Program Manual Scan Full

32
Program Manual 2014 Halaman 1 Kode Lembaga Kode Progra m 01/02/06 Kode Kegiatan Kode Outp ut Kode Prioritas PN/PB/PL PROGRAM MANUAL Awal Revisi Judul Substansi Komponen/Output/Kegiatan TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (1) TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (2) PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK TRANSPORTASI MASAL. (3) PUSAT TEKNOLOGI INDUSTRI DAN SISTEM TRANSPORTASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA BPPT, Desember 2013. Program Manual 2014 3 0 3 9 3 4 4

description

manual

Transcript of Program Manual Scan Full

Program Manual 2014

Halaman 1

Kode Lembaga

Kode Program 01/02/06

Kode Kegiatan Kode Output

Kode Prioritas PN/PB/PL

PROGRAM MANUAL √

Awal Revisi

Judul Substansi Komponen/Output/Kegiatan

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (1)

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK

MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (2)

PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK TRANSPORTASI MASAL. (3)

PUSAT TEKNOLOGI INDUSTRI DAN SISTEM TRANSPORTASI DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA

BPPT, Desember 2013.

Prog

ram

Man

ual 2

014

3 0 3 9

3

4 4

Program Manual 2014

Halaman 2

Program Manual

( Lanjutan )

Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2014

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK

MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK

TRANSPORTASI MASAL

Program Manual 2014

Halaman 3

Ringkasan Eksekutif Kajian terhadap logistik batubara penting dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam

menjamin ketersediaan pasokan batubara sebagai sumber energi yang akan mencapai 34 persen dari total

sumber energi nasional pada tahun 2025 sebagaimana tercantum dalam PP No.5 Tahun 2006 tentang

kebijakan energi nasional.

Pengembangan sistem logistik batubara yang efisien dan efektif dapat dicapai melalui inovasi teknologi

sarana dan prasarana transportasi khusus batubara (PP 20 Tahun 2010 tentang angkutan di perairan, bagian

keempat Angkutan Laut Khusus dan PP 69 Tahun 2001 tentang kepelabuhanan, Bab. XI. Pelabuhan

Khusus). Hal ini selaras dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) khususnya untuk koridor 1 Sumatera dan koridor 3 Kalimantan sebagai sentra produksi dan

pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional, serta pada koridor 6 Papua yang juga mempunyai

potensi tambang batubara.

Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara dilaksanakan untuk mendapatkan sistem

logistik batubara yang efisien dan efektif guna mendukung program pemerintah dalam mengamankan

pasokan batubara terhadap PLTU yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Hal ini mengingat

kemampuan PT. PLN (Persero) sebagai penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara baru

mampu mensuplai sekitar 14 juta ton atau sekitar 20 % dari total kebutuhan batubara PLTU saat ini.

Beberapa kendala yang dihadapi oleh sistem tersebut antara lain:

Transportasi batubara dari tambang ke stockpile dan pelabuhan yang melalui akses darat masih

terkendala prasarana jalan yang kurang mendukung dan rawan kecelakaan pada saat cuaca hujan.

Sementara akses sungai yang menggunakan tongkang tarik, selain memiliki kemampuan olah gerak yang

terbatas dalam kendali juga terkendala oleh liku alur sungai yang banyak dijumpai serta kedalaman

sungai yang kurang mendukung terutama pada musim kemarau.

Transportasi batubara dari pelabuhan asal ke PLTU masih terkendala dengan kapasitas kapal yang

terbatas dan proses bongkar muat yang belum maksimal mengingat sebagian besar PLTU tidak

memiliki pelabuhan khusus untuk bongkar muat batubara. Di lain hal terdapat sebaran PLTU ukuran

kecil di wilayah Indonesia bagian Timur yang hanya membutuhkan pasokan batubara yang relative

sedikit adalah sangat kurang efisien jika dilayani dengan kapal- kapal batubara berkapasitas besar.

Dengan mata rantai transportasi batubara tersebut, mutu batubara yang diangkut juga sering

menghadapi permasalahan bahwa kualitas batubara tersebut tidak dapat dijamin sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh PLTU.

Untuk itu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai instansi pemerintah memiliki

kewajiban memberikan pelayanan untuk mencari dan merumuskan suatu sistem logistik di mana batubara

bisa dipasok secara berkelanjutan, tepat waktu dan dengan kualitas tetap terjaga sesuai dengan yang

dibutuhkan PLTU.

Program Manual 2014

Halaman 4

Penerima manfaat hasil kegiatan ini antara lain adalah PT. PLN Batubara sebagai anak perusahaan PT. PLN

(Persero) yang berkompetensi sebagai penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara yang

dibutuhkan bagi PLTU di seluruh Indonesia; Industri Galangan Kapal sebagai industri pembangun kapal

yang dapat berperan mengembangkan kapal batubara yang efisien dan efektif; Perusahaan Batubara yang

membutuhkan sarana dan prasarana pengangkutan batubara yang efisien; Perusahaan Kepelabuhanan yang

harus mampu menyediakan pelabuhan/dermaga yang tepat ukuran dan berfasilitas memadai; dan

Pemerintah Daerah yang terus mempercepat pembangunan wilayahnya untuk kesejahteraan rakyat

Indonesia pada umumnya dan penduduk setempat pada khususnya.

Metodologi untuk pencapaian sasaran tersebut di atas mengacu kepada tata kerja kerekayasaan dan

operasionalisasi konsep Sistem Inovasi yang diawali dengan kegiatan penyusunan dan perumusan design

requirements objective (DR&O) yang dilanjutkan dengan proses engineering untuk menghasilkan

rekomendasi system logistic batubara untuk mendukung ketahanan energy, yang selanjutnya disosialisasikan

melalui diseminasi teknologi dengan teknik penyelenggaraan forum-forum focus group discussion.

