PROFIL KAWASAN DANAU TOBA - Kementerian PUPR
Transcript of PROFIL KAWASAN DANAU TOBA - Kementerian PUPR
● ● ●
KondisiEksisting
Kawasan DanauToba sebagaiorientasi awal
dalamPengembanganInfrastruktur di
Kawasan DanauToba
● ● ●
1PROFIL KAWASAN DANAU TOBA
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 2
Orientasi Lokasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba
Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara,
berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan sebagai ibu kota provinsi. Danau Toba (2,88o N – 98,5o 2
E dan 2,35o N – 99,1o E) adalah danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan
sebuah kaldera volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Sebagai
danau volcano tektonik terbesar di dunia, Danau Toba mempunyai ukuran panjang 87 km berarah
Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan ketinggian 904 meter dpl dan kedalaman danau
yang terdalam 505 meter.
Kawasan Danau Toba merupakan bagian dari WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Metro Medan –
Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbar yang memiliki luas 369.854 Ha. Secara administratif Kawasan
Danau Toba berada di Provinsi Sumatera Utara dan secara geografis terletak di antara koordinat
2°10’3°00’ Lintang Utara dan 98°24’ Bujur Timur. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah
administrasi dari 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hansudutan, Kabupaten Tapanuli Utara
dan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Pak Pak Barat. Secara fisik, Kawasan Danau Toba
merupakan kawasan yang berada di sekitar Danau Toba dengan deliniasi batas kawasan didasarkan
atas deliniasi Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) dan CAT.
Orientasi dan Kedudukan Kawasan Danau Toba dalam Lingkup Nasional
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 3
Ruang Lingkup Kawasan Danau Toba
Lingkup Kawasan Cakupan WIlayah
Badan Danau
Kabupaten Karo a) Kecamatan Merek
Kabupaten Simalungun a) Kecamatan Pematang Silimakutab) Kecamatan Silimakutac) Kecamatan Haranggaol Horisond) Kecamatan Dolok Pardameane) Kecamatan Pematang Sidamanikf) Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kabupaten Toba Samosir a) Kecamatan Ajibatab) Kecamatan Lumban Juluc) Kecamatan Uluand) Kecamatan Porseae) Kecamatan Siantar Narumondaf) Kecamatan Sigumparg) Kecamatan Baligeh) Kecamatan Tampahan
Kabupaten Tapanuli Utara a) Kecamatan Muarab) Kecamatan Siborong-Borongc) Kecamatan Tamparand) Kecamatan Tarutunge) Kecamatan Sipahutanf) Kecamatan Sipoholon
Kabupaten Humbang Hasundutan a) Kecamatan Lintong Nihutab) Kecamatan Baktiraja
Kabupaten Samosir a) Kecamatan Sitio-tiob) Kecamatan Harianc) Kecamatan Pangururand) Kecamatan Sianjur Mula-mulae) Kecamatan Simanindof) Kecamatan Onan Runggug) Kecamatan Nainggolanh) Kecamatan Palipi
Kabupaten Dairi a) Kecamatan Silahisabunganb) Kecamatan Sidikalang
Daerah Tangkapan Air (DAT) 1. 3 (tiga) Sub DAS di Kabupaten Karo2. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Simalungun3. 8 (delapan) Sub DAS di Kabupaten Toba Samosir4. 4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Tapanuli Utara5. 2 (dua) Sub DAS di Kabupaten Humbang Hasundutan6. 13 (tiga belas) Sub DAS di Kabupaten Samosir7. 2 (dua) Sub DAS pada Kabupaten Dairi
Cekungan Air Tanah (CAT) 1. CAT Sidikalang2. CAT Tarutung3. CAT Porsea Parapat4. CAT Samosir
Kondisi Fisik dan Sumber Daya Alam
Topografi. Kondisi topografi Kawasan Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan pegunungan,
dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan (0 – 8 %), landai (8 – 15 %), agak
curam (15 – 25 %), curam (25 – 45 %), sangat curam sampai dengan terjal (> 45 %).
Kondisi kelerengan Kawasan Danau Toba ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 4
1) Pada bagian utara Kawasan Danau Toba yakni wilayah yang merupakan bagian dari Tanah
Karo, DTA relatif sempit dan memiliki relief bergunung dengan lereng terjal. Sedangkan arah
tepi danau memiliki relief berombak hingga berbukit yang sebagian digunakan untuk budidaya
pertanian. Pada wilayah yang terjal, kemiringannya mencapai > 75%. Sedangkan pada daratan
yang sempit, kemiringannya < 3%.
2) Ke arah Timur dan Tenggara di daerah Parapat-Porsea-Balige memiliki relief datar hingga
bergunung. Di sisi Timur dan Tenggara ke arah batas DTA terdapat dataran yang relatif luas
yang digarap oleh masyarakat setempat sebagai lahan sawah. Tepi batas DTA merupakan
wilayah berbukit hingga bergunung dengan kemiringan lahan mencapai > 75%.
3) Bagian Selatan Kawasan Danau Toba merupakan dataran hingga wilayah berbukit ke arah
batas DTA. Pada daerah yang datar dengan kemiringan lahan < 3%, diusahakan oleh
masyarakat setempat sebagai lahan pertanian, sedangkan ke arah batas DTA memiliki kontur
relief berbukit hingga bergunung.
4) Di bagian Barat hingga Utara merupakan dataran dan perbukitan hingga bergunung, dengan
lereng terjal ke arah tepi danau, seperti di sekitar Tele, Silalahi dan Tongging. Lereng terjal di
wilayah ini mencapai kelerengan > 75%.
5) Pulau Samosir memiliki dataran yang relatif luas di sekililing tepian Danau Toba dengan
kemiringan < 3%. Ke arah tengah pulau reliefnya bergunung dan berlereng terjal dengan
kemiringan lahan antara 30,5 hingga > 75%. Dataran yang terdapat dibagian Barat dan Selatan
pulau ini relatif lebih luas dibanding di sisi Utara dan Timur.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 5
Topografi Kawasan Danau Toba
Iklim. Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim
B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan ≥ 200 mm/bulan) berturut-turut
pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering
(Curah Hujan ≤ 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan
C.
Hidrologi. Air yang masuk ke dalam Danau Toba berasal dari air hujan yang langsung jatuh ke
Danau Toba dan air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke dalam danau. Di sekeliling
danau terdapat 19 Sub DTA yang merupakan daerah tangkapan air 19 sungai yang masuk ke dalam
danau. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Sigubang, Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai
Arun, Sungai Tomok, Sungai Pulau Kecil/Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek
Bolon, Sungai Mandosi, Sungai Gongpan, Sungai Bah Tongguran, Sungai Mongu, Sungai Kijang,
Sungai Sinabung, Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda, dan Sungai Silang.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 6
Kependudukan dan Sosial Budidaya
Jumlah penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 lebih kurang 951.711 Jiwa yang tersebar di 8
Kabupaten dan 61 Kecamatan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi dengan jumlah 47.272 Jiwa dan terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara dengan jumlah 1.355 Jiwa.
