PROBLEMATIKA PENERAPAN ZAKAT PERTANIAN DI DESA …
Transcript of PROBLEMATIKA PENERAPAN ZAKAT PERTANIAN DI DESA …
i
PROBLEMATIKA PENERAPAN ZAKAT PERTANIAN DI
DESA SENANING KECAMATAN PEMAYUNG
KABUPATEN BATANG HARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1)
Dalam Prodi Hukum Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Syariah
Oleh :
BENI SETIAWAN
NIM. 104170245
PEMBIMBING
Dr. H. BAHRUL MA’ANI, M.Ag
Dra. Masnidar, M.E.I
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR
Yang bertadatangan dibawah ini :
Nama : Beni Setiawan
Nim : 104170245
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Syariah
Alamat : Tebing Tinggi RT 07 Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi saya yang berjudul
:“Problematika Penerapan Zakat Pertanian di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari” Adalah hasil karya pribadi yang tidak
mengandung unsur plagiarisme dan tidak berisi materi yang tidak di publikasikan
atau ditulis orang lain, kecuali kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai
dengan ketentuan yang di benarkan secara ilmiah.
Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung jawapkan
sesuai dengan hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS SYARIAH Jln. Jambi-Ma. Bulian Km. 16 Simp. Sei Duren-Jambi 36363
Tlp./Fak.(0741) 583183-584118 Website: www.iain jambi.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan gelar Strata (S.1) di Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Jambi, Juli 2021
Yang menyatakan
Beni Setiawan
104170245
iv
Pembimbing I : Dr. H. Bahrul Ma’ani, M.Ag
Pembimbing II : Dra. Masnidar, M.E.I
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Tel. (0741) 582021
Jambi, April2021
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di- Jambi
PESETUJUAN PEMBIMBING
Assalamualaikum Wr, Wb.
Setelah memebaca dan mengadakan perbaikan sepenunya, maka skripsi
saudara Beni Setiawan, 104170245 yang berjudul: Problematika Penerapan
Zakat Pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunakasahkan guna
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam
program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
v
vi
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulilah Kepada Allah SWT, karya tulis ini merupakan wujud dari
upaya kecil untuk mengharapkan rahmat dan ridho-Nya. Kuluangkan kakiku
menuju kesuksesan, benturan demi benturan terus kulalui untuk meraih cita-cita
yang kudambakan.Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup yang
senantiasa ada saat suka maupun duka, selain setia mendampingi saat aku
lemah dengan segala kekacauan pikiranku.Sebagai ucapan terimakasih cinta
dan kasih sayang yang tulus.
Kupersembahkan ini kepada:
Bapakku Bambang Drianto dan ibuku Ida Yani yang telah mengasuh,
membesarkan, mendidik dan berjuang demi anaknya yaitu saya, tanpa mengenal
lelah demi lelah demi kesuksesanku dan selalu memotivasiku untuk
menyelesaikan skripsi ini, tidak terkecuali doa-doa dari bapak dan ibu yang
selalu menyertai disetiap langlah kaki dan usahaku.
Kakek dan Nenek saya yang tersayang, seluruh keluarga besar yang selama ini
selalu memberikan do‟a, perhatian dan dukungan baik dalam bentuk moril
maupun immateril, Smoga Allah SWT juga senantiasa melindungi mereka semua
Serta tidak lupa pula saya persembahkan kepada dua Dosen Pembimbing saya
yaitu Bapak Dr.H Bahrul Maani dan Ibu Drs. Masnidar yang sangat sabar
membimbing saya dari awal hingga akhir proses skripsi
Terimakasih kepada sahabatku Agustina, Ani Maryani, Novita Sari,Gangsar
Rizki Prayogi,Amin Rais, dan Yupandra atas semangat dan dorongannya dalam
penyelesaian skripsi ini.Terimakasih kepada semua temen-temenku yang maaf
tidak bisa saya sebut satu persatu nama kalian intinya terimakasih untuk semua
pihak yang telah membuatku kuat. Terlalu berat hidup ini untuk mengendalikan
diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Allah dan orang lain.
Terimakasih
vii
MOTTO
صهىتك سك ايىانهى صدقة تطهزهى وتزكيهى بها وصم عهيهى ا خذ ي
يع عهيى نهى وانهه س
Artinya : “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui”
viii
ABSTRAK
Skripsi Ini Berjudul “Problematika Penerapan Zakat Pertanian di Desa
Senaning Kecematan Pemayung Kabupaten Batang Hari.” Bertujuan Untuk
mengetahui Apa yang menyebabkan Petani Desa Senaning Kecamatan Pemayung
belum Menunaikan kewajibab Zakat hasil Pertanian, Untuk mengetahui
bagaimana mekanisme pengelolahan zakat di DesaSenaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari,Untuk mengetahui bagaiman bentuk kesadaran
masyarakat di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
Terhadap pembayaran zakat hasil pertanian khususunya petani padi.Penelitian ini
merupakan penelitian gabungan yaitu penelitian lapangan (field research) dan
penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif tipe pendekatan yuridis empiris. Jenis dan sumberdata yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder.Instrumen pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan
diperoleh dengan hasil Kesimpulan sebagai berikut :Para petani di Desa Senaning
benar-benar tidak memahami pentingnya zakat pertanian untuk mensucikan harta
mereka di karena mereka tidak pernah mendapatkan sosialiasi dari orang yang
lebih paham tentang zakat pertanian, terlebih lagi di Desa Senaning belum adanya
lembaga Amil Zakat untuk menerima dan menyalurkan Zakat para petani tersebut.
Peran pemerintah desa dan Badan Amil Zakat Nasional sangat penting untuk saat
ini guna mensosialisasikan tentang pemahaman tentang zakat pertanian, agar para
petani bisa menyalurkan zakatnya sesuai syariat islam Dengan adanya
pemahaman zakat pertanian yang sangat rendah para petani memiliki cara sendiri
untuk mensedekahkan dari hasil pertaniannya mereka ke masjid-masjid dan ke
warga-warga yang membutuhkan tampa melalui amil zakat serta tidak
memperthatikan nilai nishabnya.
Kata Kunci : Problematika Zakat, Pertanian, Kesadaran Petani, Nisha
ix
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini berjudul Problematika Penerapan Zakat Pertanian di Desa
Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari merupakan kajian
baru pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Batang Hari karena zakat
merupakan salah satu untuk Mensjaterahkan ekonomi masyarakat.
Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit terdapat hambatan
dan rintangan yang dihadapi dan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam penyusunannya.Dan berkat adanya bantuan dari berbagai
pihak, teutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat :
1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag, M.H, Sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Agus Salim, S. Th.I., M.A., M. IR., Ph Sebagai Wakil Dekan
Bidang Akademik Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M. Hum., Sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
x
x
5. Bapak Dr. H. Ishaq, M.Hum, Sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
6. Dr. Rasito, S.H., Hum dan Pidayan Sasnifa, S.H., M.Sy Sebagai Kajur dan
Senjur Fakultas SyariahSyariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Dr. H. Bahrul Ma’ani, M.Ag dan Bapak Dra. Masnidar, M.E.I Sebagai
Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Kariawan /Kariawati
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini baik langsung dan
tidak langsung.
Disamping itu,didasari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karen itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberkan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kapada Allah SWT
kita memohon apunan-Nya dan kepada manusia kita mohon manfaatnya.Semoga
amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Juli 2021
Penulis
Beni Setiawan
NIM.104170245
xi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Batasan Masalah............................................................................. 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 5
E. Kerangka Teori............................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 27
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 30
B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 30
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 30
D. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 31
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 33
F. Sistem Penulisan ............................................................................ 35
G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 36
xii
xii
BAB III LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Senaning ................................................................... 38
B. Letak Geografis .............................................................................. 44
C. Demografi ...................................................................................... 46
D. Visi dan Misi Desa Senaning ......................................................... 52
E. Struktur Organisasi......................................................................... 54
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penyebab petani desa senaning
Kecamatan pemayung belum menunaikan kewajiban
zakat hasil pertanian?………………………………………….... 56
B. Mekanisme pengelolahan zakat di desa
senaning kecamatan pemayung kabupaten
batang hari? ....................................................................................58
C. Bentuk kesadaran masyarakat di desa senaning kecamatan
pemayung kabupaten batang hari terhadap pembayaran
zakat hasil pertaniannya khususnya petani padi? ........................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran ............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
CURICULUM VIATE
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan ibadah maliyah yang murni ihklas karena Allah, yang
dikerjakan oleh semua orang Islam sebagaimana ibadah dan kewajiban lainnya,
seperti shalat, puasa, dan haji yang dilakukan untuk memenuhi perintah
Allah.1Dalam al-Qur’an, Zakat selalu digandengkan dengan shalat yang sering
disebutkan. Hal ini menunjukkan antara shalat dan zakat memiliki keterkaitan
yang sangat erat. Perintah zakat yang berkaitan dengan shalat disebutkan dalam
al-Qur’an salah satu dalilnya adalah sebagai berikut:
Artinya:"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang
orang yang ruku' ".2
Zakat adalah bagian dari pendapatan masyarakat yang berkecukupan
dalam segi ekonomi karena itu harus diberikan kepada yang berhak, yakni untuk
memberantas kemiskinan dan penindasan. Dalam rukun zakat terdapat ketentuan
bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada mereka yang wajib zakat dan
hukumnya haram, kecuali mereka yang sesuai dalam kriteria delapan asnaf di
dalam al-Qur’an hanya beberapa macam saja yang disebutkan sebagai harta
kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya, seperti: emas dan perak, tanamandi
1Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak, (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya, 2003), hlm. 24. 2QS. Albaqarah (2) : 43
2
2
dalam al-Qur’an hanya beberapa macam saja yang disebutkan sebagai harta
kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya, seperti: emas dan perak, tanaman
hasil bumi dan buah-buahan, binatang ternak, hartadagang, barang-barang
tambang, dan kekayaan yang bersifat umum.3
Zakat merupakan ibadah yang kaitannya dengan harta benda yang telah di
sepakati (Ma‟aliyah Ijtima‟iyah) yang memiliki posisi strategis dan penentu, baik
dilihat dari sisi ajaran islam maupun dari sisi pembangunan untuk kesejahteraan
umat muslim, bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan untuk dikeluarkan
zakatnya. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu rukun ketiga dari
rukun islam yang lima. Di dalam kitab fiqh juga telah dijelaskan dan ditetapkan
mengenai aturan-aturan tentang jenis harta yang wajib zakat, cara kerja amil,
haul, nisab, musahiq (orang yang berhak menerima zakat). Dari muzakki
mengeluarkan zakat adalah bentuk dari kepedulian dan tanggung jawab sosial
mereka, mempunyai kesadaran atas harta yang dipunya yang sudah mencapai
nisab untuk dikeluarkan zakatnya.4
Saat ini, ada bagian zakat yang terlupakan untuk mensucikan harta, yaitu
akat hasil perkebunan. Sudah menjadi sunnahtullah atau ketetapan dari Allah
SWT. Untuk mendapatkan rezeki. Islam memerintahkan umatnya untuk berkerja
dan mencari rezeki dimanapun dengan halal dan baik. Namun, harta yang
diperoleh ketika sudah mencapai batasnya, ada hak orang muslim lainnya. Maka,
ketika seorang petani memanen buah hasil pertanian/perkebunanyaa, dan
3M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di
Indonesia(Jakarta: Kencana, 2006), hlm.25. 4Tim Pengembangan Perbankan Syariah Insitut Bank Indonesia Bank Syariah, konsep
produk, dan, Implementasi Operasional, (Jakarta: Jambatan, 2001), hlm.18
3
3
memperoleh keuntungan, ada hak muslim lainnya dan patut dizakatkan harta
tersebut sesuai firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamumemilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melaikan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”5
Kecamatan Pemayung merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Batang Hari. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Pemayung
mayoritasnya berkerja/ berprofesi sebagai petani,Salah satunya masyarakat Desa
Senaning yang berada di Kecamatan Pemayung. Pada dasarnya petani di Desa
Senaning kurang menyadari akan pentingnya zakat pertanian sedangkan sebagian
petani sudah wajib mengeluarkan zakat dikarenakan hasil pertaniannya tersebut
sudah mencapai Nishabnya.
