PREVIEW III TUGAS AKHIR -...
Transcript of PREVIEW III TUGAS AKHIR -...
Judul : OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN
PERKOTAAN DI KAWASAN
PERKOTAAN MEJAYAN KABUPATEN
MADIUN
OLEH :
AINUN DITA FEBRIYANTI
3609 100 019
DOSEN PEMBIMBING :
Putu Gde Ariastita, ST, MT
PREVIEW III TUGAS AKHIR
LATAR BELAKANG
Perkem-bangan Wilayah
Penduduk meningkat
Keterbatasan lahan
untuk memenuhi kebutuhan
Tuntutan space untuk menunjang aktivitas
Perkembangan Kota
Ditetapkan menjadi Ibukota Kabupaten Madiun (PP No.52
Th.2010)
1.Pusat penyelenggaraan pemerintahan
2.Kawasan pusat pelayanan perkotaan
3. Perkembangan permukiman di Mejayan
Penggunaan Lahan
1. Didominasi lahan pertanian (3.510,99 Ha) (Kab. Madiun dalam Angka)
2. Penggunaan lahan baru di sepanjang jalan arteri (Survey Primer, 2013)
Perkotaan
Mejayan Optimasi Penggunaan
Lahan Perkotaan 1
2
• Pemindahan Ibukota Kabupaten Madiun ke Perkotaan Mejayan
• Penyediaan lahan yang lebih untuk kegiatan perkotaan
• Kriteria apa yang menentukan pemanfaatan lahan perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan?
Rumusan Masalah
• Menentukan optimasi penggunaan lahan perkotaan di Kawasan
Perkotaan Mejayan Tujuan
• Mengidentifikasi ketersediaan penggunaan lahan perkotaan
• Merumuskan kriteria penentu pemanfaatan lahan perkotaan
• Merumuskan model optimasi penggunaan lahan perkotaan
Sasaran
3
No Sasaran Sintesa Teori Indikator Variabel
1
Identifikasi
ketersediaan lahan
perkotaan di Kawasan
Perkotaan Mejayan
Ketersediaan lahan Fisik
Topografi
Kelerengan lahan
Kerentanan tanah
2
Perumusan kriteria
penentu pemanfaatan
lahan di Perkotaan
Mejayan
Kriteria penentu
pemanfaatan lahan
Sosial demografi
Jumlah penduduk
Jumlah tenaga
kerja
Ekonomi Kontribusi PDRB
Institusi/kelembagaan Regulasi
SINTESA TINJAUAN PUSTAKA
Sumber : Hasil Sintesa, 2013
No Sasaran Tahapan Analisis Input Data Alat Analisis Output
1
Mengidentifikasi
ketersediaan
penggunaan lahan
perkotaan di
Kawasan Perkotaan
Mejayan
Identifikasi
ketersediaan lahan
perkotaan
1) Peta topografi
2) Peta kelerengan
3) Peta kerentanan
tanah
Analisis
Overlay
Luasan optimal
penggunaan lahan
perkotaan
2
Merumuskan kriteria
penentu
pemanfaatan lahan
di Perkotaan
Mejayan
Identifikasi kriteria
yang menentukan
pemanfaatan lahan di
Perkotaan Mejayan
1) Jumlah penduduk
di wilayah
penelitian
2) Jumlah tenaga
kerja yang
tersedia
3) Kontribusi PDRB
pada masing-
masing sektor
kegiatan
4) Regulasi terkait
penataan ruang
Analisis Delphi
Kriteria yang
menentukan
pemanfaatan
lahan di Perkotaan
Mejayan
Penentuan kriteria
yang menentukan
pemanfaatan lahan di
Perkotaan Mejayan
TAHAPAN PENELITIAN (1)
4
3
Merumuskan model
optimasi penggunaan
lahan di Perkotaan
Mejayan
Menentukan fungsi
tujuan, variabel
putusan dan fungsi
pembatas yang
kemudian dijadikan
suatu persamaan
linear
1) Luas lahan
perkotaan
(eksisting)
sebagai
variabel
putusan
2) Hasil dari
sasaran 2
yang
dijadikan
sebagai
faktor
pembatas
Linear
programming
Permodelan
berupa
persamaan linear
yang nantinya
dijadikan acuan
dalam
mengoptimalkan
lahan perkotaan.