Kepadatan rata-rata penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 adalah 110 jiwa/km2.
Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi yaitu 669
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara yaitu 17 jiwa/km2.
Jumlah Penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013
Masyarakat Sumatera Utara terdiri atas berbagai suku antara lain penduduk asli (Suku Melayu,
Suku Batak Karo, Suku Batak Toba, Suku Batak Mandailing, Suku Batak Angkola, Suku Batak
Simalungun, Suku Batak Pakpak, Suku Nias) dan pendatang (Suku Minangkabau, Suku Aceh, Suku
Jawa, dan Suku Tionghoa). Penduduk di Kawasan Danau Toba didominasi oleh suku Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun dan lainnya.
-
50,000
100,000
150,000
13,553
91,86877,188
4,55518,712
36,190
121,582
Jum
lah
Pen
du
du
k (J
iwa)
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 7
Danau Toba dianggap sebagai simpul pemersatu areal tanah yang didiami individu-individu
maupun kelompok etnis Batak Toba ini, yang keadaannya berada pada ketinggian 900 m di atas
permukaan air laut. Danau ini terbentuk dari vulkanik gunung merapi yang hasil letusannya
membentuk sebuah bentuk danau, yang letusannya berdampak menyemburkan kawah yang
kemudian dipenuhi oleh debit air yang sangat besar. Danau Toba ini adalah salah satu kebanggaan
masyarakat Batak Toba sebagai danau yang sangat bermanfaat untuk sumber kehidupan dari hasil
yang ada di dalam danau ini, seperti suber air bersih, ikan-ikan dan sebagai aset pariwisata karena
pemandangannya yang menawan di sekitar danau ini. Di tengah-tengah danau tuba ini terdapat
sebuah pulau yang dinamakan Pulau Samosir (menurut sejarah sesungguhnya dahulu tidak benar-
benar terpisah dengan dataran disekeliling Danau Toba artinya tidak benar-benar sebagai sebagai
sebuah pulau).
Masyarakat Batak merupakan masyarakat perantau yang diwarisi dengan sifat pekerja keras,
berani, jujur dan pantang menyerah. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu
ditanamkan kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian, seorang pemuda atau pemudi
batak harus bersedia meninggalkan kampung halaman tercinta untuk merantau ke negeri/daerah
orang yang jauh. Akan tetapi kerinduan akan kampung halaman masih akan selalu melekat di hati.
Tak heran saat ini banyak orang Batak yang berhasil dan sukses tersebar di seluruh penjuru dunia.
Kabupaten Samosir,
salah satu kabupaten di
Kawasan Danau Toba
dinilai sebagai asal-
muasal dari semua
ethnis Batak se-dunia
yang memiliki kearifan
lokal dengan falsafah
Dalihan Natolu paopat
sihalsihal, serta
situs/artefak sejarah
ethnis Batak yang cukup banyak yaitu 148 situs/objek wisata yang tersebar di 9 kecamatan antara
lain adalah di kawasan sakralisasi gunung Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula sebanyak 49
situs, di Kecamatan Harian dan Sitiotio sebanyak 16 situs dan di Pulau Samosir (6 kecamatan)
sebanyak 83 situs, merupakan potensi dalam pengembangan Kabupaten Samosir sebagai pusat
budaya Batak, dalam mewujudkan Kabupaten Pariwisata. Disamping berbagai situs tersebut, juga
kaya dengan potensi seni dan budaya seperti: Tortor Batak, Silat (Mossak Batak), Tortor Sigalegale,
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 8
Pentas Opera Batak, Sanggar Tari, Paduan Suara, Alat Musik (Uning-uningan), Mengali Kerangka
Manusia (Manggukal holi), kegiatan Mangasetaon, Mangalahat Horbo, Mandudu dan lain-lain.
Lingkungan
Keindahan Danau Toba serta kelimpahan sumberdaya alamnya menjadi daya tarik bagi
masyarakat. Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah penduduk yang berdomisili semakin
meningkat dengan demikian juga pemanfaatan dan jenis pemanfaatan sumberdaya alam semakin
meningkat dan bervariasi. Beberapa pemanfaatan Danau Toba untuk keperluan masayarakat
antara lain :
1. Sumber Air Minum
Sejak dahulu air Danau Toba telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan
keperluan domestik lainnya. Survey Bapedalda Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 menunjukkan
bahwa dari 147 lokasi pemukiman yang berada di pinggiran Danau Toba, 88% diantaranya
menggunakan air Danau Toba sebagai sumber air baku air minum tanpa pengolahan lanjut.
Pada kawasan ini terdapat tiga perusahaan daerah air minum (PDAM) yang menggunakan air
Danau Toba sebagai sumber air bakunya yaitu PDAM Balige, PDAM Laguboti dan PDAM
Pangururan.
2. Pembangkit Listrik
Pada bagian hilir, Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba digunakan untuk pembangkitan
tenaga listrik dengan potensi total sekitar 1056 MW, yang terbagi dalam 5 kelompok
pembangkitan. PLTA Asahan I dengan kapasitas 2 x 90 MW telah selesai dibangun, PLTA Asahan II
sudah beroperasi dengan kapasitas 604 MW, PLTA Asahan III dengan kapasitas 174 MW sedang
dalam proses persiapan pembangunan. Sedangkan PLTA Asahan IV dan V, masih memungkinkan
untuk dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 80 MW dan 18 MW. Sedangkan pada
bagian hulu danau, air Lae Renun dialirkan ke Danau Toba untuk menggerakkan turbin dengan
kapasitas 82 MW.
3. Budidaya Ikan
Selain itu, pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya ikan dengan menggunakan
Keramba Jaring Apung juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Berdasarkan informasi
masyarakat, budidaya perikanan pada keramba jaring apung di Danau Toba (Haranggaol) dimulai
pada tahun 1996. Kegiatan ini terus berkembang dan menyebar hampir ke seluruh perairan Danau
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 9
Toba. Survey Bapedalda Sumatera Utara pada tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah total
keramba jaring apung milik masyarakat sebagai sarana budidaya perikanan pada saat itu mencapai
4.922 unit yang tersebar pada 51 lokasi.
KJA di Danau Toba (a) KJA Masyarakat (b) KJA Swasta (PT. Aquafarm)
Sebagai konsekuensi pemanfaatan sumberdaya ini, terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan
Danau Toba. Kondisi alamiah kawasan Danau Toba memang rentan terhadap timbulnya resiko
lingkugan hidup. Topografi dominan, yakni curam hingga terjal serta dominasi jenis tanah yang
rentan erosi serta iklim type C yang sangat kering pada musim kemarau merupakan faktor-faktor
alamiah yang membuat kawasan ini rentan terhadap resiko lingkungan hidup.