Hasil dari wawancara saya dengan Yuli salah satu petani yang ada di desa
Senaning Kecamatan Pemayung menyatakan bahwa, mereka masih kurang
mendapatkan sosialisasi dan kurang mengetahui mengenai pentingnya zakat
5Q.S Al-Baqarah ayat: 267
4
4
pertanian untuk mensucikan harta mereka, oleh karena itu parah petani tersebut
belum menunaikan zakatnya. Namun Pada setiap kali panen mereka mengatakan
bahwa mereka tetap runtin mengeluarkan hasil panennya dengan cara
bersedekah.6Padahal, sedekah dan zakat adalah dua hal yang berbeda.
Dari latar belakang yang telah penulis buat diatas dapat dicari suatu
permasalahan yang dapat diangkat menjadi suatu judul skripsi “Problematika
Penerapan Zakat Pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari”. Sehingga hal ini perlu diadakannya penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui proses dan bentuk penerapan Zakat Pertanian Di
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas dapat diperoleh pokok
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang menyebabkan petani Desa Senaning Kecamatan Pemayung belum
menunaikan kewajiban zakat hasil pertanian?
2. Bagaimana Mekanisme pengelolahan zakat di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari?
3. Bagaimana Bentuk kesadaran masyarakat di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari terhadap pembayaran zakat hasil
pertaniannya khususnya petani padi?
C. Batasan Masalah
Penulis ingin adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalau
6Wawancara. Dengan Yuli, Petani, 10 September 2020
5
5
luas dan dapat dipahami sehingga tidak menimbulkan kekeliruan dalam
penelitian, pembatasan masalah ini untuk menghindari uraian-uraian yang tidak
berhubungan dengan masalah yang tidak dibahas, Maka dari itu peneliti
mengfokuskan atau membatasi penelitian ini di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batanghari yaitu tentang Problematika Penerapan Zakat
Pertanian di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan batasan masalah diatas penulis
memberikan tujuan dan manfaat penelitian yakni:
1. Tujuan Penelitian:
Sesuai dengan latar belakang dengan permasalahan yang telah di
kemukakan, adapun tujuan yang di lakukannya penelitian ini adalah :
a. Ingin mengetahui Apa yang menyebabkan Petani Desa Senaning Kecamatan
Pemayung belum Menunaikan kewajibab Zakat hasil Pertanian.
b. Ingin mengetahui bagaimana mekanisme pengelolahan zakat di Desa Senaning
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
c. Ingin mengetahui bagaiman bentuk kesadaran masyarakat di Desa Senaning
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Terhadap pembayaran zakat
hasil pertanian khususunya petani padi.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, yakni menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan.
Khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang kewajiban membayar
6
6
zakat pertanian serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya.
b. Secara praktis, yakni dapat dijadiakan sebagai bahan rujukan untuk dapat
meningkatkan pengetahuan para petani, khususnya dalam memberi informasi
mengenai syarat da nishab zakat pertanian.
c. Diharapkan penelitian ini menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
kewajiban tentang zakat pertani baik bagi pembaca terlebih bagi penulis.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Problematika
Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang berarti
masalah atau persoalan7. Problematika berasal dari kata problem yang dapat
diartikan permasalahan atau masalah. Adapun masalah itu sendiri adalah suatu
kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah
merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan
baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Terdapat juga di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih menimbulkan masalah; hal-hal
yang masih menimbulkan suatu masalah yang masih belum dapat dipecahkan.8
Jadi, yang dimaksud dengan problematika adalah kendala atau
permasalahan yang masih belum dapat dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu
tujuan menjadi terhambat dan tidak maksimal.
7 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2000), hlm 440 8 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hlm 896
7
7
2. Pengertian Zakat
Dari segi bahasa zakat berarti (Lughawi) dapat berarti nama’ (kesuburan)
thaharah (kesucian), barakah (keberkahan) dan juga tazkiyatut tathir
(mensucikan).9 Dari segi istilah zakat merupakan bagian dari harta dengan
persyaratan tertentu yang Allah SWT wajibkan kepada pemiliknya untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.
Zakat adalah bagian dbari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim
yang telah memenuhi syarat yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan
syarat-syarat tertentu pula. Ibnu Tainiyah memberikan komentar dengan
mengatakan bahwa orang yang berzakat itu menjadi bersih jiwa dan
kekayaannya.10
Zakat merupakan sumber penting dalam struktur ekonomi islam.
Zakat juga sebagai alat distribusi sebagian harta orang kaya kepada golongan
miskin karna begitu pentingnya peranan zakat dalam rangka mengentaskan
kemiskinan masyarakat dan menumbuhkan kesadaran pada kalangan kaya akan
tanggung jawab sosial mereka.11
Menurut Yusuf al-Qardhawi dikutip oleh Fakhruddin, seorang ulama
kontemporer mengatakan bahwa zakat adalah ibadah maliyah ijtimaiyyah yang
memiliki posisi dan peranan yang penting, strategis dan menentukan. Artinya
bahwa zakat itu tidak hanya berdimensi maliyah (harta/ materi) saja, akan tetapi
juga berdimensi ijtimaiyah(sosial). Oleh karena itulah, maka zakat mempunyai
manfaat dan hikmah yang sangat besar, baik bagi muzakki (orang yang
9Hasbi Ashshiddiqi,Pedoman Zakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 24
10Syekhal islam ibnu tainiyah,Majemu al fatawa, (Jilid%, Dar alfikr,1983), hlm.8
11Institute Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep dan Implementasi Operasional Tim
Pengembangan Perbankan Syariah, (Jakarta: Dajambatan, 2001), hlm.18
8
8
mengeluarkan zakat), mustahiq (orang yang berhak menerima zakat), harta itu
sendiri maupun bagi masyarakat keseluruhan.12
Menurut Sayyid Sabiq. Zakat adalah suatu sebutan dari suatu hak Allah
yang di keluarkan seseorang untuk fakir miskin. Dinamakan zakat karna dengan
mengeluarkan zakat didalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah,
pembersih jiwa dari sifat kikir bagi orang kaya atau menghilangkan rasa iri hati
orang-orang miskin dan memupuknya dengan berbagai kebajiakan.13
Zakat salah satu instrumen Islam yang digunakan untuk distribusi
pendapatan dan kekayaan.14
Zakat diharapkan akan mendatangkan kesuburan dan
tumbuhnya pahal-pahala dari amal ini. Juga diharapkan akan mensucikan jiwa-
jiwa orang yanga, telah berzakat (muzakki) dan harta yang telah dizakati menjadi
suci dari hal-hal yang mengotori dari segala sesuatu yang syubhat.15
Dapat
disimpulkan bahwa zakat adalah kewajiban seseorang untuk mengeluarkan
sebagian harta miliknya yang sudah memenuhi syarat untuk dizakati kepada orang
yang berhak menerimanya.16
Dari bebrapa pengertian di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa
zakat merupakan harta dari umat untuk umat, dari orang yang wajib membayar
kepada yang berhak menerima. Zakat dapat membersihkan jiawa para muzzaki
dari sifat-safat kikir, tamak serta membersihkan diri dari dosa dan sekaligus
12
Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, Cetakan I. (Malang: UIN-Malang
Press, 2008), hlm 27. 13
Asnaini, zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm 10 14
Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi, Fikih Islam, Cet Ke-3, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004), hlm98 15
Zulkifli, Rambu-rambu Fiqh Ibadah, CetKe-1 ( Yogyakarta: Kalimedia, 2017), hlm
145 16
Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, Cet Ke-2 ( Jakarta: Kencana, 2017), hlm200
9
9
menghilangkan rasa iri dan dengki si miskin kepada si kaya, dengan zakat dapat
berkontribusi dalam memberantas kemiskinan.
3. Dasar Hukum Zakat
Zakat adalah salah satu rukun diantara rukun-rukun islam. Zakat
merupakan salah satu sendi agama islam yang bersangkutan dengan harta benda
dan kemasyarakatan. Di tinjau dari hukumnya, zakat itu wajib karena memiliki
dasar hukum nash yang pasti sebagaimana yang ditetapkan berdasarkan dalil Al-
Quran, sunnah dan ijma’.
a. Al-Quran
Dalil yang berdasarkan Al-Quran antara lain firman Allah:
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku‟17
.
Allah SWT befirman:
نهى صهىتك سك ايىانهى صدقة تطهزهى وتزكيهى بها وصم عهيهى ا خذ ي
يع عهيى وانهه س
Artinya “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui”
b. Hadits
لا إنه إلا س شهادة أ دا رسىل انهه ، وإقاو بنى الإسلاو عهى خ يح انهه وأ
انصلاة ، وإيتاء انزكاة ، وانحج ، وصىو ريضا
17
Q.S Al-baqarah:43
10
10
Artinya: Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah
(sesembahan) yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad
adalah utusan-Nya; menegakkan shalat; menunaikan zakat; menunaikan
haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan.”18
c. Ijma’
Ijma’ ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah sepakat
akan kewajiban zakat dan bagi yang mengingkarinya berati telah kafir dari Islam.
Adapun tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Zakat
merupakan transfer sederhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta orang
kaya untuk dialokasikan kepada si miskin.
Tujuan zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi, dalam bidang
moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati orang kaya.Sedangkan
dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari
masyarakat.Dan bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan
ketangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib bagi kaum
muslimin untuk pembendaharaan Negara.Dalam zakat ada yang disebut muzakki
dan mustahik.Muzakki merupakan orang atau pihak yang melakukan pembayaran
zakat.Dengan begitu mustahik adalah mereka yang berhak menerimazakat.19
4. Macam-macam Zakat
Zakat terdiri dari dua macam:
a. Zakat Fitra
Zakat fitra adalah zakat yang diwajibkan kepda setiap muslim setelah
matahari terbenam diakhir bulan ramadhan lebih utama jika dibayar sebelum
18
HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16. 19
Robi Irawan, Peran Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Jambi Dalam Mengurangi
Kemiskinan Di Kota Jambi, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2017. hlm 13
11
11
shalat idul fitri. Karena jika dibayar setelah shalat Ied, seperti sedekah biasa,
bukan zakat fitrah
Zakat fitra tidak mengenal nishab, dan dibayar (satu) sha‟ makanan pokok
suatu masyarakat 1 sha‟ adalah 1 mud dan ukuran 1 mud adalah genggaman 2
tangan orang dewasa (atau kira-kira 2,176 kg). Jika ingin dibayar dengan uang
menurut imam Abu Hanifa dibolehkan, walaupun yang diberikan adalah makanan.
b. Zakat Harta (maal)
Zakat harta atau zakat maal adalah zakat boleh dibayarkan pada waktu
yang tidak tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertambangan, hasil laut, hasil
ternak, hasil perkebunan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi) yang masing-
masing mempunyai perhitungan sendiri.20
Zakat maal yaitu zakat yang diwajibkan atas harta berdasarkan syarat-
syarat tertentu. Dan zakat maal juga telah diatur dalam hukum-hukum yang
disimpulkan dari sumber-sumber syariat Islam. Diantaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut:
1) Zakat adalah kewajiban yang ditetapkan oleh Allah ta’alah.
2) Zakat adalah salah satu rukun islam .
3) Zakat adalah maliyah (yang dengannya seorang mukmin mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan bersukur atas nikmat dan rezekinya).
4) Zakat adalah harta tertentu yang terdapat dalam harta tertentu.
20
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Makasar: Salemba Empat,
2013),hlm285
12
12
5) Zakat adalah yang bersifat hauliyah (tahunan). Artinya dapat dibayar pada
akhir tahun haul (tahun), kecuali zakat hasil pertanian, buah-buahan , dan
rikaz (harta karun).
6) Zakat yang disalurkan kepada orang-orang tertentu yang mana telah
ditetapkan dalam firmannya, dalam Q.S At-Taubah(9):60
7) Zakat tidak dapat ditinggalkan, karena dia adalah piutang Allah.
8) Tidak ada pengulangan dalam zakat
9) Tidak boleh ada tipu muslihat dalam penunaian zakat.21
5. Syarat-syarat Wajib Zakat
Harta yang dikeluarkan Zakatnya pun syarat-syarat wajib zakat sebagai berikut:
a) Islam
Para ulama sepakat, bahwasahnya setiap muslim yang memiliki harta yang
mencapai nishabnya diwajibkan mengeluarkan zakat. Mengenai syarat wajib zakat
beragama islam ini, Hasbi ash-Shidiqy berpendapat bahwasahnya orang yang
murtad (keluar dari islam) tidak gugur zakatnya yang telah diwajibkan atasnya
diwaktu itu masih islam, pendapat ini disetujui oleh Imam Malik dan Ahmad Ibn
Hambal. Adapun menurut Syaikh al-Bajuri, orang yang murtad tidak diwajibkan
mengeluarkan zakat, kecuali apabila ia kembali memeluk agama Islam.22
b) Merdeka
Menurut kesepakatan ulama,zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena
hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa yang
ada di tangan hambanya. Begitu juga dengan mukatib (hamba sahaya yang
21
Hussein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Kalimantan Timur, Kalam
pustaka,2005),hlm 19-21 22
Mu’inan Rafi, Potensi Zakat.hlm37.
