PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - Student...
-
Upload
dangnguyet -
Category
Documents
-
view
224 -
download
1
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - Student...
1
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK
(Musa paradisiacal, Linn) UNTUK PEDAGANG MAKANAN
DI GELAP NYAWANG
BIDANG KEGIATAN
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Ibnu Ubaidillah (Kimia/10506043/2006) : Ketua
Risky Triadini (Kimia/10506059/2006) : Anggota
Erlina (Kimia/10506089/2006) : Anggota
Nida Mariam (Kimia/10507007/2007) : Anggota
Melina Andari (Kimia/10507051/2007) : Anggota
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2009
2
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN ROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : PEMURNIAN MINYAK JELANTAH
DENGAN KULIT PISANG KEPOK
(Musa paradisiacal, Linn) UNTUK
PEDAGANG MAKANAN DI GELAP
NYAWANG
2. Bidang Kegiatan : PKM Pengabdian Pada Masyarakat
(PKMM)
3. Bidang Ilmu : Kesehatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ibnu Ubaidillah
b. NIM : 10506043
c. Jurusan : Kimia
d. Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Tinggal (sementara) : Jl. Cisitu Lama No 27/160C Bandung /
081324102442
f. Alamat Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 (empat) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ciptati, MS, M.Sc
b. NIP : 131404254
c. Alamat dan Nomor Telepon : Kompleks PPR-ITB B-16 PasirMuncang-
Dago / 0817220845
7. Biaya Kegiatan Total Dikti : Rp6.868.000,00
3
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : September 2009 – Januari 2010
Bandung, 19 Oktober 2009
Menyetujui,
Ketua Program Studi Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Indra Noviandri) (Ibnu Ubaidillah)
NIP : 131 933 271 NIM : 105 06 043
Deputi WRM ITB Bidang Pengembangan Dosen Pendamping
Kegiatan Non-Kulikuler
(Dr. A. Nanang T. Puspito ) (Dr. Ciptati, MS, M.Sc)
NIP : 131 476 575 NIP : 131 404 254
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan i
Daftar Isi iii
A. Judul 1
B. Latar Belakang Masalah 1
C. Perumusan Masalah 2
D. Tujuan 2
E. Luaran yang Diharapkan 2
F. Kegunaan 3
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran 3
H. Metode Pelaksanaan 5
I. Jadwal Kegiatan 9
J. Rancangan Biaya 10
K. Lampiran
Lampiran 1 : Kulit Pisang sebagai Adsorben 11
Lampiran 2 : Foto Daerah Sasaran dan Kantor Kepala RW 14
Lampiran 3 : Biodata Ketua dan Anggota Kelompok 16
Lampiran 4 : Biodata Dosen Pembimbing 21
Lampiran 5 : Surat Pernyataan Kesediaan Bekerja Sama 22
5
A. Judul
PEMURNIAN MINYAK JELANTAH DENGAN KULIT PISANG KEPOK
(Musa paradisiacal, Linn) UNTUK PEDAGANG MAKANAN DI GELAP
NYAWANG
B. Latar Belakang Masalah
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas
masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan minyak goreng banyak digunakan
sebagai media transfer panas pada berbagai pemrosesan yang digunakan oleh
berbagai kalangan, baik rumah tangga, maupun pedagang dan industri
makanan. Akibatnya penggunaan minyak goreng tersebut akan menghasilkan
limbah yang disebut minyak jelantah.
Minyak jelantah yang dihasilkan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Untuk
menanggulangi masalah tersebut, maka diperlukan pemurnian pada minyak
jelantah. Salah satu pemurnian yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan kulit pisang kepok yang merupakan media adsorpsi yang baik
dalam meningkatkan kualitas minyak jelantah.
Pemurnian tersebut perlu dilakukan, mengingat kebutuhan minyak goreng
yang sangat vital. Terkadang untuk mengurangi biaya konsumsinya, sebagian
besar pemakai minyak goring menggunakannya berulang-ulang. Padahal hal
tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Minyak goreng yang dipakai
berulang-ulang menyebabkan kerusakan fisik dan kimia, sehingga
menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan.