Eksploitasi kawasan yang kurang mempertimbangkan kondisi alamiah ini telah menimbulkan
berbagai permasalahan lingkungan. Secara umum permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut (Sumber: Kajian Lingkungan Strategis Kawasan Danau Toba, BLH Provinsi Sumatera Utara,
2011):
1. Penurunan Kualitas Air Danau
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas air Danau Toba telah tercemar, dengan kategori
cemar sedang (mengacu kepada Baku Mutu Air kelas I sesuai dengan PP No. 82/2001). Berbagai
sumber pencemar air Danau Toba antara lain adalah limbah domestik, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi air dan pertambangan bahan galian golongan C.
Limbah domestik mengandung bahan-bahan pencemar antara lain bahan organic, nitrogen,
phosphor, potassium, kalsium, amoniak, nitrat dan padatan-padatan tersuspensi serta
organisme patogen.
Pencemaran dari kegiatan pertanian berupa limbah pestisida dan pupuk yang menyebabkan
meningkatnya kadar phospor, nitrogen, kalium, dan zat organik di perairan Danau Toba.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 10
Limbah dari kegiatan peternakan menimbulkan pencemaran bahan organik, unsur N, P, K
dan bakteri e-coli. Sedangkan limbah dari kegiatan budidaya perikanan al. berupa unsur
phosphor, nitrogen, vitamin, mineral dan zat-zat organik.
Kegiatan transportasi air berpotensi mencemari perairan melalui ceceran oli dan bahan
bakar, limbah padat dan air limbah dari toilet kapal yang masuk ke perairan Danau Toba.
Kegiatan pertambangan bahan galian golongan C akan meningkatkan kekeruhan yang dapat
mengganggu kehidupan biota air dan meningkatkan sedimentasi.
2. Kerusakan Daerah Tangkapan Air.
Salah satu penyebab lain kerusakan DTA adalah penambangan bahan galian golongan C dari
badan air, pinggiran pantai dan tebing Danau Toba. Penambangan ini memang memberi
manfaat ekonomi, namum pada saat yang sama juga menimbulkan kerusakan lingkungan yang
massif. Di daerah Horsik sampai Panamean, berdasarkan Survey BLH tahun 2007 ditemukan 34
titik penambangan batu pada daerah sepanjag 6 km dari dinding danau. Tebing danau yang
berupa bebatuan digali bahkan sampai mencapai puncak tebing. Penambangan ini sangat
merusak ekosistem, menimbulkan erosi, sedimentasi, kekeruhan, menambah lahan kritis dan
berpeluang untuk melongsorkan/meruntuhkan dinding danau.
3. Ancaman Keanekragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (kehati) pada kawasan Danau Toba telah mengalami ancaman, baik
habitat daratan maupun habitat perairan. Terdapat berbagai faktor penyebab terancamnya
kehati pada kawasan ini diantaranya; perusakan habitat karena kebakaran, konversi lahan,
aplikasi pestisida, pembuangan limbah, penyempitan luasan habitat, introduksi spesies asing,
maupun serangan hama dan penyakit serta bencana alam banjir, longsor atau gempa. Pada saat
ini terjadi blooming ikan Pora-pora (Puntius binotatus) di Danau Toba dan pada saat yang sama
nelayan kesulitan menangkap ikan Mujair (Tilapia mossambica), salah satu spesies asli danau ini
yang sudah mulai sulit ditemukan di perairan Danau Toba.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 11
Penyebab Kerusakan Lingkungan di Kawasan Danau Toba
Perekonomian
PDRB Kawasan. PDRB atas harga konstan
kabupaten-kabupaten yang termasuk dalam
Kawasan Danau Toba tahun 2013 rata-rata
sebesar 2,75 triliun rupiah dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 5,89 %
Kontribusi terbesar perekonomian kabupaten
di Kawasan Danau Toba adalah sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
perdagagan, hotel, restoran (pariwisata) dan
angkutan dan komunikasi.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 12
PDRB Kabupaten Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013
Pendapatan Perkapita. Pendapatan per kapita masing-masing kabupaten di kawasan Danau Toba
dapat dilihat pada tabel berikut.
PDRB Kabupaten Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 – 2013 (Rupiah)
No KabupatenTahun
2011 2012 20131 Dairi 7.919.187,00 8.301.057,00 8.697.133,00
2 Samosir 9.283.833,00 9.782.598,00 10.343.564,00
3 Tapanuli Utara 6.020.912,00 6.315.774,00 6.637.434,00
4 Toba Samosir 10.601.507,00 11.110.985,00 11.596.094,00
5 Karo 9.959.126,00 10.374.784,00 10.646.492,00
6 Humbang Hasundutan 6.106.829,00 6.394.041,00 6.695.767,00
7 Simalungun 7.133.594,00 7.511.758,00 7.791.888,00
8 Pakpak Bharat 4.179.669,00 4.341.417,00 4.499.022,00
Infrastruktur Eksisting
Panjang jalan nasional di Kawasan Danau Toba adalah 542,98 Km, panjang jalan provinsi 172,74
Km, panjang jalan kabupaten 4.170,59 Km dan panjang jalan lingkar dalam Kawasan Danau Toba
277,08 Km.
Jaringan jalan yang ada di Kawasan Danau Toba sebagian besar cukup bagus, terutama jalan yang
menghubungkan antar ibu kota kabupaten, namun ruas jalan kolektor lokal di sepanjang pesisir
pulau Samosir beberapa ruas jalannya buruk yang menghubungkan antara kecamatan, namun di
beberapa ruas jalan yang menghubungkan antara kecamatan cukup baik.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 13
Panjang Ruas Jalan Nasional di Kawasan Danau Toba
No Nama Ruas Jalan Nasional Panjang Ruas
Jalan (Km)
Arteri Primer
(Km)
Kolektor Primer
1 (Km)
1 Bts. Kota Sidikalang - Panji 28,48
2 Jln. Pahlawan (Sidikalang) 19,68 19,68
3 Panji - Bts. Kab. Samosir 5,23 5,23
4 Bts. Kab. Dairi - Dolok Sanggul 6,12 6,12
5 Dolok Sanggul - Siborong Borong 0,86 0,.86
6 Siborong Borong - Tarutung 50,07 50,07
7 Jln. Balige (Tarutung) 1,46 1,46
8 Jln. By Pass (Tarutung) 1,52 1,52
9 Jln. Siisiingamangaraja ((Tarutung)) 0,62 0,63
10 Kabanjahe - Merek 21,98 21,98
11 Jln. Palabangun (Kabanjahe) 1,1 1,1
12 Merek - Bts. Kab. Dairi 14,06 14,06
13 Bts. Kab. Karo - Panji 29,81 29,81
14 Merek - Bts. Kab. Simalungun 2,67 2,67
15 Bts. Kab. Karo - Saribu Dolok 8,59 8,59
16 Saribu Dolok - Tiga Runggu 14,95 14,95
17 Tiga Runggu - Tanjung Dolok 42,29 42,29
18 Bts. Kota Pematang Siantar - Parapat 37,92 37,92
19 Jln. Ke Parapat (P. Siantar) 4,97 4,97
20 Parapat -- Bts.. Kab.. Tobasa 10,47 10,47
21 Bts. Kab. Simalungun - Silimbat 34,74 34,74
22 Silimbat - Bts. Kab. Tapanuli Utara 26,65 26,65
23 Bts. Kab. Tobasa - Siborong Borong 9,19 9,19
24 Parapat - Pelabuhan Aji Bata 2,8 2,8
25 Tomok - Ambarita 5,3 5,3
26 Ambarita - Simanindo 18,3 18,3
27 Siimaniindo -- Pangururan 19,3 19,3
28 Jln. Lingkar Luar Parapat 19,85 19,85
29 Sp. Silangit - Bandara Silangit 1 1
30 Tele - Pangururan 22 22
31 Pangururan - Nainggolan 40 40
32 Nainggolan - Onan Runggu 7 7
33 Onan Runggu - Tomok 34 34
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 14
Selain jaringan jalan, terdapat juga infrastruktur lainnya di Kawasan Danau Toba seperti yang
tertera dalam tabel berikut.