Menguji model
persamaan linear
melalui uji sensitivitas.
Hasil dari output
3.A
Sumber : Penulis, 2013
No Sasaran Tahapan Analisis Input Data Alat Analisis Output
TAHAPAN PENELITIAN (2)
5
KERENTANAN TANAH
Kerentanan gerakan
tanah rendah
Kerentanan gerakan
tanah menengah
Kerentanan gerakan
tanah sangat rendah
8
PENGGUNAAN LAHAN
Lahan Perkotaan
Permukiman (1140, 16 Ha)
Perjas (16,76 Ha)
Industri (5,74 Ha)
Fasum (2,97 Ha)
9
93.68 93.17 92.78
44.34
6.32 6.38 7.22
55.66
0
20
40
60
80
100
2006 2008 2010 2011
Pro
sen
tase
(%
)
Tahun
Non TerbangunTerbangun
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Perkotaan Mejayan Tahun 2006-2011 Sumber: Kecamatan dalam Angka 2007, 2009, 2011, dan 2012, diolah
-12-10
-8-6-4-202468
10
Pertumbuhan Ekonomi
Pertanian
Pertambangan danPenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air
Bangunan Konstruksi
Perdagangan, Hotel, danRestauranPengangkutan danKomunikasiKeuangan, Persewaan,dan Jasa PerusahaanJasa-jasa
Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan Mejayan Dilihat dari PRDB Atas Dasar Harga Konstan Sumber: Indeks Disparitas Wilayah Kabupaten Madiun 2010, diolah
10
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi Ketersediaan Penggunaan Lahan Perkotaan
Variabel Besaran
Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan
Topografi 50-100 mdpl Sangat
sesuai
25 Dinilai berdasarkan
tinggi rendahnya
suatu wilayah dari
permukaan air laut.
Semakin rendah
topografi wilayah
tersebut, maka
semakin sesuai untuk
peruntukan kawasan
perkotaan.
100-500 mdpl Sesuai 20
500-1000
mdpl
Agak
sesuai
15
1000-1500
mdpl
Kurang
sesuai
10
>1500 mdpl Tidak
sesuai
5
Variabel Besaran
Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan
Kelerengan
Lahan
0 – 8 % Sangat
sesuai
25 Dinilai
berdasarka
n tingkat
kecuraman
suatu
wilayah.
Semakin
kecil sudut
kelerangann
ya, maka
semakin
semakin
cocok
peruntukann
ya untuk
kawasan
perkotaan.
8 – 15 % Sesuai 20
15 – 25 % Agak sesuai 15
25 – 40 % Kurang
sesuai
10
> 40 % Tidak
sesuai
5
Variabel Besaran
Deskripsi Klasifikasi Skor Keterangan
Kerentanan
Tanah
Kerentanan
gerakan tanah
sangat rendah
Sangat
sesuai
25 Dinilai
berdasarkan
tinggi rendahnya
gerakan tanah,
semakin rendah
kerentanan
gerakan
tananhnya,maka
semakin sesuai
wilayah tersebut
untuk peruntukan
kawasan
perkotaan.
Kerentanan
gerakan tanah
rendah
Sesuai
20
Kerentanan
gerakan tanah
menengah
Agak sesuai
15
Kerentanan
gerakan tanah
tinggi
Kurang
sesuai
10
Kerentanan
gerakan tanah
sangat tinggi
Tidak sesuai 5
Klasifikasi Variabel Berdasarkan Tingkat
Kesesuaiannya
Sumber: SK. Menteri Pertanian
No.837/KPTS/UM/11/1980
11
{1 * (topografi _raster) + 1 * (kerentanan
tanah_raster) + 1 * (kelerengan lahan_raster)}
PROSES OVERLAY
Mengalikan bobot dengan skor pada masing-masing
variabel, kemudian hasil dari perkalian tersebut
dijumlahkan untuk memperoleh nilai total yang
digunakan sebagai dasar pengklasifikasian kesesuaian
lahan perkotaan.