Oleh karena itu, upaya pemurnian minyak jelantah perlu dilakukan untuk
menghasilkan minyak dengan kualitas lebih baik, baik secara fisik maupun
kimia. Selain itu, hal tersebut perlu diimplementasikan pada masyarakat luas
agar masyarakat mengerti akan bahaya menggunakan minyak goreng
berulang bagi kesehatan. Di sisi lain, masyarakat dapat melakukan upaya
penghematan secara cerdas untuk memperbaiki kondisi ekonominya sendiri.
Khususnya para pelaku usaha pedagang makanan, yang merangkul dan
merepresentasikan sebagian besar masyarakat Indonesia.
6
C. Perumusan Masalah
Bagaimana menyikapi permasalahan masyarakat khususnya pedagang
makanan mengenai pemakaian kembali minyak yang telah digunakan dan
bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang proses pemurnian
minyak yang telah digunakan tersebut dengan menggunakan kulit pisang
kepok (Musa Paradisiaca, Linn) untuk hidup yang lebih sehat dan ekonomis.
D. Tujuan
1. Melakukan pemurnian miyak jelantah dengan kulit pisang kepok (Musa
Paradisiacal, Linn) untuk meningkatkan kualitas minyak yang
sebelumnya telah digunakan.
2. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, khusnya pedagang
makanan, tentang penggunaan minyak yang telah digunakan sebelumnya.
3. Melakukan transfer ilmu pengetahuan meliputi hal-hal yang terkait
dengan pemurnian minyak jelantah dan manajemen organisasi
masyarakat.
4. Meningkatkan taraf perekonomian masyarakat secara umum, khususnya
yang menggunakan minyak hasil pemurnian dengan kulit pisang kapok
untuk dijual kembali maupun melakukan penghematan cerdas dalam hal
konsumsi.
5. Menciptakan contoh pusat penyedia makanan yang produktif dan sehat,
khususnya dalam penggunaan minyak goreng.
E. Luaran yang Diharapkan
1. Minyak jelantah hasil berbagai produk pedagang makanan, khususnya
gorengan, dapat dilakukan pemurnian sehingga menaikkan kualitas
minyak tersebut, baik secara fisik maupun kimia.
2. Masyarakat yang mengikuti penyuluhan tidak lagi menggunakan minyak
jelantah yang tidak diproses untuk keperluan rumah tangga atau usaha
makanan.
7
3. Masyarakat yang menjadi sasaran program memiliki organisasi yang
mampu mengelola miyak jelantah dengan kulit pisang kepok secara
mandiri.
4. Terciptanya masyarakat yang memiliki lapangan kerja baru dan
melakukan upaya penghematan minyak goreng untuk meningkatkan taraf
ekonomi.
5. Terciptanya contoh pusat penyedia makanan yang sehat dan produktif
baik dari segi kesehatan maupun organisasi atau kepengurusan, dalam hal
ini berkenaan dengan penggunaan minyak goreng.
F. Kegunaan
1. Masyarakat yang menjadi sasaran program dapat memanfaatkan ilmu
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
2. Masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai pemurnian minyak
jelantah dengan cara sederhana dan pengelolaan organisasi
kemasyarakatan.
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam hal ini dampak dari
kerusakan fisik dan kimia minyak goreng dengan mengurangi
penggunaan minyak jelantah dalam kehidupan sehari-hari, maupun
produksi usaha makanan kecil menengah.
4. Memberdayakan kegiatan perekonomian masyarakat, khususnya usaha
makanan kecil menengah, dengan membuka peluang usaha minyak daur
ulang, maupun upaya penghematan.
5. Meningkatkan kualitas pusat penyedia makanan khususnya dalam
peningkatan kesehatan dan kebersihan, yang dapat dijadikan referensi
untuk kegiatan usaha makanan lainnya.
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Daerah yang menjadi sasaran kegiatan adalah daerah Gelap Nyawang.
Daerah ini dikenal karena menyediakan berbagai jenis makanan dan
minuman. Tempatnya yang strategis, dekat dengan berbagai instansi,
8
makanan dan minuman yang bervariasi merupakan beberapa kelebihan
daerah tersebut. Namun kelebihan tersebut tidak ditunjang dari segi
kesehatan dan kebersihannya, mengingat penggunaan bahan-bahan dan
pengelolaan lingkungan yang minim. Daerah tersebut mayoritas dihuni oleh
pedagang makanan dan minuman. Masyarakatnya secara umum mampu
memenuhi kebutuhan dari hasil berdagang namun keadaan ekonominya
masih belum maksimal. Hal ini ditandai dengan minimnya perputaran uang
dan kebutuhan pokok yang belum terpenuhi secara maksimal.
