Proposal Pencil Kelompok 11 Proanfis
-
Upload
agung-rohmat-rizkita -
Category
Documents
-
view
99 -
download
9
description
Transcript of Proposal Pencil Kelompok 11 Proanfis
PROPOSAL PENELITIAN KECIL
PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN BUAH KURMA (Phoenix
dactylifera L.) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH
ERITROSIT, DAN JUMLAH TROMBOSIT MENCIT (Mus
musculus) YANG DIINDUKSI NATRIUM NITRIT (NaNO2)
disusun oleh :
Kelompok 11
Benedikta Imelda 10614014
14 Agung Rohmat Rizkita 10614035
Meilisa 10614046
Muhammad Akip Poapa 10614048
Miftahur Rahmah 10614064
Asisten :
Puspa Rasmi (10613024)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
yang banyak diderita masyarakat pada usia anak-anak dan remaja. Salah satu
jenis anemia yang yang diderita adalah anemia defisiensi besi. Anemia secara
fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell
mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen
dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying
capacity). Anemia defisiensi besi adalah kondisi medis yang ditandai dengan
berkurangnya sel darah merah di dalam tubuh akibat kekurangan zat besi
(Sinurat, 2011). Secara praktis anemia ditunjukan oleh penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit (red cell count) (Bakta, 2006).
Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah
penduduk yang menderita anemia di Jawa Tengah adalah 33.561.468 jiwa
dengan jumlah remaja usia 12-17 tahun 3.878.474 jiwa. Anemia yang menjadi
masalah utama di Indonesia khususnya adalah anemia defisiensi besi.
Buah kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama
ribuan tahun. Kurma mengandung karbohidrat, glukosa, fruktosa, sukrosa,
magnesium, kalsium, fosfor, folat, protein, besi, dan beberapa vitamin antara
lain vitamin A, tiamin (B1), riboflavin (B6), niasin, dan vitamin E.
Kandungan antioksidan pada kurma berbeda antara varietas yang satu dengan
yang lainnya (Satuhu, 2010). Menurut Pravitasari (2009), beragamnya
kandungan senyawa pada kurma tersebut memiliki manfaat di antara lainnya
meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Kandungan zat besi dan
kalsium yang terkandung dalam buah kurma yang berfungsi dalam mencegah
anemia dan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian kecil ini adalah :
1. Menentukan pengaruh pemberian sediaan buah kurma (Phoenix dactylifera
L.) terhadap jumlah trombosit mencit (Mus musculus).
2. Menentukan pengaruh pemberian sediaan buah kurma (Phoenix dactylifera
L.) terhadap jumlah eritrosit mencit (Mus musculus).
3. Menentukan pengaruh pemberian sediaan kurma (Phoenix dactylifera L.)
terhadap kadar hemoglobin mencit (Mus musculus).
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah :
1. Jumlah trombosit mencit (Mus musculus) meningkat.
2. Jumlah eritrosit mencit (Mus musculus) meningkat.
3. Kadar hemoglobin mencit (Mus musculus) meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kurma (Phoenix dactylifera)
Menurut Marzuki et al (2012), kurma (Phoenix dactylifera) merupakan
salah satu jenis tumbuhan palem yang memiliki buah lonjong yang dengan
panjang 3 cm – 7 cm. Pohon kurma memiliki tinggi sekitar 15 meter – 25
meter dan daun menyirip dengan panjang 3 – 5 meter. Kulit buah kurma
berwarna hijau, kemudian menguning, coklat sampai kehitaman seiring
dengan matangnya buah kurma. Buah kurma tidak bisa dimakan pada saat
masih muda, selain karena rasanya sepat, tekstur daging buah pun keras dan
bergetah. Setelah tua dan matang, pati dalam buah kurma akan berubah
menjadi glukosa atau fruktosa sehingga rasanya menjadi manis. Pohon kurma
banyak tumbuh di Arab Saudi, Irak, Turki dan Maroko, namun saat ini kurma
telah banyak dibudidayakan di negara – negara seperti California, Arizona,
Amerika Selatan, dan Indonesia. Taksonomi kurma (Phoenix dactylifera)
menurut Integreted Taxonomic Information System (2015) adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi Ilmiah Tanaman Kurma (Phoenix dactylifera)
Kingdom Plantae
Superdivisi Embryophyta
Divisi Tracheophyta
Subdivisi Spermatophytina
Kelas Magnoliopsida
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Phoenix
Spesies Phoenix dactylifera
Salah satu kandungan yang terdapat dalam buah kurma adalah zat besi.
