Perbandingan Pendekatan Ekonomi -Politik Media dan Studi ...
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS … · BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM...
Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS … · BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM...
TUGAS MANDIRI 1
(CRITICAL BOOK REVIEW)
BUKU WAJIB(1): KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
(Tim Pengembang MDP,UPI, 2016)
BUKU PEMBANDING(2): KURIKULUM DAN PENGAJARAN
(Prof. Dr. S.Nasution,M.A., 2010)
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan
Dalam Mengikuti Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran
Oleh,
AFRISKA SIRAIT (1702050101)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat nya kepada kita semua,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Tulisan ini telah saya susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas dari dosen mata
kuliah KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
tulisan ini.
Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca tenang contoh Critical review.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan,27 oktober 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar _____________________________________________________________ i
DAFTAR ISI _______________________________________________________________ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Manfaat Critical Book Review ____________________________________________ 1
B. Tujuan Penulisan Critical Book Review _____________________________________ 1
C. Identitas Buku _________________________________________________________ 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
A. BUKU WAJIB 1 ( BAB 1- BAB 11)
BAB 1 PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI, DAN PERANAN KURIKULUM _______ 2
BAB 2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Landasan Filosofi ______________________________________________________ 3
2. Landasan Psikologis ____________________________________________________ 3
3. Landasan sosial dan budaya ______________________________________________ 3
4. Landasan ilmiah dan teknologi ____________________________________________ 3
BAB 3 KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. komponen tujuan _______________________________________________________ 4
2. Komponen isi kurikulum/materi pelajaran ___________________________________ 4
3. Komponen metode atau strategi pencapaian tujuan ____________________________ 4
4. komponen evaluasi _____________________________________________________ 4
BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Prinsip umum _________________________________________________________ 5
2. Prinsip Khusus ________________________________________________________ 5
BAB 5 MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM
A. Model Pengembangan ________________________________________________ 5
B. Organisasi Kurikulum _______________________________________________ 7
iii
BAB 6 EVALUASI KURIKULUM ______________________________________________ 8
BAB 7 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN _____________________________________ 8
BAB 8 KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN _____________________________ 9
BAB 9 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
a. Prinsip Umum _________________________________________________________ 10
b. Prinsip Khusus ________________________________________________________ 10
BAB 10 PENDEKATAN, STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN _______________ 11
BAB 11 INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN _________________________ 12
B.BUKU PEMBANDING (BAB 1 – BAB 10 )
BAB 1 KONSEP-KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PENGAJARAN ______________ 15
BAB 2 DETERMINAN KURIKULUM
1. Determinan filosofis ____________________________________________________ 16
2. Determinan sosiologis ___________________________________________________ 16
3. Determinan psikologis __________________________________________________ 16
4. Determinan hakikat pengetahuan __________________________________________ 18
BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau displin ilmu) __________________ 19
2. Pendekatan interdisipliner ________________________________________________ 19
3. Pendekatan rekonstruksionisme ___________________________________________ 19
4. Pendekatan humanistik __________________________________________________ 20
5. Pendekatan “accountability” ______________________________________________ 20
6. Pendekatan pembangunan nasional ________________________________________ 20
7. BAB 4 TUJUAN PENGAJARAN ________________________________________ 21
BAB 5 STRATEGI DAN SUMBER MENGAJAR _________________________________ 23
BAB 6 MENDISAIN RENCANA EVALUASI KURIKULUM _______________________ 23
BAB 7 DISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN EFEKTIF _____________ 24
iv
BAB 8 MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN MEMECAHKAN
MASALAH _________________________________________________________________ 25
BAB 9 PERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIF ____________ 26
BAB 10 PENDIDIKAN AFEKTIF, PERSPEKTIF HISTORIS DAN MODEL-MODEL
PENDIDIKAN AFEKTIF _____________________________________________________ 27
BAB III PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI BUKU ______________________________________________ 29
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
1. Kelebihan Buku ____________________________________________________ 35
2. Kekurangan Buku ___________________________________________________ 36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ___________________________________________________________ 37
B. Saran ________________________________________________________________ 39
DAFTAR PUSTAKA _________________________________________________________ 40
1
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Manfaat Critical Book Review
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kurikulum dan pembelajaran
2. Untuk mempermudah mahasiswa dalam menganalisis kelebihan dan kekurangan buku
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kurikulum dan pembelajaran
D. Tujuan Penulisan Critical Book Review
1. Untuk membandingkan isi buku
2. Agar mahasiswa dapat berpikir kritis dalam membaca
3. Untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan informasi
4. Melatih mahasiswa dalam membaca
E. Identitas Buku yang di Review
Buku wajib (1)
1. Judul : Kurikulum dan Pembelajaran
2. Edisi : 6
3. Pengarang : Tim Pengembang MDP, Universitas Pendidikan Indonesia
4. Penerbit : PT. Raja Grafindo Persapa
5. Kota Terbit :Jakarta
6. Tahun Terbit : 2016
7. ISBN :978-979-769-382-4
Buku Pembanding (2)
1. Judul :Kurikulum dan Pengajaran
2. Edisi : 6
3. Pengarang : Prof. Dr. S. Nasution, M.A.
4. Penerbit : PT Bumi Aksara
5. Kota Terbit : Jakarta
6. Tahun Terbit : 2010
7. ISBN : 979-526-240-8
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. BUKU WAJIB 1 ( BAB 1- BAB 11)
BAB 1 PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI, DAN PERANAN KURIKULUM
Dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu : Adanya mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka
secara teoritis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua
pendapat. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum yaitu :
substansi,sistem dan bidang studi. Pengertian kurikulum juga dikaitkan dengan 4 dimensi
yaitu:
1. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi ide
2. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana
3. Kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas
4. Kurikulum dikaitkan dnegan dimensi hasil.
Kurikulum sangat berfungsi bagi setiap individu,misalnya bagi orangtua fungsi
kurikulum adalah sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah, bagi
kepala sekolah fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan, bagi masyarakat fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman untuk memberikan
bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah, bagi guru fungsi kurikulum
adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran serta bagi siswa fungsi
kurikulum ada 6 yaitu : Fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi diferensiasi,fungsi
persiapan,fungsi pemilihan dan fungsi diagnostik.
Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni : (1) memiliki peran
konservatif, (2) kreatif, (3) kritis, dan (4) evaluatif.
3
BAB 2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Landasan pengembangan kurikulum ada 4 yaitu : landasan filosofi, landasan
psikologis, landasan sosiologis dan landasan teknologis dan pengembangan kurikulum.
1. Landasan Filosofi yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas,hakikat
manusia,hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofi tersebut berimplikasi pada
perumusan tujuan pendidikan,pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan
strategi, serta peranan peserta didik dan peranan pendidik.
2. Landasan psikologis yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang
dijadikan tiitk tolak dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang
harus menjadi acuan, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik
sebagai subjek pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku
peserta didik dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai
pengaruh besar dalam perkembangan kurikulum yaitu teori belajar kognitif, teori
belajar behavioristik dan teori belajar humanistik.
3. Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologis dan
antropolgi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurkulum. Karakteristik
sosial buaday dimana peserta didik hidup berimplikasi pada program pendidikan yang
akan dikembangkan.
4. Landasan ilmiah dan teknologi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari riset atau
penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan
dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik bersifat hardware atau software
sehingga pendidikan yang dilaksanakn dapat menyesuaikan ddiri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4
BAB 3 KOMPONEN-KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan suatu sistem yamg memiliki komponen-komponen tertentu.
Kurikulum terbnetuk oleh 4 komponen yaitu :
1. komponen tujuan
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 yaitu : Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan
Institutional, Tujuan Kurukuler, dan Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran.
Didalam komponen tujuan terdapat 3 domain (bidang) yaitu:
A. Domain kognitif ada 6 tingkatan : pengetahuan, pemahaman, penerapan,analisi,
sintesis, evaluasi.
B. Domain Afektif ada 5 tingkatan : Penerimaan, Merespons, menghargai,
mengorganisasi, karakteristik nilai
C. Domain Psikomotor ada 6 tingkatan : persepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
menyesuaikan, dan menciptakan
2. Komponen isi kurikulum/materi pelajaran
Merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki
siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dnegan
pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tegambarkan pada isi setiap mata pelajaran
yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan sisiwa.
3. Komponen metode atau strategi pencapaian tujuan
Merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum yamg memiliki peran penting
sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Upaya untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada a
plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving
something.
4. komponen evaluasi
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
kedalam dua jenis, yaitu:
- tes biasanya digunakan untuk mnegukur kemampuan siswa dalam aspke kognitif atau
tingkat penguasaan materi pembelajaran. Jenis-jenis tes tersebut meliputi jumlah
peserta, tes hasil belajar yang dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
5
serta dibedakan menjadi tes buatan guru (disuusn untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh guru bersangkutan serta tes standar (tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan sisiwa sehingga berdasarkan kemampuan tes tersebut.
- Nontes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspke tingkah
laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Jenis-jenis tersebut yaitu wawancara, studi
kasus,,observasi dan skala penilaian.
BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip adalah suatu hal yang sifatnya sangat penting dan mendasar, terlahir dari dan
menjdai suatu kepercayaan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjukkan pada
pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal
yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanan kurikulum.
Setidaknya ada 4 sumber prinsip pengembangan kurikulum yaitu : data empiris, data
eksperimen, cerita/legenda yang hidup dimasyarakat, dan akal sehat. Prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum diklasifikasikan kedalam 3 tipe yaitu : anggapan kebenaran utuh
atau menyeluruh, anggapan kebenaran parsial, dan anggapan kebenaran yang masih
memerlukan pembuktian.
Prinspi pengembangan kurikulum dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Prinsip umum yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : relevansi,fleksibilitas,
kontinuitas,praktis/efesien, efektivitas
2. Prinsip khusus yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : prinsip yang berkenaan
dengan tujuan pendidikan,prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan, prinsip yang
berkenaan dengan proses pembelajaran dan prinsip yang berkenaa dengan media atau
alat bantu pembelajaran serta prinsip yang berkenaan dengan evaluasi.
BAB 5 MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM
F. Model Pengembangan
Model pengembangan kurikulum yaitu langkah sistematis dalam proses penyusunan
kurikulum yang mendesain, menerapkan dan mengevaluasi. Dewasa ini telah banyak
dikembangkan model-model pengembangan kurikulum yaitu :
1. Model ralph Tyler
6
Ada 4 tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum yang meliputi :
- Menentukan tujuan pendidikan
- Mennetukan proses pembelajaran yang harus dilakukan
- Mennetukan organisasi pengalaman belajar
- Mennetukan evaluasi pembelajarn
2. Model Administratif
Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan istilah dari atas kebawah (top down)
atau staf lini (line-staff procedure) artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan
pelaksanaanya dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum.
3. Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum ini dapat dikembangkan pada lingkup luas maupun lingkup yang
sempit. Pengembangan kurikulum model ini sangat membutuhkan dukungan moril maupun
materiil yang bersifat kondusif dari pihak pimpinan.
4. Model Demonstrasi
Ada beberapa kebaikan dalam penerapan pengembangan kurikulum model ini diantaranya
adalah : (1) kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang
telah diuji dan diteliti secara ilmiah, (2) perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada
aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan
berbeda dengan perubahan kurikulum yang sangat luas dan kompleks, (3) hakikat model
demonstarsi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen dan pelaksanaa
dilapangan, (4) model ini akan menggerakkan inisiatif, kreatifitas guru-guru serta
memberdayakan sumber-sumber administrasi untuk memnuhi kebutuhan dan minat guru
dalam mengembangkan program yang baru
5. Model Miller-Seller
Model ini merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model tranmisi dan model
transaksi dengan tahapan pengembangan sebagai berikut :
- Klarifikasi orientasi kurikulum
- Pengembangan tujuan
- Identifikasi model belajar
7
- Implementasi
6. Model Laba
Merupakan modifikasu dari model Tyler. Modifikasi tersebut penekanannya terutama pada
pemusatan perhatian guru. Model ini lebih bersifat induktif, berbeda dengan model
tradisional yang deduktif. Langkah-langkahnya adalahs ebagai berikut :
- Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru
- Menguji unit eksperimen
- Mengadakan revisi dan konsolidasi
- Pengembangan keseluruhun kerangka kurikulum (deeveloping a frame work)
- Implementasi dan desiminasi
7. Model Beauchamp
Proses pengembangan kurikulum emmiliki 5 tahap yaitu :
- Mennetukan arena atau wilayah yang akan dicakup
- Menetapkan personalia
- Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
- Implementasi kurikulum
- Evaluasi kurikulum
G. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola susuan sajian isi kurikulum yang bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa
dalam melakukan kegiatan belajar,sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Secara umum terdapat dua bentuk organisasi kurikulum yaitu :
1. Kurikulum berdasarkan mata pelajaran meliputi :
- Mata pelajaran yang terpisah-pisah
- Mata pelajaran terhubung
- Fungsi mata pelajaran
2. Kurikulum terpadu meliputi :
- Kurikulum inti
8
- Social functions dan persistent situations
- Experience atau activity curriculum
BAB 6 EVALUASI KURIKULUM
Tes adalah suatu pengumpulan data yang dirancang secara khusus,terlihat dari
konstruksi butir soal yang digunakan, jenis pertanyaan yang diberikan,serta
penyelenggaraanya yang diatur secara khusus. Pengukuran adalah proses tyang bertujuan
untuk menetpakan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah dicapai oleh peserta
didik.
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum,baik
dalam pembuatan kurkulum baru,memperbaiki kurikulum yang ada atau
menyempurnakannya. Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan
program, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak,dan penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam 5 model yaitu :
1. Measurement yaitu pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan
individual maupun kelompok.
2. Congruence yaitu pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan
dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan
telah terjadi.
3. Illumination yaitu studi mengenai pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan,
kebaikan-kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh program terhadap
perkembangan hasil belajar.
4. Educational system evaluation yaitu perbandingan antara performance setiap dimensi
program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment
5. Cipp yaitu model evaluasi dengan fokus pada contect,input,process,serta product.
Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk
keperluan sebagai berikut :
1. Untuk perbaikan program
2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
BAB 7 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
9
Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri,dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan
sesuatu,menjadi mampu melakukan sesuatu,atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi
temapil. Pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari istilah pengajaran. Pembelajaran
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk
membelajarkansiswa yang belajar. Pada pembelajaran perubahan perilaku sebagai hasil
belajar yang ingin dicapai ini dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran atau
rumusan kompetensi yang ingin dicapai dengan segala indikatornya.
Landasan konsep pembelajaran ada 5 bagian yaitu : filsafat, psikologi, sosiologi,
komunikasi dan teknologi. Proses pembelajaran meliputi kegiatan dari membuka sampai
menutup pelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran meliputi : kegiatan awal yaitu melakukan
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan bila dianggap perlu memberikan pretest,
kgiatan inti yaitu kegiatan utama yang dilakukan guru dalam memberikan pengalaman
belajar, melalui berbagai strategi dan metode yang dianggap sesuai dengan tujuan dan materi
yang akan disampaikan dan kegiatan akhir yaitu menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
pemberian tugas atau pekerjaan rrumah bila dianggap perlu
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal , yaitu faktor-faktor yang ada
dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar dairi siswa.
BAB 8 KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN
Kata pengajaran lingkupnya lebih kecil daripada pembelajran. Dipihak lain, ada yang
berpendapat bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakikatnya sama, yaitu suatu
proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagi
guru sebagai dampak pembelajaran berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar
siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan kurikulum selanjutnya.
Sedangkan bagi siswa sebagai dampak pengirng berupa terapan pengetahuan dan/atau
kemampauan dibidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu
perkembnagan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
Tujuan pembelajaran adalah suatu target yang ingin dicapai,oelh kegiatan
pembelajaran. Secara rinci hierarki tujuan tersebut dikelompokkan dalam bagian berikut :
1. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan yang sifatnya umum dan sering kali disebut
dengan tujuan pendidikan nasional.
10
2. Tujuan Institusional/lembaga merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
sekolah atau lembaga pendidikan.
3. Tujuan kurikuler yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.
4. Tujuan instruksional/pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap
kegiatan instruksional atau pembelajaran.
Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Bila dirinci
lebih lanjut, isi kurikulum atau bahan pembelajaran itu dapat dikategorikan menjadi 6 jenis
yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip,proses,dan nilai serta keterampilan.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem
pembelajaran,yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem tersebut.
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang
terkandung didalam rumusan tujuan tersebut. Beberapa strategi pembelajarn dan metode
mengajara yang dapat digunakan sebagai alternatif upaya pencapaian tujuan pembelajaran
yaitu : strategi ekspositori klasikal, metode tanya jawab, strategi heuristik, pengajaran
kelompok (kecil) dan pengajaran perorangan (individual).
