Proposal
-
Upload
suly-kinta-pratama -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Proposal
JUDUL PENELITIAN: PENGARUH KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-
QUR’AN DAN CARA BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA AL
ATHIYAH
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui usaha
pengajaran dan pelatihan ( Islamudin, 2012 : 3). Dalam UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengem-
bangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun realita yang terjadi sekarang, dunia pendidikan sering dikritik oleh
masyarakat yang disebabkan karena adanya sejumlah pelajar dan lulusan
pendidikan yang menunjukan sikap kurang terpuji, dan prestasi pendidikan
Indonesia yang tidak terlalu membanggakan.
Pendidikan identik dengan proses belajar mengajar, dalam belajar hal
yang menentukan adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian
besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. Namun yang lebih penting dalam
peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk mereproduksi
kembali pengetahuan yang sudah diterimanya, misalnya pada waktu ujian para
peserta didik harus mereproduksi kembali pengetahuan dan pemahaman yang
diperoleh selama mengikuti pelajaran, selain itu mengingat juga memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun salah satu kendala atau
permasalahan yang dihadapi dalam proses pendidikan saat ini adalah banyak
siswa yang tidak/kurang mampu mencapai prestasi yang optimal salah satunya
disebabkan karena kurang mampu berkonsentrasi (http://republika.co.id. Diakses
pada tanggal 29 Juli 2015). Selain itu pandangan hidup, gaya hidup, ukuran
kesuksesan, kebahagiaan dan lain-lain diukur dengan nalar materialistik.
Akibatnya, sisi spiritual atau rohaniah terabaikan.
Dari sini, manusia harus mencari pencerahan dengan melakukan
perjalanan spiritual sampai menemukan ketenangan dalam hati sehingga mudah
dalam menghadapi setiap masalah, salah satunya masalah pendidikan.
Sesungguhnya ketenangan dan kenyamanan hati ini hanya ada pada cahaya
Allah swt sebagai sumber kebahagiaan sejati. Adapun cahaya itu tercantumkan
pada Al-Qur’an al-Karim. Menurut Abdul (2013:13),”Al Qur’an adalah
Kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah saw dan membacanya adalah
ibadah”. Setiap muslim diharuskan mengerti dan memahami Al Qur’an sebagai
pegangan dan pedoman hidup agar bahagia dunia dan akhirat. Untuk memahami
Al Qur’an tentulah kita harus mengenal terlebih dahulu huruf-huruf yang ada
dalam Al Qur’an sehingga akan memudahkan kita untuk membaca dan
memahami Al Qur’an. Seperti apa yang dikatakan Ila dalam Skripsinya (2014:2)
“Untuk dapat memahami Al-Qur’an manusia harus mengawalinya dengan cara
mengenali, membaca, menghafal kemudian mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga keberkahan dan fungsi Al-Qur’an dapat
dirasakan”.
Menurut Anisa dalam skripsinya (2014:35) Yang dimaksud dengan
hafalan Qur’an adalah sebuah usaha meresapkan sesuatu kedalam ingatan berupa
kalam Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Membaca Al-Qur'an dan menghafalnya dapat mempengaruhi keaktifan
syaraf-syaraf otak manusia, Orang yang terbiasa menghafal Al-Qur’an, maka ia
akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar menata dan mengatur
hidupnya. Para akademisi dan spesialis sependapat bahwa menghafal Al-Qur’an
memiliki efek yang baik dalam pengembangan keterampilan dasar pada siswa,
serta dapat meningkatkan pendidikan dan prestasi akademis. Sebagaimana
sebuah penelitian Dr. Nurhayati dari Malaysia dikutip oleh Agus N Cahyo
(2011: 104) mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al-
Qur’an dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir. Bukti lain lagi muncul dari
Syeikh Ahmad bin Salim dalam Faizin (2014:59) yang mengisahkan kedua
pelajar yang pandai dan bagus hafalannya Qur’annya, ketika keduanya masuk ke
jenjang pendidikan atas (setingkat SMA) ibunya meminta keduanya agar tidak
lagi menghafal Al Qur’an dan hasilnya kedua anak tersebut kini menjadi anak
yang pemalas, prestasinya tidak seperti sebelumnya dan nilainya pun turun
drastis. Semuanya karena keduanya sudah jauh dari Al Qur’an.
Berdasarkan hasil penelitian Afif Bahtiar (2011) tentang korelasi
kemampuan menghafal al-qur’an dengan prestasi belajar matematika siswa
Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) Al Multazam Kuningan, dari
hasil pengamatan dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa pada umumnya
siswa SMAIT Al Multazam Kuningan memiliki kemampuan menghafal Al-
Qur’an yang baik. Prestasi belajar matematika siswa SMAIT Al Multazam
menunjukkan hasil baik. Dari hasil analisis korelasi, diperoleh koefisien korelasi
0,58 angka ini menunjukan korelasi yang kuat. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa pada taraf nyata (signifikansi) 1%, korelasi dinyatakan signifikan. Pada
penilitian lainnya yang dilakukan Ferri (2012) tentang pengaruh kemampuan
menghafal Al-Qur’an dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
ekstrakurikuler elektronika SMP Islam Terpadu. Dari hasil pengamatan dalam
penelitian tersebut terdapat pengaruh positif antara kemampuan menghafal Al-
Qur’an terhadap prestasi belajar elektronika. Kesimpulan ini didasarkan pada
data yang menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,409. Sedangkan besarnya
sumbangan pengaruh menghafal Al-Qur’an terhadap prestasi belajar elektronika
tersebut adalah 0,167 atau sebesar 16,7 %.