Infrastruktur Non PUPR di Kawasan Danau Toba
Kabupaten Kecamatan Infrastruktur
Dairi Kec. Sidikalang Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Kantor Pelayanan Komunikasi
Kantor Pelayanan Pos
PLTA
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Siempat Nempu Hulu < 20 l/dt
Kec. Sumbul < 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tiga Lingga Kantor Pelayanan Pos
Humbang Hasundutan Dolok Sanggul < 20 l/dt
Agropolitan
Bendung
Kec. Parlilitan < 20 l/dt
Kec. Pollung Bendung
Kec. Lintong Nihuta Daerah Irigasi
Karo Kec. Merek Agropolitan
Samosir Kec. Nainggono < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Onan Rungdu < 20 l/dt
Kec. Pangurutan < 20 l/dt
kec. Simanindo < 20 l/dt
Simalungun Kec. Gisang Sipangan Bolon < 20-50 l/dt
IPLT/IPAL
Tapanuli Utara Kec. Siborong-borong < 20 l/dt
Agropolitan
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Sipahutan < 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Sipoholon Daerah Irigasi
< 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 15
Kabupaten Kecamatan Infrastruktur
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Kec. Tarutung Kantor Pelayanan Pos
Toba Samosir Kec. Laguboti < 20 l/dt
IPLT/IPAL
Kec. Lumban Julu < 20 l/dt
Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Polesa Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Sigumpan < 20 l/dt
Kec. Silaen Daerah Irigasi
Kec. Ajibara Daerah Irigasi
Kec. Bona Tua Lunasi Daerah Irigasi
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 16
Sebaran Infrastruktur di Kawasan Danau Toba
● ● ●
TujuanPengembanganKawasan DanauToba yang akan
dituju dalamrangka
percepatanpembangunanInfrastruktur
Kawasan
● ● ●
2ULTIMATE GOALS
PENGEMBANGAN KAWASAN DANAU TOBA
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 15
Simpul-Simpul Produksi Kawasan
Kawasan Danau Toba merupakan kawasan memiliki potensi yang besar dari sektor produksi
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Beberapa kawasan telah ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Kabupaten.
Untuk produksi perkebunan, beberapa komoditi telah menjadi unggulan seperti kopi dan karet.
Sedangkan untuk sektor perikanan, produksi berasal dari perikanan budidaya dengan
memanfaatkan perairan Danau Toba maupun perairan umum lainnya.
Tanaman Pangan dan Holtikultura. Salah satu pilar pembangunan di Kawasan Danau Toba,
selain sektor pariwisata adalah sektor pertanian. Pertanian menjadi sektor andalan bagi Kabupaten-
Kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba dalam menggerakkan perekonomian daerah. Tahun
2013, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan memberikan konstribusi
paling besar dalam pembentukan PDRB masing-masing kabupaten di Kawasan Danau Toba, yaitu
rata-rata sebesar 55 % terhadap total PDRB.
Salah satu faktor berkembangnya sektor pertanian di Kawasan Danau toba adalah karena kondisi
fisik dan agroeksosistem. Kawasan Danau Toba memiliki sumberdaya biofisik yang cukup untuk
mendukung pengembangan pertanian antara lain adalah ketersedian tanah, hara, dataran rendah
dan tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari latarbelakang asal muasal terjadinya Danau Toba.
Morfologi dataran diantara morfologi perbukitan di area kaldera Danau Toba juga memiliki potensi
air yang sangat baik disamping tanahnya yang subur bersumber dari tanah pelapukan dari
perbukitan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan kawasan di sekitar Danau Toba sangat subur
dan cocok untuk dikembangkan sektor pertanian.
Perkebunan. Selain sub sektor tanaman pangan dan holtikultura, Kawasan Danau Toba juga
memiliki potensi dari produksi sub sektor perkebunan. Komoditi unggulan dari sub sektor
perkebunan di Kawasan Danau Toba adalah kopi, kemenyan, kemiri, kulit manis, cengkeh, kelapa
sawit dan kakao. Tanaman perkebunan yang ada umumnya merupakan usaha yang dikelola secara
swadaya oleh rakyat. Tanaman perkebunan yang dikelola oleh perusahaan masih relatif kecil dan
hanya ada di beberapa lokasi seperti di Kabupaten Toba Samosir yaitu perkebunan komoditi teh
yang dikelola oleh PTPN IV.
Kopi merupakan komoditi andalan tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai prospek yang
baik. Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan rakyat dengan luas tanam terluas dibanding
dengan tanaman perkebunan lainnya di Kawasan Danau Toba. Kopi Sidikalang yang berasal dari
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 16
Kabupaten Dairi bahkan sudah terkenal baik dalam lingkup Sumatera Utara maupun nasional.
Adapun arahan pengembangan sub sektor perkebunan di Kawasan Danau Toba adalah :
mengendalikan perkembangan kawasan budi daya perkebunan yang potensial menyebabkan
kerusakan kawasan hutan lindung dan pencemaran air Danau Toba
mengendalikan perkembangan kawasan budi daya perkebunan berdaya saing sesuai daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup di Kawasan Danau Toba
mengembangkan jenis tanaman budi daya perkebunan yang sesuai dengan kondisi lahan dan
iklim Kawasan Danau Toba
Peternakan. Usaha peternakan di Kawasan Danau Toba umumnya dikelola dan diusahakan oleh
masyarakat sebagai usaha rumah tangga. Ternak dapat dikelompokkan menjadi ternak besar dan
ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda. Ternak kecil meliputi
kambing, domba dan babi. Sedangkan ternak unggas meliputi ayam dan itik. Jenis peternakan di
Kawasan Danau Toba hampir sama disemua kabupaten. Untuk ternak besar, sebagian besar
kabupaten didominasi oleh ternak kerbau dan sapi. Sedangkan untuk ternak kecil, babi merupakan
ternak yang mendominasi di Kawasan Danau Toba. Kawasan peternakan biasanya tersebar di
daerah permukiman terutama di daerah perkampungan. Peternakan babi terbesar di Kawasan
Danau Toba berada di Kecamatan Dolok Perdamean Kabupaten Simalungun.
Perikanan. Potensi perikanan di Kawasan Danau Toba merupakan jenis perikanan budidaya.
