaikan indikator pembelajaranMenyampaikan tugas-tugas siswa

Inti Menjelaskan konsepMemberikan kesempatan untuk bertanyaMenyajikan materi dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas.Membimbing siswa untuk memahami dan memecahkan suatu masalah.Meminta masing-masing kelompok mempersentasikan pekerjaannya.

Akhir Menyimpulkan materiMenginformasikan materi pertemuan berikutnyaMemberikan tugas rumahKesesuaian RPP dengan proses pembelajaran

Jumlah SkorSkor Maksimal

E. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk

analisis secara kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif.

Yaitu skor rata-rata dan persentasi nilai tertinggi dan nilai

terendah yang dicapai siswa setiap siklus. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut :

1. Persentasi

Page 36: Proposal Penelitian

P = fN

x 100%

Keterangan :

P = Angka Persentase

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah Frekuensi (Anas Sudijono :43)

2. Menghitung rata-rata

x = ∑ X

N

Keterangan :

x = rata-rata (mean)

∑ X = Jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek (Nana Sudjana : 109)

Data hasil belajar yang diperoleh dikategorisasikan

dengan menggunakan kategorisasi skala lima berdasarkan teknik

kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional, yaitu :

Tabel 1. Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan

Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional

No. Interval Nilai Kategori

1. 0 – 34 Sangat Rendah

2. 35 – 54 Rendah

3. 55 – 64 Sedang

4. 65 – 84 Tinggi

5. 85 – 100 Sangat Tinggi

Page 37: Proposal Penelitian

Sumber : Hermawati (Skripsi 2009 : 27)

Untuk analisis secara kualitatif digunakan lembar observasi

dan tes wawancara untuk mengetahui keaktifan siswa, kerajinan

siswa, keterampilan siswa, dan perubahan sikap siswa

( kepercayaan diri siswa ).

Page 38: Proposal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Supardi Suhardjono, 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Supardi Suhardjono, 2011. Publikasi Ilmiah Non Penelitian, Dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Dr. Sulipan, M. Pd, 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Penerbit Eksismedia.

Moh.Ujer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Jamaludin, M. Ed, 2003. Pembelajaran Yang Efektif (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Siswa). Jakarta: CV. Mekar Jaya.

MGMP IPA Jakarta Timur, 2010. Jurnal Pendidikan Edisi I  Volume 3 – R 2010. Jakarta: MGMP IPA.

UHAMKA 2009. Peningkatan Profesi Guru Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAKEM ). Jakarta: Rayon 37 UHAMKA.

Mendiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Drs. Wasty Soemanto, M.Pd, 2006.  Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta:   Rineka Cipta.

Ario Kartono, dkk 2007.  Kreasi Seni Budaya Untuk SMA, Jakarta: Ganeca.

Abubakar Baraja 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Studio Press.

Dr. Abdul Hadis, M. Pd. 2008, Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Slameto  1988.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.  Jakarta: Bina Aksara.