Program Yang Akan Bermanfaat Untuk Puskesmas Dan Masyarakat

27
Program untuk Mengatasi Kesehatan yang ada di Indonesia Muhamad Reynaldi 102014157 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat Tel: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731 Email: [email protected] Abstrak Pada awalnya masyarakat tidak mengerti apa itu puskesmas dan posyandu. Puskesmas dan posyandu adalah sarana praktis untuk mendapatkan pengobatan secara apa adanya. Selain itu awal dari Kesehatan merupakan unsur paling penting dalam hidup manusia. Hubungan antara kesehatan dan lingkungan, menyusun suatu paradigma sehat yang merupakan model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan keturunan. Hal ini sangat berkaitan karena lingkungan yang sehat akan terwujud bila perilaku masyarakat juga sehat. Keyword : Puskesmas, Posyandu, dan Paradigma Sehat 1

description

Makalah

Transcript of Program Yang Akan Bermanfaat Untuk Puskesmas Dan Masyarakat

Program untuk Mengatasi Kesehatan yang ada di IndonesiaMuhamad Reynaldi 102014157Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta BaratTel: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731Email: [email protected]

AbstrakPada awalnya masyarakat tidak mengerti apa itu puskesmas dan posyandu. Puskesmas dan posyandu adalah sarana praktis untuk mendapatkan pengobatan secara apa adanya. Selain itu awal dari Kesehatan merupakan unsur paling penting dalam hidup manusia. Hubungan antara kesehatan dan lingkungan, menyusun suatu paradigma sehat yang merupakan model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan keturunan. Hal ini sangat berkaitan karena lingkungan yang sehat akan terwujud bila perilaku masyarakat juga sehat. Keyword : Puskesmas, Posyandu, dan Paradigma SehatAbstrakAt first people did not understand what the health centers and neighborhood health center. Health centers and neighborhood health center is a practical means to get treatment as it is. Additionally beginning of Health is the most important element in human life. The relationship between health and the environment, prepare a healthy paradigm is a model of health development oriented to building, maintenance, and protection of healthy population and not just healing the sick people who aim to improve public health. Public health is affected four factors: environment, health, behavior, and offspring. It is closely related because a healthy environment will be realized when people's behavior is also healthy.Keyword: health centers, IHC, and Paradigm HealthyPendahuluanPada kehidupan masyarakat kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan unsur paling penting dalam hidup manusia. Hubungan antara kesehatan dan lingkungan, menyusun suatu paradigma sehat yang merupakan model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat dipengaruhi empat faktor yaitu lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan keturunan. Hal ini sangat berkaitan karena lingkungan yang sehat akan terwujud bila perilaku masyarakat juga sehat. Di Indonesia derajat kesehatan masih rendah terutama di daerah-daerah yang sulit untuk dijangkau. Pada makalah ini membahas mengenai permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Pasir Putih seperti jumlah penduduk yang semakin meningkat, insidens penyakit diare yang selalu naik pada waktu kemarau, penderita TBC yang tidak kunjung sembuh , imunisasi campak yang tidak mencapai 90%. Kepala Puskesmas Pasir Putih merencanakan program di bidang Keluarga Berencana (KB)-Kesehatan dan gizi di posyandu agar derajat mencapai derajat kesehatan yang optimal.Skenario CPuskesmas Kepala Puskesmas Pasir Putih yang baru ditempatkan sekitar 3 bulan, setelah mempelajari permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakatnya dalam antara lain: jumlah penduduk yang semakin meningkat, insidens penyakit diare selalu naik pada waktu musim kemarau, penderita penyakit TBC yang tidak sembuh. Imunisasi campak tidak mencapai 90%. Ia merencanakan suatu program integrasi di bidang KB-Kes dan gizi dalam pelayanan terpadu di Posyandu.Rumusan Masalah jumlah penduduk yang semakin meningkat insidens penyakit diare selalu naik pada waktu kemarau penderita penyakit TBC tidak sembuh imunisasi campak tidak mencapai 90%HipotesisKurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan disebabkan karena kurangnya pelaksana kegiatan Puskesmas dengan baik. Paradigma SehatParadigma sehat model atau cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif, antisipatif, melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi banyak faktor secara dinamis dan lintas sektor dalam satu wilayah.1 Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit. Cara pandang atau cara berfikir yang dapat diaktualisasikan ke dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yakni sebagai pembangunan berwawasan kesehatan. Pelaksanaan pembangunan berwawasan kesehatan dapat diajabarkan antara lain sebagai pembangunan berwawasan kesehatan yaitu kegiatan pembangunan kesehatan dan non kesehatan yang senantiasa memperhatikan dan memperhitungkan dampaknya bagi kesehatan. Upaya penyehatan kawasan, pembangunan berwawasan kesehata terus didorong seperti kawasan bebas rokok, pembangunan kota sehat, desa sehat, dan pulau sehat. Kewaspadaan dini terhadap bencana alam untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan bahaya bencana alam atau bahaya kesehatan yang berhubungan dengan kondisi alam lainnya. Memperkuat upaya promotif dan preventif, pembangunan kesehatan yang hendaknya diarahkan untuk memperkuat, meningkatkan, dan mengembangkan upaya preventif dan promotif. Upaya kuratif dalam prespektif paradigm sehat yang dilakukan sejalan dengan upaya meningkatkan dan tetap mengembangkan upaya pelayanan kuratuf dengan menggunakan sarana dan prasarana yang merata dan memadai.2Tujuan paradigma sehat seperti penyelarasan kebijakan pembangunan kesehatan pada UU No.23 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Paradigma sehat memiliki fungsi untuk membangkitkan kesadaran bahwa kesehatan adalah karunia Tuhan, Hak Asasi Manusia, salah satu faktor penentu kualitas SDM yang harus dipelihara, ditingkatkan, dan dilindungi dari ancaman. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor keturunan, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.3Pardigma sehat ini tersirat dalam pecanangangerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia sehat 2010 yang dicanangkan oleh presiden RI pada tanggal 1 maret 1999 pada pembukaan rapat kerja nasional paradigma sehat dapat dipahami secara makro dan mikro.1 Secara makro, semua sector pembangunan harus memperhatikan dampak dampaknya terhadap kesehatan, memberikan konstribusi positif pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Secara mikro, pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya preventif dan promotif dengan tidak mengedampingkan upaya kuratif dan rehabilitative.1Faktor penentu keberhasilan pelaksanaan pradigma sehat:1. Wawasan kesehatan sebagai asas pembangunan nasional. Masalah kesehatan adalah masalah yang komples dan menyangkut berbagai aspek kehidupan. Penyelesaian masalah kesehatan tidak dapat dilepaskan dari factor diluar aspek kesehatan.4 Dalam komplek pembangunan nasional, kesehatan seharusnya menjadi landasan dan pertimbangan pokok. Pembangunan termasuk juga pembangunan infratruktur public, seperti pembangunan kawasan industry dan lain lain, harus mempertimbangkan dampak positif san negatifnya terhadap aspek kesehatan masyarakat secara luas.