Program Manual 2014

Halaman 5

A. DATA KEGIATAN 1. Judul Kegiatan/

Keluaran : Rekomendasi Teknologi Logistik Batubara Untuk Mendukung Ketahanan Energi.

Tahun ke : ……2……… Dari jangka tahun 2013………........... s/d ………2015…

2*. Bidang TeknologiRPJM Isilah dengan cheklist pada kotak yang tersedia

: Pangan Kesehatan Energi Kelistrikan

Energi Bahan Bakar

Teknologi Informatika dan Komunikasi

Transportasi

: Pertahanan dan Keamanan

Material

Manufaktur Kebumian Lingkungan Kebijkan

3. Tahapan Kegiatan Isilah dengan cheklist pada kotak yang tersedia

: Research Development Engineering Operational Test & Evaluation

Kajian Kelayakan Lainnya : .....................

4*. Nilai Proposisi (Value Proposition) Isilah dengan cheklist pada kotak yang tersedia

: 1 State of The Art Technology (khusus yang bersifat pengembangan)

2 Daya Saing Industri

3 Kemandirian Bangsa

5. Peran BPPT (5 peran) Isilah dengan cheklist pada kotak yang tersedia

: 1 Intermediasi

2 Technology

Clearing House

3 Pengkajian Teknologi

4 Audit

Teknologi

5 Solusi

Teknologi

Keterangan

6*. Pelayanan Teknologi (13 Jenis) Isilah dengan cheklist pada kotak yang tersedia, danberikan kunatitas jenis pelayanan dan tahun pencapaiannya

: Jenis Kuantitas Jenis Kuantitas 1. Rekomendasi 3 8. Pilot Project 2.Advokasi 9. Pilot Plan 3.Alih Teknologi 10. Prototipe 4.Pengujian 11. Audit Teknologi 5. Konsultansi 12. Referensi Teknis 6. Jasa Operasional 13. PPBT 7. Survei

7. Deskripsi Kegiatan : Urgensi Kegiatan: Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara dilaksanakan untuk mendapatkan sistem logistik batubara yang efisien dan efektif guna mendukung program pemerintah dalam mengamankan pasokan batubara terhadap PLTU yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Hal ini mengingat kemampuan PT. PLN (Persero) sebagai penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara baru mampu mensuplai sekitar 14 juta ton atau sekitar 20 % dari total kebutuhan batubara PLTU saat ini, baik untuk PLTU konvensional maupun PLTU mulut tambang. Tujuan dan Metodologi Kegiatan: Tujuan Kegiatan adalah untuk mencari dan merumuskan suatu sistem logistik di mana batubara bisa dipasok secara berkelanjutan, tepat waktu dan dengan kualitas tetap terjaga sesuai dengan yang dibutuhkan PLTU. Metodologi Kegiatan Untuk mencapai sasaran kegiatan ini, metode pelaksanaan yang direncanakan akan digunakan dalam kajian penerapan teknologi ini adalah mencakup kajian terhadap faktor-faktor kerekayasaan teknologi yang berpengaruh terhadap kelangsungan sistem logistik batubara dalam mendukung ketahanan energi nasional, dan dilanjutkan dengan observasi lapangan untuk mendapatkan data primer faktor-faktor kerekayasaan teknologi logistik batubara sebagaimana diperlukan. Observasi lapangan ini dirancang akan dilaksanakan pada awal penelitian di daerah-daerah lokus kajian; yang selanjutnya dapat dilakukan kegiatan analisis pembahasan dan kerekayasaan teknologi terkait dengan penyusunan dan perumusan ”design requirement and objective - DR&O” logistik batubara yang dibutuhkan. Berdasarkan DR&O logistik batubara yang mencakup kebutuhan jaringan transportasi, sarana dan prasarananya dilakukan proses perekayasaan sistem logistik yang tepat, berkelanjutan, dan konsisten untuk mendukung ketahanan energi nasional. Hasil kerekayasaan ini selanjutnya digunakan sebagai dasar rekomendasi hasil kegiatan.

8*. Permintaan Dari

: PT. PLN Batubara Perusahaan Pertambangan Batubara

9 Mitra Kerja : Internal BPPT Eksternal BPPT

BPPH BPDP PT PLN Batubara

Industri Kapal Perusahaan Tambang

10 Pengguna Hasil Kegiatan

: PT. PLN Batubara Industri Tambang Batubara

Pemerintah Pusat & Daerah (Kemenhub & Kem ESDM)

Industri Galangan Kapal

Perusahaan pelayaran khusus pertambangan

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 7

system jaringan logistic nasional;

logistic nasional untuk komoditas utama

WBS 2

Konsep Desain Kapal Khusus Pengangkut Batubara dan Hasil Analisa Uji Numerik.

Rekomendasi kajian teknologi moda transportasi logistic nasional.

Rekomendasi kajian teknologi moda transportasi logistic nasional komoditas utama

WBS 3

Konsep Desain Pelabuhan Batubara.

Rekomendasi kajian teknologi inventori logistic nasional

Rekomendasi kajian teknologi inventori logistic nasional komoditas utama

WBS 4

Rekomendasi Sistem Rail Coal Veyor untuk Transportasi Batubara

1.9 POTENSI HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL) Potensi HKI pada kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Logistik Batubara Untuk

Mendukung Ketahanan Energi adalah terbukanya peluang penemuan-penemuan baru, yakni desain

atau metode pengembangan jaringan transportasi pasokan batubara nasional untuk PLTU;

pengembangan teknologi kepelabuhanan untuk titik simpul pasokan batubara dari sumber tambang

ke PLTU; pengembangan teknologi perkapalan untuk angkutan batubara di perairan sungai dan

perairan laut terbuka.