Usaha perikanan pada umumnya juga dikelola sebagai rumah tangga, baik sebagai kegiatan
budidaya maupun kegiatan penangkapan ikan. Budidaya perikanan dilakukan di kolam, sawah,
jaring apung, kolam air deras dan pembenihan, sedangkan usaha penangkapan dilakukan di danau
sungai dan rawa.
Jenis ikan yang ada di Kawasan Danau Toba adalah Ikan pora-pora, Ikan Batak (Ihan Batak) dan ikan
Mas. Ikan Jurung/Ikan Batak (Lissochilus sumatranus, Labeobarbus soro) adalah Jenis ikan yang
merupakan jenis ikan endemik yang keberadaannya saat ini hampir punah. Ikan Batak terdiri dari
dua spesies yaitu : Lissochilus sumatranus dan Labeobarbus soro. Di perairan danau ini juga
terdapat remis yang endemik yang dikenal namanya sebagai Remis Toba (Corbicula tobae).
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 17
Produk Unggulan di Kawasan Danau Toba
No Sektor Komoditi Sebaran Lokasi
1 Tanaman Pangan danHoltikultura
Padi, Jagung, Ubi jalar,Kentang, Andaliman, jeruk
Kabupaten Dairi, KabupatenSimalungun (Kec. HaranggaolHorison dan sekitarnya), KabupatenSamosir (Kec. Pangururan, Kec.Palipi), Kabupaten Toba Samosir(Kec. Porsea, Kec. Sigumpar dansekitarnya). Kabupaten Humbas(Kec. Dolok Sanggul)
2 Perkebunan Kopi, Kemenyan, KulitManis, Cengkeh, Kemiri
Kabupaten Samosir, KabupatenPakpak Barat, Kabupaten Humbas,Kabupaten Tapanuli Utara,Kabupaten Karo
Karet, KakaoKelapa sawit, Teh
Kabupaten Humbas, KabupatenSimalungun
3 Perikanan Perikanan Budidaya (Nila,Emas, Mujahir)
Perairan Danau Toba denganpengendalian yang kuat untukmenghindari over kapasitas dayadukung
4 Peternakan Babi, ayam, kerbau, sapi Kabupaten Simalungun (Kec. DolokPardamean) dan merata sesuaidengan kesesuaian lahan
Simpul-Simpul Kawasan Pariwisata
Pembangunan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan
tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan
pembangunan wilayah dan nasional dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara
yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam
mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri dan mendorong kesadaran dan
kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan
kekayaan alam dan budaya.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) destinasi pariwisata unggulan di
Indonesia dimana terdapat 339 Objek wisata yang tersebar di seluruh daerah yang ada di 33
Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Saat ini baru 120 Objek wisata yang telah
dipasarkan meliputi potensi alam, salah satunya adalah Kawasan Danau Toba. Kawasan Danau
Toba merupakan kawasan pariwisata andalan, baik skala provinsi maupun nasional. Objek wisata
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 18
tersebar di 8 kabupaten yang termasuk dalam Kawasan Danau Toba dan masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembasahan tentang simpul-simpul pariwisata
diuraikan menurut wilayah kabupaten.
Makam Raja Sidabutar
Taman Iman – Kabupaten Dairi
Pemandian Air Panas - Pangururan
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 19
Objek Wisata di Kawasan Danau Toba
Kabupaten Objek Wisata
Tapanuli Utara 1. Pulau Sibandang2. Rura Silindung3. Pemandian Air Panas4. Kolam Air Soda5. Salib Kasih
Samosir 1. Pusuk Buhit2. Batu Persidangan3. Tomok4. Desa Ambarita5. Desa Tuktuk6. Danau Sidihoni7. Pemandian Air Panas Pangururan
Simalungun 1. Parapat2. Tigaras3. Pematang Purba4. Rumah Adat Simalungun5. Haranggaol6. Batu Gantung7. Tanjung Unta
Dairi 1. Panorama Puncak Sidiangkat2. Panorama Aek Nauli3. Danau Lau Kawar4. Taman Iman Sitinjo5. Air Terjun Lae Pandaroh
Toba Samosir 1. Balige2. Pantai Lumban Silintong3. Air Terjun Sampuran4. Museum Batak
Humbang Hasundutan 1. Istana Sisingamaraja2. Goa Pertenunan Ibunda Raja Sm Xii3. Aek Sipangolu4. Air Terjun Binanga Janji
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 20
Kabupaten Objek Wisata
Karo 1. Air Terjun Sipiso-Piso2. Bukit Gundaling3. Air Terjun Sikulikap4. Gunung Sibayak5. Gunung Sinabung6. Tongging7. Simalem
Sebaran Simpul-Simpul Pariwisata di Kawasan Danau Toba
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 21
Ultimate Goals Pengembangan Kawasan Danau Toba
Berdasarkan kondisi eksisting, analisis dan ultimate profil yang hendak dicapai Kawasan Danau
Toba, maka perlu dirumuskan ultimate goals pengembangan Kawasan Danau Toba. Tujuan dan
sararan pengembangan Kawasan Danau Toba mempertimbangkan beberapa hal, seperti yang
tertera dalam grafik dibawah ini.
Sasaran Tujuan Pengembangan Kawasan Danau Toba
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas maka ditetapkan tujuan pengembangan Kawasan
Danau Toba yaitu “Mewujudkan Kawasan Danau Toba Sebagai Sumber Air Kehidupan
Masyarakat, Pusat Kampung Masyarakat Adat Batak dan Kawasan Pariwisata Berskala Dunia
yang Berkelanjutan”. Adapun sasarannya adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya kelestarian lingkungan Kawasan Danau Toba
2. Terwujudnya peningkatan infrastruktur dalam mendukung pengembangan kawasan
3. Terwujudnya Kawasan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata kelas dunia yang terkoneksi
dengan pasar pariwisata dalam negeri dan global
4. Terwujudnya perekonomian kawasan berbasis komoditas unggulan yang bernilai tambah tinggi
dan mampu bersaing di pasar global
5. Terwujudnya masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam kegiatan ekonomi kawasan
DasarPertimbangan PerumusanTujuan dan
Sasaran
ProfilEksistingKawasan
Danau Toba
PotensiKawasan
Danau Toba
ArahanKebijakaan
PembangunanNasional,
Regional danLokal
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 22
Dengan memperhatikan sasaran tersebut, pada akhir tahun 2035, Kawasan Danau Toba diharapkan
akan semakin berkembang yang ditandai oleh meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara ke Kawasan Danau Toba, meningkatnya perekonomian kabupaten-
kabupaten di Kawasan Danau Toba, meningkatnya kualitas lingkungan kawasan serta
meningkatnya kualitas infrastruktur kawasan.
Adapun target pertumbuhan ekonomi, proyeksi penduduk di Kawasan Danau Toba dalam kurun
waktu 2016-2035 secara rinci adalah sebagai berikut.
