PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU...
Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU...
PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN KERAHIMAN ALLAH DALAM
MISERICORDIAE VULTUS PADA KELUARGA MAHASISWA-
MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN
SELATAN (KMPKS) DI YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Kristina Kasiyatun
131124031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PEMAHAlVlAN DAN PERWUJUDAN KERAHIMAN ALLAH DALAM
kfISERICORDIAE VULTUS PADA KELUARGA MAHASISWA
MAHASIS\VI DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN
SELATAN(KMPKS) DIYOGYAKARTA
Dipersiapkan dan dituEs oleh:
Kristina Kasiyatun
Nama
Ketua
Sekretaris
Anggota
Yoryakarta 03 November 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: Para Suster Kongregasi Santo Fransiskus
“Charitas” (FCh), yang telah memberi kesempatan dan telah mendukung saya
dalam menempuh studi di Program Pendidikan Agama Katolik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa
kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami”
2 Kor 4:7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 03 November 2017
Penulis
Kristina Kasiyatun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Kristina Kasiyatun
Nomor Mahasiswa : 131124031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul:
“PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN KERAHIMAN ALLAH DALAM
MISERICORDIAE VULTUS PADA KELUARGA MAHASISWA-
MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN
SELATAN (KMPKS) DI YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang
diperlukan. Dengan demikian penulis memberikan kepada Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari penulis maupun memberikan royalty kepada penulis selama
tetap mencantumkan nama penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta 03 November 2017
Penulis
Kristina Kasiyatun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: “PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN
KERAHIMAN ALLAH DALAM MISERICORDIAE VULTUS PADA
KELUARGA MAHASISWA-MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK
SUMATERA BAGIAN SELATAN (KMPKS) DI YOGYAKARTA” dipilih
penulis, karena penulis tertarik akan tahun kerahiman Allah yang ditetapkan oleh
Paus Fransiskus pada tanggal 8 Desember 2015 sampai 20 November 2016.
Meskipun tahun kerahiman sudah lewat namun penulis berharap supaya gema dari
tahun kerahiman itu tetap bisa dirasakan sehingga kerahiman Allah dapat dialami
oleh semakin banyak orang. Secara khusus dalam skripsi ini penulis ingin
mengetahui sejauh mana KMPKS memahami tentang kerahiman Allah dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Sumber data dalam penelitian ini adalah
Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera Bagian Selatan
(KMPKS) di Yogyakarta. Dari sekitar 100 KMPKS penulis memilih 35 sebagai
responden yang dianggap bisa mewakili. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 KMPKS,
ditemukan bahwa secara konsep mereka telah memahami kerahiman Allah.
Pemahaman yang dimaksud adalah Allah berbelas kasih, Allah Maha Pengampun,
Allah mencari yang sesat, Allah mendekati orang-orang berdosa, Kerahiman
Allah melampaui batas, Yesus wajah kerahiman Allah, Gereja saksi kerahiman
Allah.
Namun dari hasil penelitian ditemukan bahwa ternyata apa yang telah
mereka pahami belum bisa mereka wujudkan dalam hidup sehari-hari.
Perwujudan yang dimaksud di sini adalah, berbelaskasih terhadap sesama,
pengampun, mendengarkan, terbuka, bertobat dan mengaku dosa, aktif kegiatan
Gereja, hidup bagi sesama. Yang masih sulit untuk mereka lakukan adalah dalam
hal memberikan pengampunan terhadap sesama. Mereka mengakui bahwa tidak
mudah untuk bisa mengampuni orang yang telah menyakiti. Dan membutuhkan
waktu dan proses yang panjang untuk bisa mengampuni
Dalam skripsi ini penulis mengusulkan sebuah program pendampingan
yakni dalam bentuk rekoleksi. Dengan rekoleksi ini diharapkan dapat membantu
KMPKS untuk lebih meninggkatkan pemahaman mereka tentang kerahiman Allah
dan setelah mereka memahami dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-
hari dimana pun mereka berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis which is entitled of "THE UNDERSTANDING AND THE
ACTUALIZATION OF GOD'S MERCY IN MISERICORDIAE VULTUS OF
THE FAMILY OF CATHOLIC STUDENTS OF SOUTH SUMATRA
REGION (KMPKS) IN YOGYAKARTA" was selected because the writer is
interested in the Year of Mercy set by Pope Francis on December 8, 2015 until 20
November 2016. Although the year of mercy had been passed but the writer hopes
that the echoes of the year of mercy can still be felt so that God's mercy can be
experienced by many people. The writer specifically wants to know to what extent
the KMPKS understand about God's mercy and make it happen in everyday life.
This research uses quantitative method. The sampling technique used is
purposive sampling. The source of data in this study is the Family of Catholic
Students of Southern Sumatera (KMPKS) in Yogyakarta. The writer chose 35
students among approximately 100 students as the respondentd who are to be
representative. Data collection techniques used in this study is a questionnaire.
Based on the results of the research conducted to 35 students, it was found
that by the concept the students have understood what God's mercy is.
Conceptually, the students understand that God is mercyful, God is forgiving, God
seeks who go astray, God approaches sinners, God's mercy transcends the limits,
Jesus is the face of God's mercy, and the Church witnesses the mercy of God.
However, the results of the study found that what the students have
understood are not easy to be actualized in everyday life. The actualization here
are being compassionate toward others, forgiving, listening, being open minded,
make a repentance and go to confession, being active in church activities, and live
for others. What is still difficult for the students is to forgive others. The students
realize that it is not easy to forgive those who have hurt, and it takes time and a
long process to be able to forgive
In this thesis the writer propose a mentoring program in the form of
recollection. This recollection is expected to help KMPKS to further increase the
students’ understanding of God's mercy and after they understand it, the students
can actualize it in everyday life wherever they are.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah yang Maharahim dan penuh kasih atas
berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN
KERAHIMAN ALLAH DALAM MISERICORDIAE VULTUS PADA
KELUARGA MAHASISWA-MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK
SUMATERA BAGIAN SELATAN (KMPKS) DI YOGYAKARTA. Skripsi
ini ditulis sebagai salah satu syarat menyelesaikan kuliah dan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Agama Katolik pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Proses penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan lancar
karana dukungan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ, selaku dosen pembimbing utama, dan
dosen penelitian yang telah dengan setia meluangkan waktu untuk
mendampingi, membimbing, dan memberikan masukan dan kritikan,
serta memberikan memotivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. YH. Bintang Nusantara, SFK, M. Hum, selaku dosen pembimbing
akademik dan dosen penguji ke II yang telah membantu mengarahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
dan memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
3. P. Banyu Dewa HS, Ag, M. Si selaku dosen penguji ke III yang telah
meluangkan waktu untuk membaca, mempelajari dan memberi
masukan demi semakin baiknya skripsi ini.
4. Para dosen program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mendidik, mendampingi penulis selama
perkuliahan hingga selesai dengan baik.
5. Sr. M. Henrika FCh, Pemimpin Umum Kongregasi Suster Santo
Fransiskus Charitas yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menjalankan tugas perutusan studi di Prodi PAK ini.
6. Fr. Andre SCJ dan Fr. Florentinus SCJ, selaku pendamping KMPKS
yang telah berkenan membantu penulis dalam memperoleh data yang
penulis butuhkan sehingga proses penelitian dan penyususnan skripsi
dapat berjalan dengan baik.
7. Para Suster Komunitas Serafim Yogyakarta yang telah mendukung,
mendoakan, dan memberi semangat selama penulis menjalankan tugas
perutusan studi.
8. Keluarga yang telah mendukung dan mendoakan penulis sehingga
penulis termotivasi selama menjalankan tugas studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Keluarga besar Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
bagian Selatan (KMPKS) yang telah berkenan membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
10. Teman-teman angkatan 2013 yang telah mendukung, memotivasi, dan
mendoakan selama menjalankan tugas studi di Prodi PAK-USD.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
dengan caranya masing-masing memberikan dukungan dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Maka kritik dan saran sangat penulis butuhkan dan diterima dengan
hati yang terbuka demi semakin baiknya skripsi ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta 03 November 2017
Penulis
Kristina Kasiyatun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvii
BAB I . PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 6
1.4. Tujuan Penulisan ............................................................................. 7
1.5. Manfaat Penulisan ........................................................................... 7
1.6. Metode Penulisan ............................................................................ 8
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 9
BAB II. KONSEP KERAHIMAN ALLAH DALAM MISERICORDIAE
VULTUS .......................................................................................... 11
2.1. Sejarah dikeluarkannya Bulla Misericordiae Vultus ....................... 11
2.2. Dasar Alkitabiah Kerahiman Allah ................................................. 14
2.2.1. Allah yang Berbelas Kasih ................................................... 15
2.2.2. Dalam Kerahiman-Nya, Allah Mencari yang Sesat ............. 18
2.2.3. Allah Mendekati Orang-orang yang Berdosa ....................... 19
2.2.4. Kerahiman Allah Melampaui Batas ..................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.3. Refleksi teologis Kerahiman Allah ................................................. 22
2.3.1. Belas Kasih: Identitas Allah .................................................. 22
2.3.2. Yesus Kristus Wajah Kerahiman Allah ................................ 24
2.3.3. Kerahiman Allah dalam kata dan perbuatan Yesus.............. 26
2.3.4. Salib menampakkan Kerahiman Allah ................................. 27
2.4. Gereja Saksi dan Tanda Kerahiman Allah ...................................... 28
2.4.1. Gereja: Wajah Kerahiman Allah ........................................... 30
2.4.2. Gereja Mewartakan Kerahiman............................................. 31
2.5. Kerahiman Allah Bagi Manusia ...................................................... 32
2.6. Mewujudkan Kerahiman Allah ....................................................... 33
2.6.1. Pengampunan ........................................................................ 34
2.6.2. Mengatasi Kemiskinan .......................................................... 35
2.6.3. Hidup Bagi Sesama ............................................................... 36
BAB III. PENELITIAN TENTANG PEMAHAMAN DAN PERWUJUD-
AN KERAHIMAN ALLAH PADA KELUARGA MAHASISWA-
MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN
SELATAN ....................................................................................... 38
3.1. Gambaran umum Tentang Keluarga Mahasiswa-Mahasiswi dan
Pelajar Katolik Sumatera Bagian Selatan di Yogyakarta ................ 38
3.1.1. Sejarah Singkat KMPKS ....................................................... 38
3.1.2. Keanggotaan Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar
Katolik Sematera bagian Selatan (MPKS) ............................ 40
3.1.3. Misi Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik
Sumatera Bagian Selatan (KMPKS) .................................. 40
3.1.4. Kegiatan-kegiatan Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan
Pelajar Katolik Sumatera Bagian Selatan (KMPKS) ............ 42
3.1.4.1. Bidang Kerohanian ................................................. 42
3.1.4.2. Intelektualitas ......................................................... 42
3.1.4.3. Kepemimpinan ....................................................... 42
3.1.4.4. Bidang Sosial .......................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.1.5. Kepengurusan KMPKS Periode 2016-2017 ......................... 43
3.2. Metodologi Penelitian .................................................................... 47
3.2.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 47
3.2.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 47
3.2.3. Populasi dan Sampel ............................................................. 47
3.2.4. Instrumen Penelitian .............................................................. 48
3.2.5. Variabel Penelitian ................................................................ 49
3.3. Laporan Hasil Penelitian ................................................................. 50
3.4. Pengolahan Hasil Penelitian ............................................................ 81
3.4.1. 10 Besar hasil penelitian terhadap 35 anggota
KMPKS yang telah memahami Kerahiman Allah ................ 92
3.4.2. 10 Besar hasil penelitian terhadap 35 anggota
KMPKS yang belum mewujudkan kerahiman Allah ........... 94
3.4.3. Pembahasan Data Penelitian ................................................ 95
BAB IV :USULAN PROGRAM PEMBINAAN IMAN: REKOLEKSI
BAGI KELUARGA MAHASISWA-MAHASISWI DAN
PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN SELATAN
DALAM UPAYA UNTUK MEMBANTU MEMPERDALAM
PEMAHAMAN KERAHIMAN ALLAH DAN
MEWUJUDKANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
4.1. Usulan Program Dalam Bentuk Rekoleksi Bagi Keluarga
Mahasiswa/I Dan Pelajar Katolik Sumatera Bagian Selatan
Yang Berada Di Yogyakarta ......................................................... 101
4.2. Latar Belakang Pemilihan Program Dalam Bentuk
Rekoleksi ........................................................................................ 101
4.3. Sekilas Pengertian Rekoleksi .......................................................... 102
4.4. Tema Rekoleksi ............................................................................... 103
4.5. Pelaksanaan Rekoleksi ................................................................... 104
4.5.1. Susunan Acara Rekoleksi ...................................................... 105
4.5.2. Peserta ................................................................................... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.5.3. Bentuk Kegiatan .................................................................... 106
4.5.4. Sumber Bahan ....................................................................... 107
4.5.5. Metode Rekoleksi .................................................................. 107
4.5.6. Sarana .................................................................................... 107
4.5.7. Langkah-langkah pelaksanaan .............................................. 107
BAB V PENUTUP .................................................................................... 121
5.1. KESIMPULAN ............................................................................... 121
5.2. SARAN ........................................................................................... 123
5.2.1. Bagi Anggota KMPKS .......................................................... 123
5.2.2. Bagi pendamping KMPKS .................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 125
LAMPIRAN ................................................................................................ 127
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian .......................... (1)
Lampiran II : Kuisioner Penelitian ................................................ (2)
Lampiran III : Salah Satu Contoh Jawaban Responden Penelitian . (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
1. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam Skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkatan. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Katolik Departemen Agama Republik
Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.
Ef : Efesus
Gal : Galatia
Luk : Lukas
Rm : Roma
Mat : Matius
Yoh : Yohanes
Kor : Korintus
Yes : Yesaya
Im : Imamat
Ul : Ulangan
Mak : Makabe
Sam : Samuel
Ay : Ayat
2. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
EG : Evangeli Gaudium, Anjuran Apostolik karya Paus Fransiskus
tentang misi penginjilan utama Gereja pada masa modern, 2013.
MV : Misericordiae Vultus, surat Apostolik Paus Fransiskus, tentang
Wajah Kerahiman, 11 April 2015.
3. Singkatan Lain
KMPKS : Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
bagian Selatan
SCJ : Sacerdotum a Sarco Corde Jesu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerahiman Allah merupakan sebuah misteri yang harus terus-menerus
direnungkan. Kerahiman adalah kunci untuk melawan dan mengalahkan kejahatan
dan pengampunan itu merupakan wujud nyata dari kerahiman. Hanya Kerahiman
Ilahi yang mampu membatasi kejahatan. Kerahiman ini bisa mengalahkan
kelaliman orang jahat, egoisme, dan kebencian. “Tak ada harapan bagi umat
manusia selain Kerahiman Allah” (Suster-suster Pertapaan Gedono, 2016:39).
Melihat kembali Tahun yubileum yang ditetapkan pada tanggal
8 Desember 2015, bertepatan pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda,
yang berlangsung sampai dengan 20 November 2016 pada Hari Raya Kristus Raja
Semesta Alam, merupakan tahun yang luar biasa karena pada tahun tersebut Paus
Fransiskus menetapkannya sebagai tahun Kerahiman Allah. Paus Fransiskus
mengajak umat mengalami kerahiman sang Raja Semesta Alam, serta
mempercayakan semua pengharapan akan masa depan kepada-Nya. Penetapan
tahun kerahiman Allah ini disambut oleh seluruh umat Katolik (Meifung.
2016:11).
Dalam kata pengantar di sebuah buku yang berjudul Tahun Kerahiman
Allah Mgr. Ignatius Suharyo menulis “Kasih dan Kerahiman Allah bisa disebut
sebagai kesimpulan dari keseluruhan isi Kitab Suci” hal ini mau mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
bahwa Allah adalah Allah yang Maharahim yang melampaui segala sesuatu
(Maulana, 2016).
Bulla Misericordia Vultus memberi penjelasan bahwa Yesus adalah wajah
Kerahiman Allah:
Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Bapa. Kata-kata ini mungkin
juga merangkum misteri iman Kristiani. Kerahiman telah menjadi
hidup dan kasat mata dalam Yesus dari Nazaret, mencapai puncaknya
dalam diri-Nya. Bapa, “kaya dengan kerahiman” (Ef 2: 4), setelah
menyatakan nama-Nya kepada Musa sebagai “Allah penyayang dan
pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kel
34:6), tidak pernah berhenti menunjukkan, dalam berbagai cara
sepanjang sejarah, kodrat ilahi-Nya. Dalam “kegenapan waktu” (Gal
4:4), ketika segalanya telah diatur sesuai dengan rencana
keselamatan-Nya, Ia mengutus Putra-Nya ke dalam dunia, yang lahir
dari Perawan Maria, untuk menyatakan kasih-Nya bagi kita dalam
sebuah cara yang definitif. cara Siapapun yang melihat Yesus melihat
Bapa (Yoh 14: 9). Yesus dari Nazaret, dengan kata-kata-Nya,
perbuatan-perbuatan-Nya, dan seluruh pribadi-Nya menyatakan
kerahiman Allah (MV 1).
Yesus Kristus adalah Kerahiman Ilahi yang menjelma. Yesus menyatakan
sifat Allah seperti sifat seorang Bapa yang tidak pernah menyerah sampai ia telah
mengampuni anaknya yang bersalah dan mengatasi penolakan dengan kasih
sayang dan kerahiman seperti dalam perumpamaan anak yang hilang
(Luk 15:11-32). Dalam perumpamaan ini, Allah digambarkan sebagai Allah yang
penuh belaskasihan dan sukacita, terutama ketika Ia mengampuni. Kerahiman
ditampakkan sebagai sebuah kekuatan yang mengatasi segala sesuatu, memenuhi
hati dengan kasih dan membawa penghiburan melalui pengampunan.
Undangan untuk dapat merasakan dan mengalami kerahiman Allah ini
menunjukkan sebuah cita-cita dalam hidup manusia yakni bahwa manusia
senantiasa mencari kedamaian dan kebahagiaan.
Misericordiae Vultus yang dipakai dalam skripsi ini diterjemahkan oleh Ernest Mariyanto,
Yogyakarta, Kanisius, (2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kedamaian karena manusia dekat dengan Allah. Namun sejak jatuhnya manusia
pertama dalam dosa hubungan antara manusia dan Allah menjadi terputuskan.
Manusia jauh dari Allah yang telah menciptakannya. Padahal ketika Allah
menciptakan manusia Allah telah menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan
firdaus kepada mereka. Namun akhirnya mereka jatuh dalam dosa. Kedosaan ini
karena hati manusia yang tidak pernah puas, egois dan tidak mau mendengarkan.
Meskipun manusia telah jatuh dalam dosa Allah tetap mengasihi manusia dan
tidak meninggalkan manusia tinggal dalam dosa seperti tertulis:
“Sejak kejatuhan Adam dan Hawa, Allah tidak ingin
meninggalkan manusia seorang diri berjuang melawan yang jahat.
Utuk itulah Allah telah memikirkan dan menghendaki Maria “yang
kudus dan tak bernoda’ (bdk. Ef. 1:4) supaya menjadi Bunda
Penebus umat manusia. Di hadapan dosa yang demikian besar,
Allah menjawab dengan pengampunan yang tiada tara. Kerahiman
senantiasa lebih besar daripada (kekuatan ) dosa” (MV 3).
Kerahiman senantiasa lebih besar dari pada kekuatan dosa. Kerahiman
Allah menghantarkan manusia pada kesadaran akan kemahakuasaan Allah,
sekaligus mengajak manusia untuk sampai pada sebuah pertobatan dan melihat
kasih Allah yang senantiasa terbuka bagi setiap orang yang kembali kepada-Nya.
Melalui Putra-Nya, manusia diperdamaikan kembali dengan Allah sehingga
mereka menerima keselamatan, seperti yang tertulis dalam surat Rasul Paulus
kepada jemaat di Roma “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya” (Rm 5:10).
Kerahiman Allah yang dipuja dalam doa, seharusnya diiringi tindakan-
tindakan belas kasihan yang nyata. Namun melihat realita dunia zaman sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ini justru banyak terjadi pembunuhan, dan kebencian. Orang sudah tidak memiliki
rasa takut lagi untuk membunuh sesamanya. Banyak orang yang sudah tidak lagi
peduli dengan sesamanya, menindas dan merebut hak orang lain. Hal ini terjadi
karena dalam diri setiap manusia tumbuh sifat egois dan tidak rela untuk
mengampuni.
Sesama adalah sebagai pribadi yang harus mendapat perlakuan yang
selayaknya sebagai pribadi yang utuh karena mereka adalah wujud kehadiran
Allah. Kerahiman Allah menggerakkan setiap manusia untuk memperlakukan
sesama dengan murah hati dan penuh belas kasih seperti kisah orang Samaria
yang baik hati “Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke
tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan”
(Luk 10:33). Orang Samaria itu tergerak oleh belaskasihan dan ia menolong dan
merawat orang yang sedang ditimpa musibah.
Salah satu wujud kerahiman adalah pengampunan. Pengampunan sebagai
wujud kerahiman Allah menjadi sesuatu yang mahal harganya padahal kalau
melihat dari Kitab Suci seberapa banyak kita harus mengampuni, dikatakan bahwa
tidak cukup hanya tujuh kali melainkan tujuh puluh tujuh kali (bdk Mat 18:22).
Hal itu lebih-lebih bukan hanya menghitung banyaknya namun lebih pada bahwa
pengampunan itu tidak terbatas. Apa yang dicita-citakan dan dirindukan oleh
setiap manusia tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Ada jurang pemisah antara
keduanya.
Meskipun tahun kerahiman ini telah lewat namun banyak orang yang
belum mengetahui dan mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hari. Selain itu, penulis menyadari bahwa meskipun telah lewat namun gema
kerahiman Allah ini harus tetap dihanyati dan diwujudkan dalam peziarahan hidup
manusia. Maka untuk melihat hal tersebut penulis akan melihat secara lebih
khusus bagaimana pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah ini pada
keluarga mahasiswa-mahasiswi dan pelajar katolik Sumatera bagian Selatan
(KMPKS). Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatra bagian
Selatan ini merupakan kelompok orang muda Katolik mereka adalah masa depan
Gereja. Sebagai orang Muda katolik mereka mempunyai peranan yang sangat
penting baik di tengah masyarakat maupun Gereja (AA 12).
