Proposal Bermain
-
Upload
indah-rosita-syafruddin -
Category
Documents
-
view
26 -
download
6
Transcript of Proposal Bermain
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
DI RUANG ANAK C1L2 NON INFEKSI
RSDK SEMARANG
DISUSUN OLEH:
INDRIYANI G6B205019
MARIYAM G6B205023
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2005
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selain nutrisi yang tepat yang menunjang perkembangan otak sejak janin
hingga usia anak-anak, otak juga membutuhkan “makanan” dari luar tubuh. Para
ahli menunjukkan bahwa bermain adalah “makanan” otak dari luar tubuh yang
efektif menunjang tumbuh kembang anak seara optimal. Bermain merupakan
suatu aktifitas untuk memperoleh suatu kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir,
yang dilakukan secara spontan dan tanpa paksaan dari orang lain untuk memenuhi
kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental sehingga anak dapat
mengekspresikan perasaannya.
Masa anak sekolah adalah masa anak pertengahan atau masa yang terjadi
pada anak usia 6-12 tahun. Pada masa itu adalah waktu yang penuh berisi dengan
kegiatan fisik yang luar biasa. Pada perkembangan emosi dan sosial anak sekolah
belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada anak, mulai belajar untuk
berteman yang pada dasarnya adalah memasuki masa sosialisasi anak. Anak masa
sekolah yang harus dirawat dirumah sakit akan mempengaruhi masa
perkembangannnya yang artinya mempengaruhi dalam bersosialisasi dengan
temannya. Salah satu cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan bermain.
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada usia sekolah adalah
cooperative play yaitu bermain dalam kelompok, berdiskusi dan merencanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan juga memperoleh tujuan
kompetisi. Contoh permainan tersebut antara lain: mainan kartu, pekerjaan
tangan, pengumpulan perangko, teka-teki, ular tangga. Pada kesempatan ini
kelompok memilih permainan ular tangga.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh
kembang anak tetap optimal
2. Tujuan khususSetelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat :
Menyalurkan energi anak
Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap streskarena penyakit dan
dirawat
Mengembangkan aktivitas, sportivitas anak
C. SASARAN
Anak usia sekolah (6-12 tahun) dengan diagnosa sindrom nefrotik yaitu anak
K dan anak E dengan diagnosa post DHF.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak pra sekolah bermain dengan bersosialisasi dengan kelompoknya. Anak
akan bermain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan
mentak sehingga bisa mengekspresikan perasaannya.
B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI
Prinsip bermain pada anak sekolah yang dirawat di RS adalah:
Energi yang dikeluarkan anak tidak banyak
Waktunya singkat
Sederhana
Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalani
Mejaga keamanan
C. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI
Karakteristik permainan pada usia sekolah adalah cooperative play yaitu
permainan yang dilakukan dalam kelompok, bediskusi dalam kelompok dan
merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan juga
memperoleh tujuan kompetisi. Cooperative play dalam permainan ini adalah dua
anak bermain bersama dengan menggunakan satu macam permainan, antara dua
anak itu terjadi interaksi untuk mencapai tujuan permainan yang telah ditetapkan.
BAB IIIMETODOLOGI BERMAIN
A. DESKRIPSI PERMAINAN
Pada saat anak bermain ular tangga, anak berinteraksi dengan lawan mainnya,
berdiskusi dan merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama
B. TUJUAN PERMAINAN
Tujuan permainan ular tangga ini antara lain ;
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri
Mengembangkan koordinasi motorik
Mengontrol emoosi, sosialisasi / bergaul
Melatih ketrampilan fisik, intelektual fantasi serta terlibat dengan
kelompok
C. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Ketrampilan yang diperlukan dalam melakukan permainan ini adalah anak
mampu bekerjasama dengan teman bermainnya dan mampu bersosialisasi
dengan teman bermainnya tersebut
D. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan yang dipilih oleh kelompok adalah permainan ular tangga
E. ALAT BERMAIN
Alat permainan yang digunakan adalah seperangkat aaalat permainan ular
tangga
F. PROSES BERMAIN
Memberitahukan kepada anak tentang acara permainan
Mempersiapkan alat dan tempat
Menempatkan anak pada tikar yang telah disediakan
Menjelaskan tujuan dan proses permainan
Mengawasi jalannya permainan
Memberikan dukungan / suport pada masing – masing anak
Mengevaluasi kegiatan bermain
G. WAKTU PELAKSANAAN
Permainan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Rabu, 30 November 2005
Waktu : 10.30 – 11.00 WIB
Tempat : Ruang C1L2 Non Infeksi RSDK Semarang
H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
Anak jengkel karena gagal berkompetisi dengan teman bermainnya
sehingga tidak mau melanjutkan permainan
Dadu permainan hilang saat bermain sehingga permainan tidak bisa
dilanjutkan
Anak terlalu lelah
I. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN
Menjelaskan pada anak bahwa ini hanyalah permainan sehingga tidak
perlu mempermasalahkan siapa yang menang dan siapa yang kalah,
yang terpenting manfaat permainan yaitu supaya tidak bosan di rumah
sakit
Mengawasi saat memainkan dadu sehingga dadu dapat terlacak
Pelaksanaan tidak terlalu lama
J. PENGORGANISASIAN
skema
Keterangan :
1 : pemain : anak K dan anak E
2 : alat permainan
3 : leader : mariyam
4 : fasilitator : indriyani
4
3
1 2 1
K. SISTEM EVALUASI
Anak dapat mengikuit kegiatan dengan baik sampai selesai
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi terhadap petugas kesehatan
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A. Tahap Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29 November
2005 terhadap klien An. K dan An. E di ruang non-infeksi C1Lt2 RSDK
Semarang ditemukan masalah kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan
perubahan pola sosial yang biasa sekunder terhadap hospitalisasi. Hal ini
didukung dengan data menurut keterangan ibu klien, klien di rumah biasa
bermain dengan teman sebayanya, saat perawat datang klien terlihat malu saat
berinteraksi. Perubahan pola sosial akibat hospitalisasi pada anak dapat
memberikan dampak adanya rasa cemas, khawatir dan takut pada diri anak.