Deskripsi Umum
Gelap Nyawang adalah jalan yang terletak di sebelah selatan masjid Salman,
berbatasan dengan jalan Tamansari di sebelah barat, berbatasan dengan klinik
Medika Ganesha di sebelah timur, dan berbatasan dengan PDAM di sebelah
selatan. Gelap Nyawang merupakan tempat relokasi para pedagang yang dulunya
berjualan di dalam kampus ITB. Mayoritas pedagang berjualan makanan dan
minuman. Sebagian besar dari mereka belum dapat meminimalisisasi limbah
khususnya minyak hasil menggoreng. Hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap proses pemurnian minyak jelantah. Masyarakatnya mayoritas
memeluk agama Islam dan tingkat pendidikannya rata-rata adalah lulusan SD.
Jumlah RT di RW empat yang merupakan daerah sasaran adalah 6 buah.
Analisis Kondisi Pedagang
Untuk mencapai kondisi yang ideal diperlukan transformasi dengan
melibatkan seluruh elemen terkait. Agar transformasi dapat terwujud, selain
kondisi ideal yang diinginkan, diperlukan juga pemahaman terhadap kondisi
pedagang Gelap Nyawang. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi distorsi dan
disorientasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan
terhadap karakteristik masyarakat Gelap Nyawang, dan setelah itu dapat
dilakukan penilaian terhadap faktor penentu dalam pemetaan yang sudah
dilakukan. Setelah penilaian dilakukan, penentuan prioritas langkah dapat
ditentukan.
9
Pemetaan kondisi masyarakat Gelap Nyawang
Dari analisis sebelumnya, akan ditemukan hubungan saling terkait antara
elemen yang satu dengan lainnya. Salah satunya adalah kesejahteraan.
Kesejahteraan dipengaruhi aspek kapital dan koperasi yang dalam hal ini akan
mempengaruhi tingkat pendidikan dan pembangunan fisik. Kemudian diperlukan
pula faktor eksternal sebagai pemercepat aspek kreatif dan mandiri.
H. Metode Pelaksanaan
Merujuk pada bagian tujuan diatas, secara umum ada tiga sasaran yang
ingin dicapai dari kegiatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan kepada
warga mengenai bahaya minyak jelantah dan dampak negatif terhadap
kesehatan, pelatihan proses pemurnian minyak jelantah dengan kulit pisang
kepok, dan manajemen organisasi kemasyarakatan wilayah setempat
(pemberdayaan dan pengembangan masyarakat). Dengan ketiga sasaran
tersebut, masyarakat diharapkan mengalami kemajuan dalam bidang
kesehatan, ekonomi dan sosial.
a. Tahap penyuluhan kesehatan
Pada tahap ini, akan diadakan penyuluhan kesehatan kepada warga
mengenai bahaya minyak jelantah. Selain itu, akan dipaparkan pula
dampak negatif minyak jelantah tersebut terhadap kesehatan. Masyarakat
diharapkan mengubah kebiasaan mengonsumsi minyak jelantah tanpa
pemurnian, dan dapat mensosialisasikannya kepada orang disekitarnya.
b. Tahap Pelatihan Pemurnian Minyak Jelantah
Pemberian informasi mengenai pemurnian minyak jelantah dengan
perendaman menggunakan kulit pisak kepok untuk menaikan kualitas
minyak jelantah dapat dilakukan dalam bentuk seminar ataupun talkshow.