Dalam sejarah Gereja dapat ditemui kerahiman Allah dalam kehidupan
orang-orang muda, seperti anak-anak yang telah dibunuh oleh Herodes. Mereka
adalah anak-anak yang tidak bersalah namun telah merelakan nyawanya, dan
Gereja mengimani bahwa mereka adalah martir-martir kecil, selain itu juga para
orang kudus/santo-santa mereka yang juga masih sangat muda telah berani
mempertaruhkan nyawanya demi iman mereka akan Yesus Kristus (Julius
Darmaatmadja, 2016:10). Untuk itu mereka diundang agar bisa menjadi pelopor
atau pembawa kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dalam kenyataannya hal itu masih sulit untuk diwujudnyatakan
dalam kehidupan sehari-hari di mana masih sering tampak ada sikap kurang rela
untuk mengampuni ketika ada orang lain yang berbuat salah dan sikap egois,
kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja. Maka atas dasar itu penulis
mengambil judul “PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN KERAHIMAN
ALLAH DALAM MISERICORDIAE VULTUS PADA KELUARGA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
MAHASISWA-MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA
BAGIAN SELATAN (KMPKS) DI YOGYAKARTA”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kerahiman Allah dalam Misericordiae
Vultus ?
2. Bagaimana pemahaman kerahiman Allah bagi keluarga mahasiswa-
mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan?
3. Bagaimana upaya mewujudkan kerahiman Allah oleh keluarga
mahasiswa-mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan
dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana membuat bahan pendampingan yang sesuai dalam
mendampingi KMPKS untuk membantu dalam pemahaman dan
perwujudan kerahiman Allah?
1.3 Batasan Masalah
Penulis menyadari bahwa topik tersebut sangat luas maka peneliti
membatasi pada pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah dalam
Misericordiae Vultus bagi Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik
Sematera bagian Selatan yang berada di Yogyakarta. Penulis memilih Keluarga
Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sematera bagian Selatan karena antara
mereka memiliki usia yang relatif sama sehingga memudahkan penulis dalam
merancang bahan pendampingan iman dalam bentuk rekoleksi, selain itu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
keberadaan mereka sangat mudah untuk dijangkau sehingga mempermudah
penulis dalam mencari data.
1.4 Tujuan Penulisan
1. Pengembangan ilmu pengetahuan tentang konsep kerahiman Allah
dalam Misericordiae Vultus.
2. Mengetahui pemahaman tentang kerahiman Allah pada Keluarga
Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan.
3. Memberi sumbangan program pendampingan iman kepada
pendamping KMPKS untuk membantu KMPKS dalam memahami dan
mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana S1 program Studi
Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
bagian Selatan (KMPKS)
a. Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
bagian Selatan diharapkan semakin mampu untuk memahami
tentang kerahiman Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
bagian Selatan diharapkan semakin mampu untuk
mewujudnyatakan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari
dimanapun mereka berada.
2. Bagi Penulis
a. Penulis sebagai seorang biarawati semakin mampu untuk lebih
memahami dan mendalami tentang kerahiman Allah.
b. Penulis dapat mewujudkan kerahiman Allah dalam tugas
perutusan.
3. Bagi pembaca
a. Pembaca semakin dapat memahami tentang kerahiman Allah.
b. Pembaca dapat mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan
sehari-hari dimanapun berada.
4. Bagi Civitas Akademika
Memberikan sumbangan kepada Civitas Akademika bahan tentang
kerahiman Allah dan wujud-wujud dari kerahiman Allah.
1.6 Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini metode yang digunakan adalah studi pustaka
dan metode penelitian kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar
Katolik Sumatera bagian Selatan berupa pertanyaan tertutup (memilih jawaban
yang telah tersedia), untuk memperoleh data yang lengkap tentang pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dan perwujudan kerahiman Allah pada Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan
Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan.
Definisi penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2014). Studi pustaka untuk memperkuat
teori tentang kerahiman Allah.
1.7 Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran umum tentang apa saja yang akan dibahas di dalam
penulisan skripsi ini, berikut adalah sistematika penulisannya:
Bab I berisikan pendahuluan meliputi: latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II penulis akan menguraikan tentang konsep kerahiman Allah dalam
Misericordiae Vultus.
Bab III Pada bab ini penulis akan menguraikan penelitian tentang
pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah pada keluarga mahasiswa-
mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan, meliputi gambaran
umum, sejarah singkat, misi, keanggotaan dan kegiatan-kegiatan Keluarga
Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan dan penelitian
tentang pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah dalam Misericordia Vultus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pada Keluarga Kahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera bagian
Selatan, dan pembahasan penelitian.
Bab IV berisikan tentang usulan program dalam bentuk rekoleksi bagi
Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan
dalam upaya membantu lebih memperdalam pemahaman tentang kerahiman Allah
dan perwujudan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari, meliputi: latar
belakang pemilihan usulan program, rumusan tema dan kegiatan, peserta, waktu
pelaksanaan, susunan acara rekoleksi, dan contoh persiapan rekoleksi.
BAB V berisikan tentang kesimpulan dan saran yang disampaikan kepada
KMPKS dan pendamping KMPKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KONSEP KERAHIMAN ALLAH DALAM MISERICORDIAE VULTUS
Bab ini akan mendalami tentang kerahiman Allah dalam Misericordiae
Vultus. Dalam teologi Katolik, kata maharahim, kerahiman, maha penyayang dan
maha pengasih seringkali kita baca dan dengar. Kata-kata itu sangat mudah
ditemukan karena biasanya digunakan untuk menyebut sifat Allah yang penuh
belaskasih dan kebaikan. Maka tidak mengherankan apabila dalam berbagai
seruan doa, kita menggunakan kata ini.
Karya tulis ini bermaksud untuk melihat lebih mendalam arti kata
maharahim dan bagaimana kerahiman Allah dipelajari dalam sejarah pemikiran.
Sejarah pemikiran itu dimulai dari sejarah pemikiran bangsa Yahudi yang terlihat
dalam Kitab Suci sampai sejarah pemikiran orang-orang jaman ini yang tertuang
dalam Magisterium Gereja yang dikeluarkan oleh para Paus. Khusus bagian ini,
kita akan melihat dan mendalami tema kerahiman Allah dalam bulla
Misericordiae Vultus yang ditulis oleh Paus Fransiskus.
2.1 Sejarah dikeluarkannya Bulla Misericordiae Vultus
Bulla Misericordiae Vultus dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal
11 April 2015, pada malam menjelang peringatan hari Minggu Paskah II, Hari
Kerahiman Ilahi (Cahyadi 2016:10). Tema kemurahan hati dipilih sebagai sesuatu
yang sangat penting bagi Paus dalam dunia dewasa ini. Dunia di mana berbagai
kejahatan yang menyebabkan luka, penderitaan, dendam dan berbagai penyakit
bermunculan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tema kerahiman Allah dirasa penting agar manusia sungguh mengalami
kemurahan hati Allah. Allah adalah Allah yang berbelaskasih, Allah adalah Allah
yang senantiasa mengampuni dan menyelamatkan manusia. Ia tidak pernah lupa
akan janji dan setianya kepada manusia meskipun manusia ada dalam situasi dan
kecenderungan untuk selalu berbuat dosa. Paus mengajak umat manusia agar
senantiasa mengkontemplasikan misteri kerahiman Allah. Kemurahan hati Allah
dalam kerahimannya merupakan sumber sukacita, keheningan dan kedamaian.
Kerahiman merupakan pernyataan yang menyingkapkan misteri terdalam dari
Tritunggal Mahakudus (Cahyadi 2016:10). Jika kita melihat karya agung kasih
Allah, kita bisa menyimpulkan bahwa kerahiman Allah merupakan tindakan
puncak dan utama di mana Allah datang untuk melawat umat-Nya.
Maka bagi Paus Fransiskus kemurahan hati Allah merupakan hukum
terutama (Cahyadi 2016:11). Kita diselamatkan karena kerahiman Allah.
Kerahiman Allah atau belaskasihan merupakan jembatan yang menghubungkan
antara Allah dan manusia, membuka hati umat manusia masuk ke dalam harapan
untuk dicintai selamanya di tengah keberdosaan kita. Berbagai peristiwa
memilukan terjadi di tengah kita saat ini. Kita mendengar dan membaca peristiwa
memilukan itu setiap hari dari surat kabar-surat kabar yang dekat dengan kita.
Peristiwa teroris di Paris, peristiwa di Lebanon dan peristiwa serangan-
serangan teroris lain. Hal-hal tersebut membuat Paus Fransiskus menjadi sadar
bahwa dunia membutuhkan belaskasihan dan kemurahan hati. Maka Paus
mendorong kesediaan umat katolik untuk membuka pintu dan memaafkan,
membangun perjumpaan serta rekonsiliasi (Cahyadi 2016:11). Lebih lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dikatakan oleh Paus bahwa Gereja yang tidak ramah dalam menyambut sesama,
menutup pintu bagi orang lain bagaikan sebuah keluarga yang tertutup, hidup bagi
dirinya sendiri belaka.
Dalam awal-awal kepemimpinannya sebagai Paus, Paus Fransiskus
seringkali berbicara tentang kerahiman Allah. Dalam audiensi umum di lapangan
Santo Petrus, 18 November 2015, Dia mengajak kita membuka pintu hati yang
kadang kala cenderung tertutup sehingga relasi antar pribadi bisa menjadi kering
dan dingin, dengan akibat kekerasan serta pertikaian yang lebih mudah terjadi
(Cahyadi 2016:12). Kemudian dalam wawancara dengan mingguan Credere dari
Italia, Paus mengakui bahwa tidak jarang Gereja sendiri berbicara dalam bahasa
yang keras, bersikap kaku, terlalu sering menekankan norma moral, yang malahan
meminggirkan orang lain dengan kategori benar salah yang sering dipakai. Maka
tema kerahiman atau kemurahan hati Allah menjadi sangat penting untuk dunia
dan Gereja dewasa ini (Cahyadi 2016:12).
Tema kerahiman Allah bagi Paus Fransiskus bukanlah hal yang baru
pertama kali disampaikan atau dikemukakan oleh Gereja. Dalam perjalanan
sejarah Gereja sebelumnya, sudah ada peringatan atau perayaan tahun suci atau
dikenal dengan tahun Yubileum. Dan biasanya peringatan yubileum dilaksanakan
oleh gereja setiap 25 tahun. Peringatan yubileum diawali oleh Paus Bonifasius di
tahun 1300 dan dia menyarankan agar setiap abad ada perayaan yubileum
(Cahyadi 2016:13). Dan salah satu kebiasaan di tahun yubileum adalah praktek
pemurnian atau penghapusan kesalahan atau praktik indulgensi sebagaimana yang
terjadi pada tahun 1300 dan nantinya juga seperti terjadi pada yubileum agung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2000 yang menekankan praktek pertobatan sejati. Jadi bisa dilihat bahwa selalu
ada aspek kerahiman Allah yang mengampuni dan membebaskan manusia dari
perbudakan dosa.
2.2 Dasar Alkitabiah Kerahiman Allah
Cahyadi (2016:22) mengatakan bahwa Injil Lukas dikenal dalam sebutan
“penginjil belaskasih”. Bahkan penulis terkenal abad pertengahan dari Italia,
Dante Alighieri, menggambarkan Lukas sebagai penutur kasih kelembutan atau
kebaikan hati Kristus”, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Maulana
bahwa karangan Injil Lukas dikenal sebagai “Injil Kerahiman Allah” (Maulana
2016:13).
Dalam Injil Lukas ini banyak dikisahkan tentang gambaran Allah yang
penuh kasih dan Maharahim misalnya kisah anak yang hilang, orang Samaria
yang murah hati dan juga kisah kutipan dari nabi Yesaya yang dibaca Yesus saat
berada di rumah ibadat di kampung halamannya disebut sebagai gambaran
program kerja Yesus yang dihadirkan dalam injil Lukas. Dari sana diperlihatkan
seakan bahwa antara misericordia (belaskasih), dengan miseria (penderitaan) tak
terpisahkan.
Yesus Kristus merupakan ciri penanda identitas kerahiman dan belaskasih
hal ini tampak dalam perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:1-32), selain itu
juga melalui perumpamaan ini menggambarkan mengenai Allah yang murah hati,
serta berbela rasa. Paus Fransiskus dalam Misericodiae Vultus menyebutkan
bahwa dalam perumpamaan yang mengisahkan belaskasihan, Yesus
menyingkapkan hakikat Allah sebagai Bapa yang tidak berhenti untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengampuni pendosa dan mengalahkan penolakan dengan belaskasih dan rahmat
(Cahyadi 2016:60-61).
2.2.1 Allah yang Berbelas Kasih
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang Lukas 15:11-32 dikisahkan
sangat jelas mengenai belaskasih. Fokus utama dalam perumpamaan ini adalah
sikap si bapa terhadap anaknya yang bungsu. Dikisahkan bahwa si anak meminta
harta warisan kepada bapanya “Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita
yang menjadi hakku (Luk 15:12). Bapanya tidak menolak permintaan anaknya.
Tanpa berpikir panjang lalu bapanya membagi-bagikan harta kekayaan itu di
antara mereka.
Ken Barker (2013:13) mengatakan bahwa menurut konteks budaya Timur,
permintaan anak untuk mendapatkan separuh dari warisan sama artinya dengan
berkata “Saya ingin ayah segera mati”. Dan dilanjutkan dengan menjelaskan
bahwa dengan meninggalkan rumah dan pergi ke negeri asing (ay 13) berarti
suatu penolakan kasar terhadap rumah di mana anak itu dilahirkan dan itu juga
dianggap sebagai sebuah pemutusan terhadap tradisi yang diwariskan dari
generasi ke generasi.
Setelah mendapat yang ia inginkan kemudian ia pergi jauh meninggalkan
bapanya dan pergi menghamburkan harta untuk bersenang-senang dengan teman-
temannya (ay 13b). Si anak terjerumus dalam pekerjaan najis dan sangat rendah
yaitu bekerja sebagai penjaga babi. Menjaga babi berarti sebuah kemurtadan.
Ketika ia lapar ia ingin mengenyangkan perutnya dengan ampas-ampas babi,
namun demikian tidak seorang pun yang mau memberikan kepadanya (ay 16) ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berarti bahwa ketika orang menjauh dari belaskasih Allah orang justru akan
mengalami kesengsaraan, kelaparan dan keterasingan. “Lalu ia menyadari
keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-
limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelapara” (ay 17), melalui bencana
yang ia alami yakni kelaparan membuat ia sadar akan penderitaan yang sedang
dirasakannya ketika jauh dari bapanya. Dalam situasi yang demikian ia teringat
kepada bapanya dan memutuskan untuk kembali kepada bapanya ia yakin bahwa
melalui bapanya ia akan memperoleh kehidupan kembali.
Dalam ayat 20 dikatakan bahwa “ketika ia masih jauh, ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Bapanya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia”. Bapa mengulurkan tangan,
memeluk anaknya, dan mencium dengan mesra. Si bapa tidak peduli dengan
penampilan kusut si anak atau bau busuknya akibat hidup dengan babi. Ken Beker
(2013: 13) mengatakan bahwa:
ayah itu tidak menghitung-hitung kesalahan si anak terhadapnya
(hesed), dan ia melimpahkan kasihnya atas si anak (rahamim). Ini
berarti bahwa bapa tidak memperdulikan apa yang dikatakannya yakni
ia menyamakan dirinya sebagai budak dan orang upahan tetapi justru
melalui tindakan yang dilakukan oleh bapa, bapa itu mengangkat
kembali martabat anaknya yang telah hancur.
Dalam perumpamaan itu anak sulung tidak bisa mengerti dan menerima
apa yang telah dilakukan oleh bapanya ia sangat marah terhadap bapanya ia tidak
mau menggabungkan diri dalam pesta yang diadakan untuk menyambut adiknya
yang telah kembali ia terkurung dalam egoisnya sendiri. Si anak sulung tidak bisa
merayakan kurnia pengampunan yang diberikan oleh Allah. Kan Barker (2013:
14) menyatakan sebuah gambaran tentang si anak sulung sebagai simbol dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang-orang Farisi yang mengeluh mengenai Yesus yang makan bersama orang-
orang berdosa. Mereka adalah orang-orang yang patuh dan taat pada hukum
Taurat, dipuji dan dikagumi karena keutamaannya, tetapi mereka tidak
mempunyai sikap belas kasihan.
Dalam ayat 32 si bapa berkata “Kita patut bersukacita dan bergembira
karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali”, ini berarti bahwa bagi si bapa tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi
anaknya yang telah kembali. Dengan memberikan pakaiaan istimewa serta cincin
ini sebagai simbol bahwa sudah dikembalikan hak waris putranya dan sepatu
sebagai simbol martabatnya dan diangkat kembali menjadi anak-anak Allah.
Bapa dalam perumpamaan itu menawarkan kasih yang sama kepada
anaknya. Ia menyapa anaknya dengan penuh kasih “Anak-Ku” namun karena
kebencian, iri hati, dan egoism, si sulung memilih untuk menutup diri dan tidak
mau menerima kasih yang telah diberikan bapanya (Ken Barker 2013:14).
Perumpamaan ini melukiskan belaskasih Allah yang sangat besar dan itu
tampak jelas betapa bapanya sangat murah hati dan menaruh belaskasih terhadap
anaknya. Bapa menerima kembali anaknya dengan penuh belas kasih tanpa
memperhitungkan lagi apa yang telah dilakukan oleh anaknya. Pengampunan
yang telah diberikan oleh bapanya telah membebaskan anaknya dari belenggu
dosa.
Belaskasih Allah juga tampak juga dalam teks Injil Lukas 6:36. Teks ini
dipilih oleh Paus Fransiskus sebagai tema tahun luar biasa kerahiman Allah. Teks
ini berbunyi “Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hati” (Luk 6:36). Dalam bahasa Inggris murah hati ini diartikan sangat berbeda
yakni berbelaskasih (merciful), “Be Merciful, even as your Father is Merciful”.
Melalui teks ini semua diundang untuk bertindak seperti Bapa yang murah hati,
dengan kata lain hendaklah kita semua berbelaskasih, sama seperti Bapa mu
berbelaskasih. Untuk bisa menjadi Bapa yang murah hati maka tidak mudah untuk
menghakimi atau mengadili, rela memaafkan kesalahan orang lain tanpa
memperhitungkan untung dan rugi. Selain itu untuk bisa bermurah hati maka
penting untuk bisa membuka hati terlebih terhadap sabda Allah untuk itu
dibutuhkan suatu keheningan untuk bisa merenungkan sabda Allah.
2.2.2 Dalam Kerahiman-Nya, Allah Mencari yang Sesat
Dikisahkan juga dalam perumpamaan sebelumnya yakni tentang domba
yang hilang, dikisahkan pemilik domba rela meninggalkan domba yang lain demi
mencari satu domba yang hilang dan setelah domba itu ditemukan pemilik domba
bersuka cita . "Siapakah diantara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan
jikalau ia kehilangan seekor diantaranya, tidak meninggalkan yang sembilan
puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia
menemukannya? (Luk 15:4). Dikatakan lagi bahwa “Aku berkata kepadamu:
Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang
bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar
yang tidak memerlukan pertobatan”( Luk 15:7).
Gambaran berbeda disajikan dalam perumpamaan kedua dengan akibat
yang sama yakni perumpamaan tentang dirham yang hilang Lukas 15:8-10
dikisahkan seorang perempuan yang bersukacita karena dia telah mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kembali dirhamnya yang hilang. Kegembiraan dan suka cita yang dialami oleh
perempuan itu adalah seperti kegembiraan di surga atas satu orang pendosa yang
bertobat. Si gembala dan perempuan tersebut mengundang sahabat-sahabat dan
tetangganya untuk ikut dalam pesta syukur atas domba dan dirham yang telah
ditemukan kembali. Hal ini bukan berarti bahwa yang sembilan uang perak dan
sembilan puluh sembilan ekor domba ini tidak penting.
Perumpamaan ini ingin menunjukkan bahwa kegembiraan dalam kerajaan
surga itu muncul melampaui perhitungan biasa atau bisnis. Apa yang telah hilang
dan dapat ditemukan kembali ini menggambarkan seperti hidup baru dan
kebangkitan yang harus dirayakan. Melalui perumpamaan ini tersebut juga
tampak jelas bahwa Allah tidak menghendaki bahwa satu pun dari milik
kepunyaan-Nya tersesat. Allah menampakkan kerahiman-Nya dengan mencari
kembali yang telah tersesat dan jauh dari kasih-Nya.
2.2.3 Allah Mendekati Orang-orang yang Berdosa
Injil Lukas 7: 36-50 menunjukkan dengan jelas bahwa Allah sungguh
mengasihi manusia. Tampak dari cara Yesus mengasihi perempuan berdosa pada
injil Lukas itu memperlihatkan bagaimana Tuhan mengerti keinginan dan
kerinduan manusia untuk dikasihi atas segala kesalahan yang telah dilakukan.
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa kasih dan pengampunan adalah sesuatu yang
saling terkait satu sama lain, yang di dalamnya termuat kesediaan untuk menerima
dan menyambut (Cahyadi 2016 : 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tuhan adalah Allah yang mahabaik, Allah yang senantiasa tidak
mengingat kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia oleh karena dosa
dan kesalahannya. Apa yang dibuat oleh Tuhan Yesus tentu saja membuat
perempuan itu sebagai manusia baru, manusia yang terselamatkan, manusia yang
mengalami kasih ilahi.
Lukas 10:25-37 menceritakan tentang orang Samaria yang baik hati, kisah
Injil tersebut menggambarkan sikap Allah yang senantiasa berbelaskasih kepada
manusia tanpa mengenal status, asal muasal, jabatan, kedudukan dll. Semangat
kasih menjadi kunci bagi Gereja dalam melaksanakan tugas perutusannya. Maka
seorang pengikut Kristus hendaknya menjadi saksi, pewarta dan pelaksana cinta
kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah orang Samaria yang murah hati merupakan contoh cerita bagaimana
melaksanakan cinta kasih yang sejati itu dalam kehidupan. Cerita ini juga
mengungkapkan sesuatu yang bermakna luar biasa di mana Allah tidak pernah
mau membedakan manusia ketika mengasihi. Dari sini kita pasti mengingat apa
yang pernah dikatakan dalam kitab Suci bahwa Allah menciptakan matahari baik
bagi orang benar maupun orang jahat (bdk Matius 5: 44-45).
2.2.4 Kerahiman Allah Melampaui Batas
Dalam Injil Matius 18:21-35 terjadi sebuah percakapan antara Yesus dan
Petrus tentang berapa banyak harus mengampuni. “Kemudian datanglah Petrus
dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni
saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" (ay 18:21) atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pertanyaan Petrus tersebut Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu “Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (ay 18:22).