Media pembelajaran dikelompokkan menjadi berikut : media visual,media audio,
media audio-visual, kelompok media penyaji dan media objek serta media interaktif
BAB 9 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pembelajaran ada beberapa jenis yaitu :
a. Prinsip umum pembelajaran meliputi :
- Bahwa belajar mengahsilkan perubahan perilaku peserta didik yang relatif permanen
- Peserta didik memiliki potensi, gandrung dan kemampuan yang merupakan benih
kodrati untuk ditumbuhkembangkan
- Prubahan atau pencapaian kualitas ideal itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses
kehidupan
b. Prinsip khusus pembelajaran meliputi :
- Prinsip perhatian dan motivasi
- Prinsip keaktifan
c. Prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman berhubungan dengan prinsip aktivitas,
bahwa setiap individu harus terlibat secara langsung untuk mengalaminya.
d. Prinsip pengulangan
11
e. Prinsip tantangan
f. Prinsip balikan dan penguatan
g. Prinsip perbedaan individal
Dari pembahasan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran seperti yang telah
dikemukakan di atas, pada pokoknya dapat dikemukakan ke dalam rangkuman berikut :
a. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara siswa dengan lingkungan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaiti perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap, maupun keterampilan)
b. Bahwa untuk terjadinya proses pembelajaran secara efektif dan efisien, maka terdapat
beberapa ketentuan, kaidah,norma atau disebut dengan prinsip pembelajaran yang
harus menajdi perhatian dan menjadi inspirasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran
c. Prinsip pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam 2 bagian yaitu : (1) prinsip
pembelajaran yang bersifat umum yaitu bahwa belajar menghasilkan perubahan
perilaku peserta didik yang realtif permanen ;perubahan atau pencapaian kualitas ideal
itu tidak tumbuh alami linear sejalan proses kehidupan; (2) prinsip pembelajaran yang
bersifat khusus antara lain yaitu : prinsip perhatian dan motivasi,keaktifan,keterlibatan
langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan dan prinsip
perbedaan individual
BAB 10 PENDEKATAN, STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran memiliki pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan
makna pembelajaran, pandangan tentang guru, dan pandangan tentang siswa. Perbedaan
inilah yang kemudian mengakibatkan strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan
menjadi berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda walaupun materi
pembelajaran sama.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna pembelajaran
melalui suatu cara pandang tertentu;atau,aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu
dalam memahami makna pembelajaran. Bebrbagai pendekatan dalam rangka memahami
makna pembelajaran, antara lain :
12
1. Pendekatan filsafat terhadap pembelajaran meliputi beberapa aliran yaitu : idealisme,
realisme, pragmatisme, konstruktivisme, eksistensialisme dan filsafat pendidikan
nasional (pancasila)
2. Pendekatan psikologi terhadap pembelajaran meliputi 3 konsepsi yaitu :
behaviorisme,kognitif, humanisme.
3. Pendekatan sistem terhadap pembelajaran merupakan pembelajaran yang dapat
dipandang sebagai suatu keseluruhan terpadu yang terdiri atas berbagai komponen
yang saling berinteraksi secara fungsional dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa dengan guru
dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berbagai jenis strategi pembelajaran yang dimaksud dapat dipilah berdasarkan
karekteristik sebagai berikut : berdasarkan rasio guru dan siswa yang terlibat dalam
pembelajarn, berdasarkan pol hubungan guru dan ssiwa dalam pembelajaran, berdasarkan
pernana guru dan siswa dalam pengelolaan pembelajarn, berdasarkan peranan guru dan siswa
dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran, verdasarkan proses berpikir dalam
mengolah “pesan” atau materi pembelajaran.
Model pembelajaran adalh suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk
merancang pembelajaran tatap muka dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam
membentuk materiil-materiil pembelajaran termasuk buku-buku,film-film, pita kaset,dan
program media komputer,dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang).
BAB 11 INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Inovasi dimaknai sebagi pembaharuan atau perubahan dengan ditandai adanya hal
yang baru, sedangkan pada dasarnya inovasi merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal
baru, baik berupa praktik-prktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan
olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertent yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik.
Beberapa contoh inovasi antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis
sekolah,pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstektual,pembelajaran
aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan. Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai
penyebarluasan dari aggasan inovasi tersebut melalui sutu proses komunikasi yang dilakukan
13
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota
sistem sosial masyarakat.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yangsifatnya
pembaharuan atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut antara lain dalam hal
manajemne pendidikan, metodologi pengajaran,media,sumber belajar, pelatihan
guru,implementasi kurikulum, pembelajaran dan sebagainya.
Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran
cemerlang di bidang pendidikan yang bercirkan hal baru, atau berupa praktik-praktik
pendidikian tertentu,atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang
diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan, atau proses
pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi, Rogers (1983) mengemukakakn 4 ciri
penting yang mempengaruhi difusi inovasi termasuk inovasi pendidikan yaitu : esensi inovasi
itu sendiri, saluran komunikasi, waktu dan proses penerimaan dan ssitem sosial. Ada
beberapa ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam pendidikan yitu : memiliki
kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program inovasi dilaksanak melalui
program terencana, dan inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.
Tahap pelaksaan inovasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu meliputi : tahap
pengetahuan, tahap bujukan, tahap pengambilan keputusan, tahap implementasi dan tahap
konfirmasi. Karakteristik inivasi yang sangat memengaruhi derajat adopsi tersebut akan
sangat bergantung pada :
1. Adanya keuntungan relatif
2. Memiliki kekompakan/kesepahaman
3. Memiliki derajat kompleksitas
4. Dapat dicobakan (triability)
5. Dapat diamati (observability)
Ada 5 kategori perbedaan individu/kelompok yang harus diperhatikan dalam adopsi
inovasi yaitu :
1. Para pembaru ataupioner/perintis (inovators)
2. Para adopter awal (early adopters)
3. Para kelompok mayoritas awal (early majority)
14
4. Kelompok mayoritas akhir (late majority)
5. Adopter akhir (late adopters)
Ada 4 tahapan yang harus dipertimbangkan dalam menadopsi inovasi termasuk dalam
inovasi pendidikan yaitu :
1. Design
2. Awareness-interest
3. Evaluation
4. Trial (uji coba)
Sedangkan pada sisi lain. Target sistem ataupun sistem lain dalam penyebarluasan
inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial yaitu :
1. Existing structure yaitu struktur sosial kemasyarakatan yang sudah ada
2. New structure yaitu struktur kemasyarakatn yang baru sebagai konsekuensi atas
adanya inovasi
Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh tiga faktor yaitu :
1. Mental block barriers yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap mental
2. Hambatan yang sifatnya culture block (hambatan budaya)
3. Hambatan social block (hambatan sosial) yaitu hambatan inovasi sebagai akibat dari
faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.
Beberapa hasil inovasi yaitu :
1. KTSP
2. KBK
3. Kurikulum 2007
4. Broad Based Curriculum
5. Kurikulum sistem ganda (KSG)
6. Urikulum Muatan Lokal
Beberapa hasil inovasi pembelajaran yaitu :
1. Model pembelajaran Brain Based Learning
2. Model pembelajaran LCBT
3. Model pembelajaran ICARE
4. Model pembelajaran “ICARE” dalam pembelajaran TIK
5. Model pembelajaran tutorial based Instruction
15
6. Biological communication technology based learning
B. BUKU PEMBANDING (BAB 1 – BAB 10 )
BAB 1 KONSEP-KONSEP DASAR KURIKULUM DAN PENGAJARAN
Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga
peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler
yang formal juga kegiatan yang tak formal. Kurikulum formal meliputi :
1. Tujuan pelajaran,umum dan spesifik
2. Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
3. Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya
4. Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapainya
Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan
tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini
dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal. Kurikulum tak formal meliputi :
1. Pertunjukan sandiwara
2. Pertandingan antarkelas/ antarsekolah
3. Perkumpulan dengan hobby
4. Pramuka dan lain-lain
Dalam pengembangan kurikulum terdapat 2 proses utama yakni :
1. Pengembangan pedoman kurikulum meliputi :
- Latar belakang yang berisi falsafah dan tujuan lembaga pendidikan
- Silabus yang berisi mata pelajaran
- Disain evaluasi termasuk strategi revisi
2. Pengembangan pedoman instruksioanl yang diperoleh atas usaha pengajar untuk
menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk
mempersipakannya sebagai pelajaran dalam kelas. Dengan demikiannapa yang
diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.
Pendekatan pengembangan kurikulum dengan menyusun pedoman kurikulum dan
pedoman instruksional bertujuan untuk meningkatkan mutu sekolah dan universitas dengan
meningkatkan efektivitas mengajar dengan melakukan hal-hal berikut :
16
1. Menetukan kerangka umum kurikulum yang dapat disetujui bersama
2. Menetapkan standar minimal untuk tiap mata pelajaran atas persetujuan bersama,agar
tiap guru yang mengajrkan mata pelajaran yang sama akan berusaha mencapai standar
minimal itu, bahkan bila mungkin melebihinya
3. Menyediakan sumber belajar dan menafaatkannya sepenuhnya
4. Membantu tenaga pengajar muda dalam merencanakan pelajaran dan dalam proses
belajar mengajar agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan
5. Menjamin diadakannya revisi kurikulum secara teratur.
BAB 2 DETERMINAN KURIKULUM
Ada 4 determinan kurikulum yaitu :
1. Determinan filosofis
Pengembangan kurikulum yang mempunyai posisi yang jelas tentang pertanyaan-
pertanyaan filosofi diatas telah memiliki dasar memungkinkannya mengambil keputusan
yang sehat dan konsisten . akan tetapi dalam mengembangkan kurikulum ia tidak hanya
menonjolkan falsafah pribadinya, akan tetapi harus mempertimbangkan falsafah negara,
falsafah lembaga pendidikan serta staf pengajarnya
2. Determinan sosiologis
Tiap kurikulum mencerminksn keinginan,cita-cita,tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Keputusan yang akan diambil mengenai kurikulum akhirnya bergantung pada bagaimana ia
bereaksi terhadap berbagai kebutuhan yang dikemukakan oleh berbagai golongan dalam
masyarakat, dan juga oleh falsafah hidup dan falsafah pendidikannya.