Karena kandungan zat besi yang dimilikinya, kurma dapat meningkatkan
kadar hemoglobin dalam darah Marzuki et al (2012). Berdasarkan data dari
USDA National Nutrient Database, kandungan zat besi yang terdapat dalam
buah kurma adalah 0,9 mg/100 g buah kurma atau sekitar 11% (Rudrappa,
2009). Zat besi memiliki peran dalam proses pembentukan hemoglobin.
Molekul Fe2+
ini akan berikatan dengan protoporfirin IX membentuk heme.
Setiap molekul hemoglobin mengandung 4 heme. Oleh karena itu 1 molekul
hemoglobin mengandung 4 molekul Fe2+
dan dapat mengikat 4 molekul
oksigen (Saunders, 2002). Selain itu kurma dapat meningkatkan kandungan
trombosit dalam darah karena mengandung karbohidrat seperti manosa,
galaktosa, arabinosa, dan xilosa yang merupakan bahan penyususn granula
trombosit (Sinurat, 2011).
1.3 Anemia Defisiensi Besi
Anemia Defisiensi Besi adalah kondisi medis yang ditandai dengan
berkurangnya sel darah merah di dalam tubuh akibat kekurangan zat besi. Zat
besi berperan dalam produksi hemoglobin, suatu protein di dalam sel darah
merah yang berperan dalam mengangkut oksigen. Ketika kadar zat besi di
dalam darah rendah akibat berbagai faktor, seperti kurang asupan zat besi,
kehilangan darah dalam jumlah besar, ketidakmampuan tubuh untuk
menyerap zat besi sewaktu hamil, produksi hemoglobin menjadi terbatas. Hal
ini juga mempengaruhi produksi sel darah merah. Penderita anemia defisiensi
besi biasanya menunjukkan gejala pernafasan pendek, pusing, dan mudah
lelah. Gejala berkembang secara bertahap seiring dengan kondisi dimulainya
penurunan kadar zat besi di dalam darah tetapi jumlah sel darah merah tetap
konstan. Ketika defisiensi besi tidak dikoreksi, kondisi berlanjut menjadi
penurunan total zat besi, menyebabkan anemia defisiensi besi dan beserta
gejala-gejalanya. Vegetarian memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya
kondisi ini karena mereka tidak memilki asupan zat besi yang berasal dari
daging. Oleh karena itu, penting untuk para vegetarian menambah asupan
suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah berkembangnya anemia
defisiensi besi. Penanganan untuk kondisi ini biasanya termasuk penanganan
penyebab yang mendasari yang mencegah tubuh untuk menyerap zat besi,
bersamaan dengan pemberian suplemen zat besi (Beutler, 2005).
2.2 Eritrosit
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,2
sampai 8,4 mikometer. Diameter bagian tepi yaitu antara 2,31 sampai 2,85
mikrometer, sementara diameter bagian dalam hanya 0,45 sampai 1,16
mikrometer. Bentuk sel darah merah yang khas ini menyebabkan sel darah
merah luas permukaan per satuan volume yang besar. Selain itu, bentuk yang
khas pada eritrosit ini menyebabkan eritrosit lebih fleksibel ketika melewati
pembuluh kapiler dan cabang – cabang kapiler (Martini et al, 2012).
Sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang merah. Warna mereka
disebabkan oleh hemoglobin. Hemoglobin adalah protein penting yang
mengangkut oksigen dari paru - paru kita ke jaringan. Molekul Hb memiliki
struktur kuaterner kompleks. Setiap molekul Hb memiliki dua rantai alfa dan
dua rantai beta polipeptida. Setiap rantai adalah subunit protein globular.