Jumlah seberapa banyak harus mengampuni yang disampaikan oleh Yesus
ini tidak bisa diartikan secara harfiah. Intinya adalah bahwa tidak boleh
memberikan batasan dalam mengampuni. Yesus kemudian melanjutkan
menceritakan perumpamaan tentang “hamba yang kejam dan tidak mengenal
belas kasihan (ay 23-25) yang dipanggil oleh tuannya untuk mengembalikan
sejumlah besar hutangnya. Kemudian hamba itu memohon kepada tuannya, maka
sujudlah hamba itu menyembah dia sambil berlutut untuk kerahiman katanya:
“Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan (ay 26), mendengar
permohonan hamba maka hati raja tergerak oleh belaskasihan dan raja
membatalkan utangnya (ay 27). Tindakan yang dilakukan oleh raja dalam
perumpamaan ini diidentifikasikan dengan Allah. Raja disapa sebagai tuan (ay 26)
yang menunjukkan belas kasihan yang besar (ay 27).
Tetapi hamba itu kemudian bertemu sesama hamba yang berhutang
kepadanya beberapa sen dan yang pada gilirannya memohon sambil berlutut
untuk kerahiman, tetapi hamba pertama menolak permintaannya dan
mencampakkannnya ke dalam penjara. Ketika sang raja mendengar tentang hal
itu ia menjadi marah dan memanggil pelayan pertama kembali kepadanya
mengatakan, “Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau?” (ay 18:33). Orang yang tidak mengampuni dikucilkan
dari belas kasih Allah. Dalam ayat terakhir Yesus menyimpulkan, “Maka Bapa-
Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu” (ay
18:35). Maka mereka yang ingin menerima belas kasih Allah harus menunjukkan
belas kasih kepada orang lain.
2.3 Refleksi teologis Kerahiman Allah
Paling pokok dari teologi kerahiman adalah bahwa Allah itu Maharahim,
bahwa kerahiman adalah tindakan Allah yang paling mendasar. Paus Fransiskus,
dalam Misercordiae Vultus 2 mengatakan: “Kerahiman: tindakan utama dan
tertinggi dengan mana Allah datang menjumpai kita”, dan Allah menjumpai kita
melalui Yesus Kristus.
2.3.1 Belas Kasih: Identitas Allah
Paus Yohanes Paulus II banyak membahas tentang kerahiman Allah
terlebih dalam ensikliknya Dives In Misericordiae, dalam ensiklik tersebut
dengan jelas ditunjukkan bahwa kemurahan hati merupakan karakter dari Allah
yang berbelas kasih. Bapa telah menyatakan diri-Nya di hadapan manusia sebagai
Bapa yang penuh belaskasih. Dengan belaskasih Bapa ingin menjalin relasi
dengan manusia yang berdosa dan hendak mengangkat manusia kembali menjadi
anak-anak-Nya lewat putra Nya yang telah diutus untuk datang kedunia dan
membebaskan manusia dari belenggu dosa.
Manusia yang menapaki hidupnya dalam misteri kerapuhannya (mysterium
iniquitatis) berhadapan dengan misteri iman akan keluhuran kesucian Allah
(mysterium pietatis), yang menyelamatkan. Allah yang murah hati dalam
kemaharahimanNya, adalah atribut akan Allah Bapa. Bagi manusia belaskasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
adalah sesuatu yang nyata dan menggambarkan kemurahan hati Allah. Sebagai
ungkapan kasih Allah yang paling dalam, Allah telah menunjukkannya melalui
penyelamatannya kepada manusia melalui peristiwa salib yang dialami oleh
Putra-Nya. Percaya kepada Putra yang telah terslib berarti percaya dan mengenali
belaskasih Allah, sehingga dengan demikian manusia dapat hidup dalam kasih.
Dalam injil Yohanes dituliskan bahwa “Barang siapa melihat aku, ia telah
melihat Bapa” (Yoh 14:9). Sabda ini disampaikan oleh Yesus kepada para
muridnya. Dengan demikian Yesus tidak hanya menyingkap tentang misteri Allah
dihadapan manusia, namun tentang misteri Allah Bapanya. Allah adalah Allah
yang penuh rahmat, yang dalam kasih Nya yang begitu besar, yang telah
dilimpahkannya kepada manusia (Ef 2:4), Bapa sumber segala rahmat dan penuh
belaskasihan dan sumber segala penghiburan (2 Kor 1:3). Teks inilah yang dipilih
oleh Paus Yohanes Paulus II sebagai acuan untuk menggambarkan tentang misteri
kemurahan hati Allah. Refleksi tentang kemurahan hati Allah digambarkan secara
lebih jelas dalam Injil Lukas tentang perumpamaan anak yang hilang (Luk 15:11-
32). Kerahiman Allah juga semakin nyata diungkapkan oleh Paulus, “Di mana
dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah” (Rm
5:2).
Melalui Belaskasih Allah justru menunjukkan kesetiaan pada diri-Nya
sendiri, sebab belaskasih adalah hakikat dasar Pribadi Ilahi, demikian ditulis oleh
Paus Yohanes Paulus II dalam Dives In Misericordia. Hal ini berdasarkan atas
kesetiaan Allah akan janji yang dibuat bagi manusia janji yang tidak pernah
terputuskan. Dengan kesetiaan-Nya Allah berkenan merangkul kembali manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan memulihkan hubungannya dengan manusia. Kesetiaan tersebut digambarkan
seperti sebuah rahim, bahwa Allah adalah Maharahim dalam kesejajarannya
dengan rahim seorang ibu (Yes 49:15). Bagi Paus Yohanes Paulus II peristiwa
paskah merupakan pencak pewahyuan dan perwujudan kerahiman Allah. Allah
telah memberikan Putranya untuk menanggung penderitaan dan membebaskan
umat dari kesalahan dan dosa “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam kita dibenarkan oleh Allah” (2 Kor 5:21).
Belaskasih merupakan penanda akan dan tentang realitas, karena belaskasih
merupakan akar dari segala sesuatu. Dan semuanya itu berhubungan dengan
misteri penciptaan. Penciptaan terjadi karena kasih maka proses penciptaan
disebut sebagai tindakan kasih.
2.3.2 Yesus Kristus Wajah Kerahiman Allah
Yesus Kristus adalah wajah kemurahan, belaskasih dan kerahiman Bapa.
Kita ketahui bersama bahwa puncak keselamatan manusia terpenuhi dalam
sengsara, wafat dan kebangkitan Putera Allah yaitu Yesus. Setelah Allah Bapa
sebagaimana kita ketahui hadir dalam sejarah keselamatan mulai dari jaman nabi
Musa sampai zaman para nabi, pada saat kegenapan waktu Allah mengutus
Putera-Nya terkasih untuk memberi penebusan dan keselamatan kepada manusia.
Siapa yang melihat-Nya, ia melihat Bapa (Yoh 14, 9). Yesus dari Nazaret dengan
sabdaNya, dengan seluruh perbuatan dan tindakanNya serta dengan seluruh
pribadiNya menyatakan belaskasih, kerahiman dan kemurahan Allah.
Dalam Bulla Misericordiae Vultus, Paus Fransiskus dengan sangat bagus
mendefinisikan kerahiman Allah. Kerahiman adalah syarat mutlak bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
keselamatan kita. Kemurahan, belaskasih, kerahiman adalah kata yang
menyatakan misteri Tritunggal Maha Kudus. Kemurahan, belaskasih, kerahiman
adalah tindakan yang tertinggi di mana Allah datang untuk berjumpa dengan kita.
Kemurahan, belaskasih, dan kerahiman adalah hukum fundamental yang
bersemayam di dalam hati setiap pribadi yang memandang dengan mata yang
penuh kelembutan dan ketulusan saudara yang ia jumpai dalam perjalanan hidup.
Kemurahan, belaskasih, kerahiman adalah jalan yang mempersatukan Allah dan
manusia sebab kemurahan, belaskasih, dan kerahiman membuka hati kita kepada
pengharapan untuk dicintai selamanya meskipun kita memiliki kelemahan dan
kerapuhan.
Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Allah demi keselamatan seluruh
umat manusia. Kerahiman telah menjadi hidup yang tampak dalam diri Yesus dari
Nazaret. Allah telah mengutus Putra- Nya kedunia yang lahir dari perawan Maria.
Yesus datang kedunia untuk menyatakan kasih kepada manusia dengan menebus
dan membebaskan manusia dari segala dosa. Maka siapa yang melihat Yesus
melihat Bapa “Kata Yesus kepadanya: Telah sekian lama Aku bersama-sama
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat
Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9) (MV 1).
Dalam perumpamaan banyak dikisahkan tentang kerahiman. Yesus
menyatakan sifat kerahiman Allah yang digambarkan seperti Bapa yang tidak
pernah lelah untuk mengampuni. Hatinya senantiasa terbuka bagi anaknya yang
telah bersalah dan menerimanya kembali dengan penuh kasih. Kasih sayang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kerahiman lebih besar dari pada dosa (MV 9). Melalui dorongan Roh Kudus
Yesus telah menjalankan perutusannya yang mendasar:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang." (Luk 4:18-19).
2.3.3 Kerahiman Allah dalam kata dan perbuatan Yesus
Dalam perutusannya Yesus juga menampakkan kasih-Nya kepada seluruh
umat manusia terlebih bagi mereka yang berdosa, miskin, tersingkir, sakit, dan
menderita melalui mereka Yesus menampakkan kasih dan belas kasihan yang
nyata. Sebagaimana tertulis dalam Misericordiae Vultus:
Tanda-tanda yang Ia kerjakan, terutama dalam menghadapi orang-
orang berdosa, orang-orang miskin, kaum marjinal, orang-orang sakit,
dan orang-orang menderita, semua dimaksudkan untuk mengajarkan
kerahiman. Segala sesuatu di dalam diri-Nya berbicara tentang
kerahiman. Tidak ada satupun dalam diri-Nya sama sekali tanpa belas
kasihan (MV 8).
Kerahiman Allah tampak dalam perbuatan nyata yang dilakukan oleh
Yesus: “Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi
tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang
miskin diberitakan kabar baik” (Luk 7:22).
Dalam kotbah di bukit Yesus menyampaikan “Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena mereka yang empunya kerajaan surga (Mat 5:3).
Kemiskinan disini bukan semata-mata dinilai dari segi ekonomis dan sosial tetapi
lebih pada orang-orang yang hancur hatinya dan yang mengalami putus asa, serta
kepada siapa saja sebagai pengemis di hadapan Allah (Tarigan 2015:39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Yesus tidak hanya mewartakan kerahiman Allah tetapi Ia sendiri juga
melaksanakan dan menghayatinya. “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan
kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit” (Mat 14:14). Yesus
menyembuhkan orang-orang sakit yang dibawa kepada-Nya atas dasar belas
kasihan yang amat besar. Begitu juga ketika Ia menjumpai janda dari Nain yang
membawa anaknya untuk dimakamkan, Ia merasakan belas kasihan yang besar
terhadap penderitaan besar dari ibu yang berduka ini, dan Ia memberi kembali
anaknya dengan membangkitkannya dari antara orang mati (bdk. Luk 7:15).
2.3.4 Salib menampakkan Kerahiman Allah
Peringatan Yubileum Agung Kerahiman Allah yang ditetapkan oleh Paus
Fransiskus mau mengingat kembali karya agung Allah yang tidak meninggalkan
manusia, meskipun manusia pertama Adam dan Hawa telah melakukan dosa dan
menjauh dari Allah. Di hadapan kekuatan dosa, Allah menjawab dengan
kepenuhan akan pengampunan. Bagi Allah pengampunan dan belaskasih lebih
kuat daripada dosa dan kesalahan manusia. Tak seorang pun dapat membatasi
kerahiman Allah. Penting juga diingat bahwa keselamatan kita tidak hanya
ditentukan dari seberapa besar dan banyaknya perbuatan baik yang kita lakukan.
Tetapi kita diselamatkan pertama-tama karena belaskasih dan kerahiman Allah.
Allah menanpakkan belas kasihnya kepada manusia yang telah berdosa
melaui Putra-Nya yang terkasih. Hal ini dapat dilihat secara jelas melalui
peristiwa salib. Dalam peristiwa salib Yesus mengalami kesengsaraan, wafat dan
kebangkitan. Tanpa kebangkita, maka salib akan menjadi sia-sia. Salib merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tanda kemenangan cinta mengatasi benci, kehidupan mengatasi kematian, dan
akhirnya kerahiman menang atas keputusan pengadilan pengadilan (Tarigan
2015:47). Kebenaran Allah adalah kerahiman-Nya dan kerahiman–Nya adalah
kebenaran. Allah telah mewahyukan kerahiman-Nya dalam kematian dan
kebangkitan Yesus.
Melalui Kristus Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya. Allah
adalah Allah kerahiman. “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa
yang penuh belaskasihan dan Allah sumber segala penghiburan” (2 Kor. 1:3).
Percaya dengan Kristus yang disalib berarti percaya bahwa cinta yang lahir ke
dunia, yang lebih berkuasa dari benci dan kekerasan serta kejahatan. Percaya
dengan cinta yang demikian berarti percaya dengan kerahiman.
Kisah kesengsaraan Kristus ini dapat direnungkan dalam peristiwa jalan
salib. Dalam peristiwa itu digambarkan secara jelas tentang perjalanan Kristus
sampai Ia mencapai tempat yang telah disiapkan. Maka devosi jalan salib
membantu orang beriman masuk ke dalam misteri Sengsara Yesus yang
mencerminkan kerahiman Allah ( Tarigan 2015:49).
2.4 Gereja Saksi dan Tanda Kerahiman Allah
Sejak Konsili Vatikan II Gereja berubah menjadi lebih dinamis dan
terbuka. Pewartaan-perwartaan injil semakin terasa dan membuat Gereja tidak
kaku dan tidak tertutup dengan dunia. Gereja merasa bertanggungjawab menjadi
tanda yang hidup akan kasih Allah dalam dunia. Kembali kepada kata-kata yang
disampaikan oleh Santo Yohanes XXIII pada pembukaan Konsili untuk
menunjukkan sebuah lorong yang harus diikuti: “Sekarang, Pengantin Kristus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
lebih suka menggunakan obat Kerahiman, Kemurahan, Belaskasih dari pada
menggunakan senjata-senjata kekerasan (Cahyadi 2016:115).
Melalui Konsili Ekumene, Gereja Katolik, sambil mengangkat obor
kebenaran katolik, ingin menunjukkan dirinya ibu yang penuh kasih bagi semua,
yang lemah lembut, sabar, yang digerakkan oleh kemurahan, kerahiman, dan
belaskasih dan oleh kebaikan kepada anak-anaknya yang tercerai-berai.” Gereja
harus kembali menampakkan wajah Allah yang berbelaskasih justru di tengah
ketidakpastian dan keguncangan dunia yang dengan angkuhnya mengangkat
senjata dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan.
“Dan justru secara khusus Allah menggunakan kemurahan, kerahiman,
dan belaskasih untuk memanifestasikan kemahakuasaanNya.” Kata-kata santo
Thomas Aguino ini menunjukkan betapa kemurahan, belaskasih, kerahiman Allah
bukanlah sebuah tanda kelemahan tetapi pertama-tama kualitas kemahakuasaan
Allah. Untuk ini, salah satu liturgi dari kumpulan yang lebih tua mengungkapkan
sebuah permohonan, “Ya Allah, Engkau menyatakan kemahakuasaan-Mu terlebih
melalui kerahiman dan pengampunan-Mu (MV 6). Allah yang akan selalu ada
untuk selamanya dalam sejarah manusia sebagaimana Dia yang hadir, dekat, yang
menyelenggarakan, yang kudus dan berbelaskasih dan murah hati.”
Kesabaran dan kemurahan, belaskasih dan kerahiman adalah dua unsur
yang tak dapat dipisahkan yang kerap ada dalam Perjanjian Lama untuk
melukiskan kodrat Allah. Keberadaan-Nya yang murah hati dan berbelaskasih
menemukan perlawanan yang nyata di dalam sejumlah tindakan sejarah
keselamatan di mana kebaikan-Nya menang atas hukuman dan kehancuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Mazmur, dengan cara khusus, menonjolkan tindakan ilahi yang besar ini, “Dia
yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
Dia yang menebus hidupmu dari lubang kubur, yang memahkotai engkau dengan
kasih setia dan rahmat” (Mzm. 103:3-4)
Jadi, kemurahan, kerahiman, dan belaskasih Allah bukanlah sebuah cita-
cita yang abstrak tetapi sebuah realitas konkret, melaluinya Ia menyatakan kasih-
Nya sebagaimana seorang bapa dan seorang ibu yang tergerak hatinya yang paling
dalam demi anaknya. Hal ini mau mengatakan cinta yang berasal dari lubuk hati
yang paling dalam seperti sebuah perasaan mendalam, alamiah, tindakan
kelembutan dan belaskasih, mudah memaafkan dan pengampunan. Pengampunan
adalah identitas Allah yang senantiasa ingin agar manusia selamat. Pengampunan
ini pula yang harus ada dalam diri kita agar kita mendapatkan ketenangan dan
ketenteraman hati. Dengan pengampunan kita meninggalkan dendam, kejahatan,
dosa, pertikaian dan kekerasan dalam dunia modern ini.
2.4.1 Gereja: Wajah Kerahiman Allah
Kemurahan hati menjadi dasar dari kehidupan Gereja. Kata-kata Paus
Fransiskus yang dikutip oleh Cahyadi (2016: 147) mengatakan bahwa “Pelayanan
pastoral Gereja hendaknya menghadirkan dan mewujudnyatakan sungguh
kemurahan hati dan belas kasih Allah”. Maka dengan demikian Gereja senantiasa
berjuang untuk menunjukkan secara jelas bagaimana menandakan serta
menghidupi jalan belas kasih.
Tiang yang menopang hidup Gereja adalah kemurahan, kerahiman, dan
belaskasih. Semua kegiatan pastoral harus dilingkupi oleh kelembutan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
hendaknya ditunjukan kepada kaum beriman. Tiada pewartaan dan kesaksian
Gereja terhadap dunia tanpa belaskasih dan kemurahan. Maka diharapkan Gereja
kembali kepada dasar yang utama untuk memberikan perhatian bagi mereka yang
berdosa, lemah dan mengalami berbagai kesulitan. Pengampunan pada akhirnya
menjadikan setiap pribadi memiliki harapan baru akan hidup dan imannya.
Pengampunan akhirnya membuat orang menjadi lebih merdeka dan
memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam Misericordiae Vultus dinyatakan ada tiga dasar Gereja sebagai
pelayan belas kasih yakni: mewartakannya, mewujudkannya, terutama dalam
sakramen dan rekonsiliasi, dan menghidupinya dalam pastoral dalam pelayanan
sehari-hari (Cahyadi 2016:150). Gereja sebagai pelayan belas kasih Allah juga
harus mampu untuk menampakkan belaskasihnya dengan rela menerima dan
menjadi tempat bagi siapa saja. Paus Fransiskus menggambarkan Gereja sebagai
ibu, yang merangkul dan memaafkan anak-anaknya dengan penuh kasih (Cahyadi
2016:144). Maka untuk itu hendaknnya pintu Gereja harus selalu terbuka supaya
semakin banyak orang tersentuh dan merasakan rahmat belaskasih Allah.
2.4.2 Gereja Mewartakan Kerahiman
Identitas dan panggilan Gereja yang paling dalam adalah mewartakan
Sukacita Injil untuk menjadi tanda nyata kehadiran kerajaan Allah yang
Maharahim (Meifung, 2016:13). Kerahiman Allah menjadi dasar dari kehidupan
Gereja. Kredibilitas Gereja tampak dalam bagaimana ia menunjukkan kerahiman
dan belaskasihan. Tiba saatnya bagi Gereja untuk bergerak keluar dan menjawab
panggilan dengan penuh sukacita membagikan rahmat kerahiman. Kerahiman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
adalah sebuah kekuatan baru untuk berani bangkit dan menatap masa depan (MV
10).
Dalam Evangeli Gaudium dikatakan bahwa Gereja dipanggil untuk
menjadi rumah Bapa, dengan pintu yang terbuka lebar. Gereja menjadi tempat
bagi mereka yang memiliki segala permasalahan hidup (EG 47). Gereja dipanggil
untuk mewartakan kerahiman Allah kepada mereka. Gereja ditugaskan untuk
mewartakan kerahiman Allah detak jantung Injil yang dengan caranya sendiri
harus menembus hati dan pikiran setiap orang (MV 12).
2.5 Kerahiman Allah Bagi Manusia
Allah memanggil manusia untuk dapat merasakaan dan mengalami
kerahiman-Nya, hal ini tampak ketika manusia jatuh dalam dosa Allah tidak
membiarkan manusia itu tinggal tetap dalam dosa. Seperti yang dialami oleh
manusia pertama yakni Adam dan Hawa ketika jatuh dalam dosa Allah tidak
meninggalkan dan membiarkan mereka sendirian dalam pergolakan dosa dan
kejahatan namun Allah mengutus seorang penebus bagi manusia. Sebagaimana
ditulis dalam Misericordiae Vultus mengatakan bahwa:
Setelah dosa Adam dan Hawa, Allah tidak ingin meninggalkan
manusia sendirian dalam pergolakan kejahatan. Maka Ia
memalingkan pandangan-Nya kepada Maria, yang kudus dan tak
bernoda dalam kasih (bdk. Ef 1:4), memilihnya untuk menjadi
Bunda Sang Penebus manusia” (MV 3).
Melalui Maria Allah telah mengutus Putra-Nya sendiri untuk
membebaskan manusia dari dosa dan kejahatan yakni melalui hidup, wafat dan
kenangkitan -Nya. Itulah warta gembira yang telah diberikan Allah dan sekaligus
Allah merangkul manusia untuk tinggal dalam belaskasih-Nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Atas panggilan dan undangan Allah tersebut manusia menanggapi dengan
semangat rekonsiliasi atau pertobatan, memperbaiki hidup agar lebih selaras
dengan apa yang telah diajarkan oleh Yesus Kristus dan membangun sikap murah
hati seperti teladan Bapa “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu
adalah murah hati” (Luk 6:36).
Paus Fransiskus dalam Misericordia Vultus mengatakan bahwa “ Allah
tidak pernah lelah menghampiri kita, Ia selalu siap untuk mendengarkan” dan
kemudian Paus Fransiskus melanjutkan dengan sebuah ajakan “ yang harus
dilakukan oleh setiap orang adalah menerima undangan untuk bertobat dan
menyerahkan diri kepada keadilan dan kerahiman yang ditawarkan oleh Gereja
(MV 19).
2.6 Mewujudkan Kerahiman Allah
Tarigan (2015) mengatakan bahwa perwujudan dan pewartaan tentang
kerahiman Allah tidak hanya berhenti pada ungkapan-uangkapan sentimental
belaskasihan. Yesus justru mengajarkan kapada kita untuk bisa bersikap murah
hati seperti Allah “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah
murah hati” (Luk. 6:36). Demikian juga pada kotbah di bukit dikatakan bahwa
“Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan memperoleh
kemurahan” (Mat. 5:7). Dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus
diungkapkan juga:
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus
Juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan Diri-Nya untuk
kita sebagai pembebasan dan korban yang harum bagi Allah’ (Ef.
