PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS...
Transcript of PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS...
TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ)
DAN
PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA
(Studi kasus: Alumni Training ESQ Basic yang tergabung dalam Forum
Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Tuti Allawiyah
NIM:104032201038
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2008 M/1429 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber sudah saya gunakan dalam penulisan ini telah dicantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 Desember 2008
Tuti Allawiyah
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT DAN
PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA (STUDI KASUS: ALUMNI
TRAINING ESQ YANG TERGABUNG DALAM FOSMA BEKASI) telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 15 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi Agama.
Jakarta, 15 Desember 2008
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Hamid Nasuhi, MA. Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si. NIP. 150 241 817 NIP. 150 282 401
Anggota
Penguji I, Penguji II,
Dr. M. Amin Nurdin, MA. Dr. Yusron Razak, MA.
NIP. 150 232 919 NIP 150 216 359
Pembimbing
Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si.
NIP. 150 282 401
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala Puja dan Puji Sukur kepada Allah SWT, pemilik alam
semesta yang telah memberikan hambaNya begitu banyak nikmat dan ridho,
sehingga penulisan skripsi ini selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW, Nabi yang membawa
petunjuk dan rahmat, selalu menuntun umat manusia kepada jalan kebaikan, serta
manusia yang paling sempurna akhlaknya, semoga kita semua dapat mentauladani
segala kebaikan dari pribadi beliau, Amin.
Pada akhirnya, penulis yakin bahwa mustahil skripsi ini dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis patut
memberikan ucapan terima kasih khususnya kepada:
1. Dr. Amin Nurdin, MA sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
2. Dra. Ida Rasyidah, MA sebagai Ketua Jurusan Sosiologi Agama.
3. Dra. Jauharatul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Sosiologi
Agama dan dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan fikiran beliau, serta selalu memberikan semangat, kritik dan
saran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Lembaga Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan Fosma
Bekasi, yang telah memberikan kepercayaan dan keleluasaan kepada
penulis untuk mengadakan riset terhadap alumni Training ESQ.
5. Ayahanda H. Husni Thamrin, dan Ibunda Hj. Aminatu Zuhriah, yang
telah memberikan cinta, kasih sayang, dan dukungan do’a, serta tiada
kenal lelah berjuang demi pendidikan dan kebahagiaan ananda dan adik-
adik. Semoga Allah selalu memberikan ridho dan rahmatnya bagi
keluarga kita. Amin. I Luv you All.
6. Ayah H. Husni Thamrin, SE dan Ibu Hj. Umi Sulha, S.Ag, yang selama
sepuluh tahun ini ananda merantau ke Jakarta, selalu memberikan
perhatian dan kasih sayang yang sampai kapanpun tidak mungkin dapat
ananda balas dengan apapun.
7. Adik-adikku tercinta, Nurul Hikmah, Hidayatul Fitri, dan M. Zikron
Khairi, kakak janji akan memberikan yang terbaik bagi kita dan keluarga.
8. Nenekku Tercinta, Alm. Hj. Tawariah, atas do’a, nasehat, dan kasih
sayang.
9. Kakak-kakakku terbaik, Anissa Hasanah, Ronald Edison, Laili Fitriani,
Rahmi Aini, Inayatullah, dan Rahma hayati atas dukungan dan
bantuannya selama ini.
10. My Beloved Sister, Nia Purnamasari, Aulia Nurani, Nenah, Tirta Kurnia,
dan Rika Rafi Mudrikah, kalian sudah memberikan nuansa yang begitu
Indah dalam persahabatan dan persaudaraan kita, sekarang, besok dan
selamannya. Nia makasih ya honey sudah sabar dan gak pernah bosan
ngasih semangat buat Utie.
11. Sahabat-sahabat penulis, Umi, Lina, Amel, Uus, Zumi, dan Ita. Empat
tahun yang sangat mengesankan bisa belajar dan main bareng kalian
semua. Jangan lupain Utie ya.. .
12. Sahabat Sosiologi Agama, Ayha, Njah, Nenk, Mami, Hari, Budi, Amir,
Wahid, Pokoknya semuanya deh, semangat ya skripsinya, semoga sukses
dan apa yang dicita-citakan tercapai. Amin.
13. Sahabat Fosma Bekasi, Kasya, Umah, Refino, Marvi, Ajeng, Iyus,
semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, proses penulisan
skripsi ini, tidak akan mungkin berjalan lancar tanpa kalian semua,
Semoga Allah selalu memberikan pertolonganya dalam perjuangan
trainer dan kita semua dalam menyebarkan nilai-nilai 165. Amin.
14. Sahabat kosan adem ayem, Madam, Lin, Fitri, Pupun, k’ Juli, Muti, dan
Fatimah. Tiga tahun yang gak bisa dilupain deh, sahabat yang kocak,
rese’-rese’, tapi care abis. Makasih ya semangatnya.
Jakarta, 22 Desember 2008.
Tuti Allawiyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 10
E. Sistematika Penulisan......................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Training Emotional Spiritual Quotient................ 17
1. Pengertian IQ, EQ, Dan SQ............................................ 17
2. Pengertian Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) 26
3. Sejarah Berdirinya ESQ Leadership Center .................... 28
3.1 Visi Dan Misi Training ESQ...................................... 31
3.2 Macam-macam Training ESQ................................... 32
3.3 Materi-materi Training ESQ ..................................... 35
B. KEYAKINAN AGAMA .................................................... 39
1. Pengertian Keyakinan Agama......................................... 39
2. Pengaruh Keyakinan Agama Dalam Kehidupan Sosial... 42
BAB III GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Profil Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah
Bekasi................................................................................. 47
1. Program Kerja Tahunan Fosma Bekasi............................ 49
2. Sturktur Organisasi Fosma Bekasi ................................... 53
3. Sekilas Profil Sepuluh Informan ...................................... 54
B. Latar Belakang Usia Dan Jenis Kelamin ............................. 58
C. Latar Belakang Status Pendidikan....................................... 60
D. Latar Belakang Asal Daerah ............................................... 62
E. Latar Belakang Sosial Ekonomi.......................................... 63
BAB IV DAMPAK TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT
TERHADAP PENINGKATAN KEYAKINAN AGAMA
A. Motivasi Mengikuti Training ESQ...................................... 64
B. Respon Alumni Terhadap Training ESQ............................. 70
C. Dampak Training ESQ terhadap Peningkatan Keyakinan
Beragama............................................................................ 75
1. Pandangan Alumni Terhadap Makna Keyakinan Agama 78
2. Kehidupan Beragama Alumni Training ESQ ................. 82
3. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan Kebahagiaan Hidup
........................................................................................88
4. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan dan menjaga Hubungan
Sosial............................................................................... 92
5. Kemampuan Alumni Dalam Mencari Penawar Dalam Tekanan Jiwa
........................................................................................ 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 104
B. Saran-saran ......................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Program Kerja Tahunan Fosma Bekasi .................................... 49
Tabel 2 Latar Belakang Jenis Kelamin ................................................. 58
Tabel 3 Latar Belakang Tingkatan Usia................................................ 59
Tabel 4 Latar Belakang Status Pendidikan............................................ 60
Tabel 5 Latar Belakang Asal Daerah .................................................... 62
Tabel 6 Latar Belakang Sosial Ekonomi............................................... 63
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jika ditanya tentang agama, yang muncul adalah beragam pandangan
mengenai makna, fungsi, dan eksistensi agama dalam masyarakat, karena agama
selalu diterima secara subyektif oleh manusia, yang hakikatnya agama akan
didefinisikan sesuai dengan pengalaman dan penghayatan terhadap agama yang
dianutnya. Ahli sosiologi agama J. Milton Yinger, melihat agama sebagai sistem
kepercayaan dan praktek, yang mana suatu masyarakat atau kelompok manusia
berjaga-jaga menghadapi masalah terakhir dari kehidupan.1
Sedangkan menurut mantan Mentri Agama Republik Indonesia Prof. Dr.
Mukti Ali, agama didefinisikan sebagai suatu kepercayaan akan adanya Tuhan
Yang Maha Esa dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusaNya
untuk kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang laki-laki, “Ya Rasulullah
apakah agama itu”. Rasulullah SAW menjawab,”Agama adalah akhlak yang baik,”
laki-laki tersebut terus bertanya kepada Rasul dari sebelah kanan, kiri, dan
1 Hendropuspito, Sosiologi Agama (Jakarta : Penerbit Kanisius, 1984), hal 35
belakang, namun jawaban Rasullullah tetaplah sama “Agama adalah akhlak yang
baik”.(Al-Targib Wa Al-Tahrib 3:405).2
Begitu beragam pandangan yang bergulir mengenai definisi dan fungsi
agama dalam kehidupan, yang akan selalu menjadi bahan pembicaraan bahkan tak
jarang menjadi bahan perdebatan di lingkungan kehidupan masyarakat beragama.
Jika kita amati agama secara struktur dan fungsinya, agama berperan melayani
kebutuhan-kebutuhan manusia untuk mencari suatu kebenaran serta mengatasi
berbagai hal buruk dalam kehidupan. Agama dapat kita lihat dalam dua kategori,
salah satunya adalah agama sebagai suatu keimanan atau keyakinan, dimana
manusia percaya terhadap kehidupan kekal dikemudian hari dan untuk itulah maka
manusia akan mengabdikan dirinya untuk kepercayaan yang dianutnya tersebut.
Sedangkan apabila kita melihat agama dari terminologi sosial, agama merupakan
sebuah tatanan-tatanan nilai yang memberikan pengaruh bagi perilaku manusia.
Agama dapat menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menempuh
kehidupan, dengan harapan terciptanya keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.3
Sesuatu yang tidak dapat kita pungkiri, bahwa kesadaran beragama manusia
akan muncul mana kala manusia ditimpa berbagai macam masalah, dan dengan
itulah maka manusia mulai menyadari bahwa ia adalah makhluk yang lemah yang
2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2003), hal 14-20.
3 M.Imam Aziz dan M.Jadul Maula, Agama Dan Demokrasi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1993), hal 20-21.
tidak dapat sepenuhnya menyandarkan masalah dan kesulitannya hanya kepada
manusia yang sama-sama memiliki keterbatasan, hingga timbul kesadaran bahwa
yang dapat membantunya adalah Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, jika kita melihat realita yang ada, eksistensi agama perlahan-lahan
mulai dipinggirkan, dan mengalami penciutan yang cukup signifikan. Kondisi
masyarakat yang mulai menyerap pengaruh dan pola pikir modernisasi dan
globalisasi, perlahan-lahan merubah sudut pandang masyarakat terhadap makna
dan fungsi agama tersebut.4 Posisi agama saat ini bisa dikatakan telah terjatuh dan
hanya sekedar bagian pelengkap dari kehidupan manusia. Masyarakat saat ini lebih
disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang pada dasarnya telah keluar dari batas tegas
dan aturan-aturan agama.
Kualitas moral masyarakat pun cenderung dalam kondisi yang
mengenyampingkan suara hati atau naluri kemanusiaan, sehingga sulit membangun
masyarakat yang berjalan pada koridor kerukunan, kedamaian, dan kemaslahatan
bersama. Dalam buku “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emotional Dan
Spiritual” karya Ary Ginanjar Agustian dikatakan bahwa, manusia akan
menghadapi sebuah bahaya besar bukan berarti ledakan bom atom atau peperangan
4 Soejatmoko dkk, Agama Dan Tantangan Zaman (Jakarta : LP3ES,1985), hal 11.
dahsyat melainkan perubahan fitrah, kebobrokan moral dan dikesampingkannya
nilai-nilai agama.5
Keruntuhan sendi-sendi kehidupan sosial dan moral secara besar-besaran
dimasa sekarang ini, menjadikan kita amat kesulitan untuk menjumpai seseorang
yang sungguh-sungguh menapaki jalan yang benar. Nyaris saat ini manusia mulai
berlomba-lomba antar sesama untuk mengejar hal-hal yang bersifat duniawi atau
materialis. Kehidupan dan kesenangan material jauh lebih diutamakan ketimbang
pencarian susah payah tentang nilai-nilai moral dan agama.6
Agama yang seharusnya dijadikan sebagai pedoman hidup dan aturan-
aturan perilaku manusia, saat ini oleh sebagian masyarakat hanya diartikan dan
dipahami sebagai ajaran-ajaran yang berbentuk ritual dan simbol semata. Agama
yang dahulu menjadi landasan hidup perlahan menghilang dan tergantikan oleh
tuhan-tuhan baru seperti jabatan, harta, dan kebahagian-kebahagian duniawi
lainnya.
Untuk itu maka langkah awal yang harus diambil adalah, bagaimana
membangun kesadaran beragama dalam masyarakat, khususnya membangun
dimensi keyakinan atau kepercayaan, bahwa ada sang Maha Adikodrati dan
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Karena dengan membangun keyakinanlah
5 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Membangun Kecerdasan Emotional Dan Spiritual (Jakarta:Penerbit Arga, 2001), hal xIiii.
6 Mujtaba Lari, Budaya Yang Terkoyak Diantara Islam Dan Barat (Jakarta: Penerbit Al-Huda,
2001 ), hal 6.
maka agama tidak hanya dijadikan pelarian semata saat manusia berada pada posisi
yang sulit dan menghadapi masalah. Untuk menjalankan syariat suatu agama maka
haruslah dimulai dengan keyakinan atau keimanan terlebih dahulu, karena
hakikatnya manusia pasti memiliki naluri (instink) yakni suatu saat akan
menanyakan apakah keyakinan yang dianutnya saat ini benar atau salah, dan
dengan itulah ia akan mencari suatu kebenaran agar keyakinannyapun terjawab.7
Kehidupan yang begitu kompleks dan tidak luput dari permasalahan, dimana
pertikaian terjadi dimana-mana, kemaksiatan merajalela, menjadikan manusia
perlahan mulai menyadari bahwa segala kebahagian duniawi ternyata tidak
menjanjikan dan hanya memberikan kebahagiaan yang bersifat sementara.
Jika semula masyarakat lebih mengandalkan kecerdasan intelektual, dan
menjadikan tekhnologi dan ilmu pengetahuan sebagai tonggak awal kemajuan dan
kebahagian manusia, maka perlahan manusia mulai beralih kepada wacana
spiritual. Ini tidak hanya terjadi pada masyarakat timur saja, tetapi pada masyarakat
modern lainnya seperti beberapa kawasan di Eropa pun mulai merasakan hal yang
sama. Mereka mulai jenuh terhadap kehidupan yang hanya diorientasikan kepada
sisi duniawi semata.
Pasca revolusi industri masyarakat barat memang mengalami kemajuan yang
sangat cepat dari segi tekhnologi dan ilmu pengetahuan, tapi disisi lain kebangkitan
7Jalaluddin Rakhmat , Psikologi Agama, hal 44.
barat tersebut perlahan telah kosong dan terlepas dari dunia spiritual dan ajaran-
ajaran agama. Masyarakat barat mulai merasakan banyak kegagalan-kegagalan
terjadi yang merupakan dampak dari hegemoni barat. Lalu secara spontan,
masyarakat barat mulai beralih kepada dunia spiritual. Terbukti bahwa pada
akhirnya manusia mulai mencari jalan untuk mengetahui jati diri mereka dan
menyadari bahwa banyak terjadi krisis dalam kehidupan manusia.8 Ini merupakan
suatu hal yang cukup menarik, karena pada dasarnya manusia pasti akan menyadari
bahwa ada kekuatan-kekuatan diluar dirinya, kesuksesan duniawi tersebut dapat
direalisasikan pada suatu hal yang lebih menjanjikan setelah kehidupan di dunia.
Untuk membangun suatu masyarakat yang seimbang antara kepentingan
duniawi dan rohani, maka yang diperlukan tidak hanya spiritualitas yang tinggi
saja, tetapi dibutuhkan keseimbangan emotional dan intelektual yang baik pula.
Sinergi dari ketiga point inilah yang akan membentuk suatu masyarakat yang dapat
menyeimbangkan antara kepentingan materialistik dan nonmaterialistik. Rasulullah
SAW dalam setiap khutbahnya tidak lupa senatiasa menyampaikan tiga keutamaan
yang harus dijalankan oleh umat manusia dimuka bumi ini, yang pertama yaitu
mengutamakan Allah SWT diatas segala-galanya, yang kedua adalah
mengutamakan kasih sayang sesama manusia, dan yang ketiga adalah
mengutamakan ilmu pengetahuan dengan segenap cabangnya.
8 Ruslani, Wacana Spiritualitas Timur dan Barat (Jakarta: Qalam, 2000), hal ,6-8.
Dari realita pada masyarakat inilah, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai dimensi keyakinan beragama yang merupakan pondasi awal
dalam memaknai agama, yang lebih dispesifikasikan kepada lembaga Training
Emotional Spiritual Quotient, sejauh mana dampak yang dirasakan alumni setelah
mengikuti training, khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama. Memang
suatu hal yang cukup sulit untuk mengukur keyakinan agama seseorang. Namun
peneliti optimis dengan didukung teori-teori yang ada mengenai keyakinan agama,
dan dilengkapi dengan hasil observasi yang maksimal, maka keyakinan agama
seseorang dapat dilihat dalam kehidupan kesehariaanya. Disaat itulah terlihat wujud
nyata manifestasi dari keyakinan agama. Peneliti juga mengadakan perbandingan
antara hasil wawancara dan hasil observasi. Data tersebut juga diperkuat dengan
melihat latar belakang pendidikan agama yang diterapkan dalam lingkungan
keluarga maupun lingkungan pergaulan keseharian dari para responden.
Training ESQ dipilih menjadi sasaran utama dalam penelitian ini, karena
training ESQ adalah salah satu pelopor sekaligus icon baru dalam dunia training,
khususnya training yang membangun semangat untuk meraih kecerdasan emotional
dan spiritual. ESQ merupakan suatu gebrakan baru, yang memiliki pandangan
kedepan yang sangat peduli terhadap kualitas masyarakat, tidak hanya menjunjung
tinggi nilai-nilai akademisi tetapi juga membangun nilai-nilai moral dan spiritual.
Untuk itu dalam penulisan skiripsi ini, peneliti akan mengangkat judul yaitu
“Training Emotional Spiritual Quotient dan Peningkatan Keyakinan
Beragama”(Studi kasus: Alumni Training Emotional Spiritual Quotient Yang
Tergabung Dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi),
dan masalah utama adalah meneliti bagaimana dampak training Emotional Spiritual
Quotient terhadap peningkatan keyakinan beragama.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, pokok permasalahan yang ingin diungkap adalah,
bagaimana dampak yang dirasakan alumni setelah mengikuti Training Emotional
Spiritual Quotient, khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama. Agar
penelitian ini dapat berjalan lebih fokus dan mendapatkan hasil yang akurat, maka
secara geografis peneliti membatasi wilayah dan subjek penelitiannya, yaitu dengan
memfokuskan kepada alumni Training ESQ mahasiswa yang tergabung dalam
Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) wilayah Bekasi.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan yang
sangat menunjang penelitian ini yaitu:
Bagaimana dampak Training Emotional Spiritual Quotient terhadap
peningkatan keyakinan beragama?
Di bawah ini terdapat dua pertanyaan yang sangat menunjang dalam
pelaksanaan penelitian yaitu:
1. Apa motivasi alumni untuk mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient?
2. Bagaimana respon alumni terhadap Training Emotional Spiritual Quotient?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, Penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai
dengan mempertimbangkan pengalaman yang dialami oleh alumni Training
Emotional Spiritual Quotient, yang menjadi objek penelitian penulis. Oleh karena
itu gambaran dari tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui bagaimana respon alumni terhadap Training
Emotional Spiritual Quotient.
b. Untuk mengetahui motivasi alumni mengikuti training Emotional
Spiritual Quotient.
c. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana dampak yang dirasakan
alumni setelah mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
khususnya terhadap peningkatan keyakinan beragama.
d. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana S.Sos di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi yang obyektif kepada mahasiswa dan instansi
pendidikan, mengenai Training yang membangun kecerdasan Emotional
Spiritual dan intelektual.
b. Menjadi bahan evaluasi sekaligus wadah untuk menyampaikan opini
kepada lembaga Training Emotional Spiritual Quotient.
c. Menambah wawasan sosial keagamaan, khususnya mengenai keyakinan
beragama alumni Training Emotional Spiritual Quotient.
D. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dan ilmu pengetahuan merupakan suatu kesatuan yang tidak
mungkin dipisahkan. Penelitian adalah, alat untuk mengembangkan ilmu tersebut,
dan dengan penelitianlah maka ilmu dapat ditingkatkan serta menjelaskan gejala-
gejala yang ada khususnya gejala-gejala sosial. Penelitian adalah suatu kegiatan
yang dilakukan secara teliti, cermat, serta menelaah dengan sungguh-sungguh.9
Penelitian dilakukan untuk menemukan pengetahuan baru yang telah teruji
kebenarannya secara obyektif di dunia sosial, dan adapun metode yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini adalah:
1. Pendekatan dan jenis penelitian
9 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung : PT. Rosdakarya, 2004) , hal. 1
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan metode deskriftif,
yakni metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu, dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang sedang diteliti.10
Sedangkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah, studi kasus.
Pada penelitian ini, pendekatan studi kasus digunakan agar seseorang atau suatu
kelompok tertentu yang diteliti dapat ditelaah secara komperhensif, mendetail, dan
mendalam.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah merujuk kepada individu atau kelompok yang
dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.11
Dalam penelitian ini, subjek
penelitian adalah alumni Training Emotional Spiritual Quotient untuk mahasiswa
yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) wilayah Bekasi.
Penelitian ini melibatkan 10 informan yang terdiri dari anggota dan pengurus dari
Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) wilayah Bekasi, yang seluruhnya telah
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient Basic.
10 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, hal. 35. 11 Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
hal. 109.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan sumber data tersebut penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
fenomena-fenomena yang akan diteliti. Teknik ini digunakan agar peneliti
memperoleh data yang maksimal dan akurat. Teknik ini memungkinkan
peneliti menarik kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang responden,
kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat teknik ini, peneliti akan
melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan, bagaimana teori
digunakan langsung dan sudut pandang nara sumber atau responden yang
mungkin tidak didapati dari wawancara.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi partisipatoris,
yakni peneliti akan terlibat dan berinteraksi langsung dengan subjek penelitian.
Mengamati kegiatan keseharian dan aktivitas dari subjek penelitian yaitu, alumni
training ESQ yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA)
Wilayah Bekasi.
b. Wawancara mendalam (Depth Interview), yaitu pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dan mendalam kepada
subjek atau informan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan kepada informan
dikemukakan secara lisan, dan tidak menyimpang dari pedoman wawancara.
Agar penelitian mendapatkan informasi yang akurat dan maksimal, maka
peneliti melibatkan 10 responden yang kesemuanya adalah pengurus dan
anggota dari Forum Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) Wilayah Bekasi.
c. Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan membaca dan menelaah
buku-buku yang berkenaan dengan penulisan skripsi ini.
4. Instrument pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penulisan
skripsi ini adalah pedoman wawancara, tape recorder, dan buku catatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam pedoman wawancara hanya yang
pokok, dan umumnya merupakan pertanyaan terbuka dan tidak berstruktur.
Pada penelitian ini, penulis tidak menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang
baku, akan tetapi Tanya jawab yang bersifat bebas dan terbuka, agar tercipta
suasana yang akrab dan informanpun tidak merasa sedang diteliti.
5. Sumber data
Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu:
Data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil
wawancara, dan observasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini
adalah yang didapatkan dari bahan tertulis atau kepustakaan, yakni buku-
buku, jurnal ilmiah, artikel, dan terbitan ilmiah yang ada hubungannya
dengan pembahasan.
6. Analisis data
Dalam penulisan skripsi ini analisis data yang digunakan adalah
analisis data kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka atau data statistik,
tetapi berupa analisis terhadap data yang berkaitan dengan penjelasan-
penjelasan dan pendapat-pendapat yang ada dalam penelitian skripsi ini.
Dalam penelitian kualitatif, setiap data atau catatan dilapangan, baik
diperoleh melalui wawancara maupun observasi, kemudian dirangkum,
diikhtisarkan, dan diseleksi dengan melihat aspek-aspek penting yang
muncul. Peneliti kemudian membuat ringkasan pada tiap-tiap kasus, yang
penulisannya tidak terlepas dari kerangka teori dan pedoman wawancara.
7. Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian dimulai pada tanggal 9 Agustus sampai tanggal 14
November 2008. Penulis melakukan observasi partisipatoris dan wawancara
mendalam kepada anggota dan pengurus Fosma Bekasi, dan dilengkapi
dengan wawancara mendalam dengan salah satu Trainer ESQ yaitu Muchlis
Syamsuddin murid dari Master Training ESQ yaitu Ary Ginanjar Agustian.
Adapun tempat penelitian yaitu di daerah Bekasi, dengan cara penulis
terlibat langsung dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh Fosma Bekasi.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis berdasarkan pembahasan yang
dibutuhkan, dan disusun kedalam lima bab sebagai berikut :
Bab pertama ( I ), membahas tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
mamfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua ( II ), membahas mengenai kajian teori yang digunakan sebagai
rujukan dan penunjang dalam penelitian skripsi ini, yaitu :
pertama membahas mengenai defenisi IQ, EQ, dan SQ, yang
kedua mencoba mendefinisikan Training Emotional
Spiriritual Quotient, mulai dari sejarah berdirinya training
tersebut, macam-macam training, dan materi-materi training
ESQ. Pada bagian ketiga membahas mengenai pengertian
keyakinan agama, dan pengaruh keyakinan agama dalam
kehidupan sosial.
Bab ketiga (III), membahas tentang profil organisasi Forum Silaturahmi
Mahasiswa (Fosma) wilayah Bekasi. Pada bab ini juga dibahas
mengenai profil 10 informan, latar belakang jenis kelamin dan
usia, daerah, sosial, ekonomi, dan pendidikan alumni Training
Emotional Spiritual Quotient yang tergabung dalam Forum
Silaturahmi Mahasiswa (FOSMA) 165 Bekasi.
Bab keempat (IV), merupakan analisa dari hasil penelitian dalam skripsi ini,
berisi analisa dampak Training Emotional Spiritual Quotient
terhadap peningkatan keyakinan beragama yaitu meliputi,
pandangan alumni mengenai makna keyakinan agama,
kehidupan agama alumni, kemampuan alumni dalam
menciptakan kebahagiaan hidup, kemampuan alumni dalam
menjaga hubungan sosial, dan kemampuan alumni dalam
mencari penawar dalam tekanan jiwa, serta menganalisis
motivasi dan respon alumni terhadap training ESQ.
Bab kelima (V), berisi penutup yang membahas kesimpulan, saran-saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DESKRIPSI TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT
1. Pengertian IQ, EQ, dan SQ.
Manusia adalah mahluk paling mulia dan paling sempurna, itulah yang
difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Nul Karim. Keistimewaan manusia adalah akal
yang dianugerahkan kepadanya, sehingga ia mampu berfikir, mengamati,
menganalisis banyak hal dan kejadian, kemudian menyimpulkan seluruh
permasalahan dan mencari solusi terbaiknya. Kesemuannya itu tentu mengunakan
akal dan melalui proses berfikir. Dengan akal pula, maka manusia menjadi khalifah
di muka bumi ini, dan wajib untuk menjalankan amanat tersebut dengan sebaik-
baiknya. Semua informasi dan ilmu yang didapat manusia sejak ia masih kecil,
merupakan landasan awal untuk membangun proses berfikirnya dikemudian hari,
melalui tahap-tahapan yang harus dilalui hingga ia dewasa.12
Informasi inilah yang
mengembalikan semua ingatannya hingga kemudian ia dapat menimbang, dan
membandingkan satu dan lainnya, lalu diorganisasikan dan menyatukannya dalam
sebuah metode yang akan ia gunakan untuk mencapai ilmu dan informasi yang
lebih akurat.
12 Mufsir Bin Said Az-Zahrani, Konseling terapi ( Jakarta:PT.Gema Insani, 2005), hal 274
17
Berbicara mengenai proses berfikir manusia, para ahli psikologi telah
menemukan bahwa terdapat lapisan luar otak manusia dinamakan neo cortex, dan
lapisan ini hanya dimiliki oleh manusia. Neo cortex menjadikan manusia mampu
berhitung, belajar al-jabar, mengoperasikan computer, memahami rumus-rumus
fisika, mempelajari bahasa-bahasa, bahkan dengan menggunakan neo cortexlah
manusia mampu membuat pesawat luar angkasa, tentu hal yang sangat luar biasa.
Penggunaan lapisan neo cortex inilah, yang kemudian melahirkan IQ (intelligence
Quotient) atau kecerdasan fikiran. Kecerdasan intelektual ditemukan pada tahun
1905 oleh Alfred Binet, dan dipergunakan pertama kali pada perang dunia pertama.
Dalam kamus John M. Echols quotient diartikan sebagai hasil bagi.13
Namun dalam
ilmu psikologi khusunya yang membahas mengenai IQ, EQ,dan SQ, quotient
diartikan sebagai kecerdasan.14
Kecerdasan fikiran atau Intelligence Quotient (IQ), merupakan kemampuan
fungsi fikir, dimana ia dapat menggunakan secara cepat dan tepat dalam mengatasi
suatu situasi atau memecahkan suatu masalah. Kecerdasan berfikir dapat dilihat
dari kesanggupan bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah,
baik kondisi diluar dirinya yang biasa maupun yang baru. Menurut Alfred Binet,
inteligence memiliki tiga aspek kemampuan, pertama Direction, yaitu kemampuan
13 John M. Echols, Kamus: Indonesia-Inggris (Jakarta: Gramedia, 2000), hal 462.
14 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi (Bandung: Angkasa, 1993), Hal 86.
untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan, kemudian
adaptation, yaitu kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang
dihadapinya atau fleksibel didalam menghadapi masalah. Sedangkan aspek yang
ketiga adalah critism, yaitu kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap
masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. 15
Sebagai mahluk sosial, manusia tentu saja tidak dapat hidup sendiri, dan
membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktifitas dan proses interaksi
dengan lingkungannya. Dalam proses interkasi dan relasi tersebut, pasti terdapat
beberapa pengalaman dan kondisi yang menimbulkan aneka macam emosi, baik
yang berakibat positif maupun yang negatif. Hal tersebut kemudian diekspresikan
dengan cara yang berbeda-beda dari tiap individu, bisa diekspresikan dengan
marah, jengkel, diam dan lainnya, terhadap perlakuan individu yang dinilai tidak
adil, tidak pantas, atau tidak pada tempatnya. Namun, pada saat yang lain manusia
bisa merasakan hal yang sebaliknya, seperti bahagia, tentram, dan damai terhadap
lingkungannya, dan kesemuannya itu adalah wujud dari emosi.
Emosi diartikan oleh para ahli psikologi sebagai suatu gejala psikologi, yang
menimbulkan suatu persepsi, sikap, dan tingkah laku serta diwujudkan dalam
ekspresi tertentu dari masing-masing individu. Emosi dirasakan secara psiko-fisik,
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik, dimana ketika emosi bahagia
15 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi, hal 88-89.
meledak-ledak ia secara psikis akan memberi kepuasan, tetapi secara fisiologis
membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki terasa ringan. Menurut Harvey
Carr dalam teori organic readjustment atau penyesuaian organis, emosi adalah
penyesuaian organis yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi
situasi-situasi tertentu, misalnya emosi takut karena situasi yang dihadapi bersifat
berbahaya, emosi terkejut karena situasi datang dengan tiba-tiba.16
Dalam Al-Qur’an sendiri tidak dijumpai kosa kata yang secara spesifik
mengartikan kata emosi, namun ditemukan banyak ayat yang berbicara mengenai
perilaku emosi, yang menampilkan manusia dalam berbagai peristiwa kehidupan.
Al-Qur’an kemudian mengungkapkan emosi manusia yang digambarkan langsung
bersama dengan peristiwa yang sering terjadi pada masyarakat pada umumnya.