2. Paradigma sehat sebagai komitmen gerakan nasional. Salah satu kunci keberhasilan paradigma baru depkes adalah paradigm sehat sebagai salah satu gerakan nasional.4 Sebagai langkah awal, presiden sebagai pimpinan nasional tertinggi diharapkan secara langsung mencanangkan gerakan nasional ini. Pencanangan paradigm sehat sebagai kotminmen gerakan nasional harus dengan tindakan nyata secara konsisten dan berkesinambungan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk partisipasi aktif lintas sector yang dilakukan.

3. System yang mendorong aspek promotif dan preventif dalam pemeliharaan kesehatan komprehentif. Suatu system atau mekanisme tidak terperangkap dalam paradigm lama yang lebih focus pada upaya kuratif rehabilitative.4 Pada tingkat operasional, system ini akan tercipta bila terjadi sinergi antar sector. Selain kerja sama antara depkes dan seluruh lapisan masyarakat termasuk pihak swasta. Penerapan wawasan kesehatan sebagai asa pembangunan nasional sangat besar perannya sebagai kebijakan dari system tersebut.4. Dukungan sumber daya yang berkesinambungan. Depkes menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya adalah penentu keberhasilan implementasi paradigma sehat.4 Upaya untuk memperoleh dukungan sumber daya, baik dari pemerintah, swasta, atau lembaga donator akan selalu dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.