5:1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dalam Misericordia Vultus dikatakan Yesus menegaskan bahwa
belaskasihan bukan hanya tindakan yang dilakukan oleh Bapa. Belaskasihan juga
menunjukkan sebuah kriteria untuk bisa menjadi anak-anak Allah. Untuk itu kita
dipanggil untuk menunjukkan belas kasihan karena kita sudah lebih dahulu
menerima belas kasihan (MV 9).
Kita dipanggil untuk menemukan kembali karya-karya belaskasihan yakni,
memberi makan orang yang lapar, memberi minum orang yang haus,
memberi pakaian kepada orang yang telanjang, memberi pakaian
kepada orang yang telanjang, memberi tumpangan kepada orang
asing, menyembuhkan orang sakit, melawat orang yang dalam
penjara, dan menguburkan orang mati. Dan juga melakukan karya-
karya rohani yakni, memberi nasihat kepada orang yang bimbang,
mengajar orang yang tidak tahu, manasihati orang yang berdosa,
menghibur orang yang tertindas, mengampuni pelanggaran,
menaggung dengan sabar orang-orang yang melukai hati kita, dan
berdoa bagi orang yang masih hidup dan sudah meninggal (MV15).
Yesus mengatakan kepada Santa Faustina, rasul Kerahiman Ilahi: “Aku
memberikan kepadamu tiga cara melaksanakan kerahiman bagi sesamamu:
pertama – dengan perbuatan, kedua – dengan perkataan, ketiga – dengan berdoa.
Dalam tiga tingkatan ini tercakup kepenuhan Kerahiman, dan ini adalah bukti
cinta yang tak terbantahkan bagi-Ku” (Santa Faustina 2012:742). Tindakan, kata
dan doa sesungguhnya merangkum semua karya belas kasih.
2.2.1. Pengampunan
Wujud dari kerahiman Allah adalah memberikan pengampunan kepada
orang yang memohonkannya atas dasar Allah telah lebih dahulu mengampuni kita
maka hendaknya juga saling mengampuni.
Pengampunan yang telah diajarkan oleh Yesus adalah dengan menerima
kembali orang yang telah berbuat jahat, bukan mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
“Jangan kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun
yang menampar pipi kananmu berikanlah juga pipi kirimu” (Mat. 5:39). Hal ini
menampakkan kekuatan normal manusiawi. Santo Klemens berkata “Barangsiapa
tidak mencintai orang yang membencinya, bukanlah seorang Kristiani (Tarigan
2015:59)
2.6.2 Mengatasi Kemiskinan
Tarigan (2015 : 59), menulis bahwa karya nyata dari tindakan kemiskinan
adalah memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum kepada orang
yang haus, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, memberi tumpangan
kepada orang yang asing, mengunjungi orang yang sakit, melawat orang dalam
perjalanan dan mengubur orang mati.
Secara kongkret kerahiman dapat kita tampakkan dengan: mata yang
penuh kerahiman, telinga, lidah, tangan, kaki yang penuh kerahiman. Tarigan
(2015:61) mengutip kembali kata-kata Suster Faustina mengungkapkan sangat
indah tentang keraahiman Allah;
Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya mataku selalu penuh belas
kasihan, sehingga aku tidak pernah mencurigai atau menilau orang
atas dasar penampilan lahiriah, tetapi melihatapa yang indah dalam
jiwa sesama dan selalu siap menolong.
Tolonglah aku ya Tuhan supaya telingaku penuh dengan belas
kasihan, sehingga aku dapat memberi perhatian kepada kebutuhan
sesamaku dan tidak bersikap acuh tak acuh terhadap penderitaan
dan keluh kesah mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya lidahku penuh belas kasihan,
sehingga aku tidak pernah berbicara jelek tentang sesamaku, tetapi
selalu mengucapkan kata-kata penghiburan dan pengampunan
untuk semua orang.
Tolonglah aku ya Tuhan, supaya tangan ku penuh belaskasihan dan
penuh dengan perbuatan baik, sehingga aku selalu berbuat baik
kepada sesamaku dan menanggung sendiri tugas-tugas yang sulit
dan berat.
Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya kakiku penuh belas kasihan,
sehingga aku dapat bergegas menolong sesamaku, dengan
mengalahkan kelelahan dan keletihan sendiri, istirahatku yang
sesungguhnya adalah melayani sesamaku.
Tolong aku ya Tuhan supaya hatiku, penuh belaskasihan, sehingga
aku sendiri dapat merasakan semua penderitaan sesamaku. Aku
selalu memberikan hatiku kepada mereka yang aku tahu, akan
menyalahgunakan kebaikanku.
Aku mau mengurung diriku dalam Hati Yesus yang Maharahim.
Aku akan menanggung penderitaanku sendiri dengan berdiam diri.
Semoga kerahiman-Mu, O Tuhan, bersemayam di dalam hatiku.
2.6.3 Hidup Bagi Sesama
Tarigan (2015:63) mengatakan bahwa bentuk dari kerahiman adalah
hidup bagi orang lain. Kita telah dipanggil dan dipilih menjadi murid Yesus, itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berarti kita siap untuk senantiasa bersama dengan Yesus. Sebagai murid Yesus
kita juga siap untuk turut serta di dalam penderitaan dan salib-Nya. “Tidak ada
kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabatnya” (Yoh. 15:13). Hidup sebagai murid sama dengan hidup Yesus
sendiri, yaitu hidup untuk orang lain, atau hidup memberi (Tarigan 2015:63). Jadi
menjadi murid Yesus berarti harus berani untuk berkorban bagi orang lain, peka
terhadap kebutuhan orang lain dan rela untuk memberikan bantuan sesuai yang
dibutuhkan tanpa memandang siapa dia. Demikian beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENELITIAN TENTANG PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN
KERAHIMAN ALLAH PADA KELUARGA MAHASISWA-MAHASISWI
DAN PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN SELATAN
3.1 Gambaran umum Tentang Keluarga Mahasiswa-Mahasiswi dan Pelajar
Katolik Sumatera Bagian Selatan di Yogyakarta (KMPKS)
Keluarga mahasiswa-mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian
Selatan (KMPKS) merupakan perkumpulan dari mahasiswa-mahasiswi dan
pelajar katolik yang berasal dari Sematera bagian Selatan yang sedang menempuh
pendidikan di berbagai perguruan tinggi dan disekolah-sekolah katolik yang
berada di Yogyakarta. KMPKS ini dibentuk berdasarkan kesadaran akan tanggung
jawab bersama bagi masa depan Gereja yang berada di tangan para pelajar dan
mahasiswa/I dan sekaligus untuk mempererat tali persaudaraan antar mereka.
KMPKS ini didampingi oleh para Iman dan para Frater SCJ.
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat
KMPKS, keanggotaan KMPKS, misi, dan kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan.
3.1.1 Sejarah Singkat KMPKS
Keluarga Mahasiswa/i dan Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan
(KMPKS) adalah sebuah wadah bagi para mahasiswa/i dan pelajar Katolik yang
berasal dari SumBagSel (Lampung, SumSel, Bengkulu, Jambi, Pangkal Pinang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang sedang menjalani masa studi di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi/universitas di Yogyakarta. KMPKS terbentuk pada 01 November 1979 di
Visma Vijaya Praya – SCJ II, Papringan, Yogyakarta.
Kala itu, para pencetus gagasan yang terdiri atas 11 orang: Rm. Sono
Pribadi SCJ (IFT), Fr H.Warjito SCJ (IFT), F.X Supriharsono (IFT), Y.Adil
Ginting (IFT), Fr P.Sugino SCJ (IFT), Pramuri (IFT), T.Purnomo (UGM),
Darmadi (IKIP Sadhar), Hartono (UGM), Priyo Sulistiyo (UGM), dan Supriyono
(IKIP Sadhar). Ke sebelas pencetus gagasan tersebut mempunyai kesadaran akan
perlunya sebuah wadah bersama untuk menjalin tali kekeluargaan bagi para
pelajar dan mahasiswa/i Katolik yang berasal dari Sumbagsel. Wadah bersama itu
hendak dibentuk berdasarkan kesadaran akan tanggung jawab bersama bagi masa
depan Gereja yang berada di tangan para pelajar dan mahasiswa/i.
Seiring perjalanan waktu, anggota KMPKS dari tahun ke tahun semakin
bertambah. KMPKS yang mempunyai sekretariat di Jl Wulung 9A, Papringan,
Yogyakarta ini menjadi wadah bagi mahasiswa/i dan pelajar dan Katolik yang
berasal dari Sumatera Bagian Selatan, meliputi keuskupan Agung Palembang,
Keuskupan Tanjung Karang dan keuskupan Pangkal Pinang. Dasar dan sumber
inspirasi bagi para anggota KMPKS adalah iman akan Yesus Kristus, Sang
Teladan Cinta Sejati. Iman itulah yang menjadi kekuatan untuk mewujudkan dan
mewartakan cinta kasih.
Sebagai wujud dari kepedulian Gereja terhadap para anggota KMPKS,
maka kongregasi SCJ melalui para imam dan frater yang sedang studi di
Yogyakarta, ikut ambil bagian dalam mendampingi dinamika KMPKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterlibatan ini dirasakan sebagai sebuah langkah positif bagi KMPKS agar
kehidupan menggereja para anggota KMPKS juga tetap tertanam karena mereka
adalah generasi penerus Gereja di masa mendatang.
Tahun 2017 KMPKS merayakan usia 38 tahun keberadaannya. Sudah
banyak alumni KMPKS yang menyebar hampir di seluruh Indonesia. Oleh sebab
itu, regenerasi perlu terus menerus dipertahankan. Sejumlah kegiatan yang
memupuk iman dan semangat kekeluargaan terus ditempuh dalam rangka
regenerasi ini. Dan secara garis besar, kegiatan KMPKS terbagi dalam beberapa
bidang seperti kerohanian, intelektual, kepemimpinan, dan sosial. Semua ini
dimaksudkan sebagai sarana pengembangan anggota yang dijiwai oleh semangat
persaudaraan dan cinta kasih.
3.1.2 Keanggotaan Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik
Sematera bagian Selatan (MPKS)
Keluarga mahasiswa-mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian
Selatan ini adalah mereka yang tergabung dalam beberapa wilayah yang berada
di SumBagSel meliputi Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Pangkal
Pinang. Dan dari beberapa keuskupan yakni Keuskupan Agung Palembang,
Keuskupan Tanjung Karang dan Keuskupan Pangkal Pinang.
3.1.3 Misi Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik Sumatera
Bagian Selatan (KMPKS)
Sebagai sebuah organisasi, KMPKS memiliki misi yang sangat baik dan
menjadi dasar bagi mereka dalam melaksanakan setiap kegiatan yang mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
selenggarakan. Hal ini bertujuan supaya kelompok tersebut tidak hanya sekedar
kumpul-kumpul dan bersenang-senang namun lebih dari itu supaya melalui setiap
kegiatan tersebut dapat membantu mereka untuk bertumbuh menjadi pribadi yang
dewasa baik secara jasmani mau rohani terlebih memiliki iman yang kuat akan
Yesus Kristus yang mereka jadikan sebagai sumber inspirasi.
Mereka tidak hanya bergerak di dalam kelompok mereka sendiri namun
mereka juga terlibat di luar. Untuk itu misi mereka terdiri dari dua yakni misi
interen dan juga misi ekstern. Misi interen ini dilakukan antar mereka maksudnya
antar sesama anggota KMPKS, sementara misi ekstern ini mereka lakukan di luar
kelompok mereka hal ini sebagai bentuk keterlibatan mereka dalam Gereja dan
masyarakat. Dan mengingat bahwa mereka adalah generasi muda dalam gereja
juga dalam masyarakat. Adapun misi mereka adalah sebagai berikut:
Misi intern itu antara lain :
a. Menjalin Persaudaraan yang tulus dan terbuka diantara anggota
KMPKS.
b. Saling mendukung dalam meningkatkan kualitas pribadi sebagai
kaum intelektual muda Kristiani.
Dan misi eksteren :
a. Menjalin kerjasama dengan semua pihak yang berkehendak baik
dalam mewujudkan persaudaraan yang sejati.
b. Terlibat dengan masalah-masalah Gerejawi setempat dengan masalah-
masalah sosial kemasyarakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.1.4 Kegiatan-kegiatan Keluarga Mahasiswa-mahasiswi dan Pelajar Katolik
Sumatera Bagian Selatan (KMPKS)
Sebagai sebuah organisasi KMPKS memiliki kegiatan-kegiatan yang
terorganisir dengan baik. Kegiatan tersebut mencakup empat bidang yakni, bidang
kerohanian, intelektual, kepemimpinan, sosial.
3.1.1.1. Bidang Kerohanian
Kegiatan mereka dibidang kerohanian menyangkut Ekaristi kaum muda (EKM),
tugas koor, mengadakan ziarah rohani, doa taize.
3.1.1.2. Intelektualitas
Kegiatan mereka dibidang intelektualitas ini berkaitan dengan misi intern
yakni: menjalin persaudaraan yang tulus dan terbuka diantara anggota KMPKS
dan saling mendukung dalam meningkatkan kualitas pribadi sebagai kaum
intelektual muda kristiani. Mereka adalah para mahasiswa-mahasiswi dan pelajar,
dengan bergabung dalam (KMPKS), mereka saling menjalin kerjasama, saling
mendukung, dan saling berbagi pengalaman studi.
3.1.1.3. Kepemimpinan
Dalam KMPKS telah dibentuk kepengurusan yang dimoderatori oleh
imam SCJ dan didampingi oleh para Frater SCJ. Tujuan adanya kepemimpinan itu
adalah untuk membantu mereka agar berani bertanggungjawab dan menanamkan
dalam diri mereka jiwa pelayanan bagi sesama, bahkan dalam pelaksanaan
kepemimpinan yang diemban oleh para pengurus inti. Mereka diwajibkan untuk
saling mengkomunikasikan apa pun program dan rencana kerja supaya ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
transparansi dan saling percaya sehingga semua yang telah direncanakan tersebut
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
3.1.1.4. Bidang Sosial
Bidang sosial berkaitan dengan misi eksteren yakni yakni: menjalin
kerjasama dengan semua pihak yang berkehendak baik dalam mewujudkan
persaudaraan yang sejati dan terlibat dengan masalah-masalah Gerjawi setempat
dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Secara kongkret kegiatan yang
mereka lakukan adalah BAKSOS, live in, dan kerja bakti.
3.1.5 Kepengurusan KMPKS Periode 2016-2017
a. Moderator KMPKS
Nama : Rm. Paulus Driyan Suwandi, SCJ
TTL : Metro, 30 Juni 1980
Asal Paroki : Hati Kudus Yesus Metro
b. Konsultan KMPKS
Nama : Andreas Wihargiyanto, SCJ
TTL : Telukbetung, 5 November 1988
Asal Paroki : Hati Kudus Yesus, Metro
Jurusan : Teologi Sanata Dharma Yogyakarta
c. Badan Pengurus Keuangan (BPK)
Nama : Florentinus Suryanto, SCJ
TTL : Gumawang, 16 Mei 1987
Asal Paroki : Trinitas Bangun Sari, BK 3 Belitang
Jurusan : Teologi Sanata Dharma Yogyakarta
d. Ketua KMPKS
Nama : Yohana Puput
TTL : Palembang, 24 Juni 1997
Asal Paroki : St. Stefanus Palembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Jurusan : Manajemen Sanata Dharma Yogyakarta
e. Wakil Ketua I KMPKS
Nama : Alfonsus Edo Winardi
TTL : Bumi Dipasena Agung, 22 September 1996
Asal Paroki : St. Andreas Mesuji
Jurusan : Manajemen Atmajaya Yogyakarta
f. Wakil Ketua II KMPKS
Nama : Bernadus Gilang Penggalih
TTL : Jambi, 23 Juni 1997
Asal Paroki : St. Yosep Medari
Jurusan : Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta
g. Sekertaris I
Nama : Maria Novenia
TTL : Lahat, 15 Februari 1998
Asal Paroki : St. Yohanes Penginjil Bengkulu
Jurusan : Sastra Indonesia Sanata Dharma Yogyakarta
h. Sekertaris II
Nama : Agustina Dini Yuliandari
TTL : Palembang, 15 Juli 1997
Asal Paroki : St. Yoseph Palembang
Jurusan : Pendidikan Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
i. Bendahara
Nama : Yohana Lita
TTL : Belitang, 08 Desember 1996
Asal Paroki : St. Petrus Palembang
Jurusan : Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta
j. Koordinator Hubungan Masyarakat
Nama : Felix Enggar Widianto
TTL : Lubuklinggau, 25 Oktober 1997
Asal Paroki : Penyelenggaraan Ilahi Lubuk Linggau
Jurusan : Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
k. Seksi Hubungan Masyarakat
Nama : Mayke Evi Aviantina
TTL : Gisting, 25 Maret 1997
Asal Paroki : St. Pius X Gisting
Jurusan : Farmasi Universitas Sanata Dharma
l. Koordinator Seksi Dana Usaha
Nama : Carolus Heru Novianto
TTL : Lahat, 4 November 1994
Asal Paroki : St. Maria PengantaraRahmat Ilahi Lahat
Jurusan : Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
m. Seksi Dana Usaha
Nama : Emerensia Tangkas Alama Wratsari
TTL : Lampung, 14 Mei 1998
Asal paroki : St. Yusuf Pringsewu Lampung
Jurusan : Manajemen Atmajaya Yogyakarta
n. Seksi Dana Usaha
Nama : Verena Amiata Lestika
TTL : Palembang, 4 Juni 1998
Asal Paroki : St. Petrus Palembang
Jurusan : Akuntansi Atmajaya Yogyakarta
o. Koordinator Seksi Liturgi dan Kerohanian
Nama : Benedictus Yoga Bagus Pradana
TTL : Palembang, 3 Oktober 1997
Asal Paroki :Katedral Santa Maria Palembang
Jurusan : Akuntansi Atmajaya Yogyakarta
p. Seksi Liturgi dan Kerohanian
Nama : Yosephine Yoga Budhi Purwari
TTL : Palembang, 15 Juli 1998
Asal Paroki : St. Petrus Palembang
Jurusan : Ilmu Komunikasi Atmajaya Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
q. Seksi Liturgi dan Kerohanian
Nama : Methodius Digna Kurnia
TTL : Gisting, 14 Juni 1996
Asal Paroki : St. Pius X Gisting
Jurusan : Teknobiologi Atmajaya Yogyakarta
r. Koordinator Seksi Minat dan Bakat
Nama : Leonardus Bima Agni Nuswantoro
TTL : Lahat, 8 Agustus 1996
Asal Paroki : St. Pengantara Rahmat Ilahi Lahat
Jurusan : Perhotelan STIPRAM Yogyakarta
s. Seksi Minat dan Bakat
Nama : Markus Maria Rino
TTL : Tugumulyo, OKI, 5 Maret 1997
Asal Paroki : St. Kristus Raja Tugumulyo, OKI
Jurusan : Bisnis Manajemen UKDW Yogyakarta
t. Koordinator Seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Nama : Benedictus Febrianto
TTL : Metro, 12 Februari 1997
Asal Paroki : Hati Kudus Yesus Tanjung Karang
Jurusan : PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
u. Seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Nama : Laurensius Angelikus
TTL : Dipasena, 21 Juni 1997
Asal Paroki : St. Andreas Mesuji
Jurusan : Teknologi Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
v. Seksi Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
Nama : Gabriel Batista Rino Bagaskara
TTL : Palembang, 18 Agustus 1995
Asal Paroki : St. Petrus Palembang
Jurusan : Ekonomi Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.2 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap keluarga mahasiswa-mahasiswi dan
pelajar katolik Sumatera bagian Selatan. Hal ini sebagai upaya untuk melihat dan
mengukur pemahaman tentang kerahiman Allah dan mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pada bagian ini penulis juga akan memaparkan tentang,
latar Belakang Penelitian, tujuan Penelitian, manfaat Penelitian, jeneis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, instrument penelitian, dan
variabel penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif dan in depth interview.
Menurut Sugiono (2008), metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang
memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur,
hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa
angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
3.2.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini Visma Vijaya Praya (VVP) Yogyakarta
dan penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juni 2017.
3.2.3 Populasi dan Sampel
Definisi populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2014:117). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono 2014:118).
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposing sampling.
Purposing sampling adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri
atau karakteristik tertentu yang dipandang mempunyai hubungan erat dengan ciri
atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004:90)
sedangkan menurut Sugiono Purposing sampling teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2014:124).
Teknik purposing sampling ini ditujukan kepada para mahasiswa-
mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan ( KMPKS ). Peneliti
memilih KMPKS karena yang pertama mereka adalah sekelompok orang-orang
muda yang seusia jadi lebih mudah untuk mengukur pemahaman mereka, yang
kedua mereka adalah orang-orang muda yang sedang merantau dari daerah
mereka masing-masing dan belajar di tempat yang berdeda dari tempat mereka
dan tinggal ditengah-tengah masyarakat yang beraneka ragam, dan yang ketiga
adalah mereka orang-orang muda yang memiliki peran penting dalam masyarakat
dan Gereja.
Populasi dalam penelitian ini KMPKS yang seluruhnya berjumlah kurang
lebih 100 orang dan dari keseluruhan jumlah tersebut akan diambil 35 orang yang
dianggap bisa mewakili.
3.4.2 Instrumen Penelitian
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Menurut Arikunto
(2014:194) “Kuesioner atau angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199) “Angket
atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”.
Kuesioner dapat bersifat tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini
kuesioner yang akan diberikan kepada responden adalah kuesioner dengan
pertanyaan tertutup dimana peneliti sudah menyiapkan pertanyaan dan alternatif
jawaban maka peneliti mengharapkan responden memilih salah satu dari jawaban
yang telah tersedia dan kuesioner terbuka artinya kuesioner yang tidak
menyediakan alternatif jawaban atas pertanyaan, sehingga responden diberi
kebebasan dalam memberikan jawaban. Kuesioner ini diberikan kepada keluarga
mahasiswa-mahasiswi dan pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan (KMPKS).
3.2.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sogiyono 2014: 60). Aspek-aspek
yang akan diteliti yakni pemahaman dan perwujudan tentang kerahiman Allah
pada keluarga mahasiswa-mahasiswi dan pelajar Katolik Sematera bagian Selatan
(KMPKS). Variabel ini akan dibuat dalam penyusunan instrument penelitian
dalam bentuk kuesioner pertanyaan tertutup yakni memilih jawaban yang telah
disediakan dan kuesioner terbuka yakni menjawab menurut pendapat pribadi.