13
13
dijanjikan akan dibebaskan oleh tuannya dengan cara menebus dirinya) atau
semisal dengannya, itu tidak wajib mengeluarkan zakat, karena kendatipun dia
memiliki harta, hartaya tidak dimiliki secara penuh. Pada dasarnya menurut
jumhur, zakat diwajibkan atas tuannya karena dialah yang memiliki harta
hambanya.23
c) Baligh dan Berakal
Para ulama sepakat tentang wajibnya zakat pada kekayaan seorang muslim
dewasa dan waras, tetapi tidak sependapat tentang wajibnya zakat pada kekayaan
anak-anak dan orang gila. Anak kecil dan orang gila tidak dikenai zakat pada
hartanya, karena keduanya tidak dikenai khitab (perintah).24
d) Mencapai Nishab
Islam tidak diwajibkan zakat atas seberapa saja besar kekayaan yang
berkembang sekalipun kecil, tetapi memberikan ketentuan sendiri yaitu jumlah
tertentu yang dalam Fiqih disebut Nishab.ketentuan bahwa kekayaan yang terkena
kewajibab zakat harus senishab disepakati oleh para ulama, kecuali tentang hasil
pertanian, buah-buahan dan logam mulia. Abu Hanifah berpendapat bahwa
banyak ataupun sedikit hasil yang tumbuh dari tanah harus dikeluarkan zakatnya.
Tetapi jumhur ulama berpendapat bahwa nishab merupakan ketentuan yang
mewajibkan zakat pada seluruh kekayaan, baik itu berupa yang tumbuh dari tanah
maupun bukan.25
e) Haul (harta yang mencapai satu tahun)
23
Wahbah Al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Madzhab,hlm.98. 24
Wahbab Al-Zulhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, hlm. 173. 25
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat,hlm.150.
14
14
Syarat wajib zakat berikutnya adalah haul maksudnya adalah bahwa
kepemilikan yang berada pada tangan si pemilik sudah berlalu dua belas bulan
Qamariyah. Persyaratan berlalu setahun ini hanya buat zakat ternak, uang, dan
harta dagang. Akan tetapi hasil pertanian, buah-buahan, madu, dan lainnya yang
sejenis, tidaklah di persyaratkan berlalu satu tahun.
Perbedaan antara kekayaan yang dipersyaratkan wajib zakat setelah satu
tahun dengan yang tidak dipersyaratkan wajib zakat setelah satu tahun adalah
sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Ibnu Qudamah, bahwa kekayaan yang
dipersyaratkan wajib zakat setelah satu tahun itu mempunyai potensi untuk
berkembang. Misalnya ternak, mempunyai potensi untuk menghasilkan susu dan
beranak. Sedangkan hasil pertanian dan buah-buahan adalah berkembang sendiri
yang mencapai puncaknya pada saat zakat dikeluarkan (panen), yang karena itu
zakat dikeluarkan pada saat itu juga.26
f) Kepemilikan sempurnah (Milik Penuh)
Maksudnya adalah bahwa kekayaan itu harus berada dibawah kontrol dan di
dalam kekuasaannya, atau seperti yang dinyatakan oleh sebagaian ulama fiqh
bahwa kekayaan itu berada di tanganya, tidak tersangkut didalamnya haknya
orang lain, dapat ia pergunakan, dan faedahnya dapat dinikmati.27
g) Berkembang
Ketentuan tentang kekayaan yang wajib dizakatkan adalah bahwa kekayaan
itu dikembangkan dengan sengaja atau mempunyai potensi untuk berkembang.
26
Yusuf Qardawi,Hukum Zakat, hlm.162. 27
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, hlm.128.
15
15
Pengertian berkembang menurut bahasa sekarang adalah bahwa sifat kekayaan itu
memberikan keuntungan, bunga, ataupun pendapatan.
Dan pengertian berkembang itu terbagi menjadi dua yaitu bertambah secara
konkrit dan bertambah tidak secara konkrit, bertambah secara konkrit adalah
kaibat pembiakan dan perdagangan dan sejenisnya, sedangkan bertambah tidak
secara konkrit adalah kekayaan itu berpotensi berkembang baik berada di
tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya.28
h) Melebihi kebutuhan pokok
Diantara ulama fiqh ada yang menambahkan ketentuan nishab kekayaan
yang berkembang itu dengan lebihnya kekayaan itu sendiri dari kebutuhan biasa
pemiliknya, misalnya ulama-ulama Hanafiyah mengatakan bahwa seseorang yang
melebihi dari kebutuhan biasa itu seseorang yang disebut kaya dan menikmati
kehidupan yang tergolong mewah.29
i) Bebas dari hutang
Kepemilikan sempurna yang kita jadikan peryaratkan wajib zakat dan
harus lebih dari kebutuhan primer di atas haruslah pula cukup senisab yang sudah
bebas dari hutang. Bila pemilik mempnyai hutang yang menghabiskan atau
mengurangi jumlah senisab itu, zakat tidaklah wajib, kecuali bagi sebagian ulama
fiqh terutama tentang kekayaan yang berkaitan dengan kekayaan tunai.
Jumhur ulama berpendapat bahwa hutang merupakan penghalang wajib
zakat, atau paling kurang mengurangi ketentuan wajibnya, dalam kasus kekayaan
tersimpan seperti uang dan harta benda dagang. Tetapi mengenai kekayaan yang
28
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat ,hlm.138. 29
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, hlm.150.
16
16
kelihatan, seperti ternak dan hasil pertanian, maka sebagian ahli fiqh berpendapat
bahwa hutang tidaklah menghalangi kekayaan itu wajib zakat.30
Adapun syarat sahnya zakat adalah sebagai berikut:
1. Niat para fuqaha sepakat bahwa sahnya niat adalah salah satu syarat
membayar zakat, demi membedakan diri kafarat dan shadaqah yang lain.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Sesungguhnya semua amal adalah tergantung niat.
Pembayaran zakat adalah termasuk amal. Zakat adalah ibadah seperti
shalat,maka membutuhkan niat untuk membedahkan fardhu dari sunnah.
2. Memberikan kepemilikan. Disyaratkan pemberian hak kepemilikan demi ke
sahan pelaksanaan zakat. Yakni dengan memberikan zakat kepada orang-
orang yang berhak. Pembolehan memberikan barang zakat, pemberian
makanan tidak cukup kecuali melalui cara pemberian hak kepemilikan.31
6. Syarat Sah Zakat Pertanian
Syarat-syarat sah wajib itu ditambahi dengan syarat-syarat sahnya wajib zakat
yang di perinci dalam mazhab-mazhab fiqih.32
a) Hendaklah tanah itu termasuk tanah „Usyriyyah. Oleh karena itu tidak wajib
zakat pada tanah Kharajiyyah sebab Usyur (seperpuluh) dan kharaj (pajak)
tidak bisa digabungkan dalam satu tanah mereka.
30
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, hlm.157. 31
Wahbah Al-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, hlm.184. 32
Wahbah Al-Zuhaili, Zakat Kajian Berbagai Mazhab,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2005),hlm.183
17
17
b) Adanya suatu yang keluar. Kalau tanah tidak mengeluarkan apa-apa, maka
tidak wajib sepersepuluh. Sebab, kewajiban adalah sebagian dari sesuatu yang
keluar.
c) Yang tumbuh dari tanah tersebut adalah tanaman yang sengaja ditanami oleh
penanamnya dan dikehendaki pembuahannya. Dengan demikian, zakat tidak
diwajibkan atas tanaman yang hanya menghasilkan kayu bakar, rerumputan,
dan sejenisnya. Alasannya karena tetumuhan tersebut tidak membuat tanah
berkembang bahkan justru merusaknya.
7. Kriteria / Syarat Dari Zakat Pertanian
a) Menjadi makanan pokok manusia pada kondisi normal mereka.
b) Memungkinkan untuk disimpan dan tidak mudah rusak atau membusuk, dan
dapat ditanam oleh manusia.
Adapun alasan adanya syarat makanan pokok ialah makanan pokok
merupakan sesuatu yang vital, yang apabila tanpa makanan tersebut, kehidupan
tidak akan dapat berlangsung. Selain itu, makanan pokok adalah tumbuhan yang
paling mulia dan dapat membuat badan manusia berdiri tegak maupun bergerak.
8. Hasil Pertanian Wajib Zakat
Hasil pertanian dikenakan zakat, apabilah telah memenuhi syarat. Akan
tetapi, para ulama berbeda pendapat mengenai jenis hasil bumi yang dikenakan
zakat. Penjelasannya sebagai berikut:33
a) Ibnu Umar dan sebagian ulama salaf berpendapat, bahwa zakat hanya wajib
atas empat jenis tanaman saja, yaitu hintah (gandum), syair (sejenis
33
M.Ali Hasan, Zakat Dan Infak, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006),hlm.53
18
18
gandum), kurma, dan anggur.
b) Imam Malik dan Syafi’i berpendapat, bahwa jenis tanaman yang wajib zakat
adalah makanan pokok sehari-hari anggota masyarakat, seperti beras,
jagung, sagu. Selain dari makanan pokok itu, tidak dikenakan zakatnya.
Oleh syafi’i dikatakan juga kurma, dan anggur wajib dikeluarkan zakatnya.
c) Imam Ahmad berpendapat, bahwa biji-bijian yang kering dan dapat
ditimbang (ditakar), seperti padi, jangung, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau dikenakan zakatnya. Begitu juga seperti buah kurma dan anggur di
keluarkan zakatnya. Tetapi buah-buahan dan sayur tidak wajib zakatnya.
Pendapat Imam Ahmad, sejalan juga dengan Abu Yusubf dan Muhammad
(murid dan sahabat Imam Hanafi).
d) Imam Abu Hanifah berpendapat, bahwa semua hasil umi yang bertujuan
untuk mendapatkan penghasilan, diwajibkan mengeluarkan zakatnya,
walaupun bukan menjadi makanan pokok. Abu Hanifah tidak membedakan,
tanaman yang tidak bisa dikeringkan dan tahan lama, atau tidak sama,
seperti sayur mayur, mentimun labu dan lain-lain.
9. Nishab dan Presentase Zakat Pertanian
Nishab adalah batas jumlah yang terkena wajib zakat. Zakat hasil
pertanian tidak disyaratkan mencapai se-nishab, tetapi setiap kali panen harus di
keluarkan zakatnya, sedangkan panen hasil pertanian ada yang sekali setahun,
ada yang dua kali, ada yang tiga kali, bahkan ada yang empat kali. Setiap panen
19
19
yang hasilnya mencapai nishab wajib dikeluarkan zakatnya dan kurang
mencapai nishab maka tidak dikenakan zakat.34
Para ulama sepakat bahwa satu wasaq adalah enam puluh sha’, sehingga
jika dijumlahkan lima wasaq adalah 60 sha’, sedangkan satu sha’jumlahnya sama
dengan empat Mud suatu ukuran yang digunakan oleh penduduk Mandina.35
Ulama mazhab sepakat, selain Hanafi bahwa nishab tanaman dan buah-
buahan adalah lima wasaq. Satu wasaq sama dengan enam puluh gantang, yang
jumlahnya kira-kira mencapai 910 gram. Satu kilo sama dengan 1000 gram. Maka
bila tidak mencapai target tersebut, tidak wajib dizakati. Namun Hanafi
berpendapat, banyak maupun sedikit waji dizakati secara sama.36
Adapun nishabnya ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Rasulullah SAW.