5. Sosialisasi internal dan eksternal. Depkes menyadari sepenuhnya bahwa paradigm sehat sebagai suatu polapendekatan baru memerlukan sosialisasi dan kumunikasi yang efektif baik dijajaran depkes sendiri maupun seluruh lapisan masyarakat.4 strategi sosialisasi dan komunikasi yang matang harus di susun dan di jabarkan ke dalam program program kampanye yang jelas, berdaya dan berhasil guna, dengan mempertimbangkan berbagai aspek promosi yang digunakan. Kerja sama dengan pihak pihak terkait akan terus dilakukan untuk meningkatkan efektifitas program sosialisasi dan komunikasi ini.

6. Restrukturisasi dan revitalisasi infrastruktur yang terkait dengan rencana desentralisasi. Strategi paradigma sehat adalah pembangunan berwawasan kesehatan dalam kehidupan sehari hari yang tidak akan terwujud bila tidak didukung oleh organisasi yang sesuai, sumber daya manusia yang berkualitas, dan proses serta system yang menunjang.4 Penerapan asas desentralisasi dalam direncanakan, sangat berpengaruh terhadap bentuk organisasi depkes di masa mendatang, baik di tingkat pusat maupun daerah, selain berpengaruh pada karakteristik, SDM, Sistem< dan Proses yang diperlukan.

Konsep Sehat SakitKonsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi.5 Banyak factor yang memengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda, bergantung pada paradigmanya.Konsep Sehat Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus di cegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus-menerus berubah.5 Kesehatan memengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat/normal sendiri merupakan hal yang sulit di definisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bias dikatakan normal/sehat setelahmemenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep umu tentang keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata rata parameter tersebut dikenal dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah 136 145 mmol/l. secara umu, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan sebagai acuan.Konsep sehat brdasarkan ekologi ialah sehat berarti proses penyelesaian antara individu dengan lingkungannya.7 Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganKarena adanya perbedaan dalam sudut pandang tersebut maka hingga kini belum terdapat batasan sehat yang memuaskan. Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai Negara adalah konsep sehat yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi sebagai berikut.71. Parkins (1938) Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai factor yang berusaha mempengaruhinya.2. WHO (1957) Sehat adalah suatu keadan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala factor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.3. WHO (1974) Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.4. White (1977)Sehat suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.7

Konsep sakitSakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Secara sederhana, sakit atau dapat pula disebut penyakit- merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal.tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan.5 sebagai contoh, bunyi paru dalam keadaan normal bisanya bronco versikular. Jika terdengar bunyi mengi, bias dikatakan bahwa individu tersebut menderita sakit. Keadaan sakit/penyakit sendiri merupakan hal yang sulit untuk definisikan secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa definisi mengenai sakit/pemyakit yangdapat dijadikan acuan.Konsep sehat harus diikuti dengan pembahasan konsep sakit karena kedua konsep tersebut berkaitan satu dengan yang lain, bahkan pada kondisi tertentu tidak mempunyai batas yang jelas. Walaupun secara umum konsep sakit lebih mudah ditentukan, tetapi dalam hal-hal tertentu akan sama sulitnya dengan penentuan batasan sehat karena itu sampai sekarang konsep sakit masih menjadi perdebatan dan belum terdapat batasan yang baku.Seperti halnya konsep sehat maka konsep sakit pun merupakan proses yang dinamis dan bersifat relative. Proses dinamis ini diibaratkan sebgaia bandul lonceng yang senantiasa bergerak berayun-ayun tiada hentinya. Demikian pula dengan kesehatan seseorang, hari ini sehat, mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal. Sakit merupakan proses yang bersifat relative.