Setelah itu dilakukan praktek langsung tentang bagaimana teknik
10
pemurnian yang benar. Kegitan ini akan diadakan di sekitar areal
penjualan di Gelap Nyawang, hal itu dikarenakan agar pelatihan tersebut
dapat langsung disaksikan oleh semua warga Gelap Nyawang, khusunya
para pedagang yang menggunakan bahan dasar minyak goreng.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain,
a. Alat yang digunakan adalah infokus, dan layar
b. Bahan yang digunakan adalah minyak jelantah dan kulit pisang kepok.
c. Handout mengenai pemurnian minyak jelantah, yang terdiri dari judul,
tujuan, alat dan bahan, cara kerja, penjelasan mengenai proses
pemurnian, aplikasi hasil pemurnian, kendala pemurnian, kelebihan
hasil pemurnian, dan hal-hal yang perlu diperhatikan.
d. Pelaksanaan Pemurnian Minyak Jelantah
Cara perlakuan sampel (minyak jelantah)
- Penghilangan bumbu (despicing)
Despicing merupakan proses pengendapan dan pemisahan
kotoran akibat bumbu dan kotoran dari bahan pangan yang
bertujuan menghilangkan partikel halus bersuspensi atau
membentuk koloid seperti protein, karbohidrat, garam, gula, dan
bumbu rempah-rempah yang digunakan menggoreng bahan pangan
tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Proses
despicing ini dilakukan dalam tempat logam atau kaca tahan panas
yang berdiameter kecil tetapi tinggi agar proses steaming dapat
berlangsung secara maksimal. Dengan pemansan pada proses
despicing ini, bumbu dan semua kotoran yang ada dalam minyak
bekas akan mengendap dan minyak lebih mudah dipisahkan dari
pengotor-pengotornya.
- Pemurnian dengan Perendaman
Hasil despicing inilah yang digunakan dalam perendaman
untuk menghasilkan minyak dengan kualitas baik. Sebelum
11
peremdaman disiapkan terlebih dahulu wadah penampung besar
yang telah dimasukkan kedalamnya kulit pisang yang telah
dihaluskan. Untuk hasil maksimal, kulit pisang yang dapat
digunakan adalah yang masih basah. Perendaman dilakuakan
selama 1,5 jam.
Dalam tahap pelaksanaan pemurnian minyak jelantah ini,
diperlukan pula pengawasan pasca pelaksanaan program. Pengawasan ini
dilakukan dengan sistem koordinasi antar perwakilan warga dan
pelaksana. Pemantauan akan dilakukan selama 2-3 bulan. Hal-hal yang
akan dipantau adalah kegiatan pemurnian yang dilakukan para pedagang
Gelap Nyawang, kondisi ekonomi para pedagang yang dilihat dari jumlah
penghematan dan keuntungan setiap harinya, kondisi kesehatan produk
makanan, dan kegiatan rutin yang dilaksanakan.
c. Tahap Manajemen organisasi kemasyarakat (Pemberdayaan dan
Pengembangan Masyarakat)
Pemurnian minyak jelantah dengan kulit pisang kepok diharapkan menjadi
pemicu bagi pengembangan masyarakat dibidang kesehatan, sosial, dan
ekonomi. Hasil pemurnian minyak tersebut dapat dijual kembali atau
dimanfaatkan untuk berdagang ataupun keperluan sehari-hari.
Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan terkait
pengembangan masyarakat sekitar, khususnya pedagang makanan. Semua
hal tersebut merupakan kegiatan transfer ilmu pengetahuan dalam bentuk
diskusi/musyawarah antara masyarakat, yang dalam hal ini pedagang, dan
pelaksana, dari pihak pelaksana.
Hal-hal yang akan dilakukan antara lain,
a. Musyawarah Masyarakat dan Mahasiswa
Penyampaian keinginan untuk mengadakan pelatihan di gelap
nyawang. Dialog yang dilakukan adalah penyadaran masyarakat
12
mengenai dampak negatif minyak jelantah terhadap kesehatan dan
upaya penghematan secara cerdas. Inti dialog yang dilakukan adalah
penyadaran kepada warga akan pentingnya kesehatan dan upaya
cerdas dalam penghematan konsumsi minyak goreng. Penyadaran
tersebut dilakukan untuk keperluan sosial-ekonomi lainnya.
