Preventive Resin Restoration

22
Skenario 5 Preventive Resin Restoration Seorang anak perempuan umur 7 tahun diantar ibunya datang ke Klinik Pedodonsia RSGM UNEJ untuk pemeriksaan rutin gigi anaknya supaya terdeteksi dini bila ada gigi yang berlubang. Hasil anamnesa tidak ada keluhan pada gigi- giginya. Hasil pemeriksaan intra oral diperoleh gigi 36 karies superfisial pada permukaan oklusal, hanya melibatkan enamel. Dokter gigi merencanakan untuk perawatan preventive resin restoration (PRR) tipe 1. Mapping Karies superfisial pemeriksaan PRR Indikasi klasifikasi Prosedur perawatan

description

perawatan peencegahan pada anak

Transcript of Preventive Resin Restoration

Page 1: Preventive Resin Restoration

Skenario 5

Preventive Resin Restoration

Seorang anak perempuan umur 7 tahun diantar ibunya datang ke Klinik Pedodonsia

RSGM UNEJ untuk pemeriksaan rutin gigi anaknya supaya terdeteksi dini bila ada

gigi yang berlubang. Hasil anamnesa tidak ada keluhan pada gigi-giginya. Hasil

pemeriksaan intra oral diperoleh gigi 36 karies superfisial pada permukaan oklusal,

hanya melibatkan enamel. Dokter gigi merencanakan untuk perawatan preventive

resin restoration (PRR) tipe 1.

Mapping

Karies superfisial

pemeriksaan

PRR

Indikasi klasifikasi Prosedur perawatan

Page 2: Preventive Resin Restoration

BAB I

PENDAHULAUAN

1. Latar Belakang

Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sIstem pencernaan dalam tubuh

manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan.

Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua penduduk Indonesia adalah

karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang sering ditemukan pada setiap strata

sosial masyarakat Indonesia baik pada kaum laki-laki maupun kaum perempuan serta

anak-anak dan dewasa. Keparahan karies gigi akan menyebabkan pulpa terbuka dan

menjadi infeksi yang akan menjadi penyebab infeksi bagi gigi-gigi sekitarnya dan

bagi organ tubuh lainnya, hal ini tentu akan mengganggu fungsi normal gigi.

Tindakan preventive dentistry merupakan suatu tindakan yang bertujuan

untuk mencegah timbulnya karies. Tindakan ini dilakukan sebelum timbulnya karies

atau pada gigi yang belum muncul karies. Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh

dokter gigi sebelum melaksanakan usaha – usaha preventif. Pertama, dokter gigi

harus mengetahui bahwa pasien dalam keadaan kondisi resiko tinggi untuk terkena

karies. Kedua, dokter gigi hars menerangkan situasinya kepada pasien, dan ketiga

yakni yakinkan kegunaan usaha preventive kepada pasien.

Dalam laporan kali ini akan dibahas mengenai usaha preventive yaitu

preventive resin restoration yang meliputi indikasi, kontraindikasi serta tahapan

dalam perawatannya.

2. Rumusan Masalah

a. Definisi Preventive Resin Restoration

b. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan Preventive Resin RestoratioN

c. Klasifikasi Preventive Resin Restoration

d. Prosedur Perawatan Preventive Resin Restoration

e. Mengapa dilakukan aplikasi resin terlebih dahulu disbanding sealent?

Page 3: Preventive Resin Restoration

f. Tanda infeksi akut dan kronis

g. Preventive Resin Restoration termasuk perawatan pada konservasi atau

pedodonsia?

4. Learning Objective

a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Definisi Preventive Resin

Restoration

b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Indikasi dan Kontraindikasi dari

Preventive Resin Restoration

c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Klasifikasi dari Preventive Resin

Restoration

d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Prosedur Perawatan Preventive

Resin Restoration

Page 4: Preventive Resin Restoration

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tindakan preventive dentistry merupakan suatu tindakan yang bertujuan

untuk mencegah timbulnya karies. Tindakan ini dilakukan sebelum timbulnya karies

atau pada gigi yang belum muncul karies. Ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh

dokter gigi sebelum melaksanakan usaha – usaha preventif. Pertama, dokter gigi

harus mengetahui bahwa pasien dalam keadaan kondisi resiko tinggi untuk terkena

karies. Kedua, dokter gigi hars menerangkan situasinya kepada pasien, dan ketiga

yakni yakinkan kegunaan usaha preventive kepada pasien.