1. Perkins (1937) Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari- hari baik aktifitas jasmani, rohani, dan social.2. Revelly, Sakit adalah tidak adanya keseleraan antara lingkungan dengan individu.7

Puskesmas

Gambar 1. PuskesmasPengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini,antaranya adalah: Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha usaha kesehatan pokok.7 Departemen Kesehatan RI (1981)Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu keatuan organisasi kesehatan yang lansung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan trintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu dalam usaha usaha kesehatan pokok.7 Departemen Kesehatan RI (1987) Puskesmas adladah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.7 Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secra professional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya.7

Departemen Kesehatan RI (1991)Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesahatan fungsional yang metupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.7Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Definisi puskesmas menurut Departmen Kesehatan RI (1981) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok. Departemen Kesehatan R1 (1987) Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) Puskesmas adalah kesatuan organasisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dari ketiga definisi puskesmas dapat digali makna makna yang mendalam bahwa puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin.8 Puskesmas dibagi menjadi tiga kategori yaitu puskesmas tipe A, yang dipimpin oleh dokter penuh, puskesmas tipe B dipimpin dokter tidak penuh, puskesmas tipe C dipimpin oleh tenaga paramedik. Puskesmas dengan wilayah tingkat kecamatan atau suatu daerah dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan di suatu kecamatan, maka salah satu puskesmas ditunjuk sebagai penanggung jawab yang sering disebut puskesmas pembina sedangkan untuk puskesmas yang ada di tingkat kelurahan atau desa lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampua hidup bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010. Puskemas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama (pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat). Untuk tercapainya pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu upaya kesehatan wajib berupa upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan upaya pengobatan. Kedua, upaya kesehatan pengembangan yang meliputi upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, dan upaya pembinaan pengobatan tradisional.91. Puskesmas Pembantu Puskesmas pembantu yang lebih sering dikenal sebagai pustu atua pusban adalah unit pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu pelaksanaan kegiatan kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup merupakan bagian integral dari puskesmas. Setiap puskesmas memiliki beberapa puskesmas pembantu didalam wilayah kerjanya.namu, terdapat beberapa puskesmas yang tidak memiliki puskesmas pembantu, khusus di daerah perkotaan.102. Puskesmas kelilingPuskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, pralatan kesehatan, peralaan komunikasi, serta sejumlah tnaga berasal dari puskesmas.10 puskesmas keliling yang berfungsi menunjang dan membantu kegiatan puskesmas dalam wilayah yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.Kegiatan puskesmas antara lain:1. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil atau di daerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan puskesmas.2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa (KLB).3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita, misalnya dalam rangka rujukan kasus darurat.4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.

Posyandu

Gambar 2. PosyanduPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memperdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.11 Tujuan posyandu yaitu menunjang percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) atau keluarga berkualitas, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang menunjang kesehatan, pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan cakupakan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi, meningkatkan dan meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelanggaraan posyandu terutama yang berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).12 Sasaran dari posyandu yaitu ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, bayi, balita, dan pasangan usia subur. Kegiatan posyandu dilakukan dengan system lima meja, pada meja pertama merupakan tempat dilakukan pendaftaran, pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur, pada meja kedua meliputi penimbangan bayi dan ibu hamil, pada meja ketiga dilakukannya pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), meja keempat memberikan penjelasan data KMS tentang anak/balita maupun bayi dari hasil penimbangan yang dilakukan. Setelah itu akan diketahui berat badan bayi/balita naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tinggi, Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum mengikuti KB maka akan diberikan pelayanan gizi kepada ibu balita serta ibu hamil dan juga kesehatan dasar seperti pemberian oralit, pemberian vitamin A, dna talet zat besi. Meja terakhir, pelayanan kesehatan dan KB yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus , pembagian pil KB atau kondom, pengobatan ringan, konsultasi mengenai KB, dan pemeriksaan kehamilan.13

Program Keluarga Berencana (KB)