Proyeksi Penduduk di Kawasan Danau Toba
Baseline JumlahPenduduk Tahun
2013 (Jiwa)
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
jangkaPendek
(2016-2020)
JangkaMenengah(2016-2025)
JangkaPanjang
(2016-2035)Penduduk Kawasan
Danau Toba935,357.00 946,043.00 956,206.00 976,532.00
Ultimate Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Kawasan Danau Toba
Kabupaten BaselinePertumbuhan
Ekonomi Tahun2013 (%)
Ultimate Pertumbuhan Ekonomi (%)
JangkaPendek
(2016-2020)
JangkaMenengah
(2016-2025)
JangkaPanjang
(2016-2035)
Karo 4.72 7.00 9.00 11.00
Dairi 5.46 7.59 9.04 11.94
Samosir 6.46 7.00 10.32 13.52
HumbangHasundutan
6.03 7.51 8.49 10.45
Tapanuli Utara 6.05 7.89 9.16 11.69
Toba Samosir 5.14 5.07 8.00 10.00
Simalungun 12.56 12.00 12.00 12.00
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 23
Ultimate PDRB Kabupaten-Kabupaten di Kawasan Danau Toba
KabupatenBaseline PDRB
Tahun 2013(Jutaan Rupiah)
Ultimate PDRB Wilayah KDT (Jutaan Rupiah)
Jangka Pendek(2016-2020)
Jangka Menengah(2016-2025)
Jangka Panjang(2016-2035)
Karo 3,996,714.25 5,431,223.48 6,450,185.16 8,488,108.51
Dairi 2,400,452.21 3,244,901.32 3,848,888.07 5,056,861.57
Samosir 1,266,560.00 1,772,391.00 2,134,746.00 2,859,456.00
HumbangHasundutan
1,130,255.40 1,562,501.93 1,871,737.63 2,490,209.03
Tapanuli Utara 1,914,415.17 2,650,448.50 3,177,112.50 4,230,440.50
Toba Samosir 2,057,483.39 2,768,135.29 3,275,538.26 4,290,344.21
Simalungun 6,525,960.00 8,749,613.33 10,328,038.33 13,484,888.33
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 14
● ● ●
TujuanPengembanganKawasan DanauToba yang akan
dituju dalamrangka
percepatanpembangunanInfrastruktur
Kawasan
● ● ●
Grand Concept Pengembangan Kawasan Danau Toba
● ● ●
StrategiPengembanganKawasan DanauToba yang akandilakukan dalam
mencapaiUltimate GoalsPengembanganKawasan Danau
Toba ● ● ●
3STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 23
Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan Kawasan Danau Toba dilakukan
penyusunan skenario pengembangan. Skenario pengembangan Kawasan Danau Toba
merupakan pernyataan akan kondisi yang diharapkan terealisasi di masa yang akan datang.
Selanjutnya, skenario ini akan menjadi rujukan bagi perumusan arah pengembangan,
strategi dan berbagai program yang dibutuhkan. Pada penyusunan strategi pengembangan
Kawasan Danau Toba ini ditentukan jangka waktu pencapaian tujuan dan sasaran selama
20 tahun, melalui 4 tahap dengan setiap tahapnya selama 5 tahun. Penentuan tersebut
didasarkan pada potensi wilayah studi dan perencanaan jangka menengah yang sesuai
dengan masa jabatan kepala daerah. Skenario disusun pada setiap tahapan untuk
menunjukkan fokus dan penekanan pengembangan selama proses pencapaian tujuan.
Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba
Tahap pertama disebut sebagai tahap penguatan (Reinforcement), karena pada dasarnya
Kawasan Danau Toba sudah memiliki potensi sumber daya alam dan modal pembangunan
yang baik. Penguatan pada pada 5 (lima) tahun kedepan dilakukan untuk memantapkan
aspek–aspek yang sudah baik dan menguatkan komponen pembangunan yang masih
lemah. Pada tahap pembangunan pertama ini, ada 2 (dua) skenario yang diharapkan dapat
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 24
tercapai, yakni Danau Toba yang mulai dipulihkan dan produk unggulan khas Kawasan
Danau Toba yang bernilai tambah tinggi. Kondisi danau yang mulai dipulihkan
menunjukkan adanya wujud pelaksanaan peraturan daerah tentang pengelolaan Danau
Toba yang telah disusun serta langkah awal untuk mengembalikan Danau Toba agar layak
menjadi pusat pertumbuhan pariwisata.
Tahap kedua yakni tahap Pengembangan (Development), kondisi yang diharapkan tercapai
adalah Danau Toba yang telah bersih dan berkembangnya sentra produksi produk khas
Kawasan Danau Toba di setiap kecamatannya. Kondisi Danau Toba yang telah bersih
menunjukkan bahwa ia telah siap untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata pada tingkat
lokal maupun regional. Produk unggulan bernilai tinggi khas Kawasan Danau Toba yang
telah ada dikembangkan sehingga terbentuk sentra-sentra produksi. Produksi yang
tersentralisasi tersebut dikenal dan memiliki pasar secara regional.
Pada tahap ketiga, atau tahap integrasi (integration), kondisi yang diharapkan tercapai
adalah Danau Toba telah berkembang menjadi destinasi wisata nasional yang
pengembangannya terintegrasi dengan sentra – sentra produksi lokal. Kondisi ini
menunjukkan bahwa dalam tahap ketiga ini pengembangan pariwisata dan sentra – sentra
produksi lokal tidak berjalan sendiri – sendiri, namun terkait satuma lain. Dimana kegiatan
pariwisata berkembang dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan produk khas lokal,
sementara di satu sisi skala ekonomi sentra – sentra produksi lokal meningkat dan produk
khas Kawasan Danau Toba semakin dikenal di skala nasional seiring dengan
berkembangnya pariwisata.
Pada tahap terakhir pengembangan wilayah, skenario pencapaian tujuan ini adalah
kegiatan pariwisata maupun produk usaha khas Kawasan Danau Toba yang telah meluas
(expansion) hingga pada skala global. Kondisi yang diharapkan tercapai pada tahap
Expansion ini adalah Danau Toba menjadi destinasi wisata tingkat global dengan
pemasaran sampai Asia-Pasifik.