Supandi (2013:142) juga mengatakan bahwa,”Menghafal Al Qur’an
merupakan sarana mengasah otak, mempertajam daya ingat, sekaligus antitesis
terhadap kejenuhan membaca Al Qur’an. Disisi lain Al Qur’an juga mampu
menetramkan jiwa dan memberikan energi positif berupa semangat kepada para
pembaca dan penghafalnya, sebagaimana sebuah penelitian di Riyadh Hasil
Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa’ud al-Islamiyyah
membuktikan ketika kadar hafalan al-Qur’an siswa meningkat maka akan
meningkat pula kesehatan jiwanya (http://Smp IT Nurul Islam Tenggaran.html
diakses pada 03 Agustus 2015) sebab tak ada lagi bacaan yang dapat
meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada
seseorang kecuali membaca Al-Qur’an. Dengan ketenangan akan terbentuk jiwa
yang sehat dengan jiwa yang sehat akan terlihat perbedaan cara belajar antara
orang yang menghafal Al Qur’an dengan orang yang tidak menghafal Al Qur’an,
karena cara belajar seseorang juga mempengaruhi prestasi belajar yang akan
didapatkannya. Sebagaimana sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rabil
(2013) tentang pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga, dalam penilitian
tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara cara belajar dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah
1 Purbalingga. Secara simultan maupun parsial yang dibuktikan dari hasil uji
Simultan (F) yang diperoleh sebesar signifikasi 0,000 (kurang dari 0,05) dan
secara parsial dibuktikan dengan uji t yang diperoleh signifikasinya kurang dari
0,05. Maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara cara belajar,
fasilitas belajar terhadap hasil belajar ekonomi sebesar 53,8 % sedangkan 46,2 %
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam. sebab tak ada lagi
bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan
ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an.
Berdasarkan hasil penelitian dan melihat fenomena tentang Al Qur’an di
atas, peneliti merasa tertarik untuk menyelidiki lebih jauh mengenai pengaruh
hafalan Al Qur’an terhadap cara belajar dan prestasi belajar siswa sehingga perlu
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-
Qur’an Terhadap Cara Belajar dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA Al
Athiyah
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah pengaruh menghafal qur’an terhadap cara belajar
dan prestasi belajar fisika siswa SMA Al Athiyah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
menghafal qur’an terhadap cara belajar dan prestasi belajar fisika siswa SMA Al
Athiyah
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : .
1. Penulis, dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan
pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan
keterampilan dalam penelitian.
2. Bagi guru, sebagai bahan informasi yang berguna dan meningkatkan
wawasan guru tentang pentingnya pengaruh menghafal Al Qur’an
terhadap cara belajar dan prestasi belajar siswa
3. Bagi siswa, dengan mengetahui pengaruh menghafal Al Qur’an
terhadap prestasi belajar, diharapkan siswa dapat terus meningkatkan
hafalannya dan mencintai Al Qur’an sehingga terhindar dari pengaruh
negatif pada zaman modern ini.
1.5 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
kemampuan menghafal Al Qur’an terhadap cara belajar dan prestasi belajar
fisika siswa SMA Al Athiyah
1.6 Definisi Istilah
1. Pengaruh adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel
2. Kemampuan Menghafal Al Qur’an adalah kapasitas seorang individu atau
kesanggupan seorang individu untuk mengingat ayat-ayat Al-Qur’an.
3. Cara belajar adalah strategi yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
4. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai seseorang setelah ia
melakukan kegiatan belajar.
1.7 Landasan Teori
1. Menghafal Al Qur’an
Menurut bahasa, Al Qur’an berasal dari kata qara’a yaqra’u qur’an
artinya bacaan atau yang dibaca. Adapun menurut terminologi, Al Qur’an
adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan
dipandang beribadah apabila membacanya. Menurut Faizin (2013:13),”Al
Qur’an adalah kitab super istimewa bila dibandingkan dengan kitab-kitab
agama manapun, baik yang diturunkan Allah dari langit, seperti Zabur, taurat
dan injil. Al-Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di
kala senang maupun susah, di kala gembira maupun sedih. Bahkan membaca
Al-Quran bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan
penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Keistimewaan terbesar Al Qur’an adalah menjadu satu-satunya kitab
suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satu pun kitab
yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf dan bahkan harakatnya, seperti
Al Qur’an.
Menurut Bahri (2002:29),” Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan
suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Peristiwa menghafal
merupakan proses mental yang mencamkan dan menyimpan kesan kesan
yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat dingat kembali kealam
sadar”. Menghafal Al Qur’an berasal dari kata tahfizul qur’an yang artinya
menjaga Qur’an. Menurut Mimi (2011:10),”Tahfiz (hafalan) secara bahasa
adalah lawan dari lupa yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Tahfiz adalah
proses menghafal sesuatu kedalam ingatan sehingga dapat diucapkan di luar
kepala dengan metode tertentu”. Sehingga disimpulkan bahwa menghafal Al
Qur’an adalah
Belajar adalah suatu proses dimana seseorang melakukan aktivitas
mendengar, memandang, meraba, menulis, membaca, mengingat dan berfikir.
Senada dengan pernyataan diatas menurut Cronbach dalam Suryabrata
(2011:231),”Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam
mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya”. Arsyad (2010:1) juga
menyebutkan bahwa: “Belajar adalah salah satu proses yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”.
Menurut Soemanto (2003:104),”Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-
perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”.
Sedangkan menurut Bahri (2002:13),”Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
afektif, kognitif dan psikomotor”.
Jadi dapat diambil beberapa hal-hal pokok yaitu bahwa belajar itu
membawa perubahan, dan perubahan itu didapatkan karena usaha dan kerja
keras dengan memperoleh pengetahuan, perubahan tingkah laku, dan
keterampilan.