“tidak ada zakat di bawah 5 wasaq. Wasaq adalah salah satu ukuran. Satu wasaq
sama dengan 60 Sha‟, padamasa Rasulullah SAW, 1 Sha‟ sama dengan 4 Mud,
yakni 4 takaran dua telapak orang dewasa. 1 Sha‟ oleh Dairatul Maarif Islamiyah
sama dengan 3 liter, maka satu wasaq 180 liter, sedangkan nishab pertanian 5
wasaq sama dengan 900 liter atau dengan ukuran kilogram, yaitu kira-kira
653kg.37
Untuk volume zakat pertanian dan perkebunan ditentukan dengan sistem
pengairan yang diterapkan untuk pertanian maupun perkebunan tersebut,
34
Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam
Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001),hlm 162 35
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, hlm334 36
Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab (Jja‟fari, Hanafi, Maliki, Syafi‟I,
dan Hambali),(Jakarta:PT Lentera Basritama,2000), hlm.186 37
Fakruddin,”Fiqh dan Manajemen Zakat”, (Malang:UIN Malang press,2008) hlm,97
20
20
sebagai berikut:38
a) Apabila lahan yang irigasinya ditentukan dengan curah hujan, sungai-sungai,
mata air, atau lainnya (lahan tadah hujan) yang diperoleh tanpa mengalami
kesulitan, maka persentase zakatnya 10% (1/10) dari hasil pertanian.
b) Adapun zakat yang irigasinya menggunakan alat yang beragam (bendungan
irigasi), maka persentase zakatnya adalah 5% (1/20), karena kewajiban
petani/tanggungan untuk biaya pengaitan dapat mempengaruhi tingkat nilai
kekayaan dari aset yang berkembang.
c) Apabila pengairan pada setengah priode lahan curah hujan dan setengah
periode laiinya melalui irigasi, maka persentase zakatnya 7,5% dari hasil
pertanian.
Dengan demikian, syaiat islam memberi batasan volume zakat untuk hasil
pertanian dan perkebunan berkisar antara 5% sampai 10% menurut cara
pengairannya dengan maksud memberikan penyesuaian dan kemudahan bagi
umat.
10. Tujuan dan hakikat zakat
a. Tujuan zakat
Zakat sebagai salah satu rukun islam mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Hal ini dapat dilihat dari tujuan zakat yakni untuk meningkatkan
martabat hidup manusia terutama di bidang ekonomi.
Secara umum zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu
hubungan vertikal dengan tuhan da hubungan horizontal dengan sesama manusia.
38
M. Arief Mufraini, Akuntasi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006),hlm.89
21
21
Artinya secara vertikal, zakat sebagai ibadah dan wujud ketakwaan dan
kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat berupa harta yang diberikan
Allah kepadanya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dan hartanya.
Sedangkan secara horizontal zakat bertujuan mewujudkan rasa keadilan sosial dan
kasih sayang di antara pihak yang berkemampuan dengan pihak yang tidak
mampu dan dapat memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta ekonomi
umat. Tujuan horizontal ini tampak secara jelas, karena di dalam zakat telah
ditetapkan ketentuan dan proseduralnya.39
Zakat merupakan ibadah kepada Allah, juga pernyataan rasa syukur. Zakat
juga mempunyai tujuan yang berorientasi kepada nilai-nilai kemanusiaan.
Tujuan-tujuan itu dapat ditinjau dari berbagai aspek:
1) Hubungan manusia dengan Allah
Zakat sebagai sarana beribadah kepada Allah sebagaimana halnya sarana-
sarana lain adalah berfungsi mendekatkan diri kepada Allah. Semakin taat
manusia menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah, maka ia akan
semakin dekat dengan Allah Nabi Muhammad melukiskan bagaimana dekatnya
manusia dengan Allah, apabila ia suka menolong sesama manusia.
2) Hubungan manusia dengan dirinya.
Dari satu segi zakat menggambarkan kaitan manusia dengan harta benda.
Ada kalanya manusia memandang harta benda itu sebagai alat mencapai tujuan
hidup. Manusia melaksanakan tugasnya sehari-hari beribadah kepada Allah
sebagai tujuan hidup manusia. Untuk melaksanakan tugas hidupnya dengan
39
Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern,(Jakarta:Pustaka Ilmu,1998),hlm252
22
22
melasanakan ibadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya, manusia membutuhkan
harta benda, tapi sebaliknya ia menjadikan harta benda itu sebagai alat untuk
melaksanakan tugas hidupnya.
Bahkan ia memandang harta benda itu adalah milik Allah yang dititipkan
kepadanya, bukan hak miliknya mutlak, karena harta benda itu mempunyai fungsi
sosial. Manusia yang mempunyai pandangan hidup seperti ini akan dapat
mengendalikan dirinya dari godaan kemilaunya harta benda untuk berusaha
mendapatkannya secara tidak halal. Ia berhasil menjaga dirinya dari kemungkinan
dirusak oleh keinginan hawa nafsunya mendapatkan harta benda melalui cara-cara
yang tidak halal atau dengan merampass hak orang lain.
Zakat merupakan salah satu cara memberantas pandangan hidup
materialistis. Dengan melaksanakan zakat, manusia dilatih untuk melepaskan
sebagian harta yang dimilikinya, dengan secara pelan-pelan menghilangkan
pandangan hidupnya yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup. Dengan
demikian zakat membawa pada kesucian diri bagi orang yang secara ikhlas
melaksanakannya. Artinya suci dari sifat kikir, rakus, tamak, dan sebagainya.
Zakat berfungsi mensucinya jiwa pemiliknya.
3) Hubungan manusia dengan masyarakat.
Didalam masyarakat selalu terdapat perbedaan tingkat kemampuan dalam
bidang ekonomi, sehingga melahirkan adanya golongan ekonomi lemah dan
golongan ekonomi kuat. Diantara kedua golongan ini terdapat perbedaan yang
tidak hanya dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam pergaulan dimasyarakat,
sehingga sering timbul adanya rasa dengki dan iri dari yang miskin terhadap yang
23
23
kaya dan rasa memandang rendah dari yang kaya terhadap yang miskin. Akhirnya
dapat menimbulkan terganggunya ketertiban masyarakat, tidak ada salling tolong
menolong dan sebagainya, yang kaya tidak merasa aman, yang miskin tetap dalam
keadaan melarat.
Zakat berperan dalam mengecilkan perbedaan ekonomi antara si kaya
dengan si miskin. Sebagian harta kekayaan golongan kaya akan mengalir
membantu dan menumbuhkan kehidupan ekonomi golongan yang miskin,
sehingga golongan miskin dapat terbaiki keadaan ekonominya.
4) Hubungan manusia dengan harta bendanya.40
Manusia beraggapan bahwa semua harta kekayaan yang di milikinya
didunia ini adalah hak milik mutlak. Ia dapat mempergunakan seluruh harta
miliknya itu sesuka hatinya, tidak ada hak orang lain atas harta benda itu. Ini
adalah termasuk pandangan hidup sekuler yang menjadikan materi sebagai tujuan
hidupnya.
Zakat apabila dilaksanakan dalam masyarakat, maka hal ini merupakan
penegasan bahwa harta kekayaan itu mempunyai fungsi social. Zakat merupakan
sarana pendidikan bagi manusia bahwa harta benda itu bukanlah tujuan hidup dan
bukan hak milik mutlak dari manusia yang memilikinya, tapi merupakan titipan
Allah yang harus di pergunakan sebagai alat untuk mengabdikan diri kepada Allah
dan sebagai alat bagi manusia untuk menjalankan perintah Agama.41
b. Hakikat Zakat
40
Zakiah Deradjat, Ilmu Fiqh,(Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN
di Pusat,1982),hlm229. 41
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah,(Semarang:PT. Pustaka
Rizki Putra, 2002),hlm.218-222
24
24
Adapun hakikat zakat berdasarkan dalil-dalil yang mewajibkannya adalah
merupakan hak orang lain dan bukan merupakan pemberian atau kebaikan hati
orang-orang kaya semata. Hakikat Zakat yang demikian menanamkan kesadaran
bahwa segala yang ada di bumi dan di langit serta seisinya adalah milik Allah, dan
harta dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari Allah semata.42
11. Para Penerima Zakat
Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat ada 8 (delapan)
kelompok yang terdapat didalam Al-Quran
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.43
Yang berhak menerima zakat ialah:
a. Orang fakir: orang-orang yang tidak mempunyai sesuatu yang tidak
mencukupi kebutuhan hidup mereka dan mereka tidak mampu berusaha.
Atau, mereka adalah seseorang yang tidak memiliki sesuatu yang dapat
dinafkahkan untuk diri sendiri dan keluarganya selama setengah tahun, maka
42
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam,(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2008),hlm.27 43
At-Taubah (9):60
25
25
ia adalah fakir, ia diberi dari zakat sesuatu yang mencukupi dirinya dan
keluarganya selama setahun.
b. Orang miskin: mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang dapat
menutupi separuh atau lebih kebutuhannya, namun tidak dapat memenuhi
kebutuhannya selama setahun penuh, maka mereka diberi sesuatu yang dapat
menyempurnakan kekurangan untuk nafkah setahun. Jika seseorang tidak
memiliki uang namun ia memiliki sumber pendapatan, seperti profesi atau
gaji, atau investasi yang dapat di memberikan kecukupan padanya, maka ia
tidak diberi zakat, sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada
bagian bagi orang kaya, tidak pula bagi orang yang kuat dan berpenghasilan”.
c. Amil : yaitu orang-orang yang mendapat tugas dari penguasa negara untuk
mengumpulkan zakat dari para muzakki, dan membaginya kepada orang-
orang yang berhak dan menjaganya, mereka ini duberi zakat sepadan dengan
perkerjaannya meskipun mereka kaya.
d. Mu’allaf: mereka adalah para pemimpin kabilahyang tidak memiliki iman
yang kuat, mereka diberi zakat untuk menguatkan keimanan mereka,
sehingga mereka menjadi penyeru-penyeru islam dan tauladan yang baik.
e. Budak: termasuk di dalamnya memerdekakan budak dari uang zakat dan
membantu para budak yang ingin membeli dirinya, dan membebaskan
tawanan Islam.
f. Orang-orang yang berhutang: yaitu orang-orang yang tidak memiliki sesuatu
yang dapat menutupi hutangnya, mereka diberi zakat sesuatu yang dapat
menutupi hutangnya baik sedikit maupun banyak, meski mereka kaya
26
26
makanan, maka jika ada seseorang yang memiliki pemasukan yang
mencukupi untuk makanan buat dirinya dan keluarganya, namun ia memiliki
hutang yang ia tidak mampu membayarnya, maka ia diberi zakat untuk
sekedar menutupi hutangnya, dan tidak boleh menggugurkan hutang kepada
fakir yang berhutang lalu menggantinya dari uang zakat.
g. Fi sabilillah : yakni jihad fi sabilillah, para mujahid dapat diberi zakat
sejumlah yang dapat mencukupi mereka dalam ber jihad. Dan termasuk
dalam sabilillah adalah menuntut ilmu syar’i, pelajar ilmu syar’i dapat diberi
uang zakat agar bisa menuntut ilmu dan membeli kitab yang diperlukan,
kecuali jika ia memiliki harta yang dapat mencukupinya dalam mememnuhi
kebutuhan itu.
h. Orang yang sedang dalam perjalanan (Ibnu Sabil) yang bukan maksiat
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Seorang musafir yang telah
jauh meninggalkan negerinya, sehingga ia layak mendapat zakat untuk
menutupi kebutuhannya selama perjalanan, walaupun ia adalah orang yang
kaya di negerinya.44
12. Hikmah Zakat
Kewajiban zakat dan dorongan untuk terus menerus berinfaq dan
bershadaqah yang demikian mutlak dan tegas itu, disebabkan karena didalam
ibadah ini terkandung berbagai hikmah dan manfaat yang demikian besar dan
mulia, baik bagi orang yang harus berzakat (Muzakki), penerima (Mustahik)
maupun masyarakat
44
Yusuf Qardawi, Zakat, (Bogor:PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), hlm. 505-730.
27
27
keseluruhan,45
antara lain sebgai berikut:
Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan ahlak mulia dengan meiliki rasa kemanusiaan yang tinggi
menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup,
selakaligus mengembangkan harta yang dimiliki.
a. Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa (orang yang lemah secara
ekonomi) maupun mustahik lainnya kearah kehidupannya yang lebih baik dan
sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
layak, dapat beribada kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran,
sekaligus memberantas sifat iri, dengki yang mungkin timbul ketika mereka
(orang-orang fakir miskin) melihat orang kaya yang berkecukupan hidupnya
tidak mempedulikan mereka.
b. Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta.
Dengan Zakat dikelola dengan baik, di mungkinkan membangun
pertumbuhan ekonomi sekalogus pemerataan pendapat.
c. Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang
dibutuhkan oleh umat Islam, seperti sarana Ibadah, Pendidikan, Kesehatan,
Sosial dan Ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas sumber daya
manusia (SDM) muslim.
d. Menyebarkan dan memasyarakatkan etika bisnis yang baik dan benar.
