PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ......

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SKRIPSI APLIKASI STRUKTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MENGUKUR PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : SAYID ABDURRASYID F 0305100 PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ......

Page 1: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SKRIPSI

APLIKASI STRUKTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM

MENGUKUR PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SAYID ABDURRASYID

F 0305100

PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“Jangan terlalu khawatir pada masa depan, segala sesuatu yang akan terjadi

akan baik dan berguna bagimu”

(Epictetus)

“Anda pasti bisa bila anda pikir anda bisa. Jadi berpikirlah bahwa anda bisa”

(Norman Vincent Peale)

Page 5: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

· Bapak , Ibu untuk do’a , semangat dan kasih

sayangnya

· Kakak tersayang

· Sahabatku

· Almamater

Page 6: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul APLIKASI STRUKTURAL

EQUATION MODELING (SEM) DALAM MENGUKUR PENGARUH

STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam

menyelesaikan pendidikan program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ditemui beberapa kesulitan, namun berkat

bantuan, motivasi, bimbingan dan do’a diberbagai pihak maka skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santoso Tri Hananto, Msi. Ak. Selaku Ketua Jurusan Akutansi.

3. Dra. Sri Murni, Msi. Ak. Selaku Sekretaris Jurusan Akutansi.

4. Drs. Eko Arief S. Msi. Ak. Selaku Pembimbing Akademik.

5. Drs. Agus Budiatmanto, Msi. Ak. Selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 7: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. Para dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang

bermanfaat bagi saya.

7. Para staf administrasi dan tata usaha Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu saya dalam

menyelesaikan studi di program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

8. Kedua orang tuaku tercinta atas do’a restu, kasih sayang, semangat,

motivasi, dukungan baik moral maupun spiritual serta kesabaran yang

berlimpah kepada saya selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini akan tetapi tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kelanjutan pembuatan penelitian ini. Penulis juga mohon maaf apa bila terdapat

banyak kekurangan dan kesalahan. Terima kasih

Surakarta, 8 Oktober2011

Penulis

Page 8: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Struktur Kepemilikan .................................................................... 8

B. KeputusanKeuangan ...................................................................... 12

C. Nilai Perusahaan ........................................................................... 40

D. Struktur Kepemilikan Dan Keputusan Keuangan ......................... 41

Page 9: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

E. Struktur Kepemilikan Dan Nilai Perusahaan ............................... 43

F. Keputusan Keuangan Dan Nilai Perusahaan ................................ 43

G. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 45

H. Hipotesis ........................................................................................ 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Metode yang Digunakan ....................................................... 47

B. Pemilihan Sampel dan Data .......................................................... 48

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................. 51

D. Metode Analisis ............................................................................. 54

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif ......................................................................... 57

B. Analisis Data dan Pembahasan ...................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 85

B. Keterbatasan .................................................................................. 86

C. Saran ............................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II. 1 KerangkaPikiran ..................................................................................... 45

IV. 1 HubunganantarVariabel ........................................................................ 62

Page 11: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Table Halaman

Table III. 1 Proses PemilihanSampel ............................................................. 49

Tabel III. 2 DaftarNama Perusahaan Sampel ................................................. 50

Tabel IV. 1 StatistikDeskriptif ....................................................................... 57

Tabel IV. 2 Nilai R-Square ............................................................................ 60

Tabel IV. 3 HasilPengujianHipotesis ............................................................. 63

Page 12: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

APLIKASI STRUKTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MENGUKUR PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SAYID ABDURRASYID

F 0305100

ABSTRAKSI

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen; 2) pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan; 3) pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan dan kebijakan dividen; 4) pengaruh keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen; dan 5) pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan, dengan sampel perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian sebanyak 43 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pada model Struktural Equation Modelling (SEM) memakai statistik non parametrik yaitu vPLS sebagai alat analisis model penelitian.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Kepemilikan manajerial (MOW)mempunyai pengaruh negatif dan signifikan(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar -2,5595; (2) Keputusan pendanaan (DER) mempunyai pengaruh positif dan signifikan(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 2,5316; (3) Keputusan pendanaan (DER)mempunyai pengaruh negatif dan signifikan(pada tingkat 0,05) terhadap nilai perusahaan (closing price) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar -2,2411; (4) Keputusan investasi (INV)mempunyai pengaruh positif dan signifikan(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 2,5859; (5) Keputusan investasi (INV)mempunyai pengaruh positif dan signifikan(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (closing price) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 3,2670; (6) Kebijakan dividen (DPR)mempunyai pengaruh positif dan signifikan (pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 3,2670; (7) Kebijakan dividen (DPR)mempunyai pengaruh positif dan signifikan(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (closing price) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 6,7981; (8) Pada kerangka pemikiran pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan keuangan (halaman 66) tidak terdapat pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan keuangan; (9) Pada kerangka pemikiran pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan (halaman 73) terdapat pengaruh kepemilikan manajerial (MOW)hanya terhadap nilai perusahaan (market value of equity); dan (10) Pada kerangka pemikiran pengaruhkeputusan keuangan terhadap nilai perusahaan (halaman 77) terdapat pengaruh keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Managerialownership, Institutional Ownership,

KeputusanPendanaan, KeputusanInvestasi, KebijakanDividen, Nilai Perusahaan, Closing Price, Struktural Equation Modelling (SEM), dan PLS.

Page 13: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

APLIKASI STRUKTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MENGUKUR PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPUTUSAN KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

SAYID ABDURRASYID

F 0305100

ABSTRACT

The company is seen as a set of contracts between corporate managers and shareholders. The appointment of managers by shareholders to manage the company in reality is often a problem because the purpose of personal goals clashed with corporate managers. The objectives to be achieved in this study was to determine: 1) the effect of ownership structure on investment decisions, funding decisions, and dividend policy; 2) the effect of ownership structure on firm value, 3) influence investment decisions on funding decisions and dividend policy; 4 ) influence funding decisions on dividend policy, and 5) influence investment decisions, funding decisions, and dividend policy on firm value.The study population is a manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period of observation, with a sample of firms that can be used as a sample study of 43 companies. The research method used in this study using quantitative methods on the model of Structural Equation Modelling (SEM) using non-parametric statistical analysis tool that is VPLS as a research model.

The results of data analysis showed that: (1) managerial ownership (MOW) has a negative and significant effect (at 0.01) against the firm value (market value of equity) with the acquisition of the t-statistic value of -2.5595, (2) funding decisions (DER) has a positive and significant (at 0.01) against the firm value (market value of equity) with the acquisition value of the t-statistic of 2.5316, (3) The decision of funding (DER) has a negative and significant influence (at 0.05) against the firm value (closing price) with the acquisition of the t-statistic value of -2.2411, (4) investment decisions (INV) has a positive and significant (at 0.01) against the value of the company ( market value of equity) with the acquisition value of the t-statistic of 2.5859, (5) investment decisions (INV) has a positive and significant (at 0.01) against the firm value (closing price) by the acquisition value of t-statistics for 3.2670, (6) Dividend (DPR) has a positive and significant (at 0.01) against the firm value (market value of equity) with the acquisition value of the t-statistic of 3.2670, (7) Dividend ( DPR) has a positive and significant (at 0.01) against the firm value (closing price) with the acquisition of the t-statistic value of 6.7981; (8) In the frame of mind influence the ownership structure of financial decisions (page 66) there is no influence the ownership structure of financial decisions; (9) In the frame of mind influence the ownership structure on firm value (page 73) there is the influence of managerial ownership (MOW) is only against the firm value (market value of equity), and (10) In the frame of mind influence the decisionfinance against the value of the company (page 77) there is the influence of financial decisions on firm value.

Keywords: Managerial ownership, Institutional Ownership, Financing

Decisions, Decisions Investments, Dividend Policy, Corporate Values, Closing Price, Structural Equation Modelling (SEM), and PLS.

Page 14: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer

perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham

untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi

masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi

manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan

hanya menguntungkan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan para

pemegang saham. Hal ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan informasi

yang dimiliki oleh keduanya. Perbedaan informasi ini disebut sebagai

asymmetric information.

Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai

perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin

sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar

sahamnya (Fama, 1978). Jensen (2001) menjelaskan bahwa untuk

memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus

diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran,

maupun saham preferen. Penyatuan kepentingan pemegang saham,

Page 15: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang

mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan seringkali menimbulkan

masalah-masalah (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh

struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional).

Struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi

jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan

dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.

Pihak pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan

memberikan tingkat insentif yang layak kepada manajer dan harus bersedia

mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard

dari manajer. Biaya-biaya tersebut disebut sebagai biaya keagenan atau agency

cost. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi

agency cost, diantaranya adalah pertama, dengan meningkatkan kepemilikan

dari dalam (insider ownership) atau kepemilikan manajerial, menurut Jensen

dan Meckling (1976) penambahan kepemilikan manajerial memiliki

keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham.

Kedua, dengan menggunakan kebijakan hutang.

Easterbrook (1984) berargumen bahwa pemegang saham akan

melakukan monitoring terhadap manajemen namun bila biaya monitoring

tersebut terlalu tinggi maka mereka akan menggunakan pihak ketiga

Page 16: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

(debtholders dan atau bondholders) untuk membantu mereka melakukan

monitoring. Debtholders yang sudah menanamkan dananya di perusahaan

dengan sendirinya akan berusaha melakukan pengawasan terhadap

penggunaan dana tersebut. Ketiga, melalui peningkatan Dividend Payout Ratio

(DPR) atau rasio dividen terhadap laba bersih. Crutchley dan Hansen (1989)

menyatakan bahwa pembayaran dividen akan menjadi alat monitoring

sekaligus bonding bagi manajemen. Keempat, dengan cara mengaktifkan

monitoring melalui investor-investor institusional. Adanya kepemilikan oleh

institutional investor seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi,

dan kepemilikan institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang

lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham

mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung

atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

Hal ini disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki.

Beberapa penelitian mengenai struktur kepemilikan dan keputusan keuangan

pernah dilakukan oleh Crutchley et al (1999) dengan membangun sebuah

model yang menunjukkan empat keputusan yang saling terkait menyangkut

leverage, dividend, insider ownership, dan institutional ownership ditentukan

secara simultan dalam kerangka agency cost. Penelitian Crutchley (1999),

memberikan bukti bahwa ada keterkaitan antara keputusan leverage, dividend

Page 17: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

payout ratio, insider ownership, dan institutional ownership yang ditentukan

secara simultan meskipun tidak menyeluruh. Pada penelitiannya Crutchley et.

al (1999) juga membuktikan bahwa kepemilikan institusional merupakan

subtitusi kepemilikan manajerial. Chen (2000) menemukan hubungan negatif

antara analyst coverage dan kepemilikan manajerial, hal ini mendukung hasil

penelitian Crutchley et. al (1999.)

Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat

dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu

keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan

lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

Penelitian tentang keputusan keuangan sebagaimana kerangka pikir di atas

pernah dilakukan oleh Sri Hasnawati (2005) yang menemukan bahwa

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen secara

parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen

secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung

keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen

dan keputusan pendanaan. Agrawal (1994) meneliti kebijakan dividen terhadap

semua ekuitas perusahaan dan temuannya adalah bahwa dividen dapat

dipandang sebagai subtitusi dari hutang dalam mengurangi agency cost. Jadi,

keputusan investasi berpengaruh terhadap keputusan pendanaan, keputusan

Page 18: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pendanaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, dan keputusan investasi

berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dikatakan bahwa keputusan

keuangan merupakan variabel intervening atas pengaruh struktur kepemilikan

terhadap nilai perusahaan, sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap keputusan investasi,

keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen?

2. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

3. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen

berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap keputusan

investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen.

Page 19: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan,

dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti, mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap

keputusan keuangan dan nilai perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek

Indonesia.

2. Bagi manajemen, sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

melakukan analisis dalam menjelaskan market value bank dan mengetahui

variabel-variabel yang mempengaruhinya.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan referensi dan memperluas informasi dan wawasan dalam

mengembangkan penelitian pada bidang manajemen akuntansi, investasi,

dan penggunaan aplikasi SEM dalam menganalisis.

Page 20: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4. Bagi Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham pada

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 21: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Struktur Kepemilikan

1. Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership)

Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di manajemen

perusahaan baik sebagai dewan komisaris atau sebagai direktur disebut

kepemilikan manajerial. Adanya kepemilikan saham oleh pihak

manajemen akan ada suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan

yang diambil oleh manajemen perusahaan, termasuk di dalamnya adalah

kebijakan menggunakan hutang. Pihak pemilik saham cenderung

berkeinginan untuk mengurangi penggunaan yang menimbulkan hutang

karena dengan banyaknya hutang akan menimbulkan risiko yang tinggi.

Risiko perusahaan sepenuhnya merupakan tanggung jawab manajer. Oleh

sebab itu, manajer perusahaan yang mempunyai kepemilikan saham akan

cenderung memilih pembiayaan tidak dengan hutang untuk mengurangi

dilusi kepemilikan pada saham mereka.

Menurut Sartono (2004) dalam Rusdianto (2007) managerial

ownership didefinisikan sebagai persentase suara yang berkaitan dengan

saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan direksi suatu

8

Page 22: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

perusahaan. Secara matematik nilai Insider Ownership (IO) diperoleh

dari persentase saham perusahaan yang dimiliki direksi dan komisaris.

Kepemilikan saham oleh manajemen dapat dirasakan langsung manfaat

dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul

sebagai sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan

pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa

kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi

masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-

kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka

menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham

eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer

diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk

kepentingannya. Untuk Menyejajarkan antara kepentingan manajer

dengan pemilik perusahaan, terdapat mekanisme khusus yang dapat

digunakan untuk memotivasi manajer agar bertindak sesuai dengan

kepentingan manajer. Salah satunya adalah meningkatkan kepemilikan

saham terhadap manajer. Langkah ini ditunjukkan untuk menarik dan

mempertahankan manajer yang cakap serta untuk mengarahkan tindakan

manajer agar mendekati kepentingan pemegang saham, terutama untuk

Page 23: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

memaksimalkan harga saham.

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori

keagenan sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen

dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk

memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya

sendiri. Murphy (1985), Jensen dan Murphy (1990), serta Smith dan

Watts (1992) dalam Sukartha (2007), menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial merupakan program kebijakan remunerasi guna mengurangi

masalah keagenan. Mereka menjelaskan bahwa kompensasi tetap berupa

gaji, tunjangan, dan bonus terbukti dapat digunakan sebagai sarana untuk

menyamakan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.

2. Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)

Menurut Mello dan Person dalam Rusdianto (2007) bahwa

kepemilikan luar (outsider ownership concentration) adalah persentase

kepemilikan saham luar (nonmanajemen) atas saham perusahaan.

Menurut Wahidahwati (2002) dalam Rusdianto (2007) kepemilikan

institusional yaitu proporsi saham yang dimiliki institusional pada akhir

tahun yang diukur dengan persentase (%).

Kepemilikan saham oleh pihak luar atau oleh institusional investor

Page 24: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sebagai monitoring manajemen memiliki arti yang sangat penting.

Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh institusi lain dalam bentuk

perusahaan-perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan secara

optimal. Mekanisme monitoring tersebut akan menjamin peningkatan

kemakmuran pemegang saham. Signifikasi kepemilikan institusional

sebagai agen pengawas ditekankan melalui investasi mereka yang cukup

besar dalam pasar modal. Bila kepemilikan institusional tidak puas atas

kinerja manajer, mereka langsung menjual sahamnya.

Perubahan perilaku kepemilikan institusional dari pasif menjadi

aktif bisa meningkatkan akuntabilitas manajerial sehingga manajer akan

lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang dapat berpengaruh

terhadap perusahaan. Meningkatnya aktivitas kepemilikan institusional

dalam melakukan monitoring disebabkan oleh kenyataan bahwa adanya

kepemilikan saham yang signifikan oleh institusional yang telah

meningkatkan kemampuan mereka. Untuk bertindak secara kolektif,

peningkatan aktivitas kepemilikan institusional juga didukung oleh usaha

meningkatkan tanggung jawab manajer. Aktivitas pengawasan dapat

dilakukan dengan meningkatkan kinerja para komite penasihat yang

bekerja untuk melindungi kepentingan investor luar.

Page 25: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. Keputusan Keuangan

1. Keputusan Pendanaan

Keputusan mengenai pemenuhan kebutuhan dana bersangkutan

dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan, penentuan

perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan struktur modal

yang optimal (Van Horne, 1992) dalam Riyanto (2001: 10).

Struktur modal (capital structure) merupakan komposisi pendanaan

permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang

perusahaan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan

dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen

perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004: 2).

Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu

bauran atau kombinasi sumber dana permanen sedemikian rupa agar

mampu memaksimalkan harga saham perusahaan dan agar tujuan

manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai.

Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini

disebut struktur modal optimal (Warsono, 2003: 235).

Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan

untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan karena biaya

ini secara potensial akan mengurangi pembayaran dividen kepada para

Page 26: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalkan, jumlah

dividen yang akan dibayarkan akan meningkat dan hal ini tentunya dapat

memaksimalkan harga saham.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

pemegang saham. Tujuan ini jelas bukan hanya menguntungkan

pemegang saham, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang

terbatas telah dialokasikan secara efisien yang menguntungkan

perekonomian. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal

dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai

buku saham bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan

struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang meminimalkan

biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi tetap tinggi.

Perusahaan pada umumnya menghadapi permasalahan bagaimana

mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman hutang dan modal

sendiri untuk memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Brigham dan Houston (2001: 6) empat faktor yang

mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu :

a. Risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan

apabila perusahaan tidak menggunakan hutang. Semakin besar risiko

bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang yang optimal.

Page 27: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b. Posisi pajak perusahaan, yakni dengan menggunakan hutang maka

biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak sehingga

menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal

dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para

manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat

diperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih suka

menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang

baik bila keadaan perekonomian sulit.

d. Konservatisme atau agresivitas manajemen, yakni ada sebagian

besar manajer lebih agresif dari yang lain sehingga sebagian

perusahaan lebih cenderung menggunakan hutang untuk

meningkatkan laba dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur

modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang

ditargetkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal.

Penentuan struktur modal bukanlah sebuah ilmu pasti. Meskipun

perusahaan-perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali

mempunyai struktur modal yang berbeda.

Page 28: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan

struktur modal terhadap nilai perusahaan jika keputusan investasi dan

kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan

menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya

apakah harga saham akan berubah apabila perusahaan tidak mengubah

keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, seandainya

perubahan struktur modal tidak mengubah nilai perusahaan berarti bahwa

tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik,

tetapi kalau dengan mengubah struktur modal ternyata nilai perusahaan

berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur

modal yang akan memaksimalkan nilai perusahaan adalah struktur modal

yang terbaik (Husnan, 2004: 263).

Teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa

kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara

hutang dan ekuitas yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai

perusahaan. Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer

keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari

sumber-sumber dana yang akan dipilih.

Sumber dana di dalam perusahaan dibagi ke dalam dua kategori,

yaitu sumber pendanaan internal dan sumber pendanaan eksternal.

Page 29: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Sumber pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan

depresiasi aktiva tetap sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat

diperoleh dari para kreditur yang disebut dengan hutang.

Dalam menentukan kebijakan struktur modal, manajemen

berpegang pada beberapa teori, yaitu:

a. Pecking order theory.

Teori Pecking Order dalam struktur modal dijelaskan dalam empat

poin di bawah ini:

1) Perusahaan menerapkan kebijaksanaan denda untuk kesempatan

investasi.

2) Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan

dana dari dalam dulu, lainnya modal keuangan eksternal akan

dicari.

3) Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan pertama akan

memilih menerbitkan sekuritas utang. Menerbitkan sekuritas

jenis modal akan diterbitkan terakhir.

4) Dengan semakin banyaknya dana eksternal dibutuhkan untuk

mendanai proyek dengan nilai sekarang positif. Pendapat

pecking order akan diikuti, ini berarti lebih menyukai utang

Page 30: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

yang berisiko, artinya pada konvertibel. Modal preferen. dan

modal biasa sebagai pilihan terakhir (Keown et. al, 2000: 57)

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan

untuk tidak perlu lagi membuka diri dari pemodal luar, kalau bisa

memperoleh sumber dana yang diperhatikan tanpa memperolehnya

dari pemodal luar sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana

eksternal lebih disukai dalam bentuk utang daripada modal sendiri

dengan alasan: (a) biaya emisi obligasi lebih murah daripada biaya

emisi saham baru dan (b) manajer khawatir penerbitan saham baru

akan ditafsirkan sebagai akibat buruk dari pemodal dan membuat

harga saham akan turun. Jadi, urutan sumber pendanaan dengan

mengacu pada pecking order theory adalah dana internal (fund

internal), utang (debt), dan modal sendiri (equity) (Barasa, 2009).

b. Signaling theory.

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001)

adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang

memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Menurut Brigham dan Houston

(2001), perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan

mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap

Page 31: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk

penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang

normal.

Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan

cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh

suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa

manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila

suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering

dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena

menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang

kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan

cerah.

c. Trade off theory.

Teori trade off dari struktur modal menunjukkan bahwa hutang

bermanfaat bagi perusahaan karena bunga dapat dikurangkan dalam

menghitung pajak (tax deducatible), tetapi hutang juga menimbulkan

biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan

potensial. Struktur modal yang optimal berada pada keseimbangan

antara manfaat pajak dari hutang dan biaya yang berkaitan dengan

kebangkrutan. Hal ini disebut juga dengan Balance Theory dimana

Page 32: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perusahaan berupaya mempertahankan struktur modal yang optimal

dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut Sundjaya dan Barlian (2001) teori struktur modal

yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan

biaya dari pembiayaan dengan hutang. Manfaat terbesar dari suatu

pembiayaan dengan hutang adalah pengurangan pajak yang

diperoleh dari pemerintah yang mengizinkan bahwa bunga atas

hutang dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.

