Program Kreativitas Mahasiswa New
-
Upload
atasnamatrauma -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
description
Transcript of Program Kreativitas Mahasiswa New
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PERILAKU MENYIMPANG REMAJA TERHADAP DAMPAK PRESTASI
DAN KONDISI KESEHATAN
’
BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
IWAN KURNIAWAN
M. ALFIAN ZAINI A.
BOBBY HAFIDZ
PAHLEVI YUDHA P.
NIM. J 500 090 088
NIM. J 500 090
NIM. J 500 090
NIM. J 500 090
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
A. JUDUL PROGRAM
Perilaku menyimpang remaja dengan dampak prestasi belajar dan
kondisi kesehatan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam membahas mengenai kenakalan remaja ada beberapa
penggolongan anak remaja bermasalah yaitu anak remaja yang bermasalah
dalam dirinya misalnya masalah dengan pacar, teman bermain dan anak
remaja yang menimbulkan masalah terhadap orang/pihak lain misalnya
mencuri, mengedarkan narkoba,
Banyak factor yang mendasari perilaku anak yang menyimpang yaitu
yang pertama berperan adalah dilingkungan keluarganya. Keluarga memiliki
fungsi sebagai tempat pembentukan kepribadian anak remaja yang pertama,
sehingga keluarga memegang peranan utama dalam proses perkembangan
anak. Lingkungan yang pertama yang memberikan pengaruh mendalam
adalah lingkungan keluarga. Dari anggota keluarga yaitu ayah, ibu dan
saudara-saudara sekandungnya anak akan memperoleh segala kemampuan
dasar baik intelektual, moral maupun sosial. Keluarga adalah tempat
identifikasi diri, pengembangan kepribadian, pengembangan potensi, sumber
kekecewaan sekaligus kebahagiaan, sumber ketidakpuasan sekaligus
kepuasan, sumber kecemasan sekaligus kedamaian. Kalau satu keluarga
tidak berhasil/gagal dalam mewujudkan fungsinya maka dapat menyebabkan
anak remaja tidak betah dirumah, kehilangan kepercayaan terhadap orang
tua dan lebih percaya terhadap orang lain, mencari tempat pelarian di luar
rumah bahkan remaja menganggap rumahnya bagaikan neraka. Cara
mendidik anak juga sangat berpengaruh dalam menentukan pola perilaku
anak.
Beberapa perlakuan orang tua yang kurang tepat / tidak dewasa antara
lain :
a) Sangat melindungi dan memanjakan anak (over proteksi atau
sebaliknya).
1
b) Hanya memberikan kepuasan lahiriah / materi saja dalam usaha
mempengaruhi dan mendidik anak-anak dan kurang memberi
kepuasan dan kehangatan batiniah.
c) Sangat menguasai anak secara autokratis dan memperlakukan anak
dengan keras.
d) Memperlihatkan kekhawatiran tentang masa depan secara
demonstratif dihadapan anak-anak.
Masalah yang di alami remaja baik yang masih dalam jenjang sekolah
SLTP/SLTA maupun di kalangan Mahasiswa selalu mendapat banyak
hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku.
Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
1. Perilaku Bermasalah (problem behavior).
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih
dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang
lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan
menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain,
dengan guru, dan dengan masyarakat.
2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau
yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan
perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak
semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja
mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan
hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan
mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah
pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
1. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong
oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu
tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek,
2
bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian
diri yang salah pada remaja.
2. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu
membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct
disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan
sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya,
karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang
benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu
memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan
perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat
anak memunculkan perilaku yang baik atau benar.
3. Attention Deficit Hyperactivity disorder
Anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat
menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat
terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif
biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga
tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau
tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak
berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan
bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh
stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam
bermain bersama dengan temannya.