Pada ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Qur’an terlihat sangat jelas bahwa Allah
SWT sangat membedakan mana emosi yang positif dan negatif. Ini semua
merupakan petunjuk dari Allah agar manusia termotivasi untuk mengedepankan
emosi positif dalam kehidupan individu maupun kehidupan bersosial, yang
akhirnya dapat mengantarkan manusia kepada kebahagian dunia dan akhirat.
Kemudian timbul pertanyaan, mengapa emosi sangatlah penting untuk kita
kaji, dan apa mamfaat dari pengetahuan mengenai emosi tersebut. Pertanyaan-
pertanyaan yang bergulir dalam masyarakat, menyebabkan para ahli psikologi
16 Usman Effendi dan Juhaya S.Praja, Pengantar Psikologi, hal 83-85.
mengadakan penelitian dan riset mengenai emosi, hingga pada akhirnya muncullah
teori yang dinamakan Emotional Quotient (EQ). Menurut teori ini, keberhasilan
seseorang dalam hidupnya bukanlah ditentukan oleh intelligence (IQ), melainkan
Emotional Quotient yang tinggi. Kecerdasan ini telah dianalisa dengan baik oleh
Daniel Goleman seorang ahli psikologi, menurutnya dalam lapisan otak lebih
dalam dari neo cortex terdapat lapisan tengah yaitu limbic system, yang berfungsi
sebagai pengendali emosi dan perasaan manusia. 17
Kecerdasan Emotional dapat diartikan dengan kemampuan untuk
mengontrol atau menjinakkan emosi kemudian mengarahkannya kepada hal-hal
yang bersifat lebih positif. Seseorang yang mampu mensinergikan potensi
intelektual dan potensi emotionalnya, berpeluang menjadi manusia-manusia utama
dilihat dari berbagai segi. Otak dan emosi memiliki kaitan yang sangat erat jika
dilihat secara fungsionalnya, antara satu dan lainnya saling membutuhkan. Lebih
jauh Daniel Goleman menggambarkan, bahwa otak berfikir dapat tumbuh
diwilayah otak emotional.
Dalam Al-Qur’an Nul Karim sering sekali disinggung mengenai kecerdasan
Emotional (EQ) dan ini selalu dikaitkan dengan qolbu atau hati, ini termaktub pada
surat Al-Hajj ayat 46 yang berbunyi:
17 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Membangun ESQ Power (Sebuah Inner Joerney Melalui Al-
Ihsan) (Jakarta: Arga, 2003), h 61.
�������������������������������� ������������ ���������������� ������������ ����������������������������
���������������� ����!!!!�������� ����""""����####$$$$%%%% &&&&''''����((((����(((()))) ������������((((����****++++,,,,((((����----
....����////00002222 ,,,,������������ ��������44445555���� ������������((((7777☺☺☺☺����������������
����////00002222 ����////00009999::::����;;;;�������� <<<<==== ����7777☺☺☺☺,,,,((((����>>>>
????@@@@AAAA����BBBB������������ CCCC���� ????����DDDD5555���� ����7777☺☺☺☺,,,,((((����>>>>
EEEE''''����((((����FFFF++++GGGGDDDD���� HHHH****IIIIJJJJDDDD���� ������������
��������LLLLMMMMAAAADDDD���� ����NNNNOOOO
Artinya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.
Pada penjelasan yang lainnya kecerdasan emotional atau (EQ), dapat
menciptakan dan membantu seseorang untuk mengenali tindakannya, yang bisa
memberikan pengaruh positif pada pihak lain. Kecerdasan Emotional (EQ) mampu
menjadikan seseorang dapat berhati-hati dalam berbicara, berprilaku, bertutur kata,
dan tindakannya yang santun akan membuat orang lain merasa dihargai dan
dihormati.18
Kecerdasan emotional dapat kita lihat dari empat aspek, pertama yaitu cara
seseorang memahami dan mengenali suasana hati sendiri, dia akan sadar
sepenuhnya bila hatinya sedang bahagia ataupun sebaliknya. Individu akan mampu
mengontrol diri dan bertindak sewajarnya dengan kondisi yang ia hadapi. Kedua,
kecerdasan emotional dapat dilihat dari kemampuanya dalam mengendalikan hawa
nafsu, karena nafsu pada dasarnya suatu daya penggerak dari suatu tindakan. Aspek
18 M.Darwis Hude, Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia Di Dalam Al-
Qur’an (Jakarta:PT.Erlangga,2006), hal ix
yang ketiga, yaitu dimana individu mampu mengatasi perasaan khawatir, karena
pengelolaan rasa khawatir dengan baik, akan menjadikan sesorang dapat berfikir
dan bertindak lebih baik dan jernih. Aspek keempat yaitu, individu yang memiliki
optimisme yang tinggi, karena optimisme merupakan suatu harapan yang kuat,
bahwa kehidupannya yang sudah dirancang dengan matang dapat berjalan dengan
lancar dan sukses. 19
Upaya mendapatkan keceradasan emotional dalam Islam sangat terkait
dengan upaya memperoleh keceradasan spiritual. Keduanya memiliki beberapa
persamaan baik dari metode maupun mekanisme yaitu, keduanya menuntut latihan
yang sungguh-sungguh dengan melibatkan kekuatan dalam (inner power).
Perbedaannya terletak pada sarana dan proses perolehan. Aktivitas kecerdasan
emotional berada pada lingkup diri manusia (Sub conciousnes), sedangkan
keceradasan spiritual sudah melibatkan unsur asing dari diri manusia (Supra
Conciousnes).
Ilmu pengetahuan selalu berkembang, para ahli seolah tiada henti untuk
mencari dan terus mencari ilmu-ilmu baru dalam kehidupan manusia. Seiring
dengan berkembangnya kedua kecerdasan tersebut EQ dan IQ, para ahli psikologi
menemukan kecerdasan ketiga, yaitu kecerdasan spiritual Spiritual Quotient.
Kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient pertama kali ditemukan oleh
Prof.VS.Ramachandran, Direktur Centerfror Brain California dan San Diego. Teori
19 Hadi Suyono, Social Intelligence (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2007), hal 124-126.
yang ia kemukakan adalah God Spot (tititk Tuhan) atau God Module (modul
Tuhan).20
Dalam kamus ilmiah karya Budi Kurniawan dijelaskan bahwa, spiritual
adalah kerohanian atau segala hal-hal yang terkait erat dengan sisi rohani dalam diri
manusia.21
Spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan
rasa memiliki spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritual lebih
diarahkan kepada kepercayaan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari
kekuatan manusia, sesuatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan
Tuhan, atau apapun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita sebagai
manusia. Spiritual mengandung kesadaran adanya hubungan suci dengan seluruh
ciptaan, dan pilihan tersebut dilakukan dengan cinta dan ketaatan.
Danah Zohar dan Ian Marshal seorang ahli psikologi mendefinisikan
kecerdasan spiritual(SQ) sebagai kecerdasan untuk menghadapi makna atau value,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks
yang lebih luas dan lebih bermakna. Dari penelitian para ahli psikologi, ternyata
spiritual quotient berpotensi memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dua
kecerdasan sebelumnya, untuk membangun serta menjadikan manusia memperoleh
keberhasilan dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan tersebut tentu saja
20 M. Muhyidin, Manajemen ESQ Power (Jogjakarta:Diva Press,2007) h,74. 21
Budi Kurniawan, Kamus Ilmiah Populer (New Edition), CV.Citra Belajar.
tidak berbentuk materi semata, tetapi juga merupakan kebahagian yang bersifat
inmateri yang lebih terkait dengan sisi rohani manusia.
Kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku dan kegiatan, kegiatan ini melalui pola fikir yang bersifat
fitrah menuju manusia yang hanif dan terbangun karena pemikiran tauhid, yang
pada prinsipnya segala sesuatu yang dilakukan hanya mengharap posisi terbaik
dimata Tuhan.22
Manusia sebagai mahluk spiritual ditandai dengan berbagai
pertanyaan yang diajukan kepada dirinya dalam menjalani kehidupan yang fana ini,
mengapa saya dilahirkan, makna hidup saya, untuk apa saya hidup, bagaimana
hidup saya bisa bermamfaat, dan pertanyaan yang paling penting adalah siapa yang
telah memberikan kehidupan untuk saya, pertanyaan ini diajukan kepada diri agar
dapat menghasilkan jawaban nilai dan makna yang bersifat reflektif.
Disamping itu, kecerdasan spiritual (SQ) juga akan menumbuhkan
seseorang berfikir kreatif, berwawasan jauh, membuat jalan hidup sesuai dengan
aturan, sadar akan makna, nilai, dan konteks sebagai dasar untuk memahami
pengetahuan, serta hadir dalam diri suatu semangat, visi, karya, dan kesadaran akan
nilai-nilai kemanusiaan.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, dimana ia akan membantu kita
menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh. Banyak diantara manusia
22 Danah Zohar dan Ian Marshal , SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir
Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup (Bandung: PT.Mizan Media Utama,2000), hal 8-12.
yang sering kali menjali hidup penuh dengan luka, suasana buruk dan berantakan,
hal ini terjadi tak lain karena belum terpenuhinya kebutuhan jiwa sebagai manusia
yaitu sisi spiritualitas.
Sebagai manusia kita pasti merindukan apa yang disebut penyatuan lebih
jauh, keharmonisan yang lebih mendalam, yang denganya kita tidak hanya
menemukan nilai-nilai yang ada, tetapi juga nilai-nilai baru yang perlahan dapat
menuntun kita kepada orientasi hidup yang lebih baik dan pasti. Jika kita amati,
saat ini banyak sekali penulis yang semangat untuk menulis buku yang membahas
mengenai pencariaan kebahagiaan spiritual, mereka merasakan bahwa kebutuhan
akan makna yang lebih besar merupakan krisis yang paling penting di zaman saat
ini, dimana banyak orang telah mencapai tingkat kemapanan materi, segala bentuk
kebahagiaan duniawi telah dicapai, tapi pembicaraan diantara mereka tetap saja
akan adanya suatu kehampaan dari kesuksesan duniawi yang mereka dapatkan.
2. Pengertian Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ).
Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) adalah training kepemimpinan
dan pengembangan kepribadian. Tujuannya adalah membentuk karakter tangguh
dengan memadukan konsep Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emotional
(EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ) secara terintegrasi dan trasendental dalam
upaya meningkatkan kinerja individu. Training ESQ merupakan pelopor pelatihan
yang mengasah sisi spiritual dengan lebih mendalam yang dibangun dengan
mensinergikan sisi emosi dan intelektual manusia. ESQ mencoba menuntun
seseorang dalam membangun prinsip hidup dan karakter berdasarkan ESQ Way
165, yang pada hakikatnya landasan ESQ adalah Al-Qur’an Nul Karim. Angka 165
merupakan simbol dari 1 hati pada Yang Maha Pencipta, 6 prinsip moral, dan 5
langkah sukses.
Landasan training ESQ adalah agama Islam, akan tetapi ESQ tidak berarti
eksklusif untuk umat Islam saja, ESQ hadir bagi siapa saja yang ingin menjadi
manusia yang unggul, tangguh dan bertanggung jawab. ESQ merupakan upaya
untuk menjembatani rasionalitas dunia usaha dengan spirit ketuhanan, Melengkapi
makna sukses dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menuju esensi
kebahagiaan yang sesungguhnya.23
Metode training yang digunakan adalah dengan cara peserta training
menemukan Inner Value seperti: kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreatifitas,
kedisiplinan dan lain-lain, yang hakikatnya sudah terdapat dalam diri manusia,
namun mungkin selama ini nilai-nilai tersebut tertutup dan tidak tereksplor dengan
baik. Hal ini terjadi karena belenggu-belenggu dalam hati manusia seperti prinsip
hidup, prasangka negatif, pengalaman, kepentingan dan prioritas-prioritas yang
menjadi landasan hidup dan perlahan akan menutupi titik God spot (titik makna
hidup) dalam diri manusia. Training ESQ mencoba membuka mata hati kita bahwa
sesungguhnya segala yang kita lakukan dimuka bumi ini, adalah dalam rangka
23 Data diperoleh dari brosur ESQ yang diambil pada tanggal 26 juli 2008.
ibadah dan hanya mengharapkan ridho Allah semata. Ketika manusia dapat
melakukan hal ini, maka God Spot (titik makna hidup) akan terbuka dan disaat
itulah individu akan menemukan jati diri, sehingga terbuka peluang untuk
mengaktualisasikan seluruh potensi diri (IQ, EQ, dan SQ) dalam seluruh aktivitas
kehidupan termasuk pekerjaan.
Dalam Training ESQ peserta diajak menyelami diri agar dapat menyadari
siapa penciptamu, lalu apa misi serta tugas yang harus dilakukan oleh setiap umat
manusia dalam menjalani kehidupannya. Training ESQ juga menyampaikan setiap
materi dengan menggunakan permainan-permainan, simulasi, serta saling berbagi
pengalaman antara satu peserta dan lainnya, agar tercipta suasana yang
menyenangkan dalam setiap penyampaian materi. Materi training sendiri
disampaikan dengan menggunakan multimedia yang menggabungkan antara
animasi, klif film, efek suara, dan musik, yang ditampilkan melalui layar besar
dengan gelegar tata suara sekitar 10.000 watt. Training dilaksanakan diberbagai
tempat pilihan dengan standar tertentu, untuk memastikan bahwa training dapat
berlangsung nyaman dan menyenangkan bagi peserta. 24
3. Sejarah Berdirinya ESQ Leadership Center
ESQ Leadership Center (ESQ LC) adalah sebuah lembaga training
independen. ESQ menawarkan kepada masyarakat sebuah jasa pelatihan untuk
24 Http//www.esqway165.com/solusi kehidupan_php kd metodologi, diakses pada tanggal 8
oktober 2008
mencerdaskan emotional dan spiritual yang selama ini telah diabaikan. Lembaga
pelatihan ESQ (Emotional and Spiritual Quotient) didirikan pada tahun 2001 oleh
Ary Ginanjar Agustian, sebagai pencetus ide sekaligus pendiri ESQ LC. Ary
Ginanjar Agustian lahir pada tanggal 24 Maret 1965, beliau adalah seorang
pengusaha muda yang terjun langsung ke dalam kancah persaingan dunia usaha.
Ary Ginanjar memulai usahanya dari bawah, ia adalah seorang pengusaha muslim
yang pemikirannya sangat kritis, yang didadanya selalu bergejolak rasa
keingintahuan yang tinggi akan hal-hal baru. Saat ini beliau menjabat sebagai
Direktur utama PT. Arga Bangun Bangsa yang menaungi ESQ Leadership Center.
Kemampuan Ary Ginanjar dalam bidang pelatihan sumber daya manusia, sudah
sangat teruji dalam berbagai seminar dimana ia tampil sebagai pembicara
utamanya. Ary Ginanjar Bukanlah alumni pesantren bukan pula seorang psikolog,
namun kemampuan beliau diperoleh melalui kemandirian dan semangat belajarnya
yang tinggi.
Ari Ginanjar adalah penulis buku best seller yaitu “Rahasia Sukses
Membangun Keceradasan Emotional Spiritual” dan “Rahasia Sukses Membangun
ESQ Power.” Kedua buku ini ditulis dengan menggunakan pendekatan rukun iman
dan Islam, dan Pelatihan yang dilaksanakan merupakan transformasi dari kedua
buku karangan Ary Ginanjar tersebut. Ketekunannya dalam mempelajari bidang
keagamaan melalui metode “kemerdekaan berfikir”, merupakan bimbingan dari
seorang habib yaitu KH. Habib Adnan yang merupakan Ketua Majelis Ulama Bali
saat itu. Ary Ginanjar mengenyam bangku kuliah di Universitas Udayana Bali dan
Tafe College, Adelaide, South Australia, dan STP Bandung. Ia juga pernah
mengajar di Politeknik Universitas Udayana, Jimbaran Bali selama lima tahun.
Sejak buku pertama terbit, telah diadakan ribuan kali training di Indonesia,
bahkan pada tahun 2006 telah merambah hingga mancanegara Malaysia, Belanda,
Amerika, Australia Singapore, dan Mesir. Hingga saat ini ESQ telah mencetak
lebih dari 512.000 alumni, 24.000 perusahaan dan lembaga telah mengirimkan
stafnya mengikut training ESQ, dan lebih dari 30 pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota telah melaksanakan In House training ESQ (per juni
2008). Keberhasilan Ary Ginanjar dalam menyampaikan dan menyebarkan
pelatihan, tidak terlepas dari proses kaderisasi yang diterapkannya. Saat ini kader
tim trainer Ary Ginanjar hampir mencapai 84 orang, dan akan terus bertambah
setiap bulannya. Hal ini dilakukan karena Ary Ginanjar menginginkan agar ilmu
yang ada dalam pelatihan terus terjaga dan disampaikan dengan baik, serta dapat
dilanjutkan oleh para generasi berikutnya. Pada awalnya ESQ LC hanya fokus
kepada pelaksanaan pelatihan, namun saat ini telah dibentuk divisi-divisi baru yang
bergerak dibidang bisnis penerbitan, multimedia, retail hingga ke tours dan travel
untuk menunjang kegiatan ESQ.
Hal ini terlihat dari pendirian perusahaan PT. Arga ESQ Semesta Tour, PT.
Arga Publishing, PT. Arga Cipta Grande, PT. Arga Printing, PT. Arga Pilar, dan
Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ yang bertujuan untuk membina hubungan
dan silaturahmi diantara para alumni. Keberadaan ESQ yang sudah menghapiri usia
tujuh tahun, ternyata telah berhasil membangun kantor cabang dan kantor wilayah
hampir di seluruh Indonesia. Saat ini tercatat 11 cabang ESQ yakni, Medan,
Padang, Palembang, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Surabaya, Bali, Batam, dan
Riau. Adapun kantor perwakilan dan mitra ESQ sudah tersebar di Aceh,
Yogyakarta, Solo, Balikpapan, Mamuju, Papua, Cirebon, Makasar, Pontianak,
Cilegon, Bogor, NTB, Madiun, Bengkulu, Lampung, Sukabumi, Cibinong,
Manado, Jambi, Probolinggo, Jember, Kendari, Banyuwangi, dan Garut. Selain itu
pada tahun 2006, ESQ berhasil menembus hingga ke mancanegara, yaitu Malaysia,
Belanda, Amerika, dan Singapore.
3.1 Visi dan Misi Training Emotional Spiritual Quotient
Visi dan misi dari training ESQ adalah membangun Indonesia emas ditahun
2020. Visi ini dibangun dengan harapan menjadikan Indonesia kembali bangkit dan
menjadi pelopor dalam setiap perubahan yang mengarah kepada suatu kebaikan
bagi umat manusia di seluruh belahan muka bumi ini. ESQ memiliki harapan agar
seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap umat manusia tanpa suatu kesia-siaan,
dalam artian selalu dilandaskan semata-mata hanya mengharapkan ridho dari
Tuhan Yang Maha Esa dan menjalankan tujuh nilai budi utama yaitu: jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerja sama, adil, dan peduli dalam kehidupan. Jika spirit
ketuhanan telah menjadi landasan dan pegangan hidup manusia maka cita-cita
untuk menjadikan kehidupan dengan penuh kerukunan, kedamaian, dan
kesejahteraan niscaya akan tercipta.
Harapan ini tentu saja merupakan suatu motivasi besar, dimana saat ini
manusia seolah-olah telah mengingkari fitrahnya, serta perlahan melupakan segala
kewajiban dan tanggung jawabnya, sehingga ia berada dalam kondisi yang
kebingungan dalam memaknai setiap langkah dan tujuan hidupnya. Cita-cita ini
dibangun, tidak terlepas dari fakta yang ada dalam masyarakat, dimana saat harta,
wanita, dan kekuasaan sudah ada dalam genggaman, namun mengapa hati tetap
saja tidak tenang dan kesemuannya ternyata tidak memberikan kebahagiaan yang
hakiki. Bangsa kita saati ini memang sedang mengalami keterpurukan dan ESQ
sangat optimis bahwa bersama kita bisa membangun kembali kejayaan bangsa.
3.2 Macam-macam Training Emotional Spritual Quotient
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan pengaplikasian yang nyata
dalam kehidupan, maka training ESQ memiliki 7 tingkatan yaitu, diawali dengan
ESQ Basic Training. Pada training awal ini, para peserta akan mengenal terlebih
dahulu konsep dasar ESQ, yang bertujuan mengugah sisi spiritual manusia, apabila
sisi tersebut telah tersentuh maka perlahan akan mengubah hidup dan cara pandang
mereka menuju kearah yang lebih baik lagi. Training ESQ juga mencoba
membangun optimisme, menjadikan manusia dari buruk menjadi lebih baik, dari
yang baik menjadi yang lebih baik lagi. Dalam training ini, para peserta juga akan
diajak bagaimana cara mengsinergikan tiga kecerdasan manusia yaitu IQ, EQ, dan
SQ, kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan. ESQ Basic Training
memiliki beberapa kelas yaitu, kelas eksekutif, kelas professional, kelas regular,
kelas mahasiswa, kelas remaja, dan kelas anak-anak. Training ini berlangsung
selama 2 sampai 4 hari.
Training berikutnya adalah ESQ Mission Statement, training ini membantu
para peserta untuk memiliki visi dan misi hidup yang jelas dan kuat, sehingga
segala kegiatan yang dilakukan tidak dalam kondisi kesia-sian saja namun memiliki
arti dan hasil yang bermamfaat pula. Setelah mengikuti training ini peserta berhak
mendapatkan Yellow Belt dengan predikat Bintang1.
Tahapan ketiga dalam training ESQ adalah ESQ Character Building, dalam
training ini akan dijelaskan dan diarahkan secara lebih mendalam bagaimana
menjadikan manusia yang memiliki karakter yang kuat dan tangguh, siap dengan
segala kondisi dan tantangan apapun. Sehingga segala yang dijalankan penuh
dengan optimisme, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Setelah
mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan Green Belt dengan predikat
Bintang 2.
Tahapan yang keempat adalah ESQ Self Control, training ini betujuan
membangun kemampuan untuk mengendalikan serta mengalahkan semua
kelemahan yang ada dalam diri, dan berusaha mengeluarkan setiap potensi yang
ada. Training ini memberikan solusi terbaik untuk membangun semangat dan
pribadi yang tangguh. Setelah mengikuti training ini peserta berhak mendapatkan
Blue Belt dengan predikat Bintang 3.
Pada tahapan kelima yaitu training ESQ Strategic Colaboration, peserta
diajak untuk menemukan potensi yang tak ternilai yaitu kolaborasi serta
menciptakan tim kerja yang solid, karena dengan kerja sama yang baik dan rasa
solidaritas yang tinggi maka setiap rencana dan tujuan-tujuan yang baik niscaya
akan mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah mengikuti training ini maka
peserta berhak mendapatkan Dark Blue Belt dengan predikat Bintang 4.
Kemudian tahapan keenam adalah ESQ Total Action, setelah melalui
tahapan-tahapan training sebelumnya, maka pada training ini peserta akan dituntun
untuk mewujudkan ide-ide dan kemudian mengaplikasikannya secara total dan
sungguh-sungguh, karena segala tujuan dan keinginan yang baik tentu tidak akan
mudah tercipta, apabila manusia tidak memiliki gerak yang pasti sebagai aplikasi
yang nyata dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan yang baik dan
bermamfaat tadi. Setelah mengikuti training ini peserta menyandang Brown Belt
dengan predikat bintang 5.25
Tahapan yang terakhir adalah training ESQ Star Leader, pada training ini
peserta akan diminta untuk mengajukan sebuah ide-ide projek sesuai dengan bidang
dan keahlian masing-masing demi terwujudnya Indonesia dan Dunia Emas. Dalam
25 Http://www.esqway165.com/Solusi_Kehidupan php kd ragam, data diakses pada tanggal 8
oktober 2008.
pelaksanaanya peserta akan didukung oleh jaringan ESQ diseluruh dunia. Setelah
menyelesaikan dan mewujudkan ide-ide serta projek ini, peserta berhak
menyandang Black Belt dengan predikat Bintang 6.
3.3 Materi-materi Training Emotional Spiritual Quotient
Materi-materi yang disampaikan dalam training ESQ merupakan
transformasi dari materi-materi yang terdapat dalam buku Ary Ginanjar Agustian
yaitu “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) dan
“Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER”. Materi-materi tersebut adalah
sebagai berikut:
UNLEASH YOUR SPIRITUAL INTELLIGENCE :
ESQ Overview : Reasons for ESQ
ESQ Overview adalah materi yang menyampaikan mengenai sekilas ESQ,
bagaimana visi dan misi ESQ kedepan untuk mencapai cita-cita yaitu Indonesia
Emas.
ESQ Outer Journey : Cosmic Awareness
Pada materi outer journey, akan disampaikan mengenai tiga energi yang
terdapat dalam alam semesta ini, yaitu energi elektromagnetik, energi gravitasi, dan
energi atom. Apabila manusia dapat mengetahui dan mengelola dengan baik ketiga
energi tersebut, maka yang terjadi adalah puncak kebahagiaan dan keharmonisan
tertinggi.
ESQ Inner Journey : Inner Value System and Spiritual Drive
Inner Journey merupakan metode yang mencoba mengeluarkan energi-
energi positif dalam diri manusia atau yang dimaksud adalah suara hati.
Zero Mind Process (ZMP) : Paradigm to Spiritual
ZMP adalah sebuah metode yang mengantarkan manusia agar senantiasa
memilih suara hati ilahiah sebagai kompas, bukan emosi, bukan pula persepsi.
Metode ini juga membantu manusia bagaimana menciptakan suasana hati yang zero
yaitu lepas dari segala bentuk belenggu-belenggu yang dapat menutupi potensi
positif dan titik God Spot (titik makna hidup). Adapun belenggu tersebut seperti:
prinsip, prasangka negatif, pengalaman, persepsi.
DEVELOPING YOUR EMOTIONAL INTELIGENCE :
Star Principle : Spiritual Commitment
Star principle adalah metode yang bertujuan bagaimana setiap manusia
dapat membangun sebuah prinsip bintang yaitu sebuah prinsip yang hanya
dilandaskan oleh ketauhidan yaitu karena Allah semata serta memuliakan dan
menjaga sifat Allah.
Angel Principle : Ultimate Integrity
Angel principle adalah materi yang mengajarkan untuk membangun prinsip
malaikat, yaitu prinsip hidup yang senantiasa mentauladani peran dan tugas
malaikat. Menjadi manusia yang selalu dipercaya, mengerjakan segala sesuatu
dengan sebaik-baiknya. Prinsip ini akan membentuk karakter manusia yang
memberi, suka menolong, dan sikap saling percaya.
Leadership Principle : Spiritual Leadership
Leadership principle merupakan materi training ESQ yang bertujuan
membentuk karakter pemimpin yang mentauladani Rasullullah SAW. Pemimpin
yang selalu dicintai, dihormati, karena kharisma yang luar biasa karena sifat-sifat
beliau yang sangat mulia.
Learning Principle : Continuous Improvement
Prinsip ini adalah prinsip pembelajaran yaitu bagaimana manusia dapat
menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, selalu mengevaluasi kembali
pemikirannya, dan bersikap terbuka utuk mengadakan penyempurnaan.
Vision Principle : Ultimate Principle
Vision principle adalah materi yang menyampaikan agar setiap manusia
sadar bahwa visi hidupnya adalah bersiap-siap untuk menghadapi hari akhir.
Melakukan setiap langkah secara optimal dan sungguh-sungguh, serta memiliki
kendali diri dan sosial.
Well Organized Principle : Ultimate Synergy
Well organized yaitu membentuk prinsip keteraturan, prinsip ini bertujuan
menjadikan manusia memiliki kesabaran, ketenangan, dan keyakinan dalam
berusaha. Memahami arti penting dari sebuah proses.
LET’S ACTION :
Mission Statement : State Your Mission
Setelah membangun visi, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan misi
yang akan dilakukan untuk mencapai visi-visi tersebut. Pada materi ini akan
disampaikan bahwa setiap manusia sesunggunya telah diberikan misi oleh Allah
SWT. Bagi umat Muslim sesungguhnya Syahadatlah yang menjadi pendorong
dalam mencapai tujuan, sekaligus menciptakan ketenangan batin dalam
menjalankan misi hidup. 26
Character Building : Build Your Character
Materi ini bertujuan membangun karakter yang tangguh, membangun
kekuatan afirmasi, meningkatkan ESQ dan membangun suatu paradigma positif.
Dalam Islam shalat sesunggunya merupakan langkah paling penting untuk
membentuk karakter manusia yang paripurna dan bersahaja.
Selft Control : Control Your Step
Self Control merupakan materi yang menjadikan manusia mampu
mengendalikan diri dari segala bentuk pengaruh negatif dan belenggu-belenggu
yang tak terkendali, dan puasa adalah salah satu metode yang paling baik untuk
pengendalian diri tersebut.
Strategic Collaboration : Build Your Synergy
Pada materi ini akan disampaikan bagaimana mengeluarkan potensi spiritual
yang ada dalam diri manusia. Islam mengajarkan zakat sebagai upaya untuk
26 Ary Ginanjar Agustian, New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emotional
(Jakarta:PT.Arga,2007) cet.k 33, h 309-316 .
mengeluarkan potensi spiritual dan membangun sinergi yang kuat, yaitu
berlandaskan sikap empati, kepercayaan, keterbukaan, dan kredibilitas.
Total Action : Let’s Move
Setelah melalui tahapan-tahapan materi diatas maka langkah yang paling
kongkrit adalah aplikasi total. Karena iman bukanlah sebuah angan-angan tapi
harus diwujudkan dalam bentuk amal dan perbuatan.
B. Keyakinan Agama
1. Pengertian keyakinan agama
Dalam kamus bahasa Indonesia, keyakinan diartikan sebagai kepercayaan
yang sungguh-sungguh. Keyakinan merupakan bagian dari agama atau religi yang
berwujud konsep-konsep yang menjadi keyakinan atau kepercayaan para
penganutnya.27
R. Stark dan C.Y.Glock melihat dimensi keyakinan sebagai dimensi
yang berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang
teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut.
Menurutnya setiap agama akan mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana
para penganut akan taat. Bagi semua agama dapat dikatakan bahwa teologi atau
kepercayaan merupakan jantung dari agama.
Glock dan Stark berpendapat bahwa ritual dalam sebuah agama tidak berarti
apa-apa jika tidak berada dalam sebuah perangkat dan tatanan kepercayaan atau
27Anton M. Moeliono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud:Balai Pustaka, Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990), hal 1015.
keyakinan, bahwa di luar diri manusia ada kekuatan supernatural yang wajib untuk
kita sembah dan taati. Pada dasarnya manusia tidak mudah untuk taat
melaksanakan ritual keagamaanya seperti sembahyang dan ritual lainnya tanpa
didasari oleh keyakinan yang membentenginya.28
Sedangkan agama didefinisikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, yang didalamnya terdapat aturan dan kewajiban-kewajiban yang
berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran tentang kebenaran tertinggi yang bersifat mutlak mengenai eksistensi
manusia, dan berisikan petunjuk keselamatan hidup baik di dunia maupun di
akhirat. Saat ini manusia cenderung menjadikan agama sebagai harapan-harapan
kehidupan, setelah kebutuhan manusia secara materil telah terpenuhi. Agama
hendaknya dijadikan oleh manusia sebagai tumpuan dan harapan sosial yang dapat
dijadikan jalan tengah terhadap berbagai situasi dan kondisi yang disebabkan
karena perilaku manusia itu sendiri.
Selanjutnya kita akan membahas lebih dalam mengenai keyakinan agama,
karena dalam setiap agama yang ada, pasti dimensi keyakinan lah sebagai pondasi
utama dalam membangun kehidupan beragama. Dalam buku “Manusia dan
Agama: Membumikan Kitab Suci” karya Murthadha Muthahhari, dijelaskan bahwa
manusia dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang dimilikinya, tentu
28 Roland Robertson , Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta:Raja Grafindo
Persada,1993), h 295-297.
bukanlah hal yang mudah menjalani hidup yang baik dan mencapai sesuatu yang
bermamfaat bagi kemanusiaan, tanpa memiliki keyakinan, ideal, atau keimanan.