Sedangkan biaya dari hutang dihasilkan dari: (1) peningkatan

kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang

yang tergantung pada tingkat risiko bisnis dan risiko keuangan, (2)

biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan, dan (3) biaya

yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi lebih

banyak tentang prospek perusahaan daripada investor.

Teori ini juga merupakan salah satu teori dasar dalam

pengambilan keputusan pendanaan karena teori ini menjelaskan

pembayaran bunga yang dapat dikurangkan dan perhitungan pajak

dapat meningkatkan nilai perusahaan sejalan dengan peningkatan

hutang selama posisi hutang dalam struktur modal masih berada di

bawah target struktur modal optimal. Menurut teori struktur modal,

Page 33: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

jika posisi struktur modal telah berada di atas target struktur modal

optimal, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai

perusahaan (Barasa, 2009).

2. Kebijakan Dividen

Keuntungan yang diperoleh investasi atau pemegang saham dapat

berupa capital gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan

keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham,

sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang

saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh

perusahaan. Dividen juga sebagai harapan bagi para investor artinya pada

titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari

laba yang diperoleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian

dasar dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada

pemegang saham sehubungan dengan keuntungan atau laba yang

diperoleh perusahaan.

Menurut Hanafi (2004: 361) dividen merupakan kompensasi yang

diterima oleh pemegang saham di samping capital gain. Dividen ini

untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari

laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum

anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada

Page 34: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kebijakan pimpinan.

Menurut Hidayati (2006) tujuan dari pembagian dividen adalah

sebagai berikut:

a. Untuk memaksimalkan kemakmuran bagi para pemegang saham

karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga

saham.

b. Untuk menunjukkan likuiditas perusahaan. Dengan dibayarkannya

dividen, diharapkan kinerja perusahaan dimata investor bagus dan

dapat diakui bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak

ekonomi dan mampu memberikan hasil kepada investor.

c. Sebagian investor memandang bahwa risiko dividen adalah lebih

rendah dibanding risiko capital gain.

d. Untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan

tetap yang digunakan untuk keperluan konsumsi.

e. Dividen dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara manajer

dan pemegang saham.

Menurut Sutrisno (2001: 304) ada beberapa bentuk dividen yang

akan dibagikan kepada pemegang saham, antara lain:

a. Pembagian dividen secara tunai atau cash dividend. Pembagian

deviden secara tunai terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:

Page 35: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Kebijakan pemberian dividen stabil.

Kebijakan pemberian yang stabil ini artinya dividen akan

diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka tertentu,

walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Dividen

stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan bila laba yang

diperoleh meningkat dan peningkatannya stabil maka dividen

juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama

beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini

banyak dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan,

yaitu: (a) dapat meningkatkan harga saham sebab dividen yang

stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai risiko lebih

kecil, (b) dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa

perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan

datang, dan (c) dapat menarik investor yang memanfaatkan

dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu

dibayarkan.

2) Kebijakan dividen meningkat.

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen

kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat

dengan pertumbuhan yang stabil.

Page 36: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3) Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan.

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti

besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar

laba yang diperoleh, semakin besar dividen yang dibayarkan.

Demikian pula sebaliknya, bila laba kecil, dividen yang

dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering disebut

dividend payout ratio.

4) Kebijakan pemberian dividen reguler yang rendah ditambah

ekstra.

Kebijakan dengan cara ini perusahaan menentukan jumlah

pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil kemudian

ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya

mencapai jumlah tertentu.

b. Pembagian stock dividend.

Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan adalah

dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang, tetapi dividen

diberikan dalam bentuk saham. Artinya pemegang saham akan diberi

tambahan saham sebagai pengganti cash dividend. Pemberian stock

dividend tidak akan mengubah besarnya jumlah modal sendiri, tetapi

akan mengubah komposisi modal sendiri perusahaan yang

Page 37: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bersangkutan. Karena pada dasarnya pemberian stock dividend ini

akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan

ke pos modal saham.

c. Kebijakan stock split.

Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi

mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap saham

perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan bisa mengambil

kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui

stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai

nominal yang lebih kecil. Dengan stock split ini jumlah lembar

saham menjadi lebih banyak maka mengakibatkan harga saham

turun. Oleh karena itu, dengan stock split harga saham menjadi lebih

murah sehingga harga pasar masih dalam trading range tertentu

d. Kebijakan repurchase stock.

Repurchase stock adalah pembelian kembali saham-saham

perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau investor.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan

untuk menambah modal guna pembiayaan di masa yang akan datang.

Page 38: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian

pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan

kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di

dalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam

perusahaan (Riyanto, 2001: 265). Laba yang simpan kembali atau laba

ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting dalam membiayai

pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen membentuk arus uang yang

semakin mengalir ke tangan pemegang saham. Ketika suatu perusahaan

memutuskan berapa jumlah uang kas yang harus dibagikan kepada para

pemegang saham maka tujuan perusahaan harus diutamakan, yaitu

memaksimalkan nilai pemegang saham sehingga rasio pembayaran

dividen (dividend payout ratio) merupakan faktor yang harus

dipertimbangkan. Sedangkan jumlah dividen yang dibayarkan tergantung

dari kebijakan setiap perusahaan.

Sartono (2000) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai

keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada

pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam retained

earnings guna membiayai investasi di masa datang.

Menurut Kolb (1983) dalam Hidayati (2006) kebijakan dividen

penting karena dua alasan, yaitu:

Page 39: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham.

b. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan

sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk

pertumbuhan perusahaan.

Kedua alasan tersebut merupakan dua sisi kepentingan yang agak

kontroversial. Agar kedua kepentingan tersebut dapat terpenuhi secara

optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati

dan teliti terhadap kebijakan dividen yang akan dipilih.

Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen, yaitu:

a. Smoothing theory.

Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan bahwa

jumlah dividen tergantung pada keuntungan perusahaan sekarang

dan dividen tahun sebelumnya.

b. Dividend irrelevance theory.

Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa

kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik

terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Penganjur utama

teori ini adalah Miller dan Modigliani (MM). Teori ini menyatakan

bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan

dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya. Dengan

Page 40: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kata lain, nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada

pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana

pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan

(atau pertumbuhan) (Keown et. al, 2000: 607).

c. Bird in the hand theory.

Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal

yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor

berasumsi bahwa pendapatan yang mereka harapkan melalui

perolehan modal akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang

berasal dari dividen. Hal ini disebabkan karena dividen lebih bisa

diramalkan daripada pendapatan modal. Manajemen dapat

mengontrol dividen, tetapi tidak dapat mendikte harga saham.

Investor kurang yakin akan menerima pendapatan dari perolehan

modal daripada dari dividen. Dengan mendapatkan dividen (a bird in

the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush)

karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan

terwujud sebagai dividen di masa yang akan datang (it can fly away).

Pandangan yang mengatakan dividen lebih pasti dari pada perolehan

modal, disebut bird in the hand theory (teori burung di tangan)

(Keown et. al, 2000: 607).

Page 41: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d. Tax preference theory.

Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak

terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor

lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran

pajak (Hidayati, 2006).

e. Clientele effect theory.

Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang mengasumsikan

jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya

mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan

konsekuensi negatif dari pajak (Suherli dan Harahap, 2004) dalam

Zulkifli (2008).

Menurut Sudjana dan Barlian (2001: 387) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:

a. Faktor hukum.

1) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen

dapat dibayar dari tahun-tahun yang lalu dan laba tahun

berjalan.

2) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal.

Melindungi para kreditur dengan melarang pembayaran dividen

Page 42: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang berasal dari modal, membagikan investasinya bukan

membagikan keuntungannya.

3) Peraturan mengenai tidak mampu bayar, perusahaan boleh tidak

membayar dividen jika tidak mampu (jumlah hutang lebih besar

daripada jumlah harta).

b. Posisi likuiditas.

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang

diperlukan menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun

terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin, peralatan,

persediaan, dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam

bentuk tunai.

c. Membayar pinjaman.

Perusahaan jika telah membuat keputusan untuk memperluas

usahanya atau untuk membiayai lainnya maka ia dapat melunasi

pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan

cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika

diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus

ada laba ditahan.

d. Kontrak pinjaman.

Apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali

Page 43: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.

e. Pengembangan aktiva.

Pertumbuhan perusahaan akan semakin besar kebutuhan dananya

untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Dana semakin

banyak dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang

harus ditahan dan dibayarkan.

f. Tingkat pengembalian

Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam

bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik

ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain.

g. Stabilitas keuntungan.

Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat

memperkirakan keuntungan di kemudian hari maka perusahaan

seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya

dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

h. Pasar modal.

Perusahaan besar yang sudah mantap dengan profitabilitas yang

tinggi dan keuntungan teratur dengan mudah dapat masuk ke pasar

modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk

Page 44: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pembiayaannya. Perusahaan kecil yang masih baru atau agak

gegabah adalah terlalu berisiko bagi calon debitur.

i. Kendali perusahaan.

Perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern

maka pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan

atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham

biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh

golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa.

j. Keputusan kebijakan dividen.

Perusahaan ingin mempertahankan dividen per lembar saham pada

tingkat yang konstan tetapi naiknya dividen selalu terlambat

dibandingkan dengan naiknya keuntungan, artinya dividen itu baru

akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu

benar-benar mantap dan nampak cukup permanen.

3. Keputusan Investasi

Investasi sangat penting artinya baik di negara yang sedang

membangun maupun di negara yang sudah maju karena investasi sebagai

alat untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa di masa yang akan

datang dan pada saat yang sama akan memperluas kesempatan kerja.

Menurut Tandelilin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas

Page 45: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sejumlah dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat

diperlukan. Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan

laba lebih awal dibandingkan dengan investasi yang laba diperoleh

kemudian. Misalnya bila kita menerima uang sejumlah lima juta rupiah

pada masa sekarang lebih berharga bila dibandingkan dengan lima juta

rupiah kita terima pada dua tahun yang akan datang. Tujuan investasi

yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan. Jika

investasinya dalam bentuk saham, maka keuntungan yang diterima dalam

bentuk capital gain atau dividen dan jika investasinya dalam bentuk

obligasi, maka keuntungan yang diterima dalam bentuk pendapatan

bunga.

Menurut Horngren dkk. (1998: 813) penggolongan investasi terdiri

dari:

a. Investasi jangka pendek (temporary investment).

Investasi jangka pendek sifatnya likuid, yaitu dapat dengan mudah

dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka pendek

adalah dalam bentuk surat-surat berharga yang dimiliki investor

dalam jangka waktu yang relatif pendek.