Penyadaran tersebut dilakukan untuk memunculkan rasa nyaman
dengan perubahan yang ada. Diskusi lainnya dilakukan mengenai
teknis pelaksanaan. Semua hal tersebut dilakukan dengan
dimusyawarahkan. Hal tersebut dilakukan untuk membiasakan iklim
berdiskusi.
b. Pembentukan Panitia Pengelola Pemurnian Minyak Jelantah
Pembentukan kepanitian dilakukan untuk menjaga kesinambungan
program ini, mengingat bimbingan dan kontrol tidak dapat dilakukan
oleh pelaksana seterusnya. Oleh karena itu, perlu disusun kepanitiaan
mengenai program tersebut melalui musyawarah diantara warga,
sehingga keputusan yang diambil dapat ditaati bersama.
Struktur panitia tersebut minimal terdiri dari seorang ketua,
bendahara, dan sekretaris, beberapa orang tim teknis, dan penghubung
masyarakat.
c. Pelatihan Manajemen Organisasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan
kepada panitia pemurnian minyak jelantah dengan pisang kepok dari
pihak warga. Hal-hal yang diberikan antara lain mengenai penjelasan
struktur kepanitiaan, penyusunan tata tertib pelaksanaan program,
mekanisme pengambilan keputusan bersama, kriteria kepemimpinan
dan bagaimana menjadi pemimpin serta manajer yang baik,
permasalah kesehatan akibat penggunaan minyak jelantah, proses
pemurnian minyak jelantah dengan pisang kepok, dan mekanisme
pengawasan program.
13
I. Jadwal Kegiatan
Tabel 1 : Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Koordinator
2009 2010
Bulan
1 2 3 4 5
1 Penentuan Daerah Sasaran Ubai
2 Survey Lokasi Dini
3 Analisi Keadaan Sosial dan Ekonomi Nida
4 Pendekatan Terhadap Masyarakat Ubai
5 Pembentukan Kepanitiaan Warga Ubai
6 Persiapan Alat dan Bahan Erlina
7 Pelatihan Pemurnian Minyak Jelantah Dini
8 Pelatihan Manajemen Organisasi Melina
9
Pelatihan Aplikasi Pemurnian Minyak
Jelantak Nida
10 Pengecekan Teknis Melina
11 Pengawasan Erlina
14
J. Rancangan Biaya
Tabel 2 : Rancangan Biaya
Hal Banyaknya
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
A. Administrasi
1 Pembuatan Proposal 4 15.000 60.000
2 Laporan Perkmbangan Berkala 4 15.000 60.000
3 Laporan Akhir 4 15.000 60.000
4 Materai 1 6.000 6.000
5 Lem 1 2.000 2.000
6 Baterai 6 5.000 30.000
B. Transportasi
7 Angkut Logistik 1 50.000 50.000
8 Controling 1 50.000 50.000
C. Alat & Bahan Pemurnian
9 Kulit Pisang Kepok 10 1.000 10.000
10 Minyak Jelantah 10 2.000 20.000
11 Saringan 10 5.000 50.000
12 Plastik 10 5.000 50.000
13 Label 10 3.000 30.000
14 Baskom 10 5.000 50.000
15 sumbangan Peralatan 60 10.000 600.000
D. Pengembangan Masyarakat
16 Alat Tulis 60 10.000 600.000
17 Modul Kesehatan 60 5.000 300.000
18 Modul Training Teknis 60 5.000 300.000
19 Acara Pelaksanaan 1 300.000 300.000
20 Konsumsi pelatihan 70 12.000 840.000
15
21 Logistik Acara 1 500.000 500.000
22 Publikasi Acara 25 10.000 250.000
23 Kaos 70 35.000 2.450.000
24 Lain-Lain 1 200.000 200.000
Jumlah 6.868.000
16
K. Lampiran
Lampiran 1
Kulit Pisang sebagai Adsorben
Adsorpsi adalah peristiwa fisik padat permukaan suatu bahan, yang
tergantung dari afinitas antara adsorben dan zat diabsorpsi. Permukaan adsorben
akan menyerap warna, suspense koloid (gum dan resin), serta hasil degradasi
minyak seperti peroksida. Daya adsorpsi disebabkan karena bahan memiliki pori-
pori dalam jumlah besar, dan adsorpsi akan terjadi karena adanya perbedaan
potensial antara permukaan dan zat yang di serap.