Tanpa adanya keyakinan dalam menjalani kehidupan beragama, niscaya manusia
akan mengarah kepada sifat egois, mementingkan diri sendiri, mudah putus asa,
ragu-ragu dan mudah berubah-ubah.29
Keyakinan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar, inilah yang
membedakan satu agama dengan agama yang lainnya, bahkan satu mazhab dalam
satu agama dengan mazhab lainnya. Keyakinan agama yang kuat menyebabkan
manusia mau berjuang melawan kecendrungan individualnya, dan rela
mengorbankan hidup serta kepentingannya bagi keyakinannya tersebut. Hal ini
tentu saja bisa terjadi dalam setiap diri manusia apabila ia menganggap bahwa
keyakinannya adalah suatu hal yang suci yang selalu menjadi kendali dan pegangan
atas dirinya.
Fakta yang bisa kita lihat dalam kehidupan adalah, banyak manusia
mengorbankan hidupnya, harta, dan kehormatan mereka bukan dilandaskan atas
keyakinan yang mereka pegang tapi lebih kepada tekanan psikologis, kebencian,
balas dendam, atau sebagai reaksi dari suatu penindasan. Keyakinan agama
menyebabkan pengaruh-pengaruh positif yang luar biasa, jika dipandang dari
29 Murtadha Muthahhari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci (Bandung:Mizan
Pustaka,2007), hal 93.
kemampuannya untuk menciptakan kebahagiaan, atau memperbaiki hubungan-
hubungan sosial, atau mengurangi dan menghapuskan kesulitan-kesulitan yang
sebelumnya sangat sulit dihindari dari sistem yang ada di dunia ini. Keyakinan
agama tentu saja memberikan banyak dampak, dan itu akan terlihat dalam setiap
gerak dan aktivitas kehidupan manusia.
2. Pengaruh Keyakinan Agama Dalam Kehidupan Sosial
Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai definisi dan peran
keyakinan agama dalam membangun kehidupan beragama yang harmoni. Dari
beberapa penjelasan, terlihat bahwa keyakinan agama adalah faktor penting untuk
menciptakan dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan agama dan sosial,
karena tanpa keyakinan agama yang tertanam dalam diri manusia, diprediksikan
kehidupan tidak akan terarah dan tidak memiliki tujuan yang jelas. Hal ini
diperkuat dengan beberapa pendapat para ahli psikologi dan sosiologi agama,
bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.
Jika manusia tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, maka pasti ada
sesuatu yang ia anggap sebagai suatu kebenaran puncak dan kemudian
menjadikannya sebagai agama dan menyembahnya. Manusia tidaklah bisa tidak
harus memiliki ideologi dan keyakinan, karena keyakinan agamalah yang bisa
mempengaruhi manusia serta memberikan kepuasan kearah kebenaran dan wujud
yang suci. Murthadho Muthahhari melihat bahwa, terdapat tiga pengaruh keyakinan
agama dalam kehidupan, pengaruh pertama yaitu, keyakinan agama dilihat mampu
menciptakan kebahagiaan hidup. Kebahagiaan disini adalah ketika manusia tidak
hanya mampu menciptakan kebahagiaan untuk dirinya pribadi, tetapi ia akan sangat
peka dan mampu membaca linkungan kehidupannya, serta menciptakan
kebahagiaan yang sama untuk lingkungannya tersebut. Selain itu, pengaruh
keyakinan agama menjadikan manusia semakin optimis dalam menapaki alam dan
jagat raya ini. Seseorang yang memiliki keyakinan agama mengibaratkan dirinya
berada disebuah negeri, ia akan melihat aturan-aturan dan hukum yang ada di
negeri tersebut merupakan sesuatu yang benar dan adil. Ia sangat percaya bahwa
aturan dan hukum yang diberlakukan merupakan salah satu upaya dan kehendak
sang pemimpin untuk menjadikannya lebih baik dan bergerak kearah yang lebih
maju.
Keyakinan agama juga menjadikan manusia mampu untuk menciptakan
keceriaan dan kebahagiaan yang diwujudkan dengan adanya harapan, bahwa ia
percaya setiap perbuatan atau amal yang baik akan menciptakan akibat yang baik
pula. Penyebab kebahagian tersebut tentu juga didukung dengan adanya upaya, dan
kepercayaan terhadap kondisi lingkungannya. Pengaruh yang kedua adalah fungsi
agama dalam hubungan-hubungan sosial. Dalam ilmu sosiologi manusia adalah
mahluk sosial, ia tidak akan mampu hidup sendiri, pasti akan ada saling
ketergantungan dengan individu lainnya. Setiap manusia sesungguhnya memiliki
peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Individu yang memiliki keyakinan
agama akan menganggap individu lainnya sebagai seorang patner untuk mencapai
suatu kesuksesan bersama, saling menghormati, menghargai.
Pengaruh yang ketiga adalah sebagai penawar bagi tekanan jiwa.30
Dalam
mengarungi kehidupan tentu kita tidak selalu mengalami keharmonisan,
kebahagiaan, dan kemudahan yang hakiki, namun diwaktu tertentu pasti akan
berhadapan dengan kesulitan, kesedihan, dan kekecewaan. Setiap manusia akan
senantiasa berusaha, bagaimana ia bisa merubah kondisi yang ada, menjadi kondisi
yang sesuai keinginan dan harapannya. Namun kenyataannya berbeda, mengapa
disaat manusia mengalami kesulitan dan kesedihan mereka cenderung mencari
pelarian dan pelampisan kepada hal-hal yang dinilai kurang baik dimata
masyarakat, seperti narkotika, dan minum-minuman keras bahkan yang sangat
menyedihkan adalah bunuh diri. Hal ini menandakan bahwa sebagian masyarakat
di dunia sudah tidak dapat lagi mengendalikan diri, Mereka seakan lepas kendali,
tidak memiliki tujuan dan pedoman hidup yang menuntun hidup mereka kearah
yang lebih baik.
Keyakinan agama menciptakan di dalam diri manusia, kekuatan-kekuatan
untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa manis. Ia sangat yakin
bahwa segala kesulitan dan kepahitan yang dialami merupakan suatu reaksi
sementara yang sebenarnya terbentang luas cara untuk menemukan
30 Murtadha Muthahhari, Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci, h 97-103.
penyelesaiannya. Pendapat ini kemudian diperkuat oleh hasil penelitian para ahli
Psikolog, bahwa sebagian besar penyakit mental yang terjadi pada masyarakat
adalah disebabkan oleh kerusakan psikologis. Dari hasil penelitian terlihat bahwa
Kepahitan kehidupan ditemukan pada orang-orang yang tak beragama.31
Keyakinan
agama juga menimbulkan perilaku tertentu seperti pelaksanaan ritual berdo’a,
memuja, dan juga menimbulkan sikap mental tertentu seperti rasa takut, rasa
optimis, pasrah, dan lainnya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya.
Karena hendaknya segala petunjuk, keinginan dan ketentuan selalu dipatuhi
manusia jika ingin menuju kehidupan yang selamat.
31 Murtadha Muthahhari, Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci, hal 104.
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A.Profil Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) Wilayah Bekasi
Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) 165 wilayah Bekasi berdiri pada
tanggal 14 April 2006. Forum ini berdiri dengan landasan serta cita-cita mencetak
para pemuda-pemudi yang berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia emas tahun
2020 yang dibekali dengan kemampuan IPTEK dan IMTAQ. Forum Silaturahmi
Mahasiswa 165 Bekasi merupakan kumpulan dari para pemuda-pemudi yang
bercita-cita agar lebih baik dari hari ke hari. Fosma 165 Bekasi terdiri dari
kumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang berdomisili di daerah Bekasi dan
sekitarnya. Fosma 165 Bekasi atau yang disingkat dengan Fosbek sangat
mengusung silaturahmi dan persaudaraan antar para anggotanya sehingga tercipta
suasana kekeluargaan.
Adapun visi dari Fosma 165 Bekasi yaitu menciptakan kampus emas
diseluruh kampus yang ada di Indonesia. Selain itu Fosma 165 Bekasi juga
memiliki visi mewujudkan suatu gerakan moral Asmaul Husna pada tahun 2010
dengan harapan agar aktivitas yang dilakukan selalu dilandaskan dengan 99 nama
dan sifat dari Asmaul Husna. Sedangkan misi yang dibawa oleh Fosma 165 Bekasi
adalah lahirnya karakter pemuda yang berlandaskan cahaya 165, kemudian
membangun pemuda Bekasi dengan kegiatan kepedulian, dan melahirkan sinergi
untuk kemajuan bersama.
Indonesia emas merupakan puncak dari visi yang diusung oleh Fosma 165
Bekasi dan Fosma daerah lainnya. Ini merupakan harapan kita bersama sebagai
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, optimisme harus
selalu tertanam dari setiap diri rakyatnya karena bukanlah sebuah keniscayaan jika
dahulu Islam bangkit dan maju di Barat maka yakinlah bahwa Islam akan bangkit
kembali di ufuk timur yaitu Indonesia tercinta. Itulah yang dicita-citakan ESQ, dan
Fosma adalah langkah awal membangun karakter pemuda-pemudi berkualitas,
yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan moral, memiliki dedikasi tinggi dan
tanggung jawab yang selalu dipegang teguh. Fosma 165 Bekasi tidak hanya untuk
anggota yang telah menjadi alumni training ESQ saja, tetapi Fosbek lebih
membuka diri bagi siapapun baik muslim maupun non muslim yang ingin berjuang
dan belajar bersama untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat lagi,
mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. 32
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Fosma 165 Bekasi sangat
positif, selain kegiatan keagamaan, yang bertujuan meningkatkan spiritual, Fosbek
juga melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang bertujuan mengasah rasa
solidaritas dan saling tolong menolong antara sesama. Saat ini usia Fosma 165
32 Arsip Visi dan Misi Fosma 165 Bekasi yang diperoleh pada tanggal 22 agustus 2008
Bekasi menginjak tahun ke-3, tentu masih banyak lagi hal-hal positif yang harus
dilakukan. Keanggotaan Fosma 165 Bekasi saat ini termasuk simpatisan Fosma ±
50 orang, data ini diperoleh dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti dalam setiap acara dan even yang diselenggarakan oleh Fosma 165
Bekasi, namun keanggotaan yang aktif dalam setiap kegiatan dan acara yang
dilaksanakan Fosma 165 Bekasi berjumlah ± 30 orang.
1. Program Kerja Tahunan Fosma 165 Bekasi
Forum Silaturahmi Mahasiswa 165 Bekasi memiliki program kerja dan
rancangan kegiatan yang bertujuan selain menjalin silaturahmi dan ikatan
kekeluargaan, kegiatan Fosbek juga merupakan salah satu upaya untuk senantiasa
dapat memfungsikan dimensi spiritual dan emotional dalam kehidupan keseharian.
Adapun program kerja Fosma 165 Bekasi adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Tujuan pelaksanaan
1 Divisi Kesehatan Rohani
(Pengayaan spiritual)
meliputi:
Pengajian dan pengkajian,
buka dan tarawih bersama
yatim piatu, I’tikaf, tafakur
alam, dan out bond, sahur on
Untuk menjalin tali silaturahmi,
Meningkatkan dimensi spiritualitas, dan
merupakan ajang untuk saling
mengingatkan diantara anggota dan para
pengurus Fosma Bekasi.
the spot, dan perayaan tahun
baru Hijriyah.
2 Divisi Sosial masyarakat,
meliputi :
Santunan adik asuh, 1000
senyum Ramadhan, sekolah
keterampilan dan taman
baca, kunjungan ke panti-
panti, donor darah, bakti
sosial, dan aksi sosial
Menjadikan dan membangun karakter
para anggota dan pengurus Fosma 165
Bekasi untuk memiliki rasa kepedulian
dan solidaritas yang tinggi antar sesama.
3 Divisi Training dan seminar
meliputi :
Training anti aborsi, free
sex, dan narkoba. Training
GEMAH (Gerakan Moral
Asmaul Husna), training
kepemimpinan dan motivasi,
Sosialisasi ESQ ke kampus,
Fosma 165 Bekasi mencoba untuk
memberikan kontribusi dalam
menyelamatkan generasi muda dari
ancaman narkoba, aborsi, dan freesex
yang sangat membahayakan bagi masa
depan generasi muda di Indonesia.
mengadakan latihan dasar
kepemimpinan dan training
Ramadhan, serta
mengadakan ESQ in house
training di Bekasi.
4 Divisi Kesehatan dan
jasmani yang meliputi
kegiatan: olah raga bulanan
dan kaos futsal
Menjadikan para anggota untuk
senantiasa fit dan sehat serta
Membangun suasana kekeluargaan
diantara para anggota dan pengurus dari
Fosma 165 Bekasi
5
6
Divisi Seni dan budaya
yang meliputi kegiatan:
pembuatan bulletin dan
mading, sayembara cerpen,
puisi, pameran fotografi, dan
bedah buku.
Divisi Badan usaha Fosma
yang meliputi: pembuatan
baju Fosma 165 Bekasi dan
merchandise ESQ.
Merupakan salah satu upaya untuk
mengeluarkan potensi dari para anggota
dan pengurus Fosma 165 Bekasi dari
segi tulis menulis dan fotografi.
Melatih para anggota dan pengurus
untuk berwirausaha dan keuntungan
dipergunakan untuk setiap kegiatan
Fosma 165 Bekasi.
7
Divisi data dan informasi
yang meliputi kegiatan:
pembuatan website 165
Bekasi, mailinglist, dan
freindster.
Merupakan pusat informasi dan
masukan bagi Fosma 165 Bekasi.
Program kerja diatas merupakan hasil dari musyawarah daerah yang
dilaksanakan oleh Fosma 165 Bekasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang telah
dirancang, disadari tidak seluruh program kerja dapat terlaksana, hal ini
dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi dilapangan, dan kondisi dari para
anggota dan pengurus yang tidak memungkinkan untuk mengelola dengan baik
kegiatan yang sudah dirancang. Hal ini dikarenakan mayoritas pengurus dan
anggota dari Fosma 165 Bekasi masih duduk dibangku kuliah dan masih
dibebankan oleh kegiatan kampus lainnya. Adapun kegiatan yang sudah terlaksana
adalah: pengajian dan pengkajian mingguan, buka dan tarawih bersama, sahur on
the spot bersama anak yatim piatu, training aborsi dan narkoba, training motivasi
dan kepemimpinan, training GEMAH, bedah buku, olah raga bulanan, pembuatan
baju Fosma 165 Bekasi dan perayaan tahun baru hijriyah.33
2. Sturktur organisasi Fosma 165 Bekasi
Setelah menjelaskan profil dari Forum Silarurahmi Mahasiswa (Fosma) 165
Bekasi, berikut ini adalah struktur organisasi Fosma Bekasi periode 2007-2008.
33 Data diperoleh dari laporan pertanggung jawaban Fosma Bekasi pada tanggal 7 September 2008.
a. 3. Sekilas Profil Sepuluh Informan
1. Pria satu ini memiliki inisisal AIR, Ia adalah salah satu aktivis Fosma yang
sangat menyanjung keberadaan Fosma khusunya Fosma Bekasi. Bagi AIR
Fosma adalah salah satu organisasi yang sangat mengedepankan tali
silaturahmi dan persaudaraan. Saat ini AIR baru saja mnyelesaikan
kuliahnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia.
Pengalaman organisasinya juga cukup baik, Ia pernah menjabat sebagai
Ketua Fosma Bekasi periode 2006-2007, Ketua Divisi Media dan Publikasi
Fosma Jadetabek 2007-2008, dan Chief Editor Fosma Magazine 2007-2008.
2. AP adalah laki-laki kelahiran tahun1981. AP dan keluarga berasal dari
daerah DKI.Jakarta. Pendidikan terakhirnya adalah Strata 1 Fakultas
Hukum, Jurusan Hukum perdata Univertsitas Krinsadwipayana Bekasi.
Dalam Fosma Bekasi AP dipercaya sebagai staf dari tim training GEMAH
(Gerakan Moral Asmaul Husna). AP termasuk pengurus Fosma Bekasi yang
terhitung cukup lama bergabung dan secara total mengikuti kegiatan Fosma
165 Bekasi. Bagi AP, Fosbek adalah salah satu wadah yang sangat bagus,
lahan kita untuk mencari ilmu, menjalin silaturahmi, dan salah satu upaya
untuk menjadikan Indonesia emas 2020.
3. Laki-laki satu ini memiliki indisial ID, Ia adalah pemuda kelahiran 1985. ID
adalah penduduk asli DKI Jakarta. ID baru saja menyelesaikan kuliahnya di
Universitas Islam Asyafi’iyah Jakarta. Selama duduk di bangku kulaih, ID
pernah aktiv dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UIA Departement
Sosial Politik tahun 2005-2006 dan BEM Fakultas Hukum UIA Jakarta.
Bagi ID kualitas anggota Fosma Bekasi harus selalu ditingkatkan dari segi
manapun, agar benar-benar tercipta suatu organisasi yang berkualitas pula.
4. Pemuda ini memiliki indisial RY, Ia lahir pada tahun1986, ia merupakan
putra dari keturunan Sunda Melayu. Saat ini RY masih kuliah di Universitas
Gunadarma Kalimalang Bekasi. Pengalaman organisasinya juga cukup baik,
semasa SMP dan SMU Ia aktif dengan kegiatan OSIS. Selain itu RY juga
mengemban amanah sebagai Ketua Fosma Bekasi periode 2007-2008, dan
Ketua Fosma Jadetabek periode 2008-2009. Bagi RY Fosma adalah
organisasi yang sangat mengusung kegiatan-kegiatan yang positif, karena
dengan Fosma inilah sesama alumni dan masyarakat dapat terjalin
silaturahmi dan kekeluargaan yang baik.
5. Aktivis Fosma yang satu ini memiliki indisial UH, UH merupakan lulusan
dari AMIK Al-Muslim. Berbicara mengenai pengalaman organisasi, pria ini
pernah aktiv dalam Senat AMIK Al-Muslim, Ia juga pernah menjabat
sebagai Bendahara KODRAT (Keluarga Olah Raga Tarung), Mentor
PASKA (Pembinaan Anak Asuh Sunda Kelapa), dan pernah menjabat
sebagai sekretaris Fosma 165 Bekasi periode 2007-2008. Menurutnya
Fosma adalah organisasi yang cukup baik untuk proses pembelajaran dengan
aktivitas dan acara yang diselengarakan beraneka ragam, ditambah pula
dengan anggota Fosma yang memiliki latar belakang pendidikan yang
beraneka ragam, dan merupakan sarana yang sangat baik untuk membangun
ikatan silaturahmi.34
6. AJP adalah wanita kelahiran 1987, AJP dan keluarga berasal dari daerah
Jawa Tengah atau lebih tepatnya Surabaya. Saat ini Ia masih menempuh
pendidikan di Universitas London School Jakarta. AJP atau yang lebih akrab
disapa A, semasa SMU dan SLTP aktiv dalam dalam kegiatan OSIS, Rohis,
dan juga pernah bergabung dalam kegiatan dance atau tari. Hampir seluruh
kegiatan Fosbek, AJP selalu aktiv dan terlibat, bahkan hingga Fosma
Jadetabek. AJP selalu menginginkan agar Fosma tetap kompak, lebih
kekeluargaan, dan harus menutupi kekurangan orang lain.
7. Perempuan ini memiliki indisial KS, KS lahir pada tahun1985. KS adalah
putri dari seorang Pilot dari salah satu maskapai penerbangan terkemuka di
Indonesia. Saat ini KS masih kuliah di Universitas Al-Azhar Indonesia
jurusan sastra Arab. Sebelumnya KS juga pernah menempuh pendidikan di
Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia. Selama kuliah Ia aktif dalam
beberapa organisasi, dintaranya: Sekretaris IJBAB FIB UI periode 2004-
2206, bagian dana dan usaha ROHIS FIB UI periode 2005-2006, Bendahara
HIMASA UAI, dan Divisi dana dan usaha Fosma 165 Bekasi periode 2007-
2008.
34 Data diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi pada tanggal 22 Agustus 2008
8. Wanita satu ini memiliki indisial MER, merupakan lulusan dari sastra
Perancis dan Manajemen Universitas Indonesia. Pekerjaannya saat ini
adalah Acounting PT.Graha 165 Tbk. Pengalaman organisasinya, selain
aktiv dalam kegiatan Fosma 165 Bekasi dan Jadetabek, ia juga pernah aktiv
dalam kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa UI. Bagi MER, Fosma adalah
organisasi yang sangat mengasyikkan, bersahabat, terbuka, dan saling
mengingatkan.
9. SCU adalah wanita kelahiran tahun 1983, Ia adalah lulusan Universitas
Islam Negri SYAHID Jakarta, Jurusan Sastra Inggris. Saat ini SCU bekerja
sebagai Staf Divisi I Akademik LPIA. Saat ini ia sangat menikmati perannya
di Fosma Bekasi, ia juga termasuk anggota yang tergolong baru bergabung
dengan Fosma Bekasi. Hal yang mengagumkan adalah ia sudah dipercaya
menjadi Ketua pelaksana kegiatan aksi sosial.
10. YS adalah wanita kelahiran 1988, Ia merupakan keturunan dari keluarga
yang berasal dari daerah Jawa Barat atau lebih tepatnya Cirebon. Saat ini ia
megenyam bangku kuliah di Universitas Islam Al-Azhar Indonesia di Bekasi
Jurusan Manajemen. Selain kegiatan kuliah, saat ini ia aktiv dalam berbagai
kegiatan dan acara yang diselenggarakan oleh Fosma Bekasi. bagi YS,
Fosma Bekasi adalah keluarga kedua untuknya, karena lingkungan yang
selalu ramai dan humoris tetapi tetap memegang nilai-nilai Islami.35
B. Latar Belakang Usia dan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini, peneliti akan melihat terlebih dahulu bagaimana
prosentase jumlah Fosma Bekasi dilihat dari jenis kelamin dan usia. Hal ini
dilakukan, agar diperoleh data yang akurat, apakah keaktifan dalam Fosma
Bekasi didominasi oleh pria ataukah oleh wanita. Adapun data yang telah
diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel I
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1. Pria 16 orang 55,2 %
2. Wanita 13 orang 44,8 %
Jumlah 29 orang 100 %
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi
Dari tabel diatas terlihat bahwa keaktifan dalam kegiatan Fosma Bekasi
lebih didominasi oleh pria. Jumlah pria sebanyak 55,2 % dan perempuan sebanyak
44,8 %. Dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Fosma Bekasi, dari pengamatan
yang telah peneliti lakukan, jumlah pria cenderung lebih banyak jika dibandingkan
wanita. Hal ini terjadi karena kegiatan Fosma seperti pengajian, pengkajian, rapat,
dan kegiatan lainnya dilaksanakan pada waktu sore hingga malam hari, sehingga
anggota Fosma Bekasi dari wanita mengeluh sedikit mengalami kesulitan, selain
35 Data diperoleh data kumpulan biodata Fosma Bekasi pada tanggal 22 Agustus 2008.
karena kegiatan yang mengambil waktu malam hari hal ini juga dikarenakan
keterbatasan transportasi. Sedangkan pada anggota pria, hampir keseluruhannya
menggunakan kendaraan pribadi.
Pada tabel sebelumnya telah digambarkan prosentase jenis kelamin dalam
Fosma Bekasi, pada tabel berikutnya peneliti akan mengambarkan bagaimana
prosentase dari Fosma Bekasi dilihat dari tingkatan usia. Adapun data yang telah
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2
No Tingkatan usia Jumlah Prosentase
1. 19 – 21 tahun 12 orang 41,4 %
2. 22- 24 tahun 13 orang 44,9 %
3. 25 – 27 tahun 3 orang 10,3 %
4. 28 – 30 tahun 1 orang 3,4 %
Jumlah 29 orang 100 %
Sumber data: diperoleh dariFosma kumpulan biodata Fosma Bekasi
Dari tabel di atas dapat kita lihat, bahwa prosentase tertinggi diperoleh oleh
tingkatan usia 22-24 tahun yaitu sebanyak 44,9 % dan prosentase tertinggi kedua
yaitu tingkatan usia 19-21 tahun yaitu 41,4 %.
C. Latar Belakang Status Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah tempat kedua setelah keluarga yang sangat
penting, dimana Ia mampu memberikan pengaruh bagi individu terhadap
terbentuknya perilaku dan pola interaksi dalam kehidupan.36
Maka tak jarang, saat
ini masyarakat seakan berlomba dan terus berupaya untuk menjadi bagian dari
lembaga pendidikan yang berkualitas dan mencapai pendidikan setinggi-tingginya,
agar dapat menghasilkan manusia yang berkulitas dilihat dari segi manapun, baik
agama, seni, dan ilmu pengetahuan.
Di era globalisasi saat ini, pendidikan menjadi kebutuhan urgent karena
tanpa pendidikan maka sulit untuk kita meraih taraf kehidupan yang lebih baik, hal
ini tentu juga dilengkapi dengan skill dan pengalaman. Melihat fenomena yang ada
maka peneliti merasa perlu untuk melihat mayoritas pendidikan dari Fosma 165
Bekasi. Adapun prosentase pendidikan adalah sebagai berikut:
Tabel 3
No Pendidikan Jumlah Prosentase
1. Strata 1 25 orang 86,3%
2. Diploma 1 2 orang 6,9%
3. Diploma 3 1 orang 3,4%
4. Pondok pesantren 1 orang 3,4%
Jumlah 29 orang 100%
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi
Mengenai latar belakang pendidikan, hampir seluruh anggota Fosma Bekasi
menempuh pendidikan hingga bangku perkuliahan. Namun tidak keseluruhanya
mengambil program pendidikan Strata 1, ada beberapa anggota dan pengurus yang
36 M.Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi: Pengantar Memahami Konsep-Konsep
Sosiologi (Jakarta:UIN Jakarta Press,2006) h, 71.
menempuh pendidikan hingga Diploma 1 dan Diploma 3, dan ada beberapa
anggota pula yang hanya menempuh pendidikan hingga aliyah atau setingkatnya.
Selain itu, mayoritas dari anggota Fosma Bekasi mengenyam bangku kuliah di
Universitas swasta prosentasenya sebanyak 72,5 % , Universitas Negeri sebanyak
20,7 %, Universitas di luar negeri sebanyak 3,4 % dan Aliyah Pondok pesantren
atau setingkatnya sebanyak 3,4 %. Bagi Fosma Bekasi status pendidikan bukanlah
hal yang menjadi batasan bagi siapapun yang ingin berperan aktif dalam forum ini.
Fosma sebagai salah satu wadah untuk mempererat ikatan silaturahmi,
dengan tangan terbuka menerima siapapun yang ingin bergabung dalam forum ini,
karena yang diutamakan dari setiap anggota adalah memiliki tanggung jawab dan
keinginan yang kuat untuk memajukan Kota Bekasi dan menyebarkan nilai-nilai
165.37
D. Latar Belakang Asal Daerah
Disaat kita membahas mengenai masyarakat, maka tidak akan terlepas dari
istilah kebudayaan, karena keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan
satu sama lain. Dalam buku “Mengerti Sosisologi” karya M.Amin Nurdin dan
Ahmad Abrori, dijelaskan bahwa masyarakat dan budaya memiliki hubungan yang
sangat erat. Hal yang membedakan adalah pada tatanan konsep saja. Kebudayaan
37Hasil wawancara dengan AIR (Ketua Fosma Bekasi Periode 2006-2007), Pada tanggal 13
November 2008.
mampu mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, dan menciptakan
interaksi tersebut lebih terorganisir.38
Pada penelitian ini, peneliti juga mencoba
melihat bagaimana keanekaragaman anggota Fosma Bekasi dari sisi asal daerah.
berikut ini tabel asal daerah dari Fosma 165 Bekasi:
Tabel 4
No Asal daerah Jumlah Prosentase
1. Bali 1 orang 3,4 %
2. Jawa 18 orang 62,1 %
3. DKI Jakarta 6 orang 20,7 %
4. Kalimantan 2 orang 7 %
5. Nusa Tenggara Barat 1 orang 3,4 %
6. Sumatra 1 orang 3,4 %
Jumlah 29 orang 100 %
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi
Dari data diatas diketahui bahwa terdapat keanekaragaman asal daerah dari
anggota Fosma Bekasi. Mayoritas anggota Fosma Bekasi berasal dari daerah Jawa,
baik Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa timur, dan minoritas dari daerah Sumatera
dan Nusa Tenggara Barat. Namun mayoritas anggota Bekasi telah berdomisili
cukup lama di Jakarta.
E. Latar Belakang Sosial Ekonomi
Dalam sebuah Negara, ekonomi merupakan bagian penting yang selalu
menjadi perhatian, karena keberadaan negara tersebut tak lain adalah untuk
mensejahterakan rakyatnya. Di zaman modernisasi seperti saat ini, tingkatan
38Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi, h 61
ekonomi seseorang tentu menggambarkan bagaimana status sosialnya dalam
masyarakat. Pada tabel di bawah ini, akan dijelaskan prosentase ekonomi dilihat
dari jenis pekerjaan yang digeluti oleh orang tua dari anggota Fosma Bekasi adapun
data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 5
No Pekerjaan orang tua Jumlah Prosentase
1. Karyawan swasta 14 orang 48,3%
2. Pegawai negeri sipil 8 orang 27,6%
3. Pilot 1 orang 3,4 %
4. Wiraswasta 6 orang 20,7 %
Jumlah 29 orang 100 %
Sumber data: diperoleh dari kumpulan biodata Fosma Bekasi
Dari tabel di atas menunjukkan, bahwa mayoritas orang tua dari anggota
Fosma Bekasi pekerjaannya adalah karyawan swasta, tingkatan kedua pegawai
negeri sipil, wiraswasta, dan pilot. Dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas
anggota Fosma Bekasi berada pada tingkatan ekonomi menengah keatas. Hal lain
yang membuktikan adalah dari pengamatan yang saya lakukan dalam setiap
kegiatan Fosma Bekasi, hampir seluruh anggota memiliki kendaraan pribadi baik
motor maupun mobil.
BAB IV
DAMPAK TRAINING EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT
TERHADAP PENINGKATAN KEYAKINAN BERAGAMA
A. Motivasi Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ).
Sampai detik ini, perjalanan manusia untuk menemukan hal-hal baru dalam
kehidupannya seolah tidak pernah berakhir. Ini merupakan sifat alami manusia
yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Manusia
memiliki potensi untuk bisa menilai baik buruknya sesuatu karena manusia
diberikan akal dan yang terpenting adalah hati nurani sebagai petunjuk dalam
bertindak dan melakukan sesuatu. Keinginan kuat untuk mengetahui sesuatu yang
masih tersembunyi atau misteri, dalam istilah penyelidikan ilmiah disebut
kuriositas. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada benda-benda yang nyata,
tetapi juga pada hal-hal yang bersifat metafisik, yang tidak terjangkau oleh
penelitian yang bersifat ilmiah. Sifat yang melekat pada diri manusia ini,
merupakan anugerah dari Allah, agar manusia mau dan mampu menelaah lebih
jauh tentang sifat-sifat dan kebesaran dari Rabbnya.39
Jika manusia mau mempelajari dan menelaah segala sesuatu yang berada di
jagad raya ini, termasuk hal-hal yang berada dalam diri manusia, maka pertemuan
39 Farida Hanum, Mengenal Jati Diri Manusia Menurut Al-Qur’an (Jakarta:Pustaka Raudatul
Muttaqin,2004), h 139.
dengan Rabb adalah sesuatu yang niscaya akan terjadi. Sebab Allah memerintahkan
manusia untuk mempelajari alam, tak lain agar manusia bisa mengenal Allah tidak
hanya terbatas pada alam saja. Allah berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 8 yang
berbunyi:
���D5��� ��� ���� ���
������� � PFQ5R�� 7GR⌧T
��)⌧T (/�U*+?� ��VN)J.� CNW
�"�X���Y�) Z [��\)<] ^L⌧J��
�"_0,`NW a�b�() �c������5�
5������ .�7d� 5e⌧_5�
5��Qf]�� �^☺NW �7d� 5e⌧_
,IFgG>5�.)7C5� "X(�hc�
Ni?5a*gj�UGD���B �7☺��
kl)⌧T m.� �"X7☺��nF5RND
C� ?�D5� [��\)⌧T
�"_0@oFp\�� ���☺��nF�- �&O
Artinya: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang kejadian diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan.