Setiap rantai Hb mengandung molekul heme, suatu pigmen yang kompleks
non-protein. Setiap unit heme mengikat ion besi sedemikian rupa sehingga
besi dapat berinteraksi dengan molekul oksigen, membentuk oksihemoglobin,
Darah yang mengandung sel darah merah diisi dengan oksihemoglobin
berwarna merah terang (Martini et al , 2012).
Menurut Ikechukwu et al (2012), konsentrasi hemoglobin dan jumlah
eritosit pada mencit (Mus musculus), dipengaruhi oleh umur dan jenis
kelamin. Data jumlah eritrosit dan konsentrasi hemoglobin pada (Mus
musculus) terdapat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Jumlah Eritrosit dan Konsentrasi Hemoglobin Mus musculus
(Ikechukwu et al, 2012)
2.3 Trombosit
Menurut University of Oklahoma Health Sciences Center (2007),
platelet/ trombosit memiliki diameter hanya sekitar 20% dari diameter
eritrosit. Fungsi utama trombosit adalah untuk mencegah pembekuan darah.
Trombosit dihasilkan dari sel-sel sumsum tulang yang sangat besar yang
disebut megakaryocytes. Ketika megakaryocytes berkembang menjadi sel
raksasa, mereka mengalami proses fragmentasi yang menghasilkan pelepasan
lebih dari 1.000 trombosit per megakaryocyte. Hormon yang mengendalikan
pembentukan megakaryocyte adalah thrombopoietin (TPO). Menurut
Morowski et al (2013), jumlah trombosit normal pada mencit adalah sekitar
0,7-1,2 x 106 trombosit / mm3.
2.4 Natrium Nitrit
NaNO2 merupakan salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan
untuk produk olahan daging. NaNO2 dapat memengaruhi kemampuan eritrosit
mengikat oksigen, menyebabkan anemia, serta membentuk nitrosiamin yang
bersifat karsinogenik. Adanya nitrit yang masuk ke dalam tubuh, akan
menyebabkan terjadinya kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, muntah dan
radang ginjal. Berkurangnya kemampuan eritrosit membawa oksigen terjadi
karena hemoglobin dalam eritrosit berikatan dengan NO dari NaNO2
membentuk nitrosohemoglobin sehingga kadar hemoglobin dalam eritrosit
menjadi berkurang (Ambarwati, 2012). Penurunan kadar hemoglobin yang
menganggu fungsi eritrosit ini disebut juga methemoglobinemia (Iowa State
University, 2008).
Gambar Reaksi Kimia NaNO2 dan Hemoglobin
BAB III
METODOLOGI
a. Desain Penelitian
Pada penelitian ini digunakan dua belas ekor mencit dengan usia 6-12
minggu, massa tubuhnya sekitar 20-30 gram. Mencit ini diperoleh dari
laboratorium Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Dua
belas ekor mencit tersebut dibagi ke dalam 4 kategori. Kategori 1 sebagai kontrol
negatif hanya didedahkan akuades. Kategori 2 sebagai kontrol positif didedahkan
NaNO2. Kategori 3 diberikan sediaan buah kurma : akuades dengan
perbandingan 2:1. Kategori 4 diberikan sediaan buah kurma : akuades dengan
perbandingan 3:1. Sediaan buah kurma tersebut didedahkan dengan cara oral
gavage. Volume sari buah kurma yang diberikan setiap kali pendedahan masing-
masing adalah 0.2 mL. Diamati parameter hematologi mulai dari jumlah eritrosit,
jumlah leukosit, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit pada hari pertama dan
hari terakhir setelah pendedahan.