3. Determinan psikologis
Determinan itu mempunyai dua dimensi yang saling berkaitan yaitu :
a. Teori belajar (bagaimana sebenarnya siswa belajar)
b. Hakikat pelajar secara individual antara lain berkenaan dengan taraf : motivasi,
kesiapan ,kematangan intelektual,kematangan emosiona dan latar belakang
pengalaman.
Terdapat 5 kelompok belajar utama yakni :
17
a. Teori behaviorisme yaitu : bertujuan pada peranan guru dalam menyajikan stimulus
tertentu yang membangkitkan respons tertentu yang merupakan hasil belajar yang
diinginkan juga berperan dalam menganalisis bahan pelajaran, membaginya dalam
bagiab-bagian kecil, menyajikan satu persatu kepada siswa sambil memberikan
balikan (reinforcement) berupa pujian jika benar, ada kalanya hukuman bila salah.
b. Teori psikologi daya (faculty psychology) yaitu menurut aliran ini, belajar
ialahmendisplin dan menguatkan daya-daya mental, terutama daya pikir, melalui
latihan mental yang ketat. Bila “otak” telah dikembangkan melalui studi matematika,
bahasa klasik dan humaniora, maka pelajar akan mampu berkat pikiran rasionalnya
mentransfer proses belajar itu pada bidang studi lain. Jadi yang mendapat perhatian
adalah cara mempelajari bahan yang sulit seperti matematika dan bahasa klasik agar
mendisplin dan mengembangkan proses-proses mental.
c. Teori pengembangan kognitif yaitu :kematanagn mental berkembang secara
berangsur-angsur pada individu berkat interaksinya sebagai pelajar dengan
lingkungan. Dengan bertambahnya usia anak, proses kognitif secara kontinu
direstruktur agar mencapai tingkat pemikiran dan perbuatan yang lebih kompleks dan
lebih matang.
d. Teori lapangan (teori gestalt) yaitu teori yang menggunakan konsep-konsep
behaviorisme dan perkembangan kognitif dengan memasukkan unsur “O”
(=organisme,individu) di dalam rumus S-R menjadi S-O-R. Dalam belajar siswa
tidak hanya menumpuk pengetahuan. Adakalanya terjadi “lompatan” yang disebut
“insight” atau pemahaman atau penalaran tiba-tiba. Masukkan informasi baru diproses
secara mental dengan informasi yang tersimpan dalam ingatan dan dapatlah terjadi
“insight” atau pemahaman baru. Teori lapangan juga sangat mementingkan individu
maka penganutnya cenderung menganjurkan pendidikan humanistik dengan
memupuk konsep diri yang positif pada pelajar. Konsep diri yang positif memberi
pengaruh yang baik sedangkan sebaliknya konsep diri yang negatif menghalangi
proses belajar.
e. Teori kepribadian yaitu : terdapat 5 watak yang mempengaruhi pola motivasi individu
yakni :
1. Tipe a-moral : anak sepenuhnya,egosentris, ia memuaskan diri tanpa
menghiraukan perasaan orang lain
18
2. Tipe “expedient” : anak agak egosentris, patuh tanpa memiliki sistem moral
“internal” dan dengan demikian dapat memuaskan kebutuhan diri, jadi ia diatur
oleh kontrol “eksternal”.
3. Tipe konformis : anak berusaha memenuhi tuntutan eksternal kaena takut tidak
mendapat perhatian dan penghargaan, jadi anak masih belum mempunyai sistem
moral internal.
4. Tipe “irrational conscientious” ; anak “conscientious”, artinya ia telah memiliki
sistem moral internal tetnang yang baik dan yang buruk, akan tetapi dalam
pelaksanaanya ia sangat ketat dan kaku, tanpa mengizinkan pengecualian atau
pertimbangan,sehingga tanpaknya seperti mengabaikan perasaan orang lain, dan
karena itu dianggap “irrationa”, tak rasional.
5. Tipe altruistik rasional : pada saat ini sistem moral anak telah snagat berkembnag,
ia menyadari kebutuhan dan keinginan orang lain, ia snagat sensitif dan rela
berkorban untuk orang lain.
Teori kepribadian bertahan erat dengan teori perkembangan kognitif dan teori
lapangan dalam usaha mengenal siswa sebagai individu. Tiap individu berkembang melalui
tahap-tahap perkembangan namun menurut cara dan kecepatan yang agak berbeda dengan
orang lain.
4. Determinan hakikat pengetahuan
Pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang kiat cepat. Diperkirakan bahwa tipa
tahun diterbitkanlebih dari 30.000 judul buku baru, belum lagi karangan-karangan ilmiah.
Perkembangan masyarakat yang dinamis menurut latar belakang pengetahuan dan
keterampilan dari pekerja yang berbeda sekali dengan dua puluh tahun yang lalu, apakah
dalam bidang kedokteran, teknik, perdagangan bahkan pertanian. Perubahan cepat ini
memberi beban baru kepada pengembangan kurikulum, karena dialah harus memilih dan
memutuskan “apa” yang harus diajarka kepada siapa.
BAB 3 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Keempat determinan kurikulum telah merupakan pegangan umum dalam
pengembangan kurikulum namun masih perlu lagi pegangan yang lebih terperinci yakni :
1. Memilih pendekatan kurkulum yang serasi untuk mendesain kurikulum dengan
mempertimbangkan keempat determinan itu
19
2. Berdasarkan pendekatan yang dipilih, menentukan mata pelajaran/mata kuliah yang
akan disajikan, beserta scope dan sequencenya, yang dianggap dapat mencapai tujuan
lembaga pendidikan itu.
Pendekatan-pendekatan kurikulum dibagi kedalam bagian berikut :
1. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau displin ilmu)
Pendekatan ini menggunakan studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi
kurkulum, mislanya matematika, sains, sejarah, geografi, IPA, IPS, dan sebagainya seperti
yang lazim kita dapati dalam sistem pendidikan kita sekrang di semua sekolah dan
universitas. Yang diutamakan dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan proses
dalam displin ilmu tertentu.
2. Pendekatan interdisipliner
Dibawah ini beberapa bagian pendekatan interdisipliner yaitu :
a. Pendekatan “broad-field” yaitu pendekatan yang berusaha mengintegrasikan beberapa
displin atau matapelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu
pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan
bagian integral dari kehidupan manusia.
b. Pendekatan kurikulum inti (core curriculum) yaitu berusaha menghilangkan tembok
pemisah yang tak wajar antara berbagai disiplin ilmu agar siswa dapat menerapkan
secara fungsional pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dari berbagai
disiplin ilmu guna memecahkan masalah sosial personal masa kini.
c. Pendekatan kurikulum masalah inti diperguruan tinggi yaitu pengetahuan inti yang
pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu yang dianggap esensial mengenai
kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang
terdidik dan terpelajar.
d. Pendekatan kurikulum fusi yaitu : menyatukan dua (atau lebih) disiplin tradisional
menjadi bidang studi baru.
3. Pendekatan rekonstruksionisme
20
Pendekatan ini memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam
masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk,rasialisme, interdependensi
global,kemiskinan,malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai,keadilan sosial,
hak asasi manusia dan lain-lain. Pendekatan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pendekatan rekonstruksionisme konservatif dan radikal
4. Pendekatan humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa, jadi “student-centered”, dan mengutamakan
perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar.
Para pendidik humanistik yakni, bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus
dipandang sentral dalam kurikulum, agar berjalan itu memberi hasil maksimal. Pendekatan
ini didisarkan pada 5 asumsi yaitu :
- Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan
sepenuhnya
- Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan p0elajaran akan
merasa tanggung jawab atas keberhasilannya
- Hasil belajar akan meningkat di dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa yang
saling memercayai, saling membantu, saling memperdulikan dan bebas dari
ketegangan yang berlebihan
- Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberikan tanggung jawab kepada
siswa atas kegiatannya belajar
- Kepedulian siswa akan pelajaran
- Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar
5. Pendekatan “accountability”
Dalam usaha mengembangkan standar yang dapat dipertanggungjawabkan, pendekatan
kurikulum beralih ke arah apa yang disebut sistem tertutup atau model latihan. Dalam sistem
tertutup keempat determinan (filosofi,sosiologis,psikologi dan pengetahuan) kebanyakan
telah ditentukan sebelumnya sehingga kemungkinan mengadakan perubahan sangat tebatas.
6. Pendekatan pembangunan nasional
Pendekatan ini mengandung 3 unsur :
21
a. Pendidikan kewarganegaraan yaitu berorientasi pada sistem politik negara yang
menentukan peranan,hak dan kewajiban tiap warga negara.
b. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional yaitu bertujuan mempersiapkan tenaga
kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
c. Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari yaitu keterampilan yang
diperlukan bagi kehidupan sehari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak
hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan
sikap yakni :
1. Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistem ekonomi suatu negara
2. Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat
3. Keterampilan sebagai warga negara yang baik.
Pendekatan ini menggabungkan humanisme dengan pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan pembangunan nasional.