2. DISKRIPSI PROGRAM (PROGRAM DESCRIPTION)

2.1 URAIAN SINGKAT ASPEK TEKNIS KEGIATAN

a) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara untuk

mendukung ketahanan energi

Untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara dalam mendukung

ketahanan energi perlu disusun acuan yang didasarkan kepada kebutuhan teknis dukungan ketahanan

energy yang diperlukan berdasarkan target ataupun sasaran yang telah dirancang atau direncanakan

oleh Instansi terkait, yang dalam hal ini akan diacu rencana program yang digunakan atau dikeluarkan

oleh PT. PLN Batubara.

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 8

Untuk hal tersebut di atas pelaksanaannya dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

- Mempelajari potensi sumberdaya alam Indonesia akan ketersediaan batubara, dan trend

perkembangan kebutuhan batubara bagi PLTU di Indonesia.

- Menemukenali peraturan perundangan, konvensi nasional maupun internasional terkait dengan

perencanaan kebutuhan transportasi pasokan batubara ke PLTU di seluruh Indonesia.

- Menemukenali kondisi system logistik batubara untuk PLTU di Indonesia dan perkembangannya

terutama dari aspek transportasi.

- Menemukenali kondisi pengelolaan system logistik batubara pada industri pertambangan untuk

pasokan batubara kebutuhan PLTU di Indonesia dari aspek sarana dan prasarananya.

- Melakukan studi pustaka teknik pengembangan system logistik batubara untuk PLTU, mengacu

kepada suatu sistem standar nasional maupun internasional maupun kemajuan dan

perkembangan iptek saat ini.

- Memberikan input bagi kebutuhan sarana dan prasarana transportasi angkutan batubara dari

berbagai lokasi sumber tambang ke PLTU berdasarkan system logistic batubara yang lebih efisien

dan efektif.

Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana kondisi peluang pengembangan

pengelolaan proses untuk pemenuhan pasokan batubara PLTU yang lebih efisien dan efektif.

b) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan teknologi

kapal khusus pengangkut batu bara.

Pembangunan PLTU tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini PLTU yang sudah beroperasi

maupun yang rencana dibangun berada di kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur Indonesia.

Khususnya untuk kawasan Barat Indonesia, armada kapal yang diperlukan bagi pasokan batubara

PLTU dirasakan sudah dapat dinilai berjalan dengan baik, meskipun perlu terus ditingkatkan

kinerjanya. Sedangkan di kawasan Timur Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, terutama

belum seimbangnya kebutuhan pasokan batubara yang diperlukan dengan kapasitas sarana-prasarana

transportasi laut yang tersedia. Untuk suatu kebutuhan batubara yang diperlukan, sering dihadapi

kendala bahwa di samping pelabuhan penerima batubara pada umumnya belum tersedia, ukuran

kapal pada umumnya juga terlalu besar. Sehingga sistem jaringan transportasi pasokan batubara untuk

PLTU di kawasan Timur Indonesia yang didukung oleh ukuran armada kapal yang tepat masih terus

dipelajari oleh PT. PLN Batubara.

Untuk hal tersebut di atas melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara

untuk mendukung ketahanan energy, BPPT perlu melaksanakan langkah-langkah dukungan terhadap

PT. PLN Batubara dengan kajian pengembangan teknologi kapal khusus pengangkut batubara yang

ditujukan untuk kawasan Timur Indonesia, sebagai berikut :

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 9

(1) Identifikasi masalah secara teliti kebutuhan jaringan pasokan batubara bagi PLTU di kawasan

Timur Indonesia, berdasarkan data primer maupun sekunder yang ada;

(2) Tentukan faktor-faktor kerekayasaan yang tepat bagi kebutuhan kapal khusus pengangkut

batubara di kawasan Timur Indonesia dengan koordinasi bersama dengan tim studi prasarana

transportasi batubara, maupun tim studi system logistik batubara;

(3) Pilih metodologi analisis ataupun kerekayasaan perancangan bangunan kapal yang tepat dan

lakukan analisis masalah berdasarkan parameter dan data yang diperoleh, serta lakukan

pembahasan ataupun perekayasaan teknologi perkapalan untuk memperoleh jawaban bagi

kebutuhan solusi masalah.

(4) Merumuskan rekomendasi solusi masalah melalui hasil perekayasaan teknologi kapal khusus

pengangkut batubara yang telah dilakukan.

c) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan

pelabuhan khusus batubara.

Pembangunan PLTU tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini PLTU yang sudah

beroperasi maupun yang rencana dibangun berada di kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur

Indonesia. Khususnya untuk kawasan Barat Indonesia, kepelabuhanan yang diperlukan bagi pasokan

batubara PLTU dirasakan sudah dapat dinilai berjalan dengan baik, meskipun perlu terus ditingkatkan

kinerjanya. Sedangkan di kawasan Timur Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, terutama

belum seimbangnya kebutuhan pasokan batubara yang diperlukan dengan kapasitas sarana-prasarana

transportasi laut yang tersedia. Untuk suatu kebutuhan batubara yang diperlukan, di samping

pelabuhan penerima batubara belum tersedia, ukuran kapal juga pada umumnya terlalu besar.

Sehingga sistem jaringan transportasi pasokan batubara yang tepat untuk pasokan PLTU di kawasan

Timur Indonesia masih terus dipelajari oleh PT. PLN Batubara.

Untuk hal tersebut di atas melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara

untuk mendukung ketahanan energy, BPPT perlu melaksanakan langkah-langkah dukungan terhadap

PT. PLN Batubara dengan kajian sebagai berikut :

(1) Identifikasi masalah secara teliti kebutuhan jaringan pasokan batubara bagi PLTU di kawasan

Timur Indonesia, berdasarkan data primer maupun sekunder yang ada;

(2) Tentukan faktor-faktor kerekayasaan yang tepat bagi kebutuhan pelabuhan batubara di

kawasan Timur Indonesia dengan koordinasi bersama dengan tim studi sarana transportasi

batubara, maupun tim studi system logistik batubara;

(3) Pilih metodologi analisis ataupun kerekayasaan kepelabuhanan yang tepat dan lakukan

analisis masalah berdasarkan parameter dan data yang diperoleh, serta lakukan pembahasan

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 10

ataupun perekayasaan teknologi pelabuhan untuk memperoleh jawaban bagi kebutuhan

solusi masalah.