Gambar 3. Program KBmerupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.14 Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki peran sentral guna mengendalikan kelahiran agar laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan sehingga ledakan penduduk dapat ditangani secara terkoordinasi antara lain melalui Revitalisasi Gerakan Nasional Keluarga Berencana, termasuk peningkatan partisipasi pria sangat diharapkan dalam ber KB (Reza, 2011)15Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita. (BKKBN, 2005). Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat yang dialami oleh wanita.Peningkatan kesertaan pria dalam ber KB khususnya vasektomi merupakan salah satu sasaranyang akan dicapai oleh program KB dalam jangka panjang yaitu tercapainya keluargaberkualitas 2015.Walaupun vasektomi merupakan tindakan yang sederhana, aman danmurah tetapi pada kenyataannya peserta vasektomilebih sedikit dibandingkan tubektomi (sterilisasi wanita), dengan perbandingan 1 : 8 (BKKBN, 2008).Dibandingkan negara-negara berkembang lainnya seperti Pakistan (5,2%, 1999), Bangladesh (13,9%, 1997), Malaysia (16,8%, 1998), partisipasi pria dalam ber KB di Indonesia masih tertinggal. Hal ini tercemin dari hasil SDKI 2007, yaitu pencapaian kondom 1,3% dan vasektomi 0,2%, sedangkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) meningkat menjadi 4,5%. Belum membudayanya penggunaan vasektomi sebagai alat kontrasepsi disebabkan antara lain karena kondisi lingkungan sosial, budaya, masyarakat dan keluarga yang masih menganggap partisipasi pria belum atau tidak penting dilakukan, pengetahuan dan kesadaran pria dan keluarganya dalam ber KB rendah dan keterbatasan penerimaan dan aksesbilitas pelayanan kontrasepsi pria masih terbatas ( BKKBN, 2008).15 Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003). Menurut para suami informasi yang mereka dapatkan tentang KB pria berasal dari petugas KB 67%, media TV/radio 38%, bidan 27%, istri/tokoh masyarakat/pamong desa 24%.15

Kesehatan Ibu dan AnakProgram KIA adalah meningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif & efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya. Selain itu program ini juga meningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berlangsur.16 Kemudian meningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus. yang terakhir meningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya. Tujuan dari pelaksanaan program kesehatan ibu dan anak ini adalah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sehat melalui peningkatan kualitas kesehatan keluarga, khususnya untuk ibu dan anak dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera atau yang biasa kita sebut NKKBS.16 tujuan lain dari program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam sebuah keluarga, ibu dan anak merupakan suatu kelompok yang paling rentan dan peka terhadap berbagai masalah kesehatan, contohnya seperti: kejadian kesakitan dan gangguan gizi , yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian. Berikut manfaat dan tujuan dilaksanakannya program kesehatan ibu dan anak : Meningkatkan pengetahuan serta kemampuan ibu dalam menjaga dan mengatasi masalah kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi yang tepat Meningkatkan pengetahuan serta kemampuan Ibu dalam membina balita dan anak prasekolah dalam lingkungan keluarga, mencakup pembinaan, kesehatan ,pertumbuhan dan gizi. Meningkatakan jangkauan dan kualitas mutu pelayanan kesehatan bagi bayi, anak balita dan prasekolah, ibu hamil, bersalin, nifas, dan menyusui. Terjadi peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya dalam mengatasi berbagai masalah berkenaan dengan kesehatan ibu, anak dan prasekolah.Perilaku Hidup Bersih dan SehatPerilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga, individu, dan masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarkat. PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang dan perilaku yang berhubungan dengan tindakan yang akan diambil.17 PHBS dilaksanakan dalam rangka mencegah timbulnya penyakit, menanggulangi penyakit untuk meningkatkan derajat kesehatan, memaanfatkan pelayanan kesehatan, dan mengembangkan serta menyelanggarakan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat. Tujuan PHBS untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Ada lima tatanan PHBS yaitu rumah tangga, institusi pendidikan/sekolah, tempat kerja, tempat umum, dan sarana pelayanan kesehatan. Tatanan pelaksanaan promosi kesehatan yang pertama yang di terapkan di rumah tangga dengan sasaran anggota rumah tangga yang memiliki masalah kesehatan terutama anggota keluarga, ibu, bayi, dan balita dengan program prioritas yaitu persalinan ditolong tenaga kesehatan, memberi bayi Air Susu Ibu (ASI), menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah. Kedua diterapkan di institusi pendidikan, sasaran utama yaitu siswa, mahasiswa, guru, dan kepala sekolah dengan program prioritas yaitu kesehatan lingkungan, gaya hidup, gizi, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM). Ketiga diterapkan ditempat kerja dengan sasaran karyawan, manager, direktur/pemilik perusahaan dan serikat kerja dengan program prioritas kesehatan lingkungan dan gaya hidup. Keempat diterapkan ditempat-tempat umum dengan sasaran pengunjung, pengguna jasa, masyarakat, dan kepala daerah dengan program prioritas kesehatan lingkungan dan gaya hidup. Kelima diterapkan di sarana/ institusi kesehatan dengan sasaran yang meliputi pasien, keluarga pasien, dan petugas kesehatan dengan program prioritas kesehatan lingkungan, gaya hidup.18