BAB 4 TUJUAN PENGAJARAN
Untuk merumuskan tujuan umum suatu bidang studi/mata pelajaran dapat kita
lakukan sebagai berikut :
1. Sebutkan nama bidang studi/mata kuliah
2. Tentukan scopenya, yakni bahan yang meliputi bidang studi itu
3. Rumuskan hasil belajar yang diharapkan. Pertimbangkan ranah-ranah belajar yang
dapat dimasukkan ke dalamnya.
4. Tentukan topik-topik yang akan dibicarakan
Tujuan umum (TU) suatu mata kuliah dalam pengembangan kurikulum yaitu :
Mahasiswa akan :
1. Mempelajari konsep pokok dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan disain
instruksional
2. Mengembangakn suatu pedoman kurikulum dan silabus perkuliahan untuk suatu
bidang studi tertentu
3. Membuat disain dan rencana instryksional bidang studi itu.
Tujuan instruksional umum (TIU) suatu mata kuliah dalam pengembangan kurikulum
yakni :
22
1. Menentukan langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum dan proses membuat
disain instruksional
2. Menjelaskan hubungan antara pengembangan kurikulum dan disain instruksional
3. Mengidentifikasikan dan menyatakan alasan atau rasional memilih pendekatan
kurikulum
4. Mengembangkan silabus suatu mata kuliah menurut pilihan sendiri meliputi :
TU,rasional,TIU,topik-topik utama,persyaratan bagi siswa, bacaan wajib dan bacaan
pelengkap, skala evaluasi dan kepustakaan
5. Mengembangkan pedoman kurikulum suat mata kuliah yang meliputi : silabus
matakuliah, strategi belajar-mengajar bagi tiap topik, sumber belajar bagi tiap topik,
rencana atau alat evaluasi untuk tiap topik.
6. Membuat disain suatu rencana instruksional salah satu topik (satuan pelajaran) dari
silabus mata kuliah yang meliputi : topik serta hasil belajar siswa (TIU) yang di ambil
dari silabus, sub-topik yang merupakan bagian topik atau satuan pelajaran,hasil
belajar berupa TIK, kegiatan belajar siswa secara spesifik untuk tiap TIK atau
perangkat TIK, usaha mencapai TIU berdasarkan TIK, menerapkan TIU berdasarkan
TIK, sumber mengajar da belajat untuk tiap kegiatan belajar dan strategi evaluasi dan
alat evaluasi untuk tiap TIK
Tujuan instruksional khusus (TIK) yang keberhasilannya dapat diukur padaa
umumnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Apa dirumuskan dalam pernyataan yang mengandung perbuatan tentang sesuatu yang
diharapkan dari siswa.
2. Hingga mana dinyatakan hingga mana kuantitas dan kualitas penguasaan siswa yang
akan dijadikan dasar pengukuran/penilaian
3. Siapa dimaksud semua siswa yang mengikuti pelajaran itu, akan ttapi ada kalanya di
adakan perbedaan persyaratan bagi siswa-siswa tertentu, misalnya antara pria dan
wanita dalam pendidikan jasmani
4. Dalam kondisi yang bagaimana dalam hal tertentu kondisi spesifik harus di nyatakan
secara eksplisit, misalnya mengetik surat dalam waktu kurang 3 menit perhalaman
tanpa salah
Ada dua ranah dalam belajar yaitu :
23
1. Ranah kognitif yaitu memikiki 6 tingkatan : pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi
2. Ranah afektif yaitu hasil belajar yang tidak dapat dilihat bahkan diukur sepertu halnya
dalam bidang kognitif. Itu sebabnya ranah afektif memiliki tujuan yang lebih afektif
dibandingkan ranah kognitif.
3. Ranah psikomotor yaitu ranah yang kurang mendapat perhatian para pendidik
dibandingkan dengan kedua ranah yang lain. Akhir-akhir ini gerakan kesehatan dan
kesegaran (fisik dan mental) kembali memusatkan perhatian kepada ranahh psiko
motor ini.
BAB 5 STRATEGI DAN SUMBER MENGAJAR
Pedoman kurikulum biasanya terdiri atas 4 bagian utamanya yaitu : latar belakang,
silabus, strategi dan disain evaluasi. Strategi dan sumber mengajar merupakan bagian yang
sangat penting dalam pengembangan kurikulum agar apa yang direncanakan dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya perencanaan yang cermat mengenai strategi dan
sumber mengajar lebih terjamin bahwa kurikulim dapat diwujudkan dan apa yang diajarkan
dikuasai dan dimilik siswa.
Strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu
terperinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti yang dicantumkan
dalam rencana instruksional atau perispan satuan pelajaran. Untuk memilihi strategi
mengajar, harus dipertimbangkan maksud tujuan pelajaran secara keseluruhan. Bila
tujuannya mencapai hasil belajar pada tingkat tinggi, maka yang diperlukan ialah strategi
yang tinggi yang lebih kompleks.
Sumber belajar sudah harus diusahaan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada taraf
ini hendaknya dikerahkan sedapat mungkin tenaga pengajar untuk bersama-sama menyipakan
segala sumber mengajar yang diperlukan. Sumber-sumber mengajar yang sudah siap dibuat
harus segara dicata dalam katalog. Agar sistematis diberi kode tertentu.
BAB 6 MENDISAIN RENCANA EVALUASI KURIKULUM
Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpaevaluasi yang sistematis. Jika
evaluasi diadakan secara terus menerus, mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya,
akan tetapi dapat senantiasa diperbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Evaluasi kurikulum tak dapat dilakukan dalam kehampaan dan hanya
24
mungkin bila ada suatu perangkat kriteria atau standar. Di masa lampau standar itu pada
umumnya samar-samar, dirumuskan secara umum dan tak spesifik. Selanjutnya evaluasi
kurikulum antara lain hendaknya didasarkan atas :
1. Determinan kurikulum yaitu : orientasi filosofis lembaga pendidikan itu, konteks
sosial-ekonomi, hakikat pelajar, hakikat bahan pelajaran
2. Harapan-harapan “golongan klien atau konsumen”
3. Bukti mengenai tingkat produktivitas dengan mempertimbangkan hasil belajar, biaya,
dan waktu
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari 3 dimensi, yakni dimensi I
(formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi III (operasi keseluruhan proses
kurikulum atau hasil belajar siswa). Ada 5 metedologi penelitian yaitu :
1. Model diskrepansi provud
2. Model kontingensi-kontingensi stake
3. Model cipp stufflebeam
4. Model transformasi kualitatif eisner
5. Model lingkaran-tertutup corrigan
Laporan evaluasi biasanya terdiri dari 3 hal yakni :
1. Hasil-hasil, yaitu apa yang telah ditemukam berdasarkan data yang dikumpulkan
2. Kesimpulan, yaitu keputusan yang dapat diambil berdasarkan data itu dan apakah data
telah cukup memadai untuk mendukung keputusan itu
3. Rekomendasi, apakah cukup data untuk mendukung kelangsungan kurikulum,
ataukah disarankan agar dijalankan lanjutan penilaian agar diperoleh data yang lebih
banyak
BAB 7 DISAIN RENCANA INSTRUKSIONAL PENGAJARAN EFEKTIF
Proses instruksional banyak didasarkan atas pedoman kurikulum yang telah disepakati
bersama atau atas seperangkat tujuan dan harapan yang menjadi parameter bahan yang akan
diajarkan. Pedoman kurikulum telah memberikan petunjuk umum tentang perencanaan
pengajaran, misalnya yang berkenaan dengan :
- Tujuan
- Unit pokok,topik serta sub-topik
25
- Alternatif strategi mengajar untuk tiap unit, topik, sub-topik,TIU
- Alternatif sumber belajar
- Persyaratan bagi siswa
- Disain penilaian dan standar keberhasilan
Contoh rencana pelajaran harian yaitu :
Matakuliah : konsep-konsep dalam pendidikan nilai-nilai
Unit/topik : kurikulum dan pengajaran dalam pendidikan nilai-nilai
Sub-topik : membuat persiapan pelajaran di kelas
TIU : mengembangkan rencana pelajaran harian berdasarkan satu TIU pendidikan Nilai-nilai
Instruksi atau pengajaran adalah proses interaktf yang berlansung antara guru dengan
siswa atau juga antara sekelompok siswa, dengan tujuan untuk memperoleh pengetaguan,
keterampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang dipelajari itu. Pada tingkat situasional
IV, pengajaran sinektik, siswa telah memiliki keterampilan dasar yang baik, dasar
pengetahuan yang cukup dan telah bermotivasi instrinsik sebagai pelajar mandiri. Perananan
guru berubah dari pemberi informasi dan pembimbing proses belajar menjadi teman dalam
proses penemuan dan pemecahan masalah.
Pada taraf V ini kiranya ciri-ciri mengajar efejtif tidak lagi berlaku. Dalam sistem
pendidikan formal rasanya sangat sedikit siswa yang aman mencapai tingkat ini, kevuali
mungkin siswa pasca sarjana.