(4) Merumuskan rekomendasi solusi masalah melalui hasil perekayasaan teknologi

kepelabuhanan yang telah dilakukan.

d) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan system

rail coal veyor untuk transportasi logistik batubara.

PT. PLN telah mencanangkan program pembangunan PLTU mulut tambang di beberapa

tempat di Indonesia, diawali di daerah Sumatera Selatan yang direncanakan dioperasikan pada tahun

2017. Pasokan batubara diperoleh dari sumber tambang yang relatif mempunyai jarak yang dekat

dengan PLTU. Teknologi transportasi batubara (transportasi darat) yang ada saat ini untuk

memenuhi keperluan tersebut adalah memanfaatkan angkutan truk, conveyor, maupun kereta api

sesuai dengan jarak dan jumlah batubara yang diangkut. Dengan perkembangan iptek ditengarai

terdapat kombinasi teknologi kereta dan conveyor untuk pasokan batubara ke PLTU mulut tambang

yang dinilai lebih efisien dan efektif. Untuk hal ini BPPT dalam kegiatan pengkajian dan penerapan

teknologi Logistik Batubara untuk mendukung ketahanan energy dinilai perlu mempelajari system

transportasi dengan teknologi rail coal veyor ini. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

(1) Mempelajari karakteristik teknologi rail coal veyor yang ada di dunia;

(2) Mempelajari rencana pengembangan PLTU mulut tambang di Indonesia;

(3) Studi kasus terhadap penyusunan DR&O pemanfaatan teknologi rail coal veyor suatu lokasi

PLTU mulut tambang dalam rangka mempelajari kemungkinan penerapannya di Indonesia;

(4) Merumuskan DR&O untuk bahan intermediasi rancang bangun rail coal veyor bersama

industry terkait;

(5) Melakukan elaborasi peran BPPT dalam intermediasi pemanfaatan teknologi Negara maju ke

Indonesia dengan memperhatikan potensi industry dalam negeri;

(6) Melakukan focus group discussion penerapan teknologi rail coal veyor di Indonesia

berdasarkan konsep penerapan system inovasi nasional dan daerah.

(7) Merumuskan rekomendasi hasil kajian untuk pengembangannya lebih lanjut kepada para

stake holder terkait.

2.2. RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI

Untuk TA 2014, ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah mencakup :

(1) Kajian teknologi system jaringan logistic nasional;

(2) Kajian teknologi moda transportasi logistic nasional;

(3) Kajian teknologi inventori logistic nasional;

Metodologi pelaksanaan kegiatan disusun dengan tahapan sebagai berikut :

(1) Tahap persiapan kegiatan;

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 11

(2) Tahap survei dan koordinasi;

(3) Tahap analisis dan pembahasan;

(4) Tahap pelaporan.

2.3. STATUS TEKNOLOGI

(1) Teknologi logistik batubara Sistem logistik batubara khususnya yang terkait dengan sistem transportasi untuk

pendistribusian batubara dari pusat penambangan ke lokasi-lokasi PLTU bertujuan adalah

memanfaatkan model transportasi untuk penentuan distribusi barang yang akan

meminimumkan biaya total distribusi. Dengan model ini akan diperoleh jumlah dan ukuran

yang tepat menyangkut kuantitas batubara yang diangkut, model dan kapasitas sarana

pengangkut dan prasarana stockpile/pelabuhan, pola operasi sarana pengangkut, jalur

pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi tujuan dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya karena berbagai kondisi yang melatar belakangi sering ditemukan

sistem distribusi yang kurang efisien, bisa disebabkan spesifikasi dan ukuran sarana

pengangkut yang kurang tepat, pola operasi yang tidak optimal, tiadanya stockpile/pelabuhan

sebagai pool/transit yang mungkin diperlukan untuk efisiensi distribusi dan faktor-faktor

lainnya.

Dengan demikian maka untuk menjaga ketersediaan pasokan batubara untuk kebutuhan

PLTU-PLTU perlu adanya assessment antara lain meliputi ; proses suplai dengan menggunakan

sarana transportasi sesuai kebutuhan, jumlah batubara yang akan disuplai, model dan kapasitas

sarana pengangkut, model dan kapasitas stockpile/pelabuhan transit, pola dan waktu operasi

sarana transportasi serta jalur yang ditempuh dari lokasi penambangan ke PLTU-PLTU tujuan.

(2) Teknologi kapal khusus angkutan batubara

Kapal khusus angkutan batubara merupakan sarana transportasi batubara dari coal mining -

stock pole - coal barge/ship - Transhipper/Mother vessel/PLTU. Kapal khusus angkutan

batubara di Indonesia secara umum terdiri dari tiga tipe yaitu :

a) Tug and barge

Tug and barge merupakan teknologi rangkaian sarana transportasi batubara yang menurut

jenisnya terdiri dari :

Pull-Toward Tug-Barge system yaitu sistem menggunakan sistem tarik, dimana kapal tunda

digunakan menarik tongkang (barge) dengan tali khusus yang diameter dan jarak antar

antar tug dan bargenya dipersyaratkan tersendiri.

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 12

1 st Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem dimana tongkang menggunakan notch

berukuran kecil dibagian belakang sehingga pada sistem ini kapal hanya dapat didorong

pada saat cuaca baik dan gelombang kecil.

2 nd Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem dimana tongkang menggunakan

notch yang lebih dalam dan dilengkapi kopling sehingga pada sistem ini kapal sudah dapat

didorong pada saat cuaca kurang baik dan gelombang lebih besar, hanya kelemahan sistem

kopling yang hanya mampu untuk mengikat rangkaian tongkang terbatas.