Maka pengelompokan variabel adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 1. Variabel Penelitian
N
o
Variabel
yang
diungkapkan
Aspek yang diungkapkan
No soal
Jmh Tertutup terbuka
1 Pemahaman
tentang
kerahiman
Allah
1. Allah berbelas kasih
2. Allah Maha Pengampun
3. Allah mencari yang sesat
4. Allah mendekati orang-
orang berdosa
5. Kerahiman Allah melampaui
batas
6. Yesus wajah kerahiman
Allah
7. Gereja saksi kerahiman
Allah
1,2
3,4
5,6
7,8
9, 10
11, 12,
13
14, 15
31
32
33
18
2 Perwujudan
kerahiman
Allah
1. Belas kasih
2. Pengampuna
3. Mendengarkan
4. Terbuka
5. Bertobat dan mengaku dosa
6. Aktif kegiatan gereja
7. Hidup bagi sesama
16, 17
18, 19
20, 21
22,23
24, 25
26, 27
28,29,30
34
35
36
18
Item Keseluruhan 30 6 36
3.3 Laporan Hasil Penelitian
Gambaran Pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah dalam Misericordiae
Vultus pada KMPKS
Penelitian tentang pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah pada
KMPKS ini dilakukan pada 35 responden, hasil penelitian ini akan dijabarkan
dengan menggunakan diagram batang, agar lebih mudah untuk dilihat dan
dipahami. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Pemahaman tentang kerahiman Allah
A. Allah berbelas kasih
(1). Sikap dan tindakan bapa terhadap anak bungsu dalam perumpamaan
tentang anak yang hilang Lukas 15:11-32 mengungkapkan tentang belas kasih
Allah yang sangat besar terhadap manusia.
Keterangan : SS (sangat setuju), S( setuju), RG(ragu-ragu), TS ( tidak setuju),
STS ( tidak sangat setuju).
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 20 13 1 0 1
Dari tabel dan diagram di atas menunjukan dari 35 responden mendapat
respon 20 orang ( 57% ) menyatakan sangat setuju, 13 orang ( 37% ) menyatakan
setuju, 1 orang (3%) menyatakan ragu-ragu dan 1 orang (3%) menyatakan sangat
tidak setuju.
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar menyatakan sangat
setuju dan setuju ini berarti bahwa responden memahami tentang Allah yang
berbelas kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(2). Ketika masih jauh, bapa melihat anaknya dan berlari lalu merangkul dan
mencium dia dan menyuruh pelayan menenakan jubah, cincin, dan sepatu
kepada anaknya. Keterbukaan bapa untuk menerima kembali anaknya
yang telah hilang ini merupakan gambaran belas kasih Allah.
Keterangan SS S RG TS STS
Respoden 22 12 0 0 1
Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan dari 35 responden mendapat
respon sebanyak 22 orang (63%) menyatakan sangat setuju, 12 orang (34%)
menyatakan setuju, dan 1 orang ( 3%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan sebagain besar menyakan sangat setuju dan
setuju ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami bahwa keterbukaan Bapa
untuk menerima kembali anaknya yang telah hilang menggambarkan tentang
belas kasih Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Allah Maha Pengampun
(3). Manusia sering jatuh kedalam dosa bahkan sering kali berpaling dari
Allah meski demikian Allah tidak pernah lelah untuk mengampuni dan
menerima manusia dengan penuh kasih.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 28 5 1 0 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan dari 35 responden mendapat
respon sebanyak 28 orang (80%) menyatakan sangat setuju, 5 orang (14%)
menyatakan setuju, 1 orang (3%) menyatakan ragu-ragu dan 1 orang (3%)
menyatakan tidak sangat setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar menyatakan sangat
setuju ini berarti bahwa responden memahami bahwa Allah tidak pernah lelah
untuk mengampuni dan akan menerima kembali setiap orang yang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(4). “Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang
bersalah kepada kami” (Mat 6:12), teks ini menunjukkan kesediaan Allah
untuk mengampuni itu tergantung pada kesediaan kita mau mengampuni
orang lain.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 14 15 3 3 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan dari 35 responden mendapat
responden sebanyak 14 orang (40%) menyatakan sangat setuju, 15 orang (43%)
menyatakan sangat setuju, 3 orang (8%) menyatakan ragu-ragu, 3 orang (8%)
menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian membuktikan bahwa responden memahami bahwa
kesediaan Allah untuk mengampuni itu tergantung pada kesediakan kita untuk
bisa mengampuni orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Allah mencari yang sesat
(5). Allah akan mencari yang sesat dan menerima kembali orang yang
bertobat.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 20 12 2 0 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapat respon sebanyak 20 orang (57%) menyatakan sangat setuju, 12 orang
(34%) meyatakan setuju, 2 orang (6%) meyatakan ragu-ragu dan 1 orang (3%)
menyakatan sangat tidak setuju.
Dari hasil penelitian bahwa sebagain besar responden menyatakan setuju
bahwa Allah akan seantiasa mencari yang sesat dan menerima kembali orang-
orang berdosa yang bertobat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(6). Allah mencintai semua mahluk ciptaan dan tidak akan membiarkan satu
pun dari milik Nya hilang.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 23 8 2 2 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapat respon sebanyak 23 orang (65%) menyatakan sangat setuju, 8 orang
(23%) menyatakan setuju, 2 orang (6%) menyatakan ragu-ragu, 2 orang (6%)
menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Allah mencintai semua mahluk ciptaan-Nya dan
tidak membiarkan satu pun dari mahluk ciptaan Nya itu binasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
D. Allah mendekati orang-orang berdosa
(7). Allah adalah Allah yang baik yang tidak pernah mengingat kesalahan-
kesalahan yang di lakukan oleh manusia.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 23 5 4 2 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapat respon sebanyak 23 orang (66%) menyatakan sangat setuju, 5 orang
(14%) menyatakan setuju, 4 orang (11%) menyatakan ragu-ragu, 2 orang (6%)
menyatakan tidak setuju, 1 orang (3%) manyatakan sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Allah itu maha baik dan tidak akan mengingat-
ingat kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(8). Allah tidak membiarkan manusia jauh dari –Nya, Allah akan mencari
dan mendekati orang-orang berdosa.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 20 13 1 1 0
Tabel dan diagram menunjukkan bahwa dari 35 responden mendapat
respon sebanyak 20 orang (57%) menyatakan sangat setuju, 13 orang (37%)
menyatakan setuju, 1 orang (3%) menyatakan ragu-ragu, 1 orang (3%)
menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Allah tidak akan membiarkan manusia jauh dari
Nya, akan senantiasa mendekati orang-orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
E. Kerahiman Allah melampaui batas
(9). Aku berkata kepadamu “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai
tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:21), ini menggambarkan pengampunan
Allah tidak mengenal batas.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 29 5 0 0 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapat respon sebanyak 29 orang (83%) menyatakan sangat setuju, 5 orang
(14%) menyatakan setuju, dan 1 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa pengampunan Allah itu tidak terbatas tidak
sebatas tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(10). Orang yang ingin menerima belas kasih Allah harus menunjukkan
belas kasih kepada orang lain.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 15 14 3 3 0
Tabel dan diagram di diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapatkan respon sebanyak 15 orang (42%) menyatakan sangat setuju, 14
orang (40%) menyatakan setuju, 3 orang (9%) menyatakan ragu-ragu, dan 3 orang
(9%) menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa setiap orang yang telah menerima belaskasih
Allah juga harus mampu menampakkan belas kasih Allah itu kepada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
F. Yesus wajah kerahiman Allah
(11). Yesus datang ke dunia untuk menyatakan kasih kepada manusia
dengan menebus dan membebaskan manusia dari segala dosa.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 24 9 1 0 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
mendapat respon sebanyak 24 orang (68%) menyatakan sangat setuju, 9 orang
(26%) menyatakan setuju, 1 orang (3%) menyatakan ragu-ragu, 1 orang (3%)
menyatakan sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Yesus datang kedunia untuk menebus manusia
dari belenggu dosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(12). Yesus tidak hanya mewartakan kerahiman Allah tetapi Ia sendiri
melaksanakan dan menghayatinya
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 23 11 0 0 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
memberi respon sebanyak 23 orang (66%) menyatakan sangat setuju, 11 orang
(31%) menyatakan setuju, 1 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Yesus datang tidak hanya mewartakan tentang
kerahiman Allah tapi Yesus juga melaksanakan dan menghayatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
G. Gereja saksi kerahiman Allah
(13). Kerahiman Allah dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Yesus
“Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir,
orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, kepada orang miskin
diberitakannya kabar baik (Luk 7:22)
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 24 10 0 1 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
memberi respon sebanyak 24 orang (68) menyatakan sangat setuju, 10 orang (29)
menyatakan setuju, 1 orang (3%) menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa kerahiman Allan tampak dalam tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh Yesus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(14). Gereja bertanggungjawab untuk menjadi tanda yang hidup akan kasih
Allah dalam dunia.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 19 13 2 1 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
memberi respon sebanyak 19 orang (54%) menyatakan sangat setuju, 13 orang
(37%) menyatakan setuju, 2 orang (6%) menyatakan ragu-ragu, 1 orang (3%)
menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Gereja menjadi tanda dan kehadiran kerahiman
Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(15). Gereja merupakan pelayan belas kasih maka Gereja mengambil peran
untuk mewartakan, mewujudkan, dan menghidupi belas kasih dalam
kehidupan sehari-hari.
Keterangan SS S RG TS STS
Responden 18 13 3 1 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden
memberi respon sebanyak 18 orang (51%) menyatakan sangat setuju, 13 orang
(37%) menyatakan setuju, 3 orang (9%) menyatakan ragu-ragu, 1 orang (3%)
menyatakan tidak setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sangat setuju bahwa Gereja ambil bagian dalam pewartaan tentang
kerahiman Allah, mewujudkan dan menghayati dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Perwujudan Kerahiman Allah
Berikut ini merupakan penelitian tentang perwujudan kerahiman Allah.
Keterangan : S : selalu, SR : sering, KK : kadang-kadang, TP : tidak pernah
a. Belas kasih
(16). Menghakimi dan mengadili teman atas kesalahan yang telah diperbuat.
Keterangan S SR KK TP
Responden 1 10 18 6
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 1 orang (3%) menyatakan selalu, 10 orang (29%)
menyatakan sering, 18 orang (51%) menyatakan kadang-kadang, dan 6 orang
(17%) menyatakan tidak pernah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden kadang-kadang
mudah menghakimi orang lain yang telah berbuat salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(17). Ketika sedang mengalami kesulitan dan penderitaan saya berdoa dan
pasrah kepada Allah sumber rahmat dan belas kasih.
Keterangan S SR KK TP
Responden 14 16 4 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 14 orang (40%) menyatakan selalu, 16 orang (46%)
menyatakan sering, 4 orang (11%) menyatakan kadang-kadang, dan satu orang
tidak menjawab.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering dan
selalu berdoa dan berpasrah kepada Tuhan ketika menghadapi banyak kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Pengampunan
(18). Saya memberikan ampun dengan tulus dan tanpa mengingat-ingat
kesalahan yang telah diperbuat
Keterangan S SR KK TP
Responden 4 13 18 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 4 orang (12%) menyatakan selalu, 13 orang (37%)
menyatakan sering, 18 orang (51%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bawa sebagian besar responden kadang-
kadang memberikan ampun dengan tulus tanpa mengingat-ingat kesalahan yang
telah diperbuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(19). Saya mampu memaafkan kesalahan orang sebelum dia minta maaf
kepada saya.
Keterangan S SR KK TP
Responden 6 14 14 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 6 orang (17%) menyatakan selalu, 14 orang (40%)
menyatakan sering, 14 orang (40%) menyatakan kadang-kadang, dan 1 orang
(3%) menyatakan tidak pernah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa sering memaafkan orang lain sebelum dia minta maaf dan
sebagian besar pun menyatakan masih kadang-kadang melakukan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Mendengarkan
(20). Saat sibuk mengerjakan tugas-tugas, ada teman yang ingin cerita tetang
masalah yang dihadapi saya memberikan diri untuk mendengarkan.
Keterangan S SR KK TP
Responden 11 14 10 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 11 orang (31%) menyatakan selalu, 14 orang (40%)
menyatakan sering, 10 orang (29%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa mereka sering meluangkan waktu untuk bisa mendengarkan
keluah kesah orang lain sekalipun mereka banyak tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(21). Ketika ada teman yang mengalami kesuksesan besar dalam studinya
saya ikut bahagia dan bersyukur.
Keterangan S SR KK TP
Responden 17 13 5 0
Tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 17 orang (49%) menyatakan selalu, 13 orang (37%)
menyatakan sering, 5 orang (14%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu ikut
bahagia dan bersyukur ketika teman mendapat kesuksesan dalam studinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
d. Terbuka
(22). Saya mampu bergaul dengan siapa saja saja tanpa membeda-bedakan
Keterangan S SR KK TP
Responden 15 17 3 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 15 orang (43%) menyatakan selalu, 17 orang (49%)
menyatakan sering, 3 orang (8%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sering dan selalu dapat bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-
bedakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
(23).Ketika melihat orang lain bermusuhan saya mengajak mereka untuk
berdamai dan saling memberi ampun.
Keterangan S SR KK TP
Responden 8 14 13 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 8 orang (23%) menyatakan selalu, 14 orang (40%)
menyatakan sering, 13 orang (37%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa ketika melihat orang lain sedang bermusuhan mengajak
mereka untuk berdamai kembali dan sebagian besar lagi masih kadang-kadang
bisa melakukan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
e. Bertobat dan mengaku dosa
(24). Saya mengaku dosa secara teratur
Keterangan S SR KK TP
Responden 7 6 20 1
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 7 orang (20%) menyatakan selalu, 6 orang (17%)
menyatakan sering, 20 orang (57%) menyatakan kadang-kadang, dan 1 orang
(3%) menyatakan tidak pernah.
Mengaku dosa secara teratur, hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden masih kadang-kadang melakukan pengakuan dosa
secara teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
25. Ketika saya melakukan kesalahan saya berani mengakuinya dan berani
untuk lebih dahulu meminta maaf.
Keterangan S SR KK TP
Responden 9 17 9 0
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 9 orang (26%) menyatakan selalu, 17 orang (48%)
menyatakan sering, 9 orang (26%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering
meminta maaf ketika melakukan kesalahan terhadap orang lain.
f. Aktif kegiatan gereja
(26). Saya setiap Minggu pergi ke gereja mengikuti perayaan Ekaristi.
Keterangan S SR KK TP
Responden 13 17 5 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 13 orang (37%) menyatakan selalu, 17 orang (49%)
menyatakan sering, 5 orang (14%) menyatakan kadang-kadang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan bahwa mereka sering ke Gereja setiap Minggu.
(27). Saya terlibat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada diparoki
temapat saya tinggal/kost meskipun saya sangat sibuk dan banyak tugas.
Keterangan S SR KK TP
Responden 10 12 12 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 10 orang (29%) menyatakan selalu, 12 orang (34%)
menyatakan sering, 12 orang (34%) menyatakan kadang-kadang, dan 1 orang
(3%) menyatakan tidak pernah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menyatakan sering mengikuti kegiatan di paroki dan sebagian besar lagi masih
kadang-kadang.
g. Hidup bagi sesama
(28). Saya rela menyisihkan uang saku untuk membantu orang-orang yang
berkekurangan.
Keterangan S SR KK TP
Respoden 4 11 19 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 4 orang (11%) menyatakan selalu, 11 orang (31%)
menyatakan sering, 19 orang (54%) menyatakan kadang-kadang, dan 1 orang
(3%) menyatakan tidak pernah.
Menyisihkan uang saku untuk membantu meringankan beban orang lain,
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden kadang-
kadang melakukan hal itu.
(29). Ada teman yang sedang sakit saya langsung mengunjunginya
Keterangan S SR KK TP
Responden 6 12 16 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 6 orang (17%) menyatakan selalu, 12 orang (34%)
menyatakan sering, 16 orang (46%) menyatakan kadang-kadang.
Ada teman yang sakit dan langsung datang menjenguk, dari hasil
penelitian manunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan masih
kadang-kdang.
30. Saya terlibat baik di sekolah, kampus, maupun masyarakat dalam upaya
membantu orang-orang yang miskin dan berkekurangan.
Keterangan S SR KK TP
Responden 10 9 15 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden yang
memberi respon sebanyak 10 orang (28%) menyatakan selalu, 9 orang (26%)
menyatakan sering, 15 orang (43%) menyatakan kadang-kadang, dan 1 orang
(3%) menyatakan tidak pernah.
Terlibat baik di sekolah, kampus maupun masyarakat dalam upaya
membantu orang-orang yang miskin dan berkekurangan, dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka masih
kadang-kadang bisa ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3.4 Pengolahan Hasil Penelitian
Hasil pengolahan data pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah adalah
sebagai berikut: Allah berbelas kasih Allah Maha Pengampun, Allah mencari
yang sesat, Allah mendekati orang-orang berdosa, Kerahiman Allah melampaui
batas, Yesus wajah kerahiman Allah, Gereja saksi kerahiman Allah, adalah
sebagai berikut:
Hasil penelitian terhadap 35 responden diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2. Allah Berbelas kasih
No Keterangan Responden Persen
1 Sikap dan tindakan bapa terhadap anak
bungsu dalam perumpamaan tentang anak
yang hilang Lukas 15:11-32
mengungkapkan tentang belas kasih Allah
yang sangat besar terhadap manusia.
SS : 20 57%
2 Ketika masih jauh, bapa melihat anaknya
dan berlari lalu merangkul dan mencium dia
dan menyuruh pelayan menenakan jubah,
cincin, dan sepatu kepada anaknya.
keterbukaan bapa untuk menerima kembali
anaknya yang telah hilang ini merupakan
gambaran belas kasih Allah.
SS : 22 63 %
31 Menurut anda apa arti dari Allah yang
Maharahim?
11 31%
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 35 responden ada 20 responden atau
57% menyatakan bahwa mereka sangat setuju bahwa Allah yang berbelas kasih
digambarkan sebagai tindakan bapa terhadap anak bungsu dalam perumpamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
anak yang hilang Luk 15:11-32, dan pernyataan Allah berbelaskasih digambarkan
bapa yang merangkul anaknya dan mengenakan kepadanya jubah, cincin, dan
sepatu kepada anaknya, dari 35 responden ada 22 atau 63% menyatakan sangat
setuju. Pada kuesioner pertanyaan terbuka dari 35 responden hanya ada 11
responden atau 31% yang menjawab sesuai tentang Allah yang berbelas kasih dan
24 responden atau 69% mereka menyatakan lain. di sini mengatakan bahwa
mereka belum sungguh paham tentang makna dari Allah yang berbelas kasih.
Tabel 3. Allah Maha Pengampun
No Keterangan Responden Persen
3 Manusia sering jatuh kedalam dosa bahkan
sering kali berpaling dari Allah meski
demikian Allah tidak pernah lelah untuk
mengampuni dan menerima manusia
dengan penuh kasih.
SS : 28 80%
4 “Dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada
kami” (Mat 6:12), teks ini menunjukkan
kesediaan Allah untuk mengampuni itu
tergantung pada kesediaan kita mau
mengampuni orang lain.
S : 15 43%
32 Apakah makna dari Kutipan teks
“Hendaklah kamu murah hati sama seperti
Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36)?
15 43%
Tabel diatas menunjukkan tentang Allah yang Maha pengampun, dari 35
responden ada 28 atau 80% menyatakan sangat setuju bahwa Allah yang maha
pengampun akan mengampuni segala dosa manusia dan menerima kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
manusia dengan penuh kasih, dan kesediaan Allah untuk mengampuni juga
menunjukkan bahwa kita juga hendaknya rela saling mengampuni dari 35
responden ada 15 atau 43% menyatakan setuju. Dari sini dapat dilihat bahwa
sebagian besar dari anggota KMPKS sudah memahami bahwa Allah itu Maha
pengampun.
Tabel 4. Allah mencari yang sesat
No Keterangan Responden Persen
5 Allah akan mencari yang sesat dan
menerima kembali orang yang bertobat.
SS : 20 57%
6 Allah mencintai semua mahluk ciptaan dan
tidak akan membiarkan satu pun dari milik
Nya hilang.
SS : 23 65%
33 Menurut anda apakah makna dari ajaran
Yesus tentang mengampuni tidak hanya
tujuh kali melainkan tujuh puluh tujuh kali
(Mat 18:22)?
25 71%
Tabel di atas menunjukkan tentang Allah akan senantiasa mencari yang
sesat, dan Allah juga akan menerima kembali orang yang bertobat, dari 35
responden ada 20 atau 57% menyatakan setuju, dan Allah tidak akan membiarkan
satu pun dari milik Nya hilang dari 35 responden ada 23 atau 65% menyatakan
sangat setuju. Dari sini dapat dilihat bahwa anggota KMPKS memahami tentang
Allah yang Maharahim yang akan mencari yang sesat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 5. Allah mendekati orang-orang berdosa
No Keterangan Responden Persen
7 Allah adalah Allah yang baik yang tidak
pernah mengingat kesalahan-kesalahan
yang di lakukan oleh manusia.
SS : 23 66%
8 Allah tidak membiarkan manusia jauh dari
–Nya, Allah akan mencari dan mendekati
orang-orang berdosa.
SS : 20 57%
Tabel di atas menunjukkan tentang Allah mendekati orang-orang yang
berdosa, dan Allah tidak akan mengingat kesalahan-kesalahan yang di lakukan
oleh manusia, dari 35 responden ada 23 atau 66% menyatakan sangat setuju,
Allah juga tidak akan membiarkan manusia jauh dari kasih Allah dan mencari
serta mendekati orang-orang yang berdosa dari 35 responden ada 20 atau 57%
menyatakan sangat setuju. Dari sini dapat dilihat bahwa sebagian besar dari
anggota KMPKS memahami tentang kerahiman Allah, Allah yang akan selalu
mendaki orang-orang yang berdosa.
Tabel 6. Kerahiman Allah melampaui batas
No Keterangan Responden Persen
9 Aku berkata kepadamu “Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh
kali tujuh kali” (Mat 18:21), ini
menggambarkan pengampunan Allah tidak
mengenal batas.
SS : 29 83%
10 Orang yang ingin menerima belas kasih
Allah harus menunjukkan belas kasih
kepada orang lain.
SS : 15 42%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel di atas menunjukkan tentang kerahiman Allah yang melampaui
batas, digambarkan bahwa mengampuni tidak cukup hanya tujuh kali melainkan
tujuh puluk kali tujuh kali dari 35 responden ada 29 atau 83% menyatakan sangat
setuju, dan orang yang ingin menerima belas kasih Allah harus rela juga
menunjukkan belas kasih dari 35 responden ada 15 atau 42% menyatakan sangat
setuju. Dari sini dapat dilihat bahwa sebagian besar dari anggota KMPKS
memahami tentang kerahiman Allah yang tiada batasnya.