F. Tinjauan Pustaka
Demi mendukung penyusunan yang lebih komprehensif, penyusun melaku-
45
Didin Hafidhiddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta Gema
Insani,2020),hlm.10.
28
28
kan penelaahan awal terhadap pustaka atau karya-karya terdahulu yang relevan
dengan topik yang akan diteliti. Masalah tentang zakat ini sebenarnya sudah
banyak yang menyorot dan mengkaji, kajian disajikan dalam bentuk baku.
Selain itu penulis menemukan dalam bentuk skripsi tentang zakat yaitu
dari Abdi Solihin Mahasiswa UIN STS Jambi Tahun 2017 dalam skripsinya yang
berjudul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Penghasilan Perkebunan
Kelapa Sawit( studi di desa Mekar sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi)” adapun hasil penelitiannya menjelaskan bahwa pelaksanaan zakat
penghasilan perkebunan kelapa sawit di desa mekar sari kecamatan kumpeh
kabupaten muaro jambi masih belum berjalan karena beberapa faktor diantaranya
tingkat pemahaman akan zakat penghasilan ini masih kurang, tidak adanya badan
amil zakat daerah yang fungsional dan memberikan masukan pemahaman akan
pentingnya zakat maal ini, tingkat kesadaran masyarakat yang rendah.
Kemudian dalam skripsi M. Khozinul Asror mahasiswa UIN Sunan
Kaligaja Yogyakarta Tahun 2018 dalam skripsinya yang berjudul: “Tinjauan
Hhukum Islam Terhadap Praktik Zakat Padi Kepada Buruh Panen Di Desa
Tanuharjo Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Terngah”.
Adapun hasil penelitiannya yaitu bahwa praktik zakat padi yang dilakukan muzaki
di desa tersebut tidak sesuai dengan hukum islam dalam hal penentuan nisab dan
kadar zakat. Adapun dalam pendristribusian zakat, praktik tersebut sudah sah
menurut hukum islam. Dengan alasan yakni buruh padi termasuk golongan miskin
yang berhak mendapatkan zakat. Selain itu, kebiasaan dalam menyalurkan zakat
29
29
padi termasuk kebiasaan yang baik dan tidak ada kesalahan di dalam
pelaksanaannya.
Selanjutya dalam skripsi Nurul Ulfiyah Mahasiswi IAIN Salatiga Tahun
2019 dalam skripsinya yang berjudul: “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Pelaksanaan Zakat Pertanian di Desa Mantigan Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.
Adapun hasil penelitiannya yaitu diperoleh kesimpulan bahwa zakat hasil
pertanian yang ada di Desa Mantingan sudah masuk dalam ketentuan
diwajibkannya zakat hasil pertanian, karena sudah mencapai ketentuan nishab nya
sesuai dengan hukum Islam, akan tetapipara petani tersebut mengeluarkan
zakatnya dengan aturan sendiri tanpa menerapkan aturan Hukum Islam. Menurut
tinjauan Hukum Islam dari hasil zakat pertanian di Desa Mantingan hasil
panennya dikeluarkan ada yang setahun sekali dan ada yang setiap habis panen,
namun kadar yang di keluarkan belum sesuai dengan nishab zakat pertanian yang
di tentukan dalam hukum Islam.
Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah tentang
“Problematika Penerapan Zakat Pertanian di Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari” berdasarkan penelitian diatas dapat diambil perbedaan bahwa
penelitian tersebut lebih membahas tentang Hukum Islam dalam penentuan
nishabnya. Sedangkan penelitian yang saya teliti yaitu membahas tentang
kurangnya kesadaran para petani untuk menunaikan zakat hasil panennya,
dikarnakan para petani tersebut kurang mendapatkan sosisalisasi sehingga para
petani di Desa Senaning Kecamatan Pemayung belum menunaikan kewajiban
untuk membayar zakat pertanian tersebut.
30
30
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan sebelumnya maka
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif deskriptif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelahaan dokumen.46
Dengan mengunakan pendekatan normatif diharapkan dapat diperoleh
data-data yang relevan terhadap tujuan penelitian, dan dapat diperoleh
pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dari fakta yang
relevan.
B. Lokasi Penelitian
Fokus lokasi tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Senaning
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari. Adapun yang menjadi alasan
penulis memilih lokasi penelitian ini karena berdasarkan pengamatan calon
peneliti bahwa masyarakat yang ada di desa tersebut banyak yang belum sadar
atas kewajiban membayar zakat hasil pertaniaanya sehingga calon peneliti tertarik
untuk meneliti di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa data yang
diperoleh baik lisan ataupun tulisan dari masyarakat. Jenis dan data yang diguna-
46
Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif, Cet.ke-25 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008).Hlm.9
31
31
kan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data. Data
primer dari penelitian ini yaitu hasil wawancara dari sejumlah narasumber yang
ada di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Data secara
langsung dicatan oleh penulis.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan oleh
orang di luar diri penelitian sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data yang asli.47
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
berupa buku-buku yang relevan dengan penelitian ini dan juga data-data yang
berkaitan dengan penelitian ini.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dilapangan, dianalisis dengan menggunakan
analisis non-statistik yaitu dengan cara deskriptif. Konsep analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik model Miles dan Huberman, yaitu
model analisa data kualitatif yang dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah seleai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Dalam penelitian ini seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara
terhadap masyarakat petani di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari, dan data-data yang didapatkan dari Masyarakat petani tersebut
diolah dengan metode deskriptif analisis, karena data yang yang dikumpulkan
47
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2007, hlm 37
32
32
berupa kata-kata, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode deskriptif
analisis, karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hal ini disebabkan oleh
adanya penerapanmetode kualitatif, selain itu metode yang dikumpulkan menjadi
kunci terhadap yang sudah diteliti.48
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang penting, dicari pola
dan temanyaData yang diperoleh dilapangan jumlah cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data.Menurut Sugiyono Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari
tema dan polanya serta membuang yang tidakperlu.49
2. Penyajian Data
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnmya adalah penyajian
data.Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam
Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Sugiyono bahwa paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitiankualitatifadalah teks yang
bersifat naratif.50
Penyajian dalam penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang bersifat
deskriptif atau penjelasan.Mendisplay data dilakukan setelah data direduksi.
Display data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan sejenisnya.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta,cv,
2016), hlm138. 49
Ibid, hlm, 247. 50
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2008),hlm 95
33
33
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
E. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang di tetapkan.51
Dalam teknik pengumpulan data
ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data yang lazim di gunakan
dalam penelitian sosial, yaitu:
1. Metode Observasi
Observasi sebagai tekhnik pengumpulan data yang mempunyai ciri
spesifikasi dibandingkan denga tehknik yang lain, yaitu wawancara dan
koesioner. Kalau koesioner dan wawancara selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain.52
Observasi pada penelitian ini digunakan pada saat peneliti terjun
kelapangan untuk melihat keadaan secara langsung dilokasi penelitian.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
menyimpulkan data penelitian. Wawancara (interview) adalah suatu kejadian
atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber
informasi atau orang yang di wawacarai (interviewee) melalui komunikasi
51
Sugioyo,metode...,hlm224. 52
Sugiono, Metode penelitian Kualitatif, hlm.145
34
34
langsung.
Dapat dikatakan pula bahwa wawancara adalah percakapan tatap muka
antara pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara bertanya
langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.53
Dalam hal ini yang menjadi narasumber adalah masyarakat petani yang
berada di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari.
Wawancara akan dilakukan dengan terbuka, artinya peneliti hanya menyediakan
daftar pertanyaan secara garis besar dan para informan stsu narasumber diberikan
keleluasaan dalam memberikan jawaban.
Dalam melakukan wawancara, penulis mengabil beberapa sampel
narasumber masyarakat petani padi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research) dengan mengunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu, dimana sampel yang diambil ini sudah
mewakili informasi yang dibutuhkan.
Karena penentuan narasumber dalam penelitian kualitatif bukan pada
besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan informasi (data),
melainkan siapa yang menurut peneliti mampu untuk memberikan informasi yang
di butuhkan oleh peneliti.54
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis, dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel
53
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif dan penelitian gabungan,jakarta:
Prenadamedia Group ,2014,hlm 372. 54
Rulam Ahmadi,Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. 3,
2016,hlm 83-88.
35
35
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, prasasti,
lengger, agenda dan sebagainya.55
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini harus dibuat secara sistematis, untuk
mempermudah penyusunannya serta memberikan gambaran yang lebih jelas lagi
mengenai bagian-bagian yang ada dalam skripsi ini. Berikut sistematika
pennulisannya:
BAB I :Pada bagian pendahuluan ini berisikan tetang pemaparan latar
belakang dan rumusan masalah dari pulisan skripsi ini, serta pemaparan dari
tujuan dan manfaat penulisan skripsi, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Pada bab ini menjelaskan landasan teori yang akan digunakan
untuk membahas bab-bab selanjutnya. Dalam bab ini akan membahas tentang
kajian fiqh zakat pertanian, meliputi: tinjauan umum zakat pertanian, pengertian
zakat pertanian, landasan hukum zakat pertanian, jenis zakat pertanian, syarat
zakat pertanian, nisab zakat pertanian, besar zakat hasil pertanian, orang yang
berhak menerima zakat, dan pengelolaan zakat di indonesia.
BAB III : Pada bagian bab ini menjelaskan gambaran umumdi Desa
Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari dan menjelaskan tentang
zakat pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
meliputi: Pemahaman Zakat Pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 155.
36
36
Kabupaten Batang Hari, dan karakteristik narasumber penelitian, dan
pengelompokkan petani di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari.
BAB IV : Pada bab ini memaparkan hasil dan pembahasan dari semua
permasalahan yang ada pada rumusan masalah
BAB V : Pada bagian paenutup ini berisi kesimpulan dan saran dari semua
pembahasan yang di ada dalam skripsi ini.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini di susun untuk menjadi pedoman ketika penelitian di
laksanakan. Dengan adanya adanya jadwal penelitian akan mudah mempesiapkan
langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan nantinya. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut
37
37
No Kegiatan
2021
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Pembuatan
Proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Seminar
Proposal
5. Perbaikan
Proposal
6. Surat Izin
Riset
7. Penelitian
8. Analisis
Data
9. Bimbingan
Skripsi dan
Perbaikan
10. Agenda dan
Ujian
Skripsi
11. Perbaikan
dan
penjilidan
38
38
BAB III
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Senaning
Kira-kira tahun 1290, negeri yang belum bernama itu sekarang bernama
Dusun Tangah Lubuk Ruso, diperintah oleh seorang raja yang bernama Sutan
Mambang Matahari.Baginda mempunyai dua orang anak.Yang laki-laki bernama
bujang Selat, dan yang perempuan bernama Puteri Cermin Cina.Suatu masa,
datang seorang saudagar muda dengan kapal yang sarat dengan barang dagangan
ke negeri itu.Saudagar itu bernama Bujang Senaning.Orangnya masih muda serta
memiliki raut muka yang elok.Ia pun pandai bergaul dan pandai menarik hati
orang yang diajaknya berbicara. Setibanya di negeri itu ia beserta kapalnya
langsung berlabuh di tepian Raja Sutan Mambang Matahari. Oleh raja, tamu yang
baru datang itu diundangnya mampir ke rumah.Anak muda itu disambut dengan
ramah tamah oleh raja beserta kedua orang anaknya Bujang Selat dan Puteri
Cermin Cina.Sutan Mambang Matahari yang arif bijaksana itu segera dapat
menangkap sifat-sifat serta budi bahasa anak muda itu.56
Bujang Senaning yang elok raut mukanya itu, dan baik budi bahasanya itu,
amat menawan hati raja beserta kedua orang anaknya.Raja pun kemudian
menawarkan kepada pemuda itu agar suka bermalam di rumahnya.Pemuda yang
juga seorang saudagar kaya itu tanpa banyak pertimbangan menerima ajakan
baginda raja.Kapalnya yang sarat oleh barang dagangan dijaga oleh hulu balang
56
Data Dokumentasi Pemdes Senaning, 17 Februari 2021
39
39
kepercayaan Sutan Mambang Matahari.Maksudnya sudah jelas agar kapal beserta
isinya itu jangan diganggu orang.Nampak benar raja berusaha mengambil hati
anak muda itu.