Peran Serta Masyarakat Masyarakat dapat mengikuti peran dan program yang puskesmas dan posyadu sediakan. Karena puskesmas dan posyandu memiliki peran penting untuk kesehatan dan kehidupan masyarakat yang akan datang. Oleh sebab itu masyarakat seharusnya mengikuti peraturan yang puskesmas dan posyandu. Apabila puskesmas dan posyandu tiada maka masyarakat susah untuk mendapat kan fasilitas wajib untuk kesehatan orang tua, anak-anak, dan bayi. Puskesmas sangatlah penting untuk keluarga sedangkan posyandu sangatlah penting untuk bayi dan balita.

KesimpulanSemua dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang tejadi pada masyarakat di daerah pasir putih, dapat dilaksanakan dengan adanya program-program dengan membangun paradigm sehat yaitu cara pandang dan pola pikir pembangunan kesehatan untuk meningkat kan kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin serta menyelengarakan upaya berupa penyuluhan mengenai Keluarga Berencana untuk memperkecil jumlah penduduk yang semakin meningkat. Selain dari pada itu posyandu juga memiliki peran yang berkaitan dengan kesehatan ibu berupa angka kematian ibu dan angka kematian anak atau bayi. Dan semua itu bias dilakukan dengan baik dengan melekukan program tersebut dengan lancar. Dengan melakukan penyuluhan puskesmas, posyandu, paradigm sehat, konsep sehat sakit, program kb, dan program kia.

Daftar pusaka1. Purwandari A. Sejarah dan profesionalisme. Dalam:Konsep kebidanan. Jakarta:EGC;2008:h.44-62. Siswanto H. Kamus popular kesehatan lingkungan. Jakarta:Buku Kedokteran EGC;2004:h.86-7.3. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat sebagai penunjang praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam: Keperawan kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC; 2008:h.161-24. Atik Purwandari, Konsep Kebidanan sejarah dan profesionalisme. Jakarta:EGC; 2006:h.44-7.5. Asmasi, Konsep Dasar Keperawatan , Jakarta:EGC; 2005:h.27-9.6. Dr. Eko Budiarto, dr.dewi anggraeni, epidemiologi ,edisi ke 2, Jakarta:EGC; 2001:h.13-4.7. Dr. nasrul effendi, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi ke 2, Jakarta:EGC; 1997:h.156-7.8. Effendy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat sebagai penunjang praktik keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam: Keperawan kesehatan masyarakat. Jakarta:EGC; 2008:h.161-29. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2004.10. Harnilawati, Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas, Pustaka As Salam , 2013: h.32-5.11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pendoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta:Departemen Kesehatan;2006:h.1112. Suhartini. Petunjuk kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Diunduh dari http://www.pnpm-perdesaan.or.id/admin/uploads/files/JUKNIS%20POSYANDU.pdf, 28 November 2014.13. Universitas Sumatra Utara. Pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja puskesmas. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29988/4/Chapter%20II.pdf , 28 November 201414. Di Unduh dari http://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-kb/ , 20 November 201415. Universitas Sumatera Utara, Program Keluarga Berencana. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27180/5/Chapter%20I.pdf. 30 November 2014.16. Diunduh dari http://kesehatangizianak.com/mengenal-manfaat-dan-tujuan-program-kesehatan-ibu-dan-anak/#sthash.8aPcdNFE.dpuf. 30 November 2014.17. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku rumah tangga sehat dengan PHBS.Jakarta:Pusat promosi Kesehatan;200818. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pendoman pengeloloan promosi kesehatan. Jakarta:Pusat Promosi Kesehatan;2008

3