Tabel 7. Yesus wajah kerahiman Allah
No Keterangan Reponden Persen
11 Yesus datang ke dunia untuk menyatakan
kasih kepada manusia dengan menebus dan
membebaskan manusia dari segala dosa.
SS : 24 68%
12 Yesus tidak hanya mewartakan kerahiman
Allah tetapi Ia sendiri melaksanakan dan
menghayatinya
SS : 23 66%
13 Kerahiman Allah dalam tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh Yesus “Orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta
menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang
mati dibangkitkan, kepada orang miskin
diberitakannya kabar baik (Luk 7:22)
SS : 24 68%
Tabel di atas menunjukkan tentang Yesus wajah kerahiman Allah, yang
telah datang kedunia untuk menebus manusia dari belenggu dosa dari 35
responden ada 24 atau 68% menyatakan sangat setuju dan Yesus tidak hanya
mewartakan kerahiman Allah tetapi Ia juga mampu untuk menghidupi serta
menghayatinya ada 28 atau 80% menyatakan sangat setuju. Kerahiman Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
nyata dalam tindakan – tindakan Yesus ada 24 atau 68% menyatakan sangat
setuju. Dari sini bisa dilihat bahwa sebagian besar KMPKS memahami tentang
Yesus wajah kerahiman Allah.
Tabel 8. Gereja saksi kerahiman Allah
No Keterangan Responden Persen
14 Gereja bertanggungjawab untuk menjadi
tanda yang hidup akan kasih Allah dalam
dunia.
SS : 19 54%
15 Gereja merupakan pelayan belas kasih maka
Gereja mengambil peran untuk mewartakan,
mewujudkan, dan menghidupi belas kasih
dalam kehidupan sehari-hari.
SS : 18 51%
Tabel di atas menunjukkan tentang Gereja sebagai saksi kerahiman Allah,
Gereja bertanggungjawab untuk menjadi tanda akan kasih Allah di dunia dari 35
responden ada 19 atau 54% menyataknan sangat setuju. Gereja merupakan
pelayan belaskasih Allah Gereja mengambil bagian untuk mewartakan,
mewujudkan, dan menghidupi belas kasih Allah ada 18 atau 51% menyatakan
sangat setuju. Dari sini bisa dilihat bahwa sebagian besar dari KMPKS sudah
memahami tentang Gereja sebagai saksi kerahiman Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pengolahan hasil penelitian tentang perwujudan kerahiman Allah pada
KMPKS sebagai berikut:
Tabel 9. Belas kasih
No Keterangan Responden Persen
16 Menghakimi dan mengadili teman atas
kesalahan yang telah diperbuat.
KK : 18 51%
17 Ketika sedang mengalami kesulitan dan
penderitaan saya berdoa dan pasrah
kepada Allah sumber rahmat dan belas
kasih.
SR : 16 46%
Tabel di atas menunjukkan bahwa belaskasih Allah dalam kehidupan
sehari-hari dapat diwujudkan dengan tidak mudah menghakimi dan mengadili
orang lain atas kesalahan yang mereka buat dari 35 responden ada 18 atau 51%
menyatakan kadang-kadang mereka bisa mewujudkannya, dan ada 16 atau 46%
mereka menyatakan sering mengalami kesulitan untuk berdoa dan berserah
kepada Tuhan ketika menghadapi kesulitan. Dari sini bisa dilihat bahwa kurang
mampu merasakan belaskasih Allah dalam wujud tidak mudah menghakimi dan
kerelaan untuk berserah kepada Allah ketika dalam situasi sulit.
Tabel 10. Pengampunan
No Keterangan Responden Persen
18 Saya memberikan ampun dengan tulus dan
tanpa mengingat-ingat kesalahan yang telah
diperbuat
KK : 18 51%
19 Saya mampu memaafkan kesalahan orang
sebelum dia minta maaf kepada saya.
KK : 14 40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
34 Apakah anda bisa dengan mudah
mengampuni orang yang telah
mengecewakan anda? Berikan alasan atas
jawaban anda!
24 69%
Tabel di atas menunjukkan Kerahiman Allah dalam sikap memberikan
pengampunan. Memberikan pengampunan dengan tulus dengan tidak mengingat-
ingat kesalahan yang telah diperbuat dari 35 responden ada 18 atau 51%
menyatakan kadang-kadang, memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang
meminta maaf ada 14 atau 40% kadang-kadang, dan ada 24 atau 69% menyatakan
sangat sulit untuk mengampuni orang yang telah menyakiti. Dari sini dapat dilihat
bahwa sebagian besar dari anggota KMPKS mengalami kesulitan dalam
mewujudkan kerahiman Allah terbih dalam hal memberikan pengampunan.
Tabel 11. Mendengarkan
No Keterangan Responden Persen
20 Saat sibuk mengerjakan tugas-tugas, ada
teman yang ingin cerita tetang masalah yang
dihadapi saya memberikan diri untuk
mendengarkan.
SR: 14 40%
21 Ketika ada teman yang mengalami
kesuksesan besar dalam studinya saya ikut
bahagia dan bersyukur.
S : 17 49%
Tabel di atas menunjukkan tentang kerahiman Allah yang dapat
diwujudkan dalam sikap mendengarkan, saat sibuk dan banyak tugas-tugas masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
memiliki waktu untuk dapat mendengarkan teman yang sedang mengalami
permasalahan dalam hidup mereka dari 35 responden ada 14 atau 40%
menyatakan bahwa mereka sering memiliki waktu untuk dapat mendengarkan
orang lain sekalipun sibuk, dan ada 17 atau 49% menyatakan selalu mampu untuk
ikut bersyukur bila ada teman yang memperoleh kesuksesan secara khusus dalam
studi. Dari sini bisa dilihat bahwa KMPKS masih bisa meluangkan waktu untuk
mendengarkan orang lain dan mereka juga mudah untuk ikut bersyukur atas
kesuksesan orang lain.
Tabel 12. Terbuka
No Keterangan Responden Persen
22 Saya mampu bergaul dengan siapa saja saja
tanpa membeda-bedakan
SR : 17 49%
23 Ketika melihat orang lain bermusuhan saya
mengajak mereka untuk berdamai dan
saling memberi ampun.
SR : 14 40
Tabel di atas menunjukkan kerahiman Allah dapat diwujudkan dalam
sikap terbuka, sikap terbuka tersebut tampak dalam sikap mudah bergaul dengan
siapa pun tanpa membeda-bedakan dari 35 responden ada 17 atau 49%
menyatakan sering dan ketika melihat orang lain sedang bermusuhan mengajak
mereka untuk berdamai kembali, ada 14 atau 40% menyatakan sering melakukan
hal tersebut. Dari sini bisa dilihat bahwa banyak dari anggota KMPKS
menyatakan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 13. Bertobat dan mengaku dosa
No Keterangan Responden Persen
24 Saya mengaku dosa secara teratur KK : 20 57%
25 Ketika saya melakukan kesalahan saya
berani mengakuinya dan berani untuk
lebih dahulu meminta maaf.
SR : 17 48%
35 Apakah anda sering mengaku dosa?
Jelaskan!
24 69%
Tabel di atas menunjukkan kerahiman Allah dalam bentuk bertobat dan
mengaku dosa, dari 35 responden ada 20 atau 57% menyatakan kadang-kadang,
berani mengakui kesalahan dan meminta pengampunan ada 17 atau 48%
menyatakan kadang-kadang, dan ada 24 atau 69% menyatakan jarang sekali untuk
mengaku dosa. Dari sini bisa dilihat sebagian besar dari anggota KMPKS belum
mengaku dosa secara rutin.
Tabel 14. Aktif kegiatan gereja
No Keterangan Responden Persen
26 Saya setiap Minggu pergi ke gereja
mengikuti perayaan Ekaristi.
SR : 17 49%
27 Saya terlibat dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang ada diparoki temapat saya
tinggal/kost meskipun saya sangat sibuk
dan banyak tugas.
SR: 12 34%
36 Apakah anda aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan Gereja? Jelaskan!
23 66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel di atas menunjukkan dari 35 responden ada 17 atau 49%
menyatakan sering pergi ke Gereja untuk mengikuti perayaan Ekaristi, dan 23
atau 66% menyatakan aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Gereja. Dari sini
bisa dilihat bahwa sebagian besar dari KMPKS sudah terlibat aktif dalam kegiatan
Gereja.
Tabel 15. Hidup bagi sesama
No Keterangan Responden Persen
28 Saya rela menyisihkan uang saku untuk
membantu orang-orang yang
berkekurangan.
KK : 19 54%
29 Ada teman yang sedang sakit saya
langsung mengunjunginya
KK : 16
46%
30 Saya terlibat baik di sekolah, kampus,
maupun masyarakat dalam upaya
membantu orang-orang yang miskin dan
berkekurangan.
KK : 15 43%
Tabel di atas menunjukkan kerahiman Allah yang dapat diwujudkan dalam
kemampuan untuk hidup bagi sesama, diantaranya rela menyisihkan uang saku
untuk membantu teman, dari 35 responden ada 19 atau 54% menyatakan kadang-
kadang, ketika ada teman yang sakit langsung mengunjungi ada 16 atau 46%
kadang-kadang, terlibat di sekolah, kampus, masyarakat untuk membantu orang
yang miskin dan berkekurangan ada 15 atau 43% menyatakan kadang-kadang.
Dari sini dapat dilihat bahwa sebagian dari anggota KMPKS masih sulit untuk
mewujudkan membantu sesaman masih menyatakan kadang-kadang bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3.4.1 Tabel 16. 10 Besar hasil penelitian terhadap 35 anggota KMPKS yang
telah memahami Kerahiman Allah, sebagai berikut:
No Keterangan Responden Persen
9 Aku berkata kepadamu “Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh
kali tujuh kali” (Mat 18:21), ini
menggambarkan pengampunan Allah
tidak mengenal batas.
SS: 29 83%
3 Manusia sering jatuh kedalam dosa
bahkan sering kali berpaling dari Allah
meski demikian Allah tidak pernah lelah
untuk mengampuni dan menerima
manusia dengan penuh kasih.
SS: 28 80%
11 Yesus datang ke dunia untuk menyatakan
kasih kepada manusia dengan menebus
dan membebaskan manusia dari segala
dosa.
SS: 24 68%
13 Kerahiman Allah dalam tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh Yesus
“Orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang
tuli mendengar, orang mati dibangkitkan,
kepada orang miskin diberitakannya
kabar baik (Luk 7:22)
SS : 24 68 %
6 Allah mencintai semua mahluk ciptaan
dan tidak akan membiarkan satu pun dari
milik Nya hilang
SS : 23 66%
7 Allah adalah Allah yang baik yang tidak
pernah mengingat kesalahan-kesalahan
SS : 23 66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang di lakukan oleh manusia
12 Yesus tidak hanya mewartakan
kerahiman Allah tetapi Ia sendiri
melaksanakan dan menghayatinya
SS : 23 66%
2 Ketika masih jauh, bapa melihat anaknya
dan berlari lalu merangkul dan mencium
dia dan menyuruh pelayan menenakan
jubah, cincin, dan sepatu kepada anaknya.
keterbukaan bapa untuk menerima
kembali anaknya yang telah hilang ini
merupakan gambaran belas kasih Allah.
SS : 22 63%
1 Sikap dan tindakan bapa terhadap anak
bungsu dalam perumpamaan tentang
anak yang hilang Lukas 15:11-32
mengungkapkan tentang belas kasih
Allah yang sangat besar terhadap
manusia.
SS : 20 57%
5 Allah akan mencari yang sesat dan
menerima kembali orang yang bertobat.
SS: 20 57%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
3.4.2 Tabel 17. 10 Besar hasil penelitian terhadap 35 anggota KMPKS yang
belum mewujudkan kerahiman Allah:
No Keterangan Responden Persen
27 Saya terlibat dalam mengikuti kegiatan-
kegiatan yang ada diparoki temapat saya
tinggal/kost meskipun saya sangat sibuk dan
banyak tugas.
KK : 12 34%
23
Ketika melihat orang lain bermusuhan saya
mengajak mereka untuk berdamai dan saling
memberi ampun.
KK : 13 37 %
30
Saya terlibat di sekolah, kampus, maupun
masyarakat dalam upaya membantu orang-
orang yang miskin dan berkekurangan
KK : 15 43%
29 Ada teman sedang sakit saya langsung
mengunjunginya
KK : 16 46%
18
Saya memberikan ampun dengan tulus dan
tanpa mengingat-ingat kesalahan yang telah
diperbuat
KK : 18 51%
2 Menghakimi dan mengadili teman atas
kesalahan yang telah diperbuat.
KK : 18 51%
28 Saya rela menyisihkan uang saku untuk
membantu orang-orang yang berkekurangan.
KK : 19 54%
24 Saya mengaku dosa secara teratur KK : 20 57%
36 Apakah anda aktif mengikuti kegiatan-
kegiatan Gereja? Jelaskan!
23 66%
35 Apakah anda sering mengaku dosa? Jelaskan! 24 69%
34
Apakah anda bisa dengan mudah
mengampuni orang yang telah mengecewakan
anda? Berikan alasan atas jawaban anda!
Sulit : 24 69%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3.4.3 Pembahasan Data Penelitian
Telah dibahas dalam bab sebelumnya tentang Allah yang maharahim.
Allah yang maharahim adalah Allah yang senantiasa mau mengampuni dosa dan
kesalahan manusia dan dalam soal no 9 yang menyatakan bahwa pengampunan
tidak cukup hanya tujuh kali melainkan tujuh puluh kali tujuh kali, pernyataan ini
mendapar tanggapan sebanyak 83% atau 29 anggota KMPKS menyatakan sangat
setuju hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami bahwa Allah itu maha
pengampun soal no 3 menyatakan bahwa kerahiman Allah itu digambarkan
seperti seorang gembala yang mencari seekor domba yang sesat dan
meninggalkan yang 99 ekor demikian pula Allah akan mencari yang sesat
pernyataan ini mendapat tanggapan sebanya 80% atau 28 anggota KMPKS
menyatakan sangat setuju hal ini menunjukkan bahwa mereka telah memahami
bahwa Allah yang maharahim itu Allah yang senantiasa mencari yang sesat
seperti yang telah digambarkan seperti seorang gembala. Namun bila
dibandingkan dengan soal no 34 tentang memberikan ampun kepada orang yang
telah menyakiti ada 24 atau 69% menyatakan masih sulit untuk bisa mengampuni
maka disini bisa dilihat bahwa antara apa yang mereka pahami belum sejalan
dengan pengalaman hidup mereka.
Kerahiman Allah nyata dalam diri Yesus Kristus dan Ia adalah wajah
kerahiman Allah. Dengan memandang Yesus berarti memandang Allah yang
maharahim. Kerahiman Allah nyata dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
Yesus yakni menyalamatkan umat manusia dari dosa dan kesalahan. Dari soal no
11 yang menyatakan bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
manusia ada sebanyak 68% atau 24 anggota KMPKS yang menyatakan sangat
setuju dan dari soal no 13 mengungkapkan bahwa kerahiman Allah nyata dalam
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Yesus pernyataan ini mendapat tanggapan
sebanyak 68% atau 24 anggota yang menyatakan sangat setuju. Dengan
menyatakan sangat setuju ini berarti bahwa mereka paham bahwa Yesus memang
datang kedunia untuk menyelamatkan manusia dan melalui tindakan yang
dilakukan Yesus itu menunjukkan Allah yang maharahim.
Allah akan mendekati orang-orang yang berdosa, seperti yang ditunjukkan
oleh Yesus Kristus yang mau bergaul dengan orang-orang berdosa, seperti orang
Samaria yang dianggap orang berdosa oleh orang-orang Yahudi namun justru
Yesus mau mendekatinya. Dari soal no 7 yang menunjukkan bahwa Allah selalu
mendekati orang–orang yang berdosa dan tidak pernah memperhitungkan
kesalahan-kesalahannya ada sebanyak 66% atau 23 anggota KMPKS yang
menyatakan sangat setuju. Ini menandakan mereka telah memahami bahwa orang-
orang yang berdosa pun tidak ditinggalkan oleh Allah.
Allah yang maharahim juga digambarkan seperti seorang bapa yang murah
hati yang tidak memperhitungkan dosa-dosa dan kesalahan yang telah diperbuat
oleh anaknya, dari soal no 2 yang menyatakan bahwa ketika bapa melihat anaknya
kembali, bapa memeluk dan merangkul anaknya dari gambaran ini ada sebanyak
63% atau 22 anggota KMPKS yang menyatakan sangat setuju.
10 besar data yang berikut seluruhnya menunjukkan tentang perwujudan
kerahiman Allah. Orang tidak cukup hanya memahami tentang kerahiman Allah
namun juga harus mampu untuk mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sehari-hari. Ternyata untuk mewujudnyatakan apa yang telah dipahami dalam
kehidupan sehari-hari itu tidaklah mudah seperti halnya yang dialami oleh
anggota KMPKS masih mengalami kesulitan dalam mewujudkan kerahiman
Allah tersebut.
Dari data menunjukkan bahwa untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegitan
baik di paroki, kampus/ sekolah dan masyarakat masih ada yang tidak memiliki
waktu sehingga dari soal no 27 ada sebanyak 34% atau 12 anggota KMPKS
menyatakan kadang-kadang saja bisa ikut telibat dan ambil bagian. Terlibat
membantu orang-orang miskin dan yang berkerukarang menjadi salah satu bentuk
belas kasih dan berbela rasa kepada sesama dari soal no 30 ada sebanyak 43%
atau 15 anggota KMPKS yang menyatakan kadang–kadang tergerak untuk
membantu orang yang miskin dan berkekurangan.
Perwujudan kerahiman Allah tampak dalam kerelaan untuk hidup bagi
sesama, memberikan perhatian terhadap orang lain yang ada di sekitar, misalnya
dari soal no 29 ketika ada teman yang sedang menderita sakit langsung tergerak
untuk menjenguk dan memberikan penghiburan ada 46% atau 16 anggota
KMPKS kadang melakukan hal tersebut.
Sikap rela memberikan ampun yang tulus dan tidak lagi mengingat-ingat
kesalahan yang telah diperbuat soal no 18 ada 51% atau 18 anggota KMPKS
menyatakan kadang-kadang bisa memberikan pengampunan dengan tulus, soal no
2 ada 51% atau 18 anggota KMPKS menyatakan kadang mereka mudah untuk
menghakimi sesama yang telah melakukan kesalahan soal no 34 untuk pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
terbuka ada 69% atau 24 KMPKS sulit untuk mengampuni orang yang sering
menyakiti.
Perwujudan kerahiman Allah dalam bentuk hidup bagi sesama juga bisa
dilakukan dengan rela menyisihkan uang jajan untuk membantu orang lain dari
soal no 28 ada 54% atau 19 anggota KMPKS menyatakan kadang bisa
melakukan hal tersebut. Untuk bisa melakukan hal tersebut tentu dibutuhkan suatu
kerelaan dan pengorbanan. Bisa dipahami bahwa mereka masih mengalami
kesulitan untuk melakukan hal itu karena sebagai orang-orang yang tinggal
diperantauan jauh dari orang tua uang yang mereka juga hanya pas-passan.
Kerahiman Allah dapat dirasakan melalui pengakuan dosa karena disitu
orang diajak untuk sungguh hadir dihadapan Allah dan mengakui dosa-dosa,
melalui keterbukkan itu mengalirlah rahmat kerahiman Allah. Untuk itu
diharapkan untuk sesering mungkin melakukan pengakuan dosa. KMPKS
memahami bahwa Allah akan mengampuni setiap orang yang berdosa namun dari
soal no 24 ada 57% atau 20 KMPKS menyatakan kadang-kadang mereka
melakukan pengakuan dosa hal ini juga tampak dari soal no 35 juga menunjukkan
bahwa mereka jarang untuk mengaku dosa. Mereka juga menyatakan bahwa
melakukan pengakuan dosa hanya ketika hendak menjelang Paskah dan Natal.
Kesadaran akan betapa besarnya rahmat pengampunan dosa masih kurang. Di sini
ada sebuah pertentangan dengan apa yang telah mereka pahami dengan apa yang
mereka lakukan.
Hubungannya dengan memberikan pengampunan, pada pembahasan
sebelumnya mereka menyatakan bahwa Allah itu maha pengampun seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
seorang bapa yang menerima kembali anaknya yang hilang dengan penuh kasih
namun ternyata dari soal no 34 ada 69% atau ada 24 anggota KMPKS yang
ternyata masih mengalami kesulit untuk dapat mengampuni terlebih orang yang
sungguh menyakiti. Membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk bisa
sungguh-sungguh mengampuni.
Ketika orang sudah mampu memahami bahkan mengalami bahwa Allah
itu maha pengampun orang juga harus sampai kepada bisa dengan mudah
memberikan pengampunan kepada orang yang telah melakukan kesalahan. Dari
sini dapat dilihat bahwa anggota KMPKS telah memahami namun belum mampu
untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, masih mengalami kesulitan
untuk bisa mengampuni.
Bila dilihat dari data dari 35 responden sebagian besar mereka sudah
memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan kerahiman Allah. Dan dari data
juga dapat dilihat bahwa masih ada kesulitan untuk dapat mewujudkannya. Hal ini
menunjukkan bahwa apa yang mereka pahami sebatas pada pemahaman saja
secara teori belum sampai kepada pelaksanaan dan perwujudan hal ini dilihat
bahwa dari beberapa bentuk-bentuk perwujudan kerahiman yang masih sulit
dilakukan adalah dalam hal mengampuni orang yang bersalah. Meskinya ketika
mereka memahami bahwa Allah itu maha pengampun yang tidak
memperhitungkan dosa-dosa manusia maka bisa dengan sendirinya orang juga
mudah memberikan pengampunan. Namun kenyataannya mereka masih sulit
untuk mengampuni hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan apa yang
telah mereka pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
USULAN PROGRAM PEMBINAAN IMAN: REKOLEKSI BAGI
KELUARGA MAHASISWA-MAHASISWI DAN PELAJAR KATOLIK
SUMATERA BAGIAN SELATAN DALAM UPAYA UNTUK MEMBANTU
DALAM MEWUJUDKAN KERAHIMAN ALLAH
Hasil penelitian terhadap KMPKS tentang pemahaman dan perwujudan
kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka telah
memahami tentang kerahiman Allah. Ini bisa diartikan bahwa secara konsep atau
kognitif mereka telah mampu untuk memahaminya. Dari hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa ternyata KMPKS masih mengalami kesulitan untuk
mewujudan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian
yang masih sangat sulit untuk mereka wujudkan adalah dalam hal pengampunan
yakni memberikan ampun atau maaf kepada orang-orang yang telah berbuat salah
dan telah menyakiti.