Page 46: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Investasi jangka panjang (long term investment).

Investasi jangka panjang sifatnya nonlikuid, yaitu tidak dapat dengan

mudah dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi jangka

panjang adalah dalam bentuk saham, obligasi, tanah, dan bentuk lain

yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dan

direncanakan dimiliki bertahun-tahun.

Menurut Kieso dan Weygant (1995: 261) investasi jangka

panjang terdiri dari:

1) Investasi dalam sekuritas seperti obligasi, saham biasa atau

wesel jangka panjang.

2) Investasi dalam harta tetap berwujud yang saat ini digunakan

dalam operasi seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi.

3) Investasi yang disisihkan untuk dana khusus seperti dana

pelunasan, dana pensiun, atau dana perluasan pabrik, dan nilai

penyerahan kas dari asuransi jiwa.

4) Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak

dikonsolidasi.

Menurut Mulyadi (1997: 284) jenis-jenis investasi terdiri dari

empat, yaitu:

Page 47: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a. Investasi yang tidak menghasilkan laba.

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau

karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui yang mewajibkan

perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba

atau rugi. Misalnya karena air limbah yang telah digunakan dalam

proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan

timbulnya pencemaran lingkungan maka pemerintah mewajibkan

perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah sebelum

air tersebut dibuah ke luar pabrik. Karena sifatnya merupakan

kewajiban yang harus dilaksanakan, maka jenis ini tidak

memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk

mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.

b. Investasi yang tidak dapat diukur labanya.

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang

diharapkan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit

untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya

promosi untuk produk jangka panjang, biaya penelitian, dan

pengembangan. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam

mempertimbangkan jenis investasi ini adalah persentase tertentu dari

hasil penjualan (untuk biaya promosi produk) dan persentase tertentu

Page 48: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dari laba bersih perusahaan (untuk biaya penelitian dan

pengembangan).

c. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan.

Investasi meliputi penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam

pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan terjadi biaya

operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar dibandingkan biaya

operasi jika mesin dan peralatan tersebut diganti dengan yang baru

atau produktifitasnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.

d. Investasi dalam perluasan usaha.

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah

kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Untuk memutuskan jenis investasi ini yang perlu dipertimbangkan

adalah apakah aktiva yang diperlukan untuk perluasan usaha

diperkirakan akan menghasilkan laba yang jumlahnya memadai.

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu

tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di

dalam perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan

akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.

Page 49: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Investasi selalu berhadapan dengan risiko ketidakpastian karena

pengeluaran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan

diterima dalam waktu yang akan datang. Masa yang akan datang

menghadapi berbagai perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah,

tingkat inflasi, tingkat bunga, kondisi politik, sosial, dan keamanan.

Semakin besar ketidaktahuan akan laju perubahan mengenai faktor itu di

masa yang akan datang akan menyebab semakin besarnya risiko yang

dihadapi. Oleh karena itu, investasi memerlukan studi kelayakan sebelum

dilaksanakan. Studi kelayakan investasi harus dilakukan untuk semua

aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung

oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait.

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang

berkesinambungan. Menurut Tandelilin (2001: 8) proses keputusan

investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus

sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahapannya

adalah

a. Penentuan tujuan investasi.

Yaitu menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan

investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung

investor yang membuat keputusan.

Page 50: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Penentuan kebijakan investasi.

Tahap ini dimulai dari penentuan keputusan alokasi aset. Keputusan

ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai

kelas-kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, dan real estate).

Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang

mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang

dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak

yang harus ditanggung.

c. Pemilihan strategi portofolio.

Strategi portofolio yang dipilih harus sesuai dengan dua tahap

sebelumnya. Strategi portofolio ada dua yaitu strategi aktif meliputi

kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik peramalan

secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik dan

strategi portofolio pasif meliputi aktivitas pada portofolio yang

seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif adalah

bahwa semua informasi tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan

pada harga saham.

d. Pemilihan aset.

Adalah pemilihan aset yang memerlukan pengevaluasian setiap

sekuritas yang ingin di masukkan dalam portofolio yang efisien yaitu

Page 51: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

portofolio yang menawarkan return yang tertinggi dengan tingkat

risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return tertentu dengan

tingkat risiko terendah.

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.

Setelah tahap ini dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik maka

proses keputusan investasi harus dimulai dari tahap pertama.

Menurut Mulyadi (1997: 292) metode penilaian investasi terdiri

dari:

a. Pay back.

Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau

penolakan suatu investasi adalah jangka waktu yang diperlukan

untuk menutup kembali investasi dan setiap usulan investasi dinilai

berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan

oleh manajemen, jumlah kas masuk bersih atau rata-rata pertahun

yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang

direncanakan. Investasi yang diterima adalah investasi jangka

pengembaliannya paling cepat.

b. Average return on investment.

Metode ini sering disebut accounting method karena dalam

Page 52: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

perhitungannya digunakan angka laba akuntansi. Dalam metode ini

investasi yang diterima adalah investasi yang memberikan tingkat

pengembalian paling besar.

c. Present value.

Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang sehingga

menurut metode ini investasi akan diterima apabila jumlah nilai tunai

aliran kas masuk bersih dari investasi melebihi nilai tunai investasi

mula-mula tanpa mempertimbangkan lagi berapa jumlah kelebihan

nilai tunai aliran kas masuk bersih tersebut di atas investasi mula-

mula.

d. Discounted cash flows.

Metode ini sama dengan metode present value karena sama-sama

memperhitungkan nilai waktu uang di masa yang akan datang.

Perbedaannya bahwa pada metode present value, tarif kembalian

sudah ditentukan tetapi dalam metode discounted cash flow justru

mencari pada tarif kembalian berapa aliran kas masuk bersih harus

dinilai tunai agar investasi yang ditanamkan dapat tertutupi.

Page 53: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

C. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap

tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t

yang tercermin pada harga saham tahun t+1 (Sujoko dan Soebiantoro, 2007)

dalam Barasa (2009). Nilai perusahaan mencerminkan persepsi investor

tentang kinerja perusahaan pada waktu yang lain dan prospek masa depannya.

Ukuran nilai perusahaan dapat dibentuk melalui dua pendekatan, yaitu

pendekatan ekuitas dan pendekatan aktiva. Menurut pendekatan ekuitas, nilai

perusahaan adalah nilai pasar ekuitas, yaitu jumlah ekuitas yang beredar

dikali dengan harga pasar pada setiap akhir tahun buku. Indikator dan

variabel nilai perusahaan menurut pendekatan ekuitas adalah Market Value of

Equity (MVE). Menurut pendekatan aktiva nilai perusahaan adalah nilai pasar

aktiva, yaitu nilai pasar ekuitas ditambah dengan jumlah hutang. Indikator

dari variabel nilai perusahaan menurut pendekatan aktiva adalah Market to

Book Asset Ratio (MBR), yaitu nilai pasar aktiva dibagi dengan nilai buku

aktiva (Barasa, 2009).

Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan

dalam menentukan target struktur modal (aktivitas pendanaan), kemampuan

manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva (aktivitas

investasi), dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses

Page 54: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

produksi dan distribusi (aktivitas operasi) perusahaan.

Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga

sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100% sahamnya di pasar

modal maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar,

tentunya dengan asumsi pasar modal yang efisien. Apabila harga pasar saham

meningkat, berarti nilai perusahaan juga meningkat. Ini dapat dicapai dengan

pengoptimalan kinerja perusahaan. Semua usaha itu akan tercermin dari

pengembalian kepada pemegang saham dan harga saham yang semakin

tinggi.

D. Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan

Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol

eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost, sehingga

perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah. Dengan adanya kontrol

yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada tingkat rendah

untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko

kebangkrutan (Crutcley, 1999). Kim dan Sorenson (1986) mengemukakan

demand dan supply hypothesis. Demand hypothesis menjelaskan bahwa

perusahaan yang dikuasai oleh insider menggunakan hutang dalam jumlah

besar untuk mendanai perusahaan. Dengan kepemilikan besar, pihak insider

Page 55: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ingin mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahaan. Supply

hipothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikontrol oleh insider

memiliki debt agency cost kecil sehingga meningkatkan penggunaan utang.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), penggunaan utang mengurangi

kebutuhan ekuitas eksternal dan meningkatkan proporsi kepemilikan

manajerial. Penggunaan utang yang berlebihan akan meningkatkan

bankruptcy cost sehingga mengurangi minat manajer untuk menambah

kepemilikan (Friend dan Lang, 1988) Bird in the hand theory memandang

bahwa dividen tinggi adalah yang terbaik, karena investor lebih lebih suka

kepastian tentang return investasinya serta mengantisipasi risiko

ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan (Gordon dalam Brigham

dan Gapenski, 1996: 438). Rozeff (1982) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada

pemegang saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer

memiliki harapan investasi dimasa yang akan datang yang dibiayai dari

sumber internal. Sebaliknya jika pemegang saham lebih menyukai dividen

yang tinggi, maka menimbulkan perbedaan kepentingan, sehingga diperlukan

peningkatan dividen.

Crutchly (1999) menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan

institusional terhadap dividen adalah negatif. Semakin tinggi kepemilikan

Page 56: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan

mengurangi biaya keagenan, sehingga perusahaan akan cenderung untuk

menggunakan dividen yang rendah.

E. Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan

Fuerst dan Kang (2000) menemukan hubungan yang positif antara

insider ownership dengan nilai pasar setelah mengendalikan kinerja

perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi

alat monitoring yang efektif (Slovin dan Sushka, 1993). Hubungan antara

analysts coverage yang merupakan external monitoring function dan

Tobins’Q sebagai proksi nilai perusahaan adalah positif dan signifikan (Chen

dan Steiner, 2000).

F. Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham,

sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi

memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang

akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai

perusahaan (signaling theory).

Page 57: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau

adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif

oleh pasar (Brigham et al, 1999).

Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaaan

dalam mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen

mengandung informasi atau sebagai isyarat (signal) akan prospek perusahaan

(Rozeff, 1982).

Pendapat Roseff didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Asquith dan Mullins (1983), bahwa pengumuman meningkatnya dividen

telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan untuk menangkal isu-

isu yang tidak diharapkan perusahaan di masa mendatang. Masulis (1980)

melakukan penelitian dalam kaitannya dengan relevansi keputusan

pendanaan, menemukan bahwa sehari sebelum dan sesudah pengumuman

peningkatan proporsi hutang terdapat kenaikan abnormal return, sebaliknya

pada saat perusahaan mengumumkan penurunan proporsi hutang

berpengaruh kepada penurunan abnormal return.