Dan sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar ingkar dengan
pertemuan dengan Tuhannya. (QS.Ar-Ruum: 8)
Sifat keingintahuan manusia tentu tidak akan pernah ada batasnya, termasuk
tentang keberadaan Tuhan, bagaimana sifat-sifatNya dan kewajiban manusia untuk
mengimaniNya. Itulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya, akal
dan hati tadi akan terus bermain dan mencari tahu tentang sesuatu hakikat yang
menjadi pertanyaan besar dalam diri manusia tersebut.
Segala yang dilakukan oleh manusia tentu memiliki landasan atau motivasi
dalam mengambil sebuah keputusan maupun dalam melakukan suatu tindakan,
yang nantinya dapat berakibat positif maupun negatif. Motivasi diartikan sebagai
sebuah dorongan yang melandasi suatu perbuatan. Realita kehidupan
memperlihatkan bahwa perbuatan yang dilakukan manusia ternyata tidak selalu
didasarkan oleh keinginan pribadi, tetapi tekadang tidak terlepas dari intervensi
ataupun pengaruh, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, dan
lingkungan pekerjaan.
Pada bab ini, peneliti mencoba memaparkan hasil penelitian yang membahas
apa motivasi yang melatarbelakangi keikutsertaan alumni yang tergabung dalam
Forum Silaturahmi Mahasiswa Wilayah Bekasi dalam Training ESQ Basic?.
Keingintahuan akan hal-hal baru, serta usaha untuk menambah pengetahuan
menjadi motivasi dalam mengikuti Training ESQ. Hal inilah yang dirasakan oleh
KS, bagi KS keikutsertaanya dalam Training ESQ pada akhir tahun 2006, selain
karena faktor biaya yang lebih terjangkau, juga termotivasi karena kesukaannya
untuk mencoba-hal-hal baru.40
Seperti yang di ungkapkan KS:
“…Motivasinya karena lebih murah ya biayanya, soalnya waktu
masih kuliah di UI ada in house Training ESQ, tapi biayanya agak mahal
jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-Azhar
Indonesia eh ada lagi in house Training ESQ dan biayanya sedikit lebih
murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya’ gimana
trainingnya dan nambah pengetahuan soalnya aku suka sih nyoba hal-hal
baru”.
40 Wawancara pribadi dengan Informan KS, Pada Tanggal 22 Oktober 2008.
Hal senada juga disampaikan oleh YR, ia pertama kali mengetahui Training
ESQ dari pengumuman yang terpampang di kampusnya. Ini membuat YR merasa
ingin tahu lebih dalam bagaimana materi yang disampaikan dalam Training ESQ.41
Dalam mengambil sebuah keputusan faktor pengaruh keluarga terkadang
juga berperan penting, pengalaman dari anggota keluarga terutama orang tua yang
telah mengikuti Training ESQ, ternyata membuat MER ingin merasakan
pengalaman yang sama seperti yang dirasakan anggota keluarganya, terlebih lagi
kedua orang tuanya mengatakan bahwa Training ESQ sangat bagus, ini membuat
MER semakin penasaran. Menurut penuturan MER, orang tua dan saudara
perempuannya telah lebih dulu mengikuti Training ESQ. Setelah menyelesaikan
kuliahnya di Universitas Indonesia, disela-sela waktunya yang kosong, akhirnya
MER memutuskan untuk mengikuti Training ESQ.42
Seperti yang diungkapkan
MER:
“..Motivasinya sih cuma pengen tahu aja, gimana sih Training ESQ
soalnya ortu bilang bagus banget, terus aku disaranin gitu buat ikut training,
ya udah deh bulan februari aku habis wisuda gak ada kesibukan juga, ya
buat ngisi waktu aku ikut training ESQ deh”.
Pengalaman yang dirasakan MER, tenyata tidak berbeda dengan pengalaman
yang terjadi pada AJP, ia menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam Training ESQ
41 Wawancara pribadi dengan Informan YR, Pada Tanggal 25 Oktober 2008.
42 Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.
Basic tak lain karena mengikuti saran dari kedua orang tuanya dan mengetahui
lebih dalam mengenai Training ESQ.43
Seperti yang diungkapkan AJP:
“..Motivasi ikut ya cuma ngikutin saran orang tua aja, lagian aku
penasaran juga sih sama trainingnya kaya gimana”.
Kesibukan yang padat dan rutinitas yang terkadang membosankan, tak
jarang membuat seseorang ingin menikmati hari libur dengan suasana santai dan
nyaman. RY menuturkan bahwa keikutsertaannya dalam Training ESQ sama sekali
tidak ia duga, karena pamannya yang mengatur keikutsertaannya dalam Training
ESQ. Awalnya RY mengaku tidak memiliki motivasi apa-apa untuk mengikuti
Training ESQ, karena Ia menginginkan menikmati hari libur setelah dihadapkan
dengan aktivitas yang begitu padat sebagai seorang mahasiswa. Namun hari
berikutnya RY mengaku jadi memiliki motivasi yaitu ingin belajar mengisi diri
dengan nilai-nilai 165 yang disampaikan oleh ESQ.44
Seperti yang RY ungkapkan:
“..Awalnya gak ada motivasi karena gua benar-benar gak tau kalau
gua mau diajakin training. Om gua juga sengaja gak mau ngasih tahu ke gua
soalnya takutnya gua gak mau karena harus ninggalin waktu gua buat santai
terus nikmatin hari libur. Tapi kesananya motivasi gua jadi ada, ya gua
pengen belajar lagi mengisi diri dengan nilai-nilai 165 yang disampaikan di
ESQ”.
Pengalaman yang dirasakan RY, ternyata sangat berbeda dengan
pengalaman yang terjadi pada AP. AP mengaku bahwa keikutsertaanya dalam
Training ESQ Basic pada awal tahun 2006, adalah karena hadiah yang ia terima
43 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008..
44 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
setelah memberikan kontribusi dalam acara ulang tahun ESQ yang diselenggarakan
di Istora Senayan Jakarta dan itupun tidak dipungut biaya. Selain itu lingkungan
pergaulan AP ternyata sangat mendukung keikutsertaanya dalam Training ESQ.45
Hal ini seperti yang diungkapkan AP:
“..Motivasinya ya karena hadiah, waktu itu saya diajak mengisi acara
ESQ di Istora Senayan Jakarta, dan sebagai hadiahnya saja diajak ikut
training ESQ gratis, ya udah ikut. Selain itu saya juga pengen tahu kaya’
gimana sih Training ESQ penasaran juga, temen-temen di komplek yang
sudah ikut apa lagi anak-anaknya bunda Yeti juga nyaranin banget buat ikut
ESQ.”
Hal ini Berbeda dengan yang dialami oleh SCU, ia menuturkan pada
awalnya keikutsertaanya dalam Training ESQ Basic, karena saran dari sang kakak
yang mengatakan bahwa Training ESQ bagus untuk mahasiswa. Ini membuat SCU
mengambil keputusan untuk ikut serta dalam Training tersebut. Selain saran dari
sang kakak motivasinya juga didukung dari beberapa media masa yang pernah
SCU baca yaitu seputar Training ESQ.46
Seperti yang SCU ungkapkan:
“Motivasi awal karena disuruh kakak, katanya ada training
bagus tuh buat mahasiswa ya udah ikut, selain itu aku juga penasaran
soalnya kata bagus seh, sebelumnya aku juga pernah lihat sih
dibeberapa majalah sama koran tentang ESQ, dan hasilnya ternyata
asyik banget”.
Hal serupa juga terjadi dengan AIR, ia mengaku sama sekali belum
tahu seperti apa Training ESQ dan motivasi keikutsertaanya dalam Training
45 Wawancara pribadi dengan informan AP, pada tanggal 30 Oktober 2008.
46 Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.
ESQ, selain karena saudara yaitu sang tante yang sudah mendaftarkannya, AIR
juga termotivasi untuk memperluas pergaulan, menambah sahabat, dan
memperluas pengetahuan.47
Dari data yang diperoleh peneliti dilapangan, menunjukkan bahwa
jawaban dari alumni cukup variatif. Mayoritas motivasi yang melatarbelakangi
keikutsertaan alumni dalam Training ESQ adalah karena dorongan dari hati
yang ingin tahu lebih dalam dan merasakan langsung seperti apa materi-materi
yang disampaikan dalam Training ESQ. Lingkungan keluarga dan pergaulan
ternyata bisa menjadi motivasi, Pengalaman yang dirasakan oleh anggota
keluarga ternyata mampu membuat anggota dan pengurus dari Fosma Bekasi ini
memutuskan untuk ikut serta dan merasakan langsung materi-materi Training
ESQ.
B. Respon Alumni Terhadap Training Emotional Quotient (ESQ).
Saat ini, kondisi bangsa kita bisa dikatakan sedang mengalami pasang surut,
permasalahan seolah tiada pernah berhenti, mulai dari ekonomi, pendidikan,
kemiskinan, tingginya angka korupsi, serta yang lebih parah adalah mulai
merosotnya moralitas dan martabat masyarakatnya. Hal ini tentu menimbulkan
pertanyaan besar dibenak kita, ada apa dengan bangsa ini?. Tidak heran jika banyak
kita lihat diberbagai media masa dan elektronik, dalam menyelesaikan suatu
47 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 November 2008.
masalah, masyarakat banyak mengambil cara dengan unjuk rasa anarkis, bentrokan,
yang tak jarang menimbulkan banyak korban, seolah-seolah jalan terbaik dari suatu
permasalahan adalah dengan kekerasan. Yang lebih memprihatinkan lagi,
belakangan ini banyak terjadi tawuran dan bentrokan antar mahasiswa. Mengapa
mahasiswa yang selama ini dianggap sebagai kaum intelektualitas, yang
menjunjung tinggi moral seakan ikut-ikutan dan sangat jauh dari image tersebut.
Maka banyak hal yang harus kita benahi bersama, untuk menciptakan
kembali harmonisasi dalam bangsa ini, tidak hanya sisi intelektuaitas saja yang
harus dibenahi tapi juga bagaimana cara membangun spiritual dan emotional
masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai luhur sebagai bangsa yang bermartabat.
Bukan suatu hal yang mengherankan lagi, jika saat ini banyak kita jumpai berbagai
macam solusi yang ditawarkan untuk memberikan spirit dan motivasi pada diri
manusia dalam membangun mental yang kokoh terutama mental spiritual. Jika kita
berkiblat kepada bangsa Jepang yang begitu cepat bangkit kembali membangun
bangsa hingga keberhasilan dicapai, kuncinya adalah mereka mengawali terlebih
dahulu dengan membangun mental dan budi pekerti yang luhur, serta tidak
meninggalkan budaya asli mereka sebagai bangsa Jepang.
Melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini, ternyata tidak membuat anak
bangsa berdiam diri, mereka seolah mencari terobosan baru untuk mencari celah
dan jalan keluar dalam upaya membangun bangsa yang lebih baik. Saat ini banyak
sekali kita jumpai training-training yang bergerak dalam bidang peningkatan
kualitas manusia yang hanif, seperti Quantum Ikhlas, Training 7 Awwarnes, dan
Training Emotional Spiritual Quotient. Dalam pergerakannya tentu akan banyak
menuai respon dan penilaian masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Ini tentu suatu hal yang sangat wajar, karena pada umumnya pola fikir dan cara
pandang masyarakat berbeda-beda.
Berkaitan dengan penilaian dan respon dari masyarakat, hasil penelitian
dilapangan menunjukkan bahwa, Respon salah satu alumni mengenai Training ESQ
cukup bagus, apa lagi saat ini ESQ sudah bisa merambah hingga keluar negeri.
Selain itu, menurut UH materi yang disampaikan menarik karena dikemas sangat
rapi, dan menciptakan suasana yang tidak membosankan karena didalamnya
terdapat simulasi, games, dan musik.48
Seperti yang diungkapkan UH:
“..Cukup bagus apa agi sekarang sudah bisa menempuh hingga keluar
negeri ya, selain itu juga bagus sebagai media pembenahan diri, terus
perbaikan diri. Materinya sangat bagus, karena dikemas secara rapi, dan
menciptakan suasana yang tidak membuat kita bosan saat ikut training,
dengan adanya music, games, simulasi, ya gak bikin kita bete di dalam”.
Hal senada juga disampaikan MER, responnya terhadap Training ESQ baik,
seperti apa yang dituturkan oleh MER:
“..Bahagia, materinya juga bikin gua takjub, karena secara umum
konsepnya berbeda, ketika kita di pesantren yang selalu dibahas kan tentang
agama terus, jadi kesannya kita kaya’ dicekokkin, kalau ESQ tuh beda aja, bisa
memadukan nilai-nilai agama dan Al-Qur’an dengan nilai-nilai umum jadi bisa
ngeling banget jadinya orang ngga merasa seperti diceramahi”.49
48 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008.
49 Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.
Pengalaman yang dirasakan MER ternyata tidak jauh berbeda dengan ID.
Seperti yang diungkapkan ID:
”..Kalau gua bilang bagus, menyentuh ya dan nyadarin gua juga, tapi
kenapa ya gua ngga bisa nangis. Materinya juga bagus mudah dimengerti, cuma
mungkin kembali ke sifat orangnya, kalau kita sombong gak bakalan masuk
bukan berarti gua sok tahu, penyampaiannya bagus apa yang kita kira gak dan
cuek-cuek aja selama ini, tapi ternyata di ESQ lebih dijabarin lagi”50
KS ternyata memiliki perasaan yang sama dengan ID. Bagi KS Training
ESQ sangat bagus, KS menjadi lebih sadar bahwa selama ini ia sering kali
melupakan tentang apa tujuannya hidup di dunia ini. Mengenai materi ESQ,
menurut KS secara keseluruhan sangat bagus, karena dapat membuka mata hati kita
sebagai manusia. Selain itu, dalam training diperlihatkan bagaimana kebesaran
Allah dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pelengkapnya melalui audio visual.51
Seperti yang disampaikan oleh KS:
“..Bagus ya, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering
lupa, kalau tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya
aku jadi lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi ya baiknya cuma kita
pasrahkan kepada Allah SWT, dan materinya Secara keseluruhan kalau
menurut aku bagus, materi-materi ESQ sangat membuka mata hati kita
sebagai manusia, dengan ditunjukkan video-video kebesaran Allah ditambah
lagi dengan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pelengkapnya, Seru deh dan gak
bikin bosan juga”.
Hal senada juga diutarakan oleh YR mengenai training dan materi ESQ.
seperti yang diungkapkannya:
50 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008. 51 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.
“..Bagus banget, sangat menyentuh dan menyadarkan kita kalau
manusia sangat kecil dimata Allah dan tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan dengan ciptaan Allah lainnya, yaitu alam semesta dan jagad
raya ini, materinya juga bagus, keren ya apa lagi waktu training kita gak
dibuat bosan, materinya pas banget untuk nyeimbangin kecerdasan
emotional dan spiritual”.52
Melihat respon dan pendapat yang dikemukakan oleh informan, jawabannya
cukup beragam, namun secara keseluruhan alumni memberikan respon yang
positif, baik terhadap training ESQ sendiri dan materi-materi yang disampaikan.
Seluruh informan mengaku sangat terkesan dengan Training ESQ dan materinya,
terlebih lagi disampaikan dengan visualisasi, simulasi, dan permainan. Seluruh
alumni mengaku tidak merasakan kebosanan saat berlangsungnya training. Materi
yang disampaikan juga sangat menyentuh, ESQ mampu memadukan nilai-nilai Al-
Qur’an dan agama dengan nilai-nilai umum, sehingga membuat para peserta
merasa tidak sedang diceramahi. Video-video kebesaran Allah dengan ayat-ayat
Al-Qur’an seolah menjadi pelengkap bagi para peserta, dan dapat mengugah hati
mereka sehingga semakin sadar dan lebih introspeksi atas apa yang telah mereka
perbuat selama ini.
C. Dampak Training Emotional Spiritual Qoutient Terhadap Peningkatan
Keyakinan Beragama.
Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ), adalah sebuah training yang
bergerak dalam upaya pembangunan moral, yang pembangunan basicnya didahului
52 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008.
oleh pembangunan spiritualitas dari setiap anggota masyarakatnya. Jika selama ini
165 yaitu 1 Ihsan 6 prinsip dan 5 langkah dalam masyarakat hanya berbentuk
hafalan semata, maka ESQ ingin mewujudkan serta menjadikannya sebagai suatu
langkah yang diambil untuk menuju sukses dan tidak hanya dalam tataran
intelektualitas saja tetapi menjadi prinsip dan landasan hidup manusia, Sehingga
lahirlah manusia yang tidak hanya memiliki skill, knowledge, dan kompetensi yang
bagus, tapi juga didasari oleh spiritualitas yang tinggi.53
Itulah sedikit hasil kutipan
wawancara peneliti dengan salah seorang Trainer yang merupakan murid dari
Master OF Training ESQ Ary Ginanjar Agustian, yaitu Bapak Muchlis
Syamsuddin, seperti yang beliau ungkapkan:
“ESQ ingin memulai pembangunan moral di Indonesia ini dengan
mental spiritual, dimana basicnya adalah 165 itu, selama ini 165 itu hanya
berbentuk hafalan orang-orang dalam tataran intelektualitas saja. 165 itu kan
adalah 1 ihsan 6 prinsip dan 5 langkah. Untuk menuju sukses tidak hanya
dengan hafalan, tapi inilah basic dasar untuk membangun mental spiritual,
karena saat ini masyarakat Indonesia bisa dibilang mengalami pemerosotan
dalam hal pembangunan mental, dan lebih mengutamakan kepada sisi
intelektulitas dan pembangunan fisik saja, oleh karena itu ESQ didirikan
sebagai upaya membangun Indonesia yang diawali dengan pembangunan
spiritualitas, sehingga lahirlah manusia yang tak hanya memiliki
kompetensi, knoweledge, dan skill yang bagus, tapi juga didasari oleh
spiritualitas yang tinggi”.
Beliau juga menambahkan bahwa salah satu alasan mengapa lembaga
training ini didirikan adalah berangkat dari suatu keprihatinan seorang penulis yaitu
53 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 Oktober 2008,
Pukul 15.30, di ESQ LC.
Ary Ginanjar yang melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin hari semakin
memburuk terutama dalam pembangunan mental spiritual. Kebanyakan masyarakat
Indonesia saat ini, cenderung mengutamakan pembangunan fisik dan intelektualitas
semata.
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa visi misi yang dibawa oleh ESQ adalah,
membangun Indonesia emas 2020, dan Dunia emas 2050. Dalam mewujudkan cita-
cita dan visi misi tersebut, tentu dibutuhkan langkah-langkah yang harus diambil
untuk mewujudkannya. Langkah awal yang diambil adalah pembangunan spiritual
dan kesadaran akan berTuhan, dan itu dilakukan secara general. ESQ adalah sebuah
lembaga yang ingin mencoba menempatkan dirinya sebagai sebuah oksigen, yang
selalu siap dibutuhkan bagi siapa saja yang membutuhkan, dimanapun dan
kapanpun. Namun, upaya yang dilakukan ESQ tentu akan berhadapan dengan
berbagai kendala, dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, sejauh ini kendala
yang dihadapi masih dalam hal teknis saja, yaitu ada sebagian pendapat yang
bergulir dalam masyarakat bahwa ESQ adalah sebuah lembaga ekslusif dan semata-
mata hanyalah bisnis belaka.
Sangat diakui, ESQ adalah lembaga yang profesional, karena tidak
memungut biaya dari sumbangan, ESQ bukanlah LSM, bukan pula yayasan. ESQ
memiliki konsep merdeka, yaitu keuangan dikelola sendiri, ESQ berdiri tanpa
sumbangan dan bantuan dari orang atau lembaga lain. Dari fakta yang ada,
mayoritas seseorang yang telah bergabung dan mendalami ESQ, mereka akan
mensupport sepenuhnya.54
Seperti yang bapak Muchlis ungkapkan:
“…Kendala tentu pasti ada, tetapi sejauh ini kendalanya adalah
masalah tekhnis dan masih bisa diatasi, contoh ESQ hidup mandiri dan
pembiayaan sendiri artinya untuk menjalankan sesuatu kita membutuhkan
yang namanya amunisi-amunisi, tanpa amunisi tersebut kita tidak mungkin
berjalan. Selain itu, kita juga harus memiliki sumber daya manusia yang
kuat, karena tanpa SDM yang baik serta pengelolaan finance atau keuangan
yang baik, tidak mungkin ESQ dapat berjalan dan saat ini memiliki
karyawan ± 600 orang. Memang ada sebagian opini masyarakat yang
menganggap ESQ hanyalah sebuah bisnis, dan saya rasa angapan tesebut
keliru. Kita akui ESQ memang profesional karena kita tidak memungut dana
dari sumbangan, kita bukanlah LSM ataupun yayasan yang memperoleh
dana dari orang lain. Oleh karena itu kita memiliki yang namanya merdeka,
dimana keuangannya kita kelola sendiri dan kita berjalan tanpa bantuan
orang lain. Namun, saya lihat umumnya seseorang yang sudah masuk dan
mengenal ESQ lebih mendalam ia akan mensupport”.
Untuk menganalisis hasil penelitian yaitu dampak Training ESQ terhadap
peningkatan keyakinan beragama, terlebih dahulu penulis melihat bagaimana
pengetahuan alumni mengenai makna keyakinan agama, pola kehidupan beragama
alumni, dan tiga point penting yang merupakan pengaruh dari keyakinan agama
alumni yaitu: kondisi alumni dalam menciptakan kebahagiaan dan optimisme
hidup, kondisi alumni dalam menjaga hubungan sosial, dan kondisi alumni dalam
mencari penawar dalam tekanan jiwa.
1. Pandangan Alumni Terhadap Makna Keyakinan Agama.
54 Wawancara pribadi dengan Mukhlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November
2008, Pukul 15.30 di ESQ LC.
Berbicara mengenai pembahasan dan hasil penelitian yang akan
dikemukakan, yaitu mengenai dampak Training ESQ terhadap peningkatan
keyakinan agama, terlebih dahulu kita melihat bagaimana Trainer dan alumni dari
Training ESQ dalam memaknai keyakinan agama. Bapak Muchlis Syamsuddin
berpandangan, bahwa keyakinan agama adalah suatu kesadaran berTuhan atau
dalam ESQ dikenal sebagai Good Conciousnes, yaitu suatu kesadaran yang
meyakini bahwa terdapat kekuatan dahsyat di luar kapasitas manusia. Menurut
beliau, keyakinan agama adalah landasan awal dalam membangun spiritualitas
dalam diri manusia. Seperti yang beliau ungkapkan:
“Pandangan saya mengenai keyakinan agama, yaitu merupakan suatu
kesadaran berTuhan atau dalam ESQ kita kenal dengan Good Consiousnes,
yaitu suatu kesadaran yang meyakini bahwa terdapat kekuatan-kekuatan
dahsyat di luar kapasitas manusia. Keyakinan merupakan landasan awal
dalam membangun spiritualitas dalam setiap diri manusia”.55
Sedangkan menurut AIR, keyakinan agama adalah suatu penerimaan
terhadap suatu Dzat yang maha berkuasa, yaitu Allah SWT. Agama dibuat sebagai
sebuah sistem yang mengatur kehidupan manusia. Keyakinan agama bukanlah
suatu hal yang dapat dipaksakan karena ia berasal dari hati setiap manusia. Menurut
AIR keyakinan agama adalah suatu hal yang sangat penting, karena dalam
beragama dimulai dari iman dan dilanjutkan oleh Islam. Jika manusia belum yakin
terhadap agama yang di anut, maka kemungkinan yang dikerjakan dalam keadaaan
55 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November
2008, pukul 15.30, di ESQ LC.
kosong, karena belum memahami makna dari apa yang dijalankan. Seperti yang
diungkapkan oleh AIR:
“Keyakinan agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan karena
ia berasal dari hati. Ya suatu penerimaan manusia terhadap suatu zat yang
maha berkuasa. Agama diciptakan sebagai sebuah sistem yang mengatur
kehidupan manusia. Keyakinan agama pasti penting, karena awalnya iman
dulu baru Islam, dan keyakinan dulu yang harus benar-benar dibangun,
kalau manusia belum beriman atau yakin barangkali apa yang ia kerjakan
dipastikan juga kosong, karena dia juga belum benar-benar faham akan
makna yang ia jalankan.56
Hal serupa juga dikemukakan oleh KS. Bagi KS keyakinan agama adalah
ketika manusia menyadari dan percaya bahwa manusia terlahir ke dunia karena ada
yang menciptakan yaitu Allah SWT. Seperti yang diutarakan oleh KS:
“..Keyakinan agama menurut aku, ya ketika kita manusia menyadari
dan percaya kalau manusia terlahir di dunia karena ada yang menciptakan
yaitu Allah SWT. Keyakinan agama menurut aku sangat penting karena itu
adalah landasan awal manusia beragama, kalau manusia ngga punya
keyakinan, gimana kita bisa ngejalanin dan mentaati segala yang Tuhan
perintahkan ke kita. Apalagi sekarang ini banyak banget muncul aliran-
aliran agama baru, ya bentengnya keyakinan terhadap agama yang kita anut
tadi”.57
Keyakinan agama adalah suatu kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang
satu Yaitu Allah SWT. Itulah pendapat yang UH kemukakan mengenai
pandangannya terhadap makna keyakinan agama. Menurut UH, keyakinan agama
merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa keyakinan bagaimana mungkin
56 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 Oktober 2008.
57 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.
penganutnya dapat menjalankan agamanya dengan baik, dan itu point penting bagi
seseorang yang memeluk agama. Seperti yang diungkapkan oleh UH:
“Sebuah kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang satu, yaitu Allah
SWT. Keyakinan agama sangat penting, maaf aja kalau keyakinan kita
kurang ya gak akan bisa melaksanakan agama itu secara baik. Ya tentulah
itu adalah point penting dan utama dalam kita memeluk suatu agama”.58
Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh MER, dalam
pandangannya. Keyakinan agama adalah meyakini secara keseluruhan terhadap
agama yang kita anut. MER juga menuturkan, dari keyakinan tersebut maka
perlahan kita akan dapat merasakan keberadaan Tuhan, kemudian menjalankan
perintahNya secara total, dan menjadikannya sebagai pedoman dan landasan hidup.
MER juga menuturkan, bahwa keyakinan agama adalah hal yang sangat penting,
karena ketika manusia sudah mengakui sebuah agama, maka yang harus dijalankan
adalah tidak hanya dilafadzkan tetapi mulai dari hati, fikiran, dan sikap juga harus
tercermin. Karena agama bukanlah sekedar ucapan”.59
Sedangkan menurut YR, keyakinan agama adalah percaya kepada Allah
sebagai satu-satunya yang patut kita sembah dan ditaati. Bagi YR keyakinan agama
adalah hal yang sangat penting, karena itu adalah landasan awal dalam kita
beragama. Jika diibaratkan, saat kita ingin membangun rumah, maka tentu sebuah
58 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008. 59
Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.
pondasi harus dipersiapkan, dan begitu pula saat kita memeluk agama, maka yang
harus dibangun terlebih dahulu adalah keyakinan agama.60
Hal yang sama juga diutarakan oleh SCU, menurutnya keyakinan agama
adalah menjadikan Allah satu-satunya yang patut kita sembah, dan senantiasa
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Bagi SCU, keyakinan agama
adalah point penting dalam kita memeluk suatu agama, bagaimana kita bisa
menjalankan agama secara kaffah tanpa memiliki keyakinan.61
AJP juga memiliki
pandagan yang sama terhadap makna keyakinan agama, bagi AJP keyakinan agama
adalah percaya secara total terhadap Allah, dari materi yang pernah ia dapat dari
salah seorang Trainer ESQ, iman adalah 1 ihsan, 6 iman, dan 5 Islam. Menurut AJP
keyakinan adalah dasar beragama dari setiap manusia.62
Dari pernyataan diatas, hampir seluruh informan dapat menjawab dan
memahami makna keyakinan agama, namun sebagian informan mampu menjawab
setelah menggunakan makna keyakinan yang dipandang secara kaca mata Islam
yaitu “keimanan” bukan makna keyakinan agama secara universal. Dari sepuluh
Informan, hanya lima orang yang mampu menjawab dengan sangat konkrit dan
mendalam mengenai makna dan fungsi keyakinan agama. Sedangkan lima
informan lainnya hanya menjawab secara secara singkat dan lugas. Sedangkan
60 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008. 61
Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.
62 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
mengenai peran penting keyakinan agama, seluruh informan memberikan jawaban
yang sama, bahwa keyakinan agama penting sebagai landasan awal dan utama bagi
setiap pemeluk agama.
2. Kehidupan Beragama Alumni Training Emotional Spiritual Quotient.
Berbicara mengenai agama, maka yang terlintas dibenak kita tak hanya
bagaimana setiap manusia yang menganutnya meyakini secara total terhadap
agamanya, dan ia jadikan sebagai aturan dalam menjalankan hidup, namun yang
penting adalah manifestasi dari keyakinan yang ia pegang tadi, terwujud dalam
tingkah laku dan kehidupan kesehariannya mulai dari perasaan, fikiran, tutur kata
dan tindakannya. Untuk melihat keberagamaan seseorang yang perlu diperhatikan
adalah melihat lima dimensi keagamaan yaitu, ideologis, ritualistik, eksperiensial,
intelektual, dan konsekuensial.63
Sebelum peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai keyakinan agama,
maka peneliti merasa perlu untuk melihat bagaimana pola kehidupan beragama
para alumni, dimulai dari pelaksanaan ritual, kehidupan beragama keluarga dan
lingkungan pergaulan, serta intensitas kegiatan keagamaan.
Secara umum kehidupan keluarga termasuk yang agamis dan taat beragama.
Sejak kecil pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama sudah diberikan, hanya
saja ilmu yang didapat adalah ilmu-ilmu yang bersifat konvensional dan bersifat
63 Jalaluddin Rakmat, Psikologi Agama, hal 43
satu arah. Berbeda dengan yang RY dapat dari ESQ, di ESQ cenderung
menggunakan metode dua arah, ada simulasi dan permainan. RY mengaku metode
yang digunakan di ESQ lebih mudah untuk ia terima dan serap. Itulah yang
dikemukakan oleh RY, sebagai mantan ketua Fosma Bekasi periode 2007-2008, ia
merasakan bahwa kehidupan beragama dalam keluarga sangat mendukung, mulai
dari pelaksanaan ritual seperti sholat, puasa, dan mengaji. Hingga saat ini, RY
mengaku orang tuanya masih memberikan fasilitas untuk belajar secara khusus
dengan seorang ustad yang berkompeten dalam bidang agama. 64
Hal senada juga diutarakan oleh UH, sambil mengucap syukur ia
menuturkan bahwa kehidupan beragama dalam keluarga cukup baik, kedua orang
tua selalu mengingatkan dan memberikan nilai-nilai agama sejak UH masih kecil.
Namun, satu hal yang sangat disayangkannya, ada satu orang saudaranya yang
masih mengabaikan perintah sholat. Namun untuk saat ini lingkungan kerjanyalah
yang membuatnya nyaman dalam menjalankan ibadahnya karena kondisi
lingkungan yang sangat Islami. Mengenai intensitas dalam mengikuti kegiatan
keagamaan, saat ini ia aktif dalam pengajian dan pengkajian Fosma Bekasi, serta
liqoat di yayasan.65
Seperti yang UH ungkapkan:
“..Ya tidak seluruhnya sholatnya penuh, ada kakak yang sampai
sekarang masih belum tergugah hatinya untuk sholat dan menjadikannya
sebagai suatu rutinitas dan kebutuhan dia. Kalau dari orang tua
64 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
65 Wawancara pribadi dengan informan UH, Pada tanggal 25 Oktober 2008.
Alhamdulillah sangat mendukung mengenai pendidikan dan penanaman
nilai-nilai agama. terutama lingkungan pekerjaan ya, Islami banget. Dalam
keluarga ritual agama Alhamdulillah baik, selain kakak, semua menjalankan
kewajiban agama, sekarang ini lagi belajar juga untuk melaksanakan yang
sunnah-sunnah. Rutinitas selain di Fosma juga ada pengajian setiap minggu
liqoat, dan di yayasan”.
Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu UM, ibunda salah satu anggota
Fosma Bekasi, dimana tempat ibu UM, sering digunakan sebagai tempat
berkumpul, rapat, dan kegiatan Fosbek lainnya seperti pengajian. Dari pengamatan
ibu UM, saudara UH cukup baik dalam bergaul, memiliki sopan santun dan tutur
kata yang baik, dan selalu melaksanakan kewajiban agama seperti sholat.66
Hal senada juga diutarakan oleh YR, menurut pengakuannya kehidupan
beragama di dalam keluarganya sangat mendukung, apalagi mama dan papa yang
selalu mengingatkan. Tapi ada satu saudaranya yaitu kakak laki-lakinya, yang
sampai saat ini, belum sepenuhnya melaksanakan perintah agama seperti sholat,
tapi YR mengaku selalu mengingatkan, hanya saja sang kakak belum memiliki
kemauan dan masih malas untuk melaksanakannya. Selain itu YR mengaku
kegiatan keagamaannya saat ini, selain membaca Al-Qur’an dirumah, ia juga aktif
mengikuti pengajian dan pengkajian rutin mingguan di Fosma Bekasi.67
Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dirasakan ID, kehidupan keluarga
sangat mendukung baik penanaman nilai-nilai agama, maupun pelaksanaan ritual
66 Wawancara pribadi dengan Informan UM (Masyarakat), Pada tanggal 23 November 2008.
67 Wawancara pribadi dengan informan YR, Pada tanggal 25 Oktober 2008.
keagamaan, terlebih ID mengaku keluarganya banyak dikenal masyarakat sebagai
keturunan Ustad. Namun, sambil tertawa ID menuturkan, dulu hal yang bertolak
belakang terjadi padanya, tapi ID mengaku bahwa itu semata-mata karena
kesalahannya sendiri, dan saat ini ia sedang belajar untuk lebih tahu dan
melaksanakan ibadah. Intensitas kegiatan keagamaan ID. saat ini, selain pengajian
rutin seminggu sekali di Fosma Bekasi, ia juga rutin mengikuti pengajian masjid
yang tak jauh dari tempat tinggalnya.68
Seperti yang diungkapkan oleh ID:
“..Alhamdulilah baik, ortu dan keluarga dari dulu juga dikenal dari
keluarga ustad, ya keluarga gua baik-baik aja, cuma guanya aja yang sableng,
ya Alhamdulillah sekarang gua lagi belajar untuk lebih tau dan ngelaksanainnya
juga. Jadi lebih baik, yang rutin di Fosma Bekasi terus ada juga pengajian
minggu pertama tiap bulan di mesjid dekat rumah”.
Hal senada juga diutarakan oleh SCU:
“Alhamdulillah bagus banget ya, walaupun dikeluarga baru gua yang
ikut training ESQ, tapi kalau boleh di nilai secara agama dan ibadah sih sudah
baik banget ya. Sholat lima waktu Alhamdulillah lancar, sholat sunnah kaya’
sholat witir, dhuha, sama tahajud tuh diterapin dan dilaksanain di keluarga, tapi
kadang gak semuanya dilaksanain tapi nyokap ngingetin, gak apa-apa yang
penting ada yang dikerjain salah satunya dan itu harus rutin. Kalau kegiatan
agama yang rutin banget tuh di Fosma Bekasi ya, pengajian tiap minggu
InsyaAllah gua datang, terus kalau ada pengajian di keluarga juga datang tapi
yang rutin banget ya di Fosbek”69
.
Untuk melengkapi pengamatan penelitian, maka peneliti mencoba mencari
tahu seperti apa keseharian dari SCU. Menurut NI, yang merupakan rekan kerja
SCU, dalam tutur kata SCU cukup baik, namun karena sifatnya yang humoris,
68 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.
69 Wawancara pribadi dengan informan SCU, pada tanggal 6 November 2008.
terkadang suka nyablak. Kalau tentang ibadah bagus banget, di kantor SCUlah
yang paling sering mengingatkan kita untuk sholat, dalam bekerja NI juga banyak
belajar karena menurut pengakuan NI, SCU adalah orang yang sangat ikhlas dalam
menerima pekerjaan apapun, masih bisa tertawa dan ceria, walaupun ia dalam
kondisi kelelahan.70
Hampir seluruh informan menyatakan hal yang sama, secara keseluruhan
kehidupan beragama dalam keluarga cukup baik dan sangat mendukung, begitu
pula mengenai masalah ritual keagamaan. Yang membedakan hanyalah kebiasaan-
kebiasaan yang diterapkan di dalam keluarga, seperti sholat berjama’ah,
mengerjakan sholat-sholat sunnah, dan puasa. Selain itu yang membedakan dalam
intensitas kegiatan keagamaan adalah, kegiatan mereka diluar kegiatan Fosma
Bekasi seperti pengajian dan pengkajian di kampus, yayasan, dan dilingkungan
tempat tinggal.
Dari hasil observasi partisipatoris dan wawancara mendalam yang penulis
lakukan, seluruh informan memang aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan oleh Fosma Bekasi. Dalam hal ritual keagamaan, hasil pengamatan
peneliti dari setiap event dan kegiatan yang diselenggarakan Fosma Bekasi, seluruh
Informan melaksanakan sholat dan cukup antusias saat mendengarkan cermah,
yang disampaikan oleh Ustad atau Ustadzah, baik anggota laki-laki maupun
70 Wawancara pribadi dengan NI (Masyarakat), Pada tanggal 20 November 2008.
perempuan. Namun, jika dilihat dari keaktifan dalam mengemukakan pendapat dan
mengajukan pertanyaan, anggota Fosma laki-laki cenderung lebih aktif jika
dibandingkan perempuan. Hal ini terjadi karena hampir dalam setiap kegiatan
pengajian dan pengkajian, Fosma Bekasi cenderung lebih sering mengundang guru
agama laki-laki atau Ustad dibandingkan dengan guru agama perempuan. Namun,
peneliti melihat suatu hal yang berbeda, ketika kegiatan pengajian melibatkan guru
agama perempuan, tidak hanya anggota Fosma laki-laki saja yang aktif, anggota
Fosma perempuanpun cukup berani mengutarakan pendapat dan pertanyaannya
dibandingkan jika pengajian yang melibatkan guru agama laki-laki. Setelah peneliti
menggali lebih dalam penyebab perbedaan kondisi tersebut, para anggota
perempuan mengaku lebih leluasa bertanya kepada guru agama perempuan, karena
pertanyaan yang diberikan bisa menyangkut dari berbagai aspek termasuk hal-hal
yang berkaitan dengan wanita, sedangkan pada saat pengajian dibawah bimbingan
guru laki-laki pembahasan cenderung lebih kepada tauhid, kajian tafsir, dan fiqih.
3. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan Kebahagiaan Hidup
Kebahagiaan dan kedamaian tentu menjadi impian setiap manusia. Namun
kebahagaian seperti apa yang sesungguhnya manusia dambakan. Apakah harta,
jabatan, kekuasaan, atau kemewahan, jika memang itu yang menjadi standar
kebahagiaan manusia saat ini, mengapa banyak terjadi pembunuhan atas dasar
perebutan harta atau kekuasaan. Setiap manusia tentu memiliki standar sendiri
untuk memaknai kebahagiaan bagi dirinya.
Keadaan inilah yang menyebabkan peneliti ingin melihat bagaimana kondisi
alumni dalam menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan. Kedua perasaan ini,
bahagia dan gembira tentu memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya ketika
individu mampu menciptakan kebahagiaan untuk dirinya pribadi, tetapi bahagia
juga dapat diartikan, ketika seseorang mampu dan peka melihat lingkungan dan
individu disekitarnya, menciptakan dan merasakan hal yang sama seperti yang
sedang ia rasakan. Ini merupakan point penting untuk melihat keyakinan agama
dari alumni ESQ.
Manusia yang peduli adalah manusia yang tidak hanya berfikir untuk
kebahagiaannya pribadi, tetapi ia juga sangat peka terhadap kebahagiaan orang
disekitarnya. Hal yang terjadi pada AJP. Seperti yang diungkapkan oleh AJP:
“..Dari kecil Alhamdulillah orang tua aku sudah ngajarin ya, kalau
kita punya uang berapa walaupun gak seberapa, ya cobalah buat berbagi.
Apa lagi seandainya orang itu butuh banget, kalau gak banyak ya semampu
kita yang penting kita kasih. Lama-lama itu malah jadi kebiasaan aku dan
adek, misalnya lagi jalan ada orang minta, ya walaupun gak bawa uang yang
banyak, ya penting kita bantulah ya, seberapa mampu kita. Dan bagi aku
yang diingat banget yakin aja Allah pasti akan ngebalas, mungkin lebih dari
apa yang kita pernah kasih ke orang lain. Di ESQ kan kita juga ada materi
total action, nah disitu kan juga salah satu pembelajaranlah ya buat kita
harus saling berbagi, peduli juga sama orang lain gak ego ya gitu aja”.71
Hal senada juga diutarakan oleh ID, seperti yang diungkapkannya:
“Gua pribadi pengen sebenarnya buat ngebantu orang, ya siap sih ti
yang gak seneng bisa diminta bantu dan ngebantu juga. Ya intinya gua pengen
banget bisa bantu orang laen. Istilahnya ya Ti amal itu kan gak akan pernah
71 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
habis, amal itu kan bakal tabungan kita nanti di akherat. Ya berusalah buat
menabung, ya itu bantu orang lain yang membutuhkan, walaupun jujur gua gak
sepenuhnya bisa terus bantu mereka dengan materi saat ini, tapi paling gak gua
bisa bantu dengan semangat buat mereka, tenaga, ya gua yakin apa yang gua
lakukan buat mereka ya gak sia-sia gitu aja Ti”.72
Sedangkan menurut pandangan AP, Kehidupan manusia di dunia diibaratkan
seperti roda, terkadang ia berputar kebawah, kadang pula keatas, seperti itu juga
ada yang kaya dan ada yang miskin. Namun sebagai manusia yang harus dilakukan
adalah pasrah dan percaya bahwa kehidupan ini sudah ada yang menggariskan.
Secara jujur AP, mengaku belum bisa melakukan banyak hal untuk orang lain,
terlebih masyarakat yang membutuhkan, karena AP masih memiliki keterbatasan.
Namun, ia akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu jika dapat dengan
materi atau dengan fikiran dan tenaga. Karena menurut AP, bukan suatu hal yang
sia-sia kalau seseorang mau membantu orang lain, justru ia percaya ini semua akan
menjadi berkah.73
Seperti yang diungkapkan oleh AP:
“..Ya kehidupan itu kan seperti roda kadang diatas kadang di bawah,
ada yang kaya ada yang miskin, jadi kita harus sadar lah ya bahwa hidup ini
sudah ada yang mengariskan, gua lagi belajarlah buat total action ya ngga.
cuma gua pribadi jujur saat ini belum bisa bantu banyak karena keterbatasan
gua juga, cuma gua saat ini, bareng-bareng sama temen-temen, yang
tentunya satu visi satu misi, bagaimana kita bisa membantu gak hanya dari
materi tapi mulai dari fikiran, tenaga, kita juga bisa bantu kan. Ya lagi
belajar buat total actionlah, karena Bagi gua sih gak ada yang sia-sia kalau
kita mau bantu orang lain, justru malah bisa jadi berkah kali buat kita”.
72 Wawancara pribadi dengan Informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.
73 Wawancara pribadi dengan informan AP, Pada tanggal 30 Oktober 2008.
Hal yang tidak berbeda juga diutarakan oleh AIR, seperti yang
diungkapkannya:
”..Dalam Islam kita mengenal yang namanya infak, zakat, dan
shodaqoh. Ketika orang-orang sudah menyadari dan peduli terhadap sesama,
mau membantu orang lain, ya bisa pastikan kemiskinan di Indonesia ini juga
akan berkurang. Terus masyarakatnya jujur, tidak melakukan korupsi, setiap
orang-orang yang mampu mau saling membahu, ya masyarakat miskin pun
juga akan merasa terbantu. Untuk itu, kita semua harus kerja sama, jangan
mengandalkan satu pihak, kebaikan itu mulailah dari diri sendiri. Kalau saya
pribadi sekarang ini sedang mencoba menerapkan hal itu, walaupun belum
seberapa, saya punya cita-cita pengen bikin sekolah gratis, bisa bantu orang
ngga mampu, dan yang paling penting saya bisa membuka lapangan
pekerjaan untuk orang lain, ya semoga saja bisa terwujud”. 74
Opini lainnya disampaikan oleh SCU, baginya ada suatu perasaan sedih
ketika melihat orang lain sedang membutuhkan dan meminta pertolongan dengan
kita, namun terkadang terhalang oleh kondisinya yang Sedang tidak membawa
uang atau hal lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh SCU:
“Saat pulang mengajar gua sering kali melihat ibu-ibu dan anaknya
sedang meminta-minta, kasihan banget dan rasanya ingin sekali memberikan
sesuatu, tapi terkadang terhalang oleh kondisi, tidak bawa uanglah atau
kepepet banget, tapi dari hati gue pengen banget ngasih sesuatu entah itu
uang, pakaian, atau makanan. Sekarang sudah gua laksanain sih, walaupun
tidak seberapa”.75
Dari pernyataan-pernyataan diatas, terlihat seluruh informan memiliki sikap
simpati dan empati terhadap sesama, mereka memiliki keinginan untuk berbagi dan
membantu orang-orang yang kurang mampu baik berupa uang, pakaian, tenaga dan
74 Wawancara pribadi dengan informan AIR, Pada tanggal 13 Oktober 2008. 75
Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.
fikiran. Para informan menyatakan mereka senang membantu orang lain, bahkan
mereka yakin, perbuatan yang mereka lakukan akan menghasilkan sesuatu yang
baik untuk dirinya dari Allah. Namun dari pernyataan diatas juga menunjukkan
mereka masih memiliki keterbatasan dan hanya mampu memberikan semampunya.
Menurut pengakuan sebagian informan, keterbatasan ini terjadi karena kehidupan
mereka masih dibiayai oleh orang tua mereka, dan mayoritas yaitu tujuh orang
informan masih mengenyam bangku kuliah, dan tiga orang lainnya baru
manyelesaikan kuliah dan sudah bekerja.
4. Kemampuan Alumni Dalam Menciptakan dan Menjaga Hubungan
Sosial.
Manusia adalah mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri, menyukai
kebersamaan, dan persaudaraan, senang berkumpul dan bergaul dengan sesamanya,
suka ditemani dan merasa senang saat didekati. Manusia juga takut berada dalam
kesendirian dan menyendiri. Tidak suka dengan perpisahan, bahagia bila disenangi,
dan gembira bila dihormati. Inilah tabiat alami dari setiap manusia. Dalam menjaga
hubungan tersebut, tentu dibutuhkan sikap toleransi, tolong menolong, peduli dan
lainnya. Kenyataannya untuk menjaga suatu hubungan atau relasi sosial, bukanlah
hal yang mudah, karena dibutuhkan sikap saling menghargai, mengenyampingkan
ego, serta bisa menempatkan diri dengan baik.76
Dalam keyakinan agama
kemampuan seseorang dalam menjaga hubungan dengan individu lainnya adalah
salah satu bukti dari keyakinan agama yang ia pegang tadi.
Untuk menjaga hubungan tersebut, manusia memiliki cara yang berbeda-
beda, salah satunya yang dikemukakan oleh AJP, dalam setiap menjalani hubungan
kepada siapapun, masalah akan selalu ada, namun AJP mengaku untuk menjaga
hubungan dengan individu yang sama secara usia, cenderung labih mudah karena
pola fikir mereka yang masih mudah berubah dan santai. Yang terpenting baginya
adalah jika seseorang pernah melakukan perbuatan kurang menyenangkan terhadap
dirinya, jangan sampai kita melakukan hal yang sama, karena AJP yakin dari
sebuah niat yang baik maka akan berada pada ending yang baik pula. seperti yang
diungkapkan oleh AJP:
“…Ya masalah itu pasti ada ya Ti, apa lagi dalam sebuah hubungan.
Kalau sama temen menurut aku ngejaga hubungan itu agak lebih gampang la
ya, pa lagi anak-anak muda biasanya gampang buat diajak kompromi, tapi
kenapa justru menjaga hubungan dengan keluarga, lingkungan sekitar kita
lah ya, yang terkadang agak susah. Tapi Nyokap sama Bokap selalu
nasehatin aku, bagaimanapun orang jahat sama kita, sebisa mungkin jangan
sampai kita melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan ke kita.
Silaturahmi harus tetap jalan, karena kalau dari awal niat kita baik
InsyaAllah berakhirnya juga bakal baik gitu aja sih. Tapi gak bisa cepat ya,
pastinya ngelewatin proses-prosesnya juga”.77
76 Abdul Aziz Al-Puauzan, Fikih sosial Tuntunan dan etika hidup Bermasyarakat (Jakarta: Qisthi
Press, 2007), hal 300-301.
77 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
Lain hal dengan RY, dalam pandanganya, Hidup dan berhubungan dengan
individu lainnya pasti akan berhadapan dengan masalah, bagi RY, untuk menjaga
hubungan tersebut adalah dengan cara ketika Ia melakukan kesalahan, maka RY
akan mencoba untuk meminta maaf terlebih dahulu dan juga sebaliknya jika
seseorang melakukan kesalahan terhadapnya, RY akan berusaha untuk lebih dulu
memaafkannya walaupun bagi RY hal itu cukup sulit”.78
Berbeda dengan yang dialami oleh SCU, seperti yang diungkapkannya:
“Sama sahabat bisa dibilang cukup sering ya, dulu gua agak
dendaman, tapi setelah training kaya’nya gua jadi lebih bisa nahan aja
udahlah mungkin yang terjadi emang izin dari Allah, mungkin Allah sayang
sama gua dan ngasih cobaan lewat sahabat, sekarang gua ngerasa setelah
berusaha ngeikhlaskan segala sesuatu yang menyakitkan justru gua ngerasa
hubungan gua jadi lebih baik sama sahabat. Kalau yang lain Alhamdulillah
baik, sama keluarga kalau ada masalah paling karena faktor capek paling
suka perang mulut ngehadapinnya santai aja, kalau lagi nasehatin ya kita
dengerin apa lagi sama orang tua durhaka kan”.79
Hal yang tidak jauh berbeda juga dialami oleh ID, ia mengaku pernah
mengalami suatu hubungan yang kurang baik dengan salah satu kerabatnya, hal itu
cukup berlangsung lama, namun ID mengaku sudah sangat berusaha untuk menjaga
dan memperbaiki hubungan dengan sang kerabat dengan cara menyapa, dan
meminta maaf. Namun sampai saat ini ID mengaku belum mendapatkan hasil yang
baik. Seperti yang diungkapkan oleh ID:
78 Wawancara pirbadi denan informan RY, Pada tanggal 31 Oktober 2008.
79 Wawancara pribadi dengan informan SCU, Pada tanggal 6 November 2008.
“..Keluarga Alhamdulilah baik, tapi paling ada masalah sama
tetangga dia juga saudara gua sih. Gua sudah berusaha pengen baik gitu
sama dia, biar bisa kayak dulu lagi. Setiap kali ketemu atau papasan, gua
coba tegur tapi sikap dia ke gua tetap aja dingin. Ya sekarang sih gua
berfikir, gua sudah berusaha memperbaiki hubungan gua sama dia, tapi dari
dianya masih kayak gitu, ya gua pasrah aja kita liat aja nanti seperti apa yang
penting gua sudah minta maaf dan nyapa dia lagi..”.
Dari pernyataan-pernyataan diatas terlihat, hubungan sosial dengan keluarga
dalam kondisi yang cukup baik. Selain itu dalam menjaga suatu hubungan dengan
orang lain, tidak terlepas dengan keluarga dan sahabat, mereka memiliki pandangan
dan pengalaman yang beragam, ada yang menjaga suatu hubungan atau relasi,
dengan mecoba memahami dan mau mengalah dengan orang lain. Ada pula yang
mengaku dengan cara harus bisa menempatkan posisi dengan baik, ketika
melakukan kesalahan atau ada konflik dalam hubungan tersebut, maka usahakan
untuk mengakui dan saling memaafkan.
Dari hasil observasi partisipatoris yang peneliti lakukan, anggota Fosma
Bekasi sangat menjaga hubungan dengan orang lain, setiap anggota yang baru ikut,
baik alumni Training ESQ maupun tidak dalam kegiatan Fosma Bekasi selalu
dibackup, dengan cara diajak dan dihubungi selalu dalam setiap kegiatan, bahkan
dalam pergaulan tidak ada perbedaan antara yang alumni dengan yang belum
menjadi alumni. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan NI, yang sering
mengikuti kegiatan Fosma Bekasi namun ia belum menjadi alumni. Menurut
penuturannya, ia sangat senang bergabung dengan kegiatan Fosma Bekasi,
anggotanya juga sangat Welcom menerimanya. Anggota Fosma Bekasi juga sangat
baik dan seru, dan NI mengaku senang berada dalam lingkungan ESQ. seperti yang
diungkapkan oleh NI:
“Menurut gua baik, anak-anaknya welcom banget, gua juga seneng
anak-anaknya gaul tapi juga tetap bisa Islami, ya senenglah bisa maen sama
anak-anak Fosma, kegiatan-kegiatannya juga positif banget ya makin
ditingkati aja dan kompak selalu”80
5. Kemampuan Alumni Dalam Mencari Penawar Dalam Tekanan Jiwa.
Kehidupan manusia di dunia ini hanyalah sementara. Dalam mengarungi
kehidupan, kebahagiaan dan kegembiraan tentu menjadi impian setiap manusia.
Segala upaya dilakukan untuk mencapai kebahagiaan tersebut, bahkan tak heran
saat ini orang-orang seakan menghalalkan segala cara untuk mencapai
“kebahagiaan” tersebut. Namun, pernahkah terfikir oleh manusia untuk bersiap-siap
menghadapi suatu kondisi diluar harapannya?. Kondisi dimana ia dihadapkan
dengan kegagalan, keterpurukkan, dan kekecewaan. Pemandangan yang tidak asing
lagi, jika kita melihat orang-orang yang mengakhiri hidupnya alias bunuh diri,
hanya karena ditinggal pacar, faktor ekonomi, atau tak tercapainya mimpi. Rasanya
sangat tidak pantas apabila anugerah yang telah Tuhan berikan kepada manusia,
disalahgunakan dan tidak ditempatkan sebagai mana mestinya.
Di tengah-tengah kehidupan yang semakin kompleks, yang dibutuhkan
adalah mental yang kuat dan optimisme dalam hidup. Pada point ini, peneliti ingin
80 Wawancara pribadi dengan informan NI, Pada tanggal 20 November 2008.
melihat sejauh mana para alumni dalam menyikapi problematika kehidupan dan
seperti apa solusi yang mereka gunakan.
Training ESQ mengajarkan banyak hal, salah satunya adalah jangan terlalu
mencintai dunia karena manusia hidup hanyalah sementara. Itu sedikit hasil
wawancara dengan pengurus Fosma Bekasi yaitu KS. Ia mengaku bahwa saat ini ia
sedang belajar untuk menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat.
Memang suatu hal yang sangat sulit, tapi tak ada salahnya untuk mencoba. Dalam
menghadapi masalah dan kegagalan, KS berpendapat yang harus dilakukan adalah
pasrah dan sabar, namun tidak lupa dilengkapi dengan usaha yang maksimal.
Belajarlah untuk berbesar hati, karena tidak hanya kita yang dihadapkan dengan
masalah dan kegagalan tetapi semua manusia pasti pernah merasakan hal yang
sama”. Seperti yang diungkapkan oleh KS:
“…ESQ mengajarkan banyak hal ya buat aku, salah satunya jangan
terlalu mencintai dunia, karena kita kan hidup juga cuma sementara, ya aku
juga lebih ingin belajar buat nyeimbangin antara dunia dan akhira aja. Kalau
ngehadapi masalah ya menurut aku pasrah aja sama Allah dan pastinya
usaha juga buat nyelesain masalah itu. Sedangkan menghadapi kegagalan
ya, belajar berbesar hati aja lah, toh semua orang hidup didunia pasti pernah
merasa kegagalan, yang terpenting jangan pernah putus asa aja”.81
Dalam menghadapi masalah kehidupan, setiap individu memiliki cara
tersendiri, bagi RY, ia sangat percaya terhadap qodho dan qodhar dari Allah. Yang
harus kita lakukan sebagai manusia adalah melakukan yang terbaik, gunakan ilmu
81 Wawancara pribadi dengan informan KS, Pada tanggal 22 Oktober 2008.
yang telah didapat dengan sebaik-baiknya, tentu tidak lupa atas ridho dari Allah
dan orang tua juga. Bagaimana hasilnya nanti kita pasrahkan segalanya pada Allah,
dan terpenting adalah kita siap dengan segala yang akan terjadi dan harus belajar
ikhlas, menurut RY, disaat manusia dihadapkan dengan masalah, kegagalan atau
kesempitan, sesungguhnya itu adalah ujian dari Allah begitu pula sebaliknya.
Seperti yang RY ungkapkan:
“..Gua percaya qodho dan qadar, prinsip gua adalah lakuin yang
terbaik pastinya gak terlepas dari ridho Allah dan ridho orang tua juga, pakai
ilmu yang kita punya sebaik mungkin terlepas nanti hasilnya seperti apa kita
pasrah dan ikhlasin. Karena segala sesuatu dari Allah maka akan kembali
kepada Allah pula. Menurut gua pribadi saat kita dihadapkan dengan suatu
masalah dan kesempitan atau kegagalan, sebenarnya itu semua ujian dari
Allah begitu juga sebaliknya. Yang harus kita yakini bahwa semua yang kita
lakuin tidak terlepas dari intervensi Allah. Di Al-Qur’an sendiri dijelasin
bahwa daun-daun yang berguguran atas sepengetahuan Allah”.82
Hal senada juga diungkapkan oleh MER, baginya masalah adalah suatu
pembelajaran dan bukti cinta Allah terhadap hambaNya, dan sebagai suatu cara
untuk meningkatkan kualitas pribadi manusia. Seperti yang diungkapkan Oleh
MER:
“Kalau lu gak mau ada masalah mending lu mati aja, kasarnya gitu ti,
Bagi gua ESQ mengajarkan banyak hal salah satunya gua yakin dalam suatu
masalah sesungguhnya ada hikmah dan point pembelajaran untuk manusia.
Cobaan atau masalah tidak akan pernah ada habisnya, yang harus disadari
adalah ujian tersebut adalah suatu bukti cinta Allah terhadap hambaNya, dan
salah satu cara juga untuk meningkatkan kualitas pribadi kita”.83
82 Wawancara pribadi dengan informan RY, Pada tanggal 3 Oktober 2008. 83
Wawancara pribadi dengan informan MER, Pada tanggal 5 November 2008.
Sedangkan opini yang dikemukakan oleh ID
”Jujur dulu gua kalau nyelesain masalah marah-marah, kesannya
kenapa lu, kalau berani sini hadapin gua, gua gak takut kok, tapi Ti setelah
Training ESQ tuh yah gua bisa lebih sabarlah, dan cara gua ya dengan gua
aktif di ESQ, ya di Fosma, bukannya ngeguruin ya, tapi bagi gua sekarang
sebarkanlah walau cuma satu ayat, ya cuma pengen berbagi pengalaman aja
dari ESQ”84
Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh AP. Baginya ESQ mengajarkan
banyak hal, diantaranya dalam menghadapi masalah adalah dengan sabar, dan
dalam hidup harus memiliki visi dan misi. AP juga mengaku lebih introspeksi diri,
apakah ia sudah benar-benar bisa mencintai Allah. Seperti yang diungkapkan oleh
AP:
“..Selama ini kalau dihadapkan dengan masalah seperti sudah lama
ngelamar kerja tapi belum dipanggil juga, tapi di ESQ gua banyak dapat
pelajaranlah ya, bahwa ngehadapi masalah itu harus sabar, ngejalanin hidup
itu harus visioner atau punya misi, intropeksi juga buat diri kita sudah
seberapa jauh cinta kita sama Allah, kita juga harus punya usaha dalam
menyelesaikan masalah itu. Bagi gua yakin aja lah bahwa banyak cara untuk
menyelesaikan masalah atau kegagalan kita”.
Dari pernyataan-pernyataan diatas, jawaban yang diberikan informan pada
point ini cukup variatif. Informan memiliki cara-cara dan pengalaman berbeda-beda
dalam menghadapi permasalahan hidup. Namun dari hasil wawancara mendalam,
seluruh informan memiliki pandangan yang sama, bahwa setelah mengikuti training
ESQ dalam menghadapi masalah, menjadi belajar sabar dan ikhlas. Pernyataan
yang dikemukakan mengarah kepada positif thingking atau berprasangka baik
84 Wawancara pribadi dengan informan ID, Pada tanggal 6 November 2008.
terhadap Allah. Mengenai tingkat pemahaman dan sturktur kalimat yang
disampaikan, dapat penulis analisis berdasarkan wawancara mendalam, dimana
perbedaan tersebut disebabkan karena latar belakang pengalaman organisasi.
Hasil Pernyataan-pernyataan kelima point diatas, sangat menunjang
penelitian yang dilakukan penulis yaitu mengenai dampak Training ESQ terhadap
peningkatan keyakinan agama. Dari hasil wawancara mendalam seluruh Informan
mengaku bahwa Training ESQ memberikan dampak terhadap peningkatan
keyakinan agama mereka. Seperti yang diutarakan oleh AP:
”..Pengaruh, untuk memperdalam lagi, karena dulu waktu di
pesantren kita juga diajarin tentang agama dan ketaatan kita kepada Allah,
tapi di ESQ itu bikin gua lebih ngena aja, karena nilai-nilai atau kandungan
yang ada di Al-Qur’an itu disampaikan dengan visualisasi atau multimedia,
jadinya kita akan semakin yakin kepada Allah”.85
Hal senada juga diutarakan oleh AJP, menurutnya training ESQ sangat
memberikan dampak bagi peningkatan keyakinan agamanya. Saat training
berlangsung, banyak dimunculkan ayat-ayat Al-Qur’an dan dibuktikan
kebenarannya sehingga ini membuat keyakinan AJP semakin meningkat. Seperti
yang diutarakan oleh AJP:
“..Kalau bagi aku sangat ngaruh ya, di ESQ juga dibahas tanda-tanda
kebesaran Allah apa lagi dalam training di munculkan ayat-ayat Al-Qur’an,
dan dibuktikan pula kebenaran dari Al-Qur’an itu nah itu otomatis kalau
bagi aku membuat keyakinan makin meningkat lagi. Kalau kata gua gak gua
doang yang ngerasain seperti itu, yah penilaian aku sih ESQ itu benar-benar
85 Wawancara pribadi dengan informan AP, Pada tanggal 30 Oktober 2008.
membangun iman seseorang. Ada cerita nabi, tentang Al-Qur’an, malaikat
juga”.86
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh SCU:
”..Ngaruh banget ya, kadang yang namanya manusia pastinya gak
pernah luput dari dosa kadang kalau gua lagi marah-marah atau kesel jadi
gampang ingat ya Allah selalu ngawasin gua dan cepat-cepat Istigfar aja”.