3 rd Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem di mana tongkang menggunakan

teknologi kopling yang lebih baik dari pada sebelumnya sehingga pada sistem ini kapal

dirancang untuk dapat berlayar dalam berbagai cuaca.

b). Self Propelled Barge (SPB)

Self Propeeled barge merupakan kapal tongkang dengan mesin penggerak sendiri.

c). Bulk carrier (kapal curah)

Bulk carrier yaitu kapal pengangkut muatan curah.

Ketiga tipe sarana transportasi batubara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangan dari segi konstruksi, karakteristik operasionalnya maupun pembiayaannya.

Teknologi kapal tongkang adalah kapal dengan badan lebar dan beralas rata, untuk tongkang

batubara pada umumnya menggunakan tongkang jenis muatan diatas geladak (deck barge).

Sistem tongkang sebagai unit muatan tidak memiliki consumables (bahan bakar dan air tawar)

namun memiliki tangki ballast untuk pengaturan trim, sedangkan tug boat yang difungsikan

untuk menarik atau mendorong tongkang selama perjalanan maupun di pelabuhan dan kapal

ini mempunyai daya mesin yang besar. Dengan terpisahnya sistem ini menjadi dua unit

memungkinkan juga sistem ini melakukan pola operasi drop and swap.

Self Propelled Barge merupakan kapal berbentuk tongkang namun menggunakan tenaga

pendorong sendiri. Kapal SPB ini mempunyai karakteristik maneuverability dan stabilitas yang

lebih baik bila dibandingkan dengan tug-barge, biaya pembangunan secara signifikan lebih

rendah dari bulk carrier.

Kapal muatan curah (bulk carier) batubara merupakan jenis kapal dengan dengan konstruksi

khusus dibandingkan dengan bulk carier muatan lainnya dikarenakan faktor kemungkinan

terjadinya pembakaran spontan saat pemuatan sehingga diperlukan sistem ventilasi, dan faktor

pergeseran muatan saat berlayar yang menyebabkan mempengaruhi stabilitas kapal.

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 13

(3) Teknologi pelabuhan khusus batubara Teknologi Pelabuhan khusus batubara pada umumnya mengacu kepada kondisi laut dan

besaran kapasitas pelabuhan yang akan dikembangkan tersebut. Adapun teknologi pelabuhan

khusus batubara meliputi berbagai jenis:

a. Jenis Pelabuhan: Pelabuhan Bongkar dan Pelabuhan Muat

(a). Pelabuhan Bongkar: biasa dimiliki oleh pengguna batubara atau pertambangan lain

seperti pelabuhan di PLN, Newmont, Freeport dll.

(b). Pelabuhan Muat: biasa dimiliki oleh penambang batubara seperti di Tarahan ,

Banjarmasin dll.

b. Jenis Kapal: Ponton, Handymax, Panamax dan Capesize

(a) Ponton draft kapal abt 6 m, depth loading area 8 m.

(b) Handymax draft kapal abt 13 m, depth loading area abt 15 m.

(c) Panamax draft kapal abt 15 m, depth loading area abt 17 m.

(d) Capesize draft kapal abt 19 m, depth loading area abt 22 m.

c. Jenis Loading Gear: Ship’s gear, Floating Crane

(a) Ship’s Gear : alat bongkar muat yang ada di kapal dengan kapasitas loading rate

15.000 mt/hari, biasanya terdapat pada kapal handysize yang mana dipelabuhan

bongkar tidak terdapat alat yang memadai untuk bongkar batubara.

(b) Floating Crane : pontoon khusus untuk bongkar muat dengan fasilitas crane loading

rate 20.000 mt/hari, Floating crane biasanya digunakan untuk bongkar batubara dari

pontoon dan muat ke kapal besar seperti Panamax.

(c) Gantry and grab: Gantry Crane yang dilengkapi dengan grab di dermaga untuk

bongkar batubara.

(d) Level luffing: adalah crane yang dilengkapi dengan grab di dermaga.

d. Jenis lokasi Pelabuhan: di laut Terbuka, di dermaga terbuka dan di dermaga tertutup

(a) Pelabuhan di laut terbuka: dapat disinggahi kapal dengan kapasitas sesuai kedalaman

loading area. Dengan sistim ini diperlukan alat angkut dari pelabuhan terbuka ke

dermaga di darat dan sebaliknya. Pelabuhan muat jenis ini banyak terdapat di

Kalimantan Selatan. Sedangkan pelabuhan bongkar terdapat di Sibolga dan beberapa

pelabuhan lain yang mempunyai perairan dangkal. Kendala pelabuhan jenis ini bahwa

pada musim ombak besar sistim bongkar muat akan terganggu.

(b) Pelabuhan di dermaga terbuka : hanya disinggahi kapal sesuai kedalaman dermaga

Contoh pelabuhan ini adalah pelabuhan muat batubara di Tarahan.

(c) Pelabuhan di dermaga tertutup: dapat disinggahi kapal yang langsung dapat masuk ke

kolam pelabuhan.

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 14

(4) Teknologi transportasi pasokan batubara untuk PLTU mulut tambang

Pengangkutan batubara dari mulut tambang pada umumnya menggunakan truk, kereta

api, dan konveyor. Penggunaan truk sebagai alat angkut batubara memerlukan

investasi yang relatif murah dibanding dengan alat angkut lainnya, tapi menimbulkan

permasalahan lalu lintas dan kerusakan jalan di samping pada saat hujan tidak dapat

bekerja optimal. Sedangkan penggunakan kereta api dan konveyor dapat beroperasi

optimal saat hujan dan tidak menimbulkan permasalahan lalu lintas tetapi memerlukan

investasi besar.