Dalam topic permasalahan yang kami angkat dalam penulisan PKMM
ini adalah pola kehidupan remaja di kost kalifornia pabelan dan kost
las vegas laweyan. Kedua kost ini sangat berbeda mulai dari
kehidupannya sampai prestasi belajarnya. Mulai dari kost kalifornia,
kost ini di huni oleh 16 remaja yang masih kuliah di UMS. Di mulai
dari kehidupan mereka sehari-hari di luar aktivitas kampus banyak dari
mereka menghabiskan waktunya dengan kumpul-kumpul di depan kos
dan di depan game computer. Sewaktu pulang kuliah biasanya mereka
3
membawa pacarnya untuk bermain di kost. Tapi yang paling kami
kagumi dari kost ini adalah rasa setia kawannya sangat tinggi. Mereka
sudah menganggap diri mereka adalah satu keluarga. Kebiasaan buruk
di dalam kost ini adalah banyak dari mereka bergaul secara bebas dan
paling kami tidak suka di kost ini adalah hampir setiap malam mereka
bermain kartu dan judi. Walaupun tu tidak dilakukan oleh semua anak
dikost ini.
Di kost yang kedua dari penelitian kami adalah kost Las Vegas, di
kost ini paling banyak dihuni oleh remaja yang masih kuliah walaupun
ada juga yang sudah kerja. Remaja dikost ini juga kuliah di UMS, yang
paling berbeda antara kost kalifornia dengan kost las vegas adalah
dikos las vegas mereka paling banyak menghabiskan waktunya di
dalam kamar. Jarang mereka kumpul-kumpul bersama kecuali kalau
mau makan dan waktu mau shalat maghrib. Para remaja di kost ini
sangat di sibukkan oleh kegiatan di kampus, ada yang aktifis BEM dan
asisten dosen. Kehidupan di luar kampus
4
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas maka dapat
perumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana cara tepat dalam mencegah dan menyelesaikan perilaku
menyimpang remaja dengan mengacu pada sumber yang kita peroleh
dari para remaja di kos Kalifornia dan kos Lasvegas.
D. TUJUAN PROGRAM
Mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan berbagai masalah dan
perilaku menyimpang para remaja yang saat ini sudah sangat banyak
dampak yang ditimbulkannya bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga
bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Para remaja lebih sadar terhadap perilaku menyimpang dan berbagai
masalah yang mereka hadapi terhadap dampak besar yang akan di
timbulkannya baik prestasi belajar dan kondisi kesehatan mereka bahkan
dampak terhadap keluarga dan lingkungan disekitarnya.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Masyarakat pada umumnya
Menciptakan contoh parilaku yang baik dari masyarakat , karena
pola tingkah laku remaja dapat terpengaruh dari pola tingkah laku
masyarakat dilingkungannya.
2. Dinas Sosial
Sosialisasi kepada seluruh remaja terhadap berbagai efek yang
ditimbulkan oleh kenakalan dan perilaku menyimpang.
3. Dinas Kesehatan
Menciptakan pola hidup sehat di kalangan remaja.
4. Pemerintah Kota Solo
5
Menjadikan kota solo aman, tentram, sesuai dengan tujuan pemerintah
Solo
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
1. Kondisi Umum Masyarakat Sasaran
Pada saat ini semakin berkembang bentuk penyimpangan perilaku
yang dilakukan remaja. Kenakalan remaja tidak hanya berbentuk bolos
sekolah, mencuri kecil-kecilan, tidak patuh pada orang tua, tetapi
mengarah pada tindakan kriminal, seperti perkelahian masal antar
pelajar (tawuran) yang menyebabkan kematian, perkosaan,
pembunuhan dan lain-lain. Di Amerika Serikat hampir lebih dari 40 %
orang-orang yang melakukan kejahatan serius adalah anak-anak
remaja nakal. Ditemukan setiap harinya 2500 anak lahir di luar
pernikahan, 700 anak lahir dengan berat badan rendah, 135.000 anak
membawa senjata tajam ke sekolah, 7.700 anak umur belasan
melakukan kegiatan seksual aktif, 600 anak umur belasan mengidap
syphilis atau gonorhoe, dan 6 anak umur belasan memutuskan untuk
bunuh diri (Horn, 1991). Di Indonesia tercatat pada Direktorat
Bimbingan Masyarakat POLRI, bahwa pada tahun 1994 menangkap
1.261 pelaku perkelahian antar pelajar dan pada tahun 1998 data ini
telah meningkat menjadi 18.946 pelaku yang ditangkap (Justika,
1999).