Berdasarkan adanay perbedaan energy potensial, maka jenis adsorpsi
terdiri dari adsorpsi listrik, adsorpsi mekanis, adsorpsi kimia, dan adsorpsi
termis.Sifat adsorpsi tersebut masing-masing disebabkan karena perbedaan
muatan listrik, perbedaan tegangan permukaan, perbedaan potensial sifat kimia
dan perbedaan potensial karena panas.Kulit pisang kapok merupakan bahan padat
yang berpori-pori yang umumnya diperoleh dari pisang kepo. Pisang adalah
tanman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara, yang
kemudian menyebar ke Afrika, Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat
pisang tersebut disebut dengan Cau.
Klasifikasi botani tanaman pisang
Divisi : Spermatophta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa Spp
Pisang adalah buah yang sanat bergizi yang merupakan sumber vitamin
dan mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure
pisang, dan tepung pisang. Kulit pisang dapat digunakan untuk menjernihkan
minyak goreng dan membuat cuka melalui proses fermentasi alcohol dan asam
17
cuka. Daun pisang dipakai sebagai pembungkus berbagai makanan tradisional
Indonesia. Batang pisang diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dan
sebagainya. Batan pisang yang tela dipotong kecil dan daun pisang dapat
dijadikan makanan ternak pada saat musim kemarau, dimana rumput kurang
tersedia. Air umbi batang pisang kapok dapat dimanfaatkan sebagai obat disentri
dan pendarahan usus besar, sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat
sakit kencing dan penawar racun. Adapun komposisi dari kulit pisang adalah pati,
vitamin C, Vitamin B, Ca, Protein dan lemak.
18
Lampiran 2:
Peta Daerah Sasaran Kegiatan
Gambar 1 : Peta Daerah Sasaran
Gambar 2 : Peta Daerah Sasaran
19
Foto Lokasi Penjual Makanan dan Minuman di Gelap Nyawang
Gambar 3 : Foto Lokasi Sebagian Penjual Pedagang di Gelap Nyawang
Foto Kantor Kepala RW 04 Gelap Nyawang
Gambar 4 : Foto Kantor Kepala RW 04 Lebak Siliwangi
Lampiran 3 :
20
Lampiran 3 :
Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
BIODATA KETUA KELOMPOK
Nama : Ibnu Ubaidillah
Nomor Induk Mahasiswa : 10506043
Fakultas/Program Studi : FMIPA/Kimia
Perguruan Ti nggi : Institut Teknologi Bandung
Angkatan : 2006
Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 12 Oktober 1988
Nomor Handphone : 081324102442
Nomor Telepon : 02313386140
Email : [email protected]
Alamat Libur : Jl. Pandaris II Rt/Rw 03/02 DS. Balerante
Kecamatan Palimanan Kabupaen Cirebon
Alamat Tinggal : Jl. Cisitu Lama No 27/160C Bandung
PENDIDIKAN FORMAL
TK : TK Muslimat 2
(1992-1994)
SD : SD N Harapan Jaya 5
(1994-1995)
SD N Balerante 3
(1995-2000)
SMP : SMP N 1 Palimanan
(2000-2003)
SMA : SMA N 2 Kota Cirebon
(2003-2006)
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
(2006-Sekarang)
21
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris di LBPP LIA (2001-2006)
2. Kursus Komputer di LPK Pembina Komputer (2000-2001)
PENGALAMAN ORGANISASI
1. PASKIBRA
a. Sebagai Pemimpin Barisan (2001-2002)
b. Pemimpin Upacara Bandera (2002-2003)
c. Sebagai Anggota (2003-2004)
2. DKM
a. Sebagai Ketua (2002-2003)
3. OSIS
a. Kadiv Agama dan Etika Islam (2002-2003)
4. KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