Sehingga sebagai salah satu intervensi yang perlu diberikan adalah terapi
bermain, selain untuk mempertahankan kontak periodik perawat-klien juga untuk
tetap menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak meskipun dalam
perawatan. Maka pre planning kegiatan disusun sekaligus menentukan jenis
bermain yang akan dilakukan disesuaikan dengan usia anak yaitu usia sekolah.
Jenis permainan yang dipilih adalah bermain ular tangga.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari terapi bermain ini adalah:
a. Menyalurkan energi anak.
b. Dapat beradaptasi terhadap stress karena penyakit dan
dirawat.
c. Mengembangkan aktifitas dan kreativitas melalui
pengalaman bermain.
d. Untuk melanjutkan tumbuh kembang anak.
e. Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi
anak
3. Pelaksanaan
Terapi bermain ini dilakukan pada tanggal 29 November 2005 jam 10.30 WIB
bertempat di ruang non-infeksi C1Lt2 RSDK Semarang dengan rangkaian
acara sebagai berikut :
a. Pembukaan dengan salam, mengingatkan kontrak dan menjelaskan tujuan.
b. Mempersilahkan klien untuk suit lebih dahulu
c. Klien yang menang suit, ia yang memulai permainan
d. Memberikan reinforcement positif kepada klien.
e. Mendampingi dan mengarahkan klien selama bermain.
f. Mengevaluasi hasil bermain.
g. Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menyelesaikan
mewarnai gambar.
C. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
Sebelum pelaksanaan kegiatan, pre planning telah disiapkan sehari
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai yaitu 30 menit.
Klien yang diberikan terapi bermain adalah An. K, 13 tahun, dengan
diagnosa sindrom nefrotik dan An, E dengan diagnosa post DHF,
keadaan umum baik., posisi bermain duduk di atas tikar ( dibawah ).
Terapi dapat dilakukan sesuai yang telah direncanakan..
Pengampu melakukan terapi bermain sesuai dengan yang telah
direncanakan.
Peserta antusias mengikuti terapi bermain ini.
Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi hasil
Klien dapat menyelesaikan bermain dengan ular tangga
D. Faktor Pendukung
1. Adanya motivasi yang tinggi dari klien untuk mengikuti terapi bermain.
2. Tersedianya media yang cukup memadai yaitu buku mewarnai yang berisi
gambar mobil dan pesawat sesuai permintaan klien pada saat kontrak awal.
E. Hambatan
Tidak ada hambatan selama pelaksanaan terapi bermain
BAB V
PENUTUP
Permainan yang telah diselenggarakan disini sangatlah sesuai dengan jenis
permainan anak usia sekolah yaitu cooperative play dimana permainan ini merupakan
jenis permainan dalam kelompok, berdiskusi, merencanakan kegiatan untuk mencapai
tujian yang ditetapkan, dan juga untuk memperoleh tujuan kompetisi sehingga
dipilihlah bermain ular tangga pada An. K yang berusia 13 tahun dan An. E yang
berusia 7 tahun.
Pada saat anak dirawat di rumah sakit dapat mengakibatkan berhentinya
perkembangan normal pada anak dan menimbulkan masalah-masalah baru yang
berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan. Sehingga perlu dikembangkan
adanya terapi bermain selama anak dirawat di rumah sakit. Dari terapi bermain yang
telah dilakukan terbukti bisa menimbulkan kedekatan perawat dengan anak sehingga
mengurangi kecemasan dan ketakutan anak terhadap proses perawatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Narendra, Sularso, dkk, Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja, Sagung Seto,
Jakarta, 2002.
2. Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan
Usia Dini, Grafindo, Jakarta, 2004.
3. Soettjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta, 1995
4. Pusdiknakes, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Depkes RI,
Jakarta, 1993.
5. Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta, 2004.