2. Uraian Permasalahan
Juvenile Deliquency atau kenakalan remaja adalah label perilaku-
perilaku, seperti menjauh/menghindar dari sekolah, dari kebosanan,
dari orang tua yang menterlantarkan, dari kesulitan diri, dari rumah
yang bermasalah, dari situasi rumah yang membosankan, dari rumah
yang tidak bahagia, dari kehidupan yang sulit, dan dari kesulitan yang
satu ke kesulitan yang lain. Perilaku mereka berkisar dari perilaku
agresi pasif (bolos sekolah) ke perilaku kenakalan atau kejahatan,
perilaku yang tidak dapat dikendalikan (menentang aturan-aturan
disiplin keluarga, minggat, mencuri kecil-kecilan di toko) ke perilaku
6
agresi aktif dan kejahatan (vandalisme / merusak tanpa alas an,
membakar rumah dengan sengaja, dan penyerangan secara fisik).
Mereka berumur di bawah 17 tahun dan berasal dari semua tingkatan
ekonomi (orang kaya, berpenghasilan menengah, pegawai tapi miskin,
dan miskin akut), dan single parent maupun keluarga utuh, laki-laki
maupun perempuan, dan tidak mengenal ras. (Zastrow, 1982)
3. Gambaran Umum Solusi yang ditawarkan
Dalam kalangan remaja saat ini, perilaku menyimpang sudah
sangat memprihatinkan, dengan adanya penelitian yang kami lakukan
ingin sedikit memahami keadaan remaja secara langsung. Kami
menggunakan lima model pendekatan untuk memahami remaja, yaitu :
a) Model Konstitusi (Constitutional Model)
Model ini memahami remaja dari perkembangan biologis dan
fisiologis. Perkembangan fisik dan biologis yang terlalu dini atau
terlalu lambat dapat menimbulkan masalah bagi remaja, terutama
dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Misalnya anak
perempuan terlalu cepat mengalami menstruasi dan mengalami
pembesaran buah dada, atau sebaliknya terlambat (sudah lewat
masa remaja) belum mengalami masa menstruasi dan buah
dadanya masih belum muncul. Hal ini dapat menimbulkan
kepanikan, rendah diri, yang akhirnya sulit berkomunikasi dan
tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Demikian pula
dengan perkembangan biologis dan fisiologis anak laki-laki,
misalnya mimpi basah, tumbuh bulu dan lain-lain. Peran orang tua
dalam hal ini sangat penting untuk membimbing mempersiapkan
berbagai kemungkinan menghadapi perkembangan biologis dan
fisiologis.
b) Model Krisis Identitas (Identity Crises Model)
7
Model ini memahami remaja berdasarkan pemahaman remaja
terhadap identitas dan konsep dirinya. Memandang remaja
mengalami krisis identitas, belum memiliki kejelasan tentang siapa
dirinya, apa potensinya dan apa kekurangannya. Berdasarkan
model ini, remaja harus dibantu untuk menjawab pertanyaan siapa
saya?, sehingga memperoleh kejelasan tentang konsep diri dan
identitas dirinya. Bila tidak, remaja akan mengidentifikasi dan
melakukan imitasi identitas orang lain, terutama tokoh idolanya
sebagai dirinya. Masalah muncul bila tokoh yang menjadi idolanya
adalah tokoh mafia, yang sering digambarkan sebagai pembunuh
berdarah dingin. Dalam hal ini peran orang tua dan para
profesional yang berkepentingan mempunyai tanggung jawab
untuk membantu remaja agar memiliki kejelasan terhadap identitas
dan konsep dirinya.
c) Model Kebutuhan (Need Model)
Mengacu pada teori kebutuhan untuk memahami remaja. Menurut
teori kebutuhan Maslow (1970), bila kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, maka pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan lainnya tidak akan banyak menemukan kesulitan yang
berarti. Kedua kebutuhan tersebut sangat berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan remaja yang lainnya. Remaja
sering menampilkan perilaku kasar bila perutnya lapar, kurang
tidur an perasaannya tidak aman. Dalam hal ini orang tua sangat
berperanan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan fisiologis dan
rasa aman remaja.