Teknologi pengangkutan batu bara sistem rail-veyor merupakan kombinasi antara

sistem kereta api dengan sistem konveyor. Teknologi rail-veyor akan memungkinkan

kita untuk menggunakan system terowongan konveyor yang jauh lebih kecil, dapat

mengurangi biaya total penggunaan sistem energi, mengganti infrastruktur yang sudah

tua dan lain-lain. Sistem Rail-Veyor mampu mengangkut beban, material dan puing-

puing sampah fosfat dengan cara yang sangat efisien sekitar 588 kaki / menit (FPM),

dengan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan beban sekitar 0,3 KWH per ton-

mil.

2.4. PERALATAN DAN INFRASTRUKTUR

TABEL PERALATAN DAN INFRASTRUKTUR

No Peralatan/Infrasturktur Vol/Jml Kapasitas/ Kemampuan Ket

0 1 2 3 4 1. Komputer Desktop 4 unit

Intel Core-i5 4 GB DDR3 HDD 500 GB VGA NVIDIA GeForce

2. Software Maxsurf Enterprise

1 Unit - Maxsurf Fitting - Maxsurf Link - Maxsurf VPP - Maxsurf Resistance - Maxsurf Motions - Maxsurf Modeler Avanced - Maxsurf Structure Advanced - Maxsurf Advance - Maxsurf Motions Advanced - Maxsurf Stability Enterprise - Maxsurf Annual Subscription

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 15

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 16

4.1. KERANGKA KERJA SISTEM INOVASI

Kerangka kerja Sistem Inovasi kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi transportasi dan logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy nasional

direncanakan dengan skema sebagai berikut :

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 17

2.5. MITRA KERJA (LITBANG/INDUSTRI) & MODEL KEMITRAAN

TABEL MITRA KERJA

No Nama Mitra

Internal/ Eksternal

Pekerjaan dalam Kegiatan

Anggaran (in Kind/in Cash) Kontak Person Alamat dan

Telpon

0 1 2 3 4 5 1 PTIST 1. Dr. Ir. Iskendar,

MS; 2. Drs. I Wayan Paster S, MA

Gd Teknologi 2, Lt 3, Puspitek, Tangsel, Banten Telp. 75875944 Ext 141

2 BPPH Uji Model Kapal Dr. Ir. Erwandi, M.Eng

Sukolilo, Surabaya

3 BPDP Uji Model Pelabuhan

Dr. Ir. Rahman Hidayat, M.Eng

Yogyakarta

2.6. PENGGUNA (INTERMEDIATE & END USER) & MODEL PEMANFAATAN HASIL

Pengguna hasil kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung

ketahanan energy ini antara lain adalah

1) PT. PLN Batubara sebagai anak perusahaan PT. PLN (Persero) yang berkompetensi sebagai

penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara yang dibutuhkan bagi PLTU di

seluruh Indonesia;

2) Industri Galangan Kapal sebagai industri pembangun kapal yang dapat berperan

mengembangkan kapal batubara yang efisien dan efektif;

3) Perusahaan Batubara yang membutuhkan sarana dan prasarana pengangkutan batubara yang

efisien; Perusahaan Kepelabuhanan yang harus mampu menyediakan pelabuhan/dermaga

yang tepat ukuran dan berfasilitas memadai; dan

4) Pemerintah Daerah yang terus mempercepat pembangunan wilayahnya untuk kesejahteraan

rakyat Indonesia pada umumnya dan penduduk setempat pada khususnya.

2.7. DAMPAK EKONOMIS PEMANFAATAN HASIL Dampak ekonomis yang diharapkan diperoleh dari pemanfaatan hasil kegiatan pengkajian dan

penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy ini adalah bahwa dengan

hari efektif kerja system logistik yang semakin besar maka produktivitas system transportasi dan

logistik semakin meningkat. Hal ini dimungkinkan oleh teknologi yang mampu mengatasi kendala

cuaca, dan mampu memasok dengan kapasitas yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan PLTU di

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 18

manapun lokasinya seecara berkelanjutan dan berkesinambungan. Biaya operasional system logistik

dan transportasi batubara semakin rendah, maka biaya produksi listrik semakin rendah, dan harga

hasil tenaga listriknyapun semakin dapat dijual dengan harga murah, masyarakat akan meningkat

kesejahteraannya.

3. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM (PROGRAM ORGANIZATIONAL STRUCTURES) STRUKTUR ORGANISASI STKK 2014

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 19

4. RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG (PROGRAM MASTER PHASING PLAN)

REVIEW &

IDENTIFICATION DEVELOPMENT EXAMINATION IMPLEMENTATION

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 20

Program Master Phasing Plan dalam Bentuk Tabel (contoh pada engineering design dan costruction project) (sesuaikan dengan kebutuhan jenis rancang bangunnya)

No Activity

Waktu TA 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Feasibility Study : Kajian logistik pasokan batubara PLTU di kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia

√ √ √ √ √ √ √

2

Front End Engineering : Project Development sarana dan prasarana transportasi logistik pasokan batubara PLTU Mulut Tambang dan PLTU di kawasan Timur Indonesia.

√ √ √ √ √ √ √

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 21

5. STRUKTUR RINCIAN KERJA (WORK BREAKDOWN STRUCTURE/WBS)

No Kode WBS Aktifitas Kegiatan Koord/

Personil OB/OJ

Unit Pelaksana Biaya (Rp) Jangka

Waktu Mulai Selesai

1 KP (1) Memimpin pelaksanaan program

Drs. I Wayan Paster S, MA 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

2 CE (2) Pengelolaan aspek teknik

pelaksanaan program Ir. Abdul Kadir, M.Eng 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

3 PM (3) Pengelolaan aspek

admistrasi program Drs. Sucipto, MM. 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

4 WBS 1.0

(GL) (4) Kajian Teknologi Sistem

Jaringan Logistik Nasional;

Drs. Sjafril Karana, BE, MM 220 PTIST 490.844.000,- 12 bln Jan Des

5 WBS 2.0

(GL) (5) Kajian Teknologi Moda

Transportasi Logistik Nasional

Ir. Walujo, M.Eng. 220 PTIST 703.029.000,- 12 bln Jan Des

6 WBS 3.0

(GL) (6) Kajian Teknologi

Inventori Logistik Nasional

Ir. M. Achiruddin Noer 220

PTIST 581.127.000,- 12 bln Jan Des

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 22

Nama WBS Kontribusi terhadap Kegiatan Keluaran

WBS 0.0

Program Director (KP)

Memimpin program Dokumen laporan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

WBS 0.1

Chief Engineer (CE)

Integrasi hasil kajian teknologi logistic batubara untuk mendukung ketahanan energy.