Puteri Cermin Cina sibuk menyiapkan kamar serta tempat tidur bagi
saudagar muda yang menarik hatinya itu. Melihat perlakuan anak dara yang manis
itu. Bujang Senaning segera ingin membalas budi baik sang gadis pada saat itu.
Disuruhnya anah buahnya membawa barang-barang makanan serta barang-barang
keperluan wanita yang elok dari kapalnya.Tak terkirakan betapa besarnya hati
anak dara itu menerima pemberian tamunya.Nampaknya gayung telah bersambut,
kata telah berjawab.Pucuk dicinta ulam tiba.Bujang Senaning merasa sangat
kerasan tinggal di rumah Puteri Cermin Cina. Selama ia tinggal di rumah itu telah
terjadi pertemuan-pertemuan yang teratur dengan Puteri Cermin Cina.
Percakapan senda gurau menerbitkan rasaling cinta mencintai antara
keu=dua orang itu. Dari sanalah tumbuh saling berteguh janji antara mereka.
Bujang Senaning memberanikan diri mengajukan lamran kepada Sutan mambang
Matahari. Lamaran tersebut diterima dengan baik setelh mendapat kata sepakat,
Sutan Mambang Matahari memanggil sanak keluarga serta orang-orang
terkemuka dalam negerinya.57
"Anakku Puteri Cermin Cina telah mendapat jodoh yang cocok
baginya.Aku pun telah direstui, dan pertunangan telah dilakukan.Tinggal lagi
meresmikan hari pernikahan mereka.Ini akan kita laksanakan setelah aku kembali
dari berlayar.
57
Ibid
40
40
Mendengar ucapan raja semua orang yang hadir mengangguk-anggukkan
kepalanya tanda setuju dan ikut berbahagia.Memang sudah masanya puteri yang
cantik itu mendapat jodoh.Sekarang jodohnya telah datang sendiri.Niat baik tak
usah dihalang-halangi, baik benar kalau disegerakan.
"Selama aku melakukan pelayaran," kata raja kepada orang banyak,
"hendaknya kalian jaga supaya jangan terjadi hal-hal yang tak diingini. "Orang
banyak kembali terangguk-angguk dan tersenyum-senyum.Beberapa hari
kemudian Sutan Mambang Matahari pun berangkatlah pergi berlayar.Maksud
perjalanannya untuk membeli alat-alat perlengkapan perkawinan anaknya nanti.
Setelah Sutan Mambang Matahari pergi, suatu hari Bujang Selat mengajak
Bujang Senaning bermain gasing di halaman rumah. Maka mulailah kedua orang
lelaki yang sebaya itu bermain dengan riang gembira. Makin lama permainan itu
makin mengasyikkan, pangkah, memangkah. Peluh berleleran di muka mereka
sementara bunyi tawa dan seloroh tak berkeputusan. Amat gembira nampaknya
kedua orang itu, bermain gasing.
Puteri Cermin Cina asyik menjahit di dalam kamarnya seorang
diri.Sulaman-sulaman itu harus sudah siap menjelang perkawinannya dengan
Bujang Senaning nanti. Ketika ia mendengar suara ramai kedua lelaki yang
sedang bermain gasing itu ia tersenyum simpul tak menentu di dalam kamarnya.
Tetapi tiba-tiba ia amat ingin melihat tunangannya bermain gasing. Pelan-pelan ia
lalu berdiri menuju jendela sambil menenteng sulamannya. Ia
merenggahkansebelah pinggulnya di tepi jendela sambil matanya melirik
41
41
tunangannya di bawah yang sedang asyik bermain gasing bersama kakaknya
Bujang Selat.
"Itu, dik Cermin memandang kita di atas!" kata Bujang Selat kepada
Bujang Senaning yang siap memangkah gasingnya yang sedang terpasang dalam
suatu lingkaran kecil di tanah.Saat muka Bujang Senaning tengadah ke atas
memandang tunangannya, tangannya terayun tinggi memegang gasing yang teralit
tali hitam.Sebentar kemudian tangan itu turun dan secepat gasingnya bersiutan di
udara lalu menghujam dengan derasnya meningkah gasing Bujang Selat.Gasing
yang kena pangkah itu nampak teruntal ke udara dengan derasnya, berputar-putar
mengenai kening Puteri Cermin Cina yang tak sempat mengelak.
Dalam bayangan samar-samar nampak anak gadis itu terjatuh ke atas
lantai, tergolek tak sadarkan diri lagi.Melihat kejadian itu kedua lelaki itu tertegun
sesaat dalam kebingungan.Tetapi kemudian mereka cepat berlari ke atas
rumah.Benar saja, Puteri Cermin Cina sudah tak sadarkan diri lagi.Di keningnya
tercacak canggai gasing kepunyaan Bujang Selat yang terdan pangkah tadi.Tanpa
sempat berbuat apa-apa Puteri Cermin Cina telah menghembuskan nafasnya yang
terakhir. Kedua lelaki itu meraung-raung bagaikan orang gila tak tentu apa yang
akan mereka lakukan. Tapi sebentar kemudian Bujang Senaning menghentikan
tangis dan raungnya.58
Dibelakangnya, di dinding, tersilang sebuah tombak. Secepat tangannya
menarik tombak itu lalu ia berlari ke muka jendela dan tombak itu
dilemparkannya lalu tercacak hulunya di dalam tanah. Mata tombak itu tercuat
58
Ibid
42
42
lurus ke atas berkilat-kilat kena sinar matahari.Lelaki itu nampak melangkahkan
kakinya dan setelah tubuhnya sudah berada diatas jendela menggelinding sebentar
kemudian melayanglah tubuh itu tepat mengenai ujung tombak di bawah.
Perutnya tembus dan ujung tombak yang runcing menyembul di bagian tubuhnya
sebelah belakang Bujang Senaning terkulai lalu tewas seketika.
Bujang Selat melihat adik yang dicintai serta calon iparnya sudah
meninggal dunia berlari memanggil orang dusun dan memerintahkan agar kedua
mayat itu dikuburkan.Puteri Cermin Cina dimakamkan di tepi sungai.Sedangkan
mayat Bujang Senaning dibawa oleh anak buahnya serta beberapa orang negeri itu
ke kapal. Mayat itu dibawa dengan kapal menuju ke seberang dan dikuburkan di
sana. Tempat ini kemudian dinamakan Dusun Senaning.Kedatangan Sutan
Mambang Matahari sudah amat dekat. Bujang Selat teringat akan ayahnya yang
tak berapa lama lagi akan kembali, menjadi sangat takut. Ia pun memutuskan
untuk segera lari meninggalkan kampungnya. Berapa orang kampung diajaknya
serta. Dengan sebuah kapal berangkatlah ia bersama beberapa orang pengikutnya
arah ke hilir jurusan pasang Senana. Belum lama kapal itu berlayar, ia melihat
sebuah kapal di kejauhan. Kapal itu tak lain kapal ayahnya sendiri yang rupaya
sudah kembali dari berlayar. Karena takut dimarahi ayahnya ia pun membelokkan
kapalnya cepat-cepat ke tepi. Setelah sampai di tepi ia lari arah ke Pasang Senana,
yang kemudian tak diketahui lagi nasibnya, hilang bagaikan batu jatuh ke lubuk.
Orang-orang yang menyertainya dan tak hendak mengikutinya tetaplah tinggal di
sana yang lama kelamaan mendirikan perkampungan. Kampung inilah kemudian
yang bernama Selat.
43
43
Kapal Sutan Mambang Matahari bergerak terus arah ke hulu dan setalah
sampai ditepiannya berlabuhlah kapal itu disana. Raja itu pun segera naik ke
daratan menuju rumah yang telah sekian lama ditinggalkannya.Tapi alangkah
heran raja itu, melihat negerinya amat sepi tak berpenghuni lagi.Terus bergegas
naik ke rumah.Tapi rumah ini pun dalam keadaan kosong pula. Dari beberapa
orang penduduk yang berhasil dijumpainya, yang rupanya tak ikut dengan kapal
Bujang Selat, diketahuinyalah apa sebenarnya yang sudah terjadi.
Dengan beberapa orang yang masih tertinggal itu, raja Sutan Mambang
Matahari berangkat ke seberang dusun. Di sana beliau bersama-sama dengan
pengikutnya yang masih ada mendirikan kampung tempat tinggal. Mengingat
perkampungan itu terletak antara tempat Bujang Senaning dan Kapal Bujang
Selat.Jadi terletak ditengah-tengah, maka dinamakanlah kampung itu Dusun
Tengah Lubuk Ruso. 59
No Nama Jabatan Priode Keterangan
1 Datuk Mhidin Penghulu
2 Rajali Penghulu 1921 an s/d
1952
3 Samsudin Penghulu 1953 s/d 1957
1957 s/d 1992
59
Ibid
44
44
4 Ibrahim Kepala Desa
5 Zulmunip Kepala Desa 1992s/d 1997
6 M.Taher Kepala Desa 1997 s/d 2002
7 Munzir Arahman Kepala Desa 2002 s/d 2006
8 Asnawi Kepala Desa 2006 s/d 2011
9 Muhammad Kapala Desa 2011 s/d 2017
10 PLT. Trinoto. SE Kepala Desa
20017s/d 2018
KasihPemK
ecamatan
11 Kusnadi Kepala Desa 2018s/d
sekarang
B. Letak Geografis.
Secara geokrafis Desa Senaning terletak dibagian Kabupaten Batanghari
dengan luas Wilayah lebih kurang 2500 Ha dan berada pada posisi Lintang
Selatan dan diantaranya Bujur Timur sampai dengan Bujur Timur dengan batas
sebagai berikut :60
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jembatan Mas
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lubuk Ruso
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuap dan Desa Kubu Kandang
60
Data Dokumentasi Pemdes, Senaning, 17 Februari 2021
45
45
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lubuk Ruso
Luas wilayah Desa Senaning adalah ± 2500 Ha yang terdiri dari :
a. Tanah pekarangan pemukiman Rakyat lebih kurang = 117 Ha.
b. Tanah Perkebunan dan Pertanian rakyat lebih kurang = 2153 Ha.
c. Tanah Sawah dan Lahan Basah = 230 Ha
Keadaan Topografi Desa Senaning dilihat secara umum keadaannya
merupakan daerah dataran rendah yang dialiri oleh sungai yaitu :
1) Dari perbatasan Desa Kuap sampai dengan Desa Lubuk Ruso di aliri Sungai
Batang Hari.
beriklim tropis hal tersebut mempengaruhi pola perekonomian penduduk
setempat. 61
a) Orbitas/Jarak Antar Ibu Kota
a) Ibu Kota Kecamatan 8 KM
b) Ibu Kota Kabupaten 35 KM
c) Ibu Kota Provinsi 45 KM
b) Prasarana Umum yang Ada
No Jenis Prasarana Volume Kondisi Lokasi (RT)
1 Jalan Desa 3.500Meter Sedang
2
Jalan Lingkungan
800 Meter sedang RT.01,02,03,04,
05
3
Jalan produksi
3.000 Meter Sedang RT.01,02,03,04,
05
61
Data Dokumentasi Pemdes, Senaning, 17 Februari 2021
46
46
4 Jalan Setapak 1.000 Meter sedang RT.02,03,04,05
5 GedungSDNNo.72/I 1 Unit Baik RT.04
6 Gedung Madrasah 1 Unit Baik RT.03
7 Gedung TK 1 Unit Baik RT.03
8 GedungKantor Desa 1 Unit Sedang RT.04
9 Gedung Poskesdes 1 Unit Baik RT.02
10 Gedung Posyandu 1 Unit Sedang RT.04
11 Sumur Gali 23 Unit Baik RT.01s/dRT.05
12 Masjid 1 Unit Baik RT.03
13 Mushallah 2 Unit Baik RT.01dan05
14 Sumbur Bor 1 Unit Baik RT.04
C. Demografi
1. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar biasa menjadi modal dasar pembangunan
sekaligus bisa menjadi beban pembangunan, jumlah penduduk Desa Senaning
adalah 1046 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 255 Kepala keluarga. Agar
dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus
disertai kualitas SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting
sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan,
khususnya pembangunan Desa Senaning. Berkaitan dengan kependudukan, aspek
yang penting antara lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan
persebaran serta strukturnya.