d) Model Belajar Sosial (Social Learning Model)
Memandang bahwa remaja sangat sensitive atas model-model
perilaku di lingkungannya. Bandura (1970) mengemukakan sebuah
8
teori bahwa apabila seseorang terekspos pada satu model perilaku,
kemudian exposure tersebut terjadi berulang-ulang (repetition),
maka akan terjadi retention (penyimpanan dalam long-term
memory). Bila ini terjadi, maka seseorang tersebut akan mengikuti
model perilaku tersebut. Exposure ini biasanya dialami remaja dari
media massa terutama televisi atau dari lingkungan sebayanya.
Bila model perilaku yang menempa remaja tersebut ternyata
dianggap cocok, maka remaja akan mengikuti model perilaku
tersebut. Selain itu, pada saat berkumpul dengan lingkungan
kelompoknya, biasanya mereka berperilaku sama, yang sebenarnya
merupakan hasil belajar sosial. Masalah muncul apabila model
perilaku yang mengeksposnya adalah model perilaku negatif atau
menyimpang. Orang tua dan para profesional yang berkepentingan
juga mempunyai tanggung jawab dalam hal mencegah
tereksposnya remaja pada model-model perilaku negatif atau
menyimpang, atau mempersiapkan remaja agar memiliki
ketahanan dalam menghadapi pengaruh model-model perilaku
tersebut.
e) Model Stress (Stress Model)
Memandang bahwa setiap orang pasti mengalami stress pada suatu
saat. Kemampuan mengatasi stress (Coping Ability) sangat
berperanan. Stress yang tidak teratasi akan mengakibatkan
kecemasan, baik kecemasan ringan, seperti berkeringat, sampai
kecemasan berat seperti psikosomatis. Daya untuk mengatasi atau
mengelola stress pada diri remaja perlu dikembangkan. Banyak
kasus-kasus kenakalan remaja disebabkan oleh stress dan
rendahnya kemampuan untuk mengatasi. Pelatihan-pelatihan untuk
mengatasi stress dapat membantu para remaja mengembangkan
coping ability. (Jones, 1985)
9
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan program ini dilaksanakan di kost Las Vegas dan kost
Kalifornia kota Surakarta. Pelaksanaan program ini dilaksanakan
selama 4 bulan penuh yang dimulai sejak bulan awal, setelah pendanaan
program PKMM tahap awal cair.
2. Peserta
Pelatihan program ini akan diikuti oleh seluruh mahasiswa di kost
Kalifornia dan kost Las Vegas Bumi Laweyan, Kota Surakarta.
3. Pelaksanaan Program
a. Persiapan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini merupakan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKMM. Sebelum proses
pelatihan dilaksanakan, pelaksana kegiatan melakukan konsultasi
dengan dosen pendamping secara intensif. kemudian melakukan
observasi terhadap masyarakat sasaran dan melakukan koordinasi
dengan pihak yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilaksanakan setelah semua
persiapan dilakukan. Kita akan melakukan observasi dengan
melakukan wawancara dengan mahasiswa di kost kalifornia dan
kost las vegas kota surakarta selama 2 bulan, tiap 1 minggu
diadakan 3 kali pertemuan yaitu hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Kita
mengikuti berbagai aktivitas diluar kampus sampai kehidupan
mereka di malam hari.
Mahasiswa di kost kalifornia dan kost las vegas bertindak
sebagai agen penyuluhan kita akan dampak-dampak dari perilaku
menyimpang yang biasanya di lakukan para remaja saat ini.