BAB 8 MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN MEMECAHKAN
MASALAH
Pemecahan masalah bukan perbuatan yang seerhana, akan tetapi lebih kompleks
daripada yang diduga pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak
ragamnya termasuk mengamati, melaporkan,mendeskripsi, menganalisis, mengklasifikasikan,
menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik kesimpulan dan membuat generalisasi
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan diolah.
Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai manipulasi informasi secara sistematis,
langkah demi langkah, dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk
mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respons terhadap problema yang dihadapi. Untuk
memecahkan masalah kita harus melokasi informasi, menampilkannya dari ingatan lalu
memprosesnya dengan maksud untuk mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.
26
Pendekatan-pedekatan dalam pemecahan masalah yaitu memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Pendekatan reaktif yaitu : terdapat dalam situasi dimana seseorag tiba-tiba dihadapkan
dengan masalah yang harus sekejap itu diputuskan
2. Pendekatan antisipatif yaitu :seseorang yang berantisipasi melihat masalah sewaktu
mulai berkembang lalu ia secara sistematis memikirkan seperangkat alternatif lalu
memilih salah satu diantaranya yang diduga akan serasi menghadapi masalah itu
3. Pendekatan reflektif yaitu : seseorang mengambil waktu untuk memikirkan suatu
masalah secara mendalam,menganalisis semua komponennya sambil menimbang
dengan cermat tiap kemungkinan tindakan yang dapat diambil. Ia tidak terburu-buru
dalam mengambil keputusan.
4. Pendekatan inpulsif yaitu seseorang bertindak inpulsif dalam menghadapi masalah,
bila ia lebih mengikuti instink atau perasaan daripada refleksi atau pemikirannya. Bila
ia “merasa” keadaan sudah cocok, maka itulah waktunya ia bertindak.
Unsur-unsur keterampilan berpikir yaitu meliputi :
1. Mengamati
2. Melaporkan
3. Mengklasifikasikan
4. Memberi label
5. Menyusun dan mengurutkan
6. Menginterpretasi
7. Membuat inferensi
8. Memecahkan problema
BAB 9 PERENCANAAN INSTRUKSIONAL UNTUK TUJUAN AFEKTIF
Pendidikan afektif, khususnya pendidikan nilai-nilai sejak dulu telah menjadi bagian
integral dari pendidikan. Pendidikan nilai-nilai adalah proses membantu siswa menjajaki
nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar meningkatkan mutu pemikiran dan perasaan
mereka tentang nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis agar meningkatkan mutu
pemikiran dan perasaan mereka tentang nilai-nilai. Tujuan pendidikan afektif adalah
membantu siswa agar ia meningkat dalam hierarki afektif, yakni dari tingkat paling bawah
(menerima pernyataan tentang nilai-nilai) melalui tingkat merespons terhadap nilai-nilai itu
27
dan akhirnya menginternalisasi sistem nilai-nilai sebagai tingkat tertinggi dalam
perkembsngan afektif.
Tujuan pendidikan moral adalah membantu siswa agar lebih mampu memberi
pendapat yang bertanggung jawab, adil dan matang mengenai orang lain. Dalam pendidikan
para ahli menganjurkan adanya dua macam kurikulum, satu untuk mengembangkan otak
belahan kiri (ranah logis-kognitif) dan satu lagi untuk mengembangkan otak belahan kanan
(ranah afektif,kreatif).
Nilai-nilai dan standar moral (afektif) berkembang dan berubah bila individu
mempertimbangkan informasi baru berhubung dengan iformasi yang telah dimiliki dan
tersimpan dalam sistem modul otak (kognitif) dan juga keterampilan fisik yang bersangkutan.
Jadi, tiap perubahn kelakuan terjadi dalam interaksi suatu stimulus baru dengan informasi
kognitif, afektif, dan psikomotor yang telh dimiliki.
Tiap guru bertanggungjawab membantu siswa agar ia tumbuh dan berkembang, agar
kelakuannya berubah dalam dimensi-dimensi yang digariskan dalam ranah afektif.
BAB 10 PENDIDIKAN AFEKTIF, PERSPEKTIF HISTORIS DAN MODEL-MODEL
PENDIDIKAN AFEKTIF
Ada beberapa garis pikiran utama yang tampil dalam abad ke-17, 18 dan 19 yang
memberi pengaruh besar terhadap hakikat pendidikan afektif di dunia barat. Pendekatan-
pendekatan ini diwakili oleh :
1. Thomas hobbes (1588-1697) menggambarkan negara sebagai manusia raksasa yang
memperoleh semua kekuasaan tanpa batas dari rakyatnya berdasarkan suatu “kontrak
sosial” dengan syarat menjamin perdamaian dan keamanan mereka.
2. Jean jacques rousseau (1712-1778) percaya bahwa anak lahir baik akan tetapi rusak
dalam tangan manusia. Karena anak manusia pada dasarnya baik sewaktu dilahirkan,
maka anak harus diberi kebebasan untuk berkembang secara wajar, menurut alam
kodratnya (naturalisme).
3. Immanual kant (1724-1807) menyatakan bahwa manusia mampu berpikir
rasional(rasionalisme). Diri-rasional adalah diri-moral. Diri-moral (moral self) adalah
inti atau esensi manusia
4. Sigmund freud (1856-1939), kepribadian terbentuk dari : ego(diri,self), super-ego(diri
yang ideal,diri-sadar,diri-moral) serta ID (diri tak sadar).
28
5. John dewey (1859-1952) terdapat tiga tahap utama yakni : amoral, konvensional,
otonomi.
6. Jean piaget (1896-1980) menyatakan bahwa belajar terjafi sebagai hasil strukturisasi
kognitif yang dipengaruhi lingkungan eksternal.
Model-model pendekatan afektif meliputi :
1. Model konsiderasi (the consideration model) tujuan yang diharapkan adalaj agar kita
menaruh kepedulian terhadap orang lain
2. Model pembentukan rasional ( the rationale building model) bertujuan agar para siswa
dapat menilai isu sosial dari segi masyarakat demokratis dan pluralistik.
3. Model “values clarification” berarti mengusahakan agar nilai-nilai itu jelas bagi
seseorang, jadi mencari kejelasan nilai-nilai seseorang yang bertujuan membantu
siswa agar meneliti dan memganalisis nilai-nilai yang pada suatu saat di anutnya
dalam berbagai situasi lalu menentukan secara bebas perangkat nilsi-nilai baru yang
dianggapnya lebih sesuai dari yang lama.
4. Model pengembangan kognitif
5. Model analisis nilai bertujuan untuk mencapai prinsip-prinsip dalam penilaian
melalui pengumpulan dan analisis data secara sistematis, rasional dan ilmiah.
6. Model aksi sosial bertujuan untuk mencoba membantu siswa mengembangkan
“kompetensi kewarganegaraanya”, sehingga ia melibatkan diri secara aktif dan
produktif dalam perbaikan mutu lingkungan hidup, sekolah, masyarakat maupun
negara.
7. Model masa depan : sains-teknologi masyarakat yang didasarkan atas asumsi bahwa
masalah-masalah sosial yang kita hadapi dewasa ini sangat erat berhubungan dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Model ini menekankan penggunaan metode
pemecahan masalah yang memerlukan keterampilan berpikir tingkay tinggi seperti :
- Menganalisis - merumuskan dan menguji hipotesis
- Meramalkan - mengkonstruk model dan prototipe
29
BAB III
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
Pada bagian ini saya akan membuat beberapa pembahasan anatara buku wajib (buku I )
dengan buku pembanding (buku II) dan buku pembanding (buku III), yaitu
1. Penjelasan Tentang Definisi Kurikulum
- Dalam buku wajib (1)
ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian kurikulum yaitu sebagai
berikut :
a. Menurut harlod b. Alberty(1965) : semua kegiatan yang diberikan kepada siswa
dibawah tanggung jawab sekolah
b. Menurut saylor, alexander, dal lewis (1974) : kurikukulum sebagai segala upaya
sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah, maupun diluar sekolah
c. Menurut murray print (1993) : kurikulum meliputi perencanaan, pengalaman belajar,
program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan
d. Menurut r. Ibrahim (2005) : kurikulum menjadi 3 dimensi yaitu substansi, sistem, dan
bidang studi
e. Menurut said hamid hasan(1988) : kurikulum memiliki 4 dimensi yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya yaitu ide/gagasan, rencana, aktivitas dan hasil
- Dalam buku pembanding(2)
ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi
di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang
tak formal.
Berdasarkan pendapat ke-2 buku diatas, kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan
oleh guru terhadap siswa dalam lingkungan sekolah berdasarkan pedoman-peoman yang suda
ada dan telah ditentukan
2. Penjelasan Tentang Landasan Pengembangan Kurikulum
- Dalam buku wajib (1)
terdapat 4 landasan pengembangan kurikulum yaitu :
30
a. Landasan filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas, hakiakat manusia,
hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
b. Landasan psikolgis, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologis yang
dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
c. Landasan sosial budaya, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari soiologi dan
antropologi yang dijadikan titik tolak dalam memngembangkan kkurikulum.
d. Landasan ilmiah dan teknologi, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil
riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yyang menjadi titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum.