Bobot untuk masing-masing variabel adalah sama, yakni 1.
Proses Overlay Kesesuaian Lahan
Sumber: Hasil Analisa ArcGis, 2013 12
KESESUAIAN LAHAN PERKOTAAN
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN
PERKOTAAN DI KAWASAN PERKOTAAN
MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
0 – 15 (Tidak Sesuai)
16 – 30 ( Kurang Sesuai)
31 – 45 (Agak Sesuai)
46 – 60 ( Sesuai)
61 – 75 (Sangat Sesuai) No Tingkat Kesesuaian Luas (Ha)
Prosentase
(%)
1 Sangat sesuai 4.097,063 52,29
2 Sesuai 3.354,432 42,81
3 Agak sesuai 384,1353 4,9
Total 7.835,63 100
Luas Wilayah Berdasarkan Tingkat Kesesuaian Lahan Perkotaan
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Cocok untuk pengembangan
lahan perkotaan
13
2. Merumuskan Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan Perkotaan
No Kriteria Variabel Responden
R1 R2 R3 R4 R5
1 Ekonomi Kontribusi
PDRB
S S S S S
2 Sosial
demografi
Jumlah
penduduk
S S S S S
Tenaga
kerja
S S S S S
3 Kelembagaan
Regulasi
terkait
tata ruang
S S S S S
No Kriteria Variabel Responden
R1 R2 R3 R4 R5
1 Ekonomi Kontribusi
PDRB
S S S S S
2 Sosial
demografi
Jumlah
penduduk
S S S S S
Tenaga
kerja
S S S S S
3 Kelembagaan
Regulasi
terkait
tata
ruang
S S S S S
4 Kriteria Lain Investasi S S S S S
Hasil Wawancara Delphi Tahap II Hasil Wawancara Delphi Tahap I
S : Setuju
TS : Tidak setuju
R1 : Kasubid SDA dan Keciptakaryaan Bappeda
Kabupaten Madiun
R2 : Kasi Irigasi TUT dan Rehab Lahan Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan, dan Holtikultura Kabupaten Madiun
R3 : Kabid Tata Ruang dan Bangunan Dinas PU Bina Marga
dan Cipta Karya Kabupaten Madiun
R4 : Kasi Operasi dan Pemeliharaaan Dinas PU Pengairan
Kabupaten Madiun
R5 : Praktisi CV. Bintari Jaya
Sumber: Hasil Wawancara, 2013
Sumber: Hasil Wawancara, 2013
14
Simpulan Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan Perkotaan
Analisis Putaran II :
Tidak terjadi perbedaan
pendapat/sudah mencapai
konsesus dalam merumuskan
kriteria penentu pemanfaatan
lahan perkotaan
Kriteria Penentu Pemanfaatan Lahan
Perkotaan
Ekonomi Kontribusi PDRB
Sosial Demografi
Jumlah Penduduk
Jumlah Tenaga Kerja
Kelembagaan Regulasi tata ruang
Kriteria Tambahan
Investasi
Analisis Putaran I :
• Tidak terdapat perbedaan
pendapat/ sudah terjadi
konsensus dalam merumuskan
kriteria penentu pemanfaatan
lahan perkotaan
• Terdapat kriteria tambahan
dalam menentukan kriteria
penentu pemanfaat lahan
yakni kriteria investasi
15
3. Merumuskan Model Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan
a. Perumusan Fungsi Tujuan
Persamaan fungsi tujuan dibentuk melalui pendekatan dengan asumsi
bahwa kebutuhan lahan perkotaan tetap terpenuhi melalui
pengoptimalan lahan yang ada. Demand dalam penelitian ini
merupakan luasan penggunaan lahan yang disesuaikan dengan
rencana tata ruang dan dibedakan menjadi permukiman (X1),
perdagangan dan jasa (X2), perindustrian (X3), dan fasilitas umum
dan sosial (X4). Tujuan dari permodelan ini yakni agar
pengembangan lahan perkotaan dalam masa mendatang dapat
terpenuhi, sehingga fungsi tujuan dalan penelitian ini adalah:
Min D = aX1 + bX2 + cX3 + dX4
Min D = 1140,16X1 + 16,76X2 + 5,74X3 + 2,97X4
16
b. Perumusan Fungsi Pembatas (Constraint)
Constraint Ekonomi Direpresentasikan melalui variabel nilai kontribusi PDRB
untuk mendapat gambaran mengenai sektor strategis.