UH juga memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda, bagi UH Training ESQ
menyadarkan kita, dimana kita diingatkan kembali akan pentingnya bragama,
seperti yang diungkapkan oleh UH:
“..Pengaruh, ya kita disadarkan lagi, kita diingatkan lagi tentang
pentingnya beragama. Karena dalam ESQ sudah tercover ya, dari awal
training juga yang diasah adalah dari sisi keyakinan beragama kita”.87
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Bapak Muchlis Syamsuddin
sebagai seorang Trainer senior di ESQ LC, seperi yang diungkapkan oleh beliau:
“..Pengaruh ya, secara pribadi sebelum peserta menerima materi yang
saya sampaikan maka adalah suatu kewajiban bagi saya untuk lebih dahulu
menjalankanya, karena ini juga merupakan kewajiban saya kepada Allah
SWT dan Rasulullah SAW. Dalam menjalankan ini tentu saja saya harus
memiliki komitmen sehingga saat saya dan tim trainer menyampaikan
materi kita memiliki power yang tidak hanya diucapkan tetapi juga harus
dapat dijalankan. Disinilah kita butuh pengawasan dalam mempertahankan
itu, salah satunya adalah sholat haruslah memiliki kualitas yang bagus, baik
sholat wajib maupun sholat-sholat sunnah seperti tahajud, dhuha, zikir dan
lainnya. Itu semua adalah metode untuk mempertahankan spiritualitas,
bukan hanya dari sisi ritual saja namun secara ilmu dan manajemen kita juga
dilatih oleh pak Ary agar apa yang kita sampaikan juga dijalankan. Secara
86 Wawancara pribadi dengan informan AJP, Pada tanggal 31 Oktober 2008. 87
Wawancara pribadi dengan informan UH, pada tanggal 25 Oktober 2008.
pribadi justru saya merasa apabila sudah dijalankan maka kemudian akan
menjadi sebuah kebutuhan”.88
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Training ESQ memberikan dampak
terhadap peningkatan keyakinan agama seseorang. Namun perubahan yang terjadi
pada setiap alumni, ternyata tidak sepenuhnya difaktori dari hasil keikutsertaan
alumni dalam Training ESQ, tapi faktor diluar lainnya juga memberikan pengaruh
dan memiliki peran penting. Karena jika dilihat dari basic agama, lingkungan
keluarga ternyata telah memberikan penanaman nilai-nilai agama. Training ESQ
bisa dikatakan salah satu wadah untuk menjemput kembali hidayah atau naluri
ruhian yang menyentuh sisi spiritual dari setiap manusia, yang sebenarnya sudah ia
miliki sejak ia lahir.
ESQ mampu membangun dan membangkitkan kembali memori-memori
para alumni mengenai pentingnya memahami dan menjalankan agama sebagai
bukti dan tanggung jawab terhadap yang Maha berkuasa Allah SWT. Metode yang
digunakan dalam menyampaikan materi, ternyata berperan penting bagi
pengalaman spiritual yang akan didapatkan oleh alumni.
Pada dasarnya para alumni ESQ telah memiliki suatu keyakinan tentang
keberadaan Tuhan, tapi di ESQ semakin mematangkan keyakinannya terhadap
Tuhan. Mereka yakin bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Selain itu, cara
88 Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ), Pada tanggal 14 November
2008, pukul 15.30, di ESQ LC.
penyampaian yang dilakukan dalam training ESQ juga sangat menunjang dalam
proses penjemputan hidayah tersebut sehingga para alumni benar-benar merasakan
tentang keMahakuasaan Allah SWT.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka
peneliti mengambil kesimpulan, bahwa Training Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) yang bergerak dalam bidang pembangunan sumber daya manusia yaitu
dengan membangun mental spiritual dalam masyarakat, ternyata mendapat
respon yang sangat baik dari para informan, baik terhadap Training ESQ sendiri
maupun materi-materi yang disampaikan. Training ESQ ternyata memberikan
dampak terhadap peningkatan keyakinan agama alumni, ini terbukti dari
pengakuan mayoritas informan setelah mengikuti training ESQ mereka semakin
yakin akan keberadaan dan kekuasaan Allah. Keyakinan informan juga
meningkat karena materi yang disampaikan dilengkapi dan didukung dengan
ayat-ayat Al-Qur’an, bukti-bukti dan tanda-tanda kebesaran Allah yang
ditampilkan dalam multimedia dan tata suara yang baik.
Selain itu pernyataan-pernyataan yang disampaikan informan berkaitan
dengan lima point penting dalam melihat keyakinan agama seseorang, ternyata
cukup mewakili dan menghasilkan jawaban yang memuaskan, yang pada
intinya para informan sangat memahami pertanyaan-pertanyaan yang peneliti
ajukan. Para informan memiliki jawaban yang sangat variatif berkaitan dengan
kondisi mereka dalam menghadapi problematika hidup, menciptakan
kebahagiaan, menjaga hubungan dan mencari solusi bagi masalah yang mereka
hadapi.
Peneliti menyimpulkan bahwa segala perubahan yang terjadi pada
alumni tidak sepenuhnya merupakan pengaruh dari keikutsertaan mereka dalam
training ESQ tersebut, karena pada basicnya, penanaman nilai-nilai agama dan
budipekerti telah mereka dapatkan dari lingkungan keluarga. Training ESQ
adalah tempat dimana informan mampu memperoleh kembali dan menggugah
sisi spiritual mereka, yang pada hakikatnya telah manusia miliki sejak ia lahir.
Metode yang disampaikan ESQ yaitu dengan multimedia, visualisasi,
simulasi, games, dan music, ternyata berperan penting dalam proses
penerimaan materi. Metode ini membuat informan tidak merasakan bosan
saat berada di dalam ruang training.
B. Saran-saran
Dalam penelitian ini, banyak hal yang telah peneliti temukan, namun
sebagai manusia yang tidak pernah merasa puas dan memiliki keterbataan serta
jauh dari kesempurnaaan, maka peneliti ingin mengemukakan sedikit saran
untuk Lembaga Training Emotional Spiritual Quotient, Forum Silaturahmi
Mahasiswa (FOSMA) khusunya Fosma Bekasi, dan masyarakat. Hal ini
bertujuan membangun kepercayaan masyarakat baik dari segi kualitas, kinerja,
serta langkah ESQ dan Fosma kedepan demi tercapainnya Indonesia Emas 2020
dan Dunia 2050. Adapun saran yang penulis kemukakan di bawah ini, adalah
hasil sharing penulis dengan para informan, adalah sebagai berikut:
1. Kepada lembaga ESQ hendaknya lebih memperhatikan bagaimana follow up
setelah mengikuti Training ESQ, sehingga nilai-nilai yang telah didapatkan
dalam training dapat terjaga dan terealisasi dalam kehidupan.
2. Dalam pergerakan penyebaran nilai-nilai 165, Lembaga ESQ dan para
alumni hendaknya lebih proaktif untuk memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan Training ESQ,
agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dalam masyarakat.
3. Dalam sebuah organisasi perbedaan idealisme merupakan suatu hal yang
wajar, namun harus tetap diminimalisir agar tidak terjadi konflik. Untuk
Fosma khususnya Fosma Bekasi agar dapat menciptakan suasana yang
harmoni satu dan lainnya saling mendukung dan jangan sampai menciptakan
kelompok-kelompok yang beranekaragam dalam sebuah organisasi.
Luruskan kembali niat kita yaitu menghasilkan dan menjadikan para
pemuda yang selalu berlandaskan nilai-nilai 165.
4. Fosma adalah salah satu wadah untuk melahirkan generasi pemuda yang
tidak hanya memiliki kualitas intelektual yang baik tapi juga emotional dan
spiritual yang baik pula. Fosma juga didirikan agar terjalin silaturahmi dan
rasa kekeluargaan diantara para alumni. Salah satu upaya mewujudkan
Indonesia Emas 2020 dan Dunia 2050 adalah lahirnya para pemuda-pemudi
yang memiliki totalitas kerja yang tinggi. Untuk itu bagi siapapun yang ingin
bergabung dalam Fosma khususnya Fosma Bekasi, termasuk para pengurus
dan anggotanya, hendaknya membangun komitmen dari awal agar dapat
berkecimpung secara total tidak setengah-setengah dalam memberikan
kontribusi dalam setiap kegiatan yang diadakan Fosma .
5. Untuk masyarakat secara umum, yang belum mengikuti Training ESQ
hendaknya dapat memandang ESQ secara Obyektif, tidak membuat
argument dan persepsi sendiri tentang Training ESQ sebelum mengikuti dan
aktif dalam Training tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Membangun Kecerdasan Emotional Dan Spiritual
(ESQ). Jakarta: Arga, 2001.
___________________. Rahasia Membangun ESQ Power (Sebuah Inner Joerney
Melalui Al-Ihsan). Jakarta: Arga, 2003 .
___________________. New Edition Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan
Emotional. Jakarta: PT.Arga, 2007.
Al-Pauzan Abdul Aziz. Fikih sosial Tuntunan dan etika hidup Bermasyarakat. Jakarta: Qisthi Press, 2007.
Az-Zahrani Mufsir Said. Konseling terapi. Jakarta:PT.Gema Insani, 2005.
Echols John.M. Kamus: Indonesia-Inggris. Jakarta: Gramedia, 2000.
Effendi Usman, S.Praja Juhaya. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa, 1993.
Faisal Sanafiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Hendropuspito. Sosiologi Agama. Jakarta: Kanisius, 1984.
Hadi Suyono. Social Intelligence. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2007.
Hanum Farida. Mengenal Jati Diri Manusia Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka
Raudatul Muttaqin, 2004.
Hude ,M.Darwis. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
Di Dalam Al-Qur’an. Jakarta: PT.Erlangga, 2006.
Http//www.esqway165.com/solusi kehidupan _php kd metodologi.
Http://www.esqway165.com/Solusi_Kehidupan php kd ragam.
Kurniawan Budi. Kamus Ilmiah Populer (New Edition). CV.Citra Belajar.
Lari Mujtaba. Budaya Yang Terkoyak (Diantara Islam Dan Barat). Jakarta: Al-
Huda, 2001.
Maula M.Jadul dan Aziz M. Imam. Agama Dan Demokrasi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 1993.
Muthahhari Murtadha. Manusia Dan Agama: Membumikan Kitab Suci.
Bandung:Mizan Pustaka,2007.
Muhyidin. Manajemen ESQ Power. Jogjakarta: Diva Press,2007
Nurdin M.Amin dan Abrori Ahmad. Mengerti Sosiologi: Pengantar Memahami
Konsep-Konsep Sosiologi. Jakarta: UIN Jakarta Press,2006.
Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Agama. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003.
Roland Robertson. Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta:Raja Grafindo Persada,1993.
Ruslani. Wacana Spiritualitas Timur dan Barat. Jakarta: Penerbit Qalam, 2000.
Soejatmoko dkk. Agama Dan Tantangan Zaman. Jakarta: LP3ES, 1985.
Soehartono Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka,1990.
Zohar Danah dan Marshal Ian. SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam
Berfikir Integralistik dan Holistik Untuk Memaknai Hidup. Bandung:
PT.Mizan Media Utama,2000.
Wawancara pribadi dengan Muchlis Syamsuddin (Trainer ESQ) 14 November
2008.
Wawancara pribadi dengan informan AIR, 13 November 2008.
Wawancara pribadi dengan informan AP, 30 0ktober 2008.
Wawancara pribadi dengan informan AJP, 31 Iktober 2008.
Wawancara pribadi dengan informan ID, 6 November 2008.
Wawancara pribadi dengan informan KS, 22 Oktober 2008.
Wawancara pribedi dengan informan MER, 5 November 2008.
Wawancara pribadi dengan informan, RY, 31 Oktober 2008.
Wawancara pribadi dengan informan SCU, 6 November 2008.
Wawancara pribadi dengan informan UH, 25 Ok tober 2008.
Wawancara pribadi dengan informan YR, 25 Oktober 2008.
Wawancara pribadi degan informan NI (Masyarakat), 20 November 2008.
Wawancara pribadi dengan informan UM (Masyarakat),23 November 2008.
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Kasya Syakirti
b. Umur: 22 tahun
c. Asal daerah: Bekasi
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia
e. Alumni: In House UIA angkatan I
f. Waktu dan tempat: 24 Oktober 2008 Pukul 20.45, Perumahan Mediterania,
Cikunir Raya Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: akhir tahun 2006
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Pertama kali tahu ESQ dari temen waktu masih kuliah di Universitas
Indonesia.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Motivasinya pertama karena lebih murah ya biayanya, soalnya
waktu masih kuliah di UI ada in house training ESQ, tapi biayanya aga
mahal jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-
Azhar Indonesia eh ada lagi In house Training ESQ dan biayanya sedikit
lebih murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya
gimana trainingnya dan nambah pengetahuan juga soalnya aku suka sih
nyoba hal-hal baru.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bagus yah, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering lupa,
bahwa tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya aku
jadi lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi ya baiknya cuma kita
pasrahkan kepada Allah SWT.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Iya memberi mamfaat, lebih nyadarin aku untuk lebih rajin lagi
ibadah, dulu aku juga ngelaksanain ibadah sih, seperti sholat lima waktu tapi
ya cuma sekedar ngelaksanain aja tanpa tau esensinya buat aku pribadi. Jujur
dulu sholat aku tuh bolong-bolong, dan Alhamdulillah setelah ikut Training
ESQ aku pengen memperbaikinya jadi sadar dan takut sama Allah.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Secara keseluruhan kalau menurut aku bagus yah, materi-materi ESQ
sangat membuka mata hati kita sebagai manusia, dengan ditunjukkan video-
video kebesaran Allah ditambah lagi dengan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai
pelengkapnya. Seru ya dan gak bikin bosan juga.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Materi yang buat aku terkesan tentang ibu itu loh, kalau ngga salah
Inner Journey sama katarsis deh. Aku suka soalnya jadi ngingetin aku sama
kesalahan-kesalahan aku ke ortu pa lagi sama mama, pokoknya materi itu
dalem banget.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?
Jawab: Pengaruhnya yang paling aku rasain, ya aku jadi lebih sadar aja
bagaimana kualitas ibadah aku selama ini, dan aku ingin lebih
meningkatkannya lagi. Sudah gitu jadi sadar ternyata kita itu kecil dimata
Allah dan ngga pantes sombong.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah ya kehidupan beragama aku dan keluarga cukup kuat,
ya walaupun ngga sekuat keluarga ustad, di keluarga juga saling ngingetin
buat ibadah terutama mama, dan Alhamdulillah seluruh keluarga juga ngga
ada yang ninggalin kewajiban agama.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Kalau masalah ritual agama Alhamdulillah baik ya, di rumah selalu
diusahain minimal kalo ngga’ magrib atau subuh kita sholat berjamaah.
Soalnya pagi kan kita punya aktivitas masing-masing paling ketemu sore
atau malam. Setiap senin sama kamis mama juga suka ngingetin dan
ngajakin puasa.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: Intensitas kegiatan keagamaan aku, selain aktiv pengajian di Fosma
Bekasi, Alhamdulillah aku juga aktiv dengan kegiatan rohis di kampus.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Kalau dibilang ngaruh banget ngga juga yah, tapi setidaknya training
ESQ mengingatkan aku lagi, karena sebelum ikut training ESQ penanaman
nilai-nilai agama dalam keluarga aku juga udah cukup baik, cuma akunya
aja yang kadang suka males-malesan.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: Kita memiliki pegangan dan percaya bahwa kita terlahir kedunia
karena pasti ada yang menciptakan kita ya Allah SWT.
14. Menurut anda apakah keyakinan agama itu penting?
Jawab: Ya penting dong, soalnya itu kan landasan awal kita beragama, kalau
ngga yakin ngapain kita anut etrus kita taati, pa lagi sekarang kan banyak
banget aliran-aliran agama, ya bentengnya adalah yakin sepenuhnya
terhadap agama kita.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Pastinya pengaruh ya buat peningkatan keyakinan agama aku, cuma
kalau dibilang banget ngga ya, karena sebelum ikut training dalam keluarga
dan lingkungan pergaulan aku juga sudah mendukung masalah agama,
paling pengaruhnya buat aku ya lebih introspeksi diri aja atas perbuatan aku
selama ini, terus aku jadi lebih yakin Allah pasti selalu mengawasi setiap
perbuatan aku, dan pastinya bakal dipertanggung jawabkan nantinya.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: Setuju, ya seperti yang tadi aku bilang kalau kita ngga’ yakin
ngapain kita anut terus taatin, ya pastinya kita harus yakin dulu sama agama
kita.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda
menghadapinya?
Jawab: ESQ mengajarkan banyak hal ya buat aku, salah satunya jangan
terlalu mencintai dunia, karena kita kan hidup juga cuma sementara, ya aku
juga lebih ingin belajar buat nyeimbangin antara dunia dan akhira aja. Kalau
ngehadapi masalah ya menurut aku pasrah aja sama Allah dan pastinya
usaha juga buat nyelesain masalah itu. Sedangkan menghadapi kegagalan
ya, belajar berbesar hati aja lah, toh semua orang hidup didunia pasti pernah
merasa kegagalan, yang terpenting jangan pernah putus asa aja.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang
ingin anda lakukan?
Jawab: Aku lebih empati aja sama orang-orang yang kurang mampu. Aku
bersyukur banget ya, Alhamdulillah aku dan keluarga diberikan kecukupan.
Hal yang ingin aku lakuin buat orang-orang yang ngga mampu ya membantu
semampunyalah, walaupun ngga banyak, dikegiatan kampus aku dan temen-
temen juga suka ngadain acara sosial gitu buat saudara-saudara kita yang
ngga mampu.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: Alhamdulillah ngga pernah ada masalah yang besar, baik sama
temen, keluarga, dan tetangga. Dulu pernah sih ada masalah sama teman
dekat rumah, sempet lama, akunya seh udah minta maaf tapi dianya masih
sinis aja. Tapi sekarang udah baik kok’.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: Untuk ESQ LC mungkin saran aja ya trainingnya udah bagus banget
biar ditingkatin lagi aja kualitasnya, kritik kaya’nya ngga ada, kalau buat
Fosma Bekasi lebih kompak aja dan jaga terus tali silaturahmi oke.
Wassalam
Kasya Sakyirti
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Informan
a. Nama: Yulisha Risdianti
b. Umur: 19 tahun
c. Asal daerah: Bekasi
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia
e. Alumni: In House UIA angkatan I
f. Waktu dan tempat: Pukul: 25 Oktober 2008, pukul 19:20. Perumahan
Mediterania Cikunir Raya Bekasi .
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Ikut ESQ tahun 2006, tepatnya bulan Oktober waktu itu lagi puasa.
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Tahu ESQ dari pengumuman yang ada di kampus.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Motivasinya ya cuma pengen tau aja gimana Training ESQ, karena Icha
memang benar-benar belum tau seperti apa training ESQ itu.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bagus banget ya, sangat menyentuh dan menyadarkan aku bahwa kita
tuh ternyata kecil banget dan ngga ada apa-apanya jika dibandingkan dengan
ciptaan Allah lainnya, yah alam semesta dan jagad raya ini.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Kalau menurut aku bermanfaat banget ya, Karena buat kita lebih
introspeksi diri, lebih nyadarin kita deh buat jadi manusia yang lebih baik lagi.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Bagus, keren ya menurut aku soalnya waktu training kita juga ngga
dibikin bosan, materinya juga pas lah buat menyeimbangin emotional dan
spiritual kita
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Materi yang paling aku sukai tentang ibu itu Inner Journey, soalnya aku
punya orang tua angkat, dan materi itu ngingetin aku sama kesalah aku ke orang
tua aku, baik yang angkat maupun orang tua kandung aku.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?
Jawab: Pengaruh yang paling aku rasain, ya aku jadi lebih sadar bahwa manusia
itu kecil banget dan ngga pantes-pentesnya buat sombong, dan aku jadi lebih
semangat buat memperbaiki ibadah aku lagi.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah kehidupan beragama aku dan keluarga cukup baik ka’, ya
mama dan papa selalu ngingetin aku jangan lupa ngelaksanain sholat 5 waktu.
Jujur ni di dalam keluargaku masih ada yang ngga ngelaksanain kewajiban
sholat dan itu abang aku, selalu diingetin si cuma susah memang dari diri dia
masih males dan ngga ada kemauan.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Kalau masalah ritual keagamaan dalam keluarga aku Alhamdulilah kita
ngelaksanain sholat dan puasa yah. Ya cukup baik lah ka’
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: paling baca Al-Qur’an di rumah sama ikut pengajian dan pengkajian di
Fosma Bekasi aja seminggu sekali.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama anda?
Jawab: Ngaruh banget ka’, soalnya jujur ya sebelum ikut training ESQ aku
memang ngelaksanain perintah Allah kaya’ sholat, puasa, tapi aku tuh ngga tau
sebenarnya kita ngelasanain itu benar-benar karena ibadah pa karena kebiasaan
aja yang sudah orang tua ajarin, nah setelah ikut training aku jadi sadar, dan
pengen ningkatin ibadah aku lagi.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: Keyakinan agama, kita percaya kepada Allah SWT satu-satunya yang
patut kita sembah dan taati.
14. Apakah menurut anda keyakinan agama itu penting?
Jawab: Ya penting, soalnya keyakinan itu kan landasan pertama kita buat
beragama, ya diibaratin ka’ kita mau bangun rumah, pastinya harus ada
pondasinya dong, nah gitu juga agama dan pondasinya itu keyakinan penuh kita
ke agama yang kita anut.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Berpengaruh banget ya bisa aku bilang 80% deh buat aku pribadi,
Soalnya dulu aku yakin dan tau bahwa Allah itu ada, tapi hanya sekedar tau aja,
dan ngga secara totalitas buat ngelaksanain perintahnya. Selama ini kita selalu
merasa apa yang kita buat itu selalu benar. Icha benar-benar sadar ternyata
manusia itu kecil banget dimata Allah.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?
Jawaban: ya nerima aja, icha selalu berfikir gini yang punya masalah konflik
dalam hidup itu kan bukan hanya icha, yang lain juga punya masalah. Yang
pasti sih lebih pasrah aja kali ya, karena yang memberi masalah itu kan Allah,
dan pasti Allah juga yang akan mengerakan icha dan orang lain untuk
menyelesaikan dan menemukan penyelesaian dari masalah itu.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang ingin
anda lakukan?
Jawaban: ada dua sisi icha memandang masyarakat yang kurang mampu,
pertama karena masyarakat itu berfikir dalam dirinya karena dia tidak mampu,
dia tidak berusaha semaksimal mungkin. Sebenarnya kalau mereka mau usaha
lebih mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Bagi Icha tentu ada
keinginan untuk bisa berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu ya yang
serba kekurangan, tapi saat ini Icha masih ngeliat kapasitas Icha juga karena
Icha belum punya penghasilan. Dan kedepanya mudah-mudahan bisa icha
realisasiin.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan lingkungan
di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan tersebut?
Jawaban: karena Icha anak terkhir, jadi Icha jarang keluar rumah, semenjak ikut
ESQ icha kan mulai ikut kegiatan dan jarang di rumah. Ibu juga nanyain kok
pola hidup Icha jadi berubah. Ya sekarang seh icha lebih belajar ajalah gimana
caranya gak terlalu sering di luar rumah.Sejauh ini Alhamdulillah hubungan
Icha baik sama teman, keluarga, atau lingkungan sekitar Icha baik ya. Yang
penting itu ada saling pengertian, saling mengalah jangan saling menyalahkan
gitu aja.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawaban: untuk ESQ menurut aku sudah keren dan bagus ya, lebih ditingkatin
lagi aja. Dan untuk Fosma coba di jaga jangan sampai ada gep, ya dalam sebuah
organisasi itu pasti ada gep, tapi cobalah kita berusaha bagaimana gep-gep itu
bisa hilang.
Wassalam
Yulisha Risdianti
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Ajeng Justisia Prabawati
b. Umur: 21 tahun
c. Asal daerah: Surabaya
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas London School
e. Alumni: Kampus angkatan 29
f. Waktu & tempat: 31 Oktober 2008, Pukul 18.30, Komp. Kemang
Pratama Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Tahun 2007.
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Aku tahu dari orang tua, kebetulan teman papa ada yang bilang
kalau ada training yang bagus buat mahasiswa, terus aku dan adeku
didaftarin ya udah deh aku ikut training.
3. Apa motivasi anda mengikuti training ESQ?
Jawab: motivasi ikut ya cuma ngikutin saran orang tua aja, lagian aku
penasaran juga sih sama trainingnya kaya gimana.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Cukup baik, awalnya ngga ngerti tapi kesananya baru ngerti deh, apa
lagi hari kedua tuh ngena banget, ya baguslah buat dasar beragama kita.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Sangat bermanfaat, ya buat cerminan kita untuk hidup itu sebenarnya
harus seperti apa dan utuk apa.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Menurut aku materinya bagus ya, sangat menyentuh, materi-
materinya juga ngena banget buat kita sadar dan ya lebih introspeksi diri lagi
aja.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Inner Journey sama teori Big Bang deh exated aja, soalnya dulu tau
seh tentang teori Big Bang cuma baru tau aja ternyata alam dan jagad raya
itu sebesar ini. Terus kalau materi orang tua aku suka soalnya ortu tuh
penting banget ya buat aku, tapi ternyata di training ESQ diajarin oke orang
tua penting, tapi ada yang lebih penting lagi dari ortu ya Allah SWT.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti training ESQ?
Jawab: Jujur setelah ikut training pa lagi waktu baru-baru ikut ngena banget,
aku jadi pengen belajar dan lebih tahu lagi tentang Islam, sholat aku jadi
lebih rajin, sama Allah jadi lebih takut, lebih jelas hidup tuh mau dibawa
kemana dan tujuannya tu untuk apa.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Ya standar-standar aja, Alhamdulilah ortu juga sering ngingetin sih
masalah sholat, ngajakin puasa, tapi dirumah jarang seh sholat jamaah gitu.
Tapi semua ngelaksanain ibadah wajib ko’
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Kalau masalah ritual agama Alhamdulillah semuanya ngelaksanain
ya cuma keliatan perbedaanya aja dulu sholat aku selalu diingetin ortu, tapi
pas setelah ikut training orang tua aku jadi kaget aja, loh sholatnya biasanya
susah banget dibangunin kok sekarang tumbenan subuh aja ngga pake
dibangunin lagi. Ya Alhamdulillah lah Ti.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: Intensitas aku paling ya ikut pengajiandi Fosma Bekasi aja seminggu
sekali
12.Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Berpengaruh, kaya yang tadi aku bilang ya jadi ada kesadaranlah
buat aku pribadi untuk memperbaiki lagi ibadah aku selama ini, yang
dulunya masih suka bolong-bolong harus ada perubahan.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: Keyakinan agama menurut aku he..he..he seperti yang pernah mas
Agung (Trainer ESQ) jelasin, ya kita percaya secara total kepada Allah
kalau dalam ESQ kita kenal dengan 1 Ihsan, 6 Iman, dan 5 Islam. Aduh apa
ya pokoknya dasar beragama kita deh, kalau kita udah yakin, pastinya kita
ngelaksanain perintahNya dan menjauhi laranganNya.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?
Jawab: Ya penting dong kalau ngga’ punya keyakinan dalam beragama ngga
usah beragama aja, itu ibaratnya dasar kita dalam memeluk suatu agama.
15 Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Kalau bagi aku sangat ngaruh ya, di ESQ juga dibahas tanda-tanda
kebesaran Allah apa lagi dalam training di munculkan ayat-ayat Al-Qur’an,
dan dibuktikan pula kebenaran dari Al-Qur’an itu nah itu otomatis kalau
bagi aku membuat keyakinan makin meningkat lagi. Kalau kata gua gak gua
doang yang ngerasain seperti itu, yah penilaian aku sih ESQ itu benar-benar
membangun iman seseorang. Ada cerita nabi, tentang Al-Qur’an, malaikat
juga.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: Setuju, ada benarnya juga sih ungkapan itu, kita sebagai orang yang
mengaku kalau kita menganut suatu agama tertentu dan aku Islam ya,
pastilah keyakinan itu dasarnya kita dalam menjalankan agama. terusnya
kalau kita mengaku yakin dengan agama kita, gak cukup disitu aja, tapi kita
juga harus melaksanakan apa yang harus diwujudkan dari iman itu, ya
menjalankan perintahnya meninggalkan apa yang dilarang.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda
menghadapinya?
Jawab: jujur ya sebelum aku masuk ESQ kaya’nya kalau aku dihadapin
dengan masalah susah banget buat ikhlas, tapi setelah training ESQ,
didalamnya kita banyak diajarin gimana harus memiliki fikiran yang fositif,
fositif thingking la ya, setelah ikut training itu kayaknya lebih terkontrol,
kalau ada masalah tidak ditunda-tunda dan itu juga pelan-pelan ngajarin aku,
kalau ada masalah ya masalah kan tidak akan pernah ada habisnya, belajar
buat ikhlas, sabar, ya itu tadi fositif thingking, yakin aja lah ada sebuah
pelajaran dari masalah itu. Kalau gagal, menurut aku semua orang pasti
pernah ngerasain gagal ya, tapi yang paling penting jangan putus asa aja dan
terus mau nyoba lagi.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat dan lingkungan yang kurang
mampu? Apa yang ingin anda lakukan?
Jawab: dari kecil Alhamdulillah orang tua aku sudah ngajarin ya, kalau kita
punya uang berapa walaupun gak seberapa, ya cobalah buat berbagi. Apa
lagi seandainya orang itu butuh banget, kalau gak banyak ya semampu kita
yang penting kita kasih. Lama-lama itu malah jadi kebiasaan aku dan adek,
misalnya lagi jalan ada orang minta, ya walaupun gak bawa uang yang
banyak, ya penting kita bantulah ya, seberapa mampu kita. Dan yang kita
ingat banget yakin aja Allah pasti akan ngebalas, mungkin lebih dari apa
yang kita pernah kasih ke orang lain. Di ESQ kan kita juga ada materi total
action, nah disitu kan juga salah satu pembelajaranlah ya buat kita harus
saling berbagi, peduli juga sama orang lain gak ego ya gitu aja.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: ya masalah itu pasti ada ya ti, apa lagi dalam sebuah hubungan.
Kalau sama temen menurut aku ngejaga hubungan itu agak lebih gampang la
ya, pa lagi anak-anak muda biasanya gampang buat diajak kompromi, tapi
kenapa justru menjaga hubungan dengan keluarga, lingkungan sekitar lita
lah ya, yang terkadang agak susah. Tapi Nyokap sama Bokap selalu
nasehatin aku, bagaimanapun orang jahat sama kita, sebisa mungkin jangan
sampai kita melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan ke kita.
Silaturahmi harus tetap jalan, karena kalau dari awal niat kita baik
InsyaAllah berakhirnya juga bakal baik gitu aja sih. Tapi gak bisa cepat ya,
pastinya ngelewatin proses-prosesnya juga.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawaban: untuk Fosma pesanya ya dalam sebuah kepemimpinan itu kan
pasti ada kekurangan dan kelebihan, tetap jadi keluarga janganlah nunjukin
perbedaan-perbedaan, toh kita semua sama. Jangan adalah kesenjangan-
kesenjangan sosial, ada perasaan ini sama itu beda karena mungkin dari
sosial ekonomi, apa tempat kuliah pokonya jangan ada fikiran seperti itu, toh
kita semua sama-sama sebagai generasi. Ingat aja tujuan dibentuknya Fosma
itu kan dengan niat baik, jangan sampai menghilangkan niat-niat baik
tersebut.
Wassalam
Ajeng Justicia Prabawati
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Marviarum Eka Ramdiati
b. Usia: 23 tahun
c. Asal daerah: Jawa Tengah
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Indonesia
e. Alumni: Mahasiswa angkatan 34 Jakarta
f. Waktu dan tempat: 5 November 2008, Pukul 13.45, Menara 165 Jakarta
Selatan.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Februari tahun 2008
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Dari orang tua, kebetulan orang tua ikut tahun 2006 dan adek aku
sudah lebih dulu ikut training.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Motivasinya sih cuma pengen tahu aja gimana sih training ESQ
soalnya ortu bilang bagus banget, terus aku disaranin gitu buat ikut training,
ya udah deh bulan februari aku habis wisuda gak ada kesibukan juga, ya
buat ngisi waktu aku ikut training ESQ deh.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bahagia
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat? Bisa anda
jelaskan?