Dokumen rekomendasi hasil kerekayasaan pada pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

WBS 0.2

Program Manager (PM)

Koordinasi administrasi pelaksanaan program

Dokumen administrasi kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

WBS 1.0

Kajian Teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional (GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional .

Rekomendasi teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional.

WBS 2.0

Kajian Teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional (GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional .

Rekomendasi teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional .

WBS 3.0

Kajian Teknologi Inventori Logistik Nasional (GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan teknologi Inventori Logistik Nasional .

Rekomendasi teknologi Inventori Logistik Nasional

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 23

6. JADWAL KEGIATAN (PROGRAM SCHEDULING )TAHUN 2014

No. Rincian Kegiatan Rencana Pelaksanaan Ukuran Keberhasilan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 WBS 0.0

Memimpin pelaksanaan program. Tersusunnya laporan kegiatan pengkajian dan penerapan

teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

2 WBS 0.1 Melakukan koordinasi dan memimpin kerekayasaan dalam pelaksanaan program.

Tersusunnya dokumen rekomendasi hasil kerekayasaan pada pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

3 WBS 0.2 Melakukan administrasi pelaksanaan program dan pemantauan pengendalian waktu.

Terlaksananya administrasi kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.

4 WBS 1.0 Kajian Teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional

Tersusunnya rekomendasi Sistem Jaringan Logistik Nasional.

5 WBS 2.0 Kajian Teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional

Tersusunnya rekomendasi teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional

6 WBS 3.0 Kajian Teknologi Inventori Logistik Nasional

Tersusunnya rekomendasi teknologi Inventori Logistik Nasional

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 24

Contoh Format Progress Control & Monitoring (PCM) terhadap Program Scheduling (untuk disampaikan ke Biro Perencanaan pada bulan ke 3, 7 dan 12 sesuai Gambar 2. Interval Waktu Pelaporan dalam Tahun Berjalan hal 8)

No. Rincian Kegiatan/Aktifitas Jadwal

(tanggal) Anggaran Terserap (ribu Rp.)

Status (kesesuaian

rencana jadwal) Penjelasan dan Tindak Lanjut Mulai Selesai Ya Tidak

1 Aktifitas ke 1

a. b. dst

2 Aktifitas ke 2 a. b. dst

3 Aktifitas ke 3

n Aktifitas ke n

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 25

7. PERENCANAAN SDM (MAN POWER PLANNING)

TABEL PELAKSANA KEGIATAN

Nama Kegiatan/Keluaran : Pengkajian dan Penerapan Teknologi Logistik Batubara Untuk Mendukung Ketahanan Energi.

No Nama NIP Pendidikan Keahlian Peran WBS/ WP

Jabatan Fungsional

OJ/ OB Unit Kerja Deputi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Drs. I Wayan Paster S, MA 195904141984111001 S2 S2 Ekonomi Ekonomi Transportasi KP 0.0 Perekayasa Utama 220 PTIST TIRBR

2 Ir. Abdul Kadir, M.Eng 196508031993011001 S2 T. Perkapalan Desain CE 0.1 Perekayasa Madya 220 PTIST TIRBR

3 Ir. Abdul Muis 195604201983031004 S1 T. Perkapalan Desain & Prod As.CE.1 0.1.1 Perekayasa Utama PTIST TIRBR

4 Drs. Sucipto, MM 195810161985031003 S2 Manajemen Mgt. Pelayaran Niaga PM 0.2 Perekayasa Madya/ 220 PTIST TIRBR

5 Rutma Pujiwat, ST 198208042009012004 S1 T. Perkapalan Desain As.PM/L 0.2/ 3.1 Perekayasa Muda 220 PTIST TIRBR

6 Drs. Sjafril Karana, BE 195306251982031004 S1 T. Perkapalan Adm & B. Kapal GL 1.0 Peneliti Utama 220 PTIST TIRBR

7 Agung Barokah Waseso, ST 197912102006041005 S1 T. Sipil Sipil ES 1.1.1 Perekayasa Pertama PTIST TIRBR

8 Slamet Sudrajat, S.Sos 195909101985031007 S1 Adm. Negara/ & Mesin Mesin Kapal ES 1.1.2 Fungsional Umum 220 PTIST TIRBR

9 Yulianta, SE, MM 196807241994031005 S2 Manajemen Ekonomi &

Manajemen Leader 1.2 Perekayasa Madya PTIST TIRBR

10. Adityo Suksmono, ST 197901132008011005 S1 T. Penerbangan

Orbital Mekanik & Kontrol ES 1.2.1 Perekayasa Pertama PTIST TIRBR

11 Andi Cahyo Prasetyo Tri N, ST 198603102010121003 S1 T. Perkapalan Desain ES 1.2.2/ 2.1.3 Perekayasa Pertama PTIST TIRBR