Sektor potensial strategis yakni sektor perdagangan,
lebih diutamakan pada sektor yang membantu dalam
peningkatan kebutuhan pelayanan perkotaan (optimasi
lahan perkotaan).
Penggunaan lahan pada masa mendatang harus dapat
menjamin tersedianya lahan perdagangan jasa minimal
memiliki luas sama seperti kondisi eksisting.
Constraint Sosial
Demografi
Jumlah Penduduk
Berkaitan dengan penyediaan lahan sebagai
permukiman
Peningkatan jumlah penduduk diiringi akan kebutuhan
lahan permukiman.
Pemenuhan kebutuhan akan lahan permukiman
diasumsikan bahwa satu KK setidaknya membutuhkan
luasan lahan sebesar 300 m2 17
Constraint Sosial
Demografi
Jumlah Tenaga Kerja
Penduduk usia kerja (usia produktif) antara usia 15-56
tahun sebagai batasan minimal tenaga kerja yang
terserap dalam setiap pengembangan lahan.
Tenaga kerja pada tahun 2010 sebesar 26.139 jiwa
(Monografi kelurahan se-Perkotaan Mejayan, 2010) atau
sebesar 31,99% dari total jumlah penduduk Perkotaan
Mejayan. Untuk mendapatkan hasil proyeksi jumlah
penduduk usia produktif pada tahun 2031 sebesar
31,99% dari total jumlah penduduk tahun proyeksi 2031
atau sebesar 47.852 jiwa.
Standar kebutuhan tenaga kerja pada tiap jenis
penggunaan lahan.
Penggunaan lahan harus dapat memberikan dampak
terhadap kesejahteraan penduduk Perkotaan Mejayan
melalui penyediaan lapangan kerja sekurang-kurangnya
atau minimal sama dengan jumlah usia produktif pada
tahun 2031.
18
Constraint
Kelembagaan Yang pertama, penggunaan lahan yang ada harus
memperhatikan regulasi yang telah ditetapkan. Penggunaan
lahan perkotaan sudah semestinya tidak mengubah kawasan
konservasi yang ada. Berdasarkan hasil dari overlay
kesesuaian lahan diperoleh luasan lahan yang cocok untuk
dikembangkan menjadi kawasan perkotaan yakni seluas
4.097,063 Ha. Sehingga pada batasan ini diasumsikan
bahwa batas maksimal lahan yang digunakan sebesar
luasan yang telah ditetapkan dari hasil analisis overlay.
Yang kedua, luasan lahan fasilitas umum dan industri dibatasi
sebesar alokasi pada tahun proyeksi 2031, yakni sebesar
241 Ha untuk industri dan 154,69 Ha untuk fasilitas umum.
Constraint
Investasi Menentukan nilai ekonomi yang ditimbulkan oleh tiap hektar
penggunaan lahan. Untuk mengetahui nilai ekonomi yang
ditimbulkan pada setiap penggunaan lahan, menggunakan
rasio land rent, yakni nilai perbandingan sewa lahan dengan
mengusahakan lahan untuk sawah dengan penggunaan
lainnya
Penggunaan lahan yang ada harus dapat menjamin
peningkatan perekonomian wilayah penelitian akibat
dari adanya land rent melalui peningkatan nilai PDRB
pada tiap sektornya.
19
No Constraint Asumsi
Ekonomi
1 Perdagangan dan jasa
X2 ≥ 16,76
Sektor perdagangan dan jasa berpotensi untuk dikembangkan
menjadi sektor strategis setelah sektor pertanian di Perkotaan
Mejayan, oleh karena itu luasan minimal sektor ini tetap
dipertahankan, paling tidak sesuai dengan luas eksisting.