Dari hasil penelitian yang diperoleh tersebut menunjukkan ada ketidak
sesuaian antara apa yang mereka pahami dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Tidak cukup bahwa orang hanya memahami secara konsep atau kognitif tetapi
tidak bisa mewujudkan atau melaksanakan. Idealnya adalah ketika orang sudah
paham atau sudah tau maka orang juga bisa mewujudkannya, karena perwujutan
itu merupakan sebuah aplikasi dari apa yang telah dipahami.
Melihat kenyataan di atas maka perlu adanya sebuah peningkatan
pendampingan bagi KMPKS agar apa yang telah mereka pamahi dengan baik
dapat mereka wujudkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4.1 Usulan Program Dalam Bentuk Rekoleksi Bagi Keluarga Mahasiswa/I
Dan Pelajar Katolik Sumatera Bagian Selatan Yang Berada Di Yogyakarta
Menanggapi hasil penelitian seperti yang telah dijelaskan di atas, maka
sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, penulis memberikan sebuah sumbangan
yang berupa usulan program yakni dalam bentuk rekoleksi. Rekoleksi ini
merupakan kegiatan yang cocok dan cukup mendukung bagi KMPKS, karena
waktu yang diperlukan cukup efektif terlebih di tengah-tengah kesibukan mereka
sebagai mahasiswa dan pelajar. Rekoleksi ini bertujuan untuk dapat membantu
KMPKS mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari di mana pun
mereka berada. Tema rekoleksi adalah “Menghadirkan Kerahiman Allah dalam
kehidupan sehari-hari”.
4.2 Latar Belakang Pemilihan Program Dalam Bentuk Rekoleksi
Allah adalah Allah yang maharahim, dan Allah mengundang manusia
untuk dapat merasakan dan mengalami kerahiman-Nya. Wujud dari kerahiman
Allah adalah memberikan pengampunan. Ketika manusia jatuh dalam dosa Allah
mengampuni dengan tidak pernah memperhitungkan seberapa besar dosa dan
kesalahan yang telah dilakukan. Pengampunan yang telah diberikan oleh Allah ini
mengundang manusia untuk rela mengampuni sesama yang telah berbuat salah,
dasarnya adalah Allah telah lebih dahulu mengampuni demikian juga hendaknya
manusia juga saling mengampuni.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 35 anggota KMPKS,
diperoleh bahwa KMPKS mesih jarang untuk mengaku dosa dan masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
mengalami kesulitan untuk memberi pengampunan. Menindaklanjuti hasil
penelitian tersebut penulis mengusulkan program rekoleksi. Penulis memilih
rekoleksi karena melalui rekoleksi ini mengajak para peserta untuk melihat
kembali pengalaman yang telah mereka lalui. Rekoleksi ini bertujuan membantu
KMPKS untuk dapat mewujudkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari
di mana pun mereka berada sehingga dengan demikian mereka bisa menjadi
pelopor kasih bagi sesama. Selain itu rekoleksi ini menjadi sangat penting
mengingat bahwa mereka merupakan kelompok orang-orang muda yang memiliki
tanggungjawab untuk turut mengembangkan Gereja. Mereka juga merupakan
orang-orang muda yang tinggal dalam perantauan yang sedang menempuh
pendidikan, diharapkan agar mereka bisa menjadi pribadi yang memiliki kepekaan
untuk melihat situasi sekitar di mana mereka berada. Memiliki iman yang
mendalam akan Yesus Kristus dan mampu berbelaskasih terhadap sesama.
4.3 Sekilas Pengertian Rekoleksi
Ceslaus (1994:54) mengutip dari buku harian Santa Faustian mengartikan
rekolesi adalah waktu di mana aku berada sendirian dengan Tuhan. Rekoleksi
dalam bahasa Inggris, yakni re-collect artinya mengumpulkan kembali. Jadi
melalui rekoleksi ini artinya peserta diajak untuk melihat kembali pengalaman
mereka dengan bimbingan Roh Kudus sehingga iman mereka semakin
diteguhkan dan semakin berkembang. Selain itu juga rekoleksi ini bisa diartikan
sebagai sebuah penyegaran kembali. Iman mereka disegarkan dengan demikian
mereka dapat semakin mampu menyadari tugas dan tanggungjawabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4.4 Tema Rekoleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,
permasalahan yang ditemukan adalah berkaitan dengan perwujudan kerahiman
Allah, yakni secara khusus dalam hal mengaku dosa dan memberikan
pengampunan. Penulis lebih ingin mengangkat tentang pengampunan, hal ini
untuk menanggapi soal no 23 dan didukung dengan soal no 34 tentang
memberikan pengampunan. Data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan ada
69% atau 24 responden mengungkapkan bahwa masih sulit untuk bisa
memberikan pengampunan kepada sesama yang telah berbuat salah dan telah
menyakiti mereka. Maka untuk itu penulis memilih sebagai tema umum rekoleksi
adalah “Menghadirkan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari”.
Siapa yang harus menghadirkan kerahiman Allah? Yang menghadirkan kerahiman
Allah adalah manusia secara khusus dalam hal ini adalah KMPKS. Maka melalui
rekoleksi ini KMPKS diharapkan dapat mewujudkan dan menghadirkan
kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Cara untuk bisa menghadirkan
kerahiman Allah salah satunya adalah rela memberikan pengampunan kepada
sesama yang telah berbuat salah.
Untuk mendalami tema tersebut maka penulis akan menguraikannya
menjadi 3 sub tema. Sub tema yang dipilih oleh penulis ini untuk menanggapi soal
no 34. Adapun sub tema tersebut yakni sebagai berikut:
Tema 1: Mengampuni wujud belaskasih.
Pada tema 1 mengampuni wujud belaskasih yang diambil dari Mzm 103:3-
4, untuk mengingatkan kembali kepada KMPKS bahwa Allah yang berbelaskasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
adalah Allah yang selalu mengampuni segala kesalahan dan dosa. Tujuannya agar
KMPKS dapat menjadi wujud belaskasih Allah dengan rela mengampuni sesama
yang telah menyakiti.
Tema II: Jangan pernah lelah untuk mengampuni.
Pada tema kedua, penulis memilih bahan yang diambil dari Matius 18:21-
35, yakni tentang memberikan pengampunan tidak cukup hanya tujuh kali
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Mengampuni sampai tujuh kali
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali ini sama dengan mengampuni tanpa
batas. Melalui tema ini penulis ingin mengajak KMPKS untuk bisa mengampuni
tanpa batas.
Tema III: Keterbukaan untuk selalu mengampuni.
Pada tema III, penulis memilih bahan dari Lukas 15:11-32 yakni tentang
kisah anak yang hilang. Seorang Bapa yang selalu terbuka untuk mengampuni
dosa anaknya yang telah berbuat dosa. Melalui tema ini mengajak KMPKS untuk
memiliki sikap seorang bapa yang selalu terbuka untuk mengampuni.
4.5 Pelaksanaan Rekoleksi
Dari tiga tema diatas penulis memberikan satu contoh pelaksanaan
kegiatan rekoleksi yang diambil dari tema ke III adalah “Keterbukaan untuk
selalu mengampuni.”. Tema ini diambil untuk membantu KMPKS agar semakin
mampu untuk mengampuni sesama dalam kehidupan sehari-hari. Adapun susunan
acaranya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4.5.1 Susunan Acara Rekoleksi
No waktu Acara Petugas
1 07.30-08.00 Presensi Pendamping
2 08.00-08.15 Pembuka
a. Salam pembuka
b.Lagu Pembuka : “Mengampuni”
c. Doa pembuka
d.Pengantar
Pendamping dan
peserta
SESI I
3 08.15-9.15 Menggali pengalaman dari peserta
a. Nonton film “Tidak ada alasan
untuk tidak Mengampuni”.
b. Diskusi
c. Sharing
d. Pleno
Pendaping dan
peserta
4 9.15-10.00 Snake
Ice Breaking : “Hati ku hati mu”
Pendamping dan
peserta
SESI II
5 10.00-12.00 Kesiap sediaan untuk selalu
mengampuni (Luk 15:11-32)
Pendamping dan
Peserta
6 12.00-13.00 Istirahat
a. Makan siang
b. Ice Breaking :“Kasih dan
Pengampunan Mu”
Pendamping
SESI III
7 13.00-14.00 Drama tentang kisah anak yang
hilang teks Kitab suci Luk 15:11-32
Pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Diskusi
Pleno
8 14.00-14.30 Ice Breaking :
Permainan: “Saya minta maaf”
Pendamping
dan peserta
9 14.30-15.00 Refleksi dan merumuskan niat
pribadi dan bersama
Pendamping dan
peserta
11 15.00-15.30 Penutup
a. Doa Penutup
b. Lagu Penutup: “Ajari aku
mengerti perasaan Mu”
c. Ucapan terimakasih
d. Penyampaiaan pesan dan kesan
Peserta dan
pendamping
4.5.2 Peserta
Peserta yang mengikuti rekoleksi ini adalah 35 anggota KMPKS. Mengapa
penulis memilih KMPKS? Penulis memilih KMPKS karena berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa mereka sulit untuk bisa mengampuni sesama, selain
itu juga mereka merupakan kelompok orang-orang muda yang sedang menjalani
studi diperantauan sebagai orang-orang muda mereka merupakan generari penerus
Gereja yang mestinya turut terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja. Mereka juga
diharapkan mampu untuk membawa serta menyebarkan kerahiman Allah dalam
kehidupan sehari-hari melalui kesaksian hidup mereka
4.5.3 Bentuk Kegiatan
Kegiatan rekoleksi ini dilaksanakan dengan doa pembuka kemudian
dilanjutkan dengan dinamika kelompok (gerak dan lagu), penyampaiaan materi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
tanggapan dan sharing pengalaman, dramatisasi tentang mengampuni, refleksi,
peneguhan, membuat niat, dan di akhiri dengan doa penutup.
4.5.4 Sumber Bahan
Rekoleksi ini dirancang dengan menggunakan sumber bahan yang dapat
menunjang dan memperkaya. Sumber yang utama yakni dari Injil Lukas 15:11-32
dan Bulla Misericordia Vultus.
4.5.5 Merote Rekoleksi
Metode yang digunakan dalam rekoleksi ini yaitu ceramah/informasi,
pemutaran video, refleksi, berbagi pengalaman, diskusi, dan pleno.
4.5.6 Sarana
Sarana yang dipakai sebagai pendukung dan memperlancar jalannya
rekoleksi ini adalah laptop, LCD, hand out, dan spiker.
4.5.7 Langkah-langkah pelaksanaan
1). Salam dan pengantar
Pendamping dengan penuh semangat memberikan sapaan kepada para
peserta rekoleksi dengan mengatakan selamat pagi dan mengucapkan selamat
datang kepada KMPKS, dan dilanjutkan dengan mengucapkan banyak
terimakasih atas kesediaannya untuk hadir dalam undangan rekoleksi.
Pendamping menyampaikan beberapa hal peraturan dalam rekoleksi ini agar
rekoleksi dapat berjalan dengan baik dan lancar dan akhirnya dapat bermanfaat,
pendamping juga menyampaikan maksud dan tujuan dari pelaksanaan rekoleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2). Lagu Pembuka : “Mengampuni”
Ketika hatiku t'lah di sakiti
Ajarku memberi hati mengampuni
Ketika hidupku t'lah di hakimi
Ajarku memberi hati mengasihi
Reff :
Ampuni bila kami
Tak mampu mengampuni yang bersalah kepada kami
Seperti hati Bapa, mengampuni mengasihi tiada pamrih... (2x)
Seperti hati Bapa
Mengampuni mengasihi tiada pamrih
KasihMu Tuhan di hati kami
Mengasihi tiada pamrih
3). Doa Pembuka :
Allah Bapa yang maharahim dan penuh kasih kami bersyukur atas rahmat
berlimpah yang telah Engkau anugrahkan dalam hidup kami sampai saat ini. Kami
bersyukur karena Engkau telah mengumpulkan kami di tempat ini untuk bersama
belajar dari pada Mu mendengarkan sabda Mu. Engkau telah memberikan kami
waktu sejenak menarik diri dari kesibukan untuk mengikuti reskoleksi. Kami
mohon curahkan Roh hikmat dan kebijaksanaan Mu agar kami dapat bekerjasama
dengannya sehingga kami bisa mengikuti rekoleksi ini dengan baik. Dan semoga
rekoleksi ini dapat berguna bagi hidup kami sehingga kami dapat hidup
berdampingan dengan saling mengampuni dan mengasihi sebagai mana yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Engkau ajarkan sendiri bagi kami. Ini semua kami mohon dengan perantaraan
Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin
4). Sesi I : Menggali Pengalaman dari Peserta
a. Tujuannya : Peserta bersama dengan pendamping saling berbagi
pengalaman dalam hal mengampuni dan meminta ampun, agar dapat
saling memperkaya.
b. Bahan : Film “Tidak ada alasan untuk tidak mengampuni”
c. Metode : Menonton film dan sharing pengalaman
d. Langkah-langkah :
Pendamping mengajak para peserta untuk menyaksikan sebuah Film
singkat yang berjudul “Tidak ada alasan untuk tidak mengampuni”, kemudian
peserta diminta untuk membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 orang
dan mendiskusikan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan oleh pendamping.
Apa yang sedang dialami oleh tokoh dalam film tadi?
Apa yang menjadi hambatan untuk bisa mengampuni dan menerima orang
lain dalam film?
Apa yang merubah pola pikir tokoh dalam film sehingga akhirnya bisa
mengampuni?
Bagaimana dengan pengalaman anda, dalam hal mengampuni?
Setelah kelompok selesai berdiskusi atau sharing pengalaman,
pendamping meminta salah satu perwakilan dari setiap kelompok untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
membagikan hasil sharing kepada kelompok lain. Setelah setiap kelompok selesai
membagikan hasil sharing pendamping memberi tanggapan dan peneguhan.
e. Ice Breaking : Pendamping mengajak peserta untuk bernyanyi dan
bermain dengan lagu berjudul “hatiku hati mu” peserta diminta untuk
berpasangan.
Hatiku hatimu hatimu hatiku
Hatiku hatimu hatimu hatiku
Hatiku hatimu hatimu hatiku
Hati kita satu
Kau sahabat yang ada saat ku senang
Kau sahabat yang hadir saat ku sedih
Kau sahabat yang slalu ada padaku
Kau lah sahabatku
5). Sesi II : Kesiap sediaan untuk selalu mengampuni
a. arti mengampuni?
Mengampuni berarti memberikan maaf kepada orang yang telah berbuat
salah. Mengampuni tidak sama dengan melupakan, mengampuni juga tidak
mengingat-ingat kembali kesalahan orang lain. Mengampuni atau pengampunan
yang sejati dapat dilihat dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, seorang
bapa yang rela mengampuni anak bungsunya. Perumpamaan tentang anak yang
hilang adalah perumpamaan khas Lukas, yang disampaikan berurutan dengan
perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang
hilang. Perumpamaan ini disampaikan Yesus setelah para ahli Taurat dan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Farisi bersungut-sungut karena Yesus menerima para pemungut cukai dan orang
berdosa untuk mendengarkan pengajaranNya.
b. Model mengampuni
Salah satu model mengampuni bisa diteladani dari Lukas 15:11-32, yakni
perumpamaan tentang anak yang hilang. Perumpamaan ini mengisahkan tentang
seorang bapa yang memiliki dua anak, yang dalam teksnya disebut sebagai si
sulung dan si bungsu. Dikisahkan bahwa Si anak bungsu meminta bagian harta
miliknya kepada bapanya, dan kemudian pergi meninggalkan bapanya. Anak
bungsu itu memboroskan miliknya hingga ia jatuh miskin, dan akhirnya
memutuskan untuk pulang kembali ke rumah bapanya. Apa yang dilakukan oleh
bapanya? Bapanya menyambut anak itu dengan sukacita, namun anak sulungnya
itu merasa iri dengan perlakuan bapanya kepada adiknya. Di akhir kisah, sang
bapa menjelaskan kepada anak sulungnya bahwa anak sulung itu tidak kurang
dikasihi dibandingkan dengan anak bungsunya. Bapanya juga memberi pengertian
bahwa kedatangan adiknya ini harusnya disambut dengan sukacita, karena
adiknya yang telah diangap hilang, sekarang sudah kembali lagi dalam rumah
mereka.
Dalam perumpamaan ini terlihat sekali paham keselamatan yang ingin
disampaikan Lukas, seperti yang tertulis dalam Lukas 1:77, yaitu pengampunan
atas dosa-dosa. Keselamatan berkaitan dengan pelepasan manusia dari belenggu
dosa karena pengampunan dari Allah yang maha pengasih. Diperlukan pula
pertobatan dari manusia, sebagai tanggapan atas kasih Allah itu. Keterbukaan hati
manusia amat diperlukan untuk mendapatkan rahmat keselamatan itu. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
manusia tidak mau bertobat, maka sia-sialah rahmat itu, karena tidak sampai
kepada manusia yang membutuhkannya.
Menurut Hukum Yahudi, seorang bapa dapat membagikan hartanya
melalui surat wasiat ketika ia masih hidup, namun pelaksanaannya harus
dilakukan setelah ia meninggal. Akan tetapi, ia bisa juga melakukan pemberian
harta ketika ia masih hidup, dengan konsekuensi bahwa anak-anak yang
mengambil haknya sebelum waktunya akan dikenakan denda. Tak bisa dipungkiri
bahwa banyak anak yang “kurang ajar” meminta pembagian harta selama bapanya
masih hidup, meskipun dalam kitab Putra Sirakh diperingatkan agar jangan
sampai hal itu terjadi (Sir 33:19-23). Menurut Ulangan 21:17, seorang anak
sulung berhak memperoleh 2/3 dari kekayaan keluarga, sedangkan si bungsu
mendapatkan 1/3 bagian.
Dalam perumpamaan ini si anak bungsu meminta bagian harta milik yang
menjadi haknya dan bapanya kemudian membagi-bagikan harta itu kepada kedua
anaknya. Dengan menerima pembagian harta ini, masing-masing anak sudah
disebut sebagai pemilik, namun sebetulnya harta itu baru boleh diambil setelah
bapanya meninggal. Bapa itu tetap berkuasa atas hartanya, yang dalam
perumpamaan ini terlihat ketika ia berbicara tentang “kepunyaanku” (Luk 15:31).
Dengan meminta harta bagiannya, si anak bungsu ini memutuskan diri dari ikatan
keluarga itu, meninggalkan rumahnya, ayahnya dan kakaknya. Terlihat bahwa
kecil sekali harapan bagi anak ini untuk kembali pulang ke rumah ayahnya.
Anak bungsu itu kemudian menjual seluruh bagiannya itu dan pergi ke
negeri yang jauh. Intinya, anak itu sebetulnya menukarkan bagian harta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
warisannya dengan uang tunai. Dalam adat Yahudi, seorang anak laki-laki wajib
mengabdi pada bapanya dan tidak boleh meninggalkan rumah bapanya hingga
bapanya meninggal dunia. Dengan meninggalkan bapanya dan berangkat ke
negeri yang jauh, anak bungsu ini sebetulnya telah berdosa. Kakaknya
menunjukkan ketaatan dan pengabdian kepada bapanya dengan tetap tinggal
bersama-sama dengan bapanya.
Kemanakah si bungsu itu melangkahkan kakinya? Tidak dijelaskan dalam
perikop ini. Kemungkinan ia pergi ke wilayah asing, tempat banyak orang Yahudi
merantau. Diceritakan bahwa anak ini memboroskan harta miliknya dan berfoya-
foya di negeri itu hingga hartanya habis dan ia akhirnya hidup melarat setelah
muncul masa kelaparan di negeri itu. Dalam keadaan terpaksa, ia bekerja sebagai
penjaga babi, suatu hal yang dianggap najis oleh orang Yahudi (Im 11:7; Ul 14:8;
1 Mak 14:7). Menjaga babi menunjukkan kemurtadan dari Hukum Taurat, dan ia
tidak layak lagi untuk menjadi anggota bangsa Yahudi dan umat Allah. Dalam
kondisi kelaparan, ia ingin mengisi perutnya dengan ampas makanan babi (kulit
kacang-kacangan), namun tidak ada yang memberikannya. Ini menunjukkan
bahwa derajatnya menjadi amat rendah, sangat rendah hingga ia tidak layak lagi
meskipun untuk hanya memakan ampas makanan babi.
Mungkin saja saat itu ia mulai berpikir bahwa bencana yang timbul itu
adalah hukuman Allah atas kesalahannya, karena ia kemudian menyadari
keadaannya yang amat memperihatinkan itu. Ia mengingat kembali bahwa di
rumah bapanya banyak makanan, sedangkan ia menderita kelaparan. Ia kemudian
memutuskan untuk pulang ke rumah bapanya setelah memilih kata-kata yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
dirasanya tepat agar bapanya mau menerima dia. Ia beranggapan bahwa bapanya
tidak akan menerimanya lagi atau kalaupun menerimanya pastilah dengan hati
yang dingin. Ia berkata bahwa ia tidak layak lagi disebut anak bapa, dan meminta
agar dirinya dijadikan upahan saja. Orang upahan bukanlah bagian dari keluarga.
Mereka datang pada pagi hari untuk bekerja hingga malam hari. Pada malam hari
mereka dibayar dan pulang. Orang upahan memiliki status lebih rendah dari
budak, karena pekerjaan mereka tidak tetap, mereka tidak memiliki kepastian
dengan tempat tinggal dan makanan mereka sehari-hari.
Apa yang ia takutkan ternyata tidak terjadi. Sejak ia masih jauh dari
rumah, bapanya sudah melihat kedatangannya dan segera berlari, merangkul dan
menciumnya. Terlihat sekali bahwa ayah itu selalu menunggu anaknya pulang. Ia
begitu rindu dengan anaknya, hingga ia mengubur masa lampau, rela
merendahkan dirinya dengan berlari menyambut anak itu, dan tidak menghukum
anak itu. Ia mencium anaknya sebagai lambang kasih dan pengampunan atas anak
bungsunya itu (2 Sam 14 : 33). Adegan ini dapat kita temui pula pada kitab
Kejadian 33:4, yakni dalam pertemuan Esau dan Yakub. Esau tidak mengingat-
ingat lagi kesalahan Yakub, dan memilih untuk mengampuni Yakub. Tindakan si
bapa yang berlari menjemput anaknya ini mungkin juga untuk melindunginya dari
amukan warga kampung yang pastinya menganggap anak ini tidak pantas lagi
untuk kembali ke rumah bapanya. bapanya itu tak pernah memutuskan relasi
dengan anaknya itu, meskipun jelas secara hukum, anaknya itu sudah
memutuskan hubungan dengan keluarganya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Bapa itu kemudian menyuruh hamba-hambanya untuk memberi anak itu
jubah yang terbaik, cincin, sepatu, dan untuk menyembelih anak lembu tambun.