b. Cara Kerja
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian kecil ini terdapat pada tabel
3b :
Tabel 3b Alat dan Bahan
No. Alat Bahan
1 Kaca objek satu kotak Buah Kurma 2 Kg
2 Mikroskop NaNO2 50 mL
3 Pipet khusus eritrosit Larutan Hayem 50 mL
4 Hemacytometer Akuades 25 mL
5 Alat saring Microtube 12 buah
6 Pipet khusus alat ukur
sahli Larutan HCl 1 N
7 Tabung alat ukur sahli Syringe 12 buah
10 Counter 1 buah Mencit 12 ekor
11 Blender Alkohol 70%
12 Timbangan analitik Gloves 1 kotak size L
13 Gelas kimia 250 mL 4
buah Larutan Ress Ecker 25 mL
14 Pipet tetes 4 buah Pipa kapiler 3 mm 12 buah
15 Batang Pengaduk 2 buah Larutan EDTA 25 mL
16 Spatula 1 buah Pakan mencit 1 Kg
17 Corong 3 buah Tisu roll 2 buah
18 Cover glass
19 Gelas kimia 25 mL 2 buah
20 Magnetic stirer 2 buah
21 Kandang portable 4
Cara Kerja
Penelitian kali ini akan digunakan dua belas ekor mencit yang dibagi ke
dalam 4 kelompok perlakuan (KP) dan masing-masing perlakuan digunakan
mencit sebanyak 3 ekor. Mencit pada KP kategori 1 tidak diinduksikan
dengan NaNO2 sebagai kontrol negatif. Lalu mencit pada KP kategori 2, 3
dan 4 akan dibuat anemia terlebih dahulu dengan pendedahan larutan
NaNO2 secara oral gavage sebanyak 0.1 mL/Kg/pendedahan dengan
perbandingan 0.375 ppm NaNO2 dalam pelarut akuades (jika mencit
memiliki massa ±20 g) dengan metode oral gavage (ATDSR, 2001).
Pendedahan akan dilakukan NaNO2 akan dilakukan sekali pada hari
pertama pendedahan. Pendedahan tiap KP akan dilakukan selama 5 hari.
Perlakuan pada 2 KP akan dibedakan sesuai dosis sediaan kurma yang
diberikan pada oral gavage setiap hari. Volume total yang akan didedahkan
pada mencit adalah 0.2 ml dengan perbandingan sediaan kurma dan akuades
dibuat 2 kategori. Perbandingan sediaan kurma dan akuades dalam kategori
tersebut adalah 2:1 untuk didedahkan pada KP 3 dan 3:1 untuk didedahkan
pada KP 4. KP 1 didedahkan akuades tanpa campuran sediaan kurma dan
tidak diinduksi NaNO2 sebagai kontrol negatif sedangkan KP 2 didedahkan
akuades tanpa campuran sediaan kurma dengan diinduksi NaNO2 sebagai
kontrol positif. Pemberian sediaan kurma dilakukan setiap hari selama
5 hari. Berikut diagram alirnya :
Skema Diagram Alir Penelitian
Mencit diberi pakan 10% dari massa tubuhnya dan minum secara ad libitum
Mencit diberi 0.2
mL akuades tanpa
induksi NaNO2
12 ekor mencit dengan jenis kelamin dan
ukuran yang relatif sama
Ditimbang dan ditandai
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
Mencit diberi 0.2
mL akuades
dengan induksi
NaNO2
Kategori 4
Diambil darah dari sinus orbital mencit dan dicek parameter hematologi (jumlah eritrosit, jumlah trombosit,
hemoglobin) sebagai kondisi awal
Mencit diberi 0.2
mL sediaan 1
dengan induksi
NaNO2
Mencit diberi 0.2
mL sediaan 2
dengan induksi
NaNO2
Pada hari ke-3 dan hari ke-6, diambil darah dari sinus orbital mencit dan dicek parameter hematologi (jumlah
eritrosit, jumlah trombosit, hemoglobin) sebagai kondisi akhir
Keterangan :
a. Pemberian sediaan buah kurma dan akuades dilakukan setiap hari
dalam kurun waktu 5 hari.
b. Pemberian NaNO2 dilakukan sebanyak 1 kali dalam kurun waktu 5
hari yaitu dihari pertama pendedahan.
c. Pengambilan darah dan pengecekan Hb dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu pada awal sebelum perlakuan dan diakhir setelah perlakuan.
Tabel 3b Rumus Perhitungan
Perhitungan Rumus
Jumlah Eritrosit
Jumlah Trombosit
Mean Corpusclar Hemoglobin
c. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan ini terdapat pada tabel 3c dibawah ini :
Tabel 3c Jadwal Kegiatan
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Pengondisian Awal (Aklimatisasi)
2 Pengambilan Darah
3 Pendedahan Natrium Nitrit
4 Penyiapan Larutan
5 Pendedahan Sediaan Buah Kurma
6 Pengukuran Parameter Hematologi
7 Pengolahan Data
8 Pembahasan
9 Pembuatan Laporan
No. Nama KegiatanNovember
BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Pada tabel disajikan rancangan anggaran biaya pada penelitian kecil ini.