2 Investasi
5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275
.000X3+5.454.038X4 ≥
557.658.060.000
Penggunaan lahan yang akan dikembangkan harus dapat
menjamin peningkatan perekonomian wilayah dengan adanya land
rent melalui peningkatan nilai PDRB pada tiap sektornya.
Sosial Demografi
3 Kependudukan
X1 ≥ 1.157,73
Penggunaan lahan yang ada setidaknya dapat menjamin
tersedianya kebutuhan perumahan
penduduk hingga tahun proyeksi 2031 dengan rata-rata luas
rumah untuk setiap KK 300 m².
4 Ketenagakerjaan
74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852
Penggunaan lahan yang dikembangkan harus bisa memberikan
dampak terhadap kesejahteraan penduduk Perkotaan Mejayan
melalui penyediaan lapangan kerja.
SINTESA CONSTRAINT (1)
20
Kelembagaan
5 Luas Lahan Optimal
X1+X2+X3+X4 =4.097,063
Penggunaan lahan yang akan dikembangkan harus tetap menjamin
tersedianya luas lahan yang optimal untuk kawasan perkotaan.
6 X3 ≤ 241 Konversi lahan untuk industri dibatasi sebesar alokasi pada tahun
proyeksi.
7 X4 ≤ 154,69 Jaminan terhadap keberadaan fasilitas pendukung adanya
kegiatan permukiman dalam skala besar.
Faktor Teknis
8 X1, X2, X3, X4 ≥ 0 Hasil optimasi yang diperoleh berupa luas lahan nilainya harus di
atas atau sama dengan nol (boleh negatif).
No Constraint Asumsi
Sumber: Hasil Analisa, 2013
SINTESA CONSTRAINT (2)
21
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO I X1 1.157,73 Ha
X2 2.543,643 Ha
X3 241Ha
X4 154,69 Ha
Constraint yang telah diperoleh
dipergunakan sebagai input dari linear
progamming tanpa mengubah nilai
konstanta.
Objective Coefficient Ranges
Variabel Koefisien Allowable
Increase
Allowable Decrease
X1 1140.160 INFINITY 1123.400
X2 16.76000 1123.400 11.02000
X3 5.740000 11.02000 INFINITY
X4 2.970000 13.79000 INFINITY
Righthand Side Ranges
Baris Current RHS Allowable
Increase
Allowable Decrease
2 4097.063 INFINITY 2460.762
3 47852.00 182096.4 INFINITY
4 1157.730 2460.762 1157.730
5 16.76000 2526.883 INFINITY
6 241.0000 2526.883 118.7496
7 154.6900 2526.883 154.6900
8 0.9921991E+12 0.1046491E+12 INFINITY
Range Report Optimasi Penggunaan Lahan Skenario I
Untuk mengetahui seberapa besar
perubahan yang dapat ditolerir
sebelum solusi optimal mulai kehilangan
optimalitasnya (infeasibility) pada nilai
batasan untuk masing-masing fungsi
pembatas sehingga nilai atau hasil
optimal yang telah diperoleh tidak
mengalami perubahan.
22
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO II
Dengan asumsi nilai ruas kanan pada lahan
permukiman, perdagangan jasa dan fasilitas
umum mengalami kenaikan sebesar 50%.
X1 1.736.595 Ha
X2 1.887,433 Ha
X3 241Ha
X4 232,035 Ha
• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063
• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852
• X1 ≥ 1736,595
• X2 ≥ 25,14
• X3 ≤ 241
• X4 ≤ 232,05
• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00
0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000
23
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO III
Dengan asumsi nilai ruas kanan pada semua
jenis penggunaan lahan mengalami kenaikan
sebesar 100%.
X1 2.315,46 Ha
X2 990,223 Ha
X3 482 Ha
X4 309,38 Ha
• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063
• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852
• X1 ≥ 2.315,46
• X2 ≥ 33,42
• X3 ≤ 482
• X4 ≤ 309,38
• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00
0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000
Sesuai dengan perkembangan
permukiman Perkotaan Mejayan
yang diprediksikan akan terus
meningkat dari tahun ke tahun.