a. Sebagai Anggota (2004-2006)
5. AMISCA ITB
a. Sebagai Staff Keprofesian (2007-2008)
b. Sebagai Kadiv Acara Wisuda Oktober Kimia (2007)
c. Sebagai Kadiv Danus Kunjungan Industri Kimia (2008-2009)
d. Sebagai Anggota Keamanan Kaderisasi Himpunan (MID AMISCA)
(2008-2009)
e. Sebagai Anggota Bakti Sosial Kimia (2008-2009)
f. Sebagai Kadiv Logistik Wisudaan Juli (2008)
g. Sebagai steering comite Vipro (2008)
6. Kamamuki ITB
a. Sebagai Kadiv Litbang (2008-2009)
b. Sebagai Ketua Pelaksana PMBR (Penyambutan Mahasiswa Baru dan
Bulan Ramadhan) (2008-2009)
7. IKASMANDA ITB
a. Sebagai anggota (2006-sekarang)
22
b. Sebagai Ketua Pelaksana Road to School (IKASMANDA ITB) (2007-
2008)
8. Ikatatan Mahasiswa Kimia (IKAHIMKI)
a. Sebagai Anggota (2008-Sekarang)
SEMINAR DAN PELATIHAN
1. Seminar Energi Nasional diselenggarakan oleh HATI ITB (2008)
2. Pelatihan Pribadi Efektif diselenggarakan oleh ITB (2007)
PRESTASI
1. Juara I lomba CCQ (Cerdas Cermat Qur’an) antar SMP Sewilayah 3
(Cirebon, Indramayu, Kuningan) (2001)
23
BIODATA ANGGOTA KELOMPOK
Nama : Risky Triadini
NIM : 10506059
TTL : Balikpapan, 21 April 1987
No. Kontak : 081563390612
Jenis kelamin : Perempuan
Golongan darah : A
Status : Belum menikah
Email : [email protected]
Alamat rumah : jl. Sadang Luhur no.9 blokXIII
Bandung-Jawa Barat
40134 telp. (022) 2508928
Pendidikan Formal
Pendidikan Informal
Pengalaman Organisasi
Nama Sekolah Alamat Tahun
TK Istiqamah Balikpapan 1991-1993
SD Patra Dharma 3 Balikpapan 1993-1999
SLTP Patra Dharma 2 Balikpapan 1999-2002
SMAN 1 Balikpapan 2002-2003
SMUN 3 Bandung 2003-2005
ITB Bandung 2006-……
Nama Instansi Bidang Alamat Tahun
BIEC B. Inggris Balikpapan 1999-2001
EF B. Inggris Bandung 2003
SSC Bimbingan belajar Bandung 2005-2006
24
Nama Organisasi Posisi Institusi Tahun
FKPM Sekum SMAN 1 Balikpapan 2002
KIR Anggota SMAN 1 Balikpapan 2002
DKM AL-Furqon Staf Div.Rohis SMAN 3 Bandung 2003-2004
Kharisma ITB Anggota SAlman ITB 2004
Majelis Ta’lim Salman Anggota Salman ITB 2006
Gamais HIK ITB 2006
AMISCA Staf eksternal ITB 2008
Kamamuki Kadiv.Kemuslimahan ITB 2008-2010
AMISCA Staf internal ITB 2009-2010
Pengalaman Kepanitiaan
Kepanitiaan Posisi Institusi Tahun
Bingkai Dunia Div.Dana Usaha SMUN 3 Bandung 2004
Annisa Day Div. Logistik GAMAIS ITB 2007
PMB MIPA Div. Dekorasi LDF MIPA ITB 2007
Wisuda Oktober’07 Div.konsumsi AMISCA ITB 2007
Wisuda Juli’08 Div. AMISCA ITB 2008
Kunjungan Industri Sekretaris AMISCA ITB 2008-2009
MID 2008 Mentor/asisten AMISCA ITB 2008
MID 2009 Kadiv.Materi AMISCA ITB 2009
25
Lampiran 4 :
Biodata Dosen Pembimbing
Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ciptati, MS, MSc
Alamat Institusi : Prodi Kimia FMIPA ITB
Jalan Ganesha 10 Bandung
Alamat Tinggal : Kompleks PPR-ITB B-16 PasirMuncang-
Dago
Pendidikan Formal
2005 Ph.D School of Chemistry, Monash University Mealbourne,
Australia
1994 M.Sc. Monash University
1987 M.S Kimia-FMIPA ITB
1982 Sarjana Kimia FMIPA-ITB
Riwayat Pekerjaan
1982 Staf Dosen FMIPA
Riwayat Penelitian
2008. “Pengaruh Perendaman Kulit Pisang Kepok Terhadap Kwalitas Minyak
Bekas Menggoreng Ayam”
2009-1010. “Isolasi EGCG dari Teh hijau sebagai anti obesitas”
26
Lampiran 5 :