- Dalam buku pembanding( 2)
juga terdapat 4 landasan pengembangan kurikulum yaitu :
a. Landasan filosofis memiliki 4 aliran utama yaitu idealisme, realisme,
pragmatisme/utilitarianisme dan eksistensialisme
b. Landasan sosiologis memiliki fungi bagi kepentingan masyarakat antara lain : (1)
mengadakan perbaikan bahkan perombakan sosial; (2)mempertahankan kebebasan
akademis dan kebebasan mengadakan penelitian ilmiah; (3)mendukung dan turut
memberi sumbangan kepada pembangunan nasional; (4)menyampaikan kebudayaan
dan nilai-nilai tradisional serta mempertahankan status quo; (5)mengeksploitasi orang
banyak demi kesejahteraan golongan elite; (6)mewujudkan revolusi sosial untuk
melenyapkan pengaruh pemerintahan terdahulu; (7)mendukung golongan tertentu
seperti golongan militer,industri atau politik; (8)menyebarluaskan falsafah,politik atau
kepercayaan tertentu; (9)mengarahkan dan mendisiplin jalan pikiran generasi muda;
(10)mendorong dan mempercepat laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;
(11)mendidik generasi muda menjadi warga negara nasional dan warga dunia;
(12)mengajarkan keterampiln pokok seperti membaca,menulis dan berhitung;
(13)memberikan keterampilan dasar bertalian dengan mata pencaharian.
c. Landasan psikologis memiliki dua dimensi yaitu : (1)teori belajar/bagaimana
sebenarnya siswa belajar?; (20hakikat pelajar secara individual antara lain berkenaan
dengan taraf : motivasi,ksiapan,kematangan intelektual,kematangan emosional dan
latar belakang pengalaman
31
d. Landasan hakikat pengetahuan yaitu dapat diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut : (1)bahan diajarkan dengan tujuan apa?; (2)bahan itu diajarkan kepada siapa?
; (3)bagaimanakah bahan pelajaran itu diorganisasi.
Berdasarkan pendapat ke-3 buku diatas, landasan kurikulum memiliki 4 jenis yaitu : landasan
filosofis, psikologis, sosiologis dan ilmu pengetahuan.
3. Penjelasan Tentang Komponen Pengembangan Kurikulum
- Dalam buku wajib (1)
terdapat 4 komponen pengembangan kurikulum yaitu :
a. Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Tujuan
pendidikan diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu : (1)tujuan Pendidikan
Nasional/TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir
yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan; (2)Tujuan nstitusional/TI
adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan;(3)Tujuan
Kurikuler/TK adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi/mata
pelajaran;(4)Tujuan nstruksional/Tujuan Pembelajaran/TP merupakan bagian dari
tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh
anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kali pertemuan.
b. Komponen isi/materi pelajaran merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa
c. Komponen metode/strategi merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum yang memiliki peran sangat penting, sebabberhubungan dengan
implementasi kurikulun
d. komponen evaluasi merupakan sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian
tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes
- Dalam buku pembanding (2)
terdapat 5 pendekatan pengembangan kurikulum yaitu :
a. Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau disiplin ilmu) menggunakan bidang
studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum yang mengutamakan
penguasaam bahan dan proses dalam displin ilmu tertentu
b. Pendekatan interdisipliner terdapat 4 bagian yaitu : (1)pendekatan “broad-field yaitu
pendekatan yang berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau materi pelajaran
32
yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam
vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia;
(2)pendekatan kurikulum inti yang berusaha menghilamgkan tembok pemisah yang tak
wajar antara berbagai disiplin ilmu; (3)pendekatan kurikulum inti diperguruan tinggi;
(4)pendekatan kurikulum fusi yang menyatukan dua atau lebig disiolin tradisiobal
menjadi bidang studi baru
c. Pendekatan rekonstruksionisme merupakan pendekatan yag memfokuskan pada
masalah-masalah penting yang di hadapi dalam masyarakat
d. pendekatan humanistik mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat
dan sebagai bagian integral dari proses belajar
e. Pendekatan “accountability” yaitu sebuah pertanggung jawaban lembaga pendidikan
tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat
4. Penjelasan tentang komponen-komponen pembelajaran
- Dalam bukuwajib (1)
menjelaskan bahwa kata pengajaran kingkupnya lebih sempit dibandingkan dengan
kata pembelajaran. Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata
pengajaran pada hakikatnya sama,yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagi guru sebagai dampak pembelajaran(instructional
effect)berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan
berupa masukkan bagi pengembangan pembelajaran selanjutnya. Tujuan pembelajaran
merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan tersbeut
dapat dibagi menjadi 4 yaitu: (1)tujuan pendidikan nasional; (2)tujuan institusional/lembaga;
(3)tujuan kurikuler; (4)tujuan instruksionsal/pembelajaran
- Dalam buku pembanding(2)
menjelaskan tentang tujuan pengajaran dalam kurikulum yang dibagi menjadi berikut
: (1)hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum/TIU; (2)tujuan
umum/TU; (3)tujuan instruksional khusus/TIK. Di dalam tujuan-tujuan pendidikan terdapat 3
ranah yang harus diketahui yaitu : (1)ranah kognitif yang dibagi kedalam 6 tingkatan meliputi
pengetahuan, pemahaman, apliaksi, analisis, sintesis dan evaluasi; (2)ranah afektif yaitu hasil
belajar afektif yang tidak dapat dilihat bahkan diukur seperti hanya dalam bidang kognitif;
33
(3)ranah psikomotor merupakan ranah yang kurang mendapat perhatian para pendidik
dibanding kedua ranah yang lainnya.
5. Penjelasan tentang model dan strategi mengajar dalam pengembangan kurikulum
- Dalam buku wajib (1)
menjelaskan bahwa terdapat 7 model-model pengembangan yaitu :(1)model ralph
tyler memiliki 4 tahapan model pengembangan kurikulum yaitu menentukan tujuan
pendidikan, menentukan proses belajar, menentukan organisasi pengalaman belajar,
menentukan evaluasi pembelajaran; (2)model administratif disebut juga dengan istilah atas ke
bawah(top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan kurikulum ini
ide awal dan pelaksanaanya dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan
kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum; (3)model grass roots merupakan
model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah; (4)model demonstrasi
merupakan model pengembangan kurikulum yang idenya datang dari bawah (grass roots);
(5)model miller-seller merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model
transmisi/gagne dan model transaksi (taba’s &robinson), dengan tahapan pengembangan
sebagai berikut :klasifikasi orientasi kurikulum,pengembangan tujuan, identifikasi model
mengajar, implementasi; (6)model taba/inverted model merupakan modifikasi dari model
tyler; (7)model beauchamp meliputi 5 tahap pengembangan kurikulum yaitu menentukan
arena/wilayhyang akan dicakup oleh kurikulum, menetapkan personalia, organisasi dan
prosedur pengembangan kurikulum, implementasi kurikulum serta evaluasi kurikulum.
Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran dibagi menjadi 4 bagian yaitu :(1)mata
pelajaran terpisah/separated subject curriculum; (2)mata pelajaran terhubung/correlated
curriculum; (3)fusi mata pelajaran/broadfields curriculum; (4)kurikulum terpadu/integrated
curriculum. strategi pembelajaran nerupakan salah satu komponen di dalam sistem
pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain di dalam sistem tersebut.
Dengan kata lain, strategi pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : tujuan,
materi, siswa, fasilitas, waktu, dan guru. Beberapa strategi pembelajaran dan metode
mengajar meliputi : strategi ekspositori klasikal, metode tanya jawab, strategi heuristik,
pengajaran kelompok(kecil), pengajaran perorangan (individual). Beberapa media
pembelajaran meliputi : visual, audio, audio-visual, kelompok media penyaji serta media
objek dan media interaktif. Jenis-jenis evaluasi pembelajaran meliputi : objek yang akan
dievaluasi, kriteria sebagai pembanding, dan keputusan (judgment).
34
- Dalam buku pembanding( 2)
menjelaskan tentang strategi mengajar adalah pendekatan umum dalam mengajar dan
tidak begitu terinci dan bervariasi dibanding dengan kegiatan belajar siswa seperti yang
dicantumkan dalam rencana instruksional atau persiapan satuan pelajaran. Untuk memilih
strategi mengajar, harus dipertimbangkan maksud tujuan pelajaran keseluruhan. Bila
tujuannya mencapai hasil belajar pada tingkat tinggi, maka yang diperlukan ialah strategi
yang tinggi yang lebih kompleks. Jumlah strategi mengajar terbatas akan tetapi dalam satu
pelajaran dapat digunakan beberapa macam agar tujuan pelajaran tercapai. Dalam
mengembangkan strategi dan sumber mengajar sebagai pelengkap silabus mata pelajaran,
dianjurkan menggunakan format diatas ini.