12 Ir. Waluyo, M.Eng 195611011984031002 S2 T. Perkapalan Desain GL 2.0 Perekayasa Madya 220 PTIST TIRBR

13 Dany Hendrik Priatno, ST 197708092003121002 S1 T. Perkapalan Desain Leader 2.1 Perekayasa Muda 220 PTIST TIRBR

14 Ir. Srijanto Resowikoro 195004111981121001 S1 T. Perkapalan Desain As.CE.2 0.1.2 Peneliti Madya 220 PTIST TIRBR

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 26

15 Cahyo Sasmito, ST 198402212009121002 S1 T. Sistem Perkapalan

Desain & Manufaktur ES 2.1.1 Perekayasa Pertama 220 PTIST TIRBR

16 Ir. Tony Hartoyo Rumapea 196511101986021002 S1 T. Perkapalan Perkapalan ES 2.1.2 Fungsional Umum PTIST TIRBR

17 Nurcholisw, ST, M.Eng 196901291994031005 S2 T. Kelautan Desain Leader 2.2. Perekayasa Madya 220 BPPH TIRBR

18 Muhammad Natsir, ST, MT 197308061997031004 S1 T. Kimia Desain ES 2.2.1 Perekayasa Muda BPPH TIRBR

19 Zulis Irawan, ST 197007241996031002 S1 T. Kelautan Desain ES 2.2.2 Perekayasa Muda BPPH TIRBR

20 Mahendra Indiaryanto, ST 198504042009121003 S1 T. Kelautan Desain ES 2.2.3 Perekayasa Muda BPPH TIRBR

20 Fenny Anggraeni, SE Pemb Perekayasa 220 Non Organik

21. Ir. M. Achiruddin Noer 196309181989031003 S1 T. Perkapalan Perkapalan GL 3.0 Perekayasa Madya 220 PTIST TIRBR

22. Hendra Palebangan, ST 1981109252009121001 S1 T. Mesin Kapal Mesin kapal ES 3.1.1 Perekayasa Pertama PTIST TIRBR

23. Imam Noerhidajat, A.Md 197201141996031002 D3 T. Mesin Mekanika ES 3.1.2 Teknisi Litkayasa (Pemb Peneliti) PTIST TIRBR

24. Fariz Maulana Noor, ST 198212252008011009 S1 T. Sistem Perkapalan

Desain & Transportasi Leader 3.2 Perekayasa Pertama 220 PTIST TIRBR

25. M. Ivan Aji Saputro, ST 198507062012121001 S1 T.Penerbangan Sistem transportasi ES 3.2.1 Fungsional Umum PTIST TIRBR

26. Suhanda, S.Sos 196810152006042004 S1 Adm Publik Administrasi ES 3.2.2 Arsiparis 220 PTIST TIRBR

27. Silvana Ratmi Pemb. Perekayasa 220

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 27

8. PERENCANAAN ANGGARAN (FINANCIAL PLANNING)

TOTAL ANGGARAN Rp. 1.775.000.000,-

Sub Total Anggaran WBS 1.0 WBS 2.0 WBS 3.0

Per WBS (Rp) 490,844,000 703,029,000 581,127,000

Belanja Bahan 5,970,000 6,049,000 6,527,000

Belanja Honor 82,500,000 80,300,000 56,100,000

Belanja Barg Non Operasional Lainnya 6,000,000 7,200,000 63,400,000

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 40,000,000 335,000,000

Belanja Perjalanan Lainnya 356,374,000 274,480,000 455,100,000

Belanja Jasa lainnya

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 28

TABEL PERENCANAAN ANGGARAN

Kode

Jenis

Belanja/Rincian

Belanja

Pelaksanaan Kegiatan

Total Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

Belanja Bahan 15,246,000

1,500,000

1,800,000

18,546,000

Belanja Honor 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000

218,900,000

Belanja Barg Non

Operasional

Lainnya

6,000,000

58,000,000

6,600,000

6,000,000

76,600,000

Belanja Modal

Peralatan dan

Mesin

335,000,000

335,000,000

Belanja

Perjalanan

Lainnya

169,478,000 60,970,000 855,506,000

1,085,954,000

Belanja Jasa

lainnya

Jumlah

6,000,000 541,614,000 180,860,000 877,396,000 21,890,000 21,890,000 29,990,000 21,890,000 21,890,000 29,690,000 21,890,000 1,775,000,000

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 29

9.`SISTEM PELAPORAN DAN DOKUMENTASI (REPORTING SYSTEM AND DOCUMENTATIONS)

TROIKA Level WBS Levvvel WP

Ketua Kelompok (GL) Jumlah Ketua Kelompok (GL) WBS 1.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 20 Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 1.1 Lembar Instruksi 25 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Lembar Keputusan 20 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Materi Presentasi 10 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 1.2 - Design Manual 4 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total per WP) 12

Manajer Program (PM) Jumlah Engineeering Manual 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Lembar Kerja 20 Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Instruksi 16 Production Manual 2 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 2.1 Lembar Keputusan 4 Dokumen Teknis (TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 12 Materi Presentasi 2 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Progress Control & Monitoring (PCM) 12 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 2.2 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total) 12

Insinyur Kepala (CE) Jumlah Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Lembar Kerja 15

Lembar Instruksi 20 Ketua Kelompok (GL) WBS 2.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Keputusan 10 Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 1.1 Materi Presentasi Program Manual 6 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Laporan Akhir Program (PD) 1 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 1 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 1.2

Design Manual 4 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Engineeering Manual 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Production Manual 2 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 1.1 Dokumen Teknis (TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 1.2 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 30

TROIKA Level WBS Levvvel WP

Ketua Kelompok (GL) WBS 3.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 1.1 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 1.2 Design Manual 4 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total per WP) 12 Engineeering Manual 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Production Manual 2 Lembar Kerja 12 Engineering Staf WP 2.1 Dokumen Teknis (TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 12 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis (TN) (Total) 12 Materi Presentasi 2 Engineering Staf WP 2.2 Laporan Teknis (TR) 4 Lembar Kerja (Total) 12 Revisi Laporan Teknis (TM ) 1 Catatan Teknis (TN) (Total) 12

Program Manual 2014

Program Manual Halaman 31

Program Manual 2014