Selanjutnya nanti 1 bulan selanjutnya, mahasiswa di kost
kalifornia dan kost las vegas di minta mencari tahu apa yang di
lakukan mahasiswa lain di kost sekitar mereka di luar aktivitas di
10
kampus. Pada akhir pertemuan kami adakan cerita bersama untuk
menentukan apa sebenaranya masalah yang mereka hadapi dan
nantinya akan kita simpulkan sebagai laporan kegiatan ini.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Keseluruhan program ini akan dilaksanakan selama 4 bulan, dengan
perencanaan kegiatan dan waktu sebagai berikut:
Bulan Ke-1
Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
Bulan Ke-4
Kegiatan Minggu Ke-
Minggu Ke-
Minggu Ke-
Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Konsultasi dengan dosen pendampingObservasi masyarakat sasaranPersiapan PelatihanPelaksanaan Kegiatan PKMEvaluasi Kegiatan PKMPembuatan Laporan
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Iwan Kurniawan
b. NIM : J 500 090 088
c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 4 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
a. Nama lengkap : M. Alfian Zaini A.
b. NIM : J 500 090
c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
11
e. Waktu kegiatan PKM : 4 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Bobby Hafidz
b. NIM : J 500 090
c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 4 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Pahlevi yudha
b. NIM : J 500 090
c. Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter
d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e. Waktu kegiatan PKM : 4 jam/minggu
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lengkap : Sutri, S.Pd.
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. NIK : -
4. Jabatan struktural : Dosen Fakultas Kedokteran UMS
5. Fakultas/Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter
6. Waktu kegiatan PKM : 4 jam per minggu
L. BIAYA
1. Biaya Habis Pakai
No.Nama
KebutuhanSatuan
Harga
SatuanPenggunaan Biaya
12
1. Tinta Printer Pak 22.500 5 112.500
2. CD Blank Keping 3.000 10 30.000
3. Kertas HVS Rim 35.000 2 70.000
4. Bolpoint pak 17.500 1 17.500
5. Spidol Buah 6.000 2 12.000
6. Buku Tulis Pak 30.000 1 30.000
7. Karung Buah 3.000 5 15.000
8. Tempat Sampah
Buah 10.000 200 2.000.000
9. Ikan pemakan jentik
ekor 500 400 200.000
10. Foto Kopi Lembar 200 1000 200.000
11. Kuitansi Buah 5.000 1 5.000
Sub Total
2. Biaya Penunjang Kegiatan PKMM
No
.
Nama
KebutuhanSatuan
Harga
SatuanPenggunaan Biaya
1. Sewa 3 komputer
Jam @ 3.000 60 540.000
2. Sewa printer Hari 5.000 45 225.000
3. Sewa kamera Bulan 75.000 4 300.000
4. Sewa LCDPertemuan
10.000 8 80.000
Sub Total 1.145.000
3. Biaya Perjalanan dan Akomodasi
No.Nama
KebutuhanSatuan
Harga
SatuanPenggunaan Biaya
1. Sewa 3 motor Hari @ 30 900.000
13
10.000
2. Diskusi Terbatas
3 orang
Hari @
10.000
50 1.500.000
3. Diskusi terbatas,
tim, mitra dan
pihak sekolah
(40 orang) Per
tem
uan
@ 1.000 8 320.000
Sub Total
4. Lain-lain
No.Nama
KebutuhanSatuan
Harga
SatuanPenggunaan Biaya
1. Cendera Mata
a. Stiker lembar 500 200 100.000
b. Jam
dinding
buah 50.000 2 100.000
2. Proposal Jilid 30.000 6 180.000
3. Laporan
Kemajuan
Jilid 30.000 5 150.000
4. Laporan
Akhir
Jilid 30.000 6 180.000
5. Catride reffil Buah 200.000 1 200.000
6. Flash disk 4 G Buah 100.000 1 83.000
Sub Total
Rekapitulasi Rincian Biaya Penelitian:
1. Biaya Habis pakai Rp. 5.892.000
14
2. Biaya Penunjang PKM Rp. 1.145.000
3. Perjalanan Rp. 1.970.000
4. Lain-lain Rp. 993.000 +
Total Rp. 10.000.000
M. LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat hidup ketua dan anggota
2. Surat pernyataan kesediaan bekerjasama dari pihak mitra
3. Denah detil lokasi kegiatan PKMM
4. Teknis kegiatan di lapangan
15