Presentasi Seminar Hasil
-
Upload
olivia-susanto -
Category
Documents
-
view
62 -
download
4
description
Transcript of Presentasi Seminar Hasil
OLEH :
VICDY THELESSY (06 34 003)VERDY (06 34 004)
Latar Belakang Penulisan
Seiring dengan berkembangnya teknologi khususnya dalam bidang rekayasa konstruksi, banyak ditemukan inovasi penggunaan material yang mempunyaiberat jenis lebih ringan, salah satunya adalah Beton Ringan Aerasi (Aerated Lightweight Concrete / ACL) atau dikenal juga dengan Autoclaved Aerated Concrete (AAC).
Salah satu keunggulan dari material tersebut adalah berat jenisnya yang ringan dengan kekuatan material yang memadai. Material ini jika digunakan sebagai elemen nonstruktural seperti dinding/partisi maupun sebagai elemen struktural seperti pelat maka dapat mengurangi total massa struktur sehingga menjadi lebih ringan.
Konstruksi gedung yang menggunakan panel lantai AAC.
Besarnya pengurangan material pada balok dan kolom akibat penggunaan panel lantai AAC.
MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Maksud Penulisan :• untuk memberikan gambaran mengenai
perbandingan antara pelat lantai konvensional dengan panel lantai beton ringan aerasi dari segi struktur dan anggaran biaya.
Tujuan Penulisan :• Memperoleh dimensi elemen struktur balok dan
kolom setelah menggunakan panel lantai AAC sebagai elemen struktur pelat yang dibandingkan dengan pelat konvensional.
• Mengetahui tingkat ekonomis yang terjadi dengan menggunakan panel lantai beton ringan aerasi sebagai struktur lantai pada gedung.
BATASAN MASALAH PENULISAN
• Perbandingan elemen struktur berdasarkan hasil rencana balok dan kolom;
• Batasan terhadap tinjauan untuk penggunaan bentangan maksimum panel lantai beton ringan aerasi (AAC);
• Standar perencanaan yang digunakan adalah SNI 03 – 2847 – 2002 untuk struktur beton dan peraturan-peraturan lainnya yang mendukung;
• Metode analisis penulangan pelat konvensional menggunakan direct design method;
BATASAN MASALAH PENULISAN
• Data beton ringan aerasi berdasarkan pabrikasi PT. Hebel.
• Mutu beton dan baja pada kedua perencanaan adalah sama.
• Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak diperhitungkan.
• Metode perhitungan struktur dibantu oleh program SAP v.11.
• Analisis tulangan torsi tidak diperhitungkan.
Konstruksi Gedung
Panel Lantai Konvensional Panel Lantai AAC
Analisis & Desain Struktur
Perbandingan
Intepretasi
Dimensi PembesianBiaya Material &
Upah Tenaga Kerja
Menurut Dradjat Hoedajanto dan Iswandi Imran melalui karya ilmiahnya yang berjudul kajian eksperimental kinerja panel lantai dan panel dinding hebel mengatakan bahwa dengan berat jenis yang ringan jika AAC digunakan sebagai elemen non struktural seperti dinding/partisi maka beban yang diterima oleh elemen struktur menjadi lebih ringan.
Begitupun jika digunakan sebagai elemen sruktural seperti pelat maka dapat mengurangi total massa struktur yang mengakibatkan beban gempa menjadi lebih kecil sehingga desain akan menjadi lebih ringan.
Perbandingan pelat sistem konvensional dengan sistem pracetak menurut M.Ali Affandi
ITEM KONVENSIONAL PRACETAKDesain Sederhana Membutuhkan wawasan yang
luas terutama yang ada kaitannya dengan sistem fabrikasi, transportasi serta pelaksanaan atau pemasangan komponen, sistem sambungan dan sebagainya.
Bentuk dan ukurannya
Efisien untuk bentuk yang tidak teratur dan bentang yang tidak mengulang.
Efisien untuk bentuk yang teratur/relatif besar dengan jumlah bentangyang berulang
Waktu pelaksanaan
Lebih lama. Lebih cepat, karena dapat dilaksanakan secara pararel sehingga hemat waktu 20-25%
Teknologi pelaksanaan
Konvensional Butuh tenaga yang mempunyai keahlian
Koordinasi pelaksanaan
Kompleks Lebih sederhana, karena semua pengecoran elemen struktur pracetak telah dilakukan di pabrik.
Pengawasan/ kontrol kerja
Bersifat kompleks, serta dilakukan dengan cara terus menerus.
Sifatnya lebih mudah karena telah dilakukan pengawasan oleh kualitas kontrol di pabrik.
Kondisi lahan Butuh area yang relatif luas karena butuh adanya penimbunan material dan ruang gerak.
Tidak memerlukan lahan yang luas untuk penyimpanan material selama proses pengerjaan konstruksi berlangsung, sehingga lebih bersih terhadap lingkungan.
Kondisi cuaca Banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca.
Tidak dipengaruhi cuaca karena dibuat di pabrik.
Ketepatan/akurasi ukuran
Sangat tergantung keahlian pelaksana.
Karena dilaksanakan di pabrik, maka ketepatan ukuran lebih terjamin.
Kualitas Sangat tergantung banyak faktor, terutama keahlian pekerja dan pengawasan.
Lebih terjamin kualitasnya karena di kerjakan di pabrik dengan menggunakan sistem pengawasan pabrik.
Berbagai bentuk pelat yang dikerjakan secara konvensional, yaitu:
• Flat plate•Waffle slab•Flat slab•pelat lantai dengan balok
Pelat Sistem konvensional
Kuat perlu ditentukan berdasarkan SNI_03-2847-2002 Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung.
•Untuk menahan beban mati D:
U = 1,4D
•Untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan beban atap A atau beban hujan R:
U = 1,2D + 1,6L + 0,5(A atau R)
Perencanaan awal
• Apabila beban angin W harus diperhitungkan:
U = 1,2D + 1,0L ± 1,6W + 0,5(A atau R) AtauU = 1,2D ± 1,6W
• Apabila ketahanan struktur terhadap beban gempa (E) harus diperhatikan:
U = 1,2D + 1,0L ± 1,0EatauU = 0,9D ± 1,0E
Pelat Sistem konvensional
Perencanaan tebal Pelat
Syarat pelat 1 arah: dengan 5,2x
y
L
L
Untuk tebal minimum pelat 2 arah direncanakan berdasarkan SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 11.5.3.3 sedangkan untuk tebal minimum pelat 1 arah dapat dilihat pada tabel berikut
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, tebal pelat minimum pelat 1 arah dan tinggi balok minimum
Komponen struktur
Tebal minimum, hDua tumpuan
sederhanaSatu ujung menerus
Kedua ujung menerus
Kantilever
Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Pelat masif satu arah
L/20 L/24 L/28 L/10
Balok atau pelat rusuk satu arah
L/16 L/18,5 L/21 L/8
CATATANPanjang bentang dalam mm.Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton
normal (Wc = 2400 kg/m3) dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai harus
dimodifikasikan sebagai berikut:a)Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis di antara 1500 kg/m3 sampain 2000
kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan [1,65 – (0,0003)Wc] tetapi tidak kurang dari 1,09,
dimana Wc adalah berat jenis dalam kg/m3.
b)Untuk Fy selain 400MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
Pelat Sistem konvensional
Ada dua jenis pelat sistem pracetak menurut
penggunaaan material yaitu beton ( = 2400 kg/m3) dan
beton ringan aerasi atau Autoclaved Aerated Concrete ( =
780 kg/m3).
Pelat Sistem Pracetak
Supercrete Hebel adalah beton aerasi diautoklaf, atau
AAC. Ini adalah mineral bahan kepadatan rendah terbuat
dari pasir silika dihancurkan, air, Semen Portland, gipsum
dan kapur. campuran aerasi ini dengan penambahan
sejumlah kecil pasta aluminium, yang memicu reaksi
asam-alkali dengan kapur dan semen, melepaskan jutaan
gelembung kecil
Karakteristik Material AAC Hebel
Panel Lantai Hebel Supercrete Struktural memiliki kadar air
antara 20% dan 30% yang memberikan kerapatan maksimum kerja
sekitar 790 kg/m3 (hanya sekitar sepertiga dari berat beton padat
konvensional)
Kuat tekan karakteristik dari AAC yang digunakan untuk membuat
Supercrete Struktural Lantai Hebel Panel adalah 4,0 MPa. Kuat tekan
rata-rata panel lantai adalah 6,2MPa. Kapasitas geser dari Hebel
Supercrete adalah sekitar 1/8 dari kekuatan tekan, yaitu sebesar 0,5
Mpa dengan Modulus elastisitas(E) 1875Mpa
Pelat Autoclaved Aerated Concrete
Pemilihan Tebal Panel Lantai AAC
Kode panel L t Berat Beban imposed*
Jumlah per m3
(mm) (mm) (kg) (kg/m2) BuahPF.150.A 1.470 125 86,00 355 9,07PF.175.A 1.720 125 100,62 355 7,75PF.200.A 1.970 125 115,25 355 6,77PF.225.A 2.220 125 129,87 355 6,01PF.250.A 2.470 125 144,50 355 5,40PF.275.A 2.720 125 159,12 355 4,90PF.300.A 2.970 125 173,75 355 4,49PF.325.A 3.220 125 188,37 355 4,14PF.300.B 2.970 150 208,49 355 3,74PF.325.B 3.220 150 226,04 355 3,45PF.350.B 3.470 150 243,59 355 3,20PF.375.B 3.720 150 261,14 355 2,99
Pelat Autoclaved Aerated Concrete
METODE ANALISIS
Sehubungan dengan maksud dan tujuan penulisan, metode
analisis dilakukan dengan Merencanakan konstruksi gedung yang
menggunakan pelat sistem konvensional Sebagai alternatif 1 terlebih
dahulu untuk memperoleh penampang elemen struktur (balok dan
kolom) dan anggaran biaya kemudian menganalisa dan
membandingkannya dengan hasil yang diperoleh dari perencanaan
konstruksi gedung yang menggunakan panel lantai beton ringan aerasi
sebagai alternatif 2.
METODE ANALISIS
Urutan perencanaan untuk konstruksi gedung yang menggunakan pelat sistem
konvensional
1.Menentukan dimensi minimum balok
2.Menentukan tebal pelat
3.Menentukan dimensi kolom
4.Merencanakan penulangan pelat menggunakan metode Direct Design
Method (DDM)
5.Analisa pembebanan pada portal
6.Mencari Luas tulangan balok dan kolom dengan menginput data
perencanaan pada Program SAP v.11
METODE ANALISIS
Secara garis besar urutan perencanaan antara alternatif 1 dan 2 sama,
yang membedakan keduanya adalah
a.Pada alternatif 1 menggunakan panjang bentang bersih dan jenis
perletakan sebagai data awal untuk menentukan tebal pelat sedangkan pada
alternatif 2 menggunakan besarnya nilai super imposed death load dan beban
hidup lantai gedung data awal untuk menentukan tebal pelat
b.Pada alternatif 2 tidak menganalisa penulangan pada panel lantai beton
ringan aerasi, karena tulangan dan pelat telah dipabrikasi menjadi satu
Sistem struktur gedung adalah sistem rangka gedung (sistem yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap).
Struktur gedung portal beton bertulang yang direncanakan sebagai gedung perhotelan, di mana lokasinya berada sekitar pantai.
Kondisi tanah di bawah bangunan adalah jenis tanah keras. Modulus elastisitas (E) = 4700 = 25742,9602 MPa.
Kuat tekan beton (f’c) = 30 MPa = 3.106 kgf/m2
Kuat leleh baja (fy) = 400 MPa = 4.107 kgf/m2
Berat jenis beton bertulang = 2400 kgf/m3
Berat jenis beton ringan aerasi = 790 kgf/m3
Kuat tekan beton ringan aerasi (f’AAC) = 6,2 MPa
Modulus elastisitas beton ringan aerasi (EAAC) = 1875 MPa
CONTOH PERHITUNGAN
Suatu gedung bertingkat lima (lihat gambar), dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
DENAH BANGUNAN
Tampak Samping dan Depan
Tk. 1
Tk. 2
Tk. 3
Tk. 4
Tk. 5
5 m 5 m 5 m
4 m
4 m
4 m
4 m
5 m
TAMPAK SAMPING
Tk. 1
Tk. 2
Tk. 3
Tk. 4
Tk. 5 4 m
4 m
4 m
4 m
5 m
TAMPAK DEPAN
Beban-Beban Yang Bekerja Pada Struktur
Berat jenis beton (beton) = 2400 kg/m3
Berat jenis beton ringan aerasi (AAC) = 790 kg/m3
Berat jenis air = 1000 kg/m3
Beban mati untuk :Tembok bata ½ batu = 250 kg/m2
Tembok bata 1 batu = 450 kg/m2
Spesi dari adukan semen per cm tebal = 21 kg/m2
Tegel/penutup lantai = 24 kg/m2
Plafon + penggantung = 20 kg/m2
Lapisan kedap air = 15 kg/m2
Berat volume air hujan = 20 kg/m2
Beban hidup untuk :Lantai atap = 100 kg/m2
Lantai gedung perhotelan = 250 kg/m2
Beban angin menurut SKBI – 1.3.53.1987 pasal 2.1.3.2.(2) tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m2.Beban angin = 80 kgf/m2 (diasumsikan
Perencanaan Alternatif 1
Dimensi BalokTebal pelindung/selimut beton menurut SNI 2003 Pasal 9.7.1,untuk balok = 40 mm
Sedangkan untuk perencanaan tinggi balok (hmin) berpatokan
menurut SNI 2003 Pasal 11.5.(2(3)), untuk perhitungan lebar balok berdasarkan hubungannya dengan dmin yang ekonomis
adalah
Bd .0,25,1min
betonselimut – hminmin d
b1 dan b2 merupakan balok arah x, b3 dan b4 merupakan
balok arah y, sedangkan b7 adalah balok anak arah y.
Hasil perencanaan dimensi balok pada alternatif 1
b
(cm)
b1 700 38 34 23 23 x 38 30 x 60
b2 700 33 29 20 20 x 33 30 x 60
b3 500 27 23 15 15 x 27 25 x 50
b4 500 24 20 13 13 x 24 25 x 50
b7 500 27 23 15 15 x 27 20 x 35
No.Panjang
(cm)hmin
(cm)
dmin
(cm)( b x h ) ( b x h )rekap
Tebal PelatA. Terhadap lendutan
Pelat pada contoh soal termasuk dalam jenis pelat 2 arah. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus dari SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 11.5.3.3 mengenai tebal plat 2 arah diperoleh tebal plat 12 cm.
B. Kontrol Terhadap Geser Beban-beban yang bekerja pada lantai :Beban mati (Berat sendiri, Tegel + spesi, Plafon + penggantung) qDL = 384,5 kg/m2
Beban hidup (untuk hotel) qLL = 250 kg/m2
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 861,4 kg/m2
Berdasarkan (SNI 03-2847-2002 pasal 13.3.1.1)
KN 23,2793
rencanageser Gaya
1ln uq2
1x1,15uV kN 61,61975,0)
betonnominalgeserKuat
dbwf'6
1(V cc
Karena Vu < ΦVc, maka tebal pelat 120 mm aman terhadap geser.
Dimensi Kolom
3,5 m 3,5 m
2,5 m
2,5 m
5 m
5 m
7 m 7 m
Direncanakan Kolom tengah (50 x 50) cm
Dimensi Kolom
Karena dimensi kolom didesain sama dari tingkat 1 sampai tingkat 5 adalah sama, maka perencanaan didasarkan pada kolom yang menerima beban yang paling besar yaitu pada tingkat 1.Kolom 50x50cmBeban hidup (LL) terdiri dari:•Beban hidup atap•Beban air hujan pada atap•Beban hidup lt. 5+4+3+2)Maka berat total beban hidup(LL)=38.600kg
Untuk lantai dasar memikul beban lantai (2+3+4+5+atap) dengan koefisien reduksi beban hidup komulatif = 0,7 (memikul 5 lantai).
Beban hidup total (LL) = 0,7 x 38.600 = 27.020 kg
Beban mati (DL) terdiri dari:
•Beban kolom (lt. 5 + 4 + 3 + 2 + 1)•Beban pelat (atap + lt. 5+4+3+2)•Beban balok (atap + lt. 5+4+3+2)Arah x (memanjang)Arah y (memendek)Balok indukBalok anak•Lapisan kedap air atap•Tegel + spesi = 2,5cm (atap + lt. 5+4+3+2)•Plafon + penggantungan (atap + lt. 5+4+3+2)•Dinding bata
Maka berat total beban mati (DL) = 142.611 kg
Berdasarkan SNI 2002 Pasal 11.2 kuat perlu (U) yang menahan beban mati (DL) dan beban hidup (LL) paling tidak harus sama dengan :
U = 1,2DL + 1,6LL = 214.365,2 kg
Pu = 2.102.922,6 N
Berdasarkan SNI 2002 Pasal 12.3.(5.(2)) diperoleh
Pn max = 3.485.397,5 N
Syarat : Pn max > Pu
3.485.398 N >2.102.923 N …….(ok)
Hasil Perencanaan Dimensi Kolom Pada
Alternatif 1Posisi
Dimensi (cm2)
Pn max (N) Pu (N)
Tengah 50 x 50 3.485.398 2.102.923Tepi 40 x 40 2.230.654 759.512Tepi tengah 40 x 40 2.230.654 1.293.409
PENULANGAN PELAT
Untuk perencanaan penulangan pelat perhitungan momen-momen pada pelat menggunakan direct design method atau metode perencanaan langsung
Momen design (L1 = 500 cm; L2 = 350 cm)
Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi
M (-) Kiri 1123,46 Kg.m 171,41 Kg.mM (+) Lapangan 3874,90 Kg.m 738,08 Kg.m
M (-) Kanan 4768,65 Kg.m 906,41 Kg.mBentang Tengah
M (-) Kiri 4418,75 Kg.m 841,67 Kg.mM (+) Lapangan 2378,33 Kg.m 453,21 Kg.m
M (-) Kanan 4418,75 Kg.m 841,67 Kg.m
PENULANGAN PELAT
Momen design (L1 = 350 cm; L2 = 500 cm)
Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi
M (-) Kiri 779,27 Kg.m 118,90 Kg.mM (+) Lapangan 2687,76 Kg.m 511,95 Kg.m
M (-) Kanan 3300,75 Kg.m 628,71 Kg.mBentang Tengah
M (-) Kiri 3064,98 Kg.m 583,81 Kg.mM (+) Lapangan 1650,38 Kg.m 314,36 Kg.m
M (-) Kanan 3064,98 Kg.m 583,81 Kg.m
Dari hasil momen-momen dapat direncanakan penulangan pelat lantai dengan menggunakan persamaan 23
0..'..7,1
22
uMAsdfyAs
bfc
fy
PENULANGAN PELATRekapitulasi hasil perhitungan tulangan (L1 = 500 cm; L2 = 350 cm)
Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi
M (-) Kiri 10 – 200 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 100 10 – 200
M (-) Kanan 10 – 100 10 – 200Bentang Tengah
M (-) Kiri 10 – 100 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 200 10 – 200
M (-) Kanan 10 – 100 10 – 200
Rekapitulasi hasil perhitungan tulangan (L1 = 350 cm; L2 = 500 cm)
Lokasi Jalur Kolom Jalur TengahBentang Tepi
M (-) Kiri 10 – 200 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 150 10 – 200
M (-) Kanan 10 – 150 10 – 200Bentang Tengah
M (-) Kiri 10 – 150 10 – 200M (+) Lapangan 10 – 200 10 – 200
M (-) Kanan 10 – 150 10 – 200
Analisa Pembebanan Portal
I
II
III
IV
A B C DA’ B’ C’
5 m
5 m
5 m
Perhitungan beban gravitasi yang bekerja pada balok :
3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m
Analisa Pembebanan Portal
Balok induk bentang tengah arah Y (BI-BIV;CI-CIV)
1,75 m 1,75 m 1,75 m 1,75 m1,5 m1,5 m
1,75 m
1,75 m
W
Luas trapesium = 11,375
Berat trapesium = 11,375 W
W = berat persatuan luas
Reaksi tumpuan :
11,375 W / 2 = 5,6875 WMomen maksimum terjadi tepat ditengah bentang, sebesar:
W6,0260
2.41
31. 2
ba
babaQXRM
a
maks
Jika diubah menjadi beban merata, koefisiennya menjadi
WQlQM eqeqmaks 93,18
1 2
Qeq
Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah y Alternatif 1
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
AtapA = D 310,08 105,6B = C 623,39 212,12
LantaiA = D 1.244,12 240B = C 1.617,085 482,5
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
Atap A’ = B’ = C’ 623,39 212,12
Lantai A’ = B’ = C’ 742,085 482,5
Beban Gravitasi Pada Balok Anak Arah y Alternatif 1
Analisa Pembebanan Portal
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
AtapI = IV 376,941 128,37II = III 752,59 542,89
LantaiI = IV 1.298,712 291,75II = III 1.745,855 582,5
Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah x Alternatif 1
Analisa Pembebanan Portal
Perhitungan beban angin
Beban angin diasumsikan dari utara ke selatan karena mengingat bahwa
kolom yang ditinjau pada kolom BI yang mewakili kolom luar dan BII yang
mewakili kolom dalam
Analisa Pembebanan Portal
4872
96
9571
47
23 9470
46
22 9369
45
21 9268
20
44
9167
1943
5 m
4m
4m
4 m
4 m24
7 m 7 m7 m
Beban angin per joint :
19, 91 = 630 kgf
43, 67 = 1260 kgf
20, 92 = 1134 kgf
44, 68 = 2268 kgf
21, 22, 23, 93, 94, 95 = 1008kgf
45, 46, 47, 69, 70, 71 = 2016kgf
24, 96 = 504 kgf
48, 72 = 1008 kgf
Rekapitulasi Design SAP 2000 v.11
Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 1
Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Lantai
AI-DIAIV-DIV
7,92 5,91 8,04 6,03
AII-DIIAIII-DIII
13,86 9,49 14,20 11,36
Atap
AI-DIAIV-DIV
4,93 4,30 5,65 4,52
AII-DIIAIII-DIII
8,82 6,54 10,05 8,04
Lantai
AI-AIVDI-DIV
5,88 2,28 6,03 4,02
BI-BIVCI-CIV
8,60 3,89 10,05 6,03
Rekapitulasi Design SAP 2000 v.11
Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 1
Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Atap
AI-AIVDI-DIV
1,86 1,17 2,26 2,26
BI-BIVCI-CIV
2,87 1,92 3,39 2,26
LantaiA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV
4,04 3,10 4,52 4,52
AtapA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV
2,61 2,18 3,39 2,26
Posisi Kolom Luas tulangan (cm2)Tengah 22,72
Tepi 16,08Tepi Tengah 16,08
Perencanaan Pembesian Kolom Alternatif 1
Perencanaan Alternatif 2
Penentuan Pemilihan Tebal Panel Lantai AAC
Untuk menentukan tebal panel lantai AAC digunakan tabel 7 dengan data sebagai berikut:
•Beban finishing lantai = 105 kg/m2
•Beban hidup lantai gedung = 250 kg/m2
Tebal panel lantai beton ringan AAC sebesar = 150 mm, panjang = 3,47 m dinyatakan sesuai dengan kondisi dari struktur gedung. Maka spesifikasi panel lantai AAC yang digunakan adalah PF350B.
Dimensi balok
Dimensi balok yang direncanakan lebih kecil dibandingkan dengan alternatif 1, yaitu:
b
(cm)
b1 700 38 34 23 23 x 38 30 x 50
b2 700 33 29 20 20 x 33 30 x 50
b3 500 27 23 15 15 x 27 25 x 40
b4 500 24 20 13 13 x 24 25 x 40
b7 500 27 23 15 15 x 27 20 x 35
No.Panjang
(cm)hmin
(cm)
dmin
(cm)( b x h ) ( b x h )rekap
Perencanaan Alternatif 2
PosisiDimensi
(cm2)Pn max (N) Pu (N)
Tengah 45 x 45 2.823.172 1.700.942Tepi 35 x 35 1.707.845 638.737Tepi tengah 35 x 35 1.707.845 1.076.024
Hasil Perencanaan Dimensi Kolom Pada Alternatif 2
Analisa pembebanan
Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah y Alternatif 2
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
AtapA = D 145,92 105,6
B = C 293,36 212,12
LantaiA = D 1.104,96 240
B = C 1.312,055 482,5
Perencanaan Alternatif 2
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
Atap A’ = B’ = C’ 293,36 212,12
Lantai A’ = B’ = C’ 412,055 482,5
Beban Gravitasi Pada Balok Anak Arah y Alternatif 2
Posisi balokJenis beban
DL (kgf / m’) LL (kgf/m’)
AtapI = IV 177,384 128,37II = III 354,16 542,89
LantaiI = IV 1.124,155 291,75II = III 1.372,455 582,5
Beban Gravitasi Pada Balok Induk Arah x Alternatif 2
Perencanaan Pembesian Balok Alternatif 2
Rekapitulasi design SAP 2000 v.11
Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Lantai
AI-DIAIV-DIV
8,44 5,66 8,52 5,68
AII-DIIAIII-DIII
14,08 9,51 14,20 11,36
Atap
AI-DIAIV-DIV
4,28 3,67 4,52 4,52
AII-DIIAIII-DIII
8,03 5,66 8,04 6,03
Lantai
AI-AIVDI-DIV
7,17 3,04 7,70 4,62
BI-BIVCI-CIV
9,98 3,25 10,05 6,03
Atap
AI-AIVDI-DIV
1,83 1,04 2,26 2,26
BI-BIVCI-CIV
2,76 1,69 3,39 2,26
Rekapitulasi design SAP 2000 v.11
Posisi balokLuas tulangan (cm2) Rekapitulasi luas (cm2)
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
LantaiA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV
3,51 2,66 4,52 3,39
AtapA’I-A’IVB’I-B’IVC’I-C’IV
2,18 1,95 2,26 2,26
Posisi Kolom
Luas tulangan (cm2)
Tengah 22,72
Tepi 16,08
Tepi Tengah 16,08
Luas Tulangan Kolom Alternatif 2
Rekapitulasi design untuk 2,3 dan 4 lantai
Dimensi dan Penulangan Kolom untuk 2 lt
Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2
Tengah
Dimensi 40 x 40 cm2 30 x 30 cm2
Tulangan 8 – d14 8 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi
Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2
Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi tengah
Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Dari Lampiran B
Dimensi dan Penulangan Balok untuk 2,3 dan 4 lt pada alternatif 1 dan 2 tidak berubah karena pembebanan pada balok tidak berubah.
Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2
Tengah
Dimensi 40 x 40 cm2 35 x 35 cm2
Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi
Dimensi 30 x 30 cm2 35 x 35 cm2Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi tengah
Dimensi 30 x 30 cm2 35 x 35 cm2Tulangan 8 – d16 8 – d14Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Rekapitulasi design untuk 2,3 dan 4 lantaiDimensi dan Penulangan Kolom untuk 2 lt
Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2
Tengah
Dimensi 40 x 40 cm2 30 x 30 cm2
Tulangan 8 – d14 8 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi
Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2
Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Tepi tengah
Dimensi 30 x 30 cm2 30 x 30 cm2Tulangan 8 – d14 12 – d12Sengkang d10 – 100 d10 – 100
Dari Lampiran B
Dimensi dan Penulangan Kolom untuk 3 lt
NO Uraian Pekerjaan Harga
1 Pengecoran K-300 Rp 262.671.651
2 Pekerjaan bekesting Rp 739.002.721
3 Pekerjaan penulangan Rp 411.690.179
Total Rp 1.413.364.551
NO Uraian Pekerjaan Harga
1 Pengecoran K-300 Rp 111.566.303
2 Pekerjaan bekesting Rp 332.697.803
3 Pekerjaan penulangan Rp 221.142.082
4 Pekerjaan panel lantai AAC Rp 773.140.720
Total Rp 1.438.546.908
Rencana Anggaran Biaya
Intepretasi
Intepretasi
NO Gedung Alternatif 1 Alternatif 2
1 2 lantai Rp 521.927.767 Rp 563.521.846
2 3 lantai Rp 812.410.793 Rp 854.719.135
3 4 lantai Rp 1.102.284.345 Rp 1.147.316.122
4 5 lantai Rp 1.413.364.551 Rp 1.438.546.908
Rencana Anggaran Biaya
Intepretasi
Simpulan Dan Saran
• Alternatif 1 lebih ekonomis dibandingkan alternatif 2 namun dari grafik perbandingan selisih biaya alternatif 1 dan 2 dari tingkat 4 ke tingkat 5 terjadi penurunan selisih biaya dari Rp. 45.031.777 menjadi Rp. 25.182.357
• Hasil perhitungan untuk sebuah struktur yang awalnya menggunakan pelat sistem konvensional setelah diganti dengan menggunakan panel lantai beton ringan aerasi menunjukkan adanya pegecilan ukuran penampang
• Kombinasi pembebanan yang berpengaruh besar terhadap perencanaan struktur adalah kombinasi pembebanan 1,2 DL + 1,6 LL.
• Kenaikan pekerjaan pelat lantai yang diikuti dengan penurunan pekerjaan kolom dan balok dapat saling menutupi dan bahkan menjadi semakin ekonomis pada konstruksi gedung bertingkat 5 keatas.
Simpulan
Simpulan Dan Saran
Untuk penelitian lebih lanjut
• Hendaknya perlu dibahas mengenai perbandingan struktur bagian bawah antara kedua alternatif
• Disarankan untuk rencana anggaran biaya membahas mengenai biaya terhadap waktu, seperti penyewaan alat kerja, upah tenaga kerja berdasarkan lama waktu kerja menggunakan network planning
• Untuk penelitian yang sejenis perbandingannya disarankan berdasarkan suatu proyek yang telah ada.
• Sebagai alternatif tambahan Alternatif 2 dapat dikombinasikan dengan penggunaan blok beton ringan aerasi sebagai dinding pada struktur.
Saran