Tabel 4.1 Rancangan Anggaran Biaya
NO. PENGELUARAN JUMLAH KEBUTUHAN HARGA SATUAN HARGA
TOTAL
1 BUAH KURMA 1 BAHAN PENGUJI RP38.000,00 Kg RP38.000,00
2 LARUTAN
RESS ECKER 1
PENGAMATAN
PARAMETER RP92.000,00
Botol/ 250
mL RP92.000,00
3 AKUADES 2 PENGAMATAN
PARAMETER RP1.000,00 L RP2.000,00
4 GLOVES NON
POWDER 1
KEBERSIHAN
PENELITIAN RP48.000,00 BOX RP48.000,00
5 TISSU ROLL 2 KEBERSIHAN
PENELITIAN RP10.000,00 ROLL RP20.000,00
6 MICROTUBE 12 PENGAMATAN
PARAMETER RP600,00 BUAH RP7.200,00
7 MENCIT 4 OBJEK PENELITIAN RP12.000,00 EKOR RP48.000,00
8 LARUTAN
HAYEM 1
PENGAMATAN
PARAMETER RP122.000,00
Botol/250
mL RP122.000,00
9 SYRINGE 12 PENGAMATAN
PARAMETER RP3.000,00 BUAH RP36.000,00
TOTAL RP413.200,00
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Rini. 2012. “Effect of Sodium Nitrate to Erythrocyte and Hemoglobin
Profil in White Rat (Rattus nervogicus)”. Folia Medica Indosiana 48 (1) : 1-5.
Bakta, I.M., Suega, K., & Dharmayuda, T.G., 2009. Anemia Defisiensi Besi. In:
Sudoyo, A.W. ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:
InternalPublishing, pp. 1127.
Beutler, Ernest. 2005. “The definition of anemia: what is the lower limit of normal of
the blood hemoglobin concentration?”.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1895695/. Diakses 25 Oktober
2015 pukul 9.33.
Kim, A., Rivera, S., Shprung, D., Limbrick, D., Gabayan, V., Nemeth, E., & Ganz, T.
(2014). Animal Hematological Concept. Mouse Models of Anemia of Cancer,
14-20.
Martini et al. 2012. Fundamentals Anatomy and Physiology 9th
Edition. USA :
Pearson Education Inc: 643 – 646.
Marzuki et al. 2012. Pengaruh Pemberian Sari Buah Kurma (Phoenix dactylifera L)
terhadap Perubahan Jumlah Trombosit pada Tikus (Rattus norvegicus).
Majalah Farmasi dan Farmakologi 16(2) : 85 – 88.
Pravitasari. 2009. Efek Ekstrak Buah Kurma terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin Darah secara in Vitro pada Tikus Putih Jantan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Airlangga. Surabaya.
Satuhu, S. 2010. Kurma Kasiat dan Olahannya. Ed I. Penebar Swadaya. Jakarta. 3 –
5.
Srihirun, S. et al., 2012. Hematology. Platelet Inhibition by Nitrite Is
Dependent on Erythrocytes and Deoxygenation, 3(10), pp. 12-20.
Tarwoto dan Wartonah. Keperawatan Medical Bedah Gangguan Sistem Hematologi.
Trans Info Media. Jakarta.2008
Theodora. “Mouse Injection”.
http://www.theodora.com/rodent_laboratory/injections.html. Diakses 26
Oktober 2015 pukul 10.15
UniProts. 2015. “Taxonomy - Phoenix dactylifera (Date palm)”.
http://www.uniprot.org/taxonomy/42345. Diakses 25 Oktober 2015 pukul 13.03
University of Oklahoma Health Sciences Center. 2007. “Platelets”.
http://www.ouhsc.edu/platelets/platelets/platelets%20intro.html. Diakses 25
Oktober 2015 pukul 9.23