Jawab: Banget, terutama yang paling penting sih buat dasar keimanan kita,
intinya menambah keyakinan kita kepada Allah SWT.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Materinya bikin gua takjub, karena secara umum konsepnya berbeda,
ketika kita di pesantren yang selalu dibahas kan tentang agama terus, jadi
kesannya kita kaya’ dicekokkin, kalau ESQ tuh beda aja, bisa memadukan
nilai-nilai agama dan Al-Qur’an dengan nilai-nilai umum jadi bisa ngeling
banget jadinya orang ngga merasa seperti diceramahi.
7. Materi apa yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Semuanya materi gua suka, ya karena setiap materi tuh menyentuh
banget dan memberikan arti banget ya buat gua.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Ikhlas, tahun 2007 gua abis dapat masalah besar, tapi Alhamdulillah
tahun 2008 Allah memberikan kebahagiaan juga buat gua, salah satunya gua
lulus kuliah, ya setelah training baru gua sadar dari apa yang sudah terjadi
sama gua, pokoknya jadi lebih ikhlas, basicnya dari situ.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Jujur kehidupan beragama keluarga gua bisa dibilang belum terlalu
kuat, tapi lingkungan keluarga cukup mendukunglah, cuma kalau gua
pribadi Alhamdulillah selalu ngerasa aja pengen lebih baik lagi, dulu gua
jarang banget ngelaksanain yang sunnah-sunnah, ya sekarang lagi belajarlah.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Ritual agama, Alhamdulillah ngelaksanain ya paling ade gua yang
cowok, ya ti susah banget gua aja sekarang lagi ada masalah gitu sama ade
gua abis susah banget dikasih taunya.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: Sebelum ikut training gua sudah ikut liqo, ya semacam pengkajian
Islam gitu, dan sampai sekarang gua juga suka masih ikut dan masih
komunikasi sama Murabbi gua yah ngga bisa ketemu langsung minimal
lewat telfon kalau ngga chating, tapi sekarang yang aktif banget ya kegiatan
keagamaan di Fosma Bekasi.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Ngaruh ya, ngga hanya kehidupan beragama gua, tapi buat
kehidupan secara umum juga, dari mulai tingkah laku, dalam menghadapi
suatu masalah, dalam mengambil sikap, ya juga dalam memandang situasi.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: Yakin sepenuhnya dengan agama yang kita anut, dari yakin baru kita
bisa merasakan, terus menjalankannya secara total perintahNya, dan
menjadikannya sebagai landasan hidup kita.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting? Bisa anda jelaskan?
Jawab: Ya penting, karena ketika seseorang sudah mengakui sebuah agama
yang terpenting adalah ngga cuma dibibir aja, tapi dari hati, fikiran, dan
sikap, dan agama ngga’ bisa buat ngomong doang.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Ngaruh, pengalaman spiritual orang beda-beda, ada orang yang sama
sekali gak tersentuh sama materi-materi di ESQ tapi Alhamdulillah gua
mengalami dan mendapatkan pengalaman spiritual itu.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, Apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: penting, kalau tanaman ya itu benihnya.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?
Jawab: Kalau ngga mau kena masalah atau konflik lu mati aja
he..he..he..becanda istilahnya kaya’ gitu, soalnya dari masalah dan konflik
sebenarnya ada hikmah dan ada sisi point pembelajaran buat kita, makin lama
ujian makin berat dan ngga’ akan ada habisnya. Bagi gua justru dari ujian itu
adalah bukti Allah sayang sama kita karena salah satu cara peningkatan
kualitas diri kita juga. Ya ESQ membuka mata hati gua ya, harus lebih ikhlas
dan tenang juga kalau ngehadapi masalah
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang
ingin anda lakukan?
Jawab: Pastinya pengen bantu, tapi lihat kapasitas dari kita juga ya.
19. Sejauh ini bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: ya bagi gua dalam sebuah hubungan terlepas entah itu sama keluarga,
temen, or siapalah ya apsti akan ada konflik, jujur saat ini gua sama adek gua
lagi ada masalah, dia bandel banget, tapi ya yang bisa gua lakuin paling sabar
aja, Istigfar ja, ya sebagai yang tua guan galah la ya. Ya yang dibutuhin
pastinya saling pengertian aja.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: Tidak semua orang ya, cuma ada sebagian orang yang kaya’nya
terlalu mendewakan pak Ary, ya kita bolehlah belajar dari beliau, cuma buat
orang yang kaya’nya terlalu memuja pak Ary sepertinya itu harus
diminimalkan, dan ada juga beberapa oknum-oknum yang kesannya terlalu
ekslusif, semoga mereka sadar aja. Kalau buat Fosma terutama Fosma
Bekasi, dalam sebuah organisasi emang sulit ngilangin gep-gep, tapi ayolah
kita bareng-bareng ngilangin itu dalam Fosma Bekasi ini.
Wassalam
Marviarum Eka Ramdiati
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Siti Chairul Ummah
b. Usia: 24 tahun
c. Asal daerah: Nusa Tenggara Barat
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam Negeri SYAHID Jakarta
e. Alumni: In House UIN Angkatan 1
f. Waktu dan tempat: 6 Oktober 2008, Pukul 20.05, Perumahan Mediterania
Cikunir Raya Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bulan Maret 2006.
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Tahu dari kakak, karena kata kakak trainingnya bagus, terus gak tahu
harus kemana buat ikutnya kebetulan di UIN ada In house ya udah coba
tanya-tanya sama temen dan pada akhirnya keputusannya ya udah ikut.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Motivasi awal karena disuruh kakak ya, selain itu aku juga penasaran
soalnya katanya bagus, sebelumnya aku juga pernah lihat sih dibeberapa
majalah sama koran tentang ESQ, dan hasilnya ternyata asyik banget.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bagus and Seneng banget, apa lagi di trainingnya juga diliatin kalau
manusia itu kecil banget ya dimata Allah, sulit diungkapin deh dengan kata-
kata, apa lagi itu kan investasi seumur hidup ya beruntung banget deh.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Awal ikut training jujur ya ummah ngerasa gak ada manfaatnya,
mungkin karena niat awalnya bukan karena Lillahita’ala tapi karena disuruh
kakak dan ikut-ikutan juga, tapi setelah training khusunya setelah gua mulai
aktif dikegiatan ESQ paska training kaya jadi alumni training support, baru
aku ngerasa training tuh manfaat banget buat gua. Manfaatnya lebih
menikmati dan pengen ningkatin ibadah lagi aja.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Menurut aku bagus banget, walaupun ada sebagian orang ya yang
mengangap kalau Training ESQ agak mendoktrin, tapi kalau menurut aku
pribadi bagus banget.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Materi tentang ibu Inner Journey, tentang ciptaan Allah, sama
kepemimpinan Nabi Muhammad, soalnya waktu materi itu dalam banget,
gua jadi lebih sadar ya Allah dosa gua selama ini banyak banget, dan
ngerasa aja kalau selama ini kadang gua kurang bersyukur sama Allah, terus
jadi tau ya ampun selama ini siapa sih yang kita jadiin idola seharusnya kan
Rasulullah SAW. Kalau materi ibu jadi ingat aja sama dosa gua keibu,
kadang kan suka ngebantah, andai waktu itu ada ibu rasanya gua pengen
langsung minta maaf.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Pengaruhnya gua bisa belajar ikhlas, belajar lagi buat sabar, banyak
bersyukur juga, terus belajar buat jujur sama diri sendiri, orang tua, orang
lain, ya walaupun bisa dibilang masih belum sempurnalah.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah bagus banget ya, walaupun dikeluarga baru ummah
yang ikut training ESQ, tapi kalau boleh ummah nilai secara agama dan
ibadah sih sudah baik banget ya.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Hem bagus juga ya, sholat lima waktu Alhamdulillah lancar, sunnah
kaya’ sholat witir, dhuha, sama tahajud tuh diterapin dan dilaksanain di
keluarga, tapi kadang gak semuanya dilaksanain tapi nyokab ngingetin, gak
apa-apa yang penting ada yang dikerjain salah satunya dan itu harus rutin.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: Yang rutin banget tuh di Fosma Bekasi ya, pengajian tiap minggu
InsyaAllah Ummah datang, terus kalau ada pengajian di keluarga juga
datang tapi yang rutin banget ya di Fosbek.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Ngaruh banget, sebagian lagu-lagu di Training ESQ tuh bisa
menghantarkan kita buat selalu doa,
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: Keyakinan agama ya kita percaya atau yakin Allah satu-satunya yang
harus kita sembah dan berpegang kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?
Jawab: Ya pentinglah, tanpa keyakinan agama kita gak bakalan bisa
ngejalanin agama itu secara kaffah, cie..cie..bahasa gua bener kan.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Ngaruh banget ya, kadang yang namanya manusia pastinya gak
pernah luput dari dosa kadang kalau gua lagi marah-marah atau kesel jadi
gampang ingat ya Allah selalu ngawasin gua dan ya ampun cepat-cepat
Istigfar aja.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: Setuju, ya yang tadi gua bilang tanpa agama kita gak bakalan bisa
ngejalanin agama dengan kaffah ya intinya pondasi agama kita .
17. Setelah mengikuti training ESQ, Bagaimana anda memandang kehidupan
yang tidak pernah luput dari permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti
apa cara anda menghadapinya?
Jawab: Sebelum training jujur gua banyak gak sabarnya, egois, ya berbagai
macam hal negatiflah ya, tapi setelah training itu walaupun belum sempurna
ya lebih bijak aja, bisa lebih dewasa, lebih sabar, kesel boleh tapi yakin
ajalah kalau Allah pasti akan menunjukkan yang terbaik buat kita.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang
ingin anda lakukan?
Jawab: Tiap gua pulang ngajar ya ti, gua sering banget lihat ibu sama anak
gitu minta-minta, kasian banget rasanya pengen ngasih sesuatu, cuma
kadang kehalang duh gak bawa duit, atau apa gitu, tapi dari hati pengen
banget ngasih sesuatu buat mereka entah makanan atau duit, kadang kalau
gua pulang ngelihat mereka dan lewat aja, kayaknya gimana ya ada suatu
rasa bersalah dalam diri gua. Ya Alhamdulillah pelan-pelan udah gua
laksanain walaupun gak seberapa ya.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: Sama sahabat gak sedikit lumayan seringlah disakitin dulu kayanya
gua dendaman, setelah training kaya’nya gua jadi lebih bisa nahan aja
udahlah mungkin yang terjadi emang izin dari Allah, mungkin Allah sayang
sama Ummah dan ngasih cobaan lewat sahabat, sekarang Ummah ngerasa
setelah berusaha ngeikhlaskan segala sesuatu yang menyakitkan justru
Ummah ngerasa hubungan Ummah jadi lebih baik sama sahabat. Kalau yang
lain Alhamdulillah baik, sama keluarga kalau ada masalah paling karena
faktor capek paling suka perang mulut ngehadapinnya santai aja, kalau lagi
nasehatin ya kita dengarin apa lagi sama orang tua durhaka kan.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: Kalau buat ESQ sendiri mungkin lebih ditingkatin materi-materinya
yang terbaik, untuk Fosbek kompak selalu jangan ada gep satu untuk semua,
semua untuk satu, kalau bisa jangan ada cinlok diantara kita.
Wassalam
Siti Choirul Ummah
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Iyus Darmadi
b. Usia: 23 tahun
c. Asal daerah: Jakarta
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam Asyafi’iyah Jakarta
e. Alumni: In House UIA angkatan I
f. Waktu dan tempat: 6 November 2008, Pukul 20:40, Perumahan Mediterania
Cikunir Raya Bekasi.
2. Pertanyaan wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Agustus 2006
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab:Dari bunda Yeti Ketua Forum Komunikasi Alumni Bekasi.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Untuk mengenal aja seperti apa training ESQ dan Alhamdulillah
sampai sekarang ikut.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: kalau gua bilang bagus, menyentuh ya dan nyadarin gua juga, tapi
kenapa ya gua ngga bisa nangis.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Memberikan manfaat, terutama kepada kehidupan sehari-harilah ya,
yang sholatnya senin kamis jadi agak rajin, puasa, ngaji, sama teman, ibu
bapak, ya gitulah berusaha lebih sabar dari sebelumnya.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Materinya bagus mudah dimengerti, Cuma mungkin kembali ke sifat
orangnya, kalau kita sombong gak bakalan masuk bukan berarti gua sok
tahu, penyampaiannya bagus apa yang kita kira gak dan cuek-cuek aja
selama ini, tapi ternyata di ESQ lebih dijabarin lagi.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Big Bang, big bang itu kan penemuan tentang planet-planet la ya,
dari planet itu kan manusia baru bisa nemuin sekitar tahun 700M, dan
ternyata di dalam Al-Qur’an itu sudah dijabarin lebih dahulu, yang salah kita
aja yang gak tahu dan gak mau tahu.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Lebih sabar, jadi nerimo apa yang sudah terjadi walaupun kadang–
kadang suka ngelangar, yah lebih ada remnyalah sekarang kalau dulu pake
rem kereta sekarang udah pake rem cakram double kanan kiri depan
belakang.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulilah baik, ortu dan keluarga dari dulu juga keluarga dari
ustad ya keluarga gua baik-baik aja, cuma guanya aja yang sableng, ya
Alhamdulillah sekarang gua lagi belajar untuk lebih tau dan
ngelaksanainnya juga.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah lancar.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: Jadi lebih baik, yang rutin di Fosma Bekasi terus ada juga pengajian
minggu pertama tiap bulan di mesjid dekat rumah.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Adalah pasti ada pengaruhnya,Ya itu, yang awalnya Cuma tahu abu-
abu jadi berwarna sekarang.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawaban: Yakin akan adanya Allah, kalau gak yakin sama agama gua jadi
atheis dong. Kan katanya kalau orang yang gak percaya agama kan atheis.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?
Jawab: Penting, ya penting kalau gak penting ya sekarang masa gua gak
yakin kasarnya kalau gua mau ngelaksanain sesuatu kalau gak yakin gak
bakalan nyampe, sama halnya dengan gua sholat kalau gua gak yakin berarti
sholat gua sama aja bohong dong.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: Ngaruh, kalau bagi gua dulu kadarnya 50% sekarang naiklah jadi
85%, ngaruhnya mungkin gua gak merasa sombong lagi lah.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: Ya setuju, solanya bener banget kalau kita gak yakin sama agama
kita ya mending gak usah punya agama.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
Permasalahan, kegagalan dan konflik? Seperti apa cara anda mengadapinya?
Jawab: Dulu gua selesainya dengan marah-marah kesannya kenapa lu, kalau
berani sini hadapi gua, gua gak takut kok, kalau sekarang ya gua jadi mau
lebih belajar sabar aja nahan emosi, makanya gua katif di ESQ di Fosma
juga. Terus gua bukan sok mengurui, sebenarnya gak maksud mengurui
cuma gua mau berbagi pengalaman aja dari apa yang gua dapat di ESQ dan
pengajian-pengajian Fosbek, ya prinsip gua sekarang sebarkanlah walau
cuma satu ayat.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang
ingin anda lakukan?
Jawab: Gua pribadi pengen sebenarnya buat ngebantu orang, ya siap sih ti
yang gak seneng bisa diminta bantu dan ngebantu juga. Ya intinya gua
pengen banget bisa bantu orang laen. Istilahnya ya Ti amal itu kan gak akan
pernah habis, amal itu kan bakal tabungan kita nanti di akherat. Ya berusalah
buat menabung, ya itu bantu orang lain yang membutuhkan, walaupun jujur
gua gak sepenuhnya bisa terus bantu mereka dengan materi saat ini, tapi
paling gak gua bisa bantu dengan semangat buat mereka, tenaga, ya gua
yakin apa yang gua lakukan buat mereka ya gak sia-sia gitu aja Ti.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: Keluarga Alhamdulilah baik, tapi paling ada masalah sama tetangga
dia juga saudara gua sih. Gua sudah berusaha pengen baik gitu sama dia,
biar bisa kayak dulu lagi. Setiap kali ketemu atau papasan, gua coba tegur
tapi sikap dia ke gua tetap aja dingin. Ya sekarang sih gua berfikir, gua
sudah berusaha memperbaiki hubungan gua sama dia, tapi dari dianya masih
kayak gitu, ya gua pasrah aja kita liat aja nanti seperti apa yang penting gua
sudah minta maaf dan nyapa dia lagi.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: Kalau buat orang-orang ESQ semuanya, kan suka ngomongin
disiplin, ya jangan sampai aja apa yang kita sampein ke orang lain nah kita
sendiri gak ngelaksanain. Ayo kita sama-sama berusaha sebarkanlah walau
cuma satu ayat, he..he nilai-nilai 165. Buat Fosbek kompak selalu aja.
Wassalam
Iyus Darmadi
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama: Refino Yoeddirama
b. Usia: 22 tahun
c. Asal daerah: Jawa Barat
d. Pendidikan : Srtata 1 Universitas Gunadharma Kalimalang
e. Alumni: Mahasiswa angkatan 7 Jakarta.
f. Waktu & tempat: 31 Oktober 2008., pukul 20:25 Komp. Kemang
Pratama Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Tahun 2004
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Dari Om. Om yang daftarin gua ikut Training ESQ.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Awalnya gak ada motivasi karena gua benar-benar gak tau kalau gua mau
diajakin training
Om gua juga sengaja gak mau ngasih tau ke gua karena emang biasanya gua
males ngapa-ngapain waktu hari libur, soalnya itu waktu gua buat santai terus
nikmatin hari libur setelah capek melakukan aktivitas.Tapi kesananya
motivasi gua jadi ada, ya gua pengen belajar lagi mengisi diri dengan nilai-
nilai 165 yang disampaikan di ESQ.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: bagus ya, sebuah media yang tepat untuk membangun spiritual
manusia. Training juga juga asyik banget gak ngebetein, karena dilengkapi
sama multimedia yang lengkap. Simulasi juga, games juga.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: Manfaat banget, karena gua ngerasa ESQ tuh titik balik gua
ngejalanin hidup secara benar, pernah ada satu peristiwa yang nguncang
hidup gua, jadi gua punya cita-cita pengen jadi penerbang, dua kali gua tes
dan makan waktu yang lama pula hapir satu tahun setengah dan gagal
diwaktu akhir. Waktu itu gua ngerasa maaf ya Allah tu kaya’nya gak adil aja
sama gua, nah karena di ESQlah gua bisa jadi ikhlas ngehadapin kejadian itu.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Secara keseluruhan bagus ya, penyampaiannya juga dikemas dengan
sangat baik, jadi gak bikin kita bete waktu ngikutin training itu.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Yang paling berkesan itu tentang kematian mengingatkan kita sama
alam kubur, sama tentang orang tua, sebelum training gua juga tahu kalau
ngelawan orang tua itu dosa, cuma waktu di ESQ pas disimulasiin terus
penyampaiannya dan materinya juga bagus, jadi bikin gua lebih tau aja
tentang materi itu. Gua juga jadi sadar, hormat, dan sayang sama orang tua
gua.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Yang paling ngaruh itu, gua ngerasa kalau setiap perbuatan gua pasti
dilihat sama Allah, dulu gua juga tau kalau Allah pasti selalu melihat setiap
perbuatan gua, tapi ya dulu tetap aja gua suka maksiat, nah di ESQ gua lebih
diyakinin kalau semua yang gua lakuin bakal dicatat, suatu saat gua juga akan
dibalas, dan yang paling penting gua yakin saat gua matinanti gua akan
berjumpa dengan Allah.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Secara umum keluarga gua termasuk yang agamis dan taat ya
beragama, gua juga dari kecil sudah dididik dengan nilai-nilai agama, tapi
selama ini ilmu yang gua dapat ilmu-ilmu yang bersifat konvensional yang
berbentuk ceramah satu arah kaya’ khotbah Jum’at. Kalau di ESQ kan gak
dia pakai metode dua arah ada simulasi sama permainannya juga, jadi lebih
ngena aja ke gua. Ya secara keseluruhan keluarga sangat mendukunglah
kalau masalah agama.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawaban: kalau gua seh dari kecil bisa dibilang rajin ibadahnya, bukanya gua
sombong ya ti, soalnya waktu SD gua diajarin sholat tahajud terus gua
jalanin, dan efeknya gua ngerasa gua bisa dapat rengking terus, karena gua
masukin masa-masa puber waktu SMP dan SMA nah waktu itu gua ngerasa
ibadah gua jadi kendor. Setelah ikut training ESQ ibaratnya itu jadi triger ya
motivasi la buat gua untuk kembali ngelaksanain lagi apa yang pernah gua
tinggalin. Alhamdulillah dalam keluarga gua masalah ritual agama cukup
stabil ya.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawaban: kalau gua Alhamdulillah punya orang tua yang benar-benar
mendukung dan peduli banget sama kegiatan-kegiatan keagamaan. Bahkan
sampai sekarang ti gua masih diprivatin sama orang tua gua seminggu dua
kali, sama gua ngikutin kegiatan pengajian di Fosma Bekasi, dan Fosma
lainnya ya seminggu sekali.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: pengaruh, karena di Training ESQ diperlihatkan video-video
kebesaran Allah. Kita tau akan kebenaran-kebenaran ayat-ayat yang ada
dalam Al-Qur’an, tapi setelah divisualisasikan dibuktikan kebenaran-
kebenaran ayat-ayat AlQur’an itu dengan bukti-bukti yang nyata dan jelas.
Kita malah jadi tambah yakin gitu.
13. Menurut pandangan anda apa pengertian keyakinan agama?
Jawab: agama itu adalah yang paling utama dalam hidup, ya dalam beragama
pastinya ada tahapan-tahapan yang harus kita lewatin. Yang pertama yaitu
keyakinan kita dulu terhadap agama kita.
14. Menurut anda apakah keyakinan agama penting? Jelaskan?
Jawab: pertama menurut gua agama itu adalah yang sangat penting dalam
hidup, terlepas orang itu pintar dalam ilmu apapun, pasti akan kembali
kepada dasar ilmu agama. keyakinan tentu aja bagian pertama ya yang harus
setiap orang miliki kalau dia mnegaku beragama, karena dari yakin tadi maka
akan ada suatu perasaab, oh ya segala tindak-tanduk perbuatan kita pasti ada
yang mengawasi, dan kita akan
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan keyakinan
agama anda?
Jawab: pengaruh ya, pa lagi di training ditunjukkan video-video kebesaran
Allah, dan itu membuat gua semakin yakin lagi akan pertemuan gua dengan
Allah.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak dengan
pendapat tersebut?
Jawab: gua setuju, dari gua jiga ngelihat dari sejarah perjuangan nabi
Muhammad ya, nabi Muhammad itu di awal-awal dakwahnya itu yang
ditekankan adalah keyakinan kepada Allahnya itu, Lailahaillah, jadi sebelum
nabi Muhammad mengajarkan ibadah yang lain ya itu yang pertama
keyakinan manusia dulu kepada Allah. Itulah yang membedakan Islam
dengan agama yang lain, Islamlah yang secara berani mengumandangkan
bahwa Tuhan itu satu ya Allah SWT.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan dan konflik? Seperti apa cara anda menghadapinya?
Jawaban: gua percaya qodho dan qadar, prinsip gua adalah lakuin yang
terbaik pastinya gak terlepas dari ridho Allah dan ridho orang tua juga, pakai
imu yang kita punya sebaik mungkin terlepas nanti hasilnya seperti apa kita
pasrah dan ikhlasin. Karena segala sesuatu dari Allah maka akan kembali
kepada Allah pula. Menurut gua pribadi saat kita dihadapkan dengan suatu
masalah dan kesempitan atau kegagalan, sebenarnya itu semua ujian dari
Allah begitu juga sebaliknya. Yang harus kita yakini bahwa semua yang kita
lakuin tidak terlepas dari intervensi Allah. Di Al-Qur’an sendiri dijelasin
bahwa daun-daun yang berguguran atas sepengetahuan Allah.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa yang
ingin anda lakukan?
Jawab: kalau yang gua lihat secara umum, umat Islam ada suatu kelemahan,
umat Islam yang awwam ya, mereka berfikir untuk sosial itu, untuk
masyrakat yang tidak mampu itu hanya sebatas 2,5% zakat fitrah, padahal
itu yang wajib untuk dikeluarin, dan kita seharusnya berbuat lebih dari itu,
itu kan Cuma yang wajib aja yang kita gugurin, padahal kalau dibandingkan
dengan rezeki yang sudah kita dapatin harusnya lebih dari itu, karena
semuanya adalah titipan Allah. Dan gua juga nelihat sendiri, orang yang
lebih banyak mengeluarkan zakatnya gak ada tu yang jadi miskin, dikasih
yang lebih sama Allah. Gua lagi belajar menerapkan itu dalam diri gua, ya
sebisa mungkin kalau ada orang yang minta-minta sebisa mungkin kita
bantulah walaupun gak seberapa, apa lagi nenek yang sudah tua.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Seperti apa cara anda menjaga hubungan
tersebut?
Jawaban: yang namanya kita hidup dan berhubungan dengan manusia, tidak
mungkin tidak ada masalah, sekaraang kalau gua berfikir kalau gua memang
punya salah ya gua harus lebih dahulu minta maaf, kalau orang lain yang
salah sama gua ya gua juga berusaha untuk memaafkan, walaupun itu gak
mudah ya itu, saat ini gua lagi belajar untuk menjalin silaturahmi, temen-
temen atau orang-orang yangn gua kenal sebisa mungkin harus terus gua jalin
komunikasi, jangan sampai putus.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawaban: ada paradigma yang bikin gua agak miris, ada orang yang
beranggapan lu kalau mau masuk Fosma silahkan, dan kalau mau keluar
juga terserah kapan aja, jadi kesanya keluar masuk itu suatu yang mudah.
Menurut gua kalau kita sudah mau berkomitmen dengan sebuah organisasi
ya kita juga harus mau secara totalitas, tanggung jawab, dan mengeluarkan
potensi lu buat berkecimpung didalamnya. Kalau buat ESQ saran gua agar
tetap netral aja ya, jangan sampai kita membuat kubu baru dalam masyarakat
Islam, seperti yang kita tahu umat Islam saat ini sudah terpisah-pisah
menjadi berbagai macam golongan, dan gua gak mau ESQ tu membuat
golongan-golongan baru.
Wassalam
Refino Yoeddirama
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Informan
a. Nama : Ardika Priadyanto
b. Usia: 27 tahun
c. Asal daerah: DKI.Jakarta
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Krisnadwipayana
e. Alumni: Mahasiswa angkatan XI
f. Waktu dan tempat: 30 Oktober 2008, pukul 18.50, Komp. Patria Jaya,
Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Ikut ESQ tahun 2006 awal
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawaban: Tahu dari bunda Yeti.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: motivasinya ya karena hadiah, waktu itu saya diajak mengisi
acara ESQ di Istora Senayan Jakarta, dan sebagai hadiahnya saja diajak
ikut training ESQ gratis, ya udah ikut. Selain itu saya juga pengen tahu
kaya’ gimana sih Training ESQ penasaran juga, temen-temen di komplek
yang sudah ikut apa lagi anak-anaknya bunda Yeti juga nyaranin banget
buat iktu ESQ.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: jujur hari pertama biasa aja ya, waktu hari kedua baru mulai
berasa selama ini belajar agama kurang banget, tersadar selama ini yang
kita lakukan itu gak ada gunanya.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: manfaat ya, membangun semangat hidup, motivasi hidup juga, ya
biar kita lebih sabar lagi.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: bagus, karena ada multimedianya bisa disampaikan secara santai
jadi buat enjoy pesertanya.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawab: Total Action, karena kalau semua sudah kita dapat tapi gak ada
realisasinya ya sama aja, artinya bagaimana ilmu yang kit adapt di ESQ
bisa kita sampaikan kembali.
8. Pengaruh apa yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: pengaruhnya bisa lebih belajar untuk berbenah diri, artinya bisa
menempatkan kemampuan diri sendiri, terus jadi lebih mau tau aja
kekurangan diri sendiri.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: biasa-biasa aja, dan kita semua dari kecil sudah diajarin tentang
agama, dan ibadah juga mulai dari sholat, ngajinya juga, bahkan gua juga
sampai disekolahin ke pesantren, karena jujur dulu gua bandel banget,
tapi yang jelas orangtua ngebimbing banget.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: Bapak selalu ngingetin, dan Alhamdulilah semua aggota keluarga
ngelaksanain kewajiban kita sebagai muslim ya.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: kegiatannya paling pengajian seminggu sekali, tapi gak di satu
tempat. Tapi akhir
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: pengaruh ya, bisa dibilang sekarang jadi 70% dari 100%,
pengaruhnya mungkin lebih kepada ya kulitas ibadah saya, terus jadi ada
keinginan untuk lebih baik aja.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawab: gua lahir dari orang tua lahir yang memang basicnya dari agama
Islam, Cuma menurut gua keyakinan agama itu, kita diciptakan oleh
Allah ya untuk beribadah, dan semua yang kita lakukan juga kembali
untuk kita dan pastinya akan dipertanggung jawabkan nantinya.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting? Bisa anda jelaskan?
Jawab: penting banget, ya kalau kita gak yakin sama aja kita gak percaya
akan adanya Tuhan dan Islam ya percaya kepada Allah. Bagaimana mau
mempelajari Al-Qur’an lebih dalam kalau kitanya aja belum yakin.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan
keyakinan agama anda?
Jawab: pengaruh, untuk memperdalam lagi, karena dulu waktu di
pesantren kita juga diajarin tentang agama dan ketaatan kita kepada
Allah, tapi di ESQ itu bikin gua lebih ngena aja, karena nilai-nilai atau
kandungan yang ada di Al-Qur’an itu disampaikan dengan visualisasi
atau multimedia, jadinya kita akan semakin yakin kepada Allah.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda setuju/tidak
dengan pendapat tersebut?
Jawab: setuju karena untuk mengingatkan, karena emang benar, semua
orang dalam beragama, kalau kita dibilang iman lah ya, yang benar-benar
harus kita tanamkan dalam hati, selain itu benar-juga, karena manusia
itukan banyak lupanya.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan, dan konflik? Seperti apa cara anda
menghadapinya?
Jawab: Selama ini kalau dihadapkan dengan masalah seperti sudah lama
ngelamar kerja tapi belum dipanggil juga, tapi di ESQ gua banyak dapat
pelajaran lah ya, bahwa ngehadapi masalah itu harus sabar, ngejalanin
hidup itu harus visioner atau punya misi, intropeksi juga buat diri kita
sudah seberapa jauh cinta kita sama Allah, kita juga harus punya usaha
dalam menyelesaikan masalah itu. Bagi gua yakin aja lah bahwa banyak
cara untuk menyelesaikan masalah atau kegagalan kita.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa
yang ingin anda lakukan?
Jawab: Ya kehidupan itu kan seperti roda kadang diatas kadang di
bawah, ada yang kaya ada yang miskin, jadi kita harus sadar lah ya
bahwa hidup ini sudah ada yang mengariskan, gua lagu belajarlah buat
total action. Cuma gua pribadi jujur saat ini belum bisa bantu banyak
karena keterbatasan gua juga, cuma gua sekarang, bareng-bareng sama
temen-temen, yang tentunya satu visi satu misi, bagaimana kita bisa
membantu gak hanya dari materi tapi mulai dari fikiran, tenaga, kita juga
bisa bantu kan. Bagi gua seh gak ada yang sia-sia kalau kita mau bantu
orang lain, justru malah bisa jadi berkah kali buat kita.
19. Sejauh ini bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat,
dan lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda menjaga hubungan
tersebut?
Jawab: kalau dengan lingkungan pergaulan dirumah Alhamdulilah gak
pernah ada masalah, kalau sama saudara pa lagi adek ya pasti pernah la
ya tapi gak bakal jadi suatu masalah yang besar, kalau sama orang tua
jujur gua bisa dibilang anak yang cukup berani berontak la ya, tapi
akhirnya tersadar bahwa selama ini dah bersikap gak sepantasnya lah ya
ke orang tua.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: secara sruktural atau secara kelembagaan ya standar la ya, cukup
baik. Kalau untuk Fosma Bekasi harus banyak ngelihat atau belajar dari
organisasi lain, ya secara strukturalnya, ya terpenting tetap jaga hati
sebagai pemuda jaga selalu nilai-nilai 165 yang sudah didapatkan dan
realisasikanlah dalam kehidupan.