Tujuan diadakannya tindakan preventif dentistry adalah

a. Mencegah serangan bakteri pada timbunan karies

b. Memperkuat struktur gigi dari akumulasi plak, khususnya pada pit dan

fissurenya

c. Melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang

bagi mikroorganisme.

Macam – macam tindakan preventive dentistry secara spesifik adalah

a. DHE (dental health education), merupakan suaatu tindakan preventive

dokter gigi memberikan suatu cara untuk melakukan sesuatu. Seperti,

mempraktekan cara menggosok gigi yang benar.

b. Pemberian fluor, mempercepat remineralisasi. Fluor yang diletakkan pada

email akan berikatan dengan email dan akan membentuk fuorapatit yang

akan menggantikan ion hidroksil. Sehingga email lebih tahan asam, dan

fluor yang telah berikatan dengan calcium dalam email akan bertahan

lebih lama setelah pengulasan farnis.

Cara pemberian fluor bermacam – macam, antara lain secara sistemik

(minuman berfluoridasi, obat – obatan, dll), topical fluor yang langsung

dioleskan pada email.

Page 5: Preventive Resin Restoration

c. Pit dan fissure sealant, merupakan bahan yang berfungsi untuk melindung

pit dan fissure yang dalam untuk menghindari terjadinya karies secara

dini.

Sedangkan secara umum, tahap – tahap preventive antara lain:

a. Tahap primer, merupakan tahap awal sebelum tumbuhnya suatu penyakit.

- Meningkatkan kesehatan: DHE yang lebih menunjukan suatu cara

untuk gosok gigi. Penggunaan floss dan diet makanan.

- Upaya perlindungan khusus: aplikasi fissure sealant dan fluor

Pit dan fissure sealant diaplikasikan pada pit dan fissure yang dalam. Karena

pada pit dan fissure yang dalam merupakan tempat tumbuhnya plak yang

tersembunyi. Daerah ini merupakan daerah yang rentan terhadap karies dan paling

sedikit dipengaruhi oleh fluor. Penutupan pit dan fissure dengan menggunakan pit

dan fissure sealant memang dirancang untuk mencegah timbulnya karies. Bahan ini

terutama dipakai pada bagian oklusal, sehingga daerah tersembunyi yang

memungkinkan timbulnya karies dapat dihilangkan. Secara umum, bahan sealant

yang sering digunakan ada 2 macam yaitu GIC/SIK dan Resin.

Secara umum, bentuk pit dan fissure dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:

Bentuk V, yaitu dangkal lebar

Bentuk I, yaitu dalam sempit

U: terbuka cukup lebar

K: dari atas sempit, tapi melebar kedalam

Yang lebih rentan terhadap karies V dan I

Dari Nango:

Page 6: Preventive Resin Restoration

Tipe V: resisten karies rendah, V dan U: resisten karies dan self

cleansing, U: celah sempit dengan dasar luas ke DEJ lebih rentan karies ,

K: rentan terhadap karies.

Pit dan fissure yang dalam dapat dibedakan dengan karies. Cara membedakan

pit dan fissure yang dalam dengan karies adalah:

Pit dan fissure yang dalam Karies

a. Tidak ada kerusakan jaringan,

sehingga apabila disondasi

ujung sonde tidak nyangkut

b. Tidak terdapat perubahan

warna pada pit dan fissure

a. Adanya kerusakan jaringan,

sehingga nyangkut apabila

disondasi

b. Terdapat perubahan warna,

sehingga menandakan adanya

karies.

Indikasi dan kontra indikasi penggunaan pit dan fissure sealant:

Indikasi Kontraindikasi

a. Pada anak rendah

karies, tetapi memiliki

pit dan fissure yang

dalam

b. Tidak ada karies

interproximal

c. Umur gigi erupsi

kurang dari 4 tahun

d. Memunginkan isolasi

adekuat kontaminasi

saliva

e. Pit dan fissure dengan

dekalsifikasi yang

a. Self cleansing

baik pada pit dan

fissure yang

dangkal

b. Gigi yang erupsi

hanya sebagian,

dan tidak

memungkinkan

untuk dilakukan

isolasi

c. Umur erupsi gigi

lebih dari 4 tahun

d. Terdapat tanda

Page 7: Preventive Resin Restoration

minimal

f. Semua gigu permanen

muda pada anak yang

termasuk resiko karies

sedang atau tinggi

klinis karies

interproximal

e. Terdapat karies

Indikasi menurut penggunaan bahan sealant:

Bahan sealant Indikasi dan kontraindikasi

GIC/SIK a. pada gigi sulung,

b. kekuatan kunyah relative tidak

besar,

c. insidensi karies tinggi,

d. erupsi blm sempurna,

e. pasien tidak kooperatif

Resin a. pada gigi permanen

b. gigi yang beban kunyah besar,

c. gigi sudah erupsi sempurna,

d. area bebas kontaminasi dan

mudah dikontrol,

e. pasien kooperatif

Page 8: Preventive Resin Restoration

BAB III

PEMBAHASAN

1. Definisi Preventive Resin Restoration

Preventive Resin Restoration Merupakan pengembangan penggunaan

sealant oklusal, yang menyatukan cara pencegahan terapi sealant untuk pit

dan fissure yang rentan karies dengan terapi restorasi karies menggunakan

resin komposit yang terjadi pada permukaan oklusal yang sama.

Lesi awal pada pemukaan gigi dihilangkan dengan preparasi

seminimal mungkin, ditambal kemudian untuk mencegah terjadinya karies

di masa mendatang permukaan tambalan diberi sealant

(Mathewson&Primosch,1995)

Preventive resin restoration merupakan suatu prosedur klinik yang

digunakan untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah

terjadinya karies pada pit dan fisur dengan memakai tehnik etsa asam.

Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh Simonsen pada tahun 1977,

meliputi pelebaran daerah pit dan fisur kemudian pembuangan email dan

dentin yang telah terkena karies sepanjang pit dan fisur.

Tujuan dari restorasi pencegahan adalah untuk menghentikan proses

karies awal yang terdapat pada pit dan fisur, terutama pada gigi molar

permanen yang memiliki pit dna fisur, seklaigus melakukan tindakan

pencegahan terhadap karies pada pit dan fisur yang belum terkena karies

pada gigi yang sama.

Page 9: Preventive Resin Restoration

Manfaat dari Preventive Resin Restoration adalah untuk

mempertahankan struktur jaringan yang sehat dengan cara menumpat

fissure yang karies dengan resin komposit dengan melapisi sealant di atas

komposit dan jaringan sekitarnya.

2. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan preventive resin restoration

a. Indikasi :

- Pada anak rendah karies tetapi memiliki pit dan fissure yang dalam

- Tidak terdapat karies pada interproksimal

- Umur gigi erupsi gigi kurang dari 4 tahun

- Memungkinkan isolasi adekuat kontaminasi saliva

- Pit dan fissure dengan deklasifikasi minimal

- Semua gigi permanen muda pada anak yang termasuk resiko karies sedang/tinggi

- Untuk lesi dangkal sebatas enamel, lesi sebatas dentin dan lesi kelas I yang dangkal

dengan ukuran kecil.

Diagnosis untuk karies pit dan fissure sulit sekali untuk dideteksi karena hampir sama

dengan anatomi normal. Namun dapat pula deteksi karies didapatkan dengan

gambaran antara lain :

1. Lunak pada dasar pit & fissure,

2. Enamel lunak yang mengelupas jika dilakukan explorasi, dan

3. Adanya porus enamel ( oleh karena demineralisasi) terlihat chalky, opaque bila

dikeringkan dengan udara.

4. Serta pada gambaran radiografi terlihat radiolusen pada permukaan mahkota gigi

b. Kontraindikasi :

- Self cleansing yang baik pada pit dan fissure yang dangkal

- Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan untuk dilakukan isolasi

- Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun

Page 10: Preventive Resin Restoration

- Terdapat tanda klinis karies interproksimal

3. Klasifikasi

- Ada 3 tipe preventive resin restoration berdasarkan luas dan dalam lesi

kariesnya,yaitu :

1. Tipe A : karies sebatas enamel

Tipe A karies masih mengenai enamel

2. Tipe B : karies melibatkan dentin yang kecil dan terbatas

3. Tipe C : karies yang melibatkan dentin yang lebih luas dan dalam.

Tipe B karies yang mengenai sedikit dentin

- Bahan yang digunakan :

Menurut Simonsen, terdapat tiga tipe bahan restorasi pencegahan dengan resin (tipe

A, tipe B dan tipe C) yang diklasifikasikan berdasarkan pada perluasan dan

kedalaman karies. Klasifikasi ini untuk menentukan bahan restorasi yang akan

dipakai (Simonsen 1980; Yoga,1997).

Bahan yang dipakai adalah bahan sealant tanpa partikel pengisi (unfilled) untuk tipe

A, resin komposit yang dilute untuk tipe B dan filled resin komposit untuk tipe C.

Page 11: Preventive Resin Restoration

Dengan perkembangan teknologi ditemukan bahan yang lebih tahan terhadap

pemakaian, pengerasannya diaktivasi sinar yakni resin komposit untuk gigi posterior.

Generasi baru dari bahan tersebut akan mempertinggi keberhasilan restorasi resin

pencegahan. Selain resin komposit, dipakai juga bahan tambal lain agar dapat didapat

kekuatan yang lebih besar. Seperti pada teknik glass ionomer resin preventive

restoration, glass ionomer preventive restoration dan sealant-amalgam preventive

restoration

4. Prosedur perawatan

PRR Tipe A

Menggunakan unfilled composit resin

Tenik aplikasinya :

Bersihkan permukaan oklusal

Isolasi gigi dengan cotton rolls

Hilangkan decalcified enamel pada pit & fissure menggunakan low

speed round bur (no ½ atau ¼)enameloplasty

Pada pembuangan jaringan karies, maka daerah pit dan fisur yang buang adalah

daerah yang mengalami dekalsifikasi atau yang dicurigai telah terjadi karies dengan

menggunakan round bur kekuatan rendah. Daerah retnsi tidak diperlukan karena

restorasi ini mendapatkan perlekatan ke jaringan dengan tehnik etsa asam. Tujuannya

adalah untuk membuang seluruh jaringan karies dan struktur gigi seminimal

mungkin.

Selanjutnya dilakukan profilaksi dengan pumis.

Dilakukan menggunakan pumis yang tidak mengandung fluor sehingga permukaan

email benar-benar bersih dan dibur sebelum dietsa. Sebagai alternatif untuk

memperoleh tujuan yang sama, dapat menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. Dengan

metode ini nilai retensi yang diperoleh sebanding dengan metode menggunakan

profilaksis pumis (Yoga,1997).

Etsa 20’-60’, bilas 20’ dan keringkan 15’.

Page 12: Preventive Resin Restoration

Tahap selanjutnya adalah penetsaan asam menggunakan asam fosfat 37% yang

diletakkan pada permukaan email di oklusal gigi (pit dan fisur). Pengetsaan ini

menghasilkan pori-pori yag memungkinakan infiltrasi nikroskopis resin ke dalam

permukaan gigi yang kemudian resin akan berpolimerisasi dan membentuk ikatan

dengan gigi (Simonsen 1980; Yoga, 1997).

Aplikasi sealant, hindari gelembung

Polimerisasi sinar 20’(atau sesuai aturan pabrik)

PRR Tipe B

Menggunakan diluted composit resin

Tehnik aplikasinya :

Bersihkan permukaan oklusal

Isolasi gigi dengan cotton rolls

Hilangkan karies dengan high speed bur, dentin di liner Ca(OH)2

Etsa 20’-60’, bilas 20’ dan keringkan 15’

Aplikasi bonding agent dan komposit

Aplikasi sealant

Polimerisasi sinar

PRR Tipe C

Menggunakan filled composit resin dan sebagian besar membutuhkan anastesi local.

Tehnik aplikasinya :

Bersihkan permukaan oklusal

Isolasi gigi dengan cotton rolls

Hilangkan karies dengan high speed bur, dentin di liner Ca(OH)2

Etsa 20’, bilas 20’ dan keringkan 15’

Aplikasi bonding agent dan komposit resin-curing

Aplikasi sealant

Polimerisasi sinar.

Pada saat mengaplikasikan PRR, lakukan isolasi daerah kerja dengan menjaga

permukaan gigi agar tetap kering agar keberhasilan retemsinya baik. Isolasi dapat

Page 13: Preventive Resin Restoration

dilakukan dengan pemberian cotton roll atau rubber dam. Namun pada anak kecil,

mungkin kurang nyaman jadi memerlukan upaya lebih oleh operator untuk

menjaganya.

Untuk preparasi kavitasnya gunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan rendah

untuk membuang dentin karies sehingga daerah ini harus tidak berwarna dan terasa

keras jika di cek dengan sonde. Selain itu, karies lunak yang menutupi pulpa dibuang,

baik mengguanakan bur kecepatan rendah atau ekskavator tajam.

Pada saat pelapikan (liner) setiap dentin yang terbuka gunakan dengan Ca(OH)2.

Kavitas yang dalam, dapat diberi pelapik kedua berupa semen ionomer dan lakukan

secara hati-hati agar dinding email yang akan teretsa tidak tertutup. Kemudian

dinding email dan permukaan oklusal di etsa, dan dicuci setelah dilakukan

pengeringan selama 20 detik.

Dalam penumpatan atau pengaplikasian gunakan resin komposit untuk gigi posterior,

dan bahan tidak akan terpolimerisasi dengan baik jika ketebalan resin melebihi 2mm

sehingga bahan harus diaplikasikan selapis demi selapis, serta setiap lapisan

dipolimerisasi dengan sinar. Kemudian aplikasikan bahan penutup ceruk atau pit dan

fissure (unfilled resin) dan meratakannya dengan sonde. Pastikan juga tidak ada

gelembung udara dan kelebihan bahan dapat diambil dengan butiran kapas sebelum

dipolimerisasi.

Setelah pengaplikasian resin selesai, lakukan evaluasi dengan cara mengecek oklisi

dengan articulator paper, jika ada kelebihan buang dengan bur dan pulas akhir

komposit. Sealant harus diperiksa ulang setiap 6 bulan dan jika sealant hilang maka

prosedur diatas dapat diulang kembali.

Page 14: Preventive Resin Restoration

Kesimpulan

Preventive Resin Restoration Merupakan pengembangan penggunaan

sealant oklusal, yang menyatukan cara pencegahan terapi sealant untuk pit

dan fissure yang rentan karies dengan terapi restorasi karies menggunakan

resin komposit yang terjadi pada permukaan oklusal yang sama.

Manfaat dari Preventive Resin Restoration adalah untuk

mempertahankan struktur jaringan yang sehat dengan cara menumpat

fissure yang karies dengan resin komposit dengan melapisi sealant di atas

komposit dan jaringan sekitarnya.

Ada 3 tipe preventive resin restoration berdasarkan luas dan dalam lesi

kariesnya,yaitu :

Tipe A : karies sebatas enamel

Tipe B : karies melibatkan dentin yang kecil dan terbatas

Tipe C : karies yang melibatkan dentin yang lebih luas dan dalam

Page 15: Preventive Resin Restoration

Daftar Pustaka

Kidd, Edwina A. M. Dasar – Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.

Jakarta: EGC, 1991

Kuliah pakar drg. Rudy Budiraharjo Sp. KGA tentang PRR (Preventive Resin

Restoration)

Silverstone L.M. 1982. The use of pit and fissure sealant in dentistry, present status

and future developments. Pediatric Dentistry, 4, 16-21

Richard R. Welbury, Monty S. Duggal: Paediatric Dentistry, Oxford Medical

Publication, 2005.