6. Penjelasan Tentang Evaluasi Kurikulum
- Dalam buku wajib (1)
menjelaskan tentang evaluasi merupakan bagian terpenting dalam proses
pengembamgan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum
yang ada atau menyempurnakannya. Tujuan evaluasi tersebut yaitu untuk keperluan
perbaikan program, pertanggungjaawaban kepada berbagai pihak dan penentuan tindak lanjut
hasil pengembangan. Terdapat 5 model evaluasi meliputi : measurement,
congruence,illumination, educational system evaluation dan CIPP
- Dalam buku pembanding (2)
menjelaskan tentang evaluasi kurikulum merupakan bagian yang paling sulit untuk
dilaksanakan serta tidak dapat dilakukan dalam kehampan dan hanya mungkin bila ada suatu
Nama mata pelajaran/mata kuliah :
Tujuan umum :
TIU STRATEGI SUMBER EVALUASI
#1
#2
Dst
...
...
...
...
...
...
...
...
...
35
perangkat kriteria atau standar. Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga
dimensi yakni dimensi formatif-sumatif, proses-produk, operasi keseluruhan proses
kurikulum atau hasil belajar siswa. Terdapat 5 model dalam evaluasi yakni : diskrepansi
provus, kontingensi-kotingensi stake, CIPP stufflebeam, Transformasi kualitatif eisner dan
lingkaran-tertutup corrigan
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
1. KELEBIHAN BUKU
BukuWajib (1)
a. Di Lihat Dari Segi Bahasa yaitu : bahasa yang digunakan dalam buku mudah
untuk di mengerti sebab bahasanya tidak rumit dan tersusun secara rapi dan teratur
b. Di Lihat Dari Tampilan Cover : desain cover dan corak warna nya sangat menarik
sebab perpaduan warnanya sangat cocok
c. Di lihat Dari Desain Isi : isinya sangat menarik dan mudah dipahami apalagi
karena dalam setiap bab ada rangkuman dalam buku, jadi lebih memudahkan
pembaca untuk lebih memahaminya
d. Di Lihat Dari spesifikasi Ilmu Yang Di pelajari : materi-materi yang terdapat
dalam buku sudah cukup mendalam dan detail ditambah lagi terdapat point-point
penting yang dipaparkan
Buku Pembanding (2)
a. Di Lihat Dari Segi Bahasa : Bahasanya formal
b. Di Lihat Dari Tampilan Cover : Desain cover sangat menarik ditambah lagi warna
tinta dari judul buku tersebut berwarna cerah dan mudah untuk di baca serta
bukunya juga lebih tipis
c. Di Lihat Dari Desain Isi : isinya simpel dan hampir setiap bab memiliki contoh
diagram nya jadi lebih memudahkan pembacaan untuk lebih mengetahui contoh-
contohnya serta bukunya yang kecil memudahkan pembaca untuk membawanya
kemana saja
d. Di Lihat Dari Spesifikasi Ilmu Yang Di pelajari : materi-materinya bagus dan
contoh-contoh yang terdapat didalam buku dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pembaca
36
2. KEKURANGAN BUKU
Buku wajib (1)
a. Di lihat dari segi bahasa : tidak memiliki kekurangan dalam hal ini sebab
bahasanya mudah untuk dipahami oleh pembaca serta bukunya juga lebih tebal
b. Di lihat dari tampilan cover : covernya sudah bagus dan hanya saja warna
hitamnya terlalu banyak dibandingkan dengan warna lain
c. Di lihat dari desain isi : isinya sudah bagus, bahasanya mudah dimengerti hanya
saja contoh-contoh saja yamg kurang
d. Di lihat dari spesifikasi ilmu yang di pelajari : kurangnya contoh pada setiap bab
menyebabkan pembaca tidak terlalu paham contoh-contohnya
Buku Pembanding( 2)
a. Di lihat dari segi bahasa : bahasanya terlalu rumit dan terdapat beberapa
pengulangan kalimat
b. Dilihat dari segi cover : tidak memiliki kekurangan
c. Di lihat dari desain isi : bahasa yang rumit dan ditambah lagi tidak adanya
rangkumannya menyebabkan pembaca harus menghabiskan waktu yang lama
untuk membacanya
d. Di lihat dari spesifikasi ilmu yang dipelajari : rata-rata pada setiap bab terdapat
terlalu banyak contoh sedangkan materinya kurang mendetail
37
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam kurikulum terkandung dua
hal pokok, yaitu : Adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan (2) tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus
sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Kurikulum sangat berfungsi bagi
setiap individu. Kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Kurikulum juga dikaikan
dengan 4 dimensi : Kurikulum dikaitkan dengan dimensi ide, Kurikulum dikaitkan dengan
dimensi rencana, Kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas, Kurikulum dikaitkan dengan
dimensi hasil. Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni : (1) memiliki
peran konservatif, (2) kreatif, (3) kritis, dan (4) evaluatif. Kurikulum juga memiliki 3
pedoman yaitu : latar belakang, silabus dan desain evaluasi.
Kurikulum memiliki 4 landasan yaitu : filosifis,psikologis, sosiologis dan hakikat
pengetahuan. Kurikulum juga memiliki tujuan. Komponen tujuan iitu sendiri berhubungan
dengan arah atau hasil yang diharapkan. Ada beberapa bagian tujuan kurikulum yaitu :
- Hasil belajar siswa dirumuskan sbeagai tujuan instruksional umum/TIU
- Tujuan umum/TU
- Tujuan pendidikan nasional/TPN
- Tujuan kurikuler/TK
- Tujuan instruksional khusus/TIK
Kurikulum memiliki beberapa pendekatan-pendekatan yang meliputi :
- Pendekatan bidang studi/pendekatan subjek atau displin ilmu
- Pendekatan interdisipliner ada beberapa bagian yaitu pendekaan broad-field,
pendekatan kurikulum inti,dan pendekatan kurikulum fusi
- Pendekatan rekonstruksionisme
- Pendekatan humanistik
- Pendekatan accountability
38
- Pendekatan pembangunan nasional ada beberapa bagian yaitu pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan pembangunan nasional dan pendidikan keterampilan
untuk kehidupan praktis
- satuan pendidikan harus dilaksanakan secara konsisten dan efektif.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam
sistem pendidikan karena dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang
harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa (Sanjaya,2008:32).
Di dalam kurikulum juga terdapat model-model pengembangan kurikulum yaitu :
- model ralph tyler - model diskrepansi provus
- model administratif - model kontingensi-kontingensi stake
- model grass roots - model CIPP stufflebean
- model demonstrasi - model transformasi kualitatif eisner
- model taba - model lingkaran-tertutup corrigan
- model beauchamp
evaluasi adalah bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik
pembuatan kurikulm baru, memperbaiki kurikulum yang telah ada atau menyempurnakannya.
Evaluasi yang teapt dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase
pengembangan ini dnegan efektif dan bermakna. Dari hasil-hasil evaluasi inilah pihak
pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru
tersebut terlanjur disebarluaskan secara nasional. Laporan evaluasi biasanya terdiri dari 3
jenis yaitu :
1. hasil-hasil yaitu apa yang trlah ditemukan berdasarkan data yang dikumpulkan
2. kesimpulan yaitu keputusan yang dapat diambli berdasarkan data itu dan apakah data
telah cukup memadai untuk mendukung keputusan itu
3. rekomendasi, apakah cukup data untuk mendukung kelangsungan kurikulum, ataukah
disarankan agar dijalankan lanjutan penilaian agar diperoleh data yang lebih banyak.
Dalam rangka memahami dan menyelenggarakan pembelajaran, dasar pijakan kita
adalah pasal 2 UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan pasa 32
UUD 1945.
39
B. REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN BUKU
Saya bukanlah orang yang berada dalam penulisan maupun penerbitan buku ini serta
saya juga kurang mengetahui tentang terciptanya buku ini. Tetapi menurut saya alangkah
baiknya jika buku 2 dan buku 3 memiiki desain cover yang menarik agar pembaca gampang
tertarik pada buku hanya dengan melihat covernya.
Untuk buku 1 saya rasa hendaknya dalam setiap materi terdapat contoh-contoh
yang lebih terperinci sehingga pembaca juga lebih mudah untuk memahami isi buku,
sedangkan pada buku 2 saya rasa hendaknya materi-materinya dipaparkan secara mendetail
dan pengulangan katanya sedikit dihilangkan serta dalam pemilihan katanya hendaknya
dibuat bahasa yang mudah dipahami terutama bagi seorang pelajar. Seperti yang diketahui
bahwa buku ini ditujukan pada mahasiswa-mahasiswa jadi hendaknya bahasanya sedikit
disesuaikan dengan bahasa-bahasa zaman sekarang agar menarik pembaca.
Demikianlah kritikan yang dapat sampaikan. Dan jika ada kata-kata saya yang kurang
berkenan saya mohon maaf. Hanya ini yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya
mohon maaf. Terima kasih banyak
Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
40
DAFTAR PUSTAKA
UPI, T. P. (2016). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Indonesia.
Prof. Dr. S. Nasution, M. (2010). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
41