Skenario Pengembangan Kawasan Danau Toba melalui Pengembangan Simpul-Simpul
1. Pengembangan Simpul-Simpul Produksi Kawasan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Berkembangnya kegiatanekonomi di masing –masing kecamatan(kawasan perkotaan dan
Produk olahanKawasan Danau Tobatelah dikenal danterdistribusikan di
Produk olahan KawasanDanau Toba telahdikenal danterdistribusikan di
Produk olahan KawasanDanau Toba telahdikenal danterdistribusikan di
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 25
perdesaan) sesuai potensidengan komoditasunggulannya
tingkat Provinsi danPulau Sumatera
tingkat nasional tingkat internasional(ekspor)
2. Pengembangan Simpul-Simpul Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Meningkatnya kualitaskawasan perkotaansebagai pusat pelayananprimer kawasan
Berkembangnyakawasan perdesaansebagai pusatproduksi komoditilokal
Terjadi linkage desa-kota dalam kontekspengembangan produklokal dan pariwisata
Terjadinyaperkembangan yangterintegrasi antarakawasan perkotaan danperdesaan
3. Pengembangan Simpul-Simpul Kawasan Pariwisata
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Terjadi inovasi atraksiwisata baik wisata budayadan religi, wisata alammaupun wisata desa
Infrastruktur kawasan(jalan, SDA, perumahandan permukiman, sanitasi,listrik dan komunikasi,perhubungan, energi)meningkat
Masyarakat sebagaipenduduk lokal memilikikapasitas untukpengembangan pariwisata
Berkembangnyaatraksi dan objekwisataKunjungan wisatawanbaik di KawasanDanau Tobameningkat
Kawasan Danau Tobamenjadi destinasi wisataskala nasional
Kawasan Danau Tobamenjadi destinasi wisataskala internasional
● ● ●
Konsepketerpaduan
programmerupakan suatuupaya mencapai
sinkronisasiprogram
infrastrukturyang mendukung
pertumbuhanKawasan Danau
Toba ●●●
4KONSEP KETERPADUAN PROGRAM
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 27
Konsep Keterpaduan Program Pengembangan Kawasan Danau Toba
Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dewasa ini masih mengalami
berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain belum fokusnya sasaran
kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program
pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta
belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis PUPR dilakukan Pendekatan Wilayah yang
dituangkan dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis, termasuk Kawasan Danau Toba.
Pembangunan berbasis WPS dan kawasan strategis merupakan suatu pendekatan pembangunan
yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan“market driven”, mempertimbangkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memfokuskan pengembangan infrastruktur pada
suatu wilayah strategis dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan
mengurangi disparitas antar kawasan.
Untuk itu diperlukan Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan
Kawasan Danau Toba dan Sinkronisasi Program antar infrastruktur yang mendukung pertumbuhan
kawasan-kawasan di dalam Kawasan Danau Toba (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).
Sinkronisasi atau keterpaduan program pembangunan infrastruktur di Kawasan Danau Toba
merupakan upaya penyesuaian antar program atau antar kegiatan pembangunan infrastruktur di
Kawasan Danau Toba yang saling berkaitan dalam rangka mewujudkan sasaran pengembangan
kawasan yang dituju. Identifikasi keterkaitan antar program pembangunan infrastruktur ini
dilakukan berdasarkan hubungan fungsional, hubungan kedekatan lokasi, hubungan waktu
pembangunan, dan hubungan alokasi anggaran yang tersedia.
● ● ●
Indikasi programmerupakankegiatan-kegiatan
pengembanganinfrastruktur
PUPR dan NonPUPR di
Kawasan DanauToba
●●●
5INDIKASI PROGRAM
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 28
Indikasi program Inkubasi Pengembangan Kawasan Danau Toba diturunkan dari Ultimate Concept pengembangan infrastruktur Kawasan Danau Toba.
Adapun indikasi program infrastruktur PUPR dan Non PUPR tahun 2017-2020 sebagai berikut.
a. Mengembangkan Layanan Infrastruktur
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
1
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Peningkatan status dankapasitas jaringan jalanStrategis Nasional diRuas Jalan: Haranggaol- Seribu Dolok(Simalungun) – Merek(Karo). Sepanjang17.266,71 m.
Ditjen BinaMarga (PUPR)
Meningkatnyaaksesibilitas dankeamanankenyamananberkendara.
Meningkatnya status jalan dariJalan Strategis Nasional menjadiJalan Nasional,
Berkurangnya waktu tempuhKaro-Simalungun dari 2,5 jammenjadi 1 jam.
Meningkatnya lalu lintas harianrata-rata di jalan tersebut.
1.200 m 2.000 2.000 2.000
2
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Peningkatan status dankapasitas jaringan jalanStrategis Nasional diRuas Jalan: Tongging –Merek. Sepanjang2.419, 64 m.
Ditjen BinaMarga (PUPR)
Meningkatnyaaksesibilitas dankeamanankenyamananberkendara.
Meningkatnya status jalan dariStrategis Nasional menjadi JalanNasional,
Berkurangnya waktu tempuhKaro-Simalungun dari 2,5 jammenjadi 1 jam.
Meningkatnya lalu lintas harianrata-rata di jalan tersebut.
1.000 m 1.000 500 -
3
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Peningkatan status dankapasitas jaringan jalanKolektor Primer diRuas Jalan: Merek –Silalahi – Sianjur Mula-mula – Pangururan.Sepanjang 23.408,27m.
ProvinsiSumatera Utara,Kabupaten Karo,Kabupaten Dairi,
KabupatenSamosir
Meningkatnyaaksesibilitas dankeamanankenyamananberkendara.
Meningkatnya status jalan dariKolektor Sekunder menjadiKolektor Primer,
Berkurangnya waktu tempuhKaro-Dairi-Samosir dari 3,5 jammenjadi 1,5 jam.
Meningkatnya lalu lintas harianrata-rata di jalan tersebut.
3.500 m 5.000 5.000 5.0005.000 meterterakhir diTahun 2021
4
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Peningkatan status dankapasitas jaringan jalanKolektor Primer diRuas Jalan: PematangSiantar – Tiga Ras –arah Seribu Dolok/
ProvinsiSumatera Utara,Kabupaten Karo,
KabupatenSimalungun
Meningkatnyaaksesibilitas dankeamanankenyamananberkendara.
Meningkatnya status jalan dariKolektor Sekunder menjadiKolektor Primer,
Berkurangnya waktu tempuhKaro-Simalungun dari 2,5 jammenjadi 1 jam.
1.400 m 2.000 2.000 -
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 29
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
Merek. Sepanjang6.397, 92 m.
Meningkatnya lalu lintas harianrata-rata di jalan tersebut.
5
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Pembangunan jaringanjalan akses AnjunganCerdas di Ruas Jalan:Kodon-kodon –Anjungan Cerdas, arah:Piso-piso. Sepanjang800 m.
Ditjen BinaMarga (PUPR)
Terciptanyaaksesibilitas menujuAnjungan Cerdas.
Terbangunnya jalan akses dariJalan Nasional ke AnjunganCerdas.
800 m - - -
6
MengembangkanLayananInfrastrukturInkubasi AnjunganCerdas KawasanDanau Toba
Membangun terminaltransportasi tipe B.Lokasi di Situnggaling.
DinasPerhubungan
ProvinsiSumatera Utara,Kabupaten Karo
Meningkatnyaaksesibilitas dankeamanankenyamananperjalanan.
Melayani transpotasi Antar KotaAntar Provinsi (AKAP), AntarKota (AK), dan Antar Desa (ADES)
Meningkatnya wisatawan nonlokal.
1 - - -
b. Mendorong Pertumbuhan Pariwisata
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
1
MembangunAnjungan Cerdasuntuk mendorongPertumbuhanPariwisata KawasanDanau Toba
Membangun AnjunganCerdas (rest area) padalokasi 5 Ha
BPIW (PUPR),Provinsi SumateraUtara, Kabupaten
Karo.