47
47
Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
486 Jiwa 560 Jiwa 1046 Jiwa
Data tahun 2019
2. KeadaanSosial
a. Sumber Daya Manusia
Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus
obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
kandungan hingga akhir hayat. Oleh kerena itu pembangunan kualitas manusia
harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM Desa Senaning cukup baik
dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan
tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan
dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan
sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja
baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat
mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju. Dibawah ini tabel yang menunjukan tingkat
rata-rata pendidikan warga Desa Senaning.
48
48
Persentase dari Jumlah Penduduk
No Tingkat Pendidikan Persentase (%)
1 SD 37,32
2 SLTP 25,93
3 SLTA 5,51
4 Tamat Perguruan Tinggi 1,9
5 Tidak Sekolah & Putus Sekolah 18,81
6 Belum Sekolah 8,35
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa di Desa
Senaningkebanyakan penduduk yang tidak sekolah dan hanya tamat SD yaitu
sebesar 27,16%, kemudian yang memiliki bekal pendidikan pendidikan dasar
37,32% dan Pelajar SD yaitu 25,93%. Sementara yang sedang pendidikan di
Perguruan Tinggi hanya 5,51%. Serta yang selesai perguruan tinggi hanya 1,9%
c. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Senaning antara lain
dapat dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan
masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti
meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi.
49
49
Tahun Baik Kurang Buruk
2019 1041 5 Orang 0
d. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Senaning 100 % memeluk agama Islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama islam
sangat berkembang dengan baik.
e. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Senaning. Wanita dan anak
dari komposisi penduduk Desa Senaning, pada Tahun 2019 jumlah penduduk
wanita mencapai 560 jiwa.
Masih tertinggalnya peran perempuan dan kualitas hidup perempuan dan
anak di berbagai bidang pembangunan antara lain ditandai belum optimalnya
partisipasi kaum perempuan dan pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari
prestasi pemuda dalam bidang seni budaya dan olah raga masih sangat rendah.
f. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat Desa Senaning menjaga dan
menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal
ini terbukti masi berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setaiap
prosesi pernikahan, panen raya serta prosesi cuci kampung jika salah seorang dari
warga masyarakat melanggar ketentuan hukum adat.
50
50
Lembaga yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan
adat istiadat dan budaya lokal ini adalah Lembaga Adat Desa Senaning (LAD),
lembaga ini masih tetap aktif, baik dalam kepengurusan maupun dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
g. Politik
Proses reformasi yang bergulir sejak tahun 1997 telah memberikan
peluang untuk membangun demokrasi secara lebih nyata menuju arah proses
konsolidasi demokrasi. Lebih lanjut format politik ini terumuskan juga
berdasarkan UU Nomor 31 tahun 2002 tentang Partai Politik. UU Nomor 12
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta UU Nomor 23
Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Kemajuan demokrasi telah dimamfaatkan oleh masyarakat untuk
menggunakan hak demokrasinya antara lain dibuktikan dengan adanya
peningkatan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam
proses pemilihan umum.
3. KeadaanEkonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Senaning pada tahun 2019
mengalami penurunan hal ini dikarenakan harga karet yang menurut juga petani
padi yang tidak bisa menanam dikarenakan kemarau.
51
51
Berikut ini tabel mata pencarian penduduk Desa Senaning dari
Tahun 2019.
NO Mata Pencaharian Jumlah
(Orang)
Persentase dari
Jumlah Penduduk
1 Petani 904 67,16%
2 Buruh Tani 20 3,21%
3 Pedagang 21 1,95%
4 Peternak 0 0%
5 Serabutan 5 1,21%
6 Perabot - 0%
7 PNS/TNI/POLRI 1 0,01%
8 Tenaga Honor 12 1,77%
9 Ibu Rumah
Tangga
25 10,35%
10 Sopir 1 1%
11 Buruh Bangunan 12 1,80%
12 Nelayan 2 0,05%
13 Pertambangan 0 0%
14 Bengkel 0 0%
15 belum bekerja 37 11,00%
16 Tidak bekerja 22 1,50%
Jumlah 1064 100%
52
52
b. Kondisi Pemerintahan Desa dan Pembagian wilayah desa
Desa Senaning terdiri dari 3 (tiga) Dusun dengan perincian sebagai beriku
1) Dusun I (satu) terdiri dari RT 01 dan RT.05
2) Dusun II (Dua) terdiri dari RT 02, dan RT. 03
3) Dusun III (Tiga) terdiri dari RT.04
D. Visi Misi Desa Senaning
VISI
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Senaning saat ini,
dan terkait dengan pembangunan jangka menengah Desa(RPJM-Desa), maka
untuk pembangunan Desa Senaning pada periode 6(enam) tahun ke depan (tahun
2018-2024), disusun visi sebagai berikut:
1. Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih, guna
mewujudkan kehidupan masyarakat desa yang Adil, Makmur, Sejahtera da
Relijius
2. Desa Senaning yang Adil adalah terwujudnya Desa Senaning yang adil dalam
ruang geografis, adil dalam sector ekonomi, melindungi hak masyarakat
miskin, dan berdedikasi dalam politik, ekonomi, social dan budaya.
3. Desa Senaning yang Makmur adalah terwujudnya Desa Senaning yang semua
pelaksanaan kegiatan pemerintahan baik kemasyarakatan maupun
pembangunan bertujuan untuk dapat meningkatkan kemakmuaran segenap
warga.
53
53
4. Desa Senaning yang Sejahtera adalah terwujudnya Desa Senaning yang
Sejahtera dilihat dari presfektif ekonomi, social dan budaya yang dibangun dari
etos kerja produktivitas yang tinggi.
5. Desa Senaning yang Relijius adalah terwujudnya Desa Senaning yang beriman
da bertaqwa dimana martabat kehidupan manusia harus dibangun dengan nilai-
nilai keagamaan, moral, dan nilai seni seiring dengan nilai-nilai ekonomi.
MISI
Selain penyusunan visi juga telah diterpkan misi-misi yang memuat
sesuatu yang pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi
desa tersebut. Visi berada diatas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan
kedalam misi agar dapat di operasionalkan/ dikerjakan. Sebagaimana penyusunan
visi,misipun dalam penyusunanya menggunakan pendekatan partisipatif dan
pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Senaning adalah:
1. Melakukan reformasi system kinerja aparatur pemerintah Desa guna
meningkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat.
2. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih terbebasdari korupsi serta
bentuk-bentuk penyelewengan lainya.
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan Desa secara terbuka, dan
bertanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan.
4. Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendampingan berupa
penyuluhan khusus kepada UKM, wiraswasta dan petani.
54
54
5. Meningkatkan mutu kesejahteraan masyarakat demi mencapai taraf
kehidupan yang lebih baik dan layak sehingga menjadi desa yang maju dan
mandiri.
6. Meningkatkan pengembangan kegiatan keagamaan.
E. Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
55
55
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Zakat merupakan bagian dari pendapatan masyarakat yang berkecukupan
karena itu harus di berikan kepada yang berhak, yakni untuk memberantas
kemiskinan dan penindasan. Dalam rukun zakat terdapat ketentuan bahwa zakat
tidak boleh di berikan kepada mereka yang wajib zakat dan hukumnya haram,
kecuali mereka yang sesuai dalam kriteria delapan asnaf. Di dalam Al-Qur’an
hanya beberapa macam saja yang disebutkan sebagai harta kekayaan yang wajib
dikeluarkkan zakatnya, seperti: emas dan perak, tanaman hasil bumi dan buah-
buahan, binatang ternak, harta dagang, barang- barang tambang, dan kekayaan
yang bersifat umum.62
Sebagaimana yang di ketahui bahwa terdapat tiga tujuan penelitian yang
dikemukakan pada BAB I diantara tujuan penelitian adalah:
1. Penyebab petani Desa Senaning Kecamatan Pemayung belum menunaikan
kewajiban zakat hasil pertanian ?
2. Mekanisme pengelolahan zakat di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari ?
3. Bentuk kesadaran masyarakat di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari terhadap pembayaran zakat hasil pertaniannya
khususnya petani padi ?
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti mendeskripsikan
menjadi beberapa uraian sebagai berikut.
62
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di
Indonesia(Jakarta:Kencana,2006),hlm.25.
56
56
A. Penyebab Petani Desa Senaning Kecamatan Pemayung Belum
Menunaikan Kewajiban Zakat Hasil Pertanian
Ada beberapa faktor yang menyebabkan petani di desa tersebut belum
menunaikna zakat pertaniannya, faktor pertama para petani tersebut kurang
mendapatkan sosialisasi, faktor kedua tidak adanya Lembaga Amil Zakat (LAZ)
1. Penyebab Petani Belum Menunaikan Zakat Pertaniannya.
a. Kurangnya Sosialisasi
Sosialisasi sangat penting untuk menambah wawasan pengetahuan
seseorang dari yang belum mengetahui menjadi tahu, atau belum memahami
menjadi paham seperti yang dikatakan oleh petani Pada setiap panen para petani
tetap mengeluarkan hasil panennya dengan cara bersedekah kepada warga-warga
di perkarangan tempat tinggal mereka atau kemasjid karena banyak petani
menganggap bahwa sedekah itu sama halnya dengan zakat.
Para petani yang berada di Desa Senaning masih sangat minim
pengetahuan tentang pentingnya zakat pertanian untuk mensucikan harta mereka,
karena hampir rata-rata para petani di desa senaning hanya berpendidikan bangku
sekolah dasar saja bahkan ada juga yang tidak sekolah sama sekali oleh karena itu
dari observasi yang saya temui di lapangan saat para petani itu panen hasil
panennya udah mencapai nishabnya akan tetapi para petani belum menunaikan
zakat pertaniannya.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa petani
mengenai kurangnya sosisalisasi zakat pertanian khususnya pertanian
“kami para petani khususnya saya sendiri kurang mengetahui tentang zakat
pertanian di karenakan kami di sini kurang mendapatkan sosialisasi terhadap
57
57
pemahaman tentang zakat karena kami para petani sebagian Cuma pernah duduk
di bangku sekolah dasar (sd) tidak melanjutkan karena terkendala biaya orang
tua maka dari itu kami khususnya saya tidak paham tentang zakat pertanian jadi
saya belum melaksanakannya.”63
Hal serupa juga saya temukan ketika saya mewawancarai petani lain yang
Bernama Bapak Muklis
“Selama ini saya dan para petani lain di Desa Senaning kurangnya mendapatkan
sosialisasi atau pemahaman tentang zakat di Desa kami, sehingga kami kurang
memahami tentang menunaika kewajiban untuk membayar zakat tersebut”64
Pendapat yang sama juga saya temui ketika saya wawancarai Ibu Bunaiyah dia
berpendapat bahwa :
“Di desa senaning jarang sekali atau hampir tidak pernah adanya kegiatan
sosialisasi tentang zakat apalagi zakat pertania sehingga kami benar-benar tidak
tau tentbang hal tersebut”65
Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa para petani di
desa senaning benar-benar tidak memahami tentang zakat pertanian yang di
sebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya sosialisai tentang hal
tersebut
b. Tidak Adanya Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Tidak adanya lembaga amil zakat (LAZ) yang menjadi kendala buat para
petani di desa senaning yang membutuhkan masukan dari orang yang paham akan
hal seperti zakat pertanian ini agar para petani tau tentang pentingnya zakat
pertanian
“Seandainya Kami tahu bahwa ada zakat pertanian itu ada pasti kami sebgai
pertani ingin membayar zakt tersebut terlebih penduduk desa ini mayoritasnya
63
Wawancara dengan Bapak Ismail Sebagai Petani 17 Febuari 2021 64
Wawancara dengan Bapak Muklis Sebagai Petani 17 Febuari 2021 65
Wawancara dengan Ibu Bunaiyah Sebagai Petani 17 Febuari 2021
58
58
petani, disisi lain di desa kami saja tidak mempunyai lembaga-lembaga yang
menangani tentang zakat termasuk zakat pertanian.”66
Dapat saya simpulkan dari hasil wawancara di atas sangat penting sekali
lembaga amil zakat (LAZ) itu didirikan di setiap desa supaya para petani memiliki
wadah untuk menunaikan zakatnya serta mendapatkan pemahaman tentang
pentingnya zakat termasuk zakat pertanian.
B. Mekanisme Pengelolahan Zakat di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari
Pada umumnya terdapat beberapa mekanisme pengelolaan terhadap zakat
pertanian antara lain:
1. Amil Zakat (Pengelola Zakat)
Undang-undang No.38 Tahun 1999 Tentang pengelolah zakat pasal 6 dan
menegaskan bahwa lembaga pengelolah zakat di indonesia terdiri dari dua
macam, yaitu badan Amil zakat (BAZ) yang di bentuk oleh pemerintah dan
lembaga amil zakat (LAZ) yang di bentuk oleh masyarakat.