Wassalam
Andika Priadyanto
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Informan
a. Nama: Umar Hamzah
b. Usia: 23 tahun
c. Asal daerah: DKI. Jakarta
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
e. Alumni: In House Mahasiswa Bekasi angkatan I.
f. Waktu dan tempat: 25 Oktober 2008, Pukul 20.00, Perumahan
Mediterania Cikunir Raya Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawaban: bulan Desember 2006
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawaban: dari Bunda Yeti dan salah satu alumni juga seh
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawaban: pengen tahu aja seperti apa Training ESQ
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawaban: cukup bagus apa agi sekarang sudah bisa menempuh hingga
keluar negeri ya, selain itu juga bagus sebagai media pembenahan
diri, terus perbaikan diri.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawaban: Manfaat, mengingatkan kita kembali atas perbuatan yang
kita lakukan selama ini, terutama tanggung jawab kita kepad Allah
sebagai pembenahan diri juga.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Materinya sangat bagus, karena dikemas secara rapi, dan
menciptakan suasana yang tidak membuat kita bosan saat ikut
Training, dengan adanya music, games, simulasi, ya gak bikin kita
bete di dalam.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda
jelaskan?
Jawaban: Outer Journey, disitu kelihatan banget kalau kita itu kecil,
gak ada apa-apanya dibandingin dengan alam raya yang diciptakan
Allah.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training
ESQ?
Jawaban: ya membuat umar lebih mawas diri dalam bertindak, lebih
percaya diri juga.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: ya tidak seluruhnya sholatnya penuh, ada kakak yang sampai
sekarang masih belum tergugah hatinya untuk sholat dan
menjadikannya sebagai suatu rutinitas dan kebutuhan dia. Kalau dari
orang tua Alhamdulillah sangat mendukung mengenai pendidikan dan
penanaman nilai-nilai agama. terutama lingkungan pekerjaan ya,
Islami banget.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawaban: dalam keluarga ritual agama Alhamdulillah baik, semua
menjalankan segala kewajiban agama, sekarang ini lagi belajar juga
untuk melaksanakan yang sunnah-sunnah.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawaban: rutinitas selain di Fosma juga ada pengajian setiap minggu
liqoat, dan di yayasan juga.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan
beragama anda?
Jawab: pengaruh, ya lebih instrospeksi diri, gimana kualitas ibadah
umar selama ini, baik dari sholat, puasa, ibadah sunnah, atau
keinginan umar juga buat lebih tahu lagi isi Al-Qur’an, ya semuanya
itu sekarang ini lagi belajar lah ti.
13. Menurut pandangan anda apa pengertian keyakinan agama?
Jawab: sebuah kesadaran atau gerakan kepada Tuhan yang satu yaitu
Allah SWT.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?
Jawaban: Penting, maaf aja kalau keyakinan kita kurang ya gak akan
bisa melaksanakan agama itu secara baik. Ya tentulah itu adalah point
penting dan utama dalam kita memeluk suatu agama.
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan
keyakinan agama anda?
Jawaban: Pengaruh, ya kita disadarkan lagi, kita diingatkan lagi
tentang pentingnya beragama. Karena dalam ESQ sudah tercover ya,
dari awal training juga yang diasah adalah dari sisi keyakinan
beragama kita.
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan
merupakan landasan utama dalam kehidupan beragama, apa anda
setuju/tidak dengan pendapat tersebut?
Jawaban: ya harus, memang seharusnya dimulai dari yakin, seperti
yang Umar bilang tadi yakin itu adalah dasar, kalau dasarnya saja
tidak kokohbagaimana kita bisa menjalankan ritual-ritual agam
tersebut. Memang ya sekarang keyakinan itu yang selalu dibilang
sebagai hal yang sangat penting, tapi kalau Umar melihat sendiri
dalam masyarakat kita pendalamannya kurang.
17. Bagaimana anda memandang kehidupan yang tidak pernah luput dari
permasalahan, kegagalan, dan konflik? Seperti apa cara anda
menghadapinya?
Jawaban: dalam kehidupan tentu aja kita gak akan bisa terhindar dari
yang namanya masalah, dalam menghadapi masalah tersebut tentu
yang kita lakukan adalah pasrah hanya kata itu saja yang pantas
diucapkan, selain pasrah juga diiringi dengan usaha atau ikhtiar
karena semua masalahpasti akan terselesaikan kalau kita sepenuhnya
menyerahkannya kepada Allah yang menciptakan masalah itu tadi.
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa
yang ingin anda lakukan?
Jawaban: ya dari kecil, cita-cita itu InsyaAllah pengen jadi donator
tetap disebuah yayasan, karena Umar juga besar dilingkungan
yayasan jadinya Umar termotivasi untuk lebih baik memberi dari
pada menerima. Alhamdulillah kontribusi Umar terhadap yayasan ya
masih sebatas Umar membantu kegiatan-kegiatan yang ada di
yayasan. Kalau untuk ngasih secara langsung ke saudara-saudara
belum, tapi itu cita-cita yang belum tercapai.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda menjaga hubungan
tersebut?
Jawaban: kalau dikeluarga Alhamdulillah belum pernah ada masalah
yang sangat besar, tapi di lingkungan kerja pernah ada, ya namanya
juga dunia kerja, tapi bagi Umar ya hadapi aja, karena Umar yakin
Umar tidak salah jadi kenapa harus takut. Intinya jika ada masalah
hadapi dan pasrahkan semuanya pada Allah.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawaban: untuk alumni agar lebih solid mendukung ESQ untuk
mencapai cita-cita dan visi misi bersama, dan tuk tim ESQ agar lebih
semangat dalam menyebarkan nilai-nilai 165. Kalau untuk Fosma
Bekasi sebagai pemuda ya lebih kompak aja.
Wassalam
Umar Hamzah
HASIL WAWANCARA
1. Indentitas Informan
a. Nama: Arief Ilham Ramadhan
b. Usia: 23 tahun
c. Asal daerah: D.I.Yogyakarta
d. Pendidikan: Strata 1 Universitas Indonesia
e. Alumni: Mahasiswa angkatan 1.
f. Waktu dan tempat: 13 November 2008 Pukul 13.00, Komp. Patria Jaya,
Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Tahun 2005
2. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: dari tante, dan yang daftarin ikut juga tante.
3. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: karena waktu itu benar-benar belum tau seperti apa training ESQ,
jadi motivasinya selain karena di daftrarin sama tante, buat nambah
temen aja, memperluas pergaulan, dan nambah pengetahuan juga.
4. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: luar biasa.
5. Apakah Training ESQ menurut anda memberikan manfaat?
Jawab: sangat memberikan manfaat, ya dulu terus terang gua sedang
dalam masa pencarian Tuhan, dan saat-saat kayak gitu gua ikut ESQ ya
jadinya gua semakin yakin, dan apa yang jadi pertanyaan gua selama ini
pun terjawab.
6. Bagaimana materi Training ESQ menurut anda?
Jawab: Bagus, sebenarnya materinya sudah kita tahu dan dari kecil
mungkin sudah diajarin sama orang tua, cuma saat di Training ESQ,
dijelasinnya lebih detail aja, terus dilengkapi juga sama multmedia,
simulasi jadinya buat kita lebih faham.
7. Apa materi yang membuat anda terkesan? Mengapa, bisa anda jelaskan?
Jawaban: Outer Journey, pada saat itu gua lagi benar-benar goyah, terus
terang sedang proses pencarian Tuhan juga, dan dimateri itu
disampaikannya juga sangat logis, bisa diterima sama hati, dan sama akal
juga.
8. Apa pengaruh yang paling anda rasakan setelah mengikuti Training
ESQ?
Jawab: pengaruhnya lebih ikhlas menjalankan sesuatu, tidak ada beban,
karena sekarang jadi tahu dan faham juga bahwa segala sesuatu yang ada
di dunia ini bukan punya kita tapi semata-mata milik Allah, ya jadi ada
pegangan hiduplah, punya tujuan juga hidup itu seperti apa dan mau
dibawa kemana, punya visi dan misi juga.
9. Bagaimana kehidupan beragama anda dan keluarga?
Jawab: Alhamdulillah cukup bagus, dalam keluarga saling ngingetin,
kaya misalnya ada yang ketiduran ya saling ngebangunin, dan sebisa
mungkin dikeluarga kalau lagi ngumpul anggota keluarga lengkap, ya
sholat berjamaah.
10. Bagaimana pelaksanaan ritual agama anda dan keluarga?
Jawab: sejauh ini lancar-lancar aja, dan Alhamdulillah seluruh anggota
keluarga ngelaksanain kewajiban agama.
11. Bagaimana intensitas anda dalam mengikuti kegiatan keagamaan?
Jawab: akhir-akhir ini agak berkurang, soalnya lagi ada sesuatu yang
harus dikerjain juga, Cuma sebisa mungkin minimal ikut pengajian
Fosma Bekasi seminggu sekali, kalau dulu lumayan aktiv, kalau ada
pengajian atau pengkajian selalu diusahain datang.sekarang paling kalau
gak bisa datang minimal baca-baca artikel atau buku-buku tentang
agama, yang penting jangan benar-benar kosong.
12. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi kehidupan beragama
anda?
Jawab: Sangat ya, sekarang gua benar-benar yakin kalau Allah itu ada,
malaikat, dan Al-Qur’an itu benar, dan sekarang jadi faham bahwa segala
sesuatu yang kita jalankan kita sudah punya pedomannya yaitu Al-
Qur’an dan hakekatnya harus sesuai dengan tuntunan dan petunjuk yang
ada di Al-Qur’an.
13. Apa pengertian keyakinan agama menurut anda?
Jawaban: Keyakinan agama adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan
karena ia berasal dari hati. Ya suatu penerimaan manusia terhadap suatu
Zat yang Maha berKuasa. Agama diciptakan sebagai sebuah sistem yang
mengatur kehidupan manusia.
14. Apakah keyakinan agama menurut anda penting?
Jawab: Keyakinan agama pasti penting, karena awalnya iman dulu baru
Islam, dan keyakinan dulu yang harus benar-benar dibangun, kalau
manusia belum beriman atau yakin barangkali apa yang ia kerjakan
dipastikan juga kosong, karena dia juga belum benar-benar faham akan
makna yang ia jalankan
15. Apakah Training ESQ memberikan pengaruh bagi peningkatan
keyakinan agama anda?
Jawab: jelas, soalnya dulu jujur gua selalu mempertanyakan Tuhan, dan
mungkin gua nyaris jadi orang atheis, tapi di ESQ jelas banget
ditunjukin, materi-materi yang membuktikan Allah itu ada, apa lagi
ditambah sama ayat-ayat Al-Qur’an
16. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa keyakinan merupakan
landasan utama dalam kehidupan beragama, Apa anda setuju/tidak
dengan pendapat tersebut?
Jawab: sangat setuju ya, individu yang mengaku memeluk suatu agama,
pasti keyakinan dulu yang harus ditanamkan.
17. Setelah mengikuti Training ESQ, bagaimana anda memandang
kehidupan yang tidak pernah luput dari permasalahan, kegagalan, dan
konflik? Seperti apa anda mengahadapinya?
Jawab: yang namanya manusia punya banyak kepentingan, manusia yang
baik dan bijak adalah manusia yang berusaha bagaimana kepentingannya
itu tidak menggangu kepentingan orang lain, bagi gua dalam menghadapi
masalah
18. Bagaimana anda memandang masyarakat yang kurang mampu? Apa
yang ingin anda lakukan?
Jawab: Dalam Islam kita mengenal yang namanya infak, zakat, dan
shodaqoh. Ketika orang-orang sudah menyadari dan peduli terhadap
sesama, mau membantu orang lain, ya bisa pastikan kemiskinan di
Indonesia ini juga akan berkurang. Terus masyarakatnya jujur, tidak
melakukan korupsi, setiap orang-orang yang mampu mau saling
membahu, ya masyarakat miskin pun juga akan merasa terbantu. Untuk
itu, kita semua harus kerja sama, jangan mengandalkan satu pihak,
kebaikan itu mulailah dari diri sendiri. Kalau saya pribadi sekarang ini
sedang mencoba menerapkan hal itu, walaupun belum seberapa, saya
punya cita-cita pengen bikin sekolah gratis, bisa bantu orang ngga
mampu, dan yang paling penting saya bisa membuka lapangan pekerjaan
untuk orang lain, ya semoga saja bisa terwujud.
19. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga, kerabat, sahabat, dan
lingkungan di sekitar anda? Bagaimana cara anda dalam menjaga
hubungan tersebut?
Jawab: sekarang udah gampanglah ya buat jalin komunikasi, ada hp, ada
internet, bisa chating, atau dari situ kita bisa tetap tau bagaimana kabar
temen-temen, ya masa zaman sudah segini cangih kita gak bisa jaga
hubungan kita baik sama temen, saudara entah jauh apa dekat, dan
keluarga la ya, ya sebisa mungkin kita teruslah tanya gimana kabarnya,
ya jangan sampai silurahmi itu putus, sayang banget.
20. Apa saran dan kritik anda untuk ESQ LC dan Fosma Bekasi?
Jawab: untuk ESQ secara keseluruhan menurut gua sudah sangat bagus,
konsepnya semakin hari juga makin baik, Cuma saran gua ayo kita sama-
sama gak hanya trainer dan tim ESQ aja, tapi gimna kita para pemuda
dan alumni lainnya ikut membantu perjuangan dalam menyebarkan nila-
nilai 165.Tetap luruskan niat kita kembali untuk perjuangan ini. Buat
Fosma khusunya Fosma Bekasi selalu kompak, kalau ada masalah atau
perbedaan pendapat ayo duduk barenag kita cari solusinya bereng-
bareng, jangan samapai ada perpecahan. Amien.
21. Sejak kapan Fosma Bekasi Berdiri?
Jawab: kalau gak salah sekitar tanggal 14 april 2006, awalnya Fosma
Cuma ada di Pusat, tapi setelah ada alumni semakin banyak dan
menyebar di berbagai daerah di Jadetabek, jadinya kita mengajukan
untuk membangun Fosma Daerah dan akhirnya Alhamdulillah tanggal 14
April Fosma Bekasi berdiri.
22. Apa visi misi dari Fosma Bekasi?
Jawab: visi misi kita adalah memciptakan para pemuda yang selalu
memegang nilai-nilai 165, dan selalu menerapkan dalam kehidupannya
juga, karena zaman sekarang ni yang kita butuhkan itu dimana aanak-
anak muda tuh punya kesadaran dalam beragama, punya moral juga gak
intelek aja yang oke.
23. Apakah Fosma hanya dipetuntukkan untuk alumni ESQ saja?
Jawab: ada sebagian angapan seperti itu, tapi sebenarnya Fosma sangat
membuka tangan bagi siapa saja yang mau bengabung dengan Fosma
Bekasi, terlepas dia alumni, bahkan yang non muslimpun kita sangat
membuka tangan untuk mereka ikut dengan kegiatan-kegiatan kita.
24. Sejauh ini kegiatan apa aja yang sudah dilakukan Fosma untuk
masyarakat?
Jawab: Alhamdulillah dari masa kepengurusan gua sampai sekarang
setau gua kita banyak membuat program kerja untuk masyarakat, seperti
sunatan missal, baksos, aksos, santunan yatim piatu, dan lainnya, sejauh
ini masih itu aja ya, ya moga aj kedepan kita punya prokker yang lebih
besar lagi buat masyarakat.
Wassalam
Arief Ilham Ramadhan
HASIL WAWANCARA
1.Identitas Informan
g. Nama: Kasya Syakirti
h. Umur: 22 tahun
i. Asal daerah: Bekasi
j. Pendidikan: Strata 1 Universitas Al-Azhar Indonesia
k. Alumni: In House UIA angkatan I
l. Waktu dan tempat: 24 Oktober 2008 Pukul 20.45, Perumahan Mediterania,
Cikunir Raya Bekasi.
2. Pertanyaan Wawancara
Kapan anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: akhir tahun 2006
21. Dari mana anda tahu mengenai Training ESQ?
Jawab: Pertama kali tahu ESQ dari temen waktu masih kuliah di Universitas
Indonesia.
22. Apa motivasi anda mengikuti Training ESQ?
Jawab: Motivasinya pertama karena lebih murah ya biayanya, soalnya
waktu masih kuliah di UI ada in house training ESQ, tapi biayanya aga
mahal jadinya ditunda dulu deh.Waktu sudah pindah ke Universitas Al-
Azhar Indonesia eh ada lagi In house Training ESQ dan biayanya sedikit
lebih murah dari di UI, ya udah aku ikut deh, terus pengen tau juga kaya
gimana trainingnya dan nambah pengetahuan juga soalnya aku suka sih
nyoba hal-hal baru.
23. Bagaimana kesan anda setelah mengikuti Training ESQ?
Jawab: Bagus yah, aku jadi lebih sadar aja bahwa selama ini kita sering lupa,
bahwa tujuan kita hidup di dunia untuk ibadah kepada Allah. Pokoknya aku jadi
lebih sadar setiap masalah yang kita hadapi
HASIL WAWANCARA
I. Identitas Informan
a. Nama : Muchlis Syamsudin
b. Usia: 34 Tahun
c. Asal daerah: Makasar
d. Pekerjaan: Trainer dan Ketua Divisi Quality Control (QC) ESQ LC.
e. Pendidikan: Strata 1
f. Waktu dan tempat : 14 November 2008, Pukul 15.30, ESQ LC Jakarta
Selatan.
2. Pertanyaan Wawancara
1. Sejak kapan bapak mulai bergabung dengan ESQ LC?
Jawab: saya bergabung pada awal-awal tahun 2002, waktu itu adalah awal
berdirinya ESQ LC. Saya termasuk orang pertamalah yang bergabung
dengan ESQ, awalnya di ESQ hanya berempat, lalu berlima dan terus
bertambah sampai sekarang.
2 Apa tujuan didirikannya Lembaga Training ESQ?
Jawab: kita ingin memulai pembangunan moral di Indonesia ini dengan
mental spirit, dimana basicnya adalah 165 itu, selama ini 165 itu hanya
berbentuk hafalan orang-orang dalam tataran intelektualitas saja. 165 itu kan
adalah 1 ihsan 6 prinsip dan 5 langkah. Untuk menuju sukses tidak hanya
dengan hafalan, tapi inilah basic dasar untuk membangun mental spiritual,
karena saat ini masyarakat Indonesia bisa dibilang mengalami pemerosotan
dalam hal pembangunan mental, dan lebih mengutamakan kepada sisi
intelektulitas dan pembangunan fisik saja, oleh karena itu ESQ didirikan
sebagai upaya membangun Indonesia yang diawali dengan pembangunan
spiritulitas. Sehingga lahirlah manusia yang memiliki kompetensi,
Knoweledge, skill yang bagus, tapi juga didasari oleh spiritualitas yang
tinggi.
3. Apa langkah yang dilakukan ESQ dalam upaya menyampaikan nilai-
nilai165?
Jawab: langkah yang dilakukan tentu saja diawali oleh visi misi dan dibuat
konsep untuk mencapai visi misi tersebut. Sebagaimana yang kita tahu visi
misi dari ESQ adalah Indonesia emas 2020 dan Dunia emas 2050. Kemudian
langkah yang dilakukan adalah dengan pembagunan spiritualitas dan
keyakinan. Kalau kita lihat sila pertama negara kita adalh ketuhanan yang
maha esa, itu sangat sejalan dengan visi misi ESQ 165. Kemudian kenapa
ESQ berkembang karena ESQ adalah oksigen, disini kita tidak
menempatkan posisi sebagai sebuah lembaga yang boleh sebagian
masyarakat dianggap ekslusif, ESQ sebagai oksigen itulah yang
menyebabkan Alhamdulillah semua organisasi maupun instansi cepat sekali
menerima ESQ, baik NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Itulah konsep yang
coba diterapkan oleh ESQ, bahkan kita coba membawa kepada peserta yang
berbeda keyakinan, dan mereka menerima karena ESQ bersifat sangat
universal.
4. Apa saja yang menjadi kendala bagi ESQ dalam upaya menyebarkan
nilai-nilai 165?
Jawab: Kendala tentu pasti ada, tetapi sejauh ini kendalanya adalah masalah
tekhnis dan masih bisa diatasi, contoh ESQ hidup mandiri dan pembiayaan
sendiri artinya untuk menjalankan sesuatu kita membutuhkan yang namanya
amunisi-amunisi, tanpa amunisi tersebut kita tidak mungkin berjalan. Selain
itu kita juga harus memiliki sumber daya manusia yang kuat, karena tanpa
sdm yang baik serta pengelolaan finance atau keuangan yang baik, tidak
mungkin ESQ dapat berjalan dan saat ini memiliki karyawan ± 600 orang.
Memang ada sebagian opini masyarakat yang mengangap ESQ hanyalah
sebuah bisnis, dan saya rasa angapan tesebut keliru. Kita akui ESQ memang
profesional karena kita tidak memungut dana dari sumbangan, kita bukanlah
LSM ataupun yayasan yang memperoleh dana dari orang lain. Oleh karena
itu kita memiliki yang namanya merdeka, dimana keuangannya kita kelola
sendiri dan kita berjalan tanpa bantuan orang lain. Namun saya lihat
umumnya seseorang yang sudah masuk dan mengenal ESQ lebih mendalam
ia akan mensupport.t
5. Bagaimana cara Pak Ary sebagai seorang Leader dalam membackup
kader-kadernya agar tetap memiliki spirit dalam menyampaikan nilai-nilai
165?
Jawab: ESQ benar-benar melihat role modelnya adalah pak Ary, karena
kalau kita berbicara mengenai ESQ tentu yang sangat memahaminya adalah
sang penulis. Sesibuk apapun pak Ari beliau selalu mengawasi setiap
aktivitas Dari tim ESQ, baik manajemen, leadership, dan mengawasi
semuanya, terutama hal yang berkaitan dengan materi-materi training atau
kegiatan training, caranya baik langsung maupun tidak langsung. Jikalau
tidak bisa bertemu beliau akan menelfon atau sms. Cara kedua adalah
menciptakan kadr tim yang membantu beliau, dan ini merupakan role model
foto copy dari pak Ary, walaupun tidak sebaik pak Ary. Tim ini dinamakan
Ashabul Kahfi, atau tim tujuh yang merupakan kader langsung dari beliau.
Ketujuh orang ini selalu digojlok oleh pak Ari, makanya setiap bulannya kita
selalu mengadakan QC atau Quality Control yang berkaitan dengan training,
disini yang diawasi adalah etitude, sikap mental, skill, materi training, dan
mempertahankan spiritualitas. Contohnya kita selalu diawasi bagaimana
sholat tahajudnya, membaca dan mengkaji Al- Qur’annya, hubungan antara
sesama tim dan lintas departemen. Beliau adalah seseorang yang sangat
sadar bahwa sesibuk apapun tidak akan melepaskan dan tetap memberikan
motivasi terutama yang berkaitan dengan spritualitas.
6. Bagaimana bapak mendefinisikan keyakinan agama?
Jawab: Pandangan saya mengenai keyakinan agama merupakan suatu
kesadaran bertuhan atau dalam ESQ kita kenal dengan Good Consiousnes,
yaitu suatu kesadaran yang meyakini bahwa terdapat kekuatan-kekuatan
dahsyat di luar kapasitas manusia. Keyakinan merupakan landasan awal
dalam membangun spiritualitas dalam setiap diri manusia.
7. Apakah materi-materi yang disampaikan memberikan pengaruh bagi
peningkatan keyakinan agama bapak?
Jawab: Sangat ya, secara pribadi sebelum peserta menerima materi yang
saya sampaikan maka adalah suatu kewajiban bagi saya untuk lebih dahulu
menjalankanya, karena ini juga merupakan kewajiban saya kepada Allah
SWT dan Rasulullah SAW. Dalam menjalankan ini tentu saja saya harus
memiliki komitmen sehingga saat saya dan tim trainer menyampaikan
materi kita memiliki power yang tidak hanya diucapkan tetapi juga harus
dapat dijalankan. Disinilah kita butuh pengawasan dalam mempertahankan
itu, salah satunya adalah sholat haruslah memiliki kualitas yang bagus, baik
sholat wajib maupun sholat-sholat sunnah seperti tahajud, dhuha, zikir dan
lainnya. Itu semua adalah metode untuk mempertahankan spiritualitas,
bukan hanya dari sisi ritual saja namun secara ilmu dan manajemen kita juga
dilatih oleh pak Ary agar apa yang kita sampaikan juga dijalankan. Secara
pribadi justru saya merasa apabila sudah dijalankan maka kemudian akan
menjadi sebuah kebutuhan.
8. Apa keluarga sepenuhnya mendukung dengan aktivitas bapak di ESQ
LC?
Jawab: Disini dituntut bukan hanya trainer tapi semua tim yang bergabung
dalam ESQ LC harus mendapatkan izin dari keluarga dan memiliki visi misi
yang sama. Ketika keluarga tidak mendukung maka ini akan berat, karena
akan ada semacam gejolak dalam hati. Oleh karena itu dari awal bergabung
dalam tim ESQ, yang dibutuhkan adalah komitmen dan kesiapan dan
keikhlasan dari pihak keluarga untuk mendukung aktivitas keluarganya yang
berkerja di ESQ LC. Saya sebagai kepala rumah tangga harus tetap
menjalankan tanggung jawab saya sebaik mungkin, harus bisa membagi
waktu disaat saya sedang tidak ada training, saya harus bisa
memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, mendidik anak-anak saya,
bermain bersama, mengajaknya sholat berjama’ah dan sebagainya.
9. Bagaimana upaya bapak dalam memberikan serta menyampaikan nilai-
nilai agama dalam keluarga?
Jawab: Kadang ada orang yang berhasil mengajarkan orang lain diluar sana
dan tidak jarang pula orang gagal justru dalam mengajarkan anggota
keluarganya sendiri, oleh karena itu yang saya lakukan secara pribadi yaitu
bersama-sama mengajak istri dan anak-anak saya untuk berkomitmen.
Caranya bagaimana, sangat sederhana kita ajak sholat bersama-sama, kita
shering bertukar fikiran, saling terbuka, ya kita lah harus benar-benar
memberikan contoh, apa yang saya dan istri suruh kepada anak-anak,
sayapun harus melakukannya. Terkadang saya merasa kalau pulang training
capek sekali, tapi tubuh minta istirahat sedangkan anak-anak butuh saya
untuk menemani mereka bermain dan belajar ya harus saya ikuti karena
bagaimnapun itu adalh tanggung jawab saya sebagai keluarga memberikan
dan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini untuk anak-anak saya, karena
yang dibutuhkan ternyata bukan hanya kecerdaan secara intelektualitas saja
tapi spiritualitas dan emotionallah yang lebih penting, dan saya harus
berperan dalam memberikan dan mewujudkan itu.
10. Bagaimana bapak memandang kondisi masyarakat yang belakangan ini
sedang banyak merebak pemikiran dan aliran-aliran baru? Bagaimana
bapak memandang perbedaan-perbedaan tersebut?
Jawab: Disini adalah perbedaan persepsi ya, seperti yang sudah saya
sampaikan bahwa ESQ fungsinya adalah sebagai oksigen, dan ia berada
pada posisi tengah-tengah, tidak berpihak kemanapun, seharusnya yang kita
lakukan adalah tidak saling menyalahkan, tapi mari kita duduk bersama-
sama saling bertukar fikiran untuk kepentingan bangsa. Rasullullahpun
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa saling mengingatkan, bukan
saling menyalahkan dan memaksakan. Bagi saya dalam kehidupan ini
seharusnya dijalankan dengan bisa menyeimbangkan keduanya yaitu dunia
dan akhirat, harus bisa menyeimbangkan antara Hablum minannas dan
Hablum Minallah.
11. Bagaimana bapak memandang kesenjangan sosial yang banyak terjadi
dalam masyarakat?
Jawab: Kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat saya rasa tak lain,
karena hilanganya kesadaran masyarakat untuk berbagi mencoba merasakan
posisi yang sedang dialami oleh orang lain. Di ESQ, ada yang namanya
FKA (Forum Komunikasi Alumni) kita ajak untuk berpartisipasi
membangun Indonesia Emas, dan itu dimulai dengan pembangunan mental
spiritual tadi, dari mental spiritual itu kita harapkan lahir sebuah
pembangunan fisik, karena itu kan urutan dalam haji yaitu, Haji Arafa,
Mina, Lontar, komitmen, baru Sa’i. Sa’i itulah sebagai pembangunan fisik
dan itu sebenarnya tugas kita bersama untuk membangun kembali bangsa
kita. Untuk itu dalam ESQ kita memiliki yang namanya kaum dhuafa yang
membantu mereka dengan memberikan pinjaman lunak, yaitu kita berikan
bantuan agar mereka bisa mandiri, memberikan pinjaman tanpa bunga, dan
kita tidak menyuapi mereka, kalau kita suapi maka itu akan habis, dan tidak
akan ada usaha dari mereka, kita memilih cara yang lain untuk mengangkat
mereka, yaitu dengan pinjaman lunak tadi, saya rasa kalau dalam setiap
masyarakat sudah memiliki kesadaran itu saya rasa semua masalah
khusunya perekonomian masyarakat miskin bisa terbantu, bukan malah kita
menyibukkan diri untuk kepentingan kita pribadi. ESQ juga memiliki yang
namanya UPZ Baznas, ya ayolah kita bersama berusaha mewujudkan
Indonesia Emas tadi, jika moral telah tertanam dalam diri masyarakat saya
yakin, setiap orang akan tergerak hatinya jika melihat tetangganya, atau
orang-orang dilingkungannya sedang mengalami kesulitan, akan ada suatu
panggilan dari hati untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.
12. Bagaimana bapak menilai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan alumni
ESQ yang tergabung dalam Fosma?
Jawab: Fosma adalah sebuah kumpulan yang didirikan untuk menampung
generasi muda ya khususnya mahasiswa, supaya bagi mereka yang sudah
mendapatkan nilai-nilai 165 tidak keluar dari nilai-nilai itu, Fosma didirikan
agar para pemuda memiliki suatu wadah untuk membentengi mereka dari
pengaruh-pengaruh buruk diluar sana, apa lagi mereka masih muda ya,
terkadang banyak hal baru yang ingin mereka coba, nah Fosmalah tempat
bagaimana bisa mengasah serta mempertahankan nilai-nilai 165 tadi dengan
baik, jangan sampai keluar lagi dari garis orbit tadi. Fosma itu positif sekali,
apa lagi jika kita mau secara totalitas sebagai pemuda mengeluarkan
idealisme-idealisme mereka untuk membangun cita-cita kita bersama
menjadikan Indonesia Emas. Tetapi yang saya tekankan tetap luruskan niat
mereka, apapun yang dijalankan ingat selalu diniatkan untuk selalu
memegang nila-nilai 165 tadi, cinta Allah dan cinta selalu Rasul sebagai
petunjuk langkah kita.
13.Apa pesan-pesan bapak untuk Fosma atau para generasi muda agar dapat
terhindar dari berbagai macam pengaruh buruk dalam kehidupan?
Jawab: Kuncinya untuk para pemuda adalah, keyakinan atau kesadaran akan
bertuhan tadi, atau Good Conciuosnes, jika nilai-nilai165 tadi sudah
dipegang maka saya rasa para generasi muda akan bisa menentukan langkah
mereka mana yang baik dan mana yang buruk. Saya harapkan pemuda yang
sudah mendapatkan nilai-nilai 165, marilah kita bersama mengajak para
pemuda lainnya kembali kepada tugas sebenarnya kita sebagai manusia,
membangun mental spiritual, dan menerapkan tujuh nilai budi utama tadi
mahasiswa atau pelajar memiliki sikap jujur, tidak ada lagi yang mencontek,
kan ini yang harus kita bangun dalam masyarakat kita ini.
Wassalam
Mukhlis Syamsuddin
STRUKTUR ORGANISASI FOSMA BEKASI PERIODE 2007-2008
Foto-Foto Kegiatan Peneliti Bersama Fosma Bekasi
Pengajian Mingguan Bersama HJ. Irene Handono.
Kegiatan Aksi Sosial Dan Bazar Ramadhan