Terciptanya sarana restarea di tepi jalanNasional Kawasan DanauToba
Jumlah wisatawan yangmengunjungi KawasanDanau Toba meningkat,
Peningkatan sektor jasa danperhotelan daerah,
1 - - -
2
MembangunAnjungan Cerdasuntuk mendorongPertumbuhanPariwisata KawasanDanau Toba
Membangun GedungSerbaguna danAmphiteater untukpengembangankesenian dankebudayaan Batak di
BPIW (PUPR),Provinsi SumateraUtara, Kabupaten
Karo.
Terciptanya pentas senidan budaya di AnjunganCerdas
Jumlah kelompok seni danbudaya yang terfasilitasi
10 5 5 5
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 30
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
Anjungan Cerdas
3
MembangunAnjungan Cerdasuntuk mendorongPertumbuhanPariwisata KawasanDanau Toba
Membangun jaringanpemasaran pariwisataKawasan Danau Toba
BPIW (PUPR),Provinsi SumateraUtara, Kabupaten
Karo.
Terkelolanya informasiuntuk pemasaran
pariwisata di KawasanDanau Toba
Jumlah ODTW yangteridentifikasi dan terkelola
20 20 20 20
4
MembangunAnjungan Cerdasuntuk mendorongPertumbuhanPariwisata KawasanDanau Toba
Mengembangkankerjasama promosipariwisata antarKabupaten
BPIW (PUPR),Kementerian
Pariwisata,Provinsi Sumatera
Utara, 8Kabupaten KDT.
Pengembangan jaringankerjasama promosi
pariwisata antarkabupaten di Kawasan
Danau Toba
MoU antar Kabupaten dalampengembagan wisata diKawasan Danau Toba
1 - - -
5
MembangunAnjungan Cerdasuntuk mendorongPertumbuhanPariwisata KawasanDanau Toba
Pelatihan PemanduWisata Terpadu diKawasan AnjunganCerdas
Provinsi SumateraUtara
Pelatihan MasyarakatLokal sebagai Pemandu
Wisata Terpadu diKawasan Anjungan
Cerdas
Jumlah KelompokMasyarakat Sadar Wisata
5 5 5 5
c. Menguatkan Peran Budaya Batak dan Kelembagaan
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
1
Menguatkan PeranBudaya Batak danKelembagaanPengelola KawasanDanau Toba
MengembangkanBadan PengelolaKawasan Danau Toba
Provinsi SumateraUtara
Menciptakan BadanPengelola Kawasan
Danau Toba
Peraturan Pemerintahtentang Badan PengelolaKawasan Danau Toba
1 - - -
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 31
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
2
Menguatkan PeranBudaya Batak danKelembagaanPengelola KawasanDanau Toba
Pengembangan sumberdaya manusia danprofesionalisme bidangPariwisata
Provinsi SumateraUtara
Fasilitasi penciptaankelompok-kelompok
budaya dalam sanggarseni.
Jumlah Kelompok Seni yangterbentuk
5 5 5 5
3
Menguatkan PeranBudaya Batak danKelembagaanPengelola KawasanDanau Toba
Identifikasi BangunanGedung Cagar BudayaYang Dilestarikan
BPIW (PUPR),Perumahan(PUPR), dan
PemProv Sumut
Menjaga kelestarianbangunan-bangunan
adat dan cagar budaya,makam adat, dan lainsebagainya, kemudian
memberikan insentif dansubsidi untuk menjaga
kekhasannya.
Jumlah bangunan adat dancagar budaya, makam adat,dan lain sebagainya yangteridentifikasi dan terkelola
50 50 50 50
d. Menjaga Kelestarian Lingkungan
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
1
Konservasilingkungan perairandan alam di sekitarKawasan DanauToba
Pengembangan prasaranapemantauan kualitas air berkala diDAS yang bermuara di Danau Toba,yaitu Sungai Sigubang, Sungai BahBolon, Sungai Guloan, Sungai Arun,Sungai Tomok, Sungai Sibandang,Sungai Halian, Sungai Simare,Sungai Aek Bolon, Sungai Mongu,Sungai Mandosi, Sungai Gopgopan,Sungai Kijang, Sungai Sinabung,Sungai Ringo, Sungai Prembakan,Sungai Sipultakhuda dan SungaiSilang.
PemerintahProvinsi,
PemerintahKabupaten dan
Swasta
Membangunprasarana
pemantauankualitas air di inletmasuk sungai ke
danau dan juga didekat Budidaya Ikan
Jumlah prasarana pemantauankualitas air
5 5 4 418 UnitPemantauanKualitas Air
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 32
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANA SASARAN USULAN INDIKATOR
TARGET
KeteranganRENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018 2019 2020
2
Konservasilingkungan perairandan alam di sekitarKawasan DanauToba
Pembangunan dan RevitalisasiInstalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) di KecamatanMerek, Tongging, Purba, Parapat-Ajibata, Balige, Tampahan, LumbanJulu, Laguboti, Muara, Sianjur Mula-Mula, Siborong-Borong, Tarutung,Dolok Sanggul, Sidikalang, Harian,Pangururan, Onan Runggu,Ronggur Nihuta, Dan Tomok DiSimanindo
PemerintahProvinsi danPemerintahKabupaten
Menyediakansarana pengolaan
air limbah domesikdi kawasan hunian
padat KawasanDanau Toba
Jumlah sarana pengelola airlimbah domestik yangterbangun
5 5 5 4 19 Unit IPAL
3
Konservasilingkungan perairandan alam di sekitarKawasan DanauToba
Peningkatan/pembangunan/pengelolaan prasaranapersampahan yang berlokasi dekatdari badan perairan dan sumber air,yaitu di Kecamatan Merek (kab.Karo); Girsang sipangan bolon (kab.Simalungun); Ajibata, lumban julu,balige, dan tampahan (kab. Tobasamosir); Muara (kab. Tapanuliutara); Sidikalang (kab. Dairi); danSianjur mula-mula, simanindo, onanrunggu, dan pangururan (kab.Samosir).
PemerintahProvinsi danPemerintahKabupaten
Menyediakan TPSbagi masyarakat,
terutama dikawasan hunianpadat Kawasan
Danau Toba
Jumlah TPS yang terbangun 3 3 3 3 12 TPS
4
Konservasilingkungan perairandan alam di sekitarKawasan DanauToba
Mengendalikan perkembangankawasan budidaya terbangun disepanjang jaringan jalan yangmengarah ke danau
PemerintahProvinsi danPemerintahKabupaten
Penerapan AturanBangunan (BuildingCode) di KawasanInkubasi. Misalnya
tidak bolehmengubah rumah
yang sudahmemiliki karakter
lokal (adat), jumlahlantai, luas lahanterbangun, dsb.
Peraturan Daerah tentangAturan Bangunan dan Gedungdi sekitar Kawasan DanauToba
8 - - -
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 28
Indikasi program infrastruktur PUPR dan non PUPR untuk tahun 2017 di Kawasan Danau Toba dapatdipetakan sebagai berikut.
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 28
Inkubasi Kawasan Danau Toba
Hal | 28