Pemberian jubah ini menaikkan kembali harkat anak itu menjadi seseorang yang
terhormat. Sedangkan pemberian cincin menunjukkan bahwa anak itu
mendapatkan kembali kepercayaan, kedudukan dan wibawanya. Pemberian
sepatu menunjukkan pengakuan bagi si bungsu sebagai orang merdeka. Dengan
melakukan penyembelihan lembu, bapa itu mengadakan pesta bagi seluruh
kampung agar anaknya diterima lagi oleh para tetangga-tetangganya, dan agar
mereka juga merasakan sukacitanya atas kembalinya si anak bungsu.
Cerita itu tak berakhir di sini, anak sulung dari sang bapa menjadi begitu
marah karena ia merasa bapanya tidak pernah memperlakukan dirinya dengan
istimewa, padahal ia telah bersikap taat dan berbakti kepada bapanya. bapanya
bahkan tidak pernah memberinya seeokor anak kambing, yang nilainya lebih
rendah daripada anak lembu, padahal ia telah lama mengabdi pada ayahnya. Ia
pun tak mau menyebut saudaranya yang baru pulang itu sebagai adiknya, tetapi
sebagai “anakmu” (anak ayahnya). Namun bapanya tidak mencela sikap si sulung
ini. Ia malah mengingatkan tentang kebersamaan mereka selama ini, dan si sulung
tetaplah pewaris utama dari ayahnya. bapanya ini menegur anak sulungnya secara
halus agar si sulung memperlakukan si bungsu sebagai adiknya.
Yang menjadi inti dan pokok dari perumpamaan ini adalah sikap bapa
yang rela untuk mengampuni kesalahan anaknya yang bungsu. Pengapunan yang
diberikan oleh bapa tulus dan tanpa syarat. Bapanya tidak pernah melihat masa
lalu anak bungsunya namun lebih pada menjanjikan masa depan. Pengampunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
yang diberikan oleh bapanya ini memberikan pengharapan dan masa depan yang
lebih cerah kepada anaknya.
c. Manfaat mengampuni
Mengampuni akan membuat lega, hati terasa ringan, hidup terasa
sempurna, dan damai ada di dalam jiwa. Seperti bapa telah mengampuni anaknya
yang bungsu, bapa menjadi lebih bahagia, bersuka cita dan lega ketika melihat
anaknya kembali. Bagi yang diampuni akan merasa bebas dari belenggu rasa
bersalah dan akan merasa damai kembali. Sumber lain mengatakan bahwa kalau
kita tidak memendam kemarahan dan kekesalan, kita bisa tetap tenang, lebih
sehat, dan lebih bahagia. (Amsal 14:30; Matius 5:9) Dan yang lebih penting, kalau
kita mengampuni orang lain, Allah juga akan mengampuni kita. Matius 6:14, 15.
6). Sesi III : Dramatisasi tentang mengampuni
a. Drama
Langkah-langkah :
Pendamping membagi peserta menjadi 4 kelompok
Pendamping meminta dari masing-masing kelompok untuk membuat
sebuah drama singkat dengan tema mengampuni.
Setelah masing-masing menampilkan drama kemudian dilanjutkan dengan
pleno. Masing-masing kelompok saling membagikan kesan mereka ketika
mendramakan kisah tersebut dan menyampaikan makna apa yang diperoleh dari
drama, kesulitan-kesulitan apa yang dialami saat mendramakan kisah tersebut.
b. Permainan: “Saya meminta maaf”.
Tujuan Permainan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Peserta belajar untuk berani mengakui kesalahannya dan berani meminta
maaf, peserta juga belajar memaafkan orang lain tanpa mendendam,
sebagai wujud sikap mengasihi orang lain.
Persiapan:
Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
7 peserta.
Cara bermain:
Setiap kelompok diberi beberapa bungkus korek api. Setiap kelompok
berlomba membuat menara dari korek api yang disusun semakin lama semakin
tinggi selama waktu 15 menit. Setiap peserta secara bergiliran satu persatu
meletakkan sebatang korek api di sebuah tempat tertentu. Setiap peserta
meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek hasil susunan korek
peserta yang lain. Tentu saja semakin lama tumpukan korek api itu akan semakin
tinggi dan kemungkinan besar ada peserta yang melakukan kesalahan/gagal,
sehingga korek apinya jatuh atau behkan ia menghancurkan seluruh bangunan
korek api kelompok. Karena korek tersebut jatuh atau karena bangunan tersebut
runtuh maka kelompok tersebut dinyatakan kalah. Ia berdiri di tengah kelompok
dan dengan keras ia harus berteriak, "Saya minta maaf". Dan seluruh teman dalam
kelompoknya menjawab, "Kami memaafkan!" Jika proses "maaf dan memaafkan"
ini lancar, maka kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan bangunan itu
kembali.
Panduan refleksi permainan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Di akhir permainan, fasilitator mewawancarai beberapa peserta,
menanyakan bagaimana perasaan mereka pada saat mereka melakukan kesalahan?
Dan bagaimana perasaannya saat meminta maaf? Apakah meminta maaf itu berat?
Mengapa? Dan menanyakan juga perasaan peserta ketika mereka harus
memaafkan teman yang telah menghancurkan karya bersama mereka? fasilitator
menjelaskan makna kasih, antara lain berani meminta maaf dan memaafkan.
Persaudaraan lebih tinggi nilainya daripada sebuah kemenangan. Permainan ini
tepat untuk menjelaskan sikap Kristen yang dewasa, menjelaskan sikap
mengampuni, menjelaskan boleh berprestasi tapi ingat juga kasih persaudaraan.
7). Refleksi Pribadi
Tujuan: Agar anggota KMPKS semakin mampu untuk menyadari,
merasakan, mensyukuri kerahiman pengampunan dari Allah yang telah di
anugrahkan kepada mereka sehingga dengan demikian mereka juga dapat
mengampuni orang lain. Refleksi dipandu dengan beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
a. Sejauh mana anda telah mampu merasakan rahmat pengampunan yang
telah dianugramkan oleh Allah?
b. Hal apa yang membuat anda sulit untuk mengampuni orang lain yang telah
berbuat salah ?
c. Niat atau usaha apa yang akan anda lakukan guna mewujudkan
pengampunan kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari dimana?
Setelah merefleksikan pendamping membagikan sebuah kertas dan pena untuk
menulis niat kongkret agar dapat mengampuni orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
8). Penutup
a. Doa Penutup
Allah Bapa yang maharahim dan penuh kasih, kami bersyukur atas
penyelenggaraan-Mu dalam hidup kami. Engkau telah hadir mendampingi kami
dalam kegiatan rekoleksi ini sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Kami telah banyak belajar dan menimba pengalaman dari Mu sendiri
terlebih dalam memahami dan mensyukuri rahmat kerahiman Mu yang telah
Engkau anugrahkan kepada Kami. Kerahiman Mu telah menyelamatkan kami dan
membersihkan kami dari noda dosa dan Engkau telah mengangkat kami menjadi
anak-anak Mu. Bapa sertailah kami dalam perjalanan hidup ini sehingga kami
semakin mampu untuk bersyukur dan bantulah kami agar kami memiliki hati yang
mudah mengampuni dan mampu untuk menjadi pembawa kasih dan kerahiman-
Mu dimana pun kami berada. Ini semua kami mohon dengan pengantaraan Yesus
Kristus yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin
b. Lagu Penutup: “Bapa yang mengasihi ku”
Engkau Bapa yang mengasihiku
Tak Kau pandang bentuk dan rupaku
Engkau mengasihiku dengan sepenuh hati
Tak pernah sama seperti dunia ini
Engkau Bapa yang mengajariku, Melewati badai langit biru
Kau yang buatku terbang, bagaikan rajawali
Mengatasi segala pencobaan
Reff : Kau Bapaku yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Mengerti bahasa tetesan air mata
Tak Kau biarkan ku berjalan sendirian
S'bab Kau Bapaku yang baik
Kau Bapaku yang baik
Mengerti bahasa tetesan air mata
Tak Kau biarkan ku berjalan sendirian
S'bab Kau Bapaku yang baik, Engkau sungguh baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini, penulis akan memaparkan kesimpulan isi dari bab-bab
yang telah dibahas sebelumnya. Penulis juga akan menguraikan saran dan usulan
kepada KMPKS dan pendamping KMPKS, serta memberikan usulan program
pendampingan dalam bentuk rekoleksi untuk dapat membantu dalam mewujudkan
kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari.
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 anggota KMPKS tentang
pemahaman dan perwujudan kerahiman Allah menunjukkan bahwa secara konsep
mereka telah memahami tentang kerahiman Allah. Allah adalah Allah yang
maharahim dan berbelaskasih.
Dalam Bulla Misericordiae Vultus yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus
11 April 2015 Allah yang maharahim digambarkan melalui perumpamaan seperti
yang dikisahkan dalam perumpamaan tentang domba yang hilang Luk 15: 4-7,
seorang gembala yang rela meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor
dombanya demi mencari seekor yang hilang, tentang dirham yang hilang Luk
15:8-10, seorang perempuan yang mampu bersukacita karena telah menemukan
kembali dirhamnya yang telah hilang, tentang anak yang hilang Luk 15:11-32.
Dalam perumpamaan anak yang hilang, bapa tidak pernah memperhatikan
seberapa besar dosa dan kesalahan yang telah dilakukan oleh anaknya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
bungsu namun bapa yang selalu menantikan anaknya kembali. Setelah anak itu
kembali bapanya berlari dan memeluknya dengan penuh kasih.
Allah yang maharahim adalah Allah mendekati orang-orang yang berdosa
tampak seperti dilakukan oleh Yesus yang mau diurapi oleh seorang perempuan
yang dianggap berdosa oleh orang-orang Farisi (Lukas 7: 36-50), apa yang
dilakukan oleh Yesus telah membuat perempuan ini merasa diterima dan
diampuni dan menjadikan dia manusia baru. Kerahiman Allah melampaui batas,
hal ini dapat dilihat dari Matius 18:21-35, bahwa mengampuni tidak cukup hanya
tujuh kali melainkan tujuh puluh kali tujuh kali.
Kerahiman Allah nyata dalam diri Yesus Kristus. Yesus adalah wajah
kerahiman Allah melalui sengsara wafat dan kebangkitan-Nya manusia dilebur
dari dosa. Setiap orang yang memandang Yesus berarti memandang wajah Allah
yang berbelaskasih.
Dalam Bulla Misericordiae Vultus 9 dikatakan bahwa kita dipanggil untuk
menunjukkan kerahiman karena kita sudah lebih dulu mendapatkan kerahiman.
Menunjukkan atau mewujudan kerahiman Allah dalam kehidupan sehari-hari bisa
dilakukan dengan memiliki sikap belaskasih terhadap sesama, mampu untuk
memberikan ampun kepada sesama, rela mendengarkan orang lain terlebih
mereka yang berbeban berat dan memiliki banyak permasalahan hidup, memiliki
sikap terbuka untuk menerima orang lain apa adanya tanpa membeda-bedakan,
terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja, dan mau melakukan pertobatan
terus menerus dengan melakukan pengakuan dosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa KMPKS masih sulit untuk bisa
mewujudkan kerahiman Allah yakni dalam hal memberikan pengampunan kepada
orang lain. Mereka membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk bisa
mengampuni orang lain terlebih orang-orang yang sering menyakiti dan membuat
kecewa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis mengusulkan sebuah
program pendampingan dalam bentuk rekoleksi. Program yang diusulkan ini
bertujuan untuk membantu KMPKS agar lebih mampu mengampuni sesama
mengalami, memahami, dan mensyukuri anugrah kerahiman yang telah
dianugrahkan dan akhirnya mereka diajak untuk mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari di manapun mereka berada. Selain itu juga dapat membantu
untuk menumbuh kembangkan iman mereka dan akhirnya mereka menjadi pribadi
yang dewasa baik jasmani dan rohani.
5.2 Saran
Hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa ada sebagian
dari 35 anggota KMPKS masih sulit untuk mewujudkan kerahiman Allah dalam
kehidupan sehari-hari. Penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
membantu demi kebaikan. Saran tersebut ditujukan kepada :
5.2.1 Bagi Anggota KMPKS
Bagi anggota KMPKS agar semakin mampu untuk mengampuni sesama
karena dengan memberikan ampun akan membebasakan orang dari rasa bersalah,
dan relasi menjadi baik kembali. Sementara bagi diri sendiri dengan mengampuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
maka akan lega, bebas tidak dipenuhi dengan rasa benci dan merasakan
kedamaiaan dalam hati, selain itu juga diharapkan agar mereka mampu untuk
menjalin relasi yang baik memandang setiap pribadi atau teman sebagai sebuah
hadiah, serta diharapkan agar KMPKS dapat mensyukuri dan menyadari rahmat
kerahiman Allah yang telah dianugrahkan kepada mereka.
5.2.2 Bagi pendamping KMPKS
Bagi pendamping agar bisa memberikan teladan tentang bagaimana
mengampuni orang lain, memberikan perhatian dengan cara rutin mengadakan
pertemuan, memberikan siraman rohani tentang betapa pentingnya untuk
mengampuni sehingga bisa dengan mudah mengampuni orang lain. Meningkatkan
pendampingan sehingga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang
dewasa secara jasmani dan rohani, sadar akan tugas dan tanggung jawab sebagai
generasi muda Gereja dengan ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
menggereja, memiliki kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
DAFTAR PUSTAKA
1. KITAB SUCI DAN DOKUMEN GEREJA
Fransiskus, (2015). Evangeli Gaudium, Suka Cita Injil, surat anjuran Bapa Suci
Fransiskus Tentang Pewarta Injil di Dunia Dewasa Ini. (R.F. Bhanu
Viktorahadi, Pr, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.
______ (2016). Bulla Pemakluman Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi Luar Biasa.
( Ernest Mariyanto, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.
LAI ( 2008). Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Konsili Vatikan II. (2013). Dokumen Konsili vatikan II. ( R. Hardawiryana, SJ.,
Penerjemah). Jakarta: Obor bekerjasama dengan: Depatemen Dokumentasi
dan Penerangan KWI ( Dokumen asli diterbitkan tahun 1966)
Yohanes Paulus II. Ensilkik Dives In Misericordia, Nusa Indah, Ende-Flores.
2. BUKU-BUKU
Arikunto, Suharsini. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Cahyadi, Krispurwana (2016). Kemurahan Hati: Wajah Allah-Kesaksian Gereja.
Yogyakarta: Kanisius
Ceslaus. (1995). Rasul Kerahiman Allah. Percetakan Ornaldus. Ende-Flores.
Dianne, Bergant. (2002). Tafsiran Alkitab Perjannian Baru. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius,
Barker, Ken. (2013). His Name Is Mercy. Jakarta: Marian Centre Indonesia
Maulana (2016).Tahun Luar Biasa Kerahiman Allah. Jakarta: Obor
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Tarigan, Jacobus. (2015). Kerahiman Jati Diri Kristiani, Jakarta : Obor
3. ARTIKEL
Darmaatmadja. SJ (2016). Kerahiman Allah dalam Kehidupan Orang Muda
Katolik . Inspirasi No. 140 Tahun XII April 2016. Hal 10.
____. Kerahiman Allah Dalam Kehidupan Orang Muda Katolik. Inspirasi No
147 Tahun XIII November 2016. Hal 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Meifung, Monika Maria. (2016). Memaknai Tahun Kerahiman Allah. Rohani No
2 Tahun ke-63, Februari 2016. Hal 11.
Suster-suster Pertapaan Gedono (2016). Inilah Masa Kerahiman Allah. Inspirasi
No 147 Tahun XIII November 2016. Hal 39.
4. SUMBER INTERNET
http://www.katolisitas.org/inspirasi-tentang-hari-minggu-kerahiman/
(diakses pada Senin 20-06-2017)
http://www.carakatolik.com/kerahiman-allah-memerdekakan/ (diakses Kamis 23-
03-2017 : 23.00 WIB)
https://celina2609.wordpress.com/2014/04/03/perumpamaan-tentang-anak-yang-
hilang-luk-1511-32/ (diakses pada Senin 17-09-2017 pukul 11:30 WIB).
http://www.mirifica.net/2016/05/07/apa-saja-wujud-kerahiman-ilahi/ diakses12
April 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[1]
Lampiran 1: Surat izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[2]
KUESIONER PENELITIAN PEMAHAMAN DAN PERWUJUDAN
KERAHIMAN ALLAH BAGI KELUARGA MAHASISWA/I DAN
PELAJAR KATOLIK SUMATERA BAGIAN SELATAN DI
YOGYAKARTA
A. Identitas
Jenis Kelamin :L/P (lingkari jawaban yang benar)
Usia :
Sekolah :
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah dengan cermat dan teliti dari setiap soal atau pernyataan yang
telah disediakan
2. Jawablah dengan jujur dan sesuai dengan suara hati anda!
3. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang tersedia
Keterangan:
SS = Sangat setuju TS = Tidak setuju
S = Setuju STS = Sangat tidak setuju
RG = Ragu-ragu
Contoh
No Pertanyaan
SS S RG TS STS
1 Allah adalah Allah yang Maharahim √
1. Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pemahaman anda!
No Pernyataan Jawaban
SS S RG TS STS
1 Sikap dan tindakan bapa terhadap anak
bungsu dalam perumpamaan tentang anak
yang hilang Lukas 15:11-32
mengungkapkan tentang belas kasih Allah
yang sangat besar terhadap manusia.
2 Ketika masih jauh, bapa melihat anaknya
dan berlari lalu merangkul dan mencium
dia dan menyuruh pelayan menenakan
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[3]
jubah, cincin, dan sepatu kepada anaknya.
keterbukaan bapa untuk menerima
kembali anaknya yang telah hilang ini
merupakan gambaran belas kasih Allah.
3 Manusia sering jatuh kedalam dosa
bahkan sering kali berpaling dari Allah
meski demikian Allah tidak pernah lelah
untuk mengampuni dan menerima
manusia dengan penuh kasih.
4 “Dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah
kepada kami” (Mat 6:12), teks ini
menunjukkan kesediaan Allah untuk
mengampuni itu tergantung pada
kesediaan kita mau mengampuni orang
lain.
5 Allah akan mencari yang sesat dan
menerima kembali orang yang bertobat.
6 Allah mencintai semua mahluk ciptaan
dan tidak akan membiarkan satu pun dari
milik Nya hilang.
7 Allah adalah Allah yang baik yang tidak
pernah mengingat kesalahan-kesalahan
yang di lakukan oleh manusia.
8 Allah tidak membiarkan manusia jauh
dari –Nya, Allah akan mencari dan
mendekati orang-orang berdosa.
9 Aku berkata kepadamu “Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh
kali tujuh kali” (Mat 18:21), ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[4]
menggambarkan pengampunan Allah
tidak mengenal batas.
10 Orang yang ingin menerima belas kasih
Allah harus menunjukkan belas kasih
kepada orang lain.
11 Yesus datang ke dunia untuk menyatakan
kasih kepada manusia dengan menebus
dan membebaskan manusia dari segala
dosa.
12 Yesus tidak hanya mewartakan kerahiman
Allah tetapi Ia sendiri melaksanakan dan
menghayatinya
13 Kerahiman Allah dalam tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh Yesus “Orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang
kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar,
orang mati dibangkitkan, kepada orang
miskin diberitakannya kabar baik (Luk
7:22)
14 Gereja bertanggungjawab untuk menjadi
tanda yang hidup akan kasih Allah dalam
dunia.
15 Gereja merupakan pelayan belas kasih
maka Gereja mengambil peran untuk
mewartakan, mewujudkan, dan
menghidupi belas kasih dalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[5]
II. Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
pengalaman anda dalam kehidupan sehari-hari dengan cara memberikan
tanda centang (√) untuk jawab yang tersedia!
Keterangan :
S = Selalu KK = Kadang-kadang
SR = Sering TP = Tidak Pernah
No Pertanyaan Jawaban
S SR KK TP
16 Menghakimi dan mengadili teman atas
kesalahan yang telah diperbuat.
17 Ketika sedang mengalami kesulitan dan
penderitaan saya berdoa dan pasrah kepada
Allah sumber rahmat dan belas kasih.
18 Saya memberikan ampun dengan tulus dan tanpa
mengingat-ingat kesalahan yang telah diperbuat
19 Saya mampu memaafkan kesalahan orang
sebelum dia minta maaf kepada saya.
20 Saat sibuk mengerjakan tugas-tugas, ada teman
yang ingin cerita tetang masalah yang dihadapi
saya memberikan diri untuk mendengarkan.
21 Ketika ada teman yang mengalami kesuksesan
besar dalam studinya saya ikut bahagia dan
bersyukur.
22 Saya mampu bergaul dengan siapa saja saja
tanpa membeda-bedakan
23 Ketika melihat orang lain bermusuhan saya
mengajak mereka untuk berdamai dan saling
memberi ampun.
24 Saya mengaku dosa secara teratur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[6]
25 Ketika saya melakukan kesalahan saya berani
mengakuinya dan berani untuk lebih dahulu
meminta maaf.
26 Saya setiap Minggu pergi ke gereja mengikuti
perayaan Ekaristi.
27 Saya terlibat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
yang ada diparoki temapat saya tinggal/kost
meskipun saya sangat sibuk dan banyak tugas.
28 Saya rela menyisihkan uang saku untuk
membantu orang-orang yang berkekurangan.
29 Ada teman yang sedang sakit saya langsung
mengunjunginya
30 Saya terlibat baik di sekolah, kampus, maupun
masyarakat dalam upaya membantu orang-orang
yang miskin dan berkekurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[7]
III. Jawablah Pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pemahaman dan
pengalaman anda!
31. Menurut anda apa arti dari Allah yang Maharahim?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
32. Apakah makna dari Kutipan teks “Hendaklah kamu murah hati sama
seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36)?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
33. Menurut anda apakah makna dari ajaran Yesus tentang mengampuni tidak
hanya tujuh kali melainkan tujuh puluh tujuh kali (Mat 18:22)?
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
34. Apakah anda bisa dengan mudah mengampuni orang yang telah
mengecewakan anda? Berikan alasan atas jawaban anda!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
35. Apakah anda sering mengaku dosa? Jelaskan!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
36. Apakah anda aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Gereja? Jelaskan!
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[8]
Lampiran 3: Contoh Jawaban Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[9]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[10]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[11]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI