Presentation etika profesi

9
KELOMPOK 6 PEMBOBOLAN REKENING BANK (FRAUD) Kelas :12.6E.13 Nama : NIM : Risnawi (12099225) Siska Permata.S (12099232) Dewi Wuriati (12099274) M. Achlan H (18095478 ) Ari Sapto Y (18095507 )

description

 

Transcript of Presentation etika profesi

Page 1: Presentation etika profesi

KELOMPOK 6

PEMBOBOLAN REKENING BANK (FRAUD)

Kelas :12.6E.13

Nama : NIM :

Risnawi (12099225)

Siska Permata.S (12099232)

Dewi Wuriati (12099274)

M. Achlan H (18095478 )

Ari Sapto Y (18095507 )

Page 2: Presentation etika profesi

FRAUD DIDEFINISIKAN SEBAGAI KECURANGAN, SECARA SINGKAT DAPAT DIKATAKAN BAHWA FRAUD ADALAH PERBUATAN CURANG YANG BERKAITAN DENGAN UANG ATAU PROPERTI

A. FRAUD PERBANKANDefenisi Fraud

Page 3: Presentation etika profesi

JENIS FRAUD BERDASARKAN SUBJEK ATAU PELAKU

1. employee fraud (kecurangan pegawai)2. management fraud (kecurangan

manajemen)3. customer fraud (kecurangan yang

dilakukan oleh konsumen/pelanggan)4. e-commerce fraud (kecurangan

melalui internet)

Page 4: Presentation etika profesi

B. MOTIVASI TINDAKAN FRAUD

Pada umumnya fraud terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu:

Peluang untuk melakuakn fraud

Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud

Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan

tindakan fraud.

Page 5: Presentation etika profesi

C. GEJALA ADANYA FRAUD

biasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian dan Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau manajemen  yang sebelumnya tidak memiliki motif untk melakukan fraud.

Page 6: Presentation etika profesi

D. KASUS FRAUD PERBANKAN Dari berbagai media masa, kita dapat melihat berbagai kasus

fraud yang terjadi sepanjang tahun 2011 antara lain: Pertama, pembobolan kantor kas BRI Tamini Square sebesar

Rp29 miliar, melibatkan supervisor bank berinisial AM dan 4 tersangka lain. Modusnya membuka rekening atas nama tersangka lain, kemudian mentransfer uang ke dalam rekening yang kemudian ditukar dalam bentuk dolar.

Kedua, pencairan deposito dan nasabah tanpa sepengetahuan pemiliknya di Bank Mandiri. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011 dengan nilai kerugian Rp18 miliar. Polisi menetapkan lima tersangka, Salah satunya costumer service.

Ketiga, Kasus Citibank yang kedua yakni pembobolan dana nasabah prioritas senilai Rp16,6 miliar. Selain nilainya, kejadian ini menjadi heboh karena korbannya merupakan nasabah prioritas yang seharusnya dari segi keamanan lebih terjamin. Pelakunya tak lain dari senior relationship manager (RM) Citibank Landmark, Inong Malinda Dee. Modus kejahatannya adalah menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani nasabah. Aksinya tersebut dibantu oleh seorang teller bank tersebut. Malinda Dee didakwa atas dugaan pencucian uang dan penggelapan yang dijerat dengan Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 2010 dan Pasal 149 UU Nomor 10 Tahun 1998 dengan ancaman minimal 15 tahun penjara.

Page 7: Presentation etika profesi

REGULASI ANTI FRAUD PERBANKAN

Berulangnya kasus fraud perbankan dari tahun ke tahun mendorong Bank Indonesia untuk menerbitkan ketentuan Anti Fraud. Ketentuan Bank Indonesia ini tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP bertanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum sebagai upaya mencegah kasus-kasus penyelewengan di perbankan yang merugikan nasabah.

Page 8: Presentation etika profesi

PASAL – PASAL banyak pembobol ATM hanya dijerat dengan

Pasal 362 KUHP, pasal pencurian, dengan hukuman penjara maksimal 5 tahun. Keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik seharusnya dimaksimalkan, khususnya Pasal 36, dengan ancaman sanksi yang cukup berat, yakni penjara paling lama 12 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 12 miliar.

UU ITE yang bisa digunakan untuk menjerat para pelaku pembobolan atm bank, yakni pasal 30 ayat 1 30 ayat 3, pasal 32 ayat 2, dan pasal 36.

Page 9: Presentation etika profesi

STRATEGI ANTI FRAUD YANG DALAM PENERAPANNYA BERUPA SISTEM PENGENDALIAN FRAUD, MEMILIKI 4 (EMPAT) PILAR, SEBAGAI BERIKUT:

Pencegahan Deteksi Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak

Lanjut