Page 58: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

G. Kerangka Pemikiran

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

H1. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Keputusan

Pendanaan (DER)

H2. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Keputusan

Pendanaan (DER)

H3. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Keputusan

Investasi (INV)

H4. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Keputusan

Investasi (INV)

H5. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Kebijakan

Dividen (DPR)

Manegerial

Ownership (ξ1)

Institutional

Ownership (ξ2)

Keputusan Investasi

(η1)

Keputusan

Pendanaan (η2)

Kebijakan Deviden

(η3)

Nilai Perusahaan

(MVE dan PC)

(η4 dan η5)

ζ1

ζ3

ζ4

ζ2

ζ5

Page 59: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

H6. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Kebijakan

Dividen (DPR)

H7. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE)

H8. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H8)

H9. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Nilai

Perusahaan (CP)

H10. Terdapat Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Nilai

Perusahaan (CP)

H11. Terdapat Pengaruh Keputusan Pendanaan (DER) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE)

H12. Terdapat Pengaruh Keputusan Pendanaan (DER) terhadap Nilai

perusahaan (CP)

H13. Terdapat Pengaruh Keputusan Investasi (INV) terhadap Nilai Perusahaan

(MVE)

H14. Terdapat Pengaruh Keputusan Investasi (INV) terhadap Nilai Perusahaan

(CP)

H15. Terdapat Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan

(MVE)

H16. Terdapat Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan

(CP).

Page 60: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

hypotesis testing empirical study, yaitu menguji hipotesis dari studi empiris

yang pernah dilakukan, sehingga dapat dijelaskan temuan, baik yang

konsisten maupun yang tidak konsisten dari hasil temuan-temuan empirik,

terutama yang berkaitan dengan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

tidak bebasnya dan menggunakan menggunakan Metode Survei Penjelasan

(Explanatory Survey Method). Dilihat dari aspek metode pengumpulan

datanya, rancangan penelitian ini adalah penelitian pengamatan

(observasional), sebab sifat data berupa bahan yang hanya dapat diobservasi

dan tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari pihak lain, sebab data

penelitian ini peristiwa yang sudah terjadi pada waktu yang lalu. Dilihat dari

aspek kemampuan manipulasi variabel, rancangan penelitian ini adalah

penelitian ex post facto, sebab data penelitian berasal dari perusahaan

industri manufaktur apa adanya tanpa dimanipulasi.

Dilihat dari aspek tujuan penelitian, rancangan penelitian ini adalah

studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab-

akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis.

47

Page 61: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Kaidah utama hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat, yaitu: A

menghasilkan B, atau A menyebabkan B. Proses kejadiannya, A terjadi

sebelum B terjadi (time sequence), atau A terjadi kemudian selang waktu

tertentu B kemudian terjadi (lack period), maka bentuk desain penelitian

empiris ini ditetapkan adalah non-eksperimental atau ex post facto, yang

dibagi atas dua bentuk: (1) Studi irisan-melintang (cross sectional), dan (2).

Studi korelasional.

B. Pemilihan Sampel dan Data

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan

untuk membuat beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2003: 179).

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan industri manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2009. Menurut

informasi yang diperoleh dari ”Indonesia Capital Market Directory 2005-

2009,” perusahaan industri manufaktur merupakan jumlah perusahaan

terbanyak terdaftar di BEI, yaitu sebanyak 165 perusahaan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006: 117). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:61).

Page 62: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Beberapa pertimbangan yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada periode pengamatan, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2009.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan pada periode

pengamatan, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

3. Perusahaan tersebut tahun bukunya berakhir pada 31 Desember.

4. Perusahaan tersebut menerbitkan data mengenai kepemilikan manajerial

dan kepemilikan institusional pada periode pengamatan, yaitu dari tahun

2005 sampai dengan tahun 2009.

Tabel III.1

Proses Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah 1 2 3 4

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan pada periode pengamatan Perusahaan yang tahun bukunya tidak berakhir pada 31 Desember Perusahaan yang tidak memiliki data mengenai kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

165

(26)

(3)

(93)

Jumlah sampel final 43

Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah dilakukan, terdapat

43 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Oleh karena

periode penelitian ini selama lima tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2009, maka diperoleh data observasi sebanyak 215 (43 x 5 = 215).

Page 63: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Daftar perusahaan sampel dapat dilihat pada tabel III.2 berikut ini:

Tabel III.2

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Nama Emiten Kode

1 Gudang Garam Tbk GGRM 2 Panasia Indosyntec Tbk HDTX 3 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 4 Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM 5 Barito Pacific Timber Tbk BRPT 6 Sorini Corporation Tbk SOBI 7 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 8 Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU 9 Asiaplast Industries Tbk APLI 10 Berlina Tbk BRNA 11 Dynaplast Tbk DYNA 12 Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk LMPI 13 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 14 Citra Tubindo Tbk CTBN 15 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 16 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 17 Lion Mesh Prima Tbk LMSH 18 Lion Metal Works Tbk LION 19 Kedaung Indah Can Tbk KICI 20 Intikeramik Alamasri Industry Tbk IKAI 21 Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 22 Astra Otoparts Tbk AUTO 23 Branta Mulia Tbk BRAM 24 Prima Alloy Stell Tbk PRAS 25 Allbond Makmur Usaha Tbk SQMI 26 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 27 Mandom Indonesia Tbk TCID 28 Siantar TOP Tbk STTP 29 Selamat Sempurna Tbk SMSM 30 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 31 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 32 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 33 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 34 Indofarma (Persero) Tbk INAF 35 Gajah Tunggal Tbk GJLT 36 Enterindo Wahatama Tbk ETWA 37 Lautan Luas Tbk LTLS 38 Metrodata Electronics Tbk MTDL 39 Perdana Bangun Pusaka Tbk KONI 40 Intraco Penta Tbk INTA 41 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 42 Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 43 Voksel Electric Tbk VOKS

Page 64: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Ferdinand (2002) memberikan pedoman ukuran sampel yang

diambil (untuk penerapan statistik parametrik AMOS), yaitu:

a. 200-500 sampel untuk teknik Generalized Least Square.

b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

c. Tergantung pada jumlah indicator yang digunakan dalam seluruh

variable laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10.

d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik

estimasi.

Sedangkan apabila syarat kecukupan sampel dan distribusi data

tidak terpenuhi maka pengujian akan dilanjutkan menggunakan alat

analisis statistik SEM non parametrik yaitu menggunakan PLS.

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini adalah

1. Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) (Sugiyono, 2006: 33). Yang termasuk variabel independen

dalam penelitian ini adalah

Page 65: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Managerial Ownership (MOW)

Managerial ownership adalah tingkat kepemilikan saham pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan,

diukur oleh proporsi saham yang dimiliki manajer pada akhir tahun

yang dinyatakan dalam % (Haruman, 2008). Rumus yang digunakan

untuk managerial ownership menggunakan rumus sebagai berikut

(Haruman, 2008):

MOW = Persentase kepemilikan saham oleh manajerial perusahaan

b. Institutional Ownership (INS)

Institutional ownership adalah Tingkat kepemilikan saham

institusional dalam perusahaan, diukur oleh proporsi saham yang

dimiliki institusional pada akhir tahun yang dinyatakan dalam %

(Haruman, 2008). Rumus yang digunakan untuk institutional

ownership menggunakan rumus sebagai berikut (Haruman, 2008):

INS = Persentase kepemilikan saham oleh institusi

2. Variabel intervening (mediasi) adalah sebagai variabel yang secara

teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan

variabel independen dengan dependen tetapi tidak dapat diamati dan

diukur (Sugiyono, 2006: 33). Yang termasuk variabel mediasi dalam

penelitian ini adalah :

Page 66: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Keputusan Pendanaan (DER)

Debt to equity ratio (DER) adalah Rasio untuk menentukan

pembelanjaan atas aktiva dan sekaligus menggambarkan kebijakan

hutang (Haruman, 2008). Rumus yang digunakan untuk debt to

equity ratio menggunakan rumus sebagai berikut (Haruman, 2008):

DER =

b. Keputusan Investasi (INV)

Investasi adalah pertumbuhan total assets perusahaan dari tahun ke

tahun yang menunjukkan perkembangan investasi perusahaan

(Haruman, 2008). Rumus yang digunakan untuk keputusan investasi

menggunakan rumus sebagai berikut (Haruman, 2008):

Keputusan investasi =

c. Kebijakan Dividen (DPR)

Dividend payout ratio (DPR) adalah rasio pendistribusian laba yang

dibagikan kepada pemegang saham (Haruman, 2008). Rumus yang

digunakan untuk dividend payout ratio menggunakan rumus sebagai

berikut (Haruman, 2008):

DPR =

Page 67: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006: 33). Yang

termasuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah

a. Nilai Perusahaan

1) Market Value of Equity (MVE)

Market Value of Equity (MVE) adalah total nilai pasar ekuitas

perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar (Haruman,

2008). Rumus yang digunakan untuk market value of equity

menggunakan rumus sebagai berikut (Haruman, 2008):

MVE =

2) Closing Price (CP)

Closing price (CP) adalah harga penutupan saham pada akhir

periode (tahunan) (Haruman, 2008).

D. Metode Analisis

Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi seperangkat

persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling berhubungan.

Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk mengestimasi hubungan

dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk

memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam

Page 68: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3)

kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel laten

(Ghozali, 2005).

Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi

beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing masing mempunyai

hubungan simultan atau bersamaan. Dalam analisis ini dimungkinkan

terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini dimungkinkan

menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya.

Merancang Model

Sesuai dengan kerangka pemikiran dan pengajuan hipotesis diatas maka

dapat dibuat model dalam bentuk persamaan dan diagram jalur sebagai

berikut:

η1 = γ1 ξ1 + γ2 ξ2 + ζ1………………………………………………………… (1)

η2 = γ3 ξ1 + γ4 ξ2 + ζ2………………………………………………………… (2)

η3 = γ5 ξ1 + γ6 ξ2 + ζ3………………………………………………………… (3)

η4 = γ7 ξ1 + γ8 ξ2 + β1η1 + β2η2 + β3η3+ ζ4……………………….. (4)

η5 = γ9 ξ1 + γ10 ξ2 + β4η1 + β5η2 + β6η3+ ζ5……………………….. (5)

Di mana:

ξ1 : Kepemilikan Manajerial (Managerial ownership)

ξ2 : Kepemilikan Institusional (Institutional ownership)

η1 : Keputusan Investasi

Page 69: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

η2 : Keputusan Pendanaan

η3 : Kebijakan Dividen

η4 : Nilai perusahaan berdasarkan Market Value of Equity

η5 : Nilai perusahaan berdasarkan Closing Price

γ1,…10 : Hubungan eksogen terhadap endogen

β1,…6 : Hubungan endogen terhadap endogen

ζ1,…5 : Measurement error persamaan struktural

Page 70: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pengujian dalam penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

menggunakan alat uji statistik parametrik (menggunakan bantuan software/

program AMOS 16) dikarena pengujian asumsi SEM tidak terpenuhi karena data

tidak terdistribusi normal dan mengalami outlier (hasil pengujian dapat di lihat

pada lampiran hasil analisis), sehingga pengujian dalam penelitian ini

menggunakan statistik SEM non-parametrik, yaitu menggunakan bantuan

program PLS atau lebih tepatnya V-PLS (Visual-Partial Least Square).

A. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, mode, maksimum,

dan minimum.

Tabel IV.1

Statistik Deskriptif

Variabel Mean Median Mode Std.

Deviation Minimum Maximum

INS 0,6867 0,7178 .51 0,17061 0,1293 0,9565 MOW 0,0339 0,0124 .00 0,05576 0,0001 0,2561 DER 1,1904 0,9826 1.70 1,22032 -5,1658 5,7838 INV 0,1037 0,0450 .00 0,63212 -0,9991 8,7244 DPR 0,1657 0,00 .00 0,24736 0,00 1,5738 MVE 0,9808 0,8116 -7.57 1,04942 -7,5730 4,4719 CP 6,1036 5,9915 5.99 1,42500 3,4012 10,3417

Sumber: data sekunder diolah, 2011

Page 71: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Dari tabel IV.1 diketahui nilai rata-rata kepemilikan institusional (INS)

sebesar 0,6867 atau 68,67%, dengan kepemilikan institusional paling rendah

sebesar 0,1293 atau 12,93% yang dimiliki oleh perusahaan Metrodata

Electronics Tbk. (MTDL) (untuk tahun 2007, 2008, dan 2009) serta

kepemilikan institusional paling tinggi sebesar 0,9565 atau 95,65% yang

dimiliki oleh perusahaan Astra Otoparts Tbk. (AUTO) untuk tahun 2009.

Nilai rata-rata kepemilikan manajerial (MOW) adalah 0,0339 atau 3,39%,

dengan kepemilikan manajerial paling rendah adalah sebesar 0,0001 atau

0,01% yang dimiliki oleh perusahaan Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)

(untuk tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008) dan perusahaan Langgeng Makmur

Plastik Industry Tbk. (LMPI) (untuk tahun 2008 dan 2009) serta kepemilikan

manajerial paling tinggi sebesar 0,2561 atau 25,61% yang dimiliki oleh

perusahaan Lion Mesh Prima Tbk. (LMSH) untuk tahun 2005 dan 2009.

Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1,19, dengan Debt

to Equity Ratio paling rendah sebesar -5,17 yang dimiliki oleh perusahaan

Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM) untuk tahun 2008 dan Debt to Equity

Ratio paling tinggi sebesar 5,78 yang dimiliki oleh perusahaan Intikeramik

Alamasri Industri Tbk. (IKAI) untuk tahun 2005. Nilai rata-rata investasi

(INV) sebesar 0,1037 atau 10,37%, dengan investasi paling rendah sebesar -

0,9991 atau -99,91% yang dimiliki oleh perusahaan Allbond Makmur Usaha

Page 72: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tbk. (SQMI) untuk tahun 2005 dan investasi paling tinggi sebesar 8,7244

atau 872,44% yang dimiliki oleh perusahaan Barito Pacific Timber Tbk.

(BRPT) untuk tahun 2007. Nilai rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)

sebesar 0,1657 atau 16,57% dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai

maksimum sebesar 1,5738 atau 157,38% yang dimiliki oleh perusahaan

Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) untuk tahun 2008.

Nilai rata-rata variabel Market Value of Equity (MVE) sebesar 0,9808

dengan dengan Market Value of Equity paling rendah sebesar -7,5730 yang

dimiliki oleh perusahaan Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM) untuk tahun

2008 dan Market Value of Equity paling tinggi sebesar 4,4719 yang dimiliki

oleh perusahaan Surya Intrindo Makmur Tbk. (SIMM) untuk tahun 2007.

Nilai rata-rata variabel Closing Price (CP) sebesar 6,1036 atau Rp. 1483,5721

dengan Closing Price paling rendah sebesar 3,4012 atau Rp. 40,00 yang

dimiliki oleh perusahaan Asiaplast Industries Tbk. (APLI) untuk tahun 2005

dan Closing Price paling tinggi sebesar 10,3417 atau Rp. 31.000,00 yang

dimiliki oleh perusahaan Citra Tubindo Tbk. (CTBN) untuk tahun 2008.

Page 73: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Data

a. Uji Inner Model

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk

melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square

dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-

square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari

koefisien parameter jalur struktural.

Tabel IV.2

Nilai R-Square

Variabel R-Square Keputusan pendanaan (DER) 0,001 Keputusan investasi (INV) 0,005 Kebijakan deviden (DPR) 0,001 Market value of equity (MVE) 0,194 Closing price (CP) 0,241

Sumber: data sekunder diolah, 2011

Nilai R-square menjelaskan seberapa besar kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependen. Tabel IV.2

menunjukkan bahwa keputusan pendanaan (DER) memiliki nilai

R-square sebesar 0,001, yang berarti managerial ownership (MOW)

dan institutional ownership (INS) dapat menjelaskan variasi

keputusan pendanaan (DER) sebesar 0,1%, sedangkan sisanya

Page 74: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sebesar 99,9% dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti (di luar

model tersebut). Keputusan investasi (INV) memiliki nilai R-square

sebesar 0,005, yang berarti managerial ownership (MOW) dan

institutional ownership (INS) dapat menjelaskan variasi keputusan

investasi (INV) sebesar 0,5% sedangkan sisanya sebesar 99,5%

dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti (di luar model tersebut).

Kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai R-square sebesar 0,001,

yang berarti managerial ownership (MOWN) dan institutional

ownership (INS) dapat menjelaskan variasi kebijakan dividen (DPR)

sebesar 0,1% sedangkan sisanya sebesar 99,9% dijelaskan oleh

variabel yang tidak diteliti (di luar model tersebut).

Market value of equity (MVE) memiliki nilai R-square

sebesar 0,194, yang berarti managerial ownership, institutional

ownership, keputusan pendanaan (DER), keputusan investasi (INV),

dan kebijakan dividen (DPR) dapat menjelaskan variasi market value

of equity (MVE) sebesar 19,4% sedangkan sisanya sebesar 80,6%

dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti (di luar model tersebut).

Closing price (CP) memiliki nilai R-square sebesar 0,241, yang

berarti managerial ownership (MOW), institutional ownership

(INS), keputusan pendanaan (DER), keputusan investasi (INV), dan

Page 75: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kebijakan dividen (DPR) dapat menjelaskan variasi closing price

(CP) sebesar 24,1% sedangkan sisanya sebesar 75,9% dijelaskan

oleh variabel yang tidak diteliti (di luar model tersebut).

Analisis kausalitas dilakukan guna mengetahui hubungan

antar variabel. Pada penelitian ini diharapan dengan adanya

pengujian kausalitas dapat mengetahui pengaruh yang terjadi antara

managerial ownership, Intitutional ownership, debt to equity ratio,

investasi, devidend payout ratio, market value of equity, dan closing

price.

Hasil pengujian model struktural menggunakan bantuan

program PLS dapat di lihat pada gambar model berikut ini:

DER

DPR

MVE

CP

INV

INS

-0,004 0,3660*

MOW -0,1150*

0,428**

-0,1140*

0,1170* 0,044

0,021

0,183**

0,170**

0,089

0,036

-0,071

-0,007 -0,0170

0,0210

Garis hubungan antar variabel memiliki pengaruh yang signifikan

Garis hubungan antar variabel memiliki pengaruh yang tidak signifikan

* : Berpengaruh pada level signifikansi 0,05 (5%)

** : Berpengaruh pada level signifikansi 0,01 (1%)

Page 76: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Keterangan:

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi

mengenai hubungan antar variabel-variabel penelitian. Dalam konteks ini,

batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah di atas

1,96 untuk p < 0,05 dan 2,58 untuk p < 0,01.

Tabel IV.3

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Entire Sample

Estimate Standard

Error T-Statistic Keputusan

MOW => DER 0,0210 0,0484 0,4336 H1 ditolak

INS => DER -0,0040 0,0438 -0,0913 H2 ditolak

MOW => INV -0,0710 0,0388 -1,8287 H3 ditolak

INS => INV -0,0070 0,0345 -0,2029 H4 ditolak

MOW => DPR 0,0360 0,0545 0,6604 H5 ditolak

INS => DPR 0,0170 0,0349 0,4876 H6 ditolak

MOW => MVE -0,1150 0,0475 -2,4229* H7 diterima

INS => MVE 0,0210 0,0384 0,5476 H8 ditolak

MOW => CP 0,0890 0,0517 1,7201 H9 ditolak

INS => CP 0,0440 0,0477 0,9233 H10 ditolak

DER => MVE 0,3660 0,1270 2,8824** H11 diterima

DER => CP -0,1140 0,0534 -2,1343* H12 diterima

INV => MVE 0,1170 0,0512 2,2845* H13 diterima

INV => CP 0,1700 0,0435 3,9070** H14 diterima

DPR => MVE 0,1830 0,0540 3,3902** H15 diterima

DPR => CP 0,4280 0,0667 6,4184** H16 diterima

Keterangan: * signifikan pada p < 0.05 dan ** signifikan pada p < 0.01

Sumber: data sekunder diolah, 2011

Page 77: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel IV.3 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial

(MOW) tidak berpengaruh terhadap keputusan pendanaan (DER)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 0,4336 dan nilai estimasi

sebesar 0,0210. Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan (DER) dengan perolehan nilai

t-statistik sebesar -0,0913 dan nilai estimasi sebesar -0,0040.

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh terhadap

keputusan investasi (INV) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar

-1,8287 dan nilai estimasi sebesar -0,0710. Kepemilikan institusional

(INS) tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi (INV) dengan

perolehan nilai t-statistik sebesar -0,2029 dan nilai estimasi sebesar

-0,0070.

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh terhadap

kebijakan dividen (DPR) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar

0,6604 dan nilai estimasi sebesar 0,0360. Kepemilikan institusional

(INS) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR) dengan

perolehan nilai t-statistik sebesar 0,4876 dan nilai estimasi sebesar

0,0170.

Kepemilikan manajerial (MOW) berpengaruh signifikan

negatif terhadap nilai perusahaan (MVE) dengan perolehan nilai

Page 78: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

t-statistik sebesar -2,4229 dan nilai estimasi sebesar -0,1150, artinya

setiap peningkatan kepemilikan manajerial (MOW) maka akan

menurunkan nilai perusahaan (MVE) sebesar 0,1150 dengan asumsi

variabel lain tetap. Kepemilikan institusional (INS) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (MVE) dengan perolehan

nilai t-statistik sebesar 0,5476 dan nilai estimasi sebesar 0,0210.

Kepemilikan manajerial (MOW) berpengaruh signifikan

negatif terhadap nilai perusahaan (CP) dengan perolehan nilai

t-statistik sebesar 1,7201 dan nilai estimasi sebesar 0,0890.

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan (CP) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 0,9233

dan nilai estimasi sebesar 0,0440.

Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh signifikan positif

terhadap nilai perusahaan (MVE) dengan perolehan nilai t-statistik

sebesar 2,8824 dan nilai estimasi sebesar 0,3660, artinya setiap

peningkatan keputusan pendanaan (DER) maka akan menaikkan

nilai perusahaan (MVE) sebesar 0,3660 dengan asumsi variabel lain

tetap. Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh signifikan negatif

terhadap nilai perusahaan (CP) dengan perolehan nilai t-statistik

sebesar -2,1343 dan nilai estimasi sebesar -0,1140, artinya setiap

Page 79: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

peningkatan keputusan pendanaan (DER) maka akan menurunkan

nilai perusahaan (CP) sebesar 0,1140 dengan asumsi variabel lain

tetap.

Tabel IV.3 menunjukkan bahwa keputusan investasi (INV)

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan (MVE)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 2,2845 dan nilai estimasi

sebesar 0,1170, artinya setiap peningkatan keputusan investasi (INV)

maka akan menaikkan nilai perusahaan (MVE) sebesar 0,1170

dengan asumsi variabel lain tetap. Keputusan investasi (INV)

berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan (CP)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 3,9070 dan nilai estimasi

sebesar 0,1700, artinya setiap peningkatan keputusan investasi (INV)

maka akan menaikkan nilai perusahaan (MVE) sebesar 0,1700

dengan asumsi variabel lain tetap.

Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh signifikan positif

terhadap nilai perusahaan (MVE) dengan perolehan nilai t-statistik

sebesar 3,3902 dan nilai estimasi sebesar 0,1830, artinya setiap

peningkatan kebijakan dividen (DPR) maka akan menaikkan nilai

perusahaan (MVE) sebesar 0,1830 dengan asumsi variabel lain tetap.

Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh signifikan positif terhadap

Page 80: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

nilai perusahaan (CP) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar

6,4184 dan nilai estimasi sebesar 0,4280, artinya setiap peningkatan

keputusan investasi (INV) maka akan menaikkan nilai perusahaan

(MVE) sebesar 0,4280 dengan asumsi variabel lain tetap.

2. Pembahasan

a. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan

Gambar Path Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan

Keuangan

1) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Keputusan

Pendanaan (DER) (H1)

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan (DER). Hasil penelitian ini

menolak hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan

MOW

INS

DER

DPR

INV

ζ1

ζ3

ζ2

H1

H5

H2

H6

H4

H3

0.021

-0.071

0.0361

-0.004 -0.007

0.170

Page 81: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

manajerial (MOW) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan

(DER). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan Yoga (2010) yang

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan.

Di sisi lain, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

Putri dan Nasir (2006) dan Haruman (2008). Hasil penelitian

Putri dan Nasir (2006) menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan hutang. Tingginya kepemilikan manajerial

semakin memungkinkan tindakan oportunis manajer sehingga

meresahkan shareholders. Pengunaan hutang dapat menjadi

solusi atas permasalahan ini. Penggunaan hutang akan

meningkatkan monitoring dari bondholders dan membuat

shareholders lebih tenang karena pembiayaan investasi tidak

menggunakan dananya sehingga mengurangi risiko dari

shareholders. Penelitian Haruman (2008) menemukan adanya

pengaruh positif struktur kepemilikan manajerial (managerial

ownership) terhadap debt to equity ratio (DER). Hal ini

menunjukkan bahwa para pemilik managerial lebih memilih

Page 82: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sumber pendanaan dari luar perusahaan walaupun memiliki

risiko yang tinggi. Karena keterbatasan modal yang dimiliki

perusahaan, managerial ownership akan memilih sumber

pembiayaan yang paling mudah, yaitu dengan menggunakan

hutang dibandingkan dengan menerbitkan saham.

2) Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Keputusan

Pendanaan (DER) (H2)

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan (DER). Hasil penelitian ini

menolak hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan

institusional (INS) berpengaruh terhadap keputusan pendanaan

(DER). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan

pendanaan.

Di sisi lain, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

Sujoko dan Soebiantoro (2007). Penelitian Sujoko dan

Soebiantoro (2007) secara parsial menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap leverage. Semakin meningkat kepemilikan

Page 83: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

institusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap

manajemen. Bila biaya monitoring tersebut tinggi maka

perusahaan akan menggunakan pihak ketiga yaitu kreditor untuk

membantu melakukan pengawasan. Institusional ownership

yang meningkat mampu mengurangi tingkat hutang.

3) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Keputusan Investasi

(INV) (H3)

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh terhadap

keputusan investasi (INV). Hasil penelitian ini menolak hipotesis yang

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial (MOW) berpengaruh

terhadap keputusan investasi (INV). Hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2008). Haruman (2008) menemukan adanya

pengaruh managerial ownership terhadap investasi dengan arah

hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak semua pemilik

saham manajerial menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka

juga menginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Sedangkan

investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima. Inilah salah

satu tindakan opportunistik para pemegang saham managerial. Mereka

mengabaikan kepentingan perusahaan dan pemegang saham lainnya

untuk kepentingan pribadi.

Page 84: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4) Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Keputusan

Investasi (INV) (H4)

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap keputusan investasi (INV). Hasil penelitian ini

menolak hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan

institusional (INS) berpengaruh terhadap keputusan investasi

(INV). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan

investasi.

Di sisi lain, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

Haruman (2008). Haruman (2008) menemukan adanya pengaruh

institutional ownership terhadap investasi dengan arah

hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak semua

pemilik saham institutional menginginkan investasi yang tinggi,

karena mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui

pembayaran dividen. Sedangkan investasi akan mengurangi

dividen yang akan mereka terima. Walaupun perannya di dalam

perusahaan sebagai controling, tetapi tidak menutup

kemungkinan para pemilik institutional ini akan mementingkan

Page 85: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kepentingan institusinya dibandingkan dengan kepentingan

perusahaan.

5) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Kebijakan

Dividen (DPR) (H5)

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh

terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil penelitian ini menolak

hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

(MOW) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wahyudi dan

Pawestri (2006) yang menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Di sisi lain, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian

Putri dan Nasir (2006) dan Haruman (2008). Hasil penelitian

Putri dan Nasir (2006) menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial secara statistik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa

bila manajer memiliki saham perusahaan yang tinggi, maka

kekayaannya semakin tidak terdiversifikasi dengan baik, oleh

karena itu manajer akan mengharapkan return atas opportunity

Page 86: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

cost lebih besar, yaitu dari pembagian dividen yang lebih tinggi.

Haruman (2008) menemukan adanya pengaruh manajerial

ownership terhadap kebijakan dividen dengan arah hubungan

yang negatif, ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi

kepemilikan saham oleh manajerial, maka akan menurunkan

dividen. Para pemilik manajerial lebih menyukai laba yang

diperoleh perusahaan digunakan untuk investasi demi

kepentingan pertumbuhan perusahaan dibandingkan digunakan

untuk pembayaran dividen.

6) Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Kebijakan

Dividen (DPR) (H6)

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil penelitian ini menolak

hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

(INS) berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR). Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wahyudi dan

Pawestri (2006) dan Haruman (2008) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan

dividen.

Di sisi lain, Hasil ini bertentangan dengan hasil

Page 87: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

penelitian Putri dan Nasir (2006). Hasil penelitian Putri dan

Nasir (2006) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen. Dengan jumlah investasi yang tinggi,

investor institusional melakukan monitoring yang semakin ketat

dan menghalangi perilaku oportunis manajer. Monitoring oleh

investor institusional ini dapat mengurangi agency cost dalam

hal ini yaitu biaya yang ditanggung pemilik untuk mengawasi

agen seperti biaya audit, sehingga dividen yang dibayarkan juga

menurun. Kehadiran kepemilikan institusional memiliki efek

substitusi bagi pembayaran dividen untuk mengurangi biaya

keagenan.

b. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan Gambar

Path Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan.

MOW

INS

CP

MVE

ζ5

ζ4

H8 H9

H7

H10

-0.115*

-0.021 0.089

0.044

Page 88: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H7)

Kepemilikan manajerial (MOW) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial (MOW) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan (MVE). Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian

Haruman (2008). Haruman (2008) menemukan adanya pengaruh

managerial ownership terhadap nilai perusahaan dengan arah

hubungan negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi

proporsi kepemilikan manajerial, akan menurunkan market

value. Penurunan market value ini diakibatkan karena tindakan

opportunistik yang dilakukan oleh para pemegang saham

managerial. Kepemilikan managerial menginginkan pendapatan

yang tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan investasi

perusahaannya.

2) Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H8)

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil penelitian ini menolak

Page 89: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

(INS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil ini

bertentangan dengan hasil penelitian Haruman (2008). Haruman

(2008) menemukan adanya pengaruh institutional ownership

terhadap nilai perusahaan dengan arah hubungan yang positif.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi

kepemilikan institusional, akan meningkatkan nilai perusahaan.

Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan

pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini

akan meminimalkan tingkat penyelewengan-penyelewengan

yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan

nilai perusahaan. Selain itu, pemilik institusional akan berusaha

melakukan usaha-usaha positif guna meningkatkan nilai

perusahaan miliknya.

3) Pengaruh Kepemilikan Manajerial (MOW) terhadap Nilai

Perusahaan (CP) (H9)

Kepemilikan manajerial (MOW) tidak berpengaruh

terhadap nilai Perusahaan (CP). Hasil penelitian ini menolak

hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

Page 90: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(MOW) berpengaruh terhadap nilai Perusahaan (CP). Hasil ini

bertentangan dengan hasil penelitian Haruman (2008). Haruman

(2008) menyimpulkan bahwa managerial ownership memiliki

pengaruh terhadap nilai perusahaan dengan arah hubungan

negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi

kepemilikan manajerial, akan menurunkan harga saham.

Tindakan oportunistik yang dilakukan oleh para pemegang

saham managerial pun dapat menurunkan harga saham

perusahaan. Dengan adanya tindakan oportunistik dari para

pemegang saham manajerial, pemegang saham lain akan merasa

dirugikan yang mengakibatkan turunnya kepercayaan para

investor terhadap perusahaan sehingga permintaan terhadap

saham perusahaan akan menurun dan harga saham pun secara

otomatis akan turun.

4) Pengaruh Kepemilikan Institusional (INS) terhadap Nilai

Perusahaan (CP) (H10)

Kepemilikan institusional (INS) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil penelitian ini menolak

hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

(INS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil

Page 91: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Haruman (2007)

yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional (INS) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (CP). Pengawasan yang

dilakukan oleh pemegang saham institusi tidak berpengaruh

terhadap harga saham perusahaan. Manajer terkadang

melakukan tindakan yang luput dari pengawasan pemegang

saham institusi. Jadi, agar dapat meningkatkan kinerja

perusahaan tanpa mengabaikan tujuan perusahaan, yaitu

menyejahterakan para pemegang saham, maka manajer tersebut

harus merasakan bagaimana menjadi pemilik perusahaan yang

membutuhkan kesejahteraan tanpa mengabaikan kinerja

perusahaan. Di sisi lain, hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2008).