24
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO IV
Dengan asumsi nilai ruas kanan pada constraint
tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 50%
dan nilai ruas kanan dari lahan permukiman
mengalami kenaikan sebesar 100%.
X1 2.315,46 Ha
X2 1.385,913 Ha
X3 241 Ha
X4 154,69 Ha
• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063
• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 71.778
• X1 ≥ 2.315,46
• X2 ≥ 16,76
• X3 ≤ 241
• X4 ≤ 154,69
• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00
0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000
25
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN SKENARIO V
Dengan asumsi nilai ruas kanan pada lahan
permukiman dinaikkan berdasarkan batas atas
righthand side ranges pada analisis sensitivitas
constraint skenario pertama menjadi 2.460,72
X1 2.460,762 Ha
X2 1.240,611 Ha
X3 241 Ha
X4 154,69 Ha
• X1 + X2 + X3 + X4 = 4.097,063
• 74X2 + 150X3 + 36X4 ≥ 47.852
• X1 ≥ 2.460,762
• X2 ≥ 16,76
• X3 ≤ 241
• X4 ≤ 154,69
• 5.454.038X1+5.454.038X2+4.384.275.00
0X3+5.454.038X4 ≥ 557.658.060.000
26
Tujuan/Batasan Skenario I Skenario II Skenario III Skenario IV Skenario V
Luas Lahan (Ha) Permukiman 1.157,73 1.736,595 2.315,46 2.315,46 2460,762 Perdagangan dan jasa
2.543,643 1.887,433 990,223 1.385,913 1.240,611
Industri 241 241 482 241 241
Fasilitas umum 154,69 232,035 309,38 154.69 154.69 Jumlah Tenaga Kerja (jiwa)
229.948
184.173 156.714 144.276
133.523
Nilai investasi (Rp) 1.077.641.389.132 1.077.641.389.132
2.132.937.240.974
1.077.641.389.132
1.077.641.280.052
KOMPARASI HASIL OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN
• Dari batasan sosial demografi dilihat dari tenaga kerja
yang terserap, serta pemenuhan akan lahan permukiman
sebagai akibat dari pengembangan wilayah Perkotaan
Mejayan, skenario ketiga merupakan skenario yang layak
untuk digunakan.
• Dari constraint ekonomi, yakni terkait pengembangan
penggunaan lahan yang harus dapat menjamin
peningkatan perekonomian wilayah dengan adanya land
rent melalui peningkatan nilai PDRB pada tiap sektornya,
terlihat pada skenario ketiga memiliki nilai investasi
paling tinggi.
27
KESIMPULAN
Dari hasil overlay kesesuaian lahan perkotaan, maka wilayah di Perkotaan Mejayan yang sesuai untuk dikembangkan penggunaan lahannya menjadi lahan perkotaan seluas 4.097,063 Ha.
Tiga kriteria penentu pemanfaatan lahan yang digunakan dalam penelitian:
a. Kriteria sosial demografi
b. Kriteria ekonomi
c. Kriteria institusi/kelembagaan
Hasil optimasi yang paling optimal untuk dikembangkan, yakni pada skenario ketiga. Hasil skenario ini diperoleh luasan lahan permukiman sebesar 2.315,46 Ha, perdagangan jasa seluas 990,223Ha, industri seluas 482 Ha, dan fasilitas umum seluas 309,38Ha.
28
REKOMENDASI
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam melakukan pengambilan keputusan dalam mengalokasikan kebutuhan penggunaan lahan di masa mendatang pada penyusunan rencana detail tata ruang.
Diperlukan studi lebih lanjut untuk menentukan zonasi atau plotting dari hasil alokasi luas lahan pada setiap jenis penggunaan lahan, sehingga akan terlihat lebih jelas mengenai persebaran tata guna lahannya, dikarenakan metode optimasi ini hanya mampu memberikan gambaran terhadap luasan penggunaan lahan saja.
Perlu penelitian lebih lanjut terkait kriteria lain yang menentukan penggunaan lahan di Perkotaan Mejayan untuk melengkapi dalam penyelesaian masalah optimasi lahan.
29