Amil zakat adalah, mereka yang melaksanakan segala kegiatan urursan
zakat, mulai dari pengumpulan sampai kepada bendahara, dan para penjaganya,
juga dari pencatatan sampai perhitungan yang mencatat keluar masuk zakat, dan
membagi kepada para mustahiknya, Allah menyediakan bagian bagi mereka dari
harta zakat.
Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan perkerjaan. Semua
berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus terhadap orang-
orang yang wajib zakat zakat dan macam zakat yang di wajibkan padanya. Juga
66
Wawancara dengan Bapak Amir Sebagai Petani 20 Febuari 2021
59
59
besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetaui para mustahik zakat.
Beberapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat
mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara
sempurna oleh para ahli dan petugas serta pembentukannya.
2. Pemerintah Sebagai Pengelolaan Dana Zakat
BAZ (Badan Amil Zakat) merupakan lembaga zakat yang di bentuk
pemerintah guna mengelola dan zakat masyarakat dari tingkat pusat (nasional)
sampai tingkat kecamatan. Sebagai mana hal tersebut seharusnya badan amil zakat
(BAZ) dalam perjalanannya mendapatkan dukungan penu dari pemerintah, baik
dari pembiayaan operasioal, maupun teknis pengelolaan dana zakat itu sendiri.
Menurut ajaran Islam, zakat sebaiknya dipunggut oleh negara atau
pemerintah yang bertindak sebagai wakil dari mustahik (penerima zakat) termasuk
orang miskin untuk memperoleh haknya yang ada pada harta orang kaya. Ibadah
zakat itu tidak sekedar amal (kedermawanan), akan tetapi ia juga sebagai
kewajiban.67
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan di desa senaning Pengelolaan
zakat pertanian masih kurang tepat dikarenakan masih banyakya kekurangan yang
ada di Desa Senaning salah satunya tidak adanya Lembaga Amil Zakat (LAZ)
yang menerima dan menyalurkan zakat para petani maka petani di desa senaning
masih belum menunaikan zakatnya.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara salah satu petani yang Bernama Bapak
Lukman yang menyatakan bahwa :
67
Rahmawati Muin, Manajemen Zakat, (Cet.1;Makasar: Aluddin Press, 2011),Hlm.88.
60
60
“Selama saya jadi petani di desa senaning saya belum pernah mengeluarkan
zakat pertanian yang saya keluarkan hanyalah sedekah saja ke warga-warga
yang berada di tempat perkarangan rumah saya”68
Hal serupa juga saya temukan ketika saya mewawancarai petani lain yang
Bernama Bapak Suherman yang menyatakan bahwa :
“Saya bukannya tidak mau membayar zakat tetapi saya tidak begitu memehami
tentang zakat tersebut, sehingga saya tidak tahu kemana hasil pertanian yang
saya dapat saya salurkan terkadang saya simpan sendiri dan terkadang saya
berikan kepada orang yang membutuhkan.”69
Dari hasil wawancara di atas dapat saya simpulkan pada dasarnya para
petani belum memahami tentang zakat sehingga hasil dari pada pertanian mereka
hanya untuk disimpan untuk pribadi atau disalurekan kewarga- warga yang
membutuhkan.
C. Bentuk Kesadaran Masyarakat Di Desa Senaning Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari Terhadap Pembayaran Zakat Hasil
Pertaniannya Khususnya Petani Padi
Pada setiap kepemilikan harta benda seseorang selalu ada hak orang lain di
dalamnya karena harta benda itu di peruntukan bagi seluru umat manusia maka
Allah SWT menentukan cara pemanfaatan harta bendda melalui zakat,infaq, dan
sedekah. Adapun penelitian ingin membahas dari segi zakat pertanian yang wajib
dikeluarkan apabila telah mencapai nishabnya, dalam melaksanakan zakat
pertanian padi di Desa Senaning Kecamatn Pemayung Kabupaten Baatang Hari
para petani tersebut dalam pelaksanaanya massih kurang mengerti dan kurang
paham tentang ketentuan nishabnya mereka membayar zakat berdasarkan adat
atau kebiasaan.
68
Wawancara dengan Bapak Lukman Sebagai Petani 20 Febuari 2021 69
Wawancara dengan Bapak Suherman Sebagai Petani 20 Febuari 2021
61
61
Dalam kehidupan masyarakat Desa Senaning cara pembayaran zakat hasil
pertaniannya masih kurang tepat, para petani tersebut menyalurkan hasil
pertaniannya dengan cara bersedekah padahal zakat dan sedekah adalah dua hal
yang berbeda karena mereka mengeluarkan tanpa ada aturan berapa besar ukuran
yang telah di tetapkan, mereka beranggapan bahwa yang mereka lakukan itu
sudah memenuhi kewajiban atas pembayaran zakat hasil pertaniaan tersebut.
Hal ini di ketahui dari hasil wawancara saya bersama petani Desa
Senaning yang Bernama Bapak Jalil menyatakan bahwa:
“Saya sebagai petani mendapatkan penghasilan dari hasil panen kurang lebih
800 kg perpanen atau setara dengan 8.000.000 dari hasil tersebut sebagian saya
sedekahkan ke masjid atau ke beberapa tetangga yang membutuhkan.”70
Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulka bahwasanya
masyarakat di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
memiliki hasil pertanian yang mencukupi nishabnya, yang seharusnya telah wajib
zakat di karenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman atas zakat pertanian
masyarakattetap mengeluarkan hasil panennya dengan cara bersedekah ke masjid
maupun ke rumah tetangga-tetangga setelah mendapatkan hasil panen.
70
Wawancacra dengan Bapak Jalil Sebagai Petani 25 Febuari 2021
62
62
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:
1. Penyebab petani di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang
Hari yaitu kurangnya sosialisasi untuk menambah wawasan atau pengetahuan
petani tentang zakat pertanian, selain itu tidak adanya lembaga amil zakat
menjadi sebab utama para petani di desa tersebut tidak tahu di mana mereka
dapat menyalurkan zakat dari pada hasil pertanian mereka.
2. Mekanisme pengelolaan zakat pertanian di Desa Senaning Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari masih kurang tepat di karenakan masih
banyak kekurangan di Desa Senaning salah satunya tidak adanya lembaga amil
zakat khususnya untuk menerima zakat pertanian.
3. Kesadaran masyarakat serta pemahaman atas zakat pertanian masyarakat Desa
Senanin Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari masih di kategorikan
rendah walaupun hasil pertaniaan di Desa Senaning telah mencukupi nishabnya
namun masyarakat memiliki cara sendiri dalam menggeluarkan hasil panen
mereka dengan cara bersedekah kemasji maupun ke rumah tetangga akan tetapi
tetap saja yang mereka lakukan tidak dikategorikan sebagai zakat pertanian.
63
63
B. SARAN
Dari kesimpulan pada skripsi ini maka penulis menyampaikan beberapa
saran terkait dengan skripsi ini:
1. Di sarankan kepada toko BAZNAS, Alim ulama, Ustad dan Lembaga
pemerintahan desa dapat berperan dalam mensosialisasikan zakat hasil
pertanian di Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari
melihat potensi zakat di sana yang seharusnya mampu menjadi salah satu
pemberdayaan ekonomi umat tidak terealisasi.
2. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari seharusnya
secapat mungkin membentuk UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) di berbagai desa
salah satunya Desa Senaning Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari,
Agar petani dapat menyalurkan hasil pertaniannya sesuai takaran dan nishab
sesuai Syariat Islam.
3. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Batang Hari dapat
memberikan sosialisasi secara berskala agar pemahaman para petani mengenai
zakat pertanian dapat lebih baik dan dapat menunaikan zakat pertaniaanya
secara tepat.
64
64
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1. Wawancara bersama Bapak Ismail Sebagai Petani
65
65
Gambar 2. Wawancara Bersama Bapak Amir Sebagai Petani
Gambar 3. Wawancara Bersama Ibu Bunaiyah Sebagai Petani
Gambar 4. Wawancara Bersama Bapak Lukman Sebagai Petani
66
66
Gambar 5. Wawancara Bersama Bapak Jalil Sebagai Petani
Gambar 6. Wawancara Bersama Bapak Muklis Sebagai Petani
67
67
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
At-Taubah (9):60
Q.S Al-Baqarah ayat: 267
Q.S Al-baqarah:43
QS. Albaqarah (2) : 43
HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16.
Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi, Fikih Islam, Cet Ke-3, ( Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004).
Asnaini, zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yokyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008).
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2007.
Didin Hafidhiddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta Gema
Insani,2020)
Fakruddin,”Fiqh dan Manajemen Zakat”, (Malang:UIN Malang press,2008)
Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak, (Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya, 2003)
Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern,(Jakarta:Pustaka Ilmu,1998)
Hasbi Ashshiddiqi,Pedoman Zakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)
Hussein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Kalimantan Timur, Kalam
pustaka,2005)
68
68
Institute Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep dan Implementasi
Operasional Tim Pengembangan Perbankan Syariah, (Jakarta:
Dajambatan, 2001)
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:
Gramedia, 2000)
Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif, Cet.ke-25 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008)
M. Ali Hasan, Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di
Indonesia(Jakarta: Kencana, 2006)
M. Arief Mufraini, Akuntasi dan Manajemen Zakat (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2006)
M.Ali Hasan, Zakat Dan Infak, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2006)
Mu’inan Rafi, Potensi Zakat.
Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab (Jja‟fari, Hanafi, Maliki,
Syafi‟I, dan Hambali),(Jakarta:PT Lentera Basritama,2000)
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif dan penelitian gabungan,jakarta:
Prenadamedia Group ,2014
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005)
Rahmawati Muin, Manajemen Zakat, (Cet.1;Makasar: Aluddin Press, 2011)
Robi Irawan, Peran Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Jambi Dalam
Mengurangi Kemiskinan Di Kota Jambi, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2017.
69
69
Rulam Ahmadi,Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet.
3, 2016
Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, Cet Ke-2 ( Jakarta: Kencana, 2017)
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Makasar: Salemba
Empat, 2013)
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2008)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung:
Alfabeta,cv, 2016)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta:Rineka Cipta, 2006)
Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
Dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001)
Syekhal islam ibnu tainiyah,Majemu al fatawa, (Jilid%, Dar alfikr,1983)
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah,(Semarang:PT.
Pustaka Rizki Putra, 2002)
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Insitut Bank Indonesia Bank Syariah,
konsep produk, dan, Implementasi Operasional, (Jakarta: Jambatan, 2001)
Wahbah Al-Zuhaili, Zakat Kajian Berbagai Mazhab,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2005)
Yusuf Qardawi, Zakat, (Bogor:PT Pustaka Litera Antar Nusa, 2004)
Yusuf Qardawi,Hukum Zakat.
Zakiah Deradjat, Ilmu Fiqh,(Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama/IAIN di Pusat,1982)
Zulkifli, Rambu-rambu Fiqh Ibadah, CetKe-1 ( Yogyakarta: Kalimedia, 2017)
70
70
Lain – lainnya
Data Dokumentasi Pemdes Senaning, 17 Februari 2021
Wawancacra dengan Bapak Jalil Sebagai Petani 25 Febuari 2021
Wawancara dengan Bapak Amir Sebagai Petani 20 Febuari 2021
Wawancara dengan Bapak Ismail Sebagai Petani 17 Febuari 2021
Wawancara dengan Bapak Lukman Sebagai Petani 20 Febuari 2021
Wawancara dengan Bapak Muklis Sebagai Petani 17 Febuari 2021
Wawancara dengan Bapak Suherman Sebagai Petani 20 Febuari 2021
Wawancara dengan Ibu Bunaiyah Sebagai Petani 17 Febuari 2021
Wawancara. Dengan Yuli, Petani, 10 September 2020
71
71
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Beni Setiawan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat/tgl. Lahir : Tebing Tinggi, 14 Oktober 1997
Nim : 104170245
Alamat : Desa Tebing Tinggi, RT 07 Kecamatan
Pemayung, Kabupaten Batang Hari
No. Telp/Hp : 082286651055
Email : [email protected]
Nama Ayah : Bambang Drianto
Nama Ibu : Ida Yani
B. Riwayat Pendidikan
1. SD NEGERI 35/1 TEBING TINGGI
2. SMP NEGERI 17 BATANG HARI
3. SMA NEGERI 8 BATANG HARI