Haruman (2008) menyimpulkan bahwa managerial

ownership maupun institutional ownership memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan dengan arah hubungan negatif. Hal ini

dapat diartikan bahwa semakin tinggi proporsi kepemilikan

manajerial, akan menurunkan harga saham. Tindakan

opportunistik yang dilakukan oleh para pemegang saham

managerial pun dapat menurunkan harga saham perusahaan.

Page 92: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dengan adanya tindakan oportunistik dari para pemegang saham

manajerial, pemegang saham lain akan merasa dirugikan yang

mengakibatkan turunnya kepercayaan para investor terhadap

perusahaan sehingga permintaan terhadap saham perusahaan

akan menurun dan harga saham pun secara otomatis akan turun.

Tidak menutup kemungkinan pemilik institutional pun akan

melakukan tindakan yang sama, yaitu mementingkan

kepentingan institusinya dibandingkan dengan perusahaan.

Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan semata-mata

dilakukan untuk kepentingan pribadi. Tindakan ini jelas akan

merugikan operasional perusahaan sehingga dapat menurunkan

kinerja dan akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang

tercermin pada tingkat harga sahamnya.

c. Pengaruh Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Gambar

Path Pengaruh Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan

DER

INV

DPR

MVE

CP H15

H11

H12

H13

H14

H16

ζ5

ζ4

0.428**

0.366*

-0.114*

0.117*

0.170**

0.183**

Page 93: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1) Pengaruh Keputusan Pendanaan (DER) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H11)

Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

(MVE). Hasil penelitian ini menerima hipotesis yang

menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DER)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Stulz

(1990), Chen (2002), dan Kristina (2008) dalam Barasa

(2009) menyatakan bahwa DER berpengaruh positif

dan signifikan terhadap MVE. Apabila sumber

pendanaan internal tidak mencukupi, maka perusahaan

akan mengambil sumber pendanaan dari luar, salah

satunya dari hutang. Apabila pendanaan didanai

melalui hutang, maka akan terjadi efek tax deductible.

Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan

membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi

penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat

bagi pemegang saham. Pengurangan pajak ini akan

menambah laba perusahaan dan dana tersebut dapat

Page 94: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dipakai untuk investasi perusahaan di masa yang akan

datang ataupun untuk membagikan dividen kepada

para pemegang saham. Apabila hal tersebut dapat

dilakukan oleh perusahaan, maka penilaian investor

terhadap perusahaan akan meningkat. Sehingga

pendanaan memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Di sisi lain, Hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2008) dan Barasa (2009). Hasil

penelitian Haruman (2008) dan Barasa (2009)

menunjukkan bahwa keputusan pendanaan (DER)

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (MVE).

2) Pengaruh Keputusan Pendanaan (DER) terhadap Nilai

perusahaan (CP) (H12)

Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (CP).

Hasil penelitian ini menerima hipotesis yang

menyatakan bahwa keputusan pendanaan (DER)

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Page 95: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Haruman (2007). Hasil penelitian Haruman (2007)

menunjukkan bahwa keputusan pendanaan

berpengaruh negatif dan signifikan terrhadap nilai

perusahaan (closing price). Hutang merupakan salah

satu sumber pembiayaan yang sangat berisiko.

Besarnya hutang dan mempengaruhi kondisi keuangan

keuangan perusahaan. Apabila perusahaan dapat

memanfatkan dan menggunakan hutangnya dengan

baik, maka perusahaan tersebut akan lebih maju

dibandingkan dengan yang tidak memiliki hutang.

Namun sebaliknya, apabila perusahaan tidak dapat

memanfaatkan hutangnya tersebut, maka risiko

perusahaan akan semakin tinggi dan akan

mempengaruhi performa perusahaan. Penurunan

performa perusahaan akan memberikan pandangan

buruk dari investor dan hal ini dapat menurunkan

permintaan akan saham perusahaan dan akibatnya

harga saham perusahaan akan turun. Dan pada saat ini,

banyak perusahaan yang tidak dapat memanfaatkan

hutang yang dimilikinya sehingga perusahaan

Page 96: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

cenderung mengalami kerugian. Peningkatan hutang

dapat menurunkan nilai perusahaan.

Di sisi lain, Hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2008) yang menyatakan bahwa

keputusan pendanaan (DER) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (CP).

3) Pengaruh Keputusan Investasi (INV) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H13)

Keputusan investasi (INV) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan

bahwa keputusan investasi (INV) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian Haruman (2008).

Haruman (2008) menyimpulkan bahwa keputusan

investasi (TA Growth) memiliki arah hubungan positif

dengan nilai perusahaan (MVE). Kenaikan investasi

akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila tingkat

investasi di sebuah perusahaan tinggi, maka akan

meningkatkan kepercayaan investor terhadap

Page 97: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi

tersebut dapat dipersepsikan sebagai good news bagi

investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan

dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa

yang akan datang.

4) Pengaruh Keputusan Investasi (INV) terhadap Nilai

Perusahaan (CP) (H14)

Keputusan investasi (INV) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan

bahwa keputusan investasi (INV) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian Haruman (2007).

Hasil penelitian Haruman (2007) menunjukkan bahwa

keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan

terrhadap nilai perusahaan (closing price). Semakin

tinggi investasi yang dilakukan perusahaan, maka akan

meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, hasil ini

mendukung signaling theory. Investasi yang tinggi

merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan perusahaan

Page 98: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

di masa yang akan datang. Sinyal tersebut akan

ditanggapi investor sebagai good news yang nantinya

akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja

perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai

perusahaan. Di sisi lain, hasil ini bertentangan

dengan hasil penelitian Haruman (2008). Hasil

penelitian Haruman (2008) menunjukkan bahwa

keputusan investasi (INV) tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan (CP).

5) Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai

Perusahaan (MVE) (H15)

Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (MVE). Hasil

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan

bahwa kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap

nilai perusahaan (MVE). Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Bhattacharya (1979) dan Myers &

Majluf (1984). Apabila perusahaan meningkatkan

pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal

sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan

Page 99: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan

datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Di sisi lain, Hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2008). Haruman (2008)

menemukan bahwa dividend payout ratio (DPR)

mempunyai pengaruh signifikan dengan arah negatif

terhadap nilai perusahaan (market value of equity).

Semakin tinggi dividen yang dibayarkan kepada para

pemegang saham, maka akan menurunkan nilai

perusahaan. Bagi sebagian investor, pembayaran

dividen yang tinggi diindikasikan sebagai

ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola free

cashflow-nya. Investor seperti ini akan beranggapan

negatif terhadap perusahaan.

6) Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai

Perusahaan (CP) (H16)

Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan (CP). Hasil

Page 100: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan

bahwa kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap

nilai perusahaan (CP). Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Bhattacharya (1979) dan Myers &

Majluf (1984). Apabila perusahaan meningkatkan

pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal

sebagai sinyal harapan manajemen tentang akan

membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan

datang. Sehingga kebijakan dividen memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Di sisi lain, Hasil ini bertentangan dengan hasil

penelitian Haruman (2007) dan Haruman (2008). Hasil

penelitian Haruman (2007) menunjukkan bahwa

kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan

terrhadap nilai perusahaan (closing price). Semakin

tinggi dividen, semakin rendah harga saham. Tingkat

pajak dividen lebih tinggi dari pada tingkat pajak

capital gain. Para investor lebih menyukai pendapatan

yang berasal dari capital gain karena tingkat pajaknya

rendah. Selain itu, saat ini banyak yang berpandangan

Page 101: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

bahwa tingginya dividen yang dibagikan perusahaan

kepada para pemegang saham diartikan sebagai

ketidakmampuan perusahaan di dalam mengelola free

cash flow yang dimiliki. Sehingga pembayaran dividen

yang terlalu tinggi melebihi batas normal tidak baik

juga terhadap persepsi beberapa investor. Haruman

(2008) menemukan bahwa dividend payout ratio

(DPR) mempunyai pengaruh signifikan dengan arah

negatif terhadap nilai perusahaan (closing price).

Semakin tinggi dividen yang dibayarkan kepada para

pemegang saham, maka akan menurunkan harga

saham. Bagi sebagian investor, pembayaran dividen

yang tinggi diindikasikan sebagai ketidakmampuan

perusahaan dalam mengelola free cash flow-nya.

Page 102: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a) Kepemilikan manajerial (MOW) mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan (pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of

equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar -2,5595.

b) Keputusan pendanaan (DER) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 2,5316.

c) Keputusan pendanaan (DER) mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan (pada tingkat 0,05) terhadap nilai perusahaan (closing price)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar -2,2411.

d) Keputusan investasi (INV) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 2,5859.

Page 103: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

e) Keputusan investasi (INV) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (closing price) dengan

perolehan nilai t-statistik sebesar 3,2670.

f) Kebijakan dividen (DPR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (market value of equity)

dengan perolehan nilai t-statistik sebesar 3,2670.

g) Kebijakan dividen (DPR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

(pada tingkat 0,01) terhadap nilai perusahaan (closing price) dengan

perolehan nilai t-statistik sebesar 6,7981.

h) Pada kerangka pemikiran pengaruh struktur kepemilikan terhadap

keputusan keuangan (halaman 66) tidak terdapat pengaruh struktur

kepemilikan terhadap keputusan keuangan.

i) Pada kerangka pemikiran pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai

perusahaan (halaman 73) terdapat pengaruh kepemilikan manajerial

(MOW) hanya terhadap nilai perusahaan (market value of equity).

j) Pada kerangka pemikiran pengaruh keputusan keuangan terhadap nilai

perusahaan (halaman 77) terdapat pengaruh keputusan keuangan

terhadap nilai perusahaan.

B. Keterbatasan

Page 104: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Periode yang digunakan dalam penelitian ini selama lima tahun

pengamatan, yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

2. Hasil penelitian ini dapat menyebabkan bias dan kurang dapat

mengeneralisasikan obyek yang diteliti karena peneliti hanya mampu

meneliti sampel sebanyak 43 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi

penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Perusahaan yang diteliti tidak hanya terbatas pada satu sektor saja, tetapi

mencangkup beberapa sektor sehingga hasil dapat melingkupi seluruh

perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Perlu dikaji lebih lanjut variabel struktur kepemilikan publik, mengingat

dalam penelitian ini hanya terbagi dalam kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional sehingga dapat mencangkup seluruh struktur

kepemilikan yang ada di dalam perusahaan. Selain itu, pada variabel nilai

Page 105: PROGRAM AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS …/Aplikasi... · BAB II LANDASAN TEORI ... perusahaan (market value of equity) dengan perolehan nilai t-statistik sebesar - 2,5595;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

perusahaan dapat menggunakan indikator lain, misalnya dari pendekatan

aktiva (market to book assets ratio) dan sebagainya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah tahun pengamatan

lebih dari lima tahun amatan sehingga dapat menggeneralisasi populasi

yang ada, dalam upaya mengungkap realita yang sesuai dengan kondisi

di lapangan.