Prevention of pneumonia disease

4
PREVENTION Salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap pneumonia ialah dengan memberikan vaksinasi. Adapun vaksinasi yang tersedia untuk mencegah pneumonia secara langsung yakni Haemophilus influenza type b (Hib), Penumococcus (PCV), pertussis, dan vaksin campak. Di Indonesia, vaksin campak dan pertussis telah termasuk dalam program vaksinasi nasional. Sedangkan untuk Pneumococcus dan juga Hib telah direkomendasikan badan kesehatan dunia (WHO) untuk juga diberikan guna mencegah terserangnya pneumonia pada balita. Kedua vaksin yang disarankan oleh WHO, menurut penelitian, efektif dalam mencegah kematian 1.075.000 balita dalam setahunnya. Namun, terkendala harganya yang mahal menyebabkan belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin “ajaib” tersebut dalam program vaksinasi nasionalnya, termasuk di Indonesia. Berikut merupakan ulasan secara mendalam terkait keempat vaksin yang kerap digunakan untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita. Vaksin Heamophilus Influenza Type b (Hib) Bakteri Haemophilus influenza type b (Hib) ini di negara-negara berkembang merupakan penyebab radang otak (meningitis) dan juga pneumonia yang utama. Vaksin Hib sebetulnya sudah ada sejak 10 tahun silam hanya saja penggunaannya masih sangat terbatas.

description

menjelaskan cara mencegah penyakit pneumonia pada anak

Transcript of Prevention of pneumonia disease

Page 1: Prevention of pneumonia disease

PREVENTION

Salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap pneumonia ialah dengan memberikan

vaksinasi. Adapun vaksinasi yang tersedia untuk mencegah pneumonia secara langsung

yakni Haemophilus influenza type b (Hib), Penumococcus (PCV), pertussis, dan vaksin

campak.

Di Indonesia, vaksin campak dan pertussis telah termasuk dalam program vaksinasi nasional.

Sedangkan untuk Pneumococcus dan juga Hib telah direkomendasikan badan kesehatan

dunia (WHO) untuk juga diberikan guna mencegah terserangnya pneumonia pada balita.

Kedua vaksin yang disarankan oleh WHO, menurut penelitian, efektif dalam mencegah

kematian 1.075.000 balita dalam setahunnya. Namun, terkendala harganya yang mahal

menyebabkan belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin “ajaib” tersebut dalam

program vaksinasi nasionalnya, termasuk di Indonesia. Berikut merupakan ulasan secara

mendalam terkait keempat vaksin yang kerap digunakan untuk mencegah penyakit

pneumonia pada balita.

Vaksin Heamophilus Influenza Type b (Hib)

Bakteri Haemophilus influenza type b (Hib) ini di negara-negara berkembang merupakan

penyebab radang otak (meningitis) dan juga pneumonia yang utama. Vaksin Hib sebetulnya

sudah ada sejak 10 tahun silam hanya saja penggunaannya masih sangat terbatas.

Di beberapa negara maju, penggunaan vaksin Hib telah masuk dalam program imunisasi

nasional. Di negara-negara maju, hampir seluruh anak-anak balitanya sudah mendapatkan

vaksin Hib.

Namun di negara-negara berkembang, vaksinasi ini baru digunakan oleh sekitar 42%

populasi anak. Sedangkan di negara terbelakang angkanya lebih parah lagi, yakni hanya 8%.

Page 2: Prevention of pneumonia disease

Ada beberapa penyebab mengapa vaksinasi yang menggunakan Hib ini masih sangat minim

di negara-negara berkembang dan terbelakang, dan yang paling mencuat ialah karena

harganya yang mahal dan minimnya imformasi mengenai urgensi Hib untuk pneumonia

khususnya pada balita.

Vaksin Pneumococcus

Tak beda jauh dengan Hib, bakteri Pneumococcus merupakan penyebab utama pneumonia

pada balita di negara-negara berkembang. Vaksinnya sendiri sudah tersedia cukup lama yang

bisa digunakan oleh anak-anak di atas usia 2 tahun yang dikenal dengan nama pneumococcal

conjugate vaccine (PCV).

Penelitian yang dilakukan di AS menunjukkan bahwa penggunaan vaksin ini secara rutin

pada bayi telah menurunkan angka pneumonia pada anak-anak dan keluarganya.

Yang beredar kini ialah vaksin PCV 7 yang berarti dalam vaksin tersebut mengandung 7

stereotipe bakteri pneumococcus. Dalam penelitian lainnya di Gambia, pemberian PCV 9

telah berhasil menurunkan kasus pneumonia sebanyak 37% serta pengurangan kematian pada

anak sebanyak 16%.

Vaksin Campak

Campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak. Pemberian

vaksinasi campak bisa menurunkan kejadian penyakit campak pada balita dan juga

menurunkan tingkat kematian akibat pneumonia. Vaksinasi campak ini telah lama ada,

sekitar 40 tahun yang lalu.

Vaksin Pertussis

Penyakit pertussis ini dikenal sebagai batuk rejan atau batuk seratus kali. Vaksinasi terhadap

penyakit ini sudah lama dilakukan di Indonesia dalam program imunisasi nasional, yang

biasanya diberikan bersama dengan difteri dan tetanus.

The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan vaksinasi influenza bagi semua anak berisiko tinggi usia enam bulan dan lebih tua. Untuk melindungi anak-anak dari komplikasi influenza, termasuk pneumonia.

Page 3: Prevention of pneumonia disease

Pada negara yang memiliki cakupan imunisasi rendah, angka kematian akibat penyakit ini

masih tergolong tinggi mencapai 295.000-390.000 anak per tahun. Itulah beberapa vaksinasi

yang diperlukan untuk melakukan pencegahan kemungkinan terserangnya balita Anda oleh

pneumonia.

.

How can I prevent viral pneumonia?

Avoid the spread of germs:

o Wash your hands often with soap and water. Carry germ-killing gel with you. You can use the gel to clean your hands when there is no soap and water available.

o Do not touch your eyes, nose, or mouth unless you have washed your hands first.

o Always cover your mouth when you cough. Cough into a tissue or your shirtsleeve so you do not spread germs from your hands.

o Try to avoid people who have a cold or the flu. If you are sick, stay away from others as much as possible.

Clean surfaces: Clean doorknobs, countertops, cell phones, and other surfaces that are touched often.

Vaccines: To prevent influenza (flu), all adults should get the influenza vaccine. They should get it every year as soon as it becomes available. The pneumococcal vaccine is given to adults aged 65 years or older to prevent pneumococcal disease, such as pneumonia. People aged 19 to 64 years at high risk for pneumococcal disease also should get the pneumococcal vaccine. It may need to be repeated 5 years later.

Other vaccines: If you have immunization records, show them to your caregiver. You may need other vaccines or booster shots